LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6...
Transcript of LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6...
i
LAPORAN AKHIR
PENELITIAN DOSEN PEMULA
ANALISIS KRITERIA DAN INDIKATOR PENILAIAN SMART CITY DI KOTA
TANGERANG SELATAN, PROVINSI BANTEN (SUATU ANALISIS MELALUI
SMART ECONOMY)
Tahun ke – 1 dari rencana 1 tahun
Iman Lubis, S.E., M.S.M. 0425098602 (Ketua)
Mohamad Safii, S.Ikom., M.M. 0408107904 (Anggota)
Ahmad Yani Nasution, Lc.,M.Sy 0422118502 (Anggota)
Dibiayai Oleh:
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat
Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Sesuai dengan Kontrak Penelitian
Nomor : 111/A5/SPKP/LPPM/UNPAM/III/2018
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
SEPTEMBER, 2018
ii
iii
RINGKASAN
Penelitian ini menjelaskan indikator smart economy di kota Tangerang Selatan. Penelitian ini
bertujuan untuk memberikan informasi kepada walikota Tangerang Selatan seberapa kompetitif
kotanya. Metode yang digunakan adalah fishbone. Tambahan, karena menggunakan penelitian
kualitatif, selama periode penelitian akan ada kemungkinan pengembangan masalah dalam
menganalisa. Data berasal dari teori, publikasi BPS kota Tangerang Selatan, Dinas Komunikasi
dan Informatika, Dinas UMKM dan Koperasi, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Badan
Pendapatan Daerah, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan, dan Badan Pengelolaan
Aset dan Keuangan Daerah. Indikator untuk smart economy adalah inovasi, kewirausahaan, merek
dagang, produktivitas, ketetapan internasional, dan tenaga kerja yang fleksibel. Hasil dari
penelitian ini adalah smart economy menjelaskan bahwa di kota Tangerang Selatan memiliki
inovasi yang rendah, kewirausahaan yang tinggi, produktivitas yang sedang, fleksibilitas pekerja
yang rendah, produk local yang dikenalkan ke luar negeri dan menjadi favourite adalah krupuk
jengkol, merek dagan belum memiliki pasar yang luas, dan terdapat beberapa perusahaan yang
menerbitkan saham. Di kota Tangerang Selatan, produktivitas (Dinas Tenaga Kerja) dan Ketetapan
Internasional (Dinas Pariwisata) tidak dimasukkan di dalam smart economy, tetapi dinas tenaga
kerja adalah smart social, dan dinas pariwisata adalah smart brand.
Kata Kunci : Smart Economy, Fishbone, Inovasi, Kewirausahaan, Ketetapan Internasional,
Fleksibilitas Pekerja, Produktivitas.
iv
PRAKATA
Penelitian ini tidak bisa dimulai tanpa kehadiran Pak Irwansyah dan Pak Suworo. Oleh
sebab itu, rasa terima kasih kami sampaikan kepada mereka. Kedua, ucapan terima kasih
kepada Ketua LPPM dan Dekan Fakultas Ekonomi yaitu Pak Ali Maddinsyah dan Pak Dr.
Ir. Boedi Hasmanto, M.S karena tanpa izin mereka dan dukungan mereka penelitian ini
tidak diakui oleh Kemenristekdikti. Ketiga, penulis juga berterimakasih kepada teman-
teman seperjuangan Pak Syamruddin, Pak Nefo Indra, dan Pak Ahmad Nazir yang
menyediakan waku mereka untuk menyelesaikan beberapa permasalahan pada penelitian
kami. Keempat, penulis sangat berterimakasih kepada bu Dian Anggraini S.T., M.Si
sebagai Kepala Pengembangan Sumber Daya Manusia TIK dan Kerjasama Smart City dan
staf-stafnya seperti Pak Hasikin dan Pak Heri Darmawan dari Dinas Kominfo karena
mereka telah memberikan master plan smart city kota Tangerang Selatan dan tidak merasa
beban untuk menjawab setiap pertanyaan kami. Kelima, penulis berterimkasih kepada
Kepala departemen Ekonomi dan mbak Hijri karena mereka telah mengundang kami
dalam rapat inflasi daerah sebelum ramadhan. Keenam, Rasa terima kasih juga saya
sampaikan kepada Pak Artiyugo dari Dinas Koperasi dan UMKM karena beliau menjawab
semua pertanyaan tentang wirausaha mikro, kecil, dan menengah, juga kepada staf
Disperindag, staf BPKAD, Pak Sriyono dan Pak Bachtiar STP, M.Si dan staf BAPENDA
lainnya, Bu Ria kepala perencanaan Dinas Ketapang.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN i
RINGKASAN ii
PRAKATA iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7
BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 17
BAB 4 METODE PENELITIAN 19
BAB 5 HASIL YANG DICAPAI 22
BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53
DAFTAR PUSTAKA 56
LAMPIRAN 57
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12
Tabel 13
Tabel 14
Tabel 15
Tabel 16
Tabel 17
Tabel 18
Tabel 19
Tabel 20
Tabel 21
Tabel 22
Tabel 23
Peranan PDRB Kota Tangerang Selatan Menurut Lapangan Usaha
(persen), 2010-2014
Pertumbuhan Ekonomi
PDRB Berdasarkan Pengeluaran Kota Tangerang Selatan
Jumlah Populasi Kota Tangerang Selatan
Pembangunan Ekonomi di Kota Tangerang Selatan
Indeks Pembangunan Manusia Kota dan Kabupaten di Kota Tangerang
Selatan Banten
Pelayanan TIK Kondisi Sekarang dan Sektor
Persentase dari Anggota Rumah Tangga di atas Lima Tahun Berdasarkan
Karakter dan Penggunaan TIK Tiga Bulan Terakhir 2017
Tingkat Pekerja di Knowledge Intensive Sectors
Jumlah UMKM 2017
Jumlah UMKM 2015
Perubahan Jumlah Kewirausahaan
Data Industri Kecil Menengah per Kecamatan
Data Industri Kecil Menengah per Jenis
PDRB per Pekerja
Proporsi Pegawai Lepas
Indikator Pekerja Kota Tangerang Selatan
Perusahaan yang Menerbitkan Saham di Kota Tangerang Selatan
Kendala dan Non-Kendala Smart Economy
Inisiasi Smart Economy berdasarkan OPD
BPHTB Sudah Online
E-Formulir Pajak (E-SPPT)
NON-BPHTB Sudah Dibayar Online
2
22
22
23
24
25
25
26
28
28
29
29
30
30
29
31
32
33
34
34
37
37
38
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Kontribusi PDRB Menurut Sektor Lapangan Usaha di Kota
Tangerang Selatan
Struktur PDRB Kota Tangerang Selatan, 2013
Ishikawa Diagram – 6 Komponen pembentuk Smart City
Kerangka Konseptual
1
3
4
16
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Format Wawancara Smart Economy di KOMINFO TANGSEL 59
FORM WAWANCARA UMKM DI KOTA TANGSEL 60
Format Pedoman Wawancara Smart Economy di Kota Tangsel Kabag Perekonomian 61
PERTANYAAN KE DINAS-DINAS 62
RAPAT TPID TRIWULAN I TAHUN 2018 72
Lampiran File Submitted to ICE-BEES UNNES 2018 75
Lampiran Email Sybmitted JIAP BRAWIJAYA 78
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai Negara yang pada awalnya sukses dalam pertanian, Indonesia telah
bergerak menjadi Negara Industri Maju Baru sebagaimana platform yang telah
diletakkan. Kemajuan Industri Indonesia di satu sisi masih bertumpu pada basis
Pertanian atau Agroindustri terutama industri perkebunan sawit, kakao, karet dan hasil
laut, tetapi pengembangan pengolahan lebih lanjut dilakukan diluar negeri sehingga
nilai tambah ekonomi komoditi dinikmati oleh Negara yang memiliki teknologi
pengolahan lebih maju dan manajemen usaha yang efisien yang sebagian besar
bergerak di industri hilir dan pemasaran produk akhir.
Untuk menilai dan menganalisis perekonomian dibutuhkan data statistik. Data
ini berfungsi untuk alat pengambilan keputusan. Perekonomian terbagi atas 3 sektor
yaitu sektor premier, sekunder, dan tersier. Upaya – upaya pembangunan di kota
Tangsel bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Diperlukan
perencanaan yang matang agar pembangunan dapat dioptimalkan secara optimal dan
disesuaikan dengan visi dan misi kota Tangsel. Untuk menghitung indikator
perekonomian daerah yang digunakan adalah PDRB (Produk Domestik Regional
Bruto).
Kelompok lapangan usaha primer terdiri atas 1) lapangan usaha Pertanian, 2)
Kehutanan dan Perikanan, 3) Pertambangan dan Penggalian. Kelompok lapangan
usaha sekunder terdiri atas a) lapangan usaha Industri Pengolahan; b) Pengadaan
Listrik, dan Gas; c) Pengadaan Air; d) Konstruksi. Kemudian kelompok lapangan
usaha tersier terdiri atas a) lapangan usaha Perdagangan Besar dan Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor; b) Transportasi dan Pergudangan; c) Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum; d) Informasi dan Komunikasi; e) Jasa Keuangan; f) Real Estat; g) Jasa
Perusahaan; h) Administrasi Pemerintahan, i) Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; j)
Jasa Pendidikan, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial dan Jasa Lainnya.
Gambar 1
Kontribusi PDRB Menurut Sektor Lapangan Usaha
di Kota Tangerang Selatan (persen), 2014
2
Perekonomian di kota Tangsel berdasarkan Gambar 1 73,07% adalah tersier,
26,62% adalah sekunder, dan 0,32 % adalah premier.
Tabel 1
Peranan PDRB Kota Tangerang Selatan
Menurut Lapangan Usaha (persen), 2010-2014
Business Field 2010 2011 2012 2013* 2014**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A Agriculture, Forestry and Fisheries 0,34 0,33 0,30 0,29 0,32
B Mining and Excavation 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
C Processing Industry 13,04 12,62 11,84 11,62 11,45
D Procurement of Electricity and Gas 0,10 0,10 0,11 0,12 0,12
E Water Supply, Waste Management,
Waste and Recycling
0,06 0,05 0,05 0,05 0,04
F Construction 12,28 12,54 13,55 14,39 15,01
G Wholesalers and Retails; Car and
Motorcycle Repair Shop
17,64 18,40 18,63 17,95 17,56
H Transportation and Warehouse 2,52 2,62 2,70 2,91 3,07
I Providing Accomodation and Eating
and Drinking
3,09 3,08 3,14 3,32 3,36
J Information and Communication 12,33 12,55 11,94 10,91 10,86
K Financial Service and Insurance 1,21 1,20 1,22 1,22 1,21
L Real Estate 17,04 16,52 16,46 16,65 16,21
M,N Company Services, Government
Administration, Defence and
3,01 3,03 3,12 3,28 3,42
3
Warranties
O Social Compulsory 1,12 1,20 1,21 1,20 1,25
P Educational Services 8,11 7,90 8,19 8,73 8,96
Q Health Services and Social Activities 4,96 4,73 4,58 4,35 4,05
R,S,T,U Other Service 3,14 3,12 2,95 3,12 3,14
Gross Domestic Product 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Gambar 2 Struktur PDRB Kota Tangerang Selatan, 2013
Struktur perekonomian kota Tangsel didominasi oleh pedagang besar dan
eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor sekitar 17,56% dengan nilai nominal 8,977
triliyun rupiah. Kategori penyumbang kedua adalah real estate sebesar 16,21% atau
senilai 8,302 triliun rupiah. Kategori penyumbang ketiga adalah konstruksi sebesar
15,02 % atau sebesar 7,690 triliyun rupiah.
Permasalahan yang akan dihadapi oleh pemukiman perkotaan (urban living)
adalah peningkatan populasi wilayah perkotaan ( United Nation, 2011). Sudah pasti
wilayah perkotaan akan banyak mengalami masalah dari sisi tanah, ekonomi,
pemukiman, sampah, budaya, administrasi pemerintahan, pengangguran, kualitas hidup,
4
kemacetan, persaingan yang semakin keras. Oleh sebab itu ide smart city ini sangat baik
untuk menyelesaikan permasalahan perkotaan (urban).
Komponen pembentuk terwujudnya Smart City adalah 1) Smart Governance,
2) Smart environment, 3) Smart Living, 4) Smart Mobility, 5) Smart Economy, dan 6)
Smart People. Hal ini bisa dicermati pada diagram fishbone di bawah ini.
Gambar-3: Ishikawa Diagram – 6 komponen pembentuk Smart City
Smart economy adalah salah satu bagian untuk membentuk smart city. Smart
economy menunjuk sebuah perekonomian yang didukung oleh inovasi teknologi dalam
rangka pengefisienan biaya konsumen, investor, pemerintah, importir dan eksportir.
Pada penelitian ini peneliti hanya akan meneliti smart economy sebagai salah satu faktor
pendorong smart city. Jika ekonomi memburuk maka permasalahan perkotaan menjadi
carut marut.
Beberapa kota yang menjadi sasaran untuk smart economy adalah Holyoke
(Massachusettes), Kochi (India), Malta, Manado (Indonesia), Nanjing (China). Smart
economy juga menggambarkan sebuah persaingan dari urban living itu sendiri.
Indikator smart economy terdiri atas inovasi, produktivitas, jiwa inovasi, haki,
kewirausahaan, pengetahuan pasar dan keterbukaan.
Kota Tangerang Selatan mendapatkan Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI)
2017 yang diberikan oleh Wakil Presiden Yusuf Kala. Airin (Walikota Tangerang
Selatan) mengatakan bahwa Tangsel mendapatkan delapan penghargaan dengan
5
kategori Rating Ekosistem Kompetitif, Rating Keamanan dan Kebencanaan Kota,
Rating Lingkungan Cerdas, Rating Mobility, Rating Ekosistem Teknologi Finansial,
Rating Ekonomi Cerdas, Rating Sosial Cerdas, dan Rating Ekosistem Inovasi. Tangsel
masuk ke dalam 15 kota yang mendapatkan penghargaan dan dikelompokkan menjadi
tiga jenis kota yaitu kota besar, kota sedang dan kota kecil. Kota besar yang
mendapatkan penghargaan adalah Surabaya, Bandung, Semarang, Bekasi dan Tangerang
Selatan.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa sektor di
Bidang Ekonomi memiliki peranan dalam upaya pengembangan salah satu Smart City
Kota Tangerang Selatan. Sekaitan dengan itu penulis sangat tertarik untuk mengambil
judul mengenai “ ANALISIS KRITERIA DAN INDIKATOR PENILAIAN SMART
CITY DI KOTA TANGERANG SELATAN, PROVINSI BANTEN (SUATU
ANALISIS MELALUI KOMPONEN SMART ECONOMY)”.
1.2 Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak melebar terlalu jauh, maka peneliti melakukan
pembatasan masalah, agar penelitian fokus dan hasil penelitiannya sesuai dengan apa
yang diharapkan peneliti. Berikut fokus permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah Smart Economy Kota Tangerang Selatan.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah ekonomi kota Tangerang Selatan ?
2. Bagaimanakah teknologi informasi yang sudah diaplikasikan di kota Tangerang
Selatan?
3. Berapa banyak pegawai di sektor pemerintah dan swasta yang memiliki kemampuan
dalam mengeoperasikan teknologi informasi tersebut?
4. Berapa banyak konsumen menggunakan teknologi informasi dalam memenuhi
kebutuhan?
5. Berapa banyak entrepeneur-entrepreneur yang menggunakan teknologi informasi
dalam menggunakan bisnisnya?
6. Adakah eksportir dan importir yang menggunakan teknologi informasi dalam proses
bisnisnya?
6
7. Peraturan daerah dan prosedural apakah yang sudah dibuat oleh Pemda Tangsel
untuk menopang ekonomi dengan teknologi informasi?
8. Bagaimanakah Smart Economy di kota Tangerang Selatan?
9. Apa sajakah faktor penghambat dan pendorong untuk Smart Economy kota
Tangerang Selatan?
10. Apakah Smart Economy dapat diaplikasikan dengan baik di kota Tangerang Selatan?
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Intelligent City (Letaifa, 2015)
1. Kota yang dapat mengelola sumber dayanya sendiri, merencanakan pencegahan
aktivitas pemeliharaan dan mengawasi aspek keamanan selama memaksimalkan
pelayanan untuk warga kotanya.
2. Kota dimana ICT nya menguatkan kebebasan berbicara dan transparan.
3. Kota yang memiliki alat alat untuk mengintegrasikan keseluruhan kehidupan
dengan kamera, handphone, alat kesehatan. Intelegensi menunjukkan analisa
kompleks, permodelan, optimalisasi dan visualisasi di proses bisnis operasional
untuk membuat keputusan operasional yang lebih baik. Contoh intelligent city:
Singapura biasa disebut intelligent island, Toronto, Winnipeg, New Taipei City
2.2 Smart City
1. Sebuah kota yang memiliki kinerja yang baik dalam melihat masa depan di
economy, people, governance, mobility, environment, dan living membangun
kombinasi pintar dari warisan dan aktivitas keputusan sendiri, mandiri, dan
peduli terhadap warga kotanya.
2. Sebuah penggunaan teknologi komputer pintar untuk membuat komponen
infrastruktur yang penting dan jasa dari kota seperti administrasi,
pendidikan,kesehatan, keamanan public, properti, transportasi, penggunaan
alat yang lebih pintar, interkoneksi internet, dan efisien.
3. Kota yang melakukan dan menyebarkan informasi dan infrastruktur teknologi
komunikasi untuk mendukung sosial dan pertumbuhan perkotaan melalui
penambaan ekonomi, kepedulian warga kota, dan pemerintahan yang efisien.
4. Lingkungan yang aman dan pusat perkotaan yang efisien dari masa depan
dengan infrasruktur yang maju seperti sensor , alat elektronik, dan jaringan
untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan hidup yang
Berkualitas tinggi. Contoh: London, Stockholm, Amsterdam, Vienna,
Luxemborg, Turku, Eindhoven, dan Montpellier.
8
2.3 Creative City
1. Kota yang memberikan inspirasi, budaya, pengetahuan, dan hidup yang
memotivasi penduduknya untuk berkembang dalam hidupnya.
2. Kota yang menginovasi, mengembangkan dan menawarkan kesejahteraan dan
pekerjaan ke penduduknya, merasakan bahwa mereka dapat ke daerah dimana
ilmu dan kreativitas bisa berkembang. Budaya biasanya ditambahakn pada
wilayah ini, akan membuat pengetahuan pekerja meningkat tetapi uga sektor
ekonominya.
2.4 Smart Economy
1. Smart Economy memasukkan pengetahuan ekonomi dimana inovasi dan
teknologi dipertimbangkan sebagai penggerak utama yang paling penting.
2. Smart Economy memasukkan penyelenggaraan klaster inovasi dan kerjasama
yang saling menguntungkan antara perusahaan, institusi penelitian, dan warga
negara untuk mengembangkan, mengimplementasikan, dan mempromosikan
melalui jaringan ini.
3. Smart economy menggabungkan ekonomi perusahaan dan inovasi aatau ide dari
ekonomi. Smart economy adalah karakter dari penggunaan human capital
(pengetahuan, keahlian, dan kreativitas, merubah ide menjadi proses, produk dan
jasa yang berharga). Smart economy juga fokus terhadap pembuatan ekonomi
hijau dengan mengembangkan perusahaan hijau (mempromosikan sumber energi
yang bisa didaurulang sehingga dapat menurunkan biaya).
4. Smart economy adalah kemampuan untuk menjalankan sumber yang ada untuk
pengembangan dan perlakuan dari solusi inovasi.
5. Smart Economy adalah jaringan ekonomi, mengembangkan model kerjasama
baru dalam produksi, distribusi dan konsumsi.
6. Smart economy adalah economy yang fleksibel dan memiliki kemampuan untuk
berkompetisi (keterbukaan), membuat nilai tambah yang tinggi, berdasarkan
pengetahuan, inovasi kewirausahaan (kreativitas) dan tanggung jawab sosial dan
pertumbuhan hijau (tanggung jawab).
7. Smart economy adalah lingkungan yang baik untuk pertumbuhan ekonomi dan
ekonomi integrasi orientasi nilai tambah yang tinggi.
8. Smart economy membedakan kemampuan untuk melawan tantangan ekonomi,
menciptakan pekerjaan, mendirikan bisnis baru dan meningkatkan ketertarikan
dan kompetitif regional.
9
9. Keefisienan perkotaan (urban) diidentifikasikan dengan kotanya pintar, sebagai
keefektifan operasi kota yang menarik dan memelihara keahlian, bisnis baru,
murid, turis dan penduduk.
10. Smart economy adalah persaingan dalam inovasi, kewirausahaan, kepemilikan
intelektual, efisiensi, dan fleksibilitas pasar tenaga kerja dan integrasi pasar
global.
11. Smart economy adalah ekonomi hijau. Itu mendukung pengurangan jumlah
karbondioksida di industri dan menyarankan invetasi di “ekonomi bersih”.
12. Smart economy berhubungan dengan persaingan ekonomi dan melibatkan
inovasi, kewirausahaan, gambaran ekonomi, efisiensi dan fleksibilitas pasar
tenaga kerja, integrasi di lokal dan pasar internasional sama dengan kemampuan
untuk merubah.
13. Smart economy termasuk pekerjaan dari teknologi informasi dan telekomunikasi
di aktivitas ekonomi, proses bisnis pintar baru, dan sektor teknologi pintar. Smart
Business dikarakterkan oleh pertumbuhan bisnis, pembuatan pekerjaan,
penambahan persyaratan dan efisiensi keuntungan.
14. Kota disebut pintar saat investasi di orang dan modal sosial dan tradisional
(transport) dan modern (ICT) infrastruktur komunikasi bahan pertumbuhan
ekonomi berkelanjutan dan kualitas hidup yang tinggi, dengan manajemen yang
bijak dari sumber alami, melalui partisipasi pemerintahan.
15. Smart economy melibatkan ekonomi yang dikarakteristikkan oleh pemimpin
bisnis, membuat lingkungan bisnis yang baik di kota agar menarik bisnis lama
dan baru. Pola penting dari pertumbuhan urban jangka panjang
2.5 Indikator Smart Economy (Lazariou dan Roscia, 2012)
1. Inovatif Spirit
a. Persentasi Riset dan Penelitian persentase Produk Domestik Bruto
b. Tingkat pekerja di Knowledge Intensive Sector
c. Jumlah paten dibandingkan penduduk
2. Entrepreneurship
a. Tingkat pekerjaan mandiri
b. Jumlah bisnis baru yang terdaftar
3. Economic Image and Trademarks
a. Penting sebagai pusat pengambilan keputusan seperti kantor pusat
4. Productivity
a. Produk Domestik Bruto per pekerja
5. Fleksibilitas dari Pasar Pekerja
a. Tingkat Pengangguran
b. Proporsi pekerja part-time (bekerja yang kurang dari 30 jam per minggu)
6. International Embed
10
a. Penumpang Pesawat
b. Perusahaan yang menerbitkan saham pada pasar saham.
2.7 Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Simon Kuznets dalam Jhingan, (2010) Pertumbuhan ekonomi adalah
peningkatan kemampuan suatu Negara (daerah) untuk menyediakan barang barang
ekonomi bagi penduduknya, yang terwujud dengan adanya kenaikan output nasional
secara terus-menerus yang disertai dengan kemajuan teknologi serta adanya
penyesuaian kelembagaan, sikap dan ideologi yang dibutuhkannya.Sedangkan Boediono
(1999) dalam Almulaibari (2011), mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai
penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output perkapita
dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut
sehingga terjadi proses proses pertumbuhan. Sehingga pertambahan output itu haruslah
lebih tinggi dari persentase pertambahan jumlah penduduk dan ada kecenderungan
dalam jangka panjang bahwa pertumbuhan itu akan terus berlanjut.
Adam Semit dalam Tarigan (2005), mengemukakan bahwa salah satu faktor
yang menentukan pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan penduduk, jumlah
penduduk yang bertambah akan memperluas pangsa pasar dan perluasan pasar akan
meningkatkan spesialisasi dalam perekonomian tersebut. Lebih lanjut, spesialisasi akan
meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga meningkatkan upah dan keuntungan.
Dengan Demikian, peroses pertumbuhan akan terus berlangsung sampai seluruh
sumberdaya termanfaatkan.
Sedangkan David Ricardo dalam Tarigan (2005), memberikan pandangan yang
berbeda dengan Adam Smith. Menurutnya, perkembangan penduduk yang berjalan
cepat pada akhirnya akan menurunkan kembali tingkat pertumbuhan ekonomi ketaraf
yang rendah. Pola pertumbuhan ekonomi berawal dari jumlah penduduk rendah dan
sumber daya relatif melimpah.
Menurut Schumpeter dan Hicks dalam Jhingan (2010), ada perbedaan dalam
istilah perkembangan ekonomi dan pertumbuhan. Perkembangan ekonomi merupakan
perubahan spontan dan terputus-putus dalam keadaan stasioner yang senantiasa
mengubah dan mengganti situasi kesimbangan yang ada sebelumnya. Sedangkan
pertumbuhan ekonomi adalah perubahan jangka panjang secara perlahan dan mantap
yang terjadi melalui kenaikan tabungan dan penduduk. Beberapa pakar ekonomi
membedakan pengertian antara pembangunan ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi.
11
Para pakar ekonomi yang membedakan kedua pengertian tersebut mengartikan istilah
pembangunan ekonomi sebagai :
Peningkatan pendapatan perkapita masyarakat yaitu tingkat pertumbuhan
Produk Domestik Bruto/Produk Nasional Bruto pada suatu tahun tertentu dibagi dengan
tingkat pertumbuhan penduduk, atauPerkembangan Produk Domestik Bruto/Produk
Nasional Bruto yang terjadi dalam suatu negara dibarengi oleh perombakan dan
modernisasi struktur ekonominya (transformasi struktural). Sedangkan pertumbuhan
ekonomi diartikan sebagai kenaikan Produk Domestik Bruto/Produk Nasional Bruto
tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat
pertumbuhan penduduk, atau apakah perluasan struktur ekonomi terjadi atau tidak.
Laju pertumbuhan ekonomi didapat dari perhitungan PDRB atas dasar harga
konstan. Diperoleh dengan cara mengurangi nilai PDRB pada tahun ke -t terhadap nilai
pada tahun ke t-1, dibagi dengan nilai pada tahun ke t-1, kemudian dikalikan dengan
100 persen. Laju pertumbuhan ekonomi menunjukkan perkembangan agregat pendapat
dari satu waktu terhadap waktu sebelumnya. Dalam perhitungan pertumbuhan ekonomi
digunakan PDRB atas dasar harga konstan agar dapat menggambarkan pertumbuhan
produksi barang dan jasa yang sesungguhnya (riil) sebagai akibat proses produksi tanpa
akibat peroses produksi tanpa dipengaruhi oleh kenaikan harga (inflasi) yang terjadi.
Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor penting sebagai
berikut (Arsyad, 2010):
a. Akumulasi Modal
Akumulasi modal adalah termasuk semua investasi baru yang berwujud tanah
(lahan), peralatan fiskal dan sumberdaya manusia (human resources), akan terjadi jika
ada bagian dari pendapatan sekarang yang ditabung dan kemudian diinvestasikan untuk
memperbesar output pada masa yang akan datang. Akumulasi modal akan menambah
sumberdaya-sumberdaya yang baru dan akan meningkatkan sumberdaya-sumberdaya
yang telah ada. b. Pertumbuhan Penduduk
12
Pertumbuhan penduduk dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan
jumlah angkatan kerja (labor force) dianggap sebagai faktor yang positif dalam
merangsang pertumbuhan ekonomi, namun kemampuan merangsang pertumbuhan
ekonomi bergantung pada kemampuan sistem ekonomi yang berlaku dalam menyerap
dan mempekerjakan tenaga kerja yang ada secara produktif. c. Kemajuan Teknologi
Menurut para ekonom, kemajuan teknologi merupakan faktor yang paling
penting bagi pertumbuhan ekonomi. Dalam bentuknya yang paling sederhana, kemajuan
teknologi disebabkan oleh cara-cara baru dan cara-cara lama yang diperbaiki dalam
melakukan pekerjaan-pekerjaan tradisional.
2.8 Membangun Daya Saing Daerah Berbasis Kompetensi Inti
Istilah kompetensi inti (core competence) pertama kali digunakan oleh
Prahalad dan Hamel (1990). Kompetensi inti didefinisikan sebagai pembelajaran
kolektif di dalam suatu organisasi/perusahaan, terutama mengenai bagaimana cara
mengkoordinasikan berbagai keahlian di bidang produksi dan mengintegrasikan
berbagai perkembangan teknologi. Beberapa pemahaman tentang Kompetensi Inti
sebagai berikut :
1. Menurut Gary Hamel & C.K. Prahalad (1994) dalam loporan KIID Kotawaringin
Barat 2013, kemampuan perusahaan seharusnya dibangun dari integrasi teknologi
dan keterampilan yang disebut sebagai kemahiran/kompetensi inti (core
competence). Paradigma baru ini dikembangkan untuk membantu perusahaan agar
mampu bersaing lebih efektif dalam lingkungan global yang dinamis. Suatu
kumpulan kemampuan yant terintegrasi dari serangkaian sumber daya dan
perangkat pendukungnya sebagai hasil dari proses akumulasi pembelajaran
individual dan organisasi, yang akan bermanfaat bagi keberhasilan bersaing suatu
bisnis. Kemampuan yang berjalan sendiri-sendiri tidak akan dapat optimal dalam
menghadirkan keunggulan bersaing.
2. Hitt et al (2001); kompetensi inti merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan
dan kapabilitas yang merupakan gabungan sumber daya tangible dan intangible
yang dipakai sebagai sumber untuk menjadi keunggulan bersaing perusahaan
dibanding pesaingnya.
13
3. Stewart (1999) dalam KIID Kotawaringin Barat 2013 ; kompetensi inti sebagai
keahlian, keterampilan atau bakat yang tidak berwujud (intangible), yang
memberikan nilai tambah dan memiliki nilai strategis.
4. Hammer (2001) dalam KIID Kotawaringin Barat 2013; kompetensi inti adalah
sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan secara baik sekali
sehingga perusahaan tersebut berhasil dalam persaingan.
5. Kanter (2001) dalam KIID Kotawaringin Barat 2013; kompetensi inti sebagai
keahlian atau keterampilan yang berbeda (distinctive skills) yang membedakannya
dari perusahaan lain.
6. Menurut Hitt et al. (2001) dalam KIID Kotawaringin Barat 2013 ; kompetensi inti
suatu daerah adalah kemampuan sumberdaya daerah yang merupakan sumber
keunggulan bersaing daerah tersebut terhadap daerah lainnya. Dengan demikian,
ketika ditarik pada entitas yang lebih luas dari sebatas perusahaan, maka daerah
tersebut harus mampu menggali kemampuan/ kapabilitas yang bernilai, tidak
gampang ditiru dan tidak tergantikan oleh daerah lain.
7. Kotler (1994) dalam KIID Kotawaringin Barat 2013; mengemukakan syarat bahwa
kompetensi inti harus menjadi sumber utama bagi keunggulan bersaing sehingga
dapa memberikan manfaat bagi pertumbuhan organisasi, sulit ditiru dan memiliki
bidang aplikasi yang luas. Kompetensi inti industri daerah karenanya merupakan
pembelajaran koletif berbagai elemen di suatu daerah yang mengkoordinasikan
kemampuan produksi yang beragam dan mengintegrasikannya dengan teknologi
yang beragam secara optimal. Kompetensi inti industri daerah sebagaimana
dinyatakan dalam kebijakan industri nasional adalah sekumpulan keunggulan atau
keunikan sumber daya termasuk sumber daya alam dan kemampuan suatu daerah
untuk membangun daya saing dalam rangka mengembangkan provinsi dan
kabupaten/kota menuju kemandirian. Membangun kompetensi inti daerah berarti
pembinaan dalam rangka meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan oleh
suatu daerah untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi daerah bisa lebih fokus,
efisien, dan efektif sesuai dengan potensi.
Kompetensi Inti Daerah memiliki kriteria diantaranya :
14
Akses potensial untuk masuk ke beragam pasar atau disebut juga
backward linkage. Orientasinya adalah melihat industri pendukung
untuk menjadi penilaian dari daya saing industri tersebut.
Pengolahan mampu menimbulkan efek pengganda (multiplier effect)
yang dapat mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi lainnya.
Unik sehingga sulit ditiru oleh pesaing. Pengetahuan tradisional yang
memiliki nilai komersial dilakukan pematenan hak karena memiliki
spesifikasi atau keunikan. Hak inilah yang disebut sebagai Hak atas
Kekayaan Intelektual.
Kebijakan dalam pengembangan industri di daerah diarahkan untuk
meningkatkan daya saing daerah, melalui pemanfaatan kekayaan alam, modal,
atau aset berwujud lainnya, serta pemanfaatan aset tidak berwujud seperti
teknologi, pengetahuan proses kerja, dan perencanaan yang matang. Daerah
harus mampu untuk menarik kesimpulan atas keunggulan yang dimiliki daerah
tersebut. Dalam hal ini menjadi penting para pemangku kepentingan
(stakeholder) untuk memikirkan dengan jernih dan tajam komoditas unggulan
apa yang mampu dijadikan produk bernilai tambah dan dari rangkaian proses
untuk mengubah komoditas menjadi produk dimaksud yang tentunya mampu
bersaing di pasar, proses mana yang akan dipilih dan menjadi kompetensi inti
industri daerah.
2.9 Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan
kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang
disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan (Arsyad, 2010). Menurut Meier (1995)
dalam Kuncoro (2006), pembangunan ekonomi merupakan suatu proses dimana
pendapatan per kapita suatu negara meningkat selama kurun waktu yang panjang,
dengan catatan bahwa jumlah penduduk yang hidup di bawah “garis kemiskinan
absolut” tidak meningkat dan distribusi pendapatan tidak semakin timpang. Peningkatan
pendapatan per kapita dalam jangka panjang merupakan kunci dalam melihat suatu
pengertian pembangunan ekonomi.
Suatu proses pembangunan tidak terlepas dari tujuan yang ingin dicapai.
Menurut Todaro (2006) proses pembangunan paling tidak memiliki tiga tujuan inti yaitu
15
1) peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai barang kebutuhan hidup
yang pokok; 2) peningkatan standar hidup; dan 3) perluasan pilihan-pilihan ekonomis
dan sosial. Disamping memiliki tujuan inti,pembangunan secara garis besar memiliki
indikator-indikator kunci yang pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu
indikator ekonomi dan indikator sosial. Yang termasuk sebagai indikator ekonomi
adalah GNP per kapita, laju pertumbuhan ekonomi, GDP per kapita dengan Purchasing
Power Parity, sedangkan yang termasuk indikator sosial adalah Human Development
Index (HDI) dan Physical Quality Life Index (PQLI) atau indeks mutu hidup (Kuncoro,
2006).
2.9 Pembangunan Ekonomi Daerah
Arsyad (2010) mengartikan pembangunan ekonomi daerah sebagai suatu
proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan
membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk
menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan ekonomi dengan
wilayah tersebut.Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses, yaitu proses
yang mencakup pembentukan institusi-institusi baru, pembanguan industri-industri
alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan
jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu pengetahuan, dan
pengembangan perusahaan-perusahaan baru (Arsyad, 2010).
Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bisa dianggap sebagai perencanaan
untuk memperbaiki penggunaan sumber-sumberdaya publik yang tersedia di daerah
tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menciptakan nilai
sumberdaya-sumber daya swasta secara bertanggung jawab. Dalam pembangunan
ekonomi daerah diperlukan campur tangan pemerintah.
Apabila pembangunan daerah diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar
maka pembangunan dan hasilnya tidak dapat dirasakan oleh seluruh daerah secara
merata (Arsyad, 2010).
Menurut Arsyad (2010) keadaan sosial ekonomi yang berbeda disetiap daerah
akan membawa implikasi bahwa cakupan campur tangan pemerintah untuk tiap daerah
berbeda pula. Perbedaan tingkat pembangunan antar daerah, mengakibatkan perbedaan
tingkat kesejahteraan daerah. Ekspansi ekonomi suatu daerah akan mempunyai
pengaruh yang merugikan bagi daerah-daerah lain, karena tenaga kerja yang ada,
16
modal, perdagangan, akan pindah kedaerah yang melakukan ekspansi tersebut seperti
yang diungkapkan Myrdal (1957) dalam Jhingan (2010) mengenai dampak balik pada
suatu daerah.
Gambar 4 Kerangka Konseptual
Menurut Lazouria dan Soscia (2012) menyatakan bahwa smart economy
memiliki factor pendorong (penghambat) yaitu ada (tidaknya) inovasi, ada (tidaknya)
entrepreneurship, ada (tidaknya) economic images and trademarks, ada (tidaknya)
international embeddedness, ada (tidaknya) productivity, dan ada (tidaknya) Flexibility
of Labour Market.
Economic
Image
Trademarks
International
Embed Productivity
Entrepreneur Innovation
Flexibility of
Labour Market
Smart
Economy
17
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perekonomian kota Tangerang Selatan.
2. Untuk mengetahui sudah sejauhmana teknologi informasi sudah diaplikasikan di
kota Tangerang Selatan.
3. Untuk mengetahui banyaknya pegawai swasta dan pemerintah yang mengerti
tentang pengoperasian teknologi informasi.
4. Untuk mengetahui banyaknya konsumen yang menggunakan teknologi informasi
dalam proses pemenuhan kebutuhan.
5. Untuk mengetahui banyaknya entrepreuner-entrepreneur di kota Tangerang Selatan
yang menggunakan teknologi informasinya.
6. Untuk mengetahui berapa banyak eksportir dan importir menggunakan teknologi
informasi dalam proses bisnisnya.
7. Untuk mengetahui peraturan dan prosedural pemda Tangsel terhadap inovasi
teknologi informasi yang berkontibusi terhadap perekonomian regional bruto.
8. Untuk mengetahui komponen smart economy di kota Tangerang Selatan.
9. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendorong Smart Economy.
10. Untuk mengetahui aplikasi Smart Economy cocok menjadi faktor pendorong Smart
City di kota Tangerang Selatan.
3.2 Manfaat Penelitian
Tujuan lain dibuatnya penelitian ini adalah untuk memberikan manfaat
terhadap:
1. Bagi Pemerintah Kota Tangerang Selatan
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan informasi dan masukan
kepada pihak Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk mengambil kebijakan terkait
18
dengan inovasi, produktivitas dan lapangan kerja sehingga tercipta efektivitas dalam
membuat kebijakan.
2. Bagi Akademisi
Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan, referensi dan
menyajikan informasi mengenai analisis teknologi informasi terhadap pertumbuhan
ekonomi termasuk inovasi, kewirausahaan, lapangan kerja yang tersedia, ketetapan
internasional, dan merek dagang meningkatkan indikator smart economy.
3. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini di harapkan menambah wawasan dan memperluas
pengetahuan peneliti dalam riset ekonomi wilayah tentang indikator Smart Economy di
kota Tangerang Selatan.
4. Peneliti Berikutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk
digunakan sebagai acuan dan dasar dalam penelitian selanjutnya.
19
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada dinas-dinas yang terkait dengan Smart City yaitu
dinas komunikasi dan informasi dan Smart Economy yaitu dinas perindustrian dan
perdagangan, dinas koperasi dan umkm, dinas ketahanan pangan pertanian dan
perikanan, badan pengelolaan kekayaan dan asset daerah, badan pendapatan daerah kota
Tangerang Selatan yang merupakan salah satu Kota Provinsi Banten. Pemilihan kota
Tangerang Selatan dengan pertimbangan bahwa kota ini masih baru dan berkembang
dan penyumbang PDB terbesar di Banten. Salah satu penyumbang dalam Pendapatan
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Tangerang Selatan adalah sektor tersier
khususnya jual beli, perbaikan motor dan mobil itu sendiri dan hasil dari penelitian ini
dapat digunakan sebagai informasi dan dapat diprioritaskan dalam perencanaan
pembangunan kususnya dalam menentukan kebijakan di Smart Economy kota
Tangerang Selatan sebagai salah salah satu indikator Smart City.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh melalui studi kepustakaan dan mencatat teori-teori dari buku-buku literatur,
bacaan-bacaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Sumber data instansi-
instansi pemerintahan seperti publisitas BPS (Badan Pusat Statistik) Kota Tangerang
Selatan Kota Tangerang Selatan, serta instansi-instansi lain yang terkait juga
wawancara ke dinas-dinas terkait dan dengan pakar ahli terkait.
20
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode yang akan dilakukan pada kajian Smart Economy kota Tangerang
Selatan diawali dengan studi literatur untuk mengetahui indikator-indikator Smart
Economy. Setelah penentuan indikator dan tolak ukur untuk Smart Economy kota
Tangerang Selatan maka dilakukan survei data yang dibutuhkan, pengolahan data,
survey dan dilakukan analisa lalu disimpulkan kondisi saat ini baik tantangan maupun
hambatan. Setelah mengetahui kondisi tersebut maka akan dilakukan pendampingan
bagi kewirausahaan untuk berkembang di kota Tangerang selatan.
Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data penelitian yang
diperoleh dari data sekunder yang dibutuhkan (Bungin,2010). Penelitian ini berasal dari
Badan Pusat Setatistik (BPS). Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu :
1. PDRB Kota Tangerang Selatan. Data ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik
(BPS) Kota Tangerang Selatan.
2. Wawancara dengan KOMINFO TANGSEL sekaligus meminta road map smart city
kota Tangsel dan meminta peraturan-peraturan pendukung smart city di kota
Tangerang Selatan
3. Melampirkan surat permohonan data kepada beberapa dinas.
3.4 Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan komparatif dan kompetitif penyebab dan dampak
dari diagram fishbone:
21
1. Data dianalisis dengan pertanyaan penelitian yang relevan dengan smart
economy di kota Tangerang selatan.
2. Melakukan pengamatan pendahuluan dimana dalam proses tersebut dilakukan
penggalian data melalui studi pustaka untuk menyusun pedoman wawancara
yang akan digunakan sebagai salah satu alat penggali data dari narasumber
yang berwenang.
3.5 Pengujian Kredibilitas Data
Untuk pengujian keabsahan data yang dilakukan melalui pendekatan penelitian
kualitatif dilakukan empat uji yaitu uji kredibilitas Data, Uji Transferability, Uji
Dependability,dan Uji Confirmability.
1. Uji kredibilitas data dilakukan dengan melibatkan empat komponen, yaitu:
a. Perpanjangan pengamatan
b. Peningkatan ketekunan, dilakukan dengan membekali diri
dengan membaca berbagai literatur.
c. Melakukan triangulasi, sumber, waktu dan teknik
d. Diskusi dengan teman
2. Uji Transferability dilakukan dengan berusaha membuat laporan penelitian
ini dengan rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya, agar setiap pembaca
dapat memutuskan penelitian ini apakah baik atau tidak menjadi dasar
penelitian untuk mereka.
3. Uji depandability dan uji confirmability dilakukan secara bersama sama
dengan melaporkan jejak langkah aktivitas kepada pembimbing penelitian ini.
22
BAB V
HASIL YANG DICAPAI
5.1 Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Table 2 Pertumbuhan Ekonomi
Components 2012 2013 2014 2015* 2016**
Indonesia 6,03 5,58 5,02 4,88 5,02
Banten 6,803 6,67 5,51 5,40 5,26
Tangerang Selatan 8,66 8,75 8,05 7,20 6,98
Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan [19]
*angka permanen
**angka sementara
Tabel 2 menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012, 2013, 2014,
2015 dan 2016 adalah 6,03%, 5,58%, 5,02%, 4,88%, dan 5,02%. Pertumbuhan ekonomi Banten
6,803%, 6,67%, 5,51%, 5,40%, dan 5,26%. Pertumbuhan ekonomi Tangerang Selatan 8,66%,
8,75%, 8,05%, 7,20%, dan 6,98%. Pertumbuhan ekonomi di Tangerang Selatan adalah yang
terbesar dibandingkan Indonesia dan Banten dalam periode 2012 sampai 2016. Walaupun terlihat
pertumbuhan ekonomi terus mengalami penurunan namun tingkat pertumbuhan masih di atas lima
persen.
Tabel 3 PDRB Berdasarkan Pengeluaran Kota Tangerang Selatan
Komponen PDRB Berdasarkan pada Pengeluaran (Jutaan Rupiah)
2010 2011 2012 2013
Konsumsi Rumah Tangga 27436459.85 28843278.33 30741517.59 32375298.68
Konsumsi Lembaga Swasta
Nirlaba 70570.64 76268.24 80015.13 87623.21
Konsumsi Pemerintah 643174.14 689808.27 699016.06 721940.67
Pembentukan Modal Tetap
Bruto 14128123.08 15359536.36 15937570.7 16644710.09
Perubahan Inventori 1900153.7 1794252.53 2311528.68 2287332.15
Ekspor 20782871.46 22037898.08 22437890.35 22351580.25
Impor 34436037.97 35586219.07 36115729.83 35181169.8
PDRB 30525314.92 33214822.74 36091808.68 39251537.48
Source: BPS Kota Tangerang Selatan[18]
23
Lanjutan Tabel 3 PDRB Berdasarkan Pengeluaran Kota Tangerang Selatan
Komponen
PDRB Berdasarkan Pengeluaran (Jutaan
Rupiah)
2014 2015 2016
Konsumsi Rumah Tangga 34007214.34 35667902.58 37485622.07
Konsumsi Lembaga Swasta
Nirlaba 99877.13 103331.66 106082.85
Konsumsi Pemerintah 720750.61 755445.72 802054.72
Pembentukan Modal Tetap
Bruto 17530641.24 17637358.8 18343476.41
Perubahan Inventori 2017657.01 979682.43 29417.68
Ekspor 24189342.89 26954584.14 28773459.66
Impor 36154016.06 36633102.64 36902728.66
PDRB 42411467.14 45465202.69 48637384.73
Source: BPS Kota Tangerang Selatan [38]
Di kota Tangerang Selatan komponen PDRB adalah pengeluaran rumah tangga, pengeluaran
lembaga non-profit, pengeluaran pemerintah, penyertaan modal tetap kotor, perubahan persediaan
barang dagang, ekspor dan impor dari 2010 ke 2016. Konsumsi Rumah tangga adalah sebesar
27.436.459,85, 28.843.275,33, 30.741.517,59, 32.375.298,68, 34.007.214,34, 35.667.902,58 , dan
37.485.622,07. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba adalah sebesar 70.570,64, 76.268,24,
80.015,13, 87.623,21, 99.877,13, 103.331,66, dan 106.082,85. Konsumsi pemerintah adalah
sebesar 643.174,14, 689.808,27, 699.016,06, 721.940,67, 720.750,61, 755.445,72 dan 802.054,72.
Pembentukan modal tetap bruto adalah sebesar 14.128.123,08, 15.359.536,36, 15.937.570,7,
17.530.641,24, 17.637.358,8, dan 18.343.476,41. Perubahan inventori adalah sebesar 1.900.153,7,
1.784.252,53, 2.311.528,68, 2.287.332,15, 2.017.657, 979.682,43, dan 29.417,68. Ekspor adalah
sebesar 20.782.871,46, 22.037.898,08, 22.437.890,35, 223.515.80,25, 24.189.342,89,
26.954.584,14, dan 28.773.459,66. Impor adalah sebesar 34.436.037,97, 35.586.219,07,
36.115.729,83, 35.181.169,8, 36.154.016,06, 36.633.102,64 dan 36.902.728,66. PDRB adalah
sebesar 30.525.314,92, 33.214.822,74, 36.091.808,68, 39.251.537,48, 42.411.467,14,
45.465.202,69, dan 48.637.384,73. Konsumsi Pengeluaran rumah tangga adalah penyumbang
terbesar di PDRB dan impor memiliki jumlah yang lebih besar daripada ekspor dan mengurangi
PDRB. Ini menandakan bahwa warga tangsel lebih ke arah konsumtif dibandingkan produktif.
Table 4 Jumlah Populasi Kota Tangerang Selatan
Kecamatan Populasi (Orang)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Setu 66667 69391 72170 75002 77881 80811 83777
24
Serpong 138177 144378 150736 157252 163915 170731 177677
Pamulang 287955 296915 305909 314931 323957 332984 341967
Ciputat 193369 199807 206293 212824 219384 225974 232559
Ciputat
Timur 179792 184391 188957 193484 197960 202386 206729
Pondok
Aren 305073 316988 329103 341416 353904 366568 379354
Serpong
Utara 127471 134232 141237 148494 155998 163755 171749
South
Tangerang
City
1298504 1346102 1394405 1443403 1492999 1543209 1593812
Sumber : BPS Kota Tangerang Selatan
Tabel 4 menunjukkan jumlah populasi perkecamatan dari tahun 2010 ke 2016. Populasi Setu
adalah sebesar 66.667 orang, 69.391 orang, 72.170 orang, 75.002 orang, 77.881 orang, 80.811
orang dan 83.777 orang. Populasi Serpong adalah sebesar 138.177 orang, 144.378 orang, 150.736
orang, 157.252 orang, 163.915 orang, 170.731 orang, 177.677 orang. Populasi Pamulang adalah
sebesar 287.955 orang, 296.915 orang, 305.909 orang, 314.931 orang, 323.957 orang, 332.984
orang, dan 341.967 orang. Populasi Ciputat adalah sebesar 193.369 orang, 199.807 orang, 206.293
orang, 212.824 orang, 219.284, 225.974 orang dan 232.559 orang. Populasi Ciputat Timur adalah
sebesar 179.792 orang, 184.391 orang, 188.957 orang, 193.484 orang, 197.960 orang, 202.386
orang, dan 206.729 orang. Populasi Pondok Aren adalah sebesar 305.073 orang, 316.988 orang,
329.103 orang, 341.416 orang, 353.904 orang, 366.568 orang, dan 379.354 orang. Populasi
Serpong Utara adalah sebesar 127.471 orang, 134.232 orang, 141.237 orang, 148.494 orang,
155.998 orang, 163.755 orang, dan 171.749 orang. Populasi Kota Tangerang Selatan meningkat
terus menerus dari 2010 sebesar 1.298.504 orang ke 2016 1.593.812 orang.
Tabel 5 Pembangunan Ekonomi di Kota Tangerang Selatan
Dalam Jutaan Rupiah
2010 2011 2012 2013
PDRB 30525314.9 33214822.7 36091808.7 39251537.5
Jumlah Populasi 1298504 1346102 1394405 1443403
PDRB/Jumlah populasi 23.5080638 24.6748187 25.8833041 27.193748
Sumber: Diolah Sendiri [39-47]
Lanjutan Tabel 5 Pembangunan Ekonomi di Kota Tangerang Selatan
Dalam Jutaan Rupiah
Komponen 2014 2015 2016
PDRB 42411467.1 45465202.7 48637384.7
25
Total Populasi Kota
Tangerang Selatan 1492999 1543209 1593812
PDRB/Total Populasi 28.4068959 29.4614681 30.5163876
Sumber: Diolah Sendiri
Tabel 5 menunjukkan pada tahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, 2015, dan 2016
pembangunan ekonomi adalah sebesar 23,5; 24,67; 25,88; 27,19; 28,4; 29,46; dan 30,5. Tangerang
Selatan mengalami peningkatan pembangunan ekonomi dari tahun 2010 sampai 2016. Ini
menunjukkan peningkatan populasi diiringi dengan pembangunan ekonomi.
Table 6 Indeks Pembangunan Manusia Kota dan Kabupaten di Kota Tangerang
Selatan Banten
Kabupaten/Kota Indeks Pembangunan Manusia
2011 2012 2013 2014 2015
Kabupaten Pandeglang 59.92 60.48 61.35 62.06 62.72
Kabupaten Lebak 59.82 60.22 61.13 61.64 62.03
Kabupaten Tangerang 68.45 68.83 69.28 69.57 70.05
Kabupaten Serang 61.97 62.97 63.57 63.97 64.61
Kota Tangerang 74.15 74.57 75.04 75.87 76.08
Kota Cilegon 69.26 70.07 70.99 71.57 71.81
Kota Serang 68.69 69.43 69.69 70.26 70.51
Kota Tangerang Selatan 76.99 77.68 78.65 79.17 79.38
Provinsi Banten 68.22 68.92 69.47 69.89 70.27
Sumber: BPS Tangsel
Tabel 6 menunjukkan Indeks Pembangunan Manusia Kota dan Kabupaten di Kota Tangerang
Selatan bahwa kota Tangerang Selatan memiliki IPM tertinggi diantara kota dan kabupaten di
Banten.
5.2 Teknologi Informasi dan Komunikasi di Kota Tangerang Selatan
Table 7 Pelayanan TIK Kondisi Sekarang dan Sektor
Sektor Kondisi Sekarang
Pelayanan TIK Pelayanan TIK di Kota Tangerang Selatan masih baru
dalam proses urusan pemerintah. Pelayanannya masih
belun terintegrasi dan memiliki koneksi yang bagus.
Aplikasi ini memiliki dua pengembangan yaitu satu
untuk OPD dan satu untuk pemerintah pusat.
26
Infrastruktur TIK Infrasruktur jaringan TIK di Kota Tangerang Selatan
disediakan oleh BPTI (Badan Pengelola Teknologi
Informasi),Banyak dari OPD sampai kecamatan
memiliki internet yang bagus, namun jaringan tidak
dapat dipercaya karena tidak tetap. Tambahan, OPD
menggunakan jaringan sendiri untuk menyelesaikan
pekerjaan mereka. Tidak semua akses disediakan
untuk operasional warga sehingga warga harus
menyediakan internetnya sendiri.
TIKnya Pemerintah Ada dua lembaga yang menangani TIK Kota
Tangerang Selatan yaitu dinas Kominfo dan BPTI.
Percepatan tim TIK mendukung koordinasi diantara
perkembangan TI di Kota Tangerang Selatan.
Kebijakan yang dijalankan adalah PerWal No. 6
tahun 2014.
Sumber: Laporan Akhir Kajian Penilaian dan Penyusunan Kota Cerdas Kota Tangerang Selatan[36]
5.3 Jumlah Pegawai Pemerintah dan Swasta yang dapat Mengoperasikan TIK
Data di kota Tangerang Selatan masih belum terintegrasi
5.4 Jumlah Konsumen menggunakan TIK
Table 8 Persentase dari Anggota Rumah Tangga di atas Lima Tahun Berdasarkan Karakter
dan Penggunaan TIK Tiga Bulan Terakhir 2017
Karakter Menggunakan
Hand Phone /
Wireless
Memiliki Hand
Phone / Wireless
Menggunakan
Computer ( PC/
Desktop,
Laptop/Notebook,
Tablet)
Mengakses
Internet (Include
Facebook,
Twitter, BBM,
Whatsaap)
(1) (2) (3) (4) (5)
Gender
Laki-laki
Wanita
84,99
80,60
80,25
76,14
45,19
37,31
70,17
63,47
Quintile Expenditure
Quintile1
Quintile 2
Quintile 3
65,10
80,62
83,22
61,70
71,73
78,45
16,19
25,36
33,42
42,14
60,67
66,24
27
Quintile 4
Quintile 5
91,03
93,52
87,84
90,71
56,12
74,52
77,44
86,91
Pendidikan
Tidak pernah
sekolah atau
yang sama
SD atau
Sederajat
SLTP atau
Sederajat
SLTA atau
diatasnya
44,44
75,17
89,36
97,38
28,95
70,23
86,05
96,66
17,95
28,53
27,96
56,28
27,62
48,59
60,13
87,41
Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan [39]
Pada table 8 terlihat bahwa pengguna Teknologi Informasi dan Komunikasi yang terbesar
adalah pada Laki laki, pengeluaran di quintile 5 dan pendidikan di tas SLTA.
5.5 Eksportir dan Importir yang Menggunakan TIK
Data untuk eksportir dan Importir belum terintegrasi
5.6 Peraturan untuk Mendukung Smart Economy dengan TIK
Peraturan-peraturan yang mendukung smart economy:
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
5. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
6. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang E-Government;
7. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 41 Tahun 2011 tentang
Panduan Umum Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional;
8. Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
9. Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri;
10. Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 32 Tahun 2008 tentang Pedoman
Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2009;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang standar Akuntansi
Pemerintah;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan
Daerah;
28
14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota;
16. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Banten Tahun 2005 – 2025;
17. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Banten 2010 – 2030 (Lembaran Daerah Provinsi Banten
Tahun 2011 Nomor 02, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor
0211)
18. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 15 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 – 2031 (Lembaran
Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2012 Nomor 01, Tambahan Lembaran
Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 0112);
5.7 Indikator Smart Economy untuk Kota Tangerang Selatan
1. Innovation Spirit
Table 9 Tingkat Pekerja di Knowledge Intensive Sectors
Tahun Tingkat Pekerja di Knowledge Intensive Sectors
2010
2011
2012
2013
2014
2015
4,4%
7,4%
4,44
20%
30,9%
83%
Source: South Tangerang City in Number 2010-2015 [40-47]
Jiwa inovasi jika dilihat dari knowledge intensive sectors, sektor yang bergerak dibidang
konsultansi, dari 2010 sampai 2015 adalah 4,4%, 7,4%, 4,44%, 20%, 30,9%, dan 83%. Terlihat
besarnya jiwa inovasi di tahun 2014 namun terlihat berubah karena diiringi oleh perubahan
penulisan pada BPS Tangerang Selatan.
2. Entrepreneurship
Table 10 Jumlah UMKM 2017
No Kecamatan UMKM Mikro UMKM Kecil UMKM Menengah Total
1 Ciputat Timur 2127 1064 719 3910
2 Ciputat 2471 1007 687 4165
29
3 Pamulang 1330 889 640 2859
4 Pondok Aren 3622 829 570 5021
5 Setu 1347 209 106 1662
6 Serpong 1262 1438 858 3558
7 Serpong Utara 3146 1089 590 4825
Total 15305 6525 4170 26000
Source: Dinas Koperasi dan UMKM [2]
Table 11 Jumlah UMKM 2015
Jenis UMKM Kecamatan
Jumla
h CIPTI
M
CIPUTA
T
PML
G
PD
AREN
SET
U
SR
P
SERU
T
Accessories 85 49 47 63 20 167 48 479
Fashion 79 70 66 152 36 291 45 739
Furniture 29 41 24 120 15 59 34 322
Service 324 210 195 367 164 534 431 2225
Counter/Hand
Phone 197 80 140 131 62 174 139
923
Konveksi 34 28 47 214 18 43 33 417
Creatif 29 18 58 47 13 59 52 276
Culinary 1213 871 818 988 455 200
2 1150
7497
Fishery 10 14 20 49 9 37 27 166
Agriculture 8 14 77 89 18 52 29 287
Restaurant 102 61 25 117 31 135 100 571
Nine Basic Needs
Shop 119 288 67 360 136 657 330
1957
Shops 596 538 642 826 275 966 852 4695
Others 11 2 12 40 1 46 5 117
Total of SME
2836 2284 2238 3563 1253 522
2 3275 20671
2836 2284 2238 3563 1253 522
2 3275 20671
Source: Dinas Koperasi dan UMKM [2]
Table 12 Perubahan Jumlah dari Kewirausahaan
No. Kecamatan 2015 2017 Perubahan
1. Ciputat Timur 2836 3910 1704
2. Ciputat 2284 4165 1881
30
3. Pamulang 2238 2859 621
4. Pondok Aren 3563 5021 1458
5. Setu 1253 1662 409
6. Serpong 5222 3558 -1604
7. Serpong Utara 3275 4825 1550
Total 6019
Sumber: Diolah Sendiri
Tabel 12 menunjukkan di Ciputat Timur bertambah 1.704 kewirausahaan; Ciputat bertambah
1.881 wirausaha; Pamulang bertambah 62 wirausaha; Pondok Aren bertambah 1.458 wirausaha;
Setu meningkat 409; Serpong menurun sebesar 1.604; dan Serpong Utara telah tumbuh sebesar
1.550 wirausaha.
Table 13 Data Industri Kecil Menengah per Kecamatan 2017
DISTRICT DATA SMALL MEDIUM
INDUSTRY PER DISTRICTS
Serpong 234
Pondok Aren 602
Pamulang 28
Ciputat Timur 278
Ciputat 59
Serpong Utara 406
Setu 100
Sumber: http://disperindag.tangerangselatankota.go.id/ikm-tangerang-selatan-2017[33]
Table 14 Type of Small Medium Industry per Task
JENIS TYPE OF SMALL MEDIUM
INDUSTRY
Workshop 55
Smithy 87
31
JENIS TYPE OF SMALL MEDIUM
INDUSTRY
Furniture 209
Service 112
Crafting 13
The Basic Chemical 4
Convection 276
The Basic Metal 9
Food 884
Printing 22
Trading 34
Ranch 1
Property 1
Sumber: http://disperindag.tangerangselatankota.go.id/ikm-tangerang-selatan-2017 [33]
Kecamatan yang memiliki industry kecil menengah dari yang jumlahnya terbesar sampai yang
kecil yaitu Pondok Aren, Serpong Utara, Ciputat Timur, Serpong, Setu, Ciputat dan Pamulang.
Perubahan yang terbesar. Perubahan terbesar dati jenis usaha dari industry kecil menengah adalah
makanan, konveksi, furniture, jasa, tukang las, perdagangan, percetakan, kerajinan, kimia dasar,
dan property.
3. Economic Image and Trademarks
Economic Image and Trademarks di Kota Tangerang Selatan adalah dodol cilenggang, krupuk
jengkol, Krupuk RHR, sagon bakar, bir peletok, bunga anggrek, batik Kota Tangerang Selatan, and
kacang kranggan.
4. Produktivitas
Table 15 PDRB per Pekerja
Dalam Jutaan Rupiah
32
Komponen 2011 2012 2013 2014 2015
PDRB 33214822.7 36091808.7 39251537.5 42411467.1 45465202.7
Pekerja 587163 587131 620627 656498 643694
PDRB/ Pekerja 56.568317 61.4714752 63.2449724 64.6025839 70.6317018
Sumber: Hasil Sendiri
Produktivitas Kota Tangerang Selatan di 2011 biasa saja tetapi dari 2011 sampai dengan 2015
Kota Tangerang Selatan berhasil meningkatkan produktivitasnya sebesar 56,5; 61,4; 63,2; 64,6;
dan 70,6.
5. Fleksibilitas Pasar Pekerja
Tabel 16 Proporsi Pegawai Lepas
Tahun Jumlah Pegawai Lepas Proporsi pegawai Lepas
2010 7.996 1,43%
2011 15.187 2,59%
2012 9.530 1,62%
2013 5.351 0,86%
2014 98.907 15,06%
2015 61.420 9,51%
Sumber : Hasil Sendiri [40-47]
Tabel 16 terlihat bahwa jumlah pegawai lepas dari angkatan pekerja dari 2010 – 2015 sebesar
1,43%, 2,59%, 1,62%, 0,86%, 15,06%, dan 9,51%. Pegawai di kota Tangerang Selatan sangat
sedikit yang merupakan pegawai lepas.
Table 17 Indikator Pekerja Kota Tangerang Selatan
Indikator Pekerja 2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Penduduk Usia Kerja 957.896 984.101 1.070.776 1.118.827 1.160.021
-Angkatan Kerja 667.098 638.659 650.259 705.312 685.752
a. Pekerja 587.163 587.131 620.627 656.498 643.694
b. Pengangguran 79.935 51.528 29.632 48.823 42.058
- Bukan Angkatan Kerja 290.798 345.442 420.517 413.506 474.269
TKK (%) 88,02 91,93 95,44 93,08 93,86
TPT (%) 11,98 8,07 4,56 6,92 6,13
TPAK (%) 69,64 64,90 60,73 63,04 59,12
Sumber: Potensi Ekonomi Analisis Hasil Pendaftaran Sensus Ekonomi 2016 Hal 5 [38]
33
Fleksibilitas dan pengangguran di Kota Tangerang Selatan sama sama rendah. Untuk
pengangguran rendah sangat baik tetapi lebih banyak yang bukan wirausahawan.
6. International Embedded
Table 18 Perusahaan yang Menerbitkan Saham di Kota Tangerang Selatan
No. Company Type of Activity Business Address
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
PT. Petrosea Tbk.
Kantor P2T PT.
Bumi Serpong
Damai
PT. Jaya Real
property Tbk.
PT.Akasha Wira
International Tbk
Pabrik Kertas
Tjiwi Kimia Tbk
PT. Asuransi
Ramayana Tbk
PT. Tjiwi Kimia
Tbk.
PT. BFI Finance
Indonesia Tbk
PT. Indah Kiat
Pulp & Paper Tbk
PT.
Telekomunikasi
Indonesia Tbk
PT. Asuransi
Ramayana Tbk
PT. CSA Tbk
PT. Bintraco
Dharma
PT. Tiga Raksa
Kantor Perusahaan
Kantor Perusahaan
Konsultan Perumahan Elit
Kantor Perusahaan
Toko ATK
Kantor Perusahaan
Pabrik
Perencanaan Keuangan
Pabrik
Perusahaan Telepon
Agen Asuransi
Kantor Perusahaan
Kantor Perusahaan
Jl. Al-Hidayah No.44 , Pondok
Jaya, Pondok Aren
Jl. Griya Loka Raya Block D1
No.2
Boulevard Bintaro Jaya Block
B7/C2 No. 1, Pondok Jaya,
Pondok Aren
Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan
Graha Telecommunication
Building, Pahlawan Seribu
Street
Kota Tangerang Selatan
Jl. Rempoa No.32
Kota Tangerang Selatan
Sunburst CBD Lot II No.3, BSD
city Kota Tangerang Selatan
34
15.
16.
Satria Tbk
PT. Asuransi Jasa
Tania Tbk
PT. Elnusa Tbk
Insurance Agency
Kantor Perusahaan
Penyedia Alat-ALat Industri
Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan
Sumber: Diolah Sendiri
Internasional embedded di Kota Tangerang Selatan tidak bisa diteliti karena dinas
pariwisata tidak dimasukkan ke dalam smart economy tangsel, selain itu perusahaan yang
menerbitkan saham di BEI yang berlokasi di Tangerang Selatan sangat sedikit.
7. Kendala dan Non-kendala Smart Economy
Table 19 Kendala dan Non-Kendala Smart Economy
Barriers Boosters
1. Kurangnya perusahaan yang menerbitkan
saham
2. Tidak ada lapangan udara
3. Rendahnya hak paten per penduduk
4. Rendahnya proporsi pekerja paruh waktu
dan pekerja sendiri
5. Image economic and Trademarks sangat
jarang karena hanya krupuk jengkol yang
disukai di luar negeri.
1. Banyak bisnis baru teregistrasi
2. Pengangguran sangat rendah
3. Pertumbuhan produktivitas bagus
4. Sedikitnya pegawai lepas di Kota
Tangerang Selatan
5. Sudah mulai besarnya jiwa inovasi di Kota
Tangeran Selatan tahun 2014 ke atas.
Sumber: Diolah Sendiri
5.8 Inisiasi Smart Economy berdasarkan OPD (Organisasi Perangkat Daerah)
Smart economy di kota Tangerang Selatan dibagi atas lima OPD yaitu, Badan
Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah, Badan Pendapatan Daerah, Dinas
Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan, Dinas Koperasi dan UMKM, dan
Dinas Industri dan Perdagangan.
Tabel 20 Inisiasi Smart Economy bedasarkan OPD
Indikator
Organisasi
Perangkat Daerah Usulan Inisiatif 2017 2018 2019 2020 2021
35
Smart
Economy
Badan
Pengelolaan
Keuangan dan
Aset Daerah
Kota Tangerang
Selatan
belum melaporkan inisiatif ke
Kominfo Tangsel
Dinas Ketahanan
Pangan,
Pertanian dan
Perikanan Kota
Tangerang
Selatan
belum melaporkan inisiatif ke
Kominfo Tangsel
Badan
Pendapatan
Daerah
Koneksi PBB
Aplikasi Masyarakat Mandiri
Pemetaan Lokasi Objek PBB
(AMMPLOP)
Elektronik Air Bawah Tanah (e-
ABT)
Integrasi Pajak Reklame dengan
SIMPONIE DPMPTSP
Sistem Informasi Pengendalian
Pemeriksaan Pajak (SIPPP)
Pengembangan Sistem Monitoring
Omset (Simonet)
Pengembangan Executive
Information Sistem (EIS)
Proses Balik Nama SPPT PBB
Otomatis (PRAKMATIS)
Dinas Koperasi
dan UMKM
Pengembangan dan Pemetaan
Koperasi dan UMKM
Pemetaan Destinasi Kuliner
Pengembangan dan Pembinaan
Produk Unggulan UMKM
(Branding)
Pengembangan Usaha On Line
Pembangunan Gedung Inovasi
Center
Pengembangan Kapasitas SDM dan
Koperasi UMKM
Pembangunan Galeri Kecamatan
Penataan Pedagang Kaki Lima
Pengembangan Portal UMKM
Pengembangan dan Updating
Sistem Data Base (SIDATUK)
Fasilitasi Pengembangan
Permodalan Bagi KUMKM
Revitalisasi SERBUK
Peningkatan Kualitas Daya Saing
36
Peningkatan Pengembangan
Ekonomi Kretif Koperasi dan
UMKM
Dinas
Perindustrian dan
Perdagangan
Sistem informasi pasar dan sistem
pengawasan harga pasar (harga
sembako online)
Revitalisasi pasar tradisional
Pengembangan kawasan
perdagangan tradisional
Sistem pemetaan industri dan
pariwisat Kota Tangerang Selatan
Pemetaan potensi industri dan
pariwisata Tangerang Selatan
Transparansi dan pengembangan
sistem perizinanindustri satu atap
berbasis online
Pengembangan industri kreatif dan
produk unggulan
Pengembangan industri kecil dan
menengah Sumber: Executive Summary Planning Smart City 2018-2022
Persiapan, Perencanaan Pembangunan
Implementasi Awal
Implementasi Lanjutan (Perluasan dan
Pengembangan)
5.9 OPD SMART ECONOMY
1. Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DK3P) [10]
a. Jumlah Karyawan 93 orang dan dapat menggunakan IT
b. Perencanaan, pengembangan, dan pengaplikasian smart economy pada
DK3P dengan mengaktifkan website resmi agar informasi dapat dikonsumsi
oleh warga. Tambahan, DK3P juga menggunakan social media seperti
instagram (IG= dkp3tangsel) untuk pengumuman informasi DK3P yang
akan dengan mudah dilihat oleh masyarakat.
c. Aplikasi whatsap digunakan untuk menyampaikan undangan dan email
untuk mengirimkan data melalui lembaga untuk mengurangi tinta, kertas
dan listrik.
d. Smart economy masih kurang dikoordinaikan sehingga pengimplementasian
smart economy tidak maksimal.
37
e. Sedang merencanakan SILAPOR yang memiliki fungsi untuk mendukung
karyawan untuk melaporkan aktivitas mereka di lapangan.
2. Dinas Industri dan Perdagangan[18]
a. Industri Kecil dan Menengah di Kota Tangerang Selatan adalah 1.707
b. 43 produk sudah dipaten kan di tahun 2018
c. Sudah ada perusahaan yang list di BEI di Kota Tangerang Selatan
d. Terdapat 41 unit hardware yang ditempatkan.
e. Jumlah pegawai 132 orang dan hanya 13 yang mendukung IT
f. Smart Economy kurang diimplementasikan
3. Badan Pendapatan Daerah
a. Semua pembayaran sudah online
b. Jumlah total 135 orang dan hanya 10 yang mendukung TIK
c. Jumlah wajib pajak yang sudah membayar online adalah sebagai berikut:
Table 21 BPHTB Sudah Online
Tahun Jumlah
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
15.086
17.889
18.009
18.811
23.637
21.210
24.520
10.085
Sumber: BAPENDA[6]
SMS GATEWAY
Mulai January 1st 2018 28.133 sudah berhasil
Tabel 22 E-Formulir Pajak (E_SPPT)
Tahun Registrasi Jumlah
2014
2015
2016
2017
1
115
265
564
38
2018 514
Sumber: BAPENDA[6]
Tabel 23 NON-BPHTB Sudah Dibayar Online
No Districts Hotel Restauran Hiburan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
OUT TOWN(00)
SERPONG (01)
SERPONG UTARA (02)
PONDOK AREN (03)
CIPUTAT (04)
CIPUTAT TIMUR (05)
PAMULANG (06)
SETU (07)
0
22
9
8
4
3
0
0
1
262
300
350
33
46
62
7
16
55
75
32
10
2
14
1
JUMLAH 46 1.061 205
Sumber: Regional Revenue Agency [6]
Lanjutan Tabel 24 NON-BPHTB Sudah Dibayar Online
No Kecamatan Reklame Parkir Air Tanah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
OUT TOWN(00)
SERPONG (01)
SERPONG UTARA (02)
PONDOK AREN (03)
CIPUTAT (04)
CIPUTAT TIMUR (05)
PAMULANG (06)
SETU (07)
1.814
481
663
431
163
161
208
62
2
58
59
55
19
14
21
1
0
92
153
133
76
50
69
27
JUMLAH 3.983 229 600
Sumber: Regional Revenue Agency[6]
4. Badan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (BPKAD)
a. Jumlah karyawan di kota Tangerang Selatan 108 orang
b. Jumlah karyawan yang dapat memahami TIK sebanyak 95 orang
39
c. Perencanaan, pengembangan, dan pengaplikasian smart economy di
BPKAD sekarang ini adalah menyusun e-budgeting akan
mengimplementasikan ARKA (Asisten Rencana Kerja Anggaran) dan
verifikasi DPA (Dokumen Pelaksana Anggaran).
d. Aplikasi smart economy yang diaplikasikan di BPKAD adalah:
i. Sudah teraplikasinya dua aplikasi system informasi administrasi
kekayaan daerah (SIAP BMD), yaitu distribusi BMD dan pelaporan,
penganggaran, aplikasi system informasi perencanaan manajemen
(SIMRAL).
ii. Sudah terintegrasinya e-planning, e-budgeting, dan e-reporting di
aplikasi pembagian SIMRAL
iii. Sudah ada aplikasi transaksi non cash untuk pembayaran gaji dan
pembayaran pihak ketiga.
iv. Sudah diimplementasi surat pencairan dana (SP2D) online untuk
kemudahan pendanaan OPD.
e. Hambatan smart economy di BPKAD adalah jaringan yang tidak stabil,
namun dinas kominfo dengan cepat memperbaikinya.
5. Dinas Koperasi dan UMKM [2]
a. Jumlah pegawai 34 orang dan hanya 7 orang yang mengerti IT.
b. Sudah terdaftar 516 koperasi yang sudah berbadan hukum yang sudah
didaftarkan secara online data system Kementrian Koperasi dan UMKM.
Bantuan yang belum berbadan hukum untuk bisnis mikro pemula, kecil dan
menengah sudah divalidasi oleh Koperasi dan UMKM tingkat Provinsi
telah dilengkapi dengan formal hukum seperti sertifikat dan standard
UMKM seperti PIRT (dinkes), Halal Food MUI Provinsi, kota/kabupaten
dengan laboratorium kesehatan daerah (labkesda), MD untuk daging dan
ikan, expired date (labkesda), HAKI di dinas perindustrian dan perdagangan
(35 produk yang sudah teregistrasi). Untuk setiap UMKM memiliki proses
produksi yang berbeda-beda, alat pendukung produksi, marketing promosi,
jaringan bisnis, akses ke modal, dan sumber produksi. Untuk menyelesaikan
masalah mereka maka harus dipisahkan menjadi beberapa grup. Teknologi
40
Pusat teknologi inkubasi bisnis merancang proses ke pengepakan dan
melampirkan experiment.
c. Di 2016, OPD di Kota Tangerang Selatan membawa Krupuk RHR ke
Bremen, Jerman dan Krupuk Jengkol. Krupuk jengkol menjadi sangat
favorit di Jerman. Di. 2015, Indopacific di Sagon, China, sagon bakar,
dodol Cilenggang, dan kacang kranggan dipamerkan namun orang tidak
menyukainya.
d. Ada asistensi pembimbing teknologi antara 30 dan 50 UMKM.
e. Aplikasi smart economy yang telah dijalankan oleh Dinas Koperasi dan
UMKM di Kota Tangerang Selatan, adalah SIDAKU (Sistem Administrasi
Koperasi Data UMKM) yang dibuat Dinas Koperasi dan UMKM dan
Sistem Manajemen Rencana, Anggaran, dan Laporan. Beberapa program
dapat menyelesaikan masalah yaitu Koperasi SERBUK, SATU KOPERASI
SERIBU dimana setiap anggota memiliki masing-masing bisnis, Koperasi
MAESTRO sudah membuat air mineral, Sudah ada koperasi yang punya
system adminstrasi karyawan.
5.10 Inovasi Smart Economy di Kota Tangerang Selatan
Dimensi ketiga dalam Smart City adalah smart economy atau tata kelola perekonomian yang
pintar.Smart economy dalam dalam Smart City dimaksudkan untuk mewujudkan ekosistem
perekonomian di daerah yang mampu memenuhi tantangan di era informasi yang disruptif dan
menuntut tingkat adaptasi yang cepat seperti saat ini.
Sasaran dari dimensi smart economy di dalam Smart City adalah mewujudkan ekosistem yang
mendukung aktifitas ekonomi masyakat yang selaras dengan sektor ekonomi unggulan daerah yang
adaptif terhadap perubahan yang terjadi di era informasi saat ini, serta meningkatkan financial
literacy masyarakat melalui berbagai program diantaranya mewujudkan less-cash society. Sasaran
tersebut diwujudkan dengan mengembankan tiga elemen dalam smart economy, yaitu ekosistem
industri, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan ekosistem transaksi keuangan. Inisiatif
pembangunan Smart Economy dilakukan pada beberapa indikator sebagai berikut:
a. Membangun ekosistem industry yang berdaya saing (industry)
41
Membangun daya saing industri daerah pada leading sector industri tertentu
yang terintegrasi antara industri primer (misalnya pertanian, perikanan,
peternakan dan lainlain), industri sekunder (misalnya manufaktur,
pengolahan, packaging dan lain-lain), dan industri tersier (misalnya pasar
produk daerah).
b. Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat (Welfare)
Mengembangkan program peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan pendapatan rumah tangga (income)− Program peningkatan
penyerapan angkatan kerja (employment)
Program pemberdayaan ekonomi masyarakat (empowerment).
c. Membangun Ekosistem Transaksi Keuangan (Transaction)
Membangun ekosistem transaksi keuangan digital untuk menjamin kelancaran
pembayaran menuju masyarakat yang less cash Mewujudkan masyarakat
yang bankable dan memiliki akses terhadap permodalan
Mewujudkan ekosistem ekonomi digital dengan mendorong industri e-
commerce dan market place.
Nama Singkat
Pengembangan Kampung Industri Kecil Konveksi di Kelurahan Jurang mangu Barat, Jurangmangu
Timur Kecamatan Pondok Aren
Deskripsi
Terdapat 150 Rumah Tanga Industri Kecil Konveksi (Celana Hawai), telah menembus pasar tanah
abang, cipulir, sumatera, Kalimantan, jabodetabek dimana proses produksi dan pemasaran sangat
sederhana, perlu penataan/ pembinaan dari segi desain produksi, ketersediaan bahan baku dari
tangan pertama (sekarang tangan keempat) serta permodalan dan sistim penjualan hasil produks
Manfaat dari Inovasi
1. Tertatanya lokasi Kampung Konveksi
2. Produksi tidak hanya menghasilkan celana hawai, tetapi terdapat di verifikasi produksi,
Contoh: Baju Sekolah SD, SMP, SMA dan pakaian muslim
3. Nilai jual produk meningkat
4. Mengurangi angka pengangguran khususnya di bidang konveksi
42
5. Menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan
Keunikan/Kreativitas dari Inovasi
Konveksi sudah berdiri dari berpuluh-puluh tahun yang lalu, sudah menjadi mata pencaharian di
Kampung Konveksi, dan pasar penjualan (Jabodetabek, Sumatera, dan Kalimantan)
Kemitraan
1. OPD terkait
2. Perbankan
3. Kementrian Perindustrian RI
4. Koperasi
Potensi Pengembangan Inovasi
1. Penataan kampung sehingga ramah lingkungan
2. Penataan ruang produksi
3. Ketesediaan bahan baku langsung ke sumbernya (sekarang tangan ke 4)
Strategi Menjaga Keberlangsungan Inovasi
1. Perlu peran dari pemerintah diantaranya dari OPD terkait
2. Sumber daya masyarakat
Sumber daya yang digunakan
1. APBD Kota Tangerang Selatan (OPD Terkait)
2. Sumber Daya Masyarakat Kampung Konveksi
Analisis Resiko
1. Pemahaman masyarakat
2. Ketersediaan bahan baku (sekarang dari tangan ke 4)
3. Sumber Daya Manusia yang terampil dalam bidang jahit menjahit
Nama Singkat
Pengembangan Kampung Pariwisata Industri di Kelurahan Kranggan Kecamatan Setu
Deskripsi Singkat Inovasi
Terdapat 107 Rumah Tangga yang memproduksi makanan ringan, kacang sangarai, rengginang,
kripik singkong, kripik pisang dll. Pariwisata Kranggan masih asri, sehingga dapat dikembangkan
selain industry kecil makanan, juga sekaligus dapat dikembangkan menjadi Destinasi Pariwisata.
Contoh: Pembeli dapat mengolah atau memasak makanan ringan yang mereka inginkan
43
Manfaat dari Inovasi
1. Tertata lokasi Kampung Industri, sehingga menjadi salah satu tujuan wisata Kota Tangerang
Selatan, karena posisinya yang strategis dengan cisadane
2. Nilai jual produk meningkat
3. Menambah penghasilan ibu rumah tangga secara rutin karena lokasi banyak dikunjungi tamu.
Keunikan/Kreativitas dari Inovasi
Kampung Industri Pariwisata sudah lama berdiri contohnya terdapat Industri Kecil Kacang
Kranggan yang sudah dikenal luas di Jabodetabek dan lokasi dapat menjadi tujuan wisata
khususnya wisata kuliner dan alam
Kemitraan
1. OPD terkait
2. Perbankan
Potensi Pengembangan Inovasi
Lokasi di Kranggan tidak hanya dikembangkan Industri Kecil Makanan Ringan (Snack) tetapi
dapat dikembangkan menjadi obyek wisata alam.
Strategi Menjaga Keberlangsungan Inovasi
Melatih masyarakat untuk mengembangkan produk sehingga penghasilannya meningkat
Mengembangkan organisasi masyarakat setempat
Sumber daya yang digunakan
1. Sumber daya masyarakat
2. OPD terkait (Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Tata Kota, Badan Lingkungan Hidup dan
lain-lain)
Analisa Resiko
Lokasi alih fungsi karena masyarakat menjual tanah kepada pengembang untuk membiyai
kehidupan sehari-hari.
Nama singkat inovasi
SIDAKU
Deskripsi dari inovasi
Sekumpulan data UMKM yang sudah disusun sedemikian rupa dengan ketentuan atau aturan
tertentu yang saling berhubungan (terklasterisasi) sehingga memudahkan pengguna dalam
mengelolanya juga memudahkan memperoleh informasi atas produk-produk UMKM yang ada.
44
Manfaat dari inovasi
1. Database memiliki kemampuan dalam menyeleksi data sehingga menjadi suatu kelompok yang
terurut dengan cepat
2. Dengan memiliki database secara terpusat maka data yang dikeluarkan dapat
dipertanggungjawabkan karena data tersebut berasal dari sistem yang terpusat
3. Memudahkan membuat aplikasi baru karena sudah ada database yang tepusat
Keunikan/ Kreativitas dari inovasi
SIDAKU (Sistem Informasi Database Koperasi dan UMKM) akan berisi data-data UMKM yang
sudah terklasterisasi. Untuk Koperasi juga dapat dilihat data-data yang berhubungan dengan
kelembagaaan koperasi dan data-data tentang kesehatan dari koperasi tersebut
Kemitraan
Dalam pembuatan SIDAKU (Sistem Informasi Database Kopeasi dan UMKM), akan bermitra
denan kalangan akademisi, koperasi dan UMKM.
Potensi pengembangan inovasi
1. Dapat lebih cepat memonitor perkembangan dari UMKM dan koperasi di Kota Tangerang
Selatan
2. SIDAKU (Sistem Informasi Database Koperasi dan UMKM) dapat terintegrasi dengan portal
web UMKM
Strategi menjaga keberlangsungan inovasi
Sistem Informasi Database Koperasi dan UMKM (SIDAKU) akan dilengkapi dengan mesin
pencarian cepat sehingga data yang diperlukan akan mudah didapat
Sumber daya yang digunakan
Pada saat pengoperasian Sistem Informasi Database Koperasi dsan UMKM maka sumberdaya
manusia pada Dinas Koperasi UKM Kota Tangerang Selatan akan diberikan pelatihan-pelatihan
sehingga mampu mengoperasikan SIDAKU dengan baik dan dapat terus berinovasi dalam
mengembangkan SIDAKU tersebut
Analisis Resiko
1. Sumber daya manusia yang belum mahir dalam mengoperasikan Sistem Informasi Database
Koperasi dan UMKM
2. Berkembangnya virus computer yang dapat merusak Sistem Informasi Database Koperasi dan
UMKM.
3. Kurangnya dana pendukung untuk dapat menghasilkan inovasi perkembangan Sistem
Informasi Database Koperasi dan UMKM tersebut.
Nama singkat inovasi
45
Portal Web UMKM adalah website yang menyediakan berbagai macam informasi, fasilitas dan
media bagi para pelaku UMKM dalam mempromosikan produk-produknya. Para pelaku UMKM
dan konsumen juga dapat mengetahui produk-produk apa saja yang ada di kota Tangerang Selatan.
Manfaat dari inovasi
Manfaat inovasi dari portal web UMKM, yaitu:
1. Memperluas jangkauan promosi, dengan memiliki website maka produk UMKM lebih bisa
dikenal oleh masyarakat khususnya pengguna internet.
2. Bisa menjadi media tanpa batas, internet adalah media informasi yang tanpa batas. Dengan
memiliki website kita berarti sama saja memiliki banyak karyawan yang mempromosikan
produk kita selama 24 jam.
3. Promosi yang luas, internet adalah suatu media promosi terluas di dunia, jika dilihat dari
jangkaun area.
4. Media pengenalan produk UMKM, jika kita memiliki suatu produk UMKM akan lebih mudah
kita mengenalkan produk tersebut lewat website, karena jangkauan internet yang luas dan
pemakainya yang banyak, sehingga produk kita akan dikenal oleh masyarakat sehingga dapat
mendatangkan calon konsumen dengan cara promosi produk lewat website
Keunikan/Kreativitas dari inovasi
Portal web UMKM akan memberikan akses terbatas kepada pelaku UMKM untuk mempromosikan
produk-produk unggulannya. Pemberian akses terbatas tersebut bisa dilakukan oleh pelaku UMKM
dengan syarat pelaku UMKM tersebut sudah terdata di Dinas Koperasi UKM Kota Tangerang
Selatan dan isi dari produk yang ditampilkan tidak boleh melanggar norma-norma atau aturan-
aturan yang dibuat oleh Dinas Koperasi UKM kota Tangerang Selatan.
Kemitraan
Dalam pembuatan portal Web UMKM, Dinas Koperasi UKM kota Tangerang Selatan akan
bermitra dengan Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Tangerang Selatan. Selain itu, dalam
pembuatan isi dari portal tersebut akan melibatkan juga kalangan akademisi dan para pelaku –
pelaku.
Potensi Pengembangan Inovasi
1. Dapat membantu memajukan produk UMKM untuk melakukan suatu bisnis dengan berbasis
teknologi.
2. Lebih dapat mempromosikan produk UMKM agar bisa dilihat khalayak ramai.
Strategi menjaga keberlangsungan inovasi
Portal web UMKM akan diupdate mengikuti perkembangan zaman dengan membuat tampilan
menatik dan berisi data-data yang sangat dibutuhkan para pelaku UMKM dan calon konsumen.
46
Sumber daya yang digunakan
Dalam melaksanakan pembuatan portal web UMKM, Dinas Koperasi akan bekerjasama dengan
Dinas Kominfo Kota Tangerang Selatan. Pada saat pengoperasian portal web UMKM maka
sumber daya manusia pada Dinas UKM kota Tangerang Selatan akan diberikan pelatihan-pelatihan
sehingga mampu mengoperasikan portal web UMKM dengan baik dan dapat terus berinovasi
dalam mengembangkan portal web UMKM tersebut.
Analisis Resiko
1. Sumber daya manusia yang belum mahir dalam mengoperasikan portal web UMKM
2. Berkembangnya virus komputer yang dapat merusak portal web UMKM
3. Adanya penipuan yang mengatasnamakan portal web UMKM
4. Kurangnya dana pendukung untuk dapat menghasilkan inovasi perkembangan peortal web
UMKM tersebut.
Nama singkat inovasi
SIMONET (Sistem Monitoring Transaksi)
Deskripsi singkat inovasi
Sistem aplikasi yang digunakan untuk memonitoring atau memantau transaksi yang dilakukan oleh
wajib pajak secara real time
Manfaat dari inovasi
Dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak kepada pemerintah karena merasa selalu diawasi
Keunikan / Kreativitas dari inovasi
Pihak Bapenda dapat membandingkan data dari alat Tapping Box dengan data yang diberikan
wajib pajak sebagai alat rekonsiliasi pemeriksaan pajak daerah
Kemitraan
Bank Jabar Banten dan Pihak Konsultan
Potensi Pengembangan Inovasi
Dapat dipasang seluruh wajib pajak yang berada di Kota Tangerang Selatan sehingga bias
meningkatkan pendapatan daerah
Strategi menjaga kebelangsungan inovasi
Menjaga hubungan baik dengan wajib pajak dan membuat regulasi yang mengatur tentang
implementasi sistem tersebut yang diterapkan pada wajib pajak
47
Sumber daya yang digunakan
1. Koneksi internet
2. Sumber Daya Manusia
3. Alat Tapping Box
Analisis Resiko
1. Kerusakan pada alat
2. Tidak kooperatif
3. Resistensi pada wajib pajak
4. Kerahasiaan data wajib pajak
5. Ketergantungan pada konsultan
Nama singkat inovasi
Pengembangan Kampung Industri Kecil Pengrajin Tempe di Kelurahan Kedaung Kecamatan
Pamulang
Desktipsi singkat inovasi’
1. Terdapat 120 rumah tangga industri kecil pengrajin tempe
2. Produksi dapat solusi dengan standar mutu Gugus Kendali Mutu
3. Dapat dikembangkan diversifikasi produk tempe menjadi produk keripik tempe berbagai varian
rasa
4. Dapat menjadi tujuan tamu ke lokasi tersebut
5. Pemasaran produk dapat lebih meningkat baik dari segi kualitas, harga, maupun dari kuantitas
produk menignkat dengan memiliki legalitas
6. Meningkat sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan
Keunikan/Kreativitas dari inovasi
Keunikan Kampung Tempe apabila ditata dengan baik akan menghasilkan keseimbangan ekonomi
masyarakat, keseimbangan social, dan keseimbangan lingkungan, menurunkan tingkat kemiskinan,
menyumbang pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan, dan dapat mendukung pariwisata
Kota Tangerang Selatan
Kemitraan
1. OPD terkait (Dinas Kesehatan, Badan Lingkungan Hidup, Tata Kota Pemukiman, Dinas
Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kecamatan Pamulang,
Kelurahan Kedaung, RUkun Tetangga, dan Rukun Warga)
2. Badan Standarisasi Nasional (BSN)
3. Kementrian Perindustrian RI
4. Lembaga Perguruan Tinggi
5. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
6. Koperasi
Potensi Pengembangan Inovasi
1. Potensi pengembangan inovasi sangat besar karena sebagian peralatan yang digunakan masih
sangat sederhana (contoh dsalam proses produksi menggunakan kayu bakar dan drum bekas)
48
2. Belum tertata lokasi dapur produksi
Strategi menjaga keberlangsungan inovasi
Perlu peran nyata dari
1. Pemerintah Daerah (SKPD terkait)
2. Peran Serta Masyarakat
Sumber daya yang digunakan
1. APBD Kota Tangerang Selatan
2. Sumber daya masyarakat pengrajin tempe
Analis Resiko
1. Pemahaman masyarakat terhadapa penataan kampung tempe
2. Dampak lingkungan adanya limbah cair
Nama singkat inovasi
Bidang Pajak I : KONEKSI PBB DAN AMMPLOP PBB (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan
Lokasi Objek PBB)
Deskripsi singkat inovasi
Koneksi PBB : merupakan system komunikasi dalam jaringan yang memungkinkan antara
Bapenda dengan kelurahan, kecamatan atau OPD dapat berkomunikasi terkait informasi atau
keterangan yang dibutuhkan untuk memenuhi kelengkapan berkas pelayanan PBB.
AMMPLOP PBB (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Objek PBB) : Merupakan
Aplikasi yang memungkinkan User/Pengguna untuk menambahkan informasi dalam PETA SIG
PBB secara mandiri dan bersifat kolaboratif dan partisipatif.
Manfaat dari inovasi
1. Koneksi PBB : membantu wajib pajak dalam memenuhi kelengkapan berkas pelayanan PBB
yang dibutuhkan.
2. Meminimalisir dokumen yang tidak benar dan kurang akurat
3. AMMPLOP (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Obyek PBB) : dapat digunakan
untuk penambahan sebagai salah satu sumber data special alternatif, sehingga informasi atas
bidang PBB dapat terkumpul dengan cepat dan dapat diperbaharui dengan mudah, cepat, dan
efisien.
Keunikan/Kreativitas dari inovasi
1. Koneksi PBB: Wajib pajak tidak perlu datang dan meminta langsung surat keterangan dari
kelurahan, kecamatan atau OPD
2. AMMPLOP PBB (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Objek PBB) : masyarakat
dapat memperbaharui bidang pajaknya sendiri, baik dari sisi alamat objek, tampilan foto
objeknya, dan bentuk bidang buminya (Pemetaan Partisipatif)
Kemitraan
49
Koneksi PBB : Kelurahan, Kecamatan,dan OPD
AMMPLOP PBB (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Objek PBB): Google Maps
Potensi Pengembangan Inovasi
1. Koneksi PBB : Sistem ini bisa dikembangkan untuk keperluan pelayanan publik lainnya.
2. AMMPLOP (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Objek PBB) : pengembangan ke
arah navigasi system dalam peta SIG PBB berdasarkan nomor objek pajak.
Strategi menjaga keberlangsungan inovasi
1. Koneksi PBB : Komitmen dan dukungan dari para pemangku kepentingan.
2. AMMPLOP PBB (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Objek PBB) : Net
Work/Jaringan Internet Aplikasi Peta SIG Google Maps
Analisis Resiko
1. Koneksi PBB : Jaringan internet
2. AMMPLOP PBB (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Objek PBB) : adanya
kemungkinan pembaharuan data / update Data Spesial menggunakan tulisan yang bersifat
Narsisme
Nama singkat inovasi
BIDANG PAJAK II : e-ABT (Air Bawah Tanah) dan Reklame
Deskripsi singkat inovasi
e-ABT (Air Bawah Tanah) : memudahkan pelaporan dan pencatatan air bawah tanah
Reklame : meminimalisir jumlah pajak yang hilang dan memastikan ukuran reklame
Manfaat dari inovasi
1. e-ABT (Air Bawah Tanah) : memudahkan pelaporan dan pencatatan air di bawah tanah
2. Reklame : meminimalisir jumlah pajak yang hilang dan memastikan ukuran reklame dan
mengoptimalkan potensi pajak reklame
Keunikan/Kreativitas dari inovasi
e-ABT (Air Bawah Tanah) : petugas pencatatan air bawah tanah tidak lagi kelapangan untuk
mencatat penggunaan volume air bawah tanah.
Reklame : mengoptimalkan dan meminimalisir pajak yang hilang
Kemitraan
e-ABT (Air Bawah Tanah) : wajib pajak
Reklame : DPMPTSP dan Wajib pajak
Potensi Pengembangan inovasi
50
Sementara tidak ada
Strategi menjaga keberlangsungan inovasi
Sementara tidak ada
Sumber daya yang digunakan
Koneksi internet dan Sumber daya manusia
Analisa Resiko
e-ABT (Air Bawah Tanah) : pelaporan tidak dapat diproses jika koneksi internet yang tidak
stabil/pelaporan gagal
Reklame : berita acara pemeriksaan tidak dapat diproses jika koneksi internet tidak stabil.
Nama singkat inovasi
Bidang pemeriksaan : Sistem Informasi Pengendalian Pemeriksaan Pajak (SIPPP)
Deskripsi Singkat Inovasi
Sistem Informasi Pengendalian Pemeriksaan Pajak (SIPPP) adalah system informasi database yang
membantu dan memudahkan pengawasan penyelesaian pemeriksaan pajak, yang dimulai dari
pengusulan daftar normatif wajib pajak yang akan diperiksa yang akan diperiksa sampai dengan
penyelesaian LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak). Modul-modul ini terintegrasi dalam system
informasi pemeriksaan pajak
Manfaat dari inovasi
Sistem Informasi Pengendalian Pemeriksaan Pajak (SIPPP) adalah system aplikasi yang membantu
proses administrasi pemeriksaan pajak, yang dimulai dari usulan pemeriksaan pajak sampai dengan
penyelesaian LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak), sehingga dalam proyek perubahan ini
merasa perlu membuat sistem informasi seperti ini dikarenakan seksi pemeriksaan wilayah 1-3 ada
sekitar 285 wajib pajak yang harus dikeluarkan SP3 (Surat Perintah Pemeriksaan Pajak) terbit di
tahun ini, selain untuk memudahkan proses administrasi, system ini akan memudahkan
pengawasan penyelesaian pemeriksaan yang sedang berlangsung, sehingga akan meminimalisir
kesalahan dalam pengadministrasian.
Keunikan/Kreativitas dari inovasi
Proses Pemeriksaan yang dituangkan kertas kerja pemeriksaan (KKP) sampai dengan penyelesaian
pemeriksaan pajak) dan selanjutnya akan diterbitkan LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak)
Kemitraan
Bidang Perencanaan Pendapatan, Regulasi, dan Keberatan Pajak Daerah dan Tenaga Ahli di bidang
Program Aplikasi.
51
Potensi Pengembangan Inovasi
Sistem Informasi Pengendalian Pemeriksaan Pajak (SIPPP) kedepannya agar aplikasi ini bisa
terintegrasi dengan seluruh aplikasi yang ada di Badan Pendapatan Daerah
Strategi Menjaga Keberlangsungan Inovasi
Untuk menjaga keberlangsungan inovasi system yang dibangun menggunakan basis data yang
mudah diperbaharui dan berorientasi pada tampilan web, selain itumsistem yang dibangun perlu
maintenance / perawatan secara berkesinambungan, sehingga kinerja system dapat berjalan secara
optimal dan dapat dikembangkan secara berkelanjutan
Sumber daya yang digunakan
Potensi yang ada dan menjadi wewenang Badan Pendapatan Daerah
Analisa Resiko
Sistem tidak berfungsi sebagaimana diharapkan dan tidak adanya dukungan yang maksimal dari
manajemen dan tidak adanya transfer knowledge dari pengembang ke end user.
52
BAB VI
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Rencana tahapan berikutnya peneliti melihat adanya kekurangan pada smart economy di
Kota Tangerang Selatan khususnya pada dinas ketahanan pangan, pertanian, dan perikanan
disebabkan ketika peneliti melakukan observasi ke dinas tersebut masih terasa kurang
memberikan kontribusi terhadap perekonomian Kota Tangerang Selatan. Oleh sebab itu,
Peneliti meneruskan penelitian yang saya ajukan di penelitian 2019 dengan judul “Analisis
Faktor Kendala dan Faktor Non-Kendala Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan
dalam Struktur Perekonomian Kota Tangerang Selatan
53
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Pertumbuhan ekonomi dan pengembangan perekonomian kota Tangerang Selatan
stabil
2. Teknologi informasi (TIK) yang ada di kota Tangerang Selatan fokus pada
pemerintah tetapi belum terintegrasi.
3. Data pengguna TIK untuk pegawai negeri, swasta, eksportir, dan importer di kota
Tangerang Selatan belum lengkap terintegrasi.
4. Jumlah dari laki-laki, quintile ke 5 dan pendidikan di atas SLTA atau di atasnya
sudah memiliki hp, memiliki hp, menggunakan computer dan mengakses internet
5. Wirausahawan di kota Tangerang Selatan memiliki pertumbuhan signifikan dan
mereka menggunakan social media, contoh, facebook, twitter and instagram untuk
mempromosikan prosuk mereka.
6. Regulasi mendukung smart economy
7. Indikator smart economy menunjukkan inovasi yang rendah, pertumbuhan pada
produksi, pasar tenaga kerja kurang fleksibel, sedikit yang menggunakan sumber
uang dari pasar modal walaupun proporsi wirausahawan besar.
8. Dinas Koperasi dan UMKM memberi dukungan yang penuh terhadap
wirausahawan yang baru untuk memulai dan mengorganisasikan bisnis mereka
dengan bimbingan teknologi gratis. Dinas Perdagangan dan Perindustrian
mendukung pencatatan ekspor dan impor dan paten, smart economy belum
diimplementasi secara baik disebabkan jumlah hak paten sangat rendah
dibandingkan jumlah penduduk. Badan Pendapatan Daerah sudah mendukung
smart economy dengan pembayaran pajak PBB dan Non-PBB. Badan Pengelolaan
Keuangan dan Asset Daerah telah mengintegrasikan SIAP BMD untuk e-planning,
e-budgeting, e-reporting, pembayaran bukan kas dan kas. Dinas Ketahanan Pangan
Pertanian dan Perikanan masih belum fokus ke smart economy.
54
9. Hambatan smart economy adalah sedikitnya perusahaan yang menerbitkan saham,
tidak ada bandara (tidak adanya pencatatan warga kota yang menggunakan pesawat
terbang), sedikitnya free lance dan pengusaha. Pendukung smart economy adalah
banyaknya bisnis baru, pengangguran yang lebih kecil dari Sembilan persen,
pertumbuhan produktivitas baik dan keinginan untuk berwirausaha tinggi.
10. Ada beberapa program yang sudah dijalankan baik di kota Tangerang Selatan
seperti pengembangan industry kecil konveksi di Jurangmangu, perkembangan
desa industry pariwisata di Kranggan, SIDAKU, Portal Web UMKM, SIMONET,
pengembangan desa industry tempe di Kedaung, Bidang Pajak I: KONEKSI PBB
dan AMMPLOP PBB, Bidang Pajak II: e-ABT dan Reklame dan Bidang
Pemeriksaan: SIPPP.
6.2 Saran
1. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) harus dapat menjaga pertumbuhan dan
pengembangan sehingga tetap stabil.
2. Fokus TIK dari pemerintah kota Tangerang Selatan diharapkan tidak hanya
fokus.
3. Data pengguna TIK untuk pegawai negeri dan swasta, eksportir, dan importir
di kota Tangerang Selatan harus dikumpulkan untuk melihat bagaimana efektif
smart city di kota Tangerang Selatan.
4. Perlunya mensosialisasikan smart city karena hanya lulusan SLTA ke atas dan
laki laki yang banyak menggunakan hp, memiliki hp, menggunakan computer
dan mengakses internet.
5. Perlunya implementasi untuk mensosialisasikan peraturan untuk smart economy
untuk setiap pegawai OPD dan masyarakat mengetahui apa haknya dan
kewajibannya.
6. OPD dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan inovasi, produktivitas,
dan tingkat fleksibilitas.
7. Mendorong Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan dan Dinas
Perdagangan dan Industri akan mendukung kota Tangerang Selatan.
55
8. Dinas Industri dan Perdagangan harus mensosialisasikan bagaimana untuk
mematenkan penemuan mereka.
9. Mengintegrasikan system diantara OPD untuk smart economy.
10. Memastikan koneksi internet stabil untuk memfalisitasi smart economy di Kota
Tangerang Selatan.
56
DAFTAR PUSTAKA
[1]Anggraini, D. (2018, March 14). Executive Summary Master Planning 2018-2022. (I. Lubis,
Interviewer)
[2]Artiyugo. (2018, May 09). Smart Economy in SME and Cooperative Office. (I. Lubis,
Interviewer)
[3]Arsyad, Lincollin.(2010). EkonomiPembangunan. Sekolah Tinggi Ilmu EkonomiYKPN,Yogyakarta.
[4]Arsyad, Lincolin.(2010).Ekonomi Pembangunan Edisi 5. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, [BPS] Badan Pusat Statistik.
[5]Almulaibari, Hilal.(2011). Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi Kota Tegal Tahun 2004- 2008 [Penelitian ilmiah]. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang.
[6]Bachtiar. (2018, May 21). Regional Revenue Agency. (I. Lubis, Interviewer)
[7]Caragliu, A, Bo, C, D, dan Nijkamp, P. (2009). Smart Cities in Europe. 3rd Central
European Conferences in Regional Sciences-CERS
[8]Darmawan, H. (2018, March 01). Smart City. (I. Lubis, Interviewer)
[9]Dewi. (2018, May 24). Regional Asset and Financial Distribution Agency. (I. Lubis,
Interviewer)
[10]Dewi, R. K. (2018, May 24). Planning Smart Economy in Fishery Agriculture and Food
Security Office. (I. Lubis, Interviewer)
[11]Hamel dan Prahalad,(1990). the core competence of the corporation‟ by president and fellows of harvrd college1
[12]Hitt et al .2003.“Journal of Management” a model of strategic entrepreneurship : the construct
and its dimensions
[13]Hammer.2013. Kompetensi Industri Daerah Kotawaringin Barat, Jakarta kementrian Industri Repulik Indonesia
[14]Hasikin. (2018, March o11). Smart City. (I. Lubis, Interviewer)
[15]Johnston, B.F. and Mellor, J.W. (1961).The role of agriculture in economic development‟. American Economic Review Vol. 51, No.4.
[16]Jhingan, M.L.(2010). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Rajawali Pers
[17]Karlinah, N.(2013).Study Ethnomathematich: Pengungkapan Sistem Bilangan Masyarakat
Adat Baduy. Universitas Pendidikan Indonesia : Bandung
57
[18]Kepegawaian, K. U. (2018, March 06). Smart Economy in Trade and Industry Office. (I. Lubis,
Interviewer)
[19]Kementrian Perindustrian.(2013). “Reset KIID (Kajian Kopetensi Industri) kotawaringin barat” Jakarta.
[20]Kuznets, Simon.( 1964). Ekonomi Growth and the contribution of Agriculture : Notes For Measurement”, in C. Eicher and L. Win, eds. Agriculture in Economic Development, New York : McGraw-Hill.
[21]Kuncoro, M, (2006). Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan Strategi dan peluang. Erlangga, Jakarta.
[22]Lazaroiu, C,G, dan Roscia, M.(2012). Definition methodology for the smart cities model. Journal Energy
[23]Lewis Arthur.(1954). “The Rise and Decline of Development Economics” London, George Allen and Unwin, Ltd.
[24Letaifa, S.B.(2015).How to strategize smart cities: Revealing the SMART MODEL.Journal of Business Research 68 (2015) 1414-1419
[25Macek, A.(2017,11) .Smart Economy Indicators DOBA Fakulteta Business School. http://www.smarttowns.eu/wp-content/uploads/2017/11/Economy-of-the-city-of-the-future.pdf.Retrieved April 28, 2018
[26]Notohadiprawiro.(2006). Logam Berat dalam Pertanian. Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
[27]Stewart (1999), Kompetensi Industri Daerah Kotawaringin Barat, Jakrata kementrian Industri Repulik Indonesia 2013.
[28]Tarigan, Robinson.(2005). Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. Bumi Aksara, Cetakan Keempat, Jakarta, ,
[29]Todaro M.P. (2006). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.
[30]Todaro, Michael P.(2003). Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Alih Bahasa:Aminuddin
dan Drs.Mursid. Jakarta: Ghalia Indonesia.
[31]https://data.oecd.org/emp/part-time-employment-rate.htm#indicator-chart22/06/2018
18:12
[32]https://data.oecd.org/emp/self-employment-rate.htm#indicator-chart22/06/2018 18:16
[33]http://disperindag.tangerangselatankota.go.id/ikm-tangerang-selatan-2017/26/06/2018 20:34
[34]https://tangselkota.bps.go.id/dynamictable/2018/04/06/64/indeks-pembangunan-manusia-ipm-
kabupaten-kota-di-provinsi-banten.html26/06/2018 20:10
58
[35]https://www.suara.com/partner/content/bantenhits/2018/03/04/223909/8045-persen-pengguna-
internet-di-banten-hanya-untuk-aktivitas-di-medsos
[36]Prima.S.M.P. 2012. Laporan Akhir Kajian Penilaian dan Penyusunan Kota Cerdas Kota
Tangerang Selatan. Kota Tangerang Selatan : PT.Multimedia Solusi Prima
[37]Sriyono. (2018, May 21). Non-BPHTB. (I. Lubis, Interviewer)
[38]Widijanto,R.A.(2016). Sensus Ekonomi 2016 Analisis Hasil Listing Potensi Ekonomi Kota Tangerang Selatan. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City
[39]Widijanto,R.A.(2017). Statistik Kesejahteraan Rakyat Kota Tangerang Selatan 2017. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City
[40]Widijanto,R.A.(2010).Tangerang Selatan dalam Angka 2010.Statistics of South Tangerang, South Tangerang City
[41]Widijanto,R.A.(2011). Tangerang Selatan dalam Angka 2011. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City
[42]Widijanto,R.A.(2012). Tangerang Selatan dalam Angka 2012. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City
[43]Widijanto,R.A.(2013). Tangerang Selatan dalam Angka 2013. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City
[44]Widijanto,R.A.(2014). Tangerang Selatan dalam Angka 2015. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City
[45]Widijanto,R.A.(2015). Tangerang Selatan dalam Angka 2015. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City
[46]Widijanto,R.A.(2016). Tangerang Selatan dalam Angka 2016. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City
[47]Widijanto,R.A.(2017). Tangerang Selatan dalam Angka 2017. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City
59
LAMPIRAN
Format Wawancara Smart Economy di KOMINFO TANGSEL lantai 4 gedung 1 pada hari Kamis
tanggal 1 Maret 2018 Staff Kominfo Pak Asikin dan Heri Darmawan
No. Pertanyaan No. Jawaban
1.
2.
3.
Bagaimanakah Struktural
yang bertanggung jawab
pada program Smart
City?
Bagaimanakah kendala
Smart City di Tangsel?
Sejak kapankah Smart
City dimulai di kota
Tangsel?
1.
2.
3.
Pak Isep Kuarsa, S.T., M.T. sebagai Kepala Kominfo
Ibu Dian Anggraini S.T., M.T. sebagai Kepala
Pengembangan SDM TIK dan kerjasama Smart City
Belum ada sinkronisasi antar dinas dan data
pengumpulan lama.
Sejak Ibu Airin (Walikota Tangsel) mencanangkan
2015 yang digagaskan oleh Prof. Suhono ITB. Dalam
menjalankan Smart City terdapat dua bagian; pertama,
dewan Smart City yang belum dibentuk; kedua, tim
pelaksana yang sudah dibentuk
60
FORM WAWANCARA UMKM DI KOTA TANGSEL
1. Nama UMKM
2. Alamat
3. Jenis Barang
4. Teknologi Informasi yang sudah digunakan
5. Biaya yang dikeluarkan untuk teknologi
informasi
6. Beban komunikasi yang dikeluarkan
7. Jenis pemasaran online/tidak
8. Online yang digunakan
9. Beban yang ditanggung jika menggunakan
online
10. Besarnya riset dan pengembangan produk
dan jasa
11. Adakah produk dan jasa yang diunggulkan
dan diekspor
12. Adakah produk dan jasa yang diimpor
13. Konsumen yang dilayani melalui penjualan
online
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
61
Format Pedoman Wawancara Smart Economy di Kota Tangsel Kabag Perekonomian Pak Wijaya
Kusuma dengan staf Mbak Hijri di Gedung Depan Walikota Tanggal 8 Maret 2018 Pukul 16.00
No. Pertanyaan No. Jawaban Mbak Hijri (Staff Perekonomian)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Bagaimanakah Smart
Economy di Kota Tangsel?
Kenapa belum terintegrasi?
Ada berapakah dinas yang
terkait dengan
perekonomian?
Untuk Ketapang (Ketahanan
Pangan), Apakah yang
disoroti Bagian
Perekonomian Tangsel ?
Untuk Disnaker, apakah
yang disoroti?
Mengapa harus UMR?
Bagaimana tentang
Disperindag ?
Mengapa harga pasar?
Bagaimana dengan Dinsos?
Bagaimana dengan Dishub?
Bagaimana dengan Dinas
Pariwisata?
Apakah fokus dari Dinas
Koperasi dan Kecil
Menengah?
Apasajakah dasar dari
bagian perekonomian ?
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Data Smart Economy tidak ada di
bagianperekkonomian Namun, Data-data
perekonomian di Tangsel belum terintegrasi.
Karena satu sama lain masih sulit untuk memadukan
data menjadi satu.
Ada beberapa dinas yaitu: Ketapang, Disperindag,
Dinas Koperasi dan UKM, Disnaker, Dinsos, Dinas
Pariwisata dan Dishub.
Harga Bahan Pasok
UMR (Upah Minimum Regional)
Karena Upah dipengaruhi oleh Inflasi. Kenaikan Inflasi
akan menaikkan UMR untuk menghindari penurunan
daya beli.
Data disperindag yang diambil adalah harga pasar.
Info harga pasar sangat dibutuhkan oleh masyarakat
untuk menghindari perbedaan besar harga pasar yang
beredar dengan harga pasar sebenarnya.
Dinas sosial berhubungan dengan beras dari BULOG
yaitu RASTRA.
Dishub dengan ekonomi memiliki hubungan dengan
jalur ekonomi. Permasalahan utamanya adalah cuaca,
Tangsel bukan penghasil dan harga BBM.
Permasalahan utamanya adalah penyebaran hotel,
kuliner, dan wisatawan.
Produk yang terunggul adalah Bunga Anggrek, Dodol
Cilenggang, Kacang Kranggan, Bir Pletok, dan Batik
Tangsel. Namun Koperasi tidak menonjol Rencana ke
depan akan membuka Divisi BPRS.
Pepres tentang Tim Pengendalian Inflasi Daerah 2017
Kemendagri Pemkot dimana Ketua TPID harus Kepala
Daerah 2017
Kepwal TPID 2017
62
PERTANYAAN KE DINAS-DINAS
INDIKATOR SMART ECONOMY (Kominfo)
1. Berapakah jumlah ahli ICT yang digunakan dalam mensupport smart city di kota tangerang
selatan?
2. Berapakah jumlah dari semua alat elektronik seperti sensor yang terhubung dengan internet
pada untuk mensupport sistem smart city di kota Tangerang Selatan?
3. Berapa jumlah dari komputer yang berhubungan dengan internet di Kota Tangerang Selatan?
4. Berapa jumlah dari pengguna internet di Kota Tangerang Selatan?
5. Berapa investasi pada hardware di Kominfo?
6. Berapa jumlah pegawai dan jumlah pegawai yang mengerti IT dan dilatih untuk ditugaskan
mensupport smart city di masing masing OPD?
7. Aplikasi smart city apakah yang sudah berjalan di Kominfo Kota Tangerang Selatan?
63
Disperindag
1. Berapa banyak perusahaan yang ada di Kota Tangerang Selatan?
2. Berapa banyak produk yang sudah dipatenkan?
3. Apakah ada Industri yang sudah menerbitkan saham di BEI yang bertempat di Kota
Tangerang Selatan?
4. Apakah ada catatan ekspor dan impor pada industry di Kota Tangerang Selatan?
5. Apakah ada Industri yang memiliki kantor pusat di Kota Tangerang Selatan?
6. Berapa jumlah dari jumlah usahawan yang tergabung dengan koneksi internet di Kota
Tangerang Selatan?
7. Berapa jumlah dari perusahaan yang memiliki website perusahaan di Kota Tangerang
Selatan?
8. Berapa investasi dan beban untuk informasi teknologi produk dan jasa pada perusahaan di
Kota Tangerang Selatan?
9. Berapa investasi berupa hardware dan beban komunikasi pada dinas Industri dan
Perdagangan?
10. Berapa jumlah pegawai dan jumlah pegawai yang mengerti IT dan dilatih untuk
mensupport Disperindag?
11. Aplikasi smart economy apakah yang sudah berjalan di Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang Selatan?
64
Dinas Koperasi dan UKM
1. Berapa banyak Koperasi dan UKM yang sudah terregistrasi? 516 unit koperasi berbadan
hukum teregistrasi dalam data ODS Kementrian Koperasi dan UKM RI dan tervalidasi oleh
dinas koperasi provinsi dan UKM by sensus tidak berbadan hukum, mikro baru mulai, kecil
cenderung lebih baik dan sudah melengkapi beberapa legal formal seperti sertifikasi dan
standarisasi UMKM seperti PIRT (DINKES), halal food MUI provinsi maupun kota/kabupaten
proses dengan labkesda (laboratorium kesehatan daerah), MD untuk olahan daging dan ikan,
expired date (labkesda), HAKI di disperindag (35 produk yang didaftarkan). Proses produksi,
alat bantu produksi, pemasaran promosi, jaraingan usaha, akses permodalan pembiayaan, dan
sumber produksi. Untuk UKM berbeda beda masalah maka dengan berbeda beda kelompok
maka bias lebih mudah. TBIC (Technology business incubation center) desain kemasan sampai
proses kemasan melamakan expired.
2. Berapa banyakkah ekspor dan impor yang sudah dilakukan oleh UKM di Kota Tangerang
Selatan? Bremen di kota Jerman bawa Krupuk RHR diminati adalah krupuk jengkol 2016 dari
kota tangsel, 2015 di indopasifik di china sagon bakar dari tangsel, dodol cilenggang, dan
kacang kranggan namun tidak favourite (ekspor impor di disperindag)
3. Berapa jumlah dari perusahaan yang bisnis online di Kota Tangerang Selatan? Bli bli.com,
Kopi Tangsel (di kominfo)
4. Berapa jumlah dari koperasi yang sudah menggunakan online di Kota Tangerang Selatan?
Banyak yang sudah menggunakan online, Himkopsyah
5. Berapa investasi dan beban komunikasi untuk produk dan jasa UKM dan Koperasi di Kota
tangerang Selatan? Bimtek / pelatihan 30- 50 UKM
6. Berapa investasi berupa hardware dan beban komunikasi pada Dinas Koperasi dan UKM? 2
Giga perbulan
7. Berapa jumlah pegawai dan jumlah pegawai yang mengerti IT dan dilatih untuk mensupport
Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan?
8. Aplikasi smart economy apakah yang sudah berjalan di Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangerang Selatan? SIDAKU (Sistem Administrasi Koperasi Data UMKM) buatan Dinas
UKM, Simral (system Manajemen Perencanaan dan Penganggaran). Program memecahkan
masalah. Koperasi serbuk, satu koperasi seribu UMKM.dimana setiap anggota memiliki usaha
masing. Koperasi maestro sudah membuat air mineral. Lasik (Layanan administrasi sistem
kepegawaian)
9. Pelatihan bimtek kepada pelaku UMKM.
2018 ini tangsel jadi tuan rumah rakernas smart city tataran staf ahli walikota dan bupati.
65
Tito 08121811662
Dinkop
Kepala Bidang Data Inovasi dan teknologi (1 kepala)
data teknologi dan inovasi (2 staf), seksi restrukturisasi usaha dan ekonomi kreatif (2 staf), Seksi
Pengawasan dan Pengendalian (2 staf)
Seksi teknologi dan informasi bertujuan membantu mempercepat smart city di tangsel.
66
Badan Pendapatan Daerah
1. Berapa orang atau perusahaan yang sudah menggunakan sistem online untuk melakukan
pembayaran ke Bapenda ?
2. Berapa investasi berupa hardware dan beban komunikasi pada Badan Pendapatan Daerah?
3. Berapa jumlah pegawai dan jumlah pegawai yang mengerti IT dan dilatih untuk
mensupport Badan Pendapatan Daerah?
4. Aplikasi smart economy apakah yang sudah berjalan di Badan Pendapatan Daerah Kota
Tangerang Selatan?
5. Kendala apa sajakah yang masih dibahas untuk kelancaran smart economy kota Tangerang
Selatan?
67
Dinas Pariwisata
1. Berapakah pelaku ekonomi kreatif di kota Tangerang Selatan ?
2. Berapakah pelaku ekonomi kreatif yang sudah online di kota Tangerang Selatan?
3. Bagaimanakah pemetaan pelaku ekonomi kreatif di kota Tangerang Selatan?
4. Berapakah konsumen yang sudah melakukan pemesanan secara online?
5. Berapakah turis yang mengunjungi dari luar kota dan warga tangerang selatan yang berlibur ke
luar kota Tangerang Selatan melalui jalur udara?
6. Berapakah penumpang pesawat terbang yang melakukan perjalanan dari kota Tangerang
Selatan?
68
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
1. Berapakah produk di kota Tangerang Selatan yang terdaftar di kota Tangerang selatan ?PIRT
2. Berapakah total biaya yang harus dikeluarkan oleh tiap tiap pendaftar untuk mendaftarkan
produknya pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu sebagai indikator innovative spirit ?
3. Berapakah pelaku usaha di Kota Tangerang Selatan yang teregistrasi baik usaha kecil,
menengah dan besar?
4. Berapakah perusahaan yang menggunakan online dan website yang terdaftar?
1. Izin produk pomg di serang
2.
69
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan
1. Berapakah pegawai yang ada di Dinas Ketahanan Pangan,Pertanian, dan Perikanan?
2. Berapakah pegawai yang yang mengerti dan mensupport IT pada Dinas Ketahanan Pangan,
Pertanian dan Perikanan?
3. Berapakah jumlah hardware dan beban komunikasi pada Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian
dan Perikanan ?
4. Bagaimanakah perencanaan, pengembangan, dan pengaplikasian smart economy Dinas
Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan ?
5. Bagaimanakah smart economy Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan
diaplikasikan di kota Tangerang Selatan ?
6. Kendala apa sajakah yang masih jadi pembahasan untuk smart economy Dinas Ketahanan
Pangan, Pertanian, dan Perikanan?
70
Dinas Tenaga Kerja
1. Berapakah pekerja yang memiliki sertifikasi professional, sarjana, pasca sarjana, doktor di kota
Tangerang Selatan?
2. Berapakah tingkat upah kerja berdasarkan tingkat pendidikan di kota Tangerang Selatan selama
5 tahun?
3. Berapakah tingkat pengangguran di kota Tangerang Selatan selama 5 tahun ?
4. Berapakah tingkat pekerja di sektor knowledge-insentive (business consultant dan financial
service) selama 5 tahun ?
71
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tangerang Selatan
1. Berapakah jumlah pegawai yang ada di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota
Tangerang Selatan ?
2. Berapakah jumlah pegawai yang mengerti dan mensupport IT di Badan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Kota Tangerang Selatan?
3. Berapakah investasi hardware dan beban komunikasi yang dibebankan ke Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah?
4. Bagaimanakah Perencanaan, pengembangan dan pengaplikasian smart economy di Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah?
5. Aplikasi smart economy apakah yang sudah diaplikasikan di Badan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kota Tangerang Selatan?
6. Kendala apa sajakah yang masih dimenjadi sandungan untuk smart economy Kota Tangerang
Selatan?
72
RAPAT TPID TRIWULAN I TAHUN 2018
Walikota Tangsel Hj. Airin Rachmi Diany, S.H., M.H.
Wakil Walikota Tangerang Selatan Drs. H. Benyamin Davne
TPID memberikan kontribusi kepada inflasi
Kerjasama antar daerah (Hal Baru)
Ada Road Map
Evaluasi Kinerja Pokja Daerah dan Pusat
500 TPID
Apresiasi oleh presiden
Gerakan tanam cabai
Provinsi dan kota tidak nyambung dalam program
Kriteria daerah Non IHK 60% 40%
Pengawalan Gamalisasi
Tangsel daerah konsumsi
Kendala Solusi
Inflasi belum terkendali
Realisasi tahun 2015 pangan tidak mengalami
kenaikan
Tingkatan ekspor sedang berpengaruh dengan
kurs
UU pangan belum dijalankan
Biaya pendidikan, masuk ke inflasi
Inflasi tangsel 74,5 % ditopang konsumsi jadi
tidak bias bertumbuh jumping
Kalau ada shock, pengembaliannya agak lama
seperti sewa dsb.
TPID terbaik di provinsi
TPID terbaik di kota
Sumatera, Jawa bali, NTT, Maluku, Papua
Mendapatkan tambahan anggaran transportasi
jika menang bagi pemda
Memanggil semua sekolah swasta untuk jangan
membuat langsur bayar
73
Kelebihan Solusi
Tangsel fiskalnya kuat
Tangerang Selatan dekat dengan Jakarta
Penduduknya mampu beli
Infrastruktur memadai
Perumahan, Kawasan Industri dan perkantoran
tinggi
Untuk memberikan investasi ke daerah supply
pangan
Tambah Sektor Pariwisata
Tarif listrik naik 6 x
Rokok kretek 12 x
Bensin 6 x
Core Inflasi
Pendidikan 2 x
Kue kering
Air kemasan
Tariff pulsa ponsel
Volatile
Beras
Telor ayam ras
Melon
Ikan Bandeng
Resiko pengendalian Inflasi
Ketidakpastian cuaca
Distribusi pangan
Kenaikan biaya transportasi
Penyesuaian tariff listrik
Tahun politik
Naik bahan bakar minyak
Inflasi Nasional
Meningkat dari Maret Karena administrasi
inflasi
Volatile food
Cabe merah, bawang merah, cabe rawit
Administer price
Volatile Food
Bawang merah
Bawang putih
Caba
74
ADM Price
Bensin
Rokok Kretek
Angkutan Udara
Rokok putih
Biaya keamanan Meningkat tinggi
Bawang Putih
Cabai Merah
Bawang Merah
Pemeliharaan Service
Banten memiliki 8 kabupaten kota memiliki kelebihan masing masing.
Model kerjasama sudah dibuat di POKJA TPID
Rekomendasi
Penguatan antar daerah
Sudah Ada PDP, Pembentukan BUMD Pangan , Pembentukan Plasma BUMD Pangan.
Tahun 2017 meningkat besar di Banten
JANUARI 71%
Juni 72%
Deflasi -0,1%
Desember 70%
Strategi Mengurangi Inflasi
Strategi jangka pendek Strategi jangka menengah
Sidak Pasar
Bazar
Operasi Pasar
Pengawasan Barang
Satgas Pemantauan Harga
Pola tanam Holtikultura
Buat Pasar Induk
Urban Farming
75
Ketahanan Pangan
Tangerang Selatan defisit beras -175.073 ton
UU dan Perda No. 17
Distribusi Pangan
Produk yang berbahaya bagi kesehatan
Rekomendasi program pengembangan usaha pangan masyarakat PUPM-TI
1. Menjaga harga tingkat produsen
2. Memotong rantai pasok
3. Menekan harga di tingkat konsumen
4. Menciptakan margin keuntungan berkeadilan bagi seluruh pihak
5. Mengefisienkan struktur pasar
TPIC
I radiasi Gama di BPPT untuk ketahanan pangan
76
LAMPIRAN
[ABS-40 FULL_PAPER] File Submitted to ICE-BEES 2018 1 pesan
ICE-BEES 2018 <[email protected]> 1 Juli 2018
22.47
Balas Ke: [email protected]
Kepada: [email protected]
Please do NOT reply this automail
Always send your email to [email protected]
------------------------------------------------------------
Dear Mr. IMAN LUBIS,
We have received the submission of your file.
Please download the file for your own backup.
File: http://icebees2018.interconf.org/kfz/files/full_paper_abs-40_2389392128.docx
Abstract ID:
ABS-40
Title:
Analysis Criteria and Indicator Estimation Smart City in South Tangerang City, Banten
Province (An Analysis through Smart Economy)
Authors:
Iman Lubis (1), Ahmad Yani Nasution (2), Mohamad Safii (2)
Type:
full_paper
Topic:
Regional Economics
Presenter:
IMAN LUBIS
Thank you very much.
Best Regards,
ICE-BEES 2018 Organizing Committee
77
Website : http://ice-bees.unnes.ac.id
Email: [email protected]
------------------------------------------------------------
Listed in Indonesia Conference Directory | http://ifory.net
Automated Conference System provided by Konfrenzi | http://konfrenzi.com
78
Lampiran Email Submitted JIAP BRAWIJAYA
[FIA-UB] Submission Acknowledgement Kotak Masuk
x
Dr. Sujarwoto S.IP M.Si MPA <[email protected]>
9 Okt 2018
17.04
ke saya
Inggris
Indonesia
Terjemahkan pesan
Nonaktifkan untuk: Inggris
Mr. Iman Lubis:
Thank you for submitting the manuscript, "Analysis Criterion and Analysis
Estimation Smart City in South Tangerang City (an Analysis through Smart
Economy" to Jurnal Ilmiah Administrasi Publik. With the online journal
management system that we are using, you will be able to track its progress
through the editorial process by logging in to the journal web site:
Manuscript URL:
http://ejournalfia.ub.ac.id/index.php/jiap/author/submission/844
Username: imanlubis
If you have any questions, please contact me. Thank you for considering this
journal as a venue for your work.