LAPORAN
-
Upload
indah-wulan-adjah -
Category
Documents
-
view
9 -
download
0
description
Transcript of LAPORAN
![Page 1: LAPORAN](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062323/563db974550346aa9a9d7b89/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIK II
PERCOBAAN V
DISPERSI KOLOID DAN SIFAT-SIFATNYA
OLEH :
NAMA : CHICHI FAUZIYAH
NIM : F1F1 12 028
KELOMPOK : I
KELAS : A
ASISTEN : L. M. ANDI ZULBAYU
LABORATORIUM FARMASI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013
![Page 2: LAPORAN](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062323/563db974550346aa9a9d7b89/html5/thumbnails/2.jpg)
DISPERSI KOLOID DAN SIFAT-SIFATNYA
A. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk memberikan gambaran
tentang sifat-sifat larutan koloid.
B. LANDASAN TEORI
Koloid umumnya mempunyai sifat berbeda dengan sifat
dispersi molekuler (larutan) maupun dengan sifat disperse kasar
(suspensi). Partikel koloid senantiasa bergerak dan gerakan ini
disebabkan oleh tumbukan atau tabrakan antara partikel-partikel
koloid tersebut dan molekul-molekul pelarutnya. Gerakan partikel-
pertikel koloid dalam medium pendispersinya ini disebut gerak
Brown. Dengan menggunakan mikroskop ultra dapat terlihat bahwa
gerak Brown adalah gerakan cepat, lurus, tetapi arahnya tidak
menentu. Besar kecilnya partikel-partikel koloid mempengaruhi
kecepatan geraknya. Semakin kecil partikel-pertikel koloid, maka
gerak Brown akan semakin cepat (Sumardjo, 2006).
Partikel koloid merupakan partikel diskrit yang terdapat
dalam suspensi air baku, dan partikel inilah yang merupakan
penyebab utama kekeruhan. Stabilitas koloid tergantung pada
ukuran koloid serta muatan elektrik yang dipengaruhi oleh
kandungan kimia pada koloid dan pada media dispersi (seperti
kekuatan ion, pH dan kandungan organik dalam air) (Rachmawati
et al., 2009).
![Page 3: LAPORAN](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062323/563db974550346aa9a9d7b89/html5/thumbnails/3.jpg)
Tegangan permukaan (γ) suatu cairan dapat didefinisikan
sebagai banyaknya kerja yang dibutuhkan untuk memperluas
permukaan cairan per satu satuan luas. Pada satuan cgs, γ
dinyatakan dalam erg cm-1 atau dyne cm-1, sedangkan dalam
satuan SI, γ dinyatakn dalam N m-1. Molekul yang ada di dalam
cairan akan mengalami gaya tarik menarik (gaya van der Waals)
yang sama besarnya ke segala arah. Namun, molekul pada
permukaan cairan akan mengalami resultan gaya yang mengarah
ke dalam cairan itu sendiri karena tidak ada lagi molekul di atas
permukaan dan akibatnya luas permukaan cairan cenderung untuk
menyusut (Tang, 2011).
Proses koagulasi merupakan proses pengumpulan partikel-
partikel penyusun kekeruhan yang tidak dapat diendapkan secara
gravitasi, menjadi partikel yang lebih besar sehingga dapat
diendapkan dengan cara pemberian bahan kimia koagulan. Proses
koagulasi dan flokulasi terjadi, dimana pada proses koagulasi,
koagulan dicampur dengan air baku selama beberapa saat hingga
merata. Setelah pencampuran ini, maka akan terjadi destabilisasi
koloid yang terdapat pada air baku. Koloid yang sudah kehilangan
muatannya atau terdestabilisasi mengalami saling tarik menarik
sehingga cenderung untuk membentuk gumpalan yang lebih besar
(Permatasari et al, 2013).
![Page 4: LAPORAN](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062323/563db974550346aa9a9d7b89/html5/thumbnails/4.jpg)
Fleksibilitas polimer-polimer fraksi humat mendorong gugus-
gugus fungsional yang polar untuk saling berasosiasi dan
berinteraksi melalui ikatan hydrogen dalam kondisi kelembaban
yang sangat rendah. Akibat reorientasi molekuler tersebut, gugus-
gugus non polar menjadi terorientasi pada bagian terluar dari
molekul dan menyebabkan permukaan koloid organik memiliki
afinitas yang rendah terhadap air (Utami et al., 2009).
Kekeruhan dinyatakan dalam satuan unit tubiditas, yang
setara dengan 1 mg/liter SiO2. peralatan pertama kali yang
digunakan untuk menguku turbiditas atau kekeruhan adalah
Jackson Candler Tubidimete, yang dikalibrasi dengan menggunakan
silika. selain itu, kekeruhan juga dapat diukur dengan metode
Nephelometric adalah NTU (Nephelometric Turbiduty Unit). Satuan
JTU dan NTU sebenarnya tidak dapat saling mengonversi akan
tetapi diketahui bahwa 40 NTU setara dengan 40 JTU (Effendi,
2003).
![Page 5: LAPORAN](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062323/563db974550346aa9a9d7b89/html5/thumbnails/5.jpg)
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu :
Piknometer 10 ml
Timbangan analitik
Pipet tetes
Batang pengaduk
Gelas kimia
Pipa kapiler
Mistar
Labu takar
Tabung sentrifugas
Konduktometer
Turbidimeter
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu :
Deterjen
Minyak
Aquades
![Page 6: LAPORAN](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062323/563db974550346aa9a9d7b89/html5/thumbnails/6.jpg)
D. PROSEDUR KERJA
1. Deterjen
- Ditimbang sebanyak 1 gram
- Dilarutkan dalam 100 ml akuades
- Diaduk hingga larutan homogen
- Diambil 10 ml
- Dimasukkan ke dalam gelas kimia
- Dimasukkan pipa kapiler ke dalam
gelas kimia
- Dibiarkan cairan naik ke pipa kapiler
- Diukur kenaikan cairan dalam pipa
kapiler dengan mistar
- Ditentukan tegangan permukaan,
konduktivitas, dan turbiditas larutan
- Diulangi prosedur diatas untuk
deterjen 2 gram dan 3 gram
Hasil Pengamatan
Deterjen
![Page 7: LAPORAN](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062323/563db974550346aa9a9d7b89/html5/thumbnails/7.jpg)
2. Koloid minyak-air dan air-minyak
- Diambil 50 ml
- Dimasukkan ke dalam tabung
sentrifus
- Ditambahkan 3 ml larutan deterjen
1%
- Digojok
- Dimasukkan ke dalam piknometer
- Ditimbang
- Dimasukkan larutan ke dalam gelas
kimia
- Dimasukkan pipa kapiler ke dalam
gelas kimia
- Dibiarkan cairan naik ke pipa kapiler
- Diukur kenaikan cairan dalam pipa
kapiler dengan mistar
- Ditentukan tegangan permukaan,
konduktivitas, dan turbiditas larutan
- Diulangi prosedur diatas untuk
penambahan masing-masing 3 ml
larutan deterjen 2% dan 3%
Minyak
![Page 8: LAPORAN](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062323/563db974550346aa9a9d7b89/html5/thumbnails/8.jpg)
Hasil Pengamatan
![Page 9: LAPORAN](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062323/563db974550346aa9a9d7b89/html5/thumbnails/9.jpg)
E. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel Pengamatan
Deterjen
No.Konsentra
si
Tinggi Kenaikan
Cairan Pada Pipa
Kapiler
Konduktivit
as
Turbiditas
1 1% 2,2 cm 6,50 mS 125 NTU
2 2% 2,4 cm 10,59 mS 163 NTU
3 3% 2,7 cm 14,82 mS 246 NTU
Koloid air-minyak dan minyak-air
Densitas koloid
No. KonsentrasiBerat pikno
kosong (a)
Berat pikno
+ sampel (b)
Densitas
(b-a /
volume
pikno)
1 1% 9,59 gram 18,60 gram 901 kg/m3
2 2% 9,59 gram 18,62 gram 903 kg/m3
3 3% 9,59 gram 18,63 gram 904 kg/m3
Tegangan permukaan koloid
No. Konsentrasi Densitas
Tinggi koloid
dalam pipa
kapiler
Tegangan
Permukaan
1 1% 901 kg/m3 1,3 cm 0,0286 N/m
2 2% 903 kg/m3 1,4 cm 0,0309 N/m
![Page 10: LAPORAN](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062323/563db974550346aa9a9d7b89/html5/thumbnails/10.jpg)
3 3% 904 kg/m3 1,6 cm 0,0354 N/m
Konduktivitas koloid
No. Konsentrasi Konduktivitas
1 1% Tidak menghantarkan arus listrik
2 2% Tidak menghantarkan arus listrik
3 3% Tidak menghantarkan arus listrik
Turbiditas/kekeruhan koloid
No. Konsentrasi Turbiditas
1 1% 363 NTU
2 2% 28,0 NTU
3 3% 31,3 NTU
2. Data Perhitungan
a. Densitas
Deterjen
Dik : Berat Piknometer kosong = 9,59 gr
Berat Piknometer + sampel =
19,56 gr (1%)
19,63 gr (2%)
19,69 gr (3%)
Volume Piknometer = 10 ml
![Page 11: LAPORAN](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062323/563db974550346aa9a9d7b89/html5/thumbnails/11.jpg)
Dit : Densitas deterjen 1%, 2%, dan 3% =…?
Peny :
Densitas 1% = BeratVolume
= 19,56gr – 9,59gr
10ml
= 0,997 gr/ml
= 997 kg/m3
Densitas 2% = BeratVolume
= 19,63gr – 9,59gr
10ml
= 1,004 gr/ml
= 1004 kg/m3
Densitas 3% = BeratVolume
= 19,69gr – 9,59gr
10ml
= 1,01 gr/ml
= 1010 kg/m3
Koloid air-minyak dan minyak-air
Dik : Berat Piknometer kosong = 9,59 gr
Berat Piknometer + sampel =
![Page 12: LAPORAN](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062323/563db974550346aa9a9d7b89/html5/thumbnails/12.jpg)
18,60 gr (1%)
18,62 gr (2%)
18,63 gr (3%)
Volume Piknometer = 10 ml
Dit : Densitas koloid 1%, 2%, dan 3% =…?
Peny :
Densitas 1% = BeratVolume
= 18,60gr – 9,59gr
10ml
= 0,901 gr/ml
= 901 kg/m3
Densitas 2% = BeratVolume
= 18,62gr –9,59 gr
10ml
= 0,903 gr/ml
= 903 kg/m3
Densitas 3% = BeratVolume
= 18,63gr – 9,59gr
10ml
= 0,904 gr/ml
= 904 kg/m3
![Page 13: LAPORAN](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062323/563db974550346aa9a9d7b89/html5/thumbnails/13.jpg)
b. Tegangan Permukaan
Deterjen
Dik : r = 0,5 x 10-3 m
g = 9,8 m/s2
d =
997 kg/m3 (1%)
1004 kg/m3 (2%)
1010 kg/m3 (3%)
h =
2,2 cm = 0,022 m (1%)
2,4 cm = 0,024 m (2%)
2,7 cm = 0,027 m (3%)
Dit : Ɣ deterjen 1%, 2%, dan 3% =…?
Peny :
Ɣ (1%) = 12
. r . d . g . h
= 12
. 0,5 x 10-3 . 997 . 9,8 . 0,022
= 0,053 N/m
Ɣ (2%) = 12
. r . d . g . h
![Page 14: LAPORAN](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062323/563db974550346aa9a9d7b89/html5/thumbnails/14.jpg)
= 12
. 0,5 x 10-3 . 1004 . 9,8 . 0,024
= 0,059 N/m
Ɣ (1%) = 12
. r . d . g . h
= 12
. 0,5 x 10-3 . 1010 . 9,8 . 0,027
= 0,066 N/m
Koloid air-minyak dan minyak-air
Dik : r = 0,5 x 10-3 m
g = 9,8 m/s2
d =
901 kg/m3 (1%)
903 kg/m3 (2%)
904 kg/m3 (3%)
h =
1,3 cm = 0,013 m (1%)
1,4 cm = 0,014 m (2%)
1,6 cm = 0,016 m (3%)
Dit : Ɣ koloid 1%, 2%, dan 3% =…?
Peny :
Ɣ (1%) = 12
. r . d . g . h
![Page 15: LAPORAN](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062323/563db974550346aa9a9d7b89/html5/thumbnails/15.jpg)
= 12
. 0,5 x 10-3 . 901 . 9,8 . 0,013
= 0,0286 N/m
Ɣ (2%) = 12
. r . d . g . h
= 12
. 0,5 x 10-3 . 903 . 9,8 . 0,014
= 0,0309 N/m
Ɣ (1%) = 12
. r . d . g . h
= 12
. 0,5 x 10-3 . 904 . 9,8 . 0,016
= 0,0354 N/m
3. Grafik
Deterjen
1 2 30
0.5
1
1.5
2
2.5
3
2.22.4
2.7
Grafik Hubungan Antara Konsentrasi Terhadap Tinggi Kenaikan Cairan Pada
Pipa Kapiler
Konsentrasi (%)Tin
ggi K
enaik
an C
air
an (
cm
)
![Page 16: LAPORAN](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062323/563db974550346aa9a9d7b89/html5/thumbnails/16.jpg)
1 2 302468
10121416
6.5
10.59
14.82
Grafik Hubungan Antara Kon-sentrasi Terhadap Konduktivitas
Konsentrasi (%)
Kondukti
vit
as (
mS)
1 2 30
50
100
150
200
250
300
125163
246
Grafik Hubungan Antara Kon-sentrasi Terhadap Turbiditas
Konsentrasi (%)
Turb
idit
as (
NTU
)
1 2 30
0.010.020.030.040.050.060.07
0.0530.059
0.066
Grafik Hubungan Antara Kon-sentrasi Terhadap Tegangan
Permukaan
Konsentrasi (%)
Tegangan P
erm
ukaan
(N/m
)
![Page 17: LAPORAN](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062323/563db974550346aa9a9d7b89/html5/thumbnails/17.jpg)
Koloid air-minyak dan minyak air
1 2 30
0.20.40.60.81
1.21.41.61.8
1.31.4
1.6
Grafik Hubungan Antara Konsentrasi Terhadap Tinggi Kenaikan Cairan Pada
Pipa Kapiler
Konsentrasi (%)
Tin
ggi K
enaik
an C
air
an (
cm
)
1 2 30
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
0.03
0.035
0.04
0.02860.0309
0.0354
Grafik Hubungan Antara Konsentrasi Terhadap Tegangan Permukaan
Konsentrasi (%)
Tegangan P
erm
ukaan (
N/m
)
![Page 18: LAPORAN](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062323/563db974550346aa9a9d7b89/html5/thumbnails/18.jpg)
1 2 30
50
100
150
200
250
300
350
400363
28 31.3
Grafik Hubungan Antara Konsentrasi Terhadap Turbiditas
Konsentrasi (%)
Turb
idit
as (
NTU
)
![Page 19: LAPORAN](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062323/563db974550346aa9a9d7b89/html5/thumbnails/19.jpg)
F. PEMBAHASAN
Koloid adalah suatu campuran dua atau lebih zat dimana
partikel-petikel zat yang berukuran koloid (fase tedispersi) tersebar
secara merata didalam zat lain (medium pendispersi). Dimana di
antara campuran homogeny dan heterogen taerdapat sistem
pencampuran yaitu koloid. campuran homogen adalah campuran yang
meiliki sifat yang sama pada setiap bagian campuran zat tersebut,
cotohnya lautan gula. sedangkan campuaran heterogen sendiri adalah
campuran yang memilki sifat tidak sama pada setiap bagian
campuran, contohnya air dan minyak.
Tegangan permukaan adalah gaya yang diakibatkan oleh suatu
benda yang bekerja pada permukaan zat cair setiap panjang
permukaan yang menyentuh benda itu. Tegangan permukaan terjadi
karena permukaan zar cair cenderung untuk menegang, sehingga
permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh
adanya gaya kohesi antara molekul air. Dalam percobaan yang telah
dilakukan, diketahui terjadi perubahan tinggi cairan dalam botol vial
dan tinggi cairan dalam pipa kapiler, baik pada larutan deterjen dan
koloid yang menyebabkan perbedaan tegangan permukaan. Faktor
yang mempengaruhi perbedaan tegangan permukaan ini adalah
adanya zat terlarut dan perbedaan konsentrasi zat terlarut. Adanya zat
terlarut pada cairan dapat menaikkan atau menurunkan tegangan
permukaan. Untuk air adanya elektrolit anorganik dan non elektrolit
![Page 20: LAPORAN](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062323/563db974550346aa9a9d7b89/html5/thumbnails/20.jpg)
tertentu seperti sukrosa dan gliserin dapat menaikkan tegangan
permukaan. Sedangkan adanya zat- zat seperti sabun, detergen, dan
alkohol secara efektif dapat menurunkan tegangan permukaan.
Konsentrasi zat terlarut (solut) mempunyai pengaruh terhadap sifat-
sifat larutan termasuk tegangan permukaan. Telah diamati bahwa
solute (minyak) yang ditambahkan dengan konsentrasi yang berbeda
kedalam larutan akan menurunkan tegangan permukaan, karena
minyak mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih besar
daripada didalam larutan. Sehingga, semakin besar konsentrasi
minyak dalam larutan, semakin menurun tegangan permukaannya.
Konduktivitas adalah ukuran dari kemampuan suatu bahan
untuk menghantarkan arus listrik. Nilai suatu konduktivitas
menunjukkan kemampuan untuk menghantarkan arus listrik biasanya
digunakan untuk mengukur larutan elektroli. Semakin besar jumlah ion
dari larutan, maka semakin besar konduktivitasnya. Dalam percobaan,
sebaiknya pengukuran konduktivitas dilakukan dari konsentrasi kecil
ke konsentrasi besar. Hal ini untuk mencegah banyaknya ion-ion yang
menempel pada logam konduktivitimeter. Sehingga terkontaminasinya
ion-ion pada larutan lain juga semakin kecil. Pada saat pengukuran
konduktivitas, elektroda konduktivity meter harus tercelup seluruhnya
ke dalam larutan, hal ini dimaksudkan agar elektroda mengukur daya
hantar listrik larutan secara benar, apabila tidak tercelup seluruhnya
kemungkinan sensor elektroda tidak akan mengukur konduktivitas pH
![Page 21: LAPORAN](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062323/563db974550346aa9a9d7b89/html5/thumbnails/21.jpg)
dengan benar. Dari hasil percobaan, didapatkan bahwa deterjen
memiliki konduktivitas tertinggi pada konsentrasi 3% yaitu 14,82 mS.
Sedangkan koloid dengan berbagai kosentrasi tidak ada yang
menghantarkan arus listrik. hal ini disebabkan koloid minyak-deterjen
tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Kekeruhan adalah ukuran yang menggunakan efek cahaya
sebagai dasar untuk mengukur keadaan cairan yang dapat
menggambarkan sifat optik suatu cairan. Kekeruhan disebabkan
adanya bahan yang tersuspensi dan koloid yang terdapat dalam air.
Dalam percobaan ini semakin besar konsentrasi minyak, semakin kecil
kekeruhannya. Seharusnya, semakin besar konsentrasi solut semakin
besar pula kekeruhannya. Satuan kekeruhan yang diukur dengan
menggunakan metode Nephelometric adalah NTU (Nephelometric
Tubidity Unit). Dari hasil percobaan, yang menunjukkan tingkat
kekeruhan yang tinggi yitu deterjen. Sedangkan koloid, tingkat
kekeruhannya masih dibawah deterjen.
Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organik yang
tidak larut/bercampur dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut
organik. Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O dimana
satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara
kovalen pada satu atom oksigen. Zat kimia ini merupakan suatu
pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan
banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa
![Page 22: LAPORAN](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062323/563db974550346aa9a9d7b89/html5/thumbnails/22.jpg)
jenis gas dan banyak macam molekul organik. Detergen adalah
campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu
pembersihan. Dibanding dengan sabun, detergen mempunyai
keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik. Salah
satu sifat deterjen adalah dapat melarutkan lemak (minyak).
Kelebihan sistem koloid dalam farmasi mempunyai sifat tidak
mengiritasi karena sebetulnya tidak larut. Plasma protein merupakan
protein yang dapat mengikat obat didalam darah sehingga obat dapat
aktif. Beberapa bahan alam membentuk dispersi koloid dapat
digunakan untuk membuat system bentuk sediaan obat. Beberapa
polimer dapat digunakan untuk metoda penyalutan termasuk dispersi
koloid.
![Page 23: LAPORAN](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062323/563db974550346aa9a9d7b89/html5/thumbnails/23.jpg)
G. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
koloid memiliki sifat-sifat khusus, seperti adsorbsi (proses penyerapan
di permukaan partikel koloid), memiliki kekeruhan tertentu dan
elektroforesis (suatu cara untuk menunjukkan bahwa gerakan partikel
koloid dikarenakan muatan arus listrik). Tegangan permukaan yang
didapat pada percobaan ini adalah untuk koloid dengan konsentrasi
1% sebesar 2,86 N/m , koloid 2% sebesar 3,09 N/m dan koloid 3 %
sebesar 3,54 N/m. Untuk konduktivitas koloid, masing-masing
konsentrasi tidak ada yang dapat menghantarkan arus listrik.
Turbiditas/kekeruhan koloid didapatkan nilai untuk konsentrasi 1%
yaitu 363 NTU, untuk konsentrasi 2% sebesar 28,0 NTU dan untuk
konsentrasi 3% sebesar 31,3 NTU.
![Page 24: LAPORAN](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062323/563db974550346aa9a9d7b89/html5/thumbnails/24.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Hefni, 2003, Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungn Perairan, Kanisius, Yogyakarta.
Permatasari, T. J., Erna A., 2013, Optimasi Penggunaan Koagulan Dalam Proses Penjernihan Air, Jurnal Sains dan Seni Pomits Vol. 2 No. 1, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Rachmawati S. W., Iswanto, B., Winarni, 2009, Pengaruh pH pada Proses Koagulasi dengan Koagulan Aluminium Sulfat dan Ferri Klorida, Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 5 No. 2 ISSN: 1829-6572, Indomas Mulia Jakarta.
Sumardjo, D., 2006, Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta, EGC, Jakarta. Hal 536
Tang M. dan Veinardi S., 2011, Pengaruh Penambahan Pelarut Organik Terhadap Tegangan Permukaan Larutan Sabun, Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains, Bandung.
Utami, S. N. H., Azwar S., Bostang R., Benito H. P., 2009, Sifat Fisik, Kimia dan FTIR Spektrofotometri Gambut Hidrofobik Kalimantan Tengah, Jurnal Tanah Trop Vol. 14 No. 2, Universitas Gadjah Mada.