Kuantitatif - Pengaruh Media Pembelajaran Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar - BAB I

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengendalian diri, berkomunikasi dengan baik, berkepribadian, kecerdasan, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Manusia selain sesosok individu, dia juga adalah makhluk sosial. Dia adalah komponen penting dari suatu organisme masyarakat. Sosok individu yang bijaksana, tapi tidak mau menyumbangkan apa-apa apa-apa bagi masyarakatnya, bukanlah yang diajarkan agama maupun pendidikan. Setiap individu punya kewajiban untuk menyebarkan pengetahuannya kepada masyarakat, berusaha meningkatkan derajat kemuliaan masyarakat sekitarnya, dan juga berperan aktif dalam dinamika masyarakat sebagai identitas bangsa yang menjadi ciri suatu masyarakat. Era globalisasi memang mengaburkan nilai-nilai kebangsaan, karena segala sesuatunya terasa dekat. Peran aktif kita dituntut untuk masyarakat sekitar yang tidak lain adalah individu sebangsa. Cerdas itu berarti memiliki ilmu yang dapat digunakan untuk 1

description

mpk

Transcript of Kuantitatif - Pengaruh Media Pembelajaran Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar - BAB I

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD SEKECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengendalian diri, berkomunikasi dengan baik, berkepribadian, kecerdasan, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Manusia selain sesosok individu, dia juga adalah makhluk sosial. Dia adalah komponen penting dari suatu organisme masyarakat.

Sosok individu yang bijaksana, tapi tidak mau menyumbangkan apa-apa apa-apa bagi masyarakatnya, bukanlah yang diajarkan agama maupun pendidikan. Setiap individu punya kewajiban untuk menyebarkan pengetahuannya kepada masyarakat, berusaha meningkatkan derajat kemuliaan masyarakat sekitarnya, dan juga berperan aktif dalam dinamika masyarakat sebagai identitas bangsa yang menjadi ciri suatu masyarakat. Era globalisasi memang mengaburkan nilai-nilai kebangsaan, karena segala sesuatunya terasa dekat.Peran aktif kita dituntut untuk masyarakat sekitar yang tidak lain adalah individu sebangsa. Cerdas itu berarti memiliki ilmu yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan nyata. Cerdas bukan berarti hapal seluruh mata kuliah, tapi kemudian terbengong-bengong saat harus menciptakan solusi bagi kehidupan nyata. Cerdas bermakna kreatif dan inovatif. Cerdas berarti siap mengaplikasikan ilmunya secara umum, yaitu mengembangkan potensi manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya di masa datang. Secara umum manfaat pendidikan berorientasi pada kecakapan hidup bagi peserta didik adalah sebagai bekal dalam menghadapi dan memecahkan problema hidup dan kehidupan, baik sebagai pribadi yang mandiri, warga masyarakat, maupun sebagai warga Negara.

Lembaga Pendidikan baik formal atau non formal adalah tempat transfer ilmu pengetahuan dan budaya. Melalui praktik pendidikan, peserta didik diajak untuk memahami bagaimana sejarah atau pengalaman budaya dapat ditransformasi dalam zaman kehidupan yang akan mereka alami serta mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan dan tuntutan yang ada di dalamnya. Dengan demikian, makna pengetahuan dan kebudayaan sering kali dipaksakan untuk dikombinasikan karena adanya pengaruh zaman terhadap pengetahuan jika ditransformasikan.Oleh karena itu pendidikan nasional bertujuan mempersiapkan masyarakat baru yang lebih ideal, yaitu masyarakat yang mengerti hak dan kewajiban dan berperan aktif dalam proses pembangunan bangsa. Esensi dari tujuan pendidikan nasional adalah proses menumbuhkan bentuk budaya keilmuan, sosial, ekonomi, dan politik yang lebih baik dalam perspektif tertentu harus mengacu pada masa depan yang jelas. Melalui kegiatan pendidikan, gambaran tentang masyarakat yang ideal itu dituangkan dalam alam pikiran peserta didik sehingga terjadi proses pembentukan dan perpindahan budaya. Pemikiran ini mengandung makna bahwa lembaga pendidikan sebagai tempat pembelajaran manusia memiliki fungsi sosial.Tidak bisa kita pungkiri lagi bahwa lembaga pendidikan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap corak dan karakter masyarakat. Belajar dari sejarah perkembanganya lembaga pendidikan yang ada di indonesia memiliki beragam corak dan tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang melingkupi, mulai dari zaman kerajaan dengan bentuknya yang sangat sederhana dan zaman penjajahan yang sebagian memiliki corak ala barat dan gereja, dan corak ketimuran ala pesantren sebagai penyeimbang, serta model dan corak kelembagaan yang berkembang saat ini tentunya tidak terlepas dari kebutuhan dan tujuan-tujuan tersebut.Dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, mengejar ketertinggalan di segala aspek kehidupan dan menyesuaikan dengan perubahan global serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah diperlukan. Demokratisasi dan desentralisasi pendidikan, peran serta masyarakat, tantangan globalisasi, kesetaraan dan keseimbangan, jalur pendidikan, dan peserta didik. Upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat pada dasarnya merupakan cita-cita dari pembangunan bangsa. Kesejahteraan dalam hal ini mencakup dimensi lahir batin, material dan skill. Lebih dari itu pendidikan menghendaki agar peserta didiknya menjadi individu yang menjalani kehidupan yang aman dan damai. Oleh karena itu pembangunan lembaga pendidikan diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan Indonesia yang aman, damai, dan sejahtera. Sejalan dengan realitas kehidupan sosial yang berkembang di masyarakat, maka pengembangan nilai-nilai serta peningkatan mutu pendidikan tentunya menjadi tema pokok dalam rencana kerja pemerintah dalam membangun lembaga pendidikanBerkembangnya komunikasi elektronik, membawa perubahan-perubahan besar dalam dunia pendidikan. Satu hal yang harus dihindari yaitu anggapan bahwa kedudukan seorang dosen akan digantikan oleh alat elektronik. Dengan keberadaan komunikasi elektronik, menambah pentingnya kehadiran dosen. Berubahnya fungsi dosen dan peranan dosen dikaitkan dengan upaya untuk memecahkan salah satu masalah pendidikan yaitu1. Dengan membebaskan dosen kelas dari kegiatan rutin yang banyak2. Melengkapi dosen dengan teknik-teknik keterampilan kualitas yang paling tinggi3. Pengembangan penyajian kelas dengan tekanan pada pelayanan perorangan semaksimal mungkin dalam setiap mata pelajaran, 4. Mengembangkan pengajaran yang terpilih didasarkan pada kemampuan individual mahasiswa. Dari penjelasan diatas tentang peran baru dosen dalam dunia pendidikan diharapkan dapat memperbaiki kualitas pendidikan, sehingga penggunaan berbagai macam media pembelajaran akan menggantikan berberapa fungsi instruksionalPengembangan media pembelajaran didasarkan pada 3 model pengembangan yaitu model prosedural, model konseptual, dan model teoritik. Model prosedural merupakan model yang bersifat deskriptif, yaitu menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Model konseptual yaitu model yang bersifat analitis yang memerikan komponen-komponen produk yang akan dikembangkan serta keterkaitan antarkomponen. Sedangkan model teoritik adalah model yang menunjukkan hubungan perubahan antar peristiwa.Berdasarkan hal yang dikemukan diatas, pengembangan media berbantuan komputer interaktif yang dikembangkan mengikuti model prosedural dari The ASSURE, dimana langkah yang harus diikuti bersifat deskriptif yang terdiri dari 6 langkah yaitu analisis karakteristik mahasiswa, penetapan tujuan, pemilihan media dan materi, pemanfaatan materi, pengikutsertaan mahasiswa untuk aktif dalam pembelajaran, evaluasi atau revisi.

Sedangkan model konseptual dari pengembangan media berbantuan komputer ini mengikuti teori yang dilakukan manusia dapat diatur dan diubah untuk mengembangkan bentuk kelakuan tertentu pada seseorang, atau mempertinggi kemampuan, atau mengubah kelakuannya. Sehingga media pembelajaran yang dikembangkan berdasar pada Programmed Instruction. Sehubungan dengan penggunaan Programmed Instructionsebagai konsep media yang dikembangkan, maka teori belajar yang sesuai dengan karakter dari Programmed Instruction adalah teori belajar asosiasi, menyatakan bahwa hubungan antara stimulus dan respon. Hubungan tersebut akan semakin kuat apabila sering diulangi dan respon yang benar diberi pujian atau cara lain yang memberikan rasa puas dan senang. Pengertian media mengarah pada sesuatu yang mengantar/meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Media adalah segala bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi. Robert Heinich dkk (1985: 6) mengemukakan definisi medium sebagai sesuatu yang membawa informasi antara sumber (source) dan penerima (receiver) informasi. Masih dari sudut pandang yang sama, Kemp dan Dayton (1985: 3), mengemukakan bahwa peran media dalam proses komunikasi adalah sebagai alat pengirim (transfer) yang mentransmisikan pesan dari pengirim (sander) kepada penerima pesan atau informasi (receiver).Kehadiran media pembelajaran sebagai media antara dosen sebagai pengirim informasi dan penerima informasi harus komunikatif, khususnya untuk obyek secara visualisasi. Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam, khusunya konsep yang berkaitan dengan alam semesta lebih banyak menonjol visualnya, sehingga apabila seseorang hanya mengetahui kata yang mewakili suatu obyek, tetapi tidak mengetahui obyeknya disebut verbalisme. Masing-masing media mempunyai keistimewaan menurut karakteristik mahasiswa. Pemilihan media yang sesuai dengan karakteristik siswa akan lebih membantu keberhasilan pengajar dalam pembelajaran. Secara rinci fungsi media memungkinkan mahasiswa menyaksikan obyek yang ada tetapi sulit untuk dilihat dengan kasat mata melalui perantaraan gambar, potret, slide, dan sejenisnya mengakibatkan siswa memperoleh gambaran yang nyata. Oleh karena itu peneliti termotivasi untuk mengadakan penelitian yang berjudul PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP DAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG TAHUN AJARAN 2014-2015B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan motivasi belajar Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung tahun ajaran 2014-2015 yang diajarkan seorang dosen dengan media pembelajaran berdimensi (audio dan visual) dan tidak menggunakan media (auditif)?2. Seberapa besar pengaruh pada motivasi belajar Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung tahun ajaran 2014-2015 yang dihasilkan dari metode pembelajaran menggunakan media berdimensi?C. Tujuan PenelitianDari permasalahan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui perbedaan motivasi belajar Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung tahun ajaran 2014-2015 dari hasil yang diajarkan seorang dosen dengan media pembelajaran berdimensi (audio dan visual) dan tidak menggunakan media (auditif)2. Mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi belajar Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung tahun ajaran 2014-2015 yang dihasilkan dari metode pembelajaran menggunakan media berdimensiD. Manfaat Penelitian1. Manfaat TeoritisManfaat teoritis dari penelitian ini adalah membuktikan adanya pengaruh model pembelajaran menggunakan media berdimensi pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung tahun ajaran 2014-2015 dalam meningkatkan motivasi mahasiswa tersebut. Serta sebagai masukan atau acuan bagi penelitian yang sejenis atau lebih luas sifatnya.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis yang dapat diperoleh dari hasil penelitian adalah sebagai berikut:a. Bagi Universitas Islam BandungMengembangkan ilmu pengetahuan untuk penelitian selanjutnya. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan khususnya bagi mahasiswa.

b. Bagi DosenSebagai bahan masukan bagi dosen dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya dalam memanfaatkan berbagai ragam media pembelajaran khususnya media berdimensib. Bagi MahasiswaMeningkatkan keaktifan dan tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran menggunakan media pembelajaran berdimensic. Bagi KampusSebagai bahan masukan bagi Kampus lain untuk menerapkan penggunaan media pembelajaran khususnya media pembelajaran berdimensi.BAB II

LANDASAN TEORI

a. Motivasi

Motivasi merupakan dorongan yang ada pada seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan. Besar kecilnya motivasi banyak dipengaruhi oleh kebutuhan individu yang ingin dipenuhi (Suharsimi, 1993: 88). Ada dua macam motivasi yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri orang yang bersangkutan. Sedangkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar atau motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, misalnya angka, ijazah, tingkatan, hadiah, persaingan, pertentangan, sindiran, cemoohan dan hukuman. Motivasi ini tetap diperlukan di kampus karena tidak semua mata kuliah sesuai dengan minat dan kebutuhan mahasiswa.

Dengan memiliki kemampuan pada suatu mata kuliah, baik itu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mampu dikembangkan, mahasiswa diharapkan dapat mengalih gunakan kemampuan-kemampuan tersebut dalam mengahadapi masalah-masalah dalam berbagai bidang pelajaran. Kemampuan bernalar, kemampuan memilih strategi yang cocok dengan permasalahannya, maupun kemampuan menerima dan mengemukakan suatu informasi secara tetap dan cermat merupakan kemampuan umum yang dapat digunakan dalam berbagai bidang.

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan untuk lebih mendapatkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki dan belum dimiliki mahasiswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Motivasi belajar digunakan oleh dosen untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.b. Pembelajaran

Pembelajaran diidentikkan dengan kata mengajar berasal dari kata dasar ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan awalan pe dan akhiran an menjadi pembelajaran, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. (KBBI). Pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk memilih bahan perkuliahan dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya. Menurut Darsono (2000: 24), pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Pembelajaran menurut Hadi Kusuma K. (1996: 15) adalah usaha oleh guru untuk membantu anak didik agar mereka dapat belajar sesuaidengan kebutuhan dan minatnya. Dalam pembelajaran, peran guru sebagai fasilitator yaitu menyediakan fasilitas yang diperlukan dan menciptakan situasi yang mendukung agar mahasiswa dapat mewujudkan kemampuan belajarnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi antara dosen dengan mahasiswa yang ditujukan untuk melakukan perubahan sikap dan pola pikir siswa kearah yang lebih baik untuk mencapai hasil belajar yang optimal.c. Media

Pengertian MediaSecara etimologi, kata media merupakan bentuk jamak dari medium, yang berasal dan Bahasa Latin medius yang berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, kata medium dapat diartikan sebagai antara atau sedang sehingga pengertian media dapat mengarah pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Media dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi (AECT, 1977: 162).Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya disebut instructional materials (materi pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran). Dalam perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf e merupakan singkatan dari elektronik. Artinya media pembelajaran berupa alat elektronik, meliputi CD Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar offline dan Web sebagai bahan ajar online.Berikut ini beberapa pendapat para ahli komunikasi atau ahli bahasa tentang pengertian media yaitu:I. Orang, material, atau kejadian yang dapat menciptakan kondisi sehingga memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterapilan, dan sikap yang baru, dalam pengertian meliputi buku, guru, dan lingkungan sekolah (Gerlach dan Ely dalam Ibrahim, 1982: 3)II. Saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan antara sumber (pemberi pesan) dengan penerima pesan (Blake dan Horalsen dalam Latuheru, 1988:11)III. Komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada pembelajar bisa berupa alat, bahan, dan orang (Degeng, 1989: 142)IV. media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan pengirim pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang pildran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajar mengajar berlangsung dengan efektif dan efesien sesuai dengan yang diharapkan (Sadiman, dkk., 2002: 6)V. alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi, yang terdiri antara lain buku, tape-recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer (Gagne dan Briggs dalam Arsyad, 2002:4) Tujuan Penggunaan Media

Penggunaan media pengajaran sangat diperlukan dalam kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam pembelajaran. Tujuan penggunaan media pengajaran adalah I. Agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan tepat guna dan berdaya gunaII. Untuk mempermudah bagi dosen dalam menyampaikan informasi materi kepada dosen

III. Untuk mempermudah bagi mahasiswa dalam menyerap atau menerima serta memahami materi yang telah disampaikan oleh dosen

IV. Untuk dapat mendorong keinginan mahasiswa untuk mengetahui lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh dosen

V. Untuk menghindarkan salah pengertian atau salah paham antara mahasiswa yang satu dengan yang lain terhadap materi atau pesan yang disampaikan oleh dosen.

Sedangkan Sudjana, dkk. (2002: 2) menyatakan tentang tujuan pemanfaatan media adalah:

I. pengajaran akan lebih menarik perhatian mahasiswa sehingga dapat menimbulkan motivasiII. Bahan perkuliahan akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahamiIII. Metode mengajar akan lebih bervariasiIV. Mahasiswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan penggunaan media adalah 1. efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar2. Meningkatkan motivasi belajar mahasiswa3. Variasi metode pembelajaran, dan4. Peningkatan aktivasi mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan Manfaat Media

Secara umum manfaat penggunaan media pengajaran adalah sebagai berikut:

1. Media pengajaran dapat menarik dan memperbesar perhatian mahasiswa terhadap materi perkuliahan yang disajikan2. Media pengajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman belajar mahasiswa berdasarkan latar belakang sosil ekonomi3. Media pengajaran dapat membantu mahasiswa dalam memberikan pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain4. Media pengajaran dapat membantu perkembangan pikiran mahasiswa secara teratur tentang hal yang mereka alami dalam kegiatan belajar, misainya menyaksikan pemutaran film tentang suatu kejadian atau peristiwa. rangkaian dan urutan kejadian yang mereka saksikan dan pemutaran film tadi akan dapat mereka pelajari secara teratur dan berkesinambungan5. Media pengajaran dapat menumbuhkan kemampuan anak didik untuk berusaha mempelajari sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan

6. Media pengajaran dapat mengurangi adanya verbalisme dalain suatu proses dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka (Latuheru, 1988: 23-24). Prinsip Pemilihan Media

Prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran merujuk pada pertimbangan seorang dosen dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran untuk digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan belajar. Hal ini disebabkan adanya beraneka ragam media yang dapat digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Rumampuk (1988: 19) bahwa prinsip-prinsip pemilihan media adalah sebagai berikut:

1. Harus diketahui dengan jelas media itu dipilih untuk tujuan apa2. Pemilihan media harus secara objektif, bukan semata-mata didasarkan atas kesenangan dosen atau sekedar sebagai selingan atau hiburan. pemilihan media itu benar-benar didasarkan atas pertimbangan untuk meningkatkan efektivitas belajar mahasiswa3. Ttidak ada satu pun media dipakai untuk mencapai semua tujuan. Setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk menggunakan media dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya dipilih secara tepat dengan melihat kelebihan media untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu4. Pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan metode mengajar dan materi perkuliahan, mengingat media merupakan bagian yang integral dalam proses belajar mengajar5. Untuk dapat memilih media dengan tepat, dosen hendaknya mengenal ciri-ciri dan masing-masing media6. Pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan biaya pengadaan, ketersediaan bahan media dan mutu media tersebut Jenis Media

1. Media Dua Dimensi

Media dua dimensi adalah sebutan umum untuk alat peraga yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar yang berada pada satu bidang datar.Jenis jenis dari media dua dimensi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Media Grafis

Media grafis adalah suatu penyajian secara visual yang menggunakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar, tulisan-tulisan, atau simbul visual yang lain dengan maksud untuk mengihtisarkan, menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data atau kejadian. Fungsi umum media grafis adalah untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Sedangkan fungsi khususnya adalah untuk menarik perhatian, memperjelas ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.Karakteristik media grafis dapat dilihat berdasarkan ciri-cirinya, kelebihan yang dimilikinya, kelemahannya, unsur-unsur disain dan kriteria pembuatannya, dan jenis-jenisnya.

Ciri-cirinya, media grafis termasuk: media dua dimensi sehingga hanya dapat dilihat dari bagian depannya saja; media visual diam sehingga hanya dapat diterima melalui indra mata. Kelebihan yang dimiliki media grafis adalah: bentuknya sederhana, ekonomis, bahan mudah diperoleh, dapat menyampaikan rangkuman, mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, tanpa memerlukan peralatan khusus dan mudah penempatannya, sedikit memerlukan informasi tambahan, dapat membandingkan suatu perubahan, dapat divariasi antara media satu dengan yang lainnya. Kelemahan media grafis adalah: tidak dapat menjangkau kelompok besar, hanya menekankan persepsi indra penglihatan saja, tidak menampilkan unsur audio dan motion.b. Media bentuk papan

Media bentuk papan yang diringkas di sini terdiri dari papan tulis, papan tempel, papan flanel, dan papan magnet. Fungsi papan tulis adalah untuk menuliskan pokok-pokok keterangan dosen dan menuliskan rangkuman pelajaran dalam bentuk ilustrasi, bagan, atau gambar.

c. Media cetak

Secara historis, istilah media cetak muncul setelah ditemukannya alat pencetak oleh Johan Gutenberg pada tahun 1456. Kemudian dalam bidang percetakan berkembanglah produk alat pencetak yang semakin modern dan efektif penggunaannya. Jenis-jenis media cetak yang disarikan di sini adalah: buku pelajaran, surat kabar dan majalah, ensiklopedi, buku suplemen, dan pengajaran berprogram.Kelebihan dari media dua dimensi adalah:

Gambar mudah diperoleh. Koleksi gambar dapat diperbesar atau diperkecil. Mudah mengatur untuk pilihan suatu materi pembelajaran. Penggunaan media dua dimensi merupakan penggunaan yang wajar.

Kekurangan Media Dua Dimensi Gambar yang rumit sulit dipahami oleh seseorang Gambar hanya dapat dilihat dan tidak bias diperagakan Bersifat abstrak Gambar mudah luntur2. Media Tiga Dimensi

Media tiga dimensi merupakan suatu alat yang dapat digunakan dalam pembelajaran yang memiliki bentuk panjang, lebar, tinggi serta ketebalan sehingga benda tersebut dapat dipegang secara menyeluruh.

Jenis Jenis Media Tiga Dimensi adalah sebagai berikut:

a. Media auditif

Yaitu media pengajaran yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, tape recorder, piringan audio. Media pengajaran ini cocok untuk orang yang tuli atau mempunyai kelainan pendengaran.b. Media visual

Yaitu media pengajaran yang hanya mengandalkan gambar diam, seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai), foto, gambar, lukisan dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau symbol yang bergerak seperti film bisu dan film kartun.c. Media audio visual

Yaitu media yang mempunyai unsure antara suara dan gambar. Jenis media seperti ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi suara dan gambar seperti film bingkai, ada suaranya dan ada pula gambar yang ditampilkannya.Kelebihan Media Tiga Dimensi Memberikan pengalaman secara langsung Memberikan penyajian secara kongkrit Menghindari verbalisme Dapat menunjukan objek secara utuh Menunjukan alur secara jelasKelemahan Media Tiga Dimensi

Tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah besar Penyimpananya memerlukan ruangan yang besar Perawatanya rumit.d. Media PembelajaranMenurut Sadiman, dkk. (2002: 16), media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera seperti:

1. Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film, atau model2. Objek yang kecil bisa dibantu dengan menggunakan proyektor, gambar3. Gerak yang terlalu cepat dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography4. Kejadian atau peristiwa di masa lampau dapat ditampilkan dengan pemutaran film, video, foto, maupun VCD5. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan6. Konsep yang terlalu luas (misalnya gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, gambar, dan lain-lain.Dapat disimpulkan bahwa media pengajaran adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif antara guru dan anak didik dapat berlangsung secara efektif dan efesien sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah dicita-citakan.

KERANGKA BERFIKIRKerangka Berfikir atau kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran dari penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, obsrvasi dan telaah kepustakaan, Anggoro (2008). Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori yang telah dikemukakan, maka disusunlah kerangka berpikir sebagai berikut:

X1 ryx1

rx1x2 Ryx1x2

X2 ryx2

Keterangan:

X1: variabel bebas (metode pembelajaran)

X2: variabel bebas (media pembelajaran)

Y: variabel terikat (motivasi belajar mahasiswa)HIPOTESIS

Menurut Moh. Nazir (2005: 182), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris sehingga hipotesis merupakan pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja.

Berdasarkan landasan teori maupun kerangka pemikiran yang telah di-kemukakan dalam penelitian ini, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:1. Ada perbedaan motivasi belajar Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung tahun ajaran 2014-2015 yang diajar dengan media pembelajaran berdimensi (audio dan visual) dan tanpa menggunakan mediaPenggunaan media pembelajaran berdimensi pada perkuliahan dapat menimbulkan motivasi belajar sehingga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa. Penggunaan media pembelajaran berdimensi diduga dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa karena dengan penggunaan media pembelajaran berdimensi dapat menimbulkan interaksi dan kerja sama antar mahasiswa.

2. Ada perhitungan seberapa besar pengaruh penggunaan media pembelajaran berdimensi terhadap motivasi belajar Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung tahun ajaran 2014-2015Penggunaan media pembelajaran berdimensi diasumsikan dapat meningkatkan motivasi belajar bagi mahasiswa. Karena dalam pembelajaran media berdimensi dapat mengurangi tingkat verbalitas dan juga disini mahasiswa dituntut untuk mampu berinteraksi dengan teman terutama teman satu kelompok.

Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran berdimensi berpengaruh positif pada motivasi belajar Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung tahun ajaran 2014-2015.X1

Y

X2

PAGE 5