LAPORAN AKHIR HASIL PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM … · LAPORAN AKHIR HASIL PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM...
Transcript of LAPORAN AKHIR HASIL PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM … · LAPORAN AKHIR HASIL PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM...
LAPORAN AKHIR HASIL PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM
TAHUN 2019
Disusun Oleh
Divisi Pencegahan dan Hubungan Antar Lembaga Panwaslih Provinsi Aceh
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan nikmatnya sehingga tim panwaslih provinsi Aceh telah dapat
menyelesaikan penyusunan laporan akhir pengawasan pemilu tahun 2019.
Dalam melaksanakan pengawasan pemilu tahun 2019 ini, Panwaslih Aceh tidak
dapat melakukannya sendirian jika tidak ada bantuan dari pihak-pihak yang telah membantu
seperti kepolisian, kejaksaan serta masyarakat sipil yang ikut berpartisipasi. Pengawasan
yang dilakukan telah dimulai dari tahun 2017 saat tahapan pemutakhiran data pemilih
hingga pada saat tahapan kampanye sebelum waktu pemilihan. Secara umum, Panwaslih
Aceh dapat melaksanakan pengawasan di setiap tahapan tersebut dengan baik dan lancar,
walaupun masih terdapat beberapa kelemahan yang harus mendapatkan perhatian serius
oleh pengawas pemilu di kabupaten dan kota.
Laporan ini merupakan cerminan dari kegiatan yang telah dilaksanakan oleh
Panwaslih Aceh dalam melakukan tugas dan fungsinya. Selain itu, laporan ini juga
merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada negara serta masyarakat. Penyampaian
laporan atau informasi ini juga mengacu pada amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Dengan adanya laporan ini diharapkan dapat
menjadi data atau informasi yang berguna bagi bawaslu dalam mengambil kebijakan atau
dalam membuat peraturan yang terkait dengan pelaksanaan pemilihan umum kedepannya.
Banda Aceh, 27 Juli 2019 Kordiv. PHL Panwaslih Provinsi Aceh
Marini
ii
ABSTRAK
Pemilihan Umum merupakan bentuk dari pelaksanaan kedaulatan rakyat yang
dilaksanakan dengan mengedepankan azas luber dan jurdil. Negara Indonesia baru saja
melaksanakan Pemilu untuk memilih pasangan pemimpin bangsa dan anggota legislatif dari
mulai tingkat DPR RI, DPD hingga DPRK yang ada di Kabupaten Kota. Dalam pelaksanaan
Pemilu tersebut, tugas pengawasan diberikan oleh undang-undang nomor 7 tahun 2017
tentang Pemilihan Umum kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Pelaksanaan
pengawasan dilakukan oleh Bawaslu pada setiap tingkatan termasuk di Provinsi Aceh yang
diberi nama Panwaslih Aceh.
Panwaslih Aceh telah melaksanakan tugas dan kewajiban pengawasan mulai dari
melakukan koordinasi antar lembaga, pengawasan partisipasi masyarakat, sosialisasi produk
hukum, membuat MoU, pengawasan tahapan dan supervisi. Dalam melaksanakan tugas
pengawasan, panwaslih Aceh juga melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam
mengawasi proses pemilu, karena secara tidak langsung masyarakat telah ikut terlibat
menjaga demokrasi dalam Pemilu.
Berdasarkan hasil pengawasan yang telah dilakukan oleh panwaslih Aceh, dapat
disimpulkan bahwa tugas dan fungsi pengawasan telah dilakukan dengan baik dan lancar
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Meskipun di lapangan terdapat masalah-masalah
kepemiluan yang timbul, akan tetapi hal tersebut berhasil ditangani dengan baik oleh
Panwaslih Aceh.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
ABSTRAK .................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN ...........................................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan ....................................................................................................2
C. Dasar Hukum ..............................................................................................................2
D. Sistematika Laporan ...................................................................................................3
BAB II. PENGAWASAN DAN PENCEGAHAN DUGAAN PELANGGARAN PEMILU .....................4
A. Koordinasi Antar Lembaga .........................................................................................4
B. Pusat Pengawasan Partisipasi Masyarakat ................................................................7
C. Sosialisasi Produk Hukum ..........................................................................................9
D. Kerjasama Memorandum of Understanding (MoU) ..................................................12
E. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Pemilihan ..........................................................13
1. Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih ..........................................13
2. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Verifikasi Partai Politik ................................24
3. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Pencalonan DPD/DPRD Provinsi DPRD
Kabupaten/Kota ...................................................................................................28
4. Pelaksanaan Tahapan Kampanye .........................................................................32
5. Pelaksanaan Tahapan Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan
Pemungutan dan Penghitungan Suara ................................................................34
6. Pelaksanaan Tahapan Dana Kampanye ...............................................................46
7. Pelaksanaan Pengawasan Pemungutan, Penghitungan, dan Rekapitulasi
Suara .....................................................................................................................49
8. Pelaksanaan Non Tahapan Pengawasan ASN ......................................................52
9. Pelaksanaan Non Tahapan Pengawasan Politik Uang .........................................54
10. Pelaksanaan Non Tahapan Pengawasan Politisasi SARA .....................................56
F. Supervisi Bawaslu Provinsi .........................................................................................58
iv
BAB III. PENUTUP ...................................................................................................................74
A. Kesimpulan .................................................................................................................74
B. Rekomendasi ..............................................................................................................74
v
DAFTAR TABEL
Tabel 01. Kerjasama Antar Lembaga .....................................................................................5
Tabel 02. Sosialisasi Partisipasi Masyarakat ..........................................................................8
Tabel 03. Sosialisasi Produk Hukum.......................................................................................10
Tabel 04. MoU ........................................................................................................................12
Tabel 05. Kegiatan Pencegahan. ............................................................................................14
Tabel 06. Data Pemilih yang tidak memiliki KTP Elektronik dan Data Disabilitas .................19
Tabel 07. Hasil Pengawasan Pendistribusian Surat Suara Sesuai DPTHP-3 ...........................38
Tabel 08. Laporan Hasil Pengawasan Penyerahan LPPDK Peserta Pemilu ............................47
Tabel 09. Laporan Hasil Monitoring dan Supervisi Pemungutan dan Perhitungan
Suara Tahun 2019 ...................................................................................................59
Tabel 10. Laporan Hasil Monitoring dan Supervisi Pemungutan dan Perhitungan
Suara Tahun 2019 ...................................................................................................61
Tabel 11. Laporan Hasil Monitoring dan Supervisi Pemungutan dan Perhitungan
Suara Tahun 2019 ...................................................................................................62
Tabel 12. Laporan Hasil Monitoring dan Supervisi Pemungutan dan Perhitungan
Suara Tahun 2019 ...................................................................................................63
Tabel 13. Laporan Hasil Monitoring dan Supervisi Pemungutan dan Perhitungan
Suara Tahun 2019 ...................................................................................................65
Tabel 14. Laporan Hasil Keseluruhan Rekomendasi PSU dan PSL Provinsi Aceh ..................67
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 01. Pebandingan Jumlah Pemilih Laki-Laki dan Perempuan Provinsi Aceh
Berdasarkan DPTHP-3 ........................................................................................19
Gambar 02. Hasil Pengawasan Verifikasi Partai Politik .........................................................27
Gambar 03. Laporan Hasil Pengawasan Kelengkapan dan Keabsahan Dokumen
Persyaratan Bakal Calon Hasil Perbaikan ..........................................................30
Gambar 04. Form Pengawasan Kelengkapan Berkasi Administrasi Calon DPD ....................31
Gambar 05. Iklan Larangan Dalam Kampanye .......................................................................55
1
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setelah adanya Amandemen Undang Undang Dasar (UUD) 1945, UUD
menyatakan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut undang undang. Salah satu bentuk pelaksanaaan kedaulatan rakyat
adalah Pemilihan Umum (Pemilu) yang dilaksanakan berdasarkan azas
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Pelaksanaaan Pemilu
tersebut dilaksanakan oleh lembaga yang diberikan kewenangan untuk itu
oleh undang-undang. Salah satu lembaga yang bertugas memastikan
penyelenggaraan Pemilu berjalan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan adalah Bawaslu. Bawaslu dibentuk secara hierarki dari Provinsi
hingga Kabupaten/Kota untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
Pemilu.
Pada tahun 2019, Pemilu atau pesta demokrasi yang dilangsungkan
sangat berbeda dengan pemilihan kepala daerah, karena tidak hanya
memilih Presiden dan Wakil Presiden tetapi juga memilih Anggota Legislatif
mulai dari tingkat DPR RI, DPD, DPRA, dan DPRK. Sehingga tanggung jawab
pengawasan yang diamanahkan kepada Bawaslu harus dilaksanakan dengan
extra dan penuh kehati-hatian. Bawaslu Provinsi Aceh dalam Pemilu ini
diberikan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
termasuk untuk melaksanakan Pengawasan (Pencegahan) terhadap proses
tersebut.
Pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh Bawaslu provinsi Aceh
telah dilakukan sesuai dengan aturan aturan yang berlaku meskipun ada
beberapa kendala atau kekurangan yang dihadapi. Kurangnya pengetahuan
atau pemahaman masyarakat, aspek kepatuhan peserta Pemilu, teknis
penyelenggaraan Pemilu serta keterlibatan Aparatur Sipil Negara adalah
2
beberapa kekurangan atau kendala tersebut. Secara umum, pelaksanaan
pengawasan tersebut telah dilaksanakan dengan baik mengikuti ketentuan
undang undang. Hal ini dapat dilihat dari suasana yang kondusif serta
tentram pada saat sebelum maupun setelah selesai pemilu meskipun
terdapat daerah daerah yang memiliki sengketa pemilu.
Setelah proses pemilu selesai Bawaslu Provinsi Aceh memiliki
kewajiban untuk menyusun laporan terkait pengawasan yang telah dilakukan
sejak awal proses pelaksanaan hingga pemilu selesai dilakukan sebagai
bentuk pertanggungjawaban kepada Bawaslu RI.
B. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan penyusunan laporan pengawasan pemilu
tahun 2019 ini adalah:
1. Sebagai bentuk pertanggungjawaban Bawaslu Provinsi Aceh kepada
Bawaslu RI dan publik atas pelaksanaan pengawasan yang telah dilakukan
selama proses pemilu berlangsung;
2. Memberikan gambaran umum atas pelaksanaan pengawasan pada setiap
tahapan pemilu di Provinsi Aceh;
3. Sebagai bahan analisis dan evaluasi terhadap pelaksanaan pemilu;
4. Sebagai bahan masukan serta rekomendasi untuk menyempurnakan
proses pelaksanaan pemilu di masa yang akan dating; dan
5. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat untuk menjadi bahan
edukasi tentang pelaksanaan pengawasan pemilu.
C. Dasar Hukum
Dasar hukum pelaksanaan pengawasan dan pembuatan laporan
pengawasan telah diatur dalam undang-undang Nomor 7 tahun 2017
3
tentang Pemilihan Umum. Dalam Pasal 97 huruf b menyatakan bahwa
Bawaslu Provinsi bertugas mengawasi pelaksanaan tahapan
Penyelenggaraan Pemilu di wilayah Provinsi. Selain itu, Dalam Pasal 100
huruf c undang-undang tersebut menyatakan bahwa Bawaslu Provinsi
berkewajiban menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslu
sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik dan/atau berdasarkan
kebutuhan. Dalam Pasal 143 undang undang tersebut juga menyebutkan
bahwa
(1) Dalam menjalankan tugasnya, Bawaslu Provinsi bertanggung
jawab kepada Bawaslu.
(2) Bawaslu Provinsi menyampaikan laporan kinerja dan pengawasan
Penyelenggaraan Pemilu secara periodik kepada Bawaslu.
Berdasarkan aturan-aturan hukum tersebut telah jelas terlihat adanya
kewajiban Bawaslu Provinsi Aceh untuk membuat laporan
pertanggungjawaban terkait pengawasan dalam rangka memenuhi tanggung
jawab kepada Bawaslu RI dan masyarakat serta secara tidak langsung
melaksanakan azas Good Governance.
D. Sistematika Laporan
Laporan pengawasan ini disusun ke dalam tiga bab yang terdiri dari:
1. Bab I, terdiri dari Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Dasar Hukum
dan Sistematika Penulisan;
2. Bab II, yang berisi Koordinasi Antar Lembaga, Pengawasan Partisipatif
Masyarakat, Sosialisasi Produk Hukum, MoU, Pengawasan dan
Pencegahan dan Supervisi Bawaslu Provinsi; dan
3. Bab III, berisi Kesimpulan dan Saran.
4
BAB II. PENGAWASAN DAN PENCEGAHAN DUGAAN PELANGGARAN PEMILU
A. Koordinasi Antar Lembaga
Koordinasi antar lembaga merupakan salah satu cara untuk menjalin
hubungan atau meningkatkan kinerja antara instansi satu dengan instansi
yang lain dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Hal tersebut sering dilakukan
oleh instansiinstani atau lembagalembaga lain dengan tujuan agar acara yang
diselenggarakan dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Hal demikian juga
harus dilakukan dalam proses pelaksanaan pemilu, karena pihak yang terlibat
untuk kesuksesan acara yang dilakukan selama 5 tahun sekali tersebut tidak
hanya satu melainkan ada beberapa pihak yang berwenang termasuk
Bawaslu. Kerjasama atau koordinasi tersebut dapat dilakukan dalam
beberapa bidang seperti pemantauan, pengawasan, supervisi dan lain
sebagainya. Bagi Bawaslu salah satu cara untuk meningkatkan tugas
pengawasan dan pencegahan adalah dengan melakukan koordinasi.
Dalam rangka mengoptimalkan fungsi pengawasan dan pencegahan
tersebut saat pemilihan umum 2019 berlangsung, Bawaslu Provinsi Aceh
telah melakukan koordinasi dengan para pemangku kepentingan
(stakeholder) yang memiliki kewenangan dalam penyelenggaraan pemilihan
umum. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 98
ayat (1) huruf c UndnagUndang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Badan
Pengawas Pemilu yang menyebutkan bahwa Bawaslu Provinsi bertugas
melakukan koordinasi dengan instansi pemerintah dan pemerintah daerah
terkait.
Bawaslu Provinsi Aceh dalam melakukan pengawasan dan
pencegahan tidak dapat berdiri sendiri untuk melakukan tugas tersebut baik
dalam Organisasi Bawaslu dalam jenjang yang berbeda maupun dengan
instansi atau lembaga lain. Bentuk kerjasama yang dilakukan bertujuan untuk
5
meningkatkan fungsi dan tugas pengawasan serta pencegahan dalam
pelaksanaan pemilihan umum ini. Adapun koordinasi yang telah dilakukan
oleh Bawaslu Provinsi Aceh adalah sebagai berikut:
Tabel 01. Kerjasama Antar Lembaga
No. Lembaga Tujuan Output
1. Media Cetak dan Elektronik (AJNN, Komas, Temo, Serambi Indonesia, Dialeksis, Antero, LintasGayo.com, Aceh Trend, Rakyat Aceh, Wartawan Senior, AJI, Metro TV, Jakarta post, SCTV, Kompas TV, Net TV, iNews TV, Aceh TV).
Untuk menjalin pola hubungan yang baik dan berkelanjutan antara Bawaslu dengan Pihak Media agar kinerja Bawaslu dapat diketahui dan dinilai oleh seluruh komponen masyarakat.
1. Terjalinnya hubungan yang solid antara Bawaslu dengan Pihak Media;
2. Terjadinya kontrol sosial oleh seluruh komponen masyarakat melalui media terhadap kinerja Bawaslu.
2. KIP Melakukan Koordinasi terkait Penyelenggaraan Pemilu
Terciptanya kerjasama antar lembaga terkait teknis dan Proses Penyelenggaraan Pemilu
3. Pemantau Melakukan koordinasi untuk Pengawasan Pemilu yang bertujuan yaitu 1. Sarana untuk
mendapatkan dan berbagi informasi terkait dengan pengawasan Pemilu antara Tim Pemantau dengan
1. Membangun kepedulian Tim Pemantau dalam pengawasan Pemilu yang partisipatif.
2. Memperluas pengawasan Tim Pemantau Pemilu kepada masyarakat sipil.
3. Menciptakan aktor pengawas
6
Panwaslih 2. Mengembangkan
pengetahuan terkait dengan kerja-kerja pengawasan dan pemantauan Pemilu.
3. Meningkatkan informasi publik untuk kerja pemantauan Pemilu.
Pemilu yang partisipatif.
4. Polda Aceh Untuk melakukan koordinasi terkait dengan tindak pidana pemilu yang terjadi di tingkat Kabupaten Kota dan tingkat provinsi.
Adanya kerjasama untuk meningkatkan pengawasan, Penindakan Pelanggaran (Gakkumdu) dan keamanan terkait situasi Pemilu Tahun 2019
5. Kejaksaan Tinggi Aceh Untuk melakukan koordinasi terkait dengan tindak pidana pemilu yang terjadi di tingkat Kabupaten Kota dan tingkat provinsi.
Kerjasama dalam proses penyelesaian kasus-kasus terkait tindak pidana Pemilu Tahun 2019
Koordinasi tersebut merupakan bentuk nyata panwaslih Aceh dalam
mewujudkan pengawasan yang baik dalam pelaksanaan pemilu tahun 2019.
Diharapkan bahwa mitra kerja atau lembaga yang melakukan koordinasi
tersebut dapat memantau dan mengawasi jalannya proses tahapan pemilu
sesuai dengan azas luber dan jurdil.
7
B. Pusat Pengawasan Partisipasi Masyarakat
Salah satu ciri dari negara demokrasi adalah keberadaan pemilihan
umum (Pemilu). Hal tersebut juga berlaku di Indonesia, yang mana pemilihan
eksekutif dan anggota legislatif dilaksanakan dengan jalur pemilihan umum
langsung yang dilakukan oleh rakyat. pada mulanya, pemilihan umum secara
demokrasi di Indonesia telah berlangsung sejak tahun 1955. Saat itu
pengawasan Pemilu belum ada seperti sekarang ini. Pengawasan Pemilu
mulai terjadi sejak era orde baru dimana dalam proses penyelenggaraan
Pemilu pada saat itu telah mulai terjadi kecurangan. Setelah adanya
amandemen UUD 1945, pemilihan umum harus dilaksanakan sesuai dengan
azas luber dan jurdil. Pada tahun 2007 lahirlah Bawaslu dengan Undang-
Undang Nomor 22 tahun 2007. Dalam undang-undang tersebut disebutkan
bahwa fungsi Bawaslu salah satunya adalah melaksanakan pencegahan
termasuk juga di dalamnya pengawasan terhadap tindakan yang dianggap
sebagai pelanggaran atau tindak pidana Pemilu.
Namun demikian, meskipun Bawaslu sebagai badan yang sah secara
hukum untuk melakukan pengawasan dalam tahapan Pemilu, tetap saja
menghadapi berbagai kendala dalam pelaksanaannya. Hal tersebut dapat
dilihat dari pelanggaran Pemilu tahun 2014. Pelanggaran tersebut terjadi
karena minimnya jumlah petugas pengawas yang ada di setiap TPS dengan
jumlah TPS yang ada di seluruh Indonesia. Jumlah TPS yang ada pada Pemilu
saat ini semakin banyak dan hal tersebut tidak berbanding lurus dengan
jumlah pengawas di setiap TPS atau dengan kata lain tidak proporsional.
Untuk mengatasi hal tersebut, sudah sepatutnya masyarakat atau elemen
sipil lainnya dilibatkan dalam pengawasan Pemilu. Hal tersebut pada
dasarnya bukan saja menjadi kewajiban Bawaslu melainkan juga secara moril
menjadi tanggungjawab masyarakat sebagai pemilih untuk menjaga
suaranya. Dengan adanya keterlibatan masyarakat tersebut, secara tidak
8
langsung masyarakat telah ikut menjaga pelaksanaan Pemilu yang
demokratis.
Untuk merealisasikannya, maka Bawaslu khususnya Bawaslu Provinsi
Aceh telah melakukan pengawasan yang melibatkan partisipasi masyarakat.
Kegiatan tersebut melibatkan unsur dari masyarakat sipil, ormas, perguruan
tinggi serta penyandang disabilitas
Tabel 02. Sosialisasi Partisipasi Masyarakat
No Peserta Tujuan Output
1. Ormas dan perguruan Tinggi
1. Tersampaikannya jadwal pelaksanaan kampanye pada Pemilihan Umum Tahun 2019.
2. Tersampaikannya informasi dan regulasi pengawasan kampanye Pemilu kepada Partai Politik Peserta Pemilu 2019.
3. Transformasi tentang prosedur dan tatacara pengawasan kampanye.
4. Penyamaan pemahaman tentang pengawasan pelaksanaan tahapan kampanye.
Untuk mempresentasikan dan menyamakan pemahaman tentang pengawasan partisipatif Pemilihan Umum tahun 2019 kepada Organisasi Masyarakat (Ormas) dan Perguruan Tinggi.
2. Pemilih Pemula 1. Menumbuhkan kesadaran seluruh komponen masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengawasan
1. Terbangun kesadaran masyarakat dalam pengawasan Pemilihan Umum.
2. Tersebarkannya
9
Pemilihan Umum tahun 2019.
2. Mendorong keterlibatan masyarakat dan elemen sipil lainnya untuk berpartisipasi dalam pengawasan Pemilihan Umum tahun 2019.
3. Mensosialisasi informasi dan regulasi penyelenggaraan dan pengawasan pelaksanaan Pemilihan Umum tahun 2019.
4. Mensosialisasi tugas, kewenangan dan tanggung jawab pengawasan Pemilihan Umum tahun 2019.
aturan pelaksanaan dan pengawasan Pemilihan Umum tahun 2019.
3. Terpetakannya dukungan masyarakat dalam pelaksanaan pengawasan partisipatif.
4. Terbentuknya kelompok-kelompok masyarakat yang proaktif melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Pemilihan Umum 2019.
C. Sosialisasi Produk Hukum
Dalam dunia hukum dikenal sebuah teori yang bernama teori fictie.
Teori tersebut menyatakan bahwa setiap orang dianggap tahu hukum.
Namun demikian, pada kenyataannya tidak setiap orang memahami hal
tersebut. Hal ini secara tidak langsung membawa konsekuensi penyelenggara
negara untuk menyampaikan aturan hukum atau penyuluhan kepada
masyarakat. Setiap penyelenggara negara berkewajiban memberikan
penyuluhan hukum sebagai bagian dari proses edukasi dan membudayakan
hukum kepada masyarakat.
10
Dalam Pemilu ini, Bawaslu Provinsi Aceh merupakan salah satu
penyelenggara negara serta memiliki peraturan peraturan yang mengatur
tentang tata cara serta proses penyelenggaraan Pemilu. Bawaslu Provinsi
Aceh telah melaksanakan kewajiban tersebut dalam rangka mengedukasi
dan menyebarluaskan informasi tentang mekanisme dalam penyelenggaraan
pemilu. Kegiatan sosialisasi produk hukum yang telah dilaksanakan adalah
sebagai berikut:
Tabel 03. Sosialisasi Produk Hukum
No Waktu Acara Kelompok Sasaran Target
1. Selasa, 20 Maret 2018 di Hotel Mekkah, Banda Aceh
Unsur Pemerintah, Kepolisian, Penyelenggara Pemilihan Umum, Partai Politik dan Media Massa
1. Tersampaikannya jadwal pelaksanaan kampanye pada Pemilihan Umum Tahun 2019.
2. Tersampaikannya pengawasan pelaksanaan kampanye Pemilu kepada Partai Politik Peserta Pemilu 2019 Sebelum Jadwal Tahapan Kampanye.
3. Transformasi tentang prosedur dan tatacara pengawasan kampanye.
4. Penyamaan pemahaman dan persepsi tentang pengawasan pelaksanaan tahapan kampanye
2. Rabu, 10 April 2019, Sulthan Hotel, Peunayong, Banda Aceh
Kordiv PHL Panwaslih Kabupaten Kota dan unsur staf
1. Peserta dapat memahami tentang ketentuan Perbawaslu Nomor 4 Tahun 2019 dan Perbawaslu Nomor 5 Tahun 2019.
2. Peserta memiliki kemampuan teknis tentang Penanganan Pelanggaran Kode Etik Panitia Pengawas
11
Pemilihan Umum Kecamatan, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kelurahan/Desa, Dan Pengawas Tempat Pemungutan Suara.
Adapun produk hukum yang disosialisasikan termasuk diantaranya:
1. Undang-Undang Nomor 07 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;
2. Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perubahan atas
PKPU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Tahapan, Program, dan
Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2019;
3. Peraturan Badan Pengawas Pemilu Nomor 4 Tahun 2019
4. Peraturan Badan Pengawas Pemilu Nomor 5 Tahun 2019
5. Surat Ketua KPU Republik Indonesia Nomor 216/PL.01.5-
SD/06/KPU/II/2018, tanggal 26 Februari 2018 Perihal Kampanye
pada Pemilihan Umum Tahun 2019;
6. Surat Ketua Bawaslu Republik Indonesia Nomor
0315/K.Bawaslu/PM.00.00/II/2018, tanggal 28 Februari 2018
Perihal Pengawasan Pelaksanaan Kampanye Pemilu Kepada Partai
Politik Peserta Pemilu Sebelum Jadwal Tahapan Kampanye.
Dengan adanya sosialisasi peraturan perundang udangan tersebut
dapat memberikan pemahaman tentang proses serta mekanisme
pelaksanaan pemilu secara umum. Sehingga tidak ada alasan lagi terutama
pihak terkait seperti partai politik untuk tidak mengetahui hal hal yang
berkenaan tentang pelaksanaan pemilu.
12
D. Kerjasama Memorandum of Understanding (MoU)
Memorandum of Understanding (MoU) sering diartikan ke dalam
Bahasa Indonesia sebagai Nota Kesepahaman atau Nota Kesepakatan atau
perjanjian pendahuluan. Tujuan dari pembuatan MoU tersebut adalah untuk
mengadakan hubungan hukum. Dalam prakteknya MoU tersebut sering
dipandang sebagai kontrak dan secara moral mengikat para pihak yang
membuatnya.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa hal yang terdapat di dalam
MoU atau Nota Kesepahaman tersebut merupakan pernyataan bahwa kedua
belah pihak secara prinsip menundukkan diri serta memahami dan akan
melakukan sesuatu untuk tujuan tertentu sesuai dengan isi dari Nota
Kesepahaman tersebut.
Dalam pelaksanaan pemilu tahun 2019 ini, Bawaslu provinsi Aceh
sebagai salah satu pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pesta
demokrasi tersebut telah melakukan atau menandatangani Nota
Kesepahaman atau MoU dengan pihak lain yang dianggap dapat membantu
atau meningkatkan pengetahuan tentang pelaksanaan pesta demokrasi yang
dilangsungkan dengan azas luber dan jurdil. Adapun MoU yang telah
diadakan adalah sebagai berikut:
Tabel 04. MoU
No Para pihak Tujuan Bentuk Kerjasama
1 Panwaslih Aceh dengan UIN Ar Raniry
1. Mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi serta peningkatan dan pengembangan wawasan civitas akademika.
2. Membuka akses, mutu, dan relevansi
Bentuk kerjasama dalam Nota Kesepakatan Bersama ini adalah kerjasama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat melalui kegiatan pengkajian secara ilmiah yang berkaitan dengan hukum
13
pelaksanaan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi Universitas Islam Negeri Ar Raniry
3. Mewujudkan kepentingan pembangunan demokrasi politik local dan nasional guna menghasilkan peningkatan mutu penddidikan yang berkelanjutan.
kepemiluan, ketatanegaraan, politik dan tata kelola pemerintahan, kuliah praktikum, pertemuan berkala, jurnal dan referensi serta menghadirkan narasumber dari Panwaslih Provinsi Aceh melalui kegiatan kuliah umum/kelas kepada mahasiswa Universitas Islam Negeri Ar Raniry dan/atau kerjasama lainnya yang disepakati kemudian oleh para pihak.
Setelah adanya MoU tersebut diharapkan para pihak yang terlibat
terutama Panwaslih Aceh untuk mengambil langkah langkah strategis guna
mewujudkan tujuan serta merealiasikan bentuk kerjasama atau kegiatan
yang diinginkan agar pembangunan demokrasi politik dapat terwujud dengan
baik.
E. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Pemilihan
1. Pengawasan Pemuktahiran Data dan Daftar Pemilih
a. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan dan Sub Tahapan Pemutakhiran
Data Pemilih dan Daftar Pemilih
Dalam melaksanakan pengawasan terkait tahapan
pemutakhiran data pemilih dan daftar pemilih, Panwaslih Provinsi
Aceh berpedoman pada peraturan Bawaslu Nomor 24 Tahun 2018
tentang Pengawasan Pemutakhiran Data Dan Penyusunan Daftar
Pemilih Dalam Pemilihan Umum.
14
1) Kerawanan-Kerawanan dan IKP
a) Pengurangan dan Penambahan Jumlah DPTb dan DPK di
seluruh Kabupaten/Kota;
b) Bahwa berdasarkan laporan dari Panwaslih Kabupaten/Kota
masih terdapat penduduk di Provinsi Aceh yang masih belum
memiliki E-KTP; dan
c) Jumlah Pemilih Disabilitas belum ditetapkan.
2) Perencanaan Pengawasan
a) Bawaslu Provinsi melakukan koordinasi dengan KPU Provinsi
sebelum melakukan pengawasan Pemuthakiran Data;
b) Bawaslu Provinsi berhak menyampaikan rekomendasi
perbaikan kepada KPU Provinsi sesuai dengan yang tertuang
di dalam Form A Pengawasan; dan
c) Bawaslu Provinsi wajib mendapatkan salinan Formulir Model
A.C.1-KWK (Rekapitulasi Daftar Pemilih Potensial Non KTP
Elektronik Kabupaten/Kota) dan Formulir Model A.C.2.KWK
(Rekapitulasi Daftar Pemilih Potensial Non KTP Elektronik
Provinsi).
b. Kegiatan Pengawasan dalam Tahapan dan Sub Tahapan
Pemutakhiran Data Pemilih dan Daftar Pemilih
1) Pencegahan
Adapun Kegiatan Pencegahan Panwaslih Provinsi Aceh
dalam Melakukan Pengawasan pada tahapan dan subtahapan
daftar pemilih adalah:
Tabel 05. Kegiatan Pencegahan.
No. Jenis Kegiatan Hasil yang dicapai
1. Koordinasi dengan Pihak KIP Aceh dan Disdukcapil Aceh.
1. Menyurati KIP Aceh untuk mengirimkan
15
salinan naskah asli terkait data DCT, DPT, DPTb, dan DPK secara berjenjang dan sistematis;
2. Berkoordinasi dalam hal penerimaan dan pembagian Logistik (kotak suara, surat suara, dll) Provinsi Aceh;
3. Menyurati Pihak Disdukcapil Aceh terkait Pemeriksaan kembali WNA yang bisa dan tidak bisa memilih di Provinsi Aceh;
4. Menyurati pihak disdukcapil Aceh untuk memastikan kembali data jumlah penduduk yang bisa memilih dan tidak bisa memilih di Provinsi Aceh;
2. Menyurati Panwaslih Kabupaten/Kota Perihal Intruksi kepada Panwaslu Kecamatan untuk mencermati DPS Pemilu tahun 2019.
Seluruh Panwaslih Kabupaten/Kota mengirimakan surat kepada Panwaslu Kecamatan perihal mencermati DPS Pemilu tahun 2019 dengan tembusan kepada Panwaslih Provinsi Aceh.
3. Menyurati Partai Politik Turut serta dalam verifikasi daftar pemilih
4. Rapat Kerja Teknis dengan Panwaslih Tersampaikannya
16
Kabupaten/Kota Perihal Pengawasan Pencermatan Pemutakhiran Data Pemilih Pemilu 2019.
informasi teknis dan strategi pengawasan tahapan pemukhtahiran data pemilih pemilu 2019.
5. Menyurati KIP Aceh Perihal Permintaan Salinan DPS dalam bentuk naskah asli elektronik (sofcopy) dan Formulir Model A.1.2-KPU dalam bentuk naskah asli (hardcopy).
1. KIP Aceh menyetujui surat permintaan Panwaslih Provinsi Aceh.
2. KIP Aceh mengirimkan Salinan DPS dalam bentuk softcopy maupun hardcopy kepada Panwaslih Provinsi Aceh.
6. Menyurati KIP Aceh Perihal Permintaan Salinan DPT dalam bentuk naskah asli dengan format Excel dan PDF.
KIP Aceh mengirimkan data soft copy hasil scanning salinan DPT yang berstempel dalam format excel dan PDF ke email Pengawasan Panwaslih Provinsi Aceh
7. Menyurati KIP Aceh Perihal Permintaan Salinan Surat Keputusan Daftar Calon Tetap.
KIP Aceh menyutujui permintaan Panwaslih Provinsi Aceh dengan memberikan CD yang didalamnya berisi Salinan Surat Keputusan Daftar Calon Tetap di seluruh Kabupaten/Kota.
8. Menyurati Kepala Dinas Registrasi Kependudukan Provinsi Aceh Perihal Permintaan Data Warga Negara Asing.
Penyusunan Daftar Pemilih di dalam Negeri Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum, maka dalam rangka verifikasi Warga Negara Asing yang memiliki Kartu
17
Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el), demi penyempurnaan Daftar Pemilih tetap pada pemilu 2019.
9 Workshop Pengawasan Rakapitulasi Daerah Penyempurnaan DPTHP-2 di Panwaslih Aceh.
Memastikan akurasi dan validasi Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan Kedua (DPTHP-2) hasil penyempurnaan untuk Pemilih Umum Tahun 2019 yang telah disusun dan direkapitulasi oleh KIP Secara Berjenjang.
2) Aktivitas Pengawasan
a) Mengahadiri rapat pleno DPS, DPSHP, DPT, DPTHP 1, DPTHP
2 dan penyempurnaan DPTHP 3;
b) Meminta BA rapat pleno terkait rekapitulasi DPS, DPSHP,
DPT, DPTHP 1, DPTHP 2 dan penyempurnaan DPTHP 3 di
tingkat kabupaten kota via email;
c) Mensikronisasikan data yang didapatkan dari seluruh
panwaslih kabupaten kota dengan data yang dimiliki Kip Aceh
di dalam setiap rapat pleno terbuka; dan
d) Panwaslih Aceh menginstruksikan untuk Melakukan
pengawasan langsung daftar pemilih secara berjenjang ke
bawah dengan berkoordinasi dengan KIP.
c. Hasil-Hasil Pengawasan dalam Tahapan dan Sub Tahapan
Pemutakhiran Data Pemilih dan Daftar Pemilih
Panitia Pengawas Pemilihan Provinsi Aceh melalui rapat
monitoring dan evaluasi tahapan pemilu berkaitan dengan
18
pemutakhiran data pemilih Pemilihan Umum 2019. Panwaslih
Provinsi Aceh mengumpulkan data daftar Pemilih Sementara (DPS)
Pemilu 2019, Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan (DPSHP)
Pemilu.
1) Total data pemilih yang dikumpulkan Panwaslih Provinsi Aceh dari
23 Kabupaten/Kota seluruh Aceh terdapat DPS Pemilu sejumlah
3.503.818. Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2019
berdasarkan hasil rekapitulasi di tingkat Kabupaten/Kota
sebanyak 3.451.990;
2) Terjadi penurunan jumlah pada Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu
2019 sebanyak 51.828 atau 1,5% (persen) pemilih setelah
dilakukan rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) oleh KIP
Kabupaten/Kota seluruh Provinsi Aceh;
3) Peningkatan jumlah data pemilih dari Daftar Pemilih Sementara
(DPS) Pemilu ke Daftar Pemilih Tetap (DPT) terjadi di Kabupaten
Aceh Selatan (2,2 Persen), Kabupaten Aceh Barat (0,4 persen),
Kabupaten Simeulue (0,5 persen), Kota Sabang (0,1 persen), Kota
Langsa (1,0 persen) dan Kota Subulussalam (4,9 persen).
Penurunan jumlah data pemilih di DPS Pemilu setelah
mendapatkan ditetapkan DPT terjadi di Kabupaten Aceh Tenggara
(0,6 persen), Kabupaten Aceh Timur (1,3 persen), Aceh Tengah
(1,4 persen), Kabupaten Aceh Besar (1,3 persen), Kabupaten
Pidie (0,9 persen), Kabupaten Aceh Utara (1,0 persen),
Kabupaten Aceh Singkil (17,6 persen), Kabupaten Bireuen (0,5
persen), Kabupaten Aceh Barat Daya (9,2 persen), Kabupaten
Gayo Lues (0,8 persen), Kabupaten Aceh Jaya (0,4 persen),
Kabupaten Nagan Raya (2,4 persen), Kabupaten Aceh Tamiang
(2,4 persen), Kabupaten Bener Meriah (7,7 persen), Kabupaten
19
Pidie Jaya (0,3 persen), Kota Banda Aceh (1,4 persen), Kota
Lhokseumawe (2,6 persen); dan
4) Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang paling tinggi terjadi di
Kabupaten Aceh Selatan (2,2 persen sebanyak 3.483 Pemilih) dan
Kota Subulussalam (4.9 persen sebanyak 2.664 Pemilih).
Gambar 01. Pebandingan Jumlah Pemilih Laki-Laki dan
Perempuan Provinsi Aceh Berdasarkan DPTHP-3
Selain itu, terdapat data pemilih yang tidak memiliki KTP
elektronik dan pemilih disabilitas
Tabel 06. Data Pemilih yang tidak memiliki KTP Elektronik dan Data
Disabilitas
NO KABUPATEN/KOTA PENDUDUK NON KTP ELEKTRONIK
PEMILIH DISABILITAS
KETERANGAN
1 ACEH SELATAN 510 694
2 ACEH TENGGARA - - BERHALANGAN HADIR
3 ACEH TIMUR 12.907 774
20
1) Rekomendasi
Berdasarkan hasil catatan pengawasan Panwaslih Provinsi
Aceh di atas, selanjutnya disampaikan rekomendasi sebagai
berikut:
a) KIP Aceh agar memberikan berita acara hasil penetapan
DPTb, DPK, dan perbaikan DPT dengan dilampiri by name by
address daftar pemilih dalam DPT tersebut kepada
Panwaslih Provinsi Aceh dan Partai Politik peserta Pemilu
2019 agar masing-masing pihak dapat melakukan
pengawasan dan/atau pemantauan secara berkelanjutan
guna memastikan akurasi dan kesesuaian data pemilih
dengan Berita Acara beserta lampirannya berdasarkan data
termutakhir dari Sidalih;
b) KIP Aceh agar melakukan audit internal terhadap efektivitas
penggunaan Sidalih dalam proses pemutakhiran data dan
penyusunan daftar pemilih, khususnya dalam perencanaan
4 ACEH TENGAH - - BERHALANGAN HADIR
5 ACEH BARAT 1.212 335
6 ACEH BESAR 13.145 -
7 PIDIE 12.438 1.258
8 ACEH UTARA 2.563 388
9 SIMEULUE - - BERHALANGAN HADIR
10 ACEH SINGKIL - -
11 BIREUEN 13.299 1.129
12 ACEH BARAT DAYA 4.678 497
13 GAYO LUES 82 -
14 ACEH JAYA 610 187
15 NAGAN RAYA 2.028 176
16 ACEH TAMIANG 3.252 422
17 BENER MERIAH 5.573 20
18 PIDIE JAYA 2.199 -
19 BANDA ACEH - -
20 SABANG 588 -
21 LHOKSEUMAWE 2.271 -
22 LANGSA 6.008 120
23 SUBULUSSALAM 10.565 157
JUMLAH 84.911 6.157
21
publikasi dan keterbukaan informasi data pemilih tersebut,
sehingga memudahkan akses untuk memastikan apakah
seseorang sudah atau belum terdaftar sebagai pemilih, dan
juga dapat mengetahui di mana TPS yang menjadi tempat
bagi setiap WNI yang telah tersebut mengikuti pelaksanaan
pemungutan suara pada Pemilu 2019;
c) KIP Aceh agar melakukan antisipasi kesesuaian antara
jumlah pemilih terdaftar per TPS dengan ketersediaan untuk
pelaksanaan waktu pemungutan suara, terutama pada TPS
dengan jumlah pemilih DPT lebih dari 300 pemilih ditambah
dengan potensi penambahan pemilih Daftar Pemilih
Tambahan (DPTb) dan Daftar Pemilih Khusus (DPK) dalam
masing-masing TPS;
d) KIP Aceh dapat menambah TPS sepanjang perbaikan jumlah
DPT melebihi ketentuan jumlah pemilih di TPS sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan;
e) KIP Aceh agar berkoordinasi dengan KIP Langsa mengenai
perbedaan jumlah Pemilih Khusus Antara lampiran surat KIP
Aceh Nomor: 290/Pl.02.1-SD/11/ Prov/II/2019 dengan
Berita Acara Nomor: 10/PK.01-BA/01/KIP-Kot/II/2019
sebagaimana yang dipaparkan pada catatan hasil
pengawasan angka 5 diatas;
f) KIP Aceh agar melakukan Pleno Perbaikan DPTHP-2 ditingkat
Provinsi sebagai akibat keluarnya Berita Acara KIP Aceh
Timur Nomor : 16/PK.01-BA/04/1103/KIP-KAB/II/2019
tertanggal 18 Februari 2019 tentang Rapat Pleno terbuka
Rekapitulasi dan Penetapan Daftar Pemilih Tetap Hasil
Perbaikan Kedua (DPTHP-2) Atas Dasar Rekomendasi
22
Panwaslih Tingkat Kabupaten Aceh Timur Dalam Pemilihan
Umum Tahun 2019 dan Berita Acara KIP Langsa Nomor :
10/PK.01-BA/01/KIP-Kot/II/2019 tentang Rapat Pleno
Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan Perbaikan Daftar
Pemilih Tetap Hasil Perbaikan Kedua (DPTHP-2) Hasil
Rekomendasi Panwaslih Kota Langsa Nomor :
037/K.Panwaslih.AC.21/ PM.01.02/II/2019 Pemilihan Umum
Tahun 2019;
g) KIP Aceh agar memastikan regrouping TPS 003 kedalam TPS
001 dan TPS 002 Kampung Uring Kecamatan Pining
Kabupaten Gayo Lues sesuai dengan Peraturan Perundang-
Undangan seperti tidak mengelompokkan pemilih dari satu
keluarga ke TPS yang berbeda, memperhatikan kondisi
geografis dll ;
h) KIP Aceh agar segera mengkaji mekanisme yang dapat
dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dalam rangka menjaga hak pilih 190 calon Pemilih di Rumah
Tahanan Kabupaten Aceh Singkil dan mensosialisasikan
syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh Calon Pemilih
tersebut;
i) KIP Aceh agar segera mengkaji mekanisme yang dapat
dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dalam rangka menjaga hak pilih calon Pemilih di Lembaga
Pemasyarakatan kelas II. B Bener Meriah dan
mensosialisasikan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
Calon Pemilih tersebut.
j) KIP Aceh agar segera memperbaiki Daftar Pemilih Tetap di
Kabupaten Aceh Tenggara sebagaimana pemilih yang
23
berstatus daftar pemilih khusus (DPK) di 4 (empat) desa
yang berjumlah 41 (empat puluh satu) pemilih menjadi DPT.
k) KIP Aceh harus segera memperbaiki daftar pemilih Tetap
terdapat dalam DPK sebanyak 695 pemilih menjadi Daftar
Pemilih Tetap (DPT);
l) KIP Aceh harus segera memperbaiki daftar pemilih Tetap
terdapat dalam DPK sebanyak 248 pemilih menjadi DPT.
m) KIP Aceh harus segera memperbaiki daftar pemilih Tetap
terdapat dalam DPK sebanyak 22 pemilih dalam DPK
menjadi DPT di Gampong Jeuram Kecamatan Seunagan,
Kabupaten Nagan Raya;
n) KIP Aceh harus segera memperbaiki daftar pemilih Tetap
terdapat dalam DPK sebanyak 1.280 pemilih dalam DPK
menjadi DPT di Kabupaten Aceh Tengah;
o) KIP Aceh harus segera mencoret pemilih dalam DPT yang
melakukan pindah domisili, meninggal dunia, tidak
memenuhi syarat, kemudian melakukan perbaikan DPT
terhadap pemilih yang bersangkutan;
p) KIP Aceh dan Disdukcapil segera memfasilitasi dokumen
KTP-elektronik terhadap pemilih di lapas, lembaga
pendidikan, dan rumah sakit;
q) KIP Aceh agar merekrut Petugas Pemutakhiran Data Pemilih
(Pantarlih) yang tidak berafiliasi dengan Partai Politik
tertentu untuk menjadi anggota Kelompok Pemungutan dan
Perhitungan Suara (KPPS) agar dapat menghindari adanya
WNI yang tidak mempunyai hak pilih memanfaatkan KTP-
elektronik orang lain untuk digunakan dalam pemungutan
suara di TPS yang berada di lingkungannya;
24
r) KIP Aceh agar melakukan Bimtek secara intensif terhadap
calon KPPS sebagaimana dimaksud angka 11 untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tugasnya
terhadap prosedur teknis pemungutan suara pemilu di TPS
untuk tahun 2019; dan
s) Bahwa pelaksanaan verifikasi pencocokan dan penelitian
daftar pemilih perlu dilaksanakan kembali secara berjenjang
terhadap pemilih yang telah meninggal dunia, ber-KTP
ganda dan Warga Negara Asing yang kemungkinan besar
masih terdaftar dalam DPT.
2) Tindaklanjut Rekomendasi
Adapun tindak lanjut yang dilakukan adalah KIP menyurati
disdukcapil untuk memberikan data tersebut dengan melibatkan
panwas Kabupaten/Kota.
d. Dinamika dan Permasalahan Tahapan dan Sub Tahapan Pemuktahiran
Data dan Daftar Pemilih
Banyaknya daftar pemilih yang berpindah secara administrasi
baik karena tugas ataupun ekonomi. Hal ini menyebabkan data
kependudukan berubah ubah. Sehingga Disdukcapil perlu untuk
mendata data kependudukan secara periodik.
2. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Verifikasi Partai Politik
a. Pelaksanaan Pengawasan dalam Tahapan dan Sub Verifikasi Partai
Politik
Verifikasi faktual adalah penelitian dan pencocokan terhadap
kebenaran objek di lapangan dengan dokumen persyaratan partai
politik menjadi peserta Pemilu yang diajukan ke KPU. Ketentuan itu
25
diatur dalam Peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pendaftaran, Verifikasi, dan Penetapan Partai Politik.
1) Kerawanan-Kerawanan dan IKP
a) Ketidakpatuhan Partai Politik dalam penyerahan dokumen
persyaratan sesuai jadwal tahapan;
b) Konspirasi (termaksud suap) Partai Politik calon peserta dengan
KPU dalam pelaksanaan verifikasi;
c) Dualisme kepemimpinan Partai Politik;
d) Pemenuhan keterwakilan perempuan berdasarkan kebutuhan
verifikasi Partai Politik diluar jadwal;
e) Verifikasi Partai local Aceh;
f) Verifikasi faktual keberadaan Kantor Partai Politik calon peserta
ditingkat Provinsi, kabupaten, dan Kota;
g) Pemenuhan susunan kepengurusan berdasarkan verifikasi Partai
Politik;
h) Tidak adanya verifikasi faktual terkait keterpenuhan syarat
memiliki 50% kepengurusan ditingkat kecamatan;
i) Ketertutupan metodologi sampling yang digunakan oleh KPU
dalam melakukan verifikasi factual jumlah keanggotaan di setiap
Kabupaten/Kota;
j) Banyaknya pendaftaran Partai dan penyerahan kelengkapan
persyaratan pada hari terakhir pendaftaran Partai Politik calon
peserta Pemilu;
k) Keterpenuhan persyaratan administrasi dan faktual
(kelengkapan dan keabsahan) Partai Politik calon peserta
Pemilu; dan
l) Kelayakan Partai politik menjadi peserta.
2) Perencanaan Pengawasan
26
a) Menyiapkan struktur pengawasan sampai tingkat bawah
b) Meningkatkan partisipasi massyarakat dalam pengawasan
verifikasi Partai Politik
b. Kegiatan Pengawasan dalam Tahapan dan Sub Tahapan Verifikasi
Partai Politik
1) Pencegahan
a) Mempublikasikan peraturan terkait verifikasi partai politik.
b) Membentuk tim pengawasan verifikasi factual parpol untuk
melakukan pengawasan terkait verifikasi factual parpol di
tingkat provinsi.
2) Aktivitas Pengawasan
a) Melakukan bimbingan teknis terkait kegiatan verifikasi partai
politik
b) Melakukan pengawasan terkait verifikasi factual parpol di
tingkat provinsi.
c. Hasil-Hasil Pengawasan dalam Tahapan dan Sub Tahapan Verifikasi
Partai Politik
Pengawasan verifikasi factual dilakukan secara melekat
dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh Kip Aceh dan berkoordinasi
dengan Kip Aceh terkait jadwal verifikasi. Verifikasi factual dilakukan
oleh KIP aceh dengan didampingi panwaslih Aceh di Setiap kantor
perwakilan parpol di tingkat provinsi. Adapun kendala saat verifikasi
factual parpol adalah tidak dapat menemui pengurus parpol di tingkat
provinsi.
27
Gambar 02. Hasil Pengawasan Verifikasi Partai Politik
1) Rekomendasi
Untuk mengatasi masalah terkait tidak dapat ditemuinya
pengurus parpol tersebut maka panwaslih Aceh merekomendasi
untuk mengatur ulang jadwal pertemuan dengan pengurus parpol
yang bersangkutan.
2) Tindaklanjut Rekomendasi
Melakukan pertemuan lanjutan sesuai dengan jadwal yang
telah ditetapkan oleh KIP sesuai dengan rekomendasi Panwaslih
Aceh.
d. Dinamika dan Permasalahan Tahapan dan Sub Tahapan Verifikasi
Partai Politik
Akibat padatnya jadwal pengurus parpol di tingkat provinsi
mulai dari melakukan pertemuan dengan pengurus parpol di daerah
menyebabkan timbulnya kendala verifikasi faktual tersebut. Namun
demikian, hal itu tidak menjadi permasalahan yang besar karena
28
Panwaslih Aceh beserma KIP Aceh telah menjadwalkan untuk
melakukan verifikasi ulang.
3. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Pencalonan Calon DPD/DPRD
Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota
a. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan dan Sub Tahapan Pencalonan Calon
DPD/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota
1) Kerawanan-Kerawanan dan IKP
Adapun kerawanan-kerawanan yang terjadi pada tahapan ini
meliputi:
a) Verifikasi dokumen pencalonan tidak dilakukan sesuai prosedur.
b) Adanya pemalsuan dokumen.
c) Kemungkinan penyelenggara pemilu tidak netral.
2) Perencanaan Pengawasan
a) Melakukan Pengawasan secara langsung ke kantor Sekretariat
KIP Aceh terkait Persyaratan calon DPD dan Calon DPRA untuk
memastikan semua Syarat Calon sesuai dengan PKPU.
b) Memastikan Semua Calon DPD dan Calon DPRA Menyerahkan
berkas Syarat Calon sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan
dalam PKPU Pencalonan.
c) Melakukan Pengawasan kepada Staf KIP Aceh yang menerima
berkas Pencalonan DPD dan DPRA untuk memastikan semua
data yang di verifikasi benar dan sesuai dengan identitas calon.
b. Kegiatan Pengawasan Tahapan dan Sub Tahapan Pencalonan Calon
DPD/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota
1) Melakukan Pengawasan Penelitian Administrasi Perbaikan
Penyerahan Perbaikan Dukungan Calon DPD Provinsi Aceh.
2) Mengawasi Proses Penelitian Perbaikan Administrasi dilakukan
sesuai prosedur.
29
c. Hasil-Hasil Pengawasan Tahapan dan Sub Tahapan Pencalonan Calon
DPD/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota
1) Seluruh Partai Politik Peserta Pemilu di Aceh melakukan perbaikan
dokumen persyaratan pengajuan bakal calon dan/atau dokumen
syarat bakal calon Anggota DPRA terhadap hasil penelitian KIP Aceh
yang dinyatakan belum lengkap, belum memenuhi syarat dan
melakukan pergantian bakal calon pada masa perbaikan tanggal 31
Juli 2018;
2) Petugas verifikasi telah dipastikan melakukan penelitian
kelengkapan persyaratan pengajuan bakal calon dan penelusuran
keabsahan dokumen persyaratan pengajuan bakal calon sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
3) Beberapa partai Politik terkendala saat mengunggah dokumen
perbaikan persyaratan pengajuan dan/atau dokumen syarat bakal
calon ke dalam Silon, seperti Partai Perindo dan Partai Golkar.
4) Pemeriksaaan dokumen perbaikan berlangsung sampai dengan
pukul 03.15 WIB, 01 Januari 2018, sampai dengan waktu tersebut
LO Partai Politik Peserta Pemilu yang masih dan sedang ditangani
oleh petugas adalah Partai Golkar dan PSI.
5) Sebagian Partai Politik Peserta Pemilu hanya menerima tanda
terima manual dari petugas.
6) Petugas penerima berkas perbaikan dibagi dalam tim kerja
berdasarkan Partai Politik, setiap tim menangani 5 partai politik
peserta Pemilu.
7) Panwaslih Provinsi Aceh belum mendapatkan salinan dokumen
perbaikan dari KIP Aceh.
8) Petugas/pegawai sekretariat KIP Aceh belum dapat memberikan
tanda terima model TT.Pd. kepada Pengawas Pemilu, KIP Aceh
30
menyampaikan kepada pelaksana tugas pengawasan bahwa tanda
terima tersebut akan diserahkan kepada Panwaslih Provinsi Aceh
pada tanggal 01 Agustus 2018 pukul 13.30 WIB
Gambar 03. Laporan Hasil Pengawasan Kelengkapan dan Keabsahan Dokumen Persyaratan Bakal Calon Hasil Perbaikan
31
Gambar 04. Form Pengawasan Kelengkapan Berkasi Administrasi Calon DPD
d) Dinamika dan Permasalahan Tahapan dan Sub Tahapan Pencalonan Calon
DPD/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota
1) Terdapat calon DPD dan DPRA yang melakukan pendaftaran
dengan melampirkan data tidak lengkap sesuai dengan PKPU
Pencalonan;
2) Mayoritas Partai Politik dan Calon DPD melakukan pendaftaran di
Kantor Sekretariat KIP Aceh pada hari terakhir batas waktu
pendaftaran;
3) Berkas yang diserahkan pada saat pendaftaran harus diperbaiki
kembali dikarenakan data yang diserahkan tidak sesuai dengan apa
yang diminta oleh aturan PKPU.
32
4. Pelaksanaan Tahapan Kampanye
a. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan dan Sub Tahapan Kampanye
Dalam pasal 1 angka 35 UU Nomor 7 Tahun 2017 disebutkan
bahwa Kampanye pemilu adalah kegiatan peserta pemilu atau pihak
lain yang ditunjuk oleh peserta pemilu untuk meyakinkan pemilih
dengan menawarkan visi, misi, program dana tau citra diri peserta
pemilu.
1) Kerawanan-Kerawanan dan IKP
i. Penggunaan APK di tempat tempat yang dilarang oleh
undangundang pemilu Tahun 2017
ii. partai politik menggunakan Money politik dalam kampanye
terbuka
iii. partai politik melakukan kampanye di tempat tempat yang
dilarang oleh undangundang pemilu Tahun 2017
iv. partai politik melibatkan pejabat negara dan ASN dalam
kampanye.
2) Perencanaan Pengawasan
Sebelum melakukan pengawasan, panwaslih Aceh terlebih
dahulu menetapkan atau mengatur daerah daerah yang boleh
dipasangkan alat peraga kampanye. Tentunya untuk menetapkan alat
peraga kampanye panwaslih Aceh berkoordinasi dengan KIP Aceh.
b. Kegiatan Pengawasan dalam Tahapan dan Sub Tahapan Kampanye
1) Pencegahan
a) Mengadakan sosialisasi terkait peraturan yang mengatur
mekanisme dan tata cara melakukan kampanye.
b) Melakukan himbauan kepada seluruh partai politik, timses serta
simpatisan untuk melakukan kampanye sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
33
c) Mengajak masyarakat bersama sama mengawasi proses
kampanye.
2) Aktivitas Pengawasan
Pengawasan yang dilakukan oleh tim pengawas di tingkat
provinsi Aceh adalah pengawasan langsung dengan turun ke
lapangan pada saat memperingati 14 tahun Tsunami Aceh pada
tanggal 26 Desember 218 yang dihadiri oleh calon presiden nomor
urut 2 dengan tujuan Untuk memastikan tidak adanya kampanye
secara terbuka yang di sampaikan oleh TIM sukses calon urut no 02
atau langsung dari Calon Presiden dari no urut 02 secara terbuka
didepan para tamu atau masyarakat yang hadir dalam kegiatan
tersebut.
Selain itu, tim pengawas provinsi juga melakukan
pengawasan terkait tabloid Indonesia Barokah di Kantor pos Aceh
pada tanggal 29 Januari 219 dengan tujuan Mengawasi Beredarnya
Tabloit Indonesia Barokah yang terindikasi adanya Pelanggaran
Kampanye yang ada di kantor Pos Aceh.
c. Hasil-Hasil Pengawasan Tahapan dan Sub Tahapan Kampanye
Dalam pengawasan terkait dengan kehadiran calon presiden
nomor urut 2 terdapat indikasi adanya ajakan kepada masyarakat yang
hadir untuk menunjuk dua jari yang artinya no urut 2. Secara tidak
langsung calon presiden dengan nomor urut 2 telah melakukan
kampanye secara terbuka. Untuk pengawasan terhadap tabloit Barokah
terdapat indikasi adanya pelanggaran kampanye. Tabloid tersebut
ditujukan ke masjid dan dayah yang tersebar di seluruh rovinsi Aceh.
Dari hasil temuan tersebut Panwaslih Provinsi Aceh Mengintruksikan
kepada Panwaslih Kab/Kota untuk melakukan Koordinasi dengan
Kantor Pos Kab/Kota masing-masing yang berada di wilayah timur Aceh
34
supaya Tabloit Indonesia Barokah bisa di Pending dulu jangan sampai di
edarkan.
5. Pelaksanaan Tahapan Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan
Pemungutan dan Penghitungan Suara
a. Pelaksanaan Pengawasan dalam Tahapan dan Sub Tahapan
Pengandaan dan Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan
Penghitungan Suara.
1) Kerawanan-Kerawanan dan IKP
Keterpenuhan Logistik Pemilu tahun 2019 di Provinsi Aceh
terjadi kekurangan Logistik di setiap Kab/kota dan KIP Aceh sudah
mengusulkan penambahan kekurangan surat suara tahap III Pemilu
tahun 2019 ke KPU RI pada tanggal 13 April 2019 dengan usulan
penambahan untuk 9 Kab/Kota, yaitu: Aceh Selatan, Aceh Tenggara,
Aceh Timur, Aceh Tengah, Aceh Barat, Pidie, Aceh Utara, Simeulu
dan Pidie Jaya. Kedatangan Pemenuhan Kerusakan Surat Suara
Pemilu tahun 2019 oleh KPU RI tiba di Bandara SIM (Sulthan
Iskandar Muda) Aceh Besar tanggal 15 April 2019 Pukul 21.30 WIB
dengan Total surat suara hanya untuk 8 Kab/kota, yaitu: Aceh
Selatan, Aceh Timur, Aceh Tengah, Aceh Barat, Pidie, Aceh Utara,
simeulu dan Pidie Jaya, sedangkan Aceh Tenggara tidak dipenuhi
Kerusakan dan kekurangan surat suara pemilu tahun 2019.
2) Perencanaan Pengawasan
Sesuai dengan Surat Edaran Bawaslu RI No:
0258/K.Bawaslu/PM00.02/2/2019 Terkait Intruksi Pengawasan
Tahapan Produksi dan Distribusi Surat Suara Pemilu Tahun 2019
serta dalam rangka memaksimalkan pelaksanaan tugas pengawasan
tahapan pengadaan perindustrian perlengkapan pemunguitan suara
35
sebagaimana dimaksud dalam undang – undang no 7 tahun 2017
tentang pemilihan umum, maka Panwaslih Provinsi Aceh melakukan
hal-hal sebagai berikut : Melaksanakan tugas pengawasan melekat
di perusahaan percetakan dengan berpedoman pada panduan
pengawasan serta alat kerja pengawasan Produksi, Menyusun Hasil
Pengawasan secara melekat di perusahaan percetakan setiap usai
bertugas kedalam Form A Pengawasan sebagaimana format yang
tertuang dalam perbawaslu no 21 tahun 2018. Pengawasan Surat
Suara dan Formulir Pemilu tahun 2019 dilakukan oleh Kordiv PHL
Provinsi Aceh ke Gudang Jawa Pos Group yang beralamat di Jln. Adi
Sumarno 138 Kartasura – Sukoharjo (57164) Provinsi Jawa Tengah.
Dalam Rangka melaksanakan tugas pengawasan
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang no 7 tahun 2017
tentang pemilu pada saat pelaksanaan tahapan perencanaan,
pengadaan, dan pendistribusian perlengkapan pemilu 2019
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan KPU nomer 15 tahun 2018
tentang norma, standar, prosedur, kebutuhan pengadaan dan
pendistribusian perlengakapan penyelenggaraan pemilu, terdiri atas
perlengkapan pemungutan suara dan dukungan perlengkapan
lainnya yang menjadi focus pengawasan baik dalam memastikan
ketaatan prosedur terhadap pelaksanaan pengadaan hingga
pendistribusian perlengakapan pemungutan suara pemilu 2019.
Pengawasan terhadap pelaksanaan pengawasan tersebut tertuang
dalam Perbawaslu no 30 tahun 2018 tentang Pengawasan
Perencanaan, Pengadaan, dan Pendistribusian Perlengakapan
Penyelengaraan Pemilu. Kewenangan tanggung jawab atas
pengawasan perencanaan, pengadaan, dan Pendistribusian
perlengkapan penyelenggaraan pemilu dengan mengamati,
36
mengkaji, memeriksa, dan menilai proses penyelenggaraan pemilu
sesuai peraturan perundang-undangan dilakukan oleh Bawaslu,
Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kab/Kota.
Ruang Lingkup dan Fokus Pengawasan, dalam melaksanakan
tugas pengawasan jajaran pengawas pemilu berdasarkan tugas
yang disebutkan dalam pasal 93, pasal 94, passal 97, pasal 101,
pasal 105, dan pasal 108 Undang-undang no 7 tahin 2018 tentang
pemilu membagi tugas-tugas Pengawasan kepada jajaran Pengawas
Pemilu, tugas pengawasan tersebut terbagi sesuai dengan tingkatan
pelaksana dengan lingkup pengawasan sebagai berikut :
Pengawasan Pengadaaan, Percetakan dan Perindistribusian Logistik
Pemilu dan Pendistribusiannya terhadap hal tersebut tugas yang
diberikan adalah kepada bawaslu meliputi kegiatan pengawasan
dari hulu hingga hilir pada pelaksanaan tahapan Pengadaan,
Percetakan, dan Pendistribusian. Berdasarkan Hasil dari Proses
Pemeriksaan Produksi dan Distribusi Surat Suara dan Formulir
Pemilu Tahun 2019, tidak terdapat hal-hal yang tidak sesuai
peraturan/ prosedur yang berlaku, paket kiriman surat suara juga
sudah berdasarkan masing-masing Kabupaten/Kota yang
selanjutnya akan di distribusikan ke masing-masing
Kabupaten/Kota. Dokumentasi Kegiatan akan kami lampirkan juga
dalam laporan ini.
b. Kegiatan Pengawasan dalam Tahapan dan Sub Tahapan
Pengandaan dan Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan
Penghitungan Suara.
1) Pencegahan
37
- Mendatangi langsung Gudang Percetakan untuk memastikan
percetakan suara dicetak sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan dan percetakan dengan jumlah yang sudah ditetapkan
- Memastikan percetakan surat suara tanpa adanya hambatan dan
berjalan lancar.
- Memastikan pendistribusian dari Gudang Percetakan sampai ke
gudang Penyimpanan berjalan lancar dan aman.
2) Aktivitas Pengawasan
- Pengawasan secara langsung dan melekat pada saat percetakan
surat suara hingga sampai ke kantor KIP kabupaten/kota masing-
masing.
c. Hasil-Hasil Pengawasan dalam Tahapan dan Sub Tahapan Pengandaan
dan Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan
Suara.
Pimpinan Panwaslih Provinsi Aceh beserta Staf Divisi
Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga (PHL) melakukan
pengawasan melekat dalam Produksi dan Pendistribusian Surat Suara
Pemilu Presiden/Wakil Presiden, DPR RI, DPD, DPRA, dan DPRK tahun
2019 di PT. Gudang Jawa Pos Group yang beralamat di Jln. Adi
Sumarno 138 Kartasura – Sukoharjo (57164) Provinsi Jawa Tengah.
Dalam Pelaksanaan Pengawasan Surat Suara untuk keseluruhan
surat suara di kabupaten/kota di aceh sudah selesai di cetak oleh PT.
Gudang jawa Pos Group Sukoharjo dengan jumlah Surat Suara
sebanyak 19.709.568, dengan rincian sebagai berikut:
38
Tabel 07. Hasil Pengawasan Pendistribusian Surat Suara Sesuai DPTHP-3
- Selanjutnya Surat Suara yang diproduksi dilebihkan sebanyak 2%
dari jumlah surat suara yang diusulkan oleh KIP Aceh, hal ini
dilakukan dengan alasan estimasi adanya reject (rusak) Surat Suara.
- Bahwa berdasarkan fakta yang ditemukan, Surat Suara
Presiden/Wakil Presiden, DPR RI, DPD, DPRA dan DPRK telah selesai
dicetak oleh PT. Nyata Grafika Media Surakarta (Jawa Pos Group),
akan tetapi menengani waktu percetakan, kualitas dan efisiensi
tahapan perencanaan, pengadaan, tidak dapat dilakukan
pengawasan dengan maksimal karena tidak adanya informasi akurat
yang disampaikan oleh KIP Aceh tentang jadwal pelaksanaan
Percetakan Surat Suara.
- Bahwa Surat Suara DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota untuk
Provinsi Aceh dikirim oleh PT. Gramedia Kompas Palmerah melalui
jasa ekspedisi PT. Cabe Raya pada hari Sabtu tanggal 9 Februari
Provinsi JUMLAH
TPS
JUMLAH
DPTHP-3 JENIS LOGISTIK
TOTAL
KEBUTUHAN
LOGISTIK
LOGISTIK
YANG SUDAH
DITERIMA
YANG BELUM
DITERIMA
ACEH 15.616 3.523.774
Surat Suara PRESIDEN dan
WAKIL PRESIDEN 3.599.931 3.467.636 3.610
SS DPD 3.599.912 3.472.917 4.366
SS DPR RI 3.599.904 3.482.097 1.124
SS DPRD PROVINSI
3.600.199 3.485.676 516
SS DPRD KAB/KOTA
3.455.488 3.017.186 780
KOTAK SUARA 74.312 72.559 114
BILIK SUARA 59.713 53.423 1.729
SEGEL 1.691.553 1.683.159 33.790
TINTA 28.556 28.504 64
JUMLAH 19.709.568 18.763.157 46.093
39
2019, selanjutnya dibawa ke Pelabuhan Tanjung Priok dan diterima
oleh CV. Tanto Line sebagai Perusahaan yang bertanggung jawab
pengangkut surat suara dari pelabuhan Tanjung Priok ke Pelabuhan
Belawan hingga ke Gudang milik CV. Sinar Jaya di Medan Sumatra
Utara.
- Bahwa untuk proses Pengiriman surat suara secara serentak untuk
Provinsi Aceh akan dilaksanakan pada tanggal 7 Februari 2019 dari
Pelabuhan Tanjung Priok jakarta Utara ke Pelabuhan Belawan
Sumatra Utara.
- Bahwa Surat Suara yang dikirimkan dari Tanjung Priok Jakarta Utara
akan diterima di Pelabuhan Belawan Medan Sumatera Utara
selambat-lambatnya pada tanggal 16 Februari 2019 yang diterima
langsung oleh PT. Cabe Raya.
- Bahwa sebelum surat suara di distribusikan ke masing-masing
Kabupaten/Kota, terlebih dahulu dikumpulkan di gudang milik CV.
Sinar Jaya sebagai jasa Pengakut Surat Suara yang akan
mendistribusikan sesuai dengan Kabupaten/Kota masing-masing.
- Bahwa untuk jadwal Pendistribusikan Surat Suara ke masing-masing
Kabupaten/Kota akan dijemput oleh KIP Kabupaten/kota dan Pihak
Polres Masing-masing Kabupaten/Kota.
- Pengawasan Melekat langsung diawasi oleh Kordiv PHL Panwaslih
Provinsi Aceh di Gudang CV.Sinar Raya Jln. Letda Sujono No. 378
Medan. Tahapan pertama dalam pengawasan yaitu Koordinasi
dengan Pihak KIP Aceh dan Pihak Gudang CV.Sinar Raya terkait
pemindahan Surat Suara dari Mobil Container ke dalam Gudang.
Kedantangan Mobil Container dari Pelabuhan Belawan ke Gudang
Sinar Raya Pada Pukul 19.00 WIB dengan Pengawalan Mobil Patroli
Polisi dari Polres Setempat, Hasil Koordinasi dengan Pihak Keamanan
40
dari TIM Polda Aceh Proses Bongkar Surat suara tidak dapat
dilakukan karena tidak kondusif dengan pertimbangan kemananan
dan tidak layaknya gudang. Kesepakatan dengan KIP Aceh dan Pihak
Gudang serta Panwaslih Aceh memutuskan Proses Bongkar Surat
Suara dilakukan besok mulai pukul 09.00 WIB dengan kelengkapan
Unsur Polda Aceh, KIP Aceh dan Panwaslih Aceh.
- Proses Bongkar Surat Suara dilakukan Pada hari Jumat Tanggal 15
Februari 2018 Pukul 10.00 WIB dengn Total 7 Container yang masuk,
Jumlah Keseluruhan Contaoiner untuk Provinsi aceh yaitu 22
Container. Container selanjutnya kan masuk bertahap dan
dijadwalkan malam pukul 21.00 WIB akan masuk 4 Container lagi
dan akan di Bongkar Besok hari sabtu Pagi pukul 09.00WIB.
Pembongkaran Surat Suara dari Container sedikit terjadi kendala
karena adanya surat suara dalam 1 Container untuk 4 Kab/kota,
dalam 1 container bukan untuk 1 kab/kota akan tetapi tercampur
dengan kab/kota lainnya.
- Hari Sabtu tgl 16 Februari 2018 Pihak Gudang Memutuskan Teknik
Bongkar Muat surat suara dilakukan dengan cara berbeda yaitu
dengan sistem adu Pandat Container tanpa harus di turunkan
terlabih dahulu, disini terjadi perdebatan yang rumit antara pihak
Gudang dengan Polda aceh dan Panwaslih Aceh, akhir bdari
kesepakatan pihak gudang memutuskan untuk melanjutkan bongkar
muat dengan sitem adu pandat dan tanpa penurunan surat suara ke
dalam gudang tujuannya untuk lebih efisien dan hemat biaya beserta
waktu dan adanya keluhan buruh angkut yang tidak mau proses
bongkar muat turun ke gudang dan selanjutnya muat lagi ke mobil
truk kab/kota tujuan surat suara. Proses Bongkar muat dilakukan
hingga larut malam dan tanpa adanya penerangan yang layak dan
41
pada saat proses bongkar muat terjadi pemadaman listrik pukul
21.00 WIB akan tetapi proses bongkar muat tetap dilanjutkan oleh
pihak buruh angkut dan tidak melihat resiko akan akan terjadi bila
terjadi kerusakan terhadap kotak surat suara. Pihak Gudang telah
memberitahukan kepada KIP Aceh dan KIP Kab/kota serta Panwaslih
Aceh dan Panwaslih kab/kota dan Polda Aceh bila terjadi kerusakan
kardus surat suara agar segera diberitahuan ke pihak gudang untuk
proses pengiriman/percetakan ulang untuk surat suara yang rusak
pada saat perindistribusiannya.
- Hari Minggu Proses muat saja dilakukan oleh pihak gudang karena
hari minggu tidak masuk container dari Belawan ke Gudang Sinar
Raya, Proses Muat untuk Kab/kota tetap dilakukan dan pelapasan
Semua Truk Surat suara dilakukan oleh pihak Polda Aceh. SOP
Pelepasan Semua Truk Surat suara dengan kahadiran Pihak
Keamanan Kab/Kota setempat, KIP Kab/kota setempat dan
disaksikan Oleh Panwaslih Kab/kota Setempat, Bila mana tidak
hadirnya unsure diatas makan pihak POlda Merekomendasikan ke
Pihak Gudang agar menunda keberangkatan Mobil Truk Surat suara
tersebut dan menunggu hingga unsure diatas hadir ke gudang untuk
mejemput Trus Surat suara.
- Hari Selasa tanggal 19 februari 2018 Pengawasan di Gudang CV.Sinar
Raya mobil pertama berangkat yaitu kota langsa dengan dikawal
langsung oleh kip kota langsa, panwas dan polres langsa, langsa
mengunakan 1 mobil box dan kota langsa terdapat 12 box/kardus
Rusak akibat dari masuk air hujan dalam Container. Box Surat Suara
yang rusak diganti dengan box yang baru yang disedikan oleh pihak
gudang dan langsung diganti depan kip langsa dan polres langsa dan
disaksikan oleh panwas langsa. Mobil keberangkatan ke 2 adalah
42
mobil angkutan Surat Suara Kab Aceh Timur, proses keberangkatan
terkendala dengan muatan dalam mobil angkutan melebihi muatan
dan tidak dapat jalan, selanjutnya pihak cargo mencari mobil lain
untuk bongkar muatan yang lebih, aceh timur mobil untuk surat
suara berjumlah 3 dengan 1 mobil truk dan 2 mobil box.
Pendistribusian surat suara dijemput dengan polres aceh timur, kip
aceh timr dan panwas aceh timur. Mobil keberangkatan ke 3 yaitu
mobil surat suara aceh tamiang dan terjadi kendala karena banyak
box surat suara basah dan rusak dan proses pergantian box
dilakukan dengan kip aceh tamiang, polres aceh tamiang dan panwas
aceh tamiang. Jumlah kerusakan kardus surat suara aceh tamiang
total 125 kardus dan semua diganti dengan kardus yang baru dan
dipastikan isi dalam kardus yaitu surat suara tidak ada kerusakan.
(tanggal 19 februari 2019)
- Hari Rabu, Tanggal 20 Februari 2019 semua Mobil Truk
diberangkatkan ke Kab/Kota Yaitu Lhokseumawe dengan 1 mobil
truk, setelah itu Aceh Utara dengan Bireun dengan mengunakan 4
Mobil Truk yaitu didalamnya Surat Suara Aceh Utara 2 Mobil +
setengah dari Mobil Bireun. Selanjutnya Aceh Jaya diberangkatkan
dengan Mobil Nagan Raya dengan Menggunakan 1 Mobil Truk dan
dijaga oleh Pihak Polres Aceh jaya dan Nagan Raya. Selanjutnya
Mobil Terakhir berangkat yaitu Bener Meriah dengan Mengunakan 1
Mobil Truk dan di kawal oleh pihak Polres Bener Meriah dengan KIP
dan Panwaslih Bener Meriah. Sisa Kabupaten Simeulu yang belum
diberangkat karena pihak polres Simeulu dan KIP Simeulu belum
menjemput Surat Suara Ke CV. Sinar Raya, Medan. Pihak Gudang CV.
Sinar Raya sudah menghubungi Pihak KIP Siemulu dan Polres
43
simeulu untuk menjemput surat suara ke Gudang CV. Sinar Raya,
Medan.
- Berdasarkan Hasil Pengawasan Pendistribusian Surat Suara Pemilu
Tahun 2019, Banyak Terdapat hal-hal yang tidak sesuai peraturan/
prosedur yang terjadi, Mulai dari Proses Bongkar Muat, Proses
Bongkar dari Mobil Kontainer ke dalam Gudang atau dari Mobil
Kontainer kedalam Mobil Truk Pengangkutan, Proses Penerangan
yang kurang pada malam hari disaat dilakukan proses bongkar muat,
Mobil Truk Pengangkutan Pendistribusian Surat Suara ke Kab/kota
banyak yang tidak layak dan mengakibatkan Mogok di perjalanan.
Berikut dokumentasi Kegiatan Pendistribusian Surat Suara DPR RI,
DPRA, DPRK untuk kabupaten/kota.
- Proses Pendistribusian Surat Suara ke Kab/Kota banyaknya
terkendala dengan Mobil Truk angkutan surat suara yang
Mogok/Rusak. Mobil Truk yang mengalami kerusakan adalah Mobil
Truk Aceh Timur, Gayo Lues, Aceh Utara, Bireun.
- Adanya kerusakan Kardus/Box Surat Suara yang diakibatkan oleh
masuk air hujan dalam satu kontainer surat suara di pelabuhan
Belawan Sumatera Utara. Adapun Box Surat Suara yang rusak
berjumlah 137 box/kardus yang tujuan Aceh tamiang dan Langsa,
Adapun Box/kardus yang rusak/Basah langsung diganti dengan
Box/Kardus lain yang di sediakan oleh Pihak Gudang. CV. Sinar Raya.
Kardus/Box yang rusak/basah dipastikan tidak menyebabkan
kerusakan surat suara didalam box nya karena dilapisi plastik yang
anti air.
- Mobil Box untuk pendistribusian surat Suara untuk Kabupaten Gayo
Lues yang dilepaskan pada tanggal 17 februari 2019 Mogok dalam
perjalanan menuju Kabupaten gayo Lues dan posisi mobil berada di
44
hutan ketambe sudah 2 malam dan dikawal oleh Pihak Polres Gayo
Lues dan Panwaslih Gayo Lues Beserta KIP gayo Lues. Dari Awal
Kondisi mobil sudah bermasalah dan sudah di ingatkan oleh KIP gayo
Lues tapi tetap dilanjutkan.
- Untuk surat Suara Kota Langsa tanggal 18 Februari 2019 mengalami
kerusakan karena basah, Pihak Penyedia bernjanji untuk
menggantikan dengan kardus yang baru besok pagi sbelum
diberangkat ke kota langsa. Yang menjadi perhatian Pengawas jika
diganti ke yang baru, bagaimana sistem pengawasan dan
keamanannya.
- Surat Suara untuk PSU milik Kabupaten Aceh Barat daya terdapat di
daerah Aceh Tengah, Pihak Penyedia membawa Surat Suara yang
tertukar tanpa adanya Pengawalan dari Pihak keamanan, ini resiko
Kardus dalam keadaan Sobek dan rawan Rusak kertas didalamnya
meskipun dibungkus plastik bisa merusak surat suara tersebut.
- Bongkar Muat tetap dilakukan dimalam hari tanpa adanya
Penerangan yang layak, di saat proses Bongkar Muat dilakukan
terjadi Padam Listrik dan Pihak Buruh Angkut tetap melanjutkan
proses bongkar muat walau dalam keadaan gelap. Pihak Penyedia
tidak mau mengindahkan saran dan Solusi dari Pihak KIP Aceh
maupun dari Pihak Keamanan dari Polda Aceh.
Bahwa Penyimpanan Surat Suara di Gudang milik PT. Cabe Raya
tersebut bertujuan untuk memisah-misahkan Paket kardus Box Surat
Suara berdasarkan masing-masing Kabupaten/Kota yang selanjutnya
akan di Distribusikan ke masing-masing Kabupaten/kota oleh KIP
Kabupaten/kota dengan Pengawalan langsung oleh Pihak Polres Masing-
masing Kabupaten/Kota beserta disaksikan langsung oleh Panwaslih
Kabupaten/kota.
45
1) Temuan
Terkait dengan Pemenuhan Kekurangan Logistik Pemilu tahun
2019 di Provinsi Aceh, yaitu:
- Pihak Perusahan Pencetakan C1 Plano dan C1 Hologram yaitu PT.
Betawi Mas dan PT. BMG tidak lagi bisa melakukan pencetakan C1
Plano dan C1 Hologram karena waktu.
- Jumlah C1 Plano dan Hologram yang dipesan sudah dikirim semua
oleh PT. Betawi Mas dan PT. BMG ke KIP Aceh, adapun yang tidak
cukup C1 Plano dan Hologram yaitu pada C1 Plano dan C1
Hologram yang rusak.
- Terkait C1 Plano dan C1 Hologram yang rusak pihak Percetakan
tidak bisa mencetak lagi karena terkendala oleh waktu sehingga
tidak mungkin untuk di cetak kembali.
- Jumlah C1 Hologram yang kurang di Provinsi Aceh yaitu 9.627
Hologram dan KIP Aceh hanya mampu menyediakan 3000
Hologram.
- Pihak Perusahaan Wan Prestasi karena di perjanjian awal bila
mana terjadi kerusakan C1 Plano dan C1 Hologram Pihak
Perusahaan Percetakan wajib mencetak kembali sesuai
kebutuhan.
- Karena kekurangan C1 Plano maka dari inisiatif ibu Ranisah
(Komisioner KIP Aceh) C1 Plano di Cetak Sendiri KIP Aceh di
Percetakan Bima yang beralamat di Peunayong – Banda Aceh.
- KIP Aceh dalam hal Pemenuhan Kekurangan Logistik Pemilu tahun
2019 di Provinsi Aceh Menunggu Surat Edara KPU RI terkait
Pemenuhan Kekurangan Logistik Pemilu.
- Terkait Segel KIP Aceh juga masih mengalami kekurangan Segel
dan masih menunggu Surat Edara KPU terkait kepenuhan segel.
46
d. Dinamika dan Permasalahan dalam tahapan dan Sub Tahapan
Pengandaan dan Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan
Penghitungan Suara.
Permasalahan Pengandaan Pendistribusian adalah terjadi
penambahan daftar Pemilih yang belum ditetapkan oleh KPU RI
sehingga berdampak pada Proses Percetakan Surat Suara yang data
awalnya berubah menjadi bertambah setelah ditetapkan DPT-HP3
oleh KPU RI. Adapun Dinamika yang terjadi terdapat banyak Surat
Suara yang rusak dan Surat Suara yang tidak cukup untuk
kabupaten/kota.
6. Pelaksanaan Tahapan Dana kampanye
a. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan dan Sub Tahapan Dana Kampanye
Dana Kampanye merupakan dana yang digunakan oleh partai
politik ataupun calon anggota dewan perwakilan daerah selama masa
kampanye baik berupa uang, barang dan atau jasa.
1) Kerawanan-Kerawanan
a) Laporan dana kampanye disampaikan melewati batas waktu
yang ditetapkan.
b) Adanya partai politik yang tidak melaporkan dana kampanye.
c) Dana yang disumbangkan melebihi dari jumlah yang dibatasi.
2) Perencanaan Pengawasan
a) Memastikan seluruh partai politik melaporkan dana kampanye.
b) Mengisi alat kerja yang telah diberikan oleh Bawaslu RI kepada
pawaslih provinsi sesuai dengan keadaan di lokasi pengawasan.
c) Mencatat seluruh kegiatan pengawasan tersebut dalam format
laporan cepat yang kemudian hasilnya dituangkan ke dalam
Form A pengawasan.
47
b. Kegiatan Pengawasan Tahapan dan Sub Tahapan Dana Kampanye
1) Pencegahan
a) Memastikan seluruh partai politik dan Calon DPD baik terpilih
maupun tidak terpilih menyerahkan LADK sesuai dengan waktu
yang ditentukan oleh undangundang.
b) Memastikan KIP provinsi telah memberitahukan keada seluruh
partai politik terkait jangka waktu penyerahan LDK.
c) Memastikan seluruh Kantor Akuntan publik oleh KIP hadir
dalam acara penyampaian LPPDK
2) Aktivitas Pengawasan
a) Mengawasi KIP dalam melakukan verifikasi kelengkapan berkas
berkas terkait LPPDK yang diserahkan oleh calon DPD
b) Mengawasi petugas Kantor Akuntan Publik yang diberikan
kewenangan oleh KIP untuk melakukan verifikasi kelengkapan
berkas terkait LPPDK yang diserahkan oleh partai politik
c. Hasil-Hasil Pengawasan Tahapan dan Sub Tahapan Dana Kampanye
Dalam melaksanakan pengawasan terkait dengan tahapan dana
kampanye, panwaslih provinsi Aceh tidak menemukan adanya
keterlambatan dalam penyampaian LPPDK.
Tabel 08. Laporan Hasil Pengawasan Penyerahan LPPDK Peserta Pemilu
NO PROVINSI JENIS
PEMILU
PARTAI
POLITIK
PENYERAHAN LPPDK PESERTA PEMILU KEPADA KIP
MENYERAHKAN TIDAK
MENYERAHKAN
TEPAT
WAKTU TERLAMBAT
WAKTU/HARI/TGL/
BLN/THN
1
ACEH DPRD
PROVINSI
PKS Menyerahkan - Tepat -
Pukul 12.46
WIB/Senin/27 April
2019
2 PDA Menyerahkan - Tepat -
Pukul 12:00
WIB/Selasa/30 April
2019
48
3 PAN Menyerahkan - Tepat -
Pukul 12.22
WIB/Selasa/30 April
2019
4 HANURA Menyerahkan - Tepat -
Pukul 14.28
WIB/Rabu/30 Mei
2019
5 NASDEM Menyerahkan - Tepat -
Pukul 12.00
WIB/Rabu/01 Mei
2019
6 PNA Menyerahkan - Tepat -
Pukul 12.19
WIB/Rabu/01 Mei
2019
7 PA Menyerahkan - Tepat -
Pukul 12.00
WIB/Rabu/01 Mei
2019
8 PERINDO Menyerahkan - Tepat -
Pukul 13.53
WIB/Rabu/01 Mei
2019
9 DEMOKRAT Menyerahkan - Tepat -
Pukul 15.36
WIB/Rabu/01 Mei
2019
10 PBB Menyerahkan - Tepat -
Pukul 17:35
WIB/Rabu/02 Mei
2019
11 PKPI Menyerahkan - Tepat -
Pukul 17:10
WIB/Rabu/02 Mei
2019
12 PARTAI
SIRA Menyerahkan - Tepat -
Pukul 17:19
WIB/Rabu/02 Mei
2019
13 GOLKAR Menyerahkan - Tepat -
Pukul 17:25
WIB/Rabu/02 Mei
2019
14 PKB Menyerahkan - Tepat -
Pukul 17.40
WIB/Rabu/02 Mei
2019
15 PSI Menyerahkan - Tepat -
Pukul 17.42
WIB/Rabu/02 Mei
2019
16 BERKARYA Menyerahkan - Tepat - Pukul 17.45
WIB/Rabu/02 Mei
49
2019
17 PPP Menyerahkan - Tepat -
Pukul 17.50
WIB/Rabu/02 Mei
2019
18 PDIP Menyerahkan - Tepat -
Pukul 17.52
WIB/Rabu/02 Mei
2019
19 GERINDRA Menyerahkan - Tepat -
Pukul 17.55
WIB/Rabu/02 Mei
2019
20 GARUDA Menyerahkan - Tepat -
Pukul 17.58
WIB/Rabu/02 Mei
2019
7. Pelaksanaan Pengawasan Pemungutan, Penghitungan, dan Rekapitulasi
Suara
a. Pelaksanaan Pengawasan
1) Kerawanan-Kerawanan dan IKP
a) Saksi tidak mau menerima penyelesaian keberatan yang telah
diselesaikan oleh KIP.
b) Terjadinya human error yang dilakukan oleh pembaca DB1
untuk direkap menjadi DC1 maupun penginput data.
c) Terdapat permasalahan terkait rekapitulasi yang tidak dapat
diselesaikan di kabupaten/kota.
2) Perencanaan Pengawasan
Dalam melaksanakan pengawasan, tim pengawas provinsi
melakukan secara langsung dari awal proses rekapitulasi sampai selesai
ditetapkan perolehan suara pada tingkat provinsi.
b. Kegiatan Pengawasan
Adapun kegiatan pengawasan yang dilakukan adalah
50
1) Mencatat seluruh sanggahan dari Saksi dan Pengawas Pemilihan
Provinsi serta mencatat jalannya Rekapitulasi Hasil Penghitungan
Perolehan Suara Tingkat Provinsi Aceh.
2) Mendengar dan mensinkronisasikan pembacaan DB-1 oleh KIP
Kabupaten/Kota dengan memperbandingkan dengan Salinan DB-1
dan DC-1 yang dibuat oleh Panwaslih Provinsi Aceh sesuai dengan
format dalam PKPU 4 Tahun 2019 dalam bentuk Microsoft Excel
yang sudah dibuat system penjumlahan dengan rumus tertentu
oleh Panwaslih Provinsi Aceh.
c. Hasil-Hasil Pengawasan
1) Temuan
Beberapa temuan yang ditemukan oleh panwaslih Aceh dalam
rekapitulasi di tingkat provinsi yaitu:
a) Panwaslih Provinsi Aceh menemukan tidak sinkronnya DPT
PPWP dengan DPT DPR, DPD, DPRA, dan DPRK.
b) Panwaslih Provinsi Aceh menemukan bahwa pihak KIP
Kabupaten/Kota membacakan DB-1 yang tidak tersegel
(salinan).
c) Panwaslih Provinsi Aceh menemukan terkait data yang tidak
sinkron tersebut, Pihak KIP Kabupaten/Kota melakukan
Perbaikan Data dengan tidak melibatkan pihak Panwaslih
Kabupaten/Kota.
d) Panwaslih Provinsi Aceh menemukan hasil BA Perbaikan yang
dilakukan oleh KIP Kabupaten/Kota tersebut tidak
ditandatangani oleh Komisioner KIP Kabupaten/Kota.
e) Adanya kesalahan penginputan data yang dilakukan oleh
petugas KIP Aceh tidak sesuai dengan DB-1 yang dibacakan oleh
KIP Kabupaten/Kota.
51
2) Rekomendasi
a) Panwaslih Provinsi Aceh menolak dengan tegas pembacaan DB-
1 yang tidak tersegel dan merekomendasikan kembali kepada
KIP Kabupaten/Kota untuk membacakan hasil yang tersegel
secara resmi bukan yang salinan dari DB-1 tersebut.
b) Panwaslih Provinsi Aceh berpendapat untuk tidak mensahkan
terlebih dahulu terkait DB-1 Kabupaten/Kota yang masih
bermasalah sampai dengan dilakukan perbaikan terhadap data
pemilih yang akurat secara tertulis dengan berita acara pleno.
c) Panwaslih Provinsi Aceh berpendapat untuk beberapa DB-1
yang diperbaiki melalui pleno KIP Kabupaten Kota yang tidak
berkoordinasi dengan Panwaslih Kabupaten/Kota tidak bisa
disahkan terlebih dahulu, sampai dengan KIP Kabupaten/Kota
melakukan perubahan tersebut sesuai dengan Prosedur dan
menyerahkan hasil plenonya kepada KIP Aceh.
d) Panwaslih Provinsi Aceh Meminta Kip Aceh untuk
memerintahkan KIP Kabupaten Kota untuk menuangkan semua
perbaikan-perbaikan yang dilakukan ke dalam berita acara
Perubahan yang ditandatangani oleh para Komisioner KIP,
selanjutnya dibacakan kembali di rapat pleno terbuka
rekapitulasi tingkat provinsi tersebut.
3) Tindaklanjut Rekomendasi
a) KIP Aceh memerintahkan kepada KIP Kabupaten/Kota untuk
membacakan dokumen DB-1 yang tersegel dan belum dilakukan
perbaikan terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan
pembacaan DB-1 yang telah diperbaiki.
b) KIP Aceh sebagai pimpinan sidang rapat pleno menyetujui
rekomendasi-rekomendasi Panwaslih Provinsi Aceh dengan
52
kembali memerintahkan Pihak KIP Kabupaten/Kota untuk
segera melakukan perbaikan dengan mengikutsertakan Pihak
Panwaslih Kabupaten/Kota.
c) KIP Aceh memerintahkan KIP Kabupaten/Kota untuk
menandatangani Berita Acara Perbaikan DB-1 tersebut terlebih
dahulu sebelum dibacakan kembali di rapat pleno terbuka
tingkat Provinsi tersebut.
d. Dinamika dan Permasalahan
1) Ditemukannya kasus-kasus yang tidak dapat diselesaikan di rapat
pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan suara di tingkat
Kabupaten/Kota sehingga Peserta Pemilu menyampaikan hal
tersebut kembali di Rapat Pleno Rekapitulasi Hasil di tingkat
Provinsi.
2) Ditemukannya perbedaan-perbedaan data DPT,DPTb, dan DPK di
PPWP, DPR RI, dan DPD diseluruh Kabupaten/Kota sehingga harus
dilakukan perbaikan terlebih dahulu.
8. Pelaksanaan Non Tahapan Pengawasan ASN
a. Pelaksanaan Pengawasan
Pengawasan terhadap Aparatur Sipil Negara dilakukan untuk
menjaga agar ASN tetap netral dan tidak terlibat dalam kegiatan pemilu
termasuk kampanye politik. Dalam pasal 280 ayat (2) dan ayat (3)
Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum telah
disebutkan bahwa ASN dilarang ikut serta dalam pelaksanaan dan
kegiatan kampanye Pemilu. Jika ditemukan keterlibatan ASN dalam
kegiatan kampanye, maka akan dikenakan sanksi pidana sebagaimana
diatur dalam Pasal 494 UU tersebut dengan pidana kurungan paling
lama 1 tahun dan denda paling banyak Rp 12.000.000. Bawaslu Aceh
53
mengajak seluruh ASN/ PNS, seluruh stakeholder dan masyarakat untuk
secara bersama ikut memastikan proses transfer kekuasaan oleh elit-
elit politik berjalan secara demokratis.
1) Kerawanan-Kerawanan dan IKP
1) Kerawanan-kerawanan dan indek kerawanan pemilu pada saat
non tahapan pengawasan ASN yaitu terjadinya intimidasi dari
pimpinan-pimpinan ASN, atau pihak yang memiliki kuasa di
pemerintahan mengarahkan bawahannya untuk memilih calon
tertentu baik disertai ancaman ataupun tidak. Dengan demikian
masyarakat tidak memiliki lagi kebebasan dalam menentukan
pilihannya.
2) Keterlibatan ASN dalam Kampanye yang dilakukan oleh Peserta
Pemilu tertentu sebagai tim sukses ataupun tim pemenangan
baik secara langsung maupun virtual (media sosial) di dalam
Pemilu tahun 2019.
2) Perencanaan Pengawasan
Terkait dengan posisi ASN yang diwajibkan untuk netral dalam
pemilu telah dikeluarkan Surat Edaran Bawaslu RI Nomor:
1692/K.Bawaslu/PM.00.00/X/2018 perihal Himbauan Netralitas
Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN), Kampanye oleh Pejabat Negara
Lainnya serta Larangan Penggunaan Fasilitas Negara. Maka, Panwaslih
Aceh melakukan pengawasan terhadap ASN guna menjaga Netralitas
para ASN terhadap pemilu 2019 berdasarkan ketentuan perundang-
undangan selama berlangsungnya Pemilihan Umum Tahun 2019,
dengan tidak terlibat dalam politik yang mengarah pada keberpihakan
atau berafiliasi dengan partai politik, serta membuat keputusan atau
tindakan yang dapat menguntungkan atau merugikan peserta pemilu
baik dalam pemilihan presiden maupun pemilihan anggota legislatif.
54
Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 secara tegas di sebutkan
larangan dan sanksi terhadap ASN yang terlibat dalam kampanye
pemilu.
b. Kegiatan Pengawasan
1) Pencegahan
Melakukan sosialisasi terkait peraturan tentang keterlibatan ASN
dalam kampanye partai politik kepada perwakilan SKPD, pegawai
Kantor Kecamatan dan Sekretaris Gampong. Hal tersebut juga telah
disampaikan dalam beberapa kesempatan lain saat mengadakan acara
seminar ataupun sosialisasi tentang pengawasan tahapan.
2) Aktivitas Pengawasan
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui media reklame
dan iklan. Hal ini bertujuan untuk lebih menyebarluaskan informasi
kepada masyarakat umum serta langsung ditujukan kepada pihak pihak
terkait yaitu ASN itu sendiri. Sehingga diharapkan mereka dapat
mematuhi himbauan yang tertera dalam billbioard tersebut.
55
Gambar 05. Iklan Larangan Dalam Kampanye
c. Hasil-Hasil Pengawasan
Setelah dilakukan sosialisasi dengan rutin serta pengawasan oleh
pengawas di tingkat provinsi tidak ditemukan adanya pelanggaran
terkait dengan keterlibatan ASN dalam kampanye.
9. Pelaksanaan Non Tahapan Pengawasan Politik Uang
a. Pelaksanaan Pengawasan
Terkait dengan pengawasan politik uang telah dibentuk gugus
tugas yang melakukan pengawasan anti politik uang. Hal ini demi
56
menjamin terlaksananya pemilu yang bersih dari segala tindakan
kecurangan.
1) Kerawanan-Kerawanan dan IKP
Adanya politik uang yang terjadi baik sebelum pelaksanaan
pemilu atau pada hari pencoblosan yang sering dikenal dengan
serangan fajar. Selain itu, adanya janji janji untuk memberikan
uang setelah pencoblosan juga mungkin terjadi yang biasa
dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab dengan cara
meminta kepada para pemilih untuk menunjukkan bukti foto
bahwa ia telah memilih calon yang diperintahkan untuk dicoblos
oleh oknum tersebut.
2) Perencanaan Pengawasan
Dilakukan himbauan kepada peserta pemilu dan timses untuk
tidak melakukan kampanye dengan menjanjikan imbalan berupa
uang atau materi dalam bentuk apapun juga. Selain itu,
pengawasan juga akan dilakukan dengan melakukan patroli pada
malam hari dan pada hari pencoblosan.
b. Kegiatan Pengawasan
1) Pencegahan
Adapun pencegahan yang dilakukan oleh tim pengawas
Provinsi Aceh adalah dengan mendatangi langsung ke beberapa TPS
di Banda Aceh dan Aceh Besar dan melakukan koordinasi dengan
tim pengawasan panwaslih kabupaten kota untuk mencegah
terjadinya politik uang.
2) Aktivitas Pengawasan
Dalam mengawasi politik uang, bawaslu RI telah
menginstruksikan kepada bawaslu provinsi melakukan patroli
pengawasan anti politik uang pada masa tenang. Hal tersebut
57
sesuai dengan SE Surat Edaran (SE) Nomor
0711/K.Bawaslu/PM.01.00/3/2019. Tujuannya tentu saja untuk
mencegah terjadinya politik uang yang mungkin bisa terjadi.
Kegiatan tersebut juga dilakukan oleh panwaslih kabupaten kota
yang ada di Aceh.
c. Hasil-Hasil Pengawasan
Setelah dilakukan himbauan dan pengawasan serta patroli
langsung oleh tim pengawas tidak menemukan adanya politik uang
oleh tim pengawas Bawaslu Provinsi Aceh. Namun ada beberapa
daerah yang menerima laporan akan adanya politik uang seperti Bener
Meriah dan Aceh Selatan.
10. Pelaksanaan Non Tahapan Pengawasan Politisasi SARA
a. Pelaksanaan Pengawasan
SARA merupakan akronim dari Suku, Agama, Ras dan Antar
golongan. Di tengah gentingnya situasi Politik yang terjadi di Indonesia,
konflik SARA msih mungkin terjadi. Meskipun regulasi atau aturan yang
sudah dikeluarkan untuk mencegah dan mengatasi isu SARA baik secara
horizontal maupun vertikal, akan tetapi masih banyak pihak yang
mengaitkan isu SARA untuk mencapai tujuan tertentu. Hal tersebut
juga muncul saat menjelang tahun politik 2019. Ada oknum yang
dengan sengaja menyebarkan isu SARA saat tahapan proses
pelaksanaan pemilu dengan tujuan untuk mengarahkan masyarakat
memilih calon atau golongan terntentu. Panwaslih Aceh, dalam hal ini
juga melakukan pengawasan terkait hal tersebut sebagai bagian dari
tugas tim pengawasan. Aceh dalam berita nasional disebutkan sebagai
daerah yang rawan isu SARA, hal ini karena pada pilkada 2017 lalu
58
muncul isu tersebut. Namun, penyelenggara pemilu menjamin bahwa
pada pemilu ini isu tersebut dapat diatasi.
1) Kerawanan-Kerawanan dan IKP
Adapun kerawanan terkait isu SARA yang mungkin timbul adalah
a) Adanya ujaran kebencian terkait kelompok tertentu;
b) Terpecahnya kelompok berdasarkan etnis dan golongan masing
masing.
2) Perencanaan Pengawasan
Dalam hal melakukan pencegahan untuk mengatasi isu SARA,
panwaslih Aceh melakukan beberapa kegiatan yaitu dengan
memberikan sosialiasi untuk mencegah hal tersebut ke unsur
masyarakat, LSM, dan partai politik. Selain itu, membuat billboard
yang berisi himbauan untuk menolak unsur SARA dalam pemilu
tahun 2019 dan melaporkan jika adanya SARA ke nomor kontak
panwaslih Aceh yang tertera di billboard.
b. Kegiatan Pengawasan
Adapun pencegahan yang dilakukan dengan Membuat desain
billboard terkait dengan SARA yang dipasang di setiap kabupaten dan
kota. Hal ini bertujuan untuk mengajak, menghimbau serta melaporkan
apabila masyarakat mengetahui adanya unsur SARA dalam kampanye
maupun dalam kegiatan lain yang berkaitan dengan proses pelaksanaan
pemilu tahun 2019.
c. Hasil-Hasil Pengawasan
Tidak ditemukan adanya pelanggaran dalam pemilu terkait
unsur SARA pada tingkatan pengawasan yang dilakukan oleh provinsi
Aceh. Pengawasan pada tingkat provinsi
d. Dinamika dan Permasalahan
59
Pada tingkatan provinsi tidak ditemukan adanya unsur SARA
pada pemilu Tahun 2019, akan tetapi ada bebebapa daerah yang
memiliki indikasi pelanggaran terkait dengan SARA seperti Aceh
Tenggara, Gayo Lues, Simeulue, Nagan Raya. Adapun langkah yang
ditempuh oleh Panwaslih Aceh adalah dengan menyurati panwaslih
kabupaten yang terindakasi adanya SARA untuk melakukan sosialisasi
anti politik SARA.
F.Supervisi Bawaslu Provinsi
1. Supervisi Pengawasan Rekapitulasi Hasil Pemungutan Dan Penghitungan
Suara Pemilu Tahun 2019
a. Kegiatan Supervisi Pengawasan Rekapitulasi Hasil Pemungutan Dan
Penghitungan Suara Pemilu Tahun 2019 Di Aceh Utara, Aceh Timur, Langsa,
Dan Aceh Tamiang.
Tabel 09. Laporan Hasil Monitoring dan Supervisi Pemungutan dan Perhitungan Suara Tahun 2019
No. Kabupaten/Kota Kegiatan Supervisi
1. Aceh Utara Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan Suara di Kabupaten Di Kabupaten Aceh Utara terdapat 2 (dua) Kecamatan yang yang berpotensi untuk dilakukan pemungutan suara ulang yaitu di Kecamatan Baktya, Desa Matang Ulim, di TPS 97 dan Kecamatan Nisam, Desa Meunasah Cut di TPS 38. Di Kecamatan Baktya di Desa Matang Ulim, didapatkan video dimana Ketua PPS menginstruksikan KPPS untuk membagi-bagikan surat suara yang lebih kepada para saksi dari partai-partai tertentu, sehingga para saksi-saksi tersebut mencoblos lebih dari 5 surat suara.
2. Aceh Timur Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan Suara di Kabupaten Aceh Timur, dilakukan pada Kecamatan Idi Rayeuk, pada Lapas Gampong di TPS 07 dan 08 dimana Ketua dan Anggota KIP Aceh Timur tidak mendistribusikan surat suara DPRD Kabupaten Aceh Timur. Terkait hal ini, terdapat potensi untuk dilakukan pemungutan suara lanjutan untuk surat suara DPRD yang belum dilaksanakan.
3.
Langsa Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan Suara di Kabupaten di Kota Langsa, dilakukan pada Kecamatan Langsa Kota di Gampong Blang Pase, terdapat kasus dimana Linmas TPS ikut membuka dan memegangi Surat Suara
60
ketika perhitungan di TPS 12. Ketika memegangi surat suara pelaku merusak surat suara dengan menggunakan ring cincin yang dibuat khusus dari bekas gantungan kunci yang dipakai di jarinya. Ada 9 surat suara DPRK yang setelah di periksa tercoblos lebih dari satu dimana 5 surat suara dinyatakan rusak. Dalam klarifikasinya Pelaku mengakui perbuatannya tersebut dan mengaku tim sukses salah satu caleg yang berasal dari Partai Golkar.
4. Aceh Tamiang Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan Suara di Kabupaten di Kabupaten Aceh Tamiang, Terdapat beberapa kasus terkait rekapitulasi suara antara lain : 1. Camat menginstruksikan untuk mengumpulkan salinan
form C-1 Plano di kantor dinasnya tanpa sepengetahuan dari Panwaslih Kabupaten/Kota Aceh Tamiang. Hal ini diselesaikan segera dimana Anggota Panwaslih Kabupaten/Kota Aceh Tamiang memberikan instruksi kepada Panwascam agar membawa salinan tersebut kembali ke kantor Panwaslih Aceh Tamiang.
2. Petugas KPPS dinilai banyak melakukan kesilapan dalam mengisi form C-1 Plano.
3. Pihak KIP mengarahkan tugas untuk pemberian salinan C-1 Plano kepada kepada PTPS.
4. Pada Kecamatan Bendahara petugas KIP tidak membuat berita acara terkait serah terima kotak suara dan perlengkapan lainnya.
5. Didapatkan beberapa pemilih yang terdaftar di dalam DPK yang tidak diberikan hak pilihnya ketika ingin memilih. Pihak KPPS menunda-nunda hak mereka untuk memilih yang seharusnya pada pukul 12.00 WIB
6. Didapatkan video testimoni dimana seorang Caleg memaksa pemilih dibawah umur untuk memilih di TPS 01 dengan menjanjikan sejumlah uang.
b. Kegiatan Supervisi Pengawasan Rekapitulasi Hasil Pemungutan Dan
Penghitungan Pemilu Tahun 2019 Di Aceh Selatan, Subulussalam, Aceh Barat
Daya, Dan Nagan Raya
Proses supervisi dilaksanakan dengan melakukan pertemuan dengan
Komisioner Panwaslih kabupaten/Kota dan perwakilan Panwascam tentang
proses pelaksanaan pemungutan suara yang sudah dilaksanakan ditingkat
TPS. Dalam pertemuan tersebut ditemukan beberapa hal yang menjadi
kendala dalam pelaksanaan pemungutan suara tersebut, antara lain:
61
Dokumen C1 Hologram tidak dimasukkan kedalam kotak suara, Hasil
penghitungan dalam dokumen C1 Plano beberapaTPS tidak disalin kedalam
Dokumen C1 Hologram oleh KPPS, beberapa perolehan suara sah masing-
masing Partai salah tulis dan salah jumlah, salinan C1 tidak diberikan kepada
P TPS dan petugas KPPS yang tidak disumpah oleh ketua KPPS, mengenai
kesalan penulisan jumlah padaa C1 aka dilakukan saran perbaikan ketika
proses rekap di Kecamatan.
Pimpinan Panwaslih Aceh (Fahrul RizHa Yusuf) dalam arahannya
menyampaikan kepada Ketua Panwaslih masing-masing Kabupaten/Kota
supaya melakukan komunikasi dengan pihak KIP Kab/Kota terkait dengan
dokumen salinan C1 yang belum diberikan. Sebab dokumen tersebut
merupakan alat yang akan digunakan pada saat pelaksanaan rekapitulasi
tingkat Kecamatan nantinya disamping juga akan digunakan apabila ada
gugatan di Mahkamah Konstitusi nantinya.
Disamping itu, tim supervisi juga akan melakukan pemdampingan
kepada Panwascam untuk melihat kebenaran salinan C1 yang sudah
diberikan, sebagai bentuk pencegahan awal sebelum proses pelaksanaan
rekapitulasi tingkat Kecamatan yang dilaksanakan oleh PPK. Demikian juga
halnya terhadap publikasi dokumen salinan C1 supaya diawasi dan
dilaporkan apakah ada ditempelkan atau tidak.
Adapun rincian kegiatan supervisi tersebut dipaparkan dalam bentuk
tabulasi sebagai berikut :
Tabel 10. Laporan Hasil Monitoring dan Supervisi Pemungutan dan Perhitungan Suara Tahun 2019
No. Kabupaten/Kota Kegiatan Supervisi
1. Kabupaten Nagan Raya Terdapat di beberapa TPS dimana Ketua KPPS tidak menyumpah Anggota KPPS saat awal agenda pemungutan suara
2. Kabupaten Aceh Barat Daya 1. Kecamatan Samatiga Dari hasil penegecekan salinan C1 di beberapa TPS terdapat jumlah suara yang tidak singkron, sehingga dapat diusulkan perbaikan ketika proses
62
rekap di Kecamatan. 2. Kecamatan Jeumpa
Hal yang sama juga terjadi pada salinan C1 di beberapa TPS di Kecamatan Jemupa, banyak jumlah suara yang tidak singkron.
3. Kecamatan Babah Roet Banyak jumah C1 yang tidak singkron, sehingga menyebabkan partai kehilangan/penambahan suara
3. Kabupaten Aceh Selatan C1 di beberapa TPS terdapat jumlah suara yang tidak sinkron, sehingga dapat diusulkan perbaikan ketika proses rekap di Kecamatan.
4. Kota Subulussalam Disalah satu kecamatan dimana C1 hologran tidak terdapat di dalam kotak dan ada pula KPPS yang memberikan salinan C1 kosong kepada saksi. Hal lain banyak pula jumlah suara yang tercatat pada salinan C1 tidak sinkron.
c. Kegiatan Supervisi Pengawasan Rekapitulasi Hasil Pemungutan Dan
Penghitungan Suara Pemilu Tahun 2019 Di Aceh Besar, Aceh Jaya, Dan
Aceh Barat
Tabel 11. Laporan Hasil Monitoring dan Supervisi Pemungutan dan Perhitungan Suara Tahun 2019
No. Kabupaten/Kota Kegiatan Supervisi
1. Aceh Besar 1. 19 April 2019 pukul 09.45 WIB ke Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar.
2. 19 April 2019 pukul 11.04 WIB ke Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar.
2. Aceh Jaya 1. 19 April 2019 pukul 14.27 WIB ke Kecamatan Jaya Kabupaten Aceh Jaya.
2. 19 April 2019 pukul 16.05 WIB ke Kecamatan Indra Jaya Kabupaten Aceh Jaya.
3. 19 April 2019 pukul 19.00 s.d. 20.23 WIB ke Kantor Panwaslih Kabupaten Aceh Jaya, di Calang Kabupaten Aceh Jaya.
3. Aceh Besar 1. 19 April 2019 pukul 22.22 WIB ke Kantor Panwaslih Kabupaten Aceh Barat, di Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
2. 20 April 2019 pukul 10.00 WIB mengisi FGD koordinasi rekapitulasi salinan C.1 oleh Panwascam se- Kabupaten Aceh Barat.
3. 20 April 2019 pukul 14.28 WIB ke Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat
4. 20 April 2019 pukul 15.26 WIB ke Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat
63
5. 21 April 2019 pukul 10.05 WIB ke Kecamatan Sama Tiga, Kabupaten Aceh Barat
6. 21 April 2019 pukul 11.35 WIB ke Kecamatan Arongan Lambalek, Kabupaten Aceh Barat.
d. Kegiatan Supervisi Pengawasan Rekapitulasi Hasil Pemungutan Dan
Penghitungan Suara Pemilu Tahun 2019 Di Kota Lhokseumawe, Bireuen,
Pidie Jaya, Dan Pidie
Tabel 12. Laporan Hasil Monitoring dan Supervisi Pemungutan dan Perhitungan Suara Tahun 2019
No. Kabupaten/Kota Kegiatan Supervisi
1. Kota Lhokseumawe Kegiatan Supervisi ini dilakukan dari wilayah Kota Lhokseumawe pada hari kamis tanggal 18 April 2019 dengan di mulai dari wilayah Kecamatan Muara 2 (Dua) yang dimana dalam supervisi tersebut terdapat beberapa peristiwa Yang dimana pada saat pemungutan dan perhitungan suara di TPS terdapat PTSP mengalami kehilangan kesadaran (pingsan) pada saat perhitungan suara (pada pukul 08.00 tanggal 18 April 2019) Adanya pembakaran ban mobil di depan TPS 6 Gampong Blang Pulo, Adanya beberapa jumlah mahasiswa yang hadir di TPS di Gampong Padang Sakti, Bathupat Barat, Bathupat Timur dan Blang Pulo yang meminta memilih dengan KTP-E namun tidak terdaftar pada DPTb, sehingga pengawas tidak memberikan ijin kepada seluruh mahasiswa tersebut untuk menggunakan hak suaranya. Kemudian di Kecamatan Blang Mangat tidak cukupnya surat suara di Desa Blang we Panjoe yang terdiri dari 67 surat suara DPD di TPS 2 dan 49 Presiden dan Wakil Presiden di TPS 3. Kemudian adanya adanya pengembalian form C6 yang dikembalikan kepada PPS oleh KPPS di TPS I sebanyak 29 lembar, TPS 2 sebanyak 10 lembar, dan TPS 3 sebanyak 14 lembar. Hal tersebut tidak tersalurkan kepada pemilih sehingga dikembalikan kepada PPS. Selanjutnya di Kecamatan Muara Dua terdapat kesalahan surat suara yang terdapat di dalam kotak surat DPRA yang di dalamnya terisi surat suara DPRK pada TPS 14 di gampong Teungkot. Adanya kekurangan surat suara DPR RI sebanyak 25 lembar di TPS 1 dan 120 lembar di TPS 2 di Gampong Paya Bili dan kemudian ditangani oleh Panwascam dengan memberitahukan kepada PPK dan PPS wilayah tersebut. Adanya kekurangan surat suara DPD RI sebanyak 100 lembar di TPS 1 di Gampong Paya Bili dan kemudian ditangani oleh KPPS dengan memberitahukan kepada
64
PPK dan PPS wilayah tersebut. Adanya pemungutan suara ulang (PSU) pada TPS 1 digampong Mesjid Cunda di Kecamatan Muara 2 dikarenakan adanya penyalahgunaan form C6 yang dipakai oleh orang lain dan bukan pemilih sebenarnya. Kemudian supervisi di lanjutkan pada kecamatan Banda Sakti dimana peristiwa yang terjadi adanya kesalahan penulisan penjumlahan pada salinan C1 sehingga berbeda dengan hasil akhir perolehan yang tertulis.
2. Kabupaten Bireuen Kegiatan Supervisi di Kabupaten Bireuen dilakukan pada hari jum’at tanggal 19 April 2019 dimana terdapat peristiwa adanya kontak fisik antara masyarakat dengan KPPS yang terjadi di Gampong Tanjung Beridi Kecamatan Pesangan, hal tersebut dikarenakan pemilih marah karena tidak dapat menggunakan hak pilihnya, karena KPPS tersebut tidak dapat memberikan karena telah lewat waktu. Namun kecamatan lainnya terdapat beberapa kendala yang sama dimana terdapat kesalahan penulisan penjumlahan pada salinan C1 sehingga berbeda dengan hasil akhir perolehan yang tertulis.
3. Kabupaten Pidie Jaya
Supervisi yang dilakukan di Kabupaten Pidie Jaya yang dimana dengan mendatangani proses rekapitulasi suara di tingkat kecamatan yang terdiri dari kecamatan Jangka Buya dan Peulimbang, dimana pada saat rekapitulasi di kecamatan saksi dari partai politik tidak membawa mandat.
4. Kabupaten Pidie Supervisi dilakukan ke Kabupaten Pidie, dimana kegiatannya itu langsung turun ke Kecamatan Muara Tiga yang dimana terdapat beberapa salinan DPT yang tidak tempelkan di TPS, kemudian adanya kesalahan yang dilakukan oleh KPPS dengan menggunakan salinan DAA-1 dan bukan salinan form C1, sehingga perlu adanya penambahan salinan DAA tersebut berjumlah sebanyak 365 yang dicetak oleh KIP dan penggunaannya tergantung kebutuhan dilapangan. Kemudian di Kecamatan Grong-grong adanya kesalahan penulisan penjumlahan pada salinan C-1 sehingga berbeda dengan hasil akhir perolehan yang tertulis dan di kecamatan Padang Tiji tidak tersalurkannya form C-6 kepada masyarakat sebanyak 166 lembar yang tersebar di 64 desa dikarenakan sudah banyak yang pindah pilih/domilisi/tidak berada di tempat dan kuliah.
e. Kegiatan Supervisi Pengawasan Rekapitulasi Hasil Pemungutan Dan
Penghitungan Suara Pemilu Tahun 2019 Di Kabupaten Bener Meriah,
Aceh Tengah, Gayo Lues, Aceh Tenggara, dan Aceh Singkil
65
Tabel 13. Laporan Hasil Monitoring dan Supervisi Pemungutan dan Perhitungan Suara Tahun 2019
No. Kabupaten/Kota Kegiatan Supervisi
1. Bener Meriah dan Aceh Tengah
1. Pada tanggal 19 April 2019 melakukan pertemuaan supervisi di sekretariat Panwaslih Bener Meriah yang di hadiri oleh Ketua dan Anggota Panwaslih Kab. Benermeriah beserta Korsek serta seluruh staf yang ada;
2. Melakukan pertemuaan supervisi di sekretariat Panwaslih Kab. Aceh Tengah yang di hadiri oleh Ketua dan anggota Panwaslih Kab. Benermeriah dan korsek serta seluruh staf dan dihadiri oleh Ketua dan anggota Panwascam 4 Kecamatan;
3. Pokok pembahasan dan penyampaian supervisi antara lain: Melakukan identifikasi masalah dan menyelesaikan laporan dan temuan dugaan pelanggaran pemilu yang terjadi saat pemungutan dan penghitungan suara di TPS pada tanggal 17 April 2019 di Kab. Benermeriah 1) Pengawas TPS harus mendapatkan seluruh C-1
di masing-masing wilayah tugasnya; 2) Pengawas TPS harus mengupload C-1 plano dan
mengirmkan ke aplikasi siwaslu; 3) C-1 yang belum ditandatangan basah oleh KPPS
agar diverifikasi ulang untuk mendapatkan tandatangan basah;
4) Meminta Pengawas TPS untuk memeriksa secara teliti dan cermat hasil C-1 yang diperoleh sesuia dengan C-1 asli yang dimiliki oleh KPPS/yang akan disampaikan kepada PPK dan yang diberikan kepada saksi;
5) Pengawas TPS Mendorong secara aktif agar KPPS menyampaikan C-1 kepada saksi peserta pemilu yang hadir pada saat pemungutan dan penghiitungan suara;
6) Menyampaikan secara teknis bagaimana melakukan supervisi pengawasan dan Panwascam mengoptimalkan perana dalam mengawasi rekapitulasi penghitungan suara TPS tingkat kecamatan sesuai dengan ketentuan dan aturan.
4. Ketua dan anggota Panwaslih kabupaten agar mempersiapkan laporan hasil pengawasan sesuai dengan template untuj kebutuhan keterangan tertulis PHPU sesuai dengan instruksi Panwaslih Aceh dan surat edaran Bawaslu RI.
2. Gayo Lues 1. Pada tanggal 20 April 2019 melakukan pertemuan supervisi di sekretariat Panwaslih Gayolues;
2. Pokok pembahasan dan penyampaian supervisi
66
antara lain: a. Melakukan identifikasi masalah dan
menyelesaikan laporan dan temuan dugaan pelanggaran pemilu yang terjadi saat pemungutan dan penghitungan suara di TPS pada tanggal 17 April 2019 di Kab. Gayo Lues;
b. Memastikan Panwaslih kabupaten melakukan konsolidasi pengawasan paska pemungutan dan penghitungan suara di TPS, khususnya yang terkait dengan data C-1 yang harus diperoleh oleh pengawas Pemilu Menyampaikan secara teknis bagaimana melakukan supervisi pengawasan dan Panwascam mengoptimalkan perana dalam mengawasi rekapitulasi penghitungan suara TPS tingkat kecamatan sesuai dengan ketentuan dan aturan;
c. Melakukan pembahasan tentang rencana pengawasan terhadap 1 TPS yang dilaksanakan PSU di kab Gayolues.
3. Pukul 13.00 – 17.00 WIB Melakukan pengawasan langsung proses pelaksanaan rekapitulasi di kecamatan Puteri Betung
3. Aceh Tenggara 1. Pada tanggal 21 April 2019 melakukan pertemuan supervisi di sekretariat Panwaslih Aceh Tenggara
2. Pokok pembahasan dan penyampaian supervisi antara lain: a. Melakukan identifikasi masalah dan
menyelesaikan laporan dan temuan dugaan pelanggaran pemilu yang terjadi saat pemungutan dan penghitungan suara di TPS pada tanggal 17 April 2019 di Kab. Aceh Tenggara
b. Melakukan pembahasan tentang adanya dugaan pelanggaran pemilu di salah satu TPS yang ada di Kabupaten Aceh Tenggara
3. Pukul 13.00 – 16.00 WIB Melakukan pengawasan langsung proses pelaksanaan rekapitulasi di kecamatan Babul Makmur
4. Pukul 16.00 – 18.00 WIB Melakukan pengawasan langsung proses pelaksanaan rekapitulasi di kecamatan Leuser
4. Aceh Singkil 1. Melakukan pertemuan supervisi di sekretariat Panwaslih Aceh Singkil;
2. Pokok pembahasan dan penyampaian supervisi antara lain:
a. Melakukan pembahasan tentang tata administrasi dan manajemen perkantoran di lingkungan sekretariat Panwaslih Kabupaten Aceh Singkil;
67
b. Melakukan identifikasi masalah dan menyelesaikan laporan dan temuan dugaan pelanggaran pemilu yang terjadi saat pemungutan dan penghitungan suara di TPS pada tanggal 17 April 2019 di Kab. Aceh Tenggara.
3. Pukul 09.00 – 10.30 WIB Medampingi pengawasan langsung proses pelaksanaan rekapitulasi di kecamatan Simpang Kanan;
4. Pukul 10.30 – 12.00 WIB Mendampingi pengawasan langsung proses pelaksanaan rekapitulasi di kecamatan Gunung Meriah;
5. Pukul 16.00 – 18.00 WIB Melakukan pengawasan langsung proses pelaksanaan rekapitulasi di Kecamatan Singkil Utara
2. Supervisi Pengawasan Pemungutan Suara Ulang Dan Pemungutan Suara
Lanjutan Di Pemilu Tahun 2019 Provinsi Aceh
Tabel 14. Laporan Hasil Keseluruhan Rekomendasi PSU dan PSL Provinsi Aceh
No Kab/Kota LOKASI
Penyebab Keterangan TPS Kel/ Desa Kecamatan
1 Banda Aceh 8 Gampong
Keuramat
Kuta Alam Terdapat pemilih atas nama
Yuniar diduga menggunakan
C6 palsu
PSU
6 Lamteumen
Timur
Jaya Baru pemilih yang menggunakan C6
milik orang lain di yang mana
orang tersebut telah
meninggal dunia.
PSU
2 Aceh Besar 3 Lam Bheu Darul Imarah KPPS memberikan surat suara
kepada Pemilih lebih dari 1 hak
pilih
PSU
3 Langsa 12 Blang Paseh Langsa Kota Pengrusakan surat suara oleh
Linmas TPS
PSU
4 Gayo Luwes 1 Cinta Maju Blang
Pegayon
Pemberian kertas suara calon
anggota DPRRI, DPD RI, DPRA
DAN DPRK kepada pemilih
PSU
68
pindahan dari luar provinsi
5 Aceh Utara 97 Matang
Ulim
Baktiya Pencoblosan Lebih dari satu
kali oleh para saksi parpol
PSU
38 Meunasah
Cut
Nisam Pencoblosan Lebih dari satu
kali oleh para saksi parpol dan
KPPS
PSU
6 Aceh
Tamiang
1 Baboo Bandar
Pusaka
Pencobosan dilakukan oleh
seseorang yang tidak memiliki
hak pilih dengan menggunakan
C6 milik orang lain
PSU
7 Lhokseuma
we
1 Meunasah
Mesjid
Muara Dua adanya pemilih yang
menggunakan C6 milik orang
lain
PSU
8 Simeulue 4 Suka Jaya Simeuleu
Timur
Terdapat pemilih yang
terdaftar di DPT TPS lain.
Memberkan suaranya di TPS 4
Desa Suka Jaya tanpa adanya
Form A5 sehinga dimasukkan
dalam DPK namun diberi 5
jenis surat suara
PSU
2 Kuala
Makmur
Simeuleu
Timur
Terdapat pemilih yang
terdaftar di DPT TPS lain.
Memberkan suaranya di TPS 2
Desa Kuala Makmur tanpa
adanya Form A5 sehinga
dimasukkan dalam DPK namun
diberi 5 jenis surat suara
PSU
1 Badegong Teupah
Selatan
Terdapat pemilih yang tidak
terdaftar dalam DPT (KTP
Lombok) memilih di TPS 1 Desa
Badegong dengan 3 jenis surat
suara
PSU
69
1 Pasir Tinggi Teupah
Selatan
Terdapat pemilih yang tidak
terdaftar dalam DPT (KTP
Sumbay) memilih di TPS 1 Desa
Pasir Tinggi dengan 4 jenis
surat suara
PSU
2 Kuala Baru Teluk Dalam Terdapat pemilih yang tidak
terdaftar dalam DPT (KTP
Layabaung) memilih di TPS 2
Desa Kuala Baru dengan 5 jenis
surat suara.
PSU
1 Meunafa Salang Terdapat pemilih yang tidak
terdaftar dalam DPT (KTP Aceh
Barat) memilih di TPS 1 Desa
Meunafa dengan 5 jenis surat
suara.
PSU
9 Pidie Jaya 1 Meunasah
Balek
Meureudu adanya Pemilih yang
mencoblos lebih dari satu kali
dan tidak terdaftar dalam
DPT,DPTb dan DPK TPS 01
Gampong Meunasah Balek Kec
Meureudu. Pelaku membawa
C 6 memilih di TPS 02 Kemudia
Pelaku kembali melakukan
pencolosan ke dua kali di TPS
01 dengan menggunakan KTP
EL
PSU
1 Paru Keude Bandar Baru terdapat pemilih yang memilih
lebih dari satu kali di TPS
berbeda
PSU
2 Paru Keude Bandar Baru terdapat pemilih yang memilih
lebih dari satu kali di TPS
berbeda
PSU
3 Paru Keude Bandar Baru terdapat pemilih yang memilih PSU
70
lebih dari satu kali di TPS
berbeda
4 Paru Keude Bandar Baru terdapat pemilih yang memilih
lebih dari satu kali di TPS
berbeda
PSU
5 Paru Keude Bandar Baru terdapat pemilih yang memilih
lebih dari satu kali di TPS
berbeda
PSU
6 Paru Keude Bandar Baru terdapat pemilih yang memilih
lebih dari satu kali di TPS
berbeda
PSU
7 Paru Keude Bandar Baru terdapat pemilih yang memilih
lebih dari satu kali di TPS
berbeda
PSU
8 Paru Keude Bandar Baru terdapat pemilih yang memilih
lebih dari satu kali di TPS
berbeda
PSU
10 Aceh Timur 7 Gampong
Jalan
(Lapas)
Idi Rayeuk tidak terdistribusnya surat
suara Dewan Perwakilan
Rakyat Kabupaten (DPRK)
PSL
8 Gampong
Jalan
(Lapas)
Idi Rayeuk tidak terdistribusnya surat
suara Dewan Perwakilan
Rakyat Kabupaten (DPRK)
PSL
Keterangan:
Jumlah total rekomendasi yang disampaikan di Provinsi Aceh berjumlah 24 (dua puluh
empat) Pemungutan Suara Ulang (PSU) dan 2 (dua) Pemungutan Suara Lanjutan (PSL).
Adapun jumlah rekomendasi yang diterima dan dilaksanakan berjumlah 12 (dua belas) PSU
dan 2 (dua) PSL sedangkan 12 rekomendasi PSU tidak dilaksanakan.
a. Supervisi dan Monitoring Pemungutan Suara Ulang di Kabupaten Aceh
Utara, Kecamatan Nisam, Gampong Meunasah Cut, TPS 38
Adapun kronologis dikeluarkannya rekomendasi dan terjadinya
Pemungutan Suara Ulang adalah sebagai berikut.
71
1) Bahwa pada saat PTPS sedang istirahat dan melakukan ibadah shalat
dzuhur pada pukul 12.45 Wib, Ketua KPPS di TPS 38 sebagai pelaku
membagikan surat suara tingkat DPRK kepada beberapa saksi dan
peserta Pemilu yang hadir.
2) Bahwa Video kejadian tersebut beredar luas pada media sosial (dalam
hal ini Facebook) Pada saat Pemungutan Suara Ulang dilaksanakan,
penyebar video tersebut tidak berada di Gampong Meunasah Cut.
Video tersebut kemudian dijadikan informasi awal bagi pengawas
dalam melakukan investigasi yang pada pada kesimpulannya pengawas
mengeluarkan rekomendasi untuk melakukan Pemungutan Suara
Ulang.
Pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang:
1) Bahwa Pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang ini dilakukan pada hari
Selasa, tanggal 23 April 2019 di TPS 38 Kecamatan Nisam Gampong
Meunasah Cut, Kabupaten Aceh Utara.
2) Bahwa rincian pemilih adalah sebagai berikut. DPT berjumlah 200
Orang, Undangan C-6 yang dapat disebarkan kepada Pemilih berjumlah
157 Undangan, sedangkan 43 lembar C-6 undangan dikembalikan
kepada PPS sehari sebelum pelaksanaan PSU dikarenakan Pemilih tidak
berada di tempat.
3) Kehadiran Pemilih sampai jam 13.00 Wib, berjumlah 125, sedangkan
pada hari Rabu tanggal 17 April 2019 berjumlah 141 Pemilih, sehingga
terdapat penurunan Pemilih sebanyak 16 Pemilih.
Evaluasi Pengawasan dari kejadian di TPS 38 pada hari pemungutan suara
ulang:
72
1) Setelah antrian Pemilih sudah habis diatas jam 13.00 waktu setempat,
maka KPPS disaksikan oleh PTPS dan Saksi wajib memberi tanda palang
pada sisa surat suara yang ada agar tidak dapat disalahgunakan.
2) Pengawas dapat berkerjasama dengan Pemantau atau Pihak Keamanan
agar dapat memantau situasi TPS ketika PTPS sedang beristirahat pada
jam istirahat.
b. Supervisi dan Monitoring Pemungutan Suara Ulang di Kabupaten Aceh
Utara, Kecamatan Bakhtiya, Gampong Matang Ulim, TPS 97
Adapun kronologis dikeluarkannya rekomendasi dan terjadinya
Pemungutan Suara Ulang adalah sebagai berikut:
1) Dugaan pencoblosan lebih dari 1 (satu) kali yang dilakukan oleh para
saksi Partai Politik dan KPPS, dimana kejadian tersebut di saksikan
langsung oleh Ketua Panwascam Kecamatan Bakhtiya bersama
beberapa saksi yang melihat kejadian tersebut antara lain PTPS, PPG
dan semua anggota KPPS.
2) Atas kejadian tersebut PTPS mengeluarkan surat rekomendasi hasil
penelitian dari catatan pengawasan yang telah dilakukan dan diajukan
kepada Panwascam untuk melakukan pengusulan PSU kepada PPK di
TPS tersebut. Selanjutnya PTPSP juga mengirimkan surat hasil
pengawasan terhadap kajian penelitian pada Panwascam yg
selanjutnya Panwascam memberikan rekomendasi PSU kepada PPK.
Selanjutnya rekomendasi tersebut diajukan ke KIP Kab. Aceh utara yang
kemudian dilanjutkan dengan dikeluarkannya surat putusan
pelaksanaan PSU dengan pada hari selasa tanggal 23 april 2019.
Pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang:
1) Undangan Pemilih
73
Keseluruhan undangan (C-6) yang disampaikan kepada masyarat
berjumlah 172 dari 172 DPT yang ada pada tempat tersebut.
2) Kehadiran Pemilih
Pada pukul 08.00 Wib Pemungutan Suara Ulang tersebut dimulai dan
dihadiri oleh para warga yang telah menunggu sejak jam 07.30 Wib.
Kemudian pada pukul 12.00 KPPS mengumumkan kepada pemilih yang
berstatus sebagai DPK untuk melakukan pendaftaran dan
pencoblosan. Acara PSU di saksikan juga oleh jajaran Polres Aceh
Utara dalam hal ini disaksikan oleh Kapolres Aceh Utara.
3) Partisipasi Pemilih
Jumlah Pemilih yang hadir dalam Pemungutan Suara Ulang berjumlah
sebanyak 135 DPT dan 6 DPK sehingga jumlah totalnya adalah 141.
Berselisih 1 Jumlah Pemilih dengan pada Pemungutan Suara tanggal
17 April 2019.
c. Supervisi dan Monitoring Pemungutan Suara Ulang di Kabupaten Gayo
Lues, Kecamatan Blangpegayon, Desa Cinta Maju, TPS 01
Adapun kronologis dikeluarkannya rekomendasi dan terjadinya
Pemungutan Suara Ulang adalah sebagai berikut.
1) Bahwa terdapat dugaan pencoblosan surat suara oleh pemilih yang
berstatus sebagai DPTb yang berasal dari Medan akan tetapi terdaftar
sebagai DPT di TPS 01 Kecamatan Blangpegayon Desa Cinta Maju.
Sehingga Pelaku yang seharusnya hanya mendapatkan 1 jenis surat
suara di dalam pemungutan tetapi didalam pelaksanaannya pelaku
mendapatkan 5 jenis surat suara.
2) Bahwa atas kejadian tersebut PTPS mengeluarkan surat rekomendasi
hasil penelitian dari catatan pengawasan yang telah dilakukan dan
diajukan ke KPPS untuk melakukan pengusulan PSU ke PPK di TPS
74
tersebut. Selanjutnya PTPS juga mengirimkan surat hasil pengawasan
terhadap kajian penelitian pada Panwascam, yang selanjutnya
Panwascam memberikan rekomendasi PSU kepada KPPS. Pihak KPPS
mengusulkan rekomendasi PSU ke PPK, kemudian diajukan ke KIP
Kab. Gayo Lues, dan KIP Gayo Lues menerima rekomendasi tersebut
dan mengeluarkan putusan pelaksanaan PSU yang ditetapkan dan
akan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 25 April 2019 di TPS 01
Kecamatan Blangpegayon.
Pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang:
1) Bahwa Pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang ini dilakukan pada hari
Kamis, tanggal 25 April 2019 di TPS 01 Kecamatan Blangpegayon Desa
Cinta Maju Kabupaten Gayo Lues.
2) Bahwa rincian Pemilih pada TPS 01 Kecamatan Blangpegayon Desa
Cinta Maju adalah sebagai berikut : DPT berjumlah 169 Orang, DPTb
berjumlah 1 orang, dan DPK yang terdaftar pada pemungutan
sebelumnya 2 Orang. Distribusi undangan (C-6) disebarkan seluruhnya
kepada Pemilih. Rincian kehadiran Pemilih sampai jam 13.00 Wib
antara lain sebagai berikut. DPT berjumlah 143 Orang, DPTb berjumlah
1 Orang, dan DPK berjumlah 13 Orang, total keseluruhannya
berjumlah 157 Pemilih. Sedangkan pada pemungutan sebelumnya di
tanggal 17 April 2019, total Pemilih DPT, DPTb, dan DPK berjumlah 164
Pemilih, sehingga terdapat penurunan Pemilih sebanyak 7 Pemilih.
Evaluasi Pengawasan dari kejadian di TPS 01 pada hari Pemungutan Suara
Ulang:
1) Setelah antrian Pemilih sudah habis diatas jam 13.00 waktu setempat,
maka KPPS disaksikan oleh PTPS dan Saksi wajib memberi tanda
75
palang pada sisa surat suara yang ada agar tidak dapat
disalahgunakan.
2) Pengawas dapat berkerjasama dengan Pemantau atau Pihak
Keamanan agar dapat memantau situasi TPS 01 ketika PTPS sedang
beristirahat pada jam-jam istirahat.
76
BAB III. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil laporan-laporan pengawasan keseluruhan jadwal dan
tahapan, dapat disimpulkan bahwa Panwaslih Provinsi Aceh (dalam hal ini divisi
pengawasan) overall telah melakukan tugas, kewajiban, dan fungsi dengan baik,
aman, lancar, sistematis, dan profesional. Namun memang masih terdapat
beberapa permasalahan-permasalahan teknis di lapangan yang bertentangan
dengan aturan-aturan kepemiluan, akan tetapi hal tersebut tidak dapat dijadikan
hambatan bagi Panwaslih Provinsi Aceh dalam menjalankan tugas, fungsi, dan
kewajibannya sebagai salah satu lembaga yang diberikan kewenangan untuk
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Pemilu tahun 2019.
Berdasarkan hasil koordinasi dan kerjasama dengan lembaga-lembaga yang
memiliki kaitan dengan Pemilu seperti Kepolisian, Kejaksaan, dan Lembaga
Kemasyarakatan yang turut aktif dalam mengawasi Pemilu telah memberikan
dampak yang positif dalam pelaksanaan Pengawasanm dan penyelesaian
masalah yang timbul pada saat proses tahapan Pemilu berlangsung.
B. REKOMENDASI
Panwaslih Provinsi Aceh merekomendasikan beberapa hal sebagai berikut :
1. Melakukan evaluasi terkait aturan-aturan Pemilu yang masih belum sinkron
dengan pelaksanaan teknis-teknis sesuai dengan kondisi yang terjadi di
lapangan.
2. Mensinkronisasikan aturan-aturan kepemiluan dengan aturan-aturan yang
berlaku pada lembaga-lembaga yang telah ditentukan secara undang-
undang turut membantu tugas Panwaslih, sehingga tidak terjadi tumpang
tindih atau benturan antar aturan yang berlaku.