Labelling Theory
-
Upload
mankoma2012 -
Category
Education
-
view
980 -
download
5
description
Transcript of Labelling Theory
LabellingTheory
LABELLING THEORY(Teori Penjulukkan)
TOKOH
SEJARAH SINGKAT
DEFINISI
KONSEP PROPOSISI
ASUMSI STUDI KASUS
FASE
LABELLING
THEORY
HOWARD BECKER• Lahir di Chicago, IL pada 18
April 1928.• Seorang sosiolog Amerika
yang berperan besar dalam dunia sosiologi, seperti sosiologi penyimpangan, sosiologi seni, dan sosiologi musik.
• Menerima gelar sarjana di bidang sosiologi dari University of Chicago pada tahun 1946.
• Melanjutkan pendidikan dan mendapatkan gelar MA dan Ph.D. untuk disiplin ilmu Sosiologi dari University of Chicago. (pada usia 23 tahun).
• Setelahnya, Becker dianugerahi Ford Foundation Research Fellow Postdoctoral dari University of Illionois 1953-1955.
• Tiga tahun ia tergabung dalam asosiasi penelitian di Institute Standford University untuk Studi Masalah Manusia sebelum ia memulai karir mengajarnya.
• Adapun yang dikemukakan Howard Becker terhadap pendekatan pelabelan penyimpangan, seperti dijelaskan dalam Outsiders: Studi
di Sosiologi Deviance (1963), pandangan penyimpangan sebagai ciptaan kelompok-kelompok sosial dan bukan kualitas beberapa
tindakan atau perilaku.• Becker (1963) mengkritik teori-teori lain dari penyimpangan untuk menerima adanya penyimpangan dan menerima nilai-nilai
mayoritas dalam kelompok sosial. • Menurutnya, mempelajari tindakan individu tidak penting,
karena hanya penyimpangan perilaku melanggar aturan yang diberi label sesat oleh orang-orang dalam posisi kekuasaan.
• Becker (1963) menjelaskan aturan sebagai cerminan dari norma-norma sosial tertentu yang dimiliki oleh mayoritas masyarakat,
baik formal maupun informal.• Singkatnya, anggota masyarakat mungkin membuat aturan-
aturan label melanggar perilaku menyimpang tergantung pada tingkat reaksi dari waktu ke waktu
6
PERKEMBANGAN LABELLING THEORY
Perspektif Interaksionisme Simbolik Menekankan kepada perbedaan psikologi-sosial dari kehidupan
manusia. Paradigma ini memandang bahwa kejahatan merupakan suatu
kualitas dari reaksi sosial masyarakat terhadap suatu tingkah laku atau perbuatan, sehingga pada teori
labelling dijelaskan bahwa tingkah laku seseorang menjadi tidak benar
karena ada proses labelling atau cap terhadap tingkah laku tersebut
sebagai tingkah laku kejahatan.
Sebuah definisi yang ketika diberikan pada seseorang
akan menjadi identitas diri orang tersebut dan
menjelaskan orang dengan tipe seperti bagaimanakah
dia.
DEFINISI
Memberikan label pada diri seseorang, kita cenderung melihat dia secara keseluruhan
kepribadiannya, namun bukan pada perilakunya satu per satu. Menurut teori ini,
seseorang menyimpang karena adanya proses labelling berupa pemberian julukan,
cap, dan etiket oleh masyarakat.
•Tidak ada satupun perbuatan yang pada dasarnya bersifat kriminal
•Perumusan kejahatan dilakukan oleh kelompok yang bersifat dominan atau kelompok berkuasa
ASUMSI
•Penerapan aturan tentang kejahatan dilakukan untuk kepentingan pihak yang berkuasa
•Orang tidak menjadi penjahat karena melanggar hukum, tapi karena ditetapkan demikian oleh penguasa.
•Pada dasarnya semua orang pernah melakukan kejahatan, sehingga tidak patut jika dibuat dua kategori, yaitu jahat dan orang tidak jahat.
ASUMSI
• Primary Deviation (Public Labelling):
Seseorang melakukan penyimpangan karena
dilabeli/dinamai sesuatu oleh masyarakat. Kelanjutan dari
penyimpangan ini berkaitan dengan reorganisasi psikologis dari
pengalaman seseorang, karena cap yang dia terima dari
perbuatan yang telah dilakukan. Ketika label negatif diterapkan
begitu umum dan begitu kuat, sehingga akan menjadi bagian dari
identitas yang individual.
FASE LABELLING
• Secondary Deviation (Master Label):
Pada poses ini seseorang melakukan penyimpangan
yang telah diulang-ulang. Individu yang telah mendapatkan cap
tersebut akan sulit melepaskan diri dari cap yang dimaksud
dan cenderung untuk bertingkah laku sesuai dengan label yang
diberikan (mengidentifikasi dirinya sebagai pelaku
penyimpangan/penjahat).
FASE LABELLING
•Life Style Deviation (Adopting deviant lifestyle or being a deviant career):
Penyimpangan bagi seseorang sudah menjadi bagian dari gaya hidupnya
yang kemudian menghasilkan karier menyimpang (deviant career).
FASE LABELLING
KONSEP
1. Master StatusSebuah label yang dikenakan (dikaitkan) yang mana biasanya terlihat sebagai karakteristik yang lebih atau paling penting atau menonjol dari pada aspek lainnya pada orang yang bersangkutan.
2. Deviant CareerKonsep Deviant Career mengacu kepada sebuah tahapan ketika si pelanggar aturan (penyimpang) memasuki atau telah menjadi devian secara penuh (outsider).
1. Perilaku menyimpang bukan merupakan perlawanan terhadap norma, tetapi berbagai perilaku yang berhasil didefinisikan atau dijuluki menyimpang.
2. Penjulukan itu sendiri menghasilkan atau memperkuat penyimpangan.
PROPOSISI
16
Seorang anak SD yang suatu ketika terpaksa mencuri uang temannya.
Perbuatannya tersebut ternyata tertangkap basah oleh pemilik uang itu.
Akhirnya diadukan dan mendapat hukuman.
Pada hal ini, hukuman yang secara langsung diberikan oleh teman-teman maupun gurunya adalah
cap atau julukan sebagai pencuri.
Meskipun ia sudah tidak pernah lagi mencuri, namun orang-orang disekitarnya masih terus menyebutnya pencuri.
Pada akhirnya, ia pun sudah terbiasa dengan cap tersebut hingga dewasa.
Maka, ia pun kembali terdorong melakukan aksinya dulu dan berhasil.
Setelah berulang-ulang berhasil mencuri, tahap selanjutnya, ia sudah mengaggap hal itu sudah menjadi jalan hidupnya sebagai
pencuri.
Demikianlah betapa penjulukan yang diberikan oleh orang-orang yang berada di
sekitar kita akan membentuk konsep diri kita di mata mereka. Hingga pada akhirnya
mempengaruhi tindakan ataupun cara kita berinteraksi dengan mereka.
CONTOH KASUS
Seseorang yang baru saja keluar dari penjara.
Ketika dia menjalani hukuman penjara karena perbuatan yang dia lakukan di masa lalu, sesungguhnya dia telah mengalami
proses labelling, yaitu keputusan dari penguasan yang menyatakan bahwa dia adalah penjahat dan patut untuk dihukum
penjara (sesuai ketentuan yang diutarakan oleh Schrag, penangkapan adalah proses labelling).
Setelah keluar dari penjara tersebut, masyarakat akan tetap menilainya sebagai penjahat karena cap yang telah melekat
pada dirinya (sulit melepaskan label).
Terjadi interaksi antara individu yang baru keluar dari penjara tersebut dengan masyarakatnya, sehingga interaksi tersebut
menghasilkan kesimpulan bahwa dia dicap sebagai penjahat, meskipun sudah dinyatakan bebas.
Hal ini kemudian akan berpengaruh kepada kehidupan, mental, dan sisi psikologis seseorang tersebut, yang kemudian
menghambat karir atau usahanya untuk bertahan, seperti sulit mendapatkan pekerjaan atau mendapatkan kembali
kepercayaan dari orang-orang.
Dampak seperti ini kemudian menyebabkan seseorang tersebut akhirnya mengulangi perbuatannya dan
akhirnya mendidentifikasi dirinya sebagai penjahat.
CONTOH KASUS
CONTOH KASUS
Seperti gambar di atas Cicak menggambarkan salah satu instasi pemerintahan yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedangkan Buaya menggambarkan Polisi Republik Indonesia (POLRI).
Awalnya kasus ini bermula pada tahun 2009 oleh Susno Duaji yang saat itu menjabat sebagai Kabareskrim.
"Cicak kok melawan Buaya..." kata-kata itu tercetus dari mulut Susno Duaji disaat KPK berusaha untuk mengungkap kasus korupsi yang menyeret nama Susno kedalamnya dan disinyalir bahwa kasus ini ada kaitannya dengan kasus Bank Century.
Setelah 3 tahun berlalu ternyata kasus ini belum sepenuhnya berakhir. Sekarang malah muncul Cicak vs Buaya part 2. Kali ini, KPK yang di ketuai oleh Abraham Samad tiba-tiba menggeledah kantor Korlantas Polri. Selama hampir 20 jam akhirnya KPK mencurigai bahwa telah terjadi korupsi pada pengadaan alat simulator SIM.
Cicak VS Buaya
Analisis Kasus
• Pertama, krisis citra dipicu oleh pernyataan Kabareskrim Komjen Susno Duadji yang dengan sukses telah menciptakan labelling negatif bagi insitusi Polri.
• Istilah Cicak versus Buaya telah melahirkan oposisi biner. Oposisi yang menekankan pada kemampuan bahasa dalam menghantarkan makna guna membangun suatu realitas.
• Makna yang dikonstruksikan tersebut telah mengidentifikasi Polri dengan buaya dan KPK dengan cicak. Pemilahan yang mungkin tidak disadari oleh pembuat pesannya akan memiliki dampak masif.
Profil Penulis