KORELASI ANTARA TINGKAT HAFALAN SYIFA’UL JANAN...
Transcript of KORELASI ANTARA TINGKAT HAFALAN SYIFA’UL JANAN...
KORELASI ANTARA TINGKAT HAFALAN
SYIFA’UL JANAN DAN KEFASIHAN MEMBACA AL-QURAN
SANTRI KELAS I’DAD MADRASAH DINIYAH SALAFIYAH
FUTUHIYYAH MRANGGEN DEMAK
TAHUN AJARAN 2010-2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar S1 dalam Ilmu Tarbiyah
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Oleh:
A. NURUL KHAERONI
073111068
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : A. Nurul Khaeroni
NIM : 073111068
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 23 November 2011
Saya yang menyatakan,
A. Nurul Khaeroni
NIM: 073111068
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295
Fax. 7615987 Semarang 50185
PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan :
Judul : Korelasi antara Tingkat Hafalan Syi fa’ul Janan dan Kefasihan Membaca
Al-Quran Santri Kelas I’dad Madrasah Diniyyah Salafiyyah Futuhiyyah
Mranggen Demak Tahun Ajaran 2010-2011
Nama : A. Nurul Khaeroni
NIM : 073111168
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.
Semarang, 12 Desember 2011
DEWAN PENGUJI
Ketua, Sekretaris,
H. Fakhrur Rozi, M.Ag. Nadhifah, S.Th.I., M.Si
NIP : 196912201995031001 NIP : 197508272003122003
Penguji I, Penguji II,
Nasirudin, M.Ag H. Mursyid, M.Ag
NIP : 196910121996031002 NIP : 196703052001121001
Pembimbing I, Pembimbing II,
Nur Asiyah, S.Ag, M.Si Drs. Mahfud Junaedi, M.Ag
NIP : 197109261998032002 NIP : 19693201998031004
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295
Fax. 7615987 Semarang 50185
NOTA PEMBIMBING Semarang, 28 November 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
Di Semarang
Assalamu ‘alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Korelasi antara Tingkat Hafalan Syifa’ul Janan dan Kefasihan Membaca
Al-Quran Santri Kelas I’dad Madrasah Diniyyah Salafiyyah Futuhiyyah
Mranggen Demak Tahun Ajaran 2010-2011
Nama : A. Nurul Khaeroni
NIM : 073111068
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamu ‘alaikum wr. wb.
Pembimbing I,
Nur Asiyah, S. Ag, M. Si
NIP: 197109261998032002
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295
Fax. 7615987 Semarang 50185
NOTA PEMBIMBING Semarang, 28 November 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
Di Semarang
Assalamu ‘alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Korelasi antara Tingkat Hafalan Syifa’ul Janan dan Kefasihan Membaca
Al-Quran Santri Kelas I’dad Madrasah Diniyyah Salafiyyah Futuhiyyah
Mranggen Demak Tahun Ajaran 2010-2011
Nama : A. Nurul Khaeroni
NIM : 073111068
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamu ‘alaikum wr. wb.
Pembimbing II,
Drs. Mahfud Junaedi, M. Ag
NIP : 19693201998031004
ABSTRAK
Judul : Korelasi antara Tingkat Hafalan Syifa’ul Janan dan Kefasihan
Membaca Al-Quran Santri Kelas I’dad Madrasah Diniyyah Salafiyyah
Futuhiyyah Mranggen Demak Tahun Ajaran 2010-2011
Penulis : A. Nurul Khaeroni
NIM : 073111068
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Bagaimanakah tingkat hafalan
Syifaul Janan santri kelas I’dad Madrasah Diniyyah Salafiyyah Futuhiyyah
Mranggen? 2) Bagaimanakah kefasihan membaca al-Quran santri kelas I’dad
Madrasah Diniyyah Salafiyyah Futuhiyyah Mranggen? 3) Adakah korelasi antara
tingkat hafalan Syifaul Janan dan kefasihan membaca al-Quran santri kelas I’dad
Madrasah Diniyyah Salafiyyah Futuhiyyah Mranggen Demak tahun ajaran 2010-
2011.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) yang bertujuan
untuk menemukan ada tidaknya pengaruh antara variabel X dengan variabel Y,
sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif
kuantitatif. Obyek penelitian ini adalah santri kelas I’dad MDS Futuhiyyah
Mranggen Demak tahun ajaran 2010-2011. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan kelas I’dad A dan B sebagai sampel yang terdiri dari 65 santri.
Pengambilan sampel dilakukan dengan jumlah keseluruhan santri, karena sampel
kurang dari 100.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Hasil tes tingkat hafalan Syifaul Janan
santri kelas I’dad MDS Futuhiyyah Mranggen menunjukkan bahwa rata-rata
tingkat hafalan Syifaul Janan adalah 76,46. 2) Hasil tes kefasihan membaca al-
Quran santri kelas I’dad MDS Futuhiyyah Mranggen menunjukkan bahwa rata-
rata kefasihan membaca al-Quran adalah 71,69. 3) Hasil pengujian hipotesis
dengan menggunakan rumus korelasi produkt moment (rxy) diperoleh nilai ro =
0,623. Kemudian ro ini dikonsultasikan dengan rt pada taraf signifikan 5 % dengan
N = 65 nilainya 0,232 dan pada taraf signifikan 1 % adalah 0,302. Dengan
demikian maka hipotesis alternatif diterima sedangkan hipotesis nihilnya ditolak.
Artinya terdapat hubungan yang positif antara tingkat hafalan Syifaul Janan dan
kefasihan membaca al-Quran santri kelas I’dad Madrasah Diniyyah Salafiyyah
Futuhiyyah Mranggen Demak tahun ajaran 2010-2011.
Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi positif dan masukan
bagi segenap civitas akademik khususnya para kyai, ustazd di pesantren, orang tua
dan masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan hafalan santri dan
kefasihan membaca al-Quran santri MDS Futuhiyyah Mranggen Demak.
TRANSLITERASI ARAB LATIN
Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada
SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor:
158/1987 dan Nomor: 0543b/Untuk1987. Penyimpangan penulisan kata sandang
(al-) disengaja secara konsisten agar sesuai teks Arabnya.
a t}
b z}
t ‘
s| gh
j f
h} q
kh k
d l
z| m
r n
z w
s h
sy ’
s} y
d}
Bacaan madd: Bacaan diftong:
a> = a panjang = au
i> = i panjang = ai
u> = u panjang
KATA PENGANTAR
Bismillahirramanirrahim
Asslamu’alaikum Wr. Wb.
Inna hamdan wa syukran lillah, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah
dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
berjudul Korelasi antara Tingkat Hafalan Syifaul Jannan dan Kefasihan
Membaca Al-Quran Santri Kelas I’dad MDS Futuhiyyah Mranggen Demak
Tahun Ajaran 2010-2011.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepangkuan beliau junjungan Nabi
Agung Muhammad SAW. yang telah membawa umat Islam ke arah perbaikan,
peradaban, dan kemajuan sehingga kita dapat hidup dalam konteks beradab dan
modern.
Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan bahwa skripsi
ini tidak akan terselesaikan tanpa rahmat Allah Ta’ala, serta bantuan dan
dukungan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik
secara material maupun spiritual. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-setingginya kepada:
1. Dr. Suja’i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
2. Drs. Mahfud Junaedi, M.Ag, selaku dosen pembimbing I, dan Nur Asiyah,
S.Ag, selaku dosen pembimbing II, yang tak kenal lelah membimbing dan
mengarahkan kepada penulis selama penulisan skripsi.
3. Segenap civitas akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah
membuka cakrawala pemikiran lebih giat menggali dan mengembangkan
keilmuan Islam bagi penulis.
4. Kepala Madrasah Gus Hilmi Wafa, Lc, K.H. Muhammad Hanif Muslih,
Lc. Selaku pengasuh pesantren, beserta stafnya (terkhusus guru tajwid
kelas I’dad) yang telah berpartisipasi aktif dalam membantu penulis
selama mengumpulkan data di MDS Futuhiyyah Mranggen.
5. Bapak dan Ibunda tercinta yang senantiasa mendo’akan setiap langkah
yang penulis tempuh, semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan
kesehatan kepada beliau.
6. Kakanda Siti Rosaidah serta keluarga, Siti Asyarofah serta keluarga, adik
Khakim, serta Ana Nurul Maliha yang selalu menemani dalam pembuatan
skripsi serta semua motivasinya.
7. Hafidzi, Rudin Haryono, M. Vadli, Dzannurain, M. Januri, dan Maslikhan
yang selalu memberi motivasi penulis.
8. Teman-teman di pesantren Futhiyyah Mranggen yaitu: gus Imam
Haromain, Ahmad Sahal, Abdul Shomad, Imam Khosyi’i yang telah
memberikan do’a masukan dalam pembuatan skripsi.
9. Shahib-shahib senasib seperjuangan PAI B 2007 serta pujaan hati yang tak
pernah berhenti menyemangati penulis dalam penyelsaian skripsi.
Ridha Allah semoga tercurahkan atas semua dukungan dan bantuan semua pihak
menjadi amal shalih dan mendapatkan balasan dari Allah Ta’ala. Dan semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Amiin Ya Rabbal
‘Alamiin…
Wassalamu ‘alaikum wr. wb.
Semarang, 23 November 2011
Penulis,
A. Nurul Khaeroni
073111068
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... ii
PENGESAHAN .................................................................................................... iii
NOTA PEMBIMBING ......................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
TRANSLITERASI ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 6
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ...................................................................... 8
B. Kerangka Teoritik………………………………………….. 9
1. Hafalan…………………..…………………………... 9
a. Pengertian Hafalan……………………………….. 9
b. Tahap-Tahap Hafalan……………………………. 10
c. Jenis-Jenis Hafalan……………………………..... 13
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hafalan.….. 17
2. Syifa’ul Jannan………………………………..………..... 19
a. Pengertian Syifa’ul Jannan………………………. 19
b. Materi Pengertian Syifa’ul Jannan…………...….. 19
3. Kefasihan Membaca al-Quran……………………..... 26
a. Pengertian Kefasihan Membaca al-Quran……….. 26
b. Dasar Membaca al-Quran………………………... 28
c. Adab Membaca al-Quran………………………… 30
d. Indikator Kefasihan Membaca al-Quran ………… 33
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kefasihan
Membaca al-Quran………………………………. 40
4. Hubungan antara Tingkat Hafalan Syifaul Janan dan
Kefasihan Membaca al-Quran Santri ……………….
45
C. Pengajuan Hipotesis ………………………………………... 47
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................... 48
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 49
C. Populasi, Sampel, dan Tekhnik Pengambilan Sampel ……... 49
D. Variabel dan Indikator Penelitian .......................................... 40
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 51
F. Teknik Analisis Data .............................................................. 52
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian …………………………..... 55
1. Data tentang tingkat hafalan Syifaul Janan santri
kelas I’dad MDS Futuhiyyah Mranggen Demak
tahun ajaran 2010-2011...............................................
56
2. Data kefasihan membaca al-Quran santri kelas I’dad
MDS Futuhiyyah Mranggen Demak tahun ajaran
2010-2011…………………………………………....
59
B. Pengujian hipotesis.................................................................. 62
C. Pembahasan Hasil penelitian ……………………………….. 66
D. Keterbatan Penelitian ………………………………………. 67
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................. 68
B. Saran ....................................................................................... 68
C. Penutup…………………………….………………………... 69
DAFTAR KEPUSTAKAAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Tabel data nilai tingkat hafalan Syifaul Jannan…………………... 55
Tabel 4.2 Tabel interval nilai tingkat hafalan Syifaul Jannan………………. 56
Tabel 4,3 Tabel kulitas variabel tingkat hafalan Syifaul Jannan……………. 57
Tabel 4.4 Tabel data nilai kefasihan membaca al-Quran……………………. 58
Tabel 4.5 Tabel interval nilai kefasihan membaca al-Quran………………… 59
Tabel 4.6 Tabel kualitas variabel kefasihan membaca al-Quran……………. 60
Tabel 4.7 Tabel kerja koefisien korelasi antara tingkat hafalan Syifaul
Jannan dan kefasihan membaca al-Quran santri kelas I’dad MDS
Futuhiyyah…………………………………………………………
61
Tabel 4.8 Tabel interpretasi angka indeks korelasi……………………………….. 65
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman observasi
Lampiran 2 Daftar santri kelas I’dad MDS Futuhiyyah Mranggen
Lampiran 3 Instrumen tes lisan tingkat hafalan Syifaul Janan
Lampiran 4 Instrumen tes lisan kefasihan membaca al-Quran
Lampiran 5 Hasil nilai tes lisan tingkat hafalan Syifaul Janan
Lampiran 6 Hasil nilai tes lisan kefasihan membaca al-Quran
Lampiran 7 Hasil SPSS uji Laboratorium
Lampiran 8 Surat penunjukan pembimbing
Lampiran 10 Surat izin Riset
Lampiran 11 Surat keterangan riset
Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran merupakan kalam Allah yang mu‟jiz, yang diturunkan kepada
Nabi dan Rasul penutup (Muhammad SAW.) melalui perantara malaikat Jibril,
ditulis dalam lembaran-lembaran (mashahif), sampai kepada umat manusia secara
mutawatir dan membacanya termasuk ibadah, diawali dengan surat al-Fatihah dan
ditutup dengan surat al-Nas.1 Al-Quran juga sebagai sumber utama ajaran agama
Islam. Di dalamnya mencakup ajaran tentang I‟tiqad (keyakinan), akhlak (etika),
sejarah, serta amaliyah (tindakan praktis).2 Al-Quran merupakan peraturan bagi
umat sekaligus sebagai way of lifenya yang kekal hingga akhir masa. Oleh karena
itu, kewajiban umat Islam adalah memberikan perhatian yang besar terhadap al-
Quran baik dengan cara membacanya, menghafalkan atau mempelajarinya.
Dalam al-Quran tidak terdapat sedikitpun kebatilan serta kebenarannya
terpelihara dan dijamin keasliannya oleh Allah SWT sampai hari kiamat.3
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Hijr: 9
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan
Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”4
1 Muhammad „Aly As Shabuny, Al-Tibyan Fi „Ulum Al-Quran, (Bairut: Alim Al-Kutub, 1985),
hlm. 8
2 Ngainun Naim, Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 56
3 Raghib As Siraji, Cara Cerdas Hafal Al-Qur‟an, (Solo: Aqwam, 2010), hlm. 16
4 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemah Indonesia Inggris, (Solo: Qamari, 2008),
hlm. 515
2
Al-Quran diturunkan bertujuan untuk menjadi petunjuk (hudan) dan
pedoman bagi manusia dalam menata perjalanan hidupnya dunia sampai akhirat.
Al-Quran sebagai petunjuk tidak akan bermanfaat sebagaimana mestinya jika
tidak dibaca, dipahami maknanya (kognitif), dihayati kandungannya (afektif), dan
kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari (psikomotor).
Al-Quran dinama القرأن karena “ia” dibaca dengan lisan,5 membacannya
termasuk ibadah.6 Hanya membaca al-Quran sajalah di antara sekian banyak
bacaan yang dianggap ibadah sekalipun belum tahu maknanya.7 Sebagaimana
sabda Nabi dari Ibnu Mas‟ud, “Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab
Allah (al-Quran) mendapat satu kebaikan dan satu kebaikan itu dilipat gandakan
menjadi sepuluh kebaikan (HR. At-Tirmidzi).8
Membaca merupakan ayat pertama dalam wahyu yang pertama kali
diturunkan, yaitu menyuruh manusia membaca dan menulis9 yang terdapat dalam
QS. al-Alaq: 1-5
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia
Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan
5 Mana‟ Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur‟an, Terj. Mudzakir, (Bogor: Pustaka
Literatur Antarnusa, 2007), hlm. 19
6 Abuddin Nata, Al-Qur‟an Dan Hadits, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998). hlm. 59
7 Abdul Majid Khon, Praktikum Qiraat, (Jakrta: Amzah, 2007), hlm.2
8 Abdul Majid Khon, Praktikum Qiraat, hlm.64
9 Inu Kencana Syafiie, Al-Qur‟an Dan Ilmu Administrasi, (Jakarta, PT. Rinieka Cipta, 2000),
hlm.1
3
perantaran qalan (pena), Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya”.10
Arti iqra‟ yaitu perintah yang tidak hanya ditujukan kepada pribadi Nabi
Muhammad SAW. semata-mata, tetapi juga untuk manusia sepanjang sejarah
kemanusiaan. Sebab, realisasi perintah tersebut merupakan kunci pembuka jalan
kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.11
Apabila manusia ingin hidup bahagia
dunia akhirat, maka haruslah membaca al-Quran. Di samping itu, dengan
membaca al-Quran akan menambah syiar Islam dan juga mengandung manfaat
bagi pembacanya.
Perintah membaca merupakan perintah yang berharga yang dapat diberikan
kepada umat manusia. Sebab, membaca merupakan jalan yang mengantar
manusia sampai derajat kemanusiaan yang sempurna, sehingga tidak berlebihan
jika dikatakan bahwa “membaca” adalah syarat utama guna membangun
peradaban dan pengetahuan.12
Dalam membaca al-Quran tentunya tidak seperti membaca bacaan-bacaan
yang lainnya, akan tetapi dalam membacanya ada tata caranya tersendiri yaitu
membacanya dengan tartil yakni membaca dengan cara pelan, dan perlahan, serta
menguapkan huruf dari makhrajnya dengan tepat.13
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Muzzammil: 4
“……... dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan”.14
10 Departemen Agama RI, AL- Quran dan Terjemah, hlm. 1304
11 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur‟an, (Bandung: Mizan, 1994), hlm.167
12 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur‟an hlm, 170
13 Said Abdul Adhim, Nikmatnya Membaca Al-Qur‟an, (Solo: Aqwam, 2010), hlm. 27
14 Departemen Agama RI, al-Quran dan Terjemah, hlm. 1228
4
Sementara itu, realita di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak umat
Islam yang belum mampu membaca al-Quran yang sesuai dengan apa yang telah
diajarkan oleh Rasulullah SAW. Maka dari itu, kiranya perlu diupayakan
pembelajaran tentang teknik membaca al-Quran (Ilmu Tajwid) di Madrasah
Diniyyah. Ilmu tajwid merupakan ilmu yang mempelajari cara baca al-Quran
secara tepat makharijul huruf, sesuai dengan sifatul huruf, dan mengetahui
dimana harus waqaf (berhenti), dan dimana harus memulai bacaannya kembali
(ibtida‟).15
Madrasah Diniyyah Salafiyyah (MDS) Futuhiyyah Mranggen merupakan
salah satu madrasah yang didalamnya mengajarkan ilmu tajwid. Tujuannya tidak
lain agar santri senantiasa terpelihara dari kekeliruan membaca al-Quran. Dalam
proses belajar-mengajar untuk memudahkan santri memahami ilmu tajwid,
terlebih dahulu santri diwajibkan untuk hafalan nadzam (setoran).
Dalam belajar, menghafal bahan pelajaran merupakan salah satu kegiatan
dalam rangka menguasai bahan pelajaran yang harus dipelajari.16
Ingatan atau
memori merupakan unsur inti dari perkembangan kognitif, sebab segala bentuk
belajar dari individu melibatkan memori. Dengan memori, individu
dimungkinkan untuk dapat menyimpan informasi yang ia tarima sepanjang waktu.
Tanpa memori, individu mustahil dapat merefleksikan dirinya sendiri, karena
pemahaman diri sangat tergantung pada suatu kesadaran yang berkesinambungan,
yang hanya dapat terlaksana dengan adanya memori.17
Memori merujuk pada proses penyimpanan atau pemeliharaan informasi
yang telah diperoleh seorang individu sepanjang masa. Hampir semua aktivitas
manusia baik yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor pasti melibatkan
15 Ahmad Sham Madyan, Peta Pembelajaran Al-Qur‟an, (Yogyakatrta: Pustaka Pelajar, 2008),
hlm. 106
16 Syaful Bahri Jamaroh, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: PT. Rinieka Cipta, 2002), hlm. 43
17 Deswita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 111
5
ingatan. Oleh karena itu, ingatan menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai
proses yang dialami manusia. Dalam proses belajar ingatan mempunyai fungsi
yang sangat penting. Ingatan atau memori adalah perbuatan menyimpan hal-hal
yang sudah pernah diketahui untuk dikeluarkan dan pada saat lain digunakan
kembali.18
Dalam definisi lain dikatakan ingatan adalah suatu daya mencamkan,
menyimpan, mereproduksi kesan-kesan.19
Dengan demikian, fungsi ingatan ada
tiga yaitu: mencamkan, menyimpan dan mngingat kembali.
Sehubungan dengan beberapa fungsi ingatan yang tersebut di atas,
kemudian ingatan dapat diberikan sifat-sifat sebagai berikut: cepat, setia, teguh,
luas dan siap. Ingatan disebut cepat apabila dalam waktu yang singkat sanggup
memasukkan atau mencamkan kesan-kesan dari luar. Ingatan disebut setia apabila
apa yang telah diterima atau dicamkan itu dapat disimpan dengan sebaik-baiknya
dan tidak akan mengalami perubahan sedikitpun. Ingatan disebut teguh apabila
kesan yang telah diterima itu dapat disimpan dalam waktu yang lama dan tidak
akan mudah dilupakan. Ingatan dikatakan luas, apabila dapat menyimpan banyak
kesan. Dan ingatan disebut siap apabila kesan yang telah disimpan itu dengan
mudah dapat direproduksikan.20
+
Hal demikian juga diterapkan oleh MDS Futuhiyyah Mranggen khususnya
pada kelas I‟dad yang dalam pelajaran ilmu tajwid santri terlebih dahulu
diwajibkan untuk menghafal nadzam. Adapun nadzam (ilmu tajwid) yang wajib
dihafalkan pada kelas I‟dad yaitu Syifaul Jannan. Hal demikian diwajibkan
karena dalam menghafal, proses mengingat, memegang peran penting guna
memahami pelajaran tersebut.
18 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2010), hlm. 111
19Baharuddin, Psikologi Pendidiksn, hlm. 111
20 Abdurahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1993), hlm. 99
6
Atas dasar latar belakang tersebut, maka penulis bermaksud untuk
mengadakan penelitian yang berjudul “Korelasi antara Tingkat Hafalan Syifaul
Janan dan Kefasihan Membaca Al-Quran Santri Kelas I‟dad Madrasah Diniyyah
Salafiyyah Futuhiyyah Mranggen Demak Tahun Ajaran 2010-2011”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis kemukakan pokok
masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimanakah tingkat hafalan Syifaul Janan santri kelas I‟dad Madrasah
Diniyyah Salafiyyah Futuhiyyah Mranggen Demak tahun ajaran 2010-2011?
2. Bagaimanakah kefasihan membaca al-Quran santri kelas I‟dad Madrasah
Diniyyah Salafiyyah Futuhiyyah Mranggen Demak tahun ajaran 2010-2011?
3. Adakah korelasi antara tingkat hafalan Syifaul Janan dan kefasihan membaca
al-Quran santri kelas I‟dad Madrasah Diniyyah Salafiyyah Futuhiyyah
Mranggen Demak tahun ajaran 2010-2011?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin penulis
capai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat hafalan Syifaul Janan santri kelas I‟dad Madrasah
Diniyyah Salafiyyah Futuhiyyah Mranggen Demak tahun ajaran 2010-2011.
2. Untuk mengetahui kefasihan membaca al-Quran santri kelas I‟dad Madrasah
Diniyyah Salafiyyah Futuhiyyah Mranggen Demak tahun ajaran 2010-2011.
3. Untuk mengetahui seberapa jauh hubungan antara tingkat hafalan Syifaul
Janan dan kefasihan membaca al-Quran santri kelas I‟dad Madrasah
Diniyyah Salafiyyah Futuhiyyah Mranggen Demak tahun ajaran 2010-2011.
7
Sedangkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada
dunia pendidikan di antaranya:
a. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memperkaya informasi yang berupa pengetahuan
baru yakni bahwasanya untuk dapat membaca al-Quran dengan fasih
dibutuhka ilmu tajwid khususnya pada kelas I‟dad diwajibakan untuk hafalan
Syifaul Janan.
b. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap
khazanah kepustakaan ilmiah dalam bidang penelitian.
8
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
Kajian penelitian yang relevan ini memuat sistematika tentang penelitian
sejenis yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dan ada hubungannya
dengan penelitian yang akan dilakukan.
Sebelum penulis mengadakan penelitian ini, penulis telah melakukan
pengecekan terhadap tempat sebagaimana yang dimaksud untuk mengetahui
apakah obyek yang akan penulis teliti sudah ada yang meneliti atau belum.
Ternyata penelitian yang akan penulis lakukan belum pernah dilakukan di
Madrasah tersebut. Selain itu, penulis juga mengadakan penelitian terhadap
beberapa skripsi yang ada kaitannya dengan skripsi tersebut.
1. Skripsi yang ditulis oleh Dwi Arini dengan NIM: 03105094, IAIN
Walisongo Fakultas Tarbiyah yang berjudul „„Hubungan antara
Penguasaan Ilmu Tajwid Dengan Kefasihan Santri Membaca Al-Quran di
Pondok Pesantren Tahafudzul Quran Ngaliyan”, Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa terdapat korelasi positif antara penguasaan ilmu
tajwid dengan kefasihan membaca Al-Quran. Hal ini ditunjukkan pada
koefisien korelasi ro = 0,304, sedangkan harga kritik product momentnya
adalah 0,320 pada taraf signifiksn 5 % dengan N=38.
2. Sumyani dengan NIM: 3505089, IAIN Walisongo Fakultas Tarbiyah yang
berjudul “Hubungan antara Penguasaan Ilmu Tajwid dengan Kemampuan
Praktek Membaca Al-Quran Siswa Kelas V SDN Ledokol Salatiga”. Hasil
penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara
penguasaan ilmu tajwid dengan kemampuan praktek membaca al-Quran.
Hal ini ditunjukkan pada koefisien korelasi ro = 0,914, sedangkan harga
kritik product momentnya adalah 0,361 pada taraf signifiksn 5 % dan
0,463 pada taraf signifikan 1 % dengan N=30.
9
Penelitian di atas ada relevansinya dengan penelitian ini, tetapi
memiliki perbedaan di antaranya, yaitu: kitab yang di pelajari yaitu Syifaul
Janan, lebih menekankan pada hafalan nadzam, lokasi di MDS Futuhiyyah
Mranggen, dan subyek yang di teliti. Penelitian ini lebih fokus pada tingkat
hafalan Syifaul Janan dan kefasihan santri membaca al-Quran.
B. Kerangka Teoritik
1. Hafalan
a. Pengertian Hafalan (Ingatan)
Hafalan (kata benda) yang berarti yang dihafal, hasil hafalan.1
Hafalan (د) merupakan bentuk masdar dari kata د ٸذ دب yang
artinya menjaga, memelihara, dan menghafal.2 Ingatan merupakan alih
bahasa dari memory yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti daya
ingat.3 Dalam ilmu psikologi ingatan atau memori diartikan sebagai daya
untuk mencamkan, menyimpan, dan memproduksi kembali kesan-kesan
yang telah dialami.4 Dalam definisi lain dikatakan bahwa ingatan adalah
suatu aktivitas kognitif dimana manusia menyadari bahwa pengetahuannya
berasal dari berdasarkan pada kesan-kesan dari masa lampau.5 Dengan
demikian, apa yang diingat oleh individu berupa suatu kejadian merupakan
kejadian yang sudah pernah dialami dan dimasukkan dalam alam sadar,
1 DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka Pelajar, 2005), hlm.
381
2 Ahmad Warson Al Munawwir, Kamus Al Aunawwir Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka
Progressif, 1997), hlm, 279
3 Peter Salim, The Contemperory English-Indonesian, (Jakarta: Modern English Press, 1991),
hlm. 1158
4 Baharuddin, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2010), hlm.111
5 M. Verbeek S.J, Ingatan, (Yogyakarta: Kanisius, 1978), hlm. 6
10
kemudian disimpan dan pada suatu ketika kejadian itu ditimbulkan kembali
di atas kesadaran.
Ingatan seseorang berhubungan erat dengan kondisi jasmani dan
emosi. Seseorang akan mengingat sesuatu lebih baik, jika peristiwa-
peristiwa itu menyentuh perasaan. Sedangkan kejadian yang tidak
menyentuh emosi akan dibiarkan saja. Akan lebih kuat lagi memori
seseorang terhadap suatu peristiwa, manakala peristiwa itu pernah
dialaminya. Orang dapat mengingat suatu kejadian, ini berarti yang diingat
pernah dialami atau kejadian itu pernah dimasukkan ke dalam jiwanya,
kemudian disimpan dan pada waktu kejadian itu ditimbulkan dalam
kesadaran. Dengan demikian, ingatan itu mencakup kemampuan
memasukkan (learning), menyimpan (retention), dan mengeluarkan
kembali (remembering).6
b. Tahap-Tahap Hafalan
Sebelum seseorang mengingat suatu informasi atau sebuah kejadian
yang telah lalu, ternyata ada beberapa tahapan yang harus dilalui ingatan
tersebut untuk bisa muncul kembali. Richard Atkinson dan Richard
Shiffrin dikutip oleh Baharuddin berpendapat bahwa, para ahli psikologi
membagi tiga tahapan ingatan, yaitu:
1. Mencamkan (Learning)
Mencamkan atau memahamkan dapat diartikan sebagai
melekatkan kesan-kesan sehingga kesan-kesan itu dapat disimpan
sewaktu-waktu dapat direproduksi atau dapat ditimbulkan kembali.
Mencamkan ini ada kalanya dilakukan melalui dengan sengaja dan
tidak sengaja.7
6 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Ofset, 2004), hlm. 117
7 Baharuddin, Psikologi Pendidikan, hlm. 113
11
a. Sengaja, individu dengan kesadaran yang sungguh-sungguh dapat
memahami segala pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-
pengetahuan kedalam jiwanya. Mencamkan dengan sengaja ini
sendiri dapat dilakukan dengan menempuh dua cara yaitu:
menghafal (memorizing) dan mempelajari (studying).8
b. Tidak sengaja, mencamkan dengan tidak sengaja merupakan
mencamkan apa yang dialami dengan tidak sengaja kedalam
jiwanya9 dalam memperoleh suatu pengetahuan.
10
2. Menyimpan (Retaining)
Tahap menyimpan yaitu dimana siswa menyimpan simbol-
simbol hasil olahan yang telah diberi makna ke long-term memory atau
gudang ingatan jangka-panjang. Pada tahapan ini hasil belajar sudah
diperoleh, baik baru sebagian maupun keseluruhan.11
Menyimpan kesan-kesan ingatan berhubungan dengan emosi
seseorang akan mengingat sesuatu yang lebih baik, apabila peristiwa
itu menyentuh perasaan-perasaan sedang kejadian yang tidak
menyentuh emosi akan diabaikan. Dari sinilah kesan-kesan itu
disimpan di otak seorang siswa apabila sangat suka dengan suatu mata
pelajaran, maka ingatan pada mata pelajaran tersebut sangatlah kuat
dan memungkinkan dapat disimpan lama.
Pada umumnya kemampuan untuk mengingat tersebut
bergantung pada hal-hal seperti kondisi tubuh (sakit), usia seseorang
8 Baharuddin, Psikologi Pendidikan, hlm. 113
9 Baharuddin, Psikologi Pendidikan, hlm. 113
10 Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004),
hlm. 45
11 Baharuddin, Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar Ruz, 2010), hlm. 17
12
(tua), intelegensi seseorang, pembawaan seseorang, derajat dan minat
seseorang terhadap suatu masalah.12
Setelah seseorang menyandikan informasi, seseorang perlu
mempertahankan atau menyimpan informasi. Di antara aspek yang
paling menonjol di penyimpanan memori setelah tiga simpanan utama,
yaitu: memori sensoris, memori jangka-pendek, dan memori jangka-
panjang.13
3. Reproduksi (Recalling)
Mereproduksi adalah pengaktifan kembali hal-hal yang telah
dicamkan dalam ingatan.14
Dalam reproduksi ada dua bentuk, yaitu:
a. Mengingat kembali (recall), yaitu proses mengingat informasi
yang dipelajari dimasa lalu tanpa petunjuk yang dihadapkan pada
organisme.15
Dalam mengingat kembali, individu dapat mengingat
kembali kesan-kesan yang diingat tanpa adanya obyek tertentu.
Dengan demikian, mengingat kembali ini disebabkan sesuatu dari
dalam, bukan karena pengaruh obyek tertentu.16
Misalnya, minggu
lusa santri diberikan materi hukum bacaan mad pada mata
pelajaran tajwid dan hari berikutnya santri ditanya hal yang sama,
maka santri akan mengingat kembali materi minggu lusa. Dalam
hal ini, tidak ada obyek yang dipakai untuk merangsang
reproduksi.17
12 Baharuddin, Psikologi Pendidikan, hlm. 116
13 Jhon W. Santroct, Psikologi Pendidikan, Terj. Triwibowo, (Jakarta: PT. Fajar Interpratama
Ofsset, 2010), hlm. 319
14 Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, hlm. 50
15 Irwanto dkk, Psikologi Umum, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996), hlm. 155
16 Baharuddin, Psikologi Pendidikan, hlm. 117
17 Wasti Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rinieka Cipta, 1998), hlm. 28
13
b. Mengenal kembali (recognition), proses mengingat informasi yang
sudah dipelajari melalui suatu petunjuk yang dihadapkan pada
organisme.18
Pada individu dapat menimbulkan kembali
disebabkan oleh adanya obyek dari luar untuk mencocokkannya.19
Dalam hal ini, ada suatu obyek yang dipakai sebagai perangsang
untuk mengadakan reproduksi. Obyek dimaksudkan sebagai bahan
untuk mencocokkan ciri-ciri kesan tentang benda sejenisnya.20
Misalnya, santri kehilangan sebuah peci, lantas diperlihatkan
sebuah peci, maka santri akan mencocokkan kesan yang telah
tersimpan dengan sebuah peci yang diperlihatkan didepannya.
Adapun ingatan itu memiliki beberapa sifat, diantaranya:
a) Ingatan yang baik, apabila individu dapat menerima dengan mudah
kesan-kesan kejiwaan.
b) Ingatan setia, apabila individu dapat menyimpan kesan-kesan itu
dengan tidak berubah dari kesan semula.
c) Ingatan yang teguh, individu dapat menyimpan kesan-kesan dengan
teguh (kuat) dan tidak mudah lupa.
d) Ingatan yang luas, individu sekaligus dapat menyimpan yang banyak
dalam daerah yang luas.
e) Ingatan mengabdi dan patuh, ingatan yang pernah dicamkan dapat
dengan mudah direproduksikan secara lancar.21
c. Jenis-Jenis Hafalan (Ingatan)
Menurut Richard Atkinson dan Richard Shiffrin, dikutip oleh
Baharuddin mengungkapkan bahwa memori terdiri atas tiga tempat (wadah
penyimpanan), yaitu antara lain:
18 Irwanto dkk, Psikologi Umum, hlm. 154
19 Baharuddin, Psikologi Pendidikan, hlm. 117
20 Wasti Soemanto, Psikologi Pendidikan, hlm. 28
21 Baharuddin, Psikologi Pendidikan, hlm.112
14
1. Memori Sensori (Sensory Memory)
Memori sensori adalah tempat sementara penyimpanan
informasi.22
Semua informasi yang tiba melalui indera diregistrasi atau
dicatat disana dulu.23
Informasi itu tinggal disana selama kurang dari
satu detik (untuk penglihatan) atau sedikit lebih lama (untuk
pendengaran atau yang lainnya) dan kemudian hilang. Selain itu,
informasi itu tersimpan dalam bentuk persis seperti ketika diterima,
seperti pantulan bayangan iretina mata atau suara ditelinga dalam.24
Memori sensori mencatat informasi yang masuk melalui salah satu
atau kombinasi dari panca indera secara visual, melalui mata, hidung,
telinga, lidah, dan kulit. Memori ini menyimpan informasi dalam
rentang waktu yang sangat pendek. Informasinya diterima dan
disalurkan lebih lanjut ke sistem atau ditolak. Pencatatan sensorik
kelihatannya tidak berubah seumur hidup dan tidak berkurang dengan
berkembangnya usia.25
2. Memori Jangka-Pendek (Short-Term Memory)
Memori jangka-pendek yaitu suatu sistem penyimpanan
sementara yang dapat menyimpan informasi secara terbatas.26
Sistem
memori ini berkapasitas terbatas dimana informasi dipertahankan
sekitar 30 detik, kecuali informasi itu diulangi atau diproses lebih
22 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, hlm. 116
23 M. Khozim, Theories Of Learning, (Bandung: Nusa Media, 2009), hlm. 284
24 M. Khozim, Theories Of Learning, hlm. 284
25 Bambang Prajoko, Learning Maps And Memori Skills: Teknik-Teknik Andal Untuk
Memaksimalkan Kinerja Otak Anda, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004), hlm. 98
26 Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Gramedia, 2006), hlm.
153
15
lanjut, dimana dalam kasus itu daya tahan simpanannya lebih lama.27
Atau dapat dikatakan proses penyimpanannya bersifat sementara
dalam jangka waktu singkat. Memori jangka-pendek atau memori
kerja memberikan ruang mental atau buku catatan yang digunakan
untuk menyimpan informasi penting dalam kehidupan sehari-hari.28
Hanya item tertentu saja yang bisa disimpan dalam waktu
tertentu dalam menyimpan jangka-pendek atau memori kerja ini.
Begitu item-item tambahan didatangkan, sebagian dari yang sudah ada
disana harus pergi. Ini berarti bahwa item-item bisa disimpan dalam
memori jangka-pendek tanpa batas sepanjang seseorang berkonsentrasi
pada item-item itu. Kapasitas penyimpanan jangka-pendek adalah
sekitar tujuh item. Kapasitas ini tetap sama terlepas dari jenis item
yang akan diingat, sepanjang item itu cukup familiar untuk bisa
berfungsi sebagai unit-unit.29
Dan memori jangka-pendek tidak
dipengaruhi oleh bertambahnya usia.30
3. Memori Jangka-Panjang (Long-Term Memory)
Memori jangka-panjang merupakan sistem dimana kenangan
disimpan untuk waktu lama.31
Penyimpanan jangka-panjang memiliki
kapasitas tidak terbatas32
dan tidak ada hal yang hilang darinya.
Apabila seseorang melupakan sesuatu yang pernah ada didalam wadah
jangka-panjang, sebabnya adalah karena seseorang tidak bisa
27 Jhon W. Santroct, Psikologi Pendidikan, hlm. 320
28 Susan E. Gathercole, Working Memory And Learning, Terj. Hipya Nopri, (Jakarta: PT.
Indek, 2009), hlm. 2
29 M. Khozim, Theories Of Learning, hlm. 285-286
30 Bambang Prajoko, Learning Maps And Memori Skills: Teknik-Teknik Andal Untuk
Memaksimalkan Kinerja Otak Anda, hlm. 99
31 Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, hlm.155
32 Jhon W. Santroct, Psikologi Pendidikan, hlm. 322
16
menemukannya kembali.33
Untuk itu, sangatlah penting seseorang
mengkodifikasi informasi ketika seseorang meninggalkannya pada
lapisan ini.34
Adapun memori ini memiliki beberapa jenis antara lain
yaitu:
a. Memori Deklaratif, yaitu pengingatan kembali secara sadar,
seperti fakta spesifik atau kejadian yang dapat dikomunikasikan
secara verbal.35
Psikologi kognitif Endel Tulving (1972, 2000)
dikutip oleh Muhibbin Syah membedakan subtipe memori
deklaratif ke dalam dua bagian, yaitu:
1. Memori Semantik, yaitu memori khusus yang menyimpan arti-
arti dan pengertian-pengertian. Dalam semantik informasi yang
diterima ditransformasikan dan diberi kode, lalu disimpan atas
dasar arti itu.36
Dengan demikian, informasi yang seseorang
simpan tidak dalam bentuk aslinya, akan tetapi dalam bentuk
kode yang memiliki arti.
2. Memori Episodik, yaitu memori yang menerima dan
menyimpan peristiwa-peristiwa yang terjadi atau dialami
individu pada waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi
sebagai referensi otobiografi.37
Misalnya, kenangan santri
tentang masa awal-awal masuk pesantren, dengan siapa mereka
makan, mengaji, bercanda, siapa saja ustadz mengajar di kelas
Diniyyah mereka seminggu lusa merupakan memori episodik.
33 M. Khozim, Theories Of Learning, hlm. 287
34 Bambang Prajoko, Learning Maps And Memori Skills: Teknik-Teknik Andal Untuk
Memaksimalkan Kinerja Otak Anda, hlm. 99
35 Jhon W. Santroct, Psikologi Pendidikan, hlm. 324
36 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 77
37 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, hlm. 79
17
b. Memori Prosedural, pengetahuan non-deklaratif dalam bentuk
keterampilan dan operasi kognitif. Memori prosedural tidak dapat
secara sadar diingat kembali, setidaknya dalam bentuk fakta atau
kejadian spesifik. Ini membuat memori prosedural menjadi sulit,
jika bukannya mustahil, untuk dikomunikasikan.38
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hafalan
Bagaimanapun juga, segala sesuatu itu tidak bisa lepas dari faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Begitu pula dengan ingatan yang memiliki
juga beberapa faktor diantaranya yaitu: intelegensi, minat, keadaan tubuh
(penyakit, kelelahan, dan sebagainya), usia, dan perasaan.
1. Intelegensi, faktor intelegensi bisa dikatakan merupakan bawaan sejak
lahir dan akan terus konstan sepanjang hidup seseorang. Intelegensi
atau kecerdasan akan mendukung dalam proses daam menghafal.
Semakain tinggi tingkat intelegensia seseorang semakin mudah anak
dalam menghafal. Semakin mudah disini adalah mudah dalam
menghafal daripada seseorang yang mempunyai tingkat intelegensi
lebih rendah.39
2. Minat, yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu.40
Seorang santri yang menaruh minat
besar terhadap hafalan akan memusatkan perhatiaannya lebih banyak
dari pada santri lainnya. Sehingga dengan itu menghafal sesuatu akan
terasa begitu mudah.
38Jhon W. Santroct, Psikologi Pendidikan, hlm. 324
39 Zaki Zamani, Menghafal Alquran Itu Gampang, (Yogjakarta, Mutiara Media, 2009), hlm.
66
40 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, hlm. 152
18
3. Motivasi, adalah keinginan atau dorongan untuk belajar.41
Dalam
proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa
agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk
bepikir dan memusatkan perhatian. Oleh karena itu, setiap pendidik
harus memberikan motivasi yang tepat bagi peserta didiknya.
4. Perhatian, perhatian juga merupakan faktor penting dalam usaha
belajar untuk menjamin anak belajar dengan baik, maka harus ada
perhatian terhadap bahan yang dipelajari. Apabila bahan pelajaran itu
tidak menarik bagi santri maka timbullah rasa bosan. Untuk itu, maka
pendidik harus mengusahakan agar bahan pelajaran yang diberikan
dapat menarik perhatiaannya.
5. Usia yang ideal, kemampuan seorang tentunya sangat berbeda antara
yang satu dengan yang lainnya. Tetapi klasifikasi tingkat kemampuan
menghafal setiap orang dipengaruhi oleh usia.42
Pada umumnya orang
yang masih muda lebih mudah untuk mengingat dan menyimpan
bahan pelajaran. Sedang orang yang sudah tua akan lebih sukar untuk
mengingat. Menghafal pada dasarnya tidak dibatasi dengan usia,
namun setidaknya usia yang ideal untuk menghafal harus tetap
dipertimbangkan.43
Dengan demikian, Usia yang relatif muda belum terbebani dengan
berbagai persoalan, sehingga lebih cepat menciptakan konsentrasi
untuk mencapai sesuatu yang diinginkan (hafalan).
Dalam kitab Ta‟lim Muta‟allim karangan Syekh Ibrahim Ibn Ismail
menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi hafalan diantaranya yaitu:
41 Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2010), hlm. 40
42 Zaki Zamani, Menghafal Alquran Itu Gampang, hlm. 65
43 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rinieka Cipta, 2010), hlm. 71
19
kesungguhan, kontinyu, mengurangi makan, melaksanakan shalat malam,
membaca al-Quran, banyak-banyak membaca shalawat Nabi dan berdo‟a
sewaktu mengambil buku atau kitab. Selain itu, minum madu, memakan
kandar (sejenis susu), dan minum 21 zabib merah setiap hari dan minum
dan penuh syukur.44
2. Syifaul Jannan
a. Pengertian Syifau‟l Jannan
Kata syifa‟ .artinya pengobatan الط: ؼأ45
Sedang kata jannan
٥ت: ج٭ب٪ ialah hati atau jantung.46
Menurut istilah “Syifa‟ul Jannan” ialah
kitab yang dikarang oleh Syekh Ahmad Muthahhar yang berisi tentang
kaidah-kaidah ilmu tajwid dasar yang berbentuk kalam nadzam yang
meliputi bacaan nun sukun sampai mad berjumlah 41 nadzam agar mudah
dipahami oleh pelajar.
Nadzam (٧٬) artinya syair atau puisi.47
Dalam Ilmu „Arudl
“nadzam” dikenal dengan sebutan “syi‟ir” ؼسا ٸؽس ؼس berarti
mengetahui dan merasakannya. Secara istilah syi‟ir adalah suatu kalimat
yang sengaja disusun dengan menggunakan irama dan sajak yang
mengungkapkan tentang hayalan atau imajinasi yang indah.48
44 Syekh Ibrahim Ibn Ismail, Syarah Ta‟limul Muta‟allim, (Surabaya: Dar Al-Ilm, t.t,), hlm.
41-42
45 Ahmad Warson Al Munawir, Kamus Al Munawir, hlm. 731
46 Ahmad Warson Al Munawir, Kamus Al Munawir, hlm. 216
47 Ahmad Warson Al Munawir, Kamus Al Munawir, hlm. 1183
48 Mas‟an Hamid, Ilmu „Arudl Dan Qawafi, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1995), hlm. 10-13
20
b. Materi Syifau‟l Jannan
1. Tanwin Dan Nun Sukun
Nun mati adalah huruf nun yang tidak menerima tanda-tanda
vokal yaitu harakat fathah, kasrah, dan dhummah. Adapun tanwin
adalah pembunyian huruf nun pada isim secara lafadz saja, Namun
secara penulisan tidak ada wujudnya, yang ada hanya harakat ganda
pada akhir sebuah kata, sebagai pengganti huruf nun tersebut.49
Hukum tanwin dan nun sukun ketika bertemu dengan salah satu
huruf hijaiyah itu ada lima50
yaitu: idzhar, idghom ma‟al ghunnah,
idgham bighairi ghunnah, iqlab, dan ikhfa‟.
a. Idzhar (jelas), apabila ada tanwin atau nun mati bertemu dengan
salah satu huruf د٥ yaitu: .ء ٮ ح ر
Hukum
Bacaan
Huruf
Halqi
Contoh
٪ atau
Tanwin
ٲئ٪ أرٹ٭ب ء
ٸ٭ٱٳ٪ ٮ
٥ٹ٧ د١ٹ٧ ح
٫٨ خٹس ر
ٸ٭
ٳز ٲزة
b. Idgham Bighunnah (memasukkan), ketika ada tanwin atau nun
sukun bertemu dengan salah satu huruf empat yang bergabung
dalam lafal ٸ٭٩ٳ.
49 Ahmad Sham Madyan, Peta Pembelajaran Al-Quran, hlm. 114
50 Syekh Said Bin Sa‟d Nubhan, Hidayatus Sibyan, Terj. Syekh Ahmad Muthohhar,
(Surabaya: Al-Ashriyyah, 1971), hlm. 4-9
21
Hukum Bacaan Huruf Contoh
٪ atau
Tanwin
دز ٶ ٫٤ ٸ
ٷ لال٢ ٨جٹ٫ ٪
٨ٳدح ٲزد٩خ ٦
ٲ٫٨ ٸإ٫٨ ٲ
c. Idgham bighairi ghunnah (tanpa dengung), yaitu ketika ada
tanwin atau nun sukun bertemu dengan ٢ ز.
Hukum Bacaan Huruf Contoh
٪ atau
Tanwin
ٹ٫ ٢ دٴ ٩٥٤ز
زدٹ٧ ز زؤ
d. Iqlab (membalik), ketika ada tanwin atau nun sukun bertemu
dengan ة.
Hukum Bacaan Huruf Contoh
٪ atau
Tanwin
دٶ ة ٫٨ ث
ثفٹس ظ٩ٹ
e. Ikhfa‟ (penghalang), apabila ada tanwin atau nun sukun bertemu
dengan selain huruf-huruf tadi, yang terkumpul dalam syair:
Hukum
Bacaan
Huruf Contoh Hukum
Bacaan
Huruf Contoh
٪ atau
Tanwin
atau ٪ ا٬فبزٶ ؾ
Tanwin
ٹ٩خ ٠زت
عٱ٧ ٨٭عٹب ض ا٬
ٳا ن ج٭بد رجسٶ ذ ئ٬ى٥
٨٭ضٳزا س عب ش٠ٹب ش ٬
٠سا٨ب ٠برجٹ٫ ٠٭ز٧ د
22
ع٩خ لٹصا ق ٫٨ ج٭د ط
٭د د ٥ٹال ي الال
ٳز ؼ١ٳز غ
2. Mim dan Nun Bertasydid dan Mim Mati51
Menurut mufakat Ulama‟, ghunnah (berdengung) itu wajib
diperjelas pada mim dan nun yang bertasydid, separti: .
Adapun mim mati itu dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Ikhfa‟ syafawi yaitu apabila ada mim mati bertemu dengan ba‟,
seperti بد٧١ ثٹ٭ٱ٧.
b. Idgham syafawi yaitu apabila ada mim mati bertemu dengan mim,
seperti ٲ٧١٤ ٨ب٠عجز٧ .
c. Idzhar syafawi yaitu apabila ada mim mati bertemu dengan selain
huruf tersebut diatas yang jumlahnya ada 26 huruf, yaitu ذا٧١٤ خٹس٧١٤
Bacaan Huruf Contoh
Ikhfa‟ Syafawi زف٧ ثبهلل ٦–ة ا
Idgham Syafawi ئخ ٦–٦ ٧٠ ٫٨
Idzhar Syafawi Selebihnya- ٩ذ ٦ ا٬
3. Idghom
a) Ketika ada huruf dua sama yang pertama mati, wajib dibaca
idgham mitsly, seperti baik itu satu kalimah atau dua ٸدز ٧٠ ا٩٤ٳد
kalimah, seperti اذ ذت.
Contoh yang lain yang wajib dibaca idgham mitsly
diantaranya: ta‟ mati bertemu ta‟ seperti kecuali .٩ب زثذذ رجبزرٱ٧
51 Syeikh Muthahhar, Syifa‟ul Jannan, hlm. 10-12
23
ketika ada waw mati jatuh setelah dhummah yang berhadapan
dengan waw. Seperti atau ya‟ mati jatuh setelah اـجسٲا ٲـبثسٲا
kasrah yang berhadapan dengan ya‟ seperti pengecualian ,ٷ ٸٳ٦
tadi wajib dibaca idzhar tidak idgham.
b) Ketka ada ta‟ mati bertemu dal atau tha‟, wajib dibaca idgham
jinsy seperti أجٹجذ دٳر٩١ب.
Ketika ada dal mat bertemu ta‟ dan lam mati bertemu ra‟
wajib dibaca idgham jinsy, seperti ٤د ربة.
Bacaan Idghom Contoh
فٳا ٲ٠ب٬ٳا ٲ–ٲ ادب٦ ٨ض٥ٷ ث٩ب
٩٥ٳ٪ ٶ–ٶ ٳ٨ٷ ٸ ٸب ٤ٹذ
م٧١ ة–ة زت ث ٲالٸ
ٸٳجٱٯ ٮ–ٮ
ٳر٩١ب د–د ادب٦ ج٭عٷ اجٹجذ د
دربة د–د ٤
خ ن–د أ٨٭ذ وبء
سوذ د–ن ٨ب
ذ–س ٸ٥ٱش ذ٤
٧٥ ي–ذ ئذ
٭ب ٦–ة از٠ت ٨
4. Lam al-Ta‟rif
a. Al Ta‟rif (أ٢) itu wajib dibaca idzhar ketika bertemu huruf 14 yang
tergabung dalam kalimat اث دج ٲخ ٹ٩ٯ.
b. Lam ta‟rif wajib dibaca idgham ketika bertemu selain huruf di
atas, yang terkumpul dalam syair
24
Ketika ada lam mati yang bertempat pada fi‟il yang bertemu
dengan semua huruf hijaiyah selain lam dan ra‟, wajib dibaca idzhar
muthlaq (baik madhi atau mudhari‟) seperti ٸ٥زىٯ - ئ٤زٵ .
Ketika ada huruf halqi bertemu dengan huruf selainnya wajib
dibaca idzhar, sebab huruf halqi jauh dari idhgam, seperti بـخ ٭ٱ٧.
5. Huruf Tafkhim dan Qalqalah
Tafkhim adalah menebalkan suara huruf, sedangkan tarqiq yaitu
menipiskan suara huruf.
Huruf tafkhim banyaknya ada tujuh, yang tergabung dalam
lafal huruf tafkhim juga sering disebut sebagai huruf خؿ له
isti‟la‟ seperti ٪ٲا٤ىٹجٳ.
Huruf qalqalah yaitu huruf yang bisa mantul ketika mati dan
waqaf. Dan banyaknya ada lima yang tergabung dalam ىت جد.
6. Huruf Mad
Mad menurut bahasa ialah tambah. Menurut Ulama‟ ahli tajwid
mad ialah memanjangkan suara huruf yang dipanjangkan.52
Huruf mad ada 3 yaitu: waw, alif, dan ya‟.
Syaratnya huruf mad itu jika alif sukun didahului fathah, ya‟ sukun
didahului kasrah, dan waw sukun didahului dhummah, seperti ٬ٳدٹٱب.
Secara garis besar mad terbagi dua yaitu:
a. Mad Asli (٨د اـ٥ٵ),
Mad asly yaitu mad yang panjang satu alif karena tidak
bertemu hamzah, sukun atau tasdid. Mad asly ada enam:
1. Mad thabi‟i ialah huruf mad yang tidak bertemu dengan
hamzah, sukun, atau tasydid. Panjangnya satu alif atau dua
harakat. Contoh: ا٤رٸ٫ ا٨٭ٳا ٲ٠ب٬ٳا.
52 K.H. M. Ulin Nuha Arwani, Yanbua, (Kudus: Pon-Pes Tahfidz Yanbu‟ul Quran, 2004),
hlm. 31
25
2. Mad thabi‟ harfi ialah mad thabi‟i yang ada dihuruf ح ٶ ن ٮ ز
Contoh: وٯ د٧ .
b. Mad Far‟i (٨د سٵ)
Mad far‟i yaitu mad yang panjangnya lebih dari satu alif
karena bertemu dengan hamzah, sukun, dan tasydid. Mad far‟i ada
7 yaitu:
1. Mad wajib muttasil ialah huruf mad bertemu hamzah dalam
satu kalimat. Panjangnya dua alif setengah atau lima harakat.
Contoh: جبرٯ ا٤جؽسٴ.
2. Mad jaiz munfasil ialah huruf mad bertemu hamzah dilain
kalimat. Panjangnya dua setengah alif atau lima harakat.
Contoh: الا٤ٵ ٲا٤زٳا ئ٤ٹٯ.
3. Mad lazim muthawwal ialah huruf mad bertemu tasydid
dalam satu kalimat. Panjangnya tiga alif atau enam harakat.
Seperti ٸٳادٲ٪ ٫٨ دبداهلل.
4. Mad mukaffaf ialah huruf mad bertemu sukun asli dalam satu
kalimat. Panjangnya tiga alif atau enam harakat. Contoh: ءا٤ئ٫
5. Mad lazim mutsaqal harfy ialah huruf mad bertemu tasydid
yang dibaca idghom dalam huruf. Panjangnya tiga alif atau
enam harakat. Contoh: . ا٧٤ ا٩٤ؿ
6. Mad lazim mukhaffaf harfy ialah huruf mad bertemu sukun
dalam huruf yang tergabung dalam kalimat ٧٠ ع٣ ٬ؿ.
Panjangnya tiga alif atau enam harakat. Contoh: وط ٸط
7. Mad „aridh lilsukun ialah huruf mad bertemu sukun karena
dibaca waqof. Panjangnya boleh satu, dua, atau alif. Contoh:
ؼ١ٳز- ؼ١ٳز .
26
3. Kefasihan Membaca Al-Quran
a. Pengertian Kefasihan Membaca Al-Quran
Al-Quran secara bahasa berasal dari kata سأ yang artinya
mengumpulkan dan menghimpun. Lafal al-Quran adalah bentuk masdar
dari سأح yang diartikan dengan isim maful ٨سؤ artinya yang dibaca.53
Secara istilah al-Quran adalah:
٥ٵ خبر٧ ا٤ب٬جٹبء ٲا٩٤سظ٥ٹ٫ ثٳاظىخا٤ب٨ٹ٫ جص ا٩٤٭ص٢ ٳ ٠ال٦ اهلل ا٩٤ سأ٪ أ٤
جد ثزالٲرٯ ا٩٤ز١ٳ٢ ئ٤ٹ٭ب ثب٤زٳارس ا٩٤ز ٥ٹٯ ا٤ع٥ب٦ ا١٩٤زٳة ٷ ا٩٤فبدٹ ججسٸ٣
برذخ ا٩٤خز٧ ثعٳزح ا٤٭بض 54.ا٩٤جدؤ ثعٳزح ا٤
"Al-Quran merupakan kalam Allah yang mu‟jiz, yang diturunkan
kepada Nabi dan Rasul penutup (Muhammad SAW.) melalui
perantara malaikat Jibril, ditulis dalam lembaran-lembaran
(mashahif), sampai kepada umat manusia secara mutawatir dan
membacanya termasuk ibadah, diawali dengan surat al-Fatihah dan
ditutup dengan surat al-Nas”.
Membaca al-Quran selalu terkait dengan istilah tilawah karena
berdasarkan pada kata ا٤سأ٪ رالٲح . Tilawah berasal dari kata " ر٥ٵ" , dalam
kamus Al-Munawir kata .memiliki arti bacaan رالٲح 55
Kata ini
menunjukkan objek baca yang bersifat suci dan pasti benar.56
Tilawah
adalah pembacaan atau penafsiran ayat-ayat al-Quran dengan baik dan
indah.57
Tilawah merupakan bacaan suci yang bersumber dari Allah SWT
53 Tengku M. Hasbi As Sidiqy, Ilmu-Ilmu Al-Quran Dan Tafsir, (Semarang: Pustaka Rizki
Putra, 2009), hlm. 1
54 Muhammad „Aly As Shabuny, Al-Tibyan Fi „Ulum Al-Quran, (Bairut: Alim Al-Kutub,
1985), hlm. 8
55 Ahmad Warson Al-Munawir, Kamus Al-Munawir Arab-Indonesia, hlm. 138
56 M. Qurais Shihab, Tafsir Surat-Surat Pendek Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu,
(Bandung: Pustaka Indah, 1997), hlm. 79
57 DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesa, hlm. 1462
27
dan sifatnya sangat spesifik hanya dipakai pada bacaan yang suci (al-
Quran).58
Membaca al-Quran merupakan satu aktivitas ibadah dengan satu
tujuan, yakni mendekatkan diri kepada-Nya. Setiap Muslim akan
memahami jika ada ungkapan bahwa Allah SWT merupakan Dzat Yang
Maha Suci, dan tidak dapat dekat dengan-Nya kecuali siapa saja yang
mensucikan dirinya.59
Sementara al-Quran adalah kitab suci yang turunnya
dari Dzat Yang Maha Suci dan Penguasa Alam Semesta. Dengan demikian,
membaca al-Quran berarti satu aktivitas pendekatan diri kepada Allah
SWT. yang mengharuskan bagi pembaca dalam keadaan suci.
Membaca merupakan keterampilan khusus yang memerlukan banyak
latihan dan pembiasaan. Untuk itu, berguru sangatlah ditekankankan dalam
membacanya. Secara lahir Nabi Muhammad SAW. belajar dengan Jibril
secara langsung atau mushafahah pada saat setiap turun ayat.
Dalam membacanya tidak begitu saja asal baca, akan tetapi
dianjurkan membacanya dengan tartil yaitu bacaan yang pelan-pelan, hati-
hati, dengan penuh dengan pengertian itulah yang paling utama walaupun
jumlahnya sedikit. Rasulullah Saw. memerintahkan kepada umatnya agar
al-Quran dibaca dengan lahjah Arab, yakni dengan ucapan yang fasih
karena al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab.
Bukan hanya sekedar tartil saja dalam membaca al-Quran. Akan
tetapi lebih dari itu yaitu membacanya dengan lisan yang fasih. Fasih
adalah susunan kata-kata indah dan tidak terdapat didalamnya kejanggalan
dalam menyebutkan huruf.60
Adapun kefasihan berasal dari kata “fasih”
58 M. Qurais Shihab, Tafsir Surat-Surat Pendek Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu, hlm.
79
59 Yunus Hanis Syam, Mukjizat Membaca Al-Quran, (Yogyakarta: Mutiara Media, 2009),
hlm. 44
60 M. Shodiq, Kamus Istilah Agama, (Jakarta: Bonafida Cipta Pratama, 1991), hlm. 88
28
mendapat awalan ke- dan akhiran -an, yang berarti lancar dan baik dalam
berbicara atau membaca.61
Dalam bahasa Arab kata fasih merupakan
perubahan bentuk masdar dari فبدخ ٸفخ فخ yang berarti menjadi
fasih.62
Berdasarkan pengertian tersebut fasih berkaitan dengan ucapan
lisan. Seseorang dapat dikatakan berhasil dalam membaca al-Quran apabila
ia dapat berbicara dan membaca dengan fasih, karena tidak semua orang
dalam pengucapan lisan itu sama. Sebagaimana firman Allah dalam QS. al
Qashash: 34
“ Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya daripadaku, Maka
utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan
(perkata-an)ku; Sesungguhnya aku khawatir mereka akan
mendustakanku".63
Dengan demikian, kefasihan membaca al-Quran adalah pembacaan
kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang dimulai
dari surat al-Fatihah sampai al-Nas dengan lisan yang lancar dan baik.
b. Dasar Membaca Al-Quran
Membaca merupakan ayat pertama dalam wahyu yang pertama kali
diturunkan, yaitu menyuruh manusia membaca dan menulis64
yang terdapat
dalam QS. al-Alaq: 1-5
61 Moh. E. Hasyim, Kamus Istilah Islam, (Bandung: Pustaka, 1987), hlm. 29
62 Ahmad Warson Al-Munawwir, Kamus Al-Munawwir, hlm. 1057
63 Departemen Agama RI, Al-Quran Dan Terjemah, hlm. 311
64 Inu Kencana Syafiie, Al-Qur‟an Dan Ilmu Administrasi, (Jakarta, PT. Rinieka Cipta, 2000),
hlm.1
29
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan
perantaran qalam (pena), Dia mengajar kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya”.65
Arti iqra‟ yaitu perintah yang tidak hanya ditujukan kepada pribadi
Nabi Muhammad Saw. semata-mata, tetapi juga untuk manusia sepanjang
sejarah kemanusiaan. Sebab, realisasi perintah tersebut merupakan kunci
pembuka jalan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.66
Apabila manusia
ingin hidup bahagia dunia akhirat, maka harus membaca al-Quran. Di
samping itu, dengan membaca al-Quran akan menambah syiar Islam dan
juga mengandung manfaat bagi pembacanya.
Perintah membaca merupakan perintah yang berharga yang dapat
diberikan kepada umat manusia. Sebab, membaca merupakan jalan yang
mengantar manusia sampai derajat kemanusiaan yang sempurna, sehingga
tidak berlebihan jika dikatakan bahwa “membaca” adalah syarat utama
guna membangun peradaban dan pengetahuan.67
Membaca dan
mempelajarinya itulah yang mengantar orang-orang mukmin memperoleh
petunjuk dan berita gembira ( ٩٥٤إ٨٭ٹ٫ ٲثؽسٴ دٴ ).68
Nabi juga bersabda
dari Abu Umamah RA.:
65 Departemen Agama RI, Al-Quran Dan Terjemah, (Bandung: Diponegoro, 2006), hlm. 1304
66 M. Qurais Shihab, Membumikan Al-Qur‟an, (Bandung: Mizan, 1994), hlm.167
67 M. Qurais Shihab, Membumikan Al-Qur‟an, hlm. 170
68 M. Qurais Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Bandung: Mizan, 2010), Jild X, hlm. 381
30
ب٢ ٥ٷ ٥ٹٯ ٲظ٧٥ ٸٳ٢ : ددص٭ٷ أثٳ أ٨ب٨خ ا٤جب ـ٥ٵ ا٥٤ٯ ذ زظٳ٢ ا٥٤ٯ ظ٩
سآ٪ سءٲا ا٤ ـذبثٯ ا ب ٤أ ٹب٨خ ؼٹ ا٬ٯ ٸأرٷ ٸٳ٦ ا٤ (زٲاٮ ٨ع٧٥)
“Bacalah al-Quran bahwasanya ia kelak dihari kiamat akan menjadi
penolong bagi temannya (al-Quran)”.
c. Adab Membaca Al-Quran
Al-Quran sebagai wahyu yang turun dari Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW. tentunya sangat dijaga dan dipelihara oleh umat Islam.
Membaca al-Quran tidak seperti membaca koran atau buku-buku lain yang
merupakan kalam atau perkataan manusia. Membaca al-Quran adalah
membaca firman-firman Allah dan berkomunikasi dengan-Nya, maka
seseorang membacanya seolah-olah berdialog dengan Tuhan. Oleh karena
itu, diperlukan adab yang sopan dihadapan-Nya.70
Imam al-Ghozali dalam kitabnya Ihya‟ Ulumuddin telah
mengklasifikasikan tentang adab kitb suci al-Quran menjadi dua bagian,
yaitu: adab batiniah dan lahiriah.
Untuk amalan yang termasuk amalan batiniah diperinci lagi menjadi
aktivitas untuk memahami kalimat, mengenal cara hati untuk membesarkan
nama Allah SWT, mencoba untuk menghadirkan hati di saat membaca
ayat-ayat hingga ke tingkat memperhalus, memperluas perasaan, hingga
membersihkan jiwa. Semuanya itu adab yang berkaitan dengan batiniah,
yaitu yang berhubungan dengan hati dan jiwa.71
69 Imam Muslim Ibn Hujjaj Al Qusyairi Al Yisabury, Shahih Muslim, (Bairut: Dar Al Kutub
Al AIamiah, 2008), Juz I, hlm. 147
70 Abdul Majid Khon, Praktikum Qira‟at, hlm. 38
71 Yunus Hanis Syam, Mukjizat Membaca Al-Quran, (Yogyakarta: Mutiara Media, 2009),
hlm. 36
31
Adapun berkenaan dengan adab batiniah yang mesti harus diperhatikan
oleh umat Islam disaat membaca ayat-ayat al-Quran. Sebagaiman Al-Imam
Jalaluddin as-Suyuthi dalam kitab Al-Itqan yang menyatakan adab
membaca al-Quran itu diperinci sampai menjadi bebebrapa bagian,
diantaranya yaitu:
1. Mushafahah, Seorang murid sebelum membaca ayat-ayat al-Quran
terlebih dahulu berguru dengan seorang guru yang ahli dalam bidang
al-Quran secara langsung. Karena secara lahir Nabi Muhammad SAW.
belajar dengan Jibril secara langsung atau mushafahah pada saat setiap
turun ayat, meskipun secara subtansinya yang mengajarkannya adalah
Allah.72
2. Dalam keadaan suci (wudhu), karena membaca al-Quran merupakan
sebuah bentuk dzikir yang paling utama.73
3. Tempat yang suci, ini dimaksudkan untuk menjaga keagungan al-
Quran. Sebagai seorang muslim harus insaf bahwa ia merupakan kitab
yang di dalamnya berisi firman Allah SWT. Maka sudah selayaknya
membacanya pun harus di tempat yang suci.74
4. Niat membaca yang ikhlas, membaca al-Quran berniat ibadah karena
Allah semata untuk mencari ridha-Nya, bukan supaya dipuji orang.75
5. Menghadap kiblat
6. Bersiwak, membaca al-Quran itu seperti berdialog dengan Allah SWT.
Untuk itu, mulut harus bersih dan berbau segar.
7. Membaca ta‟awudz, QS. al Nahl: 98
72 Abdul Majid Khon, Praktikum Qira‟at, hlm. 38-39
73 „Ablah Jawwad Al-Harsyi, Kecil-Kecil Hafal Al-Quran, (Bandung: Hikmah, 2006), hlm. 58
74 Ahsin W. AL-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Quran, (Jakarta: Bumi Aksara,
2000), hlm. 32
75 Abdul Majid Khon, Praktikum Qira‟at, hlm. 40
32
“Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta
perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.”76
8. Membaca basmalah pada permulaan surah kecuali surah At-Taubah,
dalam memulai baca al-Quran agar mendapatkan keberkahan dan
mengikuti Rasulullah selalu memulai bacaan awal surah dengan
basmalah.77
9. Membaca dengan tartil, yakni membaca al-Quran dengan perlahan-
lahan tidak terburu-buru dengan bacaan yang baik dan benar sesuia
dengan makhraj dan sifatnya. Sebagaiman firman Allah dalam QS. al-
Muzzammil: 4
“ ......... dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan”.78
10. Khusyu‟, yakni dengan merenung dan berusaha memahami bacaannya.
Sehingga al-Quran yang dibaca mempunyai pengaruh bagi
pembacanya. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Shad: 29
“Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh
dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan
supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai
fikiran”.79
76 Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemah, hlm. 222
77 Abdul Majid Khon, Praktikum Qira‟at, hlm. 44
78 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemah, hlm. 458
79 Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemah, hlm. 363
33
11. Memperindah suara, al-Quran adalah hiasan bagi suara, maka suara
yang bagus akan lebih menembus hati. Dengan suara yang indah dapat
menambah uslub-nya al-Quran.80
12. Benci untuk memutus bacaan al-Quran karena kalam Allah tidak bisa
dipengaruhi oleh perkataan orang.
13. Seyogyanya mendengarkan al-Quran dengan sebaik-baiknya, ketika
ada orang yang membacanya.
14. Berusaha untuk sujud pada ayat sajdah dalam al-Quran, karena Nabi
Muhammad Saw. juga melakukannya.
15. Disunahkan berdoa ketika mengkhatamkan al-Quranul karim.81
d. Indikator Kefasihan Membaca Al-Quran
Untuk mengetahui seseorang dapat membaca al-Quran dengan fasih
atau tidak, maka perlu adanya indikasi-indikasi kefasihan. Adapun indikator
kefasihan membaca al-Quran diantaranya adalah: makharijul huruf, sifatul
huruf, ahkamul huruf, tartil, dan waqf wa al-ibtida‟.
1. Makharijul Huruf
Makharijul huruf adalah tempat keluarnya huruf. Tempat
keluarnya huruf hijaiyah ada lima kelompok, yaitu:
a. Keluarnya dari rongga mulut ( ,ada satu mahkraj ,(٨ٳل ا٤جٳ
sedangkan hurufnya ada tiga, yaitu: ٲ , ٶ, أ .
b. Keluarnya dari tenggorokan ( memiliki tiga cabang (٨ٳل ا٤ذ٥
makhraj:
1. Tenggorokan bagoian atas, mengeluarkan bunyi huruf ء ٮ
2. Tenggorokan bagian tengah, mengeluarkan bunyi huruf ح
3. Tenggorokan bagian bawah, mengeluarkan bunyi huruf ر
80 Yunus Hanis Syam, Mukjizat Membaca Al-Quran, hlm. 40
81 „Ablah Jawwad Al-Harsyi, Kecil-Kecil Hafal Al-Quran, hlm. 60-62
34
c. Keluar dari lidah ( Makhraj ini adalah makhraj pusat (٨ٳل ا٥٤عب٪
yang memiliki 10 cabang bagian lidah. Makhraj ini mengeluarkan
bunyi huruf: , ,س, ذ, ي, ش, ض, ؾ, د, ز, د, ن, ٪, ٢, ق, ٶ, غ, ط .
d. Keluarnya dari dua bibir (٨ٳل ا٤ؽزٹ٫). Makhraj ini juga makhraj
pusat yang memiliki dua cabang bagian:
1. Bibir tengah bagian bawah dan gigi bagian depan. Makhraj ini
mengeluarkan huruf .
2. Dua bibir secara bersamaan, Makhraj ini mengeluarkan huruf
.ة ٦
e. Keluarnya dari pangkal hidung (خٹؽٳ٦). Makhraj ini mengeluarkan
bunyi dengung (ghunnah) pada huruf 82ق .
2. Sifatul Huruf
Perlu diperhatikan bahwa, apabila makhraj adalah tempat
keluarnya huruf, maka sifat adalah karakrer pengeluaran itu dari tempat
keluarnya huruf.83
Menurut istilah sifatul huruf adalah tata cara yang
baru bagi huruf ketika sampainya pada makhraj.84
Sifat-sifat huruf
secara umum terbagi dua yaitu:
1. Sifat yang selalu melekat atau permanen ( Sifat .(ا٤فخ ا٩٤٭زمبدح
yang selalu melekat pada huruf dalam keadaan apapun, dan tak
boleh berpisah dari padanya sama sekali.85
Sifat-sifat ini berjumlah
17 huruf. Lima sifat diantaranya memiliki lawan karakter (10) dan
82 Ahmad Sham Madyan, Peta Pembelajaran Al-Quran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),
hlm. 110
83 Ahmad Sham Madyan, Peta Pembelajaran Al-Quran, hlm. 111
84 Syaikh Muhammad Mahmud, Hidaayatul Mustafid, (Semarang: Pustaka Alawiyyah, 1408
H), hlm. 24
85 Ikhya‟ Ulumuddin, Belajar Tajwid Makhraj Dan Sifat Huruf, (Surabaya: Kartika, 2003),
hlm. 37
35
tujuh sifat yang lain, berdiri sendiri. Lima sifat yang saling
berlawanan itu adalah:
a. Samar (٩ط), yaitu huruf apabila diucapkan atau dimatikan
mengeluarkan nafas.86
Hams memiliki 10 huruf. Dalam rumus
Ibn Aljazari “ .“ذضٯ ؼخؿ ظ١ذ87
Lawan sifatnya adalah جٱس
(keras) yaitu: huruf apabila diucapkan atau dimatikan tidak
mengeluarkan nafas.88
Hurufnya ada 19 yang dirumuskan
dalam kalimat: ك جد و٥ت . ٧ ٲش٪ بزء ذٶ
b. Keras (ؼدح), yaitu huruf apabila diucapkan atau dimatikan
suaranya tertahan atau terhenti.89
Hurufnya ada 8 yang
dirumuskan dalam kalimat اجد ه ث١ذ.90
Lawan sifatnya adalah
yaitu: huruf apabila diucapkan atau dimatikan (lunak) زخٳح
suaranya terlepas atau masih berjalan dengan huruf itu.91
dan
ك ada 16, dalam rumus رٳظه Huruf .(sedang) رٳظه ش د خر
ؼدح adalah selain huruf زخٳح Sedang huruf-huruf ,ؼٳؾ شٶ ظبٮ
dan زخٳح .رٳظه yaitu: huruf yang apabila dimatikan atau
diucapkan suaranya antara tertahan dan terlepas.92
Hurufnya
ada 5 yang dirumuskan dalam kalimat ٩س ٫٤.93
86 Ikhya‟ Ulumuddin, Belajar Tajwid Makhraj Dan Sifat Huruf, hlm. 37
87 Syaikh Abul Khoir Syamsuddin, Matan Al Jazariyah, (Surabaya: Maktabah Said Bin Nasir,
tt), hlm. 10
88 Ikhya‟ Ulumuddin, Belajar Tajwid Makhraj Dan Sifat Huruf, hlm. 38
89 Ikhya‟ Ulumuddin, Belajar Tajwid Makhraj Dan Sifat Huruf, hlm. 38
90 Syaikh Abul Khoir Syamsuddin, Matan Al Jazariyah, hlm, 10
91 Ikhya‟ Ulumuddin, Belajar Tajwid Makhraj Dan Sifat Huruf, hlm. 39
92 Ikhya‟ Ulumuddin, Belajar Tajwid Makhraj Dan Sifat Huruf, hlm. 39
93 Syaikh Abul Khoir Syamsuddin, Matan Al Jazariyah, hlm, 10
36
c. Naik (اظزالء), yaitu naiknya lidah bagian atas sehingga
menyentuh langit-langit pada saat pengucapan.94
Hurufnya ada
7 yang tergabung dalam rumus ه .خؿ ل95
Lawan sifat ini
adalah Ketika mengucapkan huruf, lidah turun .(terbuka) اظزب٢
ke dasar mulut.96
Hurufnya ada 22 yang dirumuskan dalam
kalimat ٯ اذظ٣ ؼ١بء ص٫٨ ٸجٳد دس .صجذ 97
d. Tertutup atau menempel (اوجب), yaitu menempelnya lidah pada
langit-langit atas tatkala pengucapan.98
Hurufnya ada 4 yang
dirumuskan dalam ـمى . Lawan sifat ini adalah ا٬زبح
(terbuka), ketika mengucapakan huruf, lidah merenggang dari
langit-langit mulut.99
Huruf-hurufnya ada 25 yang tergabung
dalam ٹش ٤ٯ ؼسة خ ص٠ب د .٫٨ اخر ٲجد ظ
e. Ringan (االذال), yaitu huruf yang terbaca ringan sebab keluar
dari lidah dan dua bibir.100
Huruf-hurufnya ada 6 terumuskan
dalam "س٫٨ ٤ت" .101
Selainnya adalah huruf-huruf) اـ٩بد
berat), yaitu huruf yang kurang cepat atau lamban ketika
terucap, karena keluarnya tidak dari ujung lidah atau ujung
vivir.102
Hurufnya ada 23 terumuskan dalam:
ٯ ٸذم خ اذٲ ـد ص ػ ظبخه جص
94 Ahmad Sham Madyan, Peta Pembelajaran Al-Quran, hlm. 112
95Syaikh Abul Khoir Syamsuddin, Matan Al Jazariyah, hlm, 10
96 Ikhya‟ Ulumuddin, Belajar Tajwid Makhraj Dan Sifat Huruf, hlm. 40
97 Ikhya‟ Ulumuddin, Belajar Tajwid Makhraj Dan Sifat Huruf, hlm. 40
98 Ahmad Sham Madyan, Peta Pembelajaran Al-Quran, hlm. 112
99 Ikhya‟ Ulumuddin, Belajar Tajwid Makhraj Dan Sifat Huruf, hlm. 42
100 Ahmad Sham Madyan, Peta Pembelajaran Al-Quran, hlm. 112
101 Syaikh Abul Khoir Syamsuddin, Matan Al Jazariyah, hlm, 11
102 Ikhya‟ Ulumuddin, Belajar Tajwid Makhraj Dan Sifat Huruf, hlm. 45
37
2. Sifat yang tidak punya lawan ( ada 8 macam ,(ا٤فخ ٹس ا٩٤٭زمبدح
yaitu103
:
f. ا٤فٹس (bunyi peluit), yaitu suara tambahan yang keluar dari
antara kedua bibir atas dan bawah secara bersama-sama ketika
mengucapkan huruf. Hurufnya ada 3 macam, terumuskan
dalam ـصض.
g. ٥٥خ (memantul), artinya terjadinya suara goncangan di dalam
makhraj, ketika mengucapkan huruf dalam keadaan mati,
sekiranya terdengar pantulan suara yang kuat. Hurufnya ada 5
yang tergabung dalam .
h. ٤ٹ٫ (lunak), artinya mengeluarkan huruf dengan halus atau
lunak tanpa paksaan. Hurufnya ada dua yaitu ٲ dan ٶ .
i. اال٬ذسا (condong), huruf ketika terucap condong kearah
makhraj huruf yang lain. Hurufnya ada 2 yaitu ٢nad ز
j. ا٤ز١سٸس (pengulangan), pergetaran ketika pengucapan huruf ز.
k. ا٤زؽٷ (tersebar), yaitu tersebarnya napas dalm mulut sebelum
dikeluarkan huruf غ.
l. االظزىب٤خ (pemanjangan), yaitu suara ؾ memanjang dari
permulaan tapi lidah hingga penghabisan lidah atau
bersambung dengan makhraj ٢.
3. Ahkamul Huruf
Ruang lingkup ahkamul huruf dintaranya yaitu: nun sukun dan
tanwin, idgham, mim san nun tasydid, mim mati, lam ta‟rif, huruf
tafkhim dan qalqalah, dan huruf mad sebagaimana keterangan
sebelumnya.
103 Ikhya‟ Ulumuddin, Belajar Tajwid Makhraj Dan Sifat Huruf, hlm. 45-49
38
4. Waqf dan ibtida‟
Dalam pembacaan al-Quran terdapat aturan dimana seorang
pembaca boleh atau wajib berhenti (waqaf), dan dimana ia bisa memulai
bacaannya kembali. Aturan-aturan (waqaf) ini ditetapkan agar seoarang
pembaca (qari‟) tidak merusak makna al-Quran, sebab pemberhentian
bacaan secara serampangan terkadang tidak hanya merusak makna,
namun dapat menyebabkan seseorang menjadi kafir atau murtad.104
Waqaf adalah menghentikan suara sesaat, pada akhir suatu frase al-
Quran, dengan mengambil napas dan niat untuk memulai bacaannya
lagi. Berikut adalah macam-macam waqaf:105
yaitu jika seorang qari‟ terpaksa ,(berhenti terpaksa) ئلزساز .1
menghentikan bacaannya karena lupa atau napasnya habis atau
udzur-udzur syar‟i yang lain. Terjadinya waqaf ini wajib
mengulang bacaannya lagi, dimana ia terhenti dan kemudian
menyambungnya kembali.
ئخزجبز .2 (berhenti untuk menguji), yaitu penghentian (waqaf) pada
bagian ayat-ayat tertentu untuk tujuan menguji seseorang yang
sedang belajar al-Quran. Waqaf seperti ini hanya diperbolehkan
jika dibutuhkan saja.
artinya menghentikan ,(berhenti sejenak untuk menunggu) ئ٬زبز .3
satu segi bacaan pada frase-frase al-Quran yang bisa dibaca lebih
dari satu segi baca saja, waqaf ini diperuntukkan sebagai langkah
pembacaan secara penuh (isti‟ab).106
٠ب .4 (cukup) yaitu waqaf pada akhir kalimat yang sempurna, tetapi
masih ada kaitan dengan kalimat setelahnya dari segi makna.
104 Ahmad Syams Madyan, Peta Pembelajaran Al Quran, hlm. 126
105 Ahmad Syams Madyan, Peta Pembelajaran Al Quran, hlm. 127-128
106Ahmad Syams Madyan, Peta Pembelajaran Al Quran, hlm. 127
39
,ialah waqaf pada akhir kalimat yang sempurna (sempurna) رب٦ .5
yakni kalimat yang sudah tidak mempunyai kata dengan kalimat
berikutnya baik lafal atau maknanya.
,ialah waqaf yang kalimatnya sudah sempurna(waqaf baik) دع٫ .6
akan tetapi masih ada kaitannya dengan kalimat berikutnya dari
segi lafal dan makna.
ialah waqaf pada kalimat yang belum (waqaf tidak baik) جٹخ .7
sempurna, karena belum dapat dipahami artinya atau bisa
menimbulkan salah arti apabila diwaqafkan.107
Adapun ibtida‟ adalah memulai lagi bacaan setelah berhenti
(waqaf). Seorang qari‟ juga harus memperhatikan makna dalam
kalimat-kalimat al-Quran, sehingga ketika ia memulai lagi bacaannya,
makna-makna tersebut tetap terjaga108
5. Tartil
Tartil yaitu membaca dengan pelan, dan perlahan, serta
mengucapkan huruf dari makhrajnya dengan tepat.109
Pembacaan al-
Quran dengan tartil inilah yang digunakan sebagai standar baca dalam
setiap pembacaan al-Quran. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS.
Al-muzzammil: 4:
“ ........... dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan”.110
Nabi Muhammad Saw juga bersabda yang diriwayatkan oleh Abu
Daud r.a:
107 Abdul Majid Khon, Praktikum Qira‟at, hlm. 74
108 Abdul Majid Khon, Praktikum Qira‟at, hlm. 129
109 Said Abdul Adhim, Nikmatnya Membaca Al-Qur‟an, (Solo: Aqwam, 2010), hlm. 73
110 Departemen Agama RI, Al-Quran Dan Terjemah, hlm. 458
40
جد ا٥٤ٯ ث٫ ٫ ٫ شز ـ٧ ث٫ ثٱد٤خ ب ٹب٪ ددص٭ٷ ٫ ظ ددص٭ب ٨عدد ددص٭ب ٸذٹٵ
ب٢ سآ٪ ٩سٲ ب٢ ٤فبدت ا٤ ٥ٹٯ ٲظ٧٥ ٸ ـ٥ٵ ا٥٤ٯ : ب٢ زظٳ٢ ا٥٤ٯ سأ ٲازر ا
ب سؤ ٭د آخس آٸخ ر ا٪ ٨٭ص٤ (زٲاٮ اثٳداٲٲد) ٲزر٣ ٩٠ب ٠٭ذ رسر٣ ٷ ا٤د٬ٹب
“Rasulullah bersabda: dikatakan kepada shahibul Quran (pembaca al-
Quran), bacalah, dan naikkanlah bacalah dengan tartil sebagaimana
engkau membacanya didunia, karena kedudukanmu adalah akhir ayat
yang engkau baca”.
e. Faktor yang Mempengaruhi Kefasihan Membaca Al-Quran
Berbicara masalah membaca al-Quran, tentunya tidak bisa lepas
dengan yang namanya belajar. Sebab membaca itu merupakan bagian dari
proses belajar. Belajar sebagai proses atau aktivitas disyaratkan banyak
sekali hal-hal faktor-faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
banyak jenisnya, tetapi dapat digolongakan menjadi dua golongan saja, yaitu
faktor internal dan eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal
ini meliputi:
a. Faktor Fisiologi
Faktor fisiologi adalah faktor-faktor yang berhubungan kondisi
fisik individu.112
Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam,
pertama, keadaan tonos jasmani. Proses belajar seseorang akan
terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu ia akan
cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika
badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan
111 Imam Abi Daud Sulaiman Bin Syu‟ab Al Sajistani, Sunan Abi Daud, (Kairo: Dar Ibn
Haitsam, 2007 ), Juz I, hlm. 295
112 Baharuddin, Teori Belajar Dan Pembelajaran, hlm. 19
41
kalainan-kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya.113
Oleh
karena keadaan tonos jasmani sangat mempengaruhi proses belajar,
maka perlu ada usaha untuk menjaga jasmani. Kedua, keadaan fungsi
jasmani atau fisiologi. Selama proses belajar berlangsun, peran fungsi
fisiologi pada tubuh siswa sangatlah mempengaruhi hasil belajar,
terutama pancaindra.114
Keadaan tubuh yang cacat dapat
mengganggu belajar siswa.
b. Faktor Psikologi
Faktor psikologi adalah keadaan psikologi seseorang yang dapat
mempengaruhi proses belajar.115
Beberapa faktor psikologi yang
utama mempengaruhi proses belajar diantaranya:
1. Intelegensi Siswa
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling
penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan
kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat intelegensi
seseorang individu, semakin besar peluang individu tersebut
meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat
intelegensi individu, semakin sulit individu itu mencapai
kesuksesan belajar.116
Oleh karena itu, seseorang perlu
bimbingan belajar dari orang lain (terutama guru).
2. Sikap
Sikap adalah gejala interval yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang
relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya baik
113 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rinieka Cipta,
2010), hlm. 54-55
114 Baharuddin, Teori Belajar Dan Pembelajaran, hlm. 19
115 Baharuddin, Teori Belajar Dan Pembelajaran, hlm. 20
116 Baharuddin, Teori Belajar Dan Pembelajaran, hlm. 20-21
42
secara positif maupun negatif.117
Sikap siswa dalam belajar dapat
dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada
performa guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dengan
profesionalitas, seorang guru akan berusaha memberikan yang
terbaik bagi siswanya, sehingga membuat siswa dapat mengikuti
pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan.
3. Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.118
Tidak
hanya minat seseorang anak terhadap status pelajaran timbul
kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak
sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak
sesuai dengan kecakapan, tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus
anak banyak menimbulkan problema pada dirinya. Karena itu
pelajaran pun tidak pernah terjadi proses dalam otak, akibatnya
timbul kesulitan.119
4. Bakat
Bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa
sejak lahir. Setiap individu memiliki bakat yang berbeda-beda.120
Bakat merupakan kemampuan seseorang yang menjadi salah satu
komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang.
Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang
117 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 132
118 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, hlm. 57
119 Abu Ahmadi Dan Widodo Supriyadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rinieka Cipta,
2004), hlm. 83
120 Abu Ahmadi Dan Widodo Supriyadi, Psikologi Belajar, hlm. 83
43
dipelajari, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya
sehingga ia lebih giat lagi dalam belajarnya.121
5. Motivasi
Motivasi adalah keinginan atau dorongan untuk belajar.122
Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat
mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya
mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian.123
Dari sudut sumbernya motivasi dibagi dua, yaitu: intrinsik dan
ekstrinsik.124
Pertama, Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan
yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat
mendorongnya melakukan tindakan belajar. Kedua, motivasi
ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu
siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan
belajar.125
Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam
mencapai tujuan semakin besar motivasinya akan semakin besar
kesuksesan belajarnya. Sebaliknya motivasinya yang lemah,
perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, akibatnya banyak
mengalami kesulitan belajar.126
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu
dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor eksternal dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:127
121 Baharuddin, Teori Belajar Dan Pembelajaran, hlm, 25
122 Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar, hlm. 40
123 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, hlm. 58
124 Baharuddin, Teori Belajar Dan Pembelajaran, hlm, 23
125 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, hlm. 153
126 Abu Ahmadi Dan Widodo Supriyadi, Psikologi Belajar, hlm. 83
127 Baharuddin, Teori Belajar Dan Pembelajaran, hlm, 26-28
44
a. Lingkungan Sosial
1. Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat
mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat
orang tua, demografi keluarga (letak rumah),128
pengelolaan
keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap belajar
siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orang tua, anak,
kakak, adik, yang harmonis akan membantu siswa melaksanakan
aktivitas belajar yang baik.129
2. Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat
tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa.
Lingkungan yang kumuh, banyak pengangguran dan anak
terlantar juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa.130
3. Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses balajar siswa.
Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi
motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah.131
b. Lingkungan Non-sosial
1. Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak
panas dan tidak dingin, sinar tidak terlalu silau, atau tidak gelap,
suasana yang sejuk dan tenang.132
Lingkungan alamiah tersebut
merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas
belajar siswa.
2. Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat
digolongkam dua macam, pertama hardware, seperti gedung
128 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, hlm. 135
129 Baharuddin, Teori Belajar Dan Pembelajaran, hlm, 27
130 Baharuddin, Teori Belajar Dan Pembelajaran, hlm, 27
131 Baharuddin, Teori Belajar Dan Pembelajaran, hlm, 26
132 Baharuddin, Teori Belajar Dan Pembelajaran, hlm. 27
45
sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga, dan
sebagainya. Kedua software, seperti kurikulum sekolah,
peraturan-peraturan sekolah, dan buku pelajaran.133
3. Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa), faktor ini
hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, begitu
juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi
perkembangan siswa. Dengan demikian, guru harus menguasai
materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat
diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.134
4. Hubungan antara Tingkat Hafalan dan Kefasihan Membaca Al-Quran
Ingatan sangat penting dalam kehidupan manusia karena ia berfungsi
sebagai pelengkap dalam berpikir karena pemikir-pemikir yang baik adalah
orang-orang yang telah belajar untuk mengingat kembali pengalaman-
pengalamannya. Dengan adanya kemampuan untuk mengingat pada sesuatu
berarti adanya suatu indikasi bahwa seseorang mampu menerima, menyimpan,
dan dan memunculkan kembali dari sesuatu yang pernah dialaminya.
Dalam proses belajar mengajar, para siswa membutuhkan ingatan yang
kuat untuk menyerap serta menghafal pelajaran-pelajaran, dengan adanya
ingatan yang kuat siswa dengan akan mudah menerima dan menyimpan serta
menarik kembali dalam stimulus. Namun, sebuah hafalan tidak akan bertahan
lama, bahkan tidak berarti, jika tidak disertai dengan pemahaman yang
memadai mengenai item pengetahuan yang dihafalkan tersebut. Oleh karena
itu, dalam menghafal diperlukan adanya upaya memahami arti, signifikansi,
dan relevansi item yang dihafal itu dengan item lainnya.
133 Baharuddin, Teori Belajar Dan Pembelajaran, hlm, 27
134 Baharuddin, Teori Belajar Dan Pembelajaran, hlm. 28
46
Membaca al-Quran merupakan satu aktivitas ibadah dengan satu tujuan,
yakni mendekatkan diri kepada-Nya. Untuk itu, dalam membacanya tidak asal
membaca saja. Akan tetapi membacanya harus didasari oleh ilmu tajwid (ilmu
yang mempelajari cara baca al-Quran secara tepat makharijul huruf, sesuai
dengan sifatul huruf, dan mengetahui dimana harus waqaf (berhenti), dan
dimana harus memulai bacaannya kembali (ibtida‟).135
Agar lebih mudah
memahami ilmu tersebut, maka dianjurkan atau bahkan diwajibkan untuk
menghafal nadzam-nadzam tersebut.
Oleh karena itu, kemampuan menghafal sangatlah penting bagi santri
dalam rangka mewujudkan keinginan untuk memahami materi pelajaran yang
ada di Madrasah, yang kemudian diaplikasikan dalam bentuk membaca al-
Quran yang fasih. Sebab kemampuan menghafal merupakan proses psikis,
maka keberhasilan belajar menghafal banyak ditentukan individu itu sendiri.
Salah satu tujuan pembelajaran adalah menumbuhkan kemampuan untuk
meretensi materi pelajaran sama seperti materi yang diajarkan, untuk itu,
mengingat termasuk kategori proses kognitif yang tepat.
Dengan pemaparan tersebut menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan, yakni jika tingkat hafalan santri semakin tinggi, maka semakin
baik atau fasih pula santri membaca al-Quran. Begitu pula sebaliknya jika
semakin rendah tingkat hafalan santri, maka semakin buruk pula santri
membaca al-Quran.
C. Rumusan Hipotesis
Dengan memperhatikan penjelasan di atas, maka perlu ada suatu
penenlitian, termasuk penelitian ini diajukan sebuah hipotesis agar penelitian
ini lebih terarah dan memberikan tujuan dengan tegas, maka perlu adanya
hipotesis. Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara dari suatu
135 Ahmad Sham Madyan, Peta Pembelajaran Al-Qur‟an, (Yogyakatrta: Pustaka Pelajar, 2008),
hlm. 106
47
penelitian yang harus diuji kebenarannya dengan jalan riset.136
Demikian
pula dikatakan Sumadi Suryadi, bahwa hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara
empiris.137
Berdasarkan teori di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan
hipotesis yaitu terdapat hubungan antara tingkat hafalan Syifaul Janan dan
kefasihan membaca al-Quran. Artinya semakin tinggi tingkat hafalan nadzam,
maka semakin baik pula kefasihan membaca al-Quran. Begitu pula sebaliknya
semakin rendah tingkat hafalan nadzam, maka semakin buruk pula kefasihan
membaca al-Quran.
Mengingat bahwa hipotesis adalah jawaban sementara yang masih
dipertanyakan, maka penulis akan melakukan pengkajian lebih lanjut untuk
membuktikan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak sesuai data yang
terkumpul secara empiris.
136 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 1990), hlm.
78
137 Sumadi Suryadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 21
48
BAB III
METODE PENELITIAN
Metodologi berasal dari bahasa Yunani yaitu: methodos dan logos, methodos
berarti logika, suatu disiplin yang berhubungan dengan metode, peraturaan, kaidah
yang diikuti dalam ilmu pengetahuan,1 dan logos berarti ilmu. Dengan demikian
metodologi adalah suatu disiplin ilmu yang berhubungan dengan kaídah yang diikuti
dalam ilmu pengetahuan. Menurut Ibnu Hadjar metologi adalah cara-cara yang
digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisa data, dikembangkan untuk
memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur dan reliabel dan
terpercaya.2
Secara umum bab ini membahas metodologi yang digunakan dalam penelitian
yang dilakukan di Madrasah Diniyyah Salafiyyah Futuhiyyah Mranggen pada tahun
ajaran 2010-2011. Metodologi ini antara lain membahas tentang jenis penelitian,
tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel dan indikator, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), penelitian ini
dipergunakan untuk memperoleh data kongrit yang terjadi di lapangan, dengan
menggunakan correlation research, yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh
mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada suatu
atau lebih faktor lain pada koefisien korelasi.3 Metode penelitian korelasi
1 Komaruddin dkk, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 152
2 Ibnu Hadjar Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 10
3 Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
1995), hlm. 38
49
(correlation research) ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel
bebas (independen), yaitu tingakat hafalan Syifaul Janan, dan variabel terikat
(dependen), yaitu kefasihan membaca al-Quran.
B. Tempat dan Waktu
Tempat yang penulis gunakan dalam penelitian yang berjudul “Korelasi
antara Tingkat Hafalan Syifaul Jannan dan Kefasihan Membaca Al-Quran” ini
dilaksanakan di MDS Futuhiyyah Mranggen yang terletak di Jl. Suburan Barat
Mranggen Demak.
Penelitian ini dilakukan pada santri kelas I’dad MDS Futuhiyyan Mranggen
tahun ajaran 2010-2011, sedangkan penelitian dilakukan selama 20 hari, yaitu
pada tanggal 29 Mei sampai dengan 17 Juni 2011.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.4 Ibnu Hadjar
mendefinisikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.5 Sedangkan sampel
adalah kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik umum yang
sama.6
4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), hlm. 130
5 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung; Alfabet : 2007), hlm. 117
6 Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 133
50
Suharsimi Arikunto memberikan ketentuan atau patokan apabila subyeknya
kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 %
atau 20 – 25 % atau lebih.7
Adapun jumlah keseluruhan santri kelas I’dad MDS Futuhiyyah tahun
ajaran 2010-2011 adalah berjumlah 65 santri. Meliputi santri kelas I’dad A
berjumlah 35, dan santri kelas I’dad B berjumlah 30. Oleh karena jumlah
keseluruhan santri kelas I’dad MDS Futuhiyyah kurang dari 100, maka sampel
yang penulis ambil adalah semua jumlah santri yakni 65 santri. Dengan demikian,
maka penelitian ini termasuk penelitian populatif.
D. Variabel dan Indikator
Variabel dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi obyek penelitian.8
Sering pula dinyatakan variabel penelitian sebagai faktor yang berperan dalam
peristiwa atau gejala yang akan diteliti.9 Dalam penelitian ini ada dua variabel
yaitu: pertama, variabel bebas (independen), yaitu variabel yang mempengaruhi.
Kedua, variabel terikat (dependen), yaitu ubahan terikat yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat dari adanya pengaruh variabel independent.10
Untuk
memberikan gambaran yang jelas, maka perlu dijelaskan tentang variabel-variabel
dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu:
a. Tingkat hafalan Syifaul Janan sebagai variabel bebas (X) dengan indikator
sebagai berikut:
1. Kelancaran hafalan
2. Kejelasan hafalan
3. Jumlah hafalan
7 Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan, hlm. 112
8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 116
9 Sumardi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 72
10 Husaini Usman, Metodologi Penelitian Social, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 9-10
51
b. Kefasihan membaca al-Quran sebagai variabel terikat (Y) dengan indikator
sebagai berikut:
1. Masalah tempat keluarnya huruf (Makharij al-huruf)
2. Masalah cara pengucapan huruf (Sifat al-huruf)
3. Masalah hukum-hukum bacaan huruf (Ahkam al-huruf)
4. Masalah memulai dan menghentikan bacaan (Ahkam al-Waqf wa al-
Ibtida’)
5. Tartil
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara atau jalan yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulakan data dalam penelitian. Adapun teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan data yaitu:
a. Metode observasi
Metode observasi ialah suatu penyelidikan yang dilakukan secara
sistematik dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera (mata)
terhadap kejadian-kejadian yang langsung ditangkap pada waktu kejadian itu
terjadi.11
Observasi ini dilakukan untuk mengamati, memperhatikan keaktifan
dan partisipasi santri kelas I’dad di MDS Futuhiyyah Mranggen Demak.
b. Metode tes
Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk
yang ditujukan kepada testee untuk mendapatkan responden sesuai dengan
petunjuk itu.12
Tes juga merupakan salah satu kegiatan dalam mengevaluasi
pencapaian belajar peserta didik. Dalam pelaksanaannya tes dibagi menjadi
11 Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakart: Andi Offset, 1995), hlm.
49
12 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm.
32
52
dua yaitu: tes tulis dan lisan. Tes lisan ini termasuk tes verbal ialah tes yang
soal dan jawabannya menggunakan lisan.13
Menurut W.S. Winkel tes lisan
yaitu pertanyaan atau jawaban yang disampaikan secara lisan.14
Tes lisan inilah yang penulis gunakan untuk mengukur tingkat hafalan
nadzam Syifaul Janan dan kefasihan membaca al-Quran santri kelas I’dad
MDS Futuhiyyah Mranggen tahun ajaran 2010-2011.
F. Teknik Analisis Data
Setelah semua data tersedia, maka langkah selanjutnya adalah analisis data
atau pengolahan data. Di dalam menganalisis data hasil penelitian, peneliti
menggunakan beberapa tahapan, yaitu:
1. Analisis Pendahuluan
Dalam analisis ini data yang diperoleh dari hasil tes dimasukkan ke
dalam tabel dan diberi nilai pada setiap item jawaban responden yaitu dengan
mengubah data menjadi angka-angka kuantitatif. Analisis ini mencari
gambaran tentang hubungan antara tingkat hafalan Syifaul Jannan dan
kefasihan membaca al-Quran santri kelas I’dad MDS Futuhiyyah Mranggen
melalui tes lisan (untuk tingkat hafalan Syifaul Jannan) dan tes praktek (untuk
kefasihan membaca al-Quran).
Dalam analisis ini data dari masing-masing variabel akan ditentukan:
1. Penilaian
Pengolahan tes lisan dan tes praktek yang penulis lakukan dengan
penilaian pada tiap item dari beberapa soal dengan menggunakan standar
sebagai berikut:
13 M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1991),
hlm. 59
14 W. S. Winkel, Psikologi Belajar Dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: PT. Gramedia, 1986), hlm.
106
53
a. Untuk kategori sangat baik diberi skor 4
b. Untuk kategori baik diberi skor 3
c. Untuk kategori cukup baik diberi skor 2
d. Untuk kategori tidak baik diberi skor 1
2. Mencari mean atau rata-rata dari masing-masing variabel, agar dapat
ditetapkan kategori dan kriterianya. Rumus yang digunakan untuk
mencari mean adalah sebagai berikut:
Unutk variabel X: N
xM
Untuk variabel Y: N
yM
3. Menentukan interval kategori, agar dapat menetapkan kualitas data.
kategoribanyaknya
LHi
_
1
2. Analisis Uji Hipotesis
Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Pada analisis ini dilaksanakan perhitungan melalui tabel distribusi dari
analisis pendahuluan. Adapun analisis uji hipotesis dilaksanakan dengan
menggunakan analisis statistik dan teknik korelasi product moment dengan
rumus sebagai berikut:
2
2
2
2
N
yy
N
xx
N
yxxy
rxy
Keterangan:
xyr : Koefisien korelasi antara variabel x dan y
N : Banyak responden
54
yx : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y
x : Jumlah seluruh niali x
y : Jumlah seluruh nilai y
3. Analisis Lanjut
Dalam analisis ini menginterpretasikan hasil yang diperolehnya akan
diketahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara tingkat hafalan
Syifaul Janan dan kefasihan membaca al-Quran santri. Dari perhitungan
menggunakan rumus di atas, maka dapat diketahui hasilnya (ro), dengan
membandingkan nilai hasil korelasi dengan nilai tabel korelasi product
moment, sehingga ada dua kemungkinan, yaitu:
a. Jika ro lebih besar dari rt pada taraf 1 % atau 5 %, maka hipotesis
penelitian diterima.
b. Jika ro lebih kecil dari rt pada taraf 1 % atau 5 %, maka hipotesis
penelitian ditolak.
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Untuk menjaring data tentang tingkat hafalan Syifaul Janan dan data
kefasihan membaca al-Quran santri kelas I’dad MDS Futuhiyyah Mranggen
Demak tahun ajaran 2010-2011 diperoleh dengan menggunakan tes lisan.
Adapun cara memperoleh data tentang tingkat hafalan Syifaul Janan yaitu
dengan langkah memberikan 15 item soal lisan dilontarkan kepada responden
dengan sistem penilaiannya adalah sebagai berikut:
1. Alternatif jawaban sempurna diberi skor 4
2. Alternatif jawaban belum sempurna diberi skor 3
3. Alternatif jawaban kurang sempurna diberi skor 2
4. Alternatif jawaban tidak sempurna diberi skor 1
Dengan cara penilaian tersebut di atas dapat dimungkinkan perolehan nilai
maksimalnya adalah 100, apabila seluruh soal dijawab sempurna oleh responden.
Dan dapat dimungkinkan pula perolehan nilai minimal adalah 0 (nol), apabila soal
tidak bisa dijawab oleh responden.
Sedangkan untuk menjaring data tentang kefasihan membaca al-Quran santri
kelas I’dad yaitu dengan langkah meminta santri melakukan praktik membaca
ayat al-Quran satu persatu pada ayat al-Quran yang telah ditentukan oleh peneliti,
kemudian peneliti menilai secara detail praktek membaca al-Quran santri dengan
memperhatikan lima indikator, yaitu: makharijul huruf, sifatul huruf, tajwid, tartil,
dan waqfu wal ibtida’.
Dari hasil sistem penelitian sebagaimana ketentuan di atas, hasilnya dapat
ditabulasikan ke dalam sub variabel. Pentabulasian ini dimaksudkan untuk
memudahkan dalam menghitung korelasi dari masing-masing variabel tersebut.
Adapun hasil penilaian pada dua variabel penelitian tersebut lebih jelasnya
dapat dilihat pada pemaparan data berikut ini:
56
1. Data Nilai Tentang Tingkat Hafalan Syifaul Janan
Data variabel ini diambil dari nilai tes lisan oleh guru mata pelajaran
tajwid. Untuk menentukan nilai kuantitatif tingkat hafalan Syifaul Janan
santri kelas I’dad adalah dengan menjumlah skor nilai tes lisan dari
responden, agar lebih jelas maka dapat dilihat tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data Nilai Tingkat Hafalan Syifaul Janan
NO Testee X NO Testee X
1 001 50 34 034 30
2 002 90 35 035 100
3 003 70 36 036 100
4 004 100 37 037 100
5 005 80 38 038 50
6 006 90 39 039 60
7 007 100 40 040 70
8 008 90 41 041 100
9 009 80 42 042 80
10 010 80 43 043 40
11 011 30 44 044 50
12 012 60 45 045 70
13 013 80 46 046 90
14 014 50 47 047 50
15 015 100 48 048 50
16 016 40 49 049 100
17 017 80 50 050 80
18 018 50 51 051 90
19 019 30 52 052 100
20 020 90 53 053 90
21 021 60 54 054 80
22 022 100 55 055 100
23 023 90 56 056 90
24 024 80 57 057 40
25 025 70 58 058 100
26 026 100 59 059 50
27 027 100 60 060 100
28 028 60 61 061 70
29 029 60 62 062 100
57
30 030 90 63 063 100
31 031 80 64 064 90
32 032 50 65 065 80
33 033 90 Jumlah ∑x=4970
Berdasarkan tabel tentang tingkat hafalan Syifaul Janan santri kelas
I’dad MDS Futuhiyyah, kemudian dianalisis sebagai berikut:
1. Mencari Interval Nilai
Untuk mencari interval nilai dan menentukan kualifikasi digunakan
rumus sebagai berikut:
i
R10 → 20 dimana R = H – L + 1
Dengan Keterangan: R = H – L + 1
R : Range = 100 – 30 + 1
i : interval = 71
H : Nilai Tertinggi i
R10 → 20
L : Nilai Terendah = 7
71= 10,14 dibulatkan menjadi 10
2. Mencari Rata-Rata (Mean)
Tabel 4.2
Interval Nilai Tingkat Hafalan Syifaul Janan
Interval f x fx
94 – 100 17 97 1649
87 – 93 12 90 1080
79 – 86 11 83 913
72 – 78 0 75 0
65 – 71 5 68 340
58 – 64 5 61 305
50 – 57 9 54 486
43 – 49 0 46 0
36 – 42 3 39 117
29 – 35 3 32 96
∑x=4986
58
Untuk mengetahui kategori nilai di atas, terlebih dahulu dicari
mean atau rata-rata dan mencari interval untuk menentukan kualifikasinya
seperti berikut:
N
xM
76,4665
4970
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa mean atau rata-rata
tingkat hafalan Syifaul Janan santri kelas I’dad MDS Futuhiyyah
Mranggen Demak tahun ajaran 2010-2011 adalah 76,46.
3. Kualifikasi Variabel
Setelah diketahui nilai rata-rata tingkat hafalan Syifaul Janan santri
kelas I’dad, kemudian hasil ini dicocokkan pada tabel kualitas variabel
sebagai berikut:
kategoribanyaknya
LHi
_
1
4
130100 i
5,174
71i
Tabel 4.3
Kualitas Variabel Tingkat Hafalan Syifaul Janan
Interval Kategori Mean Kesimpulan
82,5 – 100 Baik sekali
64 – 81, 5 Baik 76,46 Baik
45,5 – 63 Cukup
27 – 44,5 Kurang
Melihat dari tabel kualitas tingkat hafalan Syifaul Janan santri kelas
I’dad MDS Futuhiyyah Mranggen Demak tahun ajaran 2010-2011,
menunjukkan bahwa tingkat hafalan Syifaul Janan santri kelas I’dad dalam
kategori “baik”. Hal ini terlihat dari rata-rata proses yaitu 76,46 sesuai dengan
59
tabel di atas dalam interval 64 – 81,5. Maka tingkat hafalan Syifaul Janan
santri kelas I’dad berada dalam kategori “baik”.
2. Data Nilai Tentang Kefasihan Membaca Al-Quran
Data variabel ini diambil dari nilai tes lisan oleh guru mata pelajaran
tajwid. Untuk menentukan nilai kuantitatif kefasihan membaca al-Quran
santri kelas I’dad adalah dengan menjumlah skor nilai tes lisan dari
responden, agar lebih jelas maka dapat dilihat tabel sebagai berikut:
Tabel 4.4
Data Nilai Kefasihan Membaca Al-Quran
NO Testee Y NO Testee Y
1 001 60 34 034 45
2 002 75 35 035 90
3 003 50 36 036 100
4 004 90 37 037 95
5 005 70 38 038 50
6 006 80 39 039 70
7 007 95 40 040 95
8 008 85 41 041 90
9 009 60 42 042 100
10 010 45 43 043 50
11 011 60 44 044 65
12 012 35 45 045 55
13 013 95 46 046 85
14 014 50 47 047 90
15 015 85 48 048 50
16 016 50 49 049 85
17 017 60 50 050 40
18 018 40 51 051 90
19 019 90 52 052 95
20 020 40 53 053 90
21 021 45 54 054 80
22 022 100 55 055 95
23 023 60 56 056 85
24 024 55 57 057 55
25 025 90 58 058 90
26 026 90 59 059 40
27 027 100 60 060 95
60
28 028 35 61 061 85
29 029 45 62 062 90
30 030 90 63 063 90
31 031 40 64 064 95
32 032 35 65 065 40
33 033 90 Jumlah ∑y=4660
Berdasarkan tabel tentang kefasihan membaca al-Quran santri kelas
I’dad MDS Futuhiyyah Demak tahun ajaran 2010-2011, kemudian dianalisis
sebagai berikut:
1. Mencari Interval Nilai
Untuk mencari interval nilai dan menentukan kualifikasi digunakan
rumus sebagai berikut:
i
R10 → 20 dimana R = H – L + 1
Dengan Keterangan:
i : Lebar interval R = H – L + 1
R : Range =100 – 35 + 1
H : Nilai Tertinggi = 66
i
R10 → 20
L : Nilai Terendah = 6
66= 11
2. Mencari Rata-Rata (Mean)
Tabel 4.5
Interval Nilai Kefasihan Membaca Al-Quran
Interval f x fx
95 – 100 12 97,5 1170
89 – 94 14 91,5 1281
83 – 88 6 85,5 513
77 – 82 2 79,5 159
71 – 76 1 73,5 73,5
65 – 70 3 67,5 202,5
59 – 64 5 61,5 307,5
53 – 58 3 55,5 166,5
61
47 – 52 6 49,5 297
41 – 46 4 43,5 174
35 – 40 9 37,5 337,5
4681,5
Untuk mengetahui kategori nilai di atas, terlebih dahulu dicari mean
atau rata-rata dan mencari interval untuk menentukan kualifikasinya
seperti berikut:
N
yM
69,7165
4660
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa mean atau rata-rata
kefasihan membaca al-Quran nilai rata-rata santri kelas I’dad, santri kelas
I’dad MDS Futuhiyyah Mranggen Demak tahun ajaran 2010-2011 adalah
71,69.
3. Kualifikasi Variabel
Setelah diketahui kefasihan membaca al-Quran nilai rata-rata santri
kelas I’dad, kemudian hasil ini dicocokkan pada tabel kualitas variabel
sebagai berikut:
kategoribanyaknya
LHi
_
1
4
135100 i
5,164
66i
Tabel 4.6
Kualitas Variabel Kefasihan Membaca Al-Quran
Interval Kategori Mean Kesimpulan
83,5 – 100 Baik sekali
66 – 82, 5 Baik 71,69 Baik
48,5 – 65 Cukup
31 – 47,5 Kurang
62
Melihat dari tabel kualitas kefasihan membaca al-Quran santri kelas
I’dad Demak tahun ajaran 2010-2011, menunjukkan bahwa kefasihan
membaca al-Quran santri kelas I’dad MDS Futuhiyyah Mranggen dalam
kategori “baik”. Hal ini terlihat dari rata-rata proses yaitu 71,69 sesuai
dengan tabel di atas dalam interval 66 – 82,5. Maka kefasihan membaca
al-Quran santri kelas I’dad berada dalam kategori “baik”.
B. Pengujian Hipotesis
1. Analisis Pendahuluan
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengolah data yang terkumpul
baik dari data variabel tingkat hafalan Syifaul Janan (x), maupun data variabel
kefasihan membaca al-Quran (y) yang bertujuan untuk membuktikan diterima
atau tidaknya hipotesis yang penulis ajukan, maka penulis mencari koefisien
korelasi antara variabel tingkat hafalan Syifaul Janan (x) (nilai tes lisan hafalan
Syifaul Janan) dan variabel kefasihan membaca al-Quran (y) (nilai tes lisan
membaca al-Quran).
Untuk memudahkan pengolahan data, maka perlu dibuat tabel kerja
sebagaimana dalam tabel kerja sebagai berikut:
Tabel 4.7
Korelasi antara Tingkat Hafalan Syifaul Janan
dan Kefasihan Membaca Al-Quran Santri Kelas I’dad MDS
Futuhiyyah Mranggen Demak Tahun Ajaran 2010-2011
NO Testee x y x2 y
2 xy
1 001 50 60 2500 3600 3000
2 002 90 75 8100 5625 6750
3 003 70 50 4900 2500 3500
4 004 100 90 10000 8100 9000
5 005 80 70 6400 4900 5600
6 006 90 80 8100 6400 7200
7 007 100 95 10000 9025 9500
8 008 90 85 8100 7225 7650
9 009 80 60 6400 3600 4800
10 010 80 45 6400 2025 3600
11 011 30 60 900 3600 1800
63
12 012 60 35 3600 1225 2100
13 013 80 95 6400 9025 7600
14 014 50 50 2500 2500 2500
15 015 100 85 10000 7225 8500
16 016 40 50 1600 2500 2000
17 017 80 60 6400 3600 4800
18 018 50 40 2500 1600 2000
19 019 30 90 900 8100 2700
20 020 90 40 8100 1600 3600
21 021 60 45 3600 2025 2700
22 022 100 100 10000 10000 10000
23 023 90 60 8100 3600 5400
24 024 80 55 6400 3025 4400
25 025 70 90 4900 8100 6300
26 026 100 90 10000 8100 9000
27 027 100 100 10000 10000 10000
28 028 60 35 3600 1225 2100
29 029 60 45 3600 2025 2700
30 030 90 90 8100 8100 8100
31 031 80 40 6400 1600 3200
32 032 50 35 2500 1225 1750
33 033 90 90 8100 8100 8100
34 034 30 45 900 2025 1350
35 035 100 90 10000 8100 9000
36 036 100 100 10000 10000 10000
37 037 100 95 10000 9025 9500
38 038 50 50 2500 2500 2500
39 039 60 70 3600 4900 4200
40 040 70 95 4900 9025 6650
41 041 100 90 10000 8100 9000
42 042 80 100 6400 10000 8000
43 043 40 50 1600 2500 2000
44 044 50 65 2500 4225 3250
45 045 70 55 4900 3025 3850
46 046 90 85 8100 7225 7650
47 047 50 90 2500 8100 4500
48 048 50 50 2500 2500 2500
49 049 100 85 10000 7225 8500
50 050 80 40 6400 1600 3200
64
51 051 90 90 8100 8100 8100
52 052 100 95 10000 9025 9500
53 053 90 90 8100 8100 8100
54 054 80 80 6400 6400 6400
55 055 100 95 10000 9025 9500
56 056 90 85 8100 7225 7650
57 057 40 55 1600 3025 2200
58 058 100 90 10000 8100 9000
59 059 50 40 2500 1600 2000
60 060 100 95 10000 9025 9500
61 061 70 85 4900 7225 5950
62 062 100 90 10000 8100 9000
63 063 100 90 10000 8100 9000
64 064 90 95 8100 9025 8550
65 065 80 40 6400 1600 3200
Jumlah 4970 4660 410100 364850 375250
Dari tabel tersebut dapat diketahui jumlah nilai sebagai berikut:
∑x : 4970 ∑ y2 : 364850
∑y : 4660 ∑xy : 375250
∑x2 : 410100
2. Analisis Uji Hipotesis
Setelah diketahui tabel kerja koefisien korelasi, selanjutnya data tersebut
dimasukkan kedalam rumus analisis product moment. Untuk mengetahui
hubungan antara tingkat hafalan Syifaul Janan dan kefasihan membaca al-
Quran santri Kelas I’dad MDS Futuhiyyah Mranggen Demak tahun ajaran
2010-2011 dengan langkah sebagai berikut:
2
2
2
2
N
yy
N
xx
N
yxxy
rxy
65
22
65
4660364850
65
4970410100
65
46604970375250
153,33408636485084,380013410100
769,356310375250
847,3076316,30886
231,18939
x
474,925565838
231,18939
623,0113,30423
231,18939
Berdasarkan uji hipotesis hubungan antara tingkat hafalan Syifaul Janan
dan kefasihan membaca al-Quran santri kelas I’dad MDS Futuhiyyah
Mranggen Demak tahun ajaran 2010-2011 diperoleh indeks korelasi rxy =
0,623.
3. Analisis Lanjut
Hasil perhitungan dari analisis korelasi product moment diperoleh ro
sebesar 0,623. Untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan rt dimana N = 65. Dengan diperoleh
N=65, maka dapat diperoleh rt sebesar 0,232 pada taraf signifikan 5 %,
sedangkan pada taraf 1 % diperoleh rt sebesar 0,302. Adapun pada hasil
analisis korelasi product moment diperoleh ro sebesar 0,623. Dengan demikian
ro = 0,623 > baik pada taraf signifikan 5 % (0,232) maupun pada taraf 1 %
(0,302). Dari hasil interpretasi di atas sehingga hipotesis yang menyatakan
adanya hubungan positif antara tingkat hafalan Syifaul Janan dan kefasihan
membaca al-Quran santri kelas I’dad MDS Futuhiyyah Demak tahun ajaran
2010-2011 diterima.
66
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan rata-rata variabel tingkat hafalan Syifaul Janan santri
kelas I’dad diperoleh rata-rata nilai tingkat hafalan Syifaul Janan MDS
Futuhiyyah sebesar 76,46, hal ini berarti bahwa tingkat hafalan Syifaul Janan
santri kelas I’dad dalam kategori “ baik” yaitu pada interval 64 – 81,5. Sedang
dari perhitungan rata-rata variabel kefasihan membaca al-Quran santri kelas I’dad
diperoleh rata-rata nilai kefasihan membaca al-Quran MDS Futuhiyyah sebesar
71,69. Hal ini berarti bahwa tingkat hafalan Syifaul Janan santri kelas I’dad dalam
kategori “ baik” yaitu pada interval 66 – 82,5.
Hasil perhitungan dari analisis korelasi product moment diperoleh ro sebesar
0,623. Untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis harus dikonsultasikan
terlebih dahulu dengan rt dimana N = 65. Dengan diperoleh N=65, maka dapat
diperoleh rt sebesar 0,232 pada taraf signifikan 5 %, sedangkan pada taraf 1 %
diperoleh rt sebesar 0,302. Adapun pada hasil analisis korelasi product moment
diperoleh ro sebesar 0,623. dengan demikian ro = 0,623 > baik paada taraf
signifikan 5 % (0,232) maupun pada taraf 1 % (0,302). Dari hasil interpretasi di
atas sehingga hipotesis yang menyatakan adanya hubungan positif antara tingkat
hafalan Syifaul Janan dan kefasihan membaca al-Quran santri kelas I’dad MDS
Futuhiyyah Mranggen Demak tahun ajaran 2010-2011 diterima.
Dari hasil korelasi antara tingkat hafalan Syifaul Janan dan kefasihan
membaca al-Quran santri kelas I’dad MDS Futuhiyyah Mranggen Demak tahun
ajaran 2010-2011 yaitu sebesar 0,623, untuk mengetahui kuat lemahnya korelasi
tersebut dapat dicocokkan dengan tebel interpretasi sebagai berikut:
Tabel 4.8
Interpretasi Angka Indeks Korelasi
Interval Kategori Korelasi Kesimpulan
0,00 – 0,20 Sangat Lemah
0,21 – 0,40 Lemah
0,41 – 0,70 Sedang 0,623 Sedang
0,71 – 0,90 Kuat
0,91 – 1,00 Sangat Kuat
67
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa koefisien hasil ro = 0,623 terletak
pada interval 0,41-0,70. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa korelasi
antara tingkat hafalan Syifaul Janan dan kefasihan membaca al-Quran santri Kelas
I’dad MDS Futuhiyyah Mranggen adalah “sedang”.
D. Keterbatasan Penelitian
Hasil penelitian ini telah dilakukan secara optimal, Namun disadari adanya
beberapa keterbatasan. Walaupun demikian hasil penelitian yang diperoleh ini
dapat dijadikan acuan awal bagi peneliti selanjutnya. Adapun beberapa
keterbatasan yang dimaksud oleh peneliti adalah:
1. Keterbatasan Obyek Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti hanya sebatas meneliti tentang
korelasi antara tingkat hafalan Syifaul Janan dan kefasihan membaca al-Quran
santri kelas I’dad MDS Futuhiyyah Mranggen Demak tahun ajaran 2010-2011
2. Keterbatasan Waktu
Penelitian ini dilakukan selama pembuatan skripsi. Waktu yang singkat
inilah yang dapat mempersempit ruang gerak peneliti, sehingga dapat
berpengaruh terhadap kurang maksimalnya hasil penelitian.
3. Keterbatasan Dana
Hal terpenting yang menjadi faktor penunjang suatu kegiatan adalah
biaya, begitu juga dengan penelitian ini. Peneliti menyadari bahwa dengan
biaya yang dikeluarkan yang dapat peneliti sajikan walaupun penelitian ini
sudah layak, akan tetapi masih terdapat banyak kekurangan. Hal itu semata-
mata adalah keterbatasan biaya penelitian.
Demikian berbagai keterbatasan yang peneliti kemukakan yang melatar
belakangi kurang maksimalnya hasil penelitian ini. Meskipun demikian peneliti
berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat, baik untuk kepentingan
pengembangan ilmu pengetahuan atau untuk perkembangan dalam penelitian
selanjutnya.
68
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan data hasil penelitian dan uji signifikan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Tingkat hafalan Syifaul Janan santri kelas I’dad MDS Futuhiyyah
Mranggen Demak tahun ajaran 2010-2011 berada pada kategori “baik”.
Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata nilai tes lisan yaitu 76,46.
2. Kefasihan membaca al-Quran santri kelas I’dad MDS Futuhiyyah
Mranggen Demak tahun ajaran 2010-2011 berada pada kategori “baik”.
Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata nilai tes lisan yaitu 71,69.
3. Ada korelasi yang positif antara tingkat hafalan Syifaul Janan dan
kefasihan membaca al-Quran santri kelas I’dad MDS Futuhiyyah
Mranggen Demak tahun ajaran 2010-2011. Hal ini berdasarkan pada hasil
analisis korelasi product moment diperoleh ro = 0,623 > rt baik pada taraf
signifikan 5 % (0,232) maupun 1 % (0,302).
B. Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan yang ada, maka dalam penelitian ini diajukan
beberapa saran sebagai bahan pertimbangan, diantaranya:
1. Untuk asatidz, dalam proses pembelajaran janganlah menekankan pada
hafalan materi belaka, akan tetapi juga menekankan pada aspek afektif
atau bahkan psikomotorik agar santri dapat mudah praktik memebaca al-
Quran dengan fasih.
2. Untuk para orang tua, perlu memperhatikan atau memantau
perkembangan anak-anak di pesantren agar sungguh-sungguh dalam
69
menghafal pelajaran. Dan kalau bisa berilah makanan-makanan yang
bergizi, sebab dapat membantu anak dalam menghafal.
3. Untuk para santri, selalu bersungguh-sungguh dalam belajar terutama
untuk hafalan, karena dengan hafalan akan menjadi mudah untuk
menerima ilmu.
C. Penutup
Demikianlah tulisan ini diakhiri dengan mengucapkan syukur
Alhamdulillah, semoga tulisan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi siapapun yang dapat memetik ilmu, hikmah dan
pengetahuan tulisan ini.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penelitian ini dari awal hingga akhir. Semoga bantuan yang
telah diberikan mendapatkan balasan dan dapat diterima sebagai amal baik
dihadapan Allah SWT.
Meskipun telah berusaha semaksimal mungkin, Namun penulis
menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran selalu penulis harapkan guna
kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita
memohon ampun atas segala dosa, dan hanya kepada-Nya kita bertawakal,
teriring do’a sehingga usaha dan amal baik kita selalu berbuah keridhaan-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abdurahman, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1993)
Adhim, Said Abdul, Nikmatnya Membaca Al-Qur’an, (Solo: Aqwam, 2010)
Ahmadi, Abu Dan Widodo Supriyadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rinieke Cipta,
2004)
Al Munawwir, Ahmad Warson, Kamus Al Aunawwir Arab-Indonesia, (Surabaya:
Pustaka Progressif, 1997)
Al Yisabury, Imam Muslim Ibn Hujjaj Al Qusyairi, Shahih Muslim, Jild III, (Bairut:
Dar Al Kutub Al Ilmiah, 1994)
Al-Hafidz, Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Quran, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2000)
Al-Harsy, ‘Ablah Jawwad, Kecil-Kecil Hafal Al-Quran, (Bandung: Hikmah, 2006)
Al-Qattan, Mana’ Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Terj. Mudzakir, (Bogor:
Pustaka Literatur Antarnusa, 2007)
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
1996)
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006)
Arwani, K.H. M. Ulinnuha, Yanbua, (Kudus: Pon-Pes Tahfidz Yanbu’ul Quran,
2004)
As Sidiqy, Tengku M. Hasbi, Ilmu-Ilmu Al-Quran Dan Tafsir, (Semarang: Pustaka
Rizki Putra, 2009)
As Siraji, Raghib, Cara Cerdas Hafal Al-Qur’an, (Solo: Aqwam, 2010)
Baharuddin, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2010)
Baharuddin, Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar Ruz, 2010)
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemah Indonesia Inggris, (Solo: Qamari,
2008)
Departemen Agama RI, Al-Quran Dan Terjemah, (Bandung: Diponegoro, 2006)
DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka Pelajar,
2005)
Djiwandono, Sri Esti Wuryani, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Gramedia, 2006)
Gathercole, Susan E., Working Memory And Learning, Terj, Hipya Nopri, (Jakarta:
PT. Indek, 2009)
Hadjar, Ibnu, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996)
Hamid, Mas’an, Ilmu ‘Arudl Dan Qawafi, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1995)
Hasyim, Moh. E., Kamus Istilah Islam, (Bandung: Pustaka, 1987)
Ibn Ismail, Syekh Ibrahim, Syarah Ta’limul Muta’allim, (Surabaya: Dar Al-Ilm, t.t,)
Ichwan, M. Nor, Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran, (Semarang: Rasail, 2008)
Irwanto dkk, Psikologi Umum, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996)
Jamaroh, Syaful Bahri, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: PT. Rinieke Cipta, 2002)
Kartono, Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 1990)
Khon, Abdul Majid, Praktikum Qiraat, (Jakrta: Amzah, 2007)
Khozim, M., Theories Of Learning, (Bandung: Nusa Media, 2009)
Komaruddin dkk, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006)
Madyan, Ahmad Sham, Peta Pembelajaran Al-Qur’an, (Yogyakatrta: Pustaka
Pelajar, 2008)
Mahmud, Syaikh Muhammad, Hidaayatul Mustafid, (Semarang: Pustaka Alawiyyah,
1408 H)
Naim, Ngainun, Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta: Teras, 2009)
Nata, Abuddin, Al-Qur’an Dan Hadits, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), 1998)
Nubhan, Syekh Said Bin Sa’d, Hidayatus Sibyan, Terj. Syekh Ahmad Muthohhar,
(Surabaya: Al-Ashriyyah, 1971)
Prajoko, Bambang, Learning Maps And Memori Skills: Teknik-Teknik Andal Untuk
Memaksimalkan Kinerja Otak Anda, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2004)
Rahmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 1995)
Salim, Peter, The Contemperory English-Indonesian, (Jakarta: Modern English Press,
1991)
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2010)
Sarwono, Sarlit Wirawan, Pengantar Psikologi Umum, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2010)
Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1994)
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah, Jild IX, (Bandung: Mizan, 2010)
Shihab, M. Quraish, Tafsir Surat-Surat Pendek Berdasarkan Urutan Turunnya
Wahyu, (Bandung: Pustaka Indah, 1997)
Shodiq, M., Kamus Istilah Agama, (Jakarta: Bonafida Cipta Pratama, 1991)
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rinieka
Cipta, 2010)
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, (Bandung; Alfabet: 2007)
Sumanto, Wasito, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rinieka Cipta, 1998)
Suryabrata, Sumardi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2004)
Suryabrata, Sumardi, Metode Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995)
Suryadi, Sumardi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1998),
Syafiie, Inu Kencana, Al-Qur’an Dan Ilmu Administrasi, (Jakarta, PT. Rinieke Cipta,
2000)
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009)
Syam, Yunus Hanis, Mukjizat Membaca Al-Quran, (Yogyakarta: Mutiara Media,
2009)
Thoha, M. Chabib, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1991)
Ulumuddin, Ikhya’, Belajar Tajwid Makhraj Dan Sifat Huruf, (Surabaya: Kartika,
2003)
Usman, Husaini, Metodologi Penelitian Social, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009)
Verbeek S.J, M., Ingatan, (Yogyakarta: Kanisius, 1978)
W. Santroct, Jhon, Psikologi Pendidikan, Terj. Triwibowo, (Jakarta: PT. Fajar
Interpratama Offset, 2010)
Walgito, Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakart: Andi Offset,
1995)
Walgito, Bimo, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004)
Winkel, W. S., Psikologi Belajar Dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: PT. Gramedia,
1986)
PEDOMAN OBSERVASI
A. Karakteriktik Observasi
1. Nama Madrasah : MDS Futuhiyyah Mranggen
2. Alamat : Jl. Suburan Barat Mranggen Demak.
3. Nama Guru : Ust. Lukman Hakim
4. Kelas : I’dad A
5. Jumlah Santri : 35
6. Hari/Tanggal : 29 MEI 2011
7. Waktu : 20:00
B. Observasi aktifitas santri mengikuti pelajaran tajwid
No. Aspek Yang Diamati Skala
Kurung Cukup Baik
1 Kondisi santri dalam
mengikuti proses
pembelajaran tajwid
V
2 Memperhatikan
penjelasan guru
V
3 Keaktifan bertanya
kepada guru
V
4 Penguasaan materi yang
diajarkan guru
V
5 Mengerjakan tugas
V
6 Selalu mengikuti dengan
penuh perhatian
V
7 Mengikuti dengan
mengantuk
V
8 Mengikuti dengan
mengobrol
V
PEDOMAN OBSERVASI
A. Karakteriktik Observasi
Nama Madrasah : MDS Futuhiyyah Mranggen
Alamat : Jl. Suburan Barat Mranggen Demak.
Nama Guru : Ust. Lukman Hakim
Kelas : I’dad B
Jumlah Santri : 30
Hari/Tanggal : 31 MEI 2011
Waktu : 20:00
B. Observasi aktifitas santri mengikuti pelajaran tajwid
No. Aspek Yang Diamati Skala
Kurung Cukup Baik
1 Kondisi santri dalam
mengikuti proses
pembelajaran tajwid
V
2 Memperhatikan
penjelasan guru
V
3 Keaktifan bertanya
kepada guru
V
4 Penguasaan materi yang
diajarkan guru
V
5 Mengerjakan tugas
V
6 Selalu mengikuti dengan
penuh perhatian
V
7 Mengikuti dengan
mengantuk
V
8 Mengikuti dengan
mengobrol
V
PEDOMAN OBSERVASI
A. Karakteriktik Observasi
Nama Madrasah : MDS Futuhiyyah Mranggen
Alamat : Jl. Suburan Barat Mranggen Demak.
Nama Guru : Ust. Lukman Hakim
Kelas : I’dad A
Jumlah Santri : 35
Hari/Tanggal : 5 Juni 2011
Waktu : 20:00
B. Observasi aktifitas santri mengikuti pelajaran tajwid
No. Aspek Yang Diamati Skala
Kurung Cukup Baik
1 Kondisi santri dalam
mengikuti proses
pembelajaran tajwid
V
2 Memperhatikan
penjelasan guru
V
3 Keaktifan bertanya
kepada guru
V
4 Penguasaan materi yang
diajarkan guru
V
5 Mengerjakan tugas
V
6 Selalu mengikuti dengan
penuh perhatian
V
7 Mengikuti dengan
mengantuk
V
8 Mengikuti dengan
mengobrol
V
PEDOMAN OBSERVASI
A. Karakteriktik Observasi
Nama Madrasah : MDS Futuhiyyah Mranggen
Alamat : Jl. Suburan Barat Mranggen Demak.
Nama Guru : Ust. Lukman Hakim
Kelas : I’dad B
Jumlah Santri : 30
Hari/Tanggal : 7 JUNI 2011
Waktu : 20:00
B. Observasi aktifitas santri mengikuti pelajaran tajwid
No. Aspek Yang Diamati Skala
Kurung Cukup Baik
1 Kondisi santri dalam
mengikuti proses
pembelajaran tajwid
V
2 Memperhatikan
penjelasan guru
V
3 Keaktifan bertanya
kepada guru
V
4 Penguasaan materi yang
diajarkan guru
V
5 Mengerjakan tugas
V
6 Selalu mengikuti dengan
penuh perhatian
V
7 Mengikuti dengan
mengantuk
V
8 Mengikuti dengan
mengobrol
V
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : A. Nurul Khaeroni
NIM : 073111068
Fak / Jurusan : Tarbiyah / PAI IAIN Walisongo Semarang
Tempat / Tanggal Lahir : Semarang, 31 Juli 1988
Alamat : Jl. Kauman Dowo III Rt 02 / III Genuk Semarang
Jenjang Pendidikan
SDN Karang Roto 03 Semarang (lulusan tahun 2001)
MTs Rohmaniyyah Mranggen (lulsan tahun 2004)
MA Futuhiyyah 01 Mranggen (lulusan tahun 2007)
Semarang, November 2011
A. Nurul Khaeroni
PEDOMAN NILAI TES LISAN
KEFASIHAN MEMBACA AL-QURAN
Santri Kelas I’dad MDS Futuhiyyah
No.
No
Urut
Makhorijul
Huruf
Sifatul Huruf Ahkamul
Huruf
Tartil Waqfu wa al-
Ibtida’
Jumlah Nilai
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 001 v v v v v 12 60
2 002 v v v v v 15 75
3 003 v v v v v 10 50
4 004 v v v v v 18 90
5 005 v v v v v 14 70
6 006 v v v v v 16 80
7 007 v v v v v 19 95
8 008 v v v v v 17 85
9 009 v v v v v 12 60
10 010 v v v v v 9 45
11 011 v v v v v 12 60
12 012 v v v v v 7 35
13 013 v v v v v 19 95
14 014 v v v v v 10 50
15 015 v v v v v 17 85
16 016 v v v v v 10 50
17 017 v v v v v 12 60
18 018 v v v v v 8 40
19 019 v v v v v 18 90
20 020 v v v v v 8 40
21 021 v v v v v 9 45
22 022 v v v v v 20 100
23 023 v v v v v 12 60
24 024 v v v v v 11 55
25 025 v v v v v 18 90
26 026 v v v v v 18 90
27 027 v v v v v 20 100
28 028 v v v v v 7 35
29 029 v v v v v 9 45
30 030 v v v v v 18 90
31 031 v v v v v 8 40
32 032 v v v v v 7 35
33 033 v v v v v 18 90
34 034 v v v v v 9 45
35 035 v v v v v 18 90
36 036 v v v v v 20 100
37 037 v v v v v 19 95
38 038 v v v v v 10 50
39 039 v v v v v 14 70
40 040 v v v v v 19 95
41 041 v v v v v 18 90
42 042 v v v v v 20 100
43 043 v v v v v 10 50
44 044 v v v v v 13 65
45 045 v v v v v 11 55
46 046 v v v v v 17 85
47 047 v v v v v 18 90
48 048 v v v v v 10 50
49 049 v v v v v 17 85
50 050 v v v v v 8 40
51 051 v v v v v 18 90
Keterangan:
Untuk kategori Makhorijul Huruf, Jahr dan Tartil Kategori Sifatul Huruf Kategori Ahkamul Huruf
1. Tidak Bisa 1. Tidak Bisa 1. Tidak Bisa
2. Kurang Jelas 2. Kurang Tepat 2. Kurang Bisa
3. Cukup Jelas 3. Cukup Jelas 3. Cukup Jelas
4. Jelas 4. Tepat 4. Bisa
A. 80 – 100 : Fasih
B. 66 – 79 : Cukup Fasih
C. 56 – 65 : Kurang Fasih
D. > 55 : Tidak Fasih
52 052 v v v v v 19 95
53 053 v v v v v 18 90
54 054 v v v v v 16 80
55 055 v v v v v 19 95
56 056 v v v v v 17 85
57 057 v v v v v 11 55
58 058 v v v v v 18 90
59 059 v v v v v 8 40
60 060 v v v v v 19 95
61 061 v v v v v 17 85
62 062 v v v v v 18 90
63 063 v v v v v 18 90
64 064 v v v v v 19 95
65 065 v v v v v 8 40
66 066
67 067
No. Nama Item Kefasihan No. Nama Item Kefasihan
A B C D E A B C D E
1 A. Albasyari 1 35 Umar Said 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
jumlah jumlah
2 A. Azmi 1 36 Al farobi Brilian Fikriu 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
jumlah jumlah
3 A. Faisal 1 37 A. Khadzik Ma’sum 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
jumlah jumlah
4 A. Hisyam Maulana 1 38 A. Salafuddin 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
jumlah jumlah
5 A. Rifai 1 39 Abda’I Rais Hakim 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
jumlah jumlah
6 A. Rifqi Azami 1 40 Abdul Chanan Slamet 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
jumlah jumlah
7 A. Rifqi Maulana 1 41 Alfin Sugianto 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
jumlah jumlah
8 A. Shofiyullah 1 42 Ardi Sulistiawan 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
9 Adib Hidayatullah 1 43 Arifuddin Yusuf
1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
jumlah jumlah
10 Afifuddin Qordhowi 1 44 Deni Kristiawan 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
11 Agus Riyanto 1 45 Dian Eko Saputro 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
12 Bagus Adi putro 1 46 Fahmi Nur Faidhurrozaq 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
13 FAhmi Ainun Najib 1 47 Ilham Hendra Prasetyo 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
14 Fahmi Vicky Lesmono
1 48 Khafid Fudin
1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
15 Ghiffar al-Banna 1 49 Kholilurrahman 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
16 Hermawan 1 50 M. Dani Purwanto 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
17 Inaba Romadhon 1 51 M. Fahmi Imaduddin 1
2 2
3 3
4 4
4 5
5 6
6 7
7 8
8 9
9 10
Jumlah jumlah
18 Jabat Maulana A 1 52 M. Hada Bagus 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
19 Khoirul Ulin Nuha 1 53 M. Ilham Fahmi 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
20 Kurniawan Efendi 1 54 M. Khoirul Anam 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
21 M. Arif Nurdiansyah 1 55 M. Mahfud Siddiq 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
22 M. Hamidum Majid 1 56 M. Misbahus Surur 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
23 M. Nur Aziz 1 57 M. Naufal Abid 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
24 M. Rifqi 1 58 Maftuh Ulin Nuha 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
25 M. Romadhon Kurniadi
1 59 Maulana Ainul Yaqin
1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
26 M. Syaraf Hidayatullah 1 60 Misbahul Fdarid 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
27 M. Ulil Aidi 1 61 Muammar 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
28 Naufal Faiq al-Abror 1 62 Nur Rahmat Aflah 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
29 Rahman Efendi 1 63 Nurul Huda 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
30 Rendi Reinaldi 1 64 Samsa Bahruddin Ahmad 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
31 Samsul Arifin 1 65 Ujang Ismail Romdhoni 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah
32
Sasabil Firdaus
1 66 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
33 Teguh Imam Muslih 1 67 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
34 Ulil Albab 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
TINGKAT HAFALAN SYIFA’UL JANAN
Santri Kelas I’dad MDS Futuhiyyah
Nama :
No. Absen :
Kelas :
I. Lanjutkan penggalan nadzam-nadzam dibawah ini secara lisan dengan benar!
تغ١شاامة االخفاسا.................................................. .1
...................................................ادغ تالغح ف ال سا .2
............................................طف راثاو جادشخض لذسا .3
حاػرظ تاهلل ذك اششفا................................................. .4
......................................................ادغ تغح ت١ال ارا .5
ضا ٠اء تؼذ وسش٠جرال................................................... .6
اا حاطثشاطاتشا.......................................... .7
اظشذثال احشف وا............................................... .8
....................................................اذاي ف اراءتالارشاء .9
.................................................ث مذذاب ل سب احى .10
II. Sebutkan secara lisan nadzam-nadzam dibawah ini dengan jelas!
1. Bab Ahkamu Lam At-Ta’rif
2. Bab Hurufut Tafkhim
3. Bab Huruful Mad Wa Aqsamuhu
ط ستا ذ ح ظطف حث١ثا اةـ ػ # ا ا
لشاآ طحث ان ف # ا حشسا ٠ذ ظ ارج
ذا٠ح اظث١ا ١ر # س اإ اسج ا غا٠ح اشض
أ ذسى ٠ ذ # حىا سح ذث١ جاء خ ذ ا ػ
اس إ غإظ دغا ا # اغح ا االخفاس امة ا تغ١ش
اءحاء ض شذ # فاظ ث اغ١ ث اخاء اؼ١
تغح ت١ ثزا # الاراادغ ١ا فا ح وذ واا تى
ب سا اادغ # غح ف ا
ا روشا ١ ذاثاء امة ػ
ذتاق اخف١ # ااحشف ػ سح ػشش فا ػشفي ج ا خ ذ
ا جادشحض لذس ا# طف را ثاو ذم ضغ ظا ط١ثا صد ف د
ا غح لذ جث اشذدا ف # اتذا ا ارا ا ١ ا
ذ اثاذحرف ذسى ا ١ تاهلل ذك اششفا # ا اػرظ ح
ا ث ذ غ اغح ػ ا# ادغ ف و شذ تال احش اظ
ذافاء اسػ احزس داػ ااخفاء# احشص ػ ااظ ا ا
جثا لذ سا و و ثا # ادغا ارر وم ث ف
ذ ا زاس ا # لس ػ ٠اء ض ٠جر وسش تؼذ
ف ٠ ح ا ش ا # ١اء اظ طاتش ا اطثش ح ا ا
دػج اج١ثد ح ادغاا # اراء ف داي طاء اثثرا
ازاي ف اظاء تحارظا # ادغا طا ئفح اد
ال ت ل ف اشاء # اراء تال ارشاء ف اذاي
فاػ تاذفاق اى جاء #ث مذ ذاب ل سب احى
استؼح تؼذ ػششذجذا# اظش ال ذؼش٠ف ذ
# ف اتغ حجه خف ػم١
ف ساا حشف ادغ
دع سء ظ صس شش٠فا ىش# طة ث ط سحا ذفض ضف را ؼ
س ال ساء وارم ف١ا # طما اظشا فؼ ال
# لا ؼ ل ارسا
اظشحشف احك واطفح ػا
ذمذا وا حرا ث ف # ا ٠ى غ ث ١ذغا
ف خض ظغط لظ تؼذشش #احشف ارفخ١ سثغ ذحظش
ت١ ذ لف سى ذششذ # لطة جذ ٠جؼا لمح
ااث ا١اءث األف # احشف اذثالز ذطف
فظ ح١اى جؼا # لؼا فرح تؼذ اف
اضفاذطث١ؼ ٠ى#فا فمذ خ تؼذ حشف اسى
اضفاذطث١ؼ ٠ى #فا فمذ خ تؼذ حشف اسى
فاجة رظ وجاءذ# ا ذال اضف ور
فجائضفظ والا# ا ذال تاخش اذظال
فالص طي وحاد# ا ٠ى اتؼذ شذدا
خففا٠ى اثمال# وزان و ساو ذأطال
ف ثا حشفاظش# ا٠أذ فاذح اسس
اساافطث١ؼ # ف و ػس مض حظشاػشف
الاالف
لفافؼاسع وسرؼ١# ا ٠ى لذ ػشع اسى
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
KEFASIHAN MEMBACA AL-QURAN
Santri Kelas I’dad MDS Futuhiyyah
I. Bacalah ayat-ayat al-Quran dibawah ini sesuai dengan kaidah ilmu
tajwid!
. 11
.12
.13
.14
.15
.16
.17
.18
.19
.20
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
TINGKAT HAFALAN SYIFA’UL JANAN
Santri Kelas I’dad MDS Futuhiyyah
Nama :
No. Absen :
Kelas :
I. Lanjutkan penggalan nadzam-nadzam dibawah ini secara lisan dengan benar!
تـ٤شااوة االخلاسا.................................................. .1
...................................................ادؿ تالؿح ك٢ ال سا .2
............................................طق راثا خادشخض هذعا .3
حاػرظ تاهلل ذن اششكا................................................. .4
......................................................ادؿ تـح ت٤ال ارا .5
ضا ٣اء تؼذ غش٣درال................................................... .6
اا حاطثشاطاتشا.......................................... .7
اظشذثاه٢ احشف ا............................................... .8
....................................................اذا ك٢ اراءتالارشاء .9
.................................................ث وذذاب ه سب اح .10
II. Sebutkan secara lisan nadzam-nadzam dibawah ini dengan jelas!
1. Bab Ahkamu Lam At-Ta’rif
2. Bab Hurufut Tafkhim
3. Bab Huruful Mad Wa Aqsamuhu
نطم شفا الجنان
ظطل٠ حث٤ثا ١ اةـ ػ # ا ح صــــــــا ا ــ٠ ستــــد
اى ف ا حشسا ١ ٣ذ ظ طحـــآ # ارد مـــ ساــــت
ا إاسخ ا ١ ذا١ # ؿا٣ح اشض ٤ر ـــــج اضـــع ت٤ا
ظ داء خ ذ ا ــــػ أ # ج ذث٤ ذغ ٣ ذ ا ح
االخلا اوة ا ـ٤ش ا ت اس إ # س غإظ دؿا ـ ـــــا ج ا
ث ـ٤ ا ث اء # اخاء اؼ٤ ض شذ حاء كاظ
ثزا ٤ا كا ذ ح # اا ت ـح ت٤ ت ارا الادؿ
شا ا ر ٤ ذاثاء ب # اوة ػ سااادؿ ؿح ك٠ ا
غح ػشش كاػشفخ ا خ ذتامــــاخ # ذ ػ ااحشف ١ ك٤
ط٤ثا صد اك٢د ا # ذو٠ ضغ ظا خادشحض هذع طق راثا
اشذدا١ف ارا ا ٤ ا ج هذـــؽ # ا خث اتذا ا
اػرض ذ اثاذحرق # سكاـــــ تاهلل ذن اشــــح ذغ ا ٤ ١ ا
ا ف شذ تاه٠ احش اــادؽ # اظ ث ذ ـح ػ غ ا
احزس داػ٠ ااخلاء ا ذالاء # ا اسػ احشص ػ٠ ااظ
ثا ارر و ث خثا # ك٠ هذ عا ادؿا
ا ٣اء ض ذ٠ # غش ٣در٠ تؼذ ا زاع هظ ػ٠
ا طاتش ا اطثش ح ا ح # ا ــــ ا ك٠ ٣ ش ٤اء اظ
اراء ك٠ دا طاء اثثرا # دػج اخ٤ثد ح ادؿاا
ادؿا طا ئلح اد # ازا ك٠ اظاء تحارظا
اراء تال ارشاء ١ ف اذا # ك٠ اشاءـــال ت م
ث وذ ذاب ه سب اح # ــــ كاع امــتاذق اءـــ جـا
اظش ال ذؼش٣ق ذ # استؼح تؼذ ػششذخذا
ى خق ػو٤ـــــك٠ اتؾ حح # حشف ادؿ ك٠ عاا
طة ث ط سحا ذلض ضق راؼ # ششش٣لــــا دع عــــء ظ صس
طوا اظشا كؼ ال # ع ال ساء ارو٠ ك٤ا
ها ؼ ـــ م اـــــطــار # اظشحشف احن اطلح ػا
ا ٣ غ ث ٤ذؿا # ذوذا ا حرا ث ك٠
تغ ذحظشــاحشف ارلخ٤ ط # ك٠ خض ظـط هظ تؼذشش
ب خذـهط اـعـــ٣د حــهن # ت٤ ذ هق ع ذششذ
احشف اذثالز ذطق # فـــث األ اءــااث ا٢
هؼا كرح تؼذ اق # خؼاـي لظ ح٤ا
كا كوذ خ تؼذ حشك اغ # ــطث٤ؼ٠ ٣ي اضكاذ
كا كوذ خ تؼذ حشك اغ # اضكاذطث٤ؼ٠ ٣
ا ذال اضك٠ ر # كاخة رظ داءذ
ا ذال تاخش اذظال # الا٠ـــ ىــكدائضلض
ا ٣ اتؼذ شذدا # ادــ حــطـكالص
زاى عا ذأطال # خللا٣ اثوال
ا٣أذ٠ كاذح اغس # ظش ك٠ ثا حشكا
ك٠ ػغ وض حظشاػشف # اعااكطث٤ؼ٠ الاالق
ا ٣ هذ ػشع اغ # ذؼ٤ــــكؼاسع ظ هلا
PEDOMAN NILAI TES LISAN
KEFASIHAN MEMBACA AL-QURAN
Santri Kelas I’dad MDS Futuhiyyah
No.
No
Urut
Makhorijul
Huruf
Sifatul Huruf Ahkamul
Huruf
Tartil Waqfu wa al-
Ibtida’
Jumlah Nilai
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 001 v v v v v 12 60
2 002 v v v v v 15 75
3 003 v v v v v 10 50
4 004 v v v v v 18 90
5 005 v v v v v 14 70
6 006 v v v v v 16 80
7 007 v v v v v 19 95
8 008 v v v v v 17 85
9 009 v v v v v 12 60
10 010 v v v v v 9 45
11 011 v v v v v 12 60
12 012 v v v v v 7 35
13 013 v v v v v 19 95
14 014 v v v v v 10 50
15 015 v v v v v 17 85
16 016 v v v v v 10 50
17 017 v v v v v 12 60
18 018 v v v v v 8 40
19 019 v v v v v 18 90
20 020 v v v v v 8 40
21 021 v v v v v 9 45
22 022 v v v v v 20 100
23 023 v v v v v 12 60
24 024 v v v v v 11 55
25 025 v v v v v 18 90
26 026 v v v v v 18 90
27 027 v v v v v 20 100
28 028 v v v v v 7 35
29 029 v v v v v 9 45
30 030 v v v v v 18 90
31 031 v v v v v 8 40
32 032 v v v v v 7 35
33 033 v v v v v 18 90
34 034 v v v v v 9 45
35 035 v v v v v 18 90
36 036 v v v v v 20 100
37 037 v v v v v 19 95
38 038 v v v v v 10 50
39 039 v v v v v 14 70
40 040 v v v v v 19 95
41 041 v v v v v 18 90
42 042 v v v v v 20 100
43 043 v v v v v 10 50
44 044 v v v v v 13 65
45 045 v v v v v 11 55
46 046 v v v v v 17 85
47 047 v v v v v 18 90
48 048 v v v v v 10 50
49 049 v v v v v 17 85
50 050 v v v v v 8 40
51 051 v v v v v 18 90
Keterangan:
Untuk kategori Makhorijul Huruf, Jahr dan Tartil Kategori Sifatul Huruf Kategori Ahkamul Huruf
1. Tidak Bisa 1. Tidak Bisa 1. Tidak Bisa
2. Kurang Jelas 2. Kurang Tepat 2. Kurang Bisa
3. Cukup Jelas 3. Cukup Jelas 3. Cukup Jelas
4. Jelas 4. Tepat 4. Bisa
A. 80 – 100 : Fasih
B. 66 – 79 : Cukup Fasih
C. 56 – 65 : Kurang Fasih
D. > 55 : Tidak Fasih
52 052 v v v v v 19 95
53 053 v v v v v 18 90
54 054 v v v v v 16 80
55 055 v v v v v 19 95
56 056 v v v v v 17 85
57 057 v v v v v 11 55
58 058 v v v v v 18 90
59 059 v v v v v 8 40
60 060 v v v v v 19 95
61 061 v v v v v 17 85
62 062 v v v v v 18 90
63 063 v v v v v 18 90
64 064 v v v v v 19 95
65 065 v v v v v 8 40
66 066
67 067
No. Nama Item Kefasihan No. Nama Item Kefasihan
A B C D E A B C D E
1 A. Albasyari 1 35 Umar Said 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
jumlah jumlah
2 A. Azmi 1 36 Al farobi Brilian Fikriu 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
jumlah jumlah
3 A. Faisal 1 37 A. Khadzik Ma’sum 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
jumlah jumlah
4 A. Hisyam Maulana 1 38 A. Salafuddin 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
jumlah jumlah
5 A. Rifai 1 39 Abda’I Rais Hakim 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
jumlah jumlah
6 A. Rifqi Azami 1 40 Abdul Chanan Slamet 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
jumlah jumlah
7 A. Rifqi Maulana 1 41 Alfin Sugianto 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
jumlah jumlah
8 A. Shofiyullah 1 42 Ardi Sulistiawan 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
9 Adib Hidayatullah 1 43 Arifuddin Yusuf
1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
jumlah jumlah
10 Afifuddin Qordhowi 1 44 Deni Kristiawan 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
11 Agus Riyanto 1 45 Dian Eko Saputro 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
12 Bagus Adi putro 1 46 Fahmi Nur Faidhurrozaq 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
13 FAhmi Ainun Najib 1 47 Ilham Hendra Prasetyo 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
14 Fahmi Vicky Lesmono
1 48 Khafid Fudin
1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
15 Ghiffar al-Banna 1 49 Kholilurrahman 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
16 Hermawan 1 50 M. Dani Purwanto 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
17 Inaba Romadhon 1 51 M. Fahmi Imaduddin 1
2 2
3 3
4 4
4 5
5 6
6 7
7 8
8 9
9 10
Jumlah jumlah
18 Jabat Maulana A 1 52 M. Hada Bagus 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
19 Khoirul Ulin Nuha 1 53 M. Ilham Fahmi 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
20 Kurniawan Efendi 1 54 M. Khoirul Anam 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
21 M. Arif Nurdiansyah 1 55 M. Mahfud Siddiq 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
22 M. Hamidum Majid 1 56 M. Misbahus Surur 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
23 M. Nur Aziz 1 57 M. Naufal Abid 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
24 M. Rifqi 1 58 Maftuh Ulin Nuha 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
25 M. Romadhon Kurniadi
1 59 Maulana Ainul Yaqin
1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
26 M. Syaraf Hidayatullah 1 60 Misbahul Fdarid 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
27 M. Ulil Aidi 1 61 Muammar 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
28 Naufal Faiq al-Abror 1 62 Nur Rahmat Aflah 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
29 Rahman Efendi 1 63 Nurul Huda 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
30 Rendi Reinaldi 1 64 Samsa Bahruddin Ahmad 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah jumlah
31 Samsul Arifin 1 65 Ujang Ismail Romdhoni 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jumlah
32
Sasabil Firdaus
1 66 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
33 Teguh Imam Muslih 1 67 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
34 Ulil Albab 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
PEDOMAN NILAI TES LISAN
TINGKAT HAFALAN SYIFAUL JANAN
Santri Kelas I’dad MDS Futuhiyyah
No No.
Urut
Lancar Jelas Banyaknya Hafalan Jumlah Nilai
1 2 3 1 2 3 1 2 3 4
1 001 v v v 5 50
2 002 v v v 9 90
3 003 v v v 7 70
4 004 v v v 10 100
5 005 v v v 8 80
6 006 v v v 9 90
7 007 v v v 10 100
8 008 v v v 9 90
9 009 v v v 8 80
10 010 v v v 8 80
11 011 v v v 3 30
12 012 v v v 6 60
13 013 v v v 8 80
14 014 v v v 5 50
15 015 v v v 10 100
16 016 v v v 4 40
17 017 v v v 8 80
18 018 v v v 5 50
19 019 v v v 3 30
20 020 v v v 9 90
21 021 v v v 6 60
22 022 v v v 10 100
23 023 v v v 9 90
24 024 v v v 8 80
25 025 v v v 7 70
26 026 v v v 10 100
27 027 v v v 10 100
28 028 v v v 6 60
29 029 v v v 6 60
30 030 v v v 9 90
31 031 v v v 8 80
32 032 v v v 5 50
33 033 v v v 9 90
34 034 v v v 3 30
35 035 v v v 10 100
36 036 v v v 10 100
37 037 v v v 10 100
38 038 v v v 5 50
39 039 v v v 6 60
40 040 v v v 7 70
41 041 v v v 10 100
42 042 v v v 8 80
43 043 v v v 4 40
44 044 v v v 5 50
45 045 v v v 7 70
46 046 v v v 9 90
47 047 v v v 5 50
48 048 v v v 5 50
Keterangan:
Untuk Kategori Lancar: Kategori Jelas: Banyaknya Hafalan: Sangat Baik : 80-100
1. Kurang lancar hafalannya 1. Kurang jelas hafalannya 1. Hafal 10 nadzam Baik : 66-79
2. Cukuplancar hafalnnya 2. Cukup jelas hafalannya 2. Hafal 20 nadzam Cukup Baik : 40-55
3. Lancar hafalannya 3. Jelas hafalannya 3. Hafal 30 nadzam Tidak Baik : 30-39
4. Hafal 40 nadzam
49 049 v v v 10 10
50 050 v v v 8 80
51 051 v v v 9 90
52 052 v v v 10 100
53 053 v v v 9 90
54 054 v v v 8 80
55 055 v v v 10 100
56 056 v v v 9 90
57 057 v v v 4 40
58 058 v v v 10 100
59 059 v v v 5 50
60 060 v v v 10 100
61 061 v v v 7 70
62 062 v v v 10 100
63 063 v v v 10 100
64 064 v v v 9 90
65 065 v v v 8 80
066
067