Lagomorpha & Rodentia
Transcript of Lagomorpha & Rodentia
MAKALAH TAKSONOMI VERTEBRATA
ORDO LAGOMORPHA DAN RODENTIA
DISUSUN OLEH
LALU ACHMAD TAN TILAR WSK.
10/306157/PBI/00959
PROGRAM STUDI PASCASARJANA
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2011
ORDO LAGOMORPHA DAN RODENTIA
Ordo Rodentia dan Lagomorpha merupakan kelompok hewan yang termasuk ke dalam
kelas Mamalia. Kedua ordo ini dimasukkan ke dalam kelas mamalia karena mereka memiliki
berbagai karakter yang unik antara lain: memiliki kelenjar mammae yang menghasilkan susu
untuk perawatan individu yang masih muda; kulit menghasilkan sruktur yang unik seperti
rambut, kuku, dan tanduk; memiliki diafragma yang memisahkan organthoracic dengan
organ abdominal; bersifat endothermy (berdarah panas); mandibula berartikulasi langsung
dengan cranium; gigi pada mandibula terbentuk dari sebuah tulang; dan telinga bagian
tengah berisi tiga tulang pendegaran (Eldredge, 2002).
Kedua ordo ini juga memiliki hubungan kekerabatan yang sangat dekat, karena berada
pada satu garis evolusioner. Kedekatan ini terlihat dari anatomi cranium terutama pada
susunan geligi yang mereka miliki. Mereka memiliki bentuk incisor yang panjang dan terus
tumbuh. Perbedaannya hanya terletak pada jumlah incisor yang dimilikinya. Pada
lagomorpha, terdapat 3-4 pasang incisor yang terbentuk sedangkan padan rodentia hanya
terdapat 2 pasang incisor.
ORDO LAGOMORPHA
Nama lagomorpha berasal dari bahasa yunani yaitu lagos (λαγος,) yang berarti kelinci
dan morphē (μορφή) yang berarti bentuk. Sehingga secara langsung Lagomorpha dapat
diartikan sebagai hewan yang berbentuk seperti kelinci.
Ordo lagomorpha memiliki dua anggota famili yang masih hidup, yaitu: Ochotonidae
(pikas) dan Leporidae (kelinci dan hares). Delapan puluh dua spesies anggota lagomorpha
yang dikelompokkan dalam tiga puluh ordo merupakan hewan herbivora terestrial. Mereka
terdistribusi mulai dari antartika, amerika selatan, madagaskar, australopapua, selandia baru
dan di banyak kepulauan. Beberapa spesies di antara mereka telah diintroduksi manusia.
Spesies-spesies tersebut dibudidayakan manusia untuk dijadikan sumber protein, bahan
pembuat pakaian dan untuk penelitian medis dan komersil. Di beberapa tempat hewan ini
juga dianggap sebagai hama di lahan pertanian.
Famili Leporidae
Famili yang paling banyak diketahui kehidupannya serta dimanfaatkan keberadaannya
adalah famili Leporidae. Anggota famili ini memiliki ciri-ciri antara lain:
Memiliki tungkai belakang yang lebih panjang dibanding tungkai depan, dengan empat
jari kaki pada tungkai belakang dan lima jari pada tungkai depan.
Memiliki kaki yang berambut, untuk meningkatkan kemampuan mereka saat berlari dan
mereka memiliki kuku yang kuat di seluruh jari kakinya.
Mereka juga memiliki indera pendengaran yang baik karena didukung bentuk daun
telinga yang memanjang.
Leporidae memiliki lima puluh lima spesies yang terbagi ke dalam sebelas genus.
Mereka tersebar di berbagai wilayah benua dan sangat melimpah di benua Amerika.
Di Indonesia sendiri, famili Leporidae memiliki persebaran yang sempit. Diketahui bahwa
hanya terdapat dua spesies asli dan bukan merupakan introduksi. Spesies yang mendiami
pulau Jawa yaitu Lepus nigricollis (Kelinci Jawa) dan spesies yang mendiami pulau Sumatra
yaitu Nesolagus netscheri (Kelinci Sumatra). Kedua spesies ini masuk ke dalam daftar Red List
IUCN karena keberadaan mereka yang semakin jarang dijumpai.
ORDO RODENTIA
Kata rodentia berasal dari bahasa latin yaitu rodens yang berarti “menggerogoti”.
Nama ini diberikan karena kebiasaan hidup anggota ordo ini yang sering menggerogoti
apapun yang ditemukannya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk usaha mereka untuk
menghambat pertumbuhan incisor yang terus tumbuh memanjang.
Incisor yang mereka miliki juga merupakan ciri identifikasi yang membedakannya
dengan mamalia lain. Rodentia memiliki dua pasang incisor yang tajam dan dapat berfungsi
untuk melumpuhkan mangsanya ataupun mempertahankan diri. Namun, pada umunnya
mereka memakan biji-bijian dan hanya sedikit yang bersifat omnivora. Banyak di antara
mereka berperan sebagai hama dan penyebar penyakit pada manusia, namun terdapat
beberapa jenis yang dimanfaatkan manusia sebagai salah satu sumber protein hewani
ataupun dimanfaatkan rambutnya sebagai bahan baku pembuatan pakaian. Selain itu, tikus
yang merupakan salah satu anggota rodentia sering digunakan dalam berbagai penelitian
medis karena kemiripan genonya dengan manusia.
Anggota rodentia umumnya memiliki tubuh yang kecil, memiliki dua pasang incisor,
namun tidak memiliki canine dan terdapat diastema yang merupakan perpisahan antara
incisor dan premolar. Terdapat lebih dari 2.100 spesies yang terbagi ke dalam 460 genus dan
27 famili yang menjadi anggota ordo rodentia. Jumlah tersebut hampir mencapai setengah
jumlah spesies mamalia keseluruhan. Klasifikasi terbaru menempatkan anggota mereka ke
dalam lima subordo yaitu, Sciuromorpha, Myomorpha, Anomaluromorpha, Sciuravida dan
Hystricognatha.
Suborder Sciuromorpha
Sciuromorpha merupakan anggota ordo rodentia yang memiliki persebaran yang
cukup luas dan banyak dimanfaatkan keberadaannya oleh manusia. Carleton and Musser
(2005) mendefinisi ulang subordo sciuromorpha dan membagi anggotanya ke dalam tiga
famili yaitu Sciuridae, Aplodontiidae, and Gliridae. Pembagian ini dilakukan berdasarkan
karakter morfologi dan molekuler yang mereka miliki. Secara umum anggota subordo ini
memiliki ciri-ciri antara lain:
Memiliki ukuran tubuh yang kecil dengan bentuk yang menyerupai tabung
Memiliki ekor dengan rambut yang lebat seperti semak
Memiliki mata yang lebar
Mereka juga memiliki tungkai belakang yang lebih panjang daripada tungkai depan
denga empan atau lima jari pada setiap tungkai.
Anggota subordo sciuromorpha memiliki persebaran yang cukup luas di berbagai
benua. Selain itu anggota subordo sciuromorpha seperti bajing bahkan dapat hidup di
berbagai bentuk ekosistem, mulai dari kutub, hutan hujan tropis sampai gurun pasir yang
panas.
Persebaran anggota subordo sciuromorpha terutama famili sciuridae di Indonesia hanya terbatas pada kawasan indocina dan kepulauan nusa tenggara. Jenis spesies yang banyak ditemui di kawasan ini adalah Callosciurus notatus (Bajing Kelapa).
DAFTAR PUSTAKA