Kurikulum September 2015

10
MATERI PENGAJARAN REMAJA GBI REHOBOT – REHOBOT MINISTRY SEPTEMBER 2015 “MEMBUAT TUHAN TERSENYUM” Menyenangkan Hati-Nya Tidak melakukan Dosa Meski Ada Kesempatan Membela Kepentingan-Nya **** Mentoring **** DEPARTEMEN REMAJA REHOBOT MINISTRY

description

123

Transcript of Kurikulum September 2015

Page 1: Kurikulum September 2015

MATERI PENGAJARAN REMAJA

GBI REHOBOT – REHOBOT MINISTRY

SEPTEMBER 2015

“MEMBUAT TUHAN TERSENYUM”

Menyenangkan Hati-Nya

Tidak melakukan Dosa Meski Ada Kesempatan

Membela Kepentingan-Nya

**** Mentoring ****

DEPARTEMEN REMAJA REHOBOT MINISTRY

Page 2: Kurikulum September 2015

Pertemuan I (Minggu, 6 September 2015)

Tema : Membuat Tuhan Tersenyum

Sub Tema : Menyenangkan Hati-Nya

Bacaan Alkitab : Mazmur 73:25 ; Filipi 2:5-8

Pendahuluan:

Suatu senyuman sebagai salah satu perwujudan suasana hati dari seseorang. Memang ada senyuman yang tulus dan senyuman yang palsu, akan tetapi pada saat ini yang akan dibahas adalah senyuman yang keluar dari lubuk hati yang dalam atau yang tulus bukan bulus. Ada hal yang tidak mudah dikerjakan yaitu membuat seseorang tersenyum dan senyuman ini dipengaruhi oleh tingkah laku, ucapan dan pola berpikir dihadapannya. Yang paling tidak mudah adalah membuat Tuhan tersenyum, dikarenakan Tuhan tidak terlihat secara fisik.

Isi:

Setiap orang percaya mempunyai tugas yang tidak mudah yaitu membuat Tuhan tersenyum terhadap tingkah laku, pola berpikir dan perasaan setiap orang percaya. Tuhan akan tersenyum, apabila hati-Nya disenangkan. Hanya saja seringkali seseorang belum merasa pasti, apakah ia sudah menyenangkan hati Tuhan atau belum, apalagi kalau sadar bahwa dirinya belum menyenangkan hati Tuhan, seharusnya meratapi keadaan dan sungguh-sungguh merasa miskin di hadapan Tuhan. Tanpa memiliki harta ini seseorang tidak akan sanggup berdiri di hadapan Tuhan Penciptanya, sebab manusia diciptakan hanya untuk kesenangan hati Tuhan. Itulah visi dari orang percaya yaitu menyenangkan hati-Nya.

Tuhan memberi kesempatan setiap saat dan melalui segala hal untuk menyenangkan hati Tuhan. Gairah menyenangkan hati Tuhan dalam diri orang percaya harus bernyala bahkan membara terus tiada henti sampai kekekalan. Menyenangkan hati Tuhan berarti membuat Tuhan tersenyum. Langkah menyenangkan hati Tuhan sbb. :

1. Perubahan pola berpikir.

Setiap orang percaya harus memahami dengan lengkap keseluruhan rencana Allah atas dunia ini. Keseluruhan rencana Allah antara lain: Mengapa Allah menciptakan manusia? Mengapa Allah Anak sendiri yang turun ke dunia? Apakah keselamatan itu? dsb.

Seseorang tidak akan dapat menyukakan hati Tuhan tanpa mengerti kebenaran Alkitab secara tepat dan lengkap. Didalam keseluruhan rencana Allah tsb. Sebagai umat pilihan Allah harus menemukan “grand design” Allah yang sangat luar biasa. Orang Kristen yang mau menyenangkan hati Tuhan harus masuk dalam “grand design” Allah tsb. Jika tidak, ia tidak termasuk umat pilihan yang terpilih.

2. Kita harus memahami bagaimana memiliki sikap hati atau manusia batiniah yang benar.

Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah pemahaman yang akurat mengenai kebenaran Injil yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Kebenaran Injil akan membuka pengertian kita terhadap manusia macam apakah yang dikehendaki oleh Allah. Manusia yang dikehendaki oleh Allah bukan manusia yang taat kepada

DEPARTEMEN REMAJA REHOBOT MINISTRY 2

Page 3: Kurikulum September 2015

hokum moral saja (seperti: menghormati ortu, memberi salam, tidak sombong, tidak membunuh, tidak berzinah, dsb.), tetapi yang memiliki sikap batiniah yang baik sesuai standar Allah. Inilah yang dimaksud oleh Firman Tuhan bahwa setiap orang percaya harus memiliki pikiran dan perasaan Kristus (Flp. 2:5-8). Hendaknya kita tidak berpikir bahwa Tuhan bisa disukakan kalau kita menjadi aktivis gereja, rajin ke gereja/baca Alkitab bahkan cita-cita menjadi pendeta, juga tidak cukup dengan memberi uang persembahan dalam jumlah besar. Tuhan hanya disukakan oleh orang yang dalam segala tindakan berkenan kepada-Nya.

Kalau sudah menyenangkan hati Tuhan, maka akan membuat Tuhan tersenyum. Diantaranya tindakan nyata :

- Tidak membalas meskipun hati tersakiti, dihina (Mat. 5:44 ; Rm. 12:17)

- Tidak melakukan dosa meskipun ada kesempatan untuk berbuat dosa (Ams. 4:14,15; Ef. 4:26)

- Membela pekerjaan-Nya berarti membela kepentingan-Nya

Apabila setiap orang percaya memandang bahwa Tuhan Semesta Alam layak menerima segala hormat, maka ia akan berusaha menyukakan hati Tuhan dan membuat Tuhan tersenyum. Betapa indahnya menyukakan hati Tuhan. Roh Kudus pasti menolong. Betapa beruntungnya kalau kita mengerti hal ini dan bisa melakukannya.

Tidak ada keindahan hidup yang lebih besar dibandingkan dengan bisa menyukakan hati Tuhan. Menyukakan hati Tuhan dasarnya bukan karena menghendaki berkat jasmani atau sesuatu yang bisa diberikan Tuhan kepada kita untuk memuaskan hati kita seperti; nilai yang bagus, masalah yang cepat selesai, bisa juara, dsb., tetapi kita melakukan semuanya itu untuk kepuasan hati Tuhan, karena memang kita diciptakan untuk itu. Bila kita hidup sesuai dengan maksud Tuhan menciptakan kita, itu suatu keberhasilan yang patut membuat kita bahagia.

Kalau seseorang menjadikan hal menyenangkan hati Tuhan sebagai harta kekayaannya lebih dari segala harta kekayaan dalam bentuk apa pun., maka ia tidak akan merasa tenang dan nyaman sebelum sungguh-sungguh bisa menyenangkan hati Tuhan. Orang yang menyenangkan hati Tuhan tidak akan menghasrati sesuatu yang bukan hasrat Tuhan. ia akan menyediakan hatinya sebagai sarana perasaan Tuhan untuk melakukan kehendak dan rencana-Nya. Orang yang menyenangkan hati Tuhan tidak akan melakukan suatu perbuatan atau kegiatan yang Tuhan tidak ikut merasakan atau menikmati hal tsb. Orang yang menyenangkan hati Tuhan tidak akan mencari kehormatan bagi dirinya sendiri, tetapi selalu mencari kehormatan bagi Tuhan.

Penutup :

Sebab kita sadar bahwa kita diciptakan untuk menyenangkan hati-Nya. Bila kita bisa melakukannya, maka persoalan-persoalan besar dalam hidup kita menjadi kecil. Jadi pergumulan terbesar dalam hidup ini adalah bagaimana kita menyukakan hati Tuhan setiap saat, sehingga Tuhan tersenyum. Dengan demikian kita tidak lagi terfokus kepada keinginan-keinginan kita sendiri.

Pertemuan II (Minggu, 13 September 2015)

DEPARTEMEN REMAJA REHOBOT MINISTRY 3

Page 4: Kurikulum September 2015

Tema : Membuat Tuhan Tersenyum

Sub Tema : Tidak Melakukan Dosa Meski Ada Kesempatan

Bacaan Alkitab : Kejadian 39:9 ; Lukas 18:8 ; Roma 3:23

Pendahuluan:

Biasanya orang lebih mudah berkata “saya tidak akan melakukan hal yang berdosa”, karena memang ia tidak memiliki kesempatan. Di zaman sekarang, tidaklah sulit untuk melakukan dosa, dikarenakan hal-hal dosa akan datang dengan sendiri. Terlebih generasi muda, pada saat membuka internet saja seperti facebook atau youtube, kadang-kadang muncul gambar untuk membuka situs tertentu untuk hal-hal yang berbau pornografi. Lebih parahnya lagi, pada saat berpacaran, inginnya suci dan kudus, tetapi tanpa disadari bisa terjerumus untuk melakukan tindakan amoral.

Isi:

Sejak manusia telah jatuh ke dalam dosa, maka manusia sudah kehilangan kemuliaan Allah (Rm. 3:23), hal ini mengakibatkan hal-hal dosa tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia. Dosa senantiasa mengintai atau mengintip, sampai manusia tsb. jatuh dalam pelukan dosa. Kata dosa dalam teks aslinya “chattah” berarti “sinful nature” atau dosa dalam arti kodrat. Hal ini menunjukkan bahwa kodrat dosa sudah berbaring di dalam kehidupan manusia. Justru dikatakan ‘berbaring’, berarti kalau tidak diwaspadai akan bangun dan mendorong untuk melakukan tindakan tertentu, yang tentu saja bertentangan dengan kehendak Allah. Istilahnya ada orang bisa berbuat baik, tetapi tiba-tiba melakukan perbuatan yang keji dan memalukan.

Salah satu contoh peristiwa berkaitan dengan tema “tidak melakukan dosa meski ada kesempatan” yaitu peristiwa Yusuf di rumah Potifar. Yusuf anak Yakub adalah sosok pria sejati yang patut dikagumi. Salah satu pernyataan yang luar biasa yang patut kita renungkan terdapat dalam Kejadian 39:9 “… Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?”. Yusuf bisa saja melakukan perbuatan dosa dan tidak ada orang lain yang mengetahui dan dianggap suatu kebenaran, karena bukan Yusuf yang mau, melainkan istrinya Potifar, terlebih lagi posisi Yusuf sebagai budak.

Justru disinilah, ada hal yang dapat diambil pelajarannya, dosa tidak usah dicari, tetapi justru dosa dengan bebasnya datang ke Yusuf. Yusuf tidak melakukan dosa tsb. meskipun ada kesempatan, dan ada dua hal yang membuat Yusuf tidak melakukan dosa tsb. dan membuat Tuhan tersenyum, adalah sbb.:

1. Adanya suatu tindakan nyata untuk menjaga perasaan Tuhan dan tidak ingin melukai hati Tuhan.

Bahwa segala sesuatu harus diperkarakan dengan Tuhan, inilah prinsip hidup Yusuf. Dalam segala sesuatu yang kita lakukan bukan masalah untung atau rugi, bukan masalah dengan siapa kita berurusan, bukan masalah apakah keputusan kita menyenangkan hati orang atau tidak, tetapi bagaimana perasaan Tuhan atas tindakan yang kita lakukan dan kita tidak ingin melukai hati-Nya. Dengan memperkarakan segala hal kepada Tuhan berarti menghormati Tuhan, mencari perkenanan Tuhan, mengakui kedaulatan Tuhan dan pemerintahan Tuhan yang sedang berlaku, tidak menganggap Tuhan sebagai sosok yang mati (karena tidak terlihat oleh mata), menghadirkan Tuhan sehingga dapat mengalami Tuhan secara nyata. Inilah sikap-sikap yang pantas dimiliki orang percaya kepada Tuhan, sehingga Tuhan tersenyum.

DEPARTEMEN REMAJA REHOBOT MINISTRY 4

Page 5: Kurikulum September 2015

2. Memiliki integritas yang luar biasa

Walau pun dari hari ke hari, Yusuf dibujuk untuk berbuat dosa tetapi ia tetap pada pendiriannya, yaitu tidak berbuat dosa kepada Tuhan (Kej. 39:9-10). Situasi rumah Potifar membuka peluang sebesar-besarnya bagi Yusuf untuk berbuat dosa, tetapi ia tidak memanfaatkan kesempatan tsb. integritas seseorang teruji ketika ia mendapat kesempatan berbuat dosa. (Integritas adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung nilai-nilai luhur dan keyakinan. Integritas juga diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang). Bisa jadi orang menganggap tindakan Yusuf terkesan hal yang aneh, dikarenakan posisi Yusuf sebagai budak. Keanehan anggapan orang juga, akan terjadi apabila setiap orang percaya mempelajari Firman Tuhan dan melakukannya di tengah-tengah hiruk pikuk dunia ini (Lukas 18:8). Hal ini disebabkan pola hidup orang percaya berbeda dengan orang lain. Orang yang beriman secara benar akan mempertahankan integritasnya di tengah dunia ini. Ia tetap teguh memegang kebenaran, melakukan yang benar sekali pun dunia sekelilingnya jahat. Ia berusaha melakukan kehendak Tuhan, sementara orang disekelilingnya berjuang untuk memenuhi kehendaknya sendiri. Ia tetap berdoa, berdialog dengan Tuhan.

Yusuf tahu tentang ‘arti dosa’, demikian pula setiap orang percaya, idealnya standard lebih dari Yusuf. Kalau hanya dosa-dosa moral umum standar hukum Taurat, maka akan ada orang-orang yang berani mengaku bahwa dirinya, tidak berdosa. Seperti orang muda kaya dalam Matius 19:16-19, juga Paulus sebelum bertobat menyatakan dirinya tidak bercacat (Flp. 3:6). Keberdosaan di sini tidak boleh diukur sekedar melanggar hukum Taurat. Ukuran itu antara lain: menurut perintah-perintah-Nya (1Yoh. 2:3). Tentu saja perintah disini berkenaan dengan hukum Taurat atau hukum moral umum, ukuran lainnya; hidup seperti Tuhan Yesus (1Yoh. 2:6), mengasihi saudara (1Yoh. 2:9-11) dan tidak mengasihi dunia dan apa yang ada didalamnya yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup (1Yoh. 2:15-16). Standar kesucian hidup orang-orang percaya ini harus menjadi ukuran kesucian sekaligus keberdosaan. Oleh sebab itu dosa dalam konteks kehidupan orang percaya tidak boleh dipahami sekedar melanggar moral umum atau melanggar hokum Taurat.

Waspadalah terhadap tipu muslihat Iblis, dimana ia akan menjatuhkan setiap orang percaya pada saat ada kesempatan (2 Petrus 5:8)

Penutup :

Tindakan dalam hal Kewaspadaan sangat diperlukan, terlebih lagi pada zaman sekarang ini, dimana era globalisasi menyebabkan segala pengaruh dari penjuru dunia masuk dalam kehidupan anak muda Tuhan. Janganlah terbersit dalam otak bawah sadar kita untuk melakukan keinginan yang mengenakan kedagingan kita seperti: punya mobil yang bagus, pacar yang cantik atau tampan, mendapatkan pujian, dsb., karena itu menjadi pintu awal dari kesempatan untuk berbuat dosa. Berdoalah senantiasa dan ucapkanlah syukur dengan apa yang Tuhan berikan bagi kehidupan kita.

DEPARTEMEN REMAJA REHOBOT MINISTRY 5

Page 6: Kurikulum September 2015

Pertemuan III (Minggu, 20 September 2015)

Tema : Membuat Tuhan Tersenyum

Sub Tema : Membela Kepentingan-Nya

Bacaan Alkitab : Ibrani 5:13-14 ; 2 Timotius 4:7

Pendahuluan:

Pada zaman sekarang, kalau dituntut untuk membela kepentingan orang lain, bisa jadi tidak langsung menjawab “Ya”. Pasti yang dipikirkan terlebih dahulu adalah keuntungan-kerugian atau kebahagiaan-penderitaan, dikarenakan ada pengorbanan yang diberikan/dikeluarkan, seperti: waktu, uang, pikiran, perasaan, dsb. Apabila menguntungkan langsung disambut dengan cepat, baik itu keuntungan berupa pujian, kehormatan, materi, dan kedudukan. Begitu pula sebaliknya, apabila dalam membela ternyata ujungnya merugikan, maka akan berpikir ulang. Padahal perlu kita ketahui bahwa pembelaan yang dilakukan adalah pembelaan untuk sosok yang nampak oleh mata yaitu sesama manusia, coba kalau yang kita bela adalah sosok yang tidak nampak oleh mata yaitu Tuhan. Apakah kita masih berani mengadakan perhitungan untung-rugi dalam membela kepentingan-Nya?

Isi:

Membela pekerjaan Tuhan tidak harus dimulai dari menjadi aktifis gereja (seperti: menjadi Usher, kepanitiaan, pemain musik, pembina rohani, prngkhotbah), kursus/sekolah Alkitab, pelatihan pelayanan atau disahkan sebagai pendeta oleh suatu Sinode. Kata ‘membela’ mempunyai arti menjaga baik-baik; memelihara; merawat bahkan juga berarti melepaskan dari bahaya. Memang Tuhan tidak membutuhkan pembelaan atas diri-Nya, karena Tuhan Yesus mampu membela diri-Nya sendiri. Tetapi Tuhan menginginkan agar setiap orang percaya mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar (Flp. 2:12), dimana tindakan nyatanya adalah membela kepentingan-Nya, dimana banyak para martir menjadi teladan untuk membela kepentingan-Nya seperti: Stefanus, Lukas, Matius, Thomas, dsb.

Orang yang punya kerinduan untuk membela kepentingan-Nya, maka konsekuensinya adalah sbb. :

1. Pribadinya rela untuk diproses menjadi dewasa.

Ada pepatah “untuk menjadi dewasa tidaklah otomatis, tetapi untuk menjadi tua adalah otomatis”. Bisa jadi dalam usia masih kategori muda, tetapi dalam segi pola berpikir maupun bertingkah laku adalah dewasa. Seseorang dapat hidup dalam pembelaan bagi Tuhan setelah melalui proses pendewasaan. Kedewasaan disini menyangkut kerelaan kehilangan hak (Flp. 2:5-7), dilukai dan berkorban dalam segala hal demi kepentingan Kerajaan Surga (2Tim. 4:6-8). Fakta ini tidak dapat dibantah. Harus menjadi hukum pelayanan bahwa hanya orang yang memasuki proses pendewasaan yang benar-benar dapat membela pekerjaan Tuhan. Lawan kata dari kedewasaan yaitu kekanakan, dan tidaklah mungkin remaja yang sifatnya kekanak-kanakan seperti: manja, egois, tidak bertanggang jawab, selalu mengeluh, iri hati, maunya nyaman, mudah marah, dsb. akan efektif membela kepentingan-Nya.

Proses pendewasaan bukan usaha supaya kita dapat hidup lebih suci dari orang lain dan dapat berbangga diri, juga bukan suatu usaha untuk memuaskan hati Tuhan dengan kesucian tsb. tetapi kedewasaan rohani atau kesucian hidup tsb. memampukan seseorang membela pekerjaan Tuhan, dalam

DEPARTEMEN REMAJA REHOBOT MINISTRY 6

Page 7: Kurikulum September 2015

bentuk pelayanan bagi pekerjaan-Nya. Jadi yang benar, seorang anak Tuhan berusaha untuk masuk dalam proses pendewasaan supaya dapat membela Tuhan, buka membela dirinya-sendiri.

Orang yang belum dewasa selalu menanti dan memohon pembelaan Tuhan untuk dirinya-sendiri, tetapi yang sudah dewasa yakin benar bahwa Tuhan pasti memberi pembelaan atas hidupnya, jika ia juga hidup dalam pembelaan terhadap Tuhan. Orang-orang Kristen seperti ini tidak akan memanipulasi pelayanan dan pengiringannya bagi Tuhan untuk kesenangan dan keuntungan pribadi. Pelayanannya adalah kebutuhan jiwa yang harus dipenuhi, sehingga pelayanan bagi Tuhan adalah nafkah atau rezeki.

2. Kesediaan membela kehormatan Tuhan dengan kesuciannya adalah lebih dari sekedar berbuat baik.

Hidup dalam kesucian Tuhan sama seperti membela kehormatan Tuhan. Dengan membela kehormatan-Nya, kita menjadi kesaksian bagi orang lain, sehingga mereka mengakui bahwa kita adalah anak-anak Allah. Kalau hanya berbuat baik, agama-agama lain juga mengajarkan perbuatan baik, dan umat mereka bisa mencapai kebaikan yang cukup menakjubkan. Oleh karena itu semestinyalah anak-anak Tuhan memiliki kesucian yang mencengangkan, seperti tidak berzinah (free seks). Maksudnya bukan untuk mencari pujian, bukan supaya dikagumi manusia dan bukan supaya memperoleh keuntungan dari orang lain; tetapi supaya menjadi kesaksian bagi dunia sekitar kita. Jika kita hidup dalam kekudusan, pasti mendatangkan keteduhan bagi sesama dan menjadi berkat. Orang di sekitar kita akan mengakui bahwa anak-anak Allah sangat mengagumkan dalam perbuatan. Inilah yang membuat nama Allah kita dimuliakan dan dihormati, seperti yang dilakukan oleh Timotius (1Tim. 4:12).

3. Memiliki keberanian untuk membela kepentingan-Nya

Rasul Paulus memiliki keberanian sampai di akhir hidupnya, dengan berani ia tetap serius membela Tuhan, sehingga ia berkata, “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” (2Tim. 4:7). Itulah sebabnya rasul Paulus juga dipercayai Allah untuk memenuhi rencana-rencana-Nya yang besar. Mari kita mengorbankan keberanian bahwa kita dapat mengembangkan kapasitas diri kita agar dapat dipercayai Tuhan. ini menunjukkan bahwa kita serius membela Tuhan, walaupun sebenarnya Tuhan tidak butuh pembelaan kita. Kesediaan untuk membela Tuhan tanpa batas akan menjadikan kita umat pilihan yang istimewa di mata Allah, sehingga seperti rasul Paulus, kita akan dapat meraih mahkota kebenaran yang dikaruniakan Allah.

Penutup :

Tuhan pasti akan memberi kepada setiap orang percaya kesempatan untuk membela kepentingan-Nya. Akan tetapi bila tidak ada kesempatan pun, bukan kita berdiam diri, tanpa berbuat apa pun, justru kita diberi kesempatan untuk melangkah dan bertindak dalm membela kepentingan-Nya dengan seijin serta sesuai kehendak-Nya. Membela kepentingan-Nya, sesuatu hal yang indah untuk membuat Tuhan tersenyum. Sebagai orang Kristen tentu kita ingin berdiri di pihak Tuhan. tetapi bagaimana kita sungguh-sungguh berdiri di pihak Tuhan? Berdiri di pihak Tuhan dimulai dari kesediaan kita berseberangan dengan diri kita sendiri; dimulai dari kesediaan kita untuk melawan diri kita sendiri.

DEPARTEMEN REMAJA REHOBOT MINISTRY 7