Ks02 ide cerita
-
Upload
maurice-chavez -
Category
Education
-
view
27 -
download
1
Transcript of Ks02 ide cerita
Selamat datang di Klinik Skenario!!
Kerjasama dengan
Kelas menulis Online, bulan Ramadhan 2015
Bersama Bang jek
Assalamualaikum dan selamat datang kembali!!
Pengantar
Selamat datang kembali, semoga dalam keadaan sehat. Pelajaran kali ini sebenarnya masih seputar pesan. Saya pribadi ingin sekali menerapkan sebuah pemahaman yang sangat mendalam tentang pemahaman “pesan” ini, terutama dengan cara mengolah pesan dalam bentuk “cerita”.
Banyak sekali kawan - kawan penulis dengan percaya diri dengan merangkai kata – kata dan mengarang sebuah cerita namun sering kali gagal, atau tidak sampai karena belum paham unsur - unsur cerita. Kali ini kita lebih mendalami unsur media “cerita”, semoga bisa terus mengikuti.
Zakki
Mari mengulas kembali
Cerita itu media, dan kita sebenarnya mencoba memasukan pesan dalam media ini. Medium is the message, bahwa saran dan perantara juga sebuah pesan, “jadi pesan di dalam pesan”
Semua itu media, semua itu pesan, dan semua itu sama; “semua itu memiliki nilai”
Pesan dalam pesan
Tugas seorang penulis harus mampu menyampaikan pesan... Dan hal ini adalah sebuah gambaran besar tentang komunikasi yakni cara yang efektif untuk “menyebarkan pesan” Siklus pesan antara penulis dan pembaca mengalami kecepatan yang tinggi. Menunjukan bahwa penulis adalah juga pembaca, dan sebaliknya.
Pesan bertujuan mempengaruhi pembaca, dan itu hanya terjadi bila Penulis mampu mengarang cerita dengan baik. Ketika pesan ditolak, maka pesan harus diolah kembali dan mengalami perubahan sesuai keadaan pembaca. Mengubah pesan ini hanya bisa terjadi ketika penulis merubah ide-nya. Penulis pun mengalami perubahan, sehingga ide-nya pun berubah. Pesan yang baik mampu menyesuaikan dengan keadaan masyarakat. Pesan yang baik adalah cerita tentang perubahan. Pesan yang baik datang dari penulis yang mengalami perubahan.
Merubah dunia dimulai dari dalam diri
Pemahaman tentang perubahan ditandai
dengan melepaskan cara lama
Lalu apa langkah selanjutnya?
Pemahaman pesan, baru sebuah langkah pertama. Sebelum kita bisa melangkah lebih lanjut ada baiknya kita memahami struktur dari wacana “cerita” Struktur, menyangkut dua hal yakni komunikasi (pesan dan media, menyampaikan) dan etika (prihal nilai, dan menempatkannya)
Struktur itu seperti
tulang belakang
Struktur menopang sebuah “pesan” secara mendasar, tanpa adanya struktur maka cerita tidak bisa “berdiri”, tidak akan pernah ada
Cerita itu pesan, dan seperti halnya bahasa,
semua itu punya aturannya
Struktur kuat bisa menopang
Beban yang berat
Tapiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii…
Analogi; pesan yang harus “kokoh” atau “kuat” ini
sudah kuno Lalu pesan
harus gimana?
" Janganlah berbentuk seperti air. Ketika dituangkan ke dalam cangkir, (air) menjadi cangkir. Ketika dituangkan ke dalam botol, itu menjadi botol. Ketika dituangkan ke dalam teko , itu menjadi teko . Air dapat menetes dan dapat menghantam. Jadilah seperti air. "
Bruce Lee
Pesan itu Harus bisa “menyesuaikan”
(神奈川沖浪裏 Kanagawa Oki Nami Ura) ombak besar Kanagawa oleh Hokusai, 1830
Salah satu kutipan Bruce Lee, yang terkenal dalam menerapkan ajaran seni bela diri yang bernama “Jeet kun do” sangat sarat dengan nilai nilai “perubahan” atau “adaptasi” atau bagaimana kita bisa mencapai kekokohan dengan kemampuan berubah. Dia menggunakan perumpamaan air yang tidak berbentuk, dan dapat mengikuti bentuk apa saja yang dikehendaki sesuai keinginannya. Air tidak hanya bisa menjadi lembut tetapi juga bisa menjadi kasar (water can flow and water can crash) dan brutal. Perumpamaan air ini juga adalah contoh kekuatan cerita
Cerita adalah Bentuk perubahan
pesan
Cerita itu harus menyebar dan dapat diterima oleh
semua kalangan…
“Kuat” seperti halnya “lentur”
Kelenturan dalam menyampaikan pesan itu
adalah kemampuan “adaptif”
Bertahan hidup dengan menyesuaikan keadaan
Adaptasi adalah perubahan fisik menyesuaikan dengan keadaan. Bila pesan ada “biji” yang menjadi intisari, maka kemampuan jelajah biji adalah kekuatan cangkangnya yang melindungi, menarik dan memungkinkan biji bisa menempuh jarak yang jauh
Cerita disesuaikan dengan keadaan, penonton, pasar, pembaca, minat, bahasa dsb agar bisa diterima dengan baik. Pesan yang baik adalah pesan dapat diterima secara umum, dan cerita adalah bagaimana cerita itu bisa disampaikan.
“cerita yang baik” mampu mengantarkan pesan kemanapun
Pesan Cerita yang baik mudah dimengerti oleh
siapa saja
Penting!!
Pesan itu ibarat biji yang ditanamkan
Dan pesan yang baik, mampu menyebar …
…dan tumbuh dimana mana
Pesan dalam cerita Seperti halnya biji dalam
cangkang
Pesan dalam pesan; adalah sebuah cara pemahaman struktur mengenai “isi” dari nilai. Atau lebih dikenal dengan nama intisari. Inilah yang menjadi inti yang paling terdalam
Semua-nya Memiliki nilai medium is the message
?
“intisari”
Cerita memiliki intisari (premis) yang menjadi
pesan utama
Penting!!
“Atlas Supporting the Heavens” by Peter Paul Rubens 1635–1640
Kekuatan sebuah premis itu tidak hanya kemampuan-nya untuk bisa menciptakan pesan yang mampu mem-penetrasi khalayak, tetapi juga mampu untuk bisa menopang sebuah “cerita” secara keseluruhan. Premis yang kuat adalah premis yang mampu bertahan dan beradaptasi, dalam sebuah cerita yang bagaimanapun, mengandung nilai yang sangat universal sehingga mampu merubah dirinya sesuai dengan kebutuhan. Pemahaman struktur cerita, dimulai dari pemahaman premis yang baik. Jika premis “lemah” akhirnya cerita tidak mampu mem-penetrasi khalayak dan gagal menyampaikan pesan. Tidak ada cerita yang lemah, karena cerita dimulai dari intisarinya, yakni premis.
Pesan yang kuat mampu
menyokong sebuah
“Kepercayaan”
Cerita yang gagal Bermula dari
Premis yang lemah
Mitos Yunani tentang kekuatan alam semesta ini diceritakan melalui tokoh raksasa atau “titan” yang bernama Atlas. Atas hukuman para dewa dia dibebankan untuk memanggul segala isi alam semesta, selamanya.
Cerita diciptakan dengan sebuah struktur
Pesan yang efektif adalah pesan yang dapat
dimengerti dan dipahami semua orang
“Cerita”
adalah
bahasa universal
Film menggunakan struktur dasar “cerita
Tapi sebelum masuk ke sekrip film mari kita pahami dulu bentuk
cerita
Struktur terbagi atas element dan aspek cerita
Cerita itu memiliki elemen a.l:
Element cerita (story element)
Character (TOKOH)
Desire (HASRAT)
Conflict (MASALAH)
Kepala patung Odesseus dari Pameran “the Illiade” di Colosseum 2006.
Odysseus atau Ulysses adalah seorang tokoh dari sebuah cerita pada mitos Yunani yang menceritakan seorang Jendral yang berangkat untuk berperang ke negeri Troy. Menggunakan sebuah patung kuda sebagai tempat berseumbunyi tentaranya (Trojan horse) untuk menyelinap masuk ke dalam pertahanan yang sangat ketat dia memenangkan perang dan pulang ke Ithaca. Perjalanan pulang ini memakan waktu hingga 10 tahun yang sengaja dipermainkan oleh para Dewa. Perjalanan yang sangat jauh ini dinamakan “Odyssey”. Di dalam perjalanan dia harus menghadapi Cyclop, kebuasaan makhlut laut Scylla, dan godaan para Siren.
Odysseus and the Sirens oleh John William Waterhouse 1891 Keinginan Odysseus untuk pulang dan halangan yang harus dia hadapi dalam perjalanan ini menyampaikan nilai keberanian, kecerdikan dan keteguhan.
Odysseus Diserap oleh
bahasa inggris jadi ;Odyssey
Pesan itu disampaikan dengan menyisipkan “nilai” pada cerita
VS
Bedakan antara Cerita dan berita
Bang Jek makan mie ayam, di depan rumah Bang Jek makan mie ayam seharga 5 juta Bang Jek ingin makan mie ayam, tapi ngga punya uang buat membelinya
Berita itu apa adanya
Berita
Bang Jek yang di Bandung, kangen ingin makan nasi goreng buatan bang Toha di Depok Untuk membeli tiket mudik, Bang Jek akan memasak hidangan “mie goreng spesial” seharga 5 juta Demi membeli mie ayam kesukaanya, Bang Jek akhirnya mendadak Ngojek
Cerita itu ada Unsur “nilai”
Cerita
Sebuah cerita adalah permukaan, dan apa yang dikenal dengan “pesan” cerita seharusnya menjadi sesuatu dibawah permukaan. Ernest Hemingway, mengatakan bahwa penulis harus mampu “mengarang” atau “meracik” permukaan, agar pembacanya menyelami “nilai” “pesan” adalah Aspek cerita, yakni konsep tentang rasio atau besar kecilnya “nilai” yang bisa disampaikan dalam sebuah ceriya.Aspek ini akan dibahas dalam materi selanjutnya. Cerita bisa dikatakan sebagai propaganda dar sebuah nilai, yakni karangan fiksi yang diciptakan dengan sengaja untuk bisa masuk ke dalam pembaca dengan cara menyusupi dengan konsep cerita. Hemingway yang sebelumnya jurnalis terlatih untuk menulis berita yang dapat membentuk rasa terhadap pembacanya. Di Indonesia, gaya penyampaian berita ini dikenal dengan nama “Jurnalisme sastrawi”. Yakni mengolah berita dan menghubungkan dengan nilai lokal sehingga dapat menciptakan rasa. Nilai itu ghaib!
hiiiiiiiiiii medium is the message
aspect elements factor
Bagian dari sebuah keseluruhan yang memiliki rasio
Sebuah konsep tentang bagian bagian yang didasari oleh sebuah “pemahaman”
Bagian dari sebuah keseluruhan yang tidak memiliki rasio
Pesan itu Apa yang dirasakan
Cerita itu Apa yang kelihatan
Bedanya berita dengan cerita
Adanya RASA; emosi, harapan, cita cita, inspirasi,
Berita dan cerita, bagian keilmiahan ilmu
komiunikasi
Pesan itu datang
pergi, silih berganti…
EMOSI membekas selamanya
Film menggunakan “visual” untuk menghubungkan antara
emosi dan pesan
Ini adalah Lebaran
Melainkan ketupat
Ini adalah kebijaksanaan/kekuasaan
Melainkan peci
Melainkan pemborosan
Emosi membentuk pesan yang sangat kuat… dan akan tersimpan dengan baik
Tidak ada pesan yang baik atau yang buruk
Bang Jek yang di Bandung, kangen ingin makan nasi goreng buatan bang Toha di Depok… (inspirasi, pilihan, harapan) Untuk membeli tiket mudik, Bang Jek akan memasak hidangan “mie goreng spesial” seharga 5 juta (kemungkinan, cita cita) Demi membeli mie ayam kesukaanya, Bang Jek akhirnya mendadak Ngojek (perjuangan, keteguhan)
Cerita yang baik mampu menyelaraskan antara rasio
dan elemen…
Atas
bawah
Cerita menyesuaikan pesan
Bagaimanapun cara berceritanya, pesan-nya
harus sampai
Menyelaraskan antara hubungan - hubungan ini adalah
“ide cerita”
Akhirnya membuat cerita atas kesadaran lain….
Kesalahan penulis; tidak paham pesan…
Mau menyampaikan apa ? cerita Bagaimana menyampaikannya ? emosi
Akhirnya apa sampai ? nilai
Kesalahan umum; Yang sampai hanya cerita…
cerita yang tanpa “nilai”
Kesalahan umum; Tidak menyampaikan biji,
malah menyampaikan cangkang
Sampah!!
Tanpa intisari, cerita hanyalah wajah, permukaan,
hanya pop, sampah
Membuat ide cerita adalah langkah pertama
Apa nilai anda? Apa cerita anda?
Apa yang kalian telah disampaikan sebelumnya sebagai “pesan”, sekarang
adalah “nilai”, selanjutnya adalah bagaimana anda mengolahnya menjadi
ide cerita
Buatlah 10 ide cerita dalam bentuk premis yang berbeda dalam
menyampaikan pesan/nilai anda