kti baru
description
Transcript of kti baru
![Page 1: kti baru](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082504/563db8de550346aa9a97b92f/html5/thumbnails/1.jpg)
PERBEDAAN EFEKTIVITAS PERENDAMAN EKSTRAK BUNGA ROSELLA (
HIBISCUS SABDARIFFA ) DAN EKSTRAK LIDAH BUAYA ( ALOE VERA )
TERHADAP PERTUMBUHAN CANDIDA ALBICANS PADA PLAT DASAR
AKRILIK GIGI TIRUAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Gigi tiruan atau protesa adalah adalah gigi palsu pengganti gigi yang hilang akibat
proses pencabutan maupun trauma. Gigi tiruan dibuat untuk menggantikan fungsi rongga
mulut yang hilang. Fungsi tersebut adalah fungsi fonetik, fungsi mastikasi dan fungsi
estetik.( Rahmawan, Dzanuar. Gigi Tiruan. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Jember, 2010).
Gigi tiruan banyak dibuat menggunakan bahan polimer. Polimer dipilih berdasarkan
kestabilan, warna, dan kekompakan dengan jaringan pada rongga mulut. Polimer juga
memiliki ketetapan dimensi serta kestabilan dari protesa lengkap. (Kenneth,2003).
Dukungan gigi tiruan sebagian lepasan berasal dari sandaran oklusal dan basis serta
konektor utama. Sandaran oklusal dapat menyalurkan gaya oklusal langsung ke gigi asli
dimana sandaran tersebut berada. Basis dan konektor utama berfungsi menyalurkan gaya
ke jaringan lunak (Haryanto A. Gunadi, dkk).
Basis gigi tiruan dibuat menggunakan resin akrilik atau polimetil metakrilat. Resin
akrilik yang banyak digunakan sebagai olat dasar akrilik yakni resin akrilik polimerisasi
panas karena memiliki sifat fisis dan mekanik yang baik. Kerugian resin akrilik yakni
![Page 2: kti baru](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082504/563db8de550346aa9a97b92f/html5/thumbnails/2.jpg)
memiliki sifat mikroporositas yang memudahkan sisa makanan menempel pada plat dasar
gigi tiruan (Yulin Lai, dkk 2003).
Sifat mikroporositas resin akrilik selain menyebabkan sisa makanan mudah
menempel, juga mengakibatkan mikroorganisme rongga mulut berkembang biak dengan
adanya sisa makanan yang tidak dibersihkan. Gigi tiruan yang tidak dijaga kebersihannya
akan menimbulkan sisa makanan dan mikoorganisme yang melekat mengiritasi jaringan
lunak disekitar gigi tiruan. Mikroorganisme yang banyak menginfeksi yakni jamur
candida albicans. Masalah yang timbul yakni bau mulut, iritasi pada bagian bawah plat
gigi tiruan serta terjadinya denture stomatitis akibat komplikasi jamur candida albicans
(Indonesian Journal of Dentistry 2008; 15(3):187-189)
Pemakaian gigi tiruan secara terus menerus akan mengakibatkan penumpukan sisa
makanan dan bakteri serta jamur. Pemeliharaan gigi tiruan sangat diperlukan untuk
menjaga kebersihan gigi tiruan. Gigi tiruan dilepas pada malam hari agar mukosa tidak
mengalami iritasi karena pemakaian yang terus menerus. Pembersihan gigi tiruan dengan
menggunakan cara kimiawi, mekanis maupun kombinasi sangat baik untuk
membersihkan sisa makanan dan mikoorganisme yang menempel pada plat (Wagner dan
Kern, 2011).
Pembersihan gigi tiruan secara kimiawi yakni dengan merendam gigi tiruan pada
malam hari ke dalam larutan pembersih. Secara mekanis dengan menyikat gigi tiruan.
Kombinasi mekanis dan kimiawi merupakan cara yang efektif yakni merendam gigi
tiruan kedalam cairan pembersiha kemudian dilakukan penyikatan pada plat maupun
elemen gigi tiruan lainnya (Silvia dkk, 2009).
![Page 3: kti baru](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082504/563db8de550346aa9a97b92f/html5/thumbnails/3.jpg)
Bahan pembersih gigi tiruan yang beredar saat ini yakni sodium hipoklorit. Sodium
Hipoklorit merupakan golongan halogenated. Desinfektan ini adalah larutan yang
berbahan dasar klorin. Sodium Hipoklorit merupakan desinfektan yang memiliki
kemampuan tinggi dalam melawan jamur, bakteri maupun parasit (Smithkline Beecham
Consumer Healthcare, Brrentford, Inggris).
Selain sodium hipoklorit, juga terdapat bahan pembersih lain yakni klorhexidin
glukonat. Klorhexidin glukonat merupakan bahan pembersih berspektrum luas, bekerja
cepat dan toksisitas rendah. Klorhexidin glukonat digunakan dalam bentuk dental gel,
pembersih gigi tiruan dan obat kumur (Majalah Kedokteran Gigi, Unair).
Di Indonesia banyak tanaman yang banyak dimanfaatkan dalam bidang kesehatan.
Disamping bahan kimia sebagai pembersih gigi tiruan, juga terdapat bahan tradisional
yang memiliki kemampuan kerja dalam membunuh mikroorganisme rongga mulut.
Tanaman tersebut salah satunya rosella dan lidah buaya.
Rosella (hibiscus sabdariffa) memiliki lebih dari 300 spesies yang tersebar di daerah
tropis dan non tropis. Rosella dikenal sejak tahun 1922. Rosella memiliki banyak manfaat
dalam bidang ksehatan dan setiap bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan. Manfaat
rosella yakni antikanker, antihipertensi, antikolesterol, antiplasmodik, antidiabetes dan
antibakteri serta antijamur (Maryani dan Kristina, 2009).
Pada bunga rosella terdapat senyawa tosianin, tannin dan saponin yang termasuk golongan
flavonoid yang diketahui memiliki efek antibakteri, antivirus, dan antifungi. Flavonoid
merupakan zat aktif yang mampu menghambat mikroorganisme karena dapat membentuk
senyawa kompleks dengan protein melalui ikatan hydrogen. Zat aktif lainnya yakni fenol
![Page 4: kti baru](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082504/563db8de550346aa9a97b92f/html5/thumbnails/4.jpg)
atau polivenol dan tannin yang bekerja dengan menghambat produksi enzim
mikroorganisme (Mahadevan at all, 2009).
Tanaman lain yang memiliki zat aktif serupa dengan rosella yakni lidah buaya atau
aloe vera. Lidah buaya memiliki lebih dari 350 spesies. Lidah buaya berasal dari Afrika
dan pengembangbiakan tanaman ini sangat mudah. Kandungan terbesar lidah buaya
adalah air (98,5%), karbohidrat, asam amino, tannin dan beberapa zat aktif lain. Bagian
lidah buaya yang benyak dimanfaatkan terletak pada gel lidah buaya (Fahrini, 2007).
Bagian lidah buaya yang benyak dimanfaatkan terletak pada gel lidah buaya. Menurut
Wahyono E dan Kusnandar (2002), lidah buaya memiliki manfaat antiinflamasi,
antijamur, antibakteri, dan membantu proses regenerasi sel. Menurut Fuji L. Pangabean
(2008) juga menyebutkan bahwa manfaat lain lidah buaya yakni sebagai efek antibiotic,
antibakteri, antikanker, antivirus serta antijamur.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin meneliti efektivitas perbandingan
perendaman ekstrak rosella dan ekstrak lidah buaya terhadap pertumbuhan jamur
candida albicans pada plat dasar akrilik gigi tiruan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana efektifitas perbandingan perendaman ekstrak rosella dan lidah buaya
terhadap pertumbuhan jamur candida albicans pada plat dasar akrilik gigi tiruan?
![Page 5: kti baru](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082504/563db8de550346aa9a97b92f/html5/thumbnails/5.jpg)
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui efektivitas perbandingan perendaman ekstrak rosella dan lidah
buaya terhadap pertumbuhan jamur candida albicans pada plat dasar gigi tiruan
D. Manfaat Penelitian
- Manfaat bagi ilmu pengetahuan
1. Menambah khasanah penelitian mengenai perbandingan perendaman ekstrak
rosella dan ekstrak lidah buaya terhadap pertumbuhan jamur camdida pada
plat dasar akrilik gigi tiruan
2. Sebagai dasar penelitian selanjutnya terkait ekstrak rosella dan ekstrak lidah
buaya
- Manfaat bagi masyarakat
1. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kegunaan ekstrak rosella
dan ekstrak lidah buaya terhadap jamur candida pada plat dasar gigi tiruan
2. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai keefektifitasan ekstrak
rosella dan ekstrak lidah buaya dalam menghambat pertumbuhan jamur
candida pada plat dasar gigi tiruan
3. Memberikan informasi mengenai alternative pembersihan gigi tiruan
menggunakan bahan tradisional ekstrak rosella dan ekstrak lidah buaya
![Page 6: kti baru](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082504/563db8de550346aa9a97b92f/html5/thumbnails/6.jpg)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan laboratorium eksperimental dengan
rancangan penelitian post test group design only
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Universitas Gajah Mada Yogyakarta pada bulan Oktober-
November 2014
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
a. Ekstrak bunga rosella
b. Ekstrak lidah buaya
2. Variabel Tergantung
Jumlah candida albicans pada plat dasar akrilik gigi tiruan
3. Variabel Terkendali
a. Jenis akriliki : hot cured
b. Bentuk dan ukuran plat dasar akrilik : akrilik berdiameter 20 mm dengan
ketebalan 2 mm
c. Model pembuatan plat dasar akrilik gigi tiruan
d. Suhu pengeraman candida 37°C dengan waktu 1x24 jam
e. Media pengembangbiakan candida albicans
![Page 7: kti baru](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082504/563db8de550346aa9a97b92f/html5/thumbnails/7.jpg)
f. Waktu perendaman plat dasar akrilik gigi tiruan pada ekstrak rosella dan
ekstrak lidah buaya
g. Konsentrasi ekstrak rosella dan lidah buaya
h. Perendaman plat akrilik pada saliva buatan dengan waktu 1 jam
Definisi Operasional
- Ekstrak Rosella adalah bunga rosella yang dibersihkan kemudian diekstrak
menggunakan metode maserasi di laboratorium farmasi Universitas Gajah
Mada Yogyakarta
- Ekstrak Lidah Buaya adalah batang lidah buaya yang dibersihkan
kemudian diambil daging dari batang lidah buaya kemudian diekstrak
menggunakan metode maserasi di laboratorium farmasi Universitas Gajah
Mada Yogyakarta
- Jamur candida albicans adalah jamur yang di isolate murni di laboratorium
mikrobiologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta
D. Jumlah sampel penelitian
Sampel di lakukan menggunakan rumus sebagai berikut :
(t-1)(n-1) ≥ 15
Keterangan :
t = jumlah perlakuan
n = jumlah ulangan
Dalam penelitian ini diketahui t = 5 yakni ekstrak rosella dengan
konsentrasi 30%, 40%, ekstrak lidah buaya dengan konsentrasi 30%, 40% dan
aquadest sebagai kelompok control, maka perhitungan sebagai berikut :
![Page 8: kti baru](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082504/563db8de550346aa9a97b92f/html5/thumbnails/8.jpg)
(t-1)(n-1) ≥ 15
(5-1)(n-1) ≥ 15
(4)(n-1) ≥ 15
4n-4 ≥ 15
4n ≥ 15 + 4
n ≥ 19/4
n = 4,8
Berdasarkan rumus diatas diperoleh jumlah sampel minimal masih-masing
kelompok adalah 4,8. Namun, agar hasil yang diperoleh akurat makan besar
sampel untuk masing-masing kelompok adalah 5.
E. Alat dan bahan penelitian
Instrument penelitian :
a. Tabung reaksi
b. Ose steril
c. Lampu spirtus
d. Lidi kapas steril
e. Pinset
f. Penggaris
g. Kapas alcohol
h. Cawan petri
i. Rak tabung reaksi
j. Incubator
k. Autoclaft
![Page 9: kti baru](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082504/563db8de550346aa9a97b92f/html5/thumbnails/9.jpg)
l. Bekker glass
m. Pipet ukur 1cc
n. Stellon pot
o. Spatula
p. Vortex mixer
q. Sliding caliper
r. Crownmess
s. Rotary evaporator
t. Colony counter
Bahan penelitian
a. Cms
b. Air
c. Pumice
d. Vaseline
e. Gips
f. Amplas kasar dan halus
g. Larutan aquadest
h. Media Sabouaraund’s agar dan media Brain Heart Infusion
i. Ekstrak Rosella
j. Ekstrak Lidah buaya
k. Cairan dan Serbuk monomer resin akrilik
l. Ethanol 90%
![Page 10: kti baru](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082504/563db8de550346aa9a97b92f/html5/thumbnails/10.jpg)
F. Cara Penelitian
1. Pembuatan plat dasar resin akrilik gigi tiruan
a. Cetakan dibuat dari model malam dengan diameter 20 mm dan ketebalan 2
mm. Model malam ditaman dalam kuvet dan diolesi vaselin. Model malam
dihilangkan untuk mendapatkan mould space
b. Polimer dan monomer resin akrilik dicampur sesuai ketentuan pabrik
c. Campuran tersebut dimasukkan kedalam mould space yang diolesi CMS
pada fase dough. Kemudian dilakukan pengepresan
d. Satu jam setelah packing, dimasukkan kedalam panci berisi air panas
dengan suhu 37°C, kemudian dipanaskan hingga 90°C selama 90 menit lalu
dinaikkan pada suhu 100°C dalam waktu 30 menit
e. Kuvet dibuka, resin akrilik diambil lalu dipoles dengan menggunakan
amplas agar halus
f. Resin akrilik direndam dalam air selama 2x24 jam agar sisa monomer
berkurang
2. Pengembangbiakan candida albicans
Koloni Candida Albicans diperoleh dari biakan yang telah tersedia pada
laboratorium mikrobiologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Koloni
Candida Albicans diambil menggunakan ose steril dan dimasukan kedalam
Brain Heart Infusion. Candida dieramkan selama 48 jam dengan suhu 37°C
sehingga memperoleh suspense candida dengan kekeruhan sesuai Mc
Farland no 1 yang berarti mengandung 1x108 CFU/ml dan diteteskan pada
sabouraud broth
![Page 11: kti baru](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082504/563db8de550346aa9a97b92f/html5/thumbnails/11.jpg)
3. Pembuatan suspensi Sabouraud Broth
Sebanyak 5 gr sabouraud broth ditambah 100 ml aquadest, kemudian
dipanaskan sampai homogeny. Setelah itu ditutup kapas dan dilakukan
sterilisasi basah dengan autoclaft pada suhu 121°C selama 15 menit sesuai
aturan pabrik
4. Pembuatan ekstrak rosella
a. Sediakan kelopak bunga rosella sebanyak 700 mg
b. Kelopak rosella dikeringkan selama 10 hari dengan suhu kamar
c. Kelopak kering dimasukkan kedalam toples kaca lalu direndam dengan
ethanol 90% kemudian diaduk dan toples kaca ditutup rapat dengan
alumuniom foil
d. Diamkan 3x24 jam dengan pengadukan setiap harinya
e. Lakukan pemisahan ampas dengan filtratnya untuk memperoleh ekstrak
rosella
f. Selanjutnya ekstrak dituangkan pada cawan porselen dan diuapkan dengan
penangas kemudian diangin-anginkan pada suhu kamar
5. Pembuatan ekstrak lidah buaya
a. Lidah buaya segar dicuci kemudia disterilkan menggunakan alkohol,
kemudian dipotong-potong
b. Lidah buaya dikeringkan didalam oven bersuhu 55°C
c. Proses pengeringan ini berlangsung 4-5 hari hingga lidah buaya berwarna
kecokelatan
![Page 12: kti baru](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082504/563db8de550346aa9a97b92f/html5/thumbnails/12.jpg)
d. Hasil yang diperoleh kemudian diperkolas-maserasi mengguanakan
methanol selama 24 jam
e. Kemudian dilakukan vacuum evaporasi menggunakan evaporator putar
f. Selanjutnya dilakukan kematografi untuk mendapatkan zat aktif pada
ekstrak lidah buaya
6. Pengenceran
Pengenceran dilakukan untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak rosella dan
ekstrak lidah buaya yang digunakan untuk melihat Uji Daya Hambat
Minimun (DHM) terhadap pertumbuhan candidia albicans pada plat dasar
akrilik. Dalam penelitian ini dilakukan pengenceran ekstrak rosella dan
ekstrak lidah buaya dengan konsentrasi 30% dan 40%
7. Jumlah subyek penelitian, yaitu :
a. Kelompok A direndam dalam ekstrak rosella dengan konsentrasi 30%
selama 8 jam pada suhu 37°C
b. Kelompok B direndam dalam ekstrak rosella dengan konsentrasi 40%
selama 8 jam pada suhu 37°C
c. Kelompok C direndam dalam ekstrak lidah buaya dengan konsentrasi
30% selama 8 jam pada suhu 37°C
d. Kelompok D direndam dalam ekstrak lidah buaya dengan konsentrasi
40% selama 8 jam pada suhu 37°C
e. Kelompok E direndam dalam aquadest selama 8 jam pada suhu 37°C
sebagai kelompok kontrol
![Page 13: kti baru](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082504/563db8de550346aa9a97b92f/html5/thumbnails/13.jpg)
8. Perendaman plat dasar akrilik gigi tiuran kedalam ekstrak
Resin akrilik yang berbentuk cakram dengan diameter 10 mm dan tebal 2
mm sebanyak 21 buah dibagi menjadi 5 kelompok, dengan kelompok
ekstrak rosella 30% (5 buah), 40% (5 buah ), ekstrak lidah buaya 30% (5
buah), 40% (5 buah) dan aquadest sebagai kelompok kontol (1 buah) .
Cakram resin akrilik direndam dalam air 24 jam kemudian disterilkan
dengan alkohol 70% dan direndam dalam saliva buatan selama 1 jam.
Cakram resin dikeringkan kemudian direndam dalam 10 ml suspensi
candida albicans 108 CFU/ml selama 24 jam dengan suhu 37°C. Kemudian
plat resin akrilik direndam ke dalam masing-masing kelompok yakni 30%
dan 40% ekstrak rosella, ekstrak lidah buaya dan aquadest selama 8 jam
dalam suhu 37°C. Cakram dikeluarkan kemudian dibilas dengan aquadest
steril,kemudian dimasukkan kedalam tabung berisi 10 ml aquadest steril
dengan menggunakan pinset steril lalu dikocok selama 1 menit
menggunakan vorter mixer. Masing- masing tabung dilakukan pengenceran
seri sampai mencapai suspensi candida albicans 10-3 CFU/ml.
Dengan cara sebagai berikut :
a. Pengenceran pertama (10-1) dari tabung reaksi no 1 diperoleh dengan
cara memasukkan 1 ml larutan dari tabung reaksi no 1 kedalam tabung
reaksi dengan 9 ml aquadest steril
b. Pengenceran selanjutnya (10-2) dari tabung reaksi no 2 diperoleh
dengan cara memasukkan 1 ml larutan dari tabung reaksi no 1 kedalam
tabung reaksi dengan 9 ml aquadest steril
![Page 14: kti baru](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082504/563db8de550346aa9a97b92f/html5/thumbnails/14.jpg)
c. Pengenceran selanjutnya (10-3) dari tabung reaksi no 2 diperoleh
dengan cara memasukkan 1 ml larutan dari tabung reaksi no 3 kedalam
tabung reaksi dengan 9 ml aquadest steril
G. Analisa Data
Dalam penelitian ini, data yang didapatkan menggunakan kolmograv smirnov
menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih besar 0,05(p>0,05) untuk
menentukkan apakah data berdistribusi normal. Apabila data normal
menggunakan one way anova dengan tingkat kepercayaan 95% (a=0,05) untuk
mengetahui pengaruh tiap kelompok (Hendrijati, 1997).
Untuk mengetahui perbedaan tiap kelompok digunakan uji post hoc one way
anova, yaitu dengan uji Least Significance Different (LSD) dengan taraf
kemaknaan 95% (p<0,05).
![Page 15: kti baru](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082504/563db8de550346aa9a97b92f/html5/thumbnails/15.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. GIGI TIRUAN
Gigi tiruan