Lap Prak Pengujian Antiperspirant
-
Upload
nury-yanthie -
Category
Documents
-
view
500 -
download
6
Transcript of Lap Prak Pengujian Antiperspirant
LAPORAN PRAKTIKUM KOSMETIK
JUDUL :
PENGUJIAN LOTION ANTIPERSPIRANT
TANGGAL PRAKTIKUM:
DESEMBER 2011
DOSEN PEMBIMBING :
ANTONIUS PADUA RATU SSi, Apt
DISUSUN OLEH :
DIANA AGNES (09312065)
FINA FEBRIANTI (10012014)
MAYLIZA ASRIL (09012069)
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI
BOGOR
2012
1. TUJUAN
Untuk mengetahui kadar Aluminum dalam sediaan antiperspirant.
2. DASAR
Ion aluminum dapat dipisahkan dari sediaan antiperspirant dengan cara ekstraksi air-kloroform. Aluminum yang terekstrak dalam air dapat diketahui kadarnya melalui titrasi dengan larutan EDTA, dan indikator EBT sehingga terjadi perubahan warna titik akhir larutan titrasi dari ungu ke biru.
Kadar Aluminum selain dengan dengan titrasi EDTA, dapat juga diketahui dengan cara spektrofotometri melalui pewarnaan dengan EBT pada pH 4. Intensitas warna merah yang terbentuk sesuai dengan konsentrasi Aluminum.
3. TINJAUAN PUSTAKA
Antiperspirant adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk maksud mempersempit pori
sehingga mengurangi keluarnya keringat. Produk mengandung antiperspirant aktif harus
mengurangi proses perspirasi minimal 20% dari 50% populasi.
Ada beberapa cara untuk mengurangi atau mengontrol bau ketiak, yaitu mengurangi
keringat epokrin, memindahkan sekresi dari kedua kelenjar keringat secepatnya,
menghalangi pertumbuhan bakteri, mengabsorbsi bau badan. Oleh sebab itu, produk
penghilang bau badan harus memiliki 4 fungsi di bawah ini :
1.Fungsi antipespiran
Banyak sediaan produk yang bekerja menekan produksi keringat dengan menggunakan
senyawa-senyawa bersifat sebagai astringen kuat. Astringen dapat untuk mengurangi
keringat. Senyawa-senyawa aluminium dan garam-garam seng aluminium hidroklorida
merupakan senyawa yang umumnya dipakai karena mempunyai sifat dapat larut dalam
air sehingga dapat digunakan pada sediaan cair dan dapat didispersikan pada sediaan stik
dengan bahan dasar minyak.
2.Fungsi antibakteri untuk menekan pertumbuhan bakteri pada kulit
Bahan-bahan antibakteri digunakan untuk menghambat perkembangan dari bakteri yang
dapat menyebabkan bau badan. Antibakteri yang sering digunakan seperti triclosan,
benzalkonium klorida, klorheksidin hidroklorida, klorneksidin glukonat dan halocarbon.
3.Fungsi deodoran
Bau badan dapat dihilangkan dengan jalan pembentukan garam dari logam dengan asam
lemak rantai pendek. Berdasarkan prinsip ini, jika asam lemak rantai pendek yang
menyebabkan bau badan direaksikan dengan zink oksida (ZnO) maka akan dihasilkan
Laporan praktikum Kosmetik Page 1
garam seng dari asam lemak rantai pendek sehingga bau badan dapat dihilangkan.
Mekanisme reaksinya adalah sebagai berikut : 2 RCOOH + ZnO → (RCOO)2Zn + H2O
4.Fungsi penutup atau masking
Penggunaan parfum dapat dilakukan untuk menutupi bau badan yang timbul, seperti pada
cologne deodorant.
Penggunaan sediaan topikal yang cocok dapat digunakan untuk mengurangi keluarnyakeringat berdasarkan
pengurangan jumlah keringat, perubahan serangan bekteri sehingga bau dapat dicegah. Sediaan
antipersporan yang diperdagangkan sebagian besar menggunakan senyawa aluminium, dan seagian kecil
menggunakansenyawa seng seagai astringen. Pengamatan terhadap efek aluminium sulfat,aluminium
klorhidroksida, dan dapar aluminium klorida dengan urea 5%. Ternyatamempunyai efek bakterisidal dan
bakteriostatik yang sama kuat
Zat aktif pada Antiperspirant
Antiperspirant berdasarkan garam Aluminum dan atau Aluminum Zirconium dapat
membentuk hambatan oklusif dari hidroksida logam dalam kelenjar ekrin.
1.Garam Aluminum yang mengandung buffer / Buffered Aluminum Salts (ACH)
Antiperspirant yang pertama yaitu Ever Dry, berbahan dasar AlCl3 diperkenalkan di
pasaran pada tahun 1930. Cream mengandung aluminum sulfat yang pertama
diperkenalkan sekitar tahun 1930an. Tetapi pH yang asam dari sediaan tersebut (2.5 –
3.0) menyebabkan iritasi kulit pada ketiak, sehingga sediaan tersebut tidak digunakan
lagi.
Untuk itu dibuatlah suatu formula dengan penambahan buffer, sehingga pH naik menjadi
4.0 – 4.2. Formula ini disebut formula buffered aluminum chloride (aluminum
chlorhydrate, atau ACH). Formula pada garam campur buffer ini adalah {A12(OH)5}þ þ
{Cl_} atau Al29OH03Cl.
Aluminum Klorida digunakan sebagai antiperspirant dengan kadar 20% dalam alkohol.
Aluminium Klorhidrat digunakan sebagai antiperspirant dengan kadar 10-25 %
2. Aluminum Zirconium Chlorohydrate-Glycine Complek (AZG atau ZAG)
Aluminum zirconium chlorohdrate dibuat dari reaksi ACH dengan zirconylchloride.
Reaksi kedua bahan tersebut dengan adanya glycine akan membentuk komplek ZAG.
Glycine digunakan sebagai buffer. Bentuk aktif antiperspirant ini membentuk struktur
komplek polymeric dalam air.
Laporan praktikum Kosmetik Page 2
3. Aluminium sulphate (Tawas) adalah semacam batu putih agak bening yangbisa digunakan untuk
membeningkan air. Selain manfaatnya untuk menjernihkan air, ternyata tawas juga dapat digunakan
untuk menghilangkanbau badan khususnya didaerah ketiak.
4. Potasium aluminium sulphate (Potasium alum) adalah bahan kimia yangsesuai dengan rumus kimia
KAl(SO4)2.12H2O, juga dikenal sebagai Aluminum potassium sulfate. Potasium alum adalah astringent
dan antiseptic,oleh karena itu Potasium alum dapat digunakan sebagai deodorant dengancara
menghambat pertumbuhan bakteri penyebab bau badan sekaligusmengurangi keluarnya keringat.
Garam aluminum sebagai antiperspirant
Garam aluminium dapat mengakibatkan keratinisasi abnormal, sehingga terjadi blockade pada muara
kelenjar keringat sehingga aliran keringat terhambat. Aktivasi antiperspirant diuji berdasarkan percobaan
histology dengan menggunakangaram aluminium, AlCl3, ternyata dapat mengubah pembuluh epidermal
sehingga menyebabkan sebagian besar keringat tertumapah ke sekitar jaringan (meningkatkan absorbs
transduktal keringat). Aluminium klorida dapat menyebabkananidrosis dengan mengubah permeabilitas atu
fungsi resorbsi npembuluh ekrinbagian epidermal. Aktivitas garam aluminium dalam antiperspirant belum
seluruhnya jelas, astringen garam aluminium mempunyai efek antiperspirant jika digunakan dalam kadar
cukup tinggi, misalnya tidak kurang dalam 15%
Bentuk sediaan antiperspirant
Antiperspiran aktif dapat diformulasikan dalam bermacam-macam bentuk sediaan seperti
suspense anhydrous, larutan berbasis air atau hidroalkohol, dan emulsi. Jenis bentuk aplikasi
untuk antiperspirant adalah stik, roll-on, krim, pump sprays, aerosol, gel, dan powder. Tiga
bentuk produk yang paling penting adalah antiperspirant berupa stik, roll-on dan aerosol.
Ingredient yang bersifat hidrofobik, seperti emollient, mempengaruhi efektifitas
antiperspirant aktiv, karena fasa minyak kosmetik atau lilin dapat menutupi pori-pori
jaringan ekrin. Efikasi dari antiperspirant aktif seperti ACH, lebih tinggi dalam sistim yang
mengandung air, dibandingkan dengan formulasi anhydrous.
4. ALAT DAN BAHANAlat :
Labu kocok
Buret
Pipet volumetric 5 dan 10 ml
Erlenmeyer 200 ml
Laporan praktikum Kosmetik Page 3
Labu ukur 50 ml
Labu semprot
Pipet tetes
Piala gelas
Bahan :
Sampel antiperspirant
Kloroform
EDTA
EBT
CaCl2
5. CARA KERJA PERCOBAAN 1
5.1 Pembuatan Larutan Na-EDTA
5.1.1 Timbang Na-EDTA sebanyak gram 18.64 g
5.1.2 Masukkan dalam labu ukur 1000 ml
5.1.3 Tambahkan aquadest hingga 1000 ml
5.2 Pembakuan Larutan Na-EDTA
5.2.1 Timbang CaCl2 sebanyak 0.5 g dan larutkan dalam labu 100 ml. Pipet 10 ml
larutan ke dalam Erlenmeyer
5.2.2 Tambahkan indikator EBT dan titrasi dengan Na-EDTA hingga berubah warna
dari ungu ke merah ungu.
5.3 Ekstraksi Al3+ dalam lotion antiperspirant
5.3.1 Timbang 0.5 g sampel lotion antiperspirant, masukkan dalam labu pisah.
5.3.2 Tambahkan aquadest sebanyak 20 ml dan kloroform sebanyak 10ml
5.3.3 Kocok, ambil fasa air untuk diuji.
5.4 Penetapan kadar Al3+ dalam lotion antiperspirant
5.4.1 Pipet hasil ekstraksi sebanyak 10 ml masukkan dalam erlenmeyer
5.4.2 Tambahkan indikator EBT, Titrasi dengan Na-EDTA hingga terjadi perubahan
warna dari ungu ke biru.
6. CARA KERJA PERCOBAAN 2
6.1 Pembuatan Larutan stok Aluminum
6.1.1 Timbang AlCl3 sebanyak 0.5 gram, masukkan dalam labu ukur 100 ml
6.1.2 Tambahkan 3 ml H2SO4 pekat dan tambahkan aquadest hingga1000 ml
Laporan praktikum Kosmetik Page 4
6.2 Pembuatan Larutan NH4CH3COO 10%
6.2.1 Timbang NH4CH3COO sebanyak 25 g masukkan dalam labu ukur 250 ml
6.2.2 Tambahkan aquadest hingga 250 ml
6.3 Pembuatan H2SO4 encer
6.3.1 Masukkan 200 ml aquadest dalam labu ukur,
6.3.2 Pipet 25 ml H2SO4 pekat, masukkan dalam labu ukur, tambahkan aquadest hingga
500 ml
6.4 Pembuatan EBT 0.1 %
6.4.1 Timbang EBT sebanyak 100 mg
6.4.2 Tambahkan etanol 90% hingga 100 ml.
6.5 Ekstraksi Al3+ dalam lotion antiperspirant
Lakukan sama dengan percobaan 1
6.6 Pembuatan larutan standar Al3:
6.6.1 Siapkan 5 labu ukur 50 ml
6.6.2 Masukkan 5 ml larutan NH4CH3COO 10%, 0.5 ml H2SO4 encer dan 1,5 ml EBT
6.6.3 Kemudian masing-masing labu tambahkan 5 ml, 10 ml, 20 ml, 25 ml dan 50 ml
larutan stok Al3+
6.6.4 Tambahkan buffer pH 4,6.
6.6.5 Tambahkan aquadest hingga 50 ml dan diamkan 1 jam
6.6.6 Ukur serapan pada panjang gelombang 590 nm
6.7 Pengujian sampel
6.7.1 Siapkan 5 labu ukur 50 ml
6.7.2 Masukkan 5 ml larutan NH4CH3COO 10%, 1 ml H2SO4 encer dan 3 ml EBT
6.7.3 Kemudian tambahkan larutan sampel sebanyak 5 ml
6.7.4 Tambahkan buffer pH 4,6.
6.7.5 Tambahkan aquadest hingga 50 ml dan diamkan 1 jam
6.7.6 Ukur serapan pada panjang gelombang 590 nm
7. HASIL DAN PERHITUNGAN
7.1 Cara Titrasi
Data :
Bobot sampel = 0.5 g
Volum pelarut = 20 ml
Volum yang dititar = 10 ml
Volum penitar = 4.4 ml
Laporan praktikum Kosmetik Page 5
N penitar = 0.0497 M
BM Al = 27
Perhitungan :
7.2 Cara Spektrofotometri
Data :
Bobot sampel = 0.5 g
Volum pelarut = 20 ml
Volum yang diambil = 5 ml
Serapan deret standard dan sampel :
Deret standar Absorbansi
25 ppm 0.191
50 ppm 0.214
100 ppm 0.252
125 ppm 0.257
Sampel-klmpk 1 0.586
Perhitungan :
Laporan praktikum Kosmetik Page 6
Slope = 1425
Intercept = -250.7
Linearitas = 0.969
8. PEMBAHASAN
Dari hasil praktikum dapat dilihat bahwa kadar Al (sebagai Al3+) secara titrasi maupun
secara instrumentasi tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Al dalam antiperspirant
dapat terikat sebagai Aluminium Chloride atau sebagai Aluminium Chlorhydrate.
Kandungan Aluminium Chloride atau Aluminium Chlorhydrate dapat diketahui melalui
kadar Al, yaitu dengan mengkonversi bobot molekul sehingga kadar Aluminium Chloride
didapat hasil Aluminiu chloride secara titrasi dan spektro :
Dan jika sebagai aluminiumm chlorhydrate, maka :
Laporan praktikum Kosmetik Page 7
Garam aluminium sebagai aluminium chloride biasa digunakan dalam antiperspirant
sebanyak 20%, sedangkan sebagai aluminium chloride biasa digunakan sebanyak 10-25%
(Martindale 36th).
Preparasi sampel menggunakan ekstraksi dengan chloroform – air untuk memisahkan
aluminium dari senyawa-senyawa yang tak larut dalam air. Waktu ekstraksi dan kuatnya
ekstraksi akan mempengaruhi jumlah Al yang dapat diambil dari sediaan lotion tersebut.
Apabila ekstraksi kurang lama atau kurang kuat maka akan berpengaruh terhadap hasil
penetapan kadar. Tidak berbedanya kadar Al secara titrasi maupun spektrofotometri salah
satunya adalah karena sampel berasal dari hasil ekstrak yang sama.
Pemilihan metoda titrasi yaitu titrasi kompleksometri karena pada titrasi tersebut EDTA
akan mengikat (mengkompleks) Al dan kelebihan EDTA akan bereaksi dengan EBT
membentuk warna biru. Ketepatan melihat perubahan warna dari ungu (kompleks Al-EBT)
ke biru (kompleks EDTA-EBT) berpengaruh ke penentuan titik akhir dan mempengaruhi
jumlah kadar Al yang dihitung.
Hubungan antara konsentrasi dan absorbansi yang dinyatakan dalam kurva memiliki
linearitas 0,969. Angka ini cukup linier ,tetapi idealnya hubungan antara konsentrasi dan
unit ukur (misal absorbansi) memiliki spesifikasi linearitas tidak kurang dari 0,999. Tidak
tercapainya spesifikasi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal misalnya :
- Ketelitian dalam pelaksanaan metoda uji (penambahan jumlah pereaksi,
penimbangan, kebersihan glassware dan keterampilan praktikan
- Peralatan pengukuran (spektrofotometer)
Dalam pelaksanaan metoda secara spektrofotometri dengan menggunakan deret standar
sebagai pembandingnya, sebaiknya konsentrasi sampel yang diukur diatur melalui
pengenceran dan lain sebagainya sehingga unit ukur (absorbansi) memiliki nilai di dalam
range deret standar. Misalnya, bila range absorban deret standar antara 0,1 ~ 0,3 maka
absorbansi sampel uji juga diharapkan diantara absorbansi deret standar tersebut. Jika
diluarnya, misalnya 0,5 maka sampel sebelum diberi pereaksi warna diencerkan terlebih
dahulu, kemudian baru ditambah pereaksi sesuai prosedur dan diukur kembali. Hal ini
dimaksudkan untuk menjamin kelinearitasan absorbansi sampel uji terhadap konsentrasi,
Laporan praktikum Kosmetik Page 8
jika absorbansi terlalu besar, tidak menjamin bahwa hal tersebut masih linear terhadap
konsentrasi.
9. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, didapatkan kadar Al dalam sediaan lotion
antiperspirant adalah 2,36 % menggunakan cara titrasi kompleksometri dan 2,33 % secara
spektrofotometri. Dari kedua cara tersebut tidak dilihat perbedaan kadar signifikan antara
metoda titrasi kompleksometri dan spektrofotometri.
10. DAFTAR PUSTAKA
Paye, Marc, Andre O Barel, Howard I Maibach. 2006. Handbook of Cosmetic Science and Technology Second Edition. CRC Press Taylor & Francis Group, Boca Roca Florida.
Sweetman, Sean C. 2009. Martindale : The Complete Drug Reference. 36th edition. Pharmaceutical Press USA
Tranggono, Retno Iswari Dr,SpKK., Dra. Fatma Latifah,Apt. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
Laporan praktikum Kosmetik Page 9