LAKIP BATAN 2012
-
Upload
ayu-pratiwi -
Category
Documents
-
view
253 -
download
6
Transcript of LAKIP BATAN 2012
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
i
LAKIP BATAN - 2012
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, LAKIP BATAN tahun 2012 telah kami
selesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi.
Pada tahun 2012, BATAN memasuki tahun ketiga dari periode Renstra BATAN 2010 2014,
BATAN mempunyai tugas melakukan pengembangan iptek nuklir untuk kesejahteraan masyarakat.
Tugas ini harus dilaksanakan dengan penuh kesungguhan, kreatif, inovatif, efektif, efisien, dan
akuntabel. Sejalan dengan itu, diperlukan komitmen dari seluruh Pimpinan BATAN beserta seluruh
jajarannya untuk melaksanakan program dan kegiatan litbang iptek nuklir agar sasaran strategis dan
target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan dapat dicapai secara optimal.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kinerja BATAN selama tahun 2012, BATAN menyusun
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sesuai Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun
1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang
diterbitkan pada tanggal 31 Desember 2010.
Penyusunan LAKIP BATAN tahun 2012 telah didukung dengan sistem pengelolaan data kinerja di
lingkungan BATAN yang berbasis web, dengan menggunakan Sistem Informasi Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SIAKIP), sedangkan pengelolaan keuangan didukung dengan Sistem Akuntansi
Instansi (SAI).
Dalam LAKIP tersebut juga diuraikan realisasi kinerja BATAN tahun 2012 dibandingkan dengan
Penetapan Kinerja BATAN tahun 2012. Hasil pembandingan tersebut menunjukkan bahwa rata-rata
capaian kinerja BATAN atas 14 indikator kinerja utama dari 5 sasaran strategis memuaskan.
Disamping itu diuraikan hasil capaian reformasi birokrasi dan keberhasilan BATAN lainnya. Namun
demikian, masih terdapat beberapa indikator kinerja utama yang belum mencapai target dan perlu
mendapat perhatian.
LAKIP BATAN Tahun 2012 juga menginformasikan perbandingan antara realisasi capaian kinerja
tahun 2011 dengan realisasi capaian kinerja 2012 serta target di akhir periode Renstra tahun 2014.
LAKIP BATAN tahun 2012 ditujukan sebagai bahan untuk mengevaluasi kinerja organisasi
selama satu tahun agar dapat meningkatkan kinerja di tahun berikutnya, baik dari aspek
KATA PENGANTAR
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
ii
LAKIP BATAN - 2012
perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelaksanaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dalam mendukung terwujudnya
tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) di lingkungan BATAN.
Jakarta, Maret 2013
Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional,
Prof. Dr. Djarot Sulistio Wisnubroto
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
iii
LAKIP BATAN - 2012
Kata Pengantar i
Daftar isi iii
IKHTISAR EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY) v
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Kedudukan, Tugas Pokok 1
1.3. Struktur Organisasi 2
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 3
2.1. Perencanaan Kinerja 3
2.1.1. Visi 3
2.1.2. Misi 3
2.1.3. Tujuan dan Sasaran Strategis 4
2.1.4. Indikator Kinerja 5
2.1.5. Arah Kebijakan 6
2.2. Penetapan Kinerja 9
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 13
3.1. Pengukuran Kinerja 13
3.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja 15
3.2.1. Pencapaian target kinerja terhadap tujuan dan sasaran 15
3.2.2. Realisasi pencapaian Indikator Kinerja Utama 16
3.2.3. Capaian Indikator Kinerja s/d Tahun Berjalan dengan Rencana 5
Tahun
76
3.2.4. Keberhasilan BATAN Lainnya 81
a Capaian Reformasi Birokrasi 81
b Capaian Layanan Iptek Nuklir 82
c Pembentukan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) 88
DAFTAR ISI
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
iv
LAKIP BATAN - 2012
3.3. Evaluasi Program 89
3.4. Analisis Akuntabilitas Keuangan 90
BAB IV PENUTUP 92
Lampiran
1. Rencana Kinerja Tahunan BATAN 2012 L-1
2. Penetapan Kinerja BATAN 2012 L-2
3. Pengukuran Kinerja BATAN 2012 L-4
4. SK Pelepasan
a. Varietas Padi Inpari Mugibat L-6
b. Varietas Padi Suluttan Unsrat 1 L-9
c. Varietas Padi Suluttan Unsrat 2 L-12
5. Berita Acara Pelepasan Varietas Kedelai L-15
6. Daftar Publikasi Ilmiah Nasional & Internasional Tahun 2012 L-16
7. Data dan Status Paten BATAN pada Ditjen HKI L-39
8. Penghargaan Karya Inovasi 2012 dari Menteri Negara Riset dan Teknologi L-42
9. Daftar Kerja Sama Dalam Negeri & Luar Negeri L-44
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
v
LAKIP BATAN - 2012
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BATAN tahun 2012 ini merupakan
tahun ketiga dari periode Renstra BATAN 2010 - 2014 yang menyajikan pencapaian kinerja jangka
pendek dan menengah dan informasi akuntabilitas kinerja selama tahun 2012.
BATAN sebagai lembaga litbang, mendapat tugas melakukan pengembangan iptek nuklir untuk
kesejahteraan masyarakat. Di tahun 2012 BATAN telah melaksanakan seluruh program dan kegiatan
yang menjadi komitmennya untuk melaksanakan kegiatan litbang iptek nuklir. LAKIP merupakan
sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada Presiden. LAKIP juga berfungsi
sebagai sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan serta dapat
memenuhi kebutuhan pengguna.
Rencana Strategis (Renstra) BATAN Tahun 2010-2014 mengalami perubahan yaitu dengan
memperbaiki rumusan tujuan, sasaran, dan indikator kinerja utama, Renstra perubahan tersebut
telah ditetapkan dengan Perka BATAN Nomor 202/KA/X/2012 pada tanggal pada tanggal 30 Oktober
2012. Sesuai dengan Renstra BATAN Tahun 2010-2014 Rev.2, Tujuan strategis BATAN adalah :
1. Meningkatnya kemampuan litbang energi nuklir, isotop dan radiasi yang dibutuhkan
masyarakat;
2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi;
3. Meningkatnya sistem manajemen kelembagaan litbang untuk memacu inovasi iptek nuklir
dalam rangka mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan
radiasi.
Untuk mendukung tercapainya tujuan strategis, BATAN menetapkan 5 (lima) sasaran strategis
sebagai berikut:
1. Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di
masyarakat, dengan indikator kinerja utama:
Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional
(padi, kedelai, kacang hijau, gandum dan sorgum)
Jumlah dokumen teknis peyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi
teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan
Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap
dimanfaatkan masyarakat
Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan
IKHTISAR EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY)
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
vi
LAKIP BATAN - 2012
masyarakat
Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan internasional hasil litbangyasa energi, isotop dan
radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah
2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi, dengan indikator
kinerja utama:
Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia.
Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa iptek nuklir
Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan
3. Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri, dengan indikator kinerja utama:
Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri
4. Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir, dengan indikator kinerja utama:
Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3 menuju
kepakaran
Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju kepakaran bidang iptek nuklir
Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan BSN
5. Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang
baik (good governance), dengan indikator kinerja utama:
Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP
Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel
serta berorientasi pada hasil, pada bulan Maret tahun 2012 BATAN berjanji akan mewujudkan target
kinerja tahunan yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja tahun 2012.
Pengukuran tingkat capaian kinerja tahun 2012 dilakukan dengan membandingkan antara
realisasi dengan target masing-masing indikator kinerja sasaran. Tingkat capaian kinerja BATAN
tahun 2012 berdasarkan hasil pengukurannya dapat dilihat dalam tabel berikut.
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
vii
LAKIP BATAN - 2012
PENGUKURAN KINERJA
Lembaga : Badan Tenaga Nuklir Nasional Tahun Anggaran : 2012
Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Program Anggaran
% Pagu Realisasi
1. Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat.
Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal dan sorgum).
5 Varietas 5 Varietas 100 1. Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi
657,788,570 623,119,664 94.73
Jumlah dokumen teknis penyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan.
3 Dokumen 3 Dokumen 100
Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat.
6 Paket Teknologi
6 Paket Teknologi
100
Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat.
5 Prototipe 5 Prototipe 100
Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan internasional hasil litbangyasa energi, isotop dan radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah.
71 PI Nasional,
8 PI Internasional
257 PI Nasional,
30 PI Internasional
363,30
2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi
Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia.
62% 52,93% 85,37
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
viii
LAKIP BATAN - 2012
Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Program Anggaran
% Pagu Realisasi
nuklir, isotop dan radiasi.
Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa iptek nuklir
3 Mitra 7 Mitra 175
Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan
2 Jenis 2 Jenis 100
3. Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri.
Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri
75% 93,80% 126,67 2. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN
114,002,549 107,968,038 94,71
4. Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir.
Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3 menuju kepakaran
10 Orang 8 Orang 80
Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju kepakaran bidang iptek nuklir
8 Orang 11 Orang 137,50
Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan BSN
3 SNI 5 SNI 166,67
5. Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP
WTP WTP 100
Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik
B B 100
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
ix
LAKIP BATAN - 2012
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja dapat dikatakan bahwa tujuan dan sasaran strategis yang
telah ditetapkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 berhasil dicapai dengan memuaskan.
Dari 14 indikator kinerja utama (IKU) di tahun 2012, 12 IKU tercapai, dan masih ada 2 (dua) IKU
yang belum mencapai target, yaitu:
1. Persentase penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia seperti yang
ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 pada tahun 2014 sebesar 66%. Sampai
dengan tahun 2012 telah mencapai 52,93%, walaupun capaian ini belum sesuai dengan target
2012 (62%) namun bila dibandingkan dengan capaian tahun 2011 (49,5%) terjadi kenaikan.
Target 66% pada tahun 2014 dapat tercapai bila didukung sumberdaya yang memadai,
stakeholder lebih berperan dan kebijakan pemerintah yang lebih konkrit dalam upaya
memutuskan status pemanfaatan PLTN sebagai energy mix sertaan energi nasional.
2. Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3 menuju kepakaran
dengan target 10 pegawai hanya terealisasi sebesar 8 orang atau 80% yang berasal dari dana
DIPA BATAN, Ketidakberhasilan pencapaian target disebabkan pada tahun 2012 ini Kementerian
Riset dan Teknologi membuka kuota program pendidikan S2 dalam negeri yang cukup besar
sehingga banyak calon PTB (pegawai tugas belajar) BATAN yang memilih program beasiswa
Kemenristek. Selain itu terdapat 2 calon PTB yang telah lulus seleksi Pusdiklat BATAN tetapi
baru diterima di Perguruan Tinggi pada akhir tahun 2012 ini sehingga belum dimasukan, dan 2
calon PTB lainnya tidak diterima di Perguruan Tinggi tujuannya. Adapun 18 pegawai lainnya
mendapatkan beasiswa ikatan dinas dengan pendanaan di luar DIPA BATAN, yang berasal dari
Kementerian Riset dan Teknologi RI (13 orang), Bappenas (1 orang), dan sponsor luar negeri (4
orang), sehingga total seluruh PTB berjumlah 26 orang.
Pencapaian tujuan dan sasaran strategis BATAN, didukung pula oleh prestasi BATAN lainnya,
yaitu:
1. Reformasi Birokrasi
Pada tahun 2012, Reformasi Birokrasi di BATAN sudah pada tahap implementasi yang dimulai
dengan kegiatan sosialisasi dan internalisasi untuk membangun kesamaan persepsi, komitmen,
konsistensi, serta keterlibatan pada seluruh tingkatan pegawai BATAN.
2. Layanan Iptek Nuklir
Layanan BATAN adalah layanan yang diberikan oleh BATAN kepada masyarakat, baik
perorangan maupun lembaga/instansi dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang dimiliki
oleh BATAN yang berada di Jakarta (Kuningan dan Lebak Bulus), Serpong-Tangerang, Bandung,
Yogyakarta. Jenis Pelayanan Publik Di BATAN, diantaranya:
Layanan Pendidikan dan Pelatihan
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
x
LAKIP BATAN - 2012
Layanan Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi
Layanan Pengolahan Limbah
Layanan Iradiasi
Layanan Sertifikasi Personel
3. Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)
BATAN telah melakukan penilaian Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) kepada unit kerja setingkat
Eselon II di BATAN yang memenuhi kriteria yang ditetapkan. Pembentukan WBK merupakan
salah satu dari 11 Instruksi Presiden No.5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan
Korupsi. Sampai dengan tahun 2012, terdapat 15 Unit Kerja yang memperoleh predikat WBK
dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala BATAN.
Pencapaian tujuan dan sasaran strategis BATAN didukung oleh pagu anggaran BATAN tahun
2012 sebesar Rp 771,791,119,- dan terealisasi sebesar Rp 731,087,702,- atau 94,73%.
Dari hasil evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja, BATAN merumuskan beberapa langkah
penting sebagai strategi pemecahan masalah yang akan dijadikan masukan atau sebagai bahan
pertimbangan untuk merumuskan Rencana Kinerja Tahun 2013, yaitu sebagai berikut:
1. BATAN melaksanakan koordinasi mengenai jadwal dan persyaratan teknis pelepasan varietas
dengan TP2V-Kementan, konsorsium gandum bersama Balai Penelitian Sereal (Balitsereal)
Kementerian Pertanian, Fakultas Pertanian IPB, dan Balai Besar Biogen.
2. Sertifikasi produk hasil litbangyasa memerlukan beberapa persyaratan yang bersifat
administratif industrial seperti SIUP dan lain-lain, sehingga diperlukan keterlibatan badan usaha
lain. BATAN perlu membuka peluang kerjasama yang lebih intensif dan konstruktif dengan mitra
pengguna atau produsen, sesuai peraturan yang berlaku, dalam rangka pemanfaatan
produk/hasil litbangyasa iptek nuklir tersertifikasi pada masyarakat.
3. Rata-rata akurasi (konsistensi) atas rencana penarikan dana pada tahun 2012 sebesar 78,86%,
hal tersebut memperlihatkan bahwa tingkat akurasi masih kurang. Oleh sebab itu, kedepannya
diharapkan perencanaan penarikan dana BATAN harus lebih akurat dan presisi, sehingga
realisasi penarikan dana bisa mendekati perencanaan awal. Hal ini pun menjadi bagian dari
upaya BATAN dalam rangka penyempurnaan perencanaan sehingga target sasaran dan tujuan
BATAN dapat tercapai melalui dukungan capaian semua kegiatan yang telah direncanakan.
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
1
LAKIP BATAN - 2012
1.1 Latar Belakang
Dalam rangka pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan
pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel, Badan Tenaga Nuklir Nasional harus
menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), sesuai Instruksi Presiden
Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun
2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah yang diterbitkan pada tanggal 31 Desember 2010 serta Perka BATAN
Nomor 131/KA/VI/2011 tentang Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Badan Tenaga Nuklir Nasional, Eselon I dan Eselon II di Badan Tenaga Nuklir Nasional.
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dimaksud untuk
memberikan gambaran yang jelas, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan tentang
kinerja suatu instansi pemerintah. Hasilnya diharapkan dapat membantu pimpinan dan
seluruh jajaran BATAN dalam mencermati berbagai permasalahan sebagai bahan acuan dalam
menyusun rencana kinerja di tahun berikutnya. Dengan demikian rencana kinerja di tahun
berikutnya dapat disusun lebih fokus, efektif, efisien, terukur, transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
1.2 Kedudukan, Tugas Pokok
Sesuai dengan UU No. 10/1997 tentang Ketenaganukliran dan Keppres RI No. 64/2005,
BATAN ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen, berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Presiden. BATAN dipimpin oleh seorang Kepala dan
dikoordinasikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi.
Tugas Pokok BATAN adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian,
pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas, BATAN menyelenggarakan
fungsi:
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian, pengembangan dan
pemanfaatan tenaga nuklir;
BAB I PENDAHULUAN
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
2
LAKIP BATAN - 2012
2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BATAN;
3. Fasilitasi dan pembinaan terhadap instansi pemerintah di bidang penelitian,
pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir;
4. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan
umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan,
hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.
1.3 Struktur Organisasi
Susunan organisasi BATAN disusun berdasarkan Keppres No. 166 tahun 2000, Keppres
No. 103 tahun 2001 dan Peraturan Kepala BATAN No. 392/KA/XI/2005, Tentang Organisasi
dan Tata Kerja BATAN sebagai berikut.
KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
INSPEKTORAT
SEKRETARIS UTAMA
BIRO
PERENCANAAN
BIRO SUMBER DAYA MANUSIA
BIRO
UMUM
BIRO KERJASAMA,
HUKUM, DAN HUMAS
PUS. TEK. BAHAN INDUSTRI NUKLIR.
PUS.TEK. AKSELE RATOR DAN
PROSES BAHAN
PUS. TEK. NUKLIR BAHAN DAN
RADIOMETRI
PUS.TEK KESELAMATAN DAN METROLOGI RADIASI
DEPUTI BIDANG PENELITIAN DASAR DAN
TERAPAN
PUSAT STANDARDISASI & JAMINAN MUTU
NUKLIR
PUS. BANG. ENERGI NUKLIR
PUS. TEK. REAKTOR DAN KESELAMATAN
NUKLIR
PUS. REAKTOR SERBA GUNA
PUS. BANG. INFORMATIKA
NUKLIR
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI DAN ENERGI NUKLIR
PUS.BANG. GEOLOGI NUKLIR
PUS.TEK BAHAN BAKAR
NUKLIR
PUS. TEK. LIMBAH RADIOAKTIF
PUS. REKAYASA
PERANGKAT NUKLIR
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI DAUR BAHAN NUKLIR DAN REKAYASA
PUSAT RADIOISOTOP & RADIOFARMAKA
PUSAT APLIKASI TEKNOLOGI ISOTOP
DAN RADIASI
NUKLIR SELAMATAN RADIASI & BIOMEDIKA NUKLIR
PUSAT DISEMINASI IPTEK NUKLIR
PUSAT KEMITRAAN TEKNOLOGI NUKLIR
DEPUTI BIDANG PENDAYAGUNAAN HASIL
LITBANG DAN PEMASYARAKATAN
IPTEK NUKLIR
PUSAT PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
3
LAKIP BATAN - 2012
2.1. Perencanaan Kinerja
2.1.1. Visi
BATAN merumuskan visinya sebagai berikut:
ENERGI NUKLIR SEBAGAI PEMERCEPAT KESEJAHTERAAN BANGSA
Dalam visi tersebut terdapat 2 (dua) kata kunci yaitu energi nuklir dan
pemercepat. Dalam kata kunci energi nuklir adalah tenaga dalam bentuk apapun
yang dibebaskan dalam proses transformasi inti, termasuk tenaga yang berasal dari
sumber radiasi pengion. Kata energi tidak identik aplikasinya hanya pada Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) saja, namun PLTN adalah merupakan salah satu hasil
aplikasi energi nuklir dari berbagai aplikasinya yang dapat dan telah dikembangkan
serta dimanfaatkan di masyarakat.
Sedangkan yang dimaksud dengan kata pemercepat adalah upaya pemanfaatan
energi nuklir dalam rangka peningkatan nilai tambah dan daya saing untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat.
2.1.2. Misi
Dalam pencapaian Visi BATAN pada tahapan perwujudan kepakaran teknologi
nuklir, maka diperlukan 2 misi yang dapat memperkuat peran kelembagaan dalam
pengembangan teknologi nuklir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Adapun misi BATAN adalah :
1. Melaksanakan penelitian, pengembangan dan penerapan (litbangrap) energi
nuklir, isotop dan radiasi (enisora) dalam mendukung program pembangunan
nasional.
Pelaksanaan litbangrap enisora yang berorientasi pada peningkatan keilmuan
bidang pangan, kesehatan dan obat, pengembangan energi nuklir untuk
pembangkit listrik, akselerator dan perangkat nuklir serta penerapannya di
masyarakat.
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
4
LAKIP BATAN - 2012
2. Memperkuat sistem manajemen kelembagaan litbang dan kompetensi untuk
mendukung kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir,
isotop dan radiasi.
Pelaksanaan manajemen kelembagaan untuk mendukung litbangrap enisora
berorientasi pada manajemen penelitian dan pengembangan (manlitbang) nuklir
dan untuk penguatan sistem inovasi nasional, kompetensi berorientasi pada
peningkatan kapabilitas SDM, dan fasilitas nuklir.
2.1.3. Tujuan, Sasaran Strategis
Tujuan
Melalui pelaksanaan misi tersebut, BATAN berupaya untuk mencapai tujuan-
tujuan strategis sebagai berikut.
1. Meningkatnya kemampuan litbang energi nuklir, isotop dan radiasi yang
dibutuhkan masyarakat;
2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi;
3. Meningkatnya sistem manajemen kelembagaan litbang untuk memacu inovasi
iptek nuklir dalam rangka mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan
energi nuklir, isotop dan radiasi.
Sasaran Strategis
Untuk mendukung tercapainya tujuan BATAN, maka perlu disusun sasaran
strategis. Keberhasilan pencapaian sasaran sangat ditentukan oleh ketepatan dalam
pemilihan indikator kinerja utama dari sasaran strategis. BATAN menetapkan 5 (lima)
sasaran strategis sebagai berikut.
1. Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap
dimanfaatkan di masyarakat;
2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi;
3. Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri;
4. Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir;
5. Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance).
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
5
LAKIP BATAN - 2012
2.1.4. Indikator Kinerja
Indikator Kinerja Utama (IKU) BATAN yang telah ditetapkan dengan Peraturan
Kepala BATAN Nomor 108/KA/V/2011 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama
Tahun 2010-2014 di BATAN telah direvisi. Hasil revisi telah ditetapkan dengan
Peraturan Kepala BATAN Nomor 205/KA/XI/2012 pada 5 November 2012. Revisi
dilakukan karena adanya penyempurnaan pada rumusan tujuan, sasaran, dan
indikator kinerja utama sebagaimana hasil evaluasi atas LAKIP BATAN 2010 oleh
Kementerian PAN dan RB tanggal 14 Februari 2012.
Tabel 2.1. Indiktor Kinerja Utama BATAN
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
1. Meningkatnya hasil
penelitian dasar dan
terapan isotop dan
radiasi yang siap
dimanfaatkan di
masyarakat
Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang
ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau,
gandum, dan sorgum)
Jumlah dokumen teknis penyiapan infrastruktur, tapak
PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap
dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan
Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir,
isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat
Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop
dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat
Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan internasional
hasil litbangyasa energi, isotop dan radiasi yang dapat
diacu oleh masyarakat ilmiah
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
2. Meningkatnya
pemanfaatan hasil
litbang energi nuklir,
isotop dan radiasi
Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap
iptek nuklir di Indonesia.
Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa
iptek nuklir
Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang
dikomersilkan
Tujuan 1 :
Meningkatnya Kemampuan Litbang Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi yang Dibutuhkan
Masyarakat
Tujuan 2 :
Meningkatnya Pemanfaatan Hasil Litbang Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
6
LAKIP BATAN - 2012
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
3. Terserapnya lulusan
pendidikan teknik
nuklir di sektor
industri
Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di
industri
4. Meningkatnya
kualitas sumber daya
di bidang iptek nuklir
Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek
nuklir jenjang S2/S3 menuju kepakaran
Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju
kepakaran bidang iptek nuklir
Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan
BSN
5. Meningkatnya kinerja
manajemen
kelembagaan litbang
menuju tata kelola
pemerintahan yang
baik (good
governance).
Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP
Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik
2.1.5. Arah Kebijakan
Untuk mencapai tujuan dan sasaran BATAN serta fokus program RPJMN 2010 -
2014 tersebut, maka ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut.
Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
Berdasarkan Buku I RPJMN 2010-2014, arah kebijakan dan strategi nasional
ditetapkan 11 (sebelas) prioritas, yaitu:
1. Reformasi birokrasi dan tata kelola;
2. Pendidikan;
3. Kesehatan;
4. Penanggulangan Kemiskinan;
5. Ketahanan Pangan;
6. Infrastruktur;
7. Iklim Investasi dan Iklim usaha;
8. Energi;
9. Lingkungan hidup dan pengelolaan bencana;
Tujuan 3 :
Meningkatnya Sistem Manajemen Kelembagaan Litbang untuk Memacu Inovasi Iptek
Nuklir Dalam Rangka Mendukung Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir,
Isotop dan Radiasi
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
7
LAKIP BATAN - 2012
10. Daerah tertinggal, terdepan, terluar, pascakonflik; dan
11. Kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi.
Dari sebelas prioritas nasional tersebut BATAN berkontribusi dalam bidang Ketahanan
Pangan dan Energi.
Arah dan Strategi BATAN
Kegiatan penelitian, pengembangan dan rekayasa BATAN diarahkan seluas-
luasnya untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan untuk menunjang
peningkatan kapasitas sistem produksi. Selain itu BATAN mendukung penguatan
Sistem Inovasi Nasional (SIN) melalui pembangunan kelembagaan iptek,
pengembangan sumber daya dan peningkatan jejaring iptek. Selain melakukan
kegiatan penelitian dan pengembangan serta perumusan kebijakan di bidang nuklir.
BATAN berkomitmen untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap hasil
litbangyasa yang telah dicapai, melalui penerapan tata kelola pemerintahan yang baik
(good governance). Oleh karena, itu seiring dengan kegiatan utama sesuai tugas dan
fungsi BATAN, maka kegiatan reformasi birokrasi di BATAN telah pula direncanakan
dan akan dilakukan melalui program dan beberapa kegiatan. Sejalan dengan RPJMN
2010-2014 bidang iptek, BATAN melaksanakan kegiatan prioritas bidang
pembangunan iptek yang terdiri dari prioritas bidang penguatan Sistem Inovasi
Nasional (SIN) dan peningkatan Penguasaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Iptek
(P3IPTEK) sebagai berikut.
1. Penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN), yaitu dengan fokus pembangunan:
a) Penataan kelembagaan Iptek, dengan melaksanakan kegiatan: standardisasi,
akreditasi, sertifikasi dan jaminan mutu nuklir;
b) Sumber Daya Iptek, dengan melaksanakan pendidikan tinggi teknologi nuklir;
dan
c) Jaringan Iptek, dengan memperluas jaringan mitra komersial yang
memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan Iptek nuklir.
2. Peningkatan Penguasaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Iptek (P3IPTEK), yaitu
dengan fokus pembangunan:
a) Di Bidang Pangan, akan menghasilkan benih unggul berkualitas dengan
produktivitas yang tinggi, berupa:
varietas padi sawah umur genjah (8
ton/ha);
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
8
LAKIP BATAN - 2012
perbaikan varietas padi lokal, gogo, dan tanaman padi dataran tinggi;
pembentukan varietas padi hibrida;
pembentukan varietas kedelai produksi tinggi;
pembentukan varietas unggul kacang tanah dan kacang hijau;
pembentukan varietas gandum tropis;
pembentukan varietas sorgum untuk pangan dan pakan;
teknologi budidaya pertanian terpadu (biocyclofarm, hama, ternak dan
tanah); dan
Peningkatan kualitas ternak melalui penggemukan, reproduksi dan
kesehatan ternak.
b) Di bidang energi, akan menghasilkan teknologi dalam penyiapan kebutuhan
penggunaan teknologi nuklir untuk pembangkit listrik (PLTN) dan
mendukung pengembangan energi baru dan terbarukan, berupa :
data cadangan uranium dan paket teknologi pengembangan proses
pengolahan bijih Uranium;
paket teknologi pengembangan bahan bakar nuklir reaktor riset dan
daya;
paket teknologi pengembangan pengelolaan limbah radioaktif;
paket teknologi pengembangan rekayasa perangkat nuklir;
paket teknologi pengembangan dan keselamatan reaktor;
material unggul industri nuklir;
pengembangan bibit unggul jarak pagar (jatropha curca sp) dan sweet
sorghum sebagai bahan baku bahan bakar nabati (BBN) untuk energi
alternatif; dan
peningkatan pemanfaatan energi nuklir geothermal atau panas bumi
c) Di bidang kesehatan, akan menghasilkan keluaran:
bahan unggul magnetik untuk aplikasi diagnostik;
paket teknologi penatalaksanaan kanker payudara dan serviks;
bahan vaksin malaria tropika (plasmodium falciparum);
metode standardisasi dan kalibrasi radiasi;
paket teknologi akselerator (MBE) untuk aplikasi kesehatan;
paket teknologi pengembangan produksi radioisotop (radionuklida) dan
radiofarmaka; dan
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
9
LAKIP BATAN - 2012
data kandungan mikronutrisi bahan pangan lokal di daerah Jawa untuk
mendukung pengentasan kurang gizi.
d) Di bidang sumber daya alam dan lingkungan, akan menghasilkan keluaran:
teknologi perunut untuk eksplorasi panas bumi dan pelacakan sumber
air tanah dalam;
peta radiasi dan radioaktivitas lingkungan seluruh Indonesia; dan
peta distribusi polutan udara di Jawa.
2.2. Penetapan Kinerja
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, pada Maret tahun 2012 BATAN berjanji akan
mewujudkan target kinerja tahunan sebagai berikut.
Tabel 2.2. Penetapan Kinerja BATAN tahun 2012
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Program Anggaran (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Peningkatan
Hasil Litbang
Energi, Isotop
dan Radiasi
(enisora) dan
Pemanfaatan/
Penerapan di
bidang Pangan,
Energi,
Kesehatan dan
Obat serta
Sumber Daya
Alam dan
Lingkungan
untuk
Kesejahteraan
Masyarakat
1 Jumlah Varietas
Unggul Tanaman
Pangan untuk
Menunjang Ketahanan
Pangan Nasional (Padi,
Kedelai, Kacang Hijau,
Gandum Tropikal dan
Sorgum)
5 Varietas (1
padi, 2
sorgum, 1
kacang hijau,
1 kedelai)
1. Penelitian
Pengemban
gan dan
Penerapan
Energi
Nuklir,
Isotop dan
Radiasi
656.315.278.000
2 Jumlah Dokumen
Teknis Penyiapan
Infrastruktur PLTN,
Tapak PLTN, dan
Penyusunan
Spesifikasi Teknis
3 Dokumen
3 Persentase
Peningkatan
Penerimaan
Masyarakat terhadap
Iptek Nuklir
62%
4 Jumlah Paket
Teknologi Hasil
Litbangyasa Energi
Nuklir, Isotop dan
Radiasi
6 Paket
Teknologi
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
10
LAKIP BATAN - 2012
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Program Anggaran (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)
5 Jumlah Prototipe Hasil
Litbangyasa Energi
Nuklir, Isotop dan
Radiasi
5 Prototipe
6 Jumlah Mitra
Komersial yang
Memanfaatkan Hasil
Litbang Iptek Nuklir
3 Mitra
7 Jumlah Jenis Hasil
Litbang Iptek Nuklir
yang Dikomersilkan
2 Jenis
8 Jumlah Publikasi
Ilmiah Nasional dan
International Hasil
Litbang Enisora
71 PI
Nasional,
8 PI
Internasional
2. Peningkatan
Kapasitas,
Kapabilitas
Sumber Daya
Iptek dan
Kinerja
Manajemen
Kelembagaan
Litbang untuk
Mendukung
Penguatan
Sistem Inovasi
dan
Pemanfaatan
Hasil Penelitian,
Pengembangan
dan Penerapan
Energi Nuklir,
Isotop dan
Radiasi ke
Masyarakat.
1 Persentase Serapan
Lulusan Pendidikan
Teknik Nuklir di
Industri
75% 2. Dukungan
Manajemen
dan
Pelaksanaan
Tugas Teknis
Lainnya
BATAN
94.069.335.000
2 Jumlah Pegawai yang
Diterima Mengikuti
Pendidikan Iptek
Nuklir Jenjang S2/S3
10 Orang
3 Jumlah Peningkatan
Pegawai yang
Berpendidikan S2 dan
S3
8 Orang
4 Jumlah Standar
Nasional Indonesia
(SNI) yang ditetapkan
Badan Standardisasi
Nasional
3 SNI
5 Persentase
Peningkatan
Pengelolaan
Keuangan dan BMN
dalam Opini WTP
menuju Tata Kelola
Pemerintahan yang
Baik (good
governance),
60%
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
11
LAKIP BATAN - 2012
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Program Anggaran (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)
Transparan,
Akuntabel dan Tepat
Waktu
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
12
LAKIP BATAN - 2012
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
13
LAKIP BATAN - 2012
Sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2012, BATAN berkewajiban
untuk mencapai target-target tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja instansi. Untuk
mengetahui tingkat keberhasilan maupun kegagalan organisasi dalam upaya pencapaian sasaran
strategisnya dan juga sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja, maka diperlukan suatu gambaran
tentang capaian-capaian kinerja tersebut. Di bawah ini diuraikan hasil capaian kinerja BATAN seperti
capaian dari penetapan kinerja, kontrak kinerja Kepala BATAN dengan Presiden, capaian reformasi
birokrasi dan keberhasilan BATAN lainnya.
3.1. Pengukuran Kinerja
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang bersih dan akuntabel serta
berorientasi pada hasil, pada tahun 2012 BATAN berkomitmen mewujudkan target kinerja
tahunan seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja tahun 2012.
Adapun Penetapan Kinerja BATAN tahun 2012 disajikan pada Tabel 2.2.
Terdapat perbedaan rumusan sasaran dan indikator kinerja antara PK (Penetapan
Kinerja) dan IKU (Indikator Kinerja Utama) dikarenakan:
1. PK Tahun 2012 telah ditetapkan pada bulan Maret tahun 2012; sedangkan
2. IKU hasil revisi baru ditetapkan pada bulan November 2012; IKU direvisi karena adanya
penyempurnaan rumusan tujuan, sasaran, dan indikator kinerja sebagaimana hasil
evaluasi atas LAKIP BATAN 2010 oleh Kementerian PAN dan RB.
Sasaran dan Indikator Kinerja yang dipergunakan dalam pengukuran kinerja (LAKIP
BATAN) tahun 2012 adalah sasaran dan indikator kinerja yang terdapat pada IKU tahun 2012.
Pengukuran tingkat capaian kinerja tahun 2012 dilakukan dengan membandingkan
antara realisasi dengan target masing-masing indikator kinerja sasaran. Tingkat capaian kinerja
BATAN tahun 2012 berdasarkan hasil pengukurannya dapat dilihat dalam tabel 3.1.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
14
LAKIP BATAN - 2012
Tabel. 3.1. Pengukuran Kinerja
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat.
Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal dan sorgum).
5 varietas 5 Varietas 100
Jumlah dokumen teknis peyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan.
3 Dokumen 3 Dokumen 100
Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat.
6 Paket Teknologi
6 Paket Teknologi
100
Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat.
5 Prototipe 5 Prototipe 100
Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan internasional hasil litbangyasa energi, isotop dan radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah.
71 PI Nasional,
8 PI Internasional
257 PI Nasional,
30 PI Internasional
363,30
2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi
Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia.
62 % 52,93% 85,37
Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa iptek nuklir
3 Mitra 7 Mitra 175
Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan
2 Jenis 2 Jenis 100
3. Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri.
Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri
75 % 93,8% 126.67
4. Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir.
Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S-2/S-3 menuju kepakaran
10 Orang 8 Orang 80
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
15
LAKIP BATAN - 2012
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju kepakaran bidang iptek nuklir
8 Orang 11 Orang 137,50
Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan BSN
3 SNI 5 SNI 166,67
5. Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP
WTP WTP 100
Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik
B B 100
*) Tabel Pengukuran Kinerja selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3
3.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja
3.2.1. Pencapaian target kinerja terhadap tujuan dan sasaran
Pengukuran dan penilaian capaian kinerja BATAN 2012 telah didukung dengan
sistem pengelolaan data kinerja yang dapat diandalkan yang berisi database rencana
dan realisasi kinerja. Sistem Informasi Aplikasi Akuntabilitas Instansi Pemerintah
(SIAKIP) diterapkan pada seluruh unit kerja di lingkungan BATAN.
Dari tabel 3.1. pengukuran kinerja di atas, didapat hasil rata-rata capaian kinerja
terhadap tujuan dan sasaran strategis sebagai berikut.
Tabel 3.2. Rata-rata capaian kinerja per Sasaran Strategis
Tujuan Sasaran Strategis Rata-rata
capaian kinerja
1. Meningkatnya kemampuan litbang energi nuklir, isotop dan radiasi yang dibutuhkan masyarakat
1. Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat
152,66%
2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi
2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi
120,12%
3. Meningkatnya sistem manajemen kelembagaan litbang untuk memacu inovasi iptek nuklir dalam rangka
3. Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri
126,67%
4. Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir
128,06%
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
16
LAKIP BATAN - 2012
Tujuan Sasaran Strategis Rata-rata
capaian kinerja
mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi
5. Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)
100%
Rata-rata capaian kinerja 125,50%
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa tujuan dan sasaran strategis yang
telah ditetapkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 berhasil dicapai dengan
memuaskan, dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 125,50%.
Terhadap hasil kinerja yang telah dicapai BATAN pada tahun 2012, baik yang
tidak tercapai maupun yang melebihi target, BATAN akan melakukan evaluasi
terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi hasil kinerja tersebut dan melakukan
analisis secara komprehensif untuk melakukan langkah perbaikan yang konkrit.
3.2.2. Realisasi pencapaian Indikator Kinerja Utama
Tabel 3.3. Pencapaian Target Kinerja atas Sasaran Strategis 1
Sasaran Strategis 1: Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum dan sorgum)
5 Varietas 5 Varietas 100
Jumlah dokumen teknis peyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan
3 Dokumen 3 Dokumen 100
Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat
6 Paket Teknologi
6 Paket Teknologi
100
Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat
5 Prototipe 5 Prototipe 100
Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan 71 PI Nasional, 257 PI Nasional, 363,30
Sasaran Strategis 1:
MENINGKATNYA HASIL PENELITIAN DASAR DAN TERAPAN ISOTOP DAN RADIASI
YANG SIAP DIMANFAATKAN DI MASYARAKAT
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
17
LAKIP BATAN - 2012
Sasaran Strategis 1: Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat
Indikator Kinerja Target Realisasi %
internasional hasil litbangyasa energi, isotop dan radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah
8 PI Internasional
30 PI Internasional
Evaluasi atas pencapai indikator kinerja utama terhadap sasaran strategis 1
adalah sebagai berikut:
Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa.
Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 230 juta jiwa dan masih
akan tetap tumbuh sekitar 1,49 persen per tahun maka ketersediaan pangan yang
cukup sangatlah penting dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Kebutuhan
yang besar jika tidak diimbangi peningkatan produksi pangan tentu akan
menimbulkan masalah antara kebutuhan dan ketersediaan yang harus dipenuhi.
BATAN berupaya melakukan perbaikan varietas tanaman pangan melalui pemuliaan
mutasi dengan tujuan untuk mendapatkan varietas unggul yang mampu berproduksi
tinggi, umur genjah dan tahan terhadap berbagai hama penyakit utama. BATAN telah
mentargetkan di dalam dokumen Penetapan Kinerja tahun 2012 sejumlah 5 varietas.
Adapun rincian capaian kinerja dijelaskan sebagai berikut.
1) Varietas Padi
Varietas Inpari Mugibat
Inpari Mugibat merupakan varietas unggul baru hasil konsorsium
BATAN dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan
Sumberdaya Genetik Pertanian, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi dan
Institut Pertanian Bogor pada tahun 2011. Varietas Inpari Mugibat telah lulus
sebagai varietas unggul baru dalam sidang pelepasan varietas oleh TP2V-
Kementan dan telah mendapatkan Surat Keputusan Pelepasan dari Menteri
Pertanian No. 2419/Kpts/SR.120/7/2012 (Lampiran 4), dengan keunggulan
sebagai berikut :
1. Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan Untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional (Padi, Kedelai, Kacang Hijau, Gandum Tropikal dan Sorgum)
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
18
LAKIP BATAN - 2012
a. dibandingkan dengan varietas Ciherang: lebih tahan terhadap WBC
biotipe 1, 2 dan 3; lebih tahan terhadap blas ras 133 dan 173; serta umur
setara;
b. dibandingkan dengan Inpari 1: produktivitas lebih tinggi; lebih tahan WBC
biotipe 1, 2 dan 3; lebih tahan blas ras 033 dan 173; dan setara
ketahanannya terhadap blas ras 133; serta umur setara;
c. dibandingkan dengan Cimelati: produktivitas setara; lebih tahan terhadap
WBC biotipe 1, 2, dan 3; lebih tahan terhadap blas ras 133; dan umur
setara.
Gb. 3.1. Varietas Mugibat
Varietas Suluttan Unsrat 1
Varietas Suluttan Unsrat 1 merupakan varietas unggul baru berasal
dari Galur Harapan OBS 1750 merupakan hasil kerjasama BATAN dengan
Universitas Sam Ratulangi, Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Sulawesi
Utara pada tahun 2011. Varietas Suluttan Unsrat 1 telah lulus sebagai
varietas unggul baru dalam sidang pelepasan varietas oleh tim TP2V-
Kementan dan telah mendapatkan Surat Keputusan Pelepasan dari Menteri
Pertanian No. 2436/Kpts/SR.120/7/2012 (Lampiran 4), dengan keunggulan
sebagai berikut:
a. dibandingkan dengan Mira-1: produktivitas lebih tinggi 7,89%; rendemen
beras giling setara; rendemen beras kepala lebih tinggi; beras patah lebih
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
19
LAKIP BATAN - 2012
rendah; ketahanan terhadap WBC biotipe 1 setara; lebih tahan terhadap
WBC biotipe 2; dan ketahanan terhadap HDB strain III setara;
b. dibandingkan dengan Super Win: produktivitas lebih tinggi 27,42%; umur
lebih pendek 12 hari; postur tanaman lebih rendah 25 cm; bentuk
tanaman lebih tegak; rendemen beras giling lebih tinggi; rendemen beras
kepala lebih tinggi; beras patah lebih rendah; kadar amilosa setara; serta
lebih tahan terhadap WBC biotipe 1 dan 2;
c. dibandingkan dengan Ciherang: produktivitas lebih tinggi 12,58%; umur
setara; tinggi tanaman setara; rendemen beras giling setara; rendemen
beras kepala lebih tinggi; beras patah lebih rendah; lebih tahan terhadap
WBC biotipe 2.
Gambar 3.2.a. Galur Harapan OBS 1750 telah dilepas menjadi varietas Suluttan Unsrat 1
Gambar 3.2.b. Varietas Suluttan Unsrat 1 paska panen
Varietas Suluttan Unsrat 2
Varietas Suluttan Unsrat 2 merupakan varietas unggul baru berasal
dari Galur Harapan OBS 1750, merupakan hasil kerjasama BATAN dengan
Universitas Sam Ratulangi dan Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi
Sulawesi Utara pada tahun 2011. Varietas Suluttan Unsrat 2 telah lulus
sebagai varietas unggul baru dalam sidang pelepasan varietas oleh TP2V-
Kementan dan telah mendapatkan Surat Keputusan Pelepasan dari Menteri
Pertanian No. 2438/Kpts/SR.120/7/2012 (Lampiran 4), dengan keunggulan
sebagai berikut:
a. dibandingkan dengan Mira-1: produktivitas lebih tinggi 5,95%; rendemen
beras giling setara; serta lebih tahan terhadap WBC biotipe 1 dan 2;
b. dibandingkan dengan Super Win: produktivitas lebih tinggi 25,13%; umur
lebih genjah 13 hari; postur tanaman lebih pendek dan lebih tegak;
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
20
LAKIP BATAN - 2012
rendemen beras giling lebih tinggi; kadar amilosa setara; dan lebih tahan
terhadap WBC biotipe 1;
c. dibandingkan dengan Ciherang: produktivitas lebih tinggi 10,56%; umur
setara; tinggi tanaman setara; rendemen beras giling setara; rendemen
beras kepala setara; serta lebih tahan terhadap WBC biotipe 1 dan 2.
Gambar 3.3.a. Galur Harapan OBS 1759 telah dilepas menjadi varietas Suluttan Unsrat 2
Gambar 3.3.b. Varietas Suluttan Unsrat 2 paska panen
2) Varietas Kedelai Gamasugen 1 dan Gamasugen 2
Varietas kedelai Gamasugen 1 dan Gamasugen 2 sudah direkomendasikan
untuk dilepas sebagai varietas kedelai unggul baru dalam sidang pelepasan
varietas oleh TP2V-Kementan tanggal 3 Desember 2012, berdasarkan Berita
Acara Sidang Pelepasan Varietas Tanaman Pangan No. 106/BBN.TP/12/12
(Lampiran 5). Keunggulan kedua varietas kedelai tersebut dibandingkan dengan
varietas kedelai nasional sebagai pembanding (Tidar, Argomulyo, Grobogan dan
Burangrang), yaitu:
a. umur super genjah dibawah 70 hari (Gamasugen 1: 65 hari dan Gamasugen 2:
68 hari), varietas pembanding memiliki umur tanaman 85 hari;
b. produksi rata-rata Gamasugen 1 adalah 2,42 Ton/Ha dan Gamasugen 2 adalah
2,41 Ton/Ha, dengan produksi rata-rata varietas pembanding 2,10 Ton/Ha;
c. potensi produksi Gamasugen 1 mencapai 2,56 Ton/Ha dan Gamasugen 2
mencapai 2,55 Ton/Ha;
d. lebih tahan terhadap penyakit karat daun (Phakopshora Pachyrhizi.Syd);
e. lebih tahan terhadap penyakit bercak daun coklat (Cercospora);
f. Gamasugen 1 dan Gamasugen 2 lebih tahan terhadap hama kutu hijau (Aphis
Glycines Matsumura);
g. lebih tahan terhadap hama penggerek pucuk (Melanagromyza Sojae);
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
21
LAKIP BATAN - 2012
h. lebih baik digunakan pada industri pangan seperti tahu dan tempe dengan
rendemen 336,6% (Gamasugen 1) dan 370% (Gamasugen 2). Selain itu, kedua
varietas tersebut juga mempunyai rendemen yang sama dengan kedelai impor
dari USA;
i. kandungan protein dan lemak lebih tinggi dibandingkan varietas pembanding;
j. cocok ditanam dengan pola tanam padi-padi-kedelai, sehingga memanfaatkan
lahan lebih optimal di akhir musim hujan.
Gambar 3.4.a. Galur harapan varietas Gamasugen 1 dengan ciri bentuk daun agak membulat
Gambar 3.4.b. Galur harapan varietas Gamasugen 2 dengan ciri bentuk daun melancip
Dalam rangka menghasilkan varietas kedelai unggul baru tersebut, BATAN
melaksanakan beberapa kerja sama antara lain yaitu:
a. pengujian uji daya hasil multi lokasi dilakukan di Banjarnegara-Jateng pada
musim hujan (MH) dan musim kemarau (MK), Temanggung-Jateng pada MK
dan MH, Malang-Jatim pada MH dan MK, Citayam-Jabar pada MH dan MK,
Indralaya-Sumsel pada MH dan MK, Pasaman-Sumbar pada MK, Purbalingga-
Jateng pada MH dan MK, Banyumas-Jateng pada MH, dan Majalengka-Jabar
pada MH;
b. pengujian uji daya hasil multi lokasi bersama Balai Penelitian Tanaman
Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi)-Malang;
c. pengujian uji daya hasil multi lokasi bersama Universitas Jenderal Soedirman
Jawa Tengah.
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
22
LAKIP BATAN - 2012
Gambar 3.5.a. Varietas Gamasugen 1 pada uji
multilokasi Gambar 3.5.b. Varietas Gamasugen 2 pada uji
multilokasi
3) Varietas Kacang Hijau
Gambar 3.6. Galur Harapan PsJ-S-31-91 telah diusulkan dengan nama MURI
Keunggulan calon varietas Kacang Hijau (PSJ S 31) dibandingkan varietas
Gelatik (Induk) dan Varietas Perkutut (kontrol nasional), yaitu:
a. Calon Varietas Kacang Hijau (PSJ S 31) BATAN mempunyai produktivitas yang
lebih tinggi (2,48 Ton/Ha) dibandingkan varietas Gelatik (1,76 Ton/Ha) dan
varietas Perkutut (1,90 Ton/Ha).
b. Lebih tahan terhadap penyakit bercak daun disebabkan oleh jamur
Cercospora.
c. Mempunyai kandungan protein lebih tinggi (24,55 mg/100gr) dibandingkan
dengan varietas Gelatik (21,84 mg/100gr) dan varietas Perkutut (20,80
mg/100gr).
d. Kandungan Vitamin B1 calon varietas Kacang Hijau (PSJ S 31) lebih tinggi (0,90
mg/100gr) dibandingkan dengan varietas Gelatik (0,79 mg/100gr) dan varietas
Perkutut (0,65mg/100 gr).
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
23
LAKIP BATAN - 2012
e. Kandungan nutrisi (P, Zn, Sn) calon varietas Kacang Hijau (PSJ S 31) lebih tinggi
dibandingkan dengan varietas Gelatik dan varietas Perkutut.
f. Calon varietas Kacang Hijau (PSJ S 31) BATAN toleran terhadap kekeringan.
Pada tahun 2012 dilakukan pengujian terhadap calon varietas Kacang Hijau
dan telah dipresentasikan di hadapan TP2V-Kementan. Dari hasil pengujian
tersebut, dihasilkan rekomendasi terkait penambahan beberapa data baru
seperti data daya tahan terhadap kekeringan. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji
daya tahan terhadap kekeringan bagi galur PSJ S 31.
Calon varietas kacang hijau sudah pernah digunakan/diuji
coba/dimanfaatkan di daerah Yogyakarta, Malang, Mataram, dan Sulawesi
Selatan.
4) Varietas Sorgum
Sejak tahun 2010 BATAN telah mengusulkan 3 galur mutan sorgum yaitu B-
76, B-100 dan Zh-30 untuk dilepas menjadi varietas sorgum baru oleh
Kementerian Pertanian. Ketiga galur tersebut memiliki keunggulan berproduksi
tinggi dan sangat tahan terhadap kondisi kekeringan. Galur B-76 tergolong
sebagai sorgum manis dengan kadar gula relatif tinggi yaitu 17,6% dan ideal
untuk bahan baku pembuatan bioetanol. Galur B-100 memiliki produksi biomassa
yang relatif tinggi dan ideal untuk pakan ternak ruminansia (sapi, kerbau,
kambing dsb). Galur Zh-30 memiliki produktivitas biji tertinggi dengan kualitas biji
dan tepung yang baik dan ideal untuk pangan. Pada tahun 2011, galur Zh-30 telah
dilakukan pengajuan proposal pelepasan menjadi varietas sorgum baru dengan
nama Pahat (singkatan Pangan Sehat). Selanjutnya, pada tahun 2012 dilakukan
pengujian dan telah dipresentasikan di hadapan TP2V-Kementan. Untuk
memenuhi pembaharuan persyaratan pelepasan varietas hasil pengujian di tahun
2012, maka diperlukan penambahan beberapa data baru seperti data daya tahan
terhadap kekeringan. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji daya tahan terhadap
kekeringan bagi galur Zh-30.
Keunggulan calon varietas Pahat dibandingkan dengan varietas nasional, yaitu:
a. Produksi biji rata-rata mencapai 5,7 Ton/Ha dan potensi produksi hasil
mencapai 8 Ton/Ha. Tingkat produktivitas ini lebih tinggi dibandingkan
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
24
LAKIP BATAN - 2012
dengan varietas nasional (produksi rata-rata 4,2 Ton/Ha dan potensi hasil 6
Ton/Ha).
b. Memiliki kandungan tanin yang rendah (0,011% polifenol) dibanding varietas
nasional (kisaran antara 0,015-0,030% polifenol).
c. Struktur fisik tanaman yang rendah dengan warna biji yang bening dan
mudah rontok.
Daerah pengujian/pemanfaatan galur harapan Zh-30 meliputi Banyuwangi,
Boyolali, NTT, NTB, Lampung, Yogyakarta, dan Balikpapan.
Hingga akhir tahun 2012, galur harapan Zh-30 telah dilakukan uji coba penelitian
yang dilakukan oleh:
a. PT. Multi Usaha Wisesa dalam pemanfaatan biji sorgum sebagai bahan industri pangan.
b. Semeo Biotrop dalam pemanfaatan biji sorgum untuk aneka pangan.
c. Riset Perkebunan Nusantara (RPN) dalam pemanfatan biji sorgum sebagai pangan alternatif.
d. PT. Blue Energi dalam pemanfaatan biji dan batang sorgum sebagai bahan baku bioetanol.
e. CV. Adas Wangi dalam pemanfaatan biji dan batang sorgum sebagai pakan ternak.
5) Varietas Gandum
Hingga akhir tahun 2012, telah dilakukan uji multilokasi terhadap galur-
galur mutan gandum bersama dengan konsorsium gandum nasional, yaitu galur
mutan CPN-01, CPN-02, CBD-16, CBD-17, CBD-18, CBD-19, CBD-20, CBD-21, CBD-
23. Pada tahun 2013 akan dibuat proposal pelepasan varietas gandum yang
melibatkan galur-galur mutan BATAN yang diajukan oleh konsorsium gandum
nasional.
Kegunaan varietas :
a. Varietas gandum tropis dapat berkontribusi dalam program diversifikasi
pangan yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan berbasis tepung terigu
(mie, roti, dan lain-lain).
b. Varietas gandum tropis dapat berperan dalam produksi tepung terigu
sehingga mengurangi ketergantungan impor tepung terigu.
c. Varietas gandum tropis dapat mendukung ekonomi rakyat dengan
pengembangan gandum di tingkat petani pada agroekosistem yang cocok
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
25
LAKIP BATAN - 2012
Gambar 3.7.a. Uji multilokasi terhadap varietas gandum Gambar 3.7.b. Galur harapan gandum tropis
Keunggulan varietas :
a. Varietas gandum tropis merupakan varietas gandum yang tidak bergantung
pada suhu rendah seperti varietas gandum pada umumnya sehingga dapat
berproduksi dengan baik walaupun ditanam pada daerah dataran rendah.
b. Varietas gandum tropis berpotensi menjadi sumber karbohidrat bagi
pemenuhan kebutuhan gizi dan pangan di Indonesia.
Pengguna yang berpotensi menggunakan varietas gandum, adalah
produsen tepung terigu seperti PT. Bogasari dan petani yang ingin
mengembangkan gandum.
Kendala yang dihadapi untuk pelepasan varietas unggul gandum adalah
dibutuhkan waktu untuk uji multilokasi galur-galur mutan gandum yang diuji
bersama galur-galur lain dalam konsorsium gandum nasional. Kerjasama telah
dilakukan dengan lembaga yang tergabung dalam konsorsium gandum bersama
Balai Penelitian Sereal (Balitsereal) Kementerian Pertanian, Fakultas Pertanian
IPB, dan Balai Besar Biogen.
Tabel 3.4.
Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012
Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja
2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4)
Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum dan sorgum)
2 Varietas
66,67%
1 Varietas
50%
5 Varietas
100%
Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja
selama 3 tahun mengalami peningkatan. Ketidakberhasilan pencapaian target di tahun
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
26
LAKIP BATAN - 2012
2010 dan 2011 disebabkan karena belum lulus dari tim TP2V-Kementan. Pelepasan
varietas ditetapkan melalui TP2V-Kementan yang memerlukan waktu cukup panjang,
serta pengujian multilokasi yang bergantung pada musim tanam.
Dalam upaya memenuhi target Renstra di bidang pangan, BATAN akan
melaksanakan koordinasi mengenai jadwal dan persyaratan teknis pelepasan varietas
dengan TP2V-Kementan, konsorsium gandum bersama Balai Penelitian Sereal
(Balitsereal) Kementerian Pertanian, Fakultas Pertanian IPB, dan Balai Besar Biogen,
sehingga target perolehan 19 varietas pada tahun 2014 bisa tercapai seluruhnya.
Berdasarkan proyeksi Dewan Energi Nasional (DEN), pada tahun 2025
diperkirakan Indonesia membutuhkan pasokan listrik sebesar 115.000 MW. Kapasitas
terpasang saat ini sekitar 30.000 MW, sehingga Indonesia masih membutuhkan sekitar
85.000 MW. Kekurangan ini akan dipenuhi melalui pemanfaatan berbagai macam
sumber energi dalam bauran energi yang optimal. Energi nuklir menjadi salah satu
opsi dalam rencana bauran energi tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut, BATAN
melakukan studi penyiapan tapak PLTN di Pulau Bangka Provinsi Kepulauan Bangka-
Belitung. Calon tapak Bangka Barat diperkirakan mempunyai kapasitas maksimum
10.000 MW, dan Bangka Selatan maksimum 6.000 MW. Namun demikian, kapasitas
maksimum tersebut harus diperhitungkan berdasarkan pengembangan kapasitas
jaringan. Selain Pulau Bangka, Indonesia juga melakukan studi penyiapan tapak di dua
lokasi lain, yaitu di Muria-Jawa Tengah dengan kapasitas 7.000 MW, dan Banten
(masih studi awal) dengan kapasitas 4.000 MW.
Pada tahun 2012 telah dihasilkan beberapa dokumen pendukung penyiapan
infrastruktur PLTN, yaitu:
1. Dokumen Penyusunan Pedoman Infrastruktur Dasar Pendukung Program Energi
Nuklir Nasional Evaluasi Infrastruktur Pembangunan PLTN , terdiri dari:
a. Dokumen Survei tapak Banten tahap penapisan 3 yang memuat hasil survei
gravity, geomagnet, serta survei radon awal untuk konfirmasi sesar (patahan
geologi) Banten.
Salah satu aspek yang sangat penting dalam penentuan tapak adalah
analisis mendalam terhadap potensi sesar aktif yang menjadi sumber potensi
gempa. Studi saat ini masih difokuskan pada konfirmasi keberadaan sesar di
2. Jumlah Dokumen Teknis Peyiapan Infrastruktur, Tapak PLTN dan Penyusunan Spesifikasi Teknis yang Siap Dimanfaatkan oleh Pemangku Kepentingan
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
27
LAKIP BATAN - 2012
sekitar Banten. Analisis gravity, geomagnet dan radon dilakukan dengan
cakupan wilayah near regional meliputi pantai Banten dan Anyer, Kabupaten
Serang, Kota Cilegon dan sebagian wilayah Pandeglang. Hasil analisis
menunjukkan adanya indikasi sesar Bojonegara di sekitar Banten. Namun
demikian, data yang ada belum dapat digunakan untuk memastikan apakah
sesar ini merupakan sesar aktif. Akan dilakukan studi lanjutan pada aspek
sesar permukaan dengan melakukan gravity ke arah Selatan (Serang bagian
Selatan) untuk menemukan indikasi sesar lain di wilayah Banten (dalam skala
near regional).
Gambar 3.8. Survey geomagnetik (kiri) dan gravity (kanan) di Bojonegara
b. Dokumen Penyusunan Konsep Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) PLTN Banten yang memuat konsep dokumen AMDAL PLTN
Kramatwatu Banten, dan hasil pemutakhiran data rona lingkungan awal
berdasarkan Site Data Report (SDR) Kramatwatu.
Studi ini dilakukan berdasarkan ketentuan UU Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 Lampiran I Nomor II
huruf M Bidang Ketenaganukliran nomor 1a. BATAN sebagai lembaga
pemerintah non kementerian berinisiatif untuk memfasilitasi penyusunan
konsep dokumen AMDAL untuk PLTN di Kramatwatu Banten. Studi AMDAL
ini mengkaji dampak pembangunan PLTN dengan daya 4 x 1.000 MW, antara
lain:
Aspek fisik dan kimia, terutama pada kualitas udara (emisi, ambient, dan
kebisingan), kualitas air (ceceran minyak pelumas, limbah bahang), serta air
tanah.
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
28
LAKIP BATAN - 2012
Aspek sosial, ekonomi dan budaya, terutama pada saat pembebasan lahan
dan relokasi penduduk.
Keberadaan PLTN harus dapat menjamin keberlanjutan sosial (social
sustainability), keberlanjutan ekonomi (economic sustainability) dan yang
lebih utama adalah keberlanjutan fungsi lingkungan hidup (environmental
sustainability).
Dalam rangka persiapan pembangunan PLTN dan kelengkapan
infrastrukturnya, maka perlu disusun dokumen AMDAL PLTN sebagai insentif
pemerintah. Dalam studi ini hanya akan dibuat konsep dokumen Kerangka
Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL). Konsep dokumen KA-ANDAL
ini akan menjadi dokumen pembanding atau acuan bagi pemrakarsa/owner
PLTN Banten dalam menyusun dokumen AMDAL PLTN nantinya.
c. Dokumen Penyiapan Tapak PLTN di Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung yang berisi hasil pelaksanaan konsultan pelaksana aspek
tapak (17 aspek) dan non tapak (3 aspek). Konsultan pelaksana adalah PT.
Surveyor Indonesia dan AF Consult, serta konsultan pengawas adalah PT.
KOGAS Driyap Konsultan.
Studi ini menghasilkan banyak data yang sangat penting untuk menilai
kelayakan tapak PLTN. Di samping itu juga dapat dimanfaatkan oleh Pemda
setempat dalam merencanakan pengembangan ekonomi, pengembangan
wilayah sosial dan industri, keamanan, transportasi, pertanian, pelayaran dan
lain-lain. Dalam studi ini telah dilakukan pemantauan gempa melalui alat
pemantau gempa di 10 stasiun: 8 stasiun di Pulau Bangka dan 2 stasiun di
Sumatera. Pemantauan meteorologi antara lain telah menghasilkan data profil
curah hujan, kecepatan angin, arah angin, kelembaban nisbi, tekanan udara,
radiasi matahari, dan frekuensi petir. Dalam studi ini juga telah didapatkan
peta kontur (topografi rinci), peta geologi, profil stratigrafi darat-laut, pola
aliran air tanah, aliran air laut, potensi pendangkalan pantai, dan kedalaman
air laut (batimetri) rinci, serta pasang-surut dan gelombang laut. Telah pula
dibuat perkiraan potensi banjir dan intrusi air laut ke dalam daratan.
Berdasarkan hasil analisis dan survei geologi, geofisika, dan geoteknik
telah didapatkan umur batuan dan profil batuan di bawah permukaan tanah,
yang dapat digunakan sebagai dasar penetapan fondasi untuk PLTN.
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
29
LAKIP BATAN - 2012
Penyelidikan sesar permukaan dimaksudkan untuk memastikan bahwa tapak
benar-benar aman dari ancaman bahaya gempa akibat bergeraknya struktur
(tektonik). Hasil penelitian aspek vulkanologi menunjukkan bahwa tidak terjadi
aktivitas vulkanik di wilayah Bangka-Belitung. Studi ini juga memetakan pola
penduduk seperti piramida penduduk Bangka berdasarkan umur dan jenis
kelamin, peta sebaran dan kepadatan penduduk. Dalam aspek tataguna lahan
dan air serta ekologi, telah diproduksi peta tata guna lahan rinci, serta
kelimpahan dan keanekaragaman biota laut/air, tanah, dan terestrial.
Gambar 3.9. Pemantauan meteorologi (kiri) dan Pemantauan oceanology (kanan)
Dalam rangka penyusunan program kesiapsiagaan nuklir, telah dianalisis
rencana penanggulangan bencana seperti inventarisasi jalan, sungai, rute dan
shelter evakuasi. Berdasarkan analisi berbagai data terkait, dibuatlah lay out
PLTN di Bangka Barat dan Bangka Selatan.
Kegiatan studi kelayakan ini memberikan manfaat juga bagi
pengembangan SDM Nasional secara umum, dan SDM BATAN secara khusus
dalam hal penyiapan tapak PLTN. Pada tahun 2013, studi ini akan dilanjutkan
dengan penekanan pada analisis data dan penulisan laporan terintegrasi.
d. Dokumen Penyusunan Sistem Informasi tapak PLTN Berbasis Data Spasial di
Bangka Belitung, Banten, dan Muria yang berisi data spasial tapak tahap
pemutakhiran.
Studi ini dilakukan untuk menghimpun semua studi tapak yang terkait
dengan data geospasial. Peta yang dihasilkan antara lain peta struktur ruang,
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
30
LAKIP BATAN - 2012
tutupan lahan, peta lingkungan dan profil infrastruktur. Hasil studi tahun 2011
dan tahun 2012 disusun dalam bentuk pangkalan data (database) sistem
informasi tapak berbasis SIG (Sistem Informasi Geografis). Data yang
dikumpulkan selama 2 tahun belum menunjukkan adanya perubahan struktur
ruang, tutupan lahan, dan kondisi lingkungan, tetapi sudah menunjukkan
adanya perubahan infrastruktur di wilayah Muria. Pada tahun 2013, kegiatan
ini akan dikembangkan menjadi sebuah sistem informasi berbasis WebGIS
yang bisa diakses melalui intranet atau internet. Hasil studi ini tidak hanya
dapat dimanfaatkan untuk penyiapan tapak, tetapi juga oleh pemerintah
daerah setempat bagi perencanaan tata ruang, pengelolaan lingkungan, dan
pengembangan infrastruktur.
e. Dokumen Monitoring Kegempaan, Meteorologi dan Lingkungan di Tapak
Muria yang berisi data gempa mikro dari 8 stasiun gempa mikro di sekeliling
gunung Muria. Pengolahan data untuk memperoleh hasil berupa date/time,
koordinat epicenter, Peak Ground Acceleration (PGA), Magnitude, dan
kedalaman pada setiap kejadian gempa. Data sebaran gempa secara
geospasial terutama gempa mikro sampai Desember 2012 telah ditampilkan.
Pengumpulan data meteorologi, pengolahan, dan analisis data berdasarkan
parameter dan ketinggian sensor telah dilakukan. Dalam penelitian ini juga
telah dilakukan pembuatan grafik pada setiap parameternya, windrose sampai
dengan akhir Desember 2012, pengumpulan data lingkungan darat dan laut
wilayah tapak Muria hingga akhir Desember 2012, dan pelaksanaan kalibrasi
peralatan meteorologi untuk menjaga keakuratan data yang dihasilkan.
f. Dokumen Hasil Pemantauan Ground Deformation Menggunakan GPS
Geodetik di Tapak Muria yang berisi hasil monitoring deformasi di Muria
menggunakan Global Positioning System (GPS) geodetik, bekerjasama dengan
Fakultas Geodesi ITB.
Studi ini dilakukan untuk mengetahui pergeseran posisi koordinat suatu
lokasi yang mungkin terjadi akibat aktivitas vulkanik. GPS digunakan untuk
mengamati perubahan posisi koordinat tersebut per tahun dalam rentang
waktu 5 tahun hingga tahun 2014. Telah dikumpulkan data primer dari tahun
2010 hingga 2012 berupa posisi koordinat teliti (dengan akurasi lebih kecil
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
31
LAKIP BATAN - 2012
daripada 1 mm). Sampai saat ini belum ditemukan adanya pergeseran posisi
koordinat di wilayah Muria. Masih diperlukan akuisisi data posisi koordinat
teliti paling tidak sampai tahun 2014 untuk dapat mengambil kesimpulan
tentang adanya pergeseran. Pada akhirnya semua data ini diperlukan untuk
mengetahui kemungkinan Gunung Muria aktif kembali. Informasi mengenai
Gunung Muria ini sangat penting terkait dengan keselamatan tapak PLTN.
Kegiatan tahun 2012 ini adalah kelanjutan dari tahun 2011 untuk
mendapatkan posisi koordinat teliti.
Gambar 3.10.a. Pemantauan deformasi di lokasi benchmark Desa Danyang Mulyo
Gambar 3.10.b. Pemantauan deformasi di lokasi benchmark Desa Mijen
2. Dokumen Studi Infrastruktur Pengembangan SDM dan Partisipasi Industri
Nasional, terdiri dari :
a. Dokumen Draft Cetak Biru Partisipasi Industri Nasional dan Alih Teknologi
PLTN (final), yang berisikan konsep program partisipasi industri nasional untuk
mendukung pembangunan PLTN, konsep program alih teknologi untuk
meningkatkan kemampuan industri nasional dan meningkatkan angka
partisipasi industri nasional (TKDN - Tingkat Komponen Dalam Negeri).
Dokumen ini didukung oleh beberapa naskah akademis, antara lain:
Ringkasan kode dan standar kualitas yang diperlukan dalam PLTN dan
pembangkit konvensional (termal-fosil).
Ringkasan kondisi industri terkait dan perkembangannya.
Beberapa peraturan dan kebijakan yang terkait dengan peningkatan
TKDN.
Dibandingkan dengan kegiatan tahun sebelumnya, dokumen yang
dihasilkan tahun 2012 ini merupakan kegiatan final yang nantinya akan
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
32
LAKIP BATAN - 2012
disampaikan ke Kementerian Perindustrian sebagai masukan untuk
pembuatan kebijakan TKDN khususnya untuk pembangunan PLTN.
b. Dokumen Penyusunan Pangkalan Data Industri Nasional, yang berisikan
sistem dan laporan database/pangkalan data industri nasional untuk
mendukung pembangunan PLTN.
Pangkalan data ini memuat informasi dan spesifikasi komponen PLTN dan
produk industri nasional yang diperkirakan dapat berpartisipasi dalam industri
nuklir, khususnya PLTN. Pemutakhiran pangkalan data sebelumnya dilakukan
pada tahun 2009, dan pada tahun 2012 dilakukan kembali pemutakhiran data
serta modifikasi program. Arsitektur program sistem pangkalan data ini adalah
merangkai dan menghubungkan komponen PLTN dengan produk yang
dihasilkan oleh industri nasional. Pada akhirnya dapat diketahui kemampuan
industri nasional untuk memproduksi komponen PLTN dengan informasi TKDN
secara nasional. Pangkalan data ini menjadi basis proses transfer teknologi
PLTN.
c. Dokumen Program Pengembangan SDM dan Penyusunan Dokumen Fasilitas
Pelatihan PLTN, yang berisikan penyempurnaan dokumen konsep
pengembangan SDM PLTN, kajian kebutuhan SDM (dengan pertimbangan
kasus Jepang dan Korea), konsep pelatihan, serta konsep sarana dan
prasarana (Nuclear Training Center - NTC) untuk pengembangan SDM PLTN.
Kegiatan tahun 2012 adalah tahun terakhir sejak tahun 2009. Dokumen ini
dapat digunakan sebagai masukan kepada pengambil keputusan dan sebagai
dasar pengembangan SDM PLTN di Indonesia, pengembangan kompetensi
personel, serta fasilitas pelatihan yang harus disiapkan. Dokumen ini
mencakup pokok bahasan:
Kajian Kebutuhan SDM PLTN.
Infrastruktur Pengembangan SDM PLTN.
Rencana Tindak Penyiapan SDM PLTN.
Fasilitas Pelatihan dan Jejaring Kerjasama.
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
33
LAKIP BATAN - 2012
3. Dokumen Studi Infrastruktur Sistem Kelistrikan Opsi Nuklir (Ekonomi dan
Pendanaan, Perencanaan Energi), terdiri dari :
a. Dokumen Studi High Voltage Direct Current (HVDC) Bangka-Belitung, yang
berisikan estimasi keuntungan dan kerugian pemanfaatan HVDC apabila PLTN
dibangun di Pulau Bangka. Dokumen ini meliputi uraian kemampuan sistem
untuk mengirimkan sejumlah besar daya pada jarak jauh dengan pengeluaran
biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan sistem lainnya. Hasil studi
adalah perbandingan nilai tekno-ekonomi dengan sistem HVDC dan tanpa
sistem HVDC, serta perkiraan biaya total.
Analisis dilakukan untuk skenario kapasitas dan panjang saluran transmisi
dari Bangka Barat dan Bangka Selatan sebagai daerah interest tapak PLTN ke
wilayah di sekitar selatan Jakarta dan ke Muara Enim - Sumatera Selatan,
sesuai rencana PT. PLN yang membangun saluran transmisi HVDC dari PLTU
batubara mulut tambang ke wilayah di sekitar selatan Jakarta. Data dasar
biaya diperoleh dari berbagai sumber pada proyek HVDC.
Dari hasil analisis biaya diperoleh bahwa estimasi biaya total untuk sistem
HVDC untuk kapasitas 1000, 2000 dan 4000 MW. Perhitungan dilakukan untuk
sistem HVDC dari Bangka Barat dan Bangka Selatan ke wilayah Selatan Jakarta
maupun Muara Enim.
b. Dokumen Statistik Energi Nuklir 2012, yang berisikan informasi kondisi
penduduk Indonesia, ekonomi energi, harga energi berbagai sumber energi,
konsumsi energi tiap sektor, ketersediaan sumber daya energi, dan statistik
energi nuklir.
c. Dokumen Studi Kelayakan PLTN Bangka Non Tapak Aspek Ekonomi,
Teknologi dan Pengelolaan, yang berisikan perhitungan ekonomi dengan
biaya investasi PLTN sebesar 4.500 USD/kW. Secara teknologi diperoleh
bahwa jenis PLTN PWR yang cocok untuk dibangun di Indonesia adalah
AP1000, OPR1000, dan ATMEA. Dari aspek manajemen didapatkan bahwa
sistem public-private partnership (PPP) merupakan pilihan terbaik dalam
pembangunan dan pengoperasian PLTN.
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
34
LAKIP BATAN - 2012
d. Dokumen Spesifikasi Teknis Konsep Sistem Kogenerasi PLTN, yang berisikan
spesifikasi teknis konsep sistem kogenerasi PLTN.
Konsep sistem kogenerasi PLTN adalah sebuah konsep penggunaan PLTN
bukan hanya untuk menghasilkan listrik, namun juga untuk menghasilkan
produk lain seperti pemanfaatan panas untuk gasifikasi/pencairan batubara
dan produksi air bersih (desalinasi). Studi ini dilakukan untuk menyusun
spesifikasi teknis konsep sistem kogenerasi PLTN dengan instalasi
gasifikasi/pencairan batubara dan instalasi desalinasi. Spesifikasi teknis ini
disusun berdasarkan hasil pra-rancangan sebelumnya. Jenis PLTN yang
digunakan adalah reaktor bertemperatur tinggi (HTR). Gasifikasi/pencairan
batubara dilakukan dengan metode pencairan tidak langsung (indirect coal
liquefaction), sedangkan instalasi desalinasi menggunakan teknologi LT-HT-
MED (Low temperature horizontal tube multi effect desalination).
Spesifikasi teknis yang disusun untuk gasifikasi/pencairan batubara
meliputi spesifikasi bahan baku, bahan bantu, dan alat. Bahan baku yang
digunakan adalah batubara sebanyak 1.980.000 Ton/tahun dan steam 158.000
Ton/ tahun.
Gasifikasi/pencairan batubara menghasilkan fraksi produk berupa
gasoline, kerosene, diesel, hidrokarbon berat, dan fuel gas. Penerapan konsep
ini akan membantu pemerintah dalam penyediaan bahan bakar alternatif.
Selain itu, telah dapat diidentifikasi komponen untuk gasifikasi/pencairan
batubara, yang terpenting di antaranya adalah intermediate heat exchanger,
reaktor Fischer Tropsch, dan menara destilasi.
Spesifikasi teknis yang disusun untuk desalinasi meliputi spesifikasi bahan
baku, bahan bantu, dan alat. Kapasitas produksi instalasi desalinasi adalah
2.000 Ton/jam. Telah diidentifikasi spesifikasi komponen peralatan untuk
instalasi desalinasi, terutama evaporator, flash tank, heat exchanger, dan
pompa dengan filter (kapasitas 2.000 Ton/jam).
Studi ini adalah kelanjutan dari yang telah dilakukan tahun-tahun
sebelumnya yaitu kajian tekno-ekonomi desalinasi nuklir dan
gasifikasi/pencairan batubara. Hasil studi ini bermanfaat untuk kalangan
industri produksi batubara cair dan air bersih dengan spesifikasi yang sudah
dikaji.
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
35
LAKIP BATAN - 2012
Tabel 3.5. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2012, 2011, dan 2010
Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja
2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4)
Jumlah dokumen teknis peyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan
3
Dokumen
teknis
100%
3
Dokumen
teknis
100%
3
Dokumen
teknis
100%
Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja
selama 3 tahun menunjukkan hasil yang senantiasa bagus karena mencapai 100%.
BATAN sebagai lembaga litbang menghasilkan produk berupa teknologi proses
maupun barang (prototipe) sebagai kelengkapan hasil litbang yang siap di scale up
untuk diproduksi yang dilengkapi dengan dokumen teknis terhadap produk tersebut,
dan disebut dengan paket teknologi. Dalam Renstra BATAN 2011-2014 Rev.2, target
yang direncanakan pada tahun 2012 sebanyak 6 paket teknologi telah tercapai 100%,
dengan rincian sebagai berikut.
1) Paket teknologi pengendalian hama tanaman
Paket Teknologi Sofatan-3G merupakan insektisida berbentuk butiran
dengan bahan aktif Dimehipo digunakan untuk mengendalikan hama penggerek
batang padi kuning (Scirpopaga incertulas). Insektisida ini bersifat sistemik, dan
penggunaannya dilakukan dengan cara ditanam di dalam tanah sehingga dapat
dihisap oleh tanaman. Hama yang ada pada tanaman tersebut akan terkena
racun dari insektisida dan akhirnya mati. Selama ini produk Insektisida dengan
bahan aktif yang sama sudah beredar di pasar dengan nama dagang Spontan 400
EC. Sofatan-3G memiliki keunggulan dibandingkan dengan Spontan 400 EC,
antara lain:
a. Sofatan-3G berbentuk butiran, sehingga aplikasinya lebih mudah dan lebih
efisien dibandingkan dengan Spontan 400 EC yang berbentuk cairan
3. Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbangyasa Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi yang Siap Dimanfaatkan Masyarakat
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
36
LAKIP BATAN - 2012
b. Penggunaan Sofatan-3G lebih efisien, selama masa tanam cukup diberikan dua
kali, sedangkan bentuk insektisida yang lain diberikan setiap minggu pada saat
tanaman berusia 21 hari setelah tanam sampai dengan tanaman berusia 42
hari setelah tanam
c. Sofatan-3G bisa mengurangi resiko pencemaran lingkungan, dibandingkan
produk insektisida komersial yang lain
d. Sofatan-3G mempunyai nilai ekonomis (Rp 45.000,-/kg) yang lebih tinggi
dibandingkan dengan Spontan 400 EC (Rp 100.000,-/kg).
Gb. 3.11.a. Uji coba insektisida Sofatan-3G pada tanaman padi (kiri) Gb. 3.11.b Hama Penggerek batang yang ditemui pada tanaman
kontrol (kanan)
Insektisida berbentuk butiran dengan bahan aktif Dimehipo hasil litbang
BATAN telah mendapatkan merek dagang Sofatan-3G dari Ditjen HAKI
Kementerian Hukum dan HAM. Saat ini Sofatan-3G sedang dalam proses untuk
mendapatkan sertifikasi dari Komisi Pestisida Kementerian Pertanian.
2) Paket Teknologi Pembuatan Irradiated Biodegradable Cellulose Microbial
Membrane untuk GBR (Guided Bone Regeneration )
Guided Bone Regeneration (GBR) adalah suatu prosedur atau tindakan
operasi terutama dibidang periodontal untuk memperbaiki kerusakan tulang.
Operasi ini biasanya dilakukan dengan menggunakan graft tulang dan suatu
membran steril. Membran berfungsi sebagai penghalang fisik terhadap invasi
jaringan lunak yang tidak diinginkan sehingga proses oseosis tidak terganggu oleh
intrusi jaringan lunak disekitarnya dapat penyembuhan berjalan lebih cepat dan
sempurna. Gambar 3.7 memperlihatkan mekanisme proses operasi GBR pada
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
37
LAKIP BATAN - 2012
kasus penanganan kerusakan tulang periodontal. Ada dua jenis membran yang
biasa digunakan yaitu membran yang tidak dapat didegradasi oleh cairan tubuh
(non biodegradable membrane) dan membran biodegradasi (biodegradable
membrane). Membran non biodegradable mempunyai kelemahan yaitu tidak
dapat didegradasi oleh cairan tubuh sehingga memerlukan tindakan operasi
kedua setelah proses penyembuhan tulang selesai. Hal ini sangat tidak nyaman
karena selain memerlukan biaya yang sangat mahal, juga dapat menyebabkan
komplikasi pada pasien dan waktu penyembuhan menjadi lama. Sebaliknya
membran biodegradasi tidak memerlukan tindakan operasi kedua setelah proses
penyembuhan tulang selesai.
Gambar 3.12. Teknik GBR pada penanganan kasus kerusakan tulang periodontal
BATAN telah berhasil mensintesis membran cellulose microbial yang
bersifat biodegradasi yang diperoleh dari proses fermentasi mikroba A. xylinum
dalam suatu media yang mengandung air kelapa sebagai sumber mikronutrien
dan meradiasi membran tersebut untuk mendapatkan membran yang bersifat
biodegradabel. Gambar 3. 13 adalah membran cellulose microbial yang dihasilkan
BATAN. Beberapa karakteristik membran seperti sifat fisiko-kimia, mekanik,
toksisitas, biodegradasi, sterilitas dan biokompatibilitas menggunakan hewan
percobaan telah dilakukan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa membran
irradiated cellulosa microbial mempunyai sifat fisik yang kuat dan cukup elastis
dengan kekuatan tarik yaitu 927 kg/cm2. Nilai kekuatan tarik ini sangat cukup
untuk mempertahankan kondisi fisik membran selama menjalankan fungsinya.
Freeze dried xenograft steril
Radiasi (granul)
Membran GBR
Pemasangan
membran
Pemberian
xenograft
Penutupan gum
-
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
38
LAKIP BATAN - 2012
Gambar 3.13. Contoh membrane cellulose microbial yang dihasilkan BATAN
Selain itu membran cellulose microbial bers