FilibusterismoDeciphered -kab14 - Sa Bahay ng Mga Estudyante
KTI- PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG BAHAY NARKOBA DI DESA URUNDAKA KEC. AMPANA TETE KAB....
-
Upload
fahrul-thejolazt -
Category
Documents
-
view
161 -
download
0
description
Transcript of KTI- PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG BAHAY NARKOBA DI DESA URUNDAKA KEC. AMPANA TETE KAB....
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) yang
biasa disebut narkoba merupakan jenis obat/zat yang diperlukan
dalam dunia pengobatan. Akan tetapi apabila dipergunakan tanpa
pembatasan dan pengawasan yang seksama dapat menimbulkan
ketergantungan serta dapat membahayakan kesehatan bahkan jiwa
pemakainya.
Penyalahgunaan narkoba pada akhir tahun ini dirasakan
semakin meningkat. Dapat kita amati dari pemberitaan-pemberitaan
baik di media cetak maupun elektronika yang hampir setiap hari
memberitakan tentang penangkapan para pelaku penyalahgunaan
narkoba oleh aparat keamanan. Kebanyakan pelakunya adalah remaja
belasan tahun, mereka pasti sudah mengerti tentang bahaya
mengkonsumsi narkoba, tapi mengapa mereka menggunakannya.
Dikalangan para siswa, terutama bagi mereka yang secara
formal berada dibangku SMP/MTs. Umumnya penggunaan pertama
narkoba diawali pada anak usia sekolah dasar atau SMP/MTs. Hal ini
terjadi biasanya karena penawaran, bujukan, atau tekanan seseorang
atau sekelompok orang kepadanya, misalnya oleh kawan sebayanya.
Didorong rasa ingin tahu, ingin mencoba, atau ingin memakai,
seseorsang mau menerima tawaran itu. Selanjutnya, tidak sulit
baginya untuk menerima tawaran berikutnya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas menyangkut latar belakang
diatas adalah sebagai berikut :
1. bahaya narkoba terhadap generasi penerus bangsa ?
2. Gejala-gejala apa sajakah yang timbul akibat mengkonsumsi
narkoba ?
1.3 Tujuan Program
Tujuan dari penyuluhan ini adalah terumuskannya model
pemberdayaan pranata sosial dalam menangani masalah
penyalahgunaan narkoba.
1.4 Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan adalah sebagai bahan masukan bagi
perumusan kebijakan penanganan masalah penyalahgunaan narkoba
khususnya keikutsertaan pencegahan dan penanganan
penyalahgunaan masalah narkoba, serta memberikan pemehaman
kepada masyarakat tentang bahaya narkoba.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
II.1 Sejarah singkat Desa Urundaka
Desa Urundaka merupakan salah satu desa yang berada di
Kecamatan Ampana Tete, Kabupaten Tojo Una-una. Awal mula pada
saat Desa Urundaka terbentuk pada akhir tahun 1985 merupakan
desa pemekaran dari dusun 5 di Desa Borone yang sebelumnya
bernama Uetoli. Dinamakan uetoli (air mengalir) karena pada saat itu
masyarakat dengan giatnya membuat saluran air untuk membuka
lahan persawahan. Pada tahun tersebut banyak warga yang
bertambah akibat pengungsi dari Desa Urundaka di pulau una-una
karena bencana alam meletusnya gunung colo. Akibat banyaknya
warga pengungsi tersebut sehingga pada pemekarannya bernama
Desa Urundaka di Uetoli.
Adapun susunan nama-nama pemimpin Desa Urundaka ialah
sebagai berikut:
1. Ahmad Lahay Tahun 1985 s/d 1990
2. Sardin Tahun 1990 s/d 1991
3. Bahru Bakali Tahun 1991 s/d 1995
4. Ridwan Bamarudin Tahun 1995 s/d 1997
5. Kamrin Lahay Tahun 1997 s/d 2004
6. Sabrin Dj. Sewa Tahun 2004 s/d 2005
7. Abdul Hafid Mange Tahun 2005 s/d 2007
8. Jois N. Samaun Tahun 2007 s/d sekarang
II.2 Kondisi geografis
Desa Urundaka yang berjumlah 3 (tiga) dusun, merupakan
salah satu desa berada di wilayah kecamatan Ampana Tete
Kabupaten Tojo Una-una, dengan kondisi geografis sebagai berikut:
1. Luas dan batas wilayah
A. Luas desa : ± 4.900 Ha
B. Batas wilayah
Sebelah utara : Teluk Tomini
Sebelah selatan : Hutan
Sebelah barat : Desa Bantuga
Sebelah timur : Desa Borone
2. Orbitasi (Jarak dari pusat)
Jarak dari pusat pemerintah kecamatan : 15 Km
Jarak dari ibu kota kabupaten : 25 Km
Jarak dari ibu kota provinsi : 407 Km
3. Bidang Pembangunan,yaitu sebagai berikut:
A. Agama
a. Jumlah mesjid : 1 buah
b. Jumlah musholah : - buah
c. Jumlah gereja : - buah
B. Kesehatan
a. Puskesmas pembantu : 1 buah
C. Pendidikan
a. Pendidikan umum:
GedungGuru
Negeri
Guru
swasta
Pendidikan anak
usia dini (PAUD)1 2 4
Sekolah Dasar
(SD)1 5 4
Sekolah Menengah
Pertama (SMP)- - -
Sekolah Menengah
Atas (SMA)- - -
b. Pendidikan khusus : -
D. Sarana olahraga, kesenian, kebudayaan dan social
a. Lapangan bola : 1 buah
b. Lapangan Takraw : 4 buah
c. Lapangan volley : 2 buah
d. Lapangan bulu tangkis : -
E. Prasarana umum
a. Jalan : 1 buah
b. Jembatan : 2 buah
c. Sungai : 2 buah
F. Industri
a. Rumah tangga : 1 buah
G. Pengairan
a. Gorong-gorong : 15 buah
H. Perkebunan
a. Jagung : 83 Ha
I. Perdagangan/jasa
a. Pasar kecamatan : 3 buah
b. Warung : 3 buah
J. Kelembagaan desa/kelurahan.
a. PKK
Jumlah tim penggerak : 15 orang
Jumlah kader PKK : 7 orang
II.3 Kondisi Demografis
1. Potensi Sumber daya Manusia
Desa Urundaka terdiri dari 3 dusun, dengan jumlah penduduk 1054
jiwa dari jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 304 KK.
Table 1.1 Potensi sumber daya manusia dari segi umur
Menurut usiaJenis kelamin
JumlahLaki-laki Perempuan
0-4 39 36 755-9 53 59 11210-14 41 38 7915-19 50 65 11520-24 44 54 9825-29 42 37 7930-34 41 36 7735-39 37 35 7240-44 29 33 6245-49 34 42 7650-54 31 34 6555-59 39 45 84
60-64 11 26 3765 keatas 6 17 23Jumlah 497 557 1054
Table 1.2 Potensi sumber daya manusia dari segi bidang
pendidikan
Menurut Tingkatan
Pendidikan
Jumlah Keterangan
TK 15
SD 413
SMP/SLTP 43
SMA/SLTA 51
AKADEMI 12
SARJANA 4
Table 1.3 Potensi sumber daya manusia berdasarkan mata
pencaharian
Didukung dengan potensi alam yang ada, kebanyakan
masyarakat Desa Urundaka bermata pencaharian sebagai petani.
Jagung dan sawah menjadi pilihan dari jenis tanaman yang
menghasilkan keuntungan
MATA
PENCAHARIANL P JUMLAH
Pegawai Negeri Sipil - - 14 orang
Swasta - - 9 orang
Wiraswasta - - 10 orang
Petani - - 266 orang
Pertukangan - - 8 orang
Buru Tani - - 39 orang
Nelayan - - 30 orang
Jasa - - 3 orang
Total jumlah - - 379 orang
Table 1.4 Potensi sumber daya manusia berdasarkan agama
Dari beberapa kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Desa
Urundaka, Islam menjadi agama yang mendominasi dari agama
yang lain.
AgamaJenis Kelamin
L P Jumlah
Islam - - 1032
Kristen Protestan - - 22
Katholik - - -
Hindu - - -
Budha - - -
Jumlah - - 1054
Table 1.5 Potensi sumber daya manusia berdasarkan usia
kelompok pendidikan
Usia Jumlah
0 - 05 Thn 97 orang06- 17 Thn 359 orang18- 25 Thn 96 orang26- 40 Thn 277 orang41- 61 Thn 194 orang65 thn keatas 34 orang
2. Bidang kemasyarakatan
A. Keagamaan
a. Majelis ta’lim : 50 anggota
b. Remaja mesjid : 30 anggota
B. Kesehatan
a. Puskesmas Pembantu
Tenaga bidan : 1 orang
Tenaga perawat : 1 orang
C. Olahraga
a. Sepak bola : 7 perkumpulan
b. Sepak Takraw : 14 perkumpulan
c. Volley ball : 5 perkumpulan
D. Organisasi sosial
a. Kelompok PKK : 12 anggota
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Narkoba
A. Pengeritan Narkotika/Narkoba
Narkotika/ Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan
Obat/Bahan berbahaya yang telah populer beredar dimasyarakat
perkotaan maupun di pedesaan, termasuk bagi aparat hukum.
Sebenarnya dahulu kala masyarakat juga mengenal istilah madat
sebagai sebutan untuk candu atau opium, suatu golongan narkotika
yang berasal dari getah kuncup bunga tanaman Poppy yang banyak
tumbuh di sekitar Thailand, Myanmar dan Laos (The Golden Triangle)
maupun di Pakistan dan Afganistan. Selain Narkoba, istilah lain yang
diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan RI adalah
NAPZA yaitu singkatan dari Narkotika, Pasikotropika dan Zat adiktif
lainnya.
Semua istilah ini sebenarnya mengacu pada sekelompok zat
yang umumnya mempunyai risiko yang oleh masyarakat disebut
berbahaya yaitu kecanduan (adiksi). Narkoba atau NAPZA merupakan
bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh
terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga bilamana
disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan
fungsi sosial. Karena itu Pemerintah memberlakukan Undang-Undang
untuk penyalahgunaan narkoba yaitu UU No.5 tahun 1997 tentang
Psikotropika dan UU No.22 tahun 1997 tentang Narkotika.
Golongan Psikotropika adalah zat atau obat baik alami maupun
sintetis namun bukan Narkotika yang berkhasiat aktif terhadap
kejiwaan (psikoaktif) melalui pengaruhnya pada susunan syaraf pusat
sehingga menimbulkan perubahaan tertentu pada aktivitas
mental dan perilaku.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang akan
menyebabkan perubahan kesadaran, mengurangi sampai
menghilangkan rasa sakit dan dapat menimbulkan ketergantungan
(adiksi).
B. Jenis-Jenis Narkotika/Narkoba
Jenis Narkotika yang sering disalahgunakan adalah morfin,
heroin (putauw), petidin, termasuk ganja atau kanabis, mariyuana,
hashis dan kokain. Sedangkan jenis Psikotropika yang sering
disalahgunakan adalah amfetamin, ekstasi, shabu, obat penenang
seperti mogadon, rohypnol, dumolid, lexotan, pil koplo, BK, termasuk
LSD, Mushroom.
Zat adiktif lainnya disini adalah bahan/zat bukan Narkotika &
Psikotropika seperti alkohol/etanol atau metanol, tembakau, gas yang
dihirup (inhalansia) maupun zat pelarut (solven).Sering kali pemakaian
rokok dan alkohol terutama pada kelompok remaja (usia 14-20 tahun)
harus diwaspadai orangtua karena umumnya pemakaian kedua zat
tersebut cenderung menjadi pintu masuk penyalahgunaan Narkoba
lain yang lebih berbahaya (Putauw).
1. OPIAT atau Opium (candu)
Merupakan golongan Narkotika alami yang sering digunakan
dengan cara dihisap (inhalasi).
Menimbulkan rasa kesibukan (rushing sensation)
Menimbulkan semangat
Merasa waktu berjalan lambat.
Pusing, kehilangan keseimbangan/mabuk.
Merasa rangsang birahi meningkat (hambatan seksual hilang).
Timbul masalah kulit di sekitar mulut dan hidung.
2. MORFIN
Merupakan zat aktif (narkotika) yang diperoleh dari candu
melalui pengolahan secara kimia. Umumnya candu mengandung
10% morfin. Cara pemakaiannya disuntik di bawah kulit, ke dalam
otot atau pembuluh darah (intravena).
Menimbulkan euforia.
Mual, muntah, sulit buang hajat besar (konstipasi).
Kebingungan (konfusi).
Berkeringat.
Dapat menyebabkan pingsan, jantung berdebar-debar.
Gelisah dan perubahan suasana hati.
Mulut kering dan warna muka berubah.
3. HEROIN atau Putaw
Merupakan golongan narkotika semisintetis yang dihasilkan
atas pengolahan morfin secara kimiawi melalui 4 tahapan sehingga
diperoleh heroin paling murni berkadar 80% hingga 99%. Heroin
murni berbentuk bubuk putih sedangkan heroin tidak murni
berwarna putih keabuan (street heroin). Zat ini sangat mudah
menembus otak sehingga bereaksi lebih kuat dari pada morfin itu
sendiri. Umumnya digunakan dengan cara disuntik atau
dihisap. Timbul rasa kesibukan yang sangat cepat/rushing
sensastion (± 30-60 detik) diikuti rasa menyenangkan seperti mimpi
yang penuh kedamaian dan kepuasan atau ketenangan hati
(euforia). Ingin selalu menyendiri untuk menikmatinya.
Denyut nadi melambat.
Tekanan darah menurun.
Otot-otot menjadi lemas/relaks.
Diafragma mata (pupil) mengecil (pin point).
Mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri.
Membentuk dunia sendiri (dissosial) : tidak bersahabat.
Penyimpangan perilaku : berbohong, menipu, mencuri, kriminal.
Ketergantungan dapat terjadi dalam beberapa hari.
Efek samping timbul kesulitan dorongan seksual, kesulitan
membuang hajat besar, jantung berdebar-debar, kemerahan
dan gatal di sekitar hidung, timbul gangguan kebiasaan tidur.
Jika sudah toleransi, semakin mudah depresi dan marah
sedangkan efek euforia semakin ringan atau singkat
4. GANJA atau Kanabis
Berasal dari tanaman kanabis sativa dan kanabis indica. Pada
tanaman ini terkandung 3 zat utama yaitu tetrahidrokanabinol,
kanabinol dan kanabidiol. Cara penggunaannya dihisap dengan
cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa
rokok.
Denyut jantung atau nadi lebih cepat
Mulut dan tenggorokan kering.
Merasa lebih santai, banyak bicara dan bergembira.
Sulit mengingat sesuatu kejadian.
Kesulitan kinerja yang membutuhkan konsentrasi, reaksi yang
cepat dan koordinasi.
Kadang-kadang menjadi agresif bahkan kekerasan.
Bilamana pemakaian dihentikan dapat diikuti dengan sakit
kepala, mual yang berkepanjangan, rasa letih/capek.
Gangguan kebiasaan tidur.
Sensitif dan gelisah.
Berkeringat.
Berfantasi
Selera makan bertambah
5. LSD atau lysergic acid atau acid, trips, tabs
Termasuk sebagai golongan halusinogen (membuat khayalan)
yang biasa diperoleh dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil
sebesar ¼ perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga
yang berbentuk pil atau kapsul. Cara menggunakannya dengan
meletakkan LSD pada permukaan lidah dan bereaksi setelah 30-60
menit kemudian dan berakhir setelah 8-12 jam.
Timbul rasa yang disebut Tripping yaitu seperti halusinasi
tempat, warna dan waktu.
Biasanya halusinasi ini digabung menjadi satu hingga timbul
obsesi terhadap yang dirasakan dan ingin hanyut di dalamnya.
Menjadi sangat indah atau bahkan menyeramkan dan lama
kelamaan membuat perasaan khawatir yang berlebihan
(paranoid).
Denyut jantung dan tekanan darah meningkat.
Diafragma mata melebar dan demam.
Disorientasi.
Depresi.
Pusing
Panik dan rasa takut berlebihan.
Flashback (mengingat masa lalu) selama beberapa minggu atau
bulan kemudian.
Gangguan persepsi seperti merasa kurus atau kehilangan berat
badan.
6. KOKAIN
Mempunyai 2 bentuk yakni bentuk asam (kokain hidroklorida)
dan bentuk basa (free base). Kokain asam berupa kristal putih, rasa
sedikit pahit dan lebih mudah larut dibanding bentuk basa bebas
yang tidak berbau dan rasanya pahit. Nama jalanan kadang disebut
koka, coke, happy dust, snow, charlie, srepet, salju, putih.
Disalahgunakan dengan cara menghirup yaitu membagi setumpuk
kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus di atas permukaan
kaca dan benda.
C. Cara Pengobatan Narkoba
Pertolongan penderita Narkoba dimandikan dengan air hangat,
minum banyak, makan- makanan bergizi dalam jumlah sedikit dan
sering dan dialihkan perhatiannya dari narkoba.
Detoksifikasi adalah proses menghilangkan racun (zat narkotika
atau adiktif lain) dari tubuh dengan cara menghentikan total pemakaian
semua zat adiktif yang dipakai atau dengan penurunan dosis obat
pengganti. Setelah menjalani detoksifikasi hingga tuntas (tes urin
sudah negatif), tubuh secara fisik memang tidak “ketagihan” lagi,
namun secara psikis ada rasa rindu dan kangen terhadap zat tersebut
masih terus membuntuti alam pikiran dan perasaan sang pecandu.
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Tipe dan Dasar Program
Program Kerja Profesi Integral Tematik Posdaya yang
dilaksanakan oleh mahasiswa KKNP-Integral Angkatan 67 di Desa
Urundaka Kecamatan Amapana Tete Kabupaten Tojo Una-una
berdasarkan masukan dari masyarakat. Masukan-masukan tersebut
merupakan permasalahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat
dan merupakan kebutuhan dari masyarakat di Desa Urundaka. Dalam
melaksanakan program kerja, terlebih dahulu dilakukan beberapa
strategi pendekatan untuk menggali permasalahan yang ada di
tengah-tengah masyarakat.
Adapun strategi pendekatan yang digunakan yaitu :
a. Observasi
Observasi dilakukan selama tujuh hari untuk meninjau secara
langsung kondisi geografis maupun karakteristik masyarakat yang
ada. Hal yang dilakukan adalah mengadakan silaturahmi baik pada
pendekatan persuasif personal maupun kelompok masyarakat,
sasaranya adalah seluruh masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh
agama dan tokoh adat di lingkungan Desa Bambaira. Hal tersebut
merupakan tahapan sosialisasi dan menggali informasi terutama
yang berhubungan dengan keadaan desa.
b. Wawancara dan dokumentasi
Teknik pengumpulan data melalui tanya jawab responden maupun
informan untuk mendapatkan informasi yang didapatkan. Serta
mengumpulkan gambar-gambar ada.
4.2 Pelaksanaan program
Program kerja Profesi penyuluhan Narkoba pada minggu ke-1
di bulan Agustus. Sosialisasi penyuluhan ini dilakukan dengan cara
membagi-bagikan brosur dan stiker pada Masyarakat Desa Urundaka
terutama remaja. Pembagian brosur dilakukan dengan cara dibagikan
pada saat penyuluhan di Desa Urundaka.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil yang dicapai
Berdasarkan masalah yang ditemukan pada saat observasi,
maka program yang disepakati untuk profesi Fakultas MIPA Jurusan
Farmasi yaitu penyuluhan narkoba. Sasaran dari program ini yaitu
Masyarakat khususnya kalangan muda yang berada di Desa
Urundaka.
Kegiatan ini dilakukan hanya 1 kali di Kantor Desa,selanjutnya
dibagikan pada masyarakat desa Urundaka pada saat POSYANDU.
Penyuluhan ini dilakukan pada minggu pertama di bulan Agustus.
Adapun persiapan sosialisasi ini yaitu:
1. Persiapan bahan materi
Persiapan bahan materi untuk penyuluhan narkoba, dilakukan
pada minggu pertama bulan Desember. Bahan materi yang akan
di paparkan pada kegiatan penyuluhan ini di ambil dari beberapa
referensi dan di format secara sederhana agar mudah di mengerti
dan di pahami oleh Masyarakat Desa Urundaka.
2. Pembagian brosur dan stiker tentang penyuluhan narkoba.
Penyuluhan dilakukan pada minggu ke-1 bulan Agustus dan
dilakukan sebanyak 1 kali. Penyuluhan ini dilakukan dengan cara
mengadakan pertemuan di Kantor Desa dan kemudian
memberikan informasi dan solusi yang sangat berharga kepada
masyarakat.
Dari hasil pelaksanaan program profesi yang dilakukan oleh
mahasiswa Fakultas MIPA Program Studi Farmasi mengenani
penyuluhan narkoba, persentase hasil yang dicapai yaitu sebesar
100 %.
5.2 Pembahasan
Pada penyuluhan ini akan yang akan dibahas yaitu tentang
Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) yang biasa
disebut narkoba. Penyuluhan dilakukan berdasarkan hasil dari
observasi yang dilakukan selama 7 hari di Desa Urundaka, selama
observasi di Desa Urundaka kami mendapatkan permaslahan bahwa
belum banyaknya masyarakat desa khususnya anak muda tentang
bahaya penggunaan narkoba dan jenis obat-obat lain yang dapat
membahayakan generasi muda serta memberikan pemahaman
undang-undang tentang NAPZA dan hukuman atas perjual belikan
NAPZA. Yang menjadi sasaran penyuluhan ini ialah masyarakat desa
khususnya pemuda.
Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) yang
biasa disebut narkoba merupakan jenis obat/zat yang diperlukan di
dalam dunia pengobatan. Akan tetapi apabila dipergunakan tanpa
pembatasan dan pengawasan yang seksama dapat menimbulkan
ketergantungan serta dapat membahayakan kesehatan bahkan jiwa .
Hal inilah yang melatar belakangi kami melakukan penyuluhan di
tingkat pemuda.
Berdasarkan observasi di desa Urundaka bahwa adanya
perilaku dari kalangan pemuda atau remaja sendiri yang dapat
membantu dalam penyebaran narkotika yang dapat menyebabkan
banyaknya korban menjadi kecanduan. Penyebaran tersebut dapat
dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Sebab observasi
yang dilakukan di pasar tradisional yang setiap hari selasa hanya
muncul 1 kali dalam 1 minggu pembelian obat TDR dapat diperjual
belikan dengan bebas tanpa memikirkan bahaya pembeli. Dari hasil
observasi ini yang melatar belakangi kami untuk melakukan
penyuluhan narkoba di Desa Urundaka.
Dalam penyuluhan ini kami berikan pencegahan dan bahaya
menggunakan narkoba serta tanda-tanda gejala kecanduan narkoba
pada masyarakat khususnya muda di desa Urundaka.
a. Pertama kami memberikan info Tanda-tanda sederhana yang
dapat dikenali jika kecanduan narkoba.
1. Perubahan perangai atau perilaku seperti : yang biasanya
periang tiba-tiba menjadi pemurung, mudah tersinggung dan
cepat marah tanpa alasan yang jelas.
2. Sering menguap dan mengantuk, malas, melamun, dan tidak
memperdulikan kebersihan atau penampilan diri.
3. Menjadi tidak disiplin, atau sering kabur, baik dirumah maupun
disekolah.
4. Nilai rapor atau prestasi lainnya turun.
5. bersembunyi di tempat gelap atau sepi agar tidak terlihat
orang.
6. Lebih memilih bergaul dengan orang-orang tertentu saja yang
mempunyai ciri-ciri seperti tanda-tanda diatas.
7. Mencuri apa saja milik orang tua atau saudara untuk membeli
minuman atau obat-obatan terlarang.
8. Sering cemas, mudah stress atau gelisah, sukar tidur.
9. Pelupa, seperti orang bego atau pikun.
10. Mata merah seperti mengantuk terus atau memakai
kacamata hitam.
b. Kedua gejala- gejala menggunakan narkoba.
1. Malas makan, sehingga fisik lemah dan kekurangan gizi.
2. Hidup jorok, sehingga terkena ekzim, penyakit kelamin,
lebih lanjut paru-paru, hepatitis.
3. Sering sakit kepala mual-mual, muntah, murus-murus dan
sulit tidur.
4. Gangguan otot jantung dan TD tinggi.
5. G3 gerak dan keseimbangan tubuh.
6. Lambat kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah.
7. Hilang kepercayaan diri, apatis, penghayal, penuh curiga.
8. Cenderung menyakiti diri bahkan bunuh diri.
Upaya pencegahan terhadap penyalahgunaan narkoba di
kalangan pemuda, sudah seyoginya menjadi tanggung jawab kita
bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan
masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman
narkoba terhadap anak-anak kita. Pendidikan moral dan keagamaan
harus lebih ditekankan kepada siswa. Karena salah satu penyebab
terjerumusnya anak-anak ke hal negatif adalah kurangnya pendidikan
moral dan keagaman sehingga perbuatan tercela pun mereka jalani.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan program profesi Mahasiswa KKNP-Integral Tematik
Posdaya Angkatan 65 Fakultas MIPA Program Studi Farmasi di desa
Urundaka ialah kurang kesadaran masyarakat desa khususnya para
generasi muda tentang bahaya narkoba
6.2 Saran
Diharapkan kepada masyarakat desa Urundaka Kegiatan
pencegahan penyalah gunaan narkotika dan zat adiktif sebaiknya
ditindaklanjuti dengan berbagai pelatihan, misalnya pelatihan efektif
dengan orang tua dan putra-putri.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Amin, Buku Tentang Bahaya Narkoba, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1991.