KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID
Transcript of KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID
KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID
Skripsi Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh :
Ameliatul Khoiriah Nasution
13210507
ILMU ALQUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)
JAKARTA
2017 M/1438 H
KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID
Skripsi Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh :
Ameliatul Khoiriah Nasution
13210507
Pembimbing:
Andi Rahman, MA
ILMU ALQUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)
JAKARTA
2017 M/1438 H
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan berjudul “Kualitas Hadis Dalam Tafsir Marah Labid
(Analisa Sanad dan Matan Hadis Surah Yusuf)” yang disusun oleh
Ameliatul Khoiriah Nasution dengan nomor induk mahasiswa (NIM)
13210507 telah melalui proses bimbingan dengan baik dan dinilai oleh
pembimbing telah memenuhi syarat ilmiah untuk diajukan pada sidang
munaqasah.
Pembimbing
Andi Rahman, MA
ii
PENGESAHAN
Skripsi ini berjudul “Kualitas Hadis Dalam Tafsir Marah Labid
(Analisa Sanad dan Matan Hadis Surah Yusuf” yang disusun oleh
Ameliatul Khoiriah Nasution dengan Nomor Induk Mahasiswa (NIM)
13210507 telah di ujikan disidang munaqasah Fakultas Ushuluddin Institut
Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta 20 Agustus 2015. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Agama Islam (S. Ag).
Jakarta, 5 Agustus 2017
Dekan Fakultas Ushuluddin
Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta
Dr. Hj. Maria Ulfa, M.A
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
DR. M. Ulinnuha, Lc, MA Dra. Rukoyah Tamami
Penguji I Penguji II
Dr. Hj. Romlah Askar, MA DR. M. Ulinnuha, Lc, MA
Pembimbing
Andi Rahman, MA
iii
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ameliatul Khoiriah Nasution
NIM : 13210507
Tempat/ Tanggal Lahir : Sabahotang, 30 Oktober 1992
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Kualitas Hadis Dalam Tafsir
Marah Labid (Analisa Sanad dan Matan Hadis Surah Yusuf) adalah
benar-benar asli karya penulis, kecuali kutipan-kutipan yang sudah
disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab penulis.
Jakarta, 5 Agustus 2017
Ameliatul Khoiriah N.
iv
MOTTO
Berbuat tanpa pamrih
“Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk
mengharapkan keridhaan Allah, Kami tidak menghendaki Balasan dari
kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.”
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orangtua terkasih yang
telah banyak menumpahkan keringat dan airmatanya dalam setiap fase
perjuangan saya ini. Ayahanda M. Yusuf Nasution dan Ibunda Niron
Hasibuan, jazakumullah ahsanal jaza‟ atas segala kasihsayang yang tercurah
untuk ananda. Terimakasih atas kesabaran dan keikhlasan kalian dalam
mendoakan ananda di setiap sujud kalian. Tanpa doa kalian, saya tidak
mampu melangkah sejauh ini. Maafkan ananda yang belum mampu
memberikan kebahagiaan untuk kalian. Semoga senantiasa dalam naungan
inayah-Nya.
Untuk Abang dan adik-adik tersayang, terimakasih karena selalu
menerima saya apa adanya, yang selalu memaklumi banyaknya kelemahan
saya. Mungkin tidak ada yang mampu berbuat seperti kalian. Terimakasih
sudah mensupport semua perjuangan saya, hingga saya merasa harus selalu
bersemangat dalam menggapai cita-cita tuk jadi insan yang mampu menabur
manfaat.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah mencurahkan anugerah dan karunia-
Nya kepada penulis hingga dapat menyelesikan skripsi ini pada waktunya.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah saw.
Sang suri tauladan kita dalam menjalani kehidupan fana‟ ini. Allahumma
shalli wa sallim alaih.
Alhamdulilah, skripsi ini dapat diselesaikan dengan bantuan banyak
pihak. utamanya:
1. Ayahanda dan Ibunda serta keluarga tercinta yang selalu
mendo‟akan dan memberikan dukungan penuh kepada penulis.
2. Andi Rahman, MA, hafizhahullah, selaku pembimbing penulisan
Skripsi ini.
3. Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA selaku Rektor Institut
Ilmu Al-Qur‟an Jakarta.
4. Dr. Hj. Maria Ulfa, MA selaku Dekan Fakultas Ushuluddin.
5. Para Instruktur Tahfidh IIQ Jakarta, hafizhahumullah.
6. Seluruh dosen dan Staf Fakultas Ushuluddin yang membantu
dari proses awal sampai akhir perkuliahan.
7. Staf Perpustakaan Institut llmu Al-Qur‟an Jakarta, Perpustakaan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Iman Jama‟.
8. Ruaedah, MA, Dliyaul Ula, S. Ud, Salwa Fakhriani, S.Pdi, Husna
Farida, S. Pdi, selaku Direktris & Pengurus Pesantren Takhassus
IIQ Jakarta.
vii
9. Dijah, Arin, Fiki, Lulu, Nazla & Tika, teman-teman kamar Geng
Ayu.
10. Teman-teman Ushuluddin A sejawat seperjuangan dalam
menggapai cita.
Kepada seluruh pihak yang membantu penulisan skripsi ini, penulis
ucapkan terima kasih yang disertai untaian doa: ”Kalian layak mendapat
pahala dari Allah Ta‟ala, Aamiin”.
Jakarta, 5 Agustus 2017
Ameliatul Khoiriah N.
viii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………. i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………… ii
PERNYATAAN PENULIS…………………………………………… iii
MOTTO ……………………………………………………………….. iv
PERSEMBAHAN……………………………………………………... v
KATA PENGANTAR……………………………………………….... vi
DAFTAR ISI………………………………………………………….. viii
ABSTRAKSI…………………………………………………………. xi
BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………... 1
B. Identifikasi Masalah……………………………………………. 6
C. PembatasanMasalah……………………………………………. 6
D. PerumusanMasalah …………………………………………….. 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………… 7
F. Tinjauan Pustaka……………………………………………….. 8
G. Metodologi Penelitian..………………………………………… 11
H. Tehnik Penulisan……………………………………………….. 13
I. SistematikaPenulisan………………………………………….... 13
BAB II : Tafsir Marah Labid………………….…………………….. 14
A. Biografi Pengarang……………………………………………... 14
1. Riwayat Hidup……………………………………………… 14
2. Guru dan Murid …………………………………………….. 21
3. Karya-karya…………………………………………………. 22
4. Pendapat Para Tokoh……………………………………….. 27
B. Profile Tafsir……………………………………………………. 29
1. Riwayat Tafsir……………………………………………… 29
ix
2. Metodologi Penulisan……………………………………… 33
3. Bentuk dan Corak Tafsir…………………………………… 34
BAB III : Takhrij Hadis……………………………………………… 40
A. Sejarah Perkembangan Kajian Sanad dan Matan Hadis………. 41
B. Definisi dan Sejarah Perkembangan Takhrij Hadis……………. 44
C. Metode Takhrij Hadis………………………………………….. 49
1. Metode Penelusuran Hadis Berdasarkan Perawi Sahabatnya 49
2. Ungkapan Pertama dalam Matan…………………………… 52
3. Metode Indeks Kata………………………………………… 53
4. Metode Tematis Hadis…………………………………….... 53
5. Metode Penelusuran Berdasarkan Kondisi Matan atau Sanad 54
D. Manfaat Takhrij Hadis…………………………………………. 55
E. Kitab-Kitab Takhrij Hadis yang Terkenal……………………… 59
BAB IV : Takhrij Hadis-Hadis dalam Tafsir Marah Labid……….. 61
A. Takhrij Hadis dalam Surah Yusuf…………………………….. 61
1. Hadis Asbab Nuzul Surah Yusuf…………………………. 61
2. Hadis Bintang-Bintang yang dilihat Yusuf dalam Mimpinya 68
3. Hadis yang Mencegah Membunuh Yusuf…………………. 72
4. Hadis Makna al-Jubb (1)…………………………………... 75
5. Hadis Makna al-Jubb (2)…………………………………… 76
6. Hadis Doa Yusuf Ketika dilemparkan Ke dalam sumur…… 78
7. Hadis Doa yang diajarkan Jibril Ketika Takut…………….. 80
8. Hadis Makna Busyra (1)…………………………………… 85
9. Hadis Makna Busyra (2)…………………………………… 85
10. Hadis Nama Istri Aziz……………………………………… 87
11. Hadis yang Beribadah di Masa Muda……………………… 90
12. Hadis Makan dalam Keadaan Bersandar…………………... 90
13. Hadis Doa Yusuf Ketika Hendak Masuk Istana Raja……… 93
x
14. Hadis Tuhan Ahl Mekah…………………………………... 95
15. Hadis “Ulama itu Kepercayaan Para Rasul”……………….. 96
16. Hadis Tinggal di Daerah Pedalaman………………………. 100
17. Hadis Ta‟wil Siti Aisyah………………………………….. 105
B. Orientasi Penggunaan Hadis dalam Tafsir…………………….. 109
BAB V : PENUTUP………………………………………………….. 112
A. Kesimpulan……………………………………………………. 112
B. Saran-Saran……………………………………………………. 112
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………... 113
xi
ABSTRAK
Tafsir Marah Labid merupakan salah satu tafsir yang menjadi
rujukan dalam dunia pesantren di Indonesia. Tafsir ini memuat riwayat-
riwayat hadis dan yang diindikasikan sebagai hadis. Skripsi ini menjawab
dua pertanyaan yang muncul: Pertama, apa kualitas hadis-hadis yang
disebutkan dalam Tafsir Marah Labid? Kedua, bagaimana orientasi
penggunaan hadis dalam tafsir ini terkait penisbatannya (penyandarannya
kepada Rasulullah atau selainnya) dan jenis periwayatannya?
Penulis merujuk sumber-sumber hadis yang primer (mashadir
asliyyah) untuk melacak keberadaan hadis beserta sanadnya. Kemudian
untuk meneliti kualitas sanadnya, penulis merujuk ke kitab tahdzib al-kamal,
tahdzib at-tahdzib juga al-jarh wa ta‟dîl yang memuat penilaian ulama atas
masing-masing perawi itu. Sementara dalam memberikan penilaian terhadap
sebuah hadis, penulis mempertimbangkan pendapat ulama yang telah
memberikan penilaian atas hadis itu.
Sebelumnya, sudah ada yang mengkaji terkait dengan riwayat dalam
tafsir Marah Labid ini, yaitu Ahmad Dimyathi Badruzzaman dengan judul
Tesis “Kualitas Kisah-kisah Israiliyyat dalam Tafsir Marah Labid”. Beliau
menyimpulkan bahwa dalam tafsir tersebut terdapat riwayat Israiliyyat yang
dipandang benar, yang dipandang tidak benar dan maskut „anhu. Oleh sebab
itu, beliau memberi saran supaya memfilter kisah-kisah israiliyyat yang ingin
diambil.
Skripsi ini menyimpulkan bahwa riwayat-riwayat yang ada dalam Tafsir
Marah Labid bervariasi, baik dilihat dari nisbat periwayatan (marfu‟,
mawqûf, dan maqtu‟), jenis periwayatan (hadis dan asbab al-nuzul), maupun
kualitasnya (shahih dan dha‟if). Hal ini menjelaskan orientasi tafsir dalam
menggunakan periwayatan atau hadis.
Dengan melihat aspek nisbatnya, 41% dari total riwayat yang dikaji
adalah marfu‟, 6% mawquf, 35% maqtu‟, 6% tawaqquf. Kemudian dengan
melihat jenis periwayatannya, 94% adalah hadis, sementara sisanya (6%)
adalah sabab nuzul. Sementara penilaian atas kualitasnya didapati bahwa
47% riwayat yang ada dalam Tafsir masuk kategori maqbul atau diterima
sebagai hujjah (yaitu shahih dan hasan), 29% riwayatnya dha‟if, dan 24%
tidak dapat ditentukan kualitasnya. Mengingat fakta bahwa dalam tafsir ini
masih memuat riwayat-riwayat (hadis) yang dha‟if, maka penulis
menyarankan kepada pihak-pihak pembaca supaya melakukan kajian ulang
terhadap riwayat yang akan diambil dan yang akan disampaikan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tafsir Marah Labid merupakan salah satu karya ulama nusantara yang
diakui mutunya oleh dunia. Di Indonesia khususnya di kalangan pesantren
dan lembaga-lembaga pendidikan islam, serta peminat kajian Islam, Nawawi
al-Bantani sangat terkenal. Sebagian kitabnya secara luas dipelajari di
pesantren-pesantren Jawa, selain di lembaga tradisional di Timur Tengah dan
berbagai pemikirannya menjadi kajian para sarjana, baik yang dituangkan
dalam skripsi, tesis, disertasi atau paper-paper ilmiah, di dalam maupun luar
negri.1 Oleh sebab itu penulis memilih tafsir ini sebagai bahan penelitian
skripsi, disebabkan penulis terharu dan bangga bahwa Indonesia mempunyai
putra pribumi yang telah berhasil memberikan konstribusi besar dalam
khazanah Intelektual muslim dunia lewat Tafsir Marah Labid.
Sebagaimana umumnya kitab klasik, kitab tafsir Marah Labid ini termasuk
kitab yang kaya materi, di dalamnya termuat berbagai macam cabang ilmu
keislaman, seperti: uraian bahasa, unsur balaghah, ilmu nahwu sharaf, qiraat,
rasm utsmani dan lain sebagainya. Dalam hal periwayatan, tafsir ini banyak
menukil hadis, aqwal sahabat dan tabiin tanpa sanad.2 Oleh sebab itu penulis
tertarik meneliti kualitas hadis yang digunakan oleh Nawawi dalam kitab
tafsirnya.
Hadis adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad
saw. baik berupa perkataan, perbuataan, taqrir maupun sifat Nabi saw..3
Hampir seluruh umat islam telah sepakat menetapkan hadis sebagai salah
1 Mafri Amir, Literatur Tafsir Indonesia, (Banten: Mazhab Ciputat, 2013), h. 49-50
2 Mafri Amir, Literatur Tafsir Indonesia, h. 51-52
3 H. Mudassir, Ilmu Hadis, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), Cet. ke-1, h. 14
2
satu undang-undang yang wajib ditaati, baik berdasarkan petunjuk akal,
petunjuk nash-nash Al-Qur’an maupun ijma’ para sahabat.4 Dalam hal ini
Muhammad Ajjaj al-Khatib berkata yang dikutip oleh Mudassir:
Al-Qur’an dan Sunnah merupakan dua sumber hukum syariat islam yang
tepat, sehingga umat islam tidak mungkin mampu memahami syariat islam
tanpa kembali kepada kedua sumber islam tersebut. Mujtahid dan orang
alim pun tidak diperbolehkan hanya mencukupkan diri dengan salah satu
dari keduanya.5
Terhadap Al-Qur’an hadis berfungsi sebagai Ta’kid (menetapkan dan
menguatkan hukum-hukum Al-Qur’an), Tafsir (menjelaskan ayat yang masih
umum), Tasyri’ (menetapkan suatu hukum yang tidak ada dalam Al-Qur’an),
Takhshish dan Taqyid (mengkhususkan Al-Qur’an dan mengqaidkannya).6
Para sahabat di masa Rasulullah saw. memahami hukum-hukum syara’
dari Al-Qur’an yang mereka terima langsung dari Rasulullah saw.,
kebanyakan ayat-ayat turun secara umum tanpa penjelasan. Maka tidak ada
jalan lain kecuali mesti kembali kepada Rasulullah untuk mengetahui
hukum-hukum itu secara rinci dan jelas. Sebab, beliau adalah pembawa
berita dari Tuhan dan yang paling tahu tentang maksud syari’at Allah, begitu
pula batasan, metode dan tujuannya.7 Hal ini telah diberitakan oleh Allah
dalam firman-Nya:
4Fatchur Rahman, Ikhtishar Mushthalahul Hadis, (Yogyakarta: PT Alma’arif
Bandung, 1987), Cet. ke-5, h.43 5 H. Mudassir, Ilmu Hadis, h.65
6Hasbi as-Shidqi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, (Semarang: PT. Pustaka
Rizki Putra, 2005), Cet. ke-9, h. 165 7Musthafa as-Shiba’i, Sunnah dan Peranannya dalam Penetapan Hukum Islam,
Terj. Nurkholish Madjid, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1991), Cet. ke-1, h. 3-4
3
“…Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada
umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka
berfikir.”(QS. an-Nahl [16]: 44)
Setelah Nabi saw. wafat, ketiadaan otoritasnya segera terasa. Hanya Al-
Qur’an satu-satunya sumber informasi yang tersedia untuk memecahkan
berbagai persoalan yang muncul di tengah-tengah umat islam yang masih
berusia muda, wahyu-wahyu ilahi meskipun sudah dicatat, belum disusun
dengan baik dan rapi. Bahkan belum dapat terkumpulkan ketika Nabi saw.
wafat. Para khalifah membimbing umat dengan semangat Nabi, meskipun
bersandar pada penilaian pribadi mereka. Namun, setelah beberapa lama,
ketika muncul kesulitan-kesulitan yang tak dapat mereka pecahkan sendiri,
mereka mulai menjadikan sunnah sebagai contoh dengan mengikuti ingatan
beberapa sahabat dan dengan menjadikan kesetiaan padanya sebagai prinsip
pemandu utama setelah Al-Qur’an.
Berbeda dengan Al-Qur’an yang senantiasa terjaga kemurniannya dan
terjamin pemeliharaannya (QS. al-Hijr: 9). Karena sejak permulaan islam,
setiap menerima wahyu Nabi Muhammad saw. menyampaikannya kepada
para sahabat dan memerintahkan mereka untuk menghafal dan
menuliskannya.8 Sementara penulisan hadis pada masa itu masih dilarang
oleh Nabi secara umum, karena khawatir timbul kerancuan antara sabda,
penjelasan dan perilaku beliau dengan Al-Qur’an. Nabi saw. bersabda:
Janganlah kalian tulis apa yang datang dariku, barangsiapa menulis dariku
selain Al-Qur’an hendaklah ia menghapusnya. Sampaikan apa yang kalian
dengar dariku, itu tidak apa-apa. Tetapi barangsiapa membuat kedustaan
8Badan Litbang & Diklat Kemenag RI, Para Penjaga Al-Qur’an: Biografi Huffaz
Al-Qur’an di Nusantara, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an, 2011), Cet. ke-1,
h. 1
4
atasku secara sengaja, maka ia telah menyiapkan tempatnya di neraka.9
Oleh sebab itu, masih dibutuhkan penelitian terhadap hadis karena hadis
tidak hanya diriwayatkan secara mutawatir tetapi juga secara ahad. Para
ulama telah sepakat bahwa yang perlu diteliti adalah hadis yang berstatus
ahad, untuk hadis yang berstatus mutawatir ulama menganggap tidak perlu
untuk melakukan penelitian lebih lanjut, sebab hadis mutawatir telah
menimbulkan keyakinan yang pasti bahwa hadis yang bersangkutan berasal
dari Nabi saw..10
Karena hadis Nabi saw. telah mengalami pemalsuan-pemalsuan.
Kegiatan pemalsuan hadis mulai muncul dan berkembang pada masa
khalifah Ali bin Abi Thalib. Faktor yang mendorong seseorang melakukan
pemalsuan hadis adalah kepentingan politik. Pada masa itu terjadi
pertentangan politik antara Ali dengan Muawiyah. Para pendukung masing-
masing tokoh telah melakukan berbagai upaya untuk memenangkan
perjuangan mereka, salah satu upaya yang dilakukan sebagian mereka adalah
pembuatan hadis-hadis palsu. Oleh sebab itu, ulama hadis berupaya untuk
menyelamatkan hadis-hadis Nabi dengan meneliti pribadi para periwayat
hadis yang menyatakan telah memperoleh suatu riwayat. Penyeleksian sanad
menjadi salah satu bagian terpokok dalam penelitian hadis.11
Dengan
penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan periwayatannya berasal
dari Nabi atau tidak. Dapat dijadikan hujjah atau tidak.
Kritik dalam pengertian membedakan yang benar dan yang salah,
menjelaskan yang sulit dipahami atau menjelaskan yang terkesan kontradiktif
telah terjadi sejak Nabi saw. masih hidup. Pengertian kritik pada masa ini
9Subhi as-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu Hadis, Terj. Tim Pustaka Firdaus, (Jakarta:
Pustaka Firdaus, 2013), Cet. ke-9, h. 36 10
Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, (Jakarta: Bulan Bintang,
2007), Cet. ke-2, h. 27 11
Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi..., hal. 12-15
5
hanyalah untuk memperkuat kebenaran informasi yang diterima.12
Ada dua
tahapan yang harus dilakukan untuk kritik hadis. Pertama adalah meneliti
para perawi hadis (sanad). Setelah tahapan pertama dilakukan dan diperoleh
kesimpulan tentang status sanad hadis dan dapat dipastikan bahwa materi
(matan) hadis tersebut bersumber dari Nabi saw., tahap selanjutnya adalah
penelitian materi (matan) guna menjelaskan apabila terjadi kontradiktif atau
kesulitan dalam pemahamannya. Tahapan ini dilakukan secara hirarki.
Apabila tidak lulus dalam tahapan pertama maka tidak ada gunanya
melakukan tahapan kedua.13
Dalam Al-Qur’an Allah mencantumkan banyak kisah, baik tentang Nabi
terdahulu, umatnya dan hal ihwal yang ada pada masanya. Hal itu tentu saja
bukan sesuatu yang sia-sia, namun memiliki tujuan dan hikmah. Salah satu
kisah yang tertuang dalam Al-Qur’an adalah kisah Nabi Yusuf yang terdapat
dalam surah Yusuf itu sendiri.
Kisah nabi Yusuf adalah kisah yang unik jika dibandingkan dengan
kisah-kisah yang lain. Pertama, kisah nabi Yusuf diceritakan dalam satu
surah khusus, dan satu surah ini hanya berisi rangkaian cerita kisah Yusuf.
Kedua, isi kisah nabi Yusuf ini berlainan pula dengan kisah Nabi yang lain.
Dalam kisah nabi-nabi yang lain Allah menitikberatkan kepada tantangan
yang bermacam-macam dari kaum mereka, kemudian mengakhiri kisah itu
dengan kemusnahan para penentang nabi itu. Sedangkan dalam kisah nabi
Yusuf Allah menonjolkan akibat yang baik dari kesabaran, dan bahwa
kesenangan itu datangnya sesudah penderitaan. “Sungguh pada kisah Yusuf
12
Ahmad Fudhaili, Perempuan di Lembaran Suci, (Jakarta: Tranpustaka, 2013),
Cet. ke-1, h. 45 13
Ahmad Fudhaili, Perempuan di Lembaran Suci, h. 44-45
6
dan saudara-saudaranya ada ayat (tanda kekuasaan Allah) bagi orang-
orang yang bertanya” (QS.Yusuf ayat 7).
Maka pada skripsi ini penulis akan membahas tentang KUALITAS
HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID (Analisa Sanad dan Matan Hadis
Surah Yusuf).
B. Identifikasi Masalah
Berangkat dari kerangka dan latar belakang masalah, maka muncul
beberapa permasalahan yang menjadi acuan pembahasan, yakni:
1. Adanya hadis yang digunakan Nawawi dalam menafsirkan surah
Yusuf.
2. Hadis-hadis yang dicantumkan Nawawi tanpa sanad.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Mengingat kitab Tafsir Marah Labid cukup besar dan banyaknya hadis
yang terdapat dalam Tafsir tersebut. Maka penulis membatasi pembahasan
masalah hanya pada hadis-hadis yang terdapat dalam Surah Yusuf. Hal
tersebut karena beberapa alasan: Pertama, kisah nabi Yusuf satu-satunya
kisah yang diceritakan dalam satu surah khusus, dan satu surah ini hanya
berisi rangkaian cerita kisah Yusuf. Kedua, isi kisah nabi Yusuf ini berlainan
pula dengan kisah Nabi yang lain. Dalam kisah nabi-nabi yang lain Allah
menitikberatkan kepada tantangan yang bermacam-macam dari kaum
mereka, kemudian mengakhiri kisah itu dengan kemusnahan para penentang
nabi itu. Sedangkan dalam kisah nabi Yusuf Allah menonjolkan akibat yang
baik dari kesabaran, dan bahwa kesenangan itu datangnya sesudah
penderitaan. “Sungguh pada kisah Yusuf dan saudara-saudaranya ada ayat
7
(tanda kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang bertanya” (QS.Yusuf ayat
7). Ketiga, Kisah Yusuf merupakan salahsatu kisah yang banyak
disampaikan oleh para muballigh.
Permasalahan-permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
Apa kualitas hadis-hadis dalam Tafsir Marah Labid yang terdapat dalam
Surah Yusuf? Bagaimana orientasi penggunaan hadis dalam Tafsir ini terkait
penisbatannya (penyandarannya kepada Rasulullah atau selainnya) dan jenis
periwayatannya?
D. Tujuan Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini memiliki dua tujuan yaitu khusus dan umum.
Adapun tujuan khususnya adalah untuk mengetahui kualitas hadis yang
digunakan Nawawi dalam menafsirkan kisah Nabi Yusuf.
Sedangkan yang menjadi tujuan umum dari penulisan skripsi ini adalah
untuk memberikan manfaat yang bersifat teoritis dan praktis dalam rangka
menambah khazanah keilmuan terutama dalam kajian kritik sanad dan
matan pada ayat-ayat kisah yang ada dalam surah Yusuf yang ditafsirkan
dengan hadis Nabawi dan untuk mengetahui bagaimana seharusnya umat
islam memahami hadis dengan benar agar dapat dipraktekkan sesuai dengan
praktek Nabi saw..
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penulisan skripsi ini adalah:
1. Manfaat untuk masyarakat: Dengan mengetahui status hadis-hadis
tentang kisah pada surah Yusuf baik dari segi sanad ataupun matan
8
maka masyarakat dapat memahami kisah-kisah yang ada dalam surah
Yusuf dengan pemahaman yang benar.
2. Manfaat untuk penulis: Dengan mengetahui kualitas hadis khususnya
yang berbicara tentang kisah-kisah. Penulis berharap penulis
bukanlah orang yang hanya bertaqlid buta pada anggapan yang
samar-samar tanpa mengetahui sumber asli redaksinya.
F. Tinjuan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menemukan beberapa penelitian
judul skripsi yang membahas judul berbeda namun dalam kajian tema yang
hampir sama. Di antaranya adalah:
1. Skripsi yang ditulis oleh Siti Farida Nurlaili tahun 2009 dengan
judul: ”Pengaruh Kondisi Banten Abad XIX: Studi Kasus Tafsir
Marah Labid Karya Syaikh M. Nawawi al-Jawi al-Bantani”, Jurusan
Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam
Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini membahas tentang
pengaruh kondisi sosial politik dan pendidikan Banten terhadap
tafsir Marah labid.14
Sedangkan skripsi yang akan peneliti tulis
terfokus kepada kualitas hadis tentang kisah Nabi Yusuf dalam tafsir
Marah Labid.
2. Tesis yang ditulis oleh Ahmad Dimyathi Badruzzaman tahun 2001
dengan judul: “Studi Kritis Kisah-kisah Israiliyat Dalam Tafsir Munir
(Marah Labid) Karya Syaikh Nawawi al-Bantani” Program Magister
Studi Islam, IIQ Jakarta. Tesis ini membahas tentang adanya dan
14
Siti Farida Nurlaili, Pengaruh Kondisi Banten Abad XIX: Studi Kasus Tafsir
Marah Labid Karya Syaikh M. Nawawi al-Jawi al-Bantani, (Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2009).
9
kualitas kisah-kisah israiliyyat dalam tafsir Marah Labid.15
Sedangkan penulis hanya membahas tentang kualitas hadis yang
digunakan oleh Nawawi al-Bantani dalam menafsirkan surah Yusuf
dalam tafsir Marah Labid.
3. Skripsi yang ditulis oleh Siti Nur Wakhidah tahun 2009 dengan
judul: “Penafsiran Nawawi Al-Bantani Tentang Fitrah Dalam Tafsir
Marah Labid Li Kasyf Ma'na Qur'an Majid Dan Implikasinya Dalam
Kehidupan Sosial”. Jurusan Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin, UIN
Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Skripsi ini membahas makna fitrah
yang terdapat dalam Tafsir Marah Labid karya Nawawi Al-Bantani
serta bagaimana implikasi penafsiran Nawawi al-Bantani tentang
fitrah khususnya jika dikaitkan dengan konteks kekinian.16
Sedangkan penulis hanya meneliti tentang kualitas hadis-hadis
tentang kisah Nabi Yusuf yang terdapat dalam tafsir Marah Labid.
4. Skripsi yang ditulis oleh Misbakhul Mu’min tahun 2008 dengan
judul: “Metode Kajian Kitab Tafsir Dengan Fakta Sosial (Studi
Terhadap Kajian Tafsir Munir Marah Labid Karya Syaikh Nawawi
al-Bantani di Pondok Pesantren Fadlun Minalloh, Wonokromo I,
Pleret, Bantul, Yoyakarta”. Jurusan Tafsir Hadis, Fakultas
Ushuluddin, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Skripsi ini membahas
tentang metode yang digunakan dalam kajian tafsir Marah Labid di
Pondok Pesantren Fadlun Minalloh serta pengaruh social dari kajian
15
Ahmad Dimyathi Badruzzaman, Studi Kritis Kisah-Kisah Israiliyyat Dalam
Tafsir Munir (Marah Labid) Karya Syaikh Nawawi al-Bantani, (Tesis IIQ Jakarta 2001). 16
Siti Nur Wakhidah, Penafsiran Nawawi Al-Bantani Tentang Fitrah Dalam Tafsir
Marah Labid Li Kasyf Ma'na Qur'an Majid Dan Implikasinya Dalam Kehidupan Sosial,
(Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2009).
10
ini.17
Sementara penulis akan meneliti kualitas hadis-hadis tentang
kisah Nabi Yusuf yang terdapat dalam tafsir Marah Labid.
5. Skripsi yang ditulis oleh Susi Nurlita, tahun 2008 dengan judul:
“Konsep Dakwah Syekh Nawawi Al-Bantani: Telaah Atas
Pemikirannya Dalam Kitab Tafsir Marah Labid dan Qatr Al-Ghaits.”
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan
Komunikasi,UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Skripsi ini membahas
tentang konsep Syekh Nawawi mengenai pengertian dakwah, sasaran
dakwah, metodologi dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar, juga
membahas tentang aktivitas dakwah Syekh Nawawi al-Bantani untuk
mewujudkan konsep dakwahnya.18
Sedangkan penulis akan meneliti
tentang kualitas hadis-hadis dalam surah Yusuf yang terdapat dalam
tafsir Marah Labid.
6. Skripsi yang ditulis oleh Adi Hidayat, tahun 2014 dengan judul:
“Nilai-Nilai Akhlak Dalam Q.S Yusuf Ayat 23-25 dan Relevansinya
Terhadap Pembinaan Akhlak Siswa Usia Remaja (Studi Tafsir Al-
Mishbah Karya M. Quraish Shihab).” Jurusan Pendidikan Agama
Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta. Skripsi ini membahas tentang nilai-nilai akhlak yang
terkandung dalam QS. Yusuf ayat 23-25 dalam Tafsir al-Misbah
karya M. Quraish Shihab.19
Sedangkan penulis akan meneliti kualitas
17
Misbakhul Mu’min, Metode Kajian Kitab Tafsir Dengan Fakta Sosial (Studi
Terhadap Kajian Tafsir Munir Marah Labid Karya Syaikh Nawawi Al-Bantani di Pondok
Pesantren Fadlun Minalloh, Wonokromo I, Pleret, Bantul, Yoyakarta, (Skripsi UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta 2008). 18
Susi Nurlita, Konsep Dakwah Syekh Nawawi Al-Bantani: Telaah Atas
Pemikirannya Dalam Kitab Tafsir Marah Labid dan Qatr Al-Ghaits, (Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta2008). 19
Adi Hidayat, Nilai-Nilai Akhlak Dalam Q.S Yusuf Ayat 23-25 dan Relevansinya
Terhadap Pembinaan Akhlak Siswa Usia Remaja (Studi Tafsir Al-Mishbah Karya M.
Quraish Shihab), (Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2014).
11
hadis-hadis yang terdapat dalam surah Yusuf dalam tafsir Marah
Labid.
7. Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Habibi, tahun 2013 dengan judul:
“Dimensi Sabar Dalam Kisah Nabi Yusuf dan Implementasinya pada
Keterampilan Konselor.” Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam,
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Skripsi ini membahas tentang nilai-nilai sabar yang terkandung dalam
kisah Nabi Yusuf dan implementasi nilai sabar dalam kisah Nabi
Yusuf pada keterampilan seorang konselor.20
Sedangkan penulis akan
meneliti kualitas hadis-hadis yang terdapat dalam surah Yusuf.
Adapun persamaan ketujuh skripsi di atas dengan skripsi yang akan
penulis bahas adalah empat skripsi pertama sama-sama menggunakan kitab
yang sama yaitu tafsir Marah Labid karya Nawawi, sedangkan perbedaannya
terletak pada permasalahan yang dibahas. Kemudian dua skripsi berikutnya
adalah sama-sama membahas surah Yusuf, namun berbeda tema yang
dibahas.
G. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Skripsi ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research),
yaitu dengan mengumpulkan semua hadis-hadis yang terdapat pada surah
Yusuf yang ada dalam tafsir Marah Labid sebagai acuan primer. Dan
sejumlah buku-buku yang masih ada kaitannya dengan objek penelitian
seperti kitab-kitab tentang biografi perawi hadis dan kitab-kitab tentang
kritik matan, dan bahan-bahan rujukan lain yang relevan dengan objek
pembahasan yang dibahas, sebagai acuan sekunder. Hal ini dimaksud agar
20
Ahmad Habibi, Dimensi Sabar Dalam Kisah Nabi Yusuf dan Implementasinya
pada Keterampilan Konselor, (Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2013).
12
mendapat informasi secara lengkap untuk menemukan titik terang dari
kesimpulan yang akan penulis ambil.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian skripsi ini, penulis
membaca sumber-sumber relevan yang ada di perpustakaan-perpustakaan
keagamaan. Adapun sumber-sumber tersebut terdiri dari sumber primer dan
skunder.
Sumber primer adalah referensi pokok yang menjadi sumber utama
dalam penulisan skripsi ini yaitu: Tafsir Marah Labid karya Nawawi al-
Bantani
Sedangkan sumber skunder adalah referensi tambahan, sebagai penopang
dan pendukung dari sumber primer, yaitu:
a. Kitab-kitab yang berkaitan dengan takhrij hadis.
b. Buku-buku yang membahas kritik sanad dan matan hadis.
Hal ini dimaksud agar mendapat informasi secara lengkap untuk
menemukan titik terang dari kesimpulan yang akan penulis ambil.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah
dokumentsi kepustakaan (library research) yaitu mengumpulkan data-data
melalui bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan pembahasan penulis.
4. Metode Analisis Data
Objek kajian dalam skripsi ini bervariasi, ada riwayat yang dinyatakan
sebagai hadis namun tanpa dijelaskan secara eksplisit matan hadisnya, sanad,
13
mukharrij (kitab sumber), dan kualitasnya.Ada juga ungkapan yang tidak
secara lugas dinyatakan sebagai hadis namun diindikasikan sebagai hadis.
Dalam melakukan kajian, penulis menggunakan kajian perpustakaan
(library research) dengan menetapkan hal-hal berikut:
1. Jika dalam Tafsir disebutkan bahwa “Rasulullah bersabda,” atau
bahwa “dalam sebuah riwayat disebutkan begini atau begitu", tanpa
secara eksplisit menjelaskan matan hadisnya, maka penulis mencari
matan hadis itu beserta mukharrijnya.
2. Jika disebutkan matan hadisnya saja, maka penulis mencari
mukharrijnya.
3. Setelah hadis diketahui mukharrijnya dan didapatkan sanadnya,
penulis melakukan kajian untuk mengetahui kualitas sanadnya.
4. Jika mukharrij hadisnya al-Bukhâri dan atau Muslim, maka penulis
menilainya sahîh karena adanya kesepakatan ulama yang menyatakan
bahwa seluruh hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhâri dan Muslim
atau salah satu di antara keduanya kualitasnya sahîh.21
5. Jika hadisnya terdapat dalam sunan arba’ah (Abu Dawud, al-Nasa’i,
alTirmidzi, dan Ibn Majah) atau kitab hadis lainnya yang sudah
masyhur seperti Musnad Ahmad, Shahih Ibn Hibban, Mustadrak al-
Hakim, dan Sunan al-Daruqutni, maka kualitas hadisnya sesuai
dengan kekuatan hadis tersebut dilihat dari hasil kajian sanad dan
matan mengikuti kaedah umum kritik hadis.
21
Mahmud Thahhan berkata, “Terdapatnya hadis dalam salah satu as-Shahihayn
(Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim) dapat dipastikan bahwa hadis itu shahih.Tidak perlu
dilakukan kajian atas sanadnya.”
Ibn al-Shalâh berkata, "Hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhârî atau Muslim
termasuk hal-hal yang dipastikan kesahîhannya…"
Ibn Katsîr berkata, "Aku sependapat dengan Ibn al-Salâh dalam hal ini"
Mahmûd al-Thahhan, Usûl al-Takhrîj wa Dirâsah al-Asânid, (Riyadh: Maktabah
al-Ma’arif, 1996 M), Cet. ke-3, h. 183-184
14
6. Jika ada ulama hadis yang telah memberikan penilaian atas kualitas
hadis, maka penulis menyebutkan penilaian itu sebagai pembanding
dan bahan pertimbangan.
H. Teknik dan Sistematika Penulisan
Adapun teknik penulisan skripsi ini mengacu pada buku Pedoman
Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang diterbitkan oleh IIQ Jakarta
Press tahun 2013 oleh Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta.
Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang apa yang
diuraikan dalam skripsi ini, dan agar pembahasan skripsi ini lebih terarah dan
sistematis, maka pembahasan dibagi menjadi 5 (lima) bab, yaitu:
Bab pertama, berisi Pendahuluan. Pada bab ini penulis mencoba
menguraikan bagian yang merupakan pendahuluan yang meliputi latar
belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan
sistematika penelitian.
Bab kedua, Pada bab ini berisi tentang Biografi Nawawi, dimulai dari
riwayat hidup, guru dan murid, karya-karya dan pendapat para tokoh .
Kemudian penulis juga menjelaskan tentang profil dari kitab tafsirnya,
seperti riwayat tafsirnya, metodologi penulisan serta bentuk dan corak tafsir.
Bab ketiga, berisi tentang Landasan Teori. Pada bab ini penulis mencoba
menguraikan sejarah perkembangan kajian sanad dan matan hadis, defenisi
dan sejarah perkembangan takhrij hadis, metode dan manfaat takhrij hadis,
serta kitab-kitab takhrij hadis yang terkenal.
Bab keempat, Pada bab ini Penulis memaparkan takhrij hadis-hadis
dalam tafsir Marah Labid.
Bab kelima, Penutup.Yang berisi Kesimpulan dan Saran-saran.
15
115
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan berdasarkan penelitian pada Bab IV, penulis menyatakan bahwa
riwayat-riwayat yang ada dalam Tafsir Marah Labid bervariasi, baik dilihat
dari nisbat periwayatan (marfu’, mawquf, dan maqthu’), jenis periwayatan
(hadis dan asbab al-nuzul), maupun kualitasnya (shahih dan dha’if). Hal ini
menjelaskan orientasi Tafsir dalam menggunakan periwayatan atau hadis.
Dengan melihat aspek nisbatnya, 41% dari total riwayat yang dikaji
adalah marfu’, 6% mawquf, 35% maqtu’, 6% tawaqquf. Kemudian dengan
melihat jenis periwayatannya, 94% adalah hadis, sementara sisanya (6%)
adalah sabab nuzul. Pembedaan riwayat menjadi hadis dan sabab nuzul ini
untuk memudahkan klasifikasi riwayat dilihat dari keterkaitannya dengan
ayat Al-Qura’n. Sementara penilaian atas kualitasnya didapati bahwa 41%
riwayat yang ada dalam tafsir masuk kategori maqbul atau diterima sebagai
hujjah (yaitu shahih dan hasan), 35% riwayatnya dha’if, dan 24% tidak dapat
ditentukan kualitasnya.
B. Saran-Saran
Mengingat fakta bahwa dalam tafsir ini masih memuat riwayat-riwayat
(hadis) yang dha’if, maka penulis menyarankan kepada pihak-pihak pembaca
supaya melakukan kajian ulang terhadap riwayat yang akan diambil dan
yang akan disampaikan.
117
DAFTAR PUSTAKA
Mushaf Al-Qur’an al-Karim
Abu Muhammad, Abd al-Muhdi, Thuruq Takhrij Hadis Rasulillah SAW,
Kairo: Dar al-I’tisham, T.t
Abdullah bin Muhammad, Mushannnaf Ibn Abi Syaibah,
www.ahlaldeeth.com (dalam program Maktabah al-Syamilah).
Abdurrahman bin Ibn Abi Hatim, al-Jarh wa at-Ta’dil, Kairo: Dar al-Kitab
al-Islami, 1371 H/1952 M.
-----------------, ‘Ilal al-Hadits li Ibn Abi Hatim, Kairo: al-Faruq al-Haditsah
li ath-Thaba’ah wa an-Nasyr, 1423 H/2003 M.
-----------------, Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, Beirut: Dar al-Fikr, 1424 H/
2003 M.
Almanar, Abduh, Pengatar Studi Hadis, Jakarta: Referensi, 2012.
Amin, Samsul Munir, Sayyid Ulama Hijaz: Biografi Syaikh Nawawi Al-
Bantani, Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2011.
Amir, Mafri, Literatur Tafsir Indonesia, Banten: Mazhab Ciputat, 2013.
Al-Asqalani, Ahmad bin Ali bin Hajar, Tahdzib at-Tahdzib, tk: Dar al-Fikr,
1415 H/1995 M.
Azami, Muhammad Mustafa, Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya,
Terj. Ali Mustafa Ya’qub, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000.
Badan Litbang & Diklat Kemenag RI, Para Penjaga Al-Qur’an: Biografi
Huffaz Al-Qur’an di Nusantara, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-
Qur’an, 2011.
Badruzzaman, Ahmad Dimyathi, Studi Kritis Kisah-Kisah Israiliyyat Dalam
Tafsir Munir (Marah Labid) Karya Syaikh Nawawi al-Bantani, Tesis
IIQ Jakarta 2001.
118
Bahary, Ansory, Tafsir Nusantara: Studi Kritis terhadap Marah Labid
Nawawi al Bantani, dalam Jurnal IPTIQ, Ulul Albab Volume 16, No.2
Tahun 2015.
Al-Bantani, Muhammad Nawawi, Marah Labid Tafsir an-Nawawi,. tk: Dar
al-Fikr, tth.
-------------, Tafsir al-Munir (Marah Labid), Terj. Bahrun Abu Bakar,
Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011.
Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail, Shahih al-Bukhari, Kairo: Dar al-Hadits,
1425 H/2004 M.
Al-Busti, Muhammad bin Hibban, Shahih Ibnu Hibban, Beirut: Dar al-Fikr,
1417 H/1996 M.
Chaidar, Sejarah Pujangga Islam Syaikh Nawawi al-Bantani Indonesia,
Jakarta: Sarana Utama, 1978.
Ad-Darimi, Abdullah bin Abdurrahman, Sunan ad-Darimi, Beirut: Dar al-
Basyair, 1434 H.
Ad-Dulabi, Abu Bisyr Muhammad bin Ahmad, al-Kunni wa al-Asma,
www.ahlaldeeth.com (dalam program Maktabah al-Syamilah).
Ad-Dunya, Ibn Abi, al-Faraju Ba’da asy-Syiddah, www.ahlaldeeth.com
(dalam program Maktabah al-Syamilah).
Al-Fattani, Jamaluddin Muhammad bin Thahir, Tadzkiratul Mawdhu’at,
Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1433H/2012 M.
Fudhaili, Ahmad, Perempuan di Lembaran Suci, Jakarta: Tranpustaka, 2013.
Harahap, Syahrin, Metodologi Studi dan Penelitian Ilmu-Ilmu Ushuluddin,
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002.
Hasan, Ahmad Rifa’i, Warisan Intelektual Islam Indonesia: Telaah Atas
Karya-Karya Klasik, Bandung: Mizan, 1987.
Hidayat, Adi, Nilai-Nilai Akhlak Dalam Q.S Yusuf Ayat 23-25 dan
Relevansinya Terhadap Pembinaan Akhlak Siswa Usia Remaja (Studi
119
Tafsir Al-Mishbah Karya M. Quraish Shihab), (Skripsi UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta 2014).
Husnan, Ahmad, Kajian Hadis Metode Takhrij, Jakarta: Pustaka al-Kautsar,
1993.
Yanggo, Huzaimah Tahido, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan
Disertasi, Jakarta: IIQ Press, 2011.
Ibnu Hazen, dkk, 100 Ulama Dalam Lintas Sejarah Nusantara, Jakarta: PT
Yellow Multi Media, 2015.
Ibn al-Jauzi, Abdurrahman bin Ali bin Muhammad, al-Mawdhu’at,
www.ahlaldeeth.com (dalam program Maktabah al-Syamilah).
Isa, Salam M., Metodologi Kritik Hadis, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2004.
Ismail, Syuhudi, Kaidah Keshahihan Sanad Hadis: Telaah Kritis dan
Tinjauan dengan Ilmu Sejarah, Jakarta: Bulan Bintang, 2005.
--------, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, Jakarta: Bulan Bintang, 2007.
Al-Khazin, Alauddin Ali bin Muhammad bin Ibrahim, Lubab at-Ta’wil fi
Ma’ani at-Tanzil, tk: Dar al-Fikr, 1979.
al-Mawsuli, Abu Ya’la, Musnad Abi Ya’la, Beirut: Dar al-Fikr, 1422
H/2002M.
Al-Mizzi, Yusuf bin Zakki, Tahdzib al-Kamal, Beirut: Muassasah ar-
Risalah, 1418 H/1998 M.
Mudassir, Ilmu Hadis, Bandung: Pustaka Setia, 1999.
Al-Mundziri, at-Targhib wa at-Tarhib, www.ahlaldeeth.com (dalam
program Maktabah al-Syamilah).
Mu’min, Misbakhul, Metode Kajian Kitab Tafsir Dengan Fakta Sosial (Studi
Terhadap Kajian Tafsir Munir Marah Labid Karya Syaikh Nawawi Al-
Bantani di Pondok Pesantren Fadlun Minalloh, Wonokromo I, Pleret,
Bantul, Yoyakarta, (Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2008).
120
Muttaqin, Ahmad, Karakteristik Tafsir Marah Labid Karya Syaikh Nawawi
al-Bantani, dalam Jurnal Studi Ilmu-ilmu al-Qur’an dan al-Hadits, UIN
Lampung: Al-Dzikra, 2014, Vol. 8 No. 1.
An-Nasa’i, Ahmad bin Syu’ayb, Sunan an-Nasa’i, Kairo: Dar al-Hadits,
1420 H/1999 M.
An-Naysaburi, Muslim bin Hajjaj, Shahih Muslim, Beirut: Dar Ihya at-Turats
al-‘Arabiy, tth.
An-Naysaburi, Muhammad bin Abdullah, al-Mustadrak ala ash-Shahihain,
Beirut: Dar Ibn Hazm, 1428 H/2007 M.
An-Naysaburi, Nazhmuddin, Gharaib al-Qur’an wa Raghaib al-
Furqan,www.ahlaldeeth.com (dalam program Maktabah al-Syamilah).
Nurlaili, Siti Farida, Pengaruh Kondisi Banten Abad XIX: Studi Kasus Tafsir
Marah Labid Karya Syaikh M. Nawawi al-Jawi al-Bantani, (Skripsi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009).
Nurlita, Susi, Konsep Dakwah Syekh Nawawi Al-Bantani: Telaah Atas
Pemikirannya Dalam Kitab Tafsir Marah Labid dan Qatr Al-Ghaits,
(Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008).
Al-Qazwaini, Muhammad bin Yazid, Sunan Ibnu Majah, Kairo: Dar al-
Hadits, 1426 H/2005 M.
Rahman, Fatchur, Ikhtishar Mushthalahul Hadis, Yogyakarta: Almaarif
Bandung,1987.
Ramli, Rafi’uddin, Sejarah Hidup dan Silsilah Syaikh Kyai Muhammad
Nawawi Tanara, Tangerang: Yayasan Nawawi, 1399 H.
Ranuwijaya, Utang, Ilmu Hadis, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1996.
Ar-Razi, Fakhruddin, Mafatih al-Ghaib, Beirut: Dar Ihya’ li at-Turats al-
Arabiy, 1420 H.
As-Shalih, Subhi, Membahas Ilmu-Ilmu Hadis, Terj. Tim Pustaka Firdaus,
Jakarta: Pustaka Firdaus, 2013.
121
As-Shiba’i, Musthafa, Sunnah dan Peranannya dalam Penetapan Hukum
Islam, Terj. Nurkholish Madjid, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1991.
As-Shidqy, Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, Semarang: PT.
Pustaka Rizki Putra, 2005.
As-Sijistani, Abu Dawud Sulayman bin al-Asy’ats, Sunan Abi Dawud,
Kairo: Dar al-Hadits, 1420 H/1999 M.
As-Suyuthi, Abdurrahman bin Abu Bakar, al-Jami’ ash-Shaghir fi Ahadits
al-Basyir an-Nadzir, tk: Dar al-Fikr, tth.
--------------, al-La’ali al-Mashnu’ah fi al-Ahadits al-Maudhu’ah,
www.ahlaldeeth.com (dalam program Maktabah al-Syamilah).
--------------, Ad-Durr al-Mantsur fi Tafsir al-Ma’tsur, Beirut: Dar al-Fikr,
1414 H/1993 M.
Asy-Syaibani, Ahmad bin Hanbal, Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal, tk:
Muassah ar-Risalah: 2001.
Thahan, Mahmud, Ushul at-Takhrij wa Dirasah al-Asanid, Riyadh:
Maktabah al-Ma’arif, 1996.
At-Tirmidzi, Muhammad bin Isa, al Jami’ al-Kabir Sunan at-Tirmidzi,
Beirut: Dar al-Gharb al-Islami, 1998.
At-Tanukhi, Muhsin bin Ali, al-Faraju Ba’da asy-Syiddah,
www.ahlaldeeth.com (dalam program Maktabah al-Syamilah).
Ath-Thabari, Muhammad bin Jarir Abu Ja’far, Tafsir ath-Thabri: Jami’ al-
Bayan fi Ta’wil al-Qur’an, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1420 H/
1999 M.
Ath-Thabrani, Sulayman bin Ahmad,al-Mu’jam al-Awsath, Kairo: Dar al-
Haramain, tth.
-----------------, ad-Du’a li ath-Thabrani,www.ahlaldeeth.com (dalam
program Maktabah al-Syamilah).
Ulum, Amirul, Syaikh Nawawi al-Bantani: Penghulu Ulama di Negeri Hijaz,
Yoyakarta: Global Press, 2015.
122
-------, Ulama-Ulama Aswaja Nusantara yang Berpengaruh di Negeri Hijaz,
Yogyakarta: Pustaka Ulama, 2015.
Usman, Maghfur, Metode Takhrij Hadis: Cara Mudah Mencari Hadis,
Kranggan Permai: T.p, 2004.
Wakhidah, Siti Nur, Penafsiran Nawawi Al-Bantani Tentang Fitrah Dalam
Tafsir Marah Labid Li Kasyf Ma'na Qur'an Majid Dan Implikasinya
Dalam Kehidupan Sosial, (Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2009).
Wensicnk, A.J., dkk, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Hadits an-Nabawi,
Terj. M. Fuad Abd al-Baqi, Leiden: tp, 1936.
Ya’kub, Ali Musthafa, Haji Pengabdi Setan, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2006.