laporan agregasi tanah

11
ACARA I AGEGRASI PARTIKEL TANAH I. TUJUAN 1. Mengetahui peranan mikroorganisme tanah dalam proses pembentukan agregasi tanah. 2. Mengetahui aktivitas mikroorganisme dalam mendekomposisi bahan organik dalam tanah. II. TINJAUAN PUSTAKA Peranan utama organisme tanah adalah untuk mengubah bahan organik, baik segar maupun setengah segar atau sedang melapuk, sehingga menjadi bentuk senyawa lain yang bermanfaat bagi kesuburan tanah (Hakim, 1986). Bila kita membahas tentang aktivitas mikrobia yang mempengaruhi agregasi tanah, kita harus ingat bahwa istilah ini dalam kenyataannya menyatakan aktivitas yang beragam berdasarkan waktu oleh berbagai mikroorganisme, termasuk beribu-ribu spesies bakteri, jamur, aktinomicetes, dan sebagainya. Hal yang terutama penting adalah bakteri rizosferik, yang berkembang dengan hubungannya dengan perakaran tanaman-tanaman tertetu, juga jamur yang seringkali memmbentuk jaringan perekat yang luas dari filament lembut yang dikenal dengan miselia atau hifa. Komposisi mikrofauna dan mikroflora tanah tergantung pada kondisi panas dan kadar air, pH tanah, tekanan oksidasi-

Transcript of laporan agregasi tanah

Page 1: laporan agregasi tanah

ACARA I

AGEGRASI PARTIKEL TANAH

I. TUJUAN

1. Mengetahui peranan mikroorganisme tanah dalam proses pembentukan agregasi

tanah.

2. Mengetahui aktivitas mikroorganisme dalam mendekomposisi bahan organik

dalam tanah.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Peranan utama organisme tanah adalah untuk mengubah bahan organik, baik segar

maupun setengah segar atau sedang melapuk, sehingga menjadi bentuk senyawa lain yang

bermanfaat bagi kesuburan tanah (Hakim, 1986).

Bila kita membahas tentang aktivitas mikrobia yang mempengaruhi agregasi

tanah, kita harus ingat bahwa istilah ini dalam kenyataannya menyatakan aktivitas yang

beragam berdasarkan waktu oleh berbagai mikroorganisme, termasuk beribu-ribu spesies

bakteri, jamur, aktinomicetes, dan sebagainya. Hal yang terutama penting adalah bakteri

rizosferik, yang berkembang dengan hubungannya dengan perakaran tanaman-tanaman

tertetu, juga jamur yang seringkali memmbentuk jaringan perekat yang luas dari filament

lembut yang dikenal dengan miselia atau hifa. Komposisi mikrofauna dan mikroflora

tanah tergantung pada kondisi panas dan kadar air, pH tanah, tekanan oksidasi-reduksi,

kondisi unsure hara bahan tanah dan tipe serta jumlah bahan organic yang ada (Hillel,

1982).

Dalam tanah bakteri terdapat sebagai tikar, gumpalan dan benang, disebut koloni

yang terdapat disekeliling butir tanah dimana terdapat bahan makanan dan syarat-syarat

lain yang menguntungkan. Campuran mineral dan bahan miniral koloida yang seperti

agar-agar, merupakan medium bagi perkembangan yang ideal. Sementara gejala alami

maupun bukan cenderung menyebar organisme tersebut diseluruh tanah, kebanyakan

kiloni membesar, berfungsi dan mati ditempat asalnya. Keadaan mereke tergantung dari

keadaan tanah, khususnya persediaan makanan. Banyak bakteri tanah yang sangggup

menghasilkan spora atau sejenis bagian tubuh yang tahan keadaan yang sangat buruk,

Page 2: laporan agregasi tanah

keduanya menghasilkan suatu stadium istirahat. Kemampuan tersebut penting artinya,

karena memungkinkan kesanggupan bertahan di dalam keadaan yang sangat buruk

(Buckman, 1982). Menurut Hakim, 1986, peranan bakteri sangat penting dalam tanah

karena ia turut dalam semua perubahan bahan organik, ia memonopoli dalam reaksi

enzimatik seperti nitrifikasi, oksidasi bakteri dan fiksasi nitrogen. Bila proses ini

terganggu maka keseluruhan kehidupan tumbuhan akan terganggu. Peranan bakteri ini

sangat dipengaruhi oleh factor lingkungan seperti kelembaban, oksigen (aerase), suhu,

bahan organic, pH, dan kalsium dapat ditukar. Fungi merupakan jasad renik yang dapat

menghancurkan selulosa, zat patui, gum, lignin dan senyawa organic yang mudah

dikomposisikan seperti protein dan gula. Oleh karenanya dalam pembentukan humus dan

agregasi tanah fungi lebih berperan daripada bakteri, terutama dalam suasana masam.

Mikroflora tanah terdiri dari kebanyakan atas bakteri, aktinomicetes, fungi dan

algae. Suatu taksiran cacah rerata dalam tiap gram tanah ialah bakteri 109, aktinomisetes

107, fungi 106 dan algae 105. Cacah bervariasi besar dari tempat ke tempat dan adri musim

ke musim. Taksiran jumlah bobot hidup rerata tiap hektar dalam lapis olah tanah, ialah

bakteri 0,6 Mg (megagram=ton), aktinomisetes 0,8 Mg, fungi 1,1 Mg dan algae 0,2 Mg

(Tamhane dkk, 1966 cit. Notohadiprawiro, 1998). Meskipun bakteri bercacah terbanyak,

akan tetapi jumlah bobot hidupnya kecil. Sebaliknya, fungi yang cacah hidupnya jauh

dibawah bakteri mempunyai jumlah bobot hidup terbesar. Dari segi kegiatan, besar

populasi lebih menentukan daripada jumlah bobot hidup.

Menurut Notohadiprawiro, 1998, Dalam pembicaraan tentang tanah sebagai

ekosistem telah dijelaskan bahwa tanah bukan masaa mati. Ada kehidupan dalam tanah

berupa akar tumbuhan dan flora serta fauna tanah. Sehubungan produksi enzim, CO2, dan

beraneka zat organic, kehidupan dalam tanah bertanggungjawab atas terjadinya banyak

alihragam fisik dan kimia. Sifat dan tampakan tanah yang mengimplikasikan kegiatan

hayati ialah nisbah C/N, kadar bahan organic atau kandungan biomassa tiap satuan

luas/volume tanah, tingkat perombakan bahan organic, pembentukan krotovina, dan

permintaan oksigen hayati (biological oxygen demand, BOD).

Pergerakan udara tanah dan air di dalam tanah dikendalikan oleh struktur tanah.

Sedangkan struktur tanah tergantung dari agregat-agregat partikel tanah yang stabil.

Agregat tanah adalah kelompok partikel-partikel tanah yang terdapat secara alami yang

Page 3: laporan agregasi tanah

memiliki gaya pengikat yang kuat antara satu dengan yang lainnnya. Bahan organik tanah

meliputi humus, polisakarida, dan poliuronida yang dihasilkan oleh mikroorganisme tanah

membantu merekatkan partikel-partikel tanah bersama-sama sementara jamur berbenang

memberikan tambahan sokongan mekanis. Beberapa peneliti menemukan bahwa pengaruh

agregat terhadap berbagai kelompok mikroorganisme tanah yang berbeda-beda dapat

dibedakan tingkatannnya dalam urutan sebagai berikut yaitu : jamur > streptomices >

bakteri penghasil perekat > khamir. Rhizopus, Mucor, Chaetomium, Fusarium,

Cladosporium, Aspergillus, dan Rhizoctonia yang tumbuh cepat merupakan contoh-

contoh yang baik dari jamur-jamur yang mensrekesikan perekat dan memberikan

sokongan mekanis untuk merekatkan partikel-pertikel tanah. Contoh-contoh bakteri yang

menghasilkan sejumlah perekat yang cukup berarti adalah Azotobacter, Beijerinckia,

Rhizobium, Xanthomonas, dan Bacillus (Rao, 1994).

III. METODOLOGI

1. Alat:

- Gelas benda

- Gelas beaker 100ml

- Kertas saring

- Batang pengaduk

2. Bahan:

- Sampel tanah(steril)

- Kultur Pseudomonas sp. Dan Aspergillus sp.

- Larutan sukrosa 20%

- Larutan garam

- Aquades 5ml

3. Cara kerja

Kultur Pseudomonas sp.200 g sampel tanah+aquades + Aspergillus sp. gelas benda + tutup dengan

kertas saring

lar. Sukrosa15ml + lar.garam5ml inkubasi

4 minggu amati

Page 4: laporan agregasi tanah

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Jenis TanahMikroorganisme yang ada

dalam tanahTingkat Kekeruhan

UltisolBakteri (Pseudomonas sp.) ++

Jamur (Aspergillus sp.) _

EntisolBakteri (Pseudomonas sp.) +++

Jamur (Aspergillus sp.) +

VertisolBakteri (Pseudomonas sp.) -

Jamur (Aspergillus sp.) -

Bakteri (Pseudomonas sp.) Jamur (Aspergillus sp.)

B. Pembahasan

Praktikum Bioligi Tanah acara I, “Agregasi Partikel Tanah” bertujuan untuk

mengetahui perbedaan hasil pembentukan tanah dengan inokulasi Bakteri (Pseudomonas

sp.) dan Jamur (Aspergillus sp.) Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa tanah yang

diinokulasikan dengan Pseudomonas sp dan Aspergillus sp mempunyai perbedaan tingkat

kekeruhan. Tingkat kekeruhan menunjukkan kecepatan proses pengendapan tanah.

Semakin tinggi tingkat agregasi tanah, maka sifat koloid tanahnya akan semakin baik.

Page 5: laporan agregasi tanah

Hasil ekskresi dari organisme yang mempunyai sifat sebagai bahan perekat akan memacu

pembentukan agregasi.

Jamur mempunyai kecenderungan untuk membentuk agregat yang baik, dimana

agregat yang terbentuk tidak mudah pecah dengan ukuran diameter partikel antara 4-6 mm

dan sifat morfologinya tidak teratur. Hal ini disebabkan jamur membentuk benang-benang

halus yang mengikat pertikel tanah mebentuk agregat tanah yang tersusun lebih kuat

daripada agregat bentukan bakteri. Morfologi jamur sendiri terdiri dari bagian tubuh atau

talus yang terdiri dari dua bagian yaitu miselium dan spora. Miselium merupakan

kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa.

Sedangkan agregat tanah dengan inokulasi Bakteri (Pseudomonas sp.) lebih halus

karena agregat tanah tersebut disatukan oleh tubuh bakteri (tubuh bakteri berfungsi

sebagai perekat) atau bisa juga lendir yang dihasilkan oleh bakteri atau juga bekteri fibrik

yang dapat menghasilkan senyawa polisakarida.

Tanah entisol mempunyai tekstur dominasi pasiran sehingga mempunyai ruang

pori yang besar, dimana dimana ruang antar lapisan mineral liat menyababkan koloid liat

menyerap air. Berbeda dengan tanah ultisol dan tanah vertisol yang mempunyai tekstur

dominasi debu dan lempung. Perbedaan sifat tekstur ini memberikan perbedaan tingkat

kekeruhan.

Diperkirakan 60-80% metabolisme dalam tanah adalah hasil aktivitas mikroflora

tanah, berarti jauh lebih besar daripada kelompok fauna. Dalam hal ini mikroflora

didomonasi oleh bakteri (Hakim, 1986). Proses pendekomposisisan bahan organik dapat

dibagi menjadi tiga tahap besar yaitu pelindian oleh air, fragmentasi oleh binatang tanah,

dan terjadinya perubahan komposisi kimia. Dengan adanya air akan melarutkan senyawa-

senyawa sehingga ketersediaan air merupakan proses awal yang sangat penting dalam

proses dekomposisi bahan organic. Dalam tanah, sisa-sisa tanaman segar diubah menjadi

bagian-bagian kecil oleh nematode, keong, bekicot, serangga, rayap, dan tikus. Proses

fragmentasi oleh binatang tanah ini akan meningkatkan luas permukaan dan terjadi

perubahan komposisi dari senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana.

Tahap terakhir adalah terjadinya perubahan komposisi kimia karena pengaruh aktivitas

mikriorganisme.

Page 6: laporan agregasi tanah

Secara umum aktivitas organisme tanah dipengaruhi oleh barbagai factor

diantaranya adalah iklim, tanah dan vegetasi. Akibat pengaruh berbagai factor yang

mempengatuhi tersebut maka sangat sulit untuk menduga jumlah, macam, dan aktivitas

dari organisme yang ada dalam tanah. Namun dapat dilakukan pendekatan mengetahui

bobot tiap hektarnya. Tanah yang dikapur dan dipupuk akan mengandung mikroflora yang

lebihn banyak daripada tanah masam. Tanah yang dibiarkan berkembang secara alami,

relative lebih subur karena aktivitas mikrofora didalamnya lebih tinggi daripada tanah

yang telah dikuras unsure haranya.

Mikroflora dan mikrofauna dalam tanah dapat memberikan pengaruh positif

(menguntungkan) atau negative (merugikan). Peranan mikroorganisme sangat besar dalam

hubungannya dengan kesuburan tanah baik dari segi fisika maupun dari segi kimianya.

Hal ini dapat dilihat dari perana mikroorganisme, yaitu :

Dekomposisi bahan organic

Transformasi anorganik membentuk senyawa ammonium dan nitrat yang

dibutuhakn tanaman, misalnya mangan dan besi dioksidasikan menjadi tidak

larut, sehingga tidak menyebabkan racun bagi tanaman.

Mikroorganisme berperan dalam proses pengikatan nitrogen dari udara.

Kehidupan mikroorganisme akan mempengaruhi ekosistem yang berada diatasnya.

Selain dapat memberi keuntungan, mikroorganisme da[at memberikan pengaruh negative

dalam hal persaingan hara dan oksigen dengan tanaman serta dapat menimbulkan adanya

penyakit.

V. KESIMPULAN

1. Pembentukan agregasi dalam tanah dipengaruhi oleh mikroorganisme yang

dominan dalam tanah tersebut.

2. Jamur mempunyai kecenderungan membentuk agregat yang tidak mudah

pecah dengan ukuran diameter partikel antara 4-6 mm dan sifat morfologinya

tidak teratur.

3. Sedangkan Bakteri dapat membentuk agregat yang lebih halus.

Page 7: laporan agregasi tanah

DAFTAR PUSTAKA

Buckman, O. Harry dan Nyle C. Brady. 1982. Ilmu Tanah (diterjemahkan oleh Prof. Dr. Soegiman). Bhratara Karya Aksara. Jakarta.

Hakim, N., Yusuf Nyakpa, A.M Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M Amin Diha, Go Ban Hong , dan H. H Bailey .1986. Dasar – dasar Ilmu Tanah . Universitas Lampung. Lampung.

Hillel Daniel. 1982. Introduction to Soil Physics. Academic Press Inc. Orlando, Florida.

Notohadiprawiro Tejoyuwono. 19998. Tanah dan Lingkungan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Pelczar Michael J., Jr. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi (diterjemahkan oleh Ratna Siri Hadioetomo dkk). UI Press. Jakarta.

Subboa, Rao. 1988. Mikrobiogi Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. UI Press. Jakarta.