KURIKULUM PROGRAM DOKTORmesin.ft.unand.ac.id/images/Kurikulum S3.pdf · 2019-08-02 · 2 KURIKULUM...
Transcript of KURIKULUM PROGRAM DOKTORmesin.ft.unand.ac.id/images/Kurikulum S3.pdf · 2019-08-02 · 2 KURIKULUM...
1
KURIKULUM
PROGRAM DOKTOR
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
2018
2
KURIKULUM PROGRAM DOKTOR
JURUSAN TEKNIK MESIN, FAK. TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
I. VISI, MISI DAN TUJUAN
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Andalas (JTM) memiliki visi, misi,
dan tujuan sebagai berikut:
Visi
Menjadi program studi teknik mesin yang bermartabat dan bereputasi internasional.
Misi
Membangun keunggulan dalam pendidikan dan penelitian yang bereputasi
internasional serta pelayanan kepada masyarakat dalam bidang teknik mesin untuk
menghasilkan lulusan yang berbudi luhur dan berdaya saing dan mengembangkan
pengetahuan dan teknologi untuk menunjang pembangunan yang berkelanjutan.
Tujuan
Adapun, tujuan pendidikan doktor yang diselenggarakan oleh JTM adalah:
Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang teknik mesin dalam
kerangka pembangunan berkelanjutan
Menyiapkan lulusan pada praktik profesional yang lebih maju (advanced) dan
berwawasan luas baik dalam karier pendidikan, penelitian, maupun aktifitas
kreatif lainnya melalui penguasaan body of knowledge bidang teknik mesin.
II. KONTEKS
Kurikulum sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial, ekonomi, kultural, dan global.
Stark (2000) mengidentifikasikan sembilan kunci filter kontekstual yang akan
menerapkan apa yang seharusnya ada dalam kurikulum, khususnya dalam bentuk
karakteristik mahasiswa. Kesembilan kunci filter kontekstual tersebut meliputi:
o karakteristik mahasiswa
o tujuan mahasiswa
o pengaruh eksternal
o tujuan program
o tujuan institusional
o faktor-faktor pragmatis
o literatur pedagogis
o ketersediaan advis di kampus
o fasilitas dan peluang
3
Berbagai filter kontekstual tersebut dapat dibedakan ke dalam beberapa level, seperti
yang diperlihatkan pada Gb. 1 (O’Neill, 2015).
Gambar 1 Filter kontekstual dalam perencanaan kurikulum
Konteks Internasional – global, regional
Konteks internasional selalu berubah-ubah atau dinamis. Tantangan dan peluang pada
masa mendatang merekonstruksi pendidikan baik dalam tatanan sistem maupun tatanan
program. Adapun, tantangan sosio-teknis yang akan, dan segera, muncul meliputi
(Anonymous, 2004):
- Infrastruktur perkotaan;
- Infrastruktur informasi dan komunikasi;
- Teknologi untuk populasi yang menua;
- Lingkungan hidup;
- Pengelolaan masalah interdisipliner yang kompleks;
- Pengelolaan globalisasi;
- Konsumen yang semakin kritis: mutu, kustomisasi massal, personalisasi, dsb.;
- Ketegangan sosial-politik di dunia; dan
- Peningkatan diversitas di dunia kerja.
Selain itu, juga terjadi pergeseran peran insinyur seiring dengan:
- Globalisasi industri dan praktik keinsinyuran;
- Pergeseran ketenagakerjaan teknis dari perusahaan besar ke perusahaan kecil
dan menengah serta pertumbuhan semangat kewirausahaan;
- Pertumbuhan komposisi tenaga kerja teknik di sektor non-tradisional, non-teknis,
seperti manajemen, keuangan, pemasaran, kebijakan, dsb.;
- Pergeseran ke ekonomi berbasis pengetahuan;
- Peningkatan kesempatan pemanfaatan teknologi dalam pendidikan dan dunia
kerja.
4
Pada sektor pendidikan, isu yang mencuat dalam konteks global adalah mobilitas
mahasiswa lintas negara baik dalam bentuk transfer kredit, program sandwich maupun
diploma ganda.
Konteks Nasional
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah menetapkan program prioritas
untuk tahun 2015-2019 yang meliputi: 1. Peningkatan mutu, 2. Peningkatan relevansi, 3.
Peningkatan akses, 4. Peningkatan daya saing, dan 5. Perbaikan tata kelola.
Berkenaan dengan skema MEA, pemerintah juga telah menetapkan kerangka kualifikasi
nasional. Penjenjangan dalam kerangka kualifikasi tersebut diperlihatkan pada Gb 2.
Gambar 2 Penjenjangan dalam kerangka kualifikasi nasional
Untuk level 9, tingkat kemampuan kerja yang diharapkan adalah kemampuan melakukan
pendalaman dan perluasan IPTEKS, riset multi-transdisiplin. Secara khusus Badan
Kerjasama Teknik Mesin (BKSTM) Indonesia merumuskan ketrampilan kerja untuk level 9
adalah sebagai berikut:
1. Mampu mengembangkan pengetahuan dan/atau teknologi baru di bidang spesifik
yang relevan dengan sistem mekanika (mechanical system) melalui riset taat
kaidah hingga menghasilkan karya kreatif, orisinal, dan teruji;
2. Mampu memecahkan permasalahan rekayasa dan teknologi di bidang spesifik
yang relevan dengan sistem mekanika (mechanical system) melalui pendekatan
inter, multi atau transdisipliner dengan memperhatikan faktor-faktor ekonomi,
kesehatan dan keselamatan publik, kultural, sosial, lingkungan, dan konservasi
energi;
3. Mampu mengonseptualisasikan, merancang, dan mengimplementasikan riset
untuk menghasilkan pengetahuan, teknologi, metode, atau konsep baru dan
5
terdepan yang bermanfaat di bidang spesifik yang relevan dengan sistem
mekanika (mechanical system);
4. Mampu mengomunikasikan pemikiran serta hasil karyanya dengan kelompok
pakar sebidang (peer review) maupun khalayak yang lebih luas.
Sedangkan untuk penguasaan pengetahuan adalah penguasaan filosofi keilmuan bidang
pengetahuan dan keterampilan tertentu. BKSTM menjabarkan penguasaan pengetahuan
meliputi:
1. Menguasai filosofi ilmu sains rekayasa, ilmu perancangan rekayasa, serta metode
dan teknologi terkini yang relevan dengan sistem mekanika (mechanical system)
2. Menguasai body of knowledge yang substansial dan terdepan melalui akuisisi
pengetahuan dan teknologi secara sistematis pada bidang ilmu atau praktik
profesi teknik mesin.
Adapun, ketrampilan umum yang harus dimiliki lulusan program doktor berdasarkan pada
Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) adalah sebagai berikut:
1. kemampuan menemukan atau mengembangkan teori/konsepsi/gagasan ilmiah,
dan memberikan kontribusi pada pengembangan, serta pengamalan ilmu
pengetahuan dan/atau teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai
humaniora di bidang keahliannya, dengan menghasilkan penelitian ilmiah
berdasarkan metodolog ilmiah, pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif;
2. kemampuan menyusun penelitian interdisiplin, multidisiplin atau transdisiplin,
termasuk kajian teoritis dan/atau eksperimen pada bidang keilmuan, teknologi,
seni, dan inovasi yang dihasilkannya dalam bentuk desertasi, serta
mempublikasikan 2 tulisan pada jurnal ilmiah internasional terindeks;
3. kemampuan memilih penelitian yang tepat guna, terkini dan termaju dan
memberikan kemaslahatan pada umat manusia melalui pendekatan interdisiplin,
multidisiplin, atau transdisipliner, dalam rangka mengembangkan dan/atau
menghasilkan penyelesaian masalah di bidang keilmuan, teknologi, seni, atau
kemasyarakatan, berdasarkan hasil kajian tentang ketersediaan sumberdaya
internal maupun eksternal;
4. kemampuan mengembangkan peta jalan penelitian dengan pendekatan
interdisiplin, multidisiplin, atau transdisipliner, berdasarkan kajian tentang sasaran
pokok penelitian serta kontelasinya pada sasaran yang lebih luas;
5. kemampuan menyusun argumen dan solusi keilmuan, teknologi atau seni
berdasarkan pandangan kritis atas fakta, konsep, prinsip, atau teori yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika akademik, serta
mengkomunikasikannya melalui media massa atau langsung kepada masyarakat.
6. kemampuan menunjukkan kepemimpinan akademik dalam pengelolaan,
pengembangan dan pembinaan sumberdaya serta organisasi yang berada di
bawah tanggung jawabnya;
7. kemampuan mengelola, termasuk menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan
menemukan kembali data dan informasi hasil penelitian yang berada di bawah
tanggung jawabnya;
8. kemampuan mengembangkan dan memelihara hubungan kolegial dan
kesejawatan didalam lingkungan sendiri atau melalui jaringan kerja sama dengan
komunitas peneliti di luar lembaga.
6
Selain itu, SNPT juga merumuskan capaian pembelajaran untuk kategori sikap sebagai
berikut:
1. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius;
2. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan
agama, moral, dan etika;
3. berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila;
4. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;
5. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan,
serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;
6. bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat
dan lingkungan;
7. taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
8. menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
9. menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya
secara mandiri; dan
10. menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan.
Konteks Institusional
Universitas Andalas memiliki visi “terkemuka dan bermartabat”. Visi ‘terkemuka’
ditunjukkan melalui lulusan yang berdaya saing global, publikasi hasil penelitian yang
berkualitas pada level nasional maupun internasional dan disertai dengan penyebaran
hasil riset tersebut untuk mendukung kemandirian bangsa.
Adapun, visi ‘bermartabat’ ditunjukkan oleh karakter unggul yang dimiliki oleh warga dan
lulusan Unand. Karakter unggul tersebut dibangun dari elemen spiritual, ilmu, amal, dan
sosial. Keempat elemen tersebut menjadi kepribadian lulusan dan warga Unand dan akan
dapat membawa lulusan, warga dan institusi Unand mempunyai harkat dan harga diri.
Kondisi Unand terkemuka dan bermartabat dicirikan dengan:
staf akademik yang kuat, dengan kualifikasi kemampuan dalam melakukan proses
pembelajaran, penelitian serta memiliki karakter yang unggul;
publikasi yang kuat dengan berbasiskan sumber daya dan kearifan sosial dan
budaya lokal. Area kekuatan ini akan meliputi bidang-bidang yang terkait dengan
sumber daya alam hayati, kekuatan sosial budaya lokal yang unik yang menjadi
modal dan kontribusi besar untuk kemandirian bangsa;
jaringan kerjasama luas dan menjadi hubungan kerjasama bagi perguruan tinggi
regional wilayah Indonesia bagian Barat, sekaligus menjadi partner peneliti
internasional untuk bidang-bidang unggulan Unand;
menjadi alternatif destinasi bagi calon-calon mahasiswa asing yang berasal dari
kawasan Asia Tenggara, Asia Selatan serta Timur Tengah dan sekitarnya yang
ingin mendapatkan pendidikan tinggi yang berkualitas, sehingga pada tahun 2028
proporsi mahasiswa asing akan melebihi 15% dari total populasi mahasiswa;
7
penggunaan sarana teknologi informasi dan komunikasi meliputi seluruh proses
organisasi utama, baik dalam administrasi, pelayanan dan pembelajaran serta
menjadi penyokong utama bagi pengambilan keputusan;
karakter unggul yang sudah terinternalisasi dalam diri semua warga Unand,
terlihat dalam cara berfikir, cara bersikap maupun cara bertindak.
Konteks Program
JTM telah menyelenggarakan dua jenjang pendidikan akademik, yaitu sarjana dan
magister. Dalam upaya pencapaian misi, khususnya membangun keunggulan dalam
bidang penelitian yang bereputasi internasional, JTM memandang perlu untuk
menyelenggarakan pendidikan akademik pada jenjang doktor (S3). Untuk tujuan
tersebut, pada tahun 2014 dibentuk tim penyusun proposal untuk pendirian program
doktor dengan program studi bidang ilmu teknik pada lingkup fakultas. Dengan terbitnya
aturan baru dari kementerian terkait yang tidak memungkinkan untuk mendirikan
program studi dengan bidang tersebut di atas, maka usulan pendirian program
disesuaikan melaui pengubahan bidang studi, yaitu dari ilmu teknik menjadi teknik
mesin. Pada tahun 2017, JTM telah mendapatkan ijin dari pemerintah untuk
menyelenggarakan pendidikan doktor bidang teknik mesin. Dengan pembukaan
program doktor ini, misi JTM diharapkan dapat lebih diartikulasikan lagi.
Doktor merupakan kualifikasi (pendidikan) formal tertinggi (Tinker & Jackson, 2004) dan
secara internasional diakui sebagai capaian intelektual tingkat tinggi pada bidang
studi/spesialisasi tertentu (Johnston, 1997). Dalam SNPT terdapat dua jenis doktor,
yaitu doctor dan doktor terapan. Perbedaan antara keduanya diuraikan dalam Lampiran
Permenristekdikti no. 44 Than 2015 khususnya yang berkaitan dengan ketrampilan
umum.
III. FILOSOFI PENDIDIKAN
Filosofi pendidikan diperlukan sebagai fondasi dalam perencanaan kurikulum.
Ketidaksesuaian antara filosofi pendidikan dengan tujuan pendidikan dapat menjadi
rintangan dalam pembelajaran (Zinn, 1990). Selain itu, ketidaksesuaian tersebut juga
dapat menimbulkan bias dalam penilaian (assessment) terhadap hasil pembelajaran.
Pada Gb. 3 diperlihatkan tiga mahdzab filosofi pendidikan beserta teori pembelajaran
dan strategi pembelajarannya. Beberapa penulis memberikan kategori filosofi yang
berbeda.
8
Adaptasi dari: Smith and Ragan (2005) Carlile and Jordan (2002)
Gambar 3 Filosofi pendidikan, teori pembelajaran dan strategi pembelajaran
Model pengembangan kurikulum yang sederhana terpolar pada dua kutub, yaitu
kurikulum sebagai ‘produk’ dan kurikulum sebagai ‘proses’. Kurikulum berbasis capaian
pembelajaran mengadopsi kurikulum sebagai produk. Umumnya tidak ada model yang
berlaku untuk semua kondisi – one fits for all. Walaupun tidak dinyatakan secara
eksplisit, SNPT mengamanatkan pendidikan berbasis pada capaian pembelajaran.
IV. PROGRAM, PROFIL, BODY OF KNOWLEDGE, DAN CAPAIAN
PEMBELAJARAN
Program
Sesuai dengan SNPT, program doctor yang ditawarkan adalah program doktor yang
ditujukan pada penemuan kembali ilmu dan teknologi. Namun demikian, kurikulum
disusun sedemikian rupa sehingga program doktor terapan pun dapat diakomodasi.
Profil
Salah satu langkah yang biasa ditempuh dalam pengembangan kurikulum berbasis
capaian pembelajaran (outcome-based curriculum) adalah penetapan profil lulusan.
Dalam Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi, Kemenristekdikti (Anonim,
2016). profil lulusan ditafsirkan sebagai jenis pekerjaan yang akan digeluti lulusan
9
setelah menyelesaikan kuliah Sementara itu, Grayson (1978) menjabarkan bahwa profil
lulusan pada hakikatnya adalah capaian pembelajaran (program outcome).
Mendefinisikan pekerjaan lulusan dalam kurikulum tidak cukup mudah. Dengan
perkembangan teknologi dalam beberapa dekade ini, pekerjaan yang ada sekarang
mungkin tidak ada lagi pada masa mendatang dan sebaliknya, pekerjaan yang tidak ada
sekarang mungkin akan ada pada masa mendatang. Selain itu, ada kecenderungan
bahwa lulusan berganti-ganti pekerjaan dalam karier profesionalnya (Michael & Balraj,
2003). Karenanya, pendekatan yang lazim diambil adalah dengan penguatan pada
ketrampilan yang dapat dipindahkan (transferable skills).
Dalam bidang keteknikan, profesi lulusan meliputi pekerjaan keteknikan (insinyur),
bidang kepemerintahan, bidang bisnis, bidang pendidikan dan pelatihan dan lain-lain.
Pada jenjang doktor, khususnya di Indonesia belum ada pekerjaan yang secara khusus
mensyaratkan kualifikasi doktor. Pendidikan doktor umumnya diarahkan kepada
penelitian ilmiah. Namun demikian, pekerjaan penelitian dapat dilakukan tidak hanya
dengan kualifikasi doktor. Pekerjaan penelitian juga dapat dilakukan dengan kualifikasi
sarjana ataupun magister sebagaimana yang digambarkan dalam komposisi tim
teknologi (Eide, et al., 2011).
Mengacu pada karakeristik mahasiswa yang ada di Indonesia saat ini, penetapan jenis
pekerjaan lulusan doktor sebagai produk dari kurikulum juga menghadapi kendala
karena mahasiswa program doktor umumnya telah bekerja. Dalam beberapa tahun
terakhir, terdapat lulusan baru (fresh graduate) yang mendaftar sebagai mahasiswa
tingkat doktoral. Beberapa kebijakan pemerintah, seperti fast track dan PMDSU, telah
mendorong peningkatan lulusan baru untuk melanjutkan kuliah hingga program doktor.
Kebanyakan dari pelamar tersebut berorientasi sebagai dosen. Sementara itu, ketentuan
pemerintah hanya mensyaratkan gelar magister untuk menjadi dosen.
Body of knowledge
Sebagaimana disampaikan oleh Prof. Penfield (MIT) dalam presentasi di hadapan
majelis direktur ABET tanggal 16 Maret 2002, teknik mesin berakar dari dua ilmu dasar,
yaitu mekanika (abad 17 dan 18) dan termodinamika (abad 19) –(Laity, -). American
Society of Mechanical Engineers (ASME) mengidentifikasi bidang teknik mesin
tradisional meliputi bidang-bidang: otomotif, dinamika fluida dan teknik penerbangan,
pemanasan-ventilasi-pengkondisian udara (HVAC), robotika, energi dan pembangkit
tenaga, kontrol otomatik, manufakturing dan pengetahuan material, serta mekanika
padat. Adapun, bidang-bidang baru (new pop-up) dalam teknik mesin meliputi: teknik
biomedik, mikrofluidik, sistem elektromekanik mikro, teknologi nano, sistem mekanik
cerdas dan mekatronika, dan haptika. Sedangkan, topik-topik dalam pendidikan teknik
mesin berdasarkan survey terhadap 31 ketua jurusan (ASME Vision 2030) dapat dilihat
pada Tabel 1 (pada kolom kanan diperlihatkan hasil dari “5xME Workshop” , 2007:
10
Tabel 1 Topik dan ketrampilan dalam bidang teknik mesin.
ASME Vision 2030 5xME Workshop
Subyek utama yang seharusnya ada dalam kurikulum teknik mesin: - Material - Mekanika (padat dan fluida) - Desain - Manufakturing - Dinamika dan kontrol
- Material - Mekanika - Termo-fluida - Desain dan manufacturing - sistem
Ketrampilan professional yang seharusnya ada dalam kurikulum:
- Kerjasama tim - Komunikasi - Desain produk dan fabrikasi - Integrasi sistem - Software modern
- Teknologi informasi - Perumusan dan pemecahan
masalah - Komunikasi - Ketrampilan eksperimental - Kerjasama tin dan kepemimpinan
Subyek di luar teknik mesin yang seharusnya ada dalam kurikulum: - sirkuit listrik - komunikasi - bisnis - ekonomi - ilmu hayat
- Seni - Elektronika - Ilmu sosial - Biologi - Etika - bisnis
National Society of Professional Engineers, USA (Anonymous, 2013) mendefinisikan body of knowledge sebagai kapabilitas yang diperlukan oleh lulusan untuk memasuki ke dunia kerja. Kapabilitas tersebut meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku dan dibagi ke dalam tiga kategori. Secara keseluruhan kapabilitas tersebut meliputi 30 outcome:
- Kapabilitas dasar/fondasional: 1. Matematika, 2. Ilmu alam, 3. Humaniora dan
ilmu sosial
- Kapabilitas teknikal: 4. Manufakturing/konstruksi, 5. Desain, 6. Ekonomi teknik, 7.
Ilmu teknik, 8. Perangkat rekayasa, 9. Eksperimen, 10. Pemahaman dan
penyelesaian masalah, 11. Pengendalian mutu dan penjaminan mutu, 12. Risiko,
keandalan, dan ketakpastian, 13. Keamanan, 14. Dampak sosial, 15. Rekayasa
system, 16. Operasi dan perawatan, 17. Keberlanjutan dan dampak lingkungan,
18. Keluasan teknikal, 19. Kedalaman teknikal.
- Kapabilitas praktis professional: 20. Aspek bisnis dalam kerekayasaan, 21.
Komunikasi, 22. Tanggung jawab etik, 23. Pengetahuan dan kepedulian global,
24. Kepemimpinan, 25. Aspek legal dalam kerekayasaan, 26. Pembelajaran
sepanjang hayat, 27. Perilaku profesional, 28. Manajemen proyek, 29. Kebijakan
publik dan kerekayasaan, 30. Kerjasama tim.
Salah satu dari tujuan pendidikan program doktor JTM adalah mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang teknik mesin dalam kerangka pembangunan
berkelanjutan. Dalam kerangka ini, body of knowledge yang akan dikembangkan adalah
11
pengetahuan dan teknologi bidang teknik mesin dengan karakteristik ramah lingkungan,
seperti pengembangan material biodegradable, pengembangan sistem energi berbasis
energi terbarukan, dan sebagainya.
Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran diturunkan dari tujuan pendidikan. Berdasarkan tujuan
pendidikan maka pernyataan capaian pembelajaran program pendidikan doktor JTM
adalah sebagai berikut:
Setelah menyelesaikan program doktor, maka lulusan akan:
Mendemonstrasikan pengetahuan keteknikan terdepan dari state-of-the-art dan
dari area-area dalam bidang teknik mesin yang terus berkembang;
Secara sistematik mampu mereview, menganalisis, mengasimilasikan, dan
menginterpretasikan gugusan literatur ilmiah serta inovasi dalam bidang teknik
mesin;
Mampu melakukan penelitian secara mandiri sesuai dengan kaidah-kaidah
ilmiah;
V. PENYUSUNAN MATAKULIAH DAN URUTAN MATAKULIAH
5.1 Penyusunan Matakuliah
Pengalaman pembelajaran (educational experience) dirancang sedemikian rupa
sehingga pengalaman tersebut selaras dengan tujuan dan capaian pembelajaran.
Pengalaman tersebut dituangkan ke dalam materi (matakuliah) dan cara pembelajaran.
Penyusunan matakuliah dilakukan melalui tahapan berikut:
Penentuan bahan kajian untuk tiap-tiap capaian pembelajaran;
Pembentukan matakuliah yang pada hakikatnya aglomerasi dari beberapa
capaian pembelajaran; dan
Penataan kembali matakuliah untuk penyeimbangan beban capaian
pembelajaran pada masing-masing matakuliah.
Penentuan bobot sks matakuliah
Dalam Tabel A.1 diperlihatkan pemetaan antara bahan kajian dengan capaian
pembelajaran dan pada Gb.A.1 diperlihatkan penyusunan matakuliah dari bahan kajian.
Sebuah capaian pembelajaran kemungkinan diemban oleh lebih dari satu matakuliah.
Pada Tabel A.2 diperlihatkan penentuan capaian pembelajaran untuk tiap-tiap matakuliah.
BIlamana sebuah matakuliah memiliki terlalu banyak capaian pembelajaran, maka
matakuliah tersebut dipecah dan didistribusikan ke dalam beberapa semester.
Pemecahan matakuliah disertasi dperlihatkan dalam Tabel A.3.
5.1 Penyusunan Stuktur dan Urutan Matakuliah
Matakuliah yang telah dibentuk dan diberi bobot disusun ke dalam sebuah runtut
penyampaian dan disebarkan ke dalam semester-semester. Matakuliah untuk Program
Doktor Teknik Mesin disusun sebagai berikut:
12
Semester 1
No Kode Nama Mata Kuliah sks Ket.
1 TMS 701 Proposal Penelitian 4 W
2 TMS 703 Metodologi Penelitian 3 W
3 TMS 705 Kapita Selekta 1 3 W
JUMLAH 10
Semester 2
No Kode Nama Mata Kuliah sks Ket.
1 TMS 702 Kolokium 3 W
2 TMS 704 Filsafat Keteknikan 3 W
3 TMS 706 Seminar Proposal Penelitian 1 W
4 TMS 708 Kapita Selekta 2 3 W
JUMLAH 10
Semester 3
No Kode Nama Mata Kuliah sks Ket.
1 TMS 801 Penelitian & Seminar 1 4 W
2 TMS 803 Penulisan Karya Ilmiah 1 4 W
JUMLAH 8
Semester 4
No Kode Nama Mata Kuliah sks Ket.
1 TMS 802 Penelitian & Seminar 2 4 W
2 TMS 804 Penulisan Karya Ilmiah 2 4 W
JUMLAH 8
Semester 5
No Kode Nama Mata Kuliah sks Ket.
1 TMS 901 Seminar Hasil 8 W
JUMLAH 8
Semester 6
No Kode Nama Mata Kuliah sks Ket.
1 TMS 990 Disertasi 8 W
JUMLAH 8
Adapun, peta kurikulum yang menunjukan urutan matakuliah dapat dilihat pada Gb. B.1.
13
REFERENSI
Anonim (2016), Panduan penyusunan kurikulum pendidikan tinggi, Direktorat
Pembelajaran, Ditjen Pembelajaran dan Mahasiswa, Kemenristekdikti, Jakarta
Anonymous (2004), The Engineer of 2020: Visions of Engineering in the New Century,
National Academy Press, Washington, D.C.
Anonymous (2013), Engineering body of knowledge, 1st Ed., Licensure and Qualifications for Practice Committee of the National Society of Professional Engineers, USA
Grayson, L.P. (1978), On a methodology for curriculum design, Engineering Education,
December, pp. 285-295
Laity, W.E. (-), Body of knowledge – Mechanical Engineering
Michael, S.O. & L. Balraj (2003), Higher Education Institutional Collaborations: An analysis of models of joint degree programs, Journal of Higher Education Policy and Management 25 (2), pp. 131-145
O’Neill, G. (2015). Curriculum Design in Higher Education: Theory to Practice, Dublin: UCD Teaching & Learning. http://www.ucd.ie/t4cms/UCDTLP0068.pdf
Stark, J. S. (2000). Planning introductory college courses: Content, context and form.
Instructional Science, 28(5), 413–438
Zinn, L. M. (1990). Identifying your philosophical orientation. In M.W. Galbraith (Ed.), Adult
learning methods. Krieger Publ. Co. Malabar, FL,. pp. 39-56
Eide, A. R., R. Jenison, L. Northup & S. Mickelson (2011), Engineering Fundamentals and Problem Solving, McGraw-Hill Bok Co., New York
Tinkler, P. & C. Jackson, (2004) The doctoral examination process, Maidenhead: Society for Research into Higher Education and Open University Press
Johnston, S. (1997), Examining the examiners: An analysis of examiners' reports on doctoral theses, Studies in Higher Education 22 (3), pp. 333-347
14
LAMPIRAN A
Pemetaan capaian pembelajaran, bahan kajian, dan
matakuliah
Tabel A.1 Pemetaan capaian pembelajaran terhadap bahan kajian
Capaian Pembelajaran
Pe
ng
um
pu
lan d
ata
da
n
pe
ng
elo
laan
in
form
asi
Definis
i, k
ara
kte
ristik,
da
n t
ata
cara
pe
ne
litia
n
ilmia
h
Etika
Pe
rum
usa
n m
asa
lah,
pe
me
taan
pe
luan
g
Te
kn
ik k
om
un
ikasi
Fils
afa
t
Ke
pe
mim
pin
an
Me
tod
olo
gi p
em
eca
ha
n
ma
sa
lah
Revie
w lite
ratu
r, S
tate
-
of-
the
-art
Me
tod
e ilm
iah
To
pik
kh
usu
s
Sikap - KKNI menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain
S1
menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik S2
menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri
S3
Kemampuan Umum - KKNI kemampuan menemukan atau mengembangkan
teori/konsepsi/gagasan ilmiah, dan memberikan
kontribusi pada pengembangan, serta pengamalan ilmu
pengetahuan dan/atau teknologi yang memperhatikan
dan menerapkan nilai humaniora di bidang keahliannya,
dengan menghasilkan penelitian ilmiah berdasarkan
metodologi ilmiah, pemikiran logis, kritis, sistematis, dan
kreatif;
U1
kemampuan menyusun penelitian interdisiplin,
multidisiplin atau transdisiplin, termasuk kajian teoritis
dan/atau eksperimen pada bidang keilmuan, teknologi,
seni, dan inovasi yang dihasilkannya dalam bentuk
desertasi, serta mempublikasikan 2 tulisan pada jurnal
ilmiah internasional terindeks;
U2
kemampuan memilih penelitian yang tepat guna, terkini
dan termaju dan memberikan kemaslahatan pada umat
manusia melalui pendekatan interdisiplin, multidisiplin,
atau transdisipliner, dalam rangka mengembangkan
dan/atau menghasilkan penyelesaian masalah di bidang
keilmuan, teknologi, seni, atau kemasyarakatan,
berdasarkan hasil kajian tentang ketersediaan
sumberdaya internal maupun eksternal;
U3
kemampuan mengembangkan peta jalan penelitian dengan pendekatan interdisiplin, multidisiplin, atau transdisipliner, berdasarkan kajian tentang sasaran pokok penelitian serta kontelasinya pada sasaran yang lebih luas
U4
kemampuan menyusun argumen dan solusi keilmuan,
teknologi atau seni berdasarkan pandangan kritis atas
fakta, konsep, prinsip, atau teori yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika
akademik, serta mengkomunikasikannya melalui media
massa atau langsung kepada masyarakat.
U5
kemampuan menunjukkan kepemimpinan akademik
dalam pengelolaan, pengembangan dan pembinaan
sumberdaya serta organisasi yang berada di bawah
tanggung jawabnya;
U6
kemampuan mengelola, termasuk menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan kembali data dan informasi hasil penelitian yang berada di bawah tanggung jawabnya
U7
kemampuan mengembangkan dan memelihara hubungan kolegial dan kesejawatan di dalam lingkungan sendiri atau melalui jaringan kerja sama dengan komunitas peneliti di luar lembaga
U8
Ketrampilan kerja KKNI mampu mengembangkan pengetahuan dan/atau
teknologi baru dalam domain spesifik di bidang teknik K1
mesin melalui riset taat kaidah hingga menghasilkan
karya kreatif, orisinal, dan teruji
mampu memecahkan permasalahan rekayasa dan
teknologi dalam domain spesifik di bidang teknik mesin
melalui pendekatan inter, multi atau transdisipliner
dalam konteks ekonomi, kesehatan dan keselamatan
publik, kultural, sosial, lingkungan, dan konservasi
energi
K2
mampu mengonseptualisasikan, merancang, dan
mengimplementasikan riset untuk menghasilkan
pengetahuan, teknologi, metode, atau konsep baru dan
terdepan yang bermanfaat di bidang spesifik dalam
bidang teknik mesin
K3
mampu mengomunikasikan pemikiran serta hasil
karyanya dengan kelompok pakar sebidang (peer
review) maupun khalayak yang lebih luas
K4
Pengetahuan KKNI menguasai filosofi ilmu dan kerekayasaan P1 menguasai body of knowledge yang substansial dan
terdepan melalui akuisisi pengetahuan dan teknologi
secara sistematis pada bidang ilmu atau praktik profesi
teknik mesin
P2
Capaian Pembelajaran Prodi mendemonstrasikan pengetahuan keteknikan terdepan
dari state-of-the-art dan dari area-area dalam bidang
teknik mesin yang terus berkembang
I1
secara sistematik mampu mereview, menganalisis,
mengasimilasikan, dan menginterpretasikan gugusan
literatur ilmiah serta inovasi dalam bidang teknik mesin
I2
mampu melakukan penelitian secara mandiri sesuai
dengan kaidah-kaidah ilmiah I3
18
Gambar A.1 Penyusunan matakuliah dari bahan kajian
19
Tabel A.2 Penetapan capaian pembelajaran pada matakuliah
Dis
ert
asi
Me
todo
log
i
pe
ne
litia
n
Ko
lokiu
m
Fils
afa
t
Ke
tekn
ikan
Pe
nu
lisa
n
Ka
rya
Ilm
iah
To
pik
kh
usus
S1 √ √
S2 √ √
S3 √ √
U1 √ √ √
U2 √ √ √ √
U3 √ √ √
U4 √
U5 √ √
U6 √ √
U7 √ √
U8 √
K1 √ √ √ √
K2 √
K3 √ √
K4 √ √ √
P1 √
P2 √ √ √
I1 √ √ √ √
I2 √ √ √
I3 √ √
20
Tabel A.3 Penyeimbangan capaian pembelajaran pada matakuliah Disertasi melalui
pemecahan matakuliah
Matakuliah Capaian Pembelajaran
Pe
nu
lisa
n p
ropo
sa
l
Se
min
ar
pro
po
sa
l
Pe
ne
litia
n d
an
Se
min
ar
1
Pe
ne
litia
n d
an
Se
min
ar
2
Se
min
ar
Ha
sil
Dis
ert
asi
menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain
S1
menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik S2 menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri
S3
kemampuan menemukan atau mengembangkan
teori/konsepsi/gagasan ilmiah, dan memberikan
kontribusi pada pengembangan, serta pengamalan
ilmu pengetahuan dan/atau teknologi yang
memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora di
bidang keahliannya, dengan menghasilkan penelitian
ilmiah berdasarkan metodologi ilmiah, pemikiran logis,
kritis, sistematis, dan kreatif;
U1
kemampuan memilih penelitian yang tepat guna,
terkini dan termaju dan memberikan kemaslahatan
pada umat manusia melalui pendekatan interdisiplin,
multidisiplin, atau transdisipliner, dalam rangka
mengembangkan dan/atau menghasilkan
penyelesaian masalah di bidang keilmuan, teknologi,
seni, atau kemasyarakatan, berdasarkan hasil kajian
tentang ketersediaan sumberdaya internal maupun
eksternal;
U3
kemampuan mengembangkan peta jalan penelitian
dengan pendekatan interdisiplin, multidisiplin, atau
transdisipliner, berdasarkan kajian tentang sasaran
pokok penelitian serta kontelasinya pada sasaran
yang lebih luas
U4
kemampuan menunjukkan kepemimpinan akademik
dalam pengelolaan, pengembangan dan pembinaan
sumberdaya serta organisasi yang berada di bawah
tanggung jawabnya;
U6
kemampuan mengelola, termasuk menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan kembali data dan informasi hasil penelitian yang berada di bawah tanggung jawabnya
U7
kemampuan mengembangkan dan memelihara hubungan kolegial dan kesejawatan di dalam lingkungan sendiri atau melalui jaringan kerja sama dengan komunitas peneliti di luar lembaga
U8
mampu mengembangkan pengetahuan dan/atau K1
21
teknologi baru dalam domain spesifik di bidang teknik
mesin melalui riset taat kaidah hingga menghasilkan
karya kreatif, orisinal, dan teruji
menguasai body of knowledge yang substansial dan
terdepan melalui akuisisi pengetahuan dan teknologi
secara sistematis pada bidang ilmu atau praktik
profesi teknik mesin
P2
secara sistematik mampu mereview, menganalisis,
mengasimilasikan, dan menginterpretasikan gugusan
literatur ilmiah serta inovasi dalam bidang teknik
mesin
I2
mampu melakukan penelitian secara mandiri sesuai
dengan kaidah-kaidah ilmiah I3
22
LAMPIRAN B
Peta kurikulum
23
Gambar B.1 Peta kurikulum
24