Lapkas 2 OME RF
-
Upload
lutfi-malefo -
Category
Documents
-
view
215 -
download
2
description
Transcript of Lapkas 2 OME RF
BAB IPENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Banyak ahli membuat pembagian dan klasifikasi otitis media. Secara mudah, otitis media terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif (otitis media serosa, otitis media sekretoria, otitis media musinosa, otitis media efusi/OME). Otitis media non supuratif nama lain adalah otitis media musinosa, otitis media efusi, otitis media serosa, otitis media sekretoria, otitis media mukoid (glue ear). Otitis media efusi (OME) adalah keadaan terdapatnya sekret yang nonpurulen di telinga tengah, sedangkan membran timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi disebut juga otitis media dengan efusi. Apabila efusi tersebut encer disebut otitis media serosa dan apabila efusi tersebut kental seperti lem disebut otitis media mukoid ( glue ear ). OME adalah salah satu penyakit yang paling sering terjadi pada anak. Pada populasi anak, OME dapat timbul sebagai suatu kelainan short-term menyertai suatu infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), ataupun sebagai proses kronis yang disertai gangguan dengar berat, keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa, gangguan keseimbangan, hingga perubahan struktur membrana timpani dan tulang pendengaran.Dari data statistik menunjukkan 80-90% anak prasekolah pernah menderita OME. Kasus OME berulang (OME rekuren) pun menunjukkan prevalensi yang cukup tinggi terutama pada anak usia prasekolah, sekitar 28-38%. Dari beberapa kepustakaan insidens OME berbeda-beda dibeberapa tempat, disimpulkan rata-rata 14-62%. Di Malaysia negara yang mempunyai iklim yang sama dengan Indonesia, Sani melaporkan prevalensi OME pada anak prasekolah usia 5-6 tahun sebesar 13,6%. Di Indonesia telah dilaporkan penelitian.
di Jakarta yang dilakukan di TK dan SD Al-Azhar pada anak usia 4-12 tahun didapatkan prevalensi OME sebesar 23,71%. Diagnosis OME pada anak lebih sukar ditegakkan oleh karena keluhan yang tidak jelas. Kecurigaan dapat dimulai adanya gangguan pendengaran pada anak yang bisa sertai dengan kemunduran dalam pelajaran sekolah. Sedangkan pemeriksaan telinga seringkali ditemukan secara tidak sengaja adanya kelainan pada saat skrining pemeriksaan telinga dan pendengaran di sekolah-sekolah.1.2. Tujuan Tujuan dari pembuatan referat ini adalah: 1. Untuk menambah pengetahuan tentang otitis media efusi sebagai salah satu penyakit dibidang ilmu Telinga, Hidung dan Tenggorok, sehingga dapat melakukan diagnosis dini untuk menetukan terapi yang adekuat bagi pasien. 2. Sebagai salah satu syarat akademis stase pada bagian ilmu Telinga, Hidung dan Tenggorok.
BAB IILAPORAN KASUS
A. Identitas PasienNama:Nn. NFJenis kelamin:PerempuanUmur:20 tahunAlamat: Pakuncen RT 10/01. Kel.Pahonjean. Kec. MajenangNo. RM:246571Tanggal berobat:Kamis, 21 November 2013. Pukul 07.59 WIB
B. Anamnesis1. Keluhan utama: Telinga Kanan dan Kiri terasa tersumbat sejak 2 Minggu
2. Riwayat penyakit sekarang: Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke poliklinik THT RSUD Banjar dengan keluhan telinga kanan dan kiri tersumbat sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan disertai timbulnya suara berdenging dan pasien juga mengatakan bahwa suaranya terdengar seperti membesar, untuk mengatasi masalah tersebut usaha yang dilakukan yaitu dengan menutup kedua lubang hidung kemudian menghembuskan napas, sehingga suara yang terdengar membesar tadi menjadi hilang. Pasien mengatakan pada awal mula keluhan ini telinga kanan dan kiri terasa sedikit nyeri, pendengaran menjadi berkurang. Pusing disangkal, batuk pilek disangkal, demam disangkal, gatal pada telinga disangkal, riwayat keluar cairan dari telinga disangkal.
3. Riwayat penyakit dahulu:Belum pernah mengalami hal seperti iniRiwayat mengalami penyakit pada telinga disangkal
4. Riwayat penyakit keluarga:Tidak ada dalam keluarga mengalami keluhan yang serupa
5. Riwayat alergi:Pasien tidak memiliki riwayat alergi udara dingin, debu, makanan, ataupun obat-obatan.
6. Riwayat psikososial: Pasien tidak merokok dan lingkungan sekitar tempat tinggal tergolong cukup bersih.
7. Riwayat pengobatan:Disangkal
C. Pemeriksaan FisikKeadaan umum : tampak sakit ringan Kesadaran :composmentisTanda Vital Tekanan darah : 110/70 mmHgRR: 18 x/ menit Nadi : 80 x/menit Suhu : 36.5 CStatus Generalis1. Kepala :normocephal simetris, rambut hitam distribusi rata2. Mata:konjungtiva anemis (-/-), konjungtiva hiperemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks pupil (+/+) isokor, pergerakan mata kesegala arah baik3. Telinga:lihat status lokalis4. Hidung :lihat status lokalis5. Mulut:bibir kering (-), sianosis (-), stomatitis (-), lidah kotor dan tremor (-), karies gigi (-)6. Tenggorok: lihat status lokalis7. Leher:lihat status lokalis8. Thorax a. Inspeksi :normochest simetris, retraksi dinding dada (-)b. Palpasi:tidak ada bagian dada yang tertinggal saat bernapasc. Perkusi : tidak dinilaid. Auskultasi :suara napas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)9. Jantunga. Inspeksi:tidakdinilaib. Palpasi:tidak dinilaic. Perkusi: tidak dinilaid. Auskultasi : tidak dinilai10. Abdomena. Inspeksi: tidak dinilaib. Palpasi : tidak dinilaic. Perkusi:tidak dinilai d. Auskultasi:tidak dinilai11. Ekstremitasa. Superior: akral hangat, ruam makulopapular (-/-), udem (-/-), RCT < 2 detik b. Inferior:akral hangat, ruam makulopapular (-/-), udem (-/-), RCT < 2 detik.
D. Status lokalis THT1. Telinga
Tabel 1. Pemeriksaan telingaADAS
Normotia, helix sign (-), tragus sign (-)Aurikula
Normotia, helix sign (-), tragus sign (-)
Preaurikula appendege (-) tanda radang(-), pus(-), nyeri tekan(-), fistula(-)Preaurikula
Preaurikula appendege (-) tanda radang(-), pus(-), nyeri tekan(-), fistula(-)
Tenang, udem(-), fistel(-), sikatriks(-), nyeri tekan(-)RetroaurikulaTenang, udem(-), fistel(-), sikatriks(-), nyeri tekan(-)
Hiperemis(-), serumen(-), udem(-), massa(-)MAEHiperemis(-), udem(-), serumen(-), massa(-)
Intak, hiperemis (-)refleks cahaya (-)sekret (+)
Membran timpaniIntak, hiperemis (-)refleks cahaya (-)Retraksi M.T (+)Sekret (+)
Tidak dinilaiUji RinneTidak dinilai
Tidak dinilaiUji WeberTidak dinilai
Tidak dinilaiUji SchwabachTidak dinilai
2. HidungTabel 2. Pemeriksaan hidungDextra Rhinoskopi anteriorSinistra
Tenang Mukosa Tenang
-Sekret -
Eutrofi Konka inferior Eutrofi
Deviasi (-)SeptumDeviasi (-)
(-)Massa (-)
(+)Passase udara(+)
a. Sinus paranasal1) Inspeksi:pembengkakan pada wajah (-), bagian bawah mata (-), daerah diatas mata (-)2) Palpasi:nyeri tekan pada sinus paranasal (-),atas orbita (-)3) Transiluminasi Tidak dilakukan
b. Tes penciuman: Dextra : normosmia Sinistra : normosmia3. TenggorokTabel 3. Pemeriksaan OrofaringDextraPemeriksaan OrofaringSinistra
Mulut
TenangMukosa mulutTenang
Bersih, basahLidahBersih, basah
TenangPalatum molleTenang
Karies (-)Gigi geligiKaries (-)
SimetrisUvulaSimetris
Tonsil
Tenang MukosaTenang
T1BesarT1
-Kripta melebar -
-Detritus-
-Perlengketan-
Faring
Tenang Mukosa Tenang
-Granula -
-Post nasal drip-
Tabel 4. Pemeriksaan NasofaringNasofaring (Rhinoskopi posterior)
Konka superior Tidak dilakukan
Torus tubarius Tidak dilakukan
Fossa RossenmullerTidak dilakukan
Plika salfingofaringeal Tidak dilakukan
Tabel 5. Pemeriksaan LaringofaringLaringofaring (Laringoskopi indirect)
Epiglotis Tidak dilakukan
Plika ariepiglotika Tidak dilakukan
Plika ventrikularisTidak dilakukan
Plika vokalis Tidak dilakukan
Rima glotis Tidak dilakukan
4. Pemeriksaan MaksilofasialTabel 6. Pemeriksaan MaksilofasialDextraNervusSinistra
(+)I. OlfaktoriusPenciuman(+)
(+) (+)II. Optikus Daya penglihatan Refleks pupil(+) (+)
(+)(+)(+)(+)(+)III. Okulomotorius Membuka kelopak mata Gerakan bola mata ke superior Gerakan bola mata ke inferior Gerakan bola mata ke medial Gerakan bola mata ke laterosuperior(+)(+)(+)(+)(+)
(+)IV. TroklearisGerakan bola mata ke lateroinferior(+)
(+)(+)(+)V. Trigeminal Tes sensoris Cabang oftalmikus (V1) Cabang maksila (V2) Cabang mandibula (V3)
(+)(+)(+)
(+) VI. AbdusenGerakan bola mata ke lateral(+)
(+)(+)(+)(+)VII. Fasial Mengangkat alis Kerutan dahi Menunjukkan gigi Daya kecap lidah 2/3 anterior(+)(+) (+)(+)
Tidak dilakukanVIII. AkustikusTes garpu tala
Tidak dilakukan
(+)(+)IX. Glossofaringeal Refleks muntah Daya kecap lidah 2/3 anterior(+)(+)
(+) (-)(+)X. Vagus Refleks muntah dan menelan Deviasi uvula Pergerakan palatum(+) (-)(+)
(+)(+)XI. Assesorius Memalingkan kepala Kekuatan bahu(+)(+)
(-)(-)XII. Hipoglossus Tremor lidah Deviasi lidah (-)(-)
5. Leher Tabel 7. Pemeriksaan LeherDextraPemeriksaanSinistra
Pembesaran (-)ThyroidPembesaran (-)
Pembesaran (-)Kelenjar submentalPembesaran (-)
Pembesaran (-)Kelenjar submandibulaPembesaran (-)
Pembesaran (-)Kelenjar jugularis superiorPembesaran (-)
Pembesaran (-)Kelenjar jugularis mediaPembesaran (-)
Pembesaran (-)Kelenjar jugularis inferiorPembesaran (-)
Pembesaran (-)Kelenjar suprasternalPembesaran (-)
Pembesaran (-)Kelenjar supraklavikularisPembesaran (-)
E. ResumeSeorang perempuan berusia 20 tahun dengan keluhan telinga kanan dan kiri terasa tersumbat sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan disertai timbulnya suara berdenging dan pasien juga mengatakan bahwa suaranya terdengar seperti membesar, untuk mengatasi masalah tersebut usaha yang dilakukan yaitu dengan menutup kedua lubang hidung kemudian menghembuskan napas, sehingga suara yang terdengar membesar tadi menjadi hilang. Pasien mengatakan pada awal mula keluhan ini telinga kanan dan kiri terasa sedikit nyeri, pendengaran menjadi berkurang. Pada pemeriksaan otoskop didapatkan membran timpani dextra terdapat gelembung (air bubble) dan yang kiri retraksi pada membran timpani, sekret (+)
F. Diagnosis Banding1. Otitis media efusi dextra sinistra2. Otitis media akut
G. Diagnosa KerjaOtitis media efusi dextra sinistra
H. Pemeriksaan Penunjang1. Pneumatic otoscope 2. Impedance audiometry (tympanometry)3. Pure tone Audiometry
I. PenatalaksanaanMedikamentosa Orala. Amoxycilin 2 x 500 mg ( 7-10 hari )b. Pseudoephedrine HCL 2 x 60 mg c. Citirizine 2 x 10 mgd. Ambroxol 3 x 30 mge. Methylprednisolone 2 x 4mgMedikamentosa Nasala. Triamsinolone nasal spray 3 x @2 semprot
J. Prognosis Quo ad vitam ad bonam Quo ad functionam ad bonam Quo ad sanationam ad bonamOtitis media dengan efusi biasanya hilang dengan sendirinya selama beberapa minggu atau bulan. Pengobatan dapat mempercepat proses penyembuhan. OME biasanya tidak mengancam nyawa. Kebanyakan anak tidak mengalami kerusakan pada pendengaran jangka panjang atau kemampuan berbicara, bahkan ketika cairan menetap selama berbulan-bulan.
1