KURIKULUM

20
Oleh KHAIRUDDIN NIM. 8146132045 Kelas A1W AP KEPENGAWASAN Mata Kuliah ANALISIS KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN Dosen Pengampu Prof. Dr. SUKIRNO, M.Pd PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN KONSENTRASI KEPENGAWASAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2015

description

KURIKULUM

Transcript of KURIKULUM

Page 1: KURIKULUM

Oleh

KHAIRUDDIN

NIM. 8146132045

Kelas A1W AP KEPENGAWASAN

Mata Kuliah

ANALISIS KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu

Prof. Dr. SUKIRNO, M.Pd

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

KONSENTRASI KEPENGAWASAN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2015

Page 2: KURIKULUM

Makalah Mata Kuliah Analisis Kurikum

CHAPTER 9

HUBUNGAN KEMAHIRAN DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF

BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu yang sangat mempengaruhi keberhasilan peserta didik di sekolah

adalah perkembangan kognitif serta ketrampilan peserta didik dalam mengelola sisi

koginitifnya. Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang sangat penting

dalam perkembangan peserta didik. Guru sebagai tenaga kependidikan yang

bertanggung jawab dalam melaksanakan interaksi edukatif dan pengembangan kognitif

peserta didik, perlu memiliki pemahaman yang sangat mendalam tentang perkembangan

kognitif pada anak didiknya. Orang tua juga tidak kalah penting dalam kognitif anak

karena perkembangan dan pertumbuhan anak dimulai di lingkungan keluarga. Namun,

sebagian pendidik dan orang tua belum terlalu memahami tentang perkembangan

kognitif anak, karakteristik perkembangan kognitif, dan lain-lain yang berhubungan

dengan masalah perkembangan kognitif anak.

Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan :

pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa

(analysis), sintesa (synthesis), evaluasi (evaluation).Kognitif berarti persoalan yang

menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).

Ketrampilan kognitif merupakan keahlian individu untuk berpikir, memberi

pendapat, memahami, mengingat hal-hal yang berlangsung di lingkunan masing-

masing. Ketrampilan kognitif melibatkan aktivitas mental seperti mengingat,

mengkategori, merancang, menyelesaikan masalah, mencipta, berimaginasi dan lain-

lain. Sementara perkembangan kognitif memfokuskan pada pola peserta didik dalam

belajar dan memproses hasil pembelajarannya. Dengan demikian perkembangan

kognitif merupakan suatu proses mengembangkan daya pikir serta membina

pengetahuan peserta didik.

Page 3: KURIKULUM

Perkembangan kognitif peserta didik memberi penekanan terhadap pembinaan

pemikiran individu peserta didik. Perkembangan kognitif berpusat kepada perubahan

pemikiran anak yang berlaku dalam satu level perkembangan kepada level

perkembangan berikutnya. Perkembangan ketrampilan kognitif berdasarkan perubahan

stuktur mental peserta didik yang melibatkan bahasa, imajinasi, mental, pikiran,

penalaran dan penyelesaian masalah. Perkembangan ketrampilan kognitif dapat diukur

melalui perkembangan intelek perserta didik dengan melihat kemampuan serta

kecerdasan mereka untuk menggunakan kemahiran berpikir mereka bagi menyelesaikan

suatu masalah.

Teori perkembangan kognitif dipelopori oleh Jean Piaget dan Lev Vygotsky.

Teori-teori ini telah memainkan peranan penting dalam membantu memahami cara

berpikir anak-anak dan pola guru untuk memainkan perannya dalam perkembangan

kognitif peserta didik di sekolah. Perkembangan kognitif anak-anak memberi penekanan

terhadap pembinaan pemikiran anak-anak.

Teori kognitif dari Jean Piaget ini masih tetap diperbincangkan dan diacu dalam

bidang pendidikan. Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif bukan hanya hasil

kematangan organisme, bukan pula pengaruh lingkungan semata, melainkan hasil

interaksi diantara keduanya. Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat

aspek, yaitu 1) kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan saraf; 2) pengalaman,

yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme dengan dunianya; 3) interaksi sosial, yaitu

pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan social, dan

4) ekullibrasi, yaitu adanya kemampuan atau system mengatur dalam diri organisme

agar dia selalu mempau mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap

lingkungannya.

Perkembangan kognitif pada peserta didik merupakan suatu pembahasan yang

cukup penting bagi pengajar maupun orang tua. Perkembangan kognitif pada anak

merupakan kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan

melakukan penalaran dan pemecahan masalah yang termasuk dalam proses psikologis

yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan

lingkungannya. Dalam memahami perkembangan kognitif, guru dan orang tua harus

mengetahui proses perkembangan kognitif tersebut. Selain itu karakteristik

perkembangan kognitif peserta didik juga harus dapat dipahami semua pihak. Dengan

Page 4: KURIKULUM

pemahaman pada karakteristik perkembangan peserta didik, pengajar dan orang tua

dapat mengetahui sebatas apa perkembangan yang dimiliki anak didiknya sesuai dengan

usia mereka masing-masing, sehingga pengajar dan orang tua dapat menerapkan ilmu

yang sesuai dengan kemampuan kognitif masing-masing anak didik.

Karena itu chapter ini penulis rasa perlu dipahami secara mendalam melalui

bahasan-bahasan pada bab selanjutnya. Karena terlalu banyak guru yang mengambil

tindakan tanpa memahami aspek perkembangan kognitif peserta didik lalu terjadi hal

yang tidak diinginkan dalam pendidikan Indonesia terutama pada proses pembelajaran

di sekolah.

Page 5: KURIKULUM

BAB II

TERJEMAHAN CHAPTER 9

KEMAHIRIAN DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF;

MENCARI HUBUNGAN

Oleh : Robin M. Campbell

Bagian ini membahas tentang kemahiran kognitif dan ranah spesifiknya. Saya

mengakui bahwa ketika saya setuju untuk membahas ini, saya merasa berkekurangan

ilmu tentang hal ini. Pengetahuan saya tentang Piaget meyakinkan saya bahwa piaget

tertarik untuk ranah berpikir khusus dan dalam ranah struktur umum serta proses yang

mendukung pemikiran tersebut. Karya-karya piaget lebih mengarah pada pola belajar

pengembangan di berbagai ranah spesifik -yang dibedakan oleh konten -diikuti oleh

perkembangan sintesis progresi terpisah dalam pengembangan teori umum. ‘Ranah

kekhususan' sekarang umumnya digunakan sebagai ungkapan degungan untuk jenis

hasil yang dilaporkan oleh Chi (e.g. Chi, 1978; Chi dan Koeske, 1983); yaitu bahwa jika

termotivasi untuk memperoleh ketrampilan dalam beberapa ranah – sebagai contoh

taksonomi dinasaurus - anak-anak yang belia akan tampak untuk melakukannya, begitu

banyak sehingga mereka datang untuk melakukan fungsi dalam ranah yang mampu

dilakukan oleh orang dewasa. Aku bertanya-tanya, meskipun, jika Chi memiliki

keberanian akan keyakinannya? Apakah dia makan hidangan jamur liar dipetik dan

disiapkan oleh seorang ahli empat tahun di taksonomi jamur besar? Tetapi

meninggalkan pertanyaan tentang validitas samping, sulit untuk membuat hubungan

antara temuan ini dan produk metode Piaget biasa. Setelah semua, dalam semua tetapi

karyanya awal ia mempertimbangkan gejala-gejala yang cukup untuk pada anak-anak

dengan tugas-tugas asing, di mana tidak ada keahlian yang telah terakumulasi, tidak

ragu lagi untuk alasan yang sangat baik bahwa ia ingin memastikan bahwa belajar

berpikir lebih daripada kebiasaan beralur dan penemuan yang dieksekusi tanpa usaha

atau refleksi (lihat Campbell dan Olson, 1990).

Sebuah contoh unik adalah pada upaya koneksi antara jenis-jenis pekerjaan akan

menyarankan obsesi usia pra sekolah terampil dalam memahami penomoran atau

penghitungan dari kelas indusi jika standar penugasan diambil melalui dinasaurus lebih

Page 6: KURIKULUM

baik daripada atau alat hitung! Tapi Eksperimen Gedanken ini - saya asumsikan agak

lalai karena menggunakan fasilitas saat pengamatan-hanya berfungsi untuk mengekspos

ambiguitas dari kata 'ranah' dan batas-batas ketrampilan sejenisnya. Mungkin gagasan

ketrampilan hanya berlaku untuk ranah tertentu pada seseorang dan tidak kepada orang

lain. Apa artinya menjadi seorang terampil dalam ranah dari 1-1 korespondensi atau

bahkan dalam konservasi? Tampaknya bahwa semua-atau-tidak ada karakter dari

prestasi ini menghalangi penerapan konsep keterampilan.

Saya juga memberikan beberapa pemikiran untuk pertanyaan apakah dan

bagaimana gagasan kekhususan ranah dapat diterapkan dalam aspek Vygotsky. Salah

satu bagian yang paling luar biasa dalam pendapat Vygotsky terjadi pada halaman

pertama dari buku Thought and Language dan tampaknya untuk menyatakan minat

yang jelas dalam hubungan antara ranah dan keterkaitan pengembangan tersebut, bukan

dalam pengembangan ranah itu sendiri (Vygotsky .1962, p. 1)

[Dalam psikologi tua] diambil hubungan antara dua fungsi yang diberikan tidak

pernah bervariasi; persepsi bahwa, misalnya, selalu dihubungkan dengan cara yang

identik melalui perhatian, memori dengan persepsi, berpikir dengan memori. Sebagai

konstanta, hubungan ini bisa, dan mengabaikan faktor dalam studi fungsi yang terpisah.

Karena hubungan tetap sebenarnya tidak benar, pengembangan kesadaran dipandang

sebagai penentuan oleh perkembangan otonom fungsi tunggal. Namun semua yang

diketahui tentang perkembangan psikis menunjukkan bahwa esensi terletak pada

perubahan struktur antar fungsi kesadaran. Psikologi harus membuat hubungan ini dan

perkembangan mereka mengubah masalah utama, fokus penelitian.

Vygotsky kemudian pindah untuk menyatakan bahwa pergeseran fokus

diperlukan untuk studi produktif hubungan antara ucapan dan pikiran. Tapi ini ranah-

perhatian, persepsi, memori, pikiran-dibedakan bukan oleh konten tetapi dengan proses.

Artinya, resep Vygotsky menawarkan sesuatu yang khusus untuk dipelajari

pengembangan penalaran tentang dinosaurus atau ranah konten-didefinisikan lainnya.

Sebaliknya, itu adalah resep umum yang akan diterapkan untuk pengembangan bidang

apapun di mana kita mengekspresikan pemahaman dan penguasaan melalui bahasa.

Pemikiran awal saya pada akhirnya tentang topik itu bahwa mungkin apa yang

dimaksudkan adalah pemeriksaan proposisi (1) bahwa semua pemikiran bisa jadi ranah

yang spesifik; (2) bahwa ranah yang berbeda mungkin memerlukan kemampuan

Page 7: KURIKULUM

berpikir yang berbeda; dan (3) bahwa keterampilan yang berbeda mungkin tidak

didukung oleh ranah yang struktur berdiri sendiri dan proses dari jenis yang digariskan

oleh Piaget. Setidaknya ada beberapa daging dalam ide ini (lih Carey, 1985), bahkan

jika itu tampaknya terlalu radikal. Kami menemukan pulau kompetensi yang tampaknya

bijaksana dalam beberapa populasi khusus atau kasus, dan daya tarik untuk perbedaan

horisontal yang menghubungkan bersama prestasi dengan melibatkan kemampuan

berpikir yang sama dengan masuk akal ketika décalage yang mencakup sepuluh tahun

atau lebih-seperti halnya dalam kasus hilangnya ego, misalnya. Namun, dari sudut

pandang fenomenologis pandang satu jenis pemikiran terasa mirip dengan yang lain,

dan sistem pendidikan kita secara keseluruhan didasarkan pada gagasan bahwa subjek

mengajar tidak kognitif. Tampaknya mungkin bahwa posisi eklektik merangkul kedua

proses ranah-umum dan ranah-spesifik akan menang di sini (lih Sternberg,1989)

Itu, maka, merupakan hasil dari pemikiran awal saya tentang topik untuk sesi

ini. Saya merasa lega bahwa saya menjadi pembahas hanya daripada wajib menawarkan

kertas utama, karena itu sama sekali tidak jelas bagi saya bagaimana menangani topik.

Ketika saya datang untuk memeriksa dua makalah, namun, saya agak bingung

dengan isinya. Saya mengambil tulisan Resnick dan Le Gall, saya merasa sangat sulit

untuk membuat komentar tentang itu sama sekali. Tampaknya tidak ada banyak

berbicara tentang Piaget atau Vygotsky, dan tidak menunjukkan hubungan yang jelas

dengan isu-isu yang terkait dengan spesifisitas ranah. Di sisi positif, itu membuat

beberapa saran tentang bagaimana pendidikan praktek bisa diperbaiki, tapi ini

sayangnya ranah di mana saya tidak punya keahlian! Saya kira bahwa usulan mereka

merupakan kebiasaan umum dari pikiran tertentu mungkin diperoleh oleh rezim tertentu

sosialisasi dan edukasi berjumlah penolakan terhadap gagasan bahwa tidak ada

kemampuan berpikir ranah independen. Dan proposal mereka mungkin sejalan dengan

cara yang lebih spesifik untuk konsep Vygotskian: misalnya, mereka membuat klaim

yang masuk akal bahwa setiap potensi individu untuk belajar-atau 'zona proksimal

development' - adalah sebanyak fungsi rezim sosialisasi dan pendidikan sebagai

konstitusi individu. Namun, saya harus mengatakan bahwa saya menemukan perbedaan

yang mereka menarik antara 'tujuan kinerja' dan sulit dipahami tujuan pembelajaran '.

Tentu saja, mereka mengasosiasikan beberapa ciri-ciri kepribadian dengan mengejar

satu, dan lain-lain dengan mengejar yang lain, tapi apa yang mendefinisikan perbedaan

Page 8: KURIKULUM

antara kedua macam tujuannya adalah tak tertulis dan pasti renggang. Demikian pula

perbedaan antara 'entitas' dan teori 'tambahan' kecerdasan. Jika saya seorang kepala

sekolah dan Anda menyarankan saya untuk 'sengaja bersosialisasi belajar orientasi

tujuan', saya tentu saja akan bergumam bahwa sebagai kepala sekolah hanya saya tidak

memiliki kekuatan untuk menentukan kurikulum atau metode pengajaran, tapi saya juga

akan bertanya-tanya apa yang di dalam pikiran anda. Di sisi lain, mungkin jika saya

benar-benar seorang kepala sekolah saya akan tahu apa yang Resnick dan Le Gall

dimaksud dengan saran ini.

Beralih ke makalah Bryant, di sini setidaknya saya temui ground lebih akrab,

meskipun ground saya pikir adalah aritmatika daripada klaim judul matematika. Pasti

ada perbedaan, dan salah satu mungkin relevan dengan topik kita, karena matematika

adalah ranah-independen atau umum sedangkan aritmatika tegas terkait dengan ranah

kuantitas dan pengukuran.

Saya sangat dianjurkan untuk membaca, seluruh tulisan, banyak pernyataan

menarik perhatian pada nilai dan kecerdasan pekerjaan Piaget pada aritmatika dan

pengukuran. Sangat disayangkan bahwa buku berpengaruh yang diterbitkan oleh Bryant

(1974) dan oleh guru saya sendiri Donaldson (1978) -yang keduanya pada waktu itu

pengagum Piaget dan yang pasti membaca Piaget secara menyeluruh dan hati-hati-

terutama terdiri dari kritik dari hasil Piaget dan kesimpulan. Ada sedikit keraguan

bahwa kritik-kritik ini pergi terlalu jauh (lihat Emas, 1987). Memang, tampaknya bagi

saya bahwa perawatan umum pekerjaan Piaget oleh psikolog di Inggris dan Amerika

telah sering agak tercela. Dalam kasus terburuk, pendapat nyaman kerja yang santai

dibangun dari pembacaan beberapa halaman dari salah satu bukunya, atau lebih buruk,

dari beberapa rekening bekas. Pendapat ini, sering cacat dan dangkal, menyebabkan

eksperimen mentah yang dirancang untuk menolak mereka, dan editor naif atau

complaisant mempublikasikan belum kertas lain membuktikan versi sepenuhnya

menyalahkan 'Teori Piaget' memadai. Penghinaan untuk Piaget sangat kuat di Inggris,

dan tanda ampuh penghinaan ini adalah tidak tersedianya buku Piaget. Ketika saya

terakhir melihat, satu-satunya buku Piaget di cetak dari penerbit Inggris adalah

Sosiological Study, yang diterbitkan oleh Routledge. Begitu rendah permintaan untuk

karyanya yang bahkan ringkasan yang sangat baik oleh Gruber dan Vonèche (1977)

sudah lama tidak dicetak. Jika seratus Piaget harusnya sangat berarti lebih dari tanda

Page 9: KURIKULUM

hormat tanda, maka harus mengarah pada evaluasi ulang dari nilai pekerjaan Piaget,

kesadaran yang lebih besar dari nilai sebenarnya membacanya, dan ketersediaan yang

lebih luas dari buku-buku.

Dalam presentasi lisannya, Bryant mengatakan bahwa buku Piaget panjang dan

sering agak sulit untuk menyelesaikan. Ini bukan karena mereka membosankan, tetapi

karena mereka padat ilustrasi dan berdebat serta cenderung untuk menyelesaikan

dengan analisis yang panjang dan rumit konsep dan transisi dari teori perkembangan.

Tapi membaca buku tulisan untuk kesimpulan sering membayar, seperti Bryant

menunjukkan dalam hubungannya dengan pekerjaan pada satu-banyak korespondensi,

yang disajikan di akhir Piaget (1952). Saya membaca Play, Mimpi dan Imitasi sampai

akhir beberapa tahun yang lalu dan menemukan bagian menakjubkan berikut (Piaget,

1951, ch 8, sekte 4)

Asimilasi Perwakilan dimulai sebagai proses sentrasi ... Dihadapkan dengan

berbagai objek yang membandingkan pengaturan mereka ke dalam kelas ... anak yang

di ambang alam perwakilan tidak mampu menempatkan pada data tingkat yang sama

saat ini dan data sebelumnya untuk yang diasimilasi. Sesuai dengan kepentingan dan

obyek yang menarik perhatiannya pada titik awal perbuatannya, yang berpusat ... dan

asimilasi orang lain. Selain itu, justru karena salah satu unsur berpusat sebagai prototipe

atau sampel yang representatif dari himpunan, skema set ini, alih-alih mencapai negara

abstrak yang mencirikan konsep, terus dikaitkan dengan representasi individu yang khas

ini, yaitu untuk gambar.

Selain itu, pada bagian sekitarnya, Piaget menjelaskan pada tahun 1945 jenis

struktur berbasis prototipe untuk awal konsep 'independen' direkonstruksi oleh Rosch

dan lain-lain pada 1970-an tengah (misalnya Rosch et al.,1976)

Sejauh kerja dilaporkan dalam makalah Bryant, hal ini tentunya tidak anti-

Piaget. Sebaliknya, percobaan menarik dan pandai melengkapi dan memperjelas analisis

Piaget perkembangan prinsip-prinsip aritmatika. Memang, saya berpikir bahwa ini

adalah benar karya awal Bryant juga, bahkan jika kesimpulan pada waktu yang lebih

agresif dinyatakan.

Ada beberapa pengamatan tentang percobaan ini :

1. Manipulasi menarik di Frydman dan Bryant (1988) eksperimen berbagi yang

menyebabkan kinerja yang lebih baik dari usia empat tahun bisa lebih jauh dari

Page 10: KURIKULUM

yang diperlukan. Sebuah batu bata kuning ganda merupakan satu hal dan juga

dua hal. Tapi 'dua-an' dari batu bata kuning ganda mungkin tidak penting untuk

anak-anak ini lebih muda. Mungkin manipulasi menggunakan batu bata biru dan

kuning di tunggal dan ganda berhasil tidak begitu banyak karena itu membuat

korespondensi hidup pada setiap langkah dari proses berbagi, tetapi karena

penggunaan dua warna membuat 'dua-an' dari bata ganda lebih menonjol .

2. Meskipun Bryant cenderung untuk memotong ini, saya berpikir bahwa

kekhawatiran Trabasso benar bahwa hasil dari pelatihan yang panjang

diperlukan dalam percobaan cerdik mereka pada transitif inferensi untuk

pembangunan gambar tongkat bersambung dengan benar. Bukti utama untuk

hasil ini adalah bahwa laten untuk merespon pada uji coba inferensi kritis lebih

pendek dari laten untuk premis percobaan-tempat yang menyusun kesimpulan

tersebut. Tentunya jika ada sesuatu yang dihitung sebagai 'membuat

kesimpulan', maka harus mendapatkan hubungan kebalikan dari latensi. Tentu

saja, pembangunan citra bersambung tergantung pada transitif inferensi tapi ini

hanya memperkuat titik yang dibuat oleh Perner dan Mansbridge, kebobolan

oleh Bryant, bahwa pelatihan prosedur-bagi anak-anak yang dilengkapi untuk

bertahan hidup itu-kereta kesimpulan serta mengamankan premis recall.

3. Ada masalah yang cukup jelas dalam membandingkan Bryant dan tugas

pengukuran Kopytynska dengan tugas Piaget. Dalam kedua tidak mungkin

bahwa seorang anak akan mengambil tongkat dan membesarkannya bersama

menara kecuali dia punya niat untuk mengukur. Tapi jika anak ditawarkan blok

dengan lubang di dalamnya dan tongkat yang sesuai lubang tampaknya sangat

mungkin bahwa tongkat akan dimasukkan ke dalam lubang! Saya harapkan

bahkan dua tahun untuk melakukan hal ini dalam hitungan detik, dan tentu saja

tanpa memikirkan pengukuran. Anak yang lebih tua mungkin juga memasukkan

tongkat spontan dan hanya kemudian melihat peluang potensial untuk

pengukuran. Mungkin bahwa berbagai kontrol dan cara-cara alternatif untuk

menilai kinerja dalam penelitian Bryant dan Kopytynska yang menghilangkan

semacam ini penjelasan tapi data dalam laporan asli meninggalkan kemungkinan

ini agak terbuka untuk penyelidikan lebih lanjut. Mungkin juga, bahwa analisis

Piaget pengukuran sebagai aplikasi transitif inferensi pantas beberapa refleksi.

Page 11: KURIKULUM

Hubungan antara pengukuran tongkat (atau bagian dari itu) dan menara benar

dianggap sebagai salah satu kesetaraan atau mungkin tidak akan berpikir lebih

baik sebagai hubungan representasi tinggi menara atau kedalaman lubang itu?

Saya tidak yakin apakah analisis ini membuat pengukuran lebih atau kurang

prestasi rumit dari analisis standar, tapi setidaknya mungkin ada beberapa

perbedaan antara pengukuran dan aplikasi lebih mudah dari transitif inferensi.

4. Akhirnya, dan putus asa mencari koneksi ke topik diiklankan kami, sejarah

panjang penelitian tentang transitif inferensi adalah demonstrasi yang sangat

baik dari penerapan seperangkat keterampilan ranah kognitif secara spesifik.

Apa yang ada di benak saya di sini adalah mereka yang bergerak taktis

memetakan di Smedslund (1969). Makalah yang disajikan dirinya sebagai

semacam daftar faktor yang harus diperhatikan jika didiagnosis perkembangan

kognitif harus dilakukan secara akurat. Mengabaikan faktor-faktor tertentu

dalam prosedur eksperimental. Seperti beban memori atau lisan sulit instruksi-

bisa menyebabkan kesalahan meremehkan kemampuan; mengabaikan faktor-

seperti lainnya solusi persepsi, isyarat atau menebak, bisa menyebabkan

kesalahan kemampuan over-estimasi. Bahkan, kertas digunakan sebagai buku

pegangan untuk Piaget-'bashing ', terutama oleh Smedlund sendiri. Dan telah

digunakan secara efektif oleh para pembela Piaget juga, Tidak ada keraguan

bahwa analisis kritis percobaan perkembangan menggunakan toolkit intelektual

Smedslund, dengan beberapa suplemen yang lebih baru, adalah keterampilan di

jantung eksperimental yang terjadi di seluruh tubuh karya Piaget, dan itu adalah

studi tentang transitif kesimpulan bahwa kita harus berterima kasih.

Page 12: KURIKULUM

BAB III

ANALISIS CHAPTER 9

3.1. Kekuatan Chapter

Chapter 9 ini memberikan pemahaman tentang hubungan kemahiran dan

perkembangan kognitif. Bab ini mengkritisi tentang pendapat perkembangan kognitif

yang dicetuskan oleh Piaget serta Vygotsky.

Piaget menyimpulkan dari penelitiannya bahwa organisme bukanlah agen yang

pasif dalam perkembangan genetik. Perubahan genetik bukan peristiwa yang menuju

kelangsungan hidup suatu organisme melainkan adanya adaptasi terhadap

lingkungannya dan adanya interaksi antara organisme dan lingkungannya. Dalam

responnya organisme mengubah kondisi lngkungan, membangun struktur biologi

tertentu yang ia perlukan untuk tetap bisa memoertahankan hidupnya. Perkembangan

kognitif yang dikembangkan Piaget banyak dipengaruhi oleh pendidikan awal Piaget

dalam bidang biologi. Dari hasil penelitiannya dalam bidang biologi. Ia sampai pada

suatu keyakinan bahwa suatu organisme hidup dan lahir dengan dua kecenderunngan

yang fundamental, yaitu kecenderungan untuk : (1) beradaptasi dan (2) organisasi

(tindakan penataan).

Lev Vygotsky (1896-1934) berpendapat bahwa perkembangan kognitif dan

bahasa anak-anak tidak berkembang dalam suatu situasi sosial yang hampa. Vygotsky

adalah pengagum Piaget. Walaupun setuju dengan Piaget bahwa perkembangan kognitif

terjadi secara bertahap dan dicirikan dengan gaya berpikir yang berbeda-beda, tetapi

Vygotsky tidak setuju dengan pandangan Piaget bahwa anak menjelajahi dunianya

sendiri dan membentuk gambaran realitas batinnya sendiri. Teori Vygotsky

menawarkan suatu potret perkembangan manusia sebagai sesuatu yang tidak

terpisahkan dari kegiatan-kegiatan sosial dan budaya. Vygotsky menekankan bagaimana

proses-proses perkembangan mental seperti ingatan, perhatian, dan penalaran

melibatkan pembelajaran menggunakan temuan-temuan masyarakat seperti bahasa,

sistem matematika, dan alat-alat ingatan.

Penekanan Vygotsky pada peran kebudayaan dan masyarakat di dalam

perkembangan kognitif berbeda dengan gambaran Piaget tentang anak sebagai ilmuwan

kecil yang kesepian. Piaget memandang anak-anak sebagai pembelajaran lewat

Page 13: KURIKULUM

penemuan individual, sedangkan Vygotsky lebih banyak menekankan peranan orang

dewasa dan anak-anak lain dalam memudahkan perkembangan si anak. Menurut

Vygotsky, anak-anak lahir dengan fungsi mental yang relatif dasar seperti kemampuan

untuk memahami dunia luar dan memusatkan perhatian. Namun, anak-anak tak banyak

memiliki fungsi mental yang lebih tinggi seperti ingatan, berfikir dan menyelesaikan

masalah.

Penulis mengambil kesimpulan dari dua makalah yang dilaksanakan oleh (1)

Resnick dan Le Gall dan (2) Bryant. Bahasan tentang penelitian Resnick memberi

pemahaman kepada penulis ternyata adanya penolakan terhadap konsep perkembangan

kognitif Piaget, hasil penelitian ini lebih mengarahkan kecenderungan dengan konsep

yang diberikan oleh Vygotsky. Di sisi positif, itu membuat beberapa saran tentang

bagaimana pendidikan praktek bisa diperbaiki. Setiap potensi individu untuk belajar-

atau 'zona proksimal development' - adalah sebanyak fungsi rezim sosialisasi dan

pendidikan sebagai konstitusi individu. Sementara hasil penelitian Bryant, lebih

mengarah pada kekuatan kognitif dari teori Piaget. Namun dalam presentasi lisannya,

Bryant mengatakan bahwa buku Piaget panjang dan sering agak sulit untuk

menyelesaikan. Ini bukan karena mereka membosankan, tetapi karena mereka padat

ilustrasi dan berdebat serta cenderung untuk menyelesaikan dengan analisis yang

panjang dan rumit konsep dan transisi dari teori perkembangan.

Bagi penulis, bahasan pada chapter ini cukup menarik untuk memancing

pengetahuan penulis tentang dua tokoh besar dalam dunia perkembangan kognitif, yaitu

Piaget dan Vygotsky. Penulis mencari tahu apa yang menjadi perbedaan besar dalam

memberikan konsep teori perkembangan dan kemahiran kognitif dari Piaget dan

Vygotsky. Teori keduanya melahirkan penelitian bagi perkembangan ilmu baru dalam

pemahaman, serta perkembangan dan kemahiran kognitif yang tidak hanya di

lingkungan keluarga, namun yang penting juga bagi dunia pendidikan.

3.2. Kelemahan Chapter

Chapter 9 ini menurut penulis memiliki kelemahan pembahasan yang kurang

komprehensif tentang kemahiran dan perkembangan kognitif. Penulis artikel ini (Robin

M. Campbell) tidak terlalu tegas menggambarkan hubungan keduanya, antara

kemahiran kognitif dan perkembangan kognitif.

Page 14: KURIKULUM

Penulis artikel tidak memberikan perbedaan antara pemikiran perkembangan

kognitif Piaget dengan Vygotsky. Penulis hanya memberi pemisah perbandingan

penelitian Resnick dan Le Gall dengan Bryant.

Bagi pemula seperti saya (penulis), dengan pemahaman yang masih dangkal

tetang perkembangan kognitif dan kemahirannya, saya tentu banyak yang tidak saya

pahami dari konten artikel yang ditulis oleh Robin M. Campbell. Terlebih Robin juga

terlalu sering mencela dirinya sendiri di artikel.

3.3. Rangkuman Chapter

Karya-karya piaget lebih mengarah pada pola belajar pengembangan di berbagai

ranah spesifik. Tidak ada keahlian yang telah terakumulasi, tidak ragu lagi untuk alasan

yang sangat baik, Piaget ingin memastikan bahwa belajar berpikir lebih daripada

kebiasaan beralur dan penemuan yang dieksekusi tanpa usaha atau refleksi.

Vygotsky menyatakan bahwa pergeseran fokus diperlukan untuk studi produktif

hubungan antara ucapan dan pikiran. Artinya, resep Vygotsky menawarkan sesuatu

yang khusus untuk dipelajari pengembangan penalaran atau ranah konten. Sebaliknya,

itu adalah resep umum yang akan diterapkan untuk pengembangan bidang apapun di

mana kita mengekspresikan pemahaman dan penguasaan melalui bahasa.

Pemikiran awal Campbell (penulis artikel) pada akhirnya tentang topik ini

bahwa mungkin apa yang dimaksudkan adalah pemeriksaan proposisi (1) bahwa semua

pemikiran bisa jadi ranah yang spesifik; (2) bahwa ranah yang berbeda mungkin

memerlukan kemampuan berpikir yang berbeda; dan (3) bahwa keterampilan yang

berbeda mungkin tidak didukung oleh ranah yang struktur berdiri sendiri dan proses dari

jenis yang digariskan oleh Piaget. Tulisan Resnick dan Le Gall, tampaknya tidak ada

banyak berbicara tentang Piaget atau Vygotsky, dan tidak menunjukkan hubungan yang

jelas dengan isu-isu yang terkait dengan spesifisitas ranah. Di sisi positif, itu membuat

beberapa saran tentang bagaimana pendidikan praktek bisa diperbaiki. Proposal mereka

mungkin sejalan dengan cara yang lebih spesifik untuk konsep Vygotskian: misalnya,

mereka membuat klaim yang masuk akal bahwa setiap potensi individu untuk belajar-

atau 'zona proksimal development'. Makalah Bryant, lebih mengarah pada konsep

Piaget, namun dalam presentasi lisannya, Bryant mengatakan bahwa buku Piaget

panjang dan sering agak sulit untuk menyelesaikan. Ini bukan karena mereka

membosankan, tetapi karena mereka padat ilustrasi dan berdebat serta cenderung untuk

Page 15: KURIKULUM

menyelesaikan dengan analisis yang panjang dan rumit konsep dan transisi dari teori

perkembangan.

Page 16: KURIKULUM

BAB IV

IMPLIKASI KEMAHIRAN DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF

BAGI KURIKULUM INDONESIA

4.1. Teori Perkembangan Kognitif Piaget

Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu:

1) kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan syaraf; Kematangan sistem syaraf

menjadi penting karena memungkinkan anak memperoleh manfaat secara

maksimum dari pengalaman fisik. Kematangan membuka kemungkinan untuk

perkembangan sedangkan kalau kurang hal itu akan membatasi secara luas

prestasi secara kognitif. Perkembangan berlangsung dengan kecepatan yang

berlainan tergantung pada sifat kontak dengan lingkungan dan kegiatan belajar

sendiri.

2) pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme dengan dunianya;

Interaksi antara individu dan dunia luar merupakan sumber pengetahuan baru,

tetapi kontak dengan dunia fisik itu tidak cukup untuk mengembangkan

pengetahuan kecuali jika intelegensi individu dapat memanfaatkan pengalaman

tersebut.

3) interaksi sosial, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya

dengan lingkungan sosial. Lingkungan sosial termasuk peran bahasa dan

pendidikan, pengalaman fisik dapat memacu atau menghambat perkembangan

struktur kognitif

4) ekuilibrasi, yaitu adanya kemampuan atau sistem mengatur dalam diri organisme

agar dia selalu mempau mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri

terhadap lingkungannya. Proses pengaturan diri dan pengoreksi diri (ekuilibrasi),

mengatur interaksi spesifik dari individu dengan lingkungan maupun

pengalaman fisik, pengalaman sosial dan perkembangan jasmani yang

menyebabkan perkembangan kognitif berjalan secara terpadu dan tersusun baik.

Dalam pandangan Piaget, anak-anak secara aktif membangun dunia kognitif

mereka dengan menggunakan skema untuk menjelaskan hal-hal yang mereka

alami. Skema adalah struktur kognitif yang digunakan oleh manusia untuk

mengadaptasi diri terhadap lingkungan dan menata lingkungan ini secara

Page 17: KURIKULUM

intelektual. Piaget (1952) mengatakan bahwa ada dua proses yang bertanggung jawab

atas seseorang menggunakan dan mengadaptasi skema mereka:

1. Asimilasi adalah proses menambahkan informasi baru ke dalam skema yang sudah

ada. Proses ini bersifat subjektif, karena seseorang akan cenderung memodifikasi

pengalaman atau informasi yang diperolehnya agar bisa masuk ke dalam skema

yang sudah ada sebelumnya.

2. Akomodasi adalah bentuk penyesuaian lain yang melibatkan pengubahan atau

penggantian skema akibat adanya informasi baru yang tidak sesuai dengan skema

yang sudah ada. Dalam proses ini dapat pula terjadi pemunculan skema yang baru

sama sekali.

Piaget membagi perkembangan kognitif anak ke dalam 4 periode utama yang

berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia:

1. Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)

Bagi anak yang berada pada tahap ini, pengalaman diperoleh melalui fisik

(gerakan anggota tubuh) dan sensori (koordinasi alat indra). Pada mulanya

pengalaman itu bersatu dengan dirinya, ini berarti bahwa suatu objek itu ada bila

ada pada penglihatannya. Perkembangan selanjutnya ia mulai berusaha untuk

mencari objek yang asalnya terlihat kemudian menghiang dari pandangannya, asal

perpindahanya terlihat. Akhir dari tahap ini ia mulai mencari objek yang hilang

bila benda tersebut tidak terlihat perpindahannya. Objek mulai terpisah dari

dirinya dan bersamaan dengan itu konsep objek dalam struktur kognitifnya pun

mulai dikatakan matang. Ia mulai mampu untuk melambungkan objek fisik ke

dalam symbol-simbol, misalnya mulai bisa berbicara meniru suara kendaraan,

suara binatang, dll.

2. Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)

Tahap ini adalah tahap persiapan untuk pengorganisasian operasi konkrit. Pada

tahap ini pemikiran anak lebih banyak berdasarkan pada pengalaman konkrit

daripada pemikiran logis, sehingga jika ia melihat objek-ojek yang kelihatannya

berbeda, maka ia mengatakanya berbeda pula. Pada tahap ini anak masih berada

pada tahap pra operasional belum memahami konsep kekekalan (conservation),

yaitu kekekalan panjang, kekekalan materi, luas, dll. Selain dari itu, cirri-ciri anak

Page 18: KURIKULUM

pada tahap ini belum memahami dan belum dapat memikirkan dua aspek atau

lebih secara bersamaan.

3. Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)

Pada umumnya anak-anak pada tahap ini telah memahami operasi logis dengan

bantuan benda benda konkrit. Kemampuan ini terwujud dalam memahami konsep

kekekalan, kemampuan untuk mengklasifikasikan dan serasi, mampu memandang

suatu objek dari sudut pandang yang berbeda secara objektif. Anak pada tahap ini

sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika, tetapi hanya objek

fisik yang ada saat ini (karena itu disebut tahap operasional konkrit). Namun,

tanpa objek fisik di hadapan mereka, anak-anak pada tahap ini masih mengalami

kesulitan besar dalam menyelesaikan tugas-tugas logika.

4. Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)

Anak pada tahap ini sudah mampu melakukan penalaran dengan menggunakan

hal-hal yang abstrak dan menggunakan logika. Penggunaan benda-benda konkret

tidak diperlukan lagi. Anak mampu bernalar tanpa harus berhadapan dengan

dengan objek atau peristiwa berlangsung. Penalaran terjadi dalam struktur

kognitifnya telah mampu hanya dengan menggunakan simbol-simbol, ide-ide,

astraksi dan generalisasi. Ia telah memiliki kemampuan-kemampuan untuk

melakukan operasi-operasi yang menyatakan hubungan di antara hubungan-

hubungan, memahami konsep promosi.

Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky

Seperti Piaget, Vygotsky menekankan bahwa anak-anak secara aktif menyusun

pengetahuan mereka. Akan tetapi menurut Vygotsky, fungsi-fungsi mental memiliki

koneksi-koneksi sosial. Vygotsky berpendapat bahwa anak-anak mengembangkan

konsep-konsep lebih sistematis, logis, dan rasional sebagai akibat dari percakapan

dengan seorang penolong yang ahli.

1. Konsep Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)

Zona Perkembangan Proksimal adalah istilah Vygotsky untuk rangkaian tugas

yang terlalu sulit dikuasai anak seorang diri tetapi dapat diipelajari dengan

bantuan dan bimbingan orang dewasa atau anak-anak yang terlatih. Menurut teori

Vygotsky, Zona Perkembangan Proksimal merupakan celah antara actual

Page 19: KURIKULUM

development dan potensial development, dimana antara apakah seorang anak

dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak

dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa atau kerjasama dengan

teman sebaya. Batas bawah dari ZPD adalah tingkat keahlian yang dimiliki anak

yang bekerja secara mandiri. Batas atas adalah tingkat tanggung jawab tambahan

yang dapat diterima oleh anak dengan bantuan seorang instruktur. Maksud dari

ZPD adalah menitikberatkan ZPD pada interaksi sosial akan dapat memudahkan

perkembangan anak.

2. Konsep Scaffolding

Scaffolding ialah perubahan tingkat dukungan. Scaffolding adalah istilah terkait

perkembangan kognitif yang digunakan Vygotsky untuk mendeskripsikan

perubahan dukungan selama sesi pembelajaran, dimana orang yang lebih terampil

mengubah bimbingan sesuai tingkat kemampuan anak.Dialog adalah alat yang

penting dalam ZPD. Vygotsky memandang anak-anak kaya konsep tetapi tidak

sistematis, acak, dan spontan. Dalam dialog, konsep-konsep tersebut dapat

dipertemukan dengan bimbingan yang sistematis, logis dan rasional.

3. Bahasa dan Pemikiran

Menurut Vygotsky, anak menggunakan pembicaraan bukan saja untuk

komunikasi sosial, tetapi juga untuk membantu mereka menyelesaikan tugas.

Lebih jauh Vygotsky yakin bahwa anak pada usia dini menggunakan bahasa unuk

merencanakan, membimbing, dan memonitor perilaku mereka. Vygotsky

mengatakan bahwa bahasa dan pikiran pada awalnya berkembang terpisah dan

kemudian menyatu. Anak harus menggunakan bahasa untuk berkomunikasi

dengan orang lain sebelum mereka dapat memfokuskan ke dalam pikiran-pikiran

mereka sendiri. Anak juga harus berkomunikasi secara eksternal dan

menggunakan bahasa untuk jangka waktu yang lama sebelum mereka membuat

transisi dari kemampuan bicara ekternal menjadi internal.

Jean Piaget (1896-1980) pakar psikologi dari Swiss, mengatakan bahwa anak

dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Teori Jean Piaget tentang

perkembangan kognitif memberikan batasan kembali tentang kecerdasan, pengetahuan

dan hubungan anak dengan lingkungannya.

Page 20: KURIKULUM

Jean Piaget dikenal dengan teori perkembangan intelektual yang menyeluruh,

yang mencerminkan adanya kekuatan antara fungsi biologi dan psikologis. Bayi lahir

dengan refleks bawaan, skema dimodifikasi dan digabungkan untuk membentuk tingkah

laku yang lebih kompleks. Pada masa kanak-kanak, anak belum mempunyai konsepsi

tentang objek yang tetap. Ia hanya dapat mengetahui hal-hal yang ditangkap dengan

indranya. Anak telah dapat mengetahui simbol-simbol matematis, tetapi belum dapat

menghadapi hal-hal yang abstrak (tak berwujud).

Lev Vygotsky (1896-1934) berpendapat bahwa perkembangan kognitif dan

bahasa anak-anak tidak berkembang dalam suatu situasi sosial yang hampa. Vygotsky

tidak setuju dengan pandangan Piaget bahwa anak menjelajahi dunianya sendiri dan

membentuk gambaran realitas batinnya sendiri. Vygotsky menekankan bagaimana

proses-proses perkembangan mental seperti ingatan, perhatian, dan penalaran

melibatkan pembelajaran menggunakan temuan-temuan masyarakat seperti bahasa,

sistem matematika, dan alat-alat ingatan.

Penekanan Vygotsky pada peran kebudayaan dan masyarakat di dalam

perkembangan kognitif lebih banyak menekankan peranan orang dewasa dan anak-anak

lain dalam memudahkan perkembangan si anak. Menurut Vygotsky, anak-anak lahir

dengan fungsi mental yang relatif dasar seperti kemampuan untuk memahami dunia luar

dan memusatkan perhatian. Namun, anak-anak tak banyak memiliki fungsi mental yang

lebih tinggi seperti ingatan, berfikir dan menyelesaikan masalah. Pada intinya dapat

disimpulkan bahwa dalam teori Vygotsky mengandung banyak unsur psikologi

pendidikan, khususnya pokok bahasan pendidikan dan budaya.

Kurikulum pendidikan Indonesia terutama dalam pembelajarannya lebih

memberikan acuan terhadap pola pengembangan kognitif Piaget, terutama pada

taksonomi bloom, yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention),

penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (synthesis), evaluasi (evaluation).

Sementara dalam hal pembelajaran di kelas, yaitu metode dan model

pembelajaran di kelas, guru lebih cenderung menggunakan konsep kognitif Vygotsky,

yaitu konsep Konsep Zona Perkembangan Proksimal (ZPD), Scaffolding dan Bahasa

Pemikiran.