LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA
Transcript of LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA
LAPORAN AKHIR TAHUN
PENELITIAN DOSEN PEMULA
STUDI KOMPARASI BAHASA MELAYU DELI DENGAN BAHASA INGGRIS PADA
TINDAK TUTUR ILOKUTIF KOMUNIKASI UJARAN BERBASA-BASI
Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun
Oleh :
Fatimah Sari Siregar, S.Pd., M.Hum 0111098402 (Ketua)
Aisiyah Aztry, S.Pd., M.Pd 0111098602 (Anggota)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
OKTOBER 2017
Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra) Inggris
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ................................................................................................. 1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 2
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
1.4. Target Luaran ........................................................................................... 3
1.5. Rencana Target Capaian ........................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 4
2.1. Ujaran Berbasa Basi……………………………. ..................................... 4
2.2. Basa Basi Dalam Tindak Tutur Ilkousi ..................................................... 6
2.3. Penelitian Yang relevan ............................................................................ 8
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian ........................................................................................ 10
3.2. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 10
3.2.1. Penelitian Pustaka .................................................................................. 10
3.2.2. Penelitian Lapangan ............................................................................... 10
3.2.2.1. Metode Simak ..................................................................................... 10
3.2.2.1.1 Teknik Rekam ................................................................................... 10
3.2.2.1.2. Teknik Catat ..................................................................................... 11
3.3. Sumber Data.............................................................................................. 11
3.4. Teknik Analisis Data................................................................................. 11
BAB IV. HASIL YANG TELAH DICAPAI ............................................... 12
BAB V. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA....................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
RINGKASAN
Tujuan jangka panjang dalam penelitian ini adalah bahasa melayu dapat terus dilestarikan dan
dikembangkan secara keilmuan dan kebahasaan sehingga sejajar dengan bahasa daerah lainnya.
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk kategori ujaran
berbasa basi dalam tindak tutur ilokutif dalam bahasa melayu deli dan bahasa Inggris serta
mendeskripisikan makna ujaran berbasa basi dalam bahasa melayu deli dan bahasa Inggris.
Target luaran dalam penelitian ini adalah Artikel ilmiah yang akan dipublikasikan dalam jurnal
nasional tidak terakreditasi BAHTERA ISSN. 2086-8898, UMSU, dan proceeding yang akan di
seminarkan dalam konferensi internasional. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif komparatif. Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer yaitu
data dari kategori dan makna tindak tutur ilokutif ujaran berbasa basi melayu deli dan bahasa
Inggris. Penelitian ini dilakukan dengan mendapatkan, mempelajari dan menganalisis data-data
yang berhubungan dengan penelitian ini. Untuk memperoleh data dalam penelitian, peneliti
menggunakan metode simak dengan teknik rekam dan teknik catat.
Kata kunci: tindak tutur ilokutif, ujaran berbasa basi, bahasa Melayu Deli, bahasa Inggris.
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan karena atas izin Allah SWT penelitian mengenai “Studi Komparasi
Bahasa Melayu Deli Dengan Bahasa Inggris Pada Tindak Tutur Ilokutif Komunikasi
Ujaran Berbasa-Basi“ dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang direncanakan. Kegiatan
penelitian ini merupakan realisasi dari Penelitian Dosen Pemula dengan surat perjanjian No.
296/II.3-AU/UMSU-LP2M/C/2017.
Laporan Penelitian ini merupakan laporan akhir kegiatan penelitian tersebut, yang mencakup
perencanaan yang telah disajikan pada Usulan Penelitian dan kemudian dilengkapi dengan
berbagai data yang dilakukan oleh peneliti.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Kemenristek Dikti, Rektor Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara dan LP2M UMSU yang telah memberikan dukungan terhadap
pelaksanaan penelitian. Akhir kata, peneliti menyadari bahwa dengan segala kondisi yang
dihadapi, laporan akhir penelitian ini masih perlu penyempurnaan. Harapan kami semoga
kiranya ketidaksempurnaan tersebut akan dilengkapi dengan berbagai penelitian lanjutan di masa
mendatang.
Medan, Oktober 2017
Peneliti
Fatimah Sari Siregar, M.Hum
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Budaya merupakan simbol peradaban. Apabila sebuah budaya luntur dan tidak lagi
dipedulikan oleh sebuah bangsa, peradaban bangsa tersebut tinggal menunggu waktu untuk
punah. Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki keberagaman
suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia meliliki lebih dari 300 suku bangsa.
Setiap suku bangsa memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
Budaya dari suku negara Indonesia banyak diakui oleh negara lain sebagai suku negara
mereka penyebabnya tidak lain karena rendah pengetahuan serta sedikitnya minat untuk
mengetahui budaya sendiri. Modernisasi membuat budaya bahkan suku asli di kota-kota besar
mulai dilupakan termasuk di kota Medan. Daerah yang didominasi suku Batak tersebut mulai
melupakan salah satu suku yang membangun kota besarnya itu yaitu Suku Melayu Deli yang
memiliki bahasa khas tersendiri.
Penelitian terhadap bahasa melayu deli masih langka, sehingga peneliti tertarik untuk
melestarikan dan mengembangkan bahasa Melayu deli sejajar dengan bahasa daerah lainnya.
Penelitian tentang komunikasi fatis atau biasa yang dikenal dengan ujaran berbasa basi dalam
masyarakat Melayu Deli belum pernah ada yang meneliti. Selain itu, jika dikaji lebih lanjut
kategori fatis ini merupakan hal yang subtansial dalam proses komunikasi, hal ini sama
kedududukannya dengan kelas kata yang lainnya. Posisi yang dimaksud di sini adalah pertama,
kategori fatis merupakan kategori yang paling sering muncul dalam komunikasi, khususnya
dalam komunikasi lisan. Kedua, kategori fatis secara pragmatik adat dan tata krama. Ketiga,
komunikasi fatis bukan hanya bukan hanya kumpulan kata, frasa, atau kalimat yang tidak
bermakna, melainkan secara pragmatik merupakan sesuatu yang memiliki fungsi yang sangat
besar dalam masyarakat untuk menjaga kestabilan sebuah komunikasi.
Penggunaan fatis dalam komunikasi Bahasa Inggris juga sering digunakan, hanya saja
sebagai penutur target (P2) kerap tidak meyadarai bahwa telah menggunaan ujaran berbasa basi
dalam berkomunikasi dua arah yaitu ketika memberikan informasi untuk melakukan sesuatu
(Ilokutif). Ilokutif adalah tuturan yang bukan hanya memberikan informasi tetapi juga tuturan
tersebut mempunyai efek untuk melakukan sesuatu (Ibrahim dalam tim PPPBI, 1993:16). Hal
1
ini juga menjadi ketertarikan penulis untuk mengkaji bagaimana kategori dan makna ujaran
berbasa basi dalam komunikasi ilokutif antara bahasa melayu Deli dengan Bahasa Inggris.
1.2. Rumusan Masalah
Fungsi bahasa yang merupakan komunikasi untuk menguatkan atau menjaga kontak antara
petutur dengan penerima pesan. Kata-kata seperti “Halo” atau “Anda mendengarkan saya?”
melalui telepon, intinya untuk menjalin hubungan adalah fungsi fatis atau berbasa basi. Kamus
Umum Bahasa Indonesia (KBBI) (2002:110) menjelaskan basa-basi yaitu ungkapan yang
digunakan hanya untuk sopan santun dan tidak untuk menyampaikan informasi. Jadi, dalam
basa-basi tidak ada informasi yang penting yang ingin disampaikan, tapi supaya petutur dan
mitra tutur bersedia berbicara satu sama lain, merasa senang melihat orang lain, dan sebagainya.
Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana mendeskripsikan bentuk
kategori ujaran berbasa basi dalam tindak tutur ilokutif dalam bahasa melayu deli dan bahasa
Inggris, (2) mendeskripsikan makna ujaran berbasa basi dalam bahasa melayu deli dan bahasa
Inggris.
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah ujaran berbasa basi pada tindak tutur ilokutif
dalam bahasa Melayu Deli dan Bahasa Inggris.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah: (1) untuk mendeskripsikan bentuk kategori ujaran berbasa basi
dalam tindak tutur ilokutif dalam bahasa melayu deli dan bahasa Inggris, (2) untuk
mendeskripisikan makna ujaran berbasa basi dalam bahasa melayu deli dan bahasa Inggris.
1.4. Target Luaran
Target luaran dalam penelitian ini adalah:
1. Artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal PEDAGOGI.
2. Proceeding yang di seminarkan dalam Seminar Antar Bangsa Pendidikan Bahasa, Sastra
dan Budaya Melayu 2017 pada tanggal 29-30 Nopember 2017 di Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
2
1.5. Rencana Target Capaian
N
o
Jenis Luaran Indikator Capaian
kategori Sub ketegori Tambahan TS TS+1 TS+2
1. Artikel Ilmiah Internasional
bereputasi
Nasional
Terakreditasi
Nasional tidak
Terakreditasi
√
2. Artikel Ilmiah dimuat di
prosiding
Internasional
Terindeks
Nasional √
3.
Invited Speaker dalam temu
ilmiah
Internasional
Nasional
4
.
Visiting lecturer Internasional
5
.
Hak Kekayaan Intelektual
(HKI)
Paten
Paten
Sederhana
Hak Cipta
Merek
Dagang
Rahasia
Dagang
Desain
Produk
Industri
Indikasi
geografis
Perlindungan
varietas
tanaman
Perlindungan
Topografi
Sirkuit
Terpadu
6
.
Teknologi Tepat Guna
7 Model/Purwarupa/Desain/Karya Seni/
rekayasa Sosial
8
.
Buku Karya (ISBN)
9
.
Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT)
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ujaran Berbasa basi
Menurut Abdul Chaer dan Leonie Agustina (2004:16) ungkapan ungkapan yang
digunakan dalam fatik atau yang kita kenal dengan basa-basi, biasanya sudah berpola tetap,
seperti pada waktu berjumpa, pamit, membicarakan cuaca, atau menanyakan keadaan keluarga.
Ungkapan-ungkapan yang digunakan tidak dapat diartikan atau diterjemahkan secara harfiah.
Misalnya, dalam bahasa Inggris ungkapan How do you do ?, How are you?, Here you are!, dan
Nice day.; dalam bahasa Indonesia ada ungkapan seperti Apa kabar?, Bagaimana anakanak?,
Mau kemana nih ?, dan sebagainya.
Kategori fatis adalah suatu gagasan yang secara umum tidak berfungsi memberikan
informasi dan tidak untuk menyampakan ide atau gagasan Hal ini, sesuai yang dikemukan
Malinowsky (1923:314) dalam tulisannya The Problem of Meaning in Primitive Language (
1923:35) dengan istilah “ Phatic Communion” yang diambil dari Dubois (2002:232) yaitu suatu
jenis ujaran yang mengikat satu kesatuan yang diciptakan dengan pertukaran kata-kata belaka
dan kategori fatis digunakan sebagai bentuk untuk menunjukkan rasa tidak suka, atau yang tidak
menjelaskan peristiwa, serta komentar atas sesuatu yang sudah jelas. Selain itu, Sutami
(2004:52) fatis merupakan aspek prilaku berbahasa yang hanya memantapkan dan memelihara
perasaan solidaritas sosial yang berfungsi sebagai pembuka pembicaraan untuk mendapatkan
informasi yang diinginkan.Dengan demikian, fatis cendrung menghubungkan kata dalam struktur
bahasa dengan kata dalam pemakaian. Penghubung struktur bahasa dengan pemakaian bahasa
disebut pragmatic. Cruse dalam Sutami (2004:50) menyatakan bahwa kategori fatis merupakan
kata gramatikal ataupun kata fungsional dengan kata fungsional dengan ciri-ciri sebagai berikut:
(a) tidak memiliki akar yang jelas, (2) Tidak memiliki otonomi semantis, (c) merupakan kata
fungsional.
Sutami (2004:61) memberikan contoh pemakaian fatik pada orang Jawa yaitu dengan
ucapan “Mangga” atau dengan kalimat tanya “Badhe Tindak Pundi”. Dalam habasa melayu
Tunggu dulu a!’ (1b) ‘Tunggu dulu!’ . Dari pemaparan para ahli mengenai basa-basi dapat
disimpulkan bahwa penggunaan suatu bahasa tidak akan lepas dari basa-basi, namun berbeda
kadar peggunaannya. Penggunaan paling besar dalam percakapan yang bertujuan memelihara
4
komunikasi, dimana ungkapan itu hanya untuk bersopan santun dan tidak untuk menyampaikan
informasi.
Basa-basi murni yaitu ungkapan-ungkapan yang dipakai secara otomatis sesuai dengan
peristiwa tutur yang muncul, maksudnya apa yang diucapkan oleh penutur selaras dengan
kenyataan. Kata kata yang dipakai hampir sama misalnya : selamat siang, selamat datang
mengucapkan terimakasih, pamit, dll. Sedangkan basa-basi polar yaitu tuturan yang berlawanan
dengan realitasnya, dimana orang harus memilih tuturan yang tidak sebenarnya untuk
menunjukkan hal yang lebih sopan. Berikut ini contoh pemakaian basa-basi murni
(1) Karyawan : “Selamat siang pak. Ada yang bisa saya bantu?”
Direktur : “Siang. Mana data yang saya minta diserahkan hari ini?.
Konteks : seorang karyawan memasuki ruang direkturnya.
Basa-basi tersebut termasuk basa-basi murni karena digunakan saat berjumpa. Tuturan yang
dipakai adalah selamat siang. Ungkapan selamat siang dipakai secara otomatis sesuai dengan
peristiwa tutur yang muncul yang menandai realitas siang.
Selain itu, Kridalaksana (2007: 111) mengemukakan ciri dari kategori fatis dalam bahasa
Indoensia yaitu, (a) perihal tugas atau fungsi (kategori fatis berfungsi memulai,
mempertahankan, dan mengukuhkan pembicaraan dan mitara bicara, (b) perihal konteks
(biasanya ditemukan dalam dialog atau wawancara bersambutan), (c) sebagai ciri (kebanyakan
kategori fatis digunakan dalam ragam lisan, yang digunakan dalam kalimat nonstandard yang
banyak mengandung unsur-unsur daerah atau dialek regional, (d) perihal posisi dalam kalimat
dapat ditemukan di awal, di tengah, dan akhir kalimat, (e) perihal wujud dapat berbentuk bebas
atau berwujud terikat, dan (f) perihal bentuk dan jenis (dapat berupa partikel, kata, dan frase
fatis).
Kridalaksana (2007; 111) memberikan penjelasan terperinci tentang makna kategori fatis,
untuk kata fatis antara lain: (1) menekankan rasa penolakan atau acuh tak acuh (misalnya, Ah
masa sih!), (2) menekankan ajakan (ayo kita pergi!) (3) pemaksaan dengan membujuk (misalnya,
makan deh, jangan malu-malu!), (4) member persetujuan (misalnya, boleh deh), (5) memberi
garansi (makanan dia enak deh), (6) sekedar penekanan (misalnya saya benci deh ma dia), (7)
menghaluskan perintah (misalnya, jalannya cepatan dong), (8) menekankan kesalahan kawan
bicara (misalnya, yah, segitu sih, mahal dongbang!), (9) menekankan pengakuan kesalahan
pembicara (eh, iya ding salah!), (10) memulai dan mengukuhkan pembicaraan ditelpon
5
(misalnya, halo, 54789!), (11) menyalami kawan bicara yang dianggap akrab (misalnya, halo
Martha), (12) menekankan pembuktian (misalnya, kan, dia sudah tau?), (13) menekankan
perintah (misalnya, cepetan kek, kenapa?), (14) menggantikan kata saja (misalnya, elu kek yang
pergi!), (15) menekankan perincian (misalnya, elu kek, gue kek, sama saja), (16) menekankan
alasan dan pengingkaran (misalnya, saya cuma melihat saja kok), (17) menekankan kepastian
(misalnya, saya juga mau lho), (18) menekankan ajakan (misalnya, mari makan), (19)
menekankan kalimat imperative (misalnya, tutuplah pintu itu!), (20) meminta kawan bicara
untuk mengalihkan perhatian ke hal lain (misalnya, nah, bawalah uang ini dan belikan aku nasi
sebungkus), (21) menonjolkan bagian konstituen tertentu pada kalimat (misalnya, membaca pun
ia tidak bis), (22) ungkapan selamat untuk kawan (misalnya, selamat ya), (23) menggantikan
tugas –tah dan -kah (misalnya, apa sih malunya tuh orang), (24) bermakna “memang” atau
“sebenarnya” (misalnya, bagus sih bagus, cuma mahal ama), (25) menekankan alas an (misalnya,
Abis, gatot dipukul sih!), (26) menguatkan maksud (misalnya, saya toh tidak merasa bersalah),
(27) mengukuhkan atau membenarkan apa yang ditanyakan kawan bicara (misalnya, ya, tentu
saja), (28) meminta persetujuan (misalnya, jangan pergi ya), (29) mengungkapkan keragu-raguan
(misalnya, yah, apa aku bisa melakukannya?). Adapun, untuk fungsi frase fatis Kridalaksana
menyatakan beberapa hal, yaitu memulai dan mengakhiri interaksi (misalnya selamat pagi),
ucapan terima kasih, memulai interaksi, mengakhiri interaksi, membalas kawan bicara, dan
ucapan ketika menerima tawaran.
2.2. Basa-basi dalam Tindak Tutur Ilokusi
Tindak tutur “speech act” menjelaskan bahwa dalam mengatakan sesuatu seharusnya
orang juga melakukan sesuatu. Pada waktu seseorang mengatakan “maaf saya terlambat” maka
orang tersebut tidak hanya mengatakan saja tapi juga melakukan (perbuatan) terlambat. Suatu
tindak tutur memiliki makna yaitu dapat berupa lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Lokusi adalah
tuturan yang hanya menginformasikan sesuatu. Perlokusi adalah tuturan yang bukan hanya
menginformasikan sesuatu tapi juga untuk mempengaruhi. Sedangkan Ilokusi adalah tuturan
yang bukan hanya untuk memberikan informasi tapi juga agar tuturan itu mempunyai efek untuk
melakukan sesuatu.
Taksonomi tindak ilokusi di atas mencakup tindak tutur konstantif (constantif), direktif
(directives), komisif (comissives), dan acknowledgements. Konstantif merupakan ekspresi
6
kepercayaan yang dibarengi dengan ekspresi maksud sehingga mitratutur membentuk atau
memegang kepercayaan yang serupa. Berbeda dengan konstantif, direktif mengekspresikan sikap
penutur terhadap tindakan prospektif oleh mitratutur dan kehendaknya terhadap tindakan
mitratutur. Sedangkan komisif (comissive) mengekspresikan kehendak dan kepercayaan penutur
sehingga ujarannya mengharuskannya untuk melakukan sesuatu. Yang termasuk dalam komisif
adalah promisses dan offers. Sedangkan acknowledgements mengekspresikan perasaaan
mengenai mitra tutur atau –dalam kasus-kasus di mana ujaran berfungsi secara formal, kehendak
penutur bahwa ujarannya memenuhi kriteria harapan sosial untuk mengekspresikan perasaaan
dan kepercayaan tertentu seperti itu. Yang termasuk dalam acknowledgements adalah apologize,
condole, congratule, greet, thank, bid, accept, reject.
Basa-basi sebagai pembuka, pembentuk, pemelihara hubungan atau kontak antara
pembicara dengan penyimak masuk dalam klasifikasi acknowledgements. Hal ini dapat dilihat
dari pengertian Acknowledgements yaitu merupakan tuturan yang mengekpresikan perasaan
mengenai mitratutur atau---dalam kasus-kasus dimana ujaran berfungsi formal, kehendak
penutur bahwa ujarannya memenuhi kriteria harapan sosial untuk mengekspresikan perasaan dan
kepercayaan tertentu seperti itu. Ibrahim, tim PPPBI (1993:37) menjelaskan Acknowledgements
itu sering disampaikan bukan karena perasaan yang benar-benar murni tetapi karena ingin
memenuhi harapan sosial sehingga perasaan itu perlu diekspresikan. Maksudnya basa-basi
berfungsi hanya untuk sopan santun saja.
Jumanto (2006:89-90), mengemukakan bahwa terdapat dua belas ungkapan fatis, yaitu:
a. Untuk memecahkan kesenyapan atau keharusan untuk mengatakan sesuatu;
b. Untuk memulai percakapa atau membuka kontak;
c. Untuk melakukan percakapan secara relative tidak terpusat
d. Untuk melakukan gossip;
e. Untuk menjaga agar percakapan tetap berlangsung;
f. Untuk mengungkapkan solidaritas;
g. Untuk menciptakan harmoni;
h. Untuk menciptakan perasaan nyaman;
i. Untuk mengungkapkan empati;
j. Untuk mengungkapkan persahabatan;
k. Untuk mengungkapkan pernghormatan dan rasa hormat; dan
7
l. Untuk mengungkapkan kesantunan
Dalam tindak tutur ilokutif, Kridalaksana (2007:119) menjelaskan frase fatis, yaitu:
(1) Frase yang diawali kata selamat dipergunakan untuk memulai dan mengakhiri interaksi
antara pembicara dan kawan bicara sesuai dengan keperluan dan situasi.
(2) Frase terima kasih digunakan setelah pembicara merasa mendapatkan sesuatu dari kawan
bicara.
(3) Frase turut berduka cita digunakan sewaktu pembicara menyampaikan bela sungkawa.
2.3. Basa-basi sebagai fenomena pragmatik
Abdul Chaer dan Leonie Agustina (2004:16) menjelaskan bahwa ungkapan-ungkapan
yang digunakan dalam fatik atau yang dikenal dengan basa-basi, biasanya sudah berpola tetap,
seperti pada waktu berjumpa, pamit, membicarakan cuaca, atau menanyakan keadaan keluarga.
Ungkapan-ungkapan yang digunakan tidak dapat diartikan atau diterjemahkan secara harfiah.
Misalnya, dalam bahasa Indonesia ungkapan seperti Apa kabar?, Bagaimana kabar keluarga di
rumah?, mau kemana nih, dan sebagainya. Oleh karena itu, penggunaan suatu bahasa tidak akan
lepas dari basa-basi, namun hanya berbeda kadar penggunaannya. Penggunaan paling besar
dalam percakapan yang bertujuan untuk memelihara komunikasi, dimana ungkapan itu hanya
untuk sopan santun dan tidak menyampaikan informasi.
Malinowski (1923:315) dalam jurnal Waridin (2008: Vol I) mendefiniskan phatic
communication sebagai “a type of speech in which ties of union are created by e mere exchange
of word”. Phatic communication mempunyai fungsi social dan digunakan dalam suasana ramah
tamah dan dalam ikatan personal antar peserta komunikasi. Situasi tersebut diciptakan dengan
pertukaran kata-kata dalam pembicaraan ringan, dengan perasaan tertentu untuk membentuk
hidup bersama yang menyenangkan. Masyarakat modern melakukan ramah tamah secara tulus
(pure sociabilities) dan bercakap-cakap dengan ringan.
2.4. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian dari Sailal Arimi
(mahasiswa Prodi Humaniora Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada yang lulus pada
tahun 1998) yang berbentuk tesis dengan Judul Basa-basi Masyarakat Bahasa Indonesia.
Penelitian ini mengupas etnografi basa-basi dalam mayarakat bahasa Indonesia dan jenis-jenis
8
basa-basi dalam bahasa Indonesia. Secara etnografi basa-basi adalah sebagai percakapan rutin,
tegur sapa, sopan santun dan ramah tamah, penjalin solidaritas dan harmonisasi. Berdasarkan
maksudnya dibagi menjadi 24 yaitu salam, perkenalan, sapaaan, konsratulasi, pengharapan,
ajakan, tawaran, himbauan, larangan, rejeksi, persetujuan, penerimaaan, pemakluman, janji,
pujian, penilaian, perendahan hati, simpati, perhatian, pengingatan kembali, apologi, persilahan,
terimakasih, dan berpamitan. Selain itu penelitian ini juga meneliti kekhasan kebiasaan
berbahasa dan pemakaian basa-basi berdasarkan subkultur pada masyarakat bahasa Indonesia.
Sedangkan penelitian Basa-basi Bahasa Prancis Drama Les Justes Karya Albert Camus lebih
pada kajian pragmatik. Selain itu penelitian ini menekankan jenis dan fungsi tuturan basa-basi
Sementara itu, pada penelitian Gerry Thaufik dengan judul Fatis dalam Bahasa Melayu
Kampar Kiri Kabupaten Kampar, memaparkan tentang Jenis kategori fatis dalam bahasa Melayu
Riau dialek Kampar Kiri. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa kategori fatis dalam bahasa
Melayu Riau dialek Kampar Kiri dibagi atas segi makna, distribusi, dan fungsi.
Berdasarkan uraian penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa penelitian ini belum
pernah dilakukan sehingga layak untuk dilaksanakan.
9
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan Penelitian ini adalah: (1) untuk mendeskripsikan bentuk kategori ujaran berbasa basi
dalam tindak tutur ilokutif dalam bahasa melayu deli dan bahasa Inggris, (2) untuk
mendeskripisikan makna ujaran berbasa basi dalam bahasa melayu deli dan bahasa Inggris.
Manfaat penelitian dilihat dari dua sisi, yaitu secara teoritis dan praktis. Secara teoritis
penelitian ini bermanfaat dalam linguistik, ujaran basa basi adalah alat untuk interaksi sosial bagi
orang lain. Ini adalah untuk membangun hubungan baik antara anggota masyarakat yang sama.
Ucapan basa basi meliputi salam, perpisahan, formula sopan seperti "terima kasih," "Anda
dipersilahkan," "permisi," Bila ini tidak benar-benar menimbulkan kesan atau ekspresif. Dari
penjelasan sebelumnya, semoga penelitian ini bisa memberi kontribusi pengetahuan bagi peneliti
lain yang menganalisa tentang ujaran basa basi dalam berbagai bahasa. Secara praktis, temuan
penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi sarjana yang ingin melanjutkan penelitian lebih lanjut
tentang ujaran basa basi pada umumnya sampai khususnya. Dengan demikian, penelitian ini
memberi pembaca pembaca untuk mengetahui tentang ujaran basa basi dalam bahasa melayu
deli dan bahasa Inggris yang dapat memberi banyak informasi, baik benar atau salah dan dengan
demikian tunduk pada validasi empiris. Studi ini juga akan membantu penulis untuk mendeteksi
lebih banyak fungsi yang digunakan dalam ujaran basa basi.
10
BAB IV
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif komparatif.
3.2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dapat diuji kebenarannya dalam suatu peneltian digunakan
beberapa metode penelitian yaitu:
3.2.1. Penelitian Pustaka
Penelitian pustaka dimaksudkan sebagai langkah pertama untuk memperoleh data
sekunder dan prinsip-prinsip ilmiah yang dianggap mempunyai hubungan dengan permasalahan.
Penelitian pustaka dilakukan dengan cara mengkaji teori utama pendapat dalam berbagai sumber
yang relevan. Teknik dilakukan secara library research maupun internet research untuk
menambah wawasan dan informasi tentang masalah yang dikaji, guna mendukung data-data
sekunder yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.2.2. Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer yaitu data tindak tutur
ilokutif ujaran berbasa basi bahasa Melayu Deli dan Bahasa Inggris secara kategori dan makna.
Untuk memperoleh data tersebut, digunakan metode dan teknik sebagai berikut:
3.2.2.1. Metode Simak
Dalam metode ini dilakukan penyimakan terhadap tindak tutur ilokutif komunikasi ujaran
berbasa basi Bahasa Melau Deli dan Bahasa Inggris secara kategori dan makna. Dalam metode
simak ini, digunakan beberapa teknik yaitu:
3.2.2.1.1. Teknik rekam
Setelah dilakukan penyimakan terhadap objek yang diamati, kemudian dilakukan
perekaman terhadap tuturan ilokutif ujaran berbasa basi dalam bahasa Melayu Deli dan bahasa
Inggris.
11
3.2.2.1.2. Teknik Catat
Setelah perekaman, teknik selanjutnya adalah teknik catat. Teknik catat dilakukan untuk
mencatat kategori dan makna dalam tindak tutur ilokutif ujaran berbasa basi bahasa Melayu Deli
dan bahasa Inggris.
3.3. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku-buku acuan dan tulisan ilmiah lainnya.
b. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan penutur kedua
bahasa, yaitu keluarga Kesultanan Deli untuk penutur bahasa Melayu Deli dan native
speaker dari Amerika yaitu Mr. Sheridan Honore untuk penutur bahasa Inggris.
3.4. Teknik Analisis Data
Teknik dalam menganalisis data yang diperoleh digunakan metode komperatif, yaitu
memperbandingkan serta menganalisis data sebagaimana adanya.
BAB V
HASIL YANG TELAH DICAPAI
12
Bab ini berisi uraian (1) deskripsi data dan (2) pembahasan. Deskripsi data berupa tuturan
lisan antar keluarga masyarakat melayu deli dan tuturan daily conversation dalam bahasa
Inggris. Pada bagian pembahasan berisi uraian atau bahasan dari data yang telah dideskripsikan
ada bagian deskripsi data. Kedua hal tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.
1. Deskrispsi data ujaran fatis bahasa melayu deli
Suku Melayu Delli berbicara dalam bahasa Melayu Deli. Sekilas bahasa Melayu Deli mirip
dengan bahasa Indonesia dengan logat melayu yang kental dan pengucapan yang lebih singkat
dan cepat. Pada beberapa tempat, bahasa Melayu Deli menggunakan dialek “e” mirip bahasa
Maye-Maye dan bahasa Malaysia.
Table 4.1. Ujaran bahasa Melayu Deli
No. Bahasa Indonesia Bahasa Melayu Deli (Ujaran Fatis)
1. Senang Suke, bahagie, puas, gembire,
cinte, bangge, lege,sejahtere
2. Sedih Susah, duke, gundah, saket,
gelisah, merane, terenguh, leteh
3 Marah Geram, palak, kesal
4 Malu Riseh, segan, canggung
5 Takut Ngeri, tekimput, gamang, tesiau
6 Benci Iri,hambar, jijik
Berdasarkan data terlihat bahwa ujaran bahasa melayu Deli dalam masyarakat menjadi tradisi
lisan yang terus digunakan. Dalam hal ini, masyarkat melayu deli menggunakan ekspresi emosi
dalam tindak tutur verbal. Emosi masyarkat melayu digunakan untuk mendidik masyarakat
dalam membentuk karakter yang berakhlak dan mempertahankan budaya. Makna emosi dalam
ujaran fatis Melayu Deli memilki makna. Dalam menentukan makna dilakukan pendefinisian
makna berdasarkan ujaran fatis masyarakat melayu deli.
Table 4.1. Makna Ujaran bahasa Melayu Deli
No. Bahasa melayu Deli Makna Bahasa Melayu Deli 13
1. Senang Puas dan lega tanpa rasa susah dan kecewa, betah, berbahagia, suka, gembira, saying,
keadaan baik, mudah, serba mudah.
2. Suke Berkeadaan senang, girang hati, mau, sudi,
rela, menaruh simpati, setuju, menaruh
kasih saying, acak mudah sekali.
3 Bahagie Keadaan atau perasaan senang dan tentram
4 Gembire Suka, bahasia, bangga, senang, riang,
senagn hati, bersuka cita, ria
5 Ikhlas Bersih hati, tulus hati
6 Lega Lapang, luas, tidak sempit, berasa senang,
bersuka cita
7 Enak Sedap, lezat, sehat/segar, nikmat dan
menyenangkan
8 Gemar Suka sekali, sangat menyenagkan
9 Sejahtera Aman sentosa dan makmur
10 Hoji Perasaan hati dalam keadaan suka terhadap
suau benda
11 Gemar Suka sekali
12 Leluase Lapang, bebas, tidak terbatas, berbuat
sesuka hati
13 Dendam Perasaan rindu, menaruh cinta kasih
14 Bangga Besar hati
15 Sedeh Susah hati, sangat pilu
16 Ibe Belas kasihan
17 Terenyuh Sedih sekali
18 Hampe Tidak berisi, kosong, tidak bergairah, tidak
ada hasilnya, tidak berpengetahuan
19 Ngeri Berasa takut atau khawatir
20 Sengsare Kesulitan atau kesusahan hidup, kesukaran
14
21 Geram, palak Marah sekali, merasa kesal
22 Kecewe Tidak berhasil, tidak puas
23 Tekimput Ciut, kecut hati
24 Gamang Merasa takut/ngeri
25 Curige Rasa was-was, khawatir, kurang percaya
Berdasarkan table 4.2 berkenaan dengan makna ujaran bahasa Melayu Deli terlihat bahwa ujaran
bahasa melayu deli memiliki bentuk ungkapan yang menggambar jiwa msayarakat penutur.
1.2. Basa Basi dalam tindak tutur ilokusi Bahasa Melayu Deli
Dari data yang yang ditemukan, maka ditemukan 10 fatis dalam Bahasa Melayu Deli.
1. Salam (greeting); seseorang mengeskpresikan rasa senang karena bertemu teman baru atau
yang sudah lama tidak ketemu. Contoh: Ahoiii…
2. Menekankan pada ajakan; seseorang mengekspresikan ajakan kepada pendengar untuk
mengikuti keinginan petutur. Contoh: Ayo lah…
3. Pujian; seseorang mengekspresikan sebuah penghormatan kepada yang lebih tua. Contoh:
Tenggeken makcik same sedapnye dengan tenggekan emak. (masakan bibi sama enaknya
dengan masakan ibu)
4. Ucapan selamat; seseorang mengekspresikan kegembiraan karena adanya kabar baik.
Contoh: Alhamdulillah, selamat ye, gembire hati emak liat ko.
5. Mengundang; seseorang mengekspresikan harapan baik kepada pendengar untuk mererat
persaudaraan. Contoh: Marilah singgah sebentah, jangan lekas kali.
6. Terima kasih; seseorang mengekspresikan rasa penghormatan dengan tingkat kesantunan
kepada mitra penutur (pendengar). Contoh: A: Alhamdulillah, selamat ye, gembire hati
emak liat ko. B: Terime kaseh mak.
7. Membuktikan; sesorang mengekspresikan pembuktian dengan pendengar. Contoh: yang
datang tidek hame, kan?
8. Menyakinkan, seseorang mengekspresikan sebuah penekanan untuk menyakinkan seseorang.
Contoh: Siape urang tuh, dia kire mude bebahase melayu.
15
9. menekankan kesungguhan; seseorang mengekspresikan kesungguhan dalam pemicaraan.
Contoh: ah, tak ade ape-ape pun.
10. Penolakan; seseorang mengekspresikan penolakan dalam percakapn sehari-hari. Contoh:
Alah, maaf ye.
2. Deskrispsi data ujaran fatis bahasa Inggris
Berikut pengelompokan fatis yang mencakupi bentuk-bentuk ungkapan fatis, yaitu:
1. Interjeksi (interjection), contohnya Oh dear! What’s that?
2. Salam, perpisahan (greeting, farewells), contohnya Good morning, Nauli speaking, can I
help you?
3. Pemarkah wacana (discourse markers), contohnya Yeah, well it’s different.
4. Tanda minta perhatian (attention signals), contohnya Hey hey hey what’s the problem-what’s
the problem?
5. Pemancing respon (response elicitors), contohnya Pat, come over here in about twenty-five
minutes, okey?
6. Respon (responses), contohnya A: Actually, I’m going to need more milk then, if we’re going
to chocolate cake. B: yeah. Alright. Yeah, we got a lot of milk.
7. Peragu (hesitators), contohnya What about that erm, what about that other place that er
timber place on the way to Kilkern, erm we went there,…
8. Terima kasih (thanks), contohnya Here’s your pen, thanks.
9. Pemarkah kesopanan (the politeness marker please), contohnya A: Can I have a bit please?
B: Ask nicely A: Please can I have a bit of Kit Kat?
Fungsi fatis dianalogikan seperti usapan dan belaian disalurkan secara verbal dengan bahasa
yang berfungsi fatis. Berikut adalah contoh fatis dalam percakapan.
A: Hi!
B: Hi!
A: Warm enough forya?
B: Sure is. Looks like rain, though.
A: Well, take care yourself.
B: I’ll be seeing you
16
A: So long
B: So long
Pada contoh percakapan di atas para peserta percakapan merasa puas. Tiap peserta percakapan
menerima empat tanggapan. Pada akhirnya mereka pergi dengan senang setelah mendapatkan
rasa aman.
2.1. Basa Basi dalam tindak tutur ilokusi Bahasa Inggris
Tindak tutur menjelaskan bahwa dalam mengatkan sesuatu seharusnya orang juga
melakukan sesuatu. Lokusi adalah tuturan untuk menginformasikan sesuatu. Basa-basi sebagai
pembuka, pembentuk, pemelihara hubungan atau kontak antara pembicara dengan penyimak
masuk dalam klasifikasi acknowledgement. Hal ini merupakan tuturan yang mengekspresikan
perasaan mengenai mitratutur atau dalam kasus-kasus dimana ujaran berfungsi formal, kehendak
penutur bahwa ujarannya memenuhi kriteria harapan social untk mengekspresikan perasaan dan
kepercayaan tertentu seperti itu. Maksudnya basa-basi berfungsi hanya untuk sopan santun saja.
Berikut tuturan fatis.
1. Apologize (permintaan maaf); apabila seseorang mengekspresikan penyesalan karena telah
melakukan sesuatu yang disesalkan, atau mitra tutur menyikapi ujaran petutur untuk
memenuhi harapan social berupa tuturan meminta maaf. Contoh : we are sorry for our
mistake. (maafkan kesalahan kami.)
2. Condolence (berduka cita); apabila seseorang mengekspresikan simpati karena musibah,
atau mitra tutur menyikapi ujaran petutur untuk memenuhi harapan social berupa tuturan
berduka cita. Contoh: My deep condolences (saya sangat berduka cita).
3. Conratulate (ucapan selamat); apabila seseorang mengekspresikan kegembiraan karean
adanya kabar baik, atau mitra tutur menyikapi ujaran petutur untuk memenuhi harapan
social berupa tuturan mengucapkan selamat. Contoh: Good job! (Selamat).
4. Greet (salam); seseorang mengeskpresikan rasa senag karena bertemu seseorang, atau mitra
tutur menyikapi ujaran petutur untuk memenuhi harapan social berupa tuturan salam.
Contoh: A: Good morning, sir?.
5. Thank (terima kasih; seseorang mengekspresikan terima kasih karena mendapatkan
bantuan atau pendengar menyikapi ujaran petutur untuk memenuhi harapan social berupa
tuturan berterimakasih. Contoh: A: Lets eat! (Mari makan!) B: thanks (terima kasih).
17
6. Bid (mengundang); seseorang mengekspresikan harapan baik ketika sesuatu yang
berhubungan dengan masa depan seseorang akan terjadi atau pendengar menyikapi ujaran
petutur untuk memenuhi harapan social berupa tuturan mengundang. Contoh: “would you
like to have dinner with us, sir?” (maukah anda makan malam bersama kami?”
7. Accept (Menerima); seseorang mengekspresikan penghargaan atau pendengar menyikapi
ujaran petutur untuk memenuhi harapan social berupa tuturan menerima. Contoh: A: I am
sorry, I cant. B: Nevermind
8. Reject (menolak); seseorang mengekspresikan penghargaan atau pendengar menyikapi
ijaran petutur untuk memenuhi harapan social berupa tuturan penolakan. Contoh: A: could
you please drop me to the school? B: Sorry, I cant.
Komponen dan klasifikasi tindak tutur ilokusi tersebut dapat digunakan sebagai factor
pendukung di luar kebahasaan untuk menganalisis basa-basi dalam Bahasa Inggris.
3. Analisa Komperatif Ujaran Berbasa-basi dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Melayu
Tindak tutur ilokusi atau sikap yang terekspresikan, yang digunakan untuk membedakan
tindak-tindak ilokusi yang semuanya homogeny. Tindak itu diidentifikasi oleh maksud-maksud
yang ada dalam tindak itu (pengenalan mitra tutur terhadap sikap yang diekspresikan penutur).
Dalam penelitian ungakapan berbasa-basi, konteks tidak dapat diabaikan. Konteks adalah hal
yang dinamis, bukan statis, yang harus dipahami sebagai lingkungan yang senantiasa berubah,
yang memungkinkan partispan dalam proses komunikasi dapat berinteraksi sehingga ekspresi
linguistik yang digunakan dalam interaksi petutur dan mitra tutur dapat dipahami dengan baik.
Dari analisa data yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat di analisa komperatif
ujaran berbasa basi dalam bahasa melayu deli dan bahasa inggris. Persamaan dalam
menungkapkan berbagai emosi dalam tindak tutur ilokusi berbasa-basi dalam bahasa melayu dan
bahasa inggris memilki variatif. Ujaran basa basi dalam tindak tutur ilokusi bahasa melayu dan
bahasa inggris memiliki maksud sebagai pembuka, pembentuk, pemelihara hubungan atau
kontak antara pembicara dengan penyimak. Dari data yang diperoleh, terlihat bahwa ada
persamaan dan perbedaan ekspresi dalam meyampaikan sesuatu. Dalam ujaran basa-basi tindak
tutur ilokusi bahasa melayu dan bahasa inggris ditemukan sebagai berikut.
18
Table 4.3. analisa komperatif ujaran berbasa basi dalam bahasa inggris dan bahasa
melayu
Fatis dalam Bahasa Melayu Fatis dalam Bahasa Inggris
Salam (greeting); Ahoiii… Apologize; we are sorry for our mistake.
Ajakan; Ayo lah… Condolence; My deep condolences
Pujian; Tenggeken makcik same sedapnye
dengan tenggekan emak
Conratulate; Good job!
Mengundang; Marilah singgah sebentah,
jangan lekas kali
Greet; Good morning, sir?.
Terima kasih; A: Alhamdulillah, selamat ye,
gembire hati emak liat ko. B: Terime kaseh
mak.
Thank; A: Lets eat! B: thanks
Membuktikan; yang datang tidek hame, kan? Bid; “would you like to have dinner with us,
sir?”
Menyakinkan; Siape urang tuh, dia kire mude
bebahase melayu.
Accept; A: I am sorry, I cant. B: Nevermind
menekankan kesungguhan; ah, tak ade ape-
ape pun.
Reject; A: could you please drop me to the
school? B: Sorry, I cant.
Penolakan; Alah, maaf ye.
Analisa komperatif ujaran berbasa basi dalam bahasa Inggris dan bahasa Melayu dapat di
kriteriakan sebagai berikut:
1. Ujaran basa basi dalam tindak tutur ilokusi bahasa melayu dan bahasa inggris adalah
mengomentari sesuatu yang sudah jelas dan nyata, menciptakan ikatan sosial bermasyarakat
yang harmonis dengan semata-mata bertukar kata-kata.
19
2. Menjaga hubungan sosial masyarakat agar tetap baik, diantaranya dengan basa-basi yang
tidak membutuhkan jawaban atau tanggapan sesuai dengan isi ujaran dan menjaga agar
komunikasi tetap terjaga secara berkesinambungan.
3. Menarik perhatian kawan untuk berbicara atau menjaga agar kawan tetap memberikan
perhatian kepada pembaca.
20
BAB V
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Menambah referensi dalam ujaran berbasa basi melayu deli dalam speech act
Menemukan sebuah model dalam sosiolinguistik kajian ujaran berbasa basi
Menerapkan sebuah model sosiolinguistik kajian ujaran berbasa basi
21
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Analisa komperatif ujaran berbasa basi dalam bahasa Inggris dan bahasa Melayu dapat di
kriteriakan sebagai berikut:
1. Ujaran basa basi dalam tindak tutur ilokusi bahasa melayu dan bahasa inggris adalah
mengomentari sesuatu yang sudah jelas dan nyata, menciptakan ikatan sosial bermasyarakat
yang harmonis dengan semata-mata bertukar kata-kata.
2. Menjaga hubungan sosial masyarakat agar tetap baik, diantaranya dengan basa-basi yang
tidak membutuhkan jawaban atau tanggapan sesuai dengan isi ujaran dan menjaga agar
komunikasi tetap terjaga secara berkesinambungan.
3. Menarik perhatian kawan untuk berbicara atau menjaga agar kawan tetap memberikan
perhatian kepada pembaca.
SARAN
Sehubungan dengan kesimpulan, saran adalah tahap sebagai berikut
1. Disarankan kepada mahasiswa dan peneliti bidang sosiolinguistik untuk mendalami kajian
fatis. Hal ini bisa diaplikasikan dalam menulis dan berbicara dengan baik kepada masyarakat.
2. Juga disarankan untuk lebih memahami tentang jenis dan fungsi ujaran fatis dalam berbagai
bahasa.
DAFTAR PUSTAKA
Kamus besar bahasa Indonesia. 2002. Departemen pendidikan nasional edisi ke-3. Balai pustaka.
Jakarta: gramedia.
Arimi, Sailal. 2006. Ihwal Metode Penelitian Sosiolinguistik. Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas
Ilmu Budaya, UGM.
Chaer, Abdul, Leoni agustina. 2004. Sosiolingiustik: perkenalan awal. Jakarta:Rineka cipta.
Cruse, Alan. 2004. Meaning in Language: an Introduction to Semantics and Pragmatics (edisi
kedua). New York: Oxford University Press.
Dubois, M.J. 2002. Kamus Linguistik Tuturan Fatik. TATM.
Jumanto. 2006. Komunikasifatis di Kalangan Penutur Jati Bahasa Inggris. Disertasi doctor
Universitas Indonesia: tidak diterbitkan
Kridalaksana, Harimurti. 2007. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit PT
Gramedia.
Sutami, Hermina. 2004. Ungkapan Fatis dalam Pelbagai Bahasa.Depok: Fakultas Pengetahuan
Budaya Universitas Indonesia.
Tim PPPBI. 1993. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Thaufik, Gerry. 2005. Fatis Dalam Bahasa Melayu Kampar Kiri Kabupaten Kampar. Jurnal
Bahasa, Sastra dan Pembelajaran. Vol 3 No.1 Februari 2015. Universitas Negeri Padang.
22
LAMPIRAN
1. Artikel Ilmiah
STUDI KOMPARASI BAHASA MELAYU DELI DENGAN BAHASA INGGRIS PADA
TINDAK TUTUR ILOKUTIF UJARAN BERBASA-BASI
Fatimah Sari Siregar
Aisiyah Aztry
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Abstrak
Tujuan jangka panjang dalam penelitian ini adalah bahasa melayu dapat terus dilestarikan dan
dikembangkan secara keilmuan dan kebahasaan sehingga sejajar dengan bahasa daerah lainnya.
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk kategori ujaran
berbasa basi dalam tindak tutur ilokutif dalam bahasa melayu deli dan bahasa Inggris serta
mendeskripisikan makna ujaran berbasa basi dalam bahasa melayu deli dan bahasa Inggris, dan
proceeding yang akan di seminarkan dalam konferensi internasional. Metode yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif. Penelitian lapangan dilakukan
untuk memperoleh data primer yaitu data dari kategori dan makna tindak tutur ilokutif ujaran
berbasa basi melayu deli dan bahasa Inggris. Untuk memperoleh data dalam penelitian, peneliti
menggunakan metode simak dengan teknik rekam dan teknik catat. adalah Ujaran basa basi
dalam tindak tutur ilokusi bahasa melayu dan bahasa inggris adalah mengomentari sesuatu yang
sudah jelas dan nyata, menciptakan ikatan sosial bermasyarakat yang harmonis dengan semata-
mata bertukar kata-kata.
Kata kunci: tindak tutur ilokutif, ujaran berbasa basi, Bahasa Melayu Deli, Bahasa Inggris.
PENDAHULUAN
Budaya dari suku negara Indonesia banyak diakui oleh negara lain sebagai suku negara
mereka penyebabnya tidak lain karena rendah pengetahuan serta sedikitnya minat untuk
mengetahui budaya sendiri. Modernisasi membuat budaya bahkan suku asli di kota-kota besar
mulai dilupakan termasuk di kota Medan. Daerah yang didominasi suku Batak tersebut mulai
melupakan salah satu suku yang membangun kota besarnya itu yaitu Suku Melayu Deli yang
memiliki bahasa khas tersendiri.
Penelitian terhadap bahasa melayu deli masih langka, sehingga peneliti tertarik untuk
melestarikan dan mengembangkan bahasa Melayu deli sejajar dengan bahasa daerah lainnya.
Penelitian tentang komunikasi fatis atau biasa yang dikenal dengan ujaran berbasa basi dalam
masyarakat Melayu Deli belum pernah ada yang meneliti. Selain itu, jika dikaji lebih lanjut
kategori fatis ini merupakan hal yang subtansial dalam proses komunikasi, hal ini sama
kedududukannya dengan kelas kata yang lainnya. Posisi yang dimaksud di sini adalah pertama,
kategori fatis merupakan kategori yang paling sering muncul dalam komunikasi, khususnya
dalam komunikasi lisan. Kedua, kategori fatis secara pragmatik adat dan tata krama. Ketiga,
*Penelitian ini memrupakan Penelitian Dosen Pemula yang didanai oleh RISTEKDIKI 2017
komunikasi fatis bukan hanya bukan hanya kumpulan kata, frasa, atau kalimat yang tidak
bermakna, melainkan secara pragmatik merupakan sesuatu yang memiliki fungsi yang sangat
besar dalam masyarakat untuk menjaga kestabilan sebuah komunikasi.
Penggunaan fatis dalam komunikasi Bahasa Inggris juga sering digunakan, hanya saja
sebagai penutur target (P2) kerap tidak meyadarai bahwa telah menggunaan ujaran berbasa basi
dalam berkomunikasi dua arah yaitu ketika memberikan informasi untuk melakukan sesuatu
(Ilokutif). Ilokutif adalah tuturan yang bukan hanya memberikan informasi tetapi juga tuturan
tersebut mempunyai efek untuk melakukan sesuatu (Ibrahim dalam tim PPPBI, 1993:16).
Fungsi bahasa yang merupakan komunikasi untuk menguatkan atau menjaga kontak
antara petutur dengan penerima pesan. Kata-kata seperti “Halo” atau “Anda mendengarkan
saya?” melalui telepon, intinya untuk menjalin hubungan adalah fungsi fatis atau berbasa basi.
Kamus Umum Bahasa Indonesia (KBBI) (2002:110) menjelaskan basa-basi yaitu ungkapan yang
digunakan hanya untuk sopan santun dan tidak untuk menyampaikan informasi. Jadi, dalam
basa-basi tidak ada informasi yang penting yang ingin disampaikan, tapi supaya petutur dan
mitra tutur bersedia berbicara satu sama lain, merasa senang melihat orang lain, dan sebagainya.
Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mendeskripsikan bentuk
kategori ujaran berbasa basi dalam tindak tutur ilokutif dalam bahasa melayu deli dan bahasa
Inggris serta mendeskripsikan makna ujaran berbasa basi dalam bahasa melayu deli dan bahasa
Inggris.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk kategori ujaran berbasa basi
dalam tindak tutur ilokutif dalam bahasa melayu deli dan bahasa Inggris dan untuk
mendeskripisikan makna ujaran berbasa basi dalam bahasa melayu deli dan bahasa Inggris.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif komparatif. Penelitian pustaka dan
penelitian lapangan digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Penelitian pustaka
dimaksudkan sebagai langkah pertama untuk memperoleh data sekunder dan prinsip-prinsip
ilmiah yang dianggap mempunyai hubungan dengan permasalahan. Penelitian pustaka dilakukan
dengan cara mengkaji teori utama pendapat dalam berbagai sumber yang relevan. Penelitian
lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer yaitu data tindak tutur ilokutif ujaran berbasa
basi bahasa Melayu Deli dan Bahasa Inggris secara kategori dan makna. Untuk memperoleh data
tersebut, digunakan metode simak. Dalam metode simak ini dilakukan penyimakan terhadap
tindak tutur ilokutif komunikasi ujaran berbasa basi Bahasa Melau Deli dan Bahasa Inggris
secara kategori dan makna. Dalam metode simak ini, digunakan beberapa teknik yaitu teknik
rekam dan teknik catat. Setelah dilakukan penyimakan terhadap objek yang diamati, kemudian
dilakukan perekaman terhadap tuturan ilokutif ujaran berbasa basi dalam bahasa Melayu Deli
dan bahasa Inggris. Setelah perekaman, teknik selanjutnya adalah teknik catat. Teknik catat
dilakukan untuk mencatat kategori dan makna dalam tindak tutur ilokutif ujaran berbasa basi
bahasa Melayu Deli dan bahasa Inggris.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Basa Basi dalam tindak tutur ilokusi Bahasa Melayu Deli
Dari data yang yang ditemukan, maka ditemukan 10 fatis dalam Bahasa Melayu Deli.
11. Salam (greeting); seseorang mengeskpresikan rasa senang karena bertemu teman baru atau
yang sudah lama tidak ketemu. Contoh: Ahoiii…
12. Menekankan pada ajakan; seseorang mengekspresikan ajakan kepada pendengar untuk
mengikuti keinginan petutur. Contoh: Ayo lah…
13. Pujian; seseorang mengekspresikan sebuah penghormatan kepada yang lebih tua. Contoh:
Tenggeken makcik same sedapnye dengan tenggekan emak. (masakan bibi sama enaknya
dengan masakan ibu)
14. Ucapan selamat; seseorang mengekspresikan kegembiraan karena adanya kabar baik.
Contoh: Alhamdulillah, selamat ye, gembire hati emak liat ko.
15. Mengundang; seseorang mengekspresikan harapan baik kepada pendengar untuk mererat
persaudaraan. Contoh: Marilah singgah sebentah, jangan lekas kali.
16. Terima kasih; seseorang mengekspresikan rasa penghormatan dengan tingkat kesantunan
kepada mitra penutur (pendengar). Contoh: A: Alhamdulillah, selamat ye, gembire hati
emak liat ko. B: Terime kaseh mak.
17. Membuktikan; sesorang mengekspresikan pembuktian dengan pendengar. Contoh: yang
datang tidek hame, kan?
18. Menyakinkan, seseorang mengekspresikan sebuah penekanan untuk menyakinkan seseorang.
Contoh: Siape urang tuh, dia kire mude bebahase melayu..
19. menekankan kesungguhan; seseorang mengekspresikan kesungguhan dalam pemicaraan.
Contoh: ah, tak ade ape-ape pun.
20. Penolakan; seseorang mengekspresikan penolakan dalam percakapn sehari-hari. Contoh:
Alah, maaf ye.
Deskrispsi data ujaran fatis bahasa Inggris
Berikut pengelompokan fatis yang mencakupi bentuk-bentuk ungkapan fatis, yaitu:
10. Interjeksi (interjection), contohnya Oh dear! What’s that?
11. Salam, perpisahan (greeting, farewells), contohnya Good morning, Nauli speaking, can I
help you?
12. Pemarkah wacana (discourse markers), contohnya Yeah, well it’s different.
13. Tanda minta perhatian (attention signals), contohnya Hey hey hey what’s the problem-what’s
the problem?
14. Pemancing respon (response elicitors), contohnya Pat, come over here in about twenty-five
minutes, okey?
15. Respon (responses), contohnya A: Actually, I’m going to need more milk then, if we’re going
to chocolate cake. B: yeah. Alright. Yeah, we got a lot of milk.
16. Peragu (hesitators), contohnya What about that erm, what about that other place that er
timber place on the way to Kilkern, erm we went there,…
17. Terima kasih (thanks), contohnya Here’s your pen, thanks.
18. Pemarkah kesopanan (the politeness marker please), contohnya A: Can I have a bit please?
B: Ask nicely A: Please can I have a bit of Kit Kat?
Fungsi fatis dianalogikan seperti usapan dan belaian disalurkan secara verbal dengan bahasa
yang berfungsi fatis. Berikut adalah contoh fatis dalam percakapan.
A: Hi!
B: Hi!
A: Warm enough forya?
B: Sure is. Looks like rain, though.
A: Well, take care yourself. B: I’ll be seeing you
A: So long
B: So long
Pada contoh percakapan di atas para peserta percakapan merasa puas. Tiap peserta percakapan
menerima empat tanggapan. Pada akhirnya mereka pergi dengan senang setelah mendapatkan
rasa aman.
Basa Basi dalam tindak tutur ilokusi Bahasa Inggris
Tindak tutur menjelaskan bahwa dalam mengatkan sesuatu seharusnya orang juga
melakukan sesuatu. Lokusi adalah tuturan untuk menginformasikan sesuatu. Basa-basi sebagai
pembuka, pembentuk, pemelihara hubungan atau kontak antara pembicara dengan penyimak
masuk dalam klasifikasi acknowledgement. Hal ini merupakan tuturan yang mengekspresikan
perasaan mengenai mitratutur atau dalam kasus-kasus dimana ujaran berfungsi formal, kehendak
penutur bahwa ujarannya memenuhi kriteria harapan social untk mengekspresikan perasaan dan
kepercayaan tertentu seperti itu. Maksudnya basa-basi berfungsi hanya untuk sopan santun saja.
Berikut tuturan fatis.
9. Apologize (permintaan maaf); apabila seseorang mengekspresikan penyesalan karena telah
melakukan sesuatu yang disesalkan, atau mitra tutur menyikapi ujaran petutur untuk
memenuhi harapan social berupa tuturan meminta maaf. Contoh : we are sorry for our
mistake. (maafkan kesalahan kami.)
10. Condolence (berduka cita); apabila seseorang mengekspresikan simpati karena musibah,
atau mitra tutur menyikapi ujaran petutur untuk memenuhi harapan social berupa tuturan
berduka cita. Contoh: My deep condolences (saya sangat berduka cita).
11. Conratulate (ucapan selamat); apabila seseorang mengekspresikan kegembiraan karean
adanya kabar baik, atau mitra tutur menyikapi ujaran petutur untuk memenuhi harapan
social berupa tuturan mengucapkan selamat. Contoh: Good job! (Selamat).
12. Greet (salam); seseorang mengeskpresikan rasa senag karena bertemu seseorang, atau mitra
tutur menyikapi ujaran petutur untuk memenuhi harapan social berupa tuturan salam.
Contoh: A: Good morning, sir?.
13. Thank (terima kasih; seseorang mengekspresikan terima kasih karena mendapatkan
bantuan atau pendengar menyikapi ujaran petutur untuk memenuhi harapan social berupa
tuturan berterimakasih. Contoh: A: Lets eat! (Mari makan!) B: thanks (terima kasih).
14. Bid (mengundang); seseorang mengekspresikan harapan baik ketika sesuatu yang
berhubungan dengan masa depan seseorang akan terjadi atau pendengar menyikapi ujaran
petutur untuk memenuhi harapan social berupa tuturan mengundang. Contoh: “would you
like to have dinner with us, sir?” (maukah anda makan malam bersama kami?”
15. Accept (Menerima); seseorang mengekspresikan penghargaan atau pendengar menyikapi
ujaran petutur untuk memenuhi harapan social berupa tuturan menerima. Contoh: A: I am
sorry, I cant. B: Nevermind
16. Reject (menolak); seseorang mengekspresikan penghargaan atau pendengar menyikapi
ijaran petutur untuk memenuhi harapan social berupa tuturan penolakan. Contoh: A: could
you please drop me to the school? B: Sorry, I cant.
Komponen dan klasifikasi tindak tutur ilokusi tersebut dapat digunakan sebagai factor
pendukung di luar kebahasaan untuk menganalisis basa-basi dalam Bahasa Inggris.
Analisa Komperatif Ujaran Berbasa-basi dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Melayu
Tindak tutur ilokusi atau sikap yang terekspresikan, yang digunakan untuk membedakan
tindak-tindak ilokusi yang semuanya homogeny. Tindak itu diidentifikasi oleh maksud-maksud
yang ada dalam tindak itu (pengenalan mitra tutur terhadap sikap yang diekspresikan penutur).
Dalam penelitian ungakapan berbasa-basi, konteks tidak dapat diabaikan. Konteks adalah hal
yang dinamis, bukan statis, yang harus dipahami sebagai lingkungan yang senantiasa berubah,
yang memungkinkan partispan dalam proses komunikasi dapat berinteraksi sehingga ekspresi
linguistik yang digunakan dalam interaksi petutur dan mitra tutur dapat dipahami dengan baik.
Dari analisa data yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat di analisa komperatif
ujaran berbasa basi dalam bahasa melayu deli dan bahasa inggris. Persamaan dalam
menungkapkan berbagai emosi dalam tindak tutur ilokusi berbasa-basi dalam bahasa melayu dan
bahasa inggris memilki variatif. Ujaran basa basi dalam tindak tutur ilokusi bahasa melayu dan
bahasa inggris memiliki maksud sebagai pembuka, pembentuk, pemelihara hubungan atau
kontak antara pembicara dengan penyimak. Dari data yang diperoleh, terlihat bahwa ada
persamaan dan perbedaan ekspresi dalam meyampaikan sesuatu. Dalam ujaran basa-basi tindak
tutur ilokusi bahasa melayu dan bahasa inggris ditemukan sebagai berikut.
Table 4.3. analisa komperatif ujaran berbasa basi dalam bahasa inggris dan bahasa
melayu
Fatis dalam Bahasa Melayu Fatis dalam Bahasa Inggris
Salam (greeting); Ahoiii… Apologize; we are sorry for our mistake.
Ajakan; Ayo lah… Condolence; My deep condolences
Pujian; Tenggeken makcik same sedapnye
dengan tenggekan emak
Conratulate; Good job!
Mengundang; Marilah singgah sebentah,
jangan lekas kali
Greet; Good morning, sir?.
Terima kasih; A: Alhamdulillah, selamat ye,
gembire hati emak liat ko. B: Terime kaseh
mak.
Thank; A: Lets eat! B: thanks
Membuktikan; yang datang tidek hame, kan? Bid; “would you like to have dinner with us,
sir?”
Menyakinkan; Siape urang tuh, dia kire mude
bebahase melayu.
Accept; A: I am sorry, I cant. B: Nevermind
menekankan kesungguhan; ah, tak ade ape-
ape pun.
Reject; A: could you please drop me to the
school? B: Sorry, I cant.
Penolakan; Alah, maaf ye.
Analisa komperatif ujaran berbasa basi dalam bahasa Inggris dan bahasa Melayu dapat di
kriteriakan sebagai berikut:
4. Ujaran basa basi dalam tindak tutur ilokusi bahasa melayu dan bahasa inggris adalah
mengomentari sesuatu yang sudah jelas dan nyata, menciptakan ikatan sosial bermasyarakat
yang harmonis dengan semata-mata bertukar kata-kata.
5. Menjaga hubungan sosial masyarakat agar tetap baik, diantaranya dengan basa-basi yang
tidak membutuhkan jawaban atau tanggapan sesuai dengan isi ujaran dan menjaga agar
komunikasi tetap terjaga secara berkesinambungan.
6. Menarik perhatian kawan untuk berbicara atau menjaga agar kawan tetap memberikan
perhatian kepada pembaca.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Analisa komperatif ujaran berbasa basi dalam tindak tutur ilokusi bahasa Inggris
dan bahasa Melayu adalah Ujaran basa basi dalam tindak tutur ilokusi bahasa melayu dan
bahasa inggris adalah mengomentari sesuatu yang sudah jelas dan nyata, menciptakan ikatan
sosial bermasyarakat yang harmonis dengan semata-mata bertukar kata-kata. Kemudian,
menjaga hubungan sosial masyarakat agar tetap baik, diantaranya dengan basa-basi yang tidak
membutuhkan jawaban atau tanggapan sesuai dengan isi ujaran dan menjaga agar komunikasi
tetap terjaga secara berkesinambungan, serta menarik perhatian kawan untuk berbicara atau
menjaga agar kawan tetap memberikan perhatian kepada pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Kamus besar bahasa Indonesia. 2002. Departemen pendidikan nasional edisi ke-3. Balai pustaka.
Jakarta: gramedia.
Arimi, Sailal. 2006. Ihwal Metode Penelitian Sosiolinguistik. Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas
Ilmu Budaya, UGM.
Chaer, Abdul, Leoni agustina. 2004. Sosiolingiustik: perkenalan awal. Jakarta:Rineka cipta.
Cruse, Alan. 2004. Meaning in Language: an Introduction to Semantics and Pragmatics (edisi
kedua). New York: Oxford University Press.
Dubois, M.J. 2002. Kamus Linguistik Tuturan Fatik. TATM.
Jumanto. 2006. Komunikasifatis di Kalangan Penutur Jati Bahasa Inggris. Disertasi doctor
Universitas Indonesia: tidak diterbitkan
Kridalaksana, Harimurti. 2007. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit PT
Gramedia.
Sutami, Hermina. 2004. Ungkapan Fatis dalam Pelbagai Bahasa.Depok: Fakultas Pengetahuan
Budaya Universitas Indonesia.
Tim PPPBI. 1993. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Thaufik, Gerry. 2005. Fatis Dalam Bahasa Melayu Kampar Kiri Kabupaten Kampar. Jurnal
Bahasa, Sastra dan Pembelajaran. Vol 3 No.1 Februari 2015. Universitas Negeri Padang.
Letter of Acceptance di Jurnal Pedagogi
Sertifikat sebagai penyaji di Seminar AntarBangsa