KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP...
Transcript of KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PENDAPATAN ASLI
DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR
(JANUARI 1997-DESEMBER 2007)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun oleh:
Udhi Sony Prasetyo F 0105091
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN MOTTO
“Wahai orang yang melakukan perjalanan. Perjalanan ini hanya
bisa dilalui dan tercapai tujuannya dengan keseriusan yang tinggi
dan perjalanan di waktu malam. Andai ada seseorang yang tidak bisa
Bersungguh-sungguh di jalan ini, lalu ia tidur di waktu malam.
Kapankah ia akan mencapai tujuannya?”
( Ibnu Qayyim )
Lakukan semua kebajikan yang kau bisa. Dengan segala sarana yang kau bisa. Dalam segala cara yang kau bisa. Disegala cara yang kau bisa. Disegala waktu yang kau bisa. Kepada segala orang yang kau bisa. Selama yang kau bisa
( John Wesley )
“Kemauan yang keras adalah dasar segala kemauan.”
(Eyang Harno R J)
”Hai orang-orang yang beriman
berlakulah sabar dan perkuat sabar diantara kalian
dan bersiap-siaplah kalian serta bertaqwalah kepada Allah
supaya kalian memperoleh kemenangan.”
( Qs: Ali Imran 200)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya kecilku ini, ingin kupersembahkan untuk :
Allah SWT
“Alhamdulillah..segala aral rintangan telah Kau patahkan, sehingga semuanya dapat hamba lewati dengan sebaik-baiknya, dan selalu memberiku yang terbaik.”
Rasulluah Muhammad SAW
“Ya Rasul, Engkau adalah tonggak keberhasilan dalam perubahan sejarah hidup manusia yang selalu memacuku untuk mengikuti Engkau dan menjadikannya motivator dalam perjalanan hidupku”
Bapak dan Ibu tercinta
“Maturnuwun pak… bu’…akhirnya Udhi bisa juga menyelesaikan tugas akhir ini, makasih buat doa, semangat dan nasehatnya, tanpa kalian aku bukan apa-apa…”
AdikQ tercinta Dini Cemplux’s Uyeee
“makasih buat dukungan n doanya”
NduciQ : Renita Tri Oktaviyani, sosok yang tak tergantikan sampai detik ini,
“akh..akhirnya Nducimu ini bisa selesein smua Nduc...makasih buat dukungan, pengertian dan doanya…sampai juga di ujung studi..…yang semangat n slalu yakin kalo Reni tetep ada buat Nduci…”
Sobit-sobitq yang menemani perjuanganku
“Eka R, Agus, Yanuarip, Anggit, makasih buat smwa bantuan kalian, smoga kalian selalu sukses ‘n bruntung”
Raden mas Budi W mas Joko yang selalu menemani begadang,maturmuwun dikancani…….semoga cepet dapet pendamping hidup waelah,,,….
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
A
M
d
k
S
K
a
m
d
p
2
Assalamu’a
Segala
Maha Penga
dan berilmu
kebodohan.
SEKTOR P
KABUPAT
akhirnya dap
memperoleh
Dalam
dukungan, s
penulis ingin
1. Prof. D
Univers
2. Sumard
meluang
masukan
alaikum Wa
a puji dan s
asih dan Ma
u setelah seb
Atas izin d
PARIWISA
TEN KARAN
pat terselesa
h gelar sarjan
m penulisan
serta bantua
n mengucapk
DR. Bamban
sitas Sebelas
di S.E sela
gkan waktu,
n yang berar
KATA
arahmatulla
yukur hanya
aha Penyaya
belumnya be
dan kehendak
ATA TERH
NGANYAR
aikan. Tugas
na Ekonomi
tugas akhir
an dari berb
kan terima k
ng Sutopo, M
Maret Surak
aku pembim
, tenaga dan
rti dalam pen
PENGAN
ahi Wabara
alah milik A
ang, yang te
erada dalam
k-Nya, tuga
HADAP PE
R (JANUAR
s Akhir ini m
Pembangun
r ini tidak le
bagai pihak.
kasih yang se
M.Com Ak
karta.
mbing yang
n pikiran dala
nyusunan sk
NTAR
katuh
Allah Subha
elah menjad
m kondisi ya
as akhir berj
ENDAPATA
RI 1997-DE
merupakan s
nan di Univer
epas dari sa
Untuk itu,
ebesar-besar
selaku Dek
g dengan
am membim
kripsi ini.
anahu Wa T
dikan manus
ang lemah d
judul “KON
AN ASLI
SEMBER 2
salah satu sy
rsitas Sebela
aran-saran, b
pada kesem
rnya kepada:
kan Fakultas
arif dan b
mbing dan m
Ta’ala yang
ia beriman
dan diliputi
NTRIBUSI
DAERAH
2007)” ini
yarat untuk
as Maret.
bimbingan,
mpatan ini
:
s Ekonomi
bijak telah
memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Drs. Kresno Sarosa P., M.Si dan Izza Mafruhah, SE, M.Si selaku Ketua
beserta Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4. Dr. Guntur Riyanto, M.Si selaku pembimbing akademik.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
beserta staff dan karyawan yang telah memberikan ilmu, bimbingan, arahan
dan pelayanan kepada penulis.
6. Keluarga tercinta Bapak, Ibu, dan adikku Dini Cemplux’s serta keluarga
besarku yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, dan doa sehingga
terselesaikannya Tugas Akhir ini dengan baik.
7. Raden mas Budi Wahyono S.Pd, yang telah membantu memberikan ide-ide
dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
8. Semua sahabat yang sudah membantu memberikan dukungan, membuatku
melupakan kejenuhan, dan menjadi tempat berbagi keluh kesah. Terima kasih
semuanya.
9. Teman-teman di Ekonomi Pembangunan. Semuanya.
10. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu.
Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa masih
banyak terdapat kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar pada masa
mendatang menjadi lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Akhir kata, Semoga Tugas Akhir ini dapat berguna bagi para penuntut ilmu,
para praktisi, dan seluruh masyarakat untuk tujuan kemaslahatan dan kepentingan
bersama.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Surakarta, April 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
MOTTO ............................................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 6
BAB II TELAAH PUSTAKA
A. Pariwisata ................................................................................................ 7
B. Peran Perekonomian dalam Pengembangan Sektor Pariwisata ............. 23
C. Hasil Penelitian Terdahulu ..................................................................... 28
D. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 29
E. Hipotesis ............................................................................................... 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 31
B. Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 31
C. Definisi Operasional Variabel ............................................................... 31
D. Teknik Analisis Data .............................................................................. 33
1. Uji Hipotesis I ........................................................................... 33
2. Uji Statistik ................................................................................ 33
a. Uji t ............................................................................................ 34
b. Uji F ........................................................................................... 35
c. Koefisien Determinasi ................................................................ 36
3. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 36
a. Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 36
b. Uji Multikolinearitas .................................................................. 37
c. Uji Autokorelasi ......................................................................... 37
4. Uji Hpotesis II ............................................................................ 38
5. Uji Hipotesis III ......................................................................... 39
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian .................................................... 41
1. Luas dan Aspek Geografis ......................................................... 41
2. Pariwisata .................................................................................. 42
B. Gambaran Umum Mengenai Industri Pariwisata .................................. 43
1. Keadaan dan Potensi Kepariwisataan ........................................ 43
2. Potensi Wisata Alam ................................................................... 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Wisata Budaya ........................................................................... 46
4. Obyek Wisata Buatan ................................................................ 47
C. Deskripsi Data ....................................................................................... 48
D. Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 49
1. Uji Multikolinearitas .................................................................. 49
2. Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 50
3. Uji Autokorelasi .......................................................................... 51
E. Hasil Analisis Data ................................................................................. 52
1. Regresi Linear Berganda ............................................................ 52
2. Uji t ........................................................................................... 53
3. Uji F ........................................................................................... 54
4. Koefisien Determinasi ............................................................... 54
F. Perkembangan Pendapatan Sektor Pariwisata ....................................... 55
G. Kontribusi Pendapatan Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah... 56
H. Interpretasi Hasil Secara Ekonomi ........................................................ 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 60
B. Saran ...................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1. Deskripsi Data ............................................................................................ 48
4.2. Korelasi Pearson ........................................................................................ 49
4.3. Uji Heteroskedastisitas Park ...................................................................... 50
4.4. Hasil Durbin Watson .................................................................................. 51
4.5. Uji t ............................................................................................................ 53
4.6. Perhitungan Kontribusi Pendapatan Pariwisata terhadap PAD .................. 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 30
3.1. Statistik Durbin Watson ............................................................................. 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Induk Penelitian
Lampiran 2 Data Penelitian Per Tahun
Lampiran 3 Deskripsi Data dan Uji t
Lampiran 4 Uji F dan Koefisien Determinasi
Lampiran 5 Multikolinearitas dan Heteroskedastisitas
Lampiran 6 Hipotesis II dan Hipotesis III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
ABSTRAK
KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR
(JANUARI 1997 – DESEMBER 2007)
Udhi Sony Prasetyo F0105091
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah wisatawan, arus kendaraan, dan jumlah kamar hotel terhadap pendapatan pariwisata dan bagaimana kontribusi pendapatan sektor pariwisata terhadap pendapatan asli daerah terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Karanganyar. Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder yang berupa data time series yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS Karanganyar, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar, Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Karanganyar dan sumber-sumber lain yang mendukung dalam penelitian ini.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah jumlah wisatawan, arus kendaraan dan jumlah kamar hotel berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan pariwisata, perkembangan pendapatan pariwisata, dan perkembangan kontribusi pendapatan pariwisata terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Karanganyar. Untuk kepentingan pengolahan data digunakan software SPSS 17.0.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, variabel jumlah wisatawan dan jumlah kamar hotel berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan pariwisata, variabel arus kendaraan secara nyata tidak berpengaruh terhadap pendapatan pariwisata, pada taraf signifikansi 5% dan dari uji ekonometrik dapat disimpulkan tidak terjadi gangguan asumsi klasik, seperti multikolinieritas, heteroskedastisitas, maupun autokorelasi. Perkembangan pendapatan pariwisata memiliki kecenderungan meningkat karena tingkat nilai b nya memiliki tanda positif dengan nilai probabilitas kurang dari 0,05. Kontribusi pendapatan pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah bertanda positif tetapi tidak signifikan karena nilai b yang di dapat lebih besar dari 0,05.
Berdasarkan hasil analisis, variabel jumlah wisatawan dan jumlah kamar hotel berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap pendapatan pariwisata, sedangkan arus kendaraan bukan merupakan variabel yang baik untuk menjelaskan pendapatan pariwisata. Dari kesimpulan diatas penulis memiliki saran bahwa pemerintah daerah melalui dinas pariwisata dan kebudayaan kabupaten karanganyar memperbaiki atau menambah kelebihan dan kekhasan objek wisata yang bertujuan menarik perhatian calon wisatawan untuk datang ke objek wisata, memasarkan keindahan objek wisata dan kelebihan fasilitas pendukungnya ke masyarakat baik dalam kabupaten karanganyar maupun luar karanganyar melalui media elektronik dan media masa yang dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan pihak swasta,dan mempermudah akses menuju objek wisata dan menambah fasilitas pendukung di dalam objek wisata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
ABSTRACT
TOURISM SECTOR CONTRIBUTION TO THE ORIGINAL REGIONAL DISTRICT REVENUE KARANGANYAR
(JANUARY 1997 - DECEMBER 2007)
Udhi Sony Prasetyo F0105091
This study aims to determine the influence of the number of tourists, vehicle flow, and total hotel rooms on the income of tourism and how tourism sector revenue contribution of local revenues to local revenues in Karanganyar District.In this study the data used are secondary data in the form of time series data obtained from the Central Statistics Agency Karanganyar Connecticut, Department of Tourism and Culture Karanganyar District, Department of Revenue and Fiscal Management Karanganyar District and other sources of support in this research.
The hypothesis proposed in this study is the number of tourists, the flow of vehicles and the number of hotel rooms has a significant positive effect on tourism revenue, tourism revenue growth, and development of tourism revenue contribution to local revenues in Karanganyar District. For the purposes of processing the data used SPSS 17.0 software.
Based on the results of multiple linear regression analysis, the variable number of tourists and the number of hotel rooms has a significant positive effect on tourism revenues, vehicle flow variables did not significantly affect the tourism income, the significance level of 5% and from econometric tests can be concluded without any disturbance in the classical assumptions, such as multicollinearity, heteroscedasticity, and autocorrelation. The development of tourism revenues have a tendency to increase as the level of its b value has a positive sign with a probability value of less than 0.05.The contribution of tourism income against original income is positive but not significant because the value of b which can be larger than 0.05.
Based on the analysis, the variable number of tourists and the number of hotel rooms direct and significant impact on tourism revenue, while the vehicle flow is not a good variable to explain the tourism revenue.From the above conclusions the authors have suggested that the local government through tourism and cultural district office Karanganyar improve or add to the advantages and uniqueness of a tourist attraction that aims to attract the attention of potential tourists to come to a tourist attraction, tourist attractions and beauty market excess supporting facilities to the community both in the district Karanganyar and outside the Karanganyar through electronic media and mass media that can be done in cooperation with the private sector, and facilitate access to tourist attractions and add supporting facilities within a tourist attraction.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang
mengakibatkan pendapatan perkapita penduduk suatu daerah akan
meningkat dalam jangka waktu tertentu. Pembangunan perekonomian
mutlak untuk dilaksanakan guna meningkatkan kesejahteraan dan taraf
hidup masyarakat dengan menggali potensi yang ada dalam masyarakat itu
sendiri. Pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting yaitu
pertama, suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi terus-menerus;
kedua, usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita; dan ketiga, kenaikan
pendapatan perkapita itu harus berlangsung dalam jangka panjang.
Sejak diberlakukanya UU No 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, yang mengatur Otonomi Daerah, sepertinya
program nasional tersebut akan dilaksanakan dengan benar dan penuh
tanggung jawab. Saat ini Pemerintah Indonesia benar - benar bertekad
untuk mewujudkan sistem desentralisasi tersebut. Setiap daerah
dioptimalkan untuk menggali, mengolah, dan mengusahakan sendiri
potensi dan sumber - sumber ekonomi daerahnya masing - masing. Pada
hakekatnya sudah saatnya setiap daerah menopang kegiatan pembangunan
dengan kemampuan sendiri, mengingat potensi yang ada disetiap daerah
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Pembangunan adalah proses yang dilaksanakan secara terus
menerus dan dalam pelaksanaan sacara nasional diwujudkan dalam
pembangunan lima tahun dan dua puluh lima tahun yang
berkesinambungan. Pembangunan secara keseluruhan adalah untuk
mencapai sepeti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alenia 4,
yaitu melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dari
sekian upaya untuk mewujudkan kemakmuran adalah dengan cara
meningkatkan pendapatan negara, baik melalui berproduksi maupun
ekspor, yang pada saat sekarang dan masa mendatang lebih diusahakan
mengembangkan ekspor non migas yang salah satunya adalah pariwisata.
Pada dasarnya pembangunan dilaksanakan agar taraf hidup
masyarakat dan kesejahteraannya dapat lebih baik dan terbebas dari
kemiskinan dan segala tekanan dari keadaan sekitarnya. Dengan demikian,
kebijaksanaan yang tepat adalah dengan sistem pembangunan yang
mengikutsertakan seluruh kemampuan rakyat. Dari partisipasi rakyat yang
secara langsung maka akan didapat balas jasa pembangunan yang secara
langsung pula oleh rakyat, walaupun dalam kondisi sebenarnya
sumberdaya manusia tiap daerah pastilah berbeda baik dalam hal
kemampuan maupun keikutsertaannya dalam pembangunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Salah satu usaha dalam sektor ekonomi yang digunakan oleh
pemerintah untuk mendukung pembangunan ekonomi adalah
mengembangkan industri pariwisata. Industri pariwisata adalah salah satu
potensi sumberdaya yang cukup menjanjikan untuk sumber pendapatan
daerah, dan akan menciptakan lapangan kerja yang cukup besar, selain itu
baik tenaga kerja formal maupun informal sangat diperlukan untuk industri
pariwisata ini.
Pada intinya, pembangunan pariwisata merupakan kegiatan dan
usaha yang terkoordinasi untuk menarik wisatawan, menyediakan sarana
dan prasarana yang diperlukan serta melayani kebutuhan wisatawan yang
datang berkunjung. Pembangunan pariwisata merupakan pembangunan
yang mencakup banyak segi yang luas baik dalam masyarakat maupun
keseluruhan perekonomian. Potensi yang ada dan keuntungan yang dapat
diperoleh dari sektor pariwisata ini begitu banyak, seperti peningkatan
penerimaan devisa negara seiring dengan peningkatan jumlah kunjungan
wisatawan asing ke Indonesia, penerimaan daerah, membuka lapangan
kerja dan membuat kebudayaan asli tetap lestari.
Dengan demikian maka pemerintah kabupaten bisa memperoleh
pendapatan untuk membiayai pemerintahannya dari berbgai pajak dan
retribusi serta perusahaan milik daerah guna meningkatkan jumlah
pendapatan dalam APBD selain dari dana perimbangan yang sudah tidak
mungkin dirubah jumlahnya karena telah ditentukan dari pemerintah pusat.
Salah satu pendapatan daerah yang mungkin dapat diandalkan serta dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
ditingkatkan jumlahnya adalah dari sektor industri pariwisata yang
memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan mengingat bahwa
selama ini sektor pariwiata memiliki andil besar dalam perolehan devisa
negara yang diperoleh dari kunjungan wisatawan asing ke indonesia.
Penelitian ini menarik untuk dilakukan karena dari beberapa
potensi daerah yang ada dengan kekayaan alam seperti yang dimiliki oleh
daerah lain, namun dalam perolehan pajak dan retribusi, seperti pulau bali,
pulau Bunaken, dan daerah lainnya, sektor pariwisata berandil besar dalam
perolehan pajak dan retribusi dari wisata serta perhotelan. Dengan
peningkatan potensi wisata masyarakatpun akan mendapatkan keuntungan
dan mata pencaharian utama dari keberadaan industri wisata tersebut.
Kabupaten Karanganyar salah satu daerah Obyek Wisata yang
banyak tujuan wisata di Jawa Tengah memiliki pesona alam pegunungan
yang beriklim sejuk berjarak 15 km dari kota budaya Surakarta, mudah
dijangkau dengan berbagai macam kendaraan. Identitas daerah
“INTANPARI” (Industri-Pertanian-Pariwisata) merupakan potensi
Kabupaten Karanganyar yang mendapatkan prioritas untuk dikembangkan.
Hal ini didukung dengan semboyan KARANGANYAR TENTRAM
(Tenang, Teduh, Rapi, Aman dan Makmur).
Kabupaten Karanganyar juga telah meraih penghargaan di bidang
kebersihan kota, hal ini ditandai dengan telah diperolehnya ADIPURA
sejak tahun 1994. Berbagai potensi wisata yang dimiliki Kabupaten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Karanganyar, baik obyek wisata maupun Industri Pariwisata cukup
memadai.
Untuk wilayah kabupaten Karanganyar, menurut data dari Dinas
Pariwisata ada 15 obyek wisata yang dapat dikembangkan di kabupaten
ini, dan sudah dikelola oleh Dinas Pariwisata, Pemerintah Daerah, maupun
oleh Pihak Swasta.
Berdasarkan dari gambaran umum di atas maka dalam penelitian
ini penulis mengambil judul “Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar (Januari 1997-Desember
2007)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah pengaruh jumlah wisatawan, arus kendaraan
dan jumlah kamar hotel terhadap pendapatan sektor pariwisata
di Kabupaten Karanganyar?
2. Bagaimanakah perkembangan pendapatan sektor pariwisata di
Kabupaten Karanganyar?
3. Bagaimanakah perkembangan kontribusi pendapatan sektor
pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Karanganyar?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
C. Tujuan :
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah wisatawan,
arus kendaraan dan jumlah kamar hotel terhadap pendapatan
pariwisata di Kabupaten Karanganyar.
2. Untuk mengetahui perkembangan pendapatan sektor pariwisata
di Kabupaten Karanganyar.
3. Untuk mengetahui seberapa besar perkembangan kontribusi
pendapatan sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Karanganyar.
D. Manfaat :
1. Memberi gambaran tentang potensi pariwisata di Kabupaten
Karanganyar.
2. Diharapkan dapat memberikan informasi dalam penentuan
kebijakan untuk meningkatkan pendapatan daerah.
3. Memberikan pengetahuan tantang perkembangan pariwisata di
Kabupaten Karanganyar dan kontribusinya.
4. Dapat menjadi masukan bagi peneliti selanjutnya dalam
masalah yang serupa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Pariwisata
1. Pengertian dan Definisi Pariwisata
Kepariwisataan merupakan suatu aktifitas yang lintas sektoral
dalam perekonomian. Sektor ini membutuhkan input-input yang
bersifat ekonomis., sosial, budaya, dan lingkungan. Oleh sebab itu
kepariwisataan sering disebut sebagai aktifitas yang multi bidang
(multi-faceted).
Secara etimologis kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta,
yaitu Pari yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, dan wisata
yang berarti perjalanan atau bepergian. Sinonim dengan pengertian
tour ( perjalanan ke tempat lain dengan suatu maksud dan dilakukan
lebih dari 24 jam ).
Ada beberapa ahli yang mencoba merumuskan definisi pariwisata.
Salah satunya Freuler, dimana pariwisata merupakan fenomena zaman
sekarang yang didasarkan atas kesehatan dan pergantian hawa,
penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam
dan hal ini disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa
dan kelas manusia sebagai hasil dari perkembangan perniagaan,
industri, perdagangan, dan penyempurnaan dari alat-alat
pengangkutan. Kemudian oleh Buchli yang berpendapat bahwa
pariwisata adalah setiap peralihan tempat yang bersifat sementara dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
seseorang dengan maksud memperoleh pelayanan yang diperuntukan
bagi kepariwisataan itu oleh lembaga yang digunakan untuk maksud
tersebut. Sementara itu menurut Oka A. Yoeti, pariwisata adalah suatu
perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang
diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan maksud
bukan untuk usaha (bisnis) atau untuk mencari nafkah di tempat yang
dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan
tersebut guna bertamasya atau untuk memenuhi keinginan yang
beraneka ragam.
Pengertian tersebut diatas masih merupakan pengertian murni,
artinya dalam perjalanan tidak dikaitkan dengan maksud-maksud lain,
selain waktu luang dalam masa-masa liburan. Namun dalam pengertian
kepariwisataan modern sekarang ini dapat dikatakan semua perjalanan
termasuk perjalanan wisata. Pendapat ini bertitik tolak dari pemikiran
kebanyakan orang bahwa selalu mengaitkan perjalanan dinasnya
dengan perjalanan pariwisata, dimana setelah tugas dinasnya selesai,
maka sebagian waktu digunakan untuk melihat-lihat obyek atau atraksi
wisata tempat yang dikunjunginya.
2. Jenis dan Macam Pariwisata
Pembedaan antara pariwisata dengan jenis pariwisata lainnya,
diperlukan untuk keperluan perencanaan dan pengembangan
pariwisata itu sendiri dan kebijakan apa yang perlu menyertai atau
mendukungnya, sehingga jenis dan macam pariwisata yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
dikembangkan akan dapat berwujud seperti yang diharapkan dari
kepariwisataan itu. Jenis dan macam pariwisata yang dikenal sampai
sekarang ini diantaranya :
a. Menurut Letak Geografisnya
1) Pariwisata Lokal ( Local Tourism )
Pariwisata setempat dimana ruang lingkup kegiatan sempit
dan terfokus dalam tempat – tempat tertentu saja. Misalnya :
Pariwisata di Kabupaten Karanganyar, Pariwisata di kota
Surakarta, dll.
2) Pariwisata Regional ( Regional Tourism )
Pariwisata yang berkembang di suatu tempat atau daerah ,
ruang lingkupnya lebih besar dari pariwisata lokal akan tetapi lebih
kecil daripada pariwisata Nasional. Misalnya : Pariwisata di daerah
Joglosemar ( Jogja, Solo, Semarang ).
3) Pariwisata Nasional ( National Tourism )
Pengertian yang tidak jauh berbeda dengan pariwisata dalam
negeri atau domestic tourism, dimana titik berat pada perjalanan
wisata oleh warga dalam negeri atau orang – orang asing yang
berdomisili di negara tersebut.
4) Kepariwisataan Nasional dalam arti luas
Selain adanya kegiatan lalu lintas wisatawan di dalam negeri
sendiri juga ada lalu lintas wisatawan dari luar negeri maupun dari
dan ke luar negeri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
5) Pariwisata Regional – Internasional (Regional – International
Tourism)
Kegiatan pariwisata yang berkembang di suatu wilayah
Internasional yang terbatas, lebih dari satu atau tiga negara dalam
daerah tersebut. Misalnya negara – negara Timur Tengah dan Asia
Tenggara.
6) Pariwisata Internasional (International Tourism)
Kegiatan pariwisata yang berkmbang di seluruh negara di
dunia, termasuk didalamnya selain regional-international tourism
juga national tourism ( Oka A. Yoeti, 1982: 110)
b. Menurut Obyeknya
1) Cultural Tourism
Cultural Tourism yaitu pariwisata dimana motivasi orang –
orang yang melakukan perjalanan disebabkan karena adanya daya
tarik dari seni dan budaya suatu tempat atau daerah. Jadi obyek
kunjungannya adalah warisan nenek moyang, benda – benda kuno,
dan lain – lain.
2) Recuperational Tourism
Sinonim dengan pengertian pariwisata kesehatan . Tujuan
dari perjalanan ini adalah untuk menyembuhkan suatu penyakit,
seperti mandi di air panas, mandi lumpur seperti yang dilakukan
orang – orang di Eropa, dan lain – lain.
3) Commercial Tourism
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Sinonim dengan pengertian pariwisata perdagangan, karena
dikaitkan dengan kegiatan perdagangan nasional atau internasional,
dimana sering diadakan expo, fair, exhibition, dan lain-lain.
4) Sport Tourism
Sinonim dengan pariwisata olahraga, untuk melihat atau
memasukkan suatu penyelenggaraan pesta olahraga di suatu tempat
atau menyaksikan suatu pesta olahraga di negara tertentu. Misalnya
olimpiade, world cup, dan lain-lain.
5) Political Tourism
Sinonim dengan pariwisata politik, yaitu untuk melihat atau
menyaksikan suatu peristiwa atau kegiatan yang berhubungan
dengan kegiatan suatu negara, seperti ulang tahun suatu negara,
dan lain-lain.
6) Social Tourism
Biasanya pihak panitia atau penyelenggara tidak mencari
keuntungan seperti, study tour, piknik atau youth tourism atau
dikenal sebagai pariwisata remaja.
7) Religion Tourism
Kegiatan pariwisata untuk melihat-lihat upacara-upacara
keagamaan, atau mengikuti prosesi kegiatan ibadah di negara atau
tempat lain, seperti menunaikan ibadah haji, kunjungan ke
Muntilan ( pusat pengembangan agama kristen di Jawa Tengah )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
atau upacara agama Hindu di Sakenan, Bali (Oka A. Yoeti,
1982:149).
3. Definisi Wisatawan
Oka A. Yoeti menyimpulkan bahwa seseorang disebut wisatawan
jika :
a. Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam.
b. Perjalanan itu dilakukan hanya untuk sementara waktu saja.
c. Orang yang melakukan tidak untuk mencari nafkah di tempat atau
negara yang di kunjunginya ( Oka A. Yoeti,1982:130).
Wisatawan dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat perjalanan
dan ruang lingkup dimana perjalanan itu dilakukan, sebagai berikut :
a. Wisatawan asing / Mancanegara ( Foreign Tourist )
Wisatawan asing / Mancanegara ( Foreign Tourist ) adalah
orang asing yang melakukan perajalanan wisata yang datang
memasuki negara lain yang bukan merupakan negara dimana ia bisa
tinggal. Wisatawan asing dapat ditandai dari status
kewarganegaraannya, dokumen perjalanan, jenis mata uang yang di
belanjakannya, karena pada umumnya golongan wisatawan ini selalu
menukarkan uangnya lebih dahulu pada Bank atau Money Changers
sebelum menggunakannya.
b. Wisatawan Domestik / Nusantara ( Domestic Foreign Tourist)
Wisatawan Domestik / Nusantara ( Domestic Foreign
Tourist ) adalah wisatawan dalam negeri, yaitu seseorang warga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
suatu negara yang melakukan perjalanan wisata pada batas
wilayahnya sendiri, tanpa melewati perbatasan negaranya. Jadi disini
tidak ada unsur asingnya, baik kewarganegaraannya, uangnya,
ataupun dokumen yang dimilikinya ( Oka A. Yoeti, 1982:171).
4. Produk Industri Pariwisata
Produk industri pariwisata merupakan suatu susunan produk
yang terdiri dari obyek wisata, atraksi wisata, transportasi, akomodasi,
hiburan dimana setiap unsur dipersiapkan oleh masing-masing
perusahaan dan ditawarkan secara terpisah (Oka A. Yoeti, 1982:149).
Jika unsur-unsur di atas dikembangkan lagi menurut urutanya,
yaitu sejak seseorang meningggalkan tempat kediamannya hingga
sampai ditempat tujuan dan kembali lagi di tempat ia biasa tinggal,
maka ada 8 unsur pokok yang membentuk produk tersebut, yaitu :
a. Jasa-jasa Agen Travel ( Biro Perjalanan Wisata )
Jasa-jasa Agen Travel ( Biro Perjalanan Wisata ) adalah jasa
yang memberikan informasi atau saran, pengurusan dokumen
perjalanan, perencanaan perjalanan pada waktu akan berangkat.
b. Jasa-jasa Perusahaan Angkutan ( darat, laut, udara )
Jasa-jasa perusahaan angkutan adalah jasa yang menyediakan
sarana angkutan yang akan membawa wisatawan dari dan ketujuan
wisata yang ditentukan.
c. Jasa-jasa Pelayanan dari perusahaan akomodasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Yang dimaksud disini adalah akomodasi antara lain adalah
perhotelan, bar, restaurant, fasilitas rekreasi, hiburan, yang diperlukan
oleh para wisatawan guna menikmati perjalanan wisatanya didaerah
yang dituju.
d. Jasa-jasa Retail Agen Perjalanan ( cabang biro perjalanan wisata )
Sebagai penyelenggara tur dalam kota, wisata lokal dan bentuk
lain perjalanan wisata berikut pramuwisatanya.
e. Obyek wisata dan atraksi wisata yang terdapat didaerah tujuan
wisata dan menjadi daya tarik wisatawan berkunjung di daerah
tersebut.
f. Jasa-jasa Tranportasi Lokal ( taksi, bis kota, bis antar kota ).
g. Jasa perusahaan pendukung seperti kantor pos, jasa cetak foto,
money changer, dan lain-lain.
h. Jasa penjualan cinderamata.
Dalam rangka memajukan pariwisata sebagai industri, harus
ditunjang oleh kegiatan-kegiatan yang perlu dikelola secara terpadu
dan baik, diantaranya adalah :
a. Promosi;
b. Sarana transportasi yang lancar;
c. Birokrasi yang mudah;
d. Akomodasi yang menjamin penginapan yang nyaman;
e. Pemandu wisata yang cakap;
f. Atraksi atau pertunjukan yang menarik;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
g. Kebersihan dan kesehatan lingkungan
h. Penawaran barang dan jasa yang bermutu dan tarif yang
terjangkau.
5. Peranan Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Berdasarkan pasal 55 Undang-Undang No 5 Th 1974 tentang
pokok-pokok Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa :
a. Pendapatan Asli Daerah, yang terdiri dari :
1) Hasil pajak daerah
2) Hasil retribusi daerah
3) Bagian laba bidang usaha
4) Penerimaan dari dinas bagian
5) Penerimaan lain-lain
b. Pendapatan yang berasal dari pusat, yang terdiri dari :
1) Sumbangan dari pemerintah pusat
2) Sumbangan lain-lain yang diatur dengan perundang-undangan
3) Lain-lain pendapatan yang sah.
Penerimaan sektor pariwisata merupakan bagian yang
melibatkan kegiatan-kegiatan seperti obyek wisata yang
menyumbang retribusi, atraksi wisata, dan hiburan serta kegiatan
pendukungnya seperti penginapan, transportasi dan tontonan.
Berkembangnya pariwisata akan berakibat ganda terhadap sektor
lainnya seperti bidang pertanian, peternakan, kerajinan rakyat,
meubel, tekstil, villa, hotel dan restoran. Maka perkembangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
pariwisata selain akan meningkatkan penerimaan sektor pariwisata
juga akan menimbulkan menimbulkan peningkatan aktifitas diluar
sektor pariwisata yang akhirnya akan menambah pendapatan
masyarakat dan penerimaan daerah.
Seiring dengan kedatangan wisatawan baik wisatawan
mancanegara maupun domestik ke obyek wisata daerah tertentu,
maka pendapatan dari sektor pariwisata akan meningkat, karena
wisatawan pasti akan menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada
didaerah tujuannya, seperti akomodasi, transportasi, obyek wisata,
dan membeli cinderamata.
Untuk bidang akomodasi, dengan semakin banyaknya
hotel, rumah makan, dan transportasi, berarti pajak masuk sebagai
Pendapatan Asli Daerah akan meningkat, dan juga retribusi untuk
pemakaian prasarana jalan, air, listrik dan rekreasi secara otomatis
akan menambah penerimaan asli daerah.
6. Prinsip-prinsip Perencanaan Pengembangan Pariwisata Daerah
Prinsip-prinsip perencanaan pengembangan pariwisata
daerah antara lain meliputi hal berikut :
a. Perencanaan pengembangan pariwisata daerah haruslah
merupakan suatu kesatuan dengan pembangunan regional dan
nasional. Oleh karena itu perencanaan pengembangan pariwisata
daerah hendaknya termasuk dalam kerangka kerja pembangunan
ekonomi dan sosial budaya secara keseluruhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
b. Perencanaan pengembangan pariwisata daerah menggunakkan
pendekatan terpadu ( integrated-approach ) dengan sektor-sektor
lainnya yang berkaitan dengan bidang kepariwisataan.
c. Perencanaan pengembangan pariwisata di suatu daerah haruslah
di bawah koordinasi perencanaan fisik daerah tersebut secara
keseluruhan.
d. Perencanaan fisik suatu daerah untuk tujuan pariwisata harus
pula berdasarkan suatu studi yang khusus dibuat untuk itu dengan
memperhatikan perlindungan terhadap lingkungan, alam, dan
budaya serta memperhatikan faktor geografi yang lebih luas dan
tidak meninjau dari segi administrasi saja.
e. Pada masa-masa yang akan datang jam kerja para karyawan
kemungkinannya akan semakin singkat dan waktu senggangnya
semakin panjang. Oleh karena itu, dalam perencanaan
pengembangan kepariwisataan, khususnya di daerah yang dekat
dengan industri, perlu diperhatikan pengadaan fasilitas rekreasi
dan hiburan di sekitar daerah tersebut yang disebut Pre-urban.
f. Pariwisata, walau bagaimana sifat dan pembentuknya,
tujuan dan pengembanganya tidak lain untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat tanpa membedakan ras, agama, dan
bangsa.
g. Selain itu, perencanaan pengembangan pariwisata daerah dapat
juga disesuaikan dengan kondisi yang berubah. Oleh karena itu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
kondisi politik, masalah sosial, tingkah laku manusia, dan
perubahan selera.
7. Identifikasi terhadap karakteristik daerah
Identifikasi terhadap karakteristik daerah meliputi aspek
kebijakan, geografi, kependudukan dan lain sebagainya yang
komponennya meliputi :
a. Lokasi
Lokasi daerah harus dipetakan baik terhadap negara
secara keseluruhan maupun terhadap propinsi. Lokasi daerah
merupakan pertimbangan penting untuk pengembangan
pariwisata sehingga dapat diketahui jarak daerah terhadap pasar
potensial utama atau daerah yang memiliki pariwisata yang
berkembang dengan baik. Selain itu, lokasi juga merupakan
bahan pertimbangan bagi penentuan jalur wisata dari produk
wisata yang akan dikembangkan baik jalur wisata internal dalam
kabupaten atau kota maupun jalur wisata untuk daerah yang lebih
besar.
b. Lingkungan Alam
1) Iklim
Pola iklim daerah meliputi curah hujan, temperatur,
pencahayaan sinar matahari, kabut, kecepatan dan arah angin,
serta variasi musim. Iklim dapat mempengaruhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
pengembangan pariwisata yang akan dilakukan dan perlu
dipetakan dengan jelas untuk mengantisipasi tindakan-
tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasinya.
2) Topografi
Topografi merupakan karakteristik permukaan bumi
yang meliputi konfigurasi tanah, kemiringan, ketinggian dan
jenis permukaan (seperti rawa, danau, dan sungai) yang perlu
dipetakan. Pengembangan pariwisata tidak mungkin
dilakukan pada daerah yang sering mengalami longsor dan
banjir.
3) Vegetasi dan Kehidupan Satwa Liar
Kehidupan satwa liar dan vegetasi hutan berdasarkan
jenis dan lokasinya perlu diidentifikasikan. Jarak dari habitat
satwa liar maupun kawasan hutan lidung perlu
dipertimbangkan untuk pengembangan pariwisata sehingga
pengembangan pariwisata yang akan dilakukan tidak
mengganggu atau merusak proses konservasi yang akan
datang atau sedang dilakukan.
Namun sebaliknya kehidupan satwa liar dan vegetasi ini
dapat juga menjadi daya tarik wisata yang dapat dijual,
dengan syarat dikelola dengan baik dan memperhatikan
perlindungan.
4) Karakteristik Pantai dan Laut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Karakteristik pantai dan laut yang perlu
diidentifikasikan meliputi lokasi dan karakteristik pantai,
terumbu karang, kehidupan bawah laut, kandungan sumber
daya alm, pasang surut, formasi karang, dan perikanan.
5) Geologi
Kesesuaian antara pengembangan pariwisata dan jenis
batuan atau kandungan mineral yang dimiliki merupakan
salah satu pertimbangan penting.
6) Kawasan Sumber Daya Alam
Potensi sumber daya alam yang dimiliki beberapa
daerah yang cukup baik, misalnya potensi barang tambang
dan perkebunan. Potensi tersebut perlu dipertimbangkan
karena apabila manfaat yang dihasilkan lebih tinggi dari pada
pengembangan pariwisata, maka daerah tersebut tidak perlu
mengembangkan pariwisata.
c. Pola Sosial Budaya dan Ekonomi
1) Karakteristik Penduduk
Distribusi penduduk merupakan pertimbangan penting
dalam setiap pembangunan. Selain itu, proyeksi penduduk
juga perlu dikaji.
2) Pola Budaya
Yang perlu dikaji dalam pola budaya dalam masyarakat
meliputi struktur sosial, sistem nilai, gaya hidup, dan sikap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Selain itu, nilai-nilai religius yang ada dalam masyarakat juga
harus diperhatikan. Pakaian daerah, musik, tarian, kerajinan,
dan hasil seni merupakan bagian dari pola budaya masyarakat
yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata.
3) Pola Ekonomi
Profil ekonomi daerah perlu diidentifikasi dengan jelas.
Yang meliputi produk domedtik bruto, tingkat pendapatan,
jenis dan nilai ekspordan impor serta pendapatan asli daerah,
keterkaitan antara pariwisata dan ekonomi daerah secara
keseluruhan perlu diungkapkan sehingga besarnya
sumbangan sektor pariwisata dan sektor lainnya terhadap
pendapatan asli daerah dapat diketahui.
d. Pola Tata Guna Lahan
Lahan yang ada didaerah perlu diidentifikasikan
pola tata gunanya. Seperti lahan pertanian, perkebunan,
industri, hutan lidung, pemukiman, dan jalur transportasi
haruslah dipetakan dengan baik. Selain itu kepemilikan lahan
juga merupakan pertimbangan pengembangan pariwisata
daerah.
e. Identifikasi Potensi Pariwisata Daerah
Pada umumnya dalam menganalisis dan memilah
potensi pariwisata yang akan dikembangkan perlu melihat
potensi pasar wisatanya. Daerah tujuan wisata dan produk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
yang akan dikembangkan harus sesuai dengan target pasar
yang dimiliki. Jenis daya tarik yang dimiliki oleh suatu
daerah akan menentukan jenis pasar, sasaran, dan promosi
pariwisata yang akan dilakukan.
Potensi pariwisata dapat dikelompokkan, antara lain
sebagai berikut:
1) Daya Tarik Alam:
a) Keadaan iklim
b) Flora dan fauna
c) Pemandangan
d) Lingkungan alam khusus
e) Taman dan kawasan hutan lindung
2) Daya Tarik Budaya
a) Kawasan budaya, sejarah dan arkeologi
b) Budaya daerah
c) Festival budaya
d) Kesukuan
e) Museum
f) Ziarah
g) Kawasan perkotaan
h) Aktivitas ekonomi
3) Daya Tarik Khusus
a) Hiburan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
b) Belanja
c) Rekreasi dan olahraga
d) Taman ria dan sirkus
e) Model transportasi spesifik
f) Pertemuan, konferensi dan konvensi
B. Peran Perekonomian dalam Pengembangan Sektor Pariwisata
Pengaruh utama perekonomian terhadap kepariwisataan
berhubungan dengan penerimaan nilai tukar, sumbangan terhadap
penerimaan pemerintah, angkatan kerja danpendapatan, dan stimulasi
terhadap pengembangan regional. Dua pengaruh pertama menempatkan
tingkat makro atau nasional, mengingat tiga pengaruh kuat lainnya terjadi
pada tingkat sub-nasional. Pengaruh ini saling berhubungan tetapi untuk
tujuan analisis sangatlah berguna untuk memisahkannya.
1. Pengaruh Ekonomi Internasional
Kepariwisataan internasional memiliki dua pengaruh, yaitu
pengaruh:
a. Perdagangan,
Perjalanan wisatawan untuk mengunjungi negara-negara
dengan sendirinya memberi stimulasi perdagangan. Kebanyakan
wisatawan melakukan perjalanan melalui udara dan banyak
industri penerbangan masuk dan keluar dari satu negara. Pada
tujuannya wisatawan mungkin membawa akomodasi sendiri dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
dengan tujuan tidak menetap meraka membawa konsumsi baik itu
makanan atau minuman yang tidak disediakan negara setempat.
b. Pengaruh penyaluran kembali pariwisata
Pengaruh penyaluran kembali pariwisata berkenaan dengan
kenyataan bahwa kebayakan wisatawan mancanegara datang dari
kalangan berpendapatan tinggi dari negara berkembang dan
menghabiskan sebagian pendapatannya di negara yang
berpendapatan rendah dengan membeli kebutuhan sehari-hari. Pada
pengertian ini beberapa kekuatan penghabisan tambahan dari
negara yang lebih kaya melalui penyaluran kembali pariwisata ke
negara lain, banyak dari mereka berasal dari negara berkembang.
2. Neraca Pembayaran
Rekening neraca pembayaran diterjemahkan oleh
pemerintah dan peneliti internasional sebagai refleksi dari
kesehatan perekonomian negara. Terdapat faktor-faktor
melepaskan rekening dalam jangka pendek, misalnya, akan
mengimpor sejumlah penerbangan komersial. Pengaruh pelepasan
datang dari kenyataan bahwa neraca pembayaran mencerminkan
biaya impor, tetapi tidak dapat ditampilkan bagian ini sebagai aset
modal yang akan memberi penambahan kepada aliran pendapatan
di masa yang akan datang.
3. Pariwisata dan Pendapatan Nilai Tukar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Pendapatan nilai tukar dari Pariwisata adalah cara dari
pendapatan kurs non-domestik dengan menjualbarang dan jasa
kepada turis. Sangatlah berguna untuk membedakan pendapatan ke
dalam kurs yang tidak dan dapat ditukar.
4. Landasan Hukum Pajak dan Retribusi
Dalam Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 pasal 2
ditentukan mengenai jenis-jenis pajak, yaitu :
a. Jenis Pajak Propinsi :
1) Pajak kendaraan bernotor dan kendaraan diatas air
2) Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air
3) Pajak bahan bakar kendaraan bermotor
4) Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air
permukaan.
b. Jenis Pajak Kabupaten atau Kota :
1) Pajak Hotel
2) Pajak Restoran
3) Pajak Hiburan
4) Pajak Reklame
5) Pajak Penerangan Jalan
6) Pajak Pengambilan bahan galian golongan C
7) Pajak Parkir
Namun dengan perda dapat ditetapkan jenis pajak kabupaten atau
kota selain yang ditetapkan di atas dengan kriteria sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
a. Sifat pajak dan bukan retribusi
b. Objek pajak terletak atau terdapat di wilayah daerah kabupaten
atau kota yang bersangkutan dan mempunyai mobilitas yang
cukup rendah serta hanya melayani masyarakat di wilayah daerah
kabupaten atau kota yang bersangkutan.
c. Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan
kepentingan umum.
d. Objek pajak bukan merupakan objek pajak propinsi dan / atau
objek pajak pusat.
e. Potensinya memadai.
f. Tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif.
g. Memperhatikan aspek keadilan dan kemempuan masyarakat
h. Menjaga kelestarian lingkungan.
Landasan hukum pungutan pajak oleh Pemerintah Daerah diatur
dalam Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 pasal 4, yang
berbunyi :
a. Pajak ditetapkan dengan perda
b. Perda tentang pajak tidak dapat berlaku surut
c. Perda tentang pajak sekurang-kurangnya mengatur ketentuan
mengenai :
1) Nama, objek dan subjek pajak;
2) Dasar pengenaan tarif dan cara perhitungan pajak;
3) Wilayah pemungutan;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
4) Masa pajak;
5) Penetapan;
6) Tatacara pembayaran dan penagihan;
7) Kadaluarsa;
8) Sanksi administrasi;
9) Tanggal dimulai berlakunya.
d. Perda tentang pajak dapat mengatur ketentuan mengenai :
1) Pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan dalam
hal-hal tertentu atas pokok pajak dan/atau sanksinya.
2) Tatacara penghapusan piutang pajak dan yang kadaluarsa.
3) Asas timbal balik.
e. Perda mengenai jenis pajak kabupaten atau kota harus terlebih
dahulu disosialisasikan dengan masyarakat sebelum ditetapkan.
f. Ketentuan mengenai tatacara dan mekanisme pelaksanaan
sosialisasi Perda ditetapkan oleh Kepala Daerah.
Secara umum pajak mengandung unsur pokok yaitu :
a. Adanya peraturan yang mengatur tatacara pemungutan pajak,
seperti yang tertera dalam pasal 23 ayat 2 Undang-Undang Dasar
1945 yang menyangkut hal keuangan yang berbunyi : “Segala
pajak untuk keperluan negara sesuai dengan Undang-undang”.
b. Pajak dipungut oleh negara dan digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
c. Wajib pajak tidak menerima balas jasa atau prestasi langsung
atau kontra prestasi dari pajak yang disetorkannya.
d. Pajak dirasa warga negara sebagai hak dan kewajiban.
C. Hasil Penelitian Terdahulu
Meika Fatmawati (2005), mengadakan penelitian mengenai
Analisis Sektor Industri Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah di
Kabupaten Karanganyar (Januari 1993 – Desember 2003) diperoleh hasil :
1. Pengaruh Wisatawan terhadap Pendapatan Pariwisata
Koefisien elastisitas Wisatawan sebesar 0,954929 mempunyai
hubungan positif yang sesuai dengan hipotesis, yang artinya bila laju
wisatawan naik sebesar 1% maka pendapatan pariwisata akan naik
sebesar 0,954929%, dan sebaliknya.
2. Perkembangan Sektor Pariwisata Kabupaten Karanganyar
Perkembangan industri pariwisata di kabupaten karanganyar sangat
bagus yang menyebabkan pendapatan pariwisata setiap bulannya
terdapat pertambahan sebesar Rp. 210.975,75.
3. Kontribusi Sektor Industri Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kontribusi pendapatan pariwisata terhadap pendapatan asli daerah
menunjukkan keccenderungan yang menurun, penurunan setiap
bulannya sebesar 0,0058069%.
Novi Kartika (2005), mengadakan penelitian tentang analisis
sumbangan sektor industri pariwisata terhadap pendapatan asli daerah di
Kabupaten Sleman provinsi D.I Yogyakarta. Dalam penelitian itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
disimpulkan bahwa pendapatan pariwisata di Kabupaten Sleman selalu
mangalami peningkatan dari tahun ke tahun, pada tahun 1989 pendapatan
pariwisata Rp. 459.562.000,00 dan pada tahun 2003 sebesar Rp.
11.698.376.000,00.
D. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini akan dicari pengaruh jumlah wisatawan, arus
kendaraan dan jumlah kamar yang dimiliki hotel-hotel di kabupaten
Karanganyar terhadap pendapatan sektor pariwisata dan juga pengaruh
pendapatan sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah dan
selanjutnya perkembangan pariwisata dan kontribusinya terhadap
Pendapatan Asli Daerah, yang jika digambarkan dalam suatu kerangka
adalah sebagai berikut :
Gambar 2. 1. Kerangka Pemikiran
E. Hipotesis
Untuk membuat suatu kesimpulan tentang permasalahan yang ada
dalam perumusan masalah di atas, maka kami susun hipotesis sebagai
berikut :
Jumlah Wisatawan
Arus Kendaraan
Jumlah Kamar Hotel
PendapatanPariwisata
PAD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
1. Diduga jumlah wisatawan, arus kendaraan, dan jumlah
kamar hotel berpengaruh positif signifikan terhadap
pendapatan pariwisata.
2. Diduga perkembangan pendapatan pariwisata
menunujukkan trend perkembangan yang meningkat.
3. Diduga prosentase kontribusi pendapatan sektor pariwisata
terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten
Karanganyar menunjukkan kecenderungan meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
Metode Penelitian
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan dengan mengambil lokasi di kabupaten
Karanganyar yang memiliki berbagai obyek pariwisata, sehingga dapat
dilihat dan diteliti seberapa jauh kontribusinya terhadap pendapatan
asli daerah di Kabupaten Karanganyar.
B. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
berupa data time series dengan sampel yang diteliti dari Januari 1997
sampai Desember 2007 dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
Karanganyar.
C. Definisi Operasional Variabel
1. Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan yang
diterima dari potensi daerah yang berupa pajak dan retribusi daerah
serta hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan
daerah lainnya yang dipisahkan, dengan satuan rupiah.
2. Pendapatan Pariwisata
Pendapatan pariwisata adalah bagian dari pendapatan asli
daerah yang berasal dari kegiatan kepariwisataan, seperti retribusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
obyek rekreasi dan olahraga, pajak hotel dan restoran, pajak
hiburan, dan lainnya dengan satuan rupiah.
3. Jumlah Wisatawan
Jumlah Wisatawan adalah semua orang dari dalam maupun
luar negeri yang datang ke lokasi wisata dengan tujuan menikmati
dari kunjungan tersebut, diketahui dari tiket yang terjual, dengan
satuan orang.
4. Arus Kendaraan
Arus Kendaraan adalah banyaknya kendaraan yang masuk
ke lokasi obyek pariwisata dengan mengetahui dari tiket masuk
kendaraan, baik itu roda dua maupun roda empat, dalam satuan
unit.
5. Jumlah Kamar
Jumlah Kamar adalah banyaknya kamar yang ada pada
setiap hotel di kabupaten Karanganyar, dari hotel melati sampai
berbintang, dalam satuan unit.
6. Kontribusi Pendapatan Pariwisata terhadap PAD
Kontribusi Pendapatan Pariwisata terhadap PAD adalah
prosentase sumbangan pendapatan pariwisata terhadap pendapatan
asli daerah, yang dihitung dengan membandingkan pendapatan
pariwisata tahun tertentu dengan pendapatan asli daerah tahun
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
D. Tehnik Analisis Data
1. Uji Hipotesis I
Untuk mengetahui apakah variabel seperti jumlah
wisatawan, arus kendaraan, dan jumlah kamar mempunyai
pengaruh yang positif terhadap pendapatan pariwisata, digunakan
uji regresi linier berganda sebagai berikut :
PP = ++++ ttt JKAKWST 3210 ββββ ei ................(1.1)
Di mana :
PPt = Pendapatan Pariwisata pada periode t
WSTt = Jumlah Wisatawan pada periode t
AKt = Arus Kendaraan ke lokasi wisata pada
periode t
JKt = Jumlah Kamar Hotel di Kabupaten
Karanganyar pada periode t
Ei = Variabel pengganggu
0β = Konstanta atau intersep
4321 ,,, ββββ = Koefisien jangka panjang
2. Uji Statistik
Uji statistik terdiri dari pengujian secara individual, pengujian
secara serentak dan uji koefisien determinasi.
a. Pengujian secara individual (Uji t)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Uji t dimaksudkan untuk mengetahui apakah masing-
masing variabel independen berpengaruh secara individual
terhadap variabel dependen.
Dengan melalui langkah sbb :
1) Ho Menentukan hipotesis
Ho : 1β = 0
Ha : 01 ≠β
2) Menentukan nilai t hitung dengan rumus :
Thit = )( 1
1
ββ
Se ...............................................................(2.
1)
Di mana :
1β : Koefisien regresi varian ke 1
Se : Standart eror
3) Menentukan tingkat signifikansi tertentu sehingga
diperoleh nilai t tabel. Membandingkan t hitung dengan t
tabel :
a) Jika thit < t tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Artinya : variabel independen yang bersangkutan tidak
mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
b) Jika thit > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Artinya: variabel independen yang bersangkutan
mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
b. Pengujian secara serentak (Uji F)
Uji F dimaksudkan untuk mengetahui apakah secara
serentak variabel independen berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen.
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1) Menentukan hipotesa :
Ho : β1 = β2 = β3 = 0
Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0
2) Menentukan nilai F hitung dengan rumus:
F hit =
)()1(
)1(2
2
kNR
kR
−−
− ................................................(2. 2)
Dimana :
2R = koefisien determinasi
k = banyaknya variabel
n = banyaknya data atau observasi
3) Menentukan tingkat signifikansi sehingga diperoleh nilai F
tabel. Membandingkan F hit dengan F tabel :
a) Jika |F hit| < F tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Artinya: variabel-variabel independen tidak
mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
b) Jika |F hit| > F tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Artinya : variabel-variabel independen secara signifikan
mempengaruhi variabel dependen.
c. Koefisien Determinasi ( 2R )
Apabila estimasi koefisien determinasi semakin besar
(mendekati 100%) menunjukkan bahwa hasil estimasi akan
mendekati keadaan yang sebenarnya, atau variabel yang dipilih
dapat menerangkan dengan baik variabel terikatnya atau
sebaliknya.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Heteroskedastisitas
Diuji untuk mengetahui varian dari variabel gangguan
(disturbancce Term) mempunyai penyebaran yang sama atau
berbeda. Heteroskedastisitas adalah suatu kondisi dimana
varian setiap variabel gangguan untuk setiap variabel
independen tertentu tidak bernilai konstan yang sama dengan
2σ .
Cara mendeteksi adalah ; pertama, dengan menggunakan
uji Park yakni dengan melogkan nilai e 2 (residu / disturbance
term dikuadratkan), kemudian diregres dengan variabel-
variabel independen.
e UiXXX nni +++++= αααα .....221102 ......................(3. 1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Kondisi heteroskedastisitas diderita bila dari regresi
tersebut nilai t individual terbukti signifikan (t hitung < t tabel).
b. Multikolinearitas
Yakni adanya kesempurnaan, atau ketepatan, hubungan
linear diantara beberapa atau semua variabel penjelas dari
model regresi (Gujarati,2006:157). Untuk menguji ada tidaknya
multikolinearitas pada model, pertama menggunakan metode
Klien, yakni membandingkan nilai r 2 x i , x j (korelasi antar
masing-masing variabel) dengan nilai R 2 y.x i , x j ......xn
(koefisien determinasi). Multikolinearitas dianggap sebagai
masalah bila : r²x i x j > R²y.x i x j .........xn.
c. Autokorelasi
Autokorelasi menunjukkan korelasi atau hubungan antara
anggota gangguan serangkaian observasi yang diurutkan, bisa
menurut waktu seperti data dalam deret waktu atau menurut
suatu tempat seperti data dalam cross sectional.
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi digunakan
Uji Durbin Watson. Uji ini dilakukan dengan membandingkan
nilai d yang diperoleh dari hasil regresi dengan batas bawah uji
d (dl) dan batas atas uji d (du) dalam tabel statistik Durbin
Watson (Gujarati, 2006:201).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
0 dl du 2 4-du 4-dl 4
Gambar 3. 1 Statistik Durbin Watson
Apabila Ho menyatakan tidak ada autokorelasi maka :
d<dl = menolak Ho dan menerima adanya Autokorelasi Positif
d>(4-dl) = menolak Ho dan menerima adanya Autokorelasi Negatif
du<d<(4-du) = menerima Ho, tidak terjadi autokorelasi
dl≤d≤du = tidak meyakinkan (ragu-ragu)
4. Uji Hipotesis II
Untuk mengetahui perkembangan pendapatan pariwisata,
seperti yang dirumuskan dalam hipotesis kedua, akan digunakan
analisis trend.
Model : Yo = a + bX .......................................................................(4.1)
Dimana :
Yo = Jumlah pendapatan pariwisata
a = konstanta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
b = besar perubahan variabel Y yang terjadi pada setiap
perubahan 1 unit variabel X
X = Tahun
Untuk mencari koefisien a dan b digunakan rumus :
a = =→Σ NNY Jumlah data b = 2X
XYΣΣ
Penggunaan model trend linear ini bertujuan untuk melihat
perkembangan hubungan variabel X dan Y dan selama periode
penelitian maupun prospeknya di masa mendatang.
1. Bila b<0, maka perkembangan hubungan Y dan X adalan turun
2. Bila b>0, maka perkembangan hubungan Y dan X adalah naik.
5. Uji Hipotesis III
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang dapat
diberikan sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah, seperti
berikut:
Kontribusi = PADYpar x 100%
Dimana :
Ypar = Nilai pendapatan sektor pariwisata
PAD = Nilai pendapatan asli daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Perhitungan tersebut menghasilkan kontribusi pendapatan
pariwisata terhadap pendapatan asli daerah dan kemudian menghitung
perkembanganngya dengan menggunakan analisis trend, sebagai
berikut :
Model Yo = a + bX
Dimana :
Yo = kontribusi pendapatan pariwisata terhadap pendapatan asli
daerah
a = konstanta
b = besar perubahan variabel Y yang terjadi pada setiap perubahan
unit variabel X
X = tahun
Koefisien a dan b digunakan rumus berikut:
a = NNY→
Σ = Jumlah data b = 2XXY
ΣΣ
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian
1. Luas dan Letak Geografis
Kabupaten Karanganyar merupakan Kabupaten Daerah Tingkat II di
propinsi Jawa Tengah yang letaknya tepat di daerah perbatasan antara propinsi
Jawa Tengah dan propinsi Jawa Timur, dibatasi oleh beberapa kabupaten dan
kota, antara lain kabupaten Sragen, kabupaten Wonogiri, kabupaten
Sukoharjo, kabupaten Boyolali, dan kotamadya Surakarta.
Jika dilihat dari garis bujur dan garis lintang, maka kabupaten
Karanganyar terletak antara 110°,46° LS diketinggian rata-rata 511 meter dpl,
28°-770° BT dan7°,110°. Ketinggian rata-rata 511 meter diatas permukaan
laut serta beriklim tropis dengan temperatur 20C – 31C. Batas-batas wilayah
kabupaten karanganyar adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Sragen
Sebelah Timur : Propinsi Jawa Timur
Sebelah Selatan : Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali dan Kota Surakarta
Berdasarkan data dari 6 stasiun pengukur yang ada di kabupaten
Karanganyar , banyaknya hari hujan selama tahun 2007 adalah 106 hari
dengan rata-rata curah hujan 2.231 mm, dimana curah hujan tertinggi terjadi
pada bulan April dan terendah pada Bulan Agustus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Luas wilayah kabupaten Karanganyar adalah 77.378,64 Ha. Luas
lahan yang digunakan untuk lahan sawah adalah 22.478,56 Ha dan luas tanah
kering 54.899,08. Tanah sawah terdiri dari irigasi teknis 12.931,28 Ha, non
teknis 7.588,28 Ha, dan tidak berpengairan 1.959,00 Ha. Sementara itu luas
tanah untuk pekarangan dan bangunan 21.140,00 Ha dan luas tanah untuk
tegalan atau kebun 17.891,72 Ha. Dikabupaten Karanganyar juga terdapat
hutan negara seluas 9.729,50 Ha dan perkebunan seluas 3.251,50 Ha.
Secara administratif, kabupaten Karanganyar dibagi menjadi 17
kecamatan yang terdiri dari 1.091 dusun, 2.313 dukuh, 1.876 RW dan 6.130
RT. Dalam lingkup kabupaten Karanganyar semua desa / kelurahan termasuk
dalam klasifikasi desa / kelurahan Swasembada.
2. Pariwisata
Sektor pariwisata merupakan salah satu sector andalan dalam rangka
pemasukan pendapatan daerah. Obyek wisata yang ada di kabupaten
karanganyar meliputi Taman hiburan, Pemandangan alam, pemandian air
panas, dan peninggalan sejarah. Selama tahun 2007 juml;ah pegunjung ke
seluruh obyek wisata mencapai 549.961 orang dengan obyek wisata yang
paling banyak dikunjungi adalah Grojogan Sewu di Tawangmangu sebanyak
348.461 orang, Air Terjun Jumok 67.779 orang, Taman Ria Balekambang di
Tawangmangu 33.200 orang dan Air Terjun Parangijo sebanyak 29.846 orang.
Selain obyek wisata tersebut, di kabupaten Karanganyar terdapat
Hotel Bintang 5 sebanyak 1 buah, Hotel Bintang 1-2 sebanyak 3 buah, Hotel
melati sebanyak 51 buah pada tahun 2007.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
B. Gambaran Umum Mengenai Industri Pariwisata
1. Keadaaan dan Potensi Kepariwisataan
Pengembangan industri kepariwisataan di Kabupaten Daerah Tingkat
II Karanganyar mempunyai kedudukan dan potensi yang cukup kuat, dilihat
dari letak dan kondisi geografis kabupaten Karanganyar yang cukup
bervariasi, dari daerah pegunungan yang memiliki pemandangan alam yang
mempesona dan iklim yang relatif sejuk sampai dengan dataran rendah dengan
potensi alam yang cukup memikat terutama denga tersedianya sumber daya air
yang cukup melimpah.
2. Potensi Wisata Alam
Potensi – potensi wisata alam yang telah ada dan dilengkapi oleh
sarana penunjang obyek wisata (akses dan transportasi) yang berada di
kabupaten Karanganyar antara lain adalah :
a. Grojogan Sewu
Grojogan sewu adalah obyek wisata alam yang menyuguhkan
pemandangan alam air terjun alami setinggi kurang lebih 150 meter, yang
terletak di lingkup kecamatan Tawangmangu, 30 km dari pusat kota
Karanganyar, di lereng guung Lawu. Grojogan sewu juga merupakan
hutan wisata dengan fasilitas penunjang wisata yang cukup lengkap,
meliputi sarana rekreasi anak, MCK, tempat ibadah, warung makan, kolam
renang dan juga akses jalan dari lahan parkir sampai ke grojogan sewu
yang sudah tetata rapi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Grojogan sewu merupakan obyek wisata alam andalan kabupaten
Karanganyar. Sarana transportasi yang ada dapat digunakan adalah
angkutan umum dari terminal bus Tawangmangu, sesampainya dilahan
parkir dilanjutkan dengan jalan kaki melewati jalan yang terbuat dari beton
yang menurun menuju lokasi.
b. Hutan Wisata Sekipan, Puncak Lawu, dan Pringgondani
merupakan tempat wisata alam berupa hutan lindung di lereng
gunung lawu, kawasan kecamatan Tawangmangu yang sering digunakan
untuk kegiatan wisata gunung seperti camping dan pendakian gunung
(puncak gunung Lawu). Khusus untuk Hutan Wisata pringgondani
didalamnya terdapat mata air yang sering digunakan sebagai tempat mandi
atau berendam.
Sama seperti Grojogan sewu, lokasi hutan wisata Sekipan dan
Pringgondani tersebut dapat dicapai dari terminal bus Tawangmangu
dengan angkutan umum atau kendaraan pribadi langsung sampai kawasan
hutan, sedangkan untuk hutan wisata puncak Lawu harus dilanjutkan
dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak menuju puncak gunung
Lawu, kawasan tersebut terletak kurang dari 2.000 m diatas permukaan
laut sehingga daerah tersebut cukup dingin (sebagai perbandingan,
Tawangmangu berada diketinggian 1.000 m diatas permukaan laut
sedangkan puncak Lawu memiliki ketinggian kurang lebih 3.000 m diatas
permukaan laut) antara puncak Lawu dan Kawasan hutan wisata puncak
Lawu terdapat padang rumput, lengkap dengan vegetasi bunga abadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
“Edelweis” yang cukup dikagumi dan menjadi pesona tersendiri bagi
kalangan pendaki karena termasuk vegetasi yang dilindungi.
c. Hutan Wisata Gunung Bromo
Kawasan wisata ini terletak kurang dari 5km sebelah timur laut kota
karanganyar, merupakan obyek wisata hutan dengan sarana penunjang
yang cukup lengkap, sering digunakan sebagai arena olahraga sepeda
santai atau sepeda gunungdan kegiatan pecinta alam. Menyuguhkan
pemandangan alam yang cukup indah, sebelah timur dapat dilihat
keindahan gunung lawu, sebelah barat daya menyajikan pemandangan
obyek wisata buatan waduk delingan.
Hutan wisata gunung bromo dapat dicapai dengan kendaraan pribadi
atau angkutan umum (minibus) jurusan Mojogedang langsung dari
terminal Bejen Karanganyar.
Potensi wisata alam yang cukup menarik di kabupaten Karanganyar,
terutama di kawasan lereng gunung Lawu , biasa dimanfaatkan untuk
pengembangan kegiatan-kegiatan ekonomis yang dapat meningkatkan
pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata, antara lain :
1) Pendakian Gunung
2) Camping/Perkemahan
3) Olahraga Bersepeda
4) Olahraga Otomotif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
3. Wisata Budaya
Kabupaten Karanganyar juga mempunyai obyek wisata budaya yang
cukup menarik dan potensial untuk dikembangkan, meliputi cagar budaya
berupa candi dan situs bersejarah, antara lain adalah :
a. Candi Sukuh
Candi sukuh teletak kurang lebih 23 km sebelah timur kota
Karanganyar ke arah Tawangmangu. Berada di lingkup kecamatan
Ngargoyoso. Merupakan obyek wisata budaya candi hindu dengan
pemandangan alam yang indah, dilengkapi sarana penunjang wisata yang
cukup lengkap.
Dapat dicapai ari kota Karanganyar dengan menggunakan kendaraan
pribadi langsung menuju lokasi wisata atau dengan kendaraan umum yaitu
bus sampai terminal karangpandan dan dilanjutkan dengan angkutan
umum(colt diesel) ke lokasi wisata.
b. Candi Cetho
Terletak kurang lebih 30 km sebelah timur laut kota Karanganyar,
berada di lingkup kecamatan Jenawi dengan iklim yang sejuk. Sepanjang
perjalanan menuju candi akan melewati perkebunan teh yang
menyuguhkan pemandangan alam yang indah.
Sarana transportasi dapat menggunakan kendaraan pribadi langsung
menuju lokasi wisata, apabila menggunakan kendaran umum dapat dicapai
denga bus sampai ke terminal Karangpandan, dilanjutkan dengan minibus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
arah Ngargoyoso. Setelah itu menuju lokasi harus dengan kendaraan carter
atau ojek karena belum ada kendaraan umum trayek yang menuju lokasi.
c. Obyek Wisata Ziarah Astana Mengadeg dan Girilayu
Terletak di lingkup kecamatan Matesih, 25 km sebelah timur kota
Karanganyar. Merupakan obyek wisata makam raja-raja istana
Mangkunegaran dengan iklim yang cukup sejuk dan pemandangan alam
yang cukup memikat.
Dapat dicapai dengan kendaraan pribadi dan kendaraan umum untuk
menuju lokasi wisata. Perjalanan dari kota Karanganyar hanya
membutuhkan waktu 30 menit untuk sampai ke lokasi wisata.
4. Obyek Wisata Buatan
Kabupten Karanganyar juga memiliki obyek wisata buatan yang
cukup potensial untuk dikembangkan, terutama yang dikembangkan dari
sumberdaya air yang tersedia cukup melimpah di Kabupaten Karanganyar
baik berupa sumber air maupun mata air, obyek wisata tersebut antara lain
adalah : Taman Ria Balekambang
Terletak di kawasan wisata andalan kabupaten Karanganyar
(Tawangmangu) dengan sarana wisata yang cukup lengkap seperti kolam
renang, tempat bermain anak, rumah makan, sanggar lukis, kios bunga,
dan gardu pandang yang bisa untuk melihat pemandangan alam di
sekeliling lokasi wisata. Kawasan wisata ini dapat dicapai dengan
kendaraan pribadi atau kendaraan umum dari terminal Tawangmangu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
C. Deskripsi Data
Penelitian yang berjudul “Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar Januari 1997 – Desember
2007” ini menggunakan tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Tiga
variabel bebas tersebut yaitu jumlah wisatawan, arus kendaraan dan jumlah
kamar. Satu variabel terikatnya adalah pendapatan pariwisata. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan selama Januari 1997
sampai dengan Desember 2007, adapun deskripsi data tersebut adalah sebagai
berikut :
TABEL 4. 1. Deskripsi Data
Jumlah
Wisatawan
Arus
Kendaraan
Jumlah
Kamar Hotel
Pendapatan S.
Pariwisata Nilai Rata-rata
Nilai Tengah
Modus
Jumlah Data
49894,69
44637,50
44669,00
132
6553,90
5089,00
2049,00
132
890,45
866,00
469,00
132
29444082,65
18928259,50
100000000,00
132Sumber: hasil pengolahan data program SPSS 17.0
Deskripsi data di atas menunjukkan bahwa jumlah data (N) dalam
penelitian ini sebanyak 132. Berdasarkan deskripsi data di atas dapat
diketahui bahwa nilai rata-rata variabel jumlah wisatawan sebesar 49894,69;
nilai tengah sebesar 44637,50; modus sebesar 44669,00. Nilai rata-rata
variabel arus kendaraan sebesar 6553,90; nilai tengah sebesar 5089,00; dan
modus sebesar 2049,00. Nilai rata-rata variabel jumlah kamar sebesar 890,45;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
nilai tengah sebesar 866,0000; dan modus sebesar 469,00. Nilai rata-rata
variabel pendapatan sektor pariwisata sebesar 29444082,65; nilai tengah
sebesar 18928259,50; dan modus sebesar 100000000,00.
D. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinearitas
Tabel 4. 2. Korelasi Pearson
Korelasi Antar Variabel R Probabilitas
Jumlah Wisatawan – Arus Kendaraan
Jumlah Wisatawan – Jumlah Kamar Hotel
Jumlah Kamar Hotel – Arus Kendaraan
0,340**
-0,115
0,302**
0,000
0,190
0,000
** Taraf signifikasi 0,01
Uji multikolinearitas dilakukan dengan membandingkan hasil r2
koefisien antar variabel bebas dengan Koefisien determinasi (R2). Dari hasil
analisis seperti terlihat pada tabel di atas, maka dapat diketahui hasil r2
sebagai berikut:
Koefisien (r) jumlah wisatawan dan arus kendaraan = 0,340; r2 = 0,116
Koefisien (r) jumlah wisatawan dan jumlah kamar = -0,115; r2 = 0,013
Koefisien (r) jumlah arus kendaraan dan jumlah kamar = 0,302; r2 = 0,091
Besarnya R2 = 0,125 (R Square)
Dari hasil tersebut, maka besarnya r2 (0,116;, 0,016; 0,091) untuk
setiap koefisien korelasi antara variabel bebas lebih kecil dibandingkan
dengan harga R2 (0,125). Karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak ada
gejala multikolinieritas antar variabel bebas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
2. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4. 3. Regresi Variabel Independen terhadap Kuadrat Residu
Variabel Koefisien Regresi Probabilitas
Jumlah Wisatawan
Arus Kendaraan
Jumlah Kamar Hotel
38343897893,651
-91707507931,700
3851249184031,773
0,459
0,696
0,226
Sumber : hasil pengolahan data program SPSS 17.0
Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Park,
yaitu meregresikan variabel bebas dengan kuadrat dari residu. Hasil uji
heteroskedastisitas seperti terlihat pada tabel di atas menunjukkan besarnya t
hitung untuk setiap pengaruh variabel bebas terhadap residu kuadrat. Dari
hasil t hitung dapat diketahui memiliki signifikansi terendah 0,459 (jumlah
wisatawan), 0,696 (arus kendaraan), dan 0,226 (jumlah kamar). Karena harga
signifikansi > taraf signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan tidak ada gejala
heteroskedastisitas pada data penelitian.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson.
Dari hasil analisis menunjukkan besarnya harga Durbin Watson tes sebesar
2,091. Hasil tersebut dibandingkan dengan harga DW tabel pada N = 132 dan
K = 3 dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh harga dL = 1,61 dan dU =
1,74. Dari tabel tersebut dapat disusun uji hipotesis sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Tabel 4. 4. Hasil Durbin Watson
0 Tolak
Ho
dL ragu-
ragu
dU Terima
Ho
4-dU ragu-
ragu
4-dL Tolak
Ho
4
0 1,61 1,74 2,26 2,39 4
Dengan melakukan pengujian seperti tabel di atas, maka dapat
dilihat bahwa hasil DW tes sebesar 2,091 merupakan nilai yang terletak di
antara 1,74 (dU) dan 2,26 (4-dU) atau berada di daerah Ho diterima. Karena
nilai DW tes berada di daerah Ho diterima, maka disimpulkan bahwa tidak
terdapat gejala autokorelasi pada data hasil penelitian.
E. Hasil Analisis Data
1. Persamaan Regresi Linear Berganda jumlah wisatawan, arus kendaraan,
dan jumlah kamar terhadap Pendapatan Sektor Pariwisata
Persamaan regresi linear berganda yang diperoleh dari hasil analisis
pengaruh jumlah wisatawan, arus kendaraan, dan jumlah kamar terhadap
pendapatan sektor pariwisata yaitu:
Y = -22396541,026 + 438,027 JW + 544,185 AK + 29668,982 JKK
t = (-1,704) (2,514) (0,687) (2,778)
Prob = (0,091) (0,013) (0,493) (0,006)
Adjusted R square = 0,104 Fhit = 6,079 Probabilitas = 0,001
Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa tanda untuk masing-
masing koefisien variabel bebas adalah positif (+). Dengan demikian, ketiga
variabel bebas memberikan pengaruh positif terhadap pendapatan sektor
pariwisata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
2. Uji t
Tabel 4. 5. Uji t
Variabel Independen Koefisien
Regresi Probabilitas Kesimpulan
Jumlah Wisatawan 438,027 0,013 Signifikan pada α = 0,05
Arus Kendaraan 544,185 0,493 Tidak signifikan pada α = 0,05
Jumlah Kmr Hotel 29668,982 0,006 Signifikan pada α = 0,05
Sumber: hasil pengolahan data program SPSS 17.0
Tabel di atas menunjukkan harga t hitung untuk masing-masing
variabel bebas, yaitu harga yang menunjukkan korelasi parsial antara variabel
bebas dengan variabel terikat. Dari hasil di atas, dapat jelaskan sebagai
berikut:
a. t hitung untuk variabel jumlah wisatawan sebesar 2,514 dengan
signifikansi 0,013. Karena harga signifikansi 0,013 < taraf signifikansi
0,05, maka Ho ditolak. Karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh jumlah wisatawan secara parsial terhadap pendapatan sektor
pariwisata.
b. t hitung untuk variabel arus kendaraan sebesar 0,687 dengan
signifikansi 0,493. Karena harga signifikansi 0,493 > taraf signifikansi
0,05, maka Ho diterima. Karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat pengaruh arus kendaraan secara parsial terhadap pendapatan
sektor pariwisata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
c. t hitung untuk variabel jumlah kamar sebesar 2,778 dengan signifikansi
0,006. Karena harga signifikansi 0,006 < taraf signifikansi 0,05, maka
Ho ditolak. Karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
jumlah kamar secara parsial terhadap pendapatan sektor pariwisata.
3. Uji F
Uji F adalah uji untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh koefisien
variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. F
hitung untuk uji signifikansi korelasi ganda antara variabel jumlah wisatawan,
arus kendaraan dan jumlah kamar terhadap pendapatan sektor pariwisata
sebesar 6,079 dengan signifikansi 0,001. Karena harga signifikansi 0,001 <
taraf signifikansi 0,05, maka Ho ditolak. Karena itu dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh jumlah wisatawan, arus kendaraan dan jumlah kamar
secara simultan terhadap pendapatan sektor pariwisata.
4. Koefisien Determinasi (R2)
Besarnya nilai Adjusted R square (koefisien determinasi) yaitu
sebesar 0,125. Besarnya koefisien determinasi tersebut menunjukkan
besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu sebesar
0,125 x 100% = 12,5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel
jumlah wisatawan, arus kendaraan, dan jumlah kamar secara simultan mampu
memberikan kontribusi terhadap pendapatan sektor pariwisata sebesar 12,5%.
Jadi, kontribusi faktor lain yang mempengaruhi pendapatan sektor pariwisata
sebesar 78,5%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Dari hasil uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 6,079 dengan
signifikansi 0,001. Karena harga signifikansi 0,001 < 0,05, maka Ho ditolak
dan Ha diterima.
F. Perkembangan Pendapatan Sektor Pariwisata
Untuk menghitung perkembangan pendapatan sektor pariwisata,
seperti yang dirumuskan pada hipotesis kedua , maka digunakan analisis
trend.
Yo = a + bX
Dimana:
Yo = Jumlah pendapatan pariwisata
a = Konstanta
b = Besar perubahan variabel Y yang terjadi pada setiap perubahan
satu unit variabel X
X = Tahun
Dari hasil analisis dapat diketahui nilai a sebesar 146463385,927
dengan tingkat probabilitas 0,105 dan nilai b sebesar 34477600,982 dengan
tingkat probabilitas 0,018. Berdasarkan hasil tersebut didapat persamaan:
Y = 146463385,927 + 34477600,982 X
Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa koefisien b memiliki
tanda positif, dengan nilai probabilitas < 0,05 yang berarti bahwa pendapatan
sektor pariwisata memiliki kecenderungan meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
G. Kontribusi Pendapatan Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Untuk mengetahui prosentase kontribusi pendapatan sektor
pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah menggunakan rumus sebagai
berikut:
Kontribusi = Y
x100%
Dimana:
Ypar = Pendapatan Sektor Pariwisata
PAD = Pendapatan Asli Daerah
Tabel 4. 6. Perhitungan Kontribusi Pendapatan Pariwisata terhadap
Pendapatan Asli Daerah
Tahun Y Par PAD Kontribusi
1997 Rp. 297.447.220 Rp. 11.309.527.848 1,322
1998 Rp. 302.831.255 Rp. 12.661.690.380 1,346
1999 Rp. 197.443.375 Rp. 14.294.232.515 0,878
2000 Rp. 198.976.295 Rp. 16.946.367.080 0,884
2001 Rp. 278.281.700 Rp. 19.811.852.542 1,237
2002 Rp. 226.733.952 Rp. 22.497.807.067 1,008
2003 Rp. 235.723.678 Rp. 24.999.337.372 0,943
2004 Rp. 655.678.834 Rp. 29.485.072.925 2,224
2005 Rp. 363.492.739 Rp. 34.302.564.901 1,060
2006 Rp. 527.947.230 Rp. 46.101.961.954 1,145
2007 Rp. 602.062.632 Rp. 56.889.064.224 1,058
Sumber: data diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Dari hasil analisis perhitungan diatas dapat diketahui nilai a sebesar
1,147 dengan nilai probabilitas sebesar 0,002 dan nilai b sebesar 0,007
dengan nilai probabilitas 0,851.
Berdasarkan hasil tersebut didapat persamaan:
Y = 1,147 + 0,007 X
Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa koefisien variabel
pendapatan sektor pariwisata tehadap Pendapatan Asli Daerah bertanda
positif, tetapi dengan nilai probabilitas > 0,05 yang berarti tidak signifikan.
Hal ini berarti bahwa pendapatan asli daerah dari pendapatan sektor
pariwisata peningkatannya tidak signifikan.
H. Interpretasi Hasil Secara Ekonomi
Hasil analisis dan pembahasan diatas dapat diinterpretasikan secara ekonomi
bahwa kontribusi sektor pariwisata terhadap pendapatan asli daerah :
1. Pengaruh Jumlah Wisatawan terhadap Pendapatan Pariwisata
Hasil uji t menunjukkan bahwa taraf signifikansi jumlah wisatawan
sebesar 0,013. Taraf signifikansi ini kurang dari 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh jumlah wisatawan secara parsial
terhadap pendapatan sektor pariwisata. Wisatawan yang berkunjung ke
lokasi wisata akan dikenakan tiket masuk yang pada akhirnya hasil
penjualan tiket ini masuk dalam pendapatan pariwisata.
2. Pengaruh Arus Kendaraan terhadap Pendapatan Pariwisata
Arus kendaraan memiliki taraf signifikansi sebesar 0,493, karena
nilai taraf signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan
pariwisata.
3. Pengaruh Jumlah Kamar terhadap Pendapatan Pariwisata
Jumlah kamar memiliki taraf signifikansi sebesar 0,006, karena nilai
taraf signifikansinya kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh jumlah kamar yang signifikan terhadap pendapatan
pariwisata. Peningkatan jumlah kamar penginapan didasarkan atas
meningkatnya jumlah wisatawan yang menggunakan jasa penginapan
tersebut. Dengan banyaknya wisatawan yang menginap maka pajak dari
sewa kamar tersebut akan menambah pendapatan pariwisata.
4. Perkembangan pendapatan sektor pariwisata
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat dilihat
bahwa koefisien b memiliki nilai lebih besar dari nol, sehingga dapat
disimpulkan bahwa perkembangan pendapatan pariwisata menunjukkan
trend perkembangan yang meningkat. Dari analisis data diatas dapat
disimpulkan bahwa perkembangan pendapatan pariwisata mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Hal tersebut sebagai keberhasilan dari
pemerintah daerah dalam mengelola pariwisata di Kabupaten
Karanganyar. Dimana pemerintah daerah mampu meningkatkan
pelayanan, perbaikan dan peningkatan fasilitas publik dilingkungan obyek
wisata yang membuat daya tarik tersendiri untuk wisatawan. Karena salah
satu faktor pendukung dalam peningkatan pendapatan pariwisata yaitu
dengan meningkatnya jumlah wisatawan. Selain itu meningkatnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
pendapatan pariwisata juga disebabkan diselenggarakannya event-event
khusus yang menarik minat wisatawan, giatnya Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan mempromosikan potensi obyek wisata yang ada di Kabupaten
Karanganyar serta mengikuti pameran-pameran nasional, dan juga
pengelolaan tempat pariwisata yang semakin baik. Keadaan ini
memberikan gambaran bahwa perkembangan pendapatan Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar cukup baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis serta pembahasan yang
telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1) Pengaruh Wisatawan terhadap Pendapatan Pariwisata
Berdasarkan hasil uji t diketahui nilai t hitung untuk variabel
jumlah wisatawan sebesar 2,514 dengan signifikansi 0,013. Karena
harga signifikansi 0,013 < taraf signifikansi 0,05, maka Ho ditolak.
Karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh jumlah
wisatawan secara parsial terhadap pendapatan sektor pariwisata. Hasil
uji t menunjukkan bahwa taraf signifikansi jumlah wisatawan sebesar
0,013. Taraf signifikansi ini kurang dari 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh jumlah wisatawan secara
parsial terhadap pendapatan sektor pariwisata.
2) Pengaruh Arus Kendaraan terhadap Pendapatan Pariwisata
Berdasarkan hasil uji t diketahui nilai t hitung untuk variabel arus
kendaraan t hitung sebesar 0,687 dengan signifikansi 0,493. Karena
harga signifikansi 0,493 > taraf signifikansi 0,05, maka Ho diterima.
Karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh arus
kendaraan secara parsial terhadap pendapatan sektor pariwisata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
3) Pengaruh Jumlah Kamar terhadap Pendapatan Pariwisata
Berdasarkan hasil uji t diketahui nilai t hitung untuk variabel
jumlah kamar sebesar t hitung sebesar 2,778 dengan signifikansi
0,006. Karena harga signifikansi 0,006 < taraf signifikansi 0,05, maka
Ho ditolak. Jumlah kamar memiliki taraf signifikansi sebesar 0,006,
karena nilai taraf signifikansinya kurang dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh jumlah kamar yang signifikan
terhadap pendapatan pariwisata. Peningkatan jumlah kamar
penginapan didasarkan atas meningkatnya jumlah wisatawan yang
menggunakan jasa penginapan tersebut.
4) Perkembangan pendapatan sektor pariwisata
Dari hasil pengujian hipotesis II dapat dilihat bahwa masing-
masing koefisien b memiliki nilai lebih besar dari 0 (nol). Karena
harga b > 0, maka perkembangan hubungan antara Y dan X adalah
naik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perkembangan pendapatan
pariwisata menunjukkan trend perkembangan yang meningkat.
5) Kontribusi Pendapatan Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat dilihat
bahwa nilai koefisien variabel pendapatan sektor pariwisata terhadap
pendapatan asli daerah bertanda positif. Hal ini berarti bahwa
pendapatan asli daerah dari pendapatan sektor pariwisata memiliki
kecenderungan meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
B. Saran
Dari hasil kesimpulan di depan dapat dikemukakan saran-saran
sebagai berikut :
1) Wisatawan baik lokal maupun mancanegara memberikan pengaruh
yang baik bagi pendapatan pariwisata, maka pelayanan bagi mereka
para wisatawan dan calon wisatawan haruslah diperhatikan. Hal yang
dapat dilakukan :
a. Pemerintah melalui dinas pariwisata dalam hal ini dapat
memperbaiki atau menambah kelebihan dan kekhasan objek wisata
yang bertujuan menarik perhatian calon wisatawan untuk datang ke
objek wisata serta membuat wisatawan yang telah berkunjung ingin
kembali lagi pada waktu mendatang.
b. Pemerintah dan dibantu pihak swasta memasarkan keindahan objek
wisata dan kelebihan fasilitas pendukungnya ke masyarakat baik
dalam kabupaten karanganyar maupun luar karanganyar melalui
media elektronik dan media masa.
c. Mempermudah akses menuju objek wisata dan menambah fasilitas
pendukung di dalam objek wisata.
2) Pemerintah daerah dapat menambah perhatiannya pada program-
program pariwisata tiap tahunnya, karena perkembangan pendapatan
yang menunjukkan peningkatan dari bulan ke bulan tiap tahunnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
3) Perlu variabel lain untuk menjelaskan pendapatan pariwisata secara
teliti pada penelitian selanjutnya.