Korelasi SPT

download Korelasi SPT

of 9

Transcript of Korelasi SPT

  • 8/17/2019 Korelasi SPT

    1/9

    Geoteknik 

    Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

    Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 G - 9 9

    KORELASI NILAI N-SPT DENGAN PARAMETER KUAT GESER TANAH UNTUK

    WILAYAH JAKARTA DAN SEKITARNYA

    (133G)

    Desiana Vidayanti

    1

    , Pintor T Simatupang

    2

    , Sido Silalahi

    3

    1Program Studi Teknik Sipil, FTPD, Universitas Mercu Buana Jl.Meruya Selatan, Jakarta Barat    11650. Telp 021 5840816 

     Email : [email protected]

    2Program Studi Teknik Sipil, FTPD, Universitas Mercu Buana Jl.Meruya Selatan, Jakarta Barat    11650. Telp 021 5840816 

     Email : [email protected]

    3Program Studi Teknik Sipil, FTPD, Universitas Mercu Buana Jl.Meruya Selatan, Jakarta Barat    11650. Telp 021 5840816 

    ABSTRAK

    Dalam preliminary design maupun desain lanjut suatu fundasi ada kalanya diperlukan interpretasiparameter tanah yang diperoleh dari upaya korelasi tanah, selain tentunya data utama berasal daripenyelidikan tanah lengkap. Korelasi yang biasa dilakukan selama ini dengan bantuan grafik maupun tabel, telah dibuat oleh para ahli tanah yang sebagian besar berasal dari luar Indonesia.

    Penelitian ini akan melihat sebaran data dan antara nilai N-SPT dengan parameter kuat geser tanahuntuk tanah di Jakarta dan sekitarnya. Penelitian menggunakan data sekunder denganmemanfaatkan data soil investigation yang sudah ada. Adapun yang menjadi acuan adalah grafik korelasi antara N-SPTdengan Su, oleh Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979, serta persamaanantara N-SPTdengan Ød dari Ohsaki dkk, 1959 ;Dunham, 1954; Peck,dkk, 1953, serta Hatanaka &Uchida, 1996. Metodologi yang dilaksanakan yaitu : pengumpulan data penyelidikan tanah untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya. Kemudian dilakukan penyeleksian, pengelompokan dan plot dataN-SPT terhadap c dan Ø, serta analisis dan perbandingan dengan grafik korelasi tersebut.

    Dari plot data antara data N-SPT dan Ø, untuk tanah Jakarta dan sekitarnya diperoleh persamaanØd = (13N)

    0,5 + 15. Kemudian Untuk plot data terhadap grafik Hatanaka & Uchida, 1996 terlihatterdapatnya perbedaan. Sedangkan terhadap grafik hubungan antara N – SPT dengan Cu (Su) olehTerzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979 sebaran data menunjukkan kesamaan area.

    Kata Kunci: korelasi, N-SPT; grafik; parameter; kekuatan geser

    1. PENDAHULUAN

    Dalam merencanakan suatu sub structure tentunva membutuhkan data-data tentang parameter tanah yang didapatdari hasil penyelidikan tanah baik di lapangan maupun di laboratorium. Namun ada kalanya data tidak cukup dantidak memungkinkan dilakukan pengujian lagi, sehingga interpretasi dan korelasi parameter melalui grafik-grafik yang sudah ada akan sangat membantu. Oleh karena itu sampai saat ini, grafik-grafik maupun tabel korelasi

    parameter masih sangat diperlukan. Korelasi tanah juga digunakan oleh para praktisi dalam memberikan gambaranumum mengenai sifat-sifat tanah, berikut pertimbangan awal dalam melakukan rencana pendahuluan desain fundasi.

    Pemakaian korelasi parameter-parametertanah hasil uji laboratorium pada saat ini telah dikembangkan dandipublikasikan oleh para ahli tanah. Tetapi pembuatan grafik-grafik korelasi parameter tanah yang banyak dipakaiselama ini dibuat sebagian besar berasal dari luar Indonesia untuk tanah di luar Indonesia. Salah satu korelasi yangumum dipakai adalah hubungan dengan nilai N-SPT.

    Uji penetrasi standar (SPT = Standard Penetration Test ) adalah salah satu jenis uji tanah yang sering digunakanuntuk mengetahui daya dukung tanah selain CPT. SPT dilaksanakan bersamaan dengan pengeboran untuk mengetahui baik perlawanan dinamik tanah maupun pengambilan contoh terganggu dengan teknik penumbukan. UjiSPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah dan disertai pengukuran jumlah pukulanuntuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm (1 ft) vertical. SPTdilakukan dengan memukul sebuah tabungstandar kedalam lubang bor sedalam 450 mm menggunakan palu 63,5 kg yang jatuh bebas dari ketinggian 760mm. Yang dihitung adalah jumlah pukulan untuk melakukan penetrasi sedalam 150 mm. Jumlah pukulan yangdigunakan adalah pada penetrasi sedalam 300 mm terakhir.

  • 8/17/2019 Korelasi SPT

    2/9

    Geoteknik 

    G - 100

    Nilai SPT dapat digunakan untuk me

     fricition angle (∅’), relative density (tanah, maupun potensi likuifaksi. Di sitelah diaplikasikan untuk pada tanahundrained compressive strength (qu),un

    2. KORELASI NILAI N-SPT

    Pada tanah pasir

    Seperti kita ketahui tanah pasir adaladitentukan oleh parameter sudut geser(Ø ) atau (Ød ). Harga Ød  sering dipersamaan yang terkait, antara lain :

    Ød = (20N)0,5

    + 15………..

    Ød = (15N)0,5 + 15 ≤

    Ød = (12N)0,5 + 25 (a

    Ød = (12N)0,5

    + 20 (r

    Ød = (12N)0,5 + 15 (r

    Ød = (0,3N)0,5 + 27……

    Di samping itu grafik korelasi nilai N(1953), De Mello (1971), Bolton Msebagaimana ditunjukkan pada Gambar

    Gambar 1. Internal frict

    Pada tanah lempungKekuatan geser pada tanah lempung dcompressive strength), yaitu qu. KhusUU (unconsolidated undrained triaxialUCS yang menghasilkan harga qu, dihi

    Banyak usaha telah dilakukan untukshear strength) atau kuat tekan bebasantara qu vs N SPT dilaksanakan olestrength, Su diperlihatkan dalam Gamb

    Konferensi Nasional T

    Universitas Sebelas Maret (UNS) -

      ghitung sifat-sifat statis dan dinamis tanah berbuti

    r), kapasitas dukung dan penurunan, kecepatan gelsi lain, uji SPT yang sebenarnya dikembangkan unt

    berbutir halus untuk memperkirakan sifat-sifat e  drained shear strength (Su) dan koefisien kompresibi

    ENGAN PARAMETER KUAT GESER TAN

      tanah yang tidak berkohesi. Kuat gesernya (sheardalam (angel of internal friction) Ø, dalam kondisi  itung dari persamaan empiris menggunakan nilai

    .(Ohsaki dkk, 1959)

      5…..(Japan Road Association, 1990)

      nguler and well-grained soil particles)

      ound, well-grained or anguler & uniform grained )

    und and uniform-grained soil particles)

      ….(Peck,dkk, 1953)

      SPT terhadap Ø’ antara lain telah dibuat oleh Peck,.D (1986), Skempton A.W (1986) maupun Hatan1.

      ion angle untuk tanah pasir dari data SPT (Hatanaka

    iistilahkan dengan kohesi (c) atau kekuatan tekan taus untuk undrained shear strength (Su), diperolehtest) maupununconfined compressive strength (UCS)ung melalui persamaan 1. (Hara,dkk,1974)

    Su = 0.5 qu

      engkorelasikan nilai N-SPT dengan kuat geser unqu (unconfined compressive strength). Penelitian aw

    Terzaghi & Peck (1967), sedangkan korelasi nilair 2

      knik Sipil 7 (KoNTekS 7)

      urakarta, 24-26 Oktober 2013

      kasar seperti internal

      ombang geser (vs) dari  k tanah berbutir kasar

    ngineeringnya, seperti  litas volume (mv).

      AH

      strength) semata-mata  drained shear strength

      N-SPT. Ada beberapa

    (1)

    (2)

      (Dunham, 1954) (3)

    (4)

      Hanson dan Thornburn  aka & Uchida (1996)

      Uchida, 1996)

      k tersekap (unconfined   ari pengujian triaksial

    . Adapun harga Su dari

    (5)

      rained, Su (undrained   al mengenai hubungan

      N vs undrainedshear 

  • 8/17/2019 Korelasi SPT

    3/9

    Geoteknik 

    Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

    Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 G - 101

    Tabel 1. Korelasi antara qu – NSPT (Terzaghi & Peck 1967)

    Consistency SPT-N Qu (kPa)

    Very soft Soft 

     Medium

    Stiff Very stiff 

     Hard 

    < 22 - 44    8 

    8 -1515 - 30> 30

    < 2525    5050 -100

    100 -200200    400> 400

    Gambar 2.Korelasi nilai N SPT vs Su (Terzaghi & Peck, 1967; Sowers, 1979)

    3. TUJUAN PENELITIAN

    Sebagaimana dikemukakan di awal, bahwa grafik-grafik korelasi umumnya dibuat untuk tanah di luar Indonesia,

    maka penelitian ini akan melihat sebaran data dan bentuk hubungan antara nilai N-SPT dengan parameter kuat gesertanah untuk tanah di DKI Jakarta dan sekitarnya, dengan memanfaatkan hasil soil investigationyang telah dilakukanuntuk berbagai proyek pembangunan struktur. Adapun yang menjadi acuan adalah persamaan empiris hubunganantara N-SPT dan Ød  yang dikemukakan pada persamaan (1) sampai dengan (4). Kemudian grafik yang menjadiacuan adalah grafik korelasi antara N-SPTdengan Su, oleh Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979, serta korelasiantara N-SPTdengan Ø’ oleh Hatanaka dan Uchida (1996).

    4. METODE PENELITIAN

    Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3 berikut ini.

    Gambar 3. Diagram alir pelaksanaan penelitian

    Pengumpulan data

    Seleksidata

    Pengelompokan data sesuai wilayah

    Plot data

    Buang

    Memenuhi kriteria

    Tidak memenuhi

  • 8/17/2019 Korelasi SPT

    4/9

    Geoteknik 

    Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

    G - 102 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

    Pengumpulan Data

    Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari laporan soil investigationyang berasal dari berbagaisumber, baik instansi pemerintah maupun perusahaan swasta di area DKI Jakarta dan sekitarnya.Dipilih yangmemiliki data uji lapangan (sondir dan SPT) serta data uji laboratorium ( sieve analysis & hydrometer analysis,

     Atterberg limits, triaxial, unconfined compressive, direct shear ,konsolidasidan lain-lain).

    Seleksi dan validasi dataMutu dan kelengkapan data merupakan salah satu hal yang penting untuk suatu penelitian, untuk itu diperlukanseleksi data yang ketat. Kriteria seleksi data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    a. Mengingat yang akan diplot adalah parameter kuat geser tanah pasir dan lempung, maka dipilih laporanyang memiliki pengujian triaxialUU dan unconfined compressive strength.

    b. Kelogisan dan konsistensi data. Data yang tidak konsisten maupun tidak logis maka tidak dapat dipakai(dibuang). Contoh :- pada lokasi tersebut disebutkan tanahnya lempung murni, ternyata parameter yang dicantumkan justrubukan c namun  ∅.- data yang tidak konsisten antara jenis tanah dengan klasifikasikan tanah, misalnya jenis tanah tercantumsandy silt tetapi pada klasifikasi disebutkan SW.

    c. Pada kedalaman yang sama, bila ada data yang memiliki nilai c atau  ∅ yang sangat jauh berbeda dari datayang lainnya, tetapi memiliki nilai N-SPT yang sama maka data tersebut tidak dipakai atau dibuang. Ataunilai N-SPT kecil tetapi memiliki nilai c yang besar, maka data c atau ∅ tersebut tidak dipakai, begitu jugasebaliknya bila N-SPT nya besar, tetapi memiliki nilai c atau  ∅yang kecil.

    Pemetaan dan pengelompokan dataa. Data dicatat dan dikelompokkan pada tabel tertentu berdasarkan wilayah di Jabodetabek. Yang dicatat

    adalah lokasi, kedalaman sampel, nilai N-SPT, deskripsi tanah per kedalaman, kohesi (c) dan sudut geserdalam (Ø) dari hasil pengujian triaxial, direct shear maupununconfined compressive strength.

    b. Untuk pasir murni, maka yang dicatat adalah tanah pasir yang memiliki nilai   ∅’ = 20°c. Data yang telah dimasukkan kedalam tabel di atas (poin a) kemudian dikelompokan per kedalaman.d. Untuk plot data ke dalam Grafik Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979, yang dicatat adalah N – SPT,

     jenis dan klasifikasi tanah, nilai Cu ( Su), serta lokasi.e. Sedangkan untuk plotdata ke dalam Grafik Hatanaka & Uchida, yang dicatat adalah N – SPT, jenis dan

    klasifikasi tanah, nilai Ø, serta lokasi.

    Plot data

    Ke dalam persamaan Ohsaki,dkk (1959), Japan Road Association (1990),dan Dunham (1954).

    Langkah pengeplotan data adalah sebagai berikut :

    a. Dari data yang telah dicatat sebelumnya, pada tanah yang berjenis pasir harga  ∅ ditabelkan berdasarkannilai N – SPT dan klasifikasinya.

    b. Perhitungan nilai  ∅d berdasarkan persamaan (1) sampai dengan (4), kemudian diplot ke dalam grafik.

    Ke dalam Grafik Hatanaka & Uchida

    Langkah pengeplotan data adalah sebagai berikut :

    c. Dari data yang telah dicatat sebelumnya, pada tanah yang berjenis pasir harga  ∅ ditabelkan berdasarkannilai N – SPT dan klasifikasinya.

    d. Sebelum diplot nilai N – SPT lapangan dikoreksi dengan rumus :

    ( N1) 60 = Nm CN CE CB CR CS (2)Di mana Nm = measured standard penetration resistence

    CN = depth correctin factorCE = hammer energy ratio ( ER ) correction factor

    CB = borehole diameter correction factorCR = rod leght correction factorCS = correction factor for samplers with or without liners

  • 8/17/2019 Korelasi SPT

    5/9

    Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (K

    Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta,

    Tab

    Contoh perhitungan nilai kNilaiCN hasil dari nilai tegaNilaiCEhasil dari nilai koreNilaiCBhasil dari nilai koreNilaiCRhasil dari nilai koreNilaiCShasil dari nilai koreMaka ( N1) 60  

    e. Setelah nilai N – SPT lapakoreksi dan ∅

    Ke dalam grafik Terzaghi & Peck

    a. Dari tanah yang benar-bsesuai dengan nilai N-S

    b. Plot nilai Cu (Su) yang sdan nilai N - SPT ke dal

    c. Tanah yang bukan lempuntuk sekedar mengetah

    5. HASIL DAN PEMBAHASDari seluruh data yang dikumpulsebanyak 62 laporan (62 proyek).Pedata per kedalaman dapat dilihat p6.Adapun hasil dari plot data dapatserta Gambar 5 untuk Grafik Hata

    NTekS 7)

     24-26 Oktober 2013

    l 2. Nilai Koreksi N-SPT Lapangan (Youd & Idriss,1

      reksi N – SPT lapangan dengan nilai Nm = 20  ngan overburden yaitu : (Pa / σvo )

    0.5 = ( 6,5 / (1,78 xksi energi ratio jenis hammer yang dipakai yaitu : 1,2

      ksi diameter lubang bor yaitu : 1  ksi panjang batang bor yaitu : 0,95  si metode pengambilan sample yaitu : 1

     Nm CN CE CB CR CS= 20 x 0,81 x 1,2 x 1 x 0.95 x 1 = 18,47

      gan dikoreksi, lalu diplot kedalam grafik dengan me

    ,1967 dan Sowers, 1979

    nar termasuk lempung murni, kemudian dilakukT, dan klasifikasi tanah (berdasarkan USCS)

      ebelumnya telah diberi warna sesuai dengan klasm grafik.

      ng murni, tapi mempunyai data Cu(Su) dari peni gambaran posisi terhadap grafik tersebut.

      AN  an, laporan penyelidikan tanah yang memenuhi

    ncatatan keseluruhan data dapat dilihat pada Tabel 3,da Tabel 4 dan Tabel 5.Pencatatan Cu (Su) maupu

      ilihat pada Gambar 4 untuk Grafik Terzaghi & Peaka & Uchida

    Geoteknik 

    G - 103

      97)

      .5 ) 0.5 = 0,81 

    asukan nilai N – SPT

      an pencatatan Cu (Su)

      ifikasi tanah tersebut

      ujian UCS juga diplot,

      riteria dan dapat dipakai  sedangkan pengelompokan

      ∅ dapat dilihat pada Tabel  k,1967 dan Sowers, 1979

  • 8/17/2019 Korelasi SPT

    6/9

    Geoteknik 

    G - 104

    Tab

    Tabel 4. Conto

    Tabel 5. Co

    No Lokasi

    ( Bor )

    1 Jalan kuta elok kelapa gading ( B1)

    Jakarta - Utara

    2 Jalan villa permata gading ( B1 )

    Jakarta - Utara

    3 Jalan Margonda ( B1)

    Depok 

    1

    ( B2

    1

    ( B3

    1

    N - SPT Deskrips i Tanah

    4 Silt ( ML ) 0

    4 Silt ( MH ) 0

    4 Silt ( ML ) 0

    5 Silty Clay ( CH ) 3

    6 Silty Clay ( CH ) 1

    4 Silty Clay ( CH ) 1

    5 Clayey Silt ( MH ) 0

    11 Silty Clay ( CH ) 2

    2 Silty Clay ( CH )

    5 Clayey Silt ( MH )

    2 Silty Clay ( CH )

    5 Silty Clay ( CH ) 0

    5 Clayey Silt ( MH ) 1

    N - SPT Deskrips i Tanah

    0 Clayey Silt ( MH ) 1

    0 Silty Clay ( CH ) 0

    0 Silty Clay ( CH ) 0

    N - SPT Deskrips i Tanah

    0 Clayey Silt ( MH ) 0

    10 Clayey Silt ( MH ) 0

    6 Clayey Silt ( MH )

    0 Clayey Silt ( MH )

    0 Silty Clay ( CH ) 1

    0 Silt ( MH ) 1

    0 Silt ( MH ) 0

    l il

    Kedalaman 1,0

    Kedalaman 1,5

    Kedalaman 2,0

    Konferensi Nasional T

    Universitas Sebelas Maret (UNS) -

    l 3. Contoh pencatatan keseluruhan data per lokasi

      h data pengelompokan per kedalaman untuk n-spt da

    toh pengelompokan data per kedalaman untuk n-spt

    Depth qc N-SPT Deskripsi Tanah

    C Ø

    ( m ) Kg/cm2

     Kg/cm2

    ○ Kg/ 2,0 - 2,5 28 0 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0,4

    5,0 - 5,5 10 0 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0,2

    2,0 - 2,5 11 0 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0,2

    5,0 - 5,5 18 0 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0,1

    1,0 - 1,5 12 4 Silt ( ML ) 0 0 0,1

    3,0 - 3,5 23 3 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0

    5,0 - 5,5 20 2 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0

    7,0 - 7,5 21 3 Silty Clay ( CH ) 0 0 0

    9,0 - 9,5 48 4 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0,1

    1,0 - 11,5 114 8 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0

    1,0 - 1,5 17 4 Silt ( MH ) 0 0 0

    3,0 - 3,5 12 3 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0

    5,0 - 5,5 11 5 Silty Clay ( MH ) 0 0 0

    7,0 - 7,5 16 6 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0,1

    9,0 - 9,5 25 7 Silt ( MH ) 0 0 0,1

    1,0 - 11,5 24 9 Silt ( ML ) 0 0 0

    1,0 - 1,5 14 4 Silt ( ML ) 0 0 0

    3,0 - 3,5 12 4 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0

    5,0 - 5,5 24 8 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0

    7,0 - 7,5 17 9 Clayey Silt ( CH ) 0 0 0,

    9,0 - 9,5 16 4 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0,1

    1,0 - 11,5 21 5 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0,1

    Triaxial

    u Lokasi N - SPT Deskripsi Tanah Cu

    .29 Jakarta Selatan 4 Silty Clay ( CH ) 0.5

    .55 Jakarta Selatan 12 Silty Clay ( CH ) 0.51

    .53 Jakarta Selatan 10 Silty Clay ( CH ) 15.9

    .03 Jakarta Barat 5 Silty Clay ( CH ) 0.7

    .68 Jakarta Pusat

    .19 Jakarta Pusat

    .43 Jakarta Timur  

    .04 Jakarta Selatan N - SPT Deskripsi Tanah Cu

    .2 Jakarta Barat 0 Clayey Silt ( MH ) 0.5

    .2 Jakarta Barat 2 Clayey Silt ( MH ) 0.9

    .3 Jakarta Utara 5 Silty Clay ( CH ) 0.

    .52 Jakarta Pusat 8 Clayey Silt ( MH ) 1.1

    .02 Jakarta Barat 0 Clayey Silt ( MH ) 0.4

    5 Clayey Silt ( MH ) 1.4

    7 Clayey Silt ( MH ) 0.8

    5 Silty Clay ( CH ) 1.7

    u Lokasi 5 Silty Clay ( CH ) 0.8

    .43 Jakarta Timur 7 Clayey Silt ( MH ) 0.7

    .53 Jakarta Pusat 10 Clayey Silt ( MH ) 1.3

    .28 Jakarta Selatan 0 Clayey Silt ( MH ) 0.5

    0 Silty Clay ( CH ) 2.1

    0 Silt ( MH ) 1.9

    4 Silty Clay ( CH ) 0.

    u Lokasi 7 Silty Clay ( CH ) 0.4

    .55 Jakarta Timur 0 Silty Clay ( CH ) 0.6

    .35 Jakarta Utara 1 Clayey Silt ( MH ) 0.0

    .7 Jakarta Utara 0 Clayey Silt ( MH ) 1.0

    .7 Jakarta Utara 7 Silty Clay ( CH ) 0.5

    .48 Jakarta Selatan 3 Clayey Silt ( MH ) 0.5

    .5 Jakarta Timur 40 Silt ( MH ) 1.1

    .39 Jakarta Selatan

      l

    l 1,5 m

    l 2,0 m

    l 2,5 m

    Kedalaman 2,5 - 3,

    Kedalaman 5,0 - 5,

    knik Sipil 7 (KoNTekS 7)

      urakarta, 24-26 Oktober 2013

      cu (su)

      an ∅

    UCT

    Ø qu

    m2

    ○ Kg/cm2

    6 33 0

    0 14 0

    3 28 0,70

    9 22 0,55

    0 25 0,29

    0 0,46

    0 0,96

    0 0,44

    4 6,5 0,38

    0 0,31

    0 0,55

    0 0,50

    0 0,79

    1 23 0,43

    8 17,50 0,20

    0 0,87

    0 0,53

    0 1,07

    0 1,18

    8 10 0,31

    2 22 0,55

    4 26 0

    irect Shear

    Lokasi

    2 Jakarta Pusat

    2 Jakarta Pusat

    77 Jakarta Pusat

    2 Jakarta Pusat

    Lokasi

    5 Jakarta Utara

    6 Jakarta Selatan

    Jakarta Selatan

    8 Jakarta Timur  

    9 Jakarta Timur  

    4 Jakarta Pusat

    5 Jakarta Pusat

    7 Jakarta Pusat

    2 Jakarta Timur  

    5 Jakarta Barat

    2 Jakarta Selatan

    5 Jakarta Utara

    Jakarta Selatan

    5 Jakarta Timur  

    Jakarta Barat

    4 Jakarta Barat

    3 Jakarta Pusat

    8 Jakarta Utara

    7 Jakarta Selatan

    7 Jakarta Pusat

    8 Jakarta Barat

    5 Jakarta Utara

    l 0 m

    l 5 m

  • 8/17/2019 Korelasi SPT

    7/9

    Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (K

    Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta,

    Tabel 6. Pecatatan Ha

    Gambar 4. Plo

    ML MH CH

    N-SPT Cu (Kg/c

    0 140 110 50 54 286 110 98 110 140

    1 40 16 78

    2 192 6 146 64 60 49.6 40

    3 92 20 100 2 82 50 88 150 116

    4 58 76 110 106 214 110 238 36 102

    5 158 606 288 370 354 86 174 164 40 1

    6 86 336 140 128 62

    7 40 318 154 170 150 114 20 180 106

    8 62 236 170 18 222 140 195.6 208 18

    9 174 62 363 2 02. 8 170.2

    10 70 264 92 202.2

    11 408

    1 2 19 2 10 2. 4

    13 122

    14

    15 358 566 142 2 53. 6

    16 168 94

    17 134 126

    18 250

    19 98 352 222 34

    2 0 4 28 .4

    2 1 2 35 .2 26 2 27 2

    22 178 168

    2 3 3 38 .6 12 6

    24 258 64

    2 5 3 39 .8 11 8 14 0

    26 254 64 630

    2 7 3 87 .6

    28

    2 9 3 84 .2

    30 128 206 244 224

    31

    3 2 4 08 .4

    3 3 41 0 41 8. 4

    34

    35 404 580

    36 404

    37

    38

    39 516

    40 374 230

    41

    42 136 580

    43

    44

    45

    46

    47 200

    4 8 6 58 .4

    49

    50

    51

    52

    53

    54

    55 216

    56

    57 176

    58

    59

    6 0 95 4 21 2. 2 1 42

    >60

    65 584 100

    NTekS 7)

     24-26 Oktober 2013

      rga N-SPT dan Cu (Su), serta Harga N-SPT dan ∅ Se

    t data wilayah Jakarta dan sekitarnya terhadap grafik

    m2)

    96 420 300 390 78 106 126 132 214 150 56 32

    6 0 6 4 12 9. 6 7 2. 4 2 52 3 24 1 18 .4 4 5. 6

    148 104 46.8 140.4 56 112 204 100 88.2

    8 8 1 78 .2

    Geoteknik 

    G - 105

    suai Klasifikasi Tanah

      hsaki (1959),

  • 8/17/2019 Korelasi SPT

    8/9

    Geoteknik 

    G - 106

    Gambar 4. Plot data wi

    Gambar 5. Plot data wilayah Ja

    Pembahasan

    Dari plot data sudut geser dalam untuDunham (1954), serta Peck,dkk (195

    mempunyai persamaan Ød = (13N)0,5  yang telah dikoreksi dengan sudut gperbedaan.Untuk pencarian korelasi N SPT dengbetul-betul mempunyai jenis lempung,dan sekitarnya), ternyata sebagian bes(berdasarkan USCS). Kemudian untuk

     jenis, misalnya direct shear dan UCS ,terhadap grafik adalah Cu (Su) terhaddigunakan dan diplot. Walaupun idealn

    Pada plot data terhadap grafik hubung1979, didapat persamaan area klasifika

    tetapi sebagaimana dikemukakan di ata

    Konferensi Nasional T

    Universitas Sebelas Maret (UNS) -

    Dunham (1954), serta Peck,dkk (1953).

      layah Jakarta dan sekitarnya terhadap grafik Hatanak

    karta dan sekitarnya terhadap Grafik Terzaghi & Peck

    k tanah wilayah Jakarta dan sekitarnya terdapat per), ternyata terdapat perbedaan. Untuk data wilayah

    15. Demikian juga untuk plot data dengan grafik hser dalam Ø yang dibuat oleh Hatanaka & Uchi

    an paramater kohesi, seharusnya data yang diambiltetapi dari Laporan Soil Investigation yang terkump

      ar merupakan tanah yang cenderung berjenis lanaueberapa sampel, pengujian kekuatan gesernya dilakutriaxial dan direct shear , atau triaxial dan UCS . Kp nilai N-SPT, maka pada tanah yang berjenis lanaa nilai Su relevan untuk tanah yang betul-betul lemp

      an antara N – SPT dengan Cu (Su)oleh Terzaghi &si tanah CH, dan ML, sedangkan posisi tanah MH b

    , ini adalah plot data terhadap nilai pengujian UCS.

      knik Sipil 7 (KoNTekS 7)

      urakarta, 24-26 Oktober 2013

      &Uchida,1996

      ,1967 dan Sowers, 1979

      amaan Ohsaki (1959),  Jakarta dan sekitarnya

      ubungan antara N – SPT  a, 1996 juga terdapat

      adalah dari tanah yang  ul (untuk tanah Jakarta

      dan berklasifikasi MH  an melalui lebih dari 1

    arena yang akan diplot  pun nilai Cu (Su)-nya

      ng.

      eck,1967 dan Sowers,  rada di area kiri. Akan

  • 8/17/2019 Korelasi SPT

    9/9

    Geoteknik 

    Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

    Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 G - 107

    6. KESIMPULAN

    1. Dari plot data sudut geser dalam untuk tanah wilayah Jakarta dan sekitarnya terdapat persamaan Ohsaki(1959), Dunham (1954), serta Peck,dkk (1953), ternyata terdapat perbedaan. Untuk data wilayah Jakartadan sekitarnya mempunyai persamaan Ød = (13N)0,5 + 15.

    2. Dari plot nilai sudut geser dalam tanah pasir, Ø, pada Grafik Hatanaka & Uchida, 1996, ternyata terdapatperbedaan.

    3. Dari penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa nilaiundrained shear strength untuk tanah diJakarta dan sekitarnya sesuai dengan korelasi antara Cu(Su) dengan N-SPT dari Grafik Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers,1979.

    DAFTAR PUSTAKA

    Bentley & Carter, “Correlations of Soil Properties”, Pentench Press, London.Das,B.M.(1985). Advanced Soil Mechanics-International Edition, Mc-Graw-Hill,New York Das,BM. Alih Bahasa : Noor Endah dan Mochtar,I.B,(1994),  Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa

    Geoteknis), Jilid 1 dan 2, Penerbit Erlangga.

    Hara,A,Ohta,T,Niwa,M,Tanaka,S, and Banno,T.(1974).”Shear Modulus and Shear Stength of Cohesive Soils,” Soilsand Foundation.

    Hatanaka,M dan Uchida,A,(1996),”Empirical Correlation Between Penetration Resistance and Internal FrictionAngle of Sandy Soils”, Soils and Foundations Vol 36, No4, 1-9 Dec, 1996.

    Hary Christady Hardiyatmo,(2002), Mekanika Tanah II , Penerbit Gadjah MadaUniversity Press, Yogyakarta.Holtz, R.D dan Kovacs,RD,(1981),” An Introduction To Geotechnical Engineering”, Prentince Hall,Inc

     Nassaji,F dan Kalantari,B. (2011).”SPT Capabilty to Estimate Undrained Shear Strength of Fine Grained Soils of 

    Tehran, Iran”, EJGE, Vol.16 , pp.1229-1238.Rahardjo,P.P, “Penyelidikan Geoteknik dengan Uji In-Situ” GEC,Parahyangan Chatolic UniversityRahardjo,P.P (2001), In Situ Testing and Soil Properties Correlations”,GEC, Parahyangan Chatolic University.Sanglerat G. (1972)”The Penetrometer and Soil Exploration”,Elsevier Publishing Company.Terzaghi, K and Peck,R.B .(1967) “Soil Mechanics in Engineering Practice”.John Willey, New York.