LAPORAN 1

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osmosis merupakan salah satu peristiwa yang umum terjadi di kehidupan sehari-hari. Misalnya saja saat sepiring rujak yang terdiri dari buah-buahan dan bumbu dibiarkan selama beberapa saat. Maka lama-kelamaan, bumbu rujak tersebut akan berair. Hal ini terjadi karena potensial air pada bumbu lebih kecil daripada potensial air pada buah. Sehingga terjadi perpindahan partikel air dari buah ke bumbu. Peristiwa ini disebut dengan peristiwa osmosis. Apabila suatu tanaman diberi pupuk dengan dosis yang lebih dari takaran, maka air dalam sel akan keluar menuju larutan yang konsentrasi pelarutnya lebih rendah. Karena sifat dari dinding sel yang permeabel maka ruang antara membran plasma dan dinding sel akan diisi larutan dari luar. Peristiwa ini akan berlangsung secara terus menerus sampai dicapai titik keseimbangan antara konsentrasi di dalam dan di luar sel. Hal ini menyebabkan protoplasma yang kehilangan banyak air akan menyusut volumenya sampai akhirnya akan terlepas dari dinding sel. Peristiwa lepasnya membrane dari dinding sel ini disebut dengan plasmolisis. Pada saat suatu larutan yang memiliki konsentrasi 5 M dicampur dengan larutan yang memiliki konsentrasi 1 M, maka akan terjadi perpindahan terjadi perpindahan partikel air dari larutan Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel Page 1

description

Fisiologi tumbuhan

Transcript of LAPORAN 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar BelakangOsmosis merupakan salah satu peristiwa yang umum terjadi di kehidupan sehari-hari. Misalnya saja saat sepiring rujak yang terdiri dari buah-buahan dan bumbu dibiarkan selama beberapa saat. Maka lama-kelamaan, bumbu rujak tersebut akan berair. Hal ini terjadi karena potensial air pada bumbu lebih kecil daripada potensial air pada buah. Sehingga terjadi perpindahan partikel air dari buah ke bumbu. Peristiwa ini disebut dengan peristiwa osmosis. Apabila suatu tanaman diberi pupuk dengan dosis yang lebih dari takaran, maka air dalam sel akan keluar menuju larutan yang konsentrasi pelarutnya lebih rendah. Karena sifat dari dinding sel yang permeabel maka ruang antara membran plasma dan dinding sel akan diisi larutan dari luar. Peristiwa ini akan berlangsung secara terus menerus sampai dicapai titik keseimbangan antara konsentrasi di dalam dan di luar sel. Hal ini menyebabkan protoplasma yang kehilangan banyak air akan menyusut volumenya sampai akhirnya akan terlepas dari dinding sel. Peristiwa lepasnya membrane dari dinding sel ini disebut dengan plasmolisis.Pada saat suatu larutan yang memiliki konsentrasi 5 M dicampur dengan larutan yang memiliki konsentrasi 1 M, maka akan terjadi perpindahan terjadi perpindahan partikel air dari larutan 1 M ke larutan 5 M. Sementara itu, dari dalam larutan 5 M akan terjadi tekanan balik ke arah dinding sel. Tekanan balik kea rah dinding sel ini desebut dengan tekanan Turgor. Oleh karena peristiwa osmosis sangat erat kaitannya dengan kehidupan, maka pada praktikum kali ini, kita akan mencoba mencari pada konsentrasi berapakah sel akan mengalami plasmolisis dengan prosentase jumlah sel yang terplasmolisis mencapai 50%.Selain itu kita juga akan menghitung tekanan osmotik dari sel tersebut.

B.Rumusan Masalah1. Bagaimanakah pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap prosentase sel yang mengalami plasmolisis?2. Berapakah konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkan 50% dari jumlah sel yang mengalami plasmolisis?3. Berapakah nilai tekanan osmosis cairan sel dengan metode plasmolisis?C.Tujuan1. Menjelaskan pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap prosentase sel yang mengalami plasmolisis.2. Mengidentifikasi konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkan 50% dari jumlah sel yang mengalami plasmolisis.3. Menghitung nilai tekanan osmotik cairan sel dengan metode plasmolisis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Menurut Bidwell (1979) molekul air dan zat terlarut yang berada dalam sel selalu bergerak. Oleh karena itu terjadi perpindahan terus-menerus dari molekul air, dari satu bagian ke bagian yang lain.Perpindahan molekul-molekul itu dapat ditinjau dari dua sudut. Pertama dari sudut sumber dan dari sudut tujuan. Dari sudut sumber dikatakan bahwa terdapat suatu tekanan yang menyebabkan molekul-molekul menyebar ke seluruh jaringan. Tekanan ini disebut dengan tekanan difusi. Dari sudut tujuan dapat dikatakan bahwa ada sesuatu kekurangan (deficit akan molekul-molekul. Hal ini dibandingkan dengan istilah daerah surplus molekul dan minus molekul. Ini bararti bahwa di sumber itu ada tekanan difusi positif dan ditinjau adanya tekanan difusi negatif. Istilah tekanan difusi negatif dapat ditukar dengan kekurangan tekanan difusi atau deficit tekanan difusi yang disingkat dengan DTD (Dwijo, 1985).Difusi adalah gerakan partikel dari tempat dengan potensial kimia lebih tinggi ke tempat dengan potensial kimia lebih rendah karena energi kinetiknya sendiri sampai terjadi keseimbangan dinamis (Indradewa, 2009). Senada dengan itu, Agrica (2009) menjelaskan bahwa difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.Prinsip dasar yang dapat kita pegang mengenai peristiwa difusi ini adalah difusi terjadi sebagai suatu respon terhadap perbedaan konsentrasi.Suatu perbedaan terjadi apabila terjadi perubahan konsentrasi dari suatu keadaan ke keadaan lain. Selain perbedaan konsentrasi, perbedaan dalam sifat dapat juga menyebabkan difusi. Proses pertukaran gas pada tumbuhan yang terjadi di daun adalah suatu contoh proses difusi. Dalam proses ini gas CO2dari atmosfir masuk ke dalam rongga antar sel pada mesofil daun yang selanjutnya digunakan untuk proses fotosintesis (Tim Fisiologi Tumbuhan, 2009).Apabila ada dua bejana yang satu berisi air murni dan bejana lain diisi dengan larutan, apabila kedua bejana ini kita hubungkan, lalu diantara kedua bejana diletakkan membran semipermeabel, yaitu membran yang mempu melalukan air (pelarut) dan menghambat lalunya zat-zat terlarut. Pada proses ini air berdifusi ke bejana yang berisi larutan sedangkan larutan terhalang untuk berdifusi ke bejana murni. Proses difusi ini disebut dengan osmosis (Tim Fisiologi Tumbuhan, 2009).Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri (Agrica,2009).Tekanan yang diberikan pada air atau larutan, akan meningkatkan kemampuan osmosis dalam larutan tersebut. Tekanan yang diberikan atau yang timbul dalam system ini disebut potensial tekanan, yang dalam tumbuhan potensial ini dapat timbul dalam bentuk tekanan turgor. Nilai potensial tekanan dapat positif, nol, maupun negatif.Nilai potensial air di dalam sel dan nilainya di sekitar sel akan mempengaruhi difusi air dari dan ke dalam sel tumbuhan. Dalam sel tumbuhan ada tiga faktor yang menetukan nilai potensial airnya, yaitu matriks sel, larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel. Hal ini menyebabkan potensial air dalam sel tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu potensial matriks, potensial osmotik dan potensial tekanan (Wilkins, 1992). Selain potensial air (PA) dalam potensial tekanan (PT) osmosis juga dipengaruhi tekanan osmotic (PO). Potensial osmotic dari suatu larutan lebih menyatakan sebagai status larutan. Status larutan biasa kita nyatakan dalam bentuk satuan konsentrasi, satuan tekanan, atau satuan energi. Hubungan antara potensial air (PA) dan potensial tekanan (PT), dan potensial osmotic (PO) dapat dinyatakan dengan hubungan sebagai berikut:PA = PO + PTDari rumus di atas dapat terlihat bahwa apabila tidak ada tekanan tambahan (PT), maka nilai PA = POUntuk mengetahui nilai potensial osmotic cairan sel, salah satunya dapat digunakan metode plasmolisis. Jika potensial air dalam suatu sel lebih tinggi dari pada potensial air yang ada di sekitar sel atau di luar sel, maka air akan meninggalkan sel sampai potensial air yang ada dalam sel maupun di luar sel sama besar. Protoplas yang kehilangan air itu menyusut volumenya dan akhirnya dapat terlepas dari dinding sel, peristiwa tersebut biasa kita kenal dengan istilah plasmolisis.Metode plasmolisis dapat ditempuh dengan cara menentukan pada konsentrasi sukrosa berapakah yang mengakibatkan jumlah sel yang terplasmolisis mencapai 50%. Pada kondisi tersebut dianggap konsentrasinya sama dengan konsentrasi yang dimiliki oleh cairan sel. Jika konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis diketahui, maka tekanan osmosis sel dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:TO sel =22,4 x M x T/273Dengan :TO = Tekanan OsmotikM = Konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisisT= Temperatur mutlak (273 + tC)(Tim fisiologi tumbuhan. 2010)..

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Jenis PenelitianJenis penelitian yang kami lakukan adalah penelitian eksperimental. Hal ini karena dalam melakukan penelitian kami menggunakan beberapa variabel, antara lain variabel kontrol, varibel manipulasi dan variabel respon. B. Variabel Variabel Variabel kontrol : Jenis sel, jumlah sayatan, perbesaran mikroskop, waktu perendaman, dan volume larutan sukrosa. Variabel manipulasi : Konsentrasi larutan sukrosa Variabel respon : Jumlah sel yang terplasmolisis.

C. Alat Dan BahanAlat : -1 Object glass -1 Cover glass-8 Cawan petri-1 Silet -1 Pipet-1 Mikroskop

Bahan :-Bawang merah- Larutan sukrosa 0,28 M; 0,26 M; 0,24 M; 0,22 M; 0,20 M; 0,18 M; 0,16 M dan 0,14 M

D. Langkah Kerja

1. Menimbang. Membuat larutan sukrosa dari konsentrasi yang terbesar yaitu 0,28 M, dengan cara menimbang sebanyak 95,76 gram Kristal sukrosa dan melarutkannya dengan aquades sehingga volumenya menjadi 1 liter. Sedangkan auntuk membuat konsentrasi larutan yang lebih rendah, dapat digunakan rumus sebagai berikut:

V1M1 =V2M2Dengan : V1 = volume awal ; V2 = volume akhir;M1 = konsentrasi awal;M2 = konsentrasi akhir.2. Mengukur. Disiapkan 8 buah cawan petri, isi masing-masing dengan 5 ml larutan sukrosa yang telah disediakan dan bei label pada masing-masing cawan berdasarkan konsentrasi larutan. 3. Dimbil umbi lapis bawang merah, kemudian sayatlah lapisan epidermis yang berwarna dengan pisau silet. Usahakan hanya menyayat selapis sel.4. Direndam sayatan-sayatan epidermis tersebut pada cawan petri yang sudah berisi larutan sukrosa dengan konsentrasi tertentu. Setiap konsentrasi diisi dengan jumlah sayatan yang sama Merendam sayatan-sayatan epidermis tersebut pada cawan petri yang sudah berisi larutan sukrosa konsentrasi tertentu dengan jumlah sayatan yang sama dan memberi selang waktu beberapa menit di antara memasukkan sayatan pada cawan petri satu ke cawan petri yang lain dan mencatat waktu mulai perendamannya.5. Mengamati. Setelah 30 menit, mengambil sayatan yang telah direndam pada cawan petridan memeriksanya dengan menggunakan mikroskop.6. Menghitung. Dihitung jumlah seluruh sel yang pada satu bidang lapang pandang, jumlah sel yang terplasmolisis dan prosentase jumlah sel yang terplasmolisis terhadap jumlah sel seluruhnya.

E. Alur Kerja

Ditimbang larutan sukrosa dari konsentrasi yang terbesar yaitu 0,28 M

Diukur larutan sukrosa ke dalam tiap 8 gelas beaker sebanyak 5 ml

0,14 M0,16 M0,18 M0,20 M0,22 M0,24 M0,26 M0,28 M

Disayat lapisan epidermis daun bawang merah yang berwarna

Direndam sayatan-sayatan epidermis ke dalam masing-masing gelas beaker yang terisi larutan sukrosa 5 ml

Sayatan diambil dan diamati dengan menggunakan mikroskop

Dihitung jumlah seluruh sel pada satu lapang pandang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. HasilDari percobaan yang kami lakukan didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut: No.Konsentrasi larutan sukrosa (M)Jumlah selJumlah sel terplasmolisisProsentase sel yang terplasmolisis (%)

1. 0,281669859

2.0,261568151,9

3.0,241366447

4.0,221444934

5.0,201143127,1

6.0,181072018,6

7.0,16180147,7

8.0,14221114,9

Grafik pengaruh konsentrasi larutan sukrosa (M) terhadap persentase sel yang terplasmolisis (%)B. Analisis Data Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat dianalisa sebagai berikut:Pada konsentrasi larutan sukrosa 0,28 M, sel epidermisumbi bawang merah terlihat sebanyak 166 sel, dan yang mengalami plasmolisis sebanyak 98 sel dengan prosentase sel terplasmolisis sebesar 59 %. Pada konsentrasi larutan sukrosa 0,26 M, sel epidermisumbi bawang merah terlihat sebanyak 156 sel, dan yang mengalami plasmolisis sebanyak 81 sel dengan prosentase sel terplasmolisis sebesar 51,9 %. Pada konsentrasi larutan sukrosa 0,24 M, sel epidermisumbi bawang merah terlihat sebanyak 136 sel, dan yang mengalami plasmolisis sebanyak 64 sel dengan prosentase sel terplasmolisis sebesar 47 %. Pada konsentrasi larutan sukrosa 0,22 M, sel epidermisumbi bawang merah terlihat sebanyak 144 sel, dan yang mengalami plasmolisis sebanyak 49 sel dengan prosentase sel terplasmolisis sebesar 34 %. Pada konsentrasi larutan sukrosa 0,20 M, sel epidermisumbi bawang merah terlihat sebanyak 114 sel, dan yang mengalami plasmolisis sebanyak 31 sel dengan prosentase sel terplasmolisis sebesar 27,1 %. Pada konsentrasi larutan sukrosa 0,18 M, sel epidermisumbi bawang merah terlihat sebanyak 107 sel, dan yang mengalami plasmolisis sebanyak 20 sel dengan prosentase sel terplasmolisis sebesar 18,6 %. Pada konsentrasi larutan sukrosa 0,16 M, sel epidermis umbi bawang merah terlihat sebanyak 80 sel, dan yang mengalami plasmolisis sebanyak 14 sel dengan prosentase sel terplasmolisis sebesar 7,7 %. Pada konsentrasi larutan sukrosa 0,14 M, sel epidermisRhoe discolorterlihat sebanyak 221 sel, dan yang mengalami plasmolisis sebanyak 11 sel dengan prosentase sel terplasmolisis sebesar 4,9 %.Setelah dilakukan percobaan didapatkan data dan grafik seperti di atas. Sehingga didapatkan nilai kosentrasi larutan sukrosa yang menyebabkan 50% sel yang terplasmolisis yaitu pada kosentrasi . maka nilai tekanan osmotic dapat diketahui dengan:TOsel = 22,4 x M x T 273= 22,4 x 0,25 x (273+ 28Co)273= 1685,6273= 6,17 atmSehingga didapatkan nilai tekanan osmotik sebesar 6,17 atm

C. Pembahasan Berdasarkan tabel dan grafik pengamatan, dapat diketehui bahwa konsentrasi larutan sukrosa mempengaruhi jumlah sel yang mengalami plasmolisis. Pada konsentrasi larutan sukrosa yang paling pekat, yaitu 0.28 M, sel epidermis bawang merah yang mengalami plasmolisis adalah 59%. Sebaliknya, pada konsentrasi larutan sukrosa yang paling encer, yaitu 0.14 M, jumlah sel yang hanya sejumlah 4,9%. Dengan demikian, konsentrasi larutan sukrosa berbanding lurus terhadap jumlah sel yang mengalami plasmolisis. Konsentrasi yang menyebabkan 50% sel bawang merah yang mengalami plasmolisis adalah pada konsentrasi 0,25 M. Hasil ini didapat dengan cara menarik garis lurus pada sumbu Y (prosentase sel terplasmolisis) yaitu pada prosentase 50% dengan sumbu X (konsentrasi larutan sukrosa) yaitu yang menyebabkan sel terplasmolisis sehingga akan bertemu di titik yang dilewati grafik. Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah. Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis. Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya. Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi.Pada hasil praktikum yang kami lakukan, konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkab 50% dari jumlah sel yang mengalami plasmolisis adalah 0,25 M. Hal ini sebenarnya tidak sesuai dengan teori. Seharusnya konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkab 50% dari jumlah sel yang mengalami plasmolisis adalah 0,23 M. ini disebabkan karena waktu perendaman bawang merah yang sedikit terlalu lama dan terlalu lama membiarkan sayatan bawang merah di luar cawan sebelum direndam. Jika potensial larutan lebih tinggi, air akan bergerak dari luar ke dalam sel, bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya, artinya sel akankehilangan air. Apabila kehilangan air itu cukup besar, maka ada kemungkinan bahwa volume sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel. Membran dan sitoplasma akan terlepas dari dinding sel, keadaan ini dinamakan plasmolisis. Sel epidermis bawang merah yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami plasmolisis. (Tjitrosomo, 1987) Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang mengalami plasmolisis. Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui dari proses plasmolisis. Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan oleh sel-sel yang terplasmolisis. Apabila ruang bening diantara dinding dengan protoplas diisi udara, maka di bawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang berwarna kebiru-biruan. Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami plasmolisis. Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasma yang menembus lubang-lubang kecil. Benang-benang tersebut dikenal dengan sebutan plasmolema, dimana diameternya lebih besar daripada molekul tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury, 1995). Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50% berplasmolisis dan 50% tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien. Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan. Nilai potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel. Berdasarkan hasil pengamatan, plasmolisis insipien terjadi pada konsentrasi 0,25 M dengan tekanan osmotik 6,17 atm.

D. Diskusi

1. Jelaskan mengapa terjadi peristiwa plasmolisis. Dukung dengan data yang Anda peroleh! Peristiwa plamolisis dapat terjadi karena perbedaan konsentrasi air di dalam sel umbi bawang merah dan konsentrasi di luar sel. Konsentrasi larutan sukrosa yang lebih tinggi mengakibatkan nilai potensial airnya menjadi rendah, sehingga menyebabkan cairan sel keluar, karena nilai potensial air sel cukup tinggi. Hal ini didukung oleh data ke satu, yaitu pada konsentrasi tertinggi 0,28 M prosentase sel yang mengalami plasmolisis adalah 59%. Keluarnya cairan sel mengakibatkan membran sel lepas dari dinding sel, hal inilah yang disebut plasmolisis.

BAB VPENUTUPA. Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah praktikan lakukan, maka dapat disimpulkan a. Semakin besar konsentrasi larutan sukrosa maka akan semakin banyak sel yang terplasmolisis. Artinya, konsentrasi larutan berbanding lurus dengan banyaknya sel yang mengalami plasmolisis.b. Plasmolisis yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis, terjadi pada konsentrasi 0,25 M. c. Tekanan osmotik cairan sel epidermis bawang merah pada suhu 280C adalah sebesar 6,17 atm

B. Saran Karena waktu yang diperlukan dalam praktikum ini cukup lama, maka pembagian dan pngorganisasian waktu dan tugas sebaiknya dilakukan dengan baik agar praktikum dapat selesai tepat waktu. Sebelum melaksanakan praktikum, baca dan pahami teori dan petunjuk praktikum, agar tidak terjadi kesalahan dalam kegiatan praktikum. Selain itu, sebaiknya peralatan praktikum ditambah, sehingga tiap kelompok tidak perlu menunggu dan meminjam peralatan pada kelompok lain setelah kelompok lain menggunakannya.

DAFTAR PUSTAKA

Salisbury, Cleon. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung: ITB Press Rahayu, Yuni Sri. 2008. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Surabaya: Unesa PressSasmitahardja, Dradjat, dkk. 1997. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : Depdikbud.http://sketsaistjourney.wordpress.com/2011/04/03/difusi-osmosis-plasmolisis/(diakses pada tanggal 20 Februari 2014)

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Suyitno%20Aloysius,%20Drs.%20MS./Buku%20Petunjuk%20Praktikum%20Fisiologi%20Tumbuhan%20Dasar.pdf (diakses pada tanggal 20 Februari 2014)

LAMPIRAN

a. Untuk menghitung prosentase sel yang terplasmolisis digunakan rumus : % sel yang terplasmolisis = sel terplasmolisis x 100% sel seluruhnya

1. Larutan sukrosa 0,28 M

% sel terplasmolisis = = 59%2. Larutan sukrosa 0,26 M

% sel terplasmolisis = = 51,9%3. Larutan sukrosa 0,24 M

% sel terplasmolisis = = 47%4. Larutan sukrosa 0,22 M

% sel terplasmolisis = = 34%5. Larutan sukrosa 0,20 M

% sel terplasmolisis = = 27,1%6. Larutan sukrosa 0,18 M

% sel terplasmolisis = = 18,6%7. Larutan sukrosa 0,16 M

% sel terplasmolisis = = 7,7%8. Larutan sukrosa 0,14 M

% sel terplasmolisis = = 4,9 %

b. Untuk menentukan tekanan osmotik digunakan persamaan :

TO = 22,4 x M x T 273

TO sel =

TO = 6,17 atm

Penentuan Tekanan Osmosis Cairan SelPage 19

Gambar bidang pandang mikroskop epidermis bawang merah

Konsentrasi larutan sukrosa: 0,16 MJumlah seluruh sel: 180Jumlah sel terplasmolisis: 14Prosentase sel terplasmolisis: 7,7 %Konsentrasi larutan sukrosa: 0,14 MJumlah seluruh sel: 221Jumlah sel terplasmolisis: 11Prosentase sel terplasmolisis: 4,4 %

Konsentrasi larutan sukrosa: 0,20 MJumlah seluruh sel: 114Jumlah sel terplasmolisis: 31Prosentase sel terplasmolisis: 27,1 %Konsentrasi larutan sukrosa: 0,18 MJumlah seluruh sel: 107Jumlah sel terplasmolisis: 20Prosentase sel terplasmolisis: 18,6 %

Konsentrasi larutan sukrosa: 0,22 MJumlah seluruh sel: 144Jumlah sel terplasmolisis: 49Prosentase sel terplasmolisis: 34 %

Konsentrasi larutan sukrosa: 0,24 MJumlah seluruh sel: 136Jumlah sel terplasmolisis: 64Prosentase sel terplasmolisis: 47 %

Konsentrasi larutan sukrosa: 0,28 MJumlah seluruh sel: 166Jumlah sel terplasmolisis: 98Prosentase sel terplasmolisis: 59 %Konsentrasi larutan sukrosa: 0,26 MJumlah seluruh sel: 156Jumlah sel terplasmolisis: 81Prosentase sel terplasmolisis: 51,9 %