KWU 4401413068 Nailatunnikmah Laporan Kkl
-
Upload
nailatunnikmah -
Category
Documents
-
view
239 -
download
0
description
Transcript of KWU 4401413068 Nailatunnikmah Laporan Kkl
LAPORAN HASIL KULIAH KERJA LAPANGAN MATA KULIAH
KEWIRAUSAHAAN BIOLOGI
“UKM PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN: PETERNAKAN AYAM
PETELUR ISA BROWN DAN PERKEBUNAN JAMBU GETAS MERAH DESA
PUCAK WANGI KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN KENDAL”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan biologi
Dosen pengampu:
1. Ir. T Ir. TyasAgungPribadi, M.Sc.St
2. Ir. Nana KariadaTrimartuti, M.Si
Disusun oleh:
Nailatun Nikmah (4401413068/2013)
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2016
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ………………………………………………………................................1
RINGKASAN ………………………………………………………...............................2
BAB 1PENDAHULUAN…………………………………………..................................3
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH .....................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH .....................................................................................4
1.3 TUJUAN................................................................................................................4
1.4 URGENSI KEGIATAN .......................................................................................4
1.5 MANFAAT ..........................................................................................................5
BAB 2 PELAKSANAAN KEGIATAN ...........................................................................5
2.1 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN ......................................................5
2.2 METODE PENGAMBILAN DATA ...................................................................5
2.3 SUCCESS STORY
A. PETERNAKAN ISA BROWN PUSAKA FARM ........................................6
B. PERKEBUNAN JAMBU GETAS MERAH.................................................7
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHSAN PELAKSANAAN KEGIATAN ..........................9
3.1 HASIL KUNJUNGAN
A. PETERNAKAN ISA BROWN PUSAKA ....................................................9
B. PERKEBUNAN JAMBU GETAS MERAH................................................10
3.2 KENDALA USAHA DAN STRATEGI MENGHADAPI ................................11
BAB 4 SIMPULAN.........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................14
LAMPIRAN ...................................................................................................................15
2
RINGKASAN
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah pengangguran terbuka di Indonesia
pada Januari 2014 berjumlah sekitar 5,92 persen sedangkan pada tahun 2015 meningkat
menjadi 6,18 persen. Berdasarkan tingkan pendidikan, lulusan perguuran tinggi
(diploma dan sarjana) memiliki prosentasi pengangguran tertinggi daripada tingkat
pendidikan yang lain yaitu sekitar 13,94 persen. Untuk itulah kewirausahaan perlu
dibelajarkan diperguruan tinggi, dilain sisi minat wirausaha mahasiswa masih untuk
mengatasi masalah tersebut maka dilaksanakanlah kegiatan kujungan lapangan (KKL)
yang bertujuan untuk menumbuhkan minat wirausaha mahasiswa dengan cara belajar
langsung ke pengusaha diharapkan dapat menumbuhkan kejelian mahasiswa dalam
membaca potensi lingkungan sehingga mahasiswa dapat menumbuhkan ide-ide usaha.
KKL ini dilakukan di desa Pucak Wangi, Sukorejo, Kendal. KKL dilakukan di dua
lokasi yaitu peternakan ayam iso brown dna perkebunan jambu getas merah. Ada
beberapa hal yang dilakukan pengusaha dalam menjalankan usahanya diantaranya:
persiapan, perawatan, panen, pasca panen, serta pengelolaan keuangan. Dalam
berwirausaha terdapat beberapa kendala dimana kendala tersebut berbeda-beda
berdasarkan usaha yang dilakukan. Namun sdengan bertambahnya pengetahuan dan
pengalaman maka kendala tersebut dapat diatasi.
Kata kunci: Wirausaha, peternakan, perkebunan, kendal.
3
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah pengangguran terbuka di
Indonesia pada Januari 2014 berjumlah sekitar 5,92 persen (7,17 juta dari 103,97
juta orang )[1]
. Sedangkan pada Agustus 2015, jumlah pengangguran meningkat
menjadi 6,18 persen (7,56 juta dari 122,38 juta orang)[2]
. Data tersebut
menunjukkan bahwa jumlah pengangguran bertambah setiap tahunnya. Hal ini
disebabkan adanya PHK dan menurunnya daya serap tenaga kerja.
Tingkat pengangguran terbuka menurut tingkat pendidikan didominasi oleh
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12,65 persen, disusul Sekolah Menengah Atas
sebesar 10,32 persen, Diploma 7,54 persen, Sarjana 6,40 persen, Sekolah
Menengah Pertama 6,22 persen, dan Sekolah Dasar ke bawah 2,74 persen[2]
. Dari
data tersebut menunjukkan bahwa jumlah pengangguran pada lulusan perguruan
tinggi (diploma dan sarjana) paling tinggi yaitu 13,94 persen. Hal ini disebabkan
karena lulusan perguruan tinggi berorientasi untuk mencari kerja atau menjadi
pegawai bukan sebagai wirausaha[3]
. Karena itu, kewirausahaan menjadi sesuatu
yang penting untuk diberikan di jenjang perguruan tinggi atau universitas. Dengan
adanya pembelajaran kewirausahaan diharapkan mampu mengurangi tingginya
angka pengangguran, khususnya dari kalangan terdidik (diploma dan sarjana)[4]
.
Kewirausahaan merupakan gabungan kreativitas, inovasi, dan keberanian
menghadapi resiko dengan bekerja keras membentuk dan memelihara usaha.
Keberhasilan wirausaha akan tercapai apabila didukung dengan beragam faktor
termasuk kreativitas. Pembelajaran Ilmu kewirausahaan diperguruan tinggi
bertujuan agar mahasiswa mampu memahami dan mempelelajari ilmu berwirausaha
untuk berbagai keperluan dalam berbagai konteks dengan tepat dan wajar. Oleh
karena itu pembelajaran dipusatkan pada aktifitas yang mengharuskan mahasiswa
melatih kemampuan berwirausaha dengan baik dan benar. Mengapa mahasiswa
harus berwirausaha adalah bahwa hal ini merupakan upaya untuk merubah pola
pikir dan budaya mencari kerja menjadi budaya untuk menciptakan kerja, sehingga
diharapkan lulusan perguruan tinggi tidak harus menjadi pegawai dan tidak menjadi
4
pengangguran ketika tidak diterima sebagai pegawai, namun mereka mau, mampu
dan jeli membaca peluang untuk berwirausaha dan membuka lapangan pekerjaan.
Dilain sisi minat mahasiswa untuk menjadi pengusaha atau wirausaha masih
rendah. Terdapat beberapa alasan diantaranya yaitu ketidakpastian karier,
pendapatan dari berwirausaha, dan selama ini mereka hanya belajar secara teori
bukan dengan praktik. Masalah ini dapat disiasati melalui kegiatan kunjungan
lapangan dengan mengenalkan para mahasiswa langsung kepada pengusaha yang
sudah sukses atau pengusaha kelas UKM. Melalui cara ini mahasiswa diharapkan
dapat mengetahui kondisi lapangan dengan belajar langsung kepada pihak yang
sudah ahli dan berpengalaman, mensingkronkan antara pengetahuan teoritis dan
praktik, serta membentuk minat dan kemauan wirausaha mahasiswa[5]
.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah langkah-langkah yang dilakukan oleh pengusaha untuk
mencapai tujuan dalam berwirausaha?
2. Bagaimanakah strategi yang digunakan pengusaha dalam menghadapi
hambatan usaha?
1.3 TUJUAN
1. Memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang kewirausahaan dan
bagaimana mengembangkan suatu usaha.
2. Memberikan gambaran nyata tentang keseimbangan antara teori dan praktik
kewirausahaan di masyarakat.
1.4 URGENSI KEGIATAN
Urgensi (keutamaan) kegiatan KKL ini adalah untuk memberikan gambaran
yang nyata kepada mahasiswa mengenai penerapan langsung terkait materi
kewirausahaan yang telah diperoleh di bangku kuliah. Selain itu mahasiswa
mendapatkan pengalaman nyata yang dapat diterapkan ketika terjun di masyarakat,
dan juga mendapatkan bekal dan kiat sukses untuk berani berwirausaha sehingga
diharapkan minat berwirausaha mahasiswa meningkat.
5
1.5 MANFAAT
1. Mengubah pemikiran mahasiswa bahwa dunia kerja tidak hanya menjadi
pegawai tetapi terdapat bidang lain yaitu sebagai pengusaha (wirausaha).
2. Menumbuhkan minat mahasiswa untuk berani berwirausaha
3. Mahasiswa jeli membaca peluang usaha serta kreatif mengembangkan ide-ide
usaha.
4. Mahasiswa memperoleh pengalaman melalui belajar langsung dari kondisi
lapangan secara langsung kepada pengusaha yang sudah ahli dan profesional
5. Dari pengalaman tersebut, diharapkan mahasiswa mendapatkan kemampuan
berinteraksi, berintegrasi, dan mampu berwirausaha.
BAB 2. PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan KKL mata kuliah Kewirausahaan Biologi semester genap tahun 2016
dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 30 April 2016 di desa Pucak Wangi
kecamatan sukorejo kabupaten Kendal. Kegiatan dilakukan pada 2 lokasi yang
berbeda dimana lokasi pertama yaitu di peternakan ayam petelur Isa Brown Pusaka
Mas dan lokasi kedua di perkebunan Jambu biji Getas Merah. Pada lokasi
peternakan ayam Isa Brown mahasiswa mengunjungi 3 tempat yaitu pabrik
pengolahan pakan, farm layer 2, dan farm DOC (Day Out Chicken), sedangkan
pada lokasi perkebunan hanya mengunjungi satu kebun jambu milik bapak Sarjono.
Peserta KKL berjumlah 57 orang terdiri mahasiswa program studi Pendidikan
Biologi semester 4 dan 6 yang mengambil mata kuliah pilihan Kewirausahaan
Biologi rombel 1 dan 2 serta didampingi oleh dosen pengampu mata kuliah
Kewirausahaan biologi, yaitu ibu Amin Retnoningsih, Ibu Nana Kariada, dan
Bapak Tyas Agung Pribadi.
2.2 Metode Pengambilan Data
Rombongan KKL dibagi kedalam dua kelompok besar berdasarkan rombel.
Metode pengambilan data yang digunakan pada kegiatan KKL ini yaitu melakukan
kunjungan ke tempat usaha dan wawancara kepada pemilik atau karyawan. Pada
6
kegiatan wawancara mahasiswa diberi tugas dan kesempatan untuk menggali
informasi sedetail mungkin berkaitan dengan kewirausahaan meliputi sukses story,
produksi, pengelolaan usaha, pemasaran produk, perekrutan dan pengelolaan
karyawan, serta kendala dan cara menghadapi sehingga mampu bertahan sampai
saat ini.
Pelaksanaan wawancara dibagi menjadi dua sesi dimana saling
bergantian seperti yang dijelaskan pada tabel dibawah ini:
Waktu Tempat
Rombel 1 Rombel 2
10.00-12.00 Peternakan Pusaka
Mas
Perkebunan Jambu Getas
Merah
12.00-13.00 Istirahat
13.00-15.00 Perkebunan Jambu
Getas Merah
Peternakan Pusaka Mas
Dimana Narasumber wawancara di Peternakan Pusaka Mas yaitu bapak Agus
dan pak fajar, sedangkan pada perkebunan jambu yaitu bapak Sarjono.
2.3 SUCCESS STORY
A. Peternakan ayam petelur Isa Brown Pusaka Mas
Peternakan ayam petelur Isa Brown Pusaka mas merupakan usaha yang
dilakukan secara turun temurun, dimana pemilik peternakan saat ini yaitu bapak
Mastur. Bermula dari tahun 1978 dimana PT Tegalindo (Telur Segar Indonesia)
membuat plasma Cindelaras dimana seluruh anggotanya adalah masyarakat
Sukorejo. Pada tahun tersebut hanya terdapat 3.000 ekor ayam, kemudian pada
tahun 1990-an Pusaka Mas terlepas dari plasma Cinderalas dikarenakan PT
Tegalindo tutup.
Jenis ayam yang diternakkan di Pusaka Mas adalah ayam Isa brown yang
berasal dari Perancis. Dipilih jenis ayam ini karena tidak mudah stress dan
memiliki tingkat produksi yang lebih baik dibanding jenis ayam lain dimana
dapat bertelur sehari sekali. Usaha ini diawali oleh Ibu bapak Mastur dengan
menjual perhiasan emas dan perak sebagai modal awal. Dari awal dengan modal
tersebut kemudian berkembang sampai saat ini memiliki 4 farm yang terdiri dari
7
3 farm layer dan 1 farm DOC dengan jumlah ayam layer 30.000 ekor dan DOC
berjumlah 15.000 ekor. Setiap 3000 ayam layer dikelola oleh 1 orang karyawan,
sehingga jumlah karyawan bergantung jumlah ayam yang diternakkan. Pada
Farm layer 2 terdapat 6 orang karyawan. Saat ini usaha dikelola oleh pak Fajar.
Selain itu pusaka farm juga memiliki 1 pabrik pengolah pakan ayam
dengan bahan utama yaitu jagung yang dibeli dari Pokphand. Pabrik
pengolahan pakan memproduksi pakan ayam setiap hari dengan jumlah
karyawan 3-4 orang. Pakan ayam tersebut digunakan untuk kepentingan Pusaka
Mas dan juga melayani penjualan kepada farm lain. Komoditi utama peternakan
ini yaitu telur ayam sedangkan daging hanya dijual ketika ayam sudah
memasuki usia 85 minggu dimana pada usia tersebut ayam sudah tidak bertelur
lagi. Setiap harinya dihasilkan 720 Kg telur dengan harg Rp. 16.500,00/Kg.
Telur tersebut didistribusikan ke Kendal, Batang, Temanggung, Wonosobo
melalui pengepul yang datang setiap pagi ke farm. Harga telur Pusaka Mas
menjadi harga patokan telur di Kendal. Keuntungan yang diperoleh pada bulan
April 2016 meliputi pendapatan dari penjualan telur, jagung, pakan berjumlah
Rp. 154.668.554,00.
B. Perkebunan Jambu Getas Merah
Selain sektor peternakan, di desa Pucak Wangi kecamatan Sukorejo juga
terdapat perkebunan Jambu biji Getas merah. Di desa ini terdapat banyak
perkebunan jambu biji yang dikelola dan dimiliki secara perorangan. Salah satu
perkebunan yang kami kunjungi yaitu milik bapak Sarjono. Bapak sarjono
memiliki perkebuna Jambu biji getas merah dengan luas lahan ± 3 hektar yang
terbagi ats 3 lokasi.
Perkebunan jambu di desa pucak wangi diawali oleh paman pak Sarjono.
Saat itu berprofesi sebagai klenik. Pada tahun tersebut paman beliau berjualan ke
Bogor, namun sat pulang malah membawa 10 bibit jambu yang berasal dari
daerah Citayam Bogor dengan harga Rp. 35.000,00/pohon. Kemudian paman
beliau kembali lagi ke bogor dan membawa 300 bibit pohon jambu. Paman
beliau menawarkan kepada warga untuk menanam jambu tersebut, dimana bibit
bisa didapatkan dengan berhutang dimana pembayaran dengan jambu yang
8
dijual ke paman beliau. Namun pada saat itu warga tidak tertarik karena
menganggap kurang menjanjikan. Pada tahun 2004-2006 barulah warga mulai
menanam Jambu dikarenakan petani jambu biji dianggap sukses dan lebih
menguntungkan daripada bertani padi maupun jagung.
Pak Sarjono memulai menanam jambu pada tahun 2006 dimana
menanam 300 pohon pada luas tanah 1 hektar. Kemudian berkembang menjadi 3
lokasi dengan luas total 3 hektar. Terdapat dua jenis jambu yang dikembangkan
yaitu jambu biji getas merah dan jambu air citra. Pada salah satu lahan jambu
yang utama dibudidayakan adalah jambu citra karena harga jual jambu tersebut
mencapai Rp. 12.000,00/Kg namun kekurangannya hanya berbuah setahun
sekali. Untuk itulah maka ditanamlah jambu biji getas merah karena jambu ini
mampu berbuah seminggu dua kali dan banyak diminati masyarakat.
Pada awal usaha(2007-2010) selain berprofesi sebagai petani jambu pak
Sarjono juga menjadi pengepul jambu biji namun sekarang beliau memilih
berhenti menjadi pengepul supaya lebih berkonsentrasi pada perkebunan jambu.
Dalam pengelolaan dan perawatan perkebunan jambu pak jono dibantu oleh
bebrapa karyawan. Setiap 1 orang karyawan bertanggung jawab atas 50 pohon,
jadi setiap hektarnya beliau memiliki karyawan berjumlah 6 orang. Jambu yang
telah dipanen kemdian dijual ke pengepul sesuia dengan nego awal. Sampai saat
ini hasil panen belum pernah dikirim ke pabrik atau supermarket dikarenakan
pembayaran terjadi setelah 12 kali pengiriman. Hal ini berbeda ketika dijual ke
pengepul karena uang langsung dibayarkan ketika pengepul tersebut pulang dari
melakukan distribusi. Jambu biji Getas Merah dari desa Pucak Wangi
didistribusikan ke Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta.
Setiap panen setiap pohon jambu biji mmapu menghasilkan 1-5 kg
jambu biji dengan keuntungan Rp. 700.000,00/tahun. Sedangkan saat musim
kemarau setiap pohonnya mampu menghasilkan 10kg/pohon dengan keuntungan
Rp. 1.000.000,00/tahun.
9
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 HASIL KUNJUNGAN
1. Peternakan Ayam Petelur Isa Brown Pusaka Mas
a. Modal usaha
Modal usaha usaha peternakan menggunakan dana pribadi
dikarenakan usah aini sudah berlangsung secara turun temurun sehingga
keuntungan pada produksi sebelumnya dikumpulkan untuk digunakan
sebagai modal usaha selnajutnya.
b. Persiapan
Untuk melakukan usaha peternakan ada beberapa hal yang harus
disiapkan, diantaranya:
1. Persiapan kandang
2. persiapan ayam usia 13 minggu
3. pembuatan pakan : 125 gram pakan menghasilkan 1 butir telur
perharinya.
c. Pengelolaan ayam
1. Jarak antar kandang minimal 7 Meter untuk menjaga sirkulasi udara
2. Vaksinasi : 5minggu sekali
3. Vitamin : 3 minggu sekali
4. Obat cacing : 2 bulan sekali
5. Penyemprotan kandang : 2 hari sekali
6. Antibiotik : 1 - 1.5 bulan sekali
d. Penentuan harga jual dan keuntungan
Harga telur pada pusaka farm digunakan sebgai harga acuan untuk
telur di kabupaten kendal. Untuk telur kualitas bagus dihargai Rp.
16.000,00/kg sedangkan untuk kualitas rendah dihargai Rp. 12.500,00/kg.
Pada bulan april 2016 diperoleh keuntungan sebesar Rp. 154.668.554,00
melalui penjualan telur, daging , maupun pakan. Telur yang diminati yang
berwarna cokelat dan besar.
10
e. Pemasaran produk
Telur dipasarkan melalui tengkulak atau pengepul yang datang
langsung ke farm setiap pagi. Selanjutnya telur dipasarkan ke Kendal,
Batang, Temanggung, Wonosobo.
f. Perekrutan dan pengelolaan tenaga kerja
Perekrutan karyawan tidak menggunakan minimal tingkat pendidikan
karena karyawan disini merupakan golongan pejerja kasar meliputi
memberi makan, memberi minum, vaksinasi, suntik antibiotik, perawatan
dan mengambil telur serta membersihkan kandang. Karyawan bekerja dari
jam 06.00-16.00 WIB. Setiap karyawan memegang 3000 ekor ayam.
Dimana karyawan digaji Rp. 20,00/ekor ditambah uang makan Rp.
100.000,00 sehingga apabila ditotal maka dalam sebulan karyawan digaji
senilai Rp. 1.900.000,00.
2. Perkebunan Jambu Getas Merah
Langkah-langkah yang dilakukan oleh pengusaha perkebunan jambu getas
merah antara lain sebagai berikut:
a. Persiapan
Untuk memulai usaha perkebunan jambu getas merah ada beberapa hal
yang dipersiapkan yaitu diantaranya:
1 Lahan terbuka/tanpa teduhan
2 Pilih bibit yang bagus :
3 Pupuk organik yang bagus
b. Pengelolaan Tanaman
1 Penanaman : jarak penanaman yang ideal yaitu 5x6 cm
2 Perawatan, pupuk kandang/kimia
3 Rempel tunas yang tidak produktif : tunas yang tidak produktif akan
dipotong, kegiatan ini dilakukan secara kondisional.
4 Penyemprotan pohon dan buah
5 Pembungkusan buah : buah dibungkus untuk menghindari kerusakan
oleh faktor lingkungan dan fisik serta mencegah kebusukan.
11
6 Pemanenan : panen dilakukan dua kali seminggu yaitu pada hari
selasa dan rabu
c. Paska Panen
1 Petik buah yang tua/matang
2 Pemilihan buah : buah yang masuk grade A maksimal 1 kg terdiri atas
5 buah
3 Dijual ke tengkulak
d. Penentuan harga jual dan keuntungan
Harga jambu ditentukan oleh tengkulak. Harga jambu bergantung
stock dan pesaing dari buah yang lain. Harga tertinggi pada tahun 2015
yaitu mencapai Rp. 6.000,00 sedangkan terendah pada tahun 2014 yaitu
Rp. 250,00/Kg. Ketika harga jambu rendah maka petani memilih untuk
tidak memanen jambunya. Keuntungan yang diperoleh oleh petani yaitu
Rp. 1000,00/Kg. Keuntungan yang diperoleh yaitu Rp. 700.000,00/
tahun sedangkan pada saat panen bisa mencapai Rp. 1.000.000,00.
e. Pemasaran produk
Produk dipasarkan melalui tengkulak, kemudian jambu
dipasarkan ke berbagai kota diantaranya Jakarta, Surabaya, Yogyakarta,
dan Semarang sebagian kecil.
f. Perekrutan dan pengelolaan tenaga kerja
Perekrutan tenaga kerja tidak menggunakan kriteria tingkat
pendidikan. Kriteria yang digunakan yaitu keuletan, kejujuran, dan
kedisiplinan. Satu karyawan bertanggungjawba atas 50 pohon meliputi
perawatan, pemotongan tunas yang tidak efektif dan pembungkusan
buah. Karyawan digaji dengan sisitem harian, dimana mereka digaji
sebesar Rp. 40.000,00/hari atau Rp. 50.000,00/hari ketika panen. Untuk
pembayaran gaji, karyawan bebas memilih bisa harian, mingguan, atau
bulanan.
3.2 KENDALA USAHA DAN CARA MENGATASI
a. Peternakan ayam petelur Isa Brown Pusaka Mas
Kendala usaha:
12
Pada usaha pabrik pembuakan pakan bergantung harga jagung, jika
jagung naik maka kemampuan membeli turun. Pada kualitas telur, semakin
tua usia ayam semakin meurun kualitas telur. Pada ayam, ayam rentan
terkena penyakin pernafasan (CFD), dan rentan terhadap virus dan
penyakit dari udara, misal: Avian influenza. Penjualan telur di indonesia
menggunakan sisitem kiloan bukan butiran, padahal keunutngan lebih
menjanjikan bila dijual secara butiran.
Strategi mengatasi
Antara kandnag doberi jarka minimal 7 meter untuk menjaga sirkulasi
udara sehingga sirkulasi udara di farm layer terjaga dan ayam tidak mudah
tertular. Selain itu dilakukan vaksinasi 5 minggu sekali, suntik antibiotik 2
bulan sekali, pemberian vitamin 3 minggu sekali, penyemprotan kandang 2
hari sekali, dan obat cacing 1-1,5 bulan sekali. Selain pemberian vaksin
antibiotik, vitamin, obat cacing juga diperhatikan teknis pemberian zat-zat
tersebut dimana 1 orang maksimal melkauakn pada 5000 ekor ayam tidak
boleh lebih, karena jika lebih maka hasilnya kurnag bagus akibanya
kelelahan dan tidak terjadi secra optimal sehingga ayam tidak terproteksi
secara baik.
b. Perkebunan Jambu Getas merah
Kendala usaha
Kendala yang sering dialami oleh petani jambu yaitu terjadinya kerusakan
fisik karena faktor lingkungan dimnana jambu cacat dan cepat busuk.
Selain itu selama ini jambu hanya dijual sebagai buah belum diolah untuk
meningkatkan harga jual hal ini dikarenakan masalah pasar. Selain itu
harga jambu bergantung jumlah dan pesaing dari buah lain jika jumlah
jambu kurang maka harga jambu naik, apabila buah lain mendominasi
maka harga jambu turun begitupula sebaliknya. Pada musim kemarau
membutuhkan penyiraamn agar tetap bisa panen.
strategi mengatasi
Untuk menghindari kerusakan fisik maka buah jambu dibungkus dengan
plastik dan mencegah kebusukan. Untuk menghindari saingan dengan
13
buah lain maka jambu dipanen saat buah lain tidak dalam masa panen.
Melakuakn penyiraman saat musim kemarau.
BAB 4. SIMPULAN
1) Hal-hal yang dilakukan oleh pengusaha dalam mencapai tujuannya dalam
berwirausaha antara lain:
a) Persiapan, meliputi persiapan lahan( untuk ayam adalah kandang, sedangkan
untuk perkebunan adalah lahan) dan bibit (untuk ayam yaitu DOC umur 13
minggu, untuk jambu yaitu cangkokan).
b) Perawatan : cara merawat agar apa yang dibudidayakan tetap hidup dan
bertahan sesuai usia normalny. Untuk ternak ayam ayitu vaksinasi,
antibiotik, obat cacing, dan vitamin. Sedangkan untuk jambu yaitu
pembungkusan, penyemprotan dan penyiraman.
c) Panen dan pemasaran : teknin memanen dan memasarkan hasil panen
kepada masyarakat
d) Paska panen
2) Kendala usaha yang dialami beragantung jenis usaha yang dilakukan. Secara
umum kendala meliputi teknis dan kesehatan. Kendala teknis meliputi
perawatan, pakan, pupuk, tindakan fisik. Sedangkan kendala kesehatan meliputi
infeksi penyakit akibat virus maupun hal lain. Strategi yang dilakukan dalam
menghadapi kendala usaha bergantung pengetahuan dan pengalaman dari si
pelaku usaha tersebut. Semakin banyak pengetahuan dna pengalaman lapangan
si pelaku usaha maka si pelaku usaha mampu mengatasi kendala pada usahanya.
14
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonim. 2014. Jumlah Angkatan Kerja, Penduduk Bekerja, Pengangguran, TPAK dan
TPT, 1986–2013. (Online).
https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/973. Diakses pada 3 mei 2016
pukul 7:02 PM
[2}Mohammad, Yandi. 2016. Data BPS: Pengangguran Indonesia 7,56 juta orang..
(online). https://beritagar.id/artikel/berita/data-bps-pengangguran-di-
indonesia-756-juta-orang. Diakses pada 5 Mei 2016
[3] Anonim. 2013. Mengapa mahasiswa perlu berwirausaha/. (Online).
http://palupimanajemen.lecture.ub.ac.id/. Diakses pada 4 mei 2016
[4] Anonim. 2011. Penting, Pembelajaran kewirausahaan di perguruan tinggi .(Online).
http://ugm.ac.id/id/berita/3324penting.pembelajaran.kewirausahaan.di.pergur
uan.tinggi. Diakses pada 3 mei
[5] Anonim. 2011. Minat mahasiswa menjadi wirausaha masih terbatas. (Online).
http://ugm.ac.id/id/berita/2977minat.mahasiswa.menjadi.wirausaha.masih.ter
batas. Diakses pada 5 mei
15
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Peta lokasi Pusaka Mas Sumber Google Earth
Lampiran 2. Arsitektur kandang ayam layer
16
Lampiran 3. Kandang DOC (Day Out chicken)
Lampiran 4. Perkebunan jambu getas merah bapak sarjono
Lampiran 5. Penyerahan kenang-kenangan oleh pihak pusaka farm