Koperasi Dan Kemitraan Jamur Kuping
-
Upload
aldian-wiranata -
Category
Documents
-
view
104 -
download
1
Transcript of Koperasi Dan Kemitraan Jamur Kuping
ANALISIS USAHATANI JAMUR KUPING POLA
KEMITRAAN DENGAN PERUSAHAAN AGRO MANDIRI
KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN
Tugas Mata Kuliah Koperasi dan Kemitraan Agribisnis
Disusun oleh:
Aldian Wiranata (H0810008)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
I. PENDAHULUAN
Jamur kuping (Auricularia polytricha) pada mulanya belum begitu banyak
dibudidayakan, bahkan penanaman dan pemeliharaannya pun masih tradisional,
yaitu menggunakan substrat berupa kayu gelondong, dan hasil yang diperoleh
terbatas untuk keperluan sendiri. Sejalan dengan perkembangan teknologi,
produksi jamur dilakukan secara modern, yaitu menggunakan media tanam berupa
serbuk gergaji yang dicampur dengan bekatul, kapur dan bubuk TSP dan
dilakukan proses inkubasi sebelum ditanami bibit. Agribisnis ini semakin
berkembang dan banyak dikenal orang karena usaha jamur kuping merupakan
bisnis yang menguntungkan dan mulai diusahakan dalam skala besar untuk
keperluan pasar (Muchroji, 2001)
Prospek pengembangan jamur kuping di Indonesia cukup cerah, karena
kondisi lingkungan Indonesia, seperti daerah Yogyakarta, Sukabumi, Ambarawa,
Lembang dan Magelang sangat cocok untuk budidaya komoditas ini. Bahan baku
untuk membuat substrat cukup berlimpah, bibit jamur yang unggul juga sudah
tersedia, sehingga untuk memulai usaha dalam skala terbatas tidak perlu membeli
bibit dari luar negeri. Pangsa pasar penerima produksi terbuka, asalkan kualitas
produksi sesuai dengan persyaratan (Suriawiria, 2001).
Pola pengembangan yang prospektif selama ini banyak dilakukan melalui
kemitraan. Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan dua pihak atau
lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan
prinsip saling membesarkan (Ja’far, 2000).
Berdasarkan pedoman kemitraan usaha pertanian yang diterbitkan oleh
Departemen Pertanian tahun 1997, perusahaan mitra dapat bertindak sebagai
perusahaan inti, pengelola dan penghela. Perusahaan ini adalah perusahaan yang
melaksanakan pembukaan lahan, mempunyai usaha budidaya, memiliki
pengolahan yang dikelola sendiri, melakukan pembinaan berupa pelayanan dalam
bidang teknologi, sarana produksi, dan permodalan, serta menampung produksi
atau memasarkan hasil. Perusahaan pengelola adalah perusahaan yang tidak
melakukan usaha budidaya, tetapi memiliki unit pengolahan, melakukan
pembinaan berupa pelayanan dalam bidang teknologi, sarana produsi,
permodalan, dan pengolahan hasil, serta menampung dan memasarkan hasil
produksi kelompok mitra. Perusahaan penghela adalah perusahaan yang tidsk
melakukan usaha budidaya dan tidak memiliki unit pengolahan, tetapi melakukan
pembinaan kelompok mitra berupa pelayanan dalam bidang teknologi, dan
menampung atau memasarkan hasil produksi mitranya.
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pihak yang Bermitra
Perusahaan yang menerapkan pola kemitraan dalam memperkuat
pasokan jamur kuping kering ke konsumen adalah perusahaan Agro Mandiri
tersebar di daerah Ambarawa, Yogyakarta dan Solo, di Yogyakarta sendiri
berlokasi di kecamatan Pakem.
Penjualan jamur kupingkering di Perusahaan Agro Mandiri rata-rata
mencapai 1,5 ton per bulan. Dalam memasarkan jamur kuping kering,
perusahaan belum melakukan ekspor, tetapi baru sebatas memenuhi
permintaan konsumen dalam negeri yang meliputi daerah Bandung, Jakarta,
Tasikmalaya, Bali dan Malang.
Meskipun usahatani jamur kuping di kecamatan Pakem cukup
potensial, namun baru tujuh persen petani yang membudidayakan jamur
kuping sebagai usaha sampingan untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
Hal ini disebabkan belum adanya informasi mengenai usahatani jamur kuping
menyangkut biaya, pendapatan dan keuntungan. serta layak tidaknya usahatani
jamur kuping diusahakan di kecamatan Pakem, khususnya dengan Agro
Mandiri.
B. Kesepakatan Kemitraan
Pelaksanaan kemitraan melibatkan Perusahaan Agro Mandiri sebagai
penyedia bibit jamur kuping juga melakukan pemasaran serta member
konsultasi bagi petani, sedangkan petani mitra berperan melakukan proses
budidaya, yang hasilnya ditampung oleh perusahaan dan petani sekitar
maupun petani yang membeli bibit di perusahaan. Kemitraan dikembangkan
atas dasar prinsip yang kuat membantu yang lemah, dengan mekanisme
sebagai berikut:
1. Petani dapat melakukan pembelian sebagian bibit (dalam polybag) secara
kredit, dengan jangka waktu pengembalian pada saat panen. Kredit yang
diberikan maksimal 50% dari total pembelian bibit.
2. Apabila kerusakan bibit (tidak tumbuh setelah masa inkubasi) mencapai
10% maka bibit dapat dikembalikan dan diganti tanpa biaya.
3. Apabila menemui kesulitan dalam membudidayakan jamur kuping,
perusahaan bersedia untuk member konsultasi dan menyediakan obat-
obatan untuk menanggulangi penyakit.
4. Perusahaan bersedia menampung hasil panen mitra selama jamur kuping
yang dihasilkan layak untuk dijual (tidak terkena penyakit, berwarna hitam
dan tidak hancur) dengan harga sesuai dengan harga yang belaku di
pasaran.
Petani jamur kuping sebagai pihak yang lemah dalam hal teknologi,
permodalan dan produktivitas usahatani menjalin kerjasama dengan
perusahaan Agro Mandiri yang memiliki kelebihan teknologi, permodalan dan
pemasarantetapi lemah dalam kontinyuitas produk. Petani jamur kuping yang
bermitra dengan perusahaan Agro Mandiri membudidayakan jamurkuping
sebagai usaha sampingan untuk menambah pendapatan keluarga, dengan alas
an dekat dengan rumah, bibit lebih murah, bibit dapat dikredit, hasil panen
terjamin, hasil panen tidak degrade dan komunikasi mudah.
C. Pola Kemitraan
Perusahaan Agro Mandiriadalah perusahaan budidaya dan pembibitan
jamur kuping yang berdiri pada awal krisis ekonomi tahun 1998. Pada
awalnya perusahaan hanya mengembangkan bisnis penjualan bibit jamur
kuping jenis F4 dalam kemasan polibag. Seiring dengan meningkatnya
pemitraan jamur kuping kering, pada tahun 2000 perusahaan mulai mengajak
petani di daerah Pakem untuk bekerjasama yang mempunyai konsep “win-
win” yaitu konsep saling menguntungkan antara perusahaan dan petani mitra
dalam menjaga keberlanjutan sistem agribisnis jamur kuping
(Syafa’at at al, 2003).
Pola kemitraan yang dilakukan oleh perusahaan Agro Mandiri dengan
petani di kecamatan Pakem adalah pola kemitraan inti-plasma, dimana pada
pola kemitraan ini merupakan hubungan antara petani, kelompok tani atau
kelompok mitra sebagai plasma debgan perusahaan inti yang bermitra usaha.
Kerjasama antara Agro Mandiri dengan petani jamur kuping
merupakan bentuk kerjasama untuk mewujudkan perpaduan usaha dengan
sasaran perbaikan keadaan sosial ekonomi. Kerjasama tersebut didukung oleh
suatu sistem penyiapan bibit dan pemasaran hasil panen oleh perusahaan
dalam suatu kerjasama yang saling menguntungkan dan berkesinambungan.
Perusahaan Agro Mandiri merupakan perusahaan pembibitan jamur
kuping yang juga memasarkan jamur kupingkering yag diperoleh dengan
kerjasama dengan para petani di kecamatan Pakem. Perusahaan memberikan
fasilitas kredit untuk pembelian sebagian bibit, diikuti jaminan penjualan hasil
panen oleh perusahaan dan dekatnya jarak rumah ke perusahaan merupakan
alas an dominan yang dikemukakan petani mengapa bersedia bermitra dengan
perusahaan. Kerjasama yang dilakukan antara perusahaan Agro Mandiri dngan
petani diharapkan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.
D. Refleksi Diri
Kerjasama yang dilakukan antara perusahaan Agro Mandiri dengan
petani umumnya sudah baik karena dengan adanya kemitraan ini perusahaan
Agro Mandiri memperoleh manfaat dengan meningkatnya penjualan bibit
jamur kuping dan terjaminya produksi jamur kuping secara kontinyu.
Sedangkan manfaat yang diperoleh oleh petani antara lain hasil panen tidak di
garde sehingga hampir seratus persen hasil panen petani diterima perusahaan
dengan harga yang sama. Harga yang diberikan perusahaan setara dengan
harga yang berlaku di pasaran, yaitu Rp 25.000 per kg. Modal yang harus
disediakan petani tidak begitu besar karena petani hanya melakukan kegiatan
pemeliharaan, sementara proses pembuatan bibit dilakukan perusahaan. Selain
itu perusahaan juga menerima konsultasi teknik budidaya jamur kuping.
Berdasarkan pedoman kemitraan usaha pertanian yang diterbitkan oleh
Departemen Pertanian 1997, sistem kemitraan yang dilakukan oleh perusahaan
Agro Mandiri adalah sebagai perusahaan penghela yaitu perusahaan yang
melakukan pembinaan kelompok mitra berupa pelayanan dalam bidang
teknologi dan menampung serta memasarkan hasilnya.
Namun untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas hasil produksi
jamur agar mampu bersaing di pasaran maka perlu adanya informasi yang
mendalam tentang budidaya jamur sehingga dapat mendorong petani untuk
melakukan kerjasamab dengan perusahaan dalam budidaya jamur. Selain nitu
juga perlu pengenalan terhadap teknologi yang dapat meningkatkan produksi
jamur terhadap petani mitra, sehingga petani mitra tidak terus-menerus
bergantung pada perusahaan dalam mengatasi perm asalahan-permasalahan
dalam budidaya jamur. Perusahaan juga perlu memperluas kemitraannya
sehingga dapat meningkatkan keuntungan dan kontiyuitas produksi jamur.
KESIMPULAN
Perusahaan yang terlibat dalam kemitraan inti-plasma adalah perusahaan
Agro Mandiri dengan petani jamur kuping sebagai mitra di kecamatan Pakem,
kabupaten Sleman. Ditinjau dari mekanisme keterkaitan antara perusahaan Agro
Mandiri dan petani jamur kuping, perusahaan Agro Mandiri bertindak sebagai
perusahaan peghela dalam sistem kemitraan yang dikembangkan.
Dalam hal ini perusahaan berperan menyediakan bibit dan memasarkan
hasil panen petani tanpa melakukan budidaya sendiri, sedangkan petani jamur
kuping sebagai mitra berperan membudidayakan jamur kuping yang hasilnya
harus dijual ke perusahaan.
Meskipun budidaya jamur kuping tidak memberikan tambahan pendapatan
yang besar, namun usahatani jamur kuping perlu dikembangkan mengingat
produktivitas tenaga kerja yang dicapai lebih tinggi dari tingkst upsh setempat,
demikiann juga dengan produktivitas modal yang lebih tinggi dari bunga
simpanan. Hal ini terjadi karena usahatani jamur kuping tidak membutuhkan
modal maupun tenaga kerja yang terlalu tinggi.
Kemitraan antara perusahaan Agro Mandiri dengan petani jamur kuping
sebagai mitra memiliki konsep saling menguntungkan kedua belah pihak, tetap
perlu adanya peningkatan dari segi kualitas maupun kuantitas produksi dengan
adanya sosialisasi budidaya jamur dari perusahaan kepada petani, serta perlu
dikenalkannya petani dengan teknologi-teknologi budidaya jamur.
DAFTAR PUSTAKA
Ja’afar, M. 2000. Kemitraan Usaha Konsepsi & Strategi. Pustaka Niran Harapan,
Jakarta
Suriawiria, U., 2001. Budidaya Jamur Tiram. Kanisius, Yogyakarta. Hal 13, 15.