LAP FAAL DK 2

download LAP FAAL DK 2

of 26

description

laporan

Transcript of LAP FAAL DK 2

20

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGIMODUL MUSKULOSKELETAL

Disusun Oleh :

Kelompok Diskusi 2

Benyamin S.I Hutagaol(I11107050)Ika Krastanaya (I11109002)Sandy Tambunan (I11109015)Agung Triatmojo(I11109007)Novi Ervina (I11109009)John Esmar Jikow G(I11109034)Rabiul Priyantono (I11109044)Peri Desta Pangarego(I11109050)Hidayat (I11109084)Frisa Buzarudina(I11109085)Arrany Rahmaning(I11109092)Rosa Linda(I11109093)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS TANJUNGPURAPONTIANAK2011

I. Pendahuluan

Praktikum fisiologi yang dilakukan kali ini adalah pengukuran beban maksimum yang dapat ditahan oleh otot bisep pada berbagai sudut sendi dan tes kinerja otot (muscle performance test). Pengukuran beban maksimum yang dapat ditahan oleh otot bisep pada berbagai sudut sendi dilakukan dengan tujuan untuk menguji konsep bahwa perbedaan sudut sendi akan mengubah panjang otot dan keuntungan mekanisnya; yang akibatnya adalah berat beban maksimum yang mampu ditahan akan bervariasi. Sedangkan tujuan dari tes kinerja otot adalah untuk mengevaluasi kinerja otot menggunakan seperangkat tes kinerja otot dan untuk menganalisis hasil dari kinerja otot individu dan kelompok.1Otot adalah spesialis kontraksi pada tubuh. Kontraksi otot rangka menyebabkan tulang tempat otot tersebut melekat bergerak, yang memungkinkan tubuh melaksanakan berbagai aktivitas motorik. Kontraksi otot terjadi akibat suatu potensial aksi yang berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujungnya pada serabut otot. Akibat dari potensial aksi tersebut, di setiap ujung, saraf menyekresi substansi neurotransmiter, yaitu asetilkolin dalam jumlah sedikit. Asetilkolin tersebut bekerja pada area setempat pada membran serabut otot untuk membuka banyak kanal bergerbang asetilkolin melalui molekul-molekul protein yang terapung pada membran. Terbukanya kanal bergerbang asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium untuk berdifusi ke bagian dalam membran serabut otot. Peristiwa ini akan menimbulkan suatu potensial aksi pada membran. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serabut otot dengan cara yang sama seperti potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serabut saraf. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membrane otot, dan banyak aliran listrik potensial aksi mengalir melalui pusat serabut otot. Di sini, potensial aksi menyebabkan reticulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium, yang telah tersimpan di dalam reticulum ini. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filament aktin dan myosin, yang menyebabkan kedua filamen tersebut bergeser satu sama lain, dan menghasilkan proses kontraksi. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam reticulum sarkoplasma oleh pompa membrane Ca++, dan ion-ion ini tetap disimpan dalam reticulum sampai potensial aksi otot yang baru datang lagi; pengeluaran ion kalsium dari myofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti. 2Penilaian kinerja otot dimaksudkan untuk menentukan keseluruhan tingkat kebugaran seseorang. Penilaian ini juga dapan mengidentifikasikan area kekuatan dan kelemahan dari seseorang sehingga ia dapat merencanakan latihan fisik yang cocok untuknya.

II. Tinjauan Pustaka

II. 1 Kontraksi Otot RangkaOtot adalah spesialis kontraksi pada tubuh. Otot rangka melekat ke tulang. Kontraksi otot rangka menyebabkan tulang tempat otot tersebut melekat bergerak, yang memungkinkan tubuh melaksanakan berbagai aktivitas motorik. Otot rangka yang menunjang homeostasis mencakup antara lain otot-otot yang penting dalam akuisisi, mengunyah, dan menelan makanan dan otot-otot yang penting untuk bernapas. Kontraksi otot rangka juga digunakan untuk menggerakkan tubuh menjauhi bahaya. Otot rangka juga digunakan untuk aktivitas-aktivitas nonhomeostatik, misalnya menari atau mengoperasikan komputer.Setiap serabut otot mengandung beberapa ratus sampai beberapa ribu myofibril. Setiap myofibril tersusun oleh sekitar 1500 filamen myosin yang berdekatan dan 3000 filamen aktin, yang merupakan molekul protein polimer besar yang bertanggung jawab untuk kontraksi otot sesungguhnya. Filamen miosin dan aktin sebagian saling bertautan sehingga myofibril memiliki pita terang dan gelap yang berselang-seling. Pita-pita terang hanya mengandung filamen aktin dan disebut pita I karena bersifat isotropik terhadap cahaya yang dipolarisasikan. Pita-pita gelap mengandung filamen-filamen myosin, dan ujung-ujung filamen aktin tempat pita-pita tersebut menumpang-tindih myosin, yang disebut pita A karena bersifat anisotropik terhadap cahaya yang dipolarisasikan. Perhatikan juga penonjolan-penonjolan kecil dari samping filamen myosin. Penonjolan ini merupakan jembatan silang. Interaksi antara jembatan silang dan filamen aktin tersebut adalah peristiwa yang menyebabkan kontraksi.Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan tahap-tahap berikut.a. Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujungnya pada serabut otot.b. Di setiap ujung, saraf menyekresi substansi neurotransmiter, yaitu asetilkolin dalam jumlah sedikit.c. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serabut otot untuk membuka banyak kanal bergerbang asetilkolin melalui molekul-molekul protein yang terapung pada membran.d. Terbukanya kanal bergerbang asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium untuk berdifusi ke bagian dalam membran serabut otot. Peristiwa ini akan menimbulkan suatu potensial aksi pada membrane.e. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serabut otot dengan cara yang sama seperti potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serabut saraf.f. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membrane otot, dan banyak aliran listrik potensial aksi mengalir melalui pusat serabut otot. Di sini, potensial aksi menyebabkan reticulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium, yang telah tersimpan di dalam reticulum ini.g. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filament aktin dan myosin, yang menyebabkan kedua filamen tersebut bergeser satu sama lain, dan menghasilkan proses kontraksi.h. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam reticulum sarkoplasma oleh pompa membrane Ca++, dan ion-ion ini tetap disimpan dalam reticulum sampai potensial aksi otot yang baru datang lagi; pengeluaran ion kalsium dari myofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti.1

II. 2 Otot sebagai pengungkitKetika tubuh beristirahat dan dalam keseimbangan (statis),kumpulan gaya dari berbagai arah dan kumpulan puntiran sekitar axis yang setara dengan nol .Banyak dari sistem otot dan tulang pada tubuh yang bertindak sebagai pengungkit. Secara historis,pengungkit dapat di klasifikasikan sebagai sistem kelas satu,dua dan tiga. Pengungkit kelas tiga paling biasa terdapat pada tubuh, pengungkit kelas dua berada pada tingkat berikutnya dan pengungkit kelas satu yang jarang ada.Pengungkit kelas tiga,bagaimanapun juga jarang ada dalam bidang teknik. Suatu ilustrasi mengapa demikian, andaikan anda membuka pintu yang pegangannya berdekatan dengan sisi engsel pintu .Diperlukan gaya putaran tertentu untuk membuka pintu. Gaya putaran adalah gaya hasil gaya yang digunakan dan pengungkit yang menunjukkan akibat memutar engsel. Karena pengungkit pada contoh ini kecil mengikuti kebutuhan gaya yang besar untuk membuka pintu. Akhirnya bahwa gaya yang digunakan mesti menggerakkan pintu dekat engsel hanya pada jarak yang pendek untuk membuka pintu. Pada manusia sistem pengungkit ini menjelaskan gerakan kontraksi otot kita yang terbatas, dan memberikan pada kita respon cepat untuk menggerakkan tangan dan kaki kita, gerakan yang di gunakan untuk istirahat dan bertahan hidup.3Otot meruncing pada kedua ujung di mana tendon yang menghubungkan otot pada tulang terbentuk .Otot dengan dua tendon pada satu ujung disebut otot bisep; otot dengan tiga tendon pada satu ujung disebut trisep. Disebabkan otot hanya dapat berkontraksi, kelompok otot muncul berpasangan dengan satu kelompok otot untuk menarik tulang secara bersamaan dan kelompok otot lainnya menarik tulang dalam arah berlawanan. Putaran lengan bawah di sekitar siku suatu contoh yang terbaik dari prinsip ini. Kontraksi biseps mengangkat lengan bawah kearah lengan atas sementara triceps mendorong lengan ke bawah jauh dari lengan atas. 3

II. 3 Faktor yang mempengaruhi kekuatan otota. Tipe dari serat ototSalah satu factor yang paling berpengaruh dalam kekuatan otot adalah jenis serat otot. Ada dua tipe serat otot yaitu kontraksi lambat (serat otot putih) dan kontraksi cepat (serat otot merah). Serat otot merah sangat baik untuk digunakan dalam aktivitas kardiovaskular (aerobic). Mereka memproduksi tenaga dengan jumlah kecil selama periode yang lama dan hal ini sangat cocok dalam aktivitas yang membutuhkan daya tahan. Serat otot putih sangat baik digunakan dalam aktivitas anaerob, seperti misalnya lari sprint. Mereka memproduksi tenaga yang sangat besar namun untuk periode yang singkat, dan sangat cocok untuk kegiatan yang membutuhkan tenaga.Sebagian besar pria dan wanita memiliki jumlah kombinasi yang seimbang antara serat otot putih dan serat otot merah. Namun, pada beberapa orang, ada yang memiliki jumlah yang lebih banyak pada salah satu serat. Ada sebagian orang yang memiliki jumlah serat otot merah yang lebih banyak, contohnya pelari marathon. Sedangkan pada orang-orang seperti pelari sprinter dan pemain bola, relative memiliki serat otot putih yang lebih banyak dibandingkan serat otot merahnya. Meskipun kedua otot ini memiliki respons positif terhadap latihan fisik, serat otot putih akan memiliki respon, pertambahan ukuran dan kekuatan lebih besar dibandingkan serat otot merah, sehingga akan memiliki hasil latihan yang lebih besar dibandingkan serat otot merah.

b. UmurFaktor lain yang berperan kecil adalah usia. Penelitian memperlihatkan bahwa orang-orang pada semua umur dapat menambah ukuran dan kekuatan mereka sebagai hasil dari latihan yang efektif dan aman. Namun, persentase kekuatan dan massa otot yang didapat akan lebih besar pada umur 10-20 tahun, yaitu tahun-tahun dimana pertumbuhan juga lebih cepat. Setelah mencapai masa dewasa, pertumbuhan otot biasanya tidak akan bertumbuh cepat.

c. GenderGender tidak berpengaruh dalam kualitas otot kita, namun hal ini berpengaruh pada kuantitasnya. Meskipun pria dan wanita memiliki karakteristik jaringan otot yang sama, pria pada umumnya memiliki lebih banyak jaringan otot daripada wanita karena ukuran otot meningkat akibat adanya hormone testosterone, hormone seks pria. Semakin besar massa otot, semakin besar kekuatan orang tersebut; hal inilah yang menyebabkan kenapa pria lebih kuat daripada wanita.

d. Panjang lengan dan panjang ototFaktor kekuatan otot lainnya, secara alami, dipengaruhi oleh panjang lengan. Orang dengan tendon lengan yang pendek dapat mengangkat beban yang lebih berat karena keuntungan factor pengungkit (lengan dan kaki). Biasanya, perbedaan dalam kekuatan disebabkan karena variasi panjang otot. Beberapa orang memiliki otot yang panjang dan beberapa lainnya memiliki otot yang pendek. Orang-orang yang memiliki otot relative lebih panjang memiliki potensi yang hebat untuk mengembangkan ukuran dan kekuatan dibandingkan dengan orang-orang yang berotot pendek.

e. Titik insersi tendon ototKekuatan otot juga dipengaruhi oleh titik insersi tendon otot. Untuk contohnya, mari kita umpamakan Jim dan John memiliki lengan dan otot yang sama panjang. Namun, otot bisep Jim menempel pada lengan bawah dari sikunya lebih jauh daripada otot bisep John. Hal ini memberikan Jim keuntungan biomekanikal; dia dapat mengangkat benda yang lebih berat daripada John pada latihan berat,seperti pada latihan bisep.4

II. 4 Otot dan Tulang yang terlibat dalam muscle performance testa. Push Up

Memperlihatkan otot-otot yang bekerja secara konsentrik, eksentrik dan statik5

Dada:Otot dada yang utama adalah m. pectoralis major, yaitu otot yang melebar di depan dada dan berbentuk seperti kipas. Ujung salah satu m. pectoralis major menempel pada bagian tengah tulang selangka. Bekerja sama dengan m. antenor deltoid (bagian depan otot bahu) berfungsi menggerakkan tangan ke atas, depan dan memutar ke dalam. Sedangkan ujung yang lain menempel pada tulang dada (sternum) dan enam tulang rusuk bagian atas. Bagian in hanya bisa dirangsang bila terjadi gerakan tangan ke bawah dan ke depan. Serratus antenor yang berada di sisi tulang rusuk dan m. pectoralis minor (otot kecil yang berada di bawahpectoralis major) keduanya berfungsi menstabilkan tulang bahu ketika anda menggerakkan tangan ke depan. Sebagai tambahan, m. triceps ikut berperan saat gerakan mendorong dada.

Perut:Perut terdiri dari empat kelompok otot, yaitu m. rectus abdominis,m. external obliques, dan m. transverse abdominis. Secara umum, otot-otot perut bekerja sebagai penggerak utama dan penstabil tulang belakang. m. Rectus abdominis membentang ke atas dan tulang pubis ke tulang dada. External melintang diagonal, dengan arah menurun dan rusuk ke bagian tengah tulang panggul. m. Internal obliques membentang diagonal ke atas dan panggul ke rusuk. Kedua kelompok obliques bekerja sama dengan m. rectus abdominis untuk meregangkan dan memutar torso ke samping. M. transverse abdominis melintang horisontal dan belakang ke depan, berkontraksi ketika yang lain sedang bekerja, namun tidak dapat bekerja sendiri.

b. Sit Up

Memperlihatkan bergeraknya batang badan ke kaki

Memperlihatkan orang yang melakukan gerakan duduk dari posisi tidur.

1-2kontraksi konsentrik dilakukan otot-otot dinding perut2-3 kontraksi statik oleh otot-otot dinding perut dan kontraksi konsentrik dilakukan otot-otot fleksor tungkai atas3-4 otot-otot fleksor tungkai atas melakukan kontraksi konsentrik4 kontraksi statik dilakukan otot-otot ekstensor punggung

M. Psoas MajorBerasal dari pangkal processus transversus, pinggir corpus vertebrae, dan diskus intervetrebralis dari vertebra thoracica XII sampai vertebra lumbalis V. Otot ini berinsersio pada trochanter minor femuralis.m. Psoas major diliputi oleh sarung fibrosa yang berasal dari fascia lumbalis. M. Psoas major melakukan fleksi tungkai atas pada articulatio coxae terhadap tubuh; atau jika tungkai atas difiksasi, otot ini memfleksikan badan terhadap tungkai atas seperti pada waktu duduk dari posisi berbaring.

M. IliacusBerbentuk kipas dan berasal dari bagian atas fossa iliaca. Serabut-serabut otot ini bersatu dengan sisi lateral tendo muskulus psoas major untuk berinsersio pada trochanter minor os femur. Gabungan kedua otot ini sering dinamakan muskulus iliopsoas. M. Iliopsoas memfleksikan tungkai atas terhadap tubuh pada artikulario coxae; atau jika tungkai atas terfiksasi otot ini memfleksikan tubuh pada tungkai atas. Jika kaik terfiksasi, batang badan akan bergerak ke arah kaki. Contohnya pada fase terakhir latihan sit up, batang badan bergerak ke arah kaki. Tiga perempat pertama dari gerakan sit up ini melatih kekuatan otot-otot fleksor pangkal paha

M. Rectus abdominisBerorigo pada tulang rawan iga v, vi, vii dan processus xyphoideus sternae dan berinsersio pada bagian atas os pubis. Kontraksinya menyebabkan fleksi badan pada daerah torakal dan lumbal. Bila kita tidur terlentang pada punggung lalu menarik bagian atas badan ke depan sejauh mungkin tanpa menggerakkan panggul kita ke depan (tidak terjadi gerakan di sendi pangkal paha), maka m. Rectus abdominis memendek secara maksimal

M. Pectoralis majorAdalah otot tebal berbentuk segitiga. Berfungsi sebagai adduktio dan endoratio lengan atas; serabut pars clavicularis juga memflexiokan lengan atas.

M. Biceps brachiiAdalah sebuah supinator kuat lengan bawah. Muskulus biceps merupakan fleksor kuat sendi siku dan fleksor lemah articulatio humeri.

M. CoracobrakhialisOrigo: ujung processus coracoideusInsertio: pada pertengahan sisi medial corpus humeriFungsi: flexio dan aduktor lemah lengan atas

M. DeltoideusAdalah otot yang tebal, berbentuk segitiga dan menutupi articulatio humeri. Otot ini membuat bahu berbentuk bulat.Origo: serabut anterior berasal dari sepertiga lateral pinggir anterior clavicula. Serabut tengah berasal dari pinggir lateral acromion. Serabut posterior berasal dari pinggir bawah spina scapulae.Insertio: serabut-serabutnya berjalan konvergen untuk berinsertio pada tuberositas deltoidea, pada pertengahan permukaan lateral corpus humeri.Fungsi: dengan bantuan muskulus supraspinatus, muskulus deltoideus mengabduksi ekstremitas superior pada articulatio humeri. Kerja utamanya dilakukan oleh serabut tengah yang kuat yang berbentuk multipennatus; serabut anterior dan posterior yang lebih lemah berperan sebagai penyokong dan mencegah agar lengan atas tidak terayun ke depan atau belakang. Elevasi lengan atas di atas kepala disempurnakan oleh rotasi scapula, akibat terjadinyakontraksi muskulus trapezius dan muskulus serratus anterior. Muskulus deltoideus dapat melakukan fleksi dan endorotatio lengan atas, dan serabut posterior dapat melakukan flexio dan exorotatio lengan atas.6

c. Vertical Jumping

I. Berdiri dengan kedua lengan tergantung lurus di samping badan. Lutut dibetulkan sehingga sudut lutut 900 . dari posisi ini (tanpa mengayun lengan) lalu melompat lurus ke atas dan tinggi lompatan yang dicapai diukur.II. Berdiri dengan kedua lengan tergantung lurus di samping badan dan kedua lutut diluruskan, lalu melakukan gerakan lutut seperti contoh 1 dan segera melompat lurus ke atas. Hasil lompatan yang dilakukan dengan cara ini lebih tinggi.5

Dorsofleksi dilakukan oleh m. tibialis anterior, m. extensor hallucis longus, m. extensor digitorum longus dan m. peroneus tertius. Gerakan ini dihambat oleh tegangnya tendo calcaneus, serabut-serabut posterior ligamentum mediale dan ligamentum calcaneofibulare. Selama dorsofleksi sendi pergelangan kaki, bagian anterior yang lebih lebar dari trochlea tali dipaksakan diantara malleolus medialis dan lateralis, yang menyebabkan agak terpisah dan mengencangkan ligamentum-ligamentum sendi tibiofibularis distal. Susunan seperti ini meningkatkan kestabilan sendi pergelangan kaki bila kaki berada dalam posisi awal untuk gerak maju dalam berjalan, berlari dan melompat.

M. Biceps FemorisFungsi: fleksi dan rotasi lateral tungkai bawah pada articulatio genus; caput longum juga mengekstensikan tungkai atas padaarticulatio coxae.

M. SemitendinosusFungsi: fleksi dan rotasi medial tungkai bawah pada sendi lutut, mengekstensikan tungkai atas pada articulatio coxae.

M. Semimembranosusfungsi: fleksi dan rotasi medial tungkai bawah pada articulatio genus, mengekstensikan tungkai atas pada articulatio coxae.M. Gracilismerupakan otot panjang seperti sabuk dan terletak pada sisi medial tungkai atas dan lutut. Fungsi: otot ini melakukan adduksi tungkai atas pada articulatio coxae dan fleksi tungkai bawah pada articulatio genus.

M. SartoriusAdalah otot berbentuk pita sempit yang menutupi a. femoralis pada sepertiga tengah tungkai atas. Fungsi: fleksi abduksi dan rotasi lateral tungkai atas pada articulatio coxae. Fleksi dan rotasi medial tungkai bawah pada articulatio genus.

M. PopliteusFungsi: rotasi medial tibia pada femur; atau jika kaki berpijak pada tanah, rotasi lateral femur pada tibia. Gerakan terakhir ini terjadi pada awal fleksi articulatio genus dari dalam keadaan ekstensi, dan gerakan rotasi mengendurkan ligamenta articulatio genus; gerakan ini kadang-kadang disebut sebagai gerakan membuka articulatio genus. Karena perlekatannya pada meniscus lateralis, otot ini juga menarik cartilago ini ke belakang pada awal gerakan fleksi articulatio genus.

M. Quadriceps FemorisOtot ini berbentuk segiempatOrigo: dari pinggir lateral tuber ischiadicumInsertio: serabut-serabut berjalan ke lateral untuk berinsertio ke tuberculum quadratum pada crista intertrohanterica femorisFungsi: rotasi lateral tungkai atas pada articulatio coxae 6

II.5Kelelahan OtotTerdapat keterbatasan-keterbatasan kardiovaskuler mengenai jumlah O2 yang dapat disalurkan ke otot. Pada saat kontraksi mendekati maksimum, pembuluh darah yang terdapat di otot hampir tertutup oleh kontraksi yang sangat kuat, sehingga penyaluran O2 ke serat otot sangat terganggu. Selain itu, bahkan walaupun O2 tersedia, system fosforilasi oksidatif yang relative lambat tidak mampu menghasilkan ATP dengan cukup cepat untuk memenuhi kebutuhan otot selama aktivitas yang intensif. Jika penyaluran O2 atau fosforilasi oksidatif tidak dapat mengimbangi kebutuhan ATP seiring dengan peningkatan aktivitas olahraga, serat-serat otot semakin mengndalkan glikolisis untuk menghasilkan ATP. Reaksi-reaksi kimia pada glikolisis menghasilkan produk-prosuk yang akhirnya masuk ke jalur fosforilasi oksidatif, tetapi glikolisis juga dapat terus berjalan sendiri walaupun produk-produknya tidak dioleh lebih lanjut oleh fosforilasi oksidatif. Pada glikolisis semua molekul glukosa diuraikan menjadi dua molekul asam piruvat, yang menghasilkan 2 ATP selama proses berlangsung. Asam piruvat dapat diuraikan leih lanjut oleh fosforilasi oksidatif untuk mendapatkan lebih banyak energy. Namun, glikolisis sendiri memiliki 2 keunggulan diabanding dengan jalur fosforilasi oksidatif :1) glikolisis dapat membentuk ATP pada keadaan anaerob 2) glikolisis dapat berjalan lebih cepat daripada fosforilasi oksidatif, karena memerlukan lebih sedikit langkah reaksi.Walaupun glikolisis mengekstraksi lebih sedikit molekul ATP dari semua molekul nutrient yang diolahnya, proses ini dapat mengalahkan produksi fosforilasi oksidatif dalam periode waktu tertentu apabila cukup tersedia glukosa.Walaupun glikolisis anaerobic memungkinkan kita melakukan olahraga intensif tanpa penyaluran O2 kapasitas fosforilasi oksidatif terlampaui, penggunaan jalur ini memiliki 2 konsekuensi. Pertama, sejumlah besar nutrient harus diolah karena glikolisis sangat kurang efisien dibandingkan dengan fosforilasi oksidatif dalam mengubah energy makanan menjadi energi ATP. (glikolisis menghasilkan netto 2 molekul ATP permolekul glukosa yang diolahnya, sedangkan fosforilasi oksidatif dapat mengekstrasi 36 molekul ATP dari setiap molekul glukosa). Sel-sel otot mampu menyimpan glukosa dalam jumlah terbatas dalam bentuk glikogen, tetapi glikolisis anaerobic dengan cepat menghabiskan simpanan glikogen otot. Kedua, produk akhir glikolisis anaerobic, yakni asam piruvat, diubah menjadi asam laktat ketika asam piruvat tidak dapat asam piruvat tidak dapat dioleh lebih lanjut memalui jalur fosforilasi oksidatif. Penimbunan asam laktat menyebabkan nyeri otot yang timbil ketika olahraga intensif sedang berlangsung. Namun, nyeri dan kekakuan otot yang mulai timbul sehari setelah penggunaan otot/olahraga yang tidak biasa mungkin disebabkan oleh kerusakan struktural yang reversible). Selain itu asam laktat yang diserap oleh darah merupakan penebab asidosis metabolic yang menyertai olahraga berat. Habisnya simpanan energy dan penurunan pH otot yang disebabkan oleh penimbunan asam laktat diperkirakan berperan menimbulkan kelelaha otot.Aktivitas kontraktil di otot tertentu tidak dapat dipertahankan pada tingkat yang telah ditentukan selamanya. Pada akhirnya, ketegangan otot menurun seiring dengan timbulnya kelelahan. Tampaknya terdapat 3 jenis kelelahan : kelelahan otot, kelelahan neuromuskulus, dan kelelahan sentral.Kelelahan otot terjadi apabila otot yang berolahraga tidak lagi dapat berespons terhadap rangsangan dengan tingkat aktivitas kontraktil yang setara. Penyebab mendasar kelelahan otot belum jelas. Faktor-faktor yang diperkirakan terutama berperan adalah:1. penimbunan asam laktat yang mungkin menghambat enzim-enzim kunci pada jalur-jalur penghasil energy atau proses penggabungan eksitasi-kontraksi.2. habisnya cadangan energyWaktu timbulnya kelelahan berbeda-beda sesuai dengan jenis serat otot, sebagian serat lebih tahan terhadap kelelahan dibandingkan dengan serat yang lain, dan intensitas olahraga, yakni, aktivitas yang berintensitas tinggi cepat menimbulkan kelahan.Bukti-bukti yang ada mengisyaratkan bahwa faktor pembatas pada aktivitas yang kuat dan cepat mungkin terletak di taut neuromuskulus. Pada kelelahan neuromuskulus, neuron motorik aktif tidak mampu mensintesis asetilkolin dengan cukup cepat untuk mempertahankan transmisi kimiawi potensial aksi dari neuron motorik ke otot.Kelelahan sentral, yang juga dikenal sebagai kelelahan psikologis, terjadi jika SSP tidak lagi secara adekuat mengaktifkan neuron motorik yang mempersarafi otot yang bekerja. Individu memperlambat atau menghentikan olahraganya walaupun otot-ototnya masih mampu bekerja. Selama olahraga berat, kelelahan sentral mungkin berakar pada rasa tidak nyaman yang berkaitan dengan aktivitas. Diperlukan motivasi kuat untuk secara sengaja bertahan walaupun terasa nyeri. pada aktivitas yang kurang berat, kelelahan sentral mungkin menyebakan penurunan kinerja fisik berkaitan dengan kebosanan atau kemonotonan atau keletihan (kurang tidur). Mekanisme yang berperan dalam kelelahan sentral belum dipahami dengan jelas.2

II.6Jenis KontraksiKontraksi otot meliputi pemendekan elemen kontraktil otot. Namun, karena otot mempunyai elemen elastic dan kenyal yang tersusun serial dengan mekanisme kontraksi, kontraksi dapat terjadi tanpa pemendekan yang berarti di seluruh berkas otot. Kontraksi semacam itu disebut sebagai kontraksi isometric (dengan ukuran/panjang yang sama). Kontraksi melawan beban yang tetap, yang disertai pemendekan otot, dinamakan kontraksi isotonic (tegangan yang sama). Perhatikan bahwa karena kerja merupakan hasil perkalian gaya dan jarak, kontraksi isotonic menghasilkan kerja, sedangkan kontraksi isometric tidak. Pada keadaan lain, otot dapat melakukan kerja negative saat memanjang karena menahan beban yang tetap.7Pada kontraksi isotonic, ketegangan otot tetap konstan ketika panjang otot berubah. Pada kontraksi isotonic, ketegangan otot tetap konstan ketika panjang otot berubah. Pada kontraksi isometric otot dicegah untuk memendek, sehingga terjadi pembentukan ketegangan pada panjang otot yang konstan. Pada kontraksi isotonic dan isometric terjadi proses-proses internal yang sama; proses kontraktil yang menghasilkan ketegangan diaktifkan oleh eksitasi otot; jembatan silang mulai melakukan siklusnya; dan pergeseran filament yang memperpendek sarkomer; yang meregangkan komponen rangkaian elastic untuk menimbulkan gaya di tulang tempat insersi otot.Ambillah contoh otot biseps anda sewaktu anda akan mengangkat sebuah benda. Apabila ketegangan yang terbentuk di biseps anda menjadi cukup besar untuk mengatasi berat di tangan anda, anda dapat mengangkat otot tersebut dengan otot keseluruhan memendek selama proses tersebut. Karena berat benda tidak berubah sewaktu diangkat, ketegangan otot tetap konstan selama periode pemendekan tersebut. Ini adalah kontraksi isotonic ( secara harfiah ketegangan konstan). Kontraksi isotonic digunakan untuk menggerakkan tubuh dan untuk melakukan kerja dengan menggerakkan benda-benda eksternal. Apa yang terjadi apabila anda mencoba mengangkat benda yang terlalu berat bagi anda (yaitu, apabila ketegangan yang dapat anda ciptakan di otot-otot lengan anda kurang dari yang diperlukan untuk mengangkat benda tersebut?) Dalam hal ini, otot tidak dapat memendek dan mengangkat benda, tetapi tetap berada dalam panjang konstan walaupun terbentuk ketegangan, sehingga terjadi kontraksi isometric (panjang konstan). Selain berlangsung ketika beban terlalu besar, kontraksi isometric juga terjadi apabila ketegangan yang terbentuk di otot secara sengaja dibuat lebih kecil dari yang diperlukan untuk menggerakkan beban. Dalam hal ini, tujuannya adalah menahan otot pada panjang tertentu walaupun otot mampu menciptakan ketegangan yang lebih besar. Kontraksi isometric submaksimum ini penting untuk mempertahankan postur (misalnya menjaga tungkai tetap kaku sementara berdiri) dan untuk menunjang benda pada posisi-posisi tetap. Selama suatu gerakan, otot dapat berpindah-pindah antara kontraksi isotonic dan isometric. Sebagai contoh, sewaktu anda mengambil sebuah buku untuk dibaca, biseps anda melakukan kontraksi isotonic ketika buku sedang diangkat, tetapi kontraksi menjadi isometric sewaktu anda berhenti untuk menahan buku di depan anda.Sebenarnya terdapat dua jenis kontraktil isotonic-konsentrik dan eksentrik. Pada keduanya, otot mengalami perubahan panjang pada ketegangan tetap. Namun, pada kontraksi konsentrik otot memendek, sedangkan pada kontraksi eksentrik otot memanjang, karena otot tersebut diregangkan oleh gaya eksternal selagi berkontraksi. Pada kontraksi eksentrik, aktivitas kontraktil melawan peregangan. Suatu contoh adalah menurunkan sebuah beban ke tanah. Selama tindakan ini, serat-serat otot biseps memanjang tetapi tetap berkontraksi melawan peregangan. Ketegangan ini menahan berat benda.Tubuh tidak dibatasi untuk melakukan kontraksi isotonic dan isometric murni. Panjang dan ketegangan otot sering berubah-ubah dalam seluruh rentang gerakan.2

III. Alat dan BahanIII.1 Pengukuran Beban Maksimum Yang Dapat Ditahan Oleh Otot Bisep Pada Berbagai Sudut Sendia. Karton berukuran 60x30 cm dengan gambar busur derajat, atau fleksometerb. Beban (dumbbell) berbagai ukuranc. Meja

III.2 Tes Kinerja Otota. Matrassb. Skala ukur yang ditempel di dindingc. StopwatchIV. Cara KerjaIV.1 Pengukuran Beban Maksimum yang dapat ditahan oleh otot bisep pada berbagai sudut sendia. Lengan orang percobaan diletakkan di depan karton atau fleksometer, dengan lengan atas (bahu hingga siku) mendatar di permukaan alas. Lengan bawah diangkat siku fleksi setinggi 20, berpatokan pada garis di kertas atau penunjuk fleksometer.b. Perkirakan berat beban yang akan mampu ditahan oleh OP pada posisi tersebut. Letakkan dumbbell yang sesuai beratnya pada telapak tangannya. OP harus berusaha menahan beban tersebut sesuai dengan posisi/sudut awalnyac. JIka OP masih dapat menahan beban, tambahkan beban sedikit demi sedikit hingga ia tidak lagi dapat menahan beban tersebut.d. Catat beban maksimum yang dapat ditahan pada tablee. Ulangi langkah a-d untuk selanjutnya, serta lengan yang lain.f. Terapkan nilai yang diperoleh pada grafik xy dengan x untuk sudut, dan sumbu y untuk berat beban. Gambarkan grafik lengan kanan dengan garis tidak terputus, dan lengan kiri dengan garis terputus.

IV.2 Tes Kinerja Otota. Lakukan sit up, push up dan vertical jump pada 5 orang mahasiswa. Tiap mahasiswa harus melakukan keseluruhan rangkaian tes dengan lengkap.b. Hitung hasil dengan menggunakan computer pribadi yang dihubungkan ke internet.c. Rekam hasil dan catat pada laporan kelompok.

V. HasilV.1 Pengukuran Beban Maksimum Yang Dapat Ditahan Oleh Otot Bisep Pada Berbagai Sudut Sendi

Agung Triatmojo

SudutBeban Max Tangan KananBeban Max Tangan Kiri

203,365,56

457,767,76

607,769,96

909,969,96

1205,567,76

Rata-Rata6,888,2

Standar deviasi2,5083859351,840652058

Rosalinda

SudutBeban Max Tangan KananBeban Max Tangan Kiri

203,362,24

455,563,36

607,763,36

909,967,76

1205,562,24

Rata-Rata6,443,792

Standar deviasi2,5083859352,287776213

Ika Krastanaya

SudutBeban Max Tangan KananBeban Max Tangan Kiri

202,243,36

455,567,76

607,767,76

907,767,76

1205,565,56

Rata-Rata5,7766,44

Standar deviasi2,2621405791,96773982

Benyamin S.I.H.

SudutBeban Max Tangan KananBeban Max Tangan Kiri

205,563,36

457,767,76

607,769,96

909,969,96

1205,565,56

Rata-Rata7,327,32

Standar deviasi1,8406520582,868449058

Agung

Rosalinda

Ika Krastanaya

BenyaminV.2Tes Kinerja Otota. Sit UpNo.NamaAgeRepetitionPopulation AverageScoreRating

1Agung Triatmojo1930451Poor

2Arrany Safitri Rahmaning1927412Poor

3Benyamin S. I. Hutagaol 2120430Poor

4Frisa Buzarudina20404050Average

5Hidayat1932452Poor

6Ika Krastanaya1928412Poor

7John Esmar Jikow Gultom1932452Poor

8Novi Ervina191441-1Poor

9Peri Desta Pangarego19504575Good

10Rabiul Priyantono19454559Average

11Rosa Linda191541-1Poor

12Sandy Tambunan19454550Average

b. Push UpNo.NamaAgeRepetitionPopulation AverageScoreRating

1Agung Triatmojo19204514Poor

2Arrany Safitri Rahmaning20322660Average

3Benyamin S. I. Hutagaol 217421Poor

4Frisa Buzarudina20292655Average

5Hidayat19254519Fair

6Ika Krastanaya19302657Average

7John Esmar Jikow Gultom192453Poor

8Novi Ervina19262650Average

9Peri Desta Pangarego19624588Excellent

10Rabiul Priyantono1910456Poor

11Rosa Linda19152630Fair

12Sandy Tambunan19474555Average

c. Vertical JumpNo.NamaAgeNet HeightBody WeightPopulation AverageScoreRatingMean Power (kgm/sec)

1Agung Triatmojo19585549.5378Good444

2Arrany Safitri Rahmaning20324533.52842Average111

3Benyamin S. I. Hutagaol 21509249.5352Average552

4Frisa Buzarudina20314433.52837Average102

5Hidayat19555849.5369Good399

6Ika Krastanaya19295433.52828Fair109

7John Esmar Jikow Gultom192110549.531Poor111

8Novi Ervina19254733.52814Poor71

9Peri Desta Pangarego19765049.5399Excellent693

10Rabiul Priyantono19616349.5385Excellent563

11Rosa Linda19226833.5288Poor79

12Sandy Tambunan19516149.5355Average381

V. PembahasanV.1Pengukuran Beban Maksimum Yang Dapat Ditahan Oleh Otot Bisep PadaBerbagai Sudut SendiAda dua faktor penentu kekuatan otot.Pe rta ma adalah hubungan tegangan panjangnya yang didasarkan pada interaksi serabut-serabut aktin (filamen bagian gelap) dan miosin (filamen bagian terang) yang mikroskopis.Ke dua adalah biomekanika dari sistem musculoskeletal. Berikut ini akan dibahas mengenai factor biomekanika.8Kekuatan maksmimum dihasilkan ketika keadaan maksimum dari tarik-menarik antara aktin dan miosin dibentuk Berdasarkan hasil praktikum, didapatkan bahwa sudut flexi otot biseps dapat menahan beban maksimum adalah pada sudut 90o. Suatu cara untuk menjelaskan biomekanika berhubungan dengan otot bisep :

M x MA = R X RA M = RXRA/MADengan :

M = besar gaya otot bisep(N)MA = jarak otot ke siku (cm)R = massa beban yang diangkat (kg)RA = jarak beban ke siku (cm)

Beberapa gaya otot yang dibutuhkan bila lengan diubah sudutnya dari 90 derajat (antara lengan atas dan lengan bawah ).JIka kita mengambil daya di sekitar sendi kita menemukan bahwa MA tetap konstan ketika berubah. Bagaimanapun juga panjang otot biceps berubah sesuai sudutnya. Otot mempunyai panjang minimum saat berkontraksi dan panjang maksimum untuk meregang dan tetap berfungsi. Pada dua titik ekstrim ini gaya yang dapat di gunakan otot dapat sangat kecil .Pada beberapa titik diantaranya otot dapat menghasilkan gaya maksimum .Jika otot biceps tertarik secara vertical (secara rata-rata) sudut lengan bawah tidak mempengaruhi gaya yang di butuhkan ,tetapi mempengaruhi panjang otot biceps yang mempengaruhi kemampuan otot untuk menyediakan gaya yang di butuhkan.Dengan menggunakan rumus biomekanika otot yang berhubungan dengan otot biseps di atas, kita dapat mengetahui bahwa dengan MA yang tetap, dan RA yang lebih besar, besar gaya yang dibutuhkan otot biseps untuk mengangkat beban yang sama juga semakin besar.Jarak RA paling kecil adalah saat sudut flexi otot biseps membentuk sudut 90o, hal inilah yang menyebabkan sudut tersebut menghasilkan kekuatan maksimum untuk mengangkat beban.Contoh lain adalah ketika lengan bawah dilenturkan pada sudut 45 MA dan RA berkurang, sedangkan R tetap. MA berubah karena MA ditentukan oleh jarak tegak lurus dari garis aksi kekuatan otot kepada sambungan. RA juga berubah karena RA adalah jarak tegak lurus dari sambungan ke berat/beban.Ada keuntungan mekanis dan fisiologis dalam kontraksi otot dan tegangan maksimum yang dihasilkan oleh otot terjadi pada beristirahat. Ada sudut-sudut optimal dimana momen gaya atau tenaga putaran yang maksimum dapat dihasilkan sepanjang suatu cakupan yang berhubungan dengan gerakan. terjadi keuntungan dalam mengangkat beban saat beban tangan berada di sudut 90 karena di sudut tersebut, otot mengalami kontraksi lebih besar dibandingkan sudut lain semakin banyak tenaga yang dihasilkan dalam otot sehingga peraga dapat mengangkat beban lebih maksimal.8Hasil praktikum juga menunjukkan bahwa kekuatan otot biseps dalam mengangkat beban lebih besar pada pria daripada wanita. Hal ini sesuai dengan tinjauan pustaka bahwa pria pada umumnya memiliki lebih banyak jaringan otot daripada wanita karena ukuran otot meningkat akibat adanya hormone testosterone, hormone seks pria. Semakin besar massa otot, semakin besar kekuatan orang tersebut.

V.2Tes Kinerja OtotPraktikum tes kinerja otot dilakukan dengan sit up, push up dan vertical jump. Tujuan dari praktikum ini sendiri adalah untuk mengevaluasi kinerja otot dengan menggunakan seperangkat tes kinerja otot dan untuk menganalisis hasil dari kinerja otot individu dan kelompok. Dengan mengetahui area kekuatan dan kelemahan dari seseorang, ia dapat merencanakan latihan fisik yang cocok untuknya.Pada saat seseorang melakukan aktivitas fisik berupa sit up, maka akan dihasilkan energy sebagi hasil keluaran. Energy yang dikeluarkan tergantung berat badannya. Saat seseorang melakukan sit up selama 60 menit dan memiliki berat badan 59 kg maka energy yang dikeluarkan sebesar 472 Kalori. Sedangkan seseorang yang memiliki berat badan 70 kg dan aktivitas yang sama dalam waktu yang sama, energy yang dikeluarkan 563 Kalori. Orang yang berat badannya 82 kg, energy yang dikeluarkan sebanyak 654 Kalori dan orang yang memiliki berat badan 93 kg maka energy yang dikeluarkan sebanyak 745 Kalori. Dengan memperhitungkan angka-angka di atas, maka dapat dihitung berapa banyak energy yang dikeluarkan saat orang melakukan sit up selama 1 menit. Berbeda halnya saat seseorang melakukan push up dalam waktu 60 menit maka orang yang memiliki berat badan 59 kg, energy yang dikeluarkan 472 Kalori, berat badan 70 kg energy yang dikeluarkan 563 Kalori, berat badan 82 kg maka energy yang dikeluarkan sebanyak 654 Kalori sedangkan orang yang memiliki berat badan 93 kg akan mengeluarkan energy sebesar 745 kalori. Pada saat melakukan aktivitas lain seperti vertical jump maka akan dihasilkan energy yang dikeluarkan walaupun waktu lamanya aktivitas sama. Untuk orang yang memiliki berat badan 59 kg energy yang dikeluarkan sebesar 354 Kalori, berat badan 70 kg energy yang dikeluarkan 422 Kalori, berat badan 82 kg energy yang dikeluarkan sebesar 490 Kalori sedangkan untuk orang yang memiliki berat badan 93 kg maka energy yang dikeluarkan sebesar 558 Kalori.9Saat seseorang melakukan gerakan sit up, terjadi gerakan yang harmonis antara otot-otot yang melekat pada tulang sehingga menghasilkan gerakan. Otot-otot tersebut bekerja ada yang agonis dan ada pula yang antagonis. Gerakan sit up melibatkan beberapa otot antara lain M. psoas major yang melakukan fleksi tungkai atas pada articulatio coxae terhadap tubuh; atau jika tungkai atas difiksasi, otot ini memfleksikan badan terhadap tungkai atas seperti pada waktu duduk dari posisi berbaring. Selain itu ada pula M. iliopsoas yang memfleksikan tungkai atas terhadap tubuh pada artikulario coxae; atau jika tungkai atas terfiksasi otot ini memfleksikan tubuh pada tungkai atas. Jika kaki terfiksasi, batang badan akan bergerak ke arah kaki. Contohnya pada fase terakhir latihan sit up, batang badan bergerak ke arah kaki. Tiga perempat pertama dari gerakan sit up ini melatih kekuatan otot-otot fleksor pangkal paha. M. rectus abdominis juga tertlibat dalam gerakan sit up, kontraksinya menyebabkan fleksi badan pada daerah torakal dan lumbal. Bila kita tidur terlentang pada punggung lalu menarik bagian atas badan ke depan sejauh mungkin tanpa menggerakkan panggul kita ke depan (tidak terjadi gerakan di sendi pangkal paha), maka m. rectus abdominis memendek secara maksimal. M. Pectoralis Major berfungsi sebagai adduktio dan endoratio lengan atas; serabut pars clavicularis juga memflexiokan lengan atas. M. biceps merupakan fleksor kuat sendi siku dan fleksor lemah articulatio humeri. M. Coracobrakhialis berfungsi untuk flexio dan aduktor lemah lengan atas.Berbeda halnya jika saat seseorang melakukan gerakan push up. Bagian otot daerah dada yang berperan untuk melakukan gerakan ini antara lain m. pectoralis major bekerja sama dengan m. antenor deltoid (bagian depan otot bahu) berfungsi menggerakkan tangan ke atas, depan dan memutar ke dalam. M. serratus antenor yang berada di sisi tulang rusuk dan m. pectoralis minor (otot kecil yang berada di bawahpectoralis major) keduanya berfungsi menstabilkan tulang bahu ketika anda menggerakkan tangan ke depan. Sebagai tambahan, m. triceps ikut berperan saat gerakan mendorong dada.Gerakan vertical jump merupakan hasil dari kinerja otot-otot. Dorsofleksi dilakukan oleh m. tibialis anterior, m. extensor hallucis longus, m. extensor digitorum longus dan m. peroneus tertius. Gerakan ini dihambat oleh tegangnya tendo calcaneus, serabut-serabut posterior ligamentum mediale dan ligamentum calcaneofibulare. Selama dorsofleksi sendi pergelangan kaki, bagian anterior yang lebih lebar dari trochlea tali dipaksakan diantara malleolus medialis dan lateralis, yang menyebabkan agak terpisah dan mengencangkan ligamentum-ligamentum sendi tibiofibularis distal. Susunan seperti ini meningkatkan kestabilan sendi pergelangan kaki bila kaki berada dalam posisi awal untuk gerak maju dalam berjalan, berlari dan melompat.6Kerja mekanis dari otot adalah jumlah gaya yang diterapkan pada otot dikali dengan jarak yang timbul akibat penggunaan gaya tersebut. Daya kontraksi otot berbeda dengan kuat kontraksi otot, karena daya merupakan pengukuan jumlah total kerja otot dalam satuan otot. Oleh karena itu, daya tidak hanya ditentukan oleh kuat kontrasi otot tetapi juga oleh jarak kontraksi otot dan jumlah otot yang bekontraksi tiap satuan waktu. Ketahanan otot tergantung dari nutrisi terhadap otot-terlebih lagi kandungan glikogen yang tersimpan dalam otot tersebut sebelum periode latihan.1Dari hasil praktikum yang dilakukan, rata-rata score untuk gerakan sit up laki-laki adalah 28,28 sedangkan perempuan adalah 10,4. Untuk gerakan push up, nilai rata-rata push up laki-laki adalah 26,57 sedangkan perempuan sebesar 50,4. Vertical jump menghasilkan score rata-rata untuk laki-laki sebesar 62,71 sedangkan perempuan menghasilkan score rata-rata sebesar 25,8.Dari hasil di atas, nilai yang dihasilkan oleh laki-laki lebih besar dibandingkan dengan perempuan dalam beberapa aktivitas. Hal ini karena pria pada umumnya memiliki lebih jaringan otot daripada wanita karena ukuran otot meningkat akibat adanya hormone testosterone, hormone seks pria. Semakin besar massa otot, semakin besar kekuatan orang tersebut; hal inilah yang menyebabkan kenapa pria lebih kuat daripada wanita.Pada saat sit up, kaki ditekuk 90. Hal ini dimaksudkan karena menekuk lutut saat sit-up membantu menetralisir tindakan fleksor pinggul dan membuat otot-otot perut lebih bekerja. Meskipun demikian, otot perut cenderung hanya terlibat dalam fase awal dari sit-up, setelah itu fleksor pinggul. Sit-up juga dapat berbahaya bagi punggung bawah, terutama ketika sit up kaki lurus, yang melengkungkan punggung dan dapat menciptakan overextension dan ketegangan.10

Di tubuh orang normal panjang femoris berbanding tibia fibula sama dengan 1 jadi sudut yang dibentuk Acb dan bca adalah , kemudian sudut yang dibentuk dcb adalah - = . Ini merupakan sudut optimum untuk usaha yang dilakukan ketika kita sedang melakukan sit up. Keseimbangan ini dicapai berdasarkan 2 sebab, yaitu asas keseimbangan tubuh terhadap tekanan serta asas usaha yang dilakukan ketika sit up.Untuk menahan kestabilan, seseorang harus menjaga proyeksi vertical dari b ke e di dalam area pertengahan a ke c, karena pada proyeksi ini akan ada tekanan ke bawah akibat dari kontraksi otot perut yang menyebabkan kaki menekan titk a. Jika proyeksi vertical BE berada pada ketidakseimbangan anatara titk a dan c, ujung kaki anda akan terangkat, ini akan memerlukan kekuatan yang besar untuk melakukan sit up.Jika sudut tekukan kurang dari maka jarak a ke c mendekat dan jarak b ke e menjauh, yang akan menyebabkan ketidakseimbangan pada kaki ketika sit up. Usaha adalah gaya yang diperlukan untuk melakukan perpindahan. Dengan rumus W=F x s. Jika seseorang menekuk kakinya lebih dari , maka sudut bce akan menjadi lebih kecil yang menyebabkan sudut bcd akan menjadi lebih besar, hal tersebut menjadikan jarak antara b dan d menjauh sehingga usaha yang diperlukan akan menjadi lebih besar. Jadi untuk mencapai keseimbangan diperlukan sudut tekukan lutut yang optimal yaitu . Yang tidak menyebabkan usaha yang terlampau besar serta keseimbangan tetap terjaga.Melihat kembali dari tujuan praktikum ini, maka dari hasil yang didapatkan dapat ditentukan jenis olahraga yang sesuai yang dapat dilakukan oleh masing-masing mahasiswa. Sebagai contoh untuk Agung Triatmojo lebih cocok untuk melakukan olahraga yang mengandalkan kekuatan tungkai bawah karena dari hasil yang didapatkan nilai vertical jump-nya lebih baik dibandingkan dengan nilai sit up ataupun push up.

Daftar Pustaka1. Guyton, Arthur C. 2008. Buku ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta. EGC.P 74,832. Sherwood, Lauralee. 2001.Fisiologi Manusia: Dari Sel Ke Sistem.Jakarta: EGC.P 2123. Cameron ,john R,dkk.2006.Fisika Kedokteran edisi dua . Jakarta:Medical physics Publishing 4. http://www.mamashealth.com/exercise/musstren.asp5. Widjaja,Surya. 2002. Kinesiologi. Jakarta: FKUI. P. 25-28,88,142-143.P 736. Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik. Edisi 6. Jakarta: EGC.P 169, 426,439, 5617. Ganong, William F.2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC.P8. www.uns.ac.id9. http://www.nutristrategy.com/activitylist4.htm10. McGill. 1997. "Low back loads over a variety of abdominal exercises: Searching for the safest abdominal challenge". Medicine & Science in Sports & Exercise. New York. New York Times)