KUALITAS CORPORATE GOVERNANCE DAN NILAI … · Uji Hipotesis Model Regresi I dengan Variabel...
Transcript of KUALITAS CORPORATE GOVERNANCE DAN NILAI … · Uji Hipotesis Model Regresi I dengan Variabel...
1
KUALITAS CORPORATE GOVERNANCE
DAN NILAI PERUSAHAAN
TESIS
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna
Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh
WULAN KANTIASIH
NIM: S4308006
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
2
KUALITAS CORPORATE GOVERNANCE
DAN NILAI PERUSAHAAN
Disusun oleh:
WULAN KANTIASIH
NIM: S4308006
Telah disetujui Pembimbing
Pada tanggal: 16 Desember 2009
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak. Doddy Setiawan, S.E., M.Si.,
IMRI., Ak.
NIP. 19520610 198803 1 002 NIP. 19750218 200012 1 001
Mengetahui:
Ketua Program Studi Magister Akuntansi
Doddy Setiawan, S.E.,M.Si., IMRI., Ak.
NIP. 19750218 200012 1 001
3
KUALITAS CORPORATE GOVERNANCE
DAN NILAI PERUSAHAAN
Disusun oleh:
WULAN KANTIASIH
NIM: S4308006
Telah disetujui Tim Penguji
Pada tanggal, 18 Januari 2010
Ketua : Dr. Payamta, M.Si., Ak., CPA …………………….
Sekretaris : Dra. Y. Anni Aryani, M.Prof.Acc., Ph.D., A ..…………………...
Anggota : Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak. ……………….........
Doddy Setiawan, S.E., M.Si., IMRI., Ak. ……………….........
Mengetahui:
Direktur PPs UNS Ketua Program Studi Magister Akuntansi
Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D. Dr. Bandi, M.Si., Ak.
NIP. 19570820 198503 1 004 NIP. 19641120 199103 1 002
4
PERNYATAAN
Nama : Wulan Kantiasih
NIM : S4308006
Program Studi : Magister Akuntansi
Konsentrasi : Akuntansi Keuangan
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul ―Kualitas
Corporate Governance dan Nilai Perusahaan‖ adalah benar-benar merupakan
karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya telah diberi tanda citasi dan
diungkapkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
peroleh atas tesis tersebut.
Surakarta, 18 Januari 2010
Yang menyatakan,
Wulan Kantiasih
5
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karyaku ini untuk :
Almarhum Papa yang selalu kukenang dalam hatiku…..
Suami dan anakku yang membuatku sanggup bertahan menghadapi
beratnya perjuanganku meraih gelar Magister Sains.
I LOVE YOU ALL……………
6
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kuhaturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
KUALITAS CORPORATE GOVERNANCE DAN NILAI PERUSAHAAN.
Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai Derajat Magister Sains
Program Studi Magister Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan tesis ini tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak, baik berupa moral maupun material,
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati penulis menyampaikan ungkapan terima kasih yang
tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi UNS sekaligus sebagai Pembimbing I yang telah memberikan
ijin penelitian dan pemberian ilmunya baik akademis maupun non
akademis.
2. Bapak Doddy Setiawan, S.E., M.Si., IMRI, Ak. selaku Ketua Program
Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi UNS dan sekaligus
Pembimbing II yang telah memberikan ijin penelitian dan pemberian
ilmunya baik akademis maupun non akademis.
7
3. Bapak Dr. Payamta, M.Si., Ak. selaku Penguji atas waktu yang telah
beliau luangkan untuk menguji penulis, memberikan kritik yang
membangun dan saran perbaikan atas karya penulis.
4. Ibu Dra. Y. Anni Aryanni, M.Prof.Acc., Ph.D., Ak. selaku Penguji atas
arahan dan masukannya bagi penulis pada saat ujian.
5. Bapak dan Ibu staf pengajar Fakultas Ekonomi UNS, terima kasih atas
segala bimbingan selama penulis menempuh studi.
6. Suami dan anakku, atas segala penghiburan, pengorbanan, perhatian, dan
kasih sayang yang tiada pernah putus, Semoga Tuhan yang Maha Esa
senantiasa mencurahkan berkat dan rahmat-Nya kepada keluarga kecil
kita.
7. Kepada semua pihak yang belum tertulis yang telah membantu penulis
selama masa kuliah dan dalam menyelesaikan skripsi ini yang terlalu
banyak untuk disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan dalam penelitian ini, namun demikian penulis mengharapkan
semoga tesis yang telah penulis susun dapat memberikan informasi yang
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Surakarta, Januari 2010
Penulis
8
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………..
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………...
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………
KATA PENGANTAR……………………………………………………...
ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR ISI………………………………………………………………. viii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. xii
DAFTAR TABEL………………………………………………………….
DAFTAR SINGKATAN..............................................................................
ABSTRAK……………………………………………………………….....
xiii
xiv
xv
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………… 1
A. Latar Belakang…………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………. 8
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………... 8
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………. 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN
HIPOTESIS..................................................................................................
10
A. Tinjauan Pustaka….………………………………………………..
1. Agency Theory………………………………………………….
10
10
9
2. Good Corporate Governance…………………………………..
a. Pengertian Good Corporate Governance…………………
b. Asas Good Corporate Governance……………………….
c. Tujuan dan Manfaat Penerapan Prinsip Good Corporate
Governance……………………………………………….
d. Faktor Penerapan Good Corporate Governance…………
3. Aspek-aspek Good Corporate Governance……………..….......
a. Akses terhadap Informasi…………………………………
b. Isi Informasi Publik……………………………………….
c. Struktur Dewan Komisaris dan Direksi ………………….
d. Struktur Kepemilikan dan Hak Pemegang Saham….........
4. Nilai Perusahaan………………………………………………..
B. Pengembangan Hipotesis………..………………………………….
12
12
14
17
18
20
20
21
22
24
26
28
BAB III. METODE PENELITIAN……………………………………….. 34
A. Desain Penelitian…………………………………………………... 34
B. Populasi dan Sampel Penelitian………………………………........ 35
C. Data dan Metode Pengumpulan Data……………………………... 36
D. Identifikasi Variabel………………………………………………..
E. Metode Analisis Data………………………………………………
1. Scoring Kualitas Corporate Governance………………….........
2. Uji Normalitas…………………………………………………..
3. Uji Asumsi Regresi…………………………………………......
4. Pengujian Hipotesis…………………………………………….
37
40
40
41
41
42
10
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN…………………… 46
A. Deskripsi Data……………………………………………………..
1. Pengumpulan Data dan Penentuan Sampel………………….….
2. Deskripsi Statistik………………………………………………
46
46
47
B. Hasil Analisis Data....…….……………………………………… 48
1. Uji Normalitas Residual………………………………………...
2. Uji Asumsi Regresi……………………………………………..
a. Multikolinearitas…………………………………...……..
b. Heteroskedastisitas………………………………………..
c. Autokorelasi…………………………………………...….
C. Pengujian Hipotesis...........................................................................
1. Uji Hipotesis Model Regresi I (Variabel Terikat Tobin’s Q).......
2. Uji Hipotesis Model Regresi I dengan Variabel Kontrol.............
3. Uji Hipotesis Model Regresi II (Variabel Terikat PBV).............
4. Uji Hipotesis Model Regresi II dengan Variabel Kontrol............
5. Uji Hipotesis Model Regresi I (per Aspek)……….....................
6. Uji Hipotesis Model Regresi I (per Aspek) dengan Variabel
Kontrol.........................................................................................
7. Uji Hipotesis Model Regresi II (per Aspek)……...…................
8. Uji Hipotesis Model Regresi II (per Aspek) dengan Variabel
Kontrol.........................................................................................
D. Diskusi Hasil Penelitian…………………………………………….
BAB V. PENUTUP………………………………………………………...
48
49
49
51
54
55
55
56
61
62
66
68
70
71
73
79
11
A. Kesimpulan………………………………………………………….
B. Keterbatasan, Implikasi dan Saran Penelitian Berikutnya....………..
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
79
80
12
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan untuk Indeks Kualitas Corporate Governance
Lampiran 2. Statistik Deskriptif……………………………………………......
Lampiran 3. Uji Normalitas Residual……………………………......................
Lampiran 4. Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas………………......................
Lampiran 5. Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas………………...................
Lampiran 6. Uji Asumsi Klasik Autokorelasi…………………….....................
Lampiran 7. Uji Hipotesis Model Regresi I (Variabel Terikat Tobin’s Q)...........
Lampiran 8. Uji Hipotesis Model Regresi I (Variabel Terikat Tobin’s Q)
dengan Variabel Kontrol...................................................................
Lampiran 9. Uji Hipotesis Model Regresi II (Variabel Terikat PBV) ...............
Lampiran 10. Uji Hipotesis Model Regresi I (Variabel Terikat PBV) dengan
Variabel Kontrol...............................................................................
Lampiran 11. Uji Hipotesis Model Regresi I (per Aspek)..................................
Lampiran 12. Uji Hipotesis Model Regresi I (per Aspek) dengan Variabel
Kontrol..........................................................................................
Lampiran 13. Uji Hipotesis Model Regresi II (per Aspek).................................
Lampiran 14. Uji Hipotesis Model Regresi II (per Aspek) dengan Variabel
Kontrol..........................................................................................
Lampiran 15. Daftar Emiten................................................................................
89
93
94
95
96
97
98
100
104
106
110
111
113
114
116
13
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Sampel Penelitian……………………….......................................
Tabel 2. Deskripsi Statistik Variabel Utama................................................
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Residual........................................................
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas..............……………...........................
Tabel 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Regresi I...............................
Tabel 6. Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Regresi II.............................
Tabel 7. Hasil Uji Autokorelasi………................……………....................
Tabel 8. Hasil Uji Hipotesis Model Regresi I..............................................
Tabel 9. Hasil Uji Hipotesis Model Regresi I dengan Variabel Kontrol.....
Tabel 10. Hasil Uji Hipotesis Model Regresi II...........................................
Tabel 11. Hasil Uji Hipotesis Model Regresi II dengan Variabel Kontrol..
Tabel 12. Hasil Uji Hipotesis Model Regresi I (per Aspek).........................
Tabel 13. Hasil Uji Hipotesis Model Regresi I (per Aspek) dengan
Variabel Kontrol.............................................................................
Tabel 14. Hasil Uji Hipotesis Model Regresi II (per Aspek)........................
Tabel 15. Hasil Uji Hipotesis Model Regresi II (per Aspek) dengan
Variabel Kontrol.............................................................................
46
47
49
50
52
53
54
55
56
61
62
67
68
70
71
14
DAFTAR SINGKATAN
CGFRC : Corporate Governance and Financial Reporting Centre
CGPI : Corporate Governance Perception Index
FCGI : Forum for Corporate Governance Indonesia
GCG : Good Corporate Governance
IICG : The Indonesian Institute of Corporate Governance
IKAI : Ikatan Akuntan Indonesia
KNKG : Komite Nasional Kebijakan Governance
PBI : Peraturan Bank Indonesia
S&P : Standard and Poor’s
YPPMI : Yayasan Pendidikan Pasar Modal Indonesia
15
ABSTRACT
Wulan Kantiasih, S.E.
NIM: S4308006
CORPORATE GOVERNANCE QUALITY AND FIRM VALUE
Indonesian business community especially the go public companies do not
give enough attention to the Good Corporate Governance (GCG) practice. The
decreased corporate governance quality evaluation survey participant is one of
which indicate the problem. This research aims to develop an instrument to assess
corporate governance quality and test the hypothesis that corporate governance
quality increases firm value.
Observation samples of 206 companies are tested with multiple linier
regression method. Corporate Governance Quality is measured by an index
called IGOV which is developed from 23 binary question related to corporate
governance practices conducted by the firms and divided into 4 aspects:
information access, content of public information, board structure, and ownership
structure and shareholder’s rights. All of the questions can be answered by the
publicly available information in Indonesia Capital Market without any means of
direct contacts.
Corporate governance index resulted in the research able to create a
simple picture about corporate governance and can be used to assess its quality
only by analyze the annual report and financial statement. The test result supports
the hypothesis that the corporate governance quality increases firm market value
for both of its proxy: Tobin’s Q and PBV. The additional test shows that the
transparency principle represented by 2 aspects: information access and
information content turn out to be the prominent consideration by the investors to
make a decision of a good investment.
The main constraint in this study is the possibility of endogeneity problem
in the regression model caused by unavailability of the instrumental variable in
Indonesia, which can be used to explain the causal relation between corporate
governance and firm value. The result of this study, could be the initial step in
standardizing the GCG practice for public company which allowing the
appearance of new shares with GCG rating in Indonesian capital market.
Keywords: corporate governance quality, corporate governance principle,
corporate governance aspects, firm value, endogeneity problem
16
ABSTRAK
Wulan Kantiasih, S.E.
NIM: S4308006
KUALITAS CORPORATE GOVERNANCE DAN NILAI PERUSAHAAN
Praktik Good Corporate Governance (GCG) tidak mendapatkan perhatian
yang semestinya oleh kalangan bisnis di Indonesia, khususnya perusahaan yang
telah go public. Rendahnya partisipasi survei pemeringkatan kualitas corporate
governance (CGPI) menjadi salah satu indikasi adanya permasalahan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu instrumen yang dapat
digunakan untuk menilai kualitas corporate governance dan sekaligus menguji
hipotesis bahwa kualitas corporate governance meningkatkan nilai perusahaan.
Sampel observasi sejumlah 206 perusahaan diuji dengan metode regresi
linier berganda. Kualitas Corporate Governance diukur dengan menggunakan
suatu indeks yang disebut IGOV yang terdiri dari 23 pertanyaan biner tentang
praktik corporate governance perusahaan yang terbagi ke dalam 4 aspek: akses
terhadap informasi, isi informasi publik, struktur dewan komisaris dan direksi,
dan struktur kepemilikan dan hak pemegang saham. Seluruh pertanyaan dapat
dijawab melalui informasi yang tersedia bebas di pasar modal tanpa harus
melakukan kontak langsung dengan perusahaan.
Indeks corporate governance yang dihasilkan mampu memberikan
gambaran sederhana sekaligus menilai kualitas praktik GCG hanya dengan
menganalisa Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan perusahaan. Hasil
pengujian mendukung hipotesis bahwa kualitas corporate governance
meningkatkan nilai pasar perusahaan baik yang diproksikan oleh Tobin’s Q
maupun PBV. Pengujian tambahan yang dilakukan menunjukkan bahwa asas
transparansi yang diwakili oleh aspek akses dan isi informasi menjadi bahan
pertimbangan utama bagi calon investor dalam mengambil keputusan
berinvestasi.
Keterbatasan yang terjadi adalah bahwa penelitian ini tidak
mempertimbangkan kemungkinan munculnya endogeneity problem dalam model
regresi karena ketiadaan variabel instrumental di Indonesia yang dapat digunakan
untuk menjelaskan hubungan kausal antara corporate governance dan nilai
perusahaan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan awal pembakuan standar GCG
bagi perusahaan publik yang memungkinkan munculnya saham-saham baru
dengan peringkat GCG di pasar modal Indonesia.
Kata kunci: kualitas corporate governance, asas-asas corporate governance,
aspek-aspek corporate governance, nilai perusahaan, endogeneity problem.
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) di beberapa negara telah
terbukti mampu memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dengan
memperbaiki kinerja dan memungkinkan akses yang lebih baik terhadap modal
dari luar perusahaan. Hal ini dapat disimpulkan dari beberapa penelitian yang
dilakukan oleh Standard and Poor’s selama tahun 2004 terhadap transparansi dan
pengungkapan GCG di beberapa negara di Asia Tenggara seperti Singapura,
Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.
Adanya praktik tata kelola perusahaan yang baik dalam suatu perusahaan
dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap manajemen perusahaan dan
mendorong investor untuk berinvestasi. Sebaliknya, kerangka corporate
governance yang lemah menurunkan kepercayaan investor dan melemahkan
investasi dari luar. Dengan sendirinya keberadaan GCG menjadi salah satu syarat
yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk mengelola bisnisnya dengan lebih
efektif.
Menurut Kusumawati dan Riyanto (2005), penelitian ilmiah dengan topik
corporate governance mangalami peningkatan yang signifikan semenjak
terbukanya skandal keuangan di beberapa perusahaan raksasa asing (misalnya
skandal Enron, Tyco, Worldcom dan Global Crossing). Berbagai tulisan
memaparkan konsekuensi negatif dari weak governance system, misalnya
18
Iskander dan Chamlou (2000) yang menyampaikan bahwa krisis ekonomi yang
terjadi di kawasan Asia Tenggara dan negara lain terjadi bukan hanya akibat
faktor ekonomi makro namun juga karena lemahnya corporate governance.
Lemahnya hukum, standar akuntansi dan pemeriksaan keuangan yang belum
mapan, pasar modal yang under-regulated, pengawasan komisaris yang lemah,
dan terabaikannya hak minoritas merupakan penyebab rendahnya kualitas
corporate governance di negara-negara tersebut. Kualitas corporate governance
yang rendah menyebabkan lembaga ekonomi dan keuangan dunia seperti World
Bank dan International Monetary Fund berupaya menegakkan corporate
governance di negara-negara penerima dana, salah satunya adalah Indonesia.
Mereka menganggap corporate governance merupakan bagian yang penting
dalam sistem pasar yang efisien.
Upaya penerapan GCG ditujukan untuk mendorong optimalisasi alokasi
atau pemanfaatan sumber daya perusahaan agar kesejahteraan pemilik perusahaan
terjaga. Masih menurut Kusumawati dan Riyanto (2005), corporate governance
pada intinya merupakan pengendalian perilaku para eksekutif puncak perusahaan
dengan tujuan untuk melindungi kepentingan pemilik perusahaan (pemegang
saham). Masalah keagenan seperti ini muncul karena adanya pemisahan antara
kepemilikan dan pengelolaan perusahaan, dimana pemilik sebagai pemasok modal
mendelegasikan wewenang atas pengelolaan perusahaan kepada para manajer.
Implikasi dari pendelegasian kewenangan tersebut menyebabkan para eksekutif
memiliki otoritas penuh untuk memanfaatkan sumber daya yang ada.
19
Setiap keputusan yang diambil seharusnya didasarkan pada kepentingan
pemegang saham dan sumber daya yang ada digunakan semata-mata hanya untuk
kepentingan perusahaan. Meskipun demikian, dalam suatu kerangka corporate
governance yang lemah seringkali keputusan yang diambil hanya menguntungkan
para eksekutif dan bahkan merugikan pemegang saham. Hal tersebut menyiratkan
bahwa manajemen mempunyai kepentingan yang berbeda dengan kepentingan
pemilik (Keasey and Wright 1997 dalam Kusumawati dan Riyanto 2005).
GCG merupakan sistem yang mampu memberikan perlindungan dan
jaminan hak kepada stakeholders, termasuk di dalamnya adalah shareholders,
lenders, employees, executives, government, customers dan stakeholders yang lain
(Naim 2000 dalam Hastuti 2005). Dua hal yang menjadi perhatian utama konsep
ini adalah (YPPMI & Sinergy Communication 2002 dalam Hastuti 2005):
1. pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan
benar (akurat) dan tepat pada waktunya,
2. kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara
akurat tepat pada waktunya, dan transparan mengenai semua hal yang
berkaitan dengan kinerja perusahaan, kepemilikan dan pemegang
kepentingan (stakeholder).
Penerapan GCG dipercaya dapat meningkatkan kinerja atau nilai
perusahaan. Pernyataan ini dapat ditemukan dalam berbagai codes of corporate
governance hampir di semua negara. Dey Report (1994) mengemukakan bahwa
corporate governance yang efektif dalam jangka panjang dapat meningkatkan
kinerja perusahaan dan menguntungkan pemegang saham. Peningkatan kinerja
20
perusahaan tersebut tidak hanya untuk kepentingan pemegang saham namun juga
untuk kepentingan publik secara umum (Kusumawati dan Riyanto 2005).
Pada mulanya penelitian mengenai corporate governance dikaitkan
dengan kinerja dan hanya berfokus pada aspek-aspek tertentu saja seperti
karakteristik kepemilikan perusahaan (Millstein dan MacAvoy 1998; Bhagat dan
Black 1999), keberadaan dewan direksi dan komisaris (Beasley 1996),
manajemen laba (Chtourou dan Bedard 2001; Siallagan dan Machfoedz 2006).
Dalam perkembangannya, hubungan antara corporate governance dan
nilai perusahaan mulai dicermati, misalnya: Black (2001) menemukan bahwa
praktik corporate governance mempengaruhi nilai pasar perusahaan Rusia. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara
corporate governance quality dan nilai pasar perusahaan. Klapper dan Love
(2004) mengevaluasi perbedaan kualitas corporate governance diantara
perusahaan dari empat belas negara berkembang, berdasarkan pada indeks
corporate governance yang dibuat oleh Credit Lyonnais Securities Asia (CSLA).
Mereka menemukan hubungan positif antara governance quality dan market
value. Black et al. (2006) memberikan bukti bahwa corporate governance
merupakan faktor penting dalam memprediksi market value di Korea Selatan
dengan menggunakan suatu indeks corporate governance yang kompleks.
Permasalahan mengenai corporate governance menjadi isu yang menarik
di Indonesia setelah ditandatanganinya Letter of Intent (LOI) dengan IMF tanggal
20 Januari 2000, yang salah satu bagian pentingnya adalah pencantuman jadwal
perbaikan pengelolaan perusahaan-perusahaan di Indonesia (YPPMI & SC 2002
21
dalam Hastuti 2005). Sejalan dengan hal tersebut, Komite Nasional Kebijakan
Governance (KNKG) juga berpendapat bahwa perusahaan-perusahaan di
Indonesia mempunyai tanggung jawab untuk menerapkan standar GCG yang telah
diterapkan di tingkat internasional dengan menetapkan suatu pedoman umum bagi
penerapan GCG.
Standard and Poor’s (2004) dalam waktu yang bersamaan melakukan
penelitian terhadap tingkat transparansi dan pengungkapan corporate governance
di Singapura, Malaysia dan Indonesia. Jauh berbeda dengan apa yang diharapkan
oleh KNKG, mereka mendapatkan hasil bahwa indeks Transparansi dan
Pengungkapan Indonesia memiliki rata-rata skor yang sangat rendah apabila
dibandingkan dengan kedua negara yang lain, yaitu di bawah 40 dari maksimum
skor 160.
Hasil survei tersebut dapat dijadikan sumber penelitian yang menarik
apabila dikaitkan dengan nilai perusahaan, yaitu apakah investor bersedia
memberikan nilai yang lebih tinggi kepada perusahaan yang memiliki kualitas
GCG yang lebih baik. Penelitian tentang kualitas corporate governance telah
banyak dilakukan diantaranya Bai et al. (2002), Gompers et al. (2003), Leal dan
da Silva (2005), Brown dan Caylor (2006), serta Silveira dan Barros (2007).
Kualitas corporate governance diukur dengan menggunakan seperangkat
pertanyaan yang mencakup beberapa indikator sekaligus seperti akses informasi
oleh publik, isi dari informasi publik, struktur dewan, struktur kepemilikan
perusahaan, serta hak pemegang saham.
22
Penelitian mengenai kualitas corporate governance dan nilai perusahaan
telah banyak dilakukan oleh peneliti asing, namun di Indonesia penelitian
mengenai corporate governance dan nilai perusahaan terbatas pada kriteria
tertentu saja sebagai proksi dari corporate governance, misalnya: susunan dewan
direksi dan komisaris (Kusumawati dan Riyanto 2005; Ujiyantho dan Pramuka
2007), struktur kepemilikan (Hastuti 2005), maupun besarnya diskresionari akrual
(Siallagan dan Machfoedz 2006). Dengan menggunakan satu kriteria saja sebagai
proksi corporate governance maka hasil penelitian yang diperoleh tidak dapat
mencerminkan pengaruh corporate governance tersebut secara keseluruhan
terhadap nilai perusahaan.
Selama ini satu-satunya cara yang telah dilakukan untuk menilai kualitas
corporate governance di Indonesia, adalah dengan menggunakan Corporate
Governance Perception Index (CGPI) yang dikeluarkan oleh The Indonesian
Institute of Corporate Governance (IICG). Adanya CGPI ini pada kenyatannya
tidak dapat menjadi sumber informasi yang cukup relevan bagi investor yang
memiliki minat terhadap praktik corporate governance suatu perusahaan ketika
merencanakan suatu investasi yang menguntungkan. Dari tahun ke tahun survei
yang dilakukan oleh IICG untuk menilai corporate governance hanya diikuti oleh
sedikit perusahaan saja sebagai peserta. Minimnya jumlah perusahaan yang
bersedia dinilai kualitas corporate governancenya serta tidak terdapatnya variabel
pengukuran kualitas corporate governance yang memadai pada penelitian-
penelitian terdahulu melatar belakangi penulis untuk melakukan penelitian tentang
23
kualitas corporate governance dan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan di
Indonesia.
Berbeda dengan penelitian-penelitian lokal tersebut, indikator-indikator
seperti akses informasi oleh publik, isi dari informasi publik, struktur dewan,
struktur kepemilikan perusahaan, serta hak pemegang saham yang dikemukakan
oleh Silveira dan Barros (2007) sangat sesuai digunakan untuk menilai kualitas
corporate governance. Hal ini dapat dipahami karena asas-asas corporate
governance yaitu: transparansi, akuntabilitas, reponsibilitas, independensi, serta
kewajaran dan kesetaraan dapat ditunjukkan oleh keberadaan indikator-indikator
tersebut.
Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Silveira dan Barros (2007)
tersebut, penulis juga menggunakan suatu indeks untuk menilai kualitas corporate
governance. Indeks tersebut terdiri dari 23 butir pertanyaan yang dikembangkan
dari penelitian Silveira dan Barros (2007) dan Standard and Poor’s (2004) dalam
berbagai penelitiannya mengenai Transparency and Disclosure Index.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut terbagi ke dalam 4 aspek yaitu: akses terhadap
informasi, isi dari informasi, struktur dewan, serta kepemilikan dan hak pemegang
saham. Melalui penelitian ini akan dapat diketahui apakah investor bersedia
memberikan penilaian lebih tinggi bagi perusahaan yang kualitas corporate
governance-nya lebih baik.
24
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis mengidentifikasi
masalah yang akan diteliti yaitu apakah kualitas corporate governance
berpengaruh positif terhadap nilai pasar perusahaan di Indonesia. Cukup banyak
bukti empiris yang telah dikemukakan oleh peneliti asing, namun kualitas
corporate governance yang dinilai dari berbagai aspek sebagai suatu kesatuan
indeks belum mendapatkan bukti empiris untuk mengkonfirmasi pernyataan
serupa di Indonesia.
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah
untuk mendapatkan bukti empiris bahwa kualitas corporate governance yang
diukur dengan suatu indeks yang terdiri dari 23 butir pertanyaan yang melingkupi
4 aspek corporate governance yaitu akses terhadap informasi, isi informasi
publik, struktur dewan komisaris dan direksi, dan struktur kepemilikan dan hak
pemegang saham dapat meningkatkan nilai pasar perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak.
1. Investor dan calon investor sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan berinvestasi yang menguntungkan dengan menilai tata kelola
perusahaan.
25
2. Bagi manajemen perusahan agar mempraktikkan Good Corporate
Governance dengan sungguh-sungguh untuk memperbaiki kinerja
perusahaan dan pada akhirnya mampu meningkatkan nilai perusahaan.
3. Bagi organisasi terkait seperti KNKG dan Bapepam untuk menetapkan
aturan yang lebih baku dan pengawasan yang lebih baik bagi pelaksanaan
GCG oleh perusahaan untuk mendorong tumbuhnya investasi asing dan
lokal.
4. Kalangan akademisi agar dapat menggunakan penelitian ini sebagai
wacana yang mampu memberikan tambahan keyakinan atas dasar teori
tentang corporate governance dan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.
26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Agency theory
Menurut Jensen dan Meckling (1976), Agency Theory membahas
hubungan antar anggota dalam perusahaan, prinsipal dan agen sebagai pelaku
utama. Prinsipal merupakan pihak yang memberi mandat kepada agen untuk
bertindak atas nama prinsipal, sedangkan agen merupakan pihak yang diberi
amanat oleh prinsipal untuk menjalankan perusahaan. Agen berkewajiban untuk
mempertanggungjawabkan apa yang telah diamanatkan oleh prinsipal. Adanya
posisi, fungsi, kepentingan, dan latar belakang prinsipal dan agen yang berbeda
dan saling bertolak belakang, namun saling membutuhkan, seringkali
menimbulkan pertentangan. Permasalahan timbul apabila terdapat perbedaan
kepentingan antara agen dan prinsipal (Emirzon 2007).
Salah satu penyebab masalah keagenan adalah asimetri informasi, yang
timbul karena adanya distribusi informasi yang tidak seimbang antara prinsipal
dengan agen. Prinsipal seringkali menghadapi kesulitan ketika melakukan kontrol
atas tindakan-tindakan agen. Jensen dan Meckling dalam Emirzon (2007)
menyatakan bahwa terdapat dua kondisi yang dapat terjadi dalam sebuah
perusahaan publik yang disebabkan oleh asimetri informasi.
1. Moral hazard yaitu permasalahan yang muncul jika agen tidak melaksanakan
hal-hal yang disepakati bersama dalam kontrak kerja.
27
2. Adverse selection yaitu suatu keadaan dimana prinsipal tidak dapat
mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh agen benar-benar
didasarkan atas informasi yang telah diperoleh, atau terjadi sebagai sebuah
kelalaian.
Agency theory menganalisis dan mencari solusi atas dua jenis
permasalahan yang muncul dalam hubungan antara para prinsipal atau dengan
agennya (Emirzon 2007, 34).
1. Agency problem yaitu masalah yang terjadi akibat adanya konflik antara
harapan dan tujuan pemilik/pemegang saham dan para direksi atau ketika para
pemilik mengalami kesulitan untuk memverifikasi apa yang sesungguhnya
sedang dikerjakan oleh manajemen.
2. Risk sharing problem yaitu masalah yang terjadi ketika pemilik dan direksi
memiliki sikap yang berbeda terhadap risiko.
Pada prinsipnya, kedua teori tentang masalah keagenan tersebut
menjelaskan bagaimana cara menyelesaikan konflik kepentingan antara berbagai
pihak dalam suatu perusahaan. Untuk menghindarkan konflik dan kerugian yang
mungkin timbul karena adanya konflik tersebut diperlukan prinsip-prinsip dasar
pengelolaan perusahaan yang baik yaitu prinsip Good Corporate governance
(GCG).
28
2. Good corporate governance
a. Pengertian good corporate governance
Corporate governance merupakan mekanisme yang bertujuan
meminimalisasi konflik keagenan, dengan penekanan khusus pada
mekanisme legal yang mencegah dilakukannya ekspropriasi atas pemegang
saham minoritas (Johnson et al. 2000 dalam Darmawati et al. 2005). Shleifer
and Vishny (1997) menyatakan corporate governance berkaitan dengan cara
atau mekanisme untuk meyakinkan para pemilik modal dalam memperoleh
return yang sesuai dengan investasi yang telah ditanamkan. Iskander (1999)
menyatakan bahwa corporate governance merujuk pada kerangka aturan
dan peraturan yang memungkinkan stakeholders untuk membuat perusahaan
memaksimalkan nilai dan untuk memperoleh return. Prowson (1998) dalam
Hastuti (2005) juga menambahkan bahwa corporate governance merupakan
alat untuk menjamin direksi dan manajer (atau insider) agar melakukan
tindakan yang terbaik untuk kepentingan investor luar (kreditur atau
shareholder).
Menurut Hasbatati (2004) dalam Kusumawati dan Riyanto (2005),
GCG merupakan suatu kerangka yang mengatur hubungan internal antar
organ yang ada di dalam suatu perusahaan dan sekaligus mengatur
hubungan organ-organ internal dengan pihak-pihak eksternal terkait.
Pengaturan terhadap pola hubungan ini akan menciptakan suatu perusahaan
yang transparan, adil, bertanggung jawab dan mempunyai akuntabilitas
tinggi. Forum for Corporate Governance in Indonesia dan YPPMI (2002)
29
mendefinisikan corporate governance sebagai seperangkat peraturan yang
mengatur hubungan antara pemegang, pengelola perusahaan, kreditur,
pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan
eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau
dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan.
Berbagai definisi GCG pada prinsipnya memiliki kesamaan makna
yang menekankan pada bagaimana mengatur hubungan antara semua pihak
(stakeholder) yang berkepentingan terhadap perusahaan dengan
mewujudkan suatu sistem pengendalian perusahaan, yang meliputi hal-hal
berikut ini.
1. Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran
dewan komisaris, direksi, pemegang saham dan para stakeholder lain.
2. Suatu sistem pengecekan dan perimbangan kewenangan atas
pengendalian perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua peluang
yaitu pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset perusahaan.
3. Suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan,
pencapaian, berikut pengukuran kinerjanya.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan beberapa aspek penting
yang menjadi esensi dari Good Corporate Governance.
1. Adanya keseimbangan hubungan antara organ-organ perusahaan di
antaranya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), komisaris, dan
direksi yang mencakup struktur kelembagaan dan mekanisme
operasional ketiga organ perusahaan tersebut (keseimbangan internal),
30
2. Adanya pemenuhan tanggung jawab perusahaan sebagai entitas bisnis
kepada seluruh stakeholder (keseimbangan eksternal).
3. Adanya hak pemegang saham untuk mendapatkan informasi yang benar
dan tepat waktu mengenai kondisi perusahaan, serta menghindarkan
terjadinya penyampaian informasi bagi kepentingan orang dalam
perusahaan (insider information for insider trading),
4. Adanya perlakuan yang sama terhadap pemegang saham untuk
memberikan masukan dan pendapat bagi kepentingan perusahaan, untuk
mendapatkan imbalan sesuai dengan kontribusi yang diberikannya.
b. Asas good corporate governance
Menurut KNKG melalui Pedoman Umum Good Corporate
Governance Indonesia, setiap perusahaan harus memastikan bahwa asas
GCG diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan.
Asas-asas GCG yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas,
independensi serta kewajaran dan kesetaraan diperlukan untuk mencapai
kesinambungan usaha perusahaan dengan semua pihak yang
berkepentingan.
1) Transparansi (Transparency)
Transparansi diperlukan untuk menjaga obyektivitas dalam
menjalankan bisnis. Transparansi yang dimaksud meliputi penyampaian
informasi yang material dan relevan, mudah diakses dan dipahami, dan
inisiatif perusahaan dalam mengungkapkan hal-hal yang tidak
31
disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, namun penting bagi
pengambilan keputusan oleh stakeholders .
Dalam rangka pemenuhan asas transparansi tersebut
perusahaan berkewajiban untuk:
a) menyediakan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas,
akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh
pihak-pihak yang berkepentingan,
b) mengungkapkan informasi yang tidak terbatas pada, visi, misi,
sasaran usaha dan strategi perusahaan saja, namun dapat berupa
kondisi keuangan, susunan dan kompensasi pengurus,
pemegang saham pengendali, kepemilikan saham oleh
manajemen, sistem manajemen risiko, sistem pengawasan dan
pengendalian internal, sistem dan pelaksanaan GCG serta
tingkat kepatuhannya, dan kejadian penting yang dapat
mempengaruhi kondisi perusahaan.
2) Akuntabilitas (Accountability)
Perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai
dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan
kepentingan pemegang saham dan pihak-pihak yang berkepentingan
agar dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan
wajar.
Setiap organ perusahaan dan semua karyawan haruslah
memiliki kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan
32
perannya dalam pelaksanaan GCG; rincian tugas dan tanggung jawab
yang jelas; serta ketaatan terhadap pedoman perilaku yang telah
disepakati. Kesesuaian tanggung jawab dengan kemampuan karyawan
haruslah diikuti pula dengan adanya suatu sistem reward and
punishment untuk menilai kinerja pegawai.
3) Responsibilitas (Responsibility)
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan
serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan
lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam
jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate
citizen.
4) Independensi (Independency)
Perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-
masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat
diintervensi oleh pihak lain. Hal ini dapat diwujudkan apabila terdapat
suatu pedoman yang jelas dan aturan yang mengikat terhadap
kemungkinan adanya dominasi akibat hubungan keuangan maupun
kekerabatan di antara anggota dewan maupun pemegang saham
pengendali.
5) Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa
memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pihak-pihak yang
berkepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
33
Perusahaan harus memberikan kesempatan kepada pemangku
kepentingan untuk memberikan masukan dan pendapat bagi
kepentingan perusahaan, memberikan perlakuan yang setara sesuai
dengan manfaat dan kontribusi yang diberikannya. Kesempatan yang
sama tersebut juga harus diwujudkan dalam rekrutmen karyawan,
berkarir dan pelaksanaan tugas secara profesional tanpa membedakan
suku, agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik.
c. Tujuan dan manfaat penerapan prinsip good corporate governance
Prinsip GCG dapat diterima oleh sebagian besar negara-negara di
dunia karena memiliki tujuan dan manfaat yang sangat besar dalam
membantu pemulihan perekonomian yang sebelumnya dilanda krisis.
Berdasarkan berbagai definisi atau pengertian GCG, maka menurut Emirzon
(2007) ada sedikitnya 4 macam tujuan utama GCG:
1) melindungi hak dan kepentingan stakeholders termasuk di
dalamnya adalah pemegang saham.
2) meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham.
3) meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dewan pengurus atau
Board of Directors dan manajemen perusahaan.
4) meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan
manajemen senior perusahaan.
Keempat tujuan utama dari GCG diatas dapat bersifat tidak terbatas,
karena manfaat dan tujuan yang jauh lebih penting dari prinsip-prinsip GCG
34
adalah pembangunan ekonomi yang tertata baik. Selain itu, keempat tujuan
utama GCG menunjukkan isyarat bagaimana pentingnya hubungan pihak-
pihak yang mempunyai kepentingan dengan badan usaha atau perusahaan
sehingga diperlukan tata kelola perusahaan yang baik.
Emirzon (2007, 51) juga menyatakan bahwa GCG membantu
―mengebalkan‖ perusahaan dari kondisi-kondisi yang tidak menguntungkan
dengan cara:
1) memperbaiki komunikasi antara pemegang saham mayoritas,
minoritas, dan asing serta stakeholder yang berkepentingan lain
sehingga meminimalkan potensi benturan.
2) memfokuskan manajemen pada strategi-strategi utama.
3) meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
4) memungkinkan kesinambungan manfaat (sustainability of benefit).
5) memperbaiki citra perusahaan (corporate image).
6) meningkatkan kepuasan pelanggan dan kepercayaan investor.
d. Faktor penerapan good corporate governance
Keberhasilan penerapan GCG juga memiliki prasyarat tersendiri. Di
sini, ada dua faktor yang memegang peranan yaitu, faktor eksternal dan
internal (IKAI dan FCGI, 2004).
35
1) Faktor Eksternal
Yang dimaksud faktor eksternal adalah beberapa faktor yang
berasal dari luar perusahaan yang mempengaruhi keberhasilan
penerapan GCG. Faktor-faktor tersebut di antaranya:
a) sistem hukum yang baik yang mampu menjamin berlakunya
supremasi hukum yang konsisten dan efektif,
b) dukungan pelaksanaan GCG dan Clean Government dari
sektor publik/lembaga pemerintahaan,
c) contoh pelaksanaan GCG yang tepat (best practices) yang
dapat menjadi standar pelaksanaan GCG yang efektif dan
professional,
d) sistem tata nilai sosial yang mendukung penerapan GCG di
masyarakat yang memfasilitasi partisipasi aktif berbagai
aplikasi serta sosialisasi GCG,
e) perbaikan lingkungan publik yang sangat mempengaruhi
kualitas GCG.
2) Faktor Internal
Maksud faktor internal adalah pendorong keberhasilan pelaksanaan
praktek GCG yang berasal dari dalam perusahaan,
a) budaya perusahaan (corporate culture) yang mendukung
penerapan GCG dalam mekanisme serta sistem kerja
manajemen di perusahaan,
36
b) peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan perusahaan yang
mengacu pada penerapan nilai-nilai GCG,
c) manajemen risiko perusahaan yang didasarkan pada kaidah-
kaidah standar GCG,
d) sistem audit (pemeriksaan) yang efektif dalam perusahaan
untuk memonitor kemungkinan terjadinya penyimpangan,
e) keterbukaan informasi bagi publik yang memungkinkan
mereka untuk memahami dan mengikuti perkembangan
perusahaan dari waktu ke waktu.
Selain dua faktor di atas, penerapan GCG secara efektif sangat
tergantung pada kualitas, skill, kredibilitas, dan integritas berbagai
pihak yang menggerakkan perusahaan.
3. Aspek-aspek good corporate governance
a. Akses terhadap informasi
Akses terhadap informasi yang dimiliki perusahaan baik informasi
keuangan maupun non keuangan merupakan hal yang penting bagi investor
dan calon investor untuk pengambilan keputusan. Kemudahan akses
terhadap informasi ini mendukung asas transparansi yang menjadi dasar
GCG. S &P dan CGFRC (2004) menegaskan bahwa situs jaringan (website)
telah menjadi suatu sarana yang sangat efektif dan efisien dalam penyebaran
informasi. Melalui teknologi internet informasi terkait praktik GCG di
37
lingkungan perusahaan termasuk kinerja keuangannya dapat diakses dengan
cepat dan lengkap.
b. Isi informasi publik
S&P dan CGFRC (2004) menyatakan bahwa perusahaan dipandang
tidak menjalankan praktik GCG apabila hal tersebut tidak secara eksplisit
dinyatakan dalam Laporan Tahunannya maupun disimpulkan dengan jelas
melalui informasi yang dimuat di dalamnya. Laporan Tahunan dipakai
sebagai sarana komunikasi yang utama anatara perusahaan dengan
stakeholders. Masih melalui penelitian yang sama, S&P berargumen bahwa
pengungkapan informasi tentang corporate governance tidak mengandung
informasi yang sensitif secara komersial dan oleh karenanya perusahaan
akan berusaha menampilkan informasi tentang hal tersebut apabila mereka
sungguh-sungguh melaksanakannya.
Asas transparansi, responsiblitas dan akuntabilitas dalam GCG dapat
diwujudkan melalui pengungkapan informasi mengenai praktik GCG,
perencanaan investasi di masa depan, compensation plan, maupun berbagai
indikator efisiensi yang sesungguhnya telah dicapai oleh perusahaan dalam
Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan perusahaan.
Perry (2000) dalam penelitiannya mengenai sistem reward dan
punishment serta compensation plan terhadap eksekutif perusahaan
mendapatkan bukti bahwa dewan komisaris akan bertindak lebih reaktif
terhadap kinerja yang buruk ketika mereka diberikan suatu kompensasi
38
berupa saham. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa anggota dewan
yang diberikan reward semacam ini akan mengawasi manajemen dengan
lebih aktif. Melalui informasi ini investor memiliki pertimbangan yang lebih
baik ketika mengambil keputusan berinvestasi.
Informasi mengenai persentase kepemilikan manajerial juga dapat
menjadi suatu indikator adanya bad corporate governance. Argumen
tentang entrenchment hypothesis (Stulz 1988, Weston et al. 1998 dalam
Navissi dan Naiker 2006), yang menyatakan bahwa kepemilikan insider
yang tinggi akan berdampak pada munculnya kecenderungan manajer untuk
bertindak demi kepentingannya sendiri mendasari pemikiran ini. Morck et
al. (1988) menemukan 3 pola hubungan: hubungan linier positif terjadi pada
tingkat kepemilikan 0-5%, negatif pada tingkat kepemilikan 5-25%, dan
kembali positif pada level di atas 25%.
c. Struktur dewan komisaris dan direksi
Informasi terkait struktur dewan komisaris dan direksi mendukung
asas transparansi, independensi dan akuntabilitas. Dalam suatu perusahaan,
informasi tentang ukuran dewan komisaris, profil anggota dewan termasuk
pula komite-komite yang dibentuknya mencerminkan kualitas praktik
corporate governancenya.
Menurut Jensen (1993), Lipton dan Lorsch (1992) jumlah dewan
yang besar kurang efektif karena mempersulit koordinasi dan pengambilan
keputusan dan menyarankan ukuran yang optimal adalah 7-8 orang.
39
Yermack (1996) dan Eisenberg (1998) dalam penelitiannya mengungkapkan
bahwa jumlah dewan yang terlalu besar (diatas 14 orang) menjadi tidak
efektif. Monks dan Minow (1995) menyatakan bahwa jumlah dewan yang
besar sangat lambat bereaksi dalam penggantian CEO ketika terjadi
penurunan kinerja. Di Indonesia, Bank Indonesia melalui PBI No.
8/4/PBI/2006 menetapkan bahwa jumlah dewan direksi minimal 3 orang,
sedangkan jumlah dewan komisaris adalah sekurang-kurangnya 3 orang dan
maksimal sebanyak jumlah anggota dewan direksi bagi perusahaan
perbankan. KNKG melalui pedoman GCG tidak secara spesifik menetapkan
jumlah anggota dewan namun mengungkapkan bahwa ukuran dewan dapat
disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan.
Keberadaan komisaris independen, profil anggota dewan dan
komite-komite bentukannya seperti komite audit, komite nominasi, dan
komite remunerasi menjadi salah satu sumber informasi yang mendukung
independensi. Weisbach (1988) menyatakan bahwa jumlah dominan anggota
dewan yang berasal dari luar perusahaan lebih tegas dalam pengambilan
keputusan penggantian CEO. Anggota dewan dari luar perusahaan
cenderung memilih CEO yang berasal dari luar perusahaan dan dengan
sendirinya lebih independen terhadap pemegang saham pengendali
(Borokhovich, et al. 1996 dan Huson et al. 2000). Byrd dan Hickman (1992)
dan Cotter et al. (1997) menyatakan bahwa perusahaan cenderung membuat
keputusan akuisisi yang lebih baik apabila anggota dewan didominasi oleh
outsiders. PBI No. 8/4/PBI/2006 menetapkan jumlah komisaris independen
40
adalah sekurang-kurangnya 50% dari jumlah dewan komisaris. Pasal 120
UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyatakan jumlah
komisaris independen adalah sekurang-kurangnya satu orang. Sedangkan
KNKG dalam pedoman umum GCG tidak menetapkan jumlah yang spesifik
untuk komisaris independen.
Dewan Komisaris bertanggung jawab melakukan pengawasan bagi
praktik GCG di lingkungan perusahaan dengan dibantu oleh Komite Audit,
Komite Pemantau risiko, dan komite Nominasi dan Remunerasi. Menurut
PBI No. 8/4/2006 sebuah perusahaan sekurang-kurangnya memiliki komite
audit, komite pemantau risiko serta komite nominasi dan remunerasi,
dimana komite tersebut haruslah independen (tidak menjabat sebagi direksi),
tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan sesama anggota direksi
maupun komisaris. Di dalam peraturan itu pula ditetapkan bahwa ketua
masing-masing komite haruslah seorang komisaris independen.
d. Struktur kepemilikan dan hak pemegang saham
Informasi terkait struktur kepemilikan perusahaan dan hak-hak
pemegang sahamnya menggambarkan pemenuhan asas transparansi dan
kesetaraan dan kewajaran. Informasi-informasi tersebut dapat berupa
gambaran kelas-kelas saham yang dimiliki perusahaan, hak suara untuk
masing-masing kelas saham, pengungkapan peringkat pemegang saham
termasuk persentase kepemilikannya, dan pengungkapan tentang
kepemilikan silang yang mungkin dimiliki oleh perusahaan.
41
Pembagian kelas saham sangat penting untuk menentukan apakah
setiap pemegang saham memiliki hak yang sama yaitu satu saham satu
suara. Seringkali perusahaan yang menerbitkan saham yang berbeda kelas
memberikan hak suara yang berbeda pula untuk tiap lembar sahamnya,
sehingga hak suara suatu kelompok pemegang saham jauh melebihi hak arus
kasnya (Claessens, et al. 2000). Pengungkapan hal ini dapat menjadi suatu
cara dalam menilai apakah terjadi ekspropriasi pemegang saham minoritas.
Informasi tentang peringkat pemegang saham dan persentase
kepemilikannya penting bagi penentuan konsentrasi kepemilikan
perusahaan, apakah di tangan keluarga, pemerintah, perbankan, institusi
maupun masyarakat sehingga dapat diketahui orientasi pemegang saham
terhadap profit, maupun hak pengendalian. Demsetz dan Lehn (1985);
Morck et al. (1988) menyatakan bahwa konsentrasi kepemilikan perusahaan
berpengaruh pada nilai perusahaan karena konsentrasi kepemilikan pada
suatu pemegang saham mendorong monitoring yang lebih aktif.
Bertentangan dengan hasil penelitian tersebut, Claessens et al. (2000);
Claessens et al. (2002); La Porta et al. (1999) menyimpulkan bahwa
konsentrasi kepemilikan dapat menyebabkan konflik keagenan antara inside
owner dan outside investor. Selain itu proporsi saham beredar yang
dipegang oleh 5 pemegang saham terbesar berpengaruh pada transparansi
dan pengungkapan.
Berdasarkan penelitian Claessens et al. (2000), di seluruh negara di
Asia Timur termasuk Indonesia pengendalian ditingkatkan melalui
42
penggunaan saham kelas ganda, struktur piramida, dan kepemilikan silang di
antara perusahaan. Pada pasal 36 UU No. 40 Tahun 2007, secara tersirat
diatur bahwa perseroan tidak diperkenankan untuk menerbitkan saham bagi
perseroan lain yang baik secara langsung maupun tidak sahamnya telah
dimiliki oleh perseroan. Pengungkapan informasi tentang persentase
kepemilikan silang yang dimiliki oleh perusahaan dapat membantu calon
investor untuk menilai apakah terdapat kemungkinan ekspropriasi pemegang
saham minoritas.
4. Nilai perusahaan
Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Nilai
perusahaan yang tinggi merupakan gambaran kemakmuran pemegang. Nilai
perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering
dikaitkan dengan harga saham. Nilai perusahaan ditunjukkan oleh harga pasar
saham biasa dari perusahaan yang bersangkutan. Nilai perusahaan lazim
diindikasikan dengan price to book value. Price to book value yang tinggi akan
membuat pasar percaya atas prospek perusahaan ke depan. Hal itu juga menjadi
keinginan para pemilik perusahaan, sebab nilai perusahaan yang tinggi
mengindikasikan tingginya kemakmuran pemegang saham (Soliha dan Taswan
2002).
Nilai perusahaan dalam beberapa literatur disebut dengan berbagai istilah,
misalnya price to book value (PBV) ratio (Fakhuddin dan Hadianto 2001) dan
market/book (M/B) ratio (Brigman dan Gapenski 2006). Terdapat berbagai
43
istilah yang dipakai untuk mewakili nilai perusahaan pada masing-masing
literatur, walaupun demikian pada dasarnya nilai perusahaan merupakan
perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per saham (Brigman dan
Gapenski 2006). Adapun yang dimaksud dengan nilai buku per saham atau book
value per share adalah perbandingan antara modal dan jumlah saham yang
beredar (Fakhuddin dan Hadianto 2001). Jadi price to book value dapat diartikan
sebagai hasil perbandingan antara harga saham dan nilai buku saham.
Price to book value merupakan rasio yang menunjukkan apakah harga
saham yang diperdagangkan overvalued (di atas) atau undervalued (di bawah)
nilai buku saham tersebut. Price to book value menggambarkan seberapa besar
pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Dengan demikian price to
book value sangat berguna untuk menentukan saham-saham apa saja yang
mengalami overvalued, undervalued atau wajar (Pandowo 2002).
DaDalt et al. (2003) menyatakan bahwa Tobin’s Q pada mulanya
digunakan untuk mengukur kecenderungan perusahaan dalam berinvestasi. Pada
perkembangannya, Tobin’s Q digunakan sebagai proksi yang umum dipakai untuk
mengukur nilai relatif suatu perusahaan. Tobin’s Q dihitung dengan membagi
nilai pasar aktiva dengan replacement cost aktiva. Sebagai contohnya, nilai Q
yang rendah (antara 0 dan 1) dapat diartikan bahwa biaya penempatan kembali
aktiva perusahaan lebih besar dari nilai sahamnya atau dengan kata lain saham
telah undervalued. Sebaliknya, nilai Q di atas 1 berarti harga saham telah
overvalued dan hal ini menjadi faktor pemicu keputusan investasi dalam model
Tobin.
44
Dalam kaitannya dengan corporate governance, para peneliti
menggunakan Tobin’s Q untuk mengukur besarnya diskonto pada nilai
perusahaan yang disebabkan oleh adanya ekspropriasi pemegang saham minoritas
(Morck et al. 1988; La Porta et al. 2002). Corporate governance yang lebih baik
diindikasikan akan meningkatkan nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q.
Gagasan yang mendasari pemikiran ini adalah bahwa masalah keagenan dapat
mempengaruhi nilai perusahaan melalui arus kas yang diharapkan oleh investor
dan melalui biaya modal.
La Porta et al. (2002) memprediksi bahwa investor akan memberikan
penawaran yang lebih tinggi terhadap harga saham apabila terdapat perlindungan
yang lebih baik yang mampu menjamin laba perusahaan akan mereka dapatkan
kembali dalam bentuk bunga maupun dividen dan tidak akan diekspropriasi oleh
pemegang saham pengendali. Masih dalam penelitian yang sama, mereka
menyatakan bahwa GCG mengurangi biaya monitoring dan auditing yang harus
dilakukan oleh investor.
B. Pengembangan Hipotesis
Dalam perspekif teori keagenan, agen yang risk adverse dan yang
cenderung mementingkan dirinya sendiri akan mengalokasikan sumber daya atau
berivestasi pada hal-hal yang tidak meningkatkan nilai perusahaan. Permasalahan
agensi ini akan mengindikasikan bahwa nilai perusahaan akan naik apabila
pemilik perusahaan biasa mengendalikan perilaku manajemen agar tidak
45
menghamburkan sumber daya perusahaan, baik dalam bentuk investasi yang
tidak layak, maupun dalam bentuk shirking.
Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan
nilai perusahaan kepada para pemegang saham. Dengan demikian, penerapan
GCG dipercaya dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dey Report (1994)
mengemukakan bahwa corporate governance yang efektif dalam jangka panjang
dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan menguntungkan para pemegang
saham. Peningkatan kinerja perusahaan tersebut tidak hanya untuk kepentingan
pemegang saham namun juga untuk kepentingan publik secara umum.
Walaupun demikian, menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Aman
dan Nguyen (2007), peringkat corporate governance yang lebih tinggi yang diraih
oleh suatu perusahaan ternyata menghasilkan return yang lebih rendah daripada
perusahaan dengan peringkat corporate governance yang lebih rendah. Hal ini
disebabkan karena perusahaan dengan peringkat yang lebih rendah dapat
memberikan return yang lebih tinggi karena mereka memiliki risiko yang lebih
tinggi pula.
Berbeda dengan penelitian tersebut, terdapat lebih banyak penelitian yang
mendukung hipotesis bahwa corporate governance berasosiasi dengan nilai
perusahaan yang lebih tinggi. Morck et al. (1988) dalam Bernhart & Rosenstein
(1998) misalnya, menguji hubungan antara kepemilikan manajerial dan komposisi
dewan komisaris terhadap nilai perusahaan menemukan bahwa nilai perusahaan
meningkat sejalan dengan peningkatan kepemilikan manajerial sampai dengan
46
5%, kemudian menurun pada saat kepemilikan manajerial 5%-25%, dan
kemudian meningkat kembali seiring dengan adanya peningkatan kepemilikan
manajerial lebih dari 25% secara berkelanjutan.
Black et al. (2003) berargumen bahwa perusahaan yang dikelola dengan
lebih baik akan lebih menguntungkan sehingga investor akan mendapat return
yang lebih tinggi. Black (2001) mengevaluasi hipotesis bahwa praktik corporate
governance di Rusia mempengaruhi nilai pasarnya. Black et al. (2006) juga
menemukan bukti bahwa corporate governance merupakan salah satu faktor
penting yang dapat memprediksi nilai pasar perusahaan di Korea Selatan dengan
menggunakan suatu indeks governance yang kompleks untuk menilai kualitasnya.
Johnson et al. (2000) memberikan bukti bahwa kualitas corporate
governance dalam suatu negara berdampak positif pada pasar saham dan nilai
tukar mata uang negara yang bersangkutan pada masa krisis di Asia. Penjelasan
teoritis yang mendasari penelitian mereka adalah bahwa jika ekspropriasi yang
dilakukan oleh para manajer meningkat, maka dampak yang ditimbulkan dari
menurunnya tingkat kepercayaan investor akan mendorong terjadinya penurunan
capital inflow dan meningkatnya capital outflow dari suatu negara. Akibat
selanjutnya adalah menurunnya harga saham dan nilai tukar mata uang negara
yang bersangkutan. Penelitian mereka dilakukan dengan menggunakan sampel
sebanyak 25 negara yang sedang berkembang pasar modalnya (emerging market),
termasuk diantaranya adalah Indonesia. Variabel corporate governance diukur
dengan menggunakan alat ukur yang dikembangkan La Porta et al. (1998), yang
terdiri dari judicial efficiency, corruption, rule of law, enforceable minority
47
shareholder’s rights, antidirector’s rights, creditor’s rights, dan accounting
standards.
Gompers et al. (2003) menghitung indeks corporate governance untuk
1.500 perusahaan Amerika Serikat yang terdiri dari 24 anti-takeover provision
dan shareholder’s right yang dikumpulkan oleh Investor Responsibility Research
(IRRC) yang dapat dinilai secara obyektif. Masing-masing item indeks merupakan
variabel dummy, dan indeks tersebut merupakan jumlah sederhana dari variabel
dummy. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa shareholder’s rights yang
lebih baik berasosiasi dengan corporate valuation yang lebih tinggi. Selain itu
penelitian mereka memastikan bahwa praktik pro-shareholder governance
berhubungan positif dengan keuntungan dan pertumbuhan penjualan dan
sebaliknya berhubungan negatif dengan belanja modal dan jumlah akuisisi.
Penelitian tersebut diperkuat oleh penelitian Brown dan Caylor (2004) yang
menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan dengan governance practice yang
lebih baik jauh lebih berharga, menunjukkan kinerja yang lebih berkualitas,
berisiko lebih rendah dan tidak mudah berubah pendirian, serta membayarkan
deviden lebih banyak. Black et al. (2003) dan Drobetz et al. (2003)
mengembangkan indeks governance berdasarkan survei ekstensif dan melaporkan
bahwa corporate governance yang lebih baik dalam suatu perusahaan berasosiasi
dengan penilaian yang lebih tinggi.
Sejalan dengan penelitian-penelitian di atas, Bai et al. (2002) menyusun
suatu indeks yang menggambarkan keseluruhan praktik corporate governance di
antara perusahaan go publik di Cina yang disebut G-index. Melalui indeks
48
tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan dengan G index yang lebih tinggi,
sahamnya dinilai lebih tinggi pula oleh pasar. Masih dengan pendekatan serupa,
Lei dan Song (2004) menggunakan indeks corporate governance yang terdiri dari
5 mekanisme: transparansi, konflik kepentingan eksekutif, kompensasi eksekutif,
struktur kepemilikan, dan struktur dewan direksi. Hasil penelitian mereka
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Bai et al. (2002) yaitu investor Hong
Kong bersedia memberikan nilai yang lebih tinggi bagi standar corporate
governance yang lebih baik.
Beberapa penelitian lokal tentang hubungan corporate governance dan
nilai perusahaan yang pernah dilakukan mengemukakan hasil yang serupa dengan
penelitian-penelitian di atas. Herawaty (2008) mendapatkan hasil bahwa GCG
dalam hal ini diproksikan dengan komisaris independen, kualitas audit dan
kepemilikan institusional mempengaruhi nilai perusahaan walaupun sebagai
variabel pemoderasi. Siallagan dan Machfoedz (2006) sebelumnya juga telah
melakukan penelitian mengenai corporate governance, manajemen laba dan nilai
perusahaan. Melalui penelitian mereka tersebut didapatkan hasil bahwa corporate
governance mempengaruhi kualitas laba yang pada akhirnya akan mempengaruhi
nilai perusahaan. Dalam penelitian tersebut, mereka menggunakan dua proksi
corporate governance yakni dewan komisaris dan kepemilikan manajerial.
Hastuti (2005) menyatakan bahwa terdapat korelasi yang positif antara
transparansi dan kinerja keuangan perusahaan. Kusumawati dan Riyanto (2005),
juga mengemukakan hal senada dan bahkan mendapatkan hasil bahwa praktik
corporate governance berasosiasi dengan nilai perusahaan pada tingkat
49
signifikansi 5%. Luciana dan Lailul (2006) mendukung pernyataan tersebut
dengan mengemukakan hasil penelitiannya bahwa indeks corporate governance
di Indonesia memiliki kandungan informasi yang bermanfaat dan mendapat
respon yang sangat signifikan oleh pasar di sekitar tanggal pengumuman
peringkat CGPI tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang akan diuji dalam
penelitian ini adalah:
H1: Kualitas corporate governance berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian menggunakan data sekunder yang berupa data seluruh
perusahaan yang terdaftar berturut-turut di Bursa Efek Indonesia selama tahun
2007-2008. Satu hal yang mendasari penulis untuk menggunakan sampel dari
kedua tahun tersebut adalah bahwa Peraturan bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006
tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum baru
ditetapkan pada bulan Januari 2006 dan disusul oleh Pedoman Good Corporate
Governance Indonesia yang dikeluarkan oleh KNKG pada bulan Oktober 2006.
Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang
menguji hipotesis yang telah dirumuskan pada bagian awal bab. Penelitian ini
menggunakan gabungan data times series dan cross section.
Ada beberapa pendekatan ekonometrik yang digunakan dalam menganalisa
pengaruh kualitas corporate governance dan nilai perusahaan: Ordinary Least
Square (OLS), Instrumental Variables (yang diestimasi dengan two-stage Least
Square–2SLS dan Simultaneous Equation System yang diestimasi dengan three-
stage Least Square – 3SLS (Silveira dan Barros, 2007). Namun demikian pada
penelitian ini, yang digunakan hanya pendekatan OLS saja karena tidak
tersedianya instrumen yang dapat dimanfaatkan sebagai variabel instrumental
dalam estimasi 2SLS dan 3SLS. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Silveira
dan Barros (2007) dan menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan pada
51
permasalahan endogenitas dalam memprediksi pengaruh kualitas corporate
governance pada nilai pasar perusahaan yang dianalisa dengan metode OLS.
B. Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama kurun waktu 2007 sampai dengan
2008. Perusahaan yang dijadikan sampel tidak terbatas pada perusahaan
manufaktur saja melainkan juga perusahaan yang bergerak dalam bidang
keuangan. Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa konsep GCG tidak hanya
diterapkan pada salah satu jenis industri saja, melainkan terdapat pada berbagai
industri baik manufaktur, keuangan, perdagangan, dan retail sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan oleh Bapepam.
Sampel yang dipilih adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki situs
jaringan yang dapat diakses melalui teknologi internet. Seleksi sampel di atas
merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam menilai kualitas corporate
governance dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dikembangkan
oleh penulis untuk memenuhi asas GCG yaitu tranparansi.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono 2000, 73). Teknik penentuan sampel yang dilakukan
pada penelitian ini bersifat tidak acak (non-random sampling) yaitu purposive
sampling. Pada jenis sampel-sampel ini, anggota sampel ditentukan berdasarkan
ciri tertentu yang dianggap mempunyai hubungan erat dengan ciri populasi
(Sugiyono 2000, 73). Kriteria-kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu,
52
a. perusahaan merupakan perusahaan-perusahaan di BEI yang tercatat secara
berturut-turut dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2008.
b. perusahaan memiliki situs jaringan yang dapat diakses via internet dimana
transparansi dan kemudahan akses atas informasi merupakan hal yang
utama dalam corporate governance.
c. perusahaan memiliki data nilai pasar saham biasa; kewajiban lancar;
kewajiban jangka panjang; persediaan; aktiva lancar; total aktiva; ekuitas;
total hutang; laba sebelum bunga, pajak pendapatan, depresiasi dan
amortisasi; persentase pertumbuhan pendapatan operasional; dan
pendapatan bersih.
C. Data dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
didapat dari website Bursa Efek Indonesia. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode dokumentasi. Penulis menggunakan seperangkat
pertanyaan (23 butir) yang dikembangkan dari penelitian Silveira dan Barros
(2007) serta penelitian oleh Standard and Poor’s tentang Transparency and
Disclosure Index (2004). Pertanyaan kuesioner ini dapat dijawab melalui
informasi yang terdapat dalam Laporan Tahunan, Laporan Keuangan dan
dokumen-dokumen lain dalam website perusahaan yang bersangkutan tanpa harus
melakukan kontak langsung dengan perusahaan.
53
D. Identifikasi Variabel
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu variabel bebas (X)
dan variabel terikat (Y).
1. Variabel Dependen (variabel terikat)
Variabel terikat merupakan variabel yang besar atau kecilnya
dipengaruhi oleh variabel bebas (Sugiyono 2000, 33). Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah market value (nilai pasar) perusahaan. Nilai pasar
perusahaan menggunakan dua variabel yaitu:
a. Tobin’s Q: merupakan proksi nilai perusahaan yang diajukan oleh
Morck et al (1988), La Porta (2002), DaDalt et al (2003), dan
Silveira dan Barros (2007). Secara operasional dirumuskan sebagai
berikut:
TASSET
TDEBTMVPSMVCSQ
b. Price to book value multiple (PBV): indikator ini dapat menjadi
alternatif untuk Tobin’s Q dan dihitung sebagai berikut:
EQUITY
MVPSMVCSPBV
dimana:
MVCS — market value of common stock (nilai pasar saham biasa);
MVPS—market value of preferred stock (nilai pasar saham preferen);
TDEBT—accounting value of debt (nilai hutang); TASSET—total assets
(total aktiva); EQUITY—firm’s equity (ekuitas perusahaan).
54
2. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel bebas merupakan variabel yang memprediksi variabel terikat.
Dengan kata lain bahwa variabel bebas merupakan prediktor dari variabel
terikat (Sugiyono, 2000). Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Kualitas Corporate Governance yang diukur menggunakan indeks
corporate governance yang disebut IGOV.
Penulis menyusun setiap poin pertanyaan berdasarkan pada beberapa
peraturan di Indonesia antara lain: PBI No. 8/4/2006, Pedoman GCG oleh
KNKG, dan UU No. 40 Th. 2007 tentang Perseroan Terbatas. Masing-masing
pertanyaan dibuat dengan mempertimbangkan empat aspek dalam Silveira
dan Barros (2007) yang penting untuk menetapkan kualitas corporate
governance yaitu: akses atas informasi, isi informasi, struktur dewan
komisaris dan direksi, kepemilikan dan hak pemegang saham. IGOV terdiri
dari 23 pertanyaan biner dan obyektif, yang seluruhnya dikumpulkan melalui
situs jaringan perusahaan, Laporan Tahunan, dan Laporan Keuangan tanpa
harus melakukan kontak secara langsung dengan perusahaan. Setiap jawaban
positif pada pertanyaan tersebut menambah satu poin, dan setiap respon
negatif akan bernilai 0 sehingga menjadikan skor perusahaan berkisar dari 0
sampai 23.
3. Variabel Kontrol
Variabel ini berfungsi untuk melengkapi atau mengkontrol hubungan
sebab akibat antara variabel bebas dan terikat agar model empirisnya menjadi
lebih lengkap. Variabel-variabel kontrol dalam penelitian ini adalah:
55
a. Struktur kepemilikan: variabel (CON), didefinisikan sebagai persentase
saham biasa yang dimiliki oleh pemegang saham yang memegang kendali.
b. Pembayaran dividen: variabel (PAYOUT), didefinisikan sebagai dividen
yang dibayarkan oleh perusahaan selama tahun fiskal. Variabel ini
merupakan variabel dummy yang akan bernilai 1 apabila perusahaan
membayarkan dividen pada tahun yang besangkutan, dan bernilai 0
apabila terjadi kebalikannya.
c. Pertumbuhan di tahun yang akan datang: variabel (REVG), didefinisikan
sebagai akumulasi persentase pertumbuhan pendapatan operasional selama
tiga tahun terakhir.
d. Profitabilitas operasional: variabel (EBITASET), didefinisikan sebagai
laba sebelum bunga, pajak pendapatan, depresiasi dan amortisasi atas total
aktiva. Variabel ini akan ditimbang dengan jumlah total aktiva yang
dimiliki perusahaan.
e. Ukuran perusahaan: variabel pendapatan (REVASET), didefinisikan
sebagai pendapatan bersih operasional perusahaan yang dibagi dengan
total aktiva. Penelitian ini juga menggunakan variabel biner (DSIZE)
sebagai alternatifnya, yang akan bernilai 1 (satu) jika total aktiva
perusahaan lebih tinggi dari median total aktiva sampel studi dan sama
dengan 0 (nol) untuk kebalikannya.
f. Industri: rangkaian variabel biner (DIND) untuk merepresentasikan sektor
yang berbeda dalam model. Variabel ini akan bernilai 1 bagi perusahaan
yang bergerak di bidang perbankan dan 0 bagi perusahaan yang bergerak
56
di bidang lain. Hal ini dilakukan karena bagi perusahaan perbankan
Indonesia telah terdapat suatu regulasi Bank Indonesia yang mewajibkan
bank untuk melaksanakan GCG yaitu melalui dikeluarkannya Peraturan
Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan Good
Corporate Governance bagi Bank Umum, namun belum terdapat
peraturan sejenis bagi perusahaan yang bergerak di bidang lain.
g. Identitas pemegang saham pengendali (IDENT) untuk merepresentasikan
berbagai tipe pemegang saham pengendali. Ada beberapa tipe yang dapat
dikelompokkan yaitu: oleh swasta asing (IDENT1); swasta nasional
(IDENT2); keluarga (IDENT3); bank dan institusi keuangan lain
(IDENT4); pemerintah (IDENT5).
E. Metode Analisis Data
1. Scoring kualitas corporate governance
Penilaian kualitas corporate governance dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara memberikan skor 1 untuk tiap pertanyaan biner yang mendapatkan
jawaban positif dan nilai 0 untuk respon negatif. Dalam penelitian ini nilai
maksimum yang dapat diperoleh adalah 23 dan terendahnya adalah 0. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang mendapatkan nilai
mendekati 23 adalah perusahaan dengan kualitas corporate governance yang
lebih baik dan sebaliknya bagi perusahaan yang nilainya mendekati 0 adalah
perusahaan yang kualitas corporate governancenya lebih rendah.
57
2. Uji normalitas
Uji normalitas yang dilakukan adalah uji normalitas residual. Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu
atau residual memiliki distribusi normal. Apabila asumsi ini tidak terpenuhi maka
uji statistik menjadi tidak valid. Untuk membuktikan apakah data dalam penelitian
ini terdistribusi normal atau tidak digunakan uji One-Sample Kolmogorov
Smirnov-Z terhadap nilai residual. Suatu data dikatakan terdistribusi normal jika
nilai probabilitas (p) uji One-Sample Kolmogorov Smirnov-Z > 0,05, dan
sebaliknya jika nilai probabilitas (p) uji One-Sample Kolmogorov Smirnov-Z <
0,05 maka data tersebut tidak terdistribusi secara normal (Santoso, 2001).
3. Uji asumsi regresi
Suatu model regresi yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan,
yang antara lain adalah uji Multikolinieritas, Heteroskedastisitas, dan
Autokorelasi (Gozali 2001,63).
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antar variabel bebas. Suatu model regresi yang baik
mensyaratkan tidak terjadi (tidak terdapat) hubungan yang kuat antar
variabel bebas. Suatu model regresi dikatakan bebas multikolinieritas
jika hasil uji multikolinieritas diperoleh nilai VIF (Variance Inflation
Factor) kurang dari 5, dan Tolerance lebih dari 0,5 (Santoso, 2001).
58
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui apakah data dalam memiliki kesamaan variansi atau tidak.
Suatu model regresi yang baik mensyaratkan bahwa data dalam suatu
faktor harus memiliki kesamaan variansi (homokedastis). Uji
heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser. Suatu
model regresi dikatakan bebas heteroskedastisitas menurut uji Glejser
jika masing-masing variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai absolut residual variabel terikat (Abs. Y) (Santoso,
2001).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
apakah dalam suatu model regresi ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Suatu model regresi yang baik adalah model regresi yang
bebas dari gangguan autokorelasi. Suatu model regresi dinyatakan
bebas autokorelasi jika nilai Durbin-Watson hasil uji terletak diantara
nilai DU sampai dengan 4-DU (Santoso, 2001).
4. Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat dengan tingkat signifikansi yang masih bisa ditoleransi
ditetapkan 0,001 (α=1%), 0,05 (α = 5%) atau 0,10 (α = 10%).
59
Untuk mengetahui pengaruh kualitas corporate governance terhadap nilai
perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q (model regresi I) dan PBV (model
regresi II), digunakan model sebagai berikut:
Penambahan variabel kontrol dilakukan untuk memperbaiki model regresi
dan mengurangi bias yang mungkin terjadi dalam model regresi di atas. Dengan
menambahkan variabel kontrol ke dalam model maka persamaan regresi yang ke
dua adalah:
Cara yang sama juga dilakukan terhadap variabel terikat yang diproksikan
dengan PBV, persaman regresinya adalah sebagai berikut:
Keempat persaman di atas digunakan untuk menguji pengaruh kualitas
corporate governance secara keseluruhan yang diproksikan dengan IGOV
terhadap nilai perusahaan. Melalui keempat persamaan tersebut tidak dapat dilihat
pengaruh masing-masing aspek GCG terhadap nilai perusahan. Pengujian
tambahan diperlukan untuk menunjukkan pengaruh masing-masing aspek GCG
terhadap variabel terikat. Model regresi yang diajukan adalah sebagai berikut:
Q = b0 + b1IGOV + t (1)
Q = b0 + b1IGOV + b2CON + b3PAYOUT + b4 REVG + b5 EBITASET +
b6REVASET + b7DSIZE + b8DIND + b9IDENT + t (2)
PBV = b0 + b1IGOV + t (3)
PBV = b0 + b1IGOV + b2CON + b3PAYOUT + b4 REVG + b5 EBITASET +
b6REVASET + b7DSIZE + b8DIND + b9IDENT + t (4)
Q = b0 + b1IGOV + t (1)
Q = b0 + b1AKSES + b2CONTENT + b3BOARD + b4OWNERSHIP + t (5)
60
Cara yang sama juga dilakukan terhadap variabel terikat yang diproksikan
dengan PBV, persaman regresinya adalah sebagai berikut:
a. Koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar
variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikatnya. Kelemahan
mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah adanya bias terhadap
jumlah variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model. Setiap
penambahan satu variabel bebas, R2 akan mengalami peningkatan tanpa
membedakan apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan atau tidak
terhadap variabel terikat. Dengan tujuan untuk mengatasi permasalahan
ini digunakan nilai adjusted R2
untuk menilai model regresi, karena nilai
adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel bebas ditambahkan
ke dalam model.
Q = b0 + b1AKSES + b2CONTENT + b3BOARD + b4OWNERSHIP + b2CON +
b3PAYOUT + b4 REVG + b5 EBITASET + b6REVASET + b7DSIZE +
b8DIND + b9IDENT + t (6)
PBV = b0 + b1AKSES + b2CONTENT + b3BOARD + b4OWNERSHIP + t (7)
PBV = b0 + b1AKSES + b2CONTENT + b3BOARD + b4OWNERSHIP + b2CON +
b3PAYOUT + b4 REVG + b5 EBITASET + b6REVASET + b7DSIZE +
b8DIND + b9IDENT + t (8)
61
b. Uji secara simultan (Uji F)
Untuk membuktikan apakah variabel bebas secara simultan berpengaruh
atau tidak terhadap variabel terikat maka digunakan Uji F.
c. Uji secara parsial (Uji t)
Untuk membuktikan apakah variabel bebas secara parsial berpengaruh
atau tidak terhadap variabel terikat, maka digunakan uji t yang dalam
penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 1%, 5% dan 10%. Kriteria
pengambilan keputusan terhadap hasil pengujian ini adalah:
1. Jika p > α, maka H0 diterima, variabel bebas secara individu tidak
berpengaruh terhadap variabel terikat.
2. Jika p < α, maka H0 ditolak, variabel bebas secara individu berpengaruh
terhadap variabel terikat.
62
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Pengumpulan data dan penentuan sampel
Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang
selama periode waktu tahun 2006-2007 yang terdaftar di BEI serta menerbitkan
laporan keuangan secara lengkap dan dipublikasikan di www.idx.co.id. Kemudian,
atas populasi tersebut diambil sampel penelitian berdasarkan kriteria pengambilan
sampel yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya. Adapun penentuan jumlah
sampel observasi dalam penelitian ini dirangkum dalam tabel berikut ini.
Tabel 1
Sampel Penelitian
Keterangan Jumlah
1 Emiten di Bursa Efek Indonesia yang tercatat berturut-turut
selama tahun 2006 sampai dengan 2007
397
2 Perusahaan yang tidak memiliki situs jaringan
(199)
3
4
Perusahaan yang memiliki situs jaringan namun tidak dapat
diakses via internet
Perusahaan yang dieliminasi karena berposisi sebagai outliers
(13)
(82)
Total sampel 103
Sumber: www.idx.co.id
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan pada bagian awal bab dan untuk
memenuhi asumsi normalitas, didapatkan sampel sebanyak 103 perusahaan yang
63
terdiri dari perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur, keuangan,
perbankan dan jasa masing-masing pada tahun 2006 dan 2007. Total sebanyak
206 perusahaan sampel akan digunakan dalam pengujian hipotesis.
2. Deskripsi statistik
Deskripsi statistik semua variabel yang digunakan dalam model disajikan
dalam tabel berikut ini.
Tabel 2
Deskripsi Statistik Variabel Utama
Variabel Minimum Maksimum Mean Standar
Deviasi
TOBIN’S Q
PBV
IGOV
CON
REVG
EBITASET
REVASET
0,07
0,46
1,00
9,54
-4,55
-0,57
-0,06
0,96
8,05
18,00
99,88
54,14
3,78
14,47
0,5491
2,5799
7,9029
52,0010
1,6518
0,1348
1,0204
0,19792
1,50251
3,26703
20,60615
4,46340
0,31341
1,57932
Keterangan
Tobin’s Q
=
Nilai perusahaan yang dihitung dengan membagi nilai pasar
saham dan nilai buku utang dengan total aktiva
PBV = Nilai perusahaan yang dihitung dengan membagi nilai pasar
saham dengan ekuitas
IGOV = Indeks kualitas corporate governance
CON
REVG
EBITASET
REVASET
=
=
=
=
Persentase kepemilikan saham oleh pemegang saham
pengendali
Akumulasi persentase pertumbuhan pendapatan operasional
selama tiga tahun terakhir.
Profitabilitas operasional yang digambarkan sebagai laba
sebelum bunga pajak, depresiasi, dan amortisasi yang
ditimbang dengan jumlah aset.
Ukuran perusahaan yang digambarkan sebagai total revenue
terhadap totas aktiva.
Sumber: Hasil pengolahan data.perusahaan 2006-2007
64
Pada tabel di atas, beberapa variabel yaitu PAYOUT, DSIZE, DIND, dan
IDENT tidak ditampilkan karena berupa variabel dummy. Melalui tabel tersebut
dapat diketahui bahwa untuk variabel terikat, nilai terendah Tobin’s Q adalah 0,07
dan nilai tertingginya adalah 0,96, sedangkan PBV secara berturut-turut bernilai
0,46 dan 8,05. Variabel bebas yang diwakili oleh indeks kualitas corporate
governance (IGOV) memiliki skor terendah 1 dan tertingginya adalah 18 dengan
rata-rata 7,90. Dari deskripsi statistik ini dapat dilihat secara sepintas bahwa
kualitas corporate governance perusahaan di Indonesia belum cukup baik dan
dengan demikian masih memerlukan banyak perbaikan di berbagai area.
Kepemilikan saham oleh pemegang saham pengendali memiliki nilai minimum
9,54% dan nilai maksimum 99,88% dengan rata-rata sebesar 52%. Hal ini
menunjukkan bahwa kepemilikan saham oleh pemegang saham pengendali di
perusahaan Indonesia cukup tinggi. Akumulasi pertumbuhan pendapatan berkisar
pada angka -4,55% dan 54,14%. Profitabilitas operasional (EBITASET) dan
ukuran perusahaan (REVASET) masing-masing memiliki nilai minimum dan
maksimum -0,57 dan 3,78 dan -0,06 dan 14,47.
B. Hasil Analisis Data
1. Uji normalitas residual
Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah
dalam model regresi 1 (Tobin’s Q) dan model regresi 2 (PBV) nilai residualnya
berdistribusi normal. Pengujian yang dilakukan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov-Z, dengan hasil sebagai berikut:
65
Tabel 3
Hasil Uji Normalitas Residual
Variabel Kolmogorov
-Smirnov-Z
Asymp.Sig.
(2-tailed)
N
Unstandardized Residual Tobin’s Q
Unstandardized Residual PBV
206
1,279
1,141
206
0,760
0,148
Sumber: Hasil pengolahan data perusahaan 2006-2007
Hasil uji normalitas residual menunjukkan bahwa nilai residu dari kedua
model regresi ini memiliki nilai probabilitas (p) > 0,05, yang berarti variabel
pengganggu pada kedua model tersebut berdistribusi normal dan kedua model
dapat diuji dengan analisis regresi.
2. Uji asumsi regresi
Pengujian asumsi regresi dilakukan untuk memperoleh model regresi
yang baik dan memberikan hasil yang tidak bias. Sedikitnya terdapat 3 jenis
pengujian asumsi regresi, yaitu Multikolinearitas, Heteroskedastisitas, dan
Autokorelasi (Gozali 2001, 63). Hasil uji asumsi regresi yang telah dilakukan
adalah sebagai berikut :
a. Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui apakah terdapat hubungan antar variabel bebas. Suatu model
regresi yang baik mensyaratkan tidak terjadi (tidak terdapat) hubungan yang
kuat antar variabel bebas. Suatu model regresi dikatakan bebas
multikolinearitas jika nilai VIF (Variance Inflation Factor) kurang dari 5,
66
dan Tolerance lebih dari 0,5. Hasil uji multikolinearitas yang telah
dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 15
adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF
IGOV
CON
PAYOUT
REVG
EBITASET
REVASET
DSIZE
DIND
IDENT
0,608
0,903
0,815
0,958
0,851
0,823
0,678
0,816
0,866
1,646
1,107
1,226
1,044
1,175
1,215
1,476
1,225
1,155
Keterangan
IGOV
CON
PAYOUT
REVG
EBITASET
REVASET
DSIZE
DIND
IDENT
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Indeks kualitas corporate governance
Persentase kepemilikan saham oleh pemegang saham
pengendali.
Dummy pembayaran dividen yang bernilai 1 apabila
perusahan membayar dividen dan 0 apabila tidak.
Pertumbuhan pendapatan operasional selama tiga tahun
terakhir.
Profitabilitas perusahaan yang diukur dengan EBITDA
ditimbang dengan jumlah aset.
Ukuran perusahaan yang diproksikan dengan pendapatan
operasional ditimbang dengan jumlah aset.
Dummy ukuran perusahaan yang bernilai 1 apabila aset
perusahaan lebih besar dari median sampel studi, dan 0 bila
terjadi sebaliknya.
Dummy industri, bernilai 1 apabila sampel berasal dari
industri perbankan dan 0 untuk industri selain perbankan.
Identitas pemegang saham pengendali yang terdiri dari 5
kategori: swasta asing, swasta nasional, keluarga, bank, dan
pemerintah.
Variabel Terikat: Tobin’s Q dan PBV Sumber: Hasil pengolahan data perusahaan 2006-2007
67
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas seperti yang disajikan pada
tabel 4 di atas dapat diketahui variabel bebas IGOV, CON, PAYOUT,
REVG, EBITASET, REVASET, DSIZE, DIND, dan IDENT memiliki nilai
Tolerance > 0,1, dan VIF (Variance Inflation Factor) < 10, maka dapat
disimpulkan bahwa semua variabel tersebut di atas tidak memiliki hubungan
yang kuat atau dengan kata lain tidak mengalami gangguan
multikolinearitas.
b. Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui apakah data dalam suatu model regresi memiliki kesamaan
variansi atau tidak. Suatu model regresi yang baik mensyaratkan bahwa data
dalam suatu faktor harus memiliki kesamaan variansi (homokedastis). Uji
Heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser. Suatu
model regresi dikatakan bebas heteroskedastisitas menurut uji Glejser jika
masing-masing variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap nilai absolut residual variabel terikat. Hasil uji Heteroskedastisitas
yang telah dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program
SPSS versi 15 adalah sebagai berikut:
68
Tabel 5
Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Regresi I
Variabel t hitung Sig.
IGOV
CON
PAYOUT
REVG
EBITASET
REVASET
DSIZE
DIND
IDENT
0,482
-0,522
-0,019
0,177
1,526
-0,323
0,536
0,831
1,319
0,630*
0,602*
0,985*
0,860*
0,129*
0,747*
0,592*
0,407*
0,189*
Keterangan
IGOV
CON
PAYOUT
REVG
EBITASET
REVASET
DSIZE
DIND
IDENT
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Indeks kualitas corporate governance
Persentase kepemilikan saham oleh pemegang saham
pengendali.
Dummy pembayaran dividen yang bernilai 1 apabila
perusahan membayar dividen dan 0 apabila tidak.
Pertumbuhan pendapatan operasional selama tiga tahun
terakhir.
Profitabilitas perusahaan yang diukur dengan EBITDA
ditimbang dengan jumlah aset.
Ukuran perusahaan yang diproksikan dengan pendapatan
operasional ditimbang dengan jumlah aset.
Dummy ukuran perusahaan yang bernilai 1 apabila aset
perusahaan lebih besar dari median sampel studi, dan 0 bila
terjadi sebaliknya.
Dummy industri, bernilai 1 apabila sampel berasal dari
industri perbankan dan 0 untuk industri selain perbankan.
Identitas pemegang saham pengendali yang terdiri dari 5
kategori: swasta asing, swasta nasional, keluarga, bank, dan
pemerintah.
Variabel Terikat: Abs. Tobin’s Q
* Nilai Sig. lebih dari 0,05
Sumber: Hasil pengolahan data perusahaan 2006-2007
69
Tabel 6
Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Regresi II
Variabel t hitung Sig.
IGOV
CON
PAYOUT
REVG
EBITASET
REVASET
DSIZE
DIND
IDENT
1,712
-0,735
1,101
-0,135
1,621
-1,485
-0,311
-0,060
1,562
0,089*
0,463*
0,272*
0,893*
0,107*
0,139*
0,756*
0,952*
0,120*
Keterangan
IGOV
CON
PAYOUT
REVG
EBITASET
REVASET
DSIZE
DIND
IDENT
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Indeks kualitas corporate governance
Persentase kepemilikan saham oleh pemegang saham
pengendali.
Dummy pembayaran dividen yang bernilai 1 apabila
perusahan membayar dividen dan 0 apabila tidak.
Pertumbuhan pendapatan operasional selama tiga tahun
terakhir.
Profitabilitas perusahaan yang diukur dengan EBITDA
ditimbang dengan jumlah aset.
Ukuran perusahaan yang diproksikan dengan pendapatan
operasional ditimbang dengan jumlah aset.
Dummy ukuran perusahaan yang bernilai 1 apabila aset
perusahaan lebih besar dari median sampel studi, dan 0 bila
terjadi sebaliknya.
Dummy industri, bernilai 1 apabila sampel berasal dari
industri perbankan dan 0 untuk industri selain perbankan.
Identitas pemegang saham pengendali yang terdiri dari 5
kategori: swasta asing, swasta nasional, keluarga, bank, dan
pemerintah.
Variabel Terikat: Abs. PBV
* Nilai Sig. lebih dari 0,05
Sumber: Hasil pengolahan data perusahaan 2006-2007
Hasil uji Heteroskedastisitas pada masing-masing variabel seperti
yang disajikan pada tabel 5 dan tabel 6 menunjukkan tidak ada satupun
variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
terikat. Hal terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat
70
kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam kedua model regresi
bebas dari gangguan heteroskedastisitas (homokedastis).
c. Autokorelasi
Uji Autokorelasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
apakah dalam suatu model regresi terdapat korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Suatu model regresi yang baik adalah model regresi yang
bebas dari Autokorelasi.
Tabel 7
Hasil Uji Autokorelasi
Variabel Terikat Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
Tobin’s Q
PBV
0,275
0,206
0,1686
1,3387
2,088
1,929
Sumber: Hasil pengolahan data perusahaan 2006-2007
Hasil uji autokorelasi untuk variabel terikat Tobin’s Q yang telah
dilakukan menunjukkan nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 2,088 dan
1,929 untuk variabel terikat PBV. Nilai tabel Durbin-Watson untuk variabel
independen (k) = 9 dengan tingkat signifikansi 5% yang didapat adalah dl =
1,675 dan du = 1,863. Berdasarkan ketentuan uji autokorelasi, suatu model
regresi dinyatakan bebas jika nilai Durbin-Watson antara du sampai dengan
4-du, atau antara 1,863 sampai 2,137. Dengan demikian hasil uji
autokorelasi tersebut menunjukkan bahwa model persamaan regresi dengan
variabel terikat Tobin’s Q dan PBV dalam penelitian ini bebas dari
gangguan autokorelasi.
71
C. Pengujian Hipotesis
Untuk membuktikan apakah kualitas corporate governance berpengaruh
terhadap nilai pasar perusahaan di Indonesia maka digunakan alat analisis regresi
linier berganda. Pengambilan keputusan untuk menolak ataupun menerima Ho
atau Ha ditentukan dengan membandingkan nilai probabilitas (p-value) dengan
tingkat signifikansi sebesar 10%, 5%, atau 1%.
1. Uji hipotesis model regresi I (variabel terikat Tobin’s Q)
Hasil pengujian terhadap persamaan regresi 1 dilakukan untuk menilai
pengaruh variabel IGOV terhadap Tobin’s Q tanpa dipengaruhi oleh variabel
kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 8
Hasil Uji Hipotesis Model Regresi I
Variabel Exp. Sign. Koef Regresi t hitung Sig.
Konstanta
IGOV
+
+
0,353
0,025
10,681
6,393
0,000
0,000*
Keterangan
IGOV =
Indeks kualitas corporate governance yang terdiri dari
23 pertanyaan biner. Bernilai 1 untuk tiap jawaban
positif dan bernilai 0 untuk tiap respon negatif.
Variabel Terikat: Tobin’s Q
Keterangan: * signifikan 1%
Sumber: Hasil pengolahan data perusahaan 2006-2007
Melalui tabel di atas dapat disimpulkan bahwa variabel IGOV
berpengaruh signifikan positif terhadap Tobin’s Q. Hal ini ditunjukkan oleh
probabilitas IGOV sebesar 0,00 yang berarti IGOV meningkatkan nilai
perusahaan sebesar 2,5% pada taraf signifikansi 1%. Persamaan regresinya
adalah: Q = 0,025IGOV + e.
72
2. Uji hipotesis model regresi I dengan variabel kontrol
Penambahan variabel kontrol dilakukan untuk memperbaiki model
regresi dan mengurangi bias hasil pengujian. Hasil pengujiannya dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 9
Hasil Uji Hipotesis Model Regresi I (dengan Variabel Kontrol)
Variabel Exp. Sign. Koef Regresi t hitung t tabel Sig.
Konstanta
IGOV
CON
PAYOUT
REVG
EBITASET
REVASET
DSIZE
DIND
IDENT
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
0,341
0,014
0,001
0,055
0,000
0,163
0,003
0,093
-0,050
-0,009
7,515
2,968
0,930
2,105
-0,058
4,009
0,397
3,258
-1,147
-0,877
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
0,000
0,003*
0,354
0,037**
0,954
0,000*
0,692
0,001*
0,253
0,381
Keterangan
IGOV
CON
PAYOUT
REVG
EBITASET
REVASET
DSIZE
DIND
IDENT
= Indeks kualitas corporate governance
= Persentase kepemilikan saham oleh pemegang saham pengendali.
= Dummy pembayaran dividen yang bernilai 1 apabila perusahaan
membayar dividen dan 0 apabila tidak.
= Pertumbuhan pendapatan operasional selama tiga tahun terakhir.
= Profitabilitas perusahaan yang diukur dengan EBITDA ditimbang
dengan jumlah aset.
= Ukuran perusahaan yang diproksikan dengan pendapatan
operasional ditimbang dengan jumlah aset.
= Dummy ukuran perusahaan yang bernilai 1 apabila aset
perusahaan lebih besar dari median sampel studi, dan 0 bila
terjadi sebaliknya.
= Dummy industri, bernilai 1 apabila sampel berasal dari industri
perbankan dan 0 untuk industri selain perbankan.
= Identitas pemegang saham pengendali yang terdiri dari 5 kategori:
swasta asing, swasta nasional, keluarga, bank, dan pemerintah.
Adjusted R Square : 0,275
F hitung : 9,625
Probabilitas (p) : 0,000
Variabel Terikat: Tobin’s Q; Keterangan: ** signifikan 5%, dan * signifikan 1%
Sumber: Hasil pengolahan data perusahaan 2006-2007
73
Model persamaan regresi:
Q = 0,341 + 0,014IGOV + 0,001CON+ 0,055PAYOUT - 0,000REVG +
0,163EBITASET + 0,0303REVASET + 0,093DSIZE - 0,050DIND -
0,009IDENT + e
Hasil uji F di atas menggunakan 8 variabel kontrol dengan tujuan untuk
memperbaiki hubungan kausal antara IGOV dan Tobin’s Q. Melalui ringkasan
hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel terikat secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan
Tobin’s Q. Hasil analisis regresi tersebut menunjukkan nilai Fhitung sebesar 9,625
dengan probabilitas (p) 0,000. Berdasarkan ketentuan analisis regresi secara
simultan dimana nilai probabilitas (p) < 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa kualitas corporate governance, struktur kepemilikan, pembayaran dividen,
profitabilitas operasional, pertumbuhan di tahun yang akan datang, ukuran
perusahaan, industri dan identitas pemegang saham pengendali secara bersama-
sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Besarnya
pengaruh variabel-variabel tersebut ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Aquare
sebesar 0,275 yang berarti variabel-variabel tersebut mempunyai kontribusi
sebesar 27,5% dalam meningkatkan nilai perusahaan sedangkan sisanya 72,5%
(100%-27,5%) dijelaskan oleh sebab lain yang ada di luar model.
Walaupun demikian perlu dilihat pula pengaruh masing-masing variabel
secara parsial terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan uji t. Hasil uji
regresi secara parsial adalah sebagai berikut:
74
a. Kualitas corporate governance
Hasil analisis regresi pada variabel kualitas corporate governance diperoleh
nilai thitung sebesar 2,968 dengan probabilitas (p) 0,03. Berdasarkan ketentuan
analisis regresi dimana nilai probabilitas (p) < 0,05 dan thitung > 1,6527, maka
dapat disimpulkan bahwa kualitas corporate governance berpengaruh positif pada
nilai perusahaan dengan tingkat signifikansi 5%. Keadaan ini menunjukkan bahwa
semakin baik praktik corporate governance yang dilakukan oleh perusahaan akan
berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan. Hasil penelitian memperkuat
keyakinan bahwa Good Corporate Governance berasosiasi dengan nilai
perusahaan.
b. Struktur kepemilikan
Hasil analisis regresi pada variabel struktur kepemilikan diperoleh nilai thitung
sebesar 0,930 dengan probabilitas (p) 0,354. Berdasarkan ketentuan analisis
dimana nilai probabilitas (p) > 0,05 dan thitung < 1,6527, maka dapat disimpulkan
bahwa struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini
menunjukkan bahwa persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh pemegang
saham pengendali tidak mempengaruhi penilaian investor terhadap perusahaan.
c. Payout
Hasil analisis regresi pada variabel PAYOUT diperoleh nilai thitung sebesar -
2,105 dengan probabilitas (p) 0,037. Berdasarkan ketentuan analisis regresi
dimana nilai probabilitas (p) < 0,05 dan thitung < 1,6527, maka dapat disimpulkan
bahwa pembagian dividen yang dilakukan oleh perusahaan memiliki pengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Keadaan ini menunjukkan bahwa investor
75
mempertimbangkan ada atau tidaknya pembayaran dividen tunai yang dilakukan
oleh perusahaan dalam menilai kinerja perusahaan.
d. Pertumbuhan di tahun yang akan datang
Hasil analisis regresi pada variabel pertumbuhan di tahun yang akan datang
diperoleh nilai thitung sebesar -0,058 dengan probabilitas (p) 0,954. Berdasarkan
ketentuan analisis regresi dimana nilai probabilitas (p) > 0,05 dan thitung < 1,6527,
maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan di tahun yang akan datang tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Bertentangan dengan
hasil pengujian terdahulu yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan
mempengaruhi praktik GCG dan meningkatkan nilai perusahaan, hasil pengujian
ini tidak memberikan bukti bahwa semakin pesatnya pertumbuhan perusahaan
akan meningkatkan nilai perusahaan.
e. Profitabilitas operasional
Hasil analisis regresi pada variabel profitabilitas operasional diperoleh nilai
thitung sebesar 4,009 dengan probabilitas (p) 0,000. Berdasarkan ketentuan analisis
regresi dimana nilai probabilitas (p) < 0,05 dan thitung > 1,6527 dapat disimpulkan
bahwa laba sebelum bunga, pajak dan beban penyusutan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap nilai perusahaan pada tingkat signifikansi 1%. Keadaan ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi laba yang dihasilkan oleh perusahaan secara
langsung akan mempengaruhi penilaian investor terhadap perusahaan.
f. Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini menggunakan REVASET yang
merupakan pendapatan operasional ditimbang dengan jumlah aset dan DSIZE
76
yang merupakan variabel biner. Hasil analisis regresi pada variabel ukuran
perusahaan (REVASET) diperoleh nilai thitung sebesar 0,397 dengan probabilitas
(p) 0,692. Sedangkan ukuran perusahaan (DSIZE) diperoleh nilai thitung sebesar
0,3258 dengan probabilitas (p) 0,001. Berdasarkan ketentuan analisis regresi
dimana nilai probabilitas (p) < 0,05 dan thitung > 1,6527, maka dapat disimpulkan
bahwa ukuran perusahaan yang menggunakan variabel REVASET tidak
signifikan, sedangkan variabel DSIZE berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan pada tingkat signifikansi 1%. Hasil pengujian ini mengandung arti
bahwa ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total aktiva perusahaan
mempengaruhi penilaian investor dalam berinvestasi.
g. Industri
Hasil analisis regresi pada variabel industri diperoleh nilai thitung sebesar
1,147 dengan probabilitas (p) 0,253. Berdasarkan ketentuan analisis regresi
dimana nilai probabilitas (p) > 0,05 dan thitung < 1,6527, maka dapat disimpulkan
bahwa jenis industri tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Industri
perbankan dipandang memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok industri lain karena adanya ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
tentang pelaksanaan GCG bagi industri perbankan dan sebaliknya tidak terdapat
aturan serupa bagi industri lain, namun pada kenyataanya hal ini tidak
mempengaruhi investor dalam menilai perusahaan.
h. Identitas pemegang saham pengendali
Hasil analisis regresi pada variabel identitas pemegang saham pengendali
diperoleh nilai thitung sebesar -0,877 dengan probabilitas (p) 0,381. Berdasarkan
ketentuan analisis regresi dimana nilai probabilitas (p) > 0,05 dan thitung < 1,6527,
77
dapat disimpulkan bahwa identitas pemegang saham pengendali tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Keadaan ini menunjukkan
bahwa pemegang saham pengendali perusahaan baik oleh swasta asing, swasta
nasional, keluarga, bank dan institusi keuangan lain, pemerintah tidak
membedakan penilaian investor terhadap kinerja perusahaan.
3. Uji hipotesis model regresi II (variabel terikat PBV)
Hasil pengujian terhadap persamaan regresi 3 untuk menilai pengaruh
variabel IGOV terhadap PBV tanpa dipengaruhi oleh variabel kontrol dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 10
Hasil Uji Hipotesis Model Regresi II
Variabel Exp. Sign. Koef Regresi t hitung Sig.
Konstanta
IGOV
+
+
1,214
0,173
4,759
5,792
0,000
0,000*
Keterangan
IGOV =
Indeks kualitas corporate governance yang terdiri dari
23 pertanyaan biner. Bernilai 1 untuk tiap jawaban
positif dan bernilai 0 untuk tiap respon negatif.
Variabel Terikat: PBV
Keterangan: * signifikan 1%
Sumber: Hasil pengolahan data perusahaan 2006-2007
Hasil pengujian di atas juga menunjukkan bahwa variabel IGOV
berpengaruh signifikan positif terhadap PBV yang dapat disimpulkan dari nilai
probabilitasnya yang sebesar 0,000. IGOV berpengaruh sebesar 17,3% terhadap
PBV dan sisanya sebesar 82,7% ditentukan oleh sebab lain di luar model. Model
regresi dari hasil pengujian tersebut adalah PBV = 0,173IGOV + e. Penambahan
variabel kontrol diperlukan untuk memperbaiki bias hasil pengujian di atas.
78
4. Uji hipotesis model regresi II dengan variabel kontrol
Penambahan variabel kontrol dilakukan untuk memperbaiki
model regresi dan mengurangi bias hasil pengujian. Hasil pengujiannya
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 11
Hasil Uji Hipotesis Model Regresi II (dengan Variabel Kontrol)
Variabel Exp. Sign. Koef Regresi t hitung t tabel Sig.
Konstanta
IGOV
CON
PAYOUT
REVG
EBITASET
REVASET
DSIZE
DIND
IDENT
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
0,866
0,087
-0,001
0,573
0,006
0,889
0,018
0,520
-0,435
0,186
2,401
2,359
-0,194
2,755
0,299
2,751
0,269
2,296
-1,247
2,353
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
0,017
0,019**
0,846
0,006*
0,765
0,007*
0,788
0,023**
0,214
0,020**
Keterangan
IGOV
CON
PAYOUT
REVG
EBITASET
REVASET
DSIZE
DIND
IDENT
= Indeks kualitas corporate governance
= Persentase kepemilikan saham oleh pemegang saham pengendali.
= Dummy pembayaran dividen yang bernilai 1 apabila perusahaan
membayar dividen dan 0 apabila tidak.
= Pertumbuhan pendapatan operasional selama tiga tahun terakhir.
= Profitabilitas perusahaan yang diukur dengan EBITDA ditimbang
dengan jumlah aset.
= Ukuran perusahaan yang diproksikan dengan pendapatan operasional
ditimbang dengan jumlah aset.
= Dummy ukuran perusahaan yang bernilai 1 apabila aset perusahaan
lebih besar dari median sampel studi, dan 0 bila terjadi sebaliknya.
= Dummy industri, bernilai 1 apabila sampel berasal dari industri
perbankan dan 0 untuk industri selain perbankan.
= Identitas pemegang saham pengendali yang terdiri dari 5 kategori:
swasta asing, swasta nasional, keluarga, bank, dan pemerintah.
Adjusted R Square : 0,206
F hitung : 6,913
Probabilitas (p) : 0,000
Variabel Terikat: PBV; Keterangan: ** signifikan 5%, dan * signifikan 1%
Sumber: Hasil pengolahan data perusahaan 2006-2007
79
Model persamaan regresi:
PBV = 0,866 + 0,087IGOV - 0,001CON + 0, 573PAYOUT + 0,006REVG +
0,889EBITASET + 0,018REVASET + 0,520DSIZE - 0,435DIND +
0,186IDENT + e
Sama dengan variabel Tobin’s Q, uji F juga digunakan untuk
membuktikan pengaruh kualitas corporate governance, struktur kepemilikan,
pembayaran dividen, profitabilitas operasional, pertumbuhan di tahun yang akan
datang, ukuran perusahaan, industri dan identitas pemegang saham pengendali
secara simultan terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan PBV. Hasil
analisis regresi diperoleh nilai Fhitung sebesar 6,913 dengan probabilitas (p) 0,000.
Berdasarkan ketentuan analisis regresi secara simultan dimana nilai probabilitas
(p) < 0,05 maka dapat disimpulkan variabel-variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai perusahaan. Besarnya pengaruh masing-masing variabel
tersebut secara simultan ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,206
yang berarti bahwa kualitas corporate governance, struktur kepemilikan,
pembayaran dividen, profitabilitas operasional, pertumbuhan di tahun yang akan
datang, ukuran perusahaan, industri dan identitas pemegang saham pengendali
memiliki pengaruh sebesar 20,6% dalam meningkatkan nilai perusahaan.
Pengaruh masing-masing variabel secara parsial terhadap nilai perusahaan
(PBV) diukur dengan Uji t, yang hasilnya adalah sebagai berikut:
a. Kualitas corporate governance
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dengan bantuan komputer
dengan menggunakan taraf signifikansi : 0,05, diperoleh nilai thitung variabel
kualitas corporate governance yaitu sebesar 2,359, probabilitas (p) = 0,019.
80
Karena nilai probabilitas (p) < 0,05 dan thitung > 1,6527, maka dapat disimpulkan
bahwa variabel kualitas corporate governance berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik praktik corporate
governance yang dilakukan oleh perusahaan maka nilai perusahaan akan semakin
meningkat.
b. Struktur kepemilikan
Dari hasil analisis data diperoleh nilai thitung variabel struktur kepemilikan
yaitu sebesar -0,194, probabilitas (p) = 0,846. Karena nilai probabilitas (p) > 0,05
dan thitung < 1,6527, maka dapat disimpulkan bahwa variabel struktur kepemilikan
perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini
mengindikasikan bahwa kepemilikan saham yang dimiliki oleh pemegang saham
pengendali tidak mempengaruhi penilaian investor terhadap perusahaan.
c. Payout
Dari hasil analisis data, diperoleh nilai thitung variabel PAYOUT yaitu
sebesar 2,755, probabilitas (p) = 0,006. Karena nilai probabilitas (p) < 0,05 dan
thitung > 1,6527 maka dapat disimpulkan bahwa variabel payout berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Konsisten dengan pengujian variabel Tobin’s Q
sebelumnya, deviden yang dibayarkan oleh perusahaan mempengaruhi penilaian
investor terhadap perusahaan.
d. Pertumbuhan di tahun yang akan datang
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dengan bantuan komputer
dengan menggunakan taraf signifikansi : 0,05, diperoleh nilai thitung variabel
pertumbuhan di tahun yang akan datang yaitu sebesar 0,299, probabilitas (p) =
81
0,765. Karena nilai probabilitas (p) > 0,05 dan thitung < 1,6527, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
e. Profitabilitas Operasional
Nilai thitung variabel profitabilitas operasional yaitu sebesar 3,573, dan
probabilitas (p) = 0,000. Karena nilai probabilitas (p) < 0,05, dan thitung > 1,6527,
maka dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas operasional berpengaruh
secara signifikan terhadap nilai perusahaan pada taraf signifikansi 1%. Hal ini
mengindikasikan bahwa semakin tinggi laba yang dihasilkan perusahaan maka
nilai perusahaan akan semakin meningkat.
f. Ukuran perusahaan
Dua proksi ukuran perusahaan yang digunakan, REVASET dan DSIZE
secara berturut-turut memiliki nilai thitung dan probabilitas sebesar 0,269, dengan
probabilitas (p) = 0,788 dan 2,296 dengan probabilitas (p) = 0,023. Nilai
probabilitas (p) variabel REVASET > 0,05 sedangkan DSIZE < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan yang diproksikan dengan DSIZE
berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan dengan tingkat signifikansi
5%. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar asetnya maka nilai perusahaan
akan semakin meningkat.
g. Industri
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dengan bantuan komputer
dengan menggunakan taraf signifikansi : 0,05, diperoleh nilai thitung variabel
industri yaitu sebesar -1,247, probabilitas (p) = 0,214. Karena nilai probabilitas
82
(p) < 0,05 dan thitung < 1,6527, maka dapat disimpulkan bahwa variabel industri
berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini mengindikasikan
bahwa jenis industri suatu perusahaan tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan.
h. Identitas pemegang saham pengendali
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan diperoleh nilai thitung variabel
identitas pemegang saham pengendali yaitu sebesar 2,353, probabilitas (p) =
0,020. Karena nilai probabilitas (p) < 0,05 dan thitung > 1,6527, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel identitas pemegang saham pengendali baik swasta
asing, swasta nasional, keluarga, institusi keuangan, pemerintah berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan.
5. Uji hipotesis model regresi I (per aspek)
Pengujian hipotesis bahwa kualitas corporate governance meningkatkan
nilai perusahaan telah dikemukakan sebelumnya, dimana kedua model regresi
yang digunakan mampu memberikan bukti empiris yang cukup memadai.
Pengujian yang telah dilakukan tersebut hanya menggambarkan besarnya
pengaruh kualitas corporate governance secara keseluruhan terhadap nilai pasar
perusahaan.
Aspek-aspek yang membangun indeks kualitas corporate governance
tersebut perlu diuji secara terpisah untuk mengetahui aspek apa saja yang dapat
mempengaruhi penilaian investor terhadap perusahaan. Dari pengujian berikut ini
akan dapat dilihat kecenderungan perusahaan dalam menerapkan prinsip GCG
83
bagi perusahaannya dan juga aspek-aspek tertentu yang menjadi bahan
pertimbangan bagi investor dalam berinvestasi.
Tabel 12
Hasil Uji Hipotesis Model Regresi I (per aspek)
Variabel Exp. Sign. Koef Regresi t hitung Sig.
Konstanta
AKSES
CONTENT
BOARD
OWNERSHIP
+
+
+
+
+
0,328
0,066
0,030
-0,006
0,003
9,069
4,120
2,174
-0,673
0,203
0,000
0,000*
0,031**
0,502
0,839
Keterangan
AKSES
CONTENT
BOARD
OWNERSHIP
=
=
=
=
Aspek akses terhadap informasi publik.
Aspek isi informasi publik.
Aspek struktur dewan komisaris dan direksi.
Aspek struktur kepemilikan dan hak pemegang saham.
Adjusted R Square : 0,212
F hitung : 14,788
Probabilitas (p) : 0,000
Variabel Terikat: Tobin’s Q
Keterangan: ** signifikan 5% dan * signifikan 1%
Sumber: Hasil pengolahan data perusahaan 2006-2007
Dari hasil pengujian tambahan di atas dapat disimpulkan bahwa secara
simultan keempat aspek GCG tersebut berpengaruh sebesar 21,2 % terhadap
Tobin’s Q. Melalui uji t dapat disimpulkan bahwa aspek AKSES dan CONTENT
yang berpengaruh signifikan positif pada Tobin’s Q yang ditunjukkan oleh nilai
probabilitas keduanya sebesar 0,000 dan 0,031. Kesimpulan sementara yang
diperoleh adalah bahwa kedua aspek lainnya yaitu BOARD dan OWNERSHIP
tidak berpengaruh pada Tobin’s Q karena nilai probabilitas keduanya lebih besar
dari 10%. Model regresi dari hasil pengujian tersebut adalah :
Q = 0,328 + 0,066AKSES + 0,030CONTENT - 0,006BOARD +0,003OWNERSHIP + e
84
6. Uji hipotesis model regresi I (per aspek) dengan variabel kontrol
Tabel 13
Hasil Uji Hipotesis Model Regresi I (per aspek) dengan Variabel Kontrol
Variabel Exp. Sign. Koef Regresi t hitung t tabel Sig.
Konstanta
AKSES
CONTENT
BOARD
OWNERSHIP
CON
PAYOUT
REVG
EBITASET
REVASET
DSIZE
DIND
IDENT
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
0,346
0,041
0,024
-0,008
-0,017
0,001
0,058
0,000
0,162
0,003
0,096
-0,019
-0,014
7,435
2,547
1,801
-0,891
-1,164
1,079
2,258
-0,185
4,053
0,326
3,515
-0,447
-1,533
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
0,000
0,012**
0,073***
0,374
0,246
0,282
0,025***
0,854
0,000*
0,745
0,001*
0,655
0,127
Keterangan
AKSES
CONTENT
BOARD
OWNERSHIP
CON
PAYOUT
REVG
EBITASET
REVASET
DSIZE
DIND
IDENT
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Aspek akses terhadap informasi publik.
Aspek isi informasi publik.
Aspek struktur dewan komisaris dan direksi.
Aspek struktur kepemilikan dan hak pemegang saham.
Persentase kepemilikan saham oleh pemegang saham pengendali.
Dummy pembayaran dividen yang bernilai 1 apabila perusahan membayar
dividen dan 0 apabila tidak.
Pertumbuhan pendapatan operasional selama tiga tahun terakhir.
Profitabilitas perusahaan yang diukur dengan EBITDA ditimbang dengan
jumlah aset.
Ukuran perusahaan yang diproksikan dengan pendapatan operasional
ditimbang dengan jumlah aset.
Dummy ukuran perusahaan yang bernilai 1 apabila aset perusahaan lebih
besar dari median sampel studi, dan 0 bila terjadi sebaliknya.
Dummy industri, bernilai 1 apabila sampel berasal dari industri perbankan
dan 0 untuk industri selain perbankan.
Identitas pemegang saham pengendali yang terdiri dari 5 kategori: swasta
asing, swasta nasional, keluarga, bank, dan pemerintah.
Adjusted R Square : 0,317
F hitung : 8,920
Probabilitas (p) : 0,000
Variabel Terikat: Tobin’s Q
Keterangan: *** signifikan 10% ,** signifikan 5%, dan * signifikan 1%
Sumber: Hasil pengolahan data perusahaan 2006-2007
85
Hasil pengujian dengan menambahkan variabel kontrol ke dalam model
menunjukkan bahwa dua aspek corporate governance yaitu AKSES dan
CONTENT masing-masing memiliki nilai koefisien regresi dan probabilitas 0,041
dan (p) 0,012 serta 0,024 dan (p) 0,073. Hasil pengujian ini secara konsisten
membuktikan bahwa kedua aspek corporate governance inilah yang mampu
meningkatkan nilai perusahaan. Kesimpulan ini diperoleh berdasarkan hasil
probabilitas kedua aspek yang lebih kecil dari 10% dan 5%. Kedua aspek yang
lain BOARD dan OWNERSHIP terbukti tidak berpengaruh pada nilai perushaaan.
Hal ini tampak pada nilai probabilitas keduanya yang lebih besar dari 10%. Model
regresi dari pengujian tersebut adalah :
Q = 0,346 + 0,066AKSES + 0,030CONTENT - 0,006BOARD +0,003OWNERSHIP
+ 0,001CON + 0,058PAYOUT + 0,000REVG + 0,162EBITASET +0,003REVASET+
0,096DSIZE -0,019DIND -0,014IDENT + e
86
7. Uji hipotesis model regresi II (per aspek)
Pengujian terhadap persamaan regresi 7 dilakukan untuk mengetahui
pengaruh masing-masing aspek GCG terhadap nilai perusahaan yang diproksikan
dengan PBV.
Tabel 14
Hasil Uji Hipotesis Model Regresi II (per aspek)
Variabel Exp. Sign. Koef Regresi t hitung Sig.
Konstanta
AKSES
CONTENT
BOARD
OWNERSHIP
+
+
+
+
+
1,049
0,448
0,308
-0,055
-0,073
3,838
3,694
2,923
-0,801
-0,635
0,000
0,000*
0,004*
0,424
0,526
Keterangan
AKSES
CONTENT
BOARD
OWNERSHIP
=
=
=
=
Aspek akses terhadap informasi publik.
Aspek isi informasi publik.
Aspek struktur dewan komisaris dan direksi.
Aspek struktur kepemilikan dan hak pemegang saham.
Adjusted R Square : 0,217
F hitung : 15,245
Probabilitas (p) : 0,000
Variabel Terikat: Tobin’s Q
Keterangan: * signifikan 1%
Sumber: Hasil pengolahan data perusahaan 2006-2007
Hasil pengujian terhadap model regresi kedua untuk tiap aspek GCG
menunjukkan secara simultan keempat aspek GCG berpengaruh sebesar 21,7%
terhadap PBV pada tingkat kepercayaan 1%. Walaupun demikian melalui uji t
didapatkan informasi bahwa aspek AKSES dan CONTENT lah yang berpengaruh
signifikan positif terhadap PBV. Hal ini ditunjukkan oleh nilai probabilitas
keduanya sebesar 0,000 dan 0,004. Kesimpulan sementara yang diperoleh dari
pengujian di atas adalah bahwa dua aspek yang lain yaitu BOARD dan
OWNERSHIP tidak berpengaruh pada PBV. Model regresi dari pengujian
tersebut adalah:
PBV = 1,049 + 0,448AKSES + 0,308CONTENT - 0,055BOARD - 0,073OWNERSHIP + e
87
8. Uji hipotesis model regresi II (per aspek) dengan variabel kontrol
Tabel 11
Hasil Uji Hipotesis Model Regresi II (per aspek) dengan Variabel Kontrol
Variabel Exp. Sign. Koef Regresi t hitung t tabel Sig.
Konstanta
AKSES
CONTENT
BOARD
OWNERSHIP
CON
PAYOUT
REVG
EBITASET
REVASET
DSIZE
DIND
IDENT
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
0,803
0,260
0,276
-0,094
-0,179
0,001
0,573
0,006
0,672
0,012
0,504
-0,186
0,152
2,207
2,058
2,624
-1,311
-1,551
0,165
2,855
0,291
2,145
0,194
2,352
-0,550
2,061
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
1,6527
0,029
0,041**
0,009*
0,192
0,123
0,869
0,005*
0,771
0,033**
0,846
0,020**
0,583
0,041**
Keterangan
AKSES
CONTENT
BOARD
OWNERSHIP
CON
PAYOUT
REVG
EBITASET
REVASET
DSIZE
DIND
IDENT
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Aspek akses terhadap informasi publik.
Aspek isi informasi publik.
Aspek struktur dewan komisaris dan direksi.
Aspek struktur kepemilikan dan hak pemegang saham.
Persentase kepemilikan saham oleh pemegang saham pengendali.
Dummy pembayaran dividen yang bernilai 1 apabila perusahan membayar
dividen dan 0 apabila tidak.
Pertumbuhan pendapatan operasional selama tiga tahun terakhir.
Profitabilitas perusahaan yang diukur dengan EBITDA ditimbang dengan
jumlah aset.
Ukuran perusahaan yang diproksikan dengan pendapatan operasional
ditimbang dengan jumlah aset.
Dummy ukuran perusahaan yang bernilai 1 apabila aset perusahaan lebih
besar dari median sampel studi, dan 0 bila terjadi sebaliknya.
Dummy industri, bernilai 1 apabila sampel berasal dari industri perbankan
dan 0 untuk industri selain perbankan.
Identitas pemegang saham pengendali yang terdiri dari 5 kategori: swasta
asing, swasta nasional, keluarga, bank, dan pemerintah.
Adjusted R Square : 0,274
F hitung : 7,462
Probabilitas (p) : 0,000
Variabel Terikat: PBV
Keterangan: ** signifikan 5%, dan * signifikan 1%
Sumber: Hasil pengolahan data perusahaan 2006-2007
88
Dengan menambahkan delapan variabel kontrol ke dalam model regresi,
diperoleh hasil yang tidak jauh berbeda yaitu bahwa aspek AKSES dan
CONTENT berpengaruh signifikan positif terhadap PBV. Model regresi yang
dapat dirumuskan dari hasil pengujian tersebut adalah:
PBV = 0,803 + 0,260AKSES + 0,276CONTENT - 0,094BOARD -0,179OWNERSHIP +
0,001CON + 0,573PAYOUT + 0,006REVG + 0,672EBITASE +0,012REVASET
+0,504DSIZE -0,186DIND +0,152IDENT + e
Uji regresi atas aspek-aspek kualitas corporate governance dengan PBV
sebagai proksi dari nilai perusahaan menunjukkan hasil yang relatif serupa dengan
hasil pengujian yang dilakukan pada model I. Probabilitas variabel AKSES adalah
0,041 yang berarti (p) <0,05 dan nilai t hitung > 1,6527, yang berarti aspek tersebut
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Demikian pula variabel
CONTENT memiliki nilai probabilitas 0,009 yang berarti aspek isi informasi
publik berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun demikian variabel
CONTENT pada model regresi I hanya berpengaruh positif pada tingkat
signifikansi 10% sedangkan pada model II menunjukkan bahwa variabel ini
signifikan pada taraf yang lebih tinggi yaitu 5%.
Uji Hipotesis Model Regresi I dan II untuk aspek struktur dewan
(BOARD) dan kepemilikan perusahaan (OWNERSHIP) menunjukkan bahwa
kedua aspek tersebut tidak berpengaruh pada nilai perusahaan. Hal ini dapat
disimpulkan melalui nilai probabilitas keduanya (p) > 0,05 dan nilai t hitung <
1,6527. Hasil pengujian ini dapat diartikan bahwa kedua aspek corporate
governance tersebut pada dasarnya tidak dipertimbangkan oleh investor Indonesia
dalam menilai kualitas corporate governance suatu perusahaan. Investor
89
Indonesia cenderung lebih memperhatikan transparansi yang dicerminkan oleh
kemudahan akses, dan isi dari Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan yang
berhubungan dengan kondisi finansial saja dalam menilai suatu perusahaan.
D. Diskusi Hasil Penelitian
Pengujian statistik pengaruh kualitas corporate governance terhadap nilai
perusahaan di Indonesia yang dilakukan penulis mampu mengkonfirmasi hasil
penelitian Silveira dan Barros (2007), Black et al. (2006), Leal dan da-Silva
(2005), Lei dan Song (2004), Gompers et al. (2003), dan juga Beiner et al. (2003)
yang menyatakan bahwa kualitas corporate governance yang lebih baik
berasosiasi dengan nilai perusahaan yang lebih tinggi. Praktik coporate
governance yang dilakukan oleh perusahaan menjadi salah satu unsur yang
dijadikan dasar penilaian oleh investor dan calon investor ketika mengambil
keputusan berinvestasi. Berbagai penelitian mengenai corporate governance yang
dilakukan di banyak negara beranjak dari pemikiran tersebut.
Black et al. (2006) menemukan bukti bahwa corporate governance
merupakan salah satu faktor penting yang dapat memprediksi nilai pasar
perusahaan di Korea Selatan. Penelitian mereka menggunakan suatu indeks
corporate governance yang dibangun dari hasil survei secara ekstensif terhadap
perusahaan publik di Korea. Tiga Puluh delapan item pertanyaan dibagi ke dalam
5 sub indeks yang menjadi dasar pengukuran indeks corporate governance. Dari
90
penelitian tersebut mereka mendapatkan bukti bahwa good corporate governance
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Kualitas corporate governance di Brazil dan Chili dinilai dengan
menggunakan seperangkat pertanyaan biner yang terdiri dari 24 artikel yang dapat
dijawab secara objektif dari informasi umum yang tersedia. Penelitian yang
dilakukan oleh Leal dan da-Silva (2005) ini memastikan bahwa 1 poin
peningkatan dalam kualitas corporate governance akan menaikkan harga saham
sebanyak 6,8%. Penelitian Lei dan Song (2004) juga menggunakan indeks yang
dibangun dari seperangkat pertanyaan biner yang terbagi atas 5 mekanisme
corporate governance yaitu struktur dewan, kompensasi eksekutif, struktur
kepemilikan, konflik kepentingan, dan standar transparansi. Menurut mereka
suatu perusahaan dapat meningkatkan nilai dengan merstrukturisasi standar
corporate governancenya. Mereka mendapatkan bukti bahwa investor bersedia
memberikan penwaran yang lebih tinggi terhadap harga saham perusahaan yang
memiliki peringkat kualitas corporate governance yang lebih baik.
Gompers et al. (2003) membangun indeks corporate governance
berdasarkan pertahanan perusahaan terhadap pengambil alihan manajemen pada
1500 perusahaan di Amerika Serikat. Mereka melaporkan bahwa perusahaan
dengan corporate governance yang lebih baik akan dinilai lebih tinggi pula oleh
pasar, menghasilkan laba yang lebih besar, bertumbuh lebih pesat, dan memiliki
capital expenditure yang lebih rendah.
Penelitian Beiner et al. (2003) berusaha mendapatkan bukti tentang
pengaruh corporate governance terhadap nilai pasar perusahaan dengan
91
menggunakan seperangkat pertanyaan kuesioner yang rinci untuk membangun
suatu peringkat corporate governance yang didasarkan pada Swiss Code of Best
Practice. Komitmen terhadap corporate governance, hak-hak pemegang saham,
transparansi, manajemen dan dewan pengawas, dan pengauditan menjadi atribut-
atribut pertanyaan yang digunakan untuk menilai kualitas corporate governance.
Penggunaan indeks tersebut sebagai ukuran kualitas corporate governance
mampu memberikan bukti yang memadai dalam memprediksi pengaruh corporate
governance terhadap nilai perusahaan di pasar saham Swiss.
Dalam usaha mendapatkan bukti bahwa corporate governance berasosiasi
dengan nilai perusahaan seringkali peneliti menggunakan metode Ordinary Least
Square (OLS) dan Simultaneous Equation System (SEM). Metode yang pertama
tersebut merupakan metode analisis data yang paling sederhana untuk medeteksi
pengaruh corporate governance terhadap nilai perusahaan. Metode yang kedua
digunakan oleh para peneliti sebagai uji ketahanan dalam membuktikan pengaruh
corporate governance terhadap nilai perusahaan yang dilakukan dengan metode
OLS.
Beiner et al. (2003), Black et al. (2006), Chong dan de-Silanes (2006),
Silveira dan Barros (2007) adalah sedikit dari para peneliti yang menggunakan
SEM sebagai uji ketahanan untuk menguji pengaruh corporate governance
terhadap nilai pasar perusahaan. Metode analisis data dengan menggunakan SEM
ini pada dasarnya dilakukan untuk menghilangkan bias hasil penelitian yang
disebabkan oleh endogeneity problem. Masalah ini mempertanyakan apakah
corporate governance mempengaruhi nilai perusahaan atau sebaliknya
92
perusahaan dengan nilai pasar yang lebih tinggi dapat memilih struktur corporate
governance yang lebih baik. Walaupun demikian beberapa peneliti tidak
memperhitungkan adanya endogeneity problem yang mungkin terjadi. Bai et al.
(2002), Leal dan da-Silva (2005) hanya menggunakan analisis regresi untuk
memprediksi pengaruh corporate governance terhadap nilai perusahaan. Hasil
yang mereka dapatkan dari pengujian tersebut menujukkan bahwa corporate
governance secara signifikan berpengaruh pada nilai perusahaan. Bai et al. (2002)
menganggap endogeneity problem bukan hal yang utama karena adanya pengaruh
yang kuat dari pemerintah Cina dalam menentukan praktik corporate governance
di tingkat perusahaan.
Dalam penelitian ini, penulis menyusun suatu indeks corporate
governance yang terdiri dari 23 butir pertanyaan yang terbagi ke dalam 4 aspek.
Sebagai replikasi dari penelitian Silveira dan Barros (2007), penulis juga
menggunakan aspek Akses terhadap Informasi (AKSES), Isi Informasi Publik
(CONTENT), Struktur Dewan Komisaris dan Direksi (BOARD), dan Struktur
Kepemilikan dan Hak Pemegang Saham (OWNERSHIP). Keempat aspek tersebut
dapat mewakili 5 asas corporate governance menurut KNKG yaitu, transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas, bebassi, dan kewajaran dan kesetaraan. Penggunaan
keempat aspek tersebut membuat Indeks Corporate Governance yang digunakan
menjadi lebih luas, tidak terbatas pada satu mekanisme. Selama ini penelitian-
penelitian lokal menggunakan salah satu mekanisme saja sebagai proksi corporate
governance sehingga tidak memungkinkan peneliti untuk memperoleh gambaran
yang lebih lengkap akan praktik corporate governance di tingkat perusahaan.
93
Pertanyaan yang digunakan sebagai alat untuk menilai kualitas corporate
governance disusun berdasarkan Transparency and Disclosure Index (2003) oleh
Standard and Poor’s dan disesuaikan dengan Pedoman GCG oleh KNKG (2006)
serta Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006. Seluruh pertanyaan untuk
membangun indeks tersebut dapat dijawab melalui informasi yang tersedia dalam
laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan tanpa harus melakukan survei
secara ekstensif terhadap perusahaan sampel.
Hasil pengujian statistik yang telah dilakukan untuk menguji pengaruh
Indeks Corporate Governance (IGOV) terhadap nilai perusahaan (Tobin’s Q dan
PBV) memberikan bukti bahwa kualitas corporate governance di Indonesia
menjadi salah satu pertimbangan investor dalam berinvestasi. Hal ini dapat
disimpulkan dari hasil analisis regresi yang menunjukkan bahwa variabel IGOV
berpengaruh secara signifikan pada nilai perusahaan yang diproksikan dengan
Tobin’s Q maupun PBV. Pada model regresi I ditunjukkan bahwa koefisien IGOV
adalah sebesar 0,014 signifikan positif pada taraf 5%, sedangkan pada model II
didapatkan koefisien regresi 0,087 signifikan positif pada taraf 5% pula. Namun
demikian hasil pengujian lanjutan terhadap model regresi I dan II tersebut
didapatkan hasil bahwa kedua variabel penyusun indeks kualitas corporate
governance yaitu BOARD dan OWNERSHIP pada kenyataannya tidak signifikan
mempengaruhi nilai perusahaan yang ditunjukkan melalui nilai probabilitas 0,374
dan 0,246 (pada model I) dan 0,192 dan 0,123 (pada model II).
Dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan metode OLS saja karena
adanya keterbatasan dalam menentukan variabel instrumental yang dapat
94
digunakan dalam analisis SEM. Variabel instrumental yang diperlukan dapat
berupa saham yang diperdagangkan di bursa saham Amerika Serikat, atau saham
yang memiliki peringkat kualitas corporate governance. Variabel ini hanya dapat
mempengaruhi nilai perusahaan melalui mekanisme corporate governance dan
oleh karenanya disebut variabel instrumental. Pertimbangan lain yang mendasari
pemilihan metode penelitian ini adalah hasil penelitian lain yang menggunakan
analisis SEM yang menyatakan bahwa secara positif dapat dipastikan bahwa
mekanisme corporate governance mempengaruhi nilai perusahaan (Beiner et al.
2003, Silveira dan Barros 2007, Choi et al. 2007). Black et al. (2006) dengan
menggunakan anlisis 3SLS menyatakan bahwa terdapat bukti yang lemah bahwa
perusahaan dengan Tobin’s Q yang lebih tinggi memilih struktur corporate
governance yang lebih baik, dan sebaliknya terdapat kecenderungan yang lebih
kuat bahwa corporate governance yamg lebih baik meningkatkan Tobin’s Q.
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan pada bab empat, maka
pada bab lima ini penulis dapat menarik kesimpulan untuk menjawab rumusan
masalah yang menjadi esensi dari penelitian ini yaitu bahwa kualitas corporate
governance berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan baik yang diproksikan
dengan Tobin’s Q maupun dengan PBV.
Hasil pengujian statistik tersebut memberikan tambahan keyakinan akan
pengaruh praktik good corporate governance terhadap nilai pasar perusahaan.
Penelitian ini mampu mengkonfirmasi hasil penelitian Silveira dan Barros (2007),
Black et al. (2006), Leal dan da-Silva (2005), Lei dan Song (2004), Beiner (2003)
yang menyatakan bahwa kualitas corporate governance yang lebih baik
berasosiasi dengan nilai perusahaan yang lebih tinggi. Penelitian ini memastikan
bahwa investor Indonesia bersedia untuk memberikan nilai lebih tinggi bagi
perusahaan yang mempraktikkan Good Corporate Governance dalam
menjalankan bisnisnya.
Hasil pengujian yang dilakukan untuk tiap aspek Corporate Governance
menujukkan bahwa mudahnya akses terhadap informasi dan informasi yang
berkaitan dengan kondisi finansial perusahaan lebih dipertimbangkan oleh
investor dalam menilai perusahaan. Sebaliknya aspek struktur dewan komisaris
96
dan direksi serta struktur kepemilikan perusahaan dan hak pemegang saham tidak
menjadi dasar penilaian investor dalam berinvestasi.
B. Keterbatasan, Implikasi dan Saran Penelitian Berikutnya
Walaupun tujuan utama penelitian ini telah tercapai, namun penulis
menganggap bahwa penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan yang
mungkin dapat menyebabkan bias terhadap hasil penelitian. Keterbatasan tersebut
meliputi ketersediaan data dan metode pengujian yang dilakukan atas data
tersebut.
Periode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini cukup
singkat yaitu tahun 2007 – 2008 saja dengan mendasarkan pada ditetapkannya
Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 dan Pedoman Pelaksanaan GCG oleh
KNKG yang juga dikeluarkan pada tahun yang sama. Keberadaan peraturan dan
pedoman tersebut dengan sendirinya membatasi rentang waktu data yang dapat
dikumpulkan oleh penulis sehingga penulis hanya dapat menguji sejumlah 206
sampel. Hasil uji hipotesis yang telah dilakukan oleh penulis mengkonfirmasi
teori kualitas corporate governance meningkatkan nilai perusahaan. Interpretasi
hasil pengujian memastikan bahwa semakin berkualitas praktik corporate
governance yang dijalankan oleh perusahaan maka semakin tinggi pula
kemampuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Hal
ini dapat memberikan tambahan keyakinan bagi calon investor untuk
mempertimbangkan praktik good corporate governance perusahan dalam menilai
prospek perusahaan di masa depan. Namun demikian, keterbatasan jumlah data
97
yang diuji memungkinkan terjadi bias atas hasil penelitian sehingga akan lebih
baik apabila pada penelitian berikutnya periode pengumpulan data diperpanjang
sehingga didapatkan jumlah sampel yang lebih banyak agar hasil pengujian
hipotesis menjadi lebih akurat.
Hasil uji hipotesis memastikan bahwa kualitas corporate governance
meningkatkan nilai perusahaan, namun penelitian ini tidak memperhitungkan
adanya masalah endogenitas. Hubungan timbal balik dapat terjadi antara variabel
corporate governance dengan nilai perusahaan. Permasalahan tersebut
dikesampingkan dengan pertimbangan sulitnya menemukan variabel instrumental
di Indonesia. Variabel instrumental tersebut dapat dipakai sebagai variabel kontrol
yang hanya dapat mempengaruhi nilai perusahaan melalui mekanisme corporate
governance seperti American Depository Receipt maupun saham dengan
peringkat corporate governance. Melalui penggunaan variabel ini hubungan
kausal antara kualitas corporate governance dan nilai perusahaan dapat dipastikan
arahnya.
Permasalahan ini membuka peluang bagi penyusun kebijakan untuk
menetapkan aturan dan mengawasi pelaksanaan aturan yang telah dibuat agar tiap
perusahaan memiliki standar yang baku untuk dipatuhi karena penulis
memandang kebutuhan akan penerapan GCG dalam kegiatan operasional
perusahaan Indonesia masih sebatas compliance needs dan bukan ethical needs.
Melalui penelitian ini dengan jelas dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang
telah menjalankan praktik GCG dengan sungguh-sungguh bernilai lebih tinggi
dan tentunya lebih diminati oleh investor. Temuan ini dapat dijadikan awal
98
pembakuan standar GCG bagi perusahaan publik. Dengan adanya aturan yang
baku yang mewajibkan perusahaan publik untuk menerapkan GCG dalam
beroperasi sangat dimungkinkan pada waktunya nanti akan terdapat saham-saham
perusahaan dengan peringkat corporate governance yang terdaftar di pasar modal.
Keberadaan saham-saham semacam ini memungkinkan kita untuk melakukan
penelitian sejenis dengan menambahkan variabel instrumental ke dalam model
regresi untuk memastikan hubungan kausal antara kualitas corporate governance
dan nilai perusahaan yang saat ini tidak dapat dilakukan oleh penulis.
Pertanyaan-pertanyaan penyusun IGOV dikembangkan dari 4 aspek good
corporate goveranance yang dikemukakan oleh Silveira dan Barros (2007) dan
Transparency and Disclosure Index oleh S&P. Dalam merumuskan pertanyaan
indeks tersebut penulis mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No.
8/4/PBI/2006 dan Pedoman GCG saja tanpa melakukan observasi maupun survei
secara intensif ke dalam struktur perusahaan untuk mengkonfirmasi jawaban atas
pertanyaan indeks. Permasalahan ini dengan sendirinya menyebabkan IGOV
hanya mampu memberikan gambaran sederhana tentang kualitas praktik
corporate governance perusahaan. Pertanyaan penyusun indeks memang dijawab
secara objektif melalui informasi yang terkandung dalam Laporan Tahunan dan
Laporan Keuangan perusahaan dimana informasi tersebut dapat diakses tanpa
melakukan kontak langsung dengan perusahaan sampel.
Dalam penelitian ini indeks corporate governance tersebut dapat
digunakan untuk menilai kualitas corporate governance perusahaan dan secara
empiris memberikan bukti bahwa kualitas corporate governance meningkatkan
99
nilai perusahaan. Hasil penelitian ini memberikan tambahan keyakinan bagi
penulis bahwa praktik GCG yang dilakukan oleh perusahaan akan memperbaiki
kinerja dan mendongkrak citra perusahaan di mata publik. Perbaikan citra
perusahaan ini dipastikan dapat meningkatkan harga saham perusahaan yang
berarti publik menganggap nilai intrinsik perusahaan jauh lebih berharga daripada
nilai buku sahamnya. Hal ini dapat memotivasi manajemen perusahaan untuk
selalu menerapkan GCG dalam menjalankan bisnisnya.
Metode penyusunan indeks yang dilakukan oleh peneliti ini terkait
permasalahan subjektivitas, sehingga akan lebih baik apabila dalam penelitian
berikutnya penyusunan indeks tersebut diikuti dengan observasi secara
menyeluruh terhadap perusahaan sampel sebagai validasi atas jawaban pertanyaan
indeks yang telah dianalisa sebelumnya.
100
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, Luciana Spica, dan Lailul L. Sifa. 2006. Reaksi Pasar Publikasi Corporate
Governance Perception Index pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta. Artikel yang dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi
IX Padang tanggal 23-26 Agustus 2006.
Aman, H., dan Nguyen. 2007. Do Stock Prices reflect the Corporate Governance
Quality of Japanesse Firms?. Working paper. Available at: http:// www.
papers.ssrn.com.
Bai, Chong-En, Qiao Liu, Joe Lu, Frank Song, dan Junxi Zhang. 2002. Corporate
Governance and Firm Valuation in China. Working paper, William
Davidson Institute. Available at: http:// www.papers.ssrn.com.
Bank Indonesia. 2006. Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/2006 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum.
Black, Bernard, Jang Hasun, dan Kim Woochan. 2006. Does Corporate Governance
Predict Firms Market Values? Evidence from Korea. Journal of Law,
Economics, and Organization 22.
Black, B., 2001, Does Corporate governance Matter? A Crude Test Using Russian
Data. University of Pennsylvania Law Review 149: 2131-2150.
Beasley, M. 1996. An Empirical Analisis of The Relation Between The Board of
Director Compensation and Financial Statement Fraud. The Accounting
review 71: 443-465.
Bernhart, S. W. dan Rosenstein S. 1998. Board Composition, Managerial
Ownership, and Firm Performance: An Empirical Analysis. Financial
Review 33: 1-16
Bhagat, S. dan B. Black. 1999. The Uncertain Relationship Between Board
Composition and Firm Performance. Business Lawyer 54: 921-963.
Borokhovich, K., R. Parrino, dan T. Trapani. 1996. Outside Directors and CEO
Selection. Journal of Financial and Quantitative Analysis 31: 337-355.
Brigham, E.F, dan Gapenski. 2006. Intermediate Financial Management, 7th
Ed,
Sea Harbor Drive: The Dryden Press
Brown, Lawrence D., dan Marcus L. Caylor. 2006. Corporate Governance and
Firm Valuation. Journal of Accounting and Public Policy 25: 409-434.
101
Byrd, J., dan K. Hickman. 1992. Do Outside Directors Monitor Managers?
Evidence From Tender Offer Bids. Journal of Financial Economics 32:
195-207.
Cheung, Yang-Leung, J. Thomas Connely, Piman Limpaphayom, Linda Zhou.
2005. Do Investors Really Value Corporate Governance? Evidence from
Hongkong Market. Working paper. Available at: http:// www.
papers.ssrn.com.
Chtourou S. Marrakchi, Jean Bedard, and Lucie Courteau. 2001. Corporate
Governance and Earnings Management. Working Paper.
http://www.papers.ssrn.com.
Claessens, Stijn, Simeon Djankov, dan Larry Lang. 2000. The separation of
Ownership and Control in East Asian Corporations. Journal of Financial
Economics 58: 81-112.
Claessens, Stijn, Simeon Djankov, Joseph R.H. Fan, dan Larry Lang. 2002.
Disentangling The Incentive and Entrenchment Effects of Large
Shareholdings. Journal of Finance 57: 2741-2771.
Cotter, J., Shivdasani, dan M. Zenner. 1997. Do Independent Director Enhance
Target Shareholder Wealth during Tender Offers? Journal of Financial
Economics 43: 195-218.
Dadalt, P., Donaldson, J., dan Garner, J. 2003. Will any Q do? Journal of
Financial Research 26 (4): 535-551.
Darmawati, Khomsiyah dan Rahayu. 2005. Hubungan Corporate Governance dan
Kinerja Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 8 (1): 65-81.
Demsetz, Harold, dan Kenneth Lehn. 1985. The Structure of Corporate
Ownership: Causes and Consequences. Journal of Political Economy 93 (6).
Drobetz, Wolfgang, Andreas Schillhofer, dan Heinz Zimmermann. 2003.
Corporate Governance and Expected Stock Returns: Evidence from
Germany. Working Paper, European Corporate Governance Institute.
Eisenberg, T., S. Sundgren, dan M. Wells. 1998. Larger Board Size and
Decreasing Firm Value in Small Firms. Journal of Financial Economics 48:
35-54
Emirzon. 2007. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance. Yogyakarta:
GENTA PRESS.
102
Fakhruddin dan Hadianto. 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar
Modal. Jakarta: Elex Media Komputindo
Forum for Corporate Governance in Indonesia dan YPPMI Institute. 2002. The
Essence of Good Corporate Governance: Konsep dan Implementasi
Perusahaan Publik dan Korporasi. Jakarta: Yayasan Pendidikan Pasar
Modal dan Sinergy Communication.
Gompers, P., Ishii, J., Metrick, A. 2003. Corporate Governance and Equity Prices.
Quarterly Journal of Economics 118:. 107-155.
Gozali, Imam. 2001. Statistik Multivariate. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Hastuti, Theresia D. 2005. Hubungan Antara Good Corporate Governance dan
Struktur Kepemilikan Dengan Kinerja Keuangan, Artikel yang
dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi 8, Solo.
Huson, M., R. Parrino, dan L. Starks. 2000. Internal Monitoring and CEO
Turnover: A Long Term Perspective. Working Paper, University of Texas.
Iskander, Magdi. 1999. Corporate Restructuring and Governance in East Asia.
Finance and Development, March 1999: 42-45.
Ikatan Akuntan Indonesia dan Forum for Corporate Governance Indonesia. 2004.
Kontroversi Seputar Standarisasi Komite Audit. Forum Komite Audit 3.
Iskander, Magdi, dan Nadereh Chamlou. 2000. Corporate Governance: A
Framework for Implementation. Working paper, The World Bank.
Jensen, M. 1993. The Modern Industrial Revolution, Exit, and The Failure of
Internal Control System. Journal of Finance 48: 831-880.
Jogiyanto, H. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE Universitas
Gajah Mada.
Johnson, Simon, Peter Boone, Alasdair Breach, dan Eric Friedman. 2000. Corporate
Governance in The Asian Financial Crises. Journal of Financial Economics
58: 141-186.
Klapper, L.F. dan I. Love. 2004. Corporate Governance, Investor protection, and
Performance in Emerging Markets. Working Paper, The World Bank.
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2006. Pedoman Umum Good
Corporate Governance Indonesia.
103
Kusumawati dan Riyanto. 2005. Corporate Governance dan Kinerja: Analisis
Pengaruh Compliance Reporting dan Struktur Dewan Terhadap Kinerja,
Artikel yang dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi 8, Solo.
La Porta, R., F. Lopez-de-Silanes, A. Shleifer. 1999. Corporate Ownership
Around The World. The Journal of Finance 54: 471-517.
La Porta, R., F. Lopez-de-Silanes, A. Shleifer, dan R. Vishny. 2002. Investor
Protection and Corporate Valuation. Journal of Finance 57: 1147-1170.
Leal, Ricardo P., Andre Carvalhal-da-silva. 2005. Corporate Governance and
Value in Brazil (and in Chile), Inter American Development Bank, Latin
American Research Network. Available at: http://www.iadb.org
Lei, Adrian, dan Frank M. Song. 2004. Corporate Governance and Firm Valuation:
Evidence from Hongkong. Working paper. Available at: http//
www.papers.ssrn.com.
Lipton, M., dan J. Lorsch. 1992. A Modest Proposal for Improved Corporate
Governance. Business Lawyer 48: 59-77.
Millstein, I., dan P. MacAvoy. 1998. Active Board of Directors and Performance
of The Large Publicly Traded Corporation. Columbia Law Review 98:
1283-1321.
Monks, R. dan N. Minow. 1995. Corporate Governance. Blackwell Publishers.
Morck, R., A. Shleiffer., dan R. Vishny. 1988. Management Ownership and
Market Valuation: An Empirical Analysis. Journal of Financial Economics
20: 293-316.
Navissi, Farshid, dan Vic Naiker. 2006. Istitutional Ownership and Corporate
Value. Managerial Finance 32 (3): 247-256.
Pandowo. 2002. Analisis Hubungan Antara Rasio Harga Saham Terhadap Nilai
Buku Perusahaan dan Imbal Hasil Saham Sebagai Dasar Penentuan Strategi
Investasi, Jurnal Widya Manajemen dan Akuntansi 2 (1): 22-31.
Pemerintah Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas.
Perry, T. 2000. Incentive Compensation for Outside Directors and CEO Turnover.
Working paper, Arizona State University.
Shleiffer, A. dan R. Vishny. 1997. A Survey of Corporate Governance. Journal of
Finance 52: 737-783
104
Siallagan dan Machfoedz. 2006. Mekanisme Corporate Governance, Kualitas
Laba, dan Nilai Perusahaan. Artikel yang dipresentasikan pada Simposium
Nasional Akuntansi IX Padang tanggal 23-26 Agustus 2006.
Silveira, A., dan Barros. 2007. Corporate Governance Quality and Firm Value in
Brazil. Working paper. Available at: http://www.papers.ssrn.com.
Singarimbun, Masri dan Effendi. 1998. Metode Penelitian Survey. Edisi Revisi.
Jakarta: LP3ES.
Singgih, Santoso. 2002. Statistik Parametrik. Jakarta: Penerbit Elexmedia
Computindo.
Soliha, E., dan Taswan. 2002. Pengaruh Kebijakan Hutang terhadap Nilai
Perusahaan Serta Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal
Bisnis dan Ekonomi 9 (2): 149-163.
Standard & Poor’s dan Corporate Governance and Financial Reporting Centre.
2004. Corporate Governance Disclosures in Singapore-A Study of STI
Companies. National University of Singapore.
______________. 2004. Corporate Governance Disclosures in Malaysia.
National University of Singapore.
______________. 2004. Corporate Governance Disclosures in Indonesia-A Study
of LQ 45 Companies. National University of Singapore.
Stulz, R. 1988. Managerial Control of Voting Rights: Financing Policies and The
Market for Corporate Control. Journal of Financial Economics 20: 25-
54.
Sugiyono. 2000. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kelima. Bandung: CV
Alfabeta.
Ujiyantho, Muh, Arief dan Bambang Agus Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate
Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Artikel yang
dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi X Makassar
tanggal 26-28 Juli 2007.
Weisbach, M. 1988. Outside Directors and CEO Turnover. Journal of Financial
Economics 20: 431-460.
Yermack, D. 1996. Higher Valuation of Companies with a Small Board of
Directors. Journal of Financial and Economics 40: 185-212.
105
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan untuk Indeks Kualitas Corporate
Governance
No. Asas-asas
GCG
Aspek
GCG Pertanyaan
1. Transparansi Akses
terhadap
Informasi
a. Apakah perusahaan memiliki situs
jaringan (website) yang dapat diakses via
internet?
b. Apakah website perusahaan memiliki
dokumen-dokumen terkait corporate
governance, peraturan tentang dewan
direksi, penjelasan mengenai model CG?
c. Apakah website perusahaan menampilkan
analisa data yang bermanfaat sebagai
sumber prediksi/ peramalan operasional
dan finansial perusahaan?
d. Apakah website perusahaan menggunakan
minimal dua bahasa (Inggris dan
Indonesia) serta memiliki sub bagian
hubungan dengan investor?
e. Apakah dengan menggunakan website
perusahaan tersebut investor tidak perlu
melakukan kontak langsung dengan
perusahaan untuk mendapatkan informasi
terkait kinerja perusahaan?
2. Transparansi,
Responsibiltas,
dan
Akuntabilitas
Isi Informasi
Publik
a. Apakah Laporan Tahunan perusahaan
memiliki bagian yang khusus
menerangkan tentang model corporate
governance dan atau praktik CG saat ini?
b. Apakah AR maupun website perusahaan
memiliki sub bagian yang menerangkan
estimasi profit, maupun indikator efisiensi
(ROE, ROA, dll)?
c. Apakah perusahaan baik melalui
websitenya maupun melalui AR
menyediakan sub bagian yang
menjelaskan rencana investasinya di masa
depan?
d. Apakah terdapat dokumen atau sub bagian
yang menerangkan adanya sistem reward
dan punishment serta compensation plan
terhadap eksekutif perusahaan?
e. Apakah terdapat dokumen atau sub bagian
yang mengungkapkan tentang persentase
kepemilikan manajerial yang merupakan
bagian dari rencana kompensasi dan
reward terhadap manajemen?
106
3. Transparansi,
Independensi,
dan
Akuntabilitas
Struktur
Dewan
a. Apakah dewan komisaris terdiri dari 7-8
anggota?
b. Apakah terdapat dokumen atau sub bagian
yang mengungkapkan informasi tentang
anggota dewan komisaris selain nama dan
gelar?
c. Apakah terdapat detail yang menjelaskan
tentang hubungan kekerabatan yang
dimiliki oleh anggota dewan komisaris
dengan eksekutif perusahaan maupun
dengan pemegang saham pengendali?
d. Apakah terdapat detail yang
mengungkapkan jabatan terdahulu dari
anggota dewan komisaris?
e. Apakah terdapat detail yang menjelaskan
lamanya anggota dewan tersebut menjabat
sebagai anggota dewan komisaris?
f. Apakah terdapat dokumen atau sub bagian
yang mengungkapkan jumlah dan
persentase komisaris independen, dimana
jumlahnya paling sedikit 1/2 dari jumlah
anggota?
g. Apakah perusahaan memiliki sekurang-
kurangnya komite audit, komite nominasi
dan komite remunerasi?
h. Apakah terdapat detail yang menjelaskan
independensi masing-masing anggota
komite audit, komite nominasi, maupun
komite remunerasi?
4. Transparansi,
Kewajaran dan
Kesetaraan
Struktur
Kepemilikan
dan Hak
Pemegang
Saham
a. Apakah LK perusahaan memberikan
gambaran kelas-kelas sahamnya?
b. Apakah perusahaan mengungkapkan
hak suara untuk tiap kelas sahamnya?
c. Apakah perusahaan mengungkapkan
pemegang saham peringkat top 1,3,
atau 5?
d. Apakah pemegang saham yang
memiliki lebih dari 10, 5, 3 persen
saham diungkapkan?
e. Apakah perusahaan mengungkapkan
persentase kepemilikan silang?
107
Lampiran 2. Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
206 .07 .96 .5491 .19792
206 .46 8.05 2.5799 1.50251
206 1.00 18.00 7.9029 3.26703
206 9.54 99.88 52.0010 20.60615
206 .00 1.00 .4417 .49780
206 -4.55 54.14 1.6518 4.46340
206 -.57 3.78 .1348 .31341
206 -.06 14.47 1.0204 1.57932
206 .00 1.00 .5049 .50119
206 .00 1.00 .0971 .29680
206 1.00 5.00 2.4417 1.25873
206
TOBIN
PBV
IGOV
CON
PAYOUT
REVG
EBITASET
REVASET
DSIZE
DIND
IDENT
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Dev iation
108
Lampiran 3. Uji Normalitas Residual
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
206
.0004854
.15861029
.089
.041
-.089
1.279
.076
N
Mean
Std. Dev iat ion
Normal Parameters a,b
Absolute
Positive
Negativ e
Most Extreme
Dif f erences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz
ed Residual
Test distribution is Normal.a.
Calculated f rom data.b.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
206
.0000000
1.30904817
.079
.079
-.044
1.141
.148
N
Mean
Std. Dev iat ion
Normal Parameters a,b
Absolute
Positive
Negativ e
Most Extreme
Dif f erences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz
ed Residual
Test distribution is Normal.a.
Calculated f rom data.b.
109
Lampiran 4. Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas
Coefficientsa
.341 .045 7.515 .000
.014 .005 .227 2.968 .003 .608 1.646
.001 .001 .058 .930 .354 .903 1.107
.055 .026 .139 2.105 .037 .815 1.226
.000 .003 -.004 -.058 .954 .958 1.044
.163 .041 .258 4.009 .000 .851 1.175
.003 .008 .026 .397 .692 .823 1.215
.093 .029 .235 3.258 .001 .678 1.476
-.050 .044 -.076 -1.147 .253 .816 1.225
-.009 .010 -.056 -.877 .381 .866 1.155
(Constant)
IGOV
CON
PAYOUT
REVG
EBITASET
REVASET
DSIZE
DIND
IDENT
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: TOBINa.
Coefficientsa
.866 .361 2.401 .017
.087 .037 .188 2.359 .019 .608 1.646
-.001 .005 -.013 -.194 .846 .903 1.107
.573 .208 .190 2.755 .006 .815 1.226
.006 .021 .019 .299 .765 .958 1.044
.889 .323 .186 2.751 .007 .851 1.175
.018 .065 .018 .269 .788 .823 1.215
.520 .227 .174 2.296 .023 .678 1.476
-.435 .349 -.086 -1.247 .214 .816 1.225
.186 .079 .157 2.353 .020 .866 1.155
(Constant)
IGOV
CON
PAYOUT
REVG
EBITASET
REVASET
DSIZE
DIND
IDENT
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: PBVa.
110
Lampiran 5. Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas
Coefficientsa
.098 .027 3.664 .000
.001 .003 .043 .482 .630
.000 .000 -.038 -.522 .602
.000 .016 -.001 -.019 .985
.000 .002 .013 .177 .860
.038 .025 .116 1.526 .129
-.002 .005 -.025 -.323 .747
.009 .017 .046 .536 .592
.022 .026 .063 .831 .407
.005 .004 .095 1.319 .189
(Constant)
IGOV
CON
PAYOUT
REVG
EBITASET
REVASET
DSIZE
DIND
IDENT
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coef f icients
Beta
Standardized
Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: AbsRES_Ta.
Coefficientsa
.738 .203 3.634 .000
.036 .021 .150 1.712 .089
-.002 .003 -.053 -.735 .463
.132 .120 .084 1.101 .272
-.002 .012 -.009 -.135 .893
.302 .186 .121 1.621 .107
-.056 .038 -.113 -1.485 .139
-.041 .131 -.026 -.311 .756
-.012 .197 -.004 -.060 .952
.043 .027 .111 1.562 .120
(Constant)
IGOV
CON
PAYOUT
REVG
EBITASET
REVASET
DSIZE
DIND
IDENT
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coef f icients
Beta
Standardized
Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: AbsRES_Pa.
111
Lampiran 6. Uji Asumsi Klasik Autokorelasi
Model Summaryb
.554a .307 .275 .16856 2.088
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Est imate
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), IDENT, EBITASET, PAYOUT, REVG, CON, DSIZE,
DIND, REVASET, IGOV
a.
Dependent Variable: TOBINb.
Model Summaryb
.491a .241 .206 1.33877 1.929
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Est imate
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), IDENT, EBITASET, PAYOUT, REVG, CON, DSIZE,
DIND, REVASET, IGOV
a.
Dependent Variable: PBVb.
112
Lampiran 7. Uji Hipotesis Model Regresi I (Variabel Terikat Tobin’s Q)
Variables Entered/Removedb
IGOVa . Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested v ariables entered.a.
Dependent Variable: TOBINb.
Model Summary
.409a .167 .163 .18109
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Est imate
Predictors: (Constant), IGOVa.
113
Lampiran 7 (lanjutan)
ANOVAb
1.340 1 1.340 40.871 .000a
6.690 204 .033
8.030 205
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), IGOVa.
Dependent Variable: TOBINb.
Coefficientsa
.353 .033 10.681 .000
.025 .004 .409 6.393 .000
(Constant)
IGOV
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig.
Dependent Variable: TOBINa.
114
Lampiran 8. Uji Hipotesis Model Regresi I (Variabel Terikat Tobin’s Q)
dengan Variabel Kontrol
Variables Entered/Removedb
IDENT,
EBITASET,
PAYOUT,
REVG,
CON,
DSIZE,
DIND,
REVASET,
IGOVa
. Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested v ariables entered.a.
Dependent Variable: TOBINb.
Model Summaryb
.554a .307 .275 .16856 2.088
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Est imate
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), IDENT, EBITASET, PAYOUT, REVG, CON, DSIZE,
DIND, REVASET, IGOV
a.
Dependent Variable: TOBINb.
115
Lampiran 8 (lanjutan)
ANOVAb
2.461 9 .273 9.625 .000a
5.569 196 .028
8.030 205
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), IDENT, EBITASET, PAYOUT, REVG, CON, DSIZE, DIND,
REVASET, IGOV
a.
Dependent Variable: TOBINb.
Coefficientsa
.341 .045 7.515 .000
.014 .005 .227 2.968 .003 .608 1.646
.001 .001 .058 .930 .354 .903 1.107
.055 .026 .139 2.105 .037 .815 1.226
.000 .003 -.004 -.058 .954 .958 1.044
.163 .041 .258 4.009 .000 .851 1.175
.003 .008 .026 .397 .692 .823 1.215
.093 .029 .235 3.258 .001 .678 1.476
-.050 .044 -.076 -1.147 .253 .816 1.225
-.009 .010 -.056 -.877 .381 .866 1.155
(Constant)
IGOV
CON
PAYOUT
REVG
EBITASET
REVASET
DSIZE
DIND
IDENT
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: TOBINa.
116
Lampiran 8 (lanjutan)
Coefficient Correlationsa
1.000 .049 .067 .069 -.206 .101 -.226 .001 -.145
.049 1.000 .022 .013 -.117 .106 .074 -.253 -.207
.067 .022 1.000 .034 -.108 -.087 -.125 -.059 -.287
.069 .013 .034 1.000 .041 -.143 .007 -.103 .065
-.206 -.117 -.108 .041 1.000 .064 .161 .001 -.040
.101 .106 -.087 -.143 .064 1.000 .138 .241 -.466
-.226 .074 -.125 .007 .161 .138 1.000 .184 -.201
.001 -.253 -.059 -.103 .001 .241 .184 1.000 -.059
-.145 -.207 -.287 .065 -.040 -.466 -.201 -.059 1.000
9.92E-005 1.98E-005 1.74E-005 1.85E-006 -1.2E-006 2.87E-005 -9.9E-005 5.55E-008 -6.7E-006
1.98E-005 .002 2.34E-005 1.46E-006 -2.9E-006 .000 .000 -8.4E-005 -3.9E-005
1.74E-005 2.34E-005 .001 2.43E-006 -1.7E-006 -6.5E-005 .000 -1.3E-005 -3.5E-005
1.85E-006 1.46E-006 2.43E-006 7.26E-006 6.67E-008 -1.1E-005 8.24E-007 -2.3E-006 8.07E-007
-1.2E-006 -2.9E-006 -1.7E-006 6.67E-008 3.61E-007 1.10E-006 4.26E-006 3.48E-009 -1.1E-007
2.87E-005 .000 -6.5E-005 -1.1E-005 1.10E-006 .001 .000 5.64E-005 -6.1E-005
-9.9E-005 .000 .000 8.24E-007 4.26E-006 .000 .002 6.65E-005 -4.1E-005
5.55E-008 -8.4E-005 -1.3E-005 -2.3E-006 3.48E-009 5.64E-005 6.65E-005 6.75E-005 -2.3E-006
-6.7E-006 -3.9E-005 -3.5E-005 8.07E-007 -1.1E-007 -6.1E-005 -4.1E-005 -2.3E-006 2.14E-005
IDENT
EBITASET
PAYOUT
REVG
CON
DSIZE
DIND
REVASET
IGOV
IDENT
EBITASET
PAYOUT
REVG
CON
DSIZE
DIND
REVASET
IGOV
Correlations
Covariances
Model
1
IDENT EBITASET PAYOUT REVG CON DSIZE DIND REVASET IGOV
Dependent Variable: TOBINa.
117
Lampiran 8 (lanjutan)
Collinearity Diagnosticsa
5.554 1.000 .00 .00 .00 .01 .00 .01 .01 .01 .00 .00
1.186 2.164 .00 .00 .00 .01 .02 .15 .13 .01 .24 .00
.921 2.456 .00 .00 .00 .00 .68 .11 .01 .02 .04 .00
.710 2.797 .00 .00 .00 .01 .21 .11 .03 .06 .51 .00
.577 3.102 .00 .00 .00 .02 .02 .53 .32 .07 .00 .02
.459 3.481 .01 .00 .01 .65 .00 .03 .14 .00 .00 .05
.327 4.119 .00 .00 .03 .21 .05 .00 .32 .48 .08 .03
.130 6.533 .03 .00 .31 .03 .00 .01 .01 .02 .07 .81
.087 7.971 .04 .60 .32 .03 .00 .01 .02 .32 .06 .06
.047 10.845 .92 .39 .32 .03 .02 .03 .01 .01 .00 .03
Dimension
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Model
1
Eigenvalue
Condition
Index (Constant) IGOV CON PAYOUT REVG EBITASET REVASET DSIZE DIND IDENT
Variance Proportions
Dependent Variable: TOBINa.
Residuals Statisticsa
.3599 1.1801 .5491 .10957 206
-.47932 .52262 .00000 .16482 206
-1.727 5.759 .000 1.000 206
-2.844 3.100 .000 .978 206
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual
Minimum Maximum Mean Std. Dev iat ion N
Dependent Variable: TOBINa.
118
Lampiran 9. Uji Hipotesis Model Regresi II (Variabel terikat PBV)
Variables Entered/Removedb
IGOVa . Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested v ariables entered.a.
Dependent Variable: PBVb.
Model Summary
.376a .141 .137 1.39577
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Est imate
Predictors: (Constant), IGOVa.
119
Lampiran 9 (lanjutan)
ANOVAb
65.365 1 65.365 33.552 .000a
397.430 204 1.948
462.794 205
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), IGOVa.
Dependent Variable: PBVb.
Coefficientsa
1.214 .255 4.759 .000
.173 .030 .376 5.792 .000
(Constant)
IGOV
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig.
Dependent Variable: PBVa.
120
Lampiran 10. Uji Hipotesis Model Regresi II dengan Variabel Kontrol
Variables Entered/Removedb
IDENT,
EBITASET,
PAYOUT,
REVG,
CON,
DSIZE,
DIND,
REVASET,
IGOVa
. Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested v ariables entered.a.
Dependent Variable: PBVb.
Model Summaryb
.491a .241 .206 1.33877 1.929
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Est imate
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), IDENT, EBITASET, PAYOUT, REVG, CON, DSIZE,
DIND, REVASET, IGOV
a.
Dependent Variable: PBVb.
121
Lampiran 10 (lanjutan)
ANOVAb
111.505 9 12.389 6.913 .000a
351.289 196 1.792
462.794 205
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), IDENT, EBITASET, PAYOUT, REVG, CON, DSIZE, DIND,
REVASET, IGOV
a.
Dependent Variable: PBVb.
Coefficientsa
.866 .361 2.401 .017
.087 .037 .188 2.359 .019 .608 1.646
-.001 .005 -.013 -.194 .846 .903 1.107
.573 .208 .190 2.755 .006 .815 1.226
.006 .021 .019 .299 .765 .958 1.044
.889 .323 .186 2.751 .007 .851 1.175
.018 .065 .018 .269 .788 .823 1.215
.520 .227 .174 2.296 .023 .678 1.476
-.435 .349 -.086 -1.247 .214 .816 1.225
.186 .079 .157 2.353 .020 .866 1.155
(Constant)
IGOV
CON
PAYOUT
REVG
EBITASET
REVASET
DSIZE
DIND
IDENT
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: PBVa.
122
Lampiran 10 (lanjutan)
Coefficient Correlationsa
1.000 .049 .067 .069 -.206 .101 -.226 .001 -.145
.049 1.000 .022 .013 -.117 .106 .074 -.253 -.207
.067 .022 1.000 .034 -.108 -.087 -.125 -.059 -.287
.069 .013 .034 1.000 .041 -.143 .007 -.103 .065
-.206 -.117 -.108 .041 1.000 .064 .161 .001 -.040
.101 .106 -.087 -.143 .064 1.000 .138 .241 -.466
-.226 .074 -.125 .007 .161 .138 1.000 .184 -.201
.001 -.253 -.059 -.103 .001 .241 .184 1.000 -.059
-.145 -.207 -.287 .065 -.040 -.466 -.201 -.059 1.000
.006 .001 .001 .000 -7.8E-005 .002 -.006 3.50E-006 .000
.001 .105 .001 9.20E-005 .000 .008 .008 -.005 -.002
.001 .001 .043 .000 .000 -.004 -.009 -.001 -.002
.000 9.20E-005 .000 .000 4.21E-006 -.001 5.19E-005 .000 5.09E-005
-7.8E-005 .000 .000 4.21E-006 2.28E-005 6.97E-005 .000 2.20E-007 -7.0E-006
.002 .008 -.004 -.001 6.97E-005 .051 .011 .004 -.004
-.006 .008 -.009 5.19E-005 .000 .011 .122 .004 -.003
3.50E-006 -.005 -.001 .000 2.20E-007 .004 .004 .004 .000
.000 -.002 -.002 5.09E-005 -7.0E-006 -.004 -.003 .000 .001
IDENT
EBITASET
PAYOUT
REVG
CON
DSIZE
DIND
REVASET
IGOV
IDENT
EBITASET
PAYOUT
REVG
CON
DSIZE
DIND
REVASET
IGOV
Correlations
Covariances
Model
1
IDENT EBITASET PAYOUT REVG CON DSIZE DIND REVASET IGOV
Dependent Variable: PBVa.
123
Lampiran 10 (lanjutan)
Collinearity Diagnosticsa
5.554 1.000 .00 .00 .00 .01 .00 .01 .01 .01 .00 .00
1.186 2.164 .00 .00 .00 .01 .02 .15 .13 .01 .24 .00
.921 2.456 .00 .00 .00 .00 .68 .11 .01 .02 .04 .00
.710 2.797 .00 .00 .00 .01 .21 .11 .03 .06 .51 .00
.577 3.102 .00 .00 .00 .02 .02 .53 .32 .07 .00 .02
.459 3.481 .01 .00 .01 .65 .00 .03 .14 .00 .00 .05
.327 4.119 .00 .00 .03 .21 .05 .00 .32 .48 .08 .03
.130 6.533 .03 .00 .31 .03 .00 .01 .01 .02 .07 .81
.087 7.971 .04 .60 .32 .03 .00 .01 .02 .32 .06 .06
.047 10.845 .92 .39 .32 .03 .02 .03 .01 .01 .00 .03
Dimension
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Model
1
Eigenvalue
Condition
Index (Constant) IGOV CON PAYOUT REVG EBITASET REVASET DSIZE DIND IDENT
Variance Proportions
Dependent Variable: PBVa.
Residuals Statisticsa
1.3135 5.8023 2.5799 .73751 206
-2.99513 4.49624 .00000 1.30905 206
-1.717 4.369 .000 1.000 206
-2.237 3.358 .000 .978 206
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual
Minimum Maximum Mean Std. Dev iat ion N
Dependent Variable: PBVa.
124
Lampiran 11. Uji Hipotesis Model Regresi I (per Aspek)
Variables Entered/Removedb
OWNERS
HIP,
CONTENT,
BOARD,
AKSESa
. Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested v ariables entered.a.
Dependent Variable: TOBINb.
Model Summary
.477a .227 .212 .17569
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Est imate
Predictors: (Constant), OWNERSHIP, CONTENT,
BOARD, AKSES
a.
ANOVAb
1.826 4 .456 14.788 .000a
6.204 201 .031
8.030 205
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), OWNERSHIP, CONTENT, BOARD, AKSESa.
Dependent Variable: TOBINb.
Coefficientsa
.328 .036 9.069 .000
.066 .016 .347 4.120 .000
.030 .014 .183 2.174 .031
-.006 .009 -.046 -.673 .502
.003 .015 .013 .203 .839
(Constant)
AKSES
CONTENT
BOARD
OWNERSHIP
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig.
Dependent Variable: TOBINa.
125
Lampiran 12. Uji Hipotesis Model Regresi I (per Aspek) dengan Variabel
Kontrol
Variables Entered/Removedb
IDENT,
REVASET,
OWNERS
HIP,
REVG,
CON,
CONTENT,
PAYOUT,
DIND,
EBITASET,
BOARD,
DSIZE,
AKSESa
. Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested v ariables entered.a.
Dependent Variable: TOBINb.
Model Summary
.597a .357 .317 .16360
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Est imate
Predictors: (Constant), IDENT, REVASET,
OWNERSHIP, REVG, CON, CONTENT, PAYOUT,
DIND, EBITASET, BOARD, DSIZE, AKSES
a.
ANOVAb
2.865 12 .239 8.920 .000a
5.165 193 .027
8.030 205
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), IDENT, REVASET, OWNERSHIP, REVG, CON, CONTENT,
PAYOUT, DIND, EBITASET, BOARD, DSIZE, AKSES
a.
Dependent Variable: TOBINb.
126
Lampiran 12 (lanjutan)
Coefficientsa
.346 .047 7.435 .000
.041 .016 .216 2.547 .012
.024 .013 .146 1.801 .073
-.008 .009 -.061 -.891 .374
-.017 .015 -.074 -1.164 .246
.001 .001 .066 1.079 .282
.058 .026 .146 2.258 .025
.000 .003 -.011 -.185 .854
.162 .040 .257 4.053 .000
.003 .008 .021 .326 .745
.096 .027 .244 3.515 .001
-.019 .043 -.029 -.447 .655
-.014 .009 -.095 -1.533 .127
(Constant)
AKSES
CONTENT
BOARD
OWNERSHIP
CON
PAYOUT
REVG
EBITASET
REVASET
DSIZE
DIND
IDENT
Model1
B Std. Error
Unstandardized
Coef f icients
Beta
Standardized
Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: TOBINa.
127
Lampiran 13. Uji Hipotesis Model regresi II (per Aspek)
Variables Entered/Removedb
OWNERS
HIP,
CONTENT,
BOARD,
AKSESa
. Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested v ariables entered.a.
Dependent Variable: PBVb.
Model Summary
.482a .233 .217 1.32911
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Est imate
Predictors: (Constant), OWNERSHIP, CONTENT,
BOARD, AKSES
a.
ANOVAb
107.723 4 26.931 15.245 .000a
355.072 201 1.767
462.794 205
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), OWNERSHIP, CONTENT, BOARD, AKSESa.
Dependent Variable: PBVb.
Coefficientsa
1.049 .273 3.838 .000
.448 .121 .310 3.694 .000
.308 .105 .245 2.923 .004
-.055 .069 -.054 -.801 .424
-.073 .116 -.042 -.635 .526
(Constant)
AKSES
CONTENT
BOARD
OWNERSHIP
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coef f icients
Beta
Standardized
Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: PBVa.
128
Lampiran 14. Uji Hipotesis Model Regresi II (per Aspek) dengan Variabel
Kontrol
Variables Entered/Removedb
IDENT,
REVASET,
OWNERS
HIP,
REVG,
CON,
CONTENT,
PAYOUT,
DIND,
EBITASET,
BOARD,
DSIZE,
AKSESa
. Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested v ariables entered.a.
Dependent Variable: PBVb.
Model Summary
.563a .317 .274 1.27983
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Est imate
Predictors: (Constant), IDENT, REVASET,
OWNERSHIP, REVG, CON, CONTENT, PAYOUT,
DIND, EBITASET, BOARD, DSIZE, AKSES
a.
ANOVAb
146.665 12 12.222 7.462 .000a
316.130 193 1.638
462.794 205
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), IDENT, REVASET, OWNERSHIP, REVG, CON, CONTENT,
PAYOUT, DIND, EBITASET, BOARD, DSIZE, AKSES
a.
Dependent Variable: PBVb.
129
Lampiran 14 (lanjutan)
Coefficientsa
.803 .364 2.207 .029
.260 .126 .180 2.058 .041
.276 .105 .220 2.624 .009
-.094 .071 -.092 -1.311 .192
-.179 .115 -.101 -1.551 .123
.001 .005 .010 .165 .869
.573 .201 .190 2.855 .005
.006 .021 .018 .291 .771
.672 .313 .140 2.145 .033
.012 .063 .013 .194 .846
.504 .214 .168 2.352 .020
-.186 .339 -.037 -.550 .583
.152 .074 .131 2.061 .041
(Constant)
AKSES
CONTENT
BOARD
OWNERSHIP
CON
PAYOUT
REVG
EBITASET
REVASET
DSIZE
DIND
IDENT
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coef f icients
Beta
Standardized
Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: PBVa.
130
Lampiran 15. Daftar Emiten
No EMITEN
AKSES CONTENT BOARD OWNERSHIP IGOV
2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008
1 PT Panasia Indosyntec Tbk 1 2 1 2 2 1 2 1 6 5
2 PT Bank Victoria International Tbk 3 3 3 4 2 0 1 2 9 9
3 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1 3 2 0 1 0 0 0 4 4
4 PT Barito Pacific Tbk 2 3 2 1 0 0 0 2 4 6
5 PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 3 3 3 4 2 2 2 1 10 10
6 PT Suparma Tbk 1 2 1 1 0 1 1 1 3 5
7 PT Pan Brothers Tex Tbk 1 2 1 1 0 0 2 1 4 4
8 PT Ever Shine Textile Industry Tbk 1 2 0 2 2 1 2 0 5 5
9 PT Intraco Penta Tbk 3 1 1 1 0 0 0 2 4 4
10 PT Excelcomindo Pratama Tbk 4 4 4 4 2 2 3 2 13 12
11 PT Polychem Indonesia Tbk 4 4 3 5 2 2 2 2 12 12
12 PT Total Bangun Persada Tbk 4 3 3 3 2 3 2 2 11 11
13 PT Roda Vivatex Tbk 2 1 1 2 0 0 1 1 4 4
14 PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk 2 2 1 1 0 0 2 2 5 5
15 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 3 4 1 3 1 2 4 4 9 13
16 PT Mobile-8 Telecom Tbk 4 3 2 2 1 4 2 2 9 11
131
Lampiran 15 (lanjutan)
No EMITEN AKSES CONTENT BOARD OWNERSHIP IGOV
2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008
17 PT Indosat Tbk 3 3 3 3 3 3 4 4 13 13
18 PT Bakrie & Brothers Tbk 4 3 4 2 1 5 3 2 12 12
19 PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk 2 2 2 0 1 1 2 2 7 5
20 PT Jempo Cable Company Tbk 3 2 2 2 1 0 2 2 8 6
21 PT Ciputra Property Tbk 4 2 2 2 1 1 2 0 9 5
22 PT Astra Otoparts Tbk 4 4 2 3 1 3 3 2 10 12
23 PT Asuransi Jasa Tania Tbk 2 1 2 0 1 3 0 2 5 6
24 PT BFI Finance Indonesia Tbk 3 3 3 2 1 3 2 1 9 9
25 PT Matahari Putra Prima Tbk 4 3 2 4 1 4 3 2 10 13
26 PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk 3 2 2 2 1 2 1 2 3 8
27 PT Bank Mayapada Tbk 3 3 2 3 0 4 1 3 10 13
28 PT Bank Mega Tbk 3 3 3 3 6 7 1 2 13 15
29 PT Fajar Surya Wisesa Tbk 3 3 4 2 1 4 2 2 10 11
30 PT Sentul City Tbk 2 2 2 1 2 1 2 2 8 6
31 PT Kalbe Farma Tbk 5 4 4 4 1 2 2 2 12 12
32 PT Sekar Laut Tbk 3 2 3 2 1 3 1 2 8 9
132
Lampiran 15 (lanjutan)
No EMITEN AKSES CONTENT BOARD OWNERSHIP IGOV
2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008
33 PT Pyridam Farma Tbk 1 1 1 2 1 1 2 1 5 5
34 PT Central Korpindo Internasional Tbk 2 3 1 3 1 2 2 2 6 10
35 PT Perusahaan Gas Negara Tbk 3 4 3 4 6 3 2 3 14 14
36 PT Fast Food Indonesia Tbk 2 1 2 1 1 1 2 2 7 5
37 PT Bank Negara Indonesia Tbk 4 4 5 4 4 7 3 3 16 18
38 PT Bank Internasional Indonesia Tbk 3 3 1 1 0 2 3 1 7 7
39 PT United Tractors Tbk 4 4 4 3 2 4 3 2 13 13
40 PT Bhakti Investama Tbk 2 3 1 3 0 3 2 2 10 11
41 PT Panin Sekuritas Tbk 2 2 0 0 4 3 1 2 7 7
42 PT Trimegah Securiteies Tbk 3 2 2 1 4 4 1 2 9 9
43 PT Duta Pertiwi Tbk 1 2 2 1 2 3 2 2 9 8
44 PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk 4 4 2 2 1 2 3 2 10 10
45 PT Holcim Indonesia Tbk 1 2 1 1 1 1 2 1 5 5
46 PT Trias Sentosa Tbk 1 1 2 1 3 2 1 2 7 6
47 PT Langgeng Makmur Industry Tbk 1 1 1 2 2 1 1 1 5 5
48 PT Asiaplast Industries Tbk 1 1 1 1 2 0 0 2 4 4
133
Lampiran 15 (lanjutan)
No EMITEN AKSES CONTENT BOARD OWNERSHIP IGOV
2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008
49 PT Asahimas Flat Glass Tbk 2 2 3 2 2 2 2 2 9 9
50 PT Sorini Agro Asia Corpindo Tbk 3 3 2 3 2 3 1 2 8 11
51 PT Lautan Luas Tbk 4 3 3 3 2 3 2 2 11 10
52 PT Surabaya Agung Industry Pulp Tbk 2 1 3 0 0 2 2 2 7 5
53 PT Tirta Mahakam Resources Tbk 1 1 2 0 1 1 0 2 4 4
54 PT AKR Corpindo Tbk 4 3 4 3 1 4 3 2 12 12
55 PT Multistrada Arah Sarana Tbk 3 2 4 1 2 5 1 0 10 8
56 PT Tempo Inti Media Tbk 3 2 2 0 0 1 0 2 5 5
57 PT Ace Hardware Indonesia Tbk 4 3 4 3 3 5 2 2 13 13
58 PT Wijaya Karya Tbk 3 3 2 2 2 0 2 1 9 6
59 PT Selamat Sempurna Tbk 2 2 2 1 0 1 2 2 6 6
60 PT Goodyear Indonesia Tbk 3 3 1 0 1 2 2 2 7 7
61 PT Astra International Tbk 3 3 4 3 3 4 2 2 12 12
62 PT Multipolar Tbk 4 2 3 1 0 3 2 3 10 9
63 PT Perdana Gapuraprima Tbk 1 1 1 0 1 0 1 2 4 3
64 PT Cowell Development Tbk 3 3 3 3 3 2 2 2 11 10
134
Lampiran 15 (lanjutan)
No EMITEN AKSES CONTENT BOARD OWNERSHIP IGOV
2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008
65 PT Jasa Marga Tbk 4 4 4 4 2 3 3 2 13 13
66 PT Gowa Makasar Tourism Tbk 1 1 2 1 0 0 1 2 4 4
67 PT Panorama Sentra Wisata Tbk 2 2 3 1 1 1 0 2 6 6
68 PT Plaza Indonesia Realty Tbk 1 2 1 1 1 0 2 0 5 3
69 PT Suryainti Permata Tbk 2 2 2 2 0 1 1 0 5 5
70 PT Anta Express Tour & Travel Tbk 1 1 2 0 0 0 0 2 3 3
71 PT Mustika Ratu Tbk 4 3 3 3 2 2 1 2 10 10
72 PT Kresna Graha Sekurindo Tbk 2 2 2 2 1 1 2 2 7 7
73 PT BAT Indonesia Tbk 1 1 0 2 4 0 2 2 7 5
74 PT Pudjiadi Prestige Limited Tbk 4 4 3 2 1 1 0 1 8 8
75 PT Indosiar Karya Media Tbk 2 2 2 1 0 0 0 1 4 4
76 PT Summarecon Agung Tbk 1 1 1 1 3 3 2 2 7 7
77 PT Voksel Electric Tbk 3 3 4 3 2 3 2 2 11 11
78 PT Jaya Real Property 3 3 3 2 1 0 0 2 7 7
79 PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk 2 2 2 3 1 1 1 1 6 7
80 PT Modernland Realty Tbk 1 1 1 1 2 0 2 1 6 3
135
Lampiran 15 (lanjutan)
No EMITEN AKSES CONTENT BOARD OWNERSHIP IGOV
2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008
81 PT Lippo Karawaci Tbk 3 2 3 3 2 3 2 0 10 8
82 PT Suryamas Dutamakmur Tbk 2 1 1 0 1 1 2 2 6 4
83 PT Cahaya Kalbar Tbk 3 1 1 0 0 0 0 2 4 3
84 PT Bayu Buana Tbk 1 1 1 0 2 0 1 2 5 3
85 PT Semen Gresik Tbk 4 4 4 4 4 3 2 2 14 13
86 PT Tunas Baru Lampung Tbk 2 4 4 3 2 1 1 2 9 10
87 PT Bank Central Asia Tbk 5 3 4 3 4 6 2 3 15 15
88 PT Surya Citra Media Tbk 2 2 1 0 3 1 2 2 8 5
89 PT Tunas Ridean Tbk 3 3 3 2 1 3 1 2 8 10
90 PT Darya Varia Laboratoria Tbk 3 3 3 1 2 3 2 2 10 9
91 PT Timah 3 4 2 2 1 1 0 1 7 8
92 PT Kimia Farma Tbk 4 3 3 2 2 4 1 1 10 10
93 PT Toko Gunung Agung Tbk 3 2 3 2 1 0 0 2 7 6
94 PT SMART Tbk 4 4 3 1 1 2 1 2 9 9
95 PT Kedaung Indah Can Tbk 2 2 1 1 1 0 1 2 5 5
96 PT Intikeramik Alamasri Industry Tbk 2 1 2 1 0 0 0 2 4 4
136
Lampiran 15 (lanjutan)
No EMITEN AKSES CONTENT BOARD OWNERSHIP IGOV
2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008
97 PT Hexindo Adiperkasa Tbk 3 3 2 3 1 2 1 2 7 10
98 PT Tira Austenite Tbk 2 3 2 2 1 0 2 2 7 7
99 PT Dyviacom Intrabumi Tbk 1 1 0 0 0 0 0 1 1 2
100 PT Surya Semesta Internusa Tbk 3 2 1 4 3 1 2 2 8 9
101 PT Gema Graha sarana Tbk 2 1 1 1 0 2 1 2 4 6
102 PT Mitra Adiperkasa Tbk 3 2 2 2 3 3 1 2 9 9
103 PT Bank eksekutif Internasional Tbk 2 3 2 0 1 0 1 2 6 5