Kurikulum Pendidikan Islam

download Kurikulum Pendidikan Islam

of 11

Transcript of Kurikulum Pendidikan Islam

KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN ISLAM Oleh Abdul Rauf Haris

A. Pendahuluan Sebagai salah satu konsep dalam pendidikan, kurikulum nampaknya mencakup seluruh konsep dalam pendidikan seperti tujuan, metode, konsep peserta didik, proses pembelajaran, evaluasi dan lain-lain. Bisa dikatakan kurukulum merupakan grand design bagi sebuah penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum pendidikan Islam berarti kurikulum yang didisain berdasarkan dasar filosofis yang bersumber dari ajaran Islam yakni Quran dan Sunah Rasulullah SAW. Jika ajaran Islam memandang tujuan penciptaan manusia adalah sebagai khalifah dan hamba Allah, maka tujuan akhir pendidikan dalam kurikulum mengacu pada asas ini. Jika Islam memandang manusia sebagai makhluk materil juga spiritual (rohani)_serta memiliki potensi tubuh (indera), aql dan ruh_ maka pendidikan Islam mengakomodir pengembangan baik fisik maupun rohaninya serta secara utuh mengasah potensi tubuh, aql dan ruhnya.. Dan lain sebagainya. Makalah tentang kurikulum pendidikan Islam ini bermaksud menjelaskan dasar-dasar filosofis Islam tentang pendidikan dan bagaimana dasar tersebut berpengaruh pada konsep kurikulum sebagai salah satu konsep dalam kajian pendidikan. Untuk maksud ini, makalah mengurainya ke dalam beberapa bab yakni: (1) Kurikulum dalam kajian filsafat pendidikan Islam; (2) Dasar-dasar filosofis pendidikan Islam; (3) Konsep kurikulum; (4) Kurikulum Pendidikan Islam dan (5) Simpulan.

B. Kurikulum dalam Kajian Filsafat Pendidikan Islam Makalah ini perlu mengaitkan tema yang akan dibahas, yakni kurikulum, ke dalam konteks kajian filsafat pendidikan Islam. Filsafat pendidikan merupakan titik awal dalam proses pendidikan. Ia adalah tulang punggung. Ia menjadi arah dan penunjuk jalan bagi seluruh aspek pendidikan_tujuan, kurikulum, metode, evaluasi, administrasi, alat pembelajaran dan aspek lainnya_ dalam meletakan

dasar-dasar dan tempat tegaknya 1 . Dengan demikian seluruh rumusan konsep pendidikan ditentukan oleh nilai filosofisnya. Ada banyak definisi tentang filsafat pendidikan. Salah satu definisi yang dianggap lebih sederhana dan jelas adalah bahwa filsafat pendidikan adalah sejumlah prinsip, kepercayaan, konsep, asumsi, dan premis yang ada hubungan erat dengan praktek pendidikan yang ditentukan dalam yang lengkap-melengkapi, bertalian dan selaras yang berfungsi sebagai teladan dan pembimbing bagi usaha pendidikan dan proses pendidikan dengan seluruh aspek-aspeknya dan bagi politik pendidikan di dalam suatu negara2. Islam adalah pedoman hidup bukan hanya bagi individu, juga dalam bermasyarakat. Membangun individu dan masyarakat sebagai sebuah upaya pendidikan haruslah berpedoman pada ajaran Islam tentang bagaimana manusia ideal sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Oleh karena itu perlu ditemukenali konsep-konsep Islam sekaitan dengan pendidikan dan

menjadikannya sebagai asas dalam penyelenggaraan pendidikan manusia. Perlu ditentukan sebuah prinsip-prinsip, kepercayaan, asumsi-asumsi dan premis-premis Islam dalam rumusan pendidikan. Perlu adanya sebuah filsafat pendidikan yang Islami. Dari penjelasan di atas, secara sederhana bisa dipahami definisi filsafat pendidikan Islam sebagai sejumlah prinsip, kepercayaan dan premis yang diambil dari ajaran Islam atau sesuai dengan semangatnya dan mempunyai kepentingan terapan dan bimbingan dalam bidang pendidikan3. Bahasan kurikulum pendidikan Islam dalam konteks filsafat pendidikan Islam bermaksud membahas prinsip, kepercayaan dan premis yang diambil dari ajaran Islam yang memengaruhi konsep kurikulum pendidikan Islam, berbeda dengan kurikulum nonIslam.

1 2

Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam. Jakarta:Pustaka al Husna, 1992, hlm 33 Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, 1992, hlm 41 3 Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, 1992, hlm 41

C. Dasar-Dasar Filosofis Pendidikan Islam. Islam adalah agama peradaban. Jauh-jauh hari Islam menganggap penting aspek literasi dalam pencapaian tujuan umum pendidikan yaitu membangun peradaban manusia (tadib). Ayat pertama yang diturunkan adalah perintah membaca ( )sebagai sarana mebangun peradaban, niat dan tujuan pendidikan ( , ( dan tujuan pendidikan ( ) serta metodologinya (.) Sumber nilai dalam dasar pendidikan Islam adalah al Quran, Sunnah, Qiyas, Ijma dan lainnya. Semua ini harus menjadi sumber asasi dalam prinsip penegakkan filsafat dan teori pendidikan Islam4. Ada banyak ayat yang berbicara tentang pendidikan manusia. Ada tiga istilah yang digunakan dalam ajaran Islam tentang pendidikan yakni istilah talim (misalnya dalam QS al Baqarah:31), tarbiyah (misalnya dalam QS Bani Israil:24) dan tadib. Banyaknya ayat yang bebicara mengenai pendidikan dan ragam istilahnya menunjukan Islam memiliki konsep yang jelas mengenai pendidikan. Ruang dalam makalah ini jauh dari memadai untuk membahas satu persatu ayat yang dimaksud. Sebagai upaya memenuhi tujuan penulisan dan relevansi dengan tema yang dibahas yakni kurikulum, makalah ini hanya mengambil beberapa ajaran Islam sekaitan dengan pendidikan: 1. Tujuan penciptaan manusia Dalam pendidikan Barat, manusia selalu menjadi tujuan akhir pendidikan dan menjadi acuan sentral dalam menentukan tujuan dan praktek membangun peradaban. Anthropomorfisme. Berperadaban berarti manusia bisa secara maksimal memanfaatkan alam untuk pemuasaan hidupnya. Keberhasilan menaklukkan dan mengeksplorasi alam dipandang sebagai hasil kerja manusia saja sehingga tidak diperlukan adanya laku syukur mengakui adanya

kepemurahan Allah dalam setiap upayanya. Islam berbeda. Islam secara tegas melihat manusia dalam dua motif penciptaan yakni sebagai khalifah dan hamba. Sebagaimana tersurat dalam QS al Baqarah:30,

4

Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, 1992, hlm 42

Dan Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, sesungguhnya aku hendak menjadikan khlaifah di bumi,..". Dan tercantum dalam QS adz Dazaariyat:56

Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah,..". Juga dalam al Ahzab:72

Sesungguhnya, Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir tidak akan bisa melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh manusia itu sangat lalim dan bodoh."

2. Potensi-potensi manusia Islam mengakui tidak hanya aspek jasmani sebagai potensi belajar manusia, juga rohani. Salah satu penjelasannya tercantum dalam firman Allah SWT QS al Mukminun:78

Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu yang bersyukur Juga dalam QS an Nahl ayat 11,

Dengan (air hujan) itu Dia menumbuhkan dari langit untuk kamu tanamtanaman, zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sungguh pada yang demikian itu terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir.

3. Kewajiban memikirkan kekuasaan Allah Islam mewajibkan pemeluknya untuk senantiasa bertafakur memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah. Salah satu ayat yang menjelaskan hal tersebut adalah QS Ali Imron ayat 190-191:

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi orang-orang yang berakal .

(yaitu) Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dsan bumi (seraya berkata),Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.

D. Konsep Kurikulum Kurikulum berasal dari bahasa Yunani dari kata curriculae artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu pengertian kurikulum adalah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah5. Dalam perkembangannya pengertian kurikulum ini menjadi beragam dengan penekanan yang berbeda-beda. Secara umum bisa kita temukan 4 (empat) penekanan ini yakni: a. Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran: sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. b. Kurikulum sebagai rencana pembelajaran: suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Tidak hanya terbatas pada sejumlah mata ajaran saja, melainkan meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti bangunan sekolah, alat pengajaran, perlengkapan perpustakaan, halaman sekolah dan lain-lain yang pada gilirannya memungkinkan siswa belajar secara efektif. 6 c. Kurikulum sebagai pengalaman belajar: lebih menekankan bahwa kurikulum merupakan serangkaian pengalaman belajar. Salah satu pendukung dari pandangan ini, menyatakan, curriculum is interpreted to mean all of the

5 6

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta:Bumi Aksara, 2008, hlm 16 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, hlm 17

organized courses, activities and experiences wich pupils have under direction of the school, wether in the class room or not (Romine, 1945 h.14)7 d. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Isi kurikulum merupakan susunan dan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional.8 Dari sekian banyaknya sudut pandang teori tentang kurikulum, dewasa ini disepakati bahwa pengertian kurikulum tidak lagi sebatas sejumlah mata pelajaran dan isinya saja, tetapi secara luas meliputi semua hal yang terlibat dalam lingkungan pendidikan. Ini dihubungkan dengan konsep, the curriculum is abroad and varied as the childs school environment. Broadly conceived, the curriculum embraces not only subject matter but also various aspects of the physical and social environment. The school brings the cild with his impelling flow of experiences into an environment consisting of school facilities, subject matter, other children and teachers from interaction or the child with these elements learning results.9 Setidaknya terdapat 4 komponen dalam konsep kurikulum yakni tujuan, materi, metode, organisasi dan evaluasi. Atau berdasarkan paradigma Tyler, terdapat empat pertanyaan yang harus dijawab oleh sebuah kurikulum, yaitu (1) Tujuan yang akan dicapai; (2) Isi materi apa yang harus diprogramkan untuk mencapai tujuan tersebut; (3) Bagaimana isi kurikulum tersebut diorganisasikan; (4) Bagaimana mengetahui bahwa tujuan yang akan dicapai dimiliki peserta didik.10

E. Kurikulum pendidikan Islam Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak, Rasulullah pernah bersabda demikian. Dalam pendidikan Islam proses pendidikan bertujuan untuk membangun karakter manusia yang berkepribadian Islami yang bisa mengejawantahkan dengan baik tugasnya sebagai khalifatu fil ardh sekaligus7 8

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, hlm 17-18 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, hlm 18 9 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, hlm 17 10 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktik, Yogyakarta:Ar Ruzz Media, 2009, hlm 256

sebagai seorang makhluk yang berkewajiban tunduk patuh beribadah kepada Allah SWT. Hal ini tercantum dalam firman Allah SWT QS Al Baqarah ayat 30:

Dan Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, sesungguhnya aku hendak menjadikan khlaifah di bumi,..". Juga dalam QS Adz Dzariyat ayat 56,

Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah. Dari kedua ayat tadi menjadi salah satu dasar dalam merumuskan tujuan pendidikan dalam Islam. Tujuan ini adalah bagian dalam kurikulum. Dalam konferensi internasional tentang pendidikan Islam di Islamabad pada tahun 1980 dibuat rumusan mengani tujuan pendidikan. Secara umum tujuan pendidikan adalah keseimbangan dan keutuhan pribadi yang Islami (tidak hanya inteltual dan jasmani, juga hati) yang mewujud dalam praktek ketaatan yang sempurna kepada Allah SWT. Berikut selengkapnya, education aims at the balanced growth of total personality of man through the training of mans spirit, intellect, the rational self, feeling and bodily sense. Education should, therefor, cater for the growth of man in all its aspects, spiritual, intellectual, imaginative, physical, scientific, linguistic, both individually and collectively, and motivate all these aspects toward goodness and attainment of perfection. The ultimate aim of education lies in the realization of complete submission to Allah on the level of individual, the community and humanity at large.11 Dengan demikian bisa dikatakan bahwa sebuah kurikulum Islam hendaknya berpusat pada upaya pencapaian akhlak sebagaimana tercantum di atas. Bukan hanya itu, berbeda dengan kecenderungan awal pendidikan yang lebih menimbang pengembangan kognisi, pendidikan Islam harus mengembangkan potensi selain rasio yakni hati (qalb). Oleh karena itu, metode pendidikan dalam kurikulum pendidikan Islam harus mengakomodir pengembangan qalb dan unsur rohani manusia disamping kognisinya. Ini bedasarkan pengakuan Islam terhadap potensi ruhani manusia sebagaima firman Allah SWT dalam QS Al Mukminun 78,11

Muzayyin Arifin, et al, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta:Bumi Aksara, hlm 6

Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu yang bersyukur Berbeda dengan Barat yang cenderung memisahkan ilmu agama dan umum, Islam tidak melakukan dikotomisasi ilmu pengetahuan umum atau sekuler dengan agama. Dalam kacamata Islam, ilmu hanya terbagi pada dua yakni ilmu yang bermanfaat dan ilmu yang tidak bermanfaat. Baik tema keduniaan atau agama_meski pembedaan ini terasa kurang tepat_ Islam memerintahkan pemeluknya untuk mengkaji keduanya. Hukumnya fardlu. Ada beberapa kajian yang dianggap fardlu ain, wajib dikaji dan dipahami oleh setiap muslim,yakni persoalan akidah Islam. Tetapi hal ini bukan berarti kajian keduniaan tidak menjadi wajib, akan menjadi wajib jika tidak ada sekelompok pun dari umat muslim mempelajari dan menafakuri ayat-ayat atau tanda kekuasaan Allah lainnya. Hukumnya fardlu kifayah. Dalam kaitan kurikulum pendidikan Islam, maka seharusnya tidak dilakukan pembedaan apalgi menghilangkan sama sekali ilmu fardlu ain dalam pelajaran di sekolah. Muatan dan isi pelajaran dalam kurikulum pendidikan Islam harus mengaitkan dengan cara pandang Islam dan mewajibkan pengajaran mata pelajaran fardlu ain dalam setiap proses pendidikannya. Harus ada kesimbangan antara ilmu agama dan ilmu dunia. sebuah kurikulum pendidikan Islam harus dijaga agar meliputi ilmu-ilmu bahasa dan agama, ilmu-ilmu kealaman, sebagian ilmu-ilmu yang membantu ilmu-ilmu ini seperti ilmu sejarah, geografi, sastera, syair, nahwiyyah dan balagah, serta filsafat dan logika12. Keseimbangan lain yang harus dipenuhi dalam sebuah kurikulum pendidikan Islam adalah kedekatannya dengan aspek praktis, terutama dikaitkan dengan tujuan peningkatan kesejahteraan ummat dan upaya dakwah. Berbeda dengan pengakuan Barat bahwa ilmu pengetahuan harus bebas

nilai_kenyataannya tidaklah demikian_ ilmu dalam pendidikan Islam harus sarat nilai Islam. Lebih dari itu kepentingan ilmu pengetahuan harus mengarah pada12

Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, 1992, hlm 117-118

kemaslahatan umat ketimbang meyakini ilmu untuk ilmu. Sains yang bersifat spekulatif sedikit berkembang pada zaman Islam, ilmuwan muslim lebih menyibukkan diri memahami ilmu untuk tujuan praktis untuk kesejahteraan ummat. Menjelang akhir tulisan, makalah ini mengaitkan tema kurikulum

pendidikan Islam dengan kecenderungan ilmu pengetahuan dan pendidikan Barat. Ini sebuah upaya mendudukan bahasan untuk lebih mudah dipahami. Begitu pula dalam bagian simpulan ini. Penjelasan dalam makalah ini menyiratkan perlunya mengaitkan dan menjadikan sumber-sumber ajaran Islam (Quran, Sunnah, Ijma dan Qiyas) sebagai ruh dalam konsep dan praktik pendidikan Islam, salah satunya dalam kurikulum. Jika memerhatikan pengaruh Barat _yang dalam beberapa hal prinsip bertentangan dengan Islam_ terhadap pendidikan dewasa ini, maka diperlukan adanya cara pandang Islam (islamic world view) dalam menyusun sebuah kurikulum Islam. Cara pandang Islam dalam sebuah kurikulum Islam setidaknya perlu menguatkan beberapa hal yakni: 1. 2. Pandangan Islam tentang Penciptanya (tauhid, iman dan sifat-sifat Allah); Penciptaan manusia dan tujuannya, yakni untuk menyembah Allah, untuk menjadi khalifah Nya, untuk mengajak kepada kebaikan dan melarang kejahatan, dan untuk menyebarkan ajaran islam. 3. Hubungan manusia dengan Penciptanya, yaitu kesadaran dari nya Allah, tanggung-jawab ke Allah, untuk berbuat baik perbuatan-perbuatan,

menyembah dan memohon kepada-Nya; 4. Hubungan manusia dengan lainnya, untuk membangun keadilan, untuk memiliki rasa hormat seumur hidup, harta, dan martabat, untuk

mengembangkan ahlaq dan untuk menunjukkan toleransi beragama. 5. Hubungan manusia dengan lingkungan yang menekankan perannya sebagai wakil Allah, yang akan bekerja bersama demi keselarasan dengan semua ciptaan Allah, dan untuk mengenali atau menemukan Allah melalui ciptaanNya; 6. Pengembangan diri, dengan menyiapkan tempat untuk intropeksi diri dan belajar dari kekeliruan-kekeliruan masa lampau;

7.

Tujuan manusia, yang ,untuk memnunjukkan tanggung-jawab dengan mengevaluasi peran kita, memahami hari akhir dan dampak-dampak mereka.

8.

Pengembangan etos Islam agar tercipta satu lingkungan yang bermanfaat untuk mempraktekkan Islam13

F. Kesimpulan Sebuah kurikulum pendidikan harus menjadikan sumber ajaran Islam sebagai ruh dalam konsep dan praktiknya. Dikaitkan dengan komponen sebuah kurikulum, maka tujuan pendidikan, metode, muatan atau isi pelajaran, proses pembelajaran dan evaluasi. Pertama, tujuan pendidikan harus berorintasi pada membangun akhlak peserta didik dengan mengembangkan secara lengkap potensi kemanusiaannya (tidak hanya kognisi) supaya terbentuk sikap tunduk pasrah kepada Allah SWT. Kedua, metode pendidikan haruslah secara integratif memadukan pengembangan potensi hati/ruh, rasio dan jasmani/unsur inderawi. Ketiga, muatan dan isi pelajaran tidak lagi bersifat dikotomis. Ilmu fardlu ain wajib disampaikan kepada semua peserta didik di setiap tingkat pendidikannya. Keempat, proses pembelajaran harus memerhatikan nilai dan pedoman interaksi yang bersesuaian dengan norma Islam dan kelima, evaluasi pendidikan harus berorientasi pada peningkatan kualitas dan proses, disamping menghargai setiap potensi unik setiap peserta didik. Sebuah kurikulum pendidikan Islam setidaknya perlu menimbang hal-hal berikut: (1) Berorientasi pada pembentukan akhlak (karakter) bertujuan mencetak khalifah dan abd; (2) Mengakomodir secara utuh seluruh manusia baik ruh atau qalb, rasio dan jasmanai/inderawi; (3) Pendidikan Islam dan ilmu pengetahuan harus memiliki orientasi praktis dalam meningkatkan kualitas hidup ummat. Dalam penjelasan AM Saefuddin dalam buku Islamisasi Sains dan Kampus, pendidikan dan ilmu harus memadukan fakultas dzikir, fikir dan Amal; dan (4) Pendidikan Islam harus menghargai proses dan berangkat dari pelurusan niat belajar peserta didik sebagai bagian dari ibadah. Wallaahu alamu bish shawab.

13

Rosnani Hasyim, Langkah-langkah mencapai Islamisasi Pengetahuan, WWW.inpas.online 10 Oktober 2011, 16:28 WIB

G. Daftar Pustaka Langgulung,Hasan. 1992, Asas-asas Pendidikan Islam. Jakarta:Pustaka al Husna, Hamalik, Oemar, 2008, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta:Bumi Aksara Idi, Abdullah, 2009, Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktik,

Yogyakarta:Ar Ruzz Media, 2009 Arifin, Muzayyin et al, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta:Bumi Aksara, Rosnani Hasyim, Langkah-langkah mencapai Islamisasi Pengetahuan,

WWW.inpas.online 10 Oktober 2011, 16:28 WIB