kromatografi

7
2.1. Pengertian Kromatografi Adsorpsi Adsorpsi ialah gejala timbulnya konsentrasi zat yang lebih besar pada bidang perbatasan antara dua fasa daripada dalam masing-masing fasa. Terjadinya pemisahan ialah akibat gaya tarik fasa stasioner yang kuat terhadap komponen komponen yang harus dipisahkan. Gaya tarik yang kuat ini disebabkan oleh interaksi kimiawi dan atau interaksi Van Der Walls.Kromatografi adsorpsi adalah teknik kromatografi tertua dioperasikan berdasarkan retensi terlarut pada permukaan adsorben.Adsorben yang umum digunakan adalah silika gel dan alumina karena mereka dimiliki daerah yang besar permukaan dan banyak situs aktif. Terlarut dan pelarut dalam cairan dapat bersaing satu sama lain untuk mendapatkan situs yang aktif. Karena ini, memilih pelarut yang tepat sangat penting untuk mendapatkan adsorpsi yang maksimum zat terlarut pada situs aktif permukaan.Pada kromatografi adsorpsi, fasa stasionernya terdiri atas zat padat dan fasa mobilnya terdiri atas zat gas atau zat cair. a. Fasa diam ( absorben atau lapisan penyerap ) Betindak sebagai pemisah campuran tersebut.Contoh pelarut yang digunakan adalah slika gel, aluminium oksida, selulosa. Namun yang paling banyak digunakan adalah slika gel dan alumunium oksida karena kadar air yang digunakan berpengaruh terhadap daya. b. Fasa gerak ( Eluen ) Bertindak sebagai pembawa campuran tersebut .komponenkomponen campuran akan bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda akibat hambatan dari fase diam sehingga terjadi pemisahaan. Khromatografi didasarkan pada retensi suatu zat terlarut oleh adsorpsi permukaan.Khromatografi adsorpsi banyak digunakan dalam pemisahan senyawa-senyawa organik ,senyawa-senyawa nonpolar dan konsistuen-konstituen yang sulit untuk menguap. Sebagai Adsorben dapat digunakan adsorben anorganik maupun adsorben organik.Adsorben anorganik yang bisa digunakan antara lain kalsium karbonat,alumina,magnesium silikat,kalsium hidroksida,silika gel,dan tanah diatom. Adsorben organik bisa digunakan antara lain karbon aktif dan arang gula. Adsorben sebaiknya mempunyai ukuran yang seragam.Adanya Zat pengotor yang menyebabkan terjadinya adsorpsi yang tidak reversibel.Pemisahan yang lebih baik dapat diperoleh dengan terlebih dahulu mengolah adsorbennya dengan suatu senyawa yang dapat teradsorpsi dengan kuat.Hal ini dapat dilakukan pada adsorpsi dengan langkah yang bertingkat .Pada kolom diisi dengan segmen-segmen dengan adsorben yang mempunyai tingkat kejenuhan lebih berbeda.Hal ini dapat menghasilkan pemisahan komponen yang lebih baik dan efisiensi ynag tinggi.Pemilihan fase mobil ditentukan oleh kompetesi anatara komponen solut dan molekul eluen pada setiap titik adsorben . Makin tinggi Kandungan ikatan Rangkap dan gugus hidroksil suatu molekul maka akan lebih kuat teradsorpsi.Misalnya alkohol teradsorpsi suatu molekul ,maka akan semakin kuat jika dibandingkan dengan aldehid.Hal ini dapat disebabkan karena alkohol mempunyai gugus OH ,yang menyebabkan adsorpsi lebih kuat.Senyawa-senyawa akan mudah Teradsorpsi lebih cepat ketika memiliki konsentrasi yang tinggi daripada konsentrasi rendah.Naiknya konsentrasi akan mempengaruhi laju pergerakan komponen dan perubahan posisi wilayah adsorpsi. Pemisahan kromatografi kolom adsorpsi didasarkan pada adsorpsi komponen-komponen campuran dengan afinitas berbeda-beda terhadap permukaan fase diam. Kromatografi kolom adsorpsi termasuk pada cara pemisahan cair-padat.Kromatografi cair-padat juga disebut Kromatografi Adsorpsi, metode jenis ini diketemukan oleh Tswett dan diperkenalkan kembali

description

kormatografi

Transcript of kromatografi

  • 2.1. Pengertian Kromatografi Adsorpsi

    Adsorpsi ialah gejala timbulnya konsentrasi zat yang lebih besar pada bidang perbatasan

    antara dua fasa daripada dalam masing-masing fasa. Terjadinya pemisahan ialah akibat gaya

    tarik fasa stasioner yang kuat terhadap komponen komponen yang harus dipisahkan.

    Gaya tarik yang kuat ini disebabkan oleh interaksi kimiawi dan atau interaksi Van Der

    Walls.Kromatografi adsorpsi adalah teknik kromatografi tertua dioperasikan berdasarkan retensi

    terlarut pada permukaan adsorben.Adsorben yang umum digunakan adalah silika gel dan

    alumina karena mereka dimiliki daerah yang besar permukaan dan banyak situs aktif. Terlarut

    dan pelarut dalam cairan dapat bersaing satu sama lain untuk mendapatkan situs yang aktif.

    Karena ini, memilih pelarut yang tepat sangat penting untuk mendapatkan adsorpsi yang

    maksimum zat terlarut pada situs aktif permukaan.Pada kromatografi adsorpsi, fasa stasionernya

    terdiri atas zat padat dan fasa mobilnya terdiri atas zat gas atau zat cair.

    a. Fasa diam ( absorben atau lapisan penyerap )

    Betindak sebagai pemisah campuran tersebut.Contoh pelarut yang digunakan adalah slika

    gel, aluminium oksida, selulosa. Namun yang paling banyak digunakan adalah slika gel dan

    alumunium oksida karena kadar air yang digunakan berpengaruh terhadap daya.

    b. Fasa gerak ( Eluen )

    Bertindak sebagai pembawa campuran tersebut .komponenkomponen campuran akan

    bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda akibat hambatan dari fase diam sehingga terjadi

    pemisahaan.

    Khromatografi didasarkan pada retensi suatu zat terlarut oleh adsorpsi

    permukaan.Khromatografi adsorpsi banyak digunakan dalam pemisahan senyawa-senyawa

    organik ,senyawa-senyawa nonpolar dan konsistuen-konstituen yang sulit untuk menguap.

    Sebagai Adsorben dapat digunakan adsorben anorganik maupun adsorben organik.Adsorben

    anorganik yang bisa digunakan antara lain kalsium karbonat,alumina,magnesium silikat,kalsium

    hidroksida,silika gel,dan tanah diatom.

    Adsorben organik bisa digunakan antara lain karbon aktif dan arang gula.

    Adsorben sebaiknya mempunyai ukuran yang seragam.Adanya Zat pengotor yang

    menyebabkan terjadinya adsorpsi yang tidak reversibel.Pemisahan yang lebih baik dapat

    diperoleh dengan terlebih dahulu mengolah adsorbennya dengan suatu senyawa yang dapat

    teradsorpsi dengan kuat.Hal ini dapat dilakukan pada adsorpsi dengan langkah yang bertingkat

    .Pada kolom diisi dengan segmen-segmen dengan adsorben yang mempunyai tingkat kejenuhan

    lebih berbeda.Hal ini dapat menghasilkan pemisahan komponen yang lebih baik dan efisiensi

    ynag tinggi.Pemilihan fase mobil ditentukan oleh kompetesi anatara komponen solut dan

    molekul eluen pada setiap titik adsorben .

    Makin tinggi Kandungan ikatan Rangkap dan gugus hidroksil suatu molekul maka akan

    lebih kuat teradsorpsi.Misalnya alkohol teradsorpsi suatu molekul ,maka akan semakin kuat jika

    dibandingkan dengan aldehid.Hal ini dapat disebabkan karena alkohol mempunyai gugus OH

    ,yang menyebabkan adsorpsi lebih kuat.Senyawa-senyawa akan mudah Teradsorpsi lebih cepat

    ketika memiliki konsentrasi yang tinggi daripada konsentrasi rendah.Naiknya konsentrasi akan

    mempengaruhi laju pergerakan komponen dan perubahan posisi wilayah adsorpsi.

    Pemisahan kromatografi kolom adsorpsi didasarkan pada adsorpsi komponen-komponen

    campuran dengan afinitas berbeda-beda terhadap permukaan fase diam. Kromatografi kolom

    adsorpsi termasuk pada cara pemisahan cair-padat.Kromatografi cair-padat juga disebut

    Kromatografi Adsorpsi, metode jenis ini diketemukan oleh Tswett dan diperkenalkan kembali

    http://materi-kimia-lengkap.blogspot.com/2014/05/makalah-kromatografi-adsorpsi.html

  • oleh Kuhn dan Ledere pada tahun 1931. Metode ini banyak digunakan untuk analisis biokimia

    dan organik.Teknik pelaksanaannya dilakukan dengan kolom.Sebagai fasa diam di dalam kolom

    dapat dipilih silika gel atau alumina.

    Substrat padat (adsorben) bertindak sebagai fase diam yang sifatnya tidak larut dalam

    fase cair.Fase bergeraknya adalah cairan (pelarut) yang mengalir membawa komponen campuran

    sepanjang kolom.Pemisahan tergantung pada kesetimbangan yang terbentuk pada bidang

    antarmuka di antara butiran-butiran adsorben dan fase bergerak serta kelarutan relatif komponen

    pada fase bergeraknya. Antara molekul-molekul komponen dan pelarut terjadi kompetisi untuk

    teradsorpsi pada permukaan adsorben sehingga menimbulkan proses dinamis. Keduanya secara

    bergantian tertahan beberapa saat di permukaan adsorben dan masuk kembali pada fase

    bergerak.Pada saat teradsorpsi komponen dipaksa untuk berpindah oleh aliran fase bergerak yang

    ditambahkan secara kontinyu. Akibatnya hanya komponen yang mempunyai afinitas lebih besar

    terhadap adsorben akan secara selektif tertahan. Komponen dengan afinitas paling kecil akan

    bergerak lebih cepat mengikuti aliran pelarut.

    2.2 Contoh yang termasuk Kromatografi Adsorpsi

    Khromatografi Kolom Adsorpsi :

    a.Prinsip

    Prinsip yang mendasari kromatografi kolom adsorpsi ialah bahwa komponen komponen

    dalam zat contoh yang harus diperiksa mempunyai afinitas yang berbeda-beda terhadap adsorben

    dalam kolom. Apabila kita mengalirkan cairan ( elutor ) secara kontinyu melalui kolom yang

    berisi zat contoh yang telah diadsorpsikan oleh penyarat kolom, maka yang pertama tama

    dihanyutkan elutor ialah komponen yang paling lemah terikat kepada adsorben. Komponen

    komponen lainnya akan dihanyutkan menurut urutan afinitasnya terhadap adsorben, sehingga

    terjadi pemisahan daripada komponen komponen tersebut.

    b.Penyarat Kolom

    Pola kecepatan arus elutor pada tiap irisan kolom yang dipilih di sembarang tempat sudah

    tentu sedapat mungkin harus sama. Keseragaman ini dapat dicapai dengan memilih adsorben

    yang ukuran butir butirnya sama ( diayak ) dan dengan cara penyaratan yang baik.

    Makin kecil ukuran butir adsorben, makin cepat keseimbangan adsorpsi akan tercapai, dan makin

    besar pula kecepatan elusi yang boleh dipergunakan. Tetapi dilain pihak, makin kecil butir

    adsorben, makin besar hambatan bagi cairan yang harus mengalir melalui kolom.Apabila

    kecepatan lintas bagi cairan elutor terlalu kecil, dapat dipergunakan pompa vakum yang

    menimbulkan tekanan rendah dalam ruang di bawah kolom sehingga cairan dapat mengalir lebih

    cepat melalui kolom.

    c.Bentuk Kolom

    Penempatan adsorben dalam kolom secara uniform betul sangat sukar dilaksanakan.

    Sebagai akibatnya, zona zona komponen yang dipisahkan menjadi kurang teratur

    bentuknya.Bagi kolom yang lebar hal ini dapat menyebabkan pembauran.Tetapi bagi kolom

    http://materi-kimia-lengkap.blogspot.com/2014/05/makalah-kromatografi-adsorpsi.html

  • kecil bahaya ini seberapa besar. Namun di lain pihak, kolom yang lebar dan pendek itu lebih

    memudahkan dalam pemakaiannya.

    Oleh karena itu, tinggi kebanyakan kolom ialah 20 kali diameternya.Di bawah tabung

    yang umumnya terbuat dari gelas terdapat lempengan meduk yang terbuat dari porselen atau dari

    serbuk gelas yang dipanaskan hingga melengket jadi satu.Lempengan yang berbentuk cakram ini

    bergawai sebagai penahan fasa yang stasioner.Di bagian tabung yang paling bawah terdapat

    kapiler penyulur dilengkapi dengan pancur.Kapiler beserta pancur dirakitkan dengan kolom

    memakai suku asah sehingga mudah dilepaskan guna membersihkan kolom dan untuk meniup

    kolom sehingga menjadi bersih dari cairan.Ruang antara pancur dan cakram penyaring harus

    sekecil mungkin supaya tidak terjadi pembauran antara cairan cairan yang keluar dari kolom.

    d. Kecepatan Arus

    Semakin rendah kecepatan arus cairan, semakin baik akibatnya bagi tercapainya

    keseimbangan adsorpsi dan akan semakin baik pula pemisahannya. Bentuk zona pun menjadi

    lebih teratur.Tetapi kecepatan arus yang terlalu rendah dapat menimbulkan efek difusi axial

    dalam fasa mobil yang harus dihindarkan sejauh mungkin.

    Jadi dapat dikatakan bahwa pemisahan yang terbaik dapat dicapai dengan

    mempergunakan kolom yang panjang dan sempit, diisi dengan adsorben yang berbutir halus, dan

    arus yang lambat.Elusi dapat dimulai apabila campuran yang harus dipisahkan sudah dimasukan

    dalam kolom.Elusi ini dilakukan dengan memasukan cairan elutor berenyai renyai melalui

    kolom dan harus dijaga supaya arusnya tidak berhenti. Komponen komponen yang telah

    diadsorpsikan oleh adsorben akan bergerak dalam bentuk gelang gelang atau zona dengan

    kecepatan yang berbeda beda melalui kolom dan ditampung di bawah kolom secara terpisah

    memakai beberapa tabung yang dibubuhi tanda tanda. Tabung tabung ini ditempatkan dalam

    sebuah fraksikolektor.Setelah itu fraksi fraksi yang diperoleh mulai dapat diselidiki.

    Ditinjau dari mekanismenya khromatografi kolom merupakan khromatografi serapan atau

    adsorpsi.Khromatografi kolom digolongkan kedalam khromatografi cair padat (KCP) kolom

    terbuka.

    Alat kromatografi kolom sederhana, terdiri dari kolom dari kaca yang ada

    kranya.Umumnya panjang kolom minimum 10x diameter pipa kaca yang digunakan dan labu

    Erlenmeyer sebagai penampung eluen.Fasa diam berupa adsorben yang tidak larut dalam fasa

    gerak, ukuran partikel fasa diam harus seragam.Adanya pengotor dalam fasa diam dapat

    menyebabkan adsorpsi tidak reversible. Sebagai fasa diam digunakan alumina , silica gel, arang,

    bauksit, kalsium karbonant, bauksit, magnesium karbonat, pati, talk, selulose,gula.

    Pengisian fasa diam ke dalam kolom dapat dilakukan dengan cara kering dan cara basah.

    Pada cara basah fasa diam dibuat bubur dulu dengan pelarut yang akan digunakan untuk fasa

    gerak, baru kemudian dimasukkan kedalam kolom. Fasa gerak dalam kromatografi kolom dapat

    berupa pelarut tunggal atau campuran beberapa pelarut dengan komposisi tertentu. Pelarut dapat

    polar atau non polar dengan berat molekul kecil lebih cepat meninggalkan fasa diam .

    Kromatografi cair yang dilakukan di dalam kolom besar merupakan metode kromatografi

    terbaik untuk pemisahan campuran dalam jumlah besar. Pada kromatografi kolom, campuran

    yang akan dipisahkan diletakkan berupa pita bagian atas kolom penyerap yang berada dalam

    tabung kaca, tabung logam atau bahkan tabung plastic. Pelarut (fase gerak) dibiarkan mengalir

    melalui kolom karena aliran ini disebabkan oleh gaya berat atau di dorong dengan tekanan .

  • Zat penyerap (misalnya aluminium oksida yang telah diaktifkan, silica gel, kilsegur

    terkalsinaasi, dan kilsegur kromatografi murni) dalam keadaan kering atau sebagai bubur,

    dimampatkan ke dalam tabung kaca atau tabung kuwarsa dengan ukuran tertentu dan mempunyai

    lubang mengalir keluar dengan ukuran tertentu.Sediaan yang diuji dan dilarutkan dalam sedikit

    pelarut ditambahkan pada puncak kolom dan dibiarkan mengalir ke dalam zat penyerap. Zat

    berkhasiat diserap dari larutan secara sempurna oleh bahan penyerap berupa pita sempit pada

    puncak kolom.

    Dengan mengalirkan pelarut lebih lanjut, dengan atau tanpa tekanan udara, masing-

    masing zat bergerak turun dengan kecepatan khas hingga terjadi pemisahan dalam kolom yang

    disebut kromatogram. Kecepatan bergerak zat dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya daya

    serap zat penyerap, sifat pelarut dan suhu dari system kromatografi. Jika dikehendaki pemisahan

    beberapa zat khasiat dapat dilakukan dengan mengalirkan selanjutnya pelarut yang sama atau

    pelarut lain yang mempunya daya elusi yang kuat.

    2.3Sifat Adsorban dan Sifat Pelarut

    Harus memiliki luas permukaan besar internal. Kecepatan adsorbsi akan semakin

    bertambah denagan semakin kecilnya ukuran diameter adsorben.Daerah tersebut harus dapat

    diakses melalui pori-pori cukup besar untuk mengakui molekul untuk teradsorpsi. Ini adalah

    bonus jika pori-pori juga cukup kecil untuk mengecualikan molekul yang tidak diinginkan untuk

    menyerap.Adsorben seharusnya tidak mengalami penuaan yang cepat, yang kehilangan kapasitas

    serap melalui daur ulang terus-menerus.

    Daya Adsorpsi dari bahan tergantung dari sifat kimia permukaanya, luas relatif

    permukaan , dan perlakuan pendahuluan terhadapnya.Sifat-Sifat ini mudah berubah dan sulit di

    kontrol sehinggatidak selalu pasti.Dalam kromatografi Adsorpsi ,perubahan-perubahan pada

    setiap permukaan berbeda dari titik ke titik partikel yang sama dan juga dari bagian ke bagian

    .Perlakuan pendahuluan terhadap adsorben termasuk pencucian yang terkontrol dan pengeringan

    selalu dianjurkan.

    Adsorben yang digunakan pada kromatografi tersebut adalah Silica Gel. Silica Gel

    mempunyai luas relatif yang lebih besar dari alaumina (kurang lebih 500 m2

    /g), Silica gel

    kurang aktif dibandingka dengan alaumina . Silica Gel dianjurkan penggunaan untuk senyawa-

    senyawa organik yang sensitif terhadap sifat mengkatalis dari permukaan aktif.Pada Silica Gel

    terdapat gugus hidroksi yang akan berinteraksi dengan solut .Gugus silanol pada silica

    mempunyai reaktivitas yang berbeda karenanya solut dapat terikat kuat sehingga dapat

    menyebabkan puncak yang berekor. Fase gerak yang digunakan untuk fase diam silica gel

    berupa pelarut non polar yang ditambah dengan pelarut polar seperti air aatau alkohol rantai

    pendek untuk meningkatkan kemampuan elusinya sehingga tidak timbul pengekoran puncak

    yaitu n-heksana ditambah dengan metanol.Penambahan air atau pelarut polar harus

    diperhitungakna secara matang .Jika terlalu sedikit ,maka kan menyebabkan kemungkinan belum

    mampu untuk mengelusi solut.Jika terlalu banyak akan menyebabkan kolom menjadi kurang

    aktif.

    http://materi-kimia-lengkap.blogspot.com/2014/05/makalah-kromatografi-adsorpsi.html

  • Gambar 1 Silica Gel

    Adapun Jenis Jenis Adsorben

    Bahan yang dapat dipakai sebagai adsorben dalam kromatografi adsorpsi tidak begitu banyak dan yang paling dikenal adalah silica gel dan alumina.Daya adsorpsi dari bahan

    tergantung dari sifat kimia permukaannya, luas relative permukaan, dan perlakuan pendahuluan

    terhadapnya.

    No Nama adsorben

    1 Alumina

    2 Charcoal

    3 Silica Gel

    4 Magnesia

    5 Kalsium Karbonat

    6 Sukrosa

    7 Pati

    8 Selulosa Serbuk

  • Dalam kromatografi adsorpsi, perubahan-perubahan pada sifat permukaan selalu menjadi

    masalah. Keaktifan permukaan berbeda sari titik ke titik dari partikel yang sama dan juga dari

    bagian ke bagian.

    Syarat fase diam dalam kromatografi Adsorpsi adalah :

    1. Tidak larut dalam fase gerak

    2. Inert

    3. Cukup aktif

    4. Sebaiknya tidak berwarna

    5. Memungkinkan aliran baik dan teratur fase gerak. Missal : sukrosa, pati, CaCO3, MgCO3, Mg

    Silikat aktif, alumina aktif, arang aktif, florisil.

    Pemilihan pelarut tergantung dari sifat kelarutannya, akan tetapi lebih baik untuk memilih

    suatu pelarut yang tidak tergantung pada kekuatan elusi sehingga zat-zat elusi yang lebih kuat

    dapat dicoba. kekuatan dari zat elusi adalah daya penyerapan pada penyerap dalam kolom.

    2.4Penggunaan Kromatografi Kolom

    Menganalisa zat-zat pewarna alami pada Tumbuhan .Contohnya mengekstrak daun atau wortel. Sampel terlebih dahulu dihaluskan secara manual dengan menggunakan mortar,

    kemudian ditambahkan dengan pelarut organic yaitu n-hexane, hasil ekstraksi ini kemudian

    disaring dan filtratnya dipanaskan diatas penangas air dan dibiarkan sampai mengental.Kolom

    yang dipergunakan misalnya corong pisah yang berbentuk tabung (silinder), dalam

    mempersiapkan kolom hal pertama yang perlu dilakukan adalah dengan memasang penahan

    pada kolom, penahan yang dipergunakan adalah glass wool, hal ini dilakukan karena glass wool

    memiliki kemampuan menyaring dan menahan penyerap lebih baik daripada menggunakan

    kapas.Proses memasukan glass wool kedalam corong pisah dilakukan dengan menggunakan

    pinset, karena selain dapat menyebabkan gatal pada tangan, glass wool juga berbahaya jika

    terhirup. Jumlah glass wool yang ditambahkan secukupnya dan glass wool yang sudah masuk

    kedalam corong pisah tidak boleh dipadatkan.

    Penyerap (Alumina/magnesia, silica gel, karbon, magnesium silikat, magnesium kabonat,

    kalisum karbonat, dan aluminium silikat). Penyerap ditimbang secukupnya dan dilarutkan

    dengan menggunakan pelarut organic n-hexane sampai penyerap menjadi bubur, kemudian

    bubur penyerap dimasukan kedalam corong pisah. Proses memasukan penyerap ini dilakukan

    dengan menggunakan spatula, proses ini harus dilakukan dengan cepat karena pelarut yang

    dipergunakan adalah n-hexane yang volatile maka bahan penyerap pun menjadi cepat mengering,

    dan jika bahan penyerap mengering maka proses memasukannya menjadi lebih sulit.

    Proses memasukan penyerap dalam corong dilakukan sebaik mungkin dan homogen

    serta hindari terdapatnya gelembung udara, karena gelembung udara dapat menyebabkan

    putusnya penyerap pada kolom.Setelah penyerap dimasukan kedalam kolom, tahap selanjutnya

    adalah memasukan kertas saring diatas penyerap sesuai dengan bentuk dari kolom, pemberian

    kertas saring ini bertujuan untuk mendapatkan permukaan yang rata, sehingga sampelakan lebih

    mudah merata. Sampel dimasukan kedalam kolom yang sudah dilapisi kertas saring dengan

    menggunakan pipet tetes, penetesan sampel dilakukan secara perlahan dan dengan gerakan

    memutar sehingga sampel dapat menyebar dengan baik.

    Proses selanjutnya adalah memasukan pelarut. Penambahan pelarut diatas sampel

    tersebut dilakukan sedikit demi sedikit, dan ditambahkan kembali sedikit demi sedikit jika

    pelarut mulai berkurang. Pelarut yang ditambahkan akan turun perlahan kebagian penyerap dan

    http://materi-kimia-lengkap.blogspot.com/2014/05/makalah-kromatografi-adsorpsi.html

  • membentuk pita-pita warna sesuai dengan jenis zat warna yang terkandung dalam sampel.

    Pelarut tersebut akan turun dan keluar dengan dengan membawa zat pewarna yang terlarut

    tersebut.