kti baru

21
PERBEDAAN EFEKTIVITAS PERENDAMAN EKSTRAK BUNGA ROSELLA ( HIBISCUS SABDARIFFA ) DAN EKSTRAK LIDAH BUAYA ( ALOE VERA ) TERHADAP PERTUMBUHAN CANDIDA ALBICANS PADA PLAT DASAR AKRILIK GIGI TIRUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gigi tiruan atau protesa adalah adalah gigi palsu pengganti gigi yang hilang akibat proses pencabutan maupun trauma. Gigi tiruan dibuat untuk menggantikan fungsi rongga mulut yang hilang. Fungsi tersebut adalah fungsi fonetik, fungsi mastikasi dan fungsi estetik.( Rahmawan, Dzanuar. Gigi Tiruan. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, 2010). Gigi tiruan banyak dibuat menggunakan bahan polimer. Polimer dipilih berdasarkan kestabilan, warna, dan kekompakan dengan jaringan pada rongga mulut. Polimer juga memiliki ketetapan dimensi serta kestabilan dari protesa lengkap. (Kenneth,2003).

description

hhfgghhjg

Transcript of kti baru

Page 1: kti baru

PERBEDAAN EFEKTIVITAS PERENDAMAN EKSTRAK BUNGA ROSELLA (

HIBISCUS SABDARIFFA ) DAN EKSTRAK LIDAH BUAYA ( ALOE VERA )

TERHADAP PERTUMBUHAN CANDIDA ALBICANS PADA PLAT DASAR

AKRILIK GIGI TIRUAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Gigi tiruan atau protesa adalah adalah gigi palsu pengganti gigi yang hilang akibat

proses pencabutan maupun trauma. Gigi tiruan dibuat untuk menggantikan fungsi rongga

mulut yang hilang. Fungsi tersebut adalah fungsi fonetik, fungsi mastikasi dan fungsi

estetik.( Rahmawan, Dzanuar. Gigi Tiruan. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Jember, 2010).

Gigi tiruan banyak dibuat menggunakan bahan polimer. Polimer dipilih berdasarkan

kestabilan, warna, dan kekompakan dengan jaringan pada rongga mulut. Polimer juga

memiliki ketetapan dimensi serta kestabilan dari protesa lengkap. (Kenneth,2003).

Dukungan gigi tiruan sebagian lepasan berasal dari sandaran oklusal dan basis serta

konektor utama. Sandaran oklusal dapat menyalurkan gaya oklusal langsung ke gigi asli

dimana sandaran tersebut berada. Basis dan konektor utama berfungsi menyalurkan gaya

ke jaringan lunak (Haryanto A. Gunadi, dkk).

Basis gigi tiruan dibuat menggunakan resin akrilik atau polimetil metakrilat. Resin

akrilik yang banyak digunakan sebagai olat dasar akrilik yakni resin akrilik polimerisasi

panas karena memiliki sifat fisis dan mekanik yang baik. Kerugian resin akrilik yakni

Page 2: kti baru

memiliki sifat mikroporositas yang memudahkan sisa makanan menempel pada plat dasar

gigi tiruan (Yulin Lai, dkk 2003).

Sifat mikroporositas resin akrilik selain menyebabkan sisa makanan mudah

menempel, juga mengakibatkan mikroorganisme rongga mulut berkembang biak dengan

adanya sisa makanan yang tidak dibersihkan. Gigi tiruan yang tidak dijaga kebersihannya

akan menimbulkan sisa makanan dan mikoorganisme yang melekat mengiritasi jaringan

lunak disekitar gigi tiruan. Mikroorganisme yang banyak menginfeksi yakni jamur

candida albicans. Masalah yang timbul yakni bau mulut, iritasi pada bagian bawah plat

gigi tiruan serta terjadinya denture stomatitis akibat komplikasi jamur candida albicans

(Indonesian Journal of Dentistry 2008; 15(3):187-189)

Pemakaian gigi tiruan secara terus menerus akan mengakibatkan penumpukan sisa

makanan dan bakteri serta jamur. Pemeliharaan gigi tiruan sangat diperlukan untuk

menjaga kebersihan gigi tiruan. Gigi tiruan dilepas pada malam hari agar mukosa tidak

mengalami iritasi karena pemakaian yang terus menerus. Pembersihan gigi tiruan dengan

menggunakan cara kimiawi, mekanis maupun kombinasi sangat baik untuk

membersihkan sisa makanan dan mikoorganisme yang menempel pada plat (Wagner dan

Kern, 2011).

Pembersihan gigi tiruan secara kimiawi yakni dengan merendam gigi tiruan pada

malam hari ke dalam larutan pembersih. Secara mekanis dengan menyikat gigi tiruan.

Kombinasi mekanis dan kimiawi merupakan cara yang efektif yakni merendam gigi

tiruan kedalam cairan pembersiha kemudian dilakukan penyikatan pada plat maupun

elemen gigi tiruan lainnya (Silvia dkk, 2009).

Page 3: kti baru

Bahan pembersih gigi tiruan yang beredar saat ini yakni sodium hipoklorit. Sodium

Hipoklorit merupakan golongan halogenated. Desinfektan ini adalah larutan yang

berbahan dasar klorin. Sodium Hipoklorit merupakan desinfektan yang memiliki

kemampuan tinggi dalam melawan jamur, bakteri maupun parasit (Smithkline Beecham

Consumer Healthcare, Brrentford, Inggris).

Selain sodium hipoklorit, juga terdapat bahan pembersih lain yakni klorhexidin

glukonat. Klorhexidin glukonat merupakan bahan pembersih berspektrum luas, bekerja

cepat dan toksisitas rendah. Klorhexidin glukonat digunakan dalam bentuk dental gel,

pembersih gigi tiruan dan obat kumur (Majalah Kedokteran Gigi, Unair).

Di Indonesia banyak tanaman yang banyak dimanfaatkan dalam bidang kesehatan.

Disamping bahan kimia sebagai pembersih gigi tiruan, juga terdapat bahan tradisional

yang memiliki kemampuan kerja dalam membunuh mikroorganisme rongga mulut.

Tanaman tersebut salah satunya rosella dan lidah buaya.

Rosella (hibiscus sabdariffa) memiliki lebih dari 300 spesies yang tersebar di daerah

tropis dan non tropis. Rosella dikenal sejak tahun 1922. Rosella memiliki banyak manfaat

dalam bidang ksehatan dan setiap bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan. Manfaat

rosella yakni antikanker, antihipertensi, antikolesterol, antiplasmodik, antidiabetes dan

antibakteri serta antijamur (Maryani dan Kristina, 2009).

Pada bunga rosella terdapat senyawa tosianin, tannin dan saponin yang termasuk golongan

flavonoid yang diketahui memiliki efek antibakteri, antivirus, dan antifungi. Flavonoid

merupakan zat aktif yang mampu menghambat mikroorganisme karena dapat membentuk

senyawa kompleks dengan protein melalui ikatan hydrogen. Zat aktif lainnya yakni fenol

Page 4: kti baru

atau polivenol dan tannin yang bekerja dengan menghambat produksi enzim

mikroorganisme (Mahadevan at all, 2009).

Tanaman lain yang memiliki zat aktif serupa dengan rosella yakni lidah buaya atau

aloe vera. Lidah buaya memiliki lebih dari 350 spesies. Lidah buaya berasal dari Afrika

dan pengembangbiakan tanaman ini sangat mudah. Kandungan terbesar lidah buaya

adalah air (98,5%), karbohidrat, asam amino, tannin dan beberapa zat aktif lain. Bagian

lidah buaya yang benyak dimanfaatkan terletak pada gel lidah buaya (Fahrini, 2007).

Bagian lidah buaya yang benyak dimanfaatkan terletak pada gel lidah buaya. Menurut

Wahyono E dan Kusnandar (2002), lidah buaya memiliki manfaat antiinflamasi,

antijamur, antibakteri, dan membantu proses regenerasi sel. Menurut Fuji L. Pangabean

(2008) juga menyebutkan bahwa manfaat lain lidah buaya yakni sebagai efek antibiotic,

antibakteri, antikanker, antivirus serta antijamur.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin meneliti efektivitas perbandingan

perendaman ekstrak rosella dan ekstrak lidah buaya terhadap pertumbuhan jamur

candida albicans pada plat dasar akrilik gigi tiruan.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana efektifitas perbandingan perendaman ekstrak rosella dan lidah buaya

terhadap pertumbuhan jamur candida albicans pada plat dasar akrilik gigi tiruan?

Page 5: kti baru

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui efektivitas perbandingan perendaman ekstrak rosella dan lidah

buaya terhadap pertumbuhan jamur candida albicans pada plat dasar gigi tiruan

D. Manfaat Penelitian

- Manfaat bagi ilmu pengetahuan

1. Menambah khasanah penelitian mengenai perbandingan perendaman ekstrak

rosella dan ekstrak lidah buaya terhadap pertumbuhan jamur camdida pada

plat dasar akrilik gigi tiruan

2. Sebagai dasar penelitian selanjutnya terkait ekstrak rosella dan ekstrak lidah

buaya

- Manfaat bagi masyarakat

1. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kegunaan ekstrak rosella

dan ekstrak lidah buaya terhadap jamur candida pada plat dasar gigi tiruan

2. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai keefektifitasan ekstrak

rosella dan ekstrak lidah buaya dalam menghambat pertumbuhan jamur

candida pada plat dasar gigi tiruan

3. Memberikan informasi mengenai alternative pembersihan gigi tiruan

menggunakan bahan tradisional ekstrak rosella dan ekstrak lidah buaya

Page 6: kti baru

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan laboratorium eksperimental dengan

rancangan penelitian post test group design only

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Universitas Gajah Mada Yogyakarta pada bulan Oktober-

November 2014

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

a. Ekstrak bunga rosella

b. Ekstrak lidah buaya

2. Variabel Tergantung

Jumlah candida albicans pada plat dasar akrilik gigi tiruan

3. Variabel Terkendali

a. Jenis akriliki : hot cured

b. Bentuk dan ukuran plat dasar akrilik : akrilik berdiameter 20 mm dengan

ketebalan 2 mm

c. Model pembuatan plat dasar akrilik gigi tiruan

d. Suhu pengeraman candida 37°C dengan waktu 1x24 jam

e. Media pengembangbiakan candida albicans

Page 7: kti baru

f. Waktu perendaman plat dasar akrilik gigi tiruan pada ekstrak rosella dan

ekstrak lidah buaya

g. Konsentrasi ekstrak rosella dan lidah buaya

h. Perendaman plat akrilik pada saliva buatan dengan waktu 1 jam

Definisi Operasional

- Ekstrak Rosella adalah bunga rosella yang dibersihkan kemudian diekstrak

menggunakan metode maserasi di laboratorium farmasi Universitas Gajah

Mada Yogyakarta

- Ekstrak Lidah Buaya adalah batang lidah buaya yang dibersihkan

kemudian diambil daging dari batang lidah buaya kemudian diekstrak

menggunakan metode maserasi di laboratorium farmasi Universitas Gajah

Mada Yogyakarta

- Jamur candida albicans adalah jamur yang di isolate murni di laboratorium

mikrobiologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta

D. Jumlah sampel penelitian

Sampel di lakukan menggunakan rumus sebagai berikut :

(t-1)(n-1) ≥ 15

Keterangan :

t = jumlah perlakuan

n = jumlah ulangan

Dalam penelitian ini diketahui t = 5 yakni ekstrak rosella dengan

konsentrasi 30%, 40%, ekstrak lidah buaya dengan konsentrasi 30%, 40% dan

aquadest sebagai kelompok control, maka perhitungan sebagai berikut :

Page 8: kti baru

(t-1)(n-1) ≥ 15

(5-1)(n-1) ≥ 15

(4)(n-1) ≥ 15

4n-4 ≥ 15

4n ≥ 15 + 4

n ≥ 19/4

n = 4,8

Berdasarkan rumus diatas diperoleh jumlah sampel minimal masih-masing

kelompok adalah 4,8. Namun, agar hasil yang diperoleh akurat makan besar

sampel untuk masing-masing kelompok adalah 5.

E. Alat dan bahan penelitian

Instrument penelitian :

a. Tabung reaksi

b. Ose steril

c. Lampu spirtus

d. Lidi kapas steril

e. Pinset

f. Penggaris

g. Kapas alcohol

h. Cawan petri

i. Rak tabung reaksi

j. Incubator

k. Autoclaft

Page 9: kti baru

l. Bekker glass

m. Pipet ukur 1cc

n. Stellon pot

o. Spatula

p. Vortex mixer

q. Sliding caliper

r. Crownmess

s. Rotary evaporator

t. Colony counter

Bahan penelitian

a. Cms

b. Air

c. Pumice

d. Vaseline

e. Gips

f. Amplas kasar dan halus

g. Larutan aquadest

h. Media Sabouaraund’s agar dan media Brain Heart Infusion

i. Ekstrak Rosella

j. Ekstrak Lidah buaya

k. Cairan dan Serbuk monomer resin akrilik

l. Ethanol 90%

Page 10: kti baru

F. Cara Penelitian

1. Pembuatan plat dasar resin akrilik gigi tiruan

a. Cetakan dibuat dari model malam dengan diameter 20 mm dan ketebalan 2

mm. Model malam ditaman dalam kuvet dan diolesi vaselin. Model malam

dihilangkan untuk mendapatkan mould space

b. Polimer dan monomer resin akrilik dicampur sesuai ketentuan pabrik

c. Campuran tersebut dimasukkan kedalam mould space yang diolesi CMS

pada fase dough. Kemudian dilakukan pengepresan

d. Satu jam setelah packing, dimasukkan kedalam panci berisi air panas

dengan suhu 37°C, kemudian dipanaskan hingga 90°C selama 90 menit lalu

dinaikkan pada suhu 100°C dalam waktu 30 menit

e. Kuvet dibuka, resin akrilik diambil lalu dipoles dengan menggunakan

amplas agar halus

f. Resin akrilik direndam dalam air selama 2x24 jam agar sisa monomer

berkurang

2. Pengembangbiakan candida albicans

Koloni Candida Albicans diperoleh dari biakan yang telah tersedia pada

laboratorium mikrobiologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Koloni

Candida Albicans diambil menggunakan ose steril dan dimasukan kedalam

Brain Heart Infusion. Candida dieramkan selama 48 jam dengan suhu 37°C

sehingga memperoleh suspense candida dengan kekeruhan sesuai Mc

Farland no 1 yang berarti mengandung 1x108 CFU/ml dan diteteskan pada

sabouraud broth

Page 11: kti baru

3. Pembuatan suspensi Sabouraud Broth

Sebanyak 5 gr sabouraud broth ditambah 100 ml aquadest, kemudian

dipanaskan sampai homogeny. Setelah itu ditutup kapas dan dilakukan

sterilisasi basah dengan autoclaft pada suhu 121°C selama 15 menit sesuai

aturan pabrik

4. Pembuatan ekstrak rosella

a. Sediakan kelopak bunga rosella sebanyak 700 mg

b. Kelopak rosella dikeringkan selama 10 hari dengan suhu kamar

c. Kelopak kering dimasukkan kedalam toples kaca lalu direndam dengan

ethanol 90% kemudian diaduk dan toples kaca ditutup rapat dengan

alumuniom foil

d. Diamkan 3x24 jam dengan pengadukan setiap harinya

e. Lakukan pemisahan ampas dengan filtratnya untuk memperoleh ekstrak

rosella

f. Selanjutnya ekstrak dituangkan pada cawan porselen dan diuapkan dengan

penangas kemudian diangin-anginkan pada suhu kamar

5. Pembuatan ekstrak lidah buaya

a. Lidah buaya segar dicuci kemudia disterilkan menggunakan alkohol,

kemudian dipotong-potong

b. Lidah buaya dikeringkan didalam oven bersuhu 55°C

c. Proses pengeringan ini berlangsung 4-5 hari hingga lidah buaya berwarna

kecokelatan

Page 12: kti baru

d. Hasil yang diperoleh kemudian diperkolas-maserasi mengguanakan

methanol selama 24 jam

e. Kemudian dilakukan vacuum evaporasi menggunakan evaporator putar

f. Selanjutnya dilakukan kematografi untuk mendapatkan zat aktif pada

ekstrak lidah buaya

6. Pengenceran

Pengenceran dilakukan untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak rosella dan

ekstrak lidah buaya yang digunakan untuk melihat Uji Daya Hambat

Minimun (DHM) terhadap pertumbuhan candidia albicans pada plat dasar

akrilik. Dalam penelitian ini dilakukan pengenceran ekstrak rosella dan

ekstrak lidah buaya dengan konsentrasi 30% dan 40%

7. Jumlah subyek penelitian, yaitu :

a. Kelompok A direndam dalam ekstrak rosella dengan konsentrasi 30%

selama 8 jam pada suhu 37°C

b. Kelompok B direndam dalam ekstrak rosella dengan konsentrasi 40%

selama 8 jam pada suhu 37°C

c. Kelompok C direndam dalam ekstrak lidah buaya dengan konsentrasi

30% selama 8 jam pada suhu 37°C

d. Kelompok D direndam dalam ekstrak lidah buaya dengan konsentrasi

40% selama 8 jam pada suhu 37°C

e. Kelompok E direndam dalam aquadest selama 8 jam pada suhu 37°C

sebagai kelompok kontrol

Page 13: kti baru

8. Perendaman plat dasar akrilik gigi tiuran kedalam ekstrak

Resin akrilik yang berbentuk cakram dengan diameter 10 mm dan tebal 2

mm sebanyak 21 buah dibagi menjadi 5 kelompok, dengan kelompok

ekstrak rosella 30% (5 buah), 40% (5 buah ), ekstrak lidah buaya 30% (5

buah), 40% (5 buah) dan aquadest sebagai kelompok kontol (1 buah) .

Cakram resin akrilik direndam dalam air 24 jam kemudian disterilkan

dengan alkohol 70% dan direndam dalam saliva buatan selama 1 jam.

Cakram resin dikeringkan kemudian direndam dalam 10 ml suspensi

candida albicans 108 CFU/ml selama 24 jam dengan suhu 37°C. Kemudian

plat resin akrilik direndam ke dalam masing-masing kelompok yakni 30%

dan 40% ekstrak rosella, ekstrak lidah buaya dan aquadest selama 8 jam

dalam suhu 37°C. Cakram dikeluarkan kemudian dibilas dengan aquadest

steril,kemudian dimasukkan kedalam tabung berisi 10 ml aquadest steril

dengan menggunakan pinset steril lalu dikocok selama 1 menit

menggunakan vorter mixer. Masing- masing tabung dilakukan pengenceran

seri sampai mencapai suspensi candida albicans 10-3 CFU/ml.

Dengan cara sebagai berikut :

a. Pengenceran pertama (10-1) dari tabung reaksi no 1 diperoleh dengan

cara memasukkan 1 ml larutan dari tabung reaksi no 1 kedalam tabung

reaksi dengan 9 ml aquadest steril

b. Pengenceran selanjutnya (10-2) dari tabung reaksi no 2 diperoleh

dengan cara memasukkan 1 ml larutan dari tabung reaksi no 1 kedalam

tabung reaksi dengan 9 ml aquadest steril

Page 14: kti baru

c. Pengenceran selanjutnya (10-3) dari tabung reaksi no 2 diperoleh

dengan cara memasukkan 1 ml larutan dari tabung reaksi no 3 kedalam

tabung reaksi dengan 9 ml aquadest steril

G. Analisa Data

Dalam penelitian ini, data yang didapatkan menggunakan kolmograv smirnov

menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih besar 0,05(p>0,05) untuk

menentukkan apakah data berdistribusi normal. Apabila data normal

menggunakan one way anova dengan tingkat kepercayaan 95% (a=0,05) untuk

mengetahui pengaruh tiap kelompok (Hendrijati, 1997).

Untuk mengetahui perbedaan tiap kelompok digunakan uji post hoc one way

anova, yaitu dengan uji Least Significance Different (LSD) dengan taraf

kemaknaan 95% (p<0,05).

Page 15: kti baru

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. GIGI TIRUAN

Gigi tiruan