lactobacillus casei

20
Assalamu’alaikum wr.wb Pembimbing 1: Drs.H. Priyo Wahyudi,M.Si. Pembimbing 2: Ari Widayanti, M.Farm.,Apt. Disusun oleh: Siti ismawati

description

granul lactobacillus caseimanitol sebagai filleramylum manihot sebagai pengikatkultivasi bakteri menjadi biomassaviabilitas bakteri L.caseievaluasi granul

Transcript of lactobacillus casei

Page 1: lactobacillus casei

Assalamu’alaikum wr.wb

Pembimbing 1: Drs.H. Priyo Wahyudi,M.Si.Pembimbing 2: Ari Widayanti, M.Farm.,Apt.

Disusun oleh: Siti ismawati

Page 2: lactobacillus casei

OPTIMASI SUHU DAN WAKTU PENGERINGAN PADA GRANULASI

BASAH PROBIOTIK Lactobacillus casei YANG DIGRANULASIKAN PADA MANITOL DENGAN RESPONSE

SURFACE METHODOLOGY

Page 3: lactobacillus casei

LATAR BELAKANG

ditengah-tengah zaman yang serba cepat dan canggih dengan terciptanya kemajuan teknologi, pemanfaatan bakteri sebagai alternatif baru yang telah masuk dalam agent pembawa efek terapi maupun agent peningkatan fungsi kerja organ tertentu sudah tidak lagi menjadi hal tabu dalam dunia pengobatan.

salah satu bakteri yang bisa dimanfaatkan untuk memberikan peran baik bagi fungsi organ adalah Lactobacillus casei.

Page 4: lactobacillus casei

Permasalahan

L.casei merupakan bakteri probiotik yang sudah lama dikenal dapat memberikan manfaat bagi organ pencernaan. Pemanfaatannya dalam bentuk granul merupakan salah satu bentuk usaha reformasi bakteri tersebut saat ini.

bakteri yang memiliki kerentanan terhadap suhu tinggi ini menjadikannya objek yang perlu di lindungi sebelum ditransformasi menjadi granul. Maka teknik ekstrusi menggunakan natrium alginat merupakan salah satu teknik yang banyak digunakan dalam rangka mempertahankan viabilitas bakteri dalam sediaan.

Page 5: lactobacillus casei

Tujuan

metode granulasi basah dipilih untuk memberikan aliran yang baik dari manitol yang dipakai sebagai pengisi granul. Yang memiliki sifat tidak higroskopis dan mudah kering yang diyakini cocok dengan zat aktif yang digunakan.

Oleh sebab itu variasi suhu dan waktu pengeringan yang digunakan dilakukan guna melihat viabilitas bakteri L.casei dalam granul dapat memberikan suhu dan waktu optimum yang terbaik bagi bakteri dalam granul.

Page 6: lactobacillus casei

Manfaat

penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan bakteri L.casei serta memberikan wawasan tentang sediaan farmasi menggunakan bakteri ini.

Page 7: lactobacillus casei

Tempat dan waktu penelitian

Laboratorium bioteknologi FFS-UHAMKA Laboratorium mikrobiologi FFS-UHAMKA Laboratorium sediaan solid FFS-UHAMKA Penelitian dilakukan dalam waktu 3 bulan (juli-

september) 2014.

Page 8: lactobacillus casei

Bahan penelitian

Bakteri L.casei Manitol Amylum manihot Natrium alginat kalsium diklorida Natrium klorida Sukrosa Medium deMan rogosa sharpe agar (MRSA)

Page 9: lactobacillus casei

Alat yang digunakan

Kompor listrik, batang pengaduk, gelas ukur, oven, inkubator, timbangan analitik, ayakan bertingkat, pengayak no.12 dan no.18, granul flow tester, cawan petri, labu erlenmeyer, tabung reaksi, rak tabung, alat penghomogen, Digital Colony Counter, autoklaf, Tapped Density Tester, Laminar Air Flow, Portable rotarry shaker, syiringe, mikro pipet.

Page 10: lactobacillus casei

Prosedur penelitian

Produksi biomassa bakteri

Enkapsulasi bakteri

Granulasi

Evaluasi granul dan viabilitas bakteri

Olah data

Page 11: lactobacillus casei

Pembuatan medium kultivasi bakteri

Sukrosa dilarutkan dalam air kemudian disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit

Page 12: lactobacillus casei

Persiapan inokulum

3 ml suspensi L.casei dimasukkan kedalam 30 ml MRSB dalam erlenmeyer 100 ml. Inkubasi dilakukan pada suhu kamar dengan agitasi 125rpm selama 24 jam.

Page 13: lactobacillus casei

Produksi biomassa bakteri

30 ml inokulum dimasukkan kedalam 300 ml MRSB dalam erlenmeyer 1000 ml. Dilanjutkan inkubasi pada suhu kamar dengan agitasi 125 rpm selama 24 jam. Hasilnya disentrifugasi pada kecepatan 6000 rpm selama 20 menit.

Page 14: lactobacillus casei

Enkapsulasi bakteri

Suspensi bakteri + suspensi alginat kemudian teteskan menggunakan syringe. hasil beads direndam dalam NaCl fisiologis, sedang penghilangan unsur CaCl dilakukan dengan akuades steril dengan cara stirred lalu disaring. Hasil bead tadi dioven selama 6 jam pada suhu 40ºC

Page 15: lactobacillus casei

Viabilitas L.casei kering.

1 gram L.casei kering dimasukkan dalam 9 ml akuades steril untuk mendapat pengeceran 10-1. 1 ml dari 10-1 dipipet untuk diperoleh pengenceran 10-2, dan kemudian seterusnya demikian hingga didapat diperoleh pengenceran hingga 10-7. dari pengenceran 10-1 sampai 10-7 diambil pengenceran 10-5, 10-6 dan 10-7. 1 ml dari masing-masing pengenceran yang disebutkan tadi dilakukan pengecekan viabilitas bakteri menggunakan medium MRSA.

Page 16: lactobacillus casei

Granulasi

amylum manihot terlebih dahulu dibuat, kemudian masukkan bakteri dalam wadah disusul manitol. Lalu dimasukkan mucillago amylum manihot sedikit-sedikit hingga terbentuk gumpalan banana breaking. Lalu diayak dengan ayakan no.12 dan ditimbang, masukkan oven pada berbagai variasi suhu dan waktu yang telah diatur melalui response surface methodology. Setelah selesai diayak dg no.18 dan dilakukan evaluasi granul.

Page 17: lactobacillus casei

Evaluasi granul

Distribusi ukurn granul dengan ayakan bertingkat Uji waktu alir dengan metode corong Uji sudut diam Uji kompresibilitas

Page 18: lactobacillus casei

Viabilitas bakteri dalam granul

1 gram dari granul,dimasukkan dalam 9 ml akuades steril, kemudian buat pengenceran hingga 10-6. dari pengenceran 10-1 hingga 10-6 diambil secara acak untuk dilakukan pemeriksaan viabilitas bakteri.

Page 19: lactobacillus casei

Analisa data

Analisa data menggunakan three dimensional response surface and countour plot untuk menguji kebenaran pengaruh variabel percobaan pada tiap-tiap respon hasil yg diperoleh. Koefisien-koefisien model empirik diestimasi dg menggunakan analisis regresi multiarah. Kesesuian model empirik dengan data eksperimen dapat ditentukan dari koefisien determinasi R2. sedangkan untuk menguji signifikan atau tidaknya model empirik yang dihasilkan maka dilakukan Analysis of Variance.

Page 20: lactobacillus casei

Terima kasih,...Wassalam.