laporan agregasi tanah
-
Upload
arifa-zuchrotunnisa -
Category
Documents
-
view
172 -
download
5
Transcript of laporan agregasi tanah
![Page 1: laporan agregasi tanah](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082319/55721096497959fc0b8d6753/html5/thumbnails/1.jpg)
ACARA I
AGEGRASI PARTIKEL TANAH
I. TUJUAN
1. Mengetahui peranan mikroorganisme tanah dalam proses pembentukan agregasi
tanah.
2. Mengetahui aktivitas mikroorganisme dalam mendekomposisi bahan organik
dalam tanah.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Peranan utama organisme tanah adalah untuk mengubah bahan organik, baik segar
maupun setengah segar atau sedang melapuk, sehingga menjadi bentuk senyawa lain yang
bermanfaat bagi kesuburan tanah (Hakim, 1986).
Bila kita membahas tentang aktivitas mikrobia yang mempengaruhi agregasi
tanah, kita harus ingat bahwa istilah ini dalam kenyataannya menyatakan aktivitas yang
beragam berdasarkan waktu oleh berbagai mikroorganisme, termasuk beribu-ribu spesies
bakteri, jamur, aktinomicetes, dan sebagainya. Hal yang terutama penting adalah bakteri
rizosferik, yang berkembang dengan hubungannya dengan perakaran tanaman-tanaman
tertetu, juga jamur yang seringkali memmbentuk jaringan perekat yang luas dari filament
lembut yang dikenal dengan miselia atau hifa. Komposisi mikrofauna dan mikroflora
tanah tergantung pada kondisi panas dan kadar air, pH tanah, tekanan oksidasi-reduksi,
kondisi unsure hara bahan tanah dan tipe serta jumlah bahan organic yang ada (Hillel,
1982).
Dalam tanah bakteri terdapat sebagai tikar, gumpalan dan benang, disebut koloni
yang terdapat disekeliling butir tanah dimana terdapat bahan makanan dan syarat-syarat
lain yang menguntungkan. Campuran mineral dan bahan miniral koloida yang seperti
agar-agar, merupakan medium bagi perkembangan yang ideal. Sementara gejala alami
maupun bukan cenderung menyebar organisme tersebut diseluruh tanah, kebanyakan
kiloni membesar, berfungsi dan mati ditempat asalnya. Keadaan mereke tergantung dari
keadaan tanah, khususnya persediaan makanan. Banyak bakteri tanah yang sangggup
menghasilkan spora atau sejenis bagian tubuh yang tahan keadaan yang sangat buruk,
![Page 2: laporan agregasi tanah](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082319/55721096497959fc0b8d6753/html5/thumbnails/2.jpg)
keduanya menghasilkan suatu stadium istirahat. Kemampuan tersebut penting artinya,
karena memungkinkan kesanggupan bertahan di dalam keadaan yang sangat buruk
(Buckman, 1982). Menurut Hakim, 1986, peranan bakteri sangat penting dalam tanah
karena ia turut dalam semua perubahan bahan organik, ia memonopoli dalam reaksi
enzimatik seperti nitrifikasi, oksidasi bakteri dan fiksasi nitrogen. Bila proses ini
terganggu maka keseluruhan kehidupan tumbuhan akan terganggu. Peranan bakteri ini
sangat dipengaruhi oleh factor lingkungan seperti kelembaban, oksigen (aerase), suhu,
bahan organic, pH, dan kalsium dapat ditukar. Fungi merupakan jasad renik yang dapat
menghancurkan selulosa, zat patui, gum, lignin dan senyawa organic yang mudah
dikomposisikan seperti protein dan gula. Oleh karenanya dalam pembentukan humus dan
agregasi tanah fungi lebih berperan daripada bakteri, terutama dalam suasana masam.
Mikroflora tanah terdiri dari kebanyakan atas bakteri, aktinomicetes, fungi dan
algae. Suatu taksiran cacah rerata dalam tiap gram tanah ialah bakteri 109, aktinomisetes
107, fungi 106 dan algae 105. Cacah bervariasi besar dari tempat ke tempat dan adri musim
ke musim. Taksiran jumlah bobot hidup rerata tiap hektar dalam lapis olah tanah, ialah
bakteri 0,6 Mg (megagram=ton), aktinomisetes 0,8 Mg, fungi 1,1 Mg dan algae 0,2 Mg
(Tamhane dkk, 1966 cit. Notohadiprawiro, 1998). Meskipun bakteri bercacah terbanyak,
akan tetapi jumlah bobot hidupnya kecil. Sebaliknya, fungi yang cacah hidupnya jauh
dibawah bakteri mempunyai jumlah bobot hidup terbesar. Dari segi kegiatan, besar
populasi lebih menentukan daripada jumlah bobot hidup.
Menurut Notohadiprawiro, 1998, Dalam pembicaraan tentang tanah sebagai
ekosistem telah dijelaskan bahwa tanah bukan masaa mati. Ada kehidupan dalam tanah
berupa akar tumbuhan dan flora serta fauna tanah. Sehubungan produksi enzim, CO2, dan
beraneka zat organic, kehidupan dalam tanah bertanggungjawab atas terjadinya banyak
alihragam fisik dan kimia. Sifat dan tampakan tanah yang mengimplikasikan kegiatan
hayati ialah nisbah C/N, kadar bahan organic atau kandungan biomassa tiap satuan
luas/volume tanah, tingkat perombakan bahan organic, pembentukan krotovina, dan
permintaan oksigen hayati (biological oxygen demand, BOD).
Pergerakan udara tanah dan air di dalam tanah dikendalikan oleh struktur tanah.
Sedangkan struktur tanah tergantung dari agregat-agregat partikel tanah yang stabil.
Agregat tanah adalah kelompok partikel-partikel tanah yang terdapat secara alami yang
![Page 3: laporan agregasi tanah](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082319/55721096497959fc0b8d6753/html5/thumbnails/3.jpg)
memiliki gaya pengikat yang kuat antara satu dengan yang lainnnya. Bahan organik tanah
meliputi humus, polisakarida, dan poliuronida yang dihasilkan oleh mikroorganisme tanah
membantu merekatkan partikel-partikel tanah bersama-sama sementara jamur berbenang
memberikan tambahan sokongan mekanis. Beberapa peneliti menemukan bahwa pengaruh
agregat terhadap berbagai kelompok mikroorganisme tanah yang berbeda-beda dapat
dibedakan tingkatannnya dalam urutan sebagai berikut yaitu : jamur > streptomices >
bakteri penghasil perekat > khamir. Rhizopus, Mucor, Chaetomium, Fusarium,
Cladosporium, Aspergillus, dan Rhizoctonia yang tumbuh cepat merupakan contoh-
contoh yang baik dari jamur-jamur yang mensrekesikan perekat dan memberikan
sokongan mekanis untuk merekatkan partikel-pertikel tanah. Contoh-contoh bakteri yang
menghasilkan sejumlah perekat yang cukup berarti adalah Azotobacter, Beijerinckia,
Rhizobium, Xanthomonas, dan Bacillus (Rao, 1994).
III. METODOLOGI
1. Alat:
- Gelas benda
- Gelas beaker 100ml
- Kertas saring
- Batang pengaduk
2. Bahan:
- Sampel tanah(steril)
- Kultur Pseudomonas sp. Dan Aspergillus sp.
- Larutan sukrosa 20%
- Larutan garam
- Aquades 5ml
3. Cara kerja
Kultur Pseudomonas sp.200 g sampel tanah+aquades + Aspergillus sp. gelas benda + tutup dengan
kertas saring
lar. Sukrosa15ml + lar.garam5ml inkubasi
4 minggu amati
![Page 4: laporan agregasi tanah](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082319/55721096497959fc0b8d6753/html5/thumbnails/4.jpg)
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Jenis TanahMikroorganisme yang ada
dalam tanahTingkat Kekeruhan
UltisolBakteri (Pseudomonas sp.) ++
Jamur (Aspergillus sp.) _
EntisolBakteri (Pseudomonas sp.) +++
Jamur (Aspergillus sp.) +
VertisolBakteri (Pseudomonas sp.) -
Jamur (Aspergillus sp.) -
Bakteri (Pseudomonas sp.) Jamur (Aspergillus sp.)
B. Pembahasan
Praktikum Bioligi Tanah acara I, “Agregasi Partikel Tanah” bertujuan untuk
mengetahui perbedaan hasil pembentukan tanah dengan inokulasi Bakteri (Pseudomonas
sp.) dan Jamur (Aspergillus sp.) Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa tanah yang
diinokulasikan dengan Pseudomonas sp dan Aspergillus sp mempunyai perbedaan tingkat
kekeruhan. Tingkat kekeruhan menunjukkan kecepatan proses pengendapan tanah.
Semakin tinggi tingkat agregasi tanah, maka sifat koloid tanahnya akan semakin baik.
![Page 5: laporan agregasi tanah](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082319/55721096497959fc0b8d6753/html5/thumbnails/5.jpg)
Hasil ekskresi dari organisme yang mempunyai sifat sebagai bahan perekat akan memacu
pembentukan agregasi.
Jamur mempunyai kecenderungan untuk membentuk agregat yang baik, dimana
agregat yang terbentuk tidak mudah pecah dengan ukuran diameter partikel antara 4-6 mm
dan sifat morfologinya tidak teratur. Hal ini disebabkan jamur membentuk benang-benang
halus yang mengikat pertikel tanah mebentuk agregat tanah yang tersusun lebih kuat
daripada agregat bentukan bakteri. Morfologi jamur sendiri terdiri dari bagian tubuh atau
talus yang terdiri dari dua bagian yaitu miselium dan spora. Miselium merupakan
kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa.
Sedangkan agregat tanah dengan inokulasi Bakteri (Pseudomonas sp.) lebih halus
karena agregat tanah tersebut disatukan oleh tubuh bakteri (tubuh bakteri berfungsi
sebagai perekat) atau bisa juga lendir yang dihasilkan oleh bakteri atau juga bekteri fibrik
yang dapat menghasilkan senyawa polisakarida.
Tanah entisol mempunyai tekstur dominasi pasiran sehingga mempunyai ruang
pori yang besar, dimana dimana ruang antar lapisan mineral liat menyababkan koloid liat
menyerap air. Berbeda dengan tanah ultisol dan tanah vertisol yang mempunyai tekstur
dominasi debu dan lempung. Perbedaan sifat tekstur ini memberikan perbedaan tingkat
kekeruhan.
Diperkirakan 60-80% metabolisme dalam tanah adalah hasil aktivitas mikroflora
tanah, berarti jauh lebih besar daripada kelompok fauna. Dalam hal ini mikroflora
didomonasi oleh bakteri (Hakim, 1986). Proses pendekomposisisan bahan organik dapat
dibagi menjadi tiga tahap besar yaitu pelindian oleh air, fragmentasi oleh binatang tanah,
dan terjadinya perubahan komposisi kimia. Dengan adanya air akan melarutkan senyawa-
senyawa sehingga ketersediaan air merupakan proses awal yang sangat penting dalam
proses dekomposisi bahan organic. Dalam tanah, sisa-sisa tanaman segar diubah menjadi
bagian-bagian kecil oleh nematode, keong, bekicot, serangga, rayap, dan tikus. Proses
fragmentasi oleh binatang tanah ini akan meningkatkan luas permukaan dan terjadi
perubahan komposisi dari senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana.
Tahap terakhir adalah terjadinya perubahan komposisi kimia karena pengaruh aktivitas
mikriorganisme.
![Page 6: laporan agregasi tanah](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082319/55721096497959fc0b8d6753/html5/thumbnails/6.jpg)
Secara umum aktivitas organisme tanah dipengaruhi oleh barbagai factor
diantaranya adalah iklim, tanah dan vegetasi. Akibat pengaruh berbagai factor yang
mempengatuhi tersebut maka sangat sulit untuk menduga jumlah, macam, dan aktivitas
dari organisme yang ada dalam tanah. Namun dapat dilakukan pendekatan mengetahui
bobot tiap hektarnya. Tanah yang dikapur dan dipupuk akan mengandung mikroflora yang
lebihn banyak daripada tanah masam. Tanah yang dibiarkan berkembang secara alami,
relative lebih subur karena aktivitas mikrofora didalamnya lebih tinggi daripada tanah
yang telah dikuras unsure haranya.
Mikroflora dan mikrofauna dalam tanah dapat memberikan pengaruh positif
(menguntungkan) atau negative (merugikan). Peranan mikroorganisme sangat besar dalam
hubungannya dengan kesuburan tanah baik dari segi fisika maupun dari segi kimianya.
Hal ini dapat dilihat dari perana mikroorganisme, yaitu :
Dekomposisi bahan organic
Transformasi anorganik membentuk senyawa ammonium dan nitrat yang
dibutuhakn tanaman, misalnya mangan dan besi dioksidasikan menjadi tidak
larut, sehingga tidak menyebabkan racun bagi tanaman.
Mikroorganisme berperan dalam proses pengikatan nitrogen dari udara.
Kehidupan mikroorganisme akan mempengaruhi ekosistem yang berada diatasnya.
Selain dapat memberi keuntungan, mikroorganisme da[at memberikan pengaruh negative
dalam hal persaingan hara dan oksigen dengan tanaman serta dapat menimbulkan adanya
penyakit.
V. KESIMPULAN
1. Pembentukan agregasi dalam tanah dipengaruhi oleh mikroorganisme yang
dominan dalam tanah tersebut.
2. Jamur mempunyai kecenderungan membentuk agregat yang tidak mudah
pecah dengan ukuran diameter partikel antara 4-6 mm dan sifat morfologinya
tidak teratur.
3. Sedangkan Bakteri dapat membentuk agregat yang lebih halus.
![Page 7: laporan agregasi tanah](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082319/55721096497959fc0b8d6753/html5/thumbnails/7.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Buckman, O. Harry dan Nyle C. Brady. 1982. Ilmu Tanah (diterjemahkan oleh Prof. Dr. Soegiman). Bhratara Karya Aksara. Jakarta.
Hakim, N., Yusuf Nyakpa, A.M Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M Amin Diha, Go Ban Hong , dan H. H Bailey .1986. Dasar – dasar Ilmu Tanah . Universitas Lampung. Lampung.
Hillel Daniel. 1982. Introduction to Soil Physics. Academic Press Inc. Orlando, Florida.
Notohadiprawiro Tejoyuwono. 19998. Tanah dan Lingkungan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Pelczar Michael J., Jr. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi (diterjemahkan oleh Ratna Siri Hadioetomo dkk). UI Press. Jakarta.
Subboa, Rao. 1988. Mikrobiogi Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. UI Press. Jakarta.