Laporan Akhir Rispem Roti Agung
-
Upload
cynthia-arini -
Category
Documents
-
view
380 -
download
17
Transcript of Laporan Akhir Rispem Roti Agung
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Roti kini sudah menjadi salah satu makanan pokok bagi masyarakat Indonesia.
Bahkan di kalangan remaja dan anak-anak, posisi makanan itu telah mulai
menggeser nasi sebagai sumber karbohidrat utama. Tetapi sejauh ini tidak banyak
masyarakat yang mengetahui bahan dan proses pembuatan roti, sedemikian juga
tidak banyak yang tahu titik kritis keharamannya. Di Eropa dan beberapa Negara
Amerika, roti merupakan bahan pangan pokok. Walaupun belum menjadi
kebutuhan pokok, di Indonesia keberadaan roti telah menjadi bagian penting
dalam pemenuhan gizi masyarakat, tidak aneh jika bisnis ini juga berkembang
pesat. Setidaknya, ada 2 tipe produsen roti di Indonesia, yakni artisan dan industri.
Tipe artisan adalah produsen roti yang menjual produknya di outlet-outlet,
sedangkan tipe industri merupakan produsen yang memproduksi roti dengan skala
lebih besar. Namun, apapun tipenya, produsen harus tetap memenuhi tuntutan
konsumen akan roti yang berkualitas. Secara sederhana, proses pembuatan roti
terdiri dari pencampuran bahan, pengadukan, pembentukan, fermentasi,
pemanggangan, dan pengemasan. Pengolahan roti secara tradisional biasanya sulit
dikontrol dan hanya mengandalkan pengalaman dari baker. Misalnya dalam hal
penggunaan ragi. Pada awalnya yeast (khamir) yang digunakan berasal dari
permukaan biji sereal atau wine. Akibatnya proses fermentasi terjadi secara alami
dan tidak terkontrol. Begitupun dalam pengadukan, parameternya hanya
berdasarkan pengalaman si pembuat roti.
Usaha Kecil Menengah (UKM) yang telah banyak tumbuh di Banjarbaru, salah
satunya UKM produk roti. Produk roti yang diproduksi pun beraneka ragam dari
segi rasa, harga, dan kualitas roti. Untuk menjadi lebih unggul dari produk
pesaing maka produsen roti harus memiliki keunggulan dari produk yang
diproduksi dan dipasarkan.
Roti Agung merupakan produk roti yang diproduksi oleh UKM yang berada di
Banjarbaru. Sistem pemasaran yang dilakukan produsen roti Agung saat ini
adalah hanya dengan cara menitipkan di warung-warung atau kios-kios. Daerah
pemasarannya meliputi Banjarmasin, Banjarbaru dan Martapura. Saat ini roti
Agung merupakan produk roti yang memiliki harga lebih murah dibandingkan
harga produk-produk roti di bakery dan menurut sebagian orang roti Agung
merupakan roti yang lebih enak dibandingkan roti yang sekelasnya (misalnya roti
MP). Roti Agung memiliki segemen pasar menengah ke bawah dan dari segi
kualitas produk roti Agung belum memenuhi standar roti yang diinginkan pasar.
Untuk memperluas daerah pemasaran dan unggul dari produk roti UKM lainnya
roti Agung memerlukan riset pemasaran untuk mengetahui informasi bagaimana
kondisi pasar dan permintaan konsumen terhadap produk mereka.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas dan untuk memberikan
informasi penting guna mengembangkan usaha roti Agung, maka kami akan
melakukan riset pemasaran terhadap produk roti Agung kepada responden yang
telah kami tentukan. Dengan harapan produk roti Agung dapat meningkatkan
volume penjualannya setelah adanya kami melakukan riset ini dengan sistem
penjualan tidak hanya terbatas di warung/kios saja.
B. Tujuan
1. Mengetahui sejauh mana tingkat permintaan konsumen terhadap produk roti
Agung.
2. Mengkaji tanggapan konsumen secara umum terhadap produk roti Agung.
3. Dapat memberikan saran konstruktif kepada roti Agung dalam meningkatkan
volume penjualan produk roti Agung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Roti
Roti adalah sejenis makanan. Bahan dasar utama roti adalah tepung terigu dan
air yang difermentasikan oleh ragi, tetapi ada juga yang tidak menggunakan ragi.
Namun kemajuan teknologi manusia membuat roti diolah dengan berbagai bahan
seperti garam, minyak, mentega, ataupun telur untuk menambahkan kadar protein
di dalamnya sehingga didapat tekstur dan rasa tertentu. Roti termasuk makanan
pokok di banyak negara Barat. Roti adalah bahan dasar pizza dan lapisan luar roti
lapis.Dalam beberapa budaya, roti dipandang sangat penting sehingga menjadi
bagian ritual keagamaan(Anonim1, 2011).
B. Pengertian Roti Manis
Roti adalah makanan yang dibuat dari tepung terigu yang diragikan dengan
ragi roti dan dipanggang. Kedalam adonan boleh ditambahkan garam, gula, susu,
lemak dan bahan-bahan pelezat aeperti coklat, kismis, dan sukade. Di pasaran roti
ummunya dijual dalam bentuk roti manis dan roti rawar. (Anonim2, 2011).
C. Pengertian Kuisioner
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan
analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa
orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan
atau oleh sistem yang sudah ada. Dengan menggunakan kuesioner, analis
berupaya mengukur apa yang ditemukan dalam wawancara, selain itu juga untuk
menentukan seberapa luas atau terbatasnya sentimen yang diekspresikan dalam
suatu wawancara. Penggunaan kuesioner tepat bila :
1. Responden (orang yang merenpons atau menjawab pertanyaan) saling
berjauhan.
2. Melibatkan sejumlah orang di dalam proyek sistem, dan berguna bila
mengetahui berapa proporsi suatu kelompok tertentu yang menyetujui atau
tidak menyetujui suatu fitur khusu dari sistem yang diajukan.
3. Melakukan studi untuk mengetahui sesuatu dan ingin mencari seluruh pendapat
sebelum proyek sistem diberi petunjuk-petunjuk tertentu.
4. Ingin yakin bahwa masalah-masalah dalam sistem yang ada bisa diidentifikasi
dan dibicarakan dalam wawancara tindak lanjut. (Anonim3, 2008).
D. Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang benilai dengan
pihak lain (Kotler, 2002 dalam USU, 2010).
Menurut Stanton (2005) dalam USU (2010), pemasaran adalah suatu sistem
keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang
memuaskan kebutuhan berdasarkan kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan kegiatan yang
dilaksanakan oleh perusahaan dalam menyampaikan produknya untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen lewat penciptaan dan pertukaran yang dapat
memuaskan tujuan individu dan organisasi (USU, 2010).
Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan
kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan saling
menciptakan sebuah penawaran dan saling bertukar sesuatu yang bernilai satu
sama lain. Dalam proses ini kedua belah pihak saling diuntungkan karena terjadi
sebuah kesepakatan. Penawaran yang ditawarkan bisa beraneka ragam diantaranya
sandang, pangan, papan, ataupun kebutuhan tambahan yang lainnya (Billy, 2010).
Di dalam pemasaran produk tidak selamanya akan berjalan dengan lancar
sesuai keinginan perusahaan. Banyak permasalahan yang timbul dimana hal ini
dalam bentuk keluhan, komentar, kritik, saran atau masukan dari konsumen.
Berbagai masukan yang membangun akan sangat membantu perusahaan dalam
mengembangkan produk dan meningkatkan pangsa pasarnya. Permasalahan
produk meliputi banyak aspek seperti kualitas produk (bentuk, rasa, warna,
tekstur, aroma, kenampakan), harga, kemasan, ukuran produk dan ukuran
kemasan, kemudahan penggunaan/mengkonsumsi dan sebagainya, dimana
berbagai permasalahan tersebut tidak akan dapat diselesaikan secara sendiri oleh
perusahaan namun perlu bantuan konsumen terutama konsumen eksternal. Oleh
karena itu untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu
produk diperlukan suatu penelitian yang dinamakan riset pemasaran (Billy, 2010).
E. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan
dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian
produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginanPerilaku konsumen
merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan
pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses
pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang
berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan
dengan pertimbangan yang matang (Wikipedia, 2011).
Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,
yang pertama adalah untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik,
misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk
menarik pembeli. Kedua, perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan
membuat kebijakan publik. Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan
banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat
merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut. Aplikasi ketiga adalah
dalam hal pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara
konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu,
seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif (Wikipedia,
2011).
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen.
Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali
secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan
dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami
apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan
dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya (Wikipedia, 2011).
Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan
metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu
sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk
menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan
melalui eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman
tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan,
serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen (Wikipedia, 2011).
Pendekatan ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan
metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan
mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hirarki
kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh
strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan
sebutan moving rate analysis (Wikipedia, 2011).
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan
pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang
dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan
salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi
perusahaan tersebut (Wikipedia, 2011).
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan
melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1. Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu
produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya
pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk
yang akan dibeli (Wikipedia, 2011).
2. Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang
ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian
informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan
pengalaman orang lain (eksternal) (Wikipedia, 2011).
3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat
berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada
untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya (Wikipedia, 2011).
4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi
beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan
pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan
pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan
adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan (Wikipedia, 2011).
5. Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses
evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan
keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan
melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam
hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas
jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan
meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan.
Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai
dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di
masa depan (Wikipedia, 2011).
Terdapat 5 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan
pembelian.
1. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri
manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap
stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan
pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3. Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada
dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang
akan suatu hal.
4. Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.
Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil.
5. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan
tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli
produk tersebut (Wikipedia, 2011).
F. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran adalah campuran-campuran variabel-variabel yang dapat
dikendalikan dan uang dipergunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar
tingkat penjualan diinginkan pada suatu target pasar. Ada banyak sekali kiat
bauran pemasaran. McCarthy mempopulerkan klasifikasi yang terdiri dari empat
faktor yang disebut yang disebut 4P, yaitu : Product (produk), Price (harga),
Place (distribusi), dan Promotion (promosi) (Sutrisno, 2009).
Bauran pemasaran merupakan bagian dari aktivitas pemasaran yang
mempunyai peranan yang cukup penting dalam mempengaruhi konsumen untuk
membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Untuk mengetahui lebih jelas, penulis
akan menggunakan beberapa pendapat tentang bauran pemasaran yang telah
dikemukakan oleh para ahli:
- Menurut Kotler (2002) dalam USU (2010), yaitu:
Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di
pasar sasaran.
- Menurut Dhaimesta, dan Irwan (2000) dalam USU (2010), yaitu :
Marketing mix ialah merupakan variabel-variabel yang dipakai oleh
perusahaan sebagai sarana untuk memenuhi atau melayani kebutuhan dan
keinginan konsumen.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah
sekumpulan variabel yang terkendali dimana satu sama lain saling berkaitan dan
dikombinasikan oleh perusahaan dengan tepat agar menjadi suatu bauran yang
dapat digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran perusahaan (USU, 2010).
Menurut Kotler (2002) bauran pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi 4P
(Product, Price, Place, Promotion). Sedangkan menurut Boom dan Bitner, bauran
pemasaran dalam produk jasa perlu ditambah menjadi 3P, sehingga bauran
pemasaran jasa menjadi 7P (product, price, place, promotion, people, physical
evidence dan process). Adapun pengertian dari masing-masing bauran pemasaran
di atas adalah :
1. Product
Produk merupakan penawaran berwujud dan tidak berwujud perusahaan
kepada pasar, yang mencakup kualitas, rancangan, bentuk, merek dan kemasan
produk.
2. Price
Harga adalah sejumlah uang yang pelanggan bayar untuk produk tertentu.
3. Place
Kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk agar dapat
diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran.
4. Promotion
Kegiatan yang dilakukan untuk mengkomunikasikan keunggulan produk dan
membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.
5. People
Adalah semua pelaku yang turut ambil bagian dalam penyajian jasa dan dalam
hal ini mempengaruhi persepsi pembeli. Yang termasuk dalam elemen ini adalah
personel perusahaan dan konsumen.
6. Physical evidence
Bukti fisik jasa mencakup semua hal yang berwujud berkenaan dengan suatu
jasa seperti brosur, kartu bisnis, format laporan dan peralatan.
7. Process.
Yaitu semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas dengan mana jasa
disampaikan yang merupakan sistem penyajian atas operasi jasa (USU, 2010).
G. Segmen Pasar
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen
dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat
homogen (Stanton, 1991 dalam Jurini, 2003). Dengan kata lain, segmentasi pasar
adalah kegiatan membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan
dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang mungkin
membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah (Jurini, 2003).
Perusahaan membagi pangsa pasar ke dalam segmen-segmen pasar tertentu di
mana masing-masing segmen tersebut bersifat homogen. Perbedaan keinginan dan
hasrat konsumen merupakan alasan yang utama untuk diadakannya segmentasi
pasar. Jika terdapat bermacam-macam hasrat dan keinginan konsumen, maka
perusahaan dapat mendesain suatu produk untuk mengisi suatu heterogenitas
keinginan dan hasrat tersebut. Dengan demikian dapat berkreasi dengan suatu
penambahan penggunaan yang khusus untuk konsumen dalam segmen yang
diinginkan. Konsumen akan mau membayar lebih tinggi terhadap produk yang
mereka butuhkan bila mereka menerima berbagai keuntungan dari produk tersebut
(Jurini, 2003).
Perusahaan atau para penjual mengklasifikasikan beberapa kelompok sasaran
segmen pemasaran, yakni segmentasi pasar konsumen, segmentasi pasar industri,
dan segmentasi pasar internasional. Kelompok segmen pasar tersebut memiliki
karakteristik berbeda, sehingga memerlukan cara tersendiri untuk menanganinya
(Jurini, 2003).
Tidak ada cara tunggal untuk membuat segmen pasar. Pemasar harus mencoba
variabel segmentasi yang berbeda, secara sendiri atau kombinasi untuk mencari
cara terbaik untuk memetakan struktur pasar. Terdapat beberapa variabel utama
yang sering digunakan untuk menentukan segmentasi pasar, yakni variabel
geografik, demografik, psikografik, dan tingkah laku tertentu (Jurini, 2003).
H. Jenis Pertanyaan Dalam Kuisioner
Perbedaaan pertanyaan dalam wawancara dengan pertanyaan dalam kuesioner
adalah dalam wawancara memungkinkan adanya interaksi antara pertanyaan dan
artinya. Dalam wawancara analis memiliki peluang untuk menyaring suatu
pertanyaan, menetapkan istilah-istilah yang belum jelas, mengubah arus
pertanyaan, memberi respons terhadap pandanmgan yang rumit dan umumnya
bisa mengontrol agar sesuai dengan konteksnya. Beberapa diantara peluang-
peluang diatas juga dimungkinkan dalam kuesioner. Jadi bagi penganalisis
pertanyaan-pertanyaan harus benar-benar jelas, arus pertanyaan masuk akal,
pertanyaan-pertanyaan dari responden diantisipasi dan susunan pertanyaan
direncanakan secara mendetail.
Jenis-jenis pertanyaan dalam kuesioner adalah :
1. Pertanyaan Terbuka : pertanyaan-pertanyaan yang memberi pilihan-pilihan
respons terbuka kepada responden. Pada pertanyaan terbuka antisipasilah jenis
respons yang muncul. Respons yang diterima harus tetap bisa diterjemahkan
dengan benar.
2. Pertanyaan Tertutup : pertanyaan-pertanyaan yang membatasi atau menutup
pilihan-pilihan respons yang tersedia bagi responden. (Anonim3, 2008).
Petunjuk-petunjuk yang harus diikuti saat memilih bahasa untuk kuesioner
adalah sebagai berikut :
Gunakan bahasa responden kapanpun bila mungkin. Usahakan agar kata-
katanya tetap sederhana.
Bekerja dengan lebih spesifik lebih baik daripada ketidak-jelasan dalam pilihan
kata-kata. Hindari menggunakan pertanyaan-pertanyaan spesifik.
Pertanyaan harus singkat.
Jangan memihak responden dengan berbicara kapada mereka dengan pilihan
bahasa tingkat bawah.
Hindari bias dalam pilihan kata-katanya. Hindari juga bias dalam pertanyaan –
pertanyaan yang menyulitkan.
Berikan pertanyaan kepada responden yang tepat (maksudnya orang-orang
yang mampu merespons). Jangan berasumsi mereka tahu banyak.
Pastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut secara teknis cukup akurat
sebelum menggunakannya.
Gunakan perangkat lunak untuk memeriksa apakah level bacaannya sudah
tepat bagi responden. (Anonim3, 2008).
I. Skala Dalam Kuisioner
Penskalaan adalah proses menetapkan nomor-nomor atau simbol-simbol
terhadap suatu atribut atau karakteristik yang bertujuan untuk mengukur atribut
atau karakteristik tersebut. Alasan penganalisis sistem mendesain skala adalah
sebagai berikut :
Untuk mengukur sikap atau karakteristik orang-orang yang menjawab
kuesioner.
Agar respoden memilih subjek kuesioner.
*Ada empat bentuk skala pengukuran , yaitu :
1. Nominal : Skala nominal digunakan untuk mengklasifikasikan sesuatu. Skala
nominal merupakan bentuk pengukuran yang paling lemah, umumnya semua
analis bisa menggunakannya untuk memperoleh jumlah total untuk setiap
klasifikasi. Contoh : Apa jenis perangkat lunak yang paling sering anda
gunakan ? 1 = Pengolah kata, 2 = Spreadsheet, 3 = Basis Data, 4 = Program e-
2. Ordinal
Skala ordinal sama dengan skala nominal, juga memungkinkan dilakukannya
kalsifikasi. Perbedaannya adalah dalam ordinal juga menggunakan susunan
posisi. Skala ordinal sangat berguna karena satu kelas lebih besar atau kurang
dari kelas lainnya.
3. Interval
Skala interval memiliki karakteristik dimana interval di antara masing-masing
nomor adalah sama. Berkaitan dengan karakteristik ini, operasi matematisnya
bisa ditampilkan dalam data-data kuesioner, sehingga bisa dilakukan analisis
yang lebih lengkap.
4. Rasio
Skala rasio hampis sama dengan skala interval dalam arti interval-interval di
antara nomor diasumsikan sama. Skala rasio memiliki nilai absolut nol. Skala
rasio paling jarang digunakan. (Anonim3, 2008).
J. Merancang Kuisioner
Merancang formulir-formulir untuk input data sangat penting, demikian juga
merancang format kuesioner juga sangat penting dalam rangka mengumpulkan
informasi mengenai sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik.
1. Format kuesioner sebaiknya adalah :
Memberi ruang kosong secukupnya,
Menunjuk pada jarak kosong disekeliling teks halaman atau layar. Untuk
meningkatkan tingkat respons gunakan kertas berwarna putih atau sedikit lebih
gelap, untuk rancangan survey web gunakan tampilan yang mudah diikuti, dan
bila formulirnya berlanjut ke beberapa layar lainya agar mudah menggulung
kebagian lainnya.
Memberi ruang yang cukup untuk respons,
Meminta responden menandai jawaban dengan lebih jelas.
Menggunakan tujuan-tujuan untuk membantu menentukan format.
Konsisten dengan gaya.
2. Urutan Pertanyaan
Dalam mengurutkan pertanyaan perlu dipikirkan tujuan digunakannya
kuesioner dan menentukan fungsi masing-masing pertanyaan dalam membantu
mencapai tujuan.
Pertanyaan-pertanyaan mengenai pentingnya bagi responden untuk terus,
pertanyaan harus berkaitan dengan subjek yang dianggap responden penting.
Item-item cluster dari isi yang sama.
Menggunakan tendensi asosiasi responden.
Kemukakan item yang tidak terlalu kontroversial terlebih dulu. (Anonim3,
2011).
BAB III
METODOLOGI
A. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan riset pemasaran roti Agung akan dilaksanakan pada minggu kedua
bulan November 2011.
B. Tempat Pelaksanaan
Kegiatan riset pemasaran dilaksanakan di Fakultas Pertanian jurusan Teknologi
Industri Pertanian dan Fakultas Kedokteran jurusan Psikologi Universitas
Lambung Mangkurat Banjarbaru.
C. Metode Kerja
Metode kerja yang akan dilaksanakan dalam riset pemasaran ini digambarkan
pada diagram alir proses kerja yang dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Metodologi riset pemasaran roti Agung
Identifikasi masalah
Tujuan penelitian
Penetapan jumlah responden Penyusunan kuesioner
Penyebaran kuesioner
Pengolahan data
Analisis data
Kesimpulan dan saran
D. Karakteristik Responden
Responden riset pemasaran terhadap roti Agung yang akan kami tuju adalah
mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru di Fakultas Pertanian
seluruh angkatan jurusan Teknologi Industri Pertanian yang berjumlah 179 orang
dan Fakultas Kedokteran seluruh angkatan jurusan Psikologi yang berjumlah 143
orang. Berdasarkan perhitungan dari jumlah mahasiswa jurusan Teknologi
Industri Pertanian dan jurusan Psikologi, maka jumlah sampel yang ditarik adalah
178 orang.
E. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan melalui tahap-tahap berikut ini :
1. Pengumpulan data dari jawaban kuisioner responden.
2. Input data ke dalam tabulasi (Microsoft Office Excel).
3. Membuat persentase jawaban dari setiap pertanyaan di dalam kuisioner roti
Agung.
4. Memilih 5 pertanyaan prioritas dari seluruh pertanyaan di dalam kuisioner
roti Agung.
5. Menganalisis data dengan uji Chi-Square di dalam SPSS Statistic 17.0.
F. Analisis Data
Analisi data yang digunakan ada dua yaitu :
1. Analisis data kuisioner dalam bentuk grafik
2. Analisis data dengan menggunakan Uji Chi-Square
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil dan pembahasan
1. Analisis Data kuesioner dalam bentuk grafik
a) Domisili Responden
Banjarbaru Banjarmasin Martapura Gambut Lainnya0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0 84.8
3.4 6.22.2 3.4
Dari grafik di atas terlihat domisili responden berada di Banjarbaru yang
terbanyak dalam mengisi kuisioner ini, dikarenakan tempat pembagian kuisioner
dilakukan di Banjarbaru, yakni mahasiswa Fakultas Kedokteran Jurusan Psikologi
dan mahasiswa Fakultas Pertanian Jurusan Teknologi Indutri Pertanian
Universitas Lambung Mangkurat. Domisili Martapura dan Banjarmasin pun
mengikuti dalam jumlahnya. Selain itu, data domisili responden di Banjarbaru
menjadi jawaban yang terbanyak karena responden merupakan mahasiswa
Fakultas Unlam Banjarbaru, kemungkinan mahasiswa merupakan penduduk asli
Banjarbaru ataupun penduduk pendatang yang sementara bertempat tinggal di
Banjarbaru untuk keperluan studi. Sedangkan, jawaban seperti Martapura,
Banjarmasin, dan Gambut, karena 3 tempat tersebut merupakan daerah yang
jaraknya dekat dengan Banjarbaru, kemungkina besar sebagian mahasiswa yang
telah mengisi kuisioner ini melakukan perjalanan pulang-pergi untuk kuliah.
Sedangkan, responden yang menjawab lainnya, dapat disebabkan responden yang
bertempat tinggal sementara di Banjarbaru mengartikan domisili adalah tempat
tinggal asal mereka. Dari data yang diperoleh jawaban yang lainnya responden
menyebutkan Kotabaru dan Barabai sebagai domisili mereka.
b) Jenis Kelamin
Pria Wanita0.0
10.020.030.040.050.060.070.080.0
32.6
67.4
Dari grafik di atas diperoleh bahwa kuisioner banyak diisi oleh wanita
sebesar 67,4 % dan dibandingkan dengan pria sebesar 32,6%. Dilihat memang
dari 2 fakultas yang dituju dalam pengisian kusioner, memang jumlah perempuan
lebih banyak dibandingkan pria.
c) Usia Responden
19-22 23-25 28-30 >300.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.076.4
21.9
1.1 0.6
Berdasarkan grafik di atas menunjukkan usia responden dalam pengisian
kuesioner terbanyak adalah mahasiswa dengan rentang usia 19-22 tahun. Hal ini
disebabkan rata-rata usia mahasiswa yang secara normal selesai menempuh
pendidikan 12 tahun, yaitu SD, SMP, dan SMA/SMK, maka kisaran usia mereka
ketika masuk ke perguruan tinggi adalah antara 18-22 tahun. Terdapat juga
jawaban usia responden yang memilih 28-30 tahun dan >30 tahun,
ketidakmungkinan atas jawaban usia tersebut dalam standar usia mahasiswa yang
umum tergolong tidak lazim, sehingga jawaban responden yang memilih usia
tersebut kemungkinan disebabkan mahasiswa sebagai responden tidak serius
ataupun tidak jujur ketika mengisi kuisioner.
d) Jumlah Uang saku responden per bulan
<500.000 500.000-1.000.000 1.500.000 - 2.000.000
> 2.500.0000.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
31.5
56.2
11.2
1.1
Berdasarkan grafik di atas, dari 178 responden diperoleh data jumlah uang
saku mahasiswa per bulan yang paling banyak adalah Rp.500.000 - Rp.1.000.000
sebesar 58,2% responden. Banyaknya responden yang memilih rentang uang saku
Rp.500.000 - Rp.1.000.000, mungkin dikarenakan rentang uang saku Rp.500.000
- Rp.1.000.000 masih cukup normal untuk mahasiswa yang berasal dari keluarga
kelas menengah ke atas, sehingga jawaban ini dapat diperoleh dari mahasiswa
jurusan Teknologi Industri Pertanian dan jurusan Psikologi. Sedangkan 31,5%
responden yang mempunyai uang saku perbulan <Rp.500.000 diperoleh dari
responden yang merupakan mahasiswa yang berasal dari keluarga kelas menengah
ke bawah. Data responden yang memiliki jumlah uang saku perbulan
Rp.1.500.000 – Rp2.000.000 dan > Rp 2.500.000 adalah 11,2% dan 1,1%,
kemungkinan besar jawaban ini dipilih oleh mahasiswa jurusan Psikologi Fakultas
Kedokteran Unlam yang berasal dari keluarga kelas atas.
e) Apakah responden mengkonsumsi roti setiap hari
Ya Tidak0.0
10.020.030.040.050.060.070.080.0
24.7
75.3
Dari grafik di atas, dari 178 responden menunjukkan 75,3% menjawab
tidak dibandingkan menjawab ya dengan persentase 24,7%. Hal ini dapat
dikarenakan responden yang merupakan mahasiswa dalam memilih makanan akan
mempertimbangkan harga yang terjangkau oleh uang saku yang dimilikinya,
mereka lebih memilih mengkonsumsi nasi atau mie dibandingkan mengkonsumsi
roti karena lebih hemat, karena yang kita lihat harga roti sekarang ini hampir
menyamai dengan sebungkus nasi. Selain itu, pertimbangan rasa kenyang yang
dirasakan, karena kebiasaan/budaya mengkonsumsi roti bukan kebiasaan
mahasiswa dalam memenuhi karbohidrat untuk mendapatkan energi, maka jika
mengkonsumsi roti seperti makan makanan ringan/cemilan dan tidak
menimbulkan rasa kenyang bagi yang tidak terbiasa. Sehingga, mereka paling
banyak mengatakan tidak mengkonsumsi roti setiap hari.
f) Jenis roti yang biasa dikonsumsi reponden
Roti Manis Roti Isi Roti Tawar Yang lain0.05.0
10.015.020.025.030.035.040.045.050.0
25.3
45.5
24.7
4.5
Dari di atas, data yang didapatkan menunjukkan responden dengan
persentase terbesar 45,5% memilih jenis roti isi yang biasa dikonsumsi. Roti
manis dengan persentase 25,3%, roti tawar 24,7% dan yang lain 4,5%. Banyaknya
kesukaan responden terhadap roti isi mengisyaratkan prospek dalam berusaha roti
isi lebih tinggi dibandingkan jenis roti yang lain. Selain hal itu, varian rasa roti isi
merupakan seleranya anak muda sehingga menyebabkan roti isi menjadi jawaban
paling terbanyak dalam pertanyaan jenis roti isi yang biasa dikonsumsi.
g) Frekuensi responden membeli roti per minggu
1x 2x 3x >3x0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
51.1
21.9
12.9 14.0
Berdasarkan grafik frekuensi responden membeli roti per minggu di atas,
terlihat responden dengan pemilihan frekuensi 1 kali per minggu dengan
presentase 51,1 %, 21,9 % dengan frekuensi 2 kali per minggu, diikuti dengan
persentase 14 % dengan frekuensi >3 kali per minggu, dan persentase 12,9%
frekuensi membeli roti 3 kali dalam seminggu. Data ini menunjukkan bahwa
kebanyakan responden dalam membeli roti hanya 1 kali dalam seminggu, hal ini
dapat dikarenakan roti bukan merupakan makanan pokok setiap hari responden
dan kemungkinan alasan responden membeli roti hanya untuk sebagai kue
cemilan atau saat responden dalam keadaan tergesa-gesa dan harus segera makan
makanan yang cepat, praktis, dan sementara menunda lapar sehingga responden
memutuskan membeli roti.
h) Biaya yang dikeluarkan responden dalam membeli roti per minggu
< 25.000 30.000-50.000 55.000 - 95.000 > 100.0000.0
10.020.030.040.050.060.070.080.090.0 84.3
11.23.4 1.1
Dari grafik di atas, data yang didapatkan dari biaya yang dikeluarkan
responden dalam memberli roti per minggu jawaban yang terbanyak adalah
<Rp.25.000. Hal ini dikarenakan responden kurang berminat dalam
mengkonsumsi roti sehingga dalam biaya yang dikeluarkan dalam membeli roti
pun kurang.
i) Tempat responden biasa membeli roti
Supermarket Mall Toko Roti deket rumah
Yang lain0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
24.7
6.2
54.5
14.6
Berdasarkan grafik di atas, data yang diperoleh dari responden mengenai
tempat biasa membeli roti yang paling terbanyak adalah toko roti dekat rumah
dengan persentase 54,5%. Hal ini dikarenakan tempat yang mudah dijangkau
dalam membeli roti sehingga menyebabkan responden memilih toko roti yang
dekat rumah dibandingkan dengan supermarket, dan mall.
j) Apakah responden pernah membeli roti Agung
ya, silahkan lanjut ke pertanyaan no 7 tidak terima kasih telah berpartisipasi48.8
49.0
49.2
49.4
49.6
49.8
50.0
50.2
50.4
50.6
50.850.6
49.4
Dari grafik di atas, data yang diperoleh dari responden mengenai
responden pernah atau tidak dalam membeli roti Agung, ternyata paling banyak
menjawab ya dengan persentase 50,6%. Meleset dari perkiraaan kami yang
menduga roti Agung belum banyak dikenal oleh masyarakat, khususnya
mahasiswa, namun ternyata dari hasil pembagian kuisioner banyak responden
yang menjawab pernah membeli roti Agung. Kami pun berspekulasi bahwa roti
Agung memiliki prospek bagus dan dapat berkembang dalam usaha industri roti.
k) Responden mengenal roti Agung
Brosur Spanduk Referensi Teman yang lain0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
1.1 1.1
30.0
67.8
Dari grafik di atas, data yang didapatkan dari responden tentang responden
mengenal roti Agung sebanyak 67,8% dengan jawaban mengenal melalui cara
yang lain dibandingkan melalui brosur/spanduk atau referensi teman. Dari data
yang diperoleh responden menyebutkan cara lain yang dimaksud, yaitu dengan
melihat roti Agung yang dititipkan di warung-warung atau toko roti yang ada.
l) Responden biasa membeli roti Agung
Super Market Outlret roti agung dekat rumah
yang lain0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
18.924.4
56.7
Dari grafik di atas, dari 90 responden sebesar 56,7% mengatakan biasa
membeli roti Agung di tempat lain seperti warung-warung makan atau kios-kios
kecil (selain outlet roti Agung dekat rumah dan supermarket), 24,4% outlet roti
Agung dekat rumah, dan 13,9% supermarket. Hal ini dikarenakan pada saat ini
produsen masih memasarkan roti Agung dengan cara menitipkan roti Agung di
warung-warung makan dan kios-kios kecil, sehingga jawaban responden banyak
menyebutkan tempat biasa membeli roti Agung adalah di warung-warung makan
dan kios-kios kecil. Dari hal ini dapat terlihat tempat promosi roti Agung dan
target pasarnya pun masih terbatas. Dengan kondisi produk roti yang ada saat
sekarang, roti Agung memiliki tantangan untuk mencari tempat yang lebih
strategis dalam memasarkan roti Agung dan target pasarnya pun dapat lebih
berkembang dari yang sekarang.
m) Jenis rasa roti Agung yang paling disukai responden
Coklat Keju Keju Nenas Strawberry Yang Lain0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0 64.4
15.6
5.6 3.3
11.1
Dari hasil data grafik diatas, dari 90 responden 64,4 persen menyukai
coklat keju, 15,6 persen Keju, 5,6 persen strawberry , dan yang lain 11,11 persen,
hasil ini menjukkan bahwa para responden menyukai roti dengan rasa coklat keju,
dan keju. Hal ini dapat disebabkan oleh responden yang merupakan mahasiswa
dan masih muda, maka kebanyakan pada umumnya anak muda sangat suka
dengan coklat dan keju. Sehingga menyebabkan jawaban coklat keju dan keju
menjadi jawaban yang terbanyak. Selain itu, dari data tersebut dapat juga
menunjukkan bahwa roti Agung dengan varian rasa coklat keju dan keju
merupakan favorit varian rasa responden dan roti Agung dapat menjadikan varian
rasa tersebut menjadi produk andalan mereka, serta tetap dapat menjaga dan
meningkatkan kualitas varian rasa roti Agung agar tetap diminati oleh konsumen.
n) Penilaian Responden terhadap rasa roti Agung
Sangat suka Agak suka Tidak suka0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
32.2
65.6
2.2
Berdasarkan grafik di atas, dari 90 responden sebesar 65,6% menyatakan
agak suka, 32,2% sangat suka, dan 2,2% tidak suka. Hal ini dikarenakan rasa roti
Agung memiliki banyak varian rasa yang dapat dipilih sesuai favorit rasa
konsumen, sehingga banyak yang menyatakan agak suka dan sangat suka,
sedangkan responden yang menyatakan tidak suka kemungkinan hanya pernah
membeli atau mencoba satu kali saja. Selain itu, data tersebut menunjukkan
bahwa roti Agung dapat diterima oleh masyarakat, khusunya mahasiswa.
o) Penilaian responden terhadap tekstur roti Agung
Sangat suka Agak suka Tidak suka0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
34.4
58.9
6.7
Berdasarkan grafik di atas, dari 90 responden mengatakan bahwa 58,9%
agak suka, 34, 4% sangat suka, dan 6,7% tidak suka. Banyaknya responden yang
mengatakan agak suka, dikarenakan tekstur roti Agung yang tidak begitu lembut,
masih agak kasar jika dibandingkan dengan tekstur roti-roti Bakery. Sedangkan,
responden yang mengatakan sangat suka kemungkinan melakukan perbandingan
dengan tekstur roti yang sekelas dengan roti Agung sehingga mereka menyatakan
sangat suka. Dan responden yang menyatakan tidak suka kemungkinan
membandingkan tekstur roti Agung dengan tekstur roti–roti yang sudah terkenal
atau berad di atas level roti Agung. Sebagai tantangan roti Agung jika ingin
mengembangkan pemasaran dan membidik target pasar yang lenih banyak, hal ini
dapat menjadi masukan positif terhadap roti Agung dalam memperbaiki kualitas
teskstur rotinya.
p) Penilaian Responden terhadap kemasan roti Agung
Sangat suka Agak suka Tidak suka0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
17.8
63.3
18.9
Berdasarkan grafik di atas, dari 90 Responden 63,3% mengatakan agak
suka, hal ini dapat disebabkan roti Agung hanya dikemas dengan plastik saja
sehingga agak kelihatan kurang menarik. 17,% mengatakan sangat suka,
kemungkinan responden menyukai roti dengan kemasan yang sederhana saja atau
dapat dilkatakan responden tidak menilai roti dari kemasan tapi dari segi kualitas
produk. Dan 18,9% mengatakan tidak suka, hal ini dapat dikarenakan responden
ini menyukai roti yang dikemas pada bagian bawah roti diberi kertas kue dan
dimasukkan ke dalam plastik, atau menyukai roti yang dikemas dengan kemasan
kertas untuk makanan yang dapat terlihat lebih higienis dan menarik.
q) Harga Roti Agung
Mahal Murah0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
15.6
84.4
Berdasarkan grafik di atas, dari 90 responden, 84,4% mengatakan bahwa
harga roti Agung murah, hal ini dikarenakan walaupun kemasan roti Agung hanya
dibungkus dengan plastik saja dan tempat penjualan masih di kios-kios atau
warung – warung, namun kualitas dan rasa roti Agung sudah dapat dikatakan
lebih bagus daripada roti-roti yang sekelas dengan roti Agung. Sebanyak 15,8%
mengatakan mahal, hal ini dikarenakan untuk roti yang sekelas dengan roti Agung
dalam bentuk kemasan plastik saja biasanya dijual dengan harga Rp.1000,
sedangkan roti Agung Rp.1.500, jadi inilah yang menyebabkan 15,8% responden
mengatakan roti Agung mahal daripada roti yang sama dengannya.
r) Faktor yang membuat roti Agung disukai responden
Produk Harga Terjangkau Tempat Pelayanan yang lain0.0
10.020.030.040.050.060.0
35.6
54.4
2.2 2.2 5.6
Berdasarkan grafik di atas, dari 90 responden, 54, 4 % mengatakan bahwa
faktor yang membuat roti Agung disukai adalah harganya yang terjangkau
berkisar antara Rp.1.500-Rp.3500. Sebanyak 35% mengatakan bahwa produk
yang membuat roti Agung disukai, hal ini mungkin karena rasa roti Agung yang
enak dan memiliki berbagai varian rasa. Sebanyak 2,2% mengatakan tempat dan
pelayanan, hal ini mungkin dikarenakan pemasaran roti Agung masih terpatok
atau fokus pada warung-warung dan kios-kios sehingga masih belum begitu
dikenal. Dan 5,58 % mengatakan karena faktor lainnya.
s) Apakah konsumen sulit memperoleh roti Agung
ya tidak0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
15.6
83.3
Berdasarkan grafik di atas, dari 90 responden, 83,3% mengatakan tidak
sulit dan 15% mengatakan sulit, hal ini wajar dikarenakan roti Agung sering
dipasarkan dan didapatkan di warung- warung atau kios-kios sekitar rumah,
sehingga tidak sulit untuk membelinya. Sedangkan ada 15% responden yang,
mengatakan sulit kemungkinan di warung-warung atau kios-kios sekitar rumah
mereka tidak termasuk jangkauan pasar roti Agung. Hal ini dapat menjadi
masukan positif untuk produsen untuk memasarkan roti Agung, produsen dapat
mempertimbangkan keinginan konsumen dalam kemudahan memperoleh roti
Agung dari segi tempat pemasarannya.
t) Saran responden terhadap pemasaran roti Agung yang akan datang
mini market mall yang lain0.0
10.020.030.040.050.060.070.080.090.0
15.6
83.3
Berdasarkan grafik di atas, dari hasil pembagian kuisioner yang dilakukan
terhadap 90 orang yang menyatakan pernah membeli roti Agung, yaitu mahasiswa
jurusan Teknologi Industri Pertanian dan jurusan Psikologi diperoleh saran
sebasar 83,3% menyatakan bahwa pemasaran roti Agung lebih baik dilakukan di
mall dan 15,8% menyatakan lebih baik di mini market. Kemungkinan para
responden memilih di mall disebabkan secara umum di mall banyak orang yang
berkunjung dan daya saing akan lebih tinggi sehingga kualitas roti yang baik yang
akan dipilih, menjadikan usaha industry roti Agung sangat berkembang pesat.
Pada intinya dari saran-saran responden terhadap tempat pemasaran roti Agung
adalah menginginkan roti Agung dapat meningkatkan kualitas produknya dan
dapat dijangkau di tempat-tempat yang biasa dikunjungi orang banyak.
2. Analisis data dengan menggunakan Uji Chi-Square
- Chi-Square soal no. 6
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PERNAH/TIDAK PERNAH
MEMBELI ROTI AGUNG *
JENIS KELAMIN
178 100.0% 0 .0% 178 100.0%
PERNAH/TIDAK PERNAH MEMBELI ROTI AGUNG * JENIS KELAMIN
Crosstabulation
Count
JENIS KELAMIN
TotalPRIA WANITA
PERNAH/TIDAK PERNAH
MEMBELI ROTI AGUNG
YA 31 58 89
TIDAK 28 61 89
Total 59 119 178
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .228a 1 .633
Continuity Correctionb .101 1 .750
Likelihood Ratio .228 1 .633
Fisher's Exact Test .750 .375
Linear-by-Linear Association .227 1 .634
N of Valid Cases 178
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 29.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Analisis : Hipotesis :
H0 : Kategori baris dan kolom saling independent, atau tidak ada hubungan jawaban pernah atau tidak membeli roti Agung berdasarkan jenis kelamin.
H1 : Kategori baris dan kolom tidak saling independent, atau ada hubungan jawaban pernah atau tidak membeli roti Agung berdasarkan jenis kelamin.
Pengambilan keputusan:a) Berdasarkan Xhitung dengan Xtabel
Syarat :- H0 diterima : jika Xhitung < Xtabel
- H0 ditolak : jika Xhitung > Xtabel
Dari output diperoleh Xhitung = 0,228, sedangkan Xtabel dengan tingkat
signifikansi 5% dan df (derajat kebebasan) = 1 sebesar 3,84146. Karena
Xhitung<Xtabel maka H0 diterima yang artinya kategori baris dan kolom saling
independent atau antara jenis kelamin dan jawaban pernah atau tidak membeli
roti Agung tidak ada hubungan terhadap jenis kelamin.
b) Berdasarkan probabilitasSyarat :
- Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
- Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
Terlihat bahwa probabilitas = 0.633 > 0,05 maka H0 diterima, artinya antara
jenis kelamin dan jawaban pernah atau tidak membeli roti Agung tidak ada
hubungan terhadap jenis kelamin.
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .228a 1 .633
Continuity Correctionb .101 1 .750
Likelihood Ratio .228 1 .633
Fisher's Exact Test .750 .375
Linear-by-Linear Association .227 1 .634
N of Valid Cases 178
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 29.50.
Tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dan jawaban pernah atau tidak membeli roti Agung, kemungkinan karena roti adalah makanan yang digemari oleh semua orang, baik pria atau wanita dalam segala usia dan kalangan masyarakat. Maka pria atau wanita dalam menjawab pertanyaan tersebut tidak memiliki perbedaan yang bermakna.
- Chi-Square soal no.9
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
FAVORIT VARIAN RASA
ROTI AGUNG * JENIS
KELAMIN
90 59.6% 61 40.4% 151 100.0%
FAVORIT VARIAN RASA ROTI AGUNG * JENIS KELAMIN Crosstabulation
Count
JENIS KELAMIN
TotalPRIA WANITA
FAVORIT VARIAN RASA
ROTI AGUNG
COKLAT KEJU 15 43 58
KEJU 6 8 14
NENAS 4 1 5
STRAWBERRY 3 0 3
YANG LAIN 3 7 10
Total 31 59 90
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 12.723a 4 .013
Likelihood Ratio 13.260 4 .010
Linear-by-Linear Association 2.629 1 .105
N of Valid Cases 90
a. 6 cells (60.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.03.
Analisis : Hipotesis :
H0 : Kategori baris dan kolom saling independent, atau tidak ada hubungan jawaban favorit varian rasa roti Agung berdasarkan jenis kelamin.
H1 : Kategori baris dan kolom tidak saling independent, atau ada hubungan jawaban favorit varian rasa roti Agung berdasarkan jenis kelamin.
Pengambilan keputusan:a) Berdasarkan Xhitung dengan Xtabel
Syarat :- H0 diterima : jika Xhitung < Xtabel
- H0 ditolak : jika Xhitung > Xtabel
Dari output diperoleh Xhitung = 12,723, sedangkan Xtabel dengan
tingkat signifikansi 5% dan df (derajat kebebasan) = 4 sebesar
9,48773. Karena Xhitung>Xtabel maka H0 ditolak yang artinya ada
hubungan antara jenis kelamin dan favorit varian rasa roti Agung.
b) Berdasarkan probabilitasSyarat :
- Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
- Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
Terlihat bahwa probabilitas = 0.013 < 0,05 maka H0 ditolak, artinya antara jenis kelamin dan favorit varian rasa roti Agung ada hubungan terhadap jenis kelamin.
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 12.723a 4 .013
Likelihood Ratio 13.260 4 .010
Linear-by-Linear Association 2.629 1 .105
N of Valid Cases 90
Ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dan favorit varian rasa roti Agung. Menurut kami hal ini dikarenakan, pria cenderung suka merasakan asin. Dan wanita lebih cenderung suka merasakan manis. Sehingga dalam memilih varian rasa roti Agung pun wanita dengan pria memiliki perbedaan karena jenis kelamin. Misalnya, pria cenderung menyukai keju dan wanita cenderung menyukai coklat. Namun, dari data varian rasa terbesar yang dipilih oleh wanita dan pria adalah coklat keju. Mungkin disebabkan roti Agung tidak memiliki varian rasa coklat, sehingga wanita memilih roti Agung rasa coklat keju. Sedangkan pria memilih coklat keju karena kemungkinan pria yang biasa berpikir dengan logika, memilih roti Agung coklat keju karena mereka menilai roti Agung rasa coklat keju kemungkinan besar memiliki kalori yang banyak dan sesuai dengan kalori yang pria perlukan, maka pria memilih banyak memilih roti Agung rasa coklat keju.
- Chi-Square soal no.10
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PENILAIAN RASA ROTI
AGUNG * JENIS KELAMIN
90 59.6% 61 40.4% 151 100.0%
PENILAIAN RASA ROTI AGUNG * JENIS KELAMIN Crosstabulation
Count
JENIS KELAMIN
TotalPRIA WANITA
PENILAIAN RASA ROTI
AGUNG
SANGAT SUKA 11 18 29
AGAK SUKA 19 40 59
TIDAK SUKA 1 1 2
Total 31 59 90
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square .502a 2 .778
Likelihood Ratio .490 2 .783
Linear-by-Linear Association .094 1 .760
N of Valid Cases 90
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is .69.
Analisis : Hipotesis :
H0 : Kategori baris dan kolom saling independent, atau tidak ada hubungan penilaian rasa roti Agung berdasarkan jenis kelamin.
H1 : Kategori baris dan kolom tidak saling independent, atau ada hubungan penilaian rasa roti Agung berdasarkan jenis kelamin.
Pengambilan keputusan:a) Berdasarkan Xhitung dengan Xtabel
Syarat :- H0 diterima : jika Xhitung < Xtabel
- H0 ditolak : jika Xhitung > Xtabel
Dari output diperoleh Xhitung = 0,502, sedangkan Xtabel dengan
tingkat signifikansi 5% dan df (derajat kebebasan) = 2 sebesar 5,99146.
Karena Xhitung<Xtabel maka H0 diterima yang artinya antara jenis
kelamin dan penilaian rasa roti Agung tidak ada hubungan terhadap
jenis kelamin.
b) Berdasarkan probabilitasSyarat :
- Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
- Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
Terlihat bahwa probabilitas = 0.778 > 0,05 maka H0 diterima, artinya
antara antara jenis kelamin dan penilaian rasa roti Agung tidak ada
hubungan terhadap jenis kelamin.
Antara jenis kelamin tidak ada hubungan yang bermakna dengan dan
penilaian rasa roti Agung. Hal ini disebabkan, waktu sensasi pengecap antara
wanita dan pria memiliki perbedaan, namun perbedaan tersebut terlalu kecil,
sehingga dapat disimpulkan bahwa perbedaan jenis kelamin tidak berpengaruh
terhadap sensitifitas reseptor perasa. Hal ini juga dikarenakan secara anatomi lidah
pria dan wanita tidak jauh berbeda, sehingga sensitifitas juga tidak berbeda.
- Chi-Square soal no.11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PENILAIAN TEKSTUR ROTI
AGUNG * JENIS KELAMIN
90 59.6% 61 40.4% 151 100.0%
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square .790a 2 .674
Likelihood Ratio .759 2 .684
Linear-by-Linear Association .054 1 .816
N of Valid Cases 90
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 2.07.
Analisis : Hipotesis :
H0 : Kategori baris dan kolom saling independent, atau tidak ada hubungan tekstur roti Agung berdasarkan jenis kelamin.
H1 : Kategori baris dan kolom tidak saling independent, atau ada hubungan tekstur roti Agung berdasarkan jenis kelamin.
Pengambilan keputusan:a) Berdasarkan Xhitung dengan Xtabel
Syarat :- H0 diterima : jika Xhitung < Xtabel
- H0 ditolak : jika Xhitung > Xtabel
Dari output diperoleh Xhitung = 0,790, sedangkan Xtabel dengan
tingkat signifikansi 5% dan df (derajat kebebasan) = 2 sebesar 5,99146.
Karena Xhitung<Xtabel maka H0 diterima yang artinya antara jenis
kelamin dan penilaian tekstur roti Agung tidak ada hubungan terhadap
jenis kelamin.
b) Berdasarkan probabilitasSyarat :
- Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
- Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
Terlihat bahwa probabilitas = 0.674 > 0,05 maka H0 diterima, artinya
antara antara jenis kelamin dan penilaian tekstur roti Agung tidak ada
hubungan terhadap jenis kelamin.
Tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan penilaian
tekstur roti Agung karena teskstur roti merupakan suatu penilaian umum terhadap
siapa saja, sehingga tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan
penilaian tekstur roti. Tekstur roti mungkin akan berpengaruh terhadap selera
individu masing-masing.
- Chi-Square soal no.12
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PENILAIAN KEMASAN ROTI
AGUNG * JENIS KELAMIN
90 59.2% 62 40.8% 152 100.0%
PENILAIAN KEMASAN ROTI AGUNG * JENIS KELAMIN Crosstabulation
Count
JENIS KELAMIN
TotalPRIA WANITA
PENILAIAN KEMASAN ROTI
AGUNG
SANGAT SUKA 8 8 16
AGAK SUKA 20 37 57
TIDAK SUKA 3 14 17
Total 31 59 90
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 3.849a 2 .146
Likelihood Ratio 4.014 2 .134
Linear-by-Linear Association 3.792 1 .052
N of Valid Cases 90
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
5.51.
Analisis : Hipotesis :
H0 : Kategori baris dan kolom saling independent, atau tidak ada hubungan penilaian kemasan roti Agung berdasarkan jenis kelamin.
H1 : Kategori baris dan kolom tidak saling independent, atau ada hubungan penilaian kemasan roti Agung berdasarkan jenis kelamin.
Pengambilan keputusan:a) Berdasarkan Xhitung dengan Xtabel
Syarat :- H0 diterima : jika Xhitung < Xtabel
- H0 ditolak : jika Xhitung > Xtabel
Dari output diperoleh Xhitung = 3,849, sedangkan Xtabel dengan
tingkat signifikansi 5% dan df (derajat kebebasan) = 2 sebesar 5,99146.
Karena Xhitung<Xtabel maka H0 diterima yang artinya antara jenis
kelamin dan penilaian kemasan roti Agung tidak ada hubungan terhadap
jenis kelamin.
b) Berdasarkan probabilitasSyarat :
- Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
- Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
Terlihat bahwa probabilitas = 0.146 > 0,05 maka H0 diterima, artinya
antara antara jenis kelamin dan penilaian kemasan roti Agung tidak ada
hubungan terhadap jenis kelamin.
Tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan penilaian
kemasan roti Agung. Hal ini disebabkan responden yang merupakan mahasiswa
kemungkinan tidak terlalu mementingkan kemasan roti Agung, karena mereka
lebih mementingkan harga yang terjangkau dengan jumlah uang saku mereka.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan dan Saran
Pada riset pemasaran roti Agung ini dapat diambil kesimpulan yaitu
1. Dilihat dari pertanyaan berapa banyak orang yang mengenal roti
Agung, dari 178 responden, 90 responden mengatakan mengenal roti
Agung, dan dari pertanyaan rasa roti Agung mana yang disukai, para
responden menjawab coklat keju dan keju, sehingga dapat dilihat
bahwa roti Agung cukup terkenal di kalangan mahasiswa dan
kemungkinan permintaan terhadap roti Agung juga banyak.
2. Tanggapan secara umum para responden terhadap roti Agung adalah
pada segi rasa roti Agung, para responden banyak mengatakan agak
suka, pada tekstur para responden banyak mengatakan agak suka,
dan pada kemasan para responden banyak mengatakan agak suka,
hal ini dapat menjadi penilaian bahwa roti Agung sudah dapat
diterima oleh masyarakat.
3. Dari riset ini dapat dilihat bahwa untuk dapat meningkatkan volume
penjualan roti Agung harus memperbaiki rasa, tekstur, dan kemasan
produk, serta jika mampu tetap menjual roti dengan harga di bawah
roti- roti yang sudah terkenal dan ternama, agar banyak konsumen
yang tertarik dan membeli roti Agung.
4. Tidak hubungan bermakna antara pernah atau tidak membeli roti
Agung dengan jenis kelamin.
5. Ada hubungan bermakna antara varian rasa dengan jenis kelamin.
6. Tidak ada hubungan bermakna antara penilaian rasa roti Agung
dengan jenis kelamin,
7. Tidak ada hubungan bermakna antara penilaian tekstur roti Agung
dengan jenis kelamin.
8. Tidak ada hubungan bermakna antara penilaian kemasan roti Agung
dengan jenis kelamin.
B. Saran
Saran yang dapat diambil dari riset pemasaran ini adalah :
Dalam melakukan penjualan suatu produk harus memperhatikan
rasa, tekstur, kemasan, harga jual, dan target pasar yang dituju sehingga
produk yang di jual dapat menyesuaikan dengan keadaaan dan keinginan
konsumen dan konsumen menjadi tertarik untuk membelinya. Karena
penggunaan Chi-Square belum sepenuhnya memberikan
kesimpulan hubungan dan sebab-sebab hubungan secara
lebih mendalam, maka untuk penelitian selanjutnya
disarankan untuk menggunakan uji statistik hubungan yang
lain yang lebih lengkap.
B.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2011. Roti . http:// www.wikipedia.com. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2011 jam 09.15 WITA.
Anonim2. 2010. Roti Manis . http :// kambing.ui.ac.id . Diakses pada tanggal 26 Oktober 2011 jam 09.15 WITA.
Anonim3. 2008. Pengetian Kuisioner . http://alfside.wordpress.com. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2011 jam 09.15 WITA.
Badri, Sutrisno. 2009. Pendekatan Perilaku Konsumen Untuk Menentukan Peta Persepsi Produk dan Strategi Pemasaran (Studi Kasus Pada Produk Minuman Ringan di Palembang). digilib.unsri.ac.id/download/Jurnal Vol_ 1 Sutrisno.pdf. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2011 jum 22.20 WITA.
Billy. 2010. Laporan Riset Pemasaran Terhadap Nilai Jual Produk “Fresh Tea”. http://billyjoeadam.files.wordpress.com/2010/01/laporan-pemasaran.pdf. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2011 jam 20.20 WITA.
Jurini, Kristanti, 2003. Menetapkan Segmentasi Pasar. www.jogjabelajar.org/ modul/ bisnis/penjualan/24_e2_segmentasi_pasar.pdf. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2011 jam 20.02 WITA.
USU (Universitas Sumtera Utara). 2010. BAB II. Uraian Teoritis. http:// repository.usu.ac.id/bitstream/ 123456789/17054/3/Chapter%20II.pdf. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2011 jam 21.41 WITA.
Wikipedia. 2011. Perilaku Konsumen. http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen. Diakses pada tanggal 26
Oktober 2011 jam 20.04 WITA.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .......................................................................................................... i
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum .................................................................................. 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3
BAB III. BAHAN DAN METODE ....................................................................... 8
A. Alat dan Bahan ....................................................................................... 8
B. Tempat dan Waktu.................................................................................. 8
C. Metode kerja........................................................................................... 8
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 11
A. Hasil........................................................................................................ 11
B. Pembahasan............................................................................................ 12
VI. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 15
A. Kesimpulan ............................................................................................ 15
B. Saran ...................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 16