kromatografi
-
Upload
mustaqim-prayogi -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
description
Transcript of kromatografi
-
2.1. Pengertian Kromatografi Adsorpsi
Adsorpsi ialah gejala timbulnya konsentrasi zat yang lebih besar pada bidang perbatasan
antara dua fasa daripada dalam masing-masing fasa. Terjadinya pemisahan ialah akibat gaya
tarik fasa stasioner yang kuat terhadap komponen komponen yang harus dipisahkan.
Gaya tarik yang kuat ini disebabkan oleh interaksi kimiawi dan atau interaksi Van Der
Walls.Kromatografi adsorpsi adalah teknik kromatografi tertua dioperasikan berdasarkan retensi
terlarut pada permukaan adsorben.Adsorben yang umum digunakan adalah silika gel dan
alumina karena mereka dimiliki daerah yang besar permukaan dan banyak situs aktif. Terlarut
dan pelarut dalam cairan dapat bersaing satu sama lain untuk mendapatkan situs yang aktif.
Karena ini, memilih pelarut yang tepat sangat penting untuk mendapatkan adsorpsi yang
maksimum zat terlarut pada situs aktif permukaan.Pada kromatografi adsorpsi, fasa stasionernya
terdiri atas zat padat dan fasa mobilnya terdiri atas zat gas atau zat cair.
a. Fasa diam ( absorben atau lapisan penyerap )
Betindak sebagai pemisah campuran tersebut.Contoh pelarut yang digunakan adalah slika
gel, aluminium oksida, selulosa. Namun yang paling banyak digunakan adalah slika gel dan
alumunium oksida karena kadar air yang digunakan berpengaruh terhadap daya.
b. Fasa gerak ( Eluen )
Bertindak sebagai pembawa campuran tersebut .komponenkomponen campuran akan
bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda akibat hambatan dari fase diam sehingga terjadi
pemisahaan.
Khromatografi didasarkan pada retensi suatu zat terlarut oleh adsorpsi
permukaan.Khromatografi adsorpsi banyak digunakan dalam pemisahan senyawa-senyawa
organik ,senyawa-senyawa nonpolar dan konsistuen-konstituen yang sulit untuk menguap.
Sebagai Adsorben dapat digunakan adsorben anorganik maupun adsorben organik.Adsorben
anorganik yang bisa digunakan antara lain kalsium karbonat,alumina,magnesium silikat,kalsium
hidroksida,silika gel,dan tanah diatom.
Adsorben organik bisa digunakan antara lain karbon aktif dan arang gula.
Adsorben sebaiknya mempunyai ukuran yang seragam.Adanya Zat pengotor yang
menyebabkan terjadinya adsorpsi yang tidak reversibel.Pemisahan yang lebih baik dapat
diperoleh dengan terlebih dahulu mengolah adsorbennya dengan suatu senyawa yang dapat
teradsorpsi dengan kuat.Hal ini dapat dilakukan pada adsorpsi dengan langkah yang bertingkat
.Pada kolom diisi dengan segmen-segmen dengan adsorben yang mempunyai tingkat kejenuhan
lebih berbeda.Hal ini dapat menghasilkan pemisahan komponen yang lebih baik dan efisiensi
ynag tinggi.Pemilihan fase mobil ditentukan oleh kompetesi anatara komponen solut dan
molekul eluen pada setiap titik adsorben .
Makin tinggi Kandungan ikatan Rangkap dan gugus hidroksil suatu molekul maka akan
lebih kuat teradsorpsi.Misalnya alkohol teradsorpsi suatu molekul ,maka akan semakin kuat jika
dibandingkan dengan aldehid.Hal ini dapat disebabkan karena alkohol mempunyai gugus OH
,yang menyebabkan adsorpsi lebih kuat.Senyawa-senyawa akan mudah Teradsorpsi lebih cepat
ketika memiliki konsentrasi yang tinggi daripada konsentrasi rendah.Naiknya konsentrasi akan
mempengaruhi laju pergerakan komponen dan perubahan posisi wilayah adsorpsi.
Pemisahan kromatografi kolom adsorpsi didasarkan pada adsorpsi komponen-komponen
campuran dengan afinitas berbeda-beda terhadap permukaan fase diam. Kromatografi kolom
adsorpsi termasuk pada cara pemisahan cair-padat.Kromatografi cair-padat juga disebut
Kromatografi Adsorpsi, metode jenis ini diketemukan oleh Tswett dan diperkenalkan kembali
http://materi-kimia-lengkap.blogspot.com/2014/05/makalah-kromatografi-adsorpsi.html
-
oleh Kuhn dan Ledere pada tahun 1931. Metode ini banyak digunakan untuk analisis biokimia
dan organik.Teknik pelaksanaannya dilakukan dengan kolom.Sebagai fasa diam di dalam kolom
dapat dipilih silika gel atau alumina.
Substrat padat (adsorben) bertindak sebagai fase diam yang sifatnya tidak larut dalam
fase cair.Fase bergeraknya adalah cairan (pelarut) yang mengalir membawa komponen campuran
sepanjang kolom.Pemisahan tergantung pada kesetimbangan yang terbentuk pada bidang
antarmuka di antara butiran-butiran adsorben dan fase bergerak serta kelarutan relatif komponen
pada fase bergeraknya. Antara molekul-molekul komponen dan pelarut terjadi kompetisi untuk
teradsorpsi pada permukaan adsorben sehingga menimbulkan proses dinamis. Keduanya secara
bergantian tertahan beberapa saat di permukaan adsorben dan masuk kembali pada fase
bergerak.Pada saat teradsorpsi komponen dipaksa untuk berpindah oleh aliran fase bergerak yang
ditambahkan secara kontinyu. Akibatnya hanya komponen yang mempunyai afinitas lebih besar
terhadap adsorben akan secara selektif tertahan. Komponen dengan afinitas paling kecil akan
bergerak lebih cepat mengikuti aliran pelarut.
2.2 Contoh yang termasuk Kromatografi Adsorpsi
Khromatografi Kolom Adsorpsi :
a.Prinsip
Prinsip yang mendasari kromatografi kolom adsorpsi ialah bahwa komponen komponen
dalam zat contoh yang harus diperiksa mempunyai afinitas yang berbeda-beda terhadap adsorben
dalam kolom. Apabila kita mengalirkan cairan ( elutor ) secara kontinyu melalui kolom yang
berisi zat contoh yang telah diadsorpsikan oleh penyarat kolom, maka yang pertama tama
dihanyutkan elutor ialah komponen yang paling lemah terikat kepada adsorben. Komponen
komponen lainnya akan dihanyutkan menurut urutan afinitasnya terhadap adsorben, sehingga
terjadi pemisahan daripada komponen komponen tersebut.
b.Penyarat Kolom
Pola kecepatan arus elutor pada tiap irisan kolom yang dipilih di sembarang tempat sudah
tentu sedapat mungkin harus sama. Keseragaman ini dapat dicapai dengan memilih adsorben
yang ukuran butir butirnya sama ( diayak ) dan dengan cara penyaratan yang baik.
Makin kecil ukuran butir adsorben, makin cepat keseimbangan adsorpsi akan tercapai, dan makin
besar pula kecepatan elusi yang boleh dipergunakan. Tetapi dilain pihak, makin kecil butir
adsorben, makin besar hambatan bagi cairan yang harus mengalir melalui kolom.Apabila
kecepatan lintas bagi cairan elutor terlalu kecil, dapat dipergunakan pompa vakum yang
menimbulkan tekanan rendah dalam ruang di bawah kolom sehingga cairan dapat mengalir lebih
cepat melalui kolom.
c.Bentuk Kolom
Penempatan adsorben dalam kolom secara uniform betul sangat sukar dilaksanakan.
Sebagai akibatnya, zona zona komponen yang dipisahkan menjadi kurang teratur
bentuknya.Bagi kolom yang lebar hal ini dapat menyebabkan pembauran.Tetapi bagi kolom
http://materi-kimia-lengkap.blogspot.com/2014/05/makalah-kromatografi-adsorpsi.html
-
kecil bahaya ini seberapa besar. Namun di lain pihak, kolom yang lebar dan pendek itu lebih
memudahkan dalam pemakaiannya.
Oleh karena itu, tinggi kebanyakan kolom ialah 20 kali diameternya.Di bawah tabung
yang umumnya terbuat dari gelas terdapat lempengan meduk yang terbuat dari porselen atau dari
serbuk gelas yang dipanaskan hingga melengket jadi satu.Lempengan yang berbentuk cakram ini
bergawai sebagai penahan fasa yang stasioner.Di bagian tabung yang paling bawah terdapat
kapiler penyulur dilengkapi dengan pancur.Kapiler beserta pancur dirakitkan dengan kolom
memakai suku asah sehingga mudah dilepaskan guna membersihkan kolom dan untuk meniup
kolom sehingga menjadi bersih dari cairan.Ruang antara pancur dan cakram penyaring harus
sekecil mungkin supaya tidak terjadi pembauran antara cairan cairan yang keluar dari kolom.
d. Kecepatan Arus
Semakin rendah kecepatan arus cairan, semakin baik akibatnya bagi tercapainya
keseimbangan adsorpsi dan akan semakin baik pula pemisahannya. Bentuk zona pun menjadi
lebih teratur.Tetapi kecepatan arus yang terlalu rendah dapat menimbulkan efek difusi axial
dalam fasa mobil yang harus dihindarkan sejauh mungkin.
Jadi dapat dikatakan bahwa pemisahan yang terbaik dapat dicapai dengan
mempergunakan kolom yang panjang dan sempit, diisi dengan adsorben yang berbutir halus, dan
arus yang lambat.Elusi dapat dimulai apabila campuran yang harus dipisahkan sudah dimasukan
dalam kolom.Elusi ini dilakukan dengan memasukan cairan elutor berenyai renyai melalui
kolom dan harus dijaga supaya arusnya tidak berhenti. Komponen komponen yang telah
diadsorpsikan oleh adsorben akan bergerak dalam bentuk gelang gelang atau zona dengan
kecepatan yang berbeda beda melalui kolom dan ditampung di bawah kolom secara terpisah
memakai beberapa tabung yang dibubuhi tanda tanda. Tabung tabung ini ditempatkan dalam
sebuah fraksikolektor.Setelah itu fraksi fraksi yang diperoleh mulai dapat diselidiki.
Ditinjau dari mekanismenya khromatografi kolom merupakan khromatografi serapan atau
adsorpsi.Khromatografi kolom digolongkan kedalam khromatografi cair padat (KCP) kolom
terbuka.
Alat kromatografi kolom sederhana, terdiri dari kolom dari kaca yang ada
kranya.Umumnya panjang kolom minimum 10x diameter pipa kaca yang digunakan dan labu
Erlenmeyer sebagai penampung eluen.Fasa diam berupa adsorben yang tidak larut dalam fasa
gerak, ukuran partikel fasa diam harus seragam.Adanya pengotor dalam fasa diam dapat
menyebabkan adsorpsi tidak reversible. Sebagai fasa diam digunakan alumina , silica gel, arang,
bauksit, kalsium karbonant, bauksit, magnesium karbonat, pati, talk, selulose,gula.
Pengisian fasa diam ke dalam kolom dapat dilakukan dengan cara kering dan cara basah.
Pada cara basah fasa diam dibuat bubur dulu dengan pelarut yang akan digunakan untuk fasa
gerak, baru kemudian dimasukkan kedalam kolom. Fasa gerak dalam kromatografi kolom dapat
berupa pelarut tunggal atau campuran beberapa pelarut dengan komposisi tertentu. Pelarut dapat
polar atau non polar dengan berat molekul kecil lebih cepat meninggalkan fasa diam .
Kromatografi cair yang dilakukan di dalam kolom besar merupakan metode kromatografi
terbaik untuk pemisahan campuran dalam jumlah besar. Pada kromatografi kolom, campuran
yang akan dipisahkan diletakkan berupa pita bagian atas kolom penyerap yang berada dalam
tabung kaca, tabung logam atau bahkan tabung plastic. Pelarut (fase gerak) dibiarkan mengalir
melalui kolom karena aliran ini disebabkan oleh gaya berat atau di dorong dengan tekanan .
-
Zat penyerap (misalnya aluminium oksida yang telah diaktifkan, silica gel, kilsegur
terkalsinaasi, dan kilsegur kromatografi murni) dalam keadaan kering atau sebagai bubur,
dimampatkan ke dalam tabung kaca atau tabung kuwarsa dengan ukuran tertentu dan mempunyai
lubang mengalir keluar dengan ukuran tertentu.Sediaan yang diuji dan dilarutkan dalam sedikit
pelarut ditambahkan pada puncak kolom dan dibiarkan mengalir ke dalam zat penyerap. Zat
berkhasiat diserap dari larutan secara sempurna oleh bahan penyerap berupa pita sempit pada
puncak kolom.
Dengan mengalirkan pelarut lebih lanjut, dengan atau tanpa tekanan udara, masing-
masing zat bergerak turun dengan kecepatan khas hingga terjadi pemisahan dalam kolom yang
disebut kromatogram. Kecepatan bergerak zat dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya daya
serap zat penyerap, sifat pelarut dan suhu dari system kromatografi. Jika dikehendaki pemisahan
beberapa zat khasiat dapat dilakukan dengan mengalirkan selanjutnya pelarut yang sama atau
pelarut lain yang mempunya daya elusi yang kuat.
2.3Sifat Adsorban dan Sifat Pelarut
Harus memiliki luas permukaan besar internal. Kecepatan adsorbsi akan semakin
bertambah denagan semakin kecilnya ukuran diameter adsorben.Daerah tersebut harus dapat
diakses melalui pori-pori cukup besar untuk mengakui molekul untuk teradsorpsi. Ini adalah
bonus jika pori-pori juga cukup kecil untuk mengecualikan molekul yang tidak diinginkan untuk
menyerap.Adsorben seharusnya tidak mengalami penuaan yang cepat, yang kehilangan kapasitas
serap melalui daur ulang terus-menerus.
Daya Adsorpsi dari bahan tergantung dari sifat kimia permukaanya, luas relatif
permukaan , dan perlakuan pendahuluan terhadapnya.Sifat-Sifat ini mudah berubah dan sulit di
kontrol sehinggatidak selalu pasti.Dalam kromatografi Adsorpsi ,perubahan-perubahan pada
setiap permukaan berbeda dari titik ke titik partikel yang sama dan juga dari bagian ke bagian
.Perlakuan pendahuluan terhadap adsorben termasuk pencucian yang terkontrol dan pengeringan
selalu dianjurkan.
Adsorben yang digunakan pada kromatografi tersebut adalah Silica Gel. Silica Gel
mempunyai luas relatif yang lebih besar dari alaumina (kurang lebih 500 m2
/g), Silica gel
kurang aktif dibandingka dengan alaumina . Silica Gel dianjurkan penggunaan untuk senyawa-
senyawa organik yang sensitif terhadap sifat mengkatalis dari permukaan aktif.Pada Silica Gel
terdapat gugus hidroksi yang akan berinteraksi dengan solut .Gugus silanol pada silica
mempunyai reaktivitas yang berbeda karenanya solut dapat terikat kuat sehingga dapat
menyebabkan puncak yang berekor. Fase gerak yang digunakan untuk fase diam silica gel
berupa pelarut non polar yang ditambah dengan pelarut polar seperti air aatau alkohol rantai
pendek untuk meningkatkan kemampuan elusinya sehingga tidak timbul pengekoran puncak
yaitu n-heksana ditambah dengan metanol.Penambahan air atau pelarut polar harus
diperhitungakna secara matang .Jika terlalu sedikit ,maka kan menyebabkan kemungkinan belum
mampu untuk mengelusi solut.Jika terlalu banyak akan menyebabkan kolom menjadi kurang
aktif.
http://materi-kimia-lengkap.blogspot.com/2014/05/makalah-kromatografi-adsorpsi.html
-
Gambar 1 Silica Gel
Adapun Jenis Jenis Adsorben
Bahan yang dapat dipakai sebagai adsorben dalam kromatografi adsorpsi tidak begitu banyak dan yang paling dikenal adalah silica gel dan alumina.Daya adsorpsi dari bahan
tergantung dari sifat kimia permukaannya, luas relative permukaan, dan perlakuan pendahuluan
terhadapnya.
No Nama adsorben
1 Alumina
2 Charcoal
3 Silica Gel
4 Magnesia
5 Kalsium Karbonat
6 Sukrosa
7 Pati
8 Selulosa Serbuk
-
Dalam kromatografi adsorpsi, perubahan-perubahan pada sifat permukaan selalu menjadi
masalah. Keaktifan permukaan berbeda sari titik ke titik dari partikel yang sama dan juga dari
bagian ke bagian.
Syarat fase diam dalam kromatografi Adsorpsi adalah :
1. Tidak larut dalam fase gerak
2. Inert
3. Cukup aktif
4. Sebaiknya tidak berwarna
5. Memungkinkan aliran baik dan teratur fase gerak. Missal : sukrosa, pati, CaCO3, MgCO3, Mg
Silikat aktif, alumina aktif, arang aktif, florisil.
Pemilihan pelarut tergantung dari sifat kelarutannya, akan tetapi lebih baik untuk memilih
suatu pelarut yang tidak tergantung pada kekuatan elusi sehingga zat-zat elusi yang lebih kuat
dapat dicoba. kekuatan dari zat elusi adalah daya penyerapan pada penyerap dalam kolom.
2.4Penggunaan Kromatografi Kolom
Menganalisa zat-zat pewarna alami pada Tumbuhan .Contohnya mengekstrak daun atau wortel. Sampel terlebih dahulu dihaluskan secara manual dengan menggunakan mortar,
kemudian ditambahkan dengan pelarut organic yaitu n-hexane, hasil ekstraksi ini kemudian
disaring dan filtratnya dipanaskan diatas penangas air dan dibiarkan sampai mengental.Kolom
yang dipergunakan misalnya corong pisah yang berbentuk tabung (silinder), dalam
mempersiapkan kolom hal pertama yang perlu dilakukan adalah dengan memasang penahan
pada kolom, penahan yang dipergunakan adalah glass wool, hal ini dilakukan karena glass wool
memiliki kemampuan menyaring dan menahan penyerap lebih baik daripada menggunakan
kapas.Proses memasukan glass wool kedalam corong pisah dilakukan dengan menggunakan
pinset, karena selain dapat menyebabkan gatal pada tangan, glass wool juga berbahaya jika
terhirup. Jumlah glass wool yang ditambahkan secukupnya dan glass wool yang sudah masuk
kedalam corong pisah tidak boleh dipadatkan.
Penyerap (Alumina/magnesia, silica gel, karbon, magnesium silikat, magnesium kabonat,
kalisum karbonat, dan aluminium silikat). Penyerap ditimbang secukupnya dan dilarutkan
dengan menggunakan pelarut organic n-hexane sampai penyerap menjadi bubur, kemudian
bubur penyerap dimasukan kedalam corong pisah. Proses memasukan penyerap ini dilakukan
dengan menggunakan spatula, proses ini harus dilakukan dengan cepat karena pelarut yang
dipergunakan adalah n-hexane yang volatile maka bahan penyerap pun menjadi cepat mengering,
dan jika bahan penyerap mengering maka proses memasukannya menjadi lebih sulit.
Proses memasukan penyerap dalam corong dilakukan sebaik mungkin dan homogen
serta hindari terdapatnya gelembung udara, karena gelembung udara dapat menyebabkan
putusnya penyerap pada kolom.Setelah penyerap dimasukan kedalam kolom, tahap selanjutnya
adalah memasukan kertas saring diatas penyerap sesuai dengan bentuk dari kolom, pemberian
kertas saring ini bertujuan untuk mendapatkan permukaan yang rata, sehingga sampelakan lebih
mudah merata. Sampel dimasukan kedalam kolom yang sudah dilapisi kertas saring dengan
menggunakan pipet tetes, penetesan sampel dilakukan secara perlahan dan dengan gerakan
memutar sehingga sampel dapat menyebar dengan baik.
Proses selanjutnya adalah memasukan pelarut. Penambahan pelarut diatas sampel
tersebut dilakukan sedikit demi sedikit, dan ditambahkan kembali sedikit demi sedikit jika
pelarut mulai berkurang. Pelarut yang ditambahkan akan turun perlahan kebagian penyerap dan
http://materi-kimia-lengkap.blogspot.com/2014/05/makalah-kromatografi-adsorpsi.html
-
membentuk pita-pita warna sesuai dengan jenis zat warna yang terkandung dalam sampel.
Pelarut tersebut akan turun dan keluar dengan dengan membawa zat pewarna yang terlarut
tersebut.