KONSTRUKSI PEMBERITAAN PEMBANTAIAN ETNIS MUSLIM...
-
Upload
trinhhuong -
Category
Documents
-
view
223 -
download
1
Transcript of KONSTRUKSI PEMBERITAAN PEMBANTAIAN ETNIS MUSLIM...
i
KONSTRUKSI PEMBERITAAN PEMBANTAIAN
ETNIS MUSLIM ROHINGYA PADA MEDIA ONLINE
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Roni Kurniawan
NIM. 1112051100047
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018
ii
KONSTRUKSI PEMBERITAAN PEMBANTAIAN
ETNIS MUSLIM ROHINGYA PADA MEDIA ONLINE
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Roni Kurniawan
NIM. 1112051100047
Dibawah Bimbingan
Ade Rina Farida, M.Si
NIP. 197705132007012018
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Roni Kurniawan
NIM : 1112051100047
Jenjang : Sarjana
Program Studi : Jurnalistik
Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Menyatakan bahwa naskah Skripsi berjudul Konstruksi
Pemberitaan Pembantaian Etnis Muslim Rohingya pada
Media Online ini secara keseluruhan adalah hasil
penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang
dirujuk sumbernya.
iv
v
Nama : Roni Kurniawan NIM : 1112051100047
ABSTRAK Konstruksi Pemberitaan Pembantaian Etnis Muslim Rohingya pada Media Online
Etnis Rakhine dan etnis Rohingya yang hidup di Myanmar telah lama terlibat konflik. Etnis Rohingya merupakan etnis muslim dan minoritas, sedangkan etnis Rakhine merupakan etnis Buddha yang merupakan mayoritas. Peran pemerintah kemudian dibutuhkan dalam penanganan konflik yang berkepanjangan ini. Media massa menyoroti konflik ini dengan framing yang berbeda. Penelitian ini menelaah lebih lanjut bagaimana konstruksi pemberitaan pembantaian etnis muslim Rohingya pada media online.
Rumusan masalahnya adalah bagaimana konstruksi pemberitaan tragedi pembantaian etnis muslim Rohingya di Myanmar pada media online Republika.co.id dan Kompas.com.?
Penelitian ini menggunakan Teori Konstruksi Realita Sosial Media Massa, di mana media mengonstruksi fakta peristiwa disesuaikan dengan ideologi, kepentingan, keberpihakkan media dalam memandang sebuah berita. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu penelitian mendalam dengan mengumpulkan dan menganalisis data berupa pemberitaan etnis muslim Rohingya dan dengan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk mendapatkan data yang lebih rinci.
Penelitian ini menggunakan analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Dengan menggunakan paradigma konstruktivisme untuk memperoleh suatu gambaran bagaimana suatu media online khususnya Republika.co.id dan Kompas.com dalam mengkonstruksikan pemberitaan pembantaian etnis muslim Rohingya di Myanmar.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa Republika.co.id dalam pemberitaannya lebih menekankan pada aspek kasus kemanusiaan, kekerasan dan pelanggaran HAM serta pemicu terjadinya pembersihan etnis yang dialami etnis muslim Rohingya. Sedangkan framing Kompas.com dalam pemberitaaannya cenderung mengangkat berita dari pihak pemerintah Myanmar bahwa kekerasan dan kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada etnis muslim Rohingya lebih menekankan aspek ekonomi, politik dan kebijakan pemerintah Myanmar selain itu menganggap berita yang berkembang itu lebih banyak bersumber dari berita-berita hoax.
Kata kunci: Media Online, Etnis Muslim Rohingya, Framing
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahi Rabbil „Alamiin, segala puji dan syukur
kepada Alloh SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-
Nya. Karena ridho-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Konstruksi Pemberitaan Pembantaian
Etnis Muslim Rohingya pada Media Online”, Skripsi ini
merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari sebagai manusia biasa dalam penelitian
ini tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan akibat keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini penulis haturkan Alhamdulillah atas kekuatan Alloh SWT
yang telah mencurahkan anugerah-Nya dan ingin berterima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orangtua saya tercinta yaitu Bapak Drs. Didi
Juhaedi dan Ibu Sariah, serta kedua kakak saya Yanti
Sulistiawati, A.Md dan Dani Faturakhman, ST. Yang
tiada hentinya mendo‟akan, memberikan dukungan moral
dan material, serta selalu memberikan support kepada
penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr.
H. Arief Subhan, M.Ag., Dr. Suparto, M.Ed. Ph.D., selaku
Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dra. Hj. Roudhonah,
M.Ag, selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi
vii
Umum dan Dr. Suhaimi, M.Si., selaku wakil Dekan III
Bidang Kemahasiswaan.
3. Kholis Ridho, M.SI, ketua Konsentrasi Jurnalistik, dan
Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A, sekretaris Konsentrasi
Jurnalistik. Terima kasih telah banyak meluangkan
waktunya untuk membantu dan mengarahkan selama
kuliah.
4. Ade Rina Farida, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah memberikan saran, waktu, bimbingan,
semangat, pengetahuan, dan nasehat-nasehat yang sangat
bermanfaat bagi penulis.
5. Segenap Dosen Fakultas, pimpinan, staff dan karyawan
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk ilmu
dan pengalamannya. .
6. Teguh Firmansyah selaku Redaktur Internasional
Republika.co.id dan Erna Indryanti selaku Sekretaris
Redaksi Republika.co.id. Serta Ervan Hardoko selaku
Editor Internasional Kompas.com. Terima kasih telah
meluangkan waktunya untuk bersedia diwawancara.
7. Untuk Syifa Fauziah sebagai orang terdekat penulis.
Terima kasih-ku yang terspesial untuk kamu, karena
selalu memberikan semangat, dukungan, do‟a, dan
bantuan tiada henti agar penulis bisa menyelesaikan skipsi
ini. Yang selalu ada disaat-saat dan bersedia selalu
mendampingi. Yang selalu jadi semangat penulis.
viii
8. Om Haji Darma Setiawan selaku penasihat rohani.
Ganggas, bang Hassan, kak Ita Terima kasih selalu
mendo‟akan dan menasihati penulis, sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi.
9. Untuk kawan-kawan Sparatis 32-2012 khususnya Fidzia
Rabbani, Viktor, Andrian Virdaus, Agung Aditeya, Indra
Setiawan, dan Indra Surya. Terima kasih ya teman-teman.
Kalian hebat.
10. Untuk teman-teman Jurnalistik Angkatan 2012 yang
tergabung dalam grup wisuda 100, Harry Riandayasa,
Achmad Fauzi, Angga Satria Perkasa, Yusuf Yanuar,
Parama Sumbada, Alief Mumtaz, Farouq Audah, Reza
Amanda, M. Badruzaman, Yasir Arafat. Terima kasih
telah memberikan banyak moment yang menyenangkan
sehingga perkuliahan ini berkesan. Semoga kita sukses
kawan.
Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menambah
pengetahuan khususnya bagi penulis dan pembaca pada
umumnya. Akhir kata dengan segala ketulusan dan kerendahan
diri, penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dan kelemahan
dalam skripsi ini.
Jakarta, Juli 2018
Roni Kurniawan
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................. vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................. 1
B. Batasan Masalah ............................................... 11
C. Perumusan Masalah........................................... 11
D. Tujuan Penelitian............................................... 11
E. Manfaat Penelitian............................................. 12
F. Tinjauan Pustaka ............................................... 12
G. Metodologi Penelitian ....................................... 14
1. Paradigma Penelitian .................................. 14
2. Pendekatan Penelitian ................................ 16
H. Teknik Pengumpulan Data ................................ 16
I. Sistematika Penulisan ........................................ 17
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KONSEPTUAL
A. Konstruksi Realitas Sosial Media Massa .......... 19
B. Berita pada Media Online ................................. 24
C. Konflik dan Krisis Kemanusiaan ...................... 25
D. Peran Media dalam Pemberitaan Konflik ......... 27
E. Analisis Framing .......................................... 29
1. Pengertian Framing .................................... 29
x
2. Proses Framing ........................................ 31
3. Efek Framing .......................................... 32
4. Framing Zhongdang Pan dan
Gerald M Kosicki ....................................... 34
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Profil Republika Online .................................... 45
B. Profil Kompas.com ........................................ 54
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISA DATA
A. Analisis Hasil Temuan Teks Berita
Republika.co.id ........................................ 60
B. Analisis Hasil Temuan Teks Berita Kompas.com 91
C. Interpretasi ................................................... 122
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................. 130
B. Saran .......................................................... 131
DAFTAR PUSTAKA ......................................................... 132
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1 Kerangka Framing Pan dan Kosicki .............. 42
xii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 3.1 Logo Republika Online ............................... 53
2. Gambar 3.2 Logo Kompas.com ....................................... 58
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media massa merupakan bagian dari teknologi yang
membuat infrastuktur komunikasi modern secara luas
memfasilitasi agar informasi sampai kepada masyarakat yang ada
di kota maupun yang ada di pelosok desa. Media massa memiliki
fungsi berupa informasi, pendidikan, hiburan dan media juga
berfungsi sebagai mediasi.
Media massa merupakan sebuah kekuatan raksasa yang
sangat diperhitungkan dalam berbagai analisis tentang kehidupan
sosial, ekonomi dan politik, media massa sering ditempatkan
sebagai salah satu variabel determinan. Bahkan media massa
dalam posisinya sebagai suatu institusi informasi dapat pula
dipandang sebagai faktor yang menentukan dalam proses-proses
perubahan sosial budaya dan politik. 1
Media massa merupakan saluran, sarana atau alat yang
digunakan dalam proses komunikasi massa, yakni komunikasi
yang diarahkan kepada orang banyak (channel of communicaion).
Media massa memiliki karakteristik yaitu disebarluaskan kepada
khalayak (publisitas), pesan atau isinya bersifat umum
(universilitas) tetap atau berkala (periodisitas), berkesinambungan
(kontinuitas) dan berisi hal-hal baru (aktualitas). Terdapat lima
1 Drs. Alex Sobur, M.Si, Analisis Teks Media (Bandung Penerbit:
PT Remaja Rosdakarya, 2012) h. 31
2
media massa yang dianggap sebagai The Big Five of Mass Media
(surat kabar, majalah, radio, televisi dan film).2
Terdapat beragam jenis media komunikasi massa yang
saat ini digunakan oleh manusia untuk mencari berbagai
informasi. Media komunikasi massa yang saat ini digunakan oleh
masyarakat antara lain media cetak, media elektronik. dan media
online. Media massa cetak adalah media yang penyampaian
pesannya berbentuk tulisan dan dicetak berupa lembaran seperti
koran, majalah, tabloid dan lain-lain. Media massa elektronik
adalah sebuah media yang dalam penyampaian informasinya
disajikan dalam bentuk audio ataupun visual seperti radio dan
televisi. Kemudian hadir media online sebagai perkembangan
media komunikasi massa.
Berita harus memenuhi beberapa unsur yang nantinya akan
membuat suatu berita tersebut layak untuk dipublis. Berita harus
cepat dan cermat, dalam bahasa jurnalistiknya harus akurat selain
akurat berita harus berimbang tidak boleh memihak. Berita harus
objektif, Karena berita memiliki power untuk menciptakan opini
publik, jadi sesuatu yang ditulis oleh media harus memenuhi
unsur-unsur diatas agar tidak ada pihak yang dirugikan.3
Media online ini persepektif kajiannya terletak pada
kapasitas komunikasinya. Misalnya audience yang diraih oleh
media online memiliki kemampuan untuk memberi respon
komentar secara langsung yang ditulis kedalam kolom comment.
2 Asep Syamsul M. Romli, Kamus Jurnalistik (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media), Cet. Ke-1 h. 85. 3 Kusumaningrat, Jurnalistik, Teori, dan Praktek (Bandung :
Rosdakarya, 2006), h. 47
3
Audience online dalam proses komunikasi merupakan full
participant.
Seiring berkembangnya zaman, selara para konsumen pun
berubah ditengah maraknya pertumbuhan media online.
Perkembangan teknologi memiliki banyak implikasi pada seluruh
manusia. Perkembangan teknologi yang begitu pesat ikut
mempengaruhi proses eksistensi media. Hal tersebut juga terjadi
karena pola perkembangan manusia modern yang cenderung
serba instan. Media massa sedikit banyak akan mengalami
progresan atau resolusi ke arah yang lebih canggih. Mulai dari
buku, majalah, surat kabar, atau media cetak lainnya tidak
memakai kertas lagi karena kita bisa membacanya secara online.
Perkembangan media online sejalur dengan makin merambahnya
internet di setiap pelosok Indonesia, serta merebaknya handphone
yang bisa dengan mudah mengakses internet.
Media online mengubah para pelaku bisnis media yang
sebelumnya berpikiran bahwa media cetak sudah ideal dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat. Televisi dan radio, dianggap
tidak akan mampu menandingi pencapaian media cetak dari sisi
kedalaman dan kebebasan mengulas sesuatu. Sekalipun televisi
dan radio memiliki kelebihan sendiri. Tapi tetap tidak memiliki
apa yang telah dicapai cetak. Pada perkembangannya ketiga jenis
media ini dianggap sebagai media tradisional karena muncul yang
namanya new media. Generasi ini datang ke Indonesia seperti
ingin mengganti media tradisional Indonesia. Dengan
argumentasi peningkatan pelayanan dan kepuasan terhadap
4
pembaca, pemodal media cetak maupun televisi ikut merambah
dunia online.
Para pebisnis media ini tidak ingin ditinggal pembacanya
yang telah menikmati kemudahan akses dengan new media ini.
Namun pada dasarnya, tidak serta merta media tradisional yang
masuk ke dunia online ini dapat menerapkan apa yang ada di
media konvensionalnya ke dalam new media, karena karakteristik
yang terdapat di kedua media tersebut sedikit terdapat perbedaan.
Isu-isu yang banyak diangkat dalam media online masih sama
dengan isu yang diangkat oleh media konvensional, namun
sifatnya yang real time, membuat media online lebih update
dengan perkembangan isu yang sedang hangat dibicarakan. Dan
bahkan sekarang banyak fenomena bahwa media konvensional
saat ini akan mengekor pada isu yang telah diangkat oleh media
online. Jadi dalam hal ini, media online memiliki nilai plus
tersendiri.4
Dalam pandangan kaum konstruksionis, berita yang kita
baca pada dasarnya adalah hasil dari konstruksi kerja jurnalistik,
bukan kaedah baku jurnalistik. Semua proses konstruksi (mulai
dari memilih fakta, sumber, pemakaian kata, gambar, sampai
penyuntingan) memberi andil bagaimana realitas tersebut hadir
dihadapan khalayak.5 Berkaitan dengan proses menjadi berita,
tentunya akan terdapat upaya-upaya untuk membuat, dan
memproses sampai dengan disajikan khlayak. Proses untuk
4 Nurudin, Komunikasi massa, (Malang: CESPUR 2004), h. 23
5 Eriyanto, Analisis Framing : Konstruksi, Idiologi dan politik
media, (Yogyakarta:Lkis, 2002), h.102.
5
sampai pada khalayak, maka ada proses yang disebut “framing”.
Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana
perspektif atau cara pandang yang digunakan wartawan untuk
menyeleksi isu dan menulis berita.6
Dari sekian banyak topik pemberitaan yang bisa
diberitakan di media online adalah salah satu pemberitaan yang
sedang hangat dibicarakan, yaitu berita mengenai kekerasan pada
kaum Etnis Rohingya. Berita tentang tragedi pembantaian etnis
muslim Rohingya di Myanmar pada bulan September 2017
sedang gencar-gencarnya diberitakan oleh berbagai media massa
baik media cetak, televisi ataupun media online. Konflik
masyarakat minoritas muslim Rohingya dengan pemerintah
Myanmar kembali memanas, rumah-rumah dibakar habis, tua
muda, anak-anak dan bayi-bayi tanpa pandang bulu banyak yang
dibunuh dengan sadis, kejadian ini sangat memilukan menggores
hati sanubari setiap orang yang masih memiliki rasa
kemanusiaan7.
Banyaknya etnis yang terdapat di Myanmar telah
menimbulkan konflik antara etnis mayoritas dan minoritas di
dalam negaranya. Etnis Rakhine dan etnis Rohingya yang hidup
di satu wilayah telah lama terlibat konflik yang mana etnis
Rohingya merupakan etnis muslim dan minoritas, sedangkan
6 Nugroho Bimo, Eriyanto dan Frans Surdiasis, Politik Media
Mengemas Berita, (Yogyakarta; Institut Study Arus Informasi, 1999),
h. 20. 7 https://beritagar.id/artikel/berita/catatan-catatan-penting-krisis-
rohingya diakses tanggal 30 September 2017 pukul 02:30 WIB
6
etnis Rakhine merupakan etnis Buddha yang merupakan
mayoritas. Peran pemerintah kemudian dibutuhkan dalam
penanganan konflik yang semakin memperpanjang krisis
kemanusiaan yang terjadi di Myanmar. Namun, pada
kenyataannya Rohingya tidak mendapat perhatian dari
pemerintah Myanmar malah mendapat perlakuan diskriminasi
dan menambah penderitaan etnis Rohingya.
Menurut bbc.com latar belakang terjadinya konfilk kaum
etnis Muslim Rohingya ialah sejak lebih dari sepekan lalu,
kekerasan terbaru meletus di negara bagian Rakhine, Myanmar,
yang banyak dihuni Muslim Rohingya. Gelombang kekerasan
baru ini menandai eskalasi dramatis sejak Oktober 2016 lalu
ketika milisi Rohingya melakukan serangan dengan skala yang
lebih kecil.
Para pengungsi menuduh aparat keamanan Myanmar dan
kelompok militan radikal Buddha membakar desa-desa mereka.
Pemerintah Myanmar berdalih, pasukan keamanan mereka
sekadar mengambil langkah balasan terhadap serangan bulan lalu
terhadap lebih dari 20 pos polisi oleh milisi Rohingya. Bentrokan
susulan sesudah itu membuat banyak warga sipil baik Islam
maupun Buddha, lari menyelamatkan diri dari desa-desa mereka.
Setelah serangan milisi pada bulan Oktober 2016, militer
melakukan operasi pembalasan yang keras, dan banyak warga
Rohingya menuduh bahwa dalam operasi itu pasukan keamanan
melakukan pemerkosaan, pembunuhan, pembakaran desa dan
penyiksaan.
7
PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) sudah menyebut
serangan balasan dari militer terhadap etnis Rohingya pada
Oktober lalu sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Militer
Myanmar mengatakan mereka sebisa mungkin akan menahan diri
tapi juga menegaskan 'punya hak untuk membela diri dari
serangan-serangan teroris. PBB mendefinisikan Rohingya sebagai
minoritas agama dan bahasa dari Myanmar barat dan bahwa
Rohingya adalah salah satu dari minoritas yang paling
dipersekusi atau paling mendapat perlakuan buruk di dunia.
Namun asal kata Rohingya, dan bagaimana mereka
muncul di Myanmar, menjadi isu kontroversial. Sebagian
sejarawan mengatakan kelompok ini sudah berasal dari ratusan
tahun lalu dan lainnya mengatakan mereka baru muncul sebagai
kekuatan identitas dalam seabad terakhir.
Pemerintah Myanmar berkeras bahwa mereka adalah
pendatang baru dari subkontinen India, sehingga konstitusi
negara itu tidak memasukkan mereka dalam kelompok
masyarakat adat yang berhak mendapat kewarganegaraan.
Mereka tinggal di salah satu negara bagian termiskin di
Myanmar, dan gerakan dan akses mereka terhadap pekerjaan
sangat dibatasi.
Secara historis, mayoritas penduduk Rakhine membenci
kehadiran Rohingya yang mereka pandang sebagai pemeluk
Islam dari negara lain dan ada kebencian meluas terhadap
Rohingya di Myanmar. Di sisi lain, penduduk Rohingya merasa
bahwa mereka adalah bagian dari Myanmar dan mengklaim
mengalami persekusi oleh negara. Negara tetangga Bangladesh
8
sudah menerima ratusan ribu pengungsi dari Myanmar dan tak
mampu lagi menampung mereka.
Banyak warga Rohingya yang tinggal di kamp
penampungan sementara setelah dipaksa keluar dari desa mereka
oleh gelombang kekerasan komunal yang menyapu Rakhine pada
tahun 2012.8
Penilitian ini akan membongkar framing dalam
pemberitaan pembantaian etnis Rohignya di media online
nasional. Penelitian ini menggunakan media Republika.co.id dan
Kompas.com yang membahas terkait pemberitaan pembantaian
etnis Rohingya. Sebagai media yang mensegmentasikan
pembacanya untuk masyarakat nasional baik islam maupun non
islam, bagaimana media tersebut memandang isu pemberitaan
pembantaian pada etnis Rohingya? Mengingat setiap media
memiliki warna yang berbeda baik dalam penyajian beritanya
maupun ideologinya. Pemilihan media online Republika.co.id dan
Kompas.com tentunya didasari dengan alasan dari penulis. Dilihat
dari sumbu konflik yang terjadi pada etnis Rohingya di Myanmar
terindikasi adanya isu konflik yang dilatar belakangi isu konflik
religius antara penganut agama yang berbeda, yakni umat Buddha
dan Muslim.
Secara teoritis, ada tiga posisi media dalam memberitakan
konflik. Pertama, media sebagai issue intensifier, yaitu ketika
media mengambil posisi saat memunculkan isu atau konflik dan
mempertajamnya. Isu yang diangkat media akan memunculkan
8 http://www.bbc.com/indonesia/dunia-41149698 diakses tanggal
7 September 2017 pukul 03:20 WIB.
9
dan menampakkan dimensi isu secara tajam. Dengan posisi
sebagai intensifier, media mengangkat realitas yang menjadi isu
sehingga seluruh dimensi isu menjadi transparan. Kedua, media
sebagai conflict diminisher, yaitu media menenggelamkan suatu
isu atau konflik. Secara sengaja media meniadakan isu tersebut,
terutama bila menyangkut kepentingan media bersangkutan, baik
berupa kepentingan ideologis maupun pragmatis. Ketiga, media
juga bisa berfungsi jadi pengarah conflict resolution, yakni media
menjadi mediator dengan menampilkan isu dari berbagai
perspektif serta mengarahkan pihak yang bertikai pada
penyelesaian konflik.9
Republika.co.id dan Kompas.com ialah media sebagai
conflict diminisher serta conflict resolution karena media tersebut
menampilkan isu berita sesuai dengan kebijakan redaksi masing-
masing dan mereka menampilkan berbagai pandangan
narasumber dan berorientasi pada penyelesaian konflik yang
terjadi pada masyarakan Rohingya. Masalah pemberitaan tragedi
pembantaian muslim Rohingya di Myanmar oleh berbagai media
di Indonesia pun layak diteliti, karena masalah muslim Rohingya
ini merupakan masalah yang berskala internasional yang
menggegerkan masyarakat dunia. Terbukti dari berbagai negara
di dunia turut peduli dalam menangani kasus etnis muslim
Rohingya. Disamping itu pertimbangan lain apa yang terjadi di
Myanmar merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan
9http://www.fauzanalrasyid.com/2011/05/peran-media-dalam-
memberitakan-konflik.html diakses pada tanggal 30 September 2018
10:09.
10
menerabas batas-batas SARA yang merupakan isu yang sangat
sensitif diseluruh dunia ini.
Adapun alasan peneliti memilih media online
Republika.co.id ialah salah satu media online Islam di Indonesia.
Sebagai media Islam, secara update menginformasikan berita
mengenai perkembangan isu internasional khususnya konflik
yang terjadi pada etnis islam Rohingya di Myanmar. Mengingat
Indonesia sebagai negara dengan mayoritas Muslim terbesar,
menjadi penting dalam mengawal isu tersebut. Selain itu,
Republika juga dikenal dengan media beridiologi islam.
Sedangkan alasan peneliti memilih media online
Kompas.com ialah Sebagai media online yang mewarisi
jurnalisme presisi dan jurnalisme makna yang diusung Jakob
Oetama, Kompas.com mengedepankan akurasi dan independensi
dalam setiap artikelnya. Kompas.com tak terkait dengan partai
politik, non-partisan, menghargai perbedaan dan keragaman, dan
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.10
Pemberitaan mengenai
kaum etnis Rohingya menarik perhatian peneliti karena
pemberitaan ini menyangkut dengan isu konflik religius atau
agama. Dan peneliti ingin mengetahui motif atau ideologi serta
sikap keberpihakan Kompas.com dalam pemberitaan konflik
etnis islam Rohingya di negara Indonesia yang mayoritas
penduduknya beragama islam.
Berdasarkan hal-hal diatas, peneliti merasa tertarik untuk
mengangkat pemberitaan pembantaian etnis Rohignya, dengan
10
https://inside.kompas.com diakses pada tanggal 30 September
2017 pukul 18.32 WIB
11
harapan memberikan pengetahuan terhadap pembaca akan
keragaman dimensi pemberitaan yang ada di media massa dalam
menkonstuksi sebuah berita melalui framing. Terhadap penelitian
ini, peneliti mengambil judul “Konstruksi Pemberitaan
Pembantaian Etnis Muslim Rohingya pada Media Online”.
B. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah hanya fokus kepada pemberitaan
media online Republika.co.id dan Kompas.com periode
September 2017, tentang kasus pemberitaan pembantaian etnis
muslim Rohingya di Miyanmar.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana Konstruksi Pemberitaan Pembantaian Etnis Muslim
Rohingya pada Media Online?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Mengetahui konstruksi pemberitaan pembantaian etnis
muslim Rohingya di Myanmar pada media online Republika.co.id
dan Kompas.com.
12
E. Manfaat Penelitian
a) Manfaat Akademis
Agar dapat dijadikan sebagai rujukan bagi penelitian-
penelitian selanjutnya dalam bidang ilmu komunikasi khususnya
jurusan jurnalistik tentang analisis framing berita media massa
selanjutnya dalam menganalisis suatu berita dalam media massa
dengan menggunakan framing.
b) Manfaat Praktis
Memberi kontribusi kepada para praktisi media massa
dalam menganalisis berita dengan menggunakan analisis framing
dan juga dapat memberi gambaran untuk penelitian selanjutnya
dalam menganalisis suatu berita dalam media massa dengan
menggunakan framing.
F. Tinjauan Pustaka
Untuk memudahkan penulis dalam menulis hasil penelitian,
penulis melakukan tinjauan terhadap hasil tulisan-tulisan yang
ada di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
ditemukan skripsi dengan menggunakan analisis yang sama, yaitu
analisis framing model Zhongdang Pan dan Kosicki, diantaranya:
1. Skripsi Muhamad Rifat Syauqi mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan judul Analisis Framing
Pemberitaan tentang Setahun Pemerintahan SBY Budiono
di harian media indonesia tahun 2011. Dengan
menggunakan analisis framing model Zhongdang dan
Kosicki, terdapat kesamaan dengan penelitian terdahulu
yakni dari pengambilan model analisisnya. Selain itu ada
13
perbedaannya dengan penelitian terdahulu dilakukan pada
surat kabar harian Media Indonesia dan mengangkat
berita tentang pemberitaan setahun pemerintahan SBY
sedangkan penelitian saat ini mengangkat berita tentang
pembantaian etnis Muslim Rohingya di Myanmar. Dan
penelitian yang sekarang dilakukan pada Republika.co.id
dan Kompas.com.11
2. Skripsi Yusuf Nurdian mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan judul Analisis Framing
Pemberitaan Pelecehan Seksual Di Taman Kanak-Kanak
Jakarta International School (JIS) Pada Surat Kabar
Media Indonesia tahun 2014. Dengan menggunakan
analisis framing model Zhongdang dan Kosicki, terdapat
kesamaan dengan penelitian terdahulu yakni dari
pengambilan model analisisnya. Selain itu ada
perbedaannya dengan penelitian terdahulu dilakukan pada
surat kabar harian Media Indonesia. Sedangkan penelitian
yang sekarang dilakukan pada media online
Republika.co.id dan Kompas.com. Dan penelitian
terdahulu juga mengangkat berita tentang pelecehan
seksual sedangkan penelitian saat ini membahas
pembantaian etnis Muslim Rohingya di Myanmar.12
11
Muhammad Rifat Syauqi, Analisis Framing Pemberitaan
tentang Setahun Pemerintahan SBY Budiono di harian media indonesia
tahun 2011 (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011) 12
Yusuf Nurdian, Analisis Framing Pemberitaan Pelecehan
Seksual Di Taman Kanak-Kanak Jakarta International School (JIS)
Pada Surat Kabar Media Indonesia (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah,
2014)
14
3. Skripsi Reza Fadilah, mahasiwa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dengan judul Konstruksi Berita Kekerasan Densus
88 Kepada Terduga Teroris di Poso (Analisi Framing
pada Harian Republika) tahun 2013. Dengan
menggunakan analisis framing model Zhongdang dan
Kosicki, terdapat kesamaan dengan penelitian terdahulu
yakni dari pengambilan model analisisnya. Selain itu ada
perbedaannya dengan penelitian terdahulu dilakukan pada
surat kabar harian Rpublika. Sedangkan penelitian yang
sekarang dilakukan pada media online Republika.co.id
dan Kompas.com. Dan penelitian terdahulu juga
mengangkat berita tentang kekerasan densus 88
sedangkan penelitian saat ini membahas pembantaian
etnis Muslim Rohingya di Myanmar.13
G. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Paradigma yang digunakan oleh penulis dalam usaha
memahami pembingkaian pada media online Republika.co.id dan
Kompas.com terkait pemberitaan pembantaian etnis Rohingya
ialah paradigma konstruktivisme. Paradigma konstruktivisme
memandang bahwa realitas bukanlah suatu hal yang natural,
13
Reza Fadillah, Konstruksi Berita Kekerasan Densus 88
Kepada Terduga Teroris di Poso (Analisi Framing pada Harian
Republika (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2013)
15
melainkan hasil dari sebuah konstruksi.14
Dengan paradigma ini
penulis akan melihat dan mengetahui bagaimana media
mengkonstruksi realitas. Titik perhatian dalam paradigma ini
tidak terletak pada bagaiman seseorang mengirimkan pesan,
melainkan bagaimana masing-masing pihak terlibat proses
komunikasi dalam memproduksi dan mempertukarkan makna.
Penulisan dengan paradigma konstruktivis memiliki beberapa
karakteristik, diantaranya; memiliki tujuan untuk menentukan
realitas yang terjadi sebagai hasil interaksi antara penulis dengan
objek penilitian, penulis melibatkan dirinya dengan realitas yang
diteliti, makna yang dihasilkan dari suatu teks merupakan hasil
negosiasi antara teks dengan penulis, hasil penulisan merupakan
interaksi antara penulis dan objek penulisan, subjektivitas penulis
menjadi dasar dari proses analisis, kualitas dilihat dari sejauh
mana penulis mamapu menyerap dan mengerti bagaimana
individu mengkonstruksi realitas.15
Dalam hal ini, alasan peneliti menggunakan paradigma
konstruktivisme yaitu dengan maksud untuk memperoleh suatu
gambaran bagaimana suatu media online khususnya
Republika.co.id dan Kompas.com dalam mengkonstruksikan
pemberitaan tragedi pembantaian etnis muslim Rohingya di
Myanmar pada media online Republika.co.id dan Kompas.com
periode September 2017.
14
Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi dan Poltik
Media, (Yogyakarta: PT LKiS Printing Cemerlang, 2012), cet. Ke-VII,
h.43. 15
Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi dan Poltik
Media, h. 51-74.
16
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip
umum yang mendasari perwujudan sebuah makna dari gejala-
gejala sosial di dalam masyarakat. Objekan analisis dalam
pendekatan kualitatif adalah makna dari gejala-gejala sosial dan
budaya dengan menggunakan kebudayaan dari masyarakat
bersangkutan untuk memperoleh gambaran mengenai
kategorisasi tertentu.16
Menurut Crasswell, beberapa asumsi dalam pendekatan
kualitatif yaitu Pertama, peneliti kualitatif lebih memperhatikan
proses dari pada hasil. Kedua, peneliti kualitatif lebih
memperhatikan interpretasi. Ketiga, peneliti kualitatif merupakan
alat utama dalam pengumpulan data dan analisis data serta
peneliti kualitatif harus terjun langsung kelapangan, melakukan
observasi di lapangan. Keempat, peneliti kualiatif
menggambarkan bahwa peneliti terlibat dalam proses interpretasi
data, dan pencapaian pemahaman melalui kata atau gambar.17
H. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
16
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (Jakarta: Kencana
Pranada Media Group, 2006), h. 302. 17
Agus Salim, Teori dan Paradigma Sosial dari Denzin Guba
dan Penerapannya, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 2001), cet.
Ke-1, h. 201
17
yang mengajukan pertanyaan dan narasumber yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu. Dalam penelitian ini peneliti
mengadakan tanya jawab kepada redaksi media online
Republika.co.id dan Kompas.com.
2. Studi Dokumen
Selain melakukan observasi teks berita dan wawancara,
penulis juga akan menghimpun data-data literatur dan kepustkaan
yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan diteliti
seperti skripsi, jurnal, buku, dan internet.
I. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Pada bab ini dijabarkan mengenai latar belakang masalah
yang diambil oleh penulis, batasan serta rumusan masalah, tujuan
serta manfaat penulisan, metodologi penulisan, tinjauan pustaka
dan bagian akhir dari bab ini ialah sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini memuat penjelasan Konstruksi Realitas Sosial
Media Massa, Berita pada Media Online, Peran Media dalam
Pemberitaan Online, Analisis Framing model Zhongdang Pan
dan Gerald M Kosicki.
Bab III : Gambaran Umum
Pada bab ini pembahasan terkait gambaran umum dari
kedua media online, yakni gambaran keseluruan mengenai
Republika.co.id dan Kompas.com.
18
Bab IV : Hasil Temuan dan Analisis Data
Hasil Penelitian. Bab ini menguraikan data yang telah
dianalisis serta pembahasan hasil penelitian dengan
menggunakan metode Framing model Zhongdang Pan dan
Gerald M Kosicki.
Bab V : Penutup
Adapun dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran dari
peneliti mengenai hal-hal yang dibahas dalam penelitian ini
19
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN KONSEPTUAL
A. Konstruksi Realita Sosial Media Massa
Bicara soal konstruksi realitas, istilah konstruksi sosial atau
realitas mulai mengemuka sejak dipernalkan pertama kali oleh
Peter L. Berger dan Thomas Luckmann melalui buku The Social
Construction of Reality, a Treatise in the Sociological of
Knowledge (1996). Dua sosiolog tersebut menggambarkan proses
sosial melalui tindakan dan interaksinya, yakni individu
membentuk secara terus menerus suatu realitas yang dimiliki dan
dialami bersama secara subjektif. Asal mula konstruksi sosial dari
filsafat konstruktivisme, yang dimulai dari gagasan-gagasan
konstruktif kognitif. Menurut von Glasersfeld, pengertian
konstruktif kognitif muncul pada abad ini. Dalam tulisan Mark
Baldwin yang secara luas diperdalam dan disebarkan oleh Jean
Piaget. Namun apabila ditelusuri, sebenarnya gagasan-gagasan
pokok konstruktivisme sebenarnya telah dimulai oleh
Giambatissa Vico, seorang epistimolog dari Italia. Menurut
Giambatissa Vico, pada akhirnya ia menjadi cikal bakal
konstruktivisme.
Istilah konstruksi sosial atas realitas (social construction of
reality) didefinisikan sebagai proses sosial melalui tindakan dan
interaksi dimana individu menciptakan secara terus-menerus
suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif.
Dalam proses sosial, individu manusia dipandang sebagai
20
pencipta realitas sosial yang relatif bebas di dalam dunianya
sebagai makhluk sosial.
Realitas sosial itu ada dilihat dari subjektivitas ada itu
sendiri dan dunia objektif disekeliling realitas sosial itu. Individu
tidak hanya dipadang sebagai sekadar entitas, namun juga dilihat
dari mana entitas itu berada, bagaimana ia menerima dan
mengaktualisasikan dirinya, serta bagaimana pula lingkungan
menerimanya.18
Selain itu, sejumlah pakar sosiologi berpendapat, konstruksi
sosial atas realitas hampir tidak bisa dipisahkan dengan barisan
teori-teori komunikasi massa. Dalam perkembangannya, ilmu
komunikasi massa sebagai bagian dari ilmu komunikasi telah
mengalami kemajuan yang sedemikian pesat hingga saat ini.
Gagasan awal Aristoteles, yaitu (a) komunikator, (b) pesan, dan
(c) penerima, telah diperpanjang pula oleh gagasan Harold
Dwight Lasswell menjadi: (1) who, (b) say what, (c) in with what
channel, (d) to whom, (e) whith, effect.19
Burhan Bungin dalam bukunya mengutip Berger dan
Luckman mengenai realitas sosial, setidaknya ada tiga macam
realitas, yaitu:20
18
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana,
2006), h. 191-193. 19
Ende, Andi Alimuddin, Televisi & Masyarakat Pluralistik,
(Jakarta: Prenada Media Grup, 2014) h. 1. 20
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, h 5.
21
1. Realitas subjektif
Realitas ini terbentuk sebagai proses penyerangan realitas
objektif dan simbolik ke dalam individu melalui proses
internalisasi. Realitas subjektif yang dimiliki masing-masing
individu merupakan basis untuk melibatkan diri dalam proses
eksternalisasi. Melalui proses eksternalisasi itulah individu secara
kolektif berpotensi melakukan objektifikasi, memunculkan
sebuah konstruksi realitas yang baru.
2. Realitas objektif
merupakan suatu kompleksitas definisi realitas serta rutinitas
tindakan dan tingkah laku yang telah mapan terpola, yang
kesemuanya dihayati oleh individu secara umum sebagai fakta.
3. Realitas simbolik
Realitas yang mengekspresikan realitas objektif secara simbolik
dalam berbagai bentuk. dihayati sebagai “objective reality”
misalnya teks produk industri media, seperti berita di media cetak
atau elektronika, begitu pun yang ada di film. Pada konteks media
massa, realitas yang disajikan kepada publik melalui produk
jurnalistik sudah melewati berbagai proses, salah satunya adalah
konstruksi. Tiap media massa tentu punya sudut pandang sendiri
terhadap suatu isu, maka tak heran jika dalam satu isu terdapat
pemberitaan yang berbeda sudut pandang. Hal tersebut
dikarenakan media massa pada hakikatnya adalah sebagai agen
konstruksi realitas.
22
Dalam penjelasan ontologi paradigma konstruktivis, realitas
merupakan konstruksi sosial yang diciptakan individu. Namun
demikian kebenaran suatu realitas sosial bersifat nisbi (relatif),
yang berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh
perilaku sosial.21
Pada kenyataannya, realitas sosial tidak berdiri sendiri
tanpa kehadiran individu baik di dalam maupun di luar realitas
tersebut. Realitas sosial itu memiliki makna, manakala realitas
sosial dikonstruksi dan dimaknakan secara subjektif oleh individu
lain sehingga memantapkan realitas itu secara objektif. Individu
mengkonstruksi realitas sosial dan merekonstruksikannya dalam
dunia realitas itu berdasarkan subjektifitas individu lain dalam
institusi sosialnya.22
Konsep awal mengenai teori ini dikemukakan oleh Alfred
Schultz melalui konsep fenomenologi, yang kemudian
dikembangkan oleh Peter Berger dan Thomas Luckman. Dengan
dukungan dari aliran interaksi simbolis dan fenomenologi
Schultz. Berger berpendapat bahwa konstruksi realitas secara
sosial memusatkan perhatiannya pada proses ketika individu
menanggapi kejadian di sekitarnya berdasarkan pengalaman
mereka.23
Dalam bukunya, Berger dan Luckman berkata:
“Pengertian dan pemahaman kita terhadap sesuatu muncul akibat
21
Hidayat, dalam Bungin. Konstruksi Sosial Media Massa.
Jakarta: Predana Media Grup, 2011. h. 11. 22
Burhan Bungin. Konstruksi Sosial Media Massa. h. 12-13. 23
Engkus Kuswarno, M.S, Etnografi Komunikasi: Suatu
Pengantar dan Contoh Penelitiannya, (Jakarta, Widya Padjajaran,
2008), h. 22-23.
23
komunikasi dengan orang lain. Realitas sosial sesungguhnya
tidak lebih dari hasil konstruksi sosial dalam komunikasi
tertentu.”24
Seringkali sebuah peristiwa dalam media massa yang kita
akses berbeda dengan peristiwa yang terjadi di lapangan. Media
mengonstruksi fakta peristiwa disesuaikan dengan ideologi,
kepentingan, keberpihakkan media dalam memandang sebuah
berita. Isi media merupakan hasil konstruksi realitas dengan
bahasa sebagai dasarnya, sedangkan bahasa bukan saja alat
mempresentasikan realitas, tetapi juga menentukan relief seperti
apa yang hendak diciptakan bahasa tersebut tentang realitas.
Sehingga media massa memiliki peluang yang sangat besar untuk
mempengaruhi makna dan gambaran yang dihasilkan dari realitas
yang dikonstruksinya.
Pada proses panjang perjalanan teori-teori ilmu komunikasi
massa selanjutnya, pada akhirnya sejumlah sosiolog mulai
memformulakan sebuah model teori yang disebut dengan teori
konstruksi sosial yang sering terjadi dalam media massa,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Peter L. Berger dan
Thomas Luckmann.25
24
Peter L.Berger and Thomas Luckman, The Social Construction
of Reality, A Treatise in The Sosiological of Knowledge (Terj) Hasan
Bakri (Jakarta: LP3ES, 1990), h. 75. 25
Morrisan. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta:
Prenada Media, 2014. h. 34.
24
B. Berita pada Media Online
Media online adalah tipe jurnalisme baru karena memiliki
sejumlah fitur dan karakteristikyang berbeda dari jurnalisme
tradisional. Fitur-fitur uniknya mengemuka dalam teknologinya.26
Penulisan dan penayangan berita online hampir sama dengan
penulisan dalam media cetak, khususnya surat kabar. Namun,
perbedaanya dalam pola pemuatanya, dimana medianya adalah di
internet. Umumnya, ketika berita online dibuka, awalnya hanya
muncul judul dan lead atau intro berita. Bila ingin mengetahui
lebih jauh, pembaca atau pemirsa internet harus membuka
halaman atau link tersebut.27
Pada media online tentu mempunyai kelebihan dan
kekurangannya tersendiri dalam menyanmpaikan informasi
dibanding media cetak dan media elektronik. Berikut ini adalah
kelebihan dan kekurangan media online.
a) Kelebihan Media Online
Media online memliki kelebihan tersendiri, informasinya
lebih “personal”, yang dapat diakses siapa saja, kapan saja,
dan dimana saja. Tentu dengan syarat ada sarananya, berupa
perangkat komputer dan jaringan internetnya. Kelebihan lain,
informasi yang disebarkan dapat diupdate setiap saat, bila
perlu setiap detik. Lebih dari itu, media online juga
dilengkapi fasilitas pencarian berita dan pengarsipan berita
26
Santana Septiawan, 2005, Jurnalisme Kontemporer, h, 137. 27
Mondry, 2008, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik , h,
146.
25
yang dapat diakses dengan mudah.28
Keunggulan yang paling
utama dari media online ialah kecepatan dan keaktualan berita
yang disajikan. Hal ini tidak bisa dilakukan oleh media cetak
dan media elektronik.
b) Kelemahan Media Online
Kelemahan media online terletak pada peralatan dan
kemampuan penggunanya. Media online harus menggunakan
perangkat komputer dan jaringan internet yang hingga saat ini
biayanya cukup mahal di negeri kita ini. saat ini, belum
seluruhnya wilayah di Indonesia memiliki jaringan internet,
disamping diperlukan keahlian tertentu guna
memanfaatkanya, dan mungkin juga belum banyak orang
yang dapat menguasainya.29
Peralatan untuk mengakses
media online yang saat ini menjadi kendala dan juga signal
yang buruk dapat membuat kelemahan pada media online
C. Konflik Dan Krisis Kemanusiaan
Konflik merupakan bentuk pertentangan alamiah yang
dihasilkan oleh individu atau kelompok, karena mereka terlibat
memiliki perbedaan sikap, kepercayaan, nilai atau kebutuhan.
Konflik juga merupakan suatu proses yang terjadi ketika satu
pihak secara negatif mempengaruhi pihak lain, dengan
28
Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, h, 22. 29
Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, h, 25.
26
melakukan kekerasan psikis atau fisik yang membuat perasaan
orang lain dan fisik orang lain terganggu.30
Konflik terjadi di lingkungan tempat tinggal kelompok-
kelompok yang berselisih. Konflik yang terjadi disebabkan oleh
perbedaan antara kelompok-kelompok tersebut. Baik itu
perbedaan etnis, ras, maupun perbedaan agama sehingga
menyebabkan krisis kemanusiaan. Krisis kemanusiaan adalah
suatu kondisi yang mana hak-hak dasar bagi seorang manusia
tidak terpenuhi. Hak-hak seperti hak untuk hidup, hak untuk
memperoleh rasa aman, dan hak untuk memperoleh keadilan
tidak mampu diperoleh seorang individu. Hal terjadi dikarenakan
pemerintah yang terkait tidak mempunyai keinginan yang kuat
untuk mengatasi konflik.
Konflik merupakan hubungan antara dua pihak atau lebih,
baik individu maupun kelompok yang merasa dirugikan atau
diperlakukan secara tidak adil dalam berbagai aspek kehidupan
agama, ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi, keorganisasian
sosial, bahasa dan komunikasi, kesenian dan lainnya.31
Dampak krisis kemanusiaan yang terjadi berkaitan erat
dengan masalah Hak Asasi Manusia (HAM). Krisis kemanusiaan
akibat konflik menyebabkan munculnya berbagai pelanggaran
HAM, seperti kekerasan, penganiayaan, dan ketidakmampuan
30
Alo Liliweri, M.S., Prasangka & Konflik: Komunikasi Lintas
Budaya Masyarakat Multikultural, (Yogyakarta: LKiS, 2009), h. 249. 31
Rusmin Tumanggor, dkk., Panduan Pengelolaan Konflik
Etnoreligius: Dengan Pendekatan Riset Aksi Partisipatori,(Kemenag,
2010) h. 6.
27
seseorang memenuhi hak-hak dasarnya sebagai manusia. Dalam
suatu konflik, biasanya korban yang lebih banyak berasal dari
kelompok minoritas.
D. Peran Media dalam Pemberitaan Konflik
Keberadaan Pers sebagai media komunikasi dan informasi
sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal institusi
maupun faktor eksternal. Menurut Mc Quail, ada beberapa
masalah yang perlu dikemukakan menyangkut posisi media
dalam hubungannya dengan berbagai struktur sosial yang
mempengaruhi gerak langkah media massa tersebut diantaranya
adalah:32
1) Media memiliki konsekuensi dan nilai ekonomi, serta
merupakan objek persaingan untuk memperebutkan
kontrol dan akses (politik maupun ekonomi). Disamping
itu, media juga tidak terlepas dari peraturan politik,
ekonomi, dan hukum.
2) Media massa sering kali dipandang sebagai alat
kekuasaan yang efektif karena kemampuannya untuk
melakukan salah satu atau lebih dari beberapa hal berikut:
a) Menarik dan mengarahkan perhatian
b) Membujuk pendapat dan anggapan, mempengaruhi
pilihan sikap (misalnya voting dan buying),
c) Memberikan legitimasi,
d) Mendefinisikan dan membentuk persepsi
32
Denis McQuail. Mass Communication Theory (Teori
Komunikasi Massa). (Jakarta: Erlangga,1987), h. 81-82.
28
Pernyataan Mc Quail tersebut secara teoritis
memperlihatkan bahwa media massa memang memegang
peranan penting dalam pembentukan pendapat khalayak, namun
media bukanlah segalanya. Dalam menentukan berita yang akan
ditampilkan, maka para editor melakukan seleksi dan menentukan
berita mana yang layak ditampilkan atau tidak dalam terbitannya.
Penyeleksian ini pada kenyataan tidak mungkin terlepas
dari faktor subyektivitas para awak media. Predisposisi, nilai
ekonomis, ideologi, kognisi, budaya bahkan pengalaman para
insan pers tersebut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
subyektivitas media. Ketidakmampuan pers menghindar dari
pengaruh subyektivitas ini akhirnya menimbulkan kesan bahwa
pers cenderung melakukan pemihakan terhadap suatu isu berita
atau bahkan terhadap suatu institusi yang dapat menopang
kepentingan institusi pers itu sendiri.
Secara teoritis, ada tiga posisi media dalam memberitakan
konflik. Pertama, media sebagai issue mintensifier, yaitu ketika
media mengambil posisi saat memunculkan isu atau konflik dan
mempertajamnya. Isu yang diangkat media akan memunculkan
dan menampakkan dimensi isu secara tajam. Dengan posisi
sebagai intensifier, media mengangkat realitas yang menjadi isu
sehingga seluruh dimensi isu menjadi transparan. Kedua, media
sebagai conflict diminisher, yaitu media menenggelamkan suatu
isu atau konflik. Secara sengaja media meniadakan isu tersebut,
terutama bila menyangkut kepentingan media bersangkutan, baik
berupa kepentingan ideologis maupun pragmatis. Ketiga, media
29
juga bisa berfungsi jadi pengarah conflict resolution, yakni media
menjadi mediator dengan menampilkan isu dari berbagai
perspektif serta mengarahkan pihak yang bertikai pada
penyelesaian konflik.33
E. Analisis Framing
1. Pengertian Framing
Framing adalah pendekatan untuk melihat bagaimana
realitas itu dibentuk dan dikonstruksi oleh media. Proses
pembentukan dan konstruksi realitas itu, hasil akhirnya adalah
adanya bagian tertentu dari realitas yang lebih menonjol dan lebih
mudah dikenal. Akibatnya, khalayak lebih mudah mengingat
aspek-aspek tertentu yang disajikan secara menonjol oleh
media. Aspek-aspek yang tidak disajikan secara menonjol,
bahkan tidak diberitakan, menjadi terlupakan dan sama sekali
tidak diperhatikan oleh khalayak. Framing adalah sebuah
cara bagaimana peristiwa disajikan oleh media. Penyajian
tersebut dilakukan dengan menekankan bagian tertentu,
menonjolkan aspek tertentu, dan membesarkan cara bercerita
tertentu dari suatu realitas/peristiwa.
Ada beberapa definisi framing menurut Eriyanto dapat
diringkas dan yang disampaikan oleh beberapa ahli. Meskipun
33
http://www.fauzanalrasyid.com/2011/05/peran-media-dalam-
memberitakan-konflik.html diakses pada tanggal 30 September 2018
10:09.
30
berbeda dalam penekanannya dan pengertian. Masih ada titik
singgung utama dari definisi tersebut, yaitu antara lain:34
1) Menurut Robert Etman
Proses seleksi di berbagai aspek realitas sehingga aspek
tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol dibandingkan aspek
lainnya. Ia juga menyatakan informasi-informasi dalam konteks
yang khas sehingga tertentu mendapatkan alokasi lebih besar
daripada sisi lainnya.
2) Menurut Todd Gitlin
Strategi bagaimana realitas atau dunia dibentuk dan
disederhanakan sedemikian rupa untuk ditampilkan kepada
khalayak. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dalam pemberitaan
agar tampak menonjol dan menarik perhatian khalayak pembaca.
Itu dilakukan dengan seleksi, pengulangan, penekanan dan
presentasi aspek tertentu dari realitas.
3) Menurut David Snow dan Robert Benford
Pemberian makna untuk ditafsirkan peristiwa dari kondisi
yang relevan. Frame mengorganisasikan system kepercayaan dan
diwujudkan dalam kata kunci tertentu, seperti anak kalimat, citra
tertentu, sumber informasi dan kalimat tertentu.
4) Menurut Zhongdan dan Pan Kosicki
Sebagai konstruksi dan memproses berita. Perangkat
kognisi yang digunakan dalam mengkode informasi, menafsirkan
34
Eriyanto, Analisis Framing : Konstruksi, Ideologi, dan Politik
Media, h, 67-68
31
peristiwa dihubungkan dengan rutinitas dan konvensi
pembentukan berita.
2. Proses Framing
Dengan analisis framing juga untuk mengetahui
bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh
wartawan ketika menyeleksi dan menulis berita. Proses
pemberitaan dalam organisasi media, akan sangat mempengaruhi
suatu berita yang akan diproduksinya. Frame yang diproses
dalam organisasi media tidak lepas dari latar belakang pendidikan
wartawan sampai ideology institusimedia tersebut.
Tiga proses framing dalam organisasi berita antara lain
sebagai berikut:
a) Proses framing sebagai metode penyajian realitas. Dimana
kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara
total, melainkan dibalik secara halus. Dengan memberikan
sorotan aspek-aspek tertentu saja, dengan menggunakan
istilah-istilah yang mempunyai konotasi tertentudan
dengan bantuan foto, karikatur dan alat-alat ilustrasi
lainnya.
b) Proses framing merupakan bagian yang tidak terpisahkan
diproses penyutingan yang melibatkan semua pekerja di
bagian keredaksian media cetak redaktur dengan atau
tanpa konsultasi dengan redaktur pelaksana, dalam
menetukan laporan reporter akan dimuat atau tidak, serta
menentukan judul yang akan diberikan.
32
Proses framing juga tidak hanya melibatkan para
pekerja pers, tetapi juga pihak-pihak yang bersengketa
dalam kasus-kasus tertentu, yang masing-masing berusaha
menampilkan sisi informasi yang ingin ditonjolkan,
sambil menyembunyikan sisi lain.
Dalam analisis yang akan dilakukan pertama kali
adalah melihat bagaimana media mengkonstruksi suatu
realita. Peristiwa dipahami bukan sesuatu yang taken for
Grated, sebaliknya wartawan dan medialah yang secara
aktif membentuk realitas. Realitas tercipta dalam konsepsi
wartawan. Berbagai hal yang terjadi, fakta, orang
diabstrakan menjadi peristiwa yang kemudian hadir
dihadapan khalayak. Jadi, bagaimana media membingkai
peristiwa dalam konstruksi tertentu, sehinggan yang
menjadi titik perhatian bukan apakah media memberikan
negatif atau positif, melainkan bagaimana bingkai yang
dikembangkan oleh media.
3. Efek Framing
Framing berkaitan dengan bagaimana realitas di bingkai
dan disajikan kepada khalayak. Sebuah realitas bisasaja
dibingkai dan dimaknai secara berbeda oleh media. Bahkan
pemaknaan itu bisa sajaakan sangat berbeda. Realitas begitu
komplek dan penuh dimensi, ketika dimuat dalam berita bisa jadi
akan menjadi realitas satu dimensi. Framing berhubungan dengan
pendefinisian realitas. Bagaimana peristiwa dipahami sumber
siapa yang diwawancarai. Peristiwa yang sama dapat
33
menghasilkan berita dan pada akhirnya realitas yang berbeda
ketika peristiwa tersebut dibingkai dengan cara yang berbeda.35
Menurut Eriyanto,36
sekurangnya ada empat efek framing
antara lain sebagai berikut:
a) Framing mendefinisikan realitas tertentu dan melupakan
definisi lain atas realitas. Framing menyediakan alat
bagaimana peristiwa dibentuk dan dikemas dalam bentuk
yang sederhana, mudah dipahami dan dikenal khalayak.
b) Framing yang dilakukan media akan menonjolkan aspek
tertentu dan mengaburkan aspek yang lain. Framing
umumnya ditandai dengan menonjolkan aspek tertentu
dari realitas, akibatnya ada aspek lain yang tidak
mendapat perhatian yang memadai.
c) Framing yang dilakukan media akan menampilkan sisi
tertentu dan melupakan sisi yang lain. Dengan
manampilkan sisi tertentu dalam berita ada sisi lain yang
terlupakan, menyebabkan aspek lain yang penting dalam
memahami realitas tidak mendapat liputan dalam berita.
d) Framing yang dilakukan media akan menampilkan fakta
tertentu dan mengabaikan fakta yang lain. Efek yang
segera terlihat dalam pemberitaan yang memfokuskan
pada satu fakta, menyebabkan fakta lain yang mungkin
relevan dalam pemberitaan menjadi tersembunyi.
35
Eriyanto, Analisis Framing : Konstruksi, Ideologi, dan Politik
Media, h, 140 36
Eriyanto, Analisis Framing : Konstruksi, Ideologi, dan Politik
Media, h, 230
34
4. Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki
Model analisis framing milik Zhongdang Pan dan Kosicki
adalah salah satu model yang paling populer dan banyak dipakai
untuk menganalisa sebuah media dalam mengkonstruksi suatu
teks berita. Model ini dipilih oleh peneliti karena pengutipan
sumber berita menjadi salah satu aspek penting untuk dikupas
dan diteliti, hal ini karena pengutipan sumber turut menentukan
objektivitas berita. Bagi Pan dan Kosicki, analisis framing ini
dapat menjadi salah satu alternatif dalam menganalisis teks media
di samping analisis isi kuantitatif.
Menurut Pan dan Kosicki, ada dua konsepsi dari framing
yang saling berkaitan. Pertama adalah konsepsi psikologi, dan
kedua adalah konsepsi sosiologi.37
Framing dalam konsepsi
psikologi lebih menekankan bagaimana seseorang memproses
informasi dalam dirinya atau berkaitan dengan struktur dan
proses kognitif seseorang dalam mengolah sejumlah informasi
dan ditunjukkan dalam skema tertentu. Sedangkan framing dalam
konsepsi sosiologis lebih melihat pada proses internal sesorang,
bagaimana individu secara kognitif menafsirkan suatu peristiwa
dalam cara pandang tertentu, maka pandangan sosiologis lebih
melihat konstruksi sosial atas realitas. Frame di sini dipahami
sebagai proses bagaimana seseorang mengklarifikasikan,
mengorganisasikandan menafsirkan pengalaman sosialnya untuk
mengerti dirinya dan realitas luar dirinya. Frame di sini berfungsi
37
Eriyanto, Analisis Framing : Konstruksi, Ideologi, dan Politik
Media, h, 252.
35
untuk membuat suatu realitas menjadi teridentifikasi karena
sudah ditandai dengan label tertentu.
Disiplin ilmu ini bekerja dengan didasarkan pada fakta
bahwa konsep ini bisa ditemui di berbagai literatur lintas ilmu
sosial dan ilmu perilaku. Secara sederhana, analisis framing
mencoba untuk membangun sebuah komunikasi bahasa, visual,
dan pelaku dan menyampaikannya kepada pihak lain atau
menginterpretasikan dan mengklasifikasikan informasi baru.
Melalui analisa bingkai, kita mengetahui bagaimanakah pesan
diartikan sehingga dapat diinterpretasikan secara efisien dalam
hubungannya dengan ide penulis.
Framing didefinisikan sebagai proses membuat suatu
pesan lebih menonjol, menempatkan informasi lebih daripada
yang lain sehingga khalayak lebih tertuju pada pesan tersebut,
menurut Pan dan Kosicki ada dua konsep dari framing yang
saling berkaitan, yaitu konsep psikologis dan konsep sosiologis
yaitu:
1) Dalam konsep psikologis, framing dilihat sebagai
penempatan informasi dalam suatu konteks khusus dan
menempatkan elemen tertentu dari suatu isu dengan
penempatan lebih menonjol dalam kognisi seseorang.
Elemen-elemen yang diseleksi itu menjadi lebih penting
dalam mempengaruhi pertimbangan seseorang
saatmembuat keputusan tentang realitas.
2) Sedangkan konsep sosiologis framing dipahami sebagai
proses bagaimana seseorang mengklasifikasikan,
mengorganisasikan, dan menafsirkan pengalaman
36
sosialnya untuk mengerti dirinya dan realitas diluar
dirinya. Dalam Zhondhang Pan Dan Gerald M. Kosicki,
kedua konsep tersebut diintegrasikan.
Secara umum konsepsi psikologis melihat frame sebagai
persoalan internal pikiran seseorang, dan konsepsi sosiologis
melihat frame dari sisi lingkungan sosial yang dikontruksi
seseorang. Menurut Etnman, framing berita dapat dilakukan
dengan empat teknik, yakni pertama, problem identifications
yaitu peristiwa dilihat sebagai apa dan nilai positif atau negatif
apa, causal interpretations yaitu identifikasi penyebab masalah
siapa yang dianggap penyebab masalah, treatmen rekomnedations
yaitu menawarkan suatu cara penanggulangan masalah dan
kadang memprediksikan penanggulannya, moral evaluations
yaitu evaluasi moral penilaian atas penyebab masalah.38
Dalam model analisis framing Zhongdang dan Kosicki
memiliki perangkat analisis yang terdiri dari empat struktur besar,
yaitu Sintaksis, Skrip, Tematik dan Retoris.39
1) Struktur Sintaksis merupakan susunan bagian berita
head line, latar informasi, sumber, penutup dalam satu
kesatuan teks berita secara keseluruhan. Memberi
petunjuk yang berguna tentang bagaimana wartawan
memakai peristiwa dan hendak kemana berita tersebut
akan dibawa.
38
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h, 172. 39
Eriyanto, Analisis Framing : Konstruksi, Ideologi, dan Politik
Media, h, 254.
37
Head line mempengaruhi pengertian wartawan terhadap
kisah yang kemudian digunakan dalam membuat peristiwa
seperti yang dibeberkan. Sering kali dengan menekan
makna tertentu lewat tentang bagaimana wartawan
memakai peristiwa dan hendak kemana berita tersebut
akan dibawa.
Lead, adalah perangkat sintaksis lain yang sering
digunakan. Lead umunya memberikan sudut pandang dari
berita, menunjukan persepektif tertentu dari peristiwa
yang diberitakan.
Latar informasi, bagian dari berita yang dapat
mempengaruhi semantik (arti kata) yang ingin
disampaikan atau bisa dikatakan latar mampu
mempengaruhi makna yang ingin ditampilkan wartawan.
Sumber, segi lain yang diperhatikan dari sintaksis adalah
pengutip sumber berita pengulingan, sumber ini menjadi
perangkat framing. Maksudnya adalah karena kemampuan
sebagai wartawan yang berkuasa dalam pemilihan sumber
untuk membangun objektivitas, maka tidak terlihat
sebenarnya pemilihan sumber ini tidak untuk mendukung
pendapatnya.
2) Struktur Skrip, Bentuk umum dari struktur skrip
5W+1H meskipun pola ini tidak selalu dapat dijumpai
dalam setiap berita yang ditampilkan kategori informasi
ini yang diharapkan diambil oleh wartawan. Unsur
kelengkapan berita ini dapat menjadi penanda framing
yang penting.
38
What berarti peristiwa apa yang akan dilaporkan kepada
khalayak.
Who berarti siapa yang menjadi pelaku dalam peristiwa
berita itu.
When bearti kapan berita itu terjadi.
Where berarti dimana peristiwa itu terjadi.
Why adalah alasan mengapa peristiwa yang diberitakan
itu terjadi. Sedangkan
How berarti bagaimana jalan peristiwa atau bagaimana
cara menanggulangi peristiwa tersebut.40
3) Struktur Tematik, Dalam menulis berita, seorang
wartawan mempunyai tema tertentu atas suatu peristiwa.
Tema itulah yang akan dibuktikan dengan susunan atau
bentuk kalimat, proposisi atau hubungan antar proposisi.
Dalam suatu peristiwa tertentu, pembuat teks dapat
memanipulasi penafsiran pembaca atau khalayak tentang
suatu peristiwa. Elemen yang bisa digunakan adalah:
Detail
Elemen wacana detail berhubungan dengan control
informasi-informasi yang ditampilkan seseorang
(Komunikator). Komunikasi akan menampilkan secara
berlebihan informasi yang menguntungkan dirinya atau citra
yang baik. Sebaliknya ia akan menampilkan jumlah sedikit
(Bahan kalau perlu tidak disampaikan) Bila hal itu
merugikan kedudukannya.
40
Ishak dkk, Metodologi dalam Penelitian Komunikasi,
(Yogyakarta: Aspikom: 2011), h, 130.
39
Maksud
Elemen maksud melihat informasi yang
menguntungkan komunikator akan diuraikan secara ekspilit
dan jelas tersamar, implicit dan tersembunyi. Tujuan akhir
adalah publik hanya disajikan informasi yang
menguntungkan komunikator, informasi yang
menguntungkan disajikan secara jelas, dengan kata-kata
yang tegas dan menunjuk langsung kepada fakta.
Nominalisasi
Elemen nominalisasi berhubungan dengan
pertayaaan atau anggapan komunikator dalam memandang
suatu objek dapat dianggap sebagai sesuatu yang tinggal
sendiri atau sebagai suatu kelompok (Komunitas).
Nominalisasi dapat memberi sugesti pada khalayak adanya
generalisasi.
Koherensi
Koherensi adalah pertalian atau jalinan antar kata,
proposisi atau kalimat. 2 buah kalimat atau proposisi yang
menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan
dengan menggunakan koherensi. Sehingga, fakta tidak dapat
dihubungkan sekalipun berhubungan ketika seseorang
menghubungkannya. Terdapat beberapa jenis koherensi;
pertama, koherensi sebab-akibat. Kalimat atau proposisi satu
dipandang sebagai akibat atau sebab dari proposisi lain.
Contoh kata penghubungnya ialah “mengakibatkan” atau
“menyebabkan”. Kedua, koherensi penjelas. Kalimat atau
proposisi yang satu sabagai penjelas dari proposisi lain.
40
Koherensi penjelas ini ditandai dengan kata “dan”, “lalu”,
atau “yang”. Ketiga, koherensi pembeda. Proposisi atau
kalimat satu dipandang sebagai lawan dari proposisi atau
kalimat lain. Koherensi pembeda ini ditandai dengan kata
hubung “dibandingkan” atau “sedangkan”.
Bentuk kalimat
Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang
berhubungan dengan cara berfikir logis, yaitu prinsip
kasualita. Di mana ia menanyakan apakah A yang
menjelaskan B, ataukah B yang menjelaskan A. Logika
kasualita ini jika diterangkan dalam bahasa menjadi
susunan objek (yang diterangkan) dan oredikat (yang
diterangkan). Bentuk kalimat ini menentukan makna yang
dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam kalimat yang
berstruktur aktif, seseorang menjadi subjek dari
pernyataan. Sedangkan dalam kalimat pasif seseorang
menjadi objek dalam peryataan.
Kata ganti
Elemen kata ganti merupakan elemen untuk
memanipulasi bahasa dengan menciptakan imajinasi. Kata
ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk
menunjukan posisi seseorang yang dapat menggunakan
kata ganti ”Saya” atau “Kami” menggambarkan sikap
tersebut merupakan sikap resmi komunikator semata-mata.
Tetapi ketika memakai kata ganti “Kita” menjadikan sikap
tersebut sebagai referensi dari sikap bersama dalam suatu
komunikasi tertentu.
41
4) Struktur Retoris, Struktur retoris dari wacana berita
menggambarkan pilihan gaya atau kata ganti yang dipilih
oleh wartawan untuk menekankan arti yang ingin
ditonjolkan. Dari wacana berita suatu kebenaran ada
beberapa elemen struktur retoris yang dipakai oleh
wartawan sebagai berikut:
Leksikon
Elemen ini menandakan pilihan wartawan
terhadap berbagi kemungkinan yang tersedia. Pilihan
kata-kata yang dipakai menunjukan sikap dan ideologi
tertentu. Peristiwa dapat digambarkan dengan pilihan kata
yang berbeda.
Gaya
Elemen gaya berhubungan dengan pengemasan pesan
yang disampaikan dengan bahasa tertentu untuk menimbulkan
efek tertentu kepada khalayak. Sebuah tulisan yang banyak
berisi bahan hukum ketika melaporkan suatu peristiwa
kemungkinan dimaksud agar pandangan yang dipandang yang
dituliskan oleh wartawan diterima baik oleh khalayak, dan
untuk menekankan bahwa pandangan yang diungkapkan tidak
benar berdasarkan hukum.
Grafis
Elemen ini untuk memeriksa penekanan atau
penonjolan oleh wartawan, dalam wacana berita, grafis ini
biasanya muncul lewat bagian tulisan lain. Pemakainan huruf
tebal, huruf miring, pemakaian garis bawah, huruf
besar,pemberian warna foto, termaksud didalamnya adalah
42
pemakaian caption, raster, grafik, gambar, table untuk
mendukung arti penting dari suatu pesan. Elemen grafis
memberikan efek kognitif, dalam arti informasi dianggap
penting dan menarik sehingga harus dipusatkan atau
difokuskan.
Pengandaian
Elemen wacana pengandaian merupakan pertanyaan
yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks.
Pengandaian adalah upaya untuk mendukung pendapat
dengan memberikan premis yang dipercaya kebenaranya.
Tabel 2.1
Kerangka framing Pan dan Kosicki 41
Struktur Perangkat Framing Unit yang diamati
Sintaksis
Cara wartawan
menyusun fakta
1. Skema Berita Headline, lead, latar.
Informasi, kutipan,
sumber, pernyataan,
penutup
Skrip
Cara wartawan
nengisahkan fakta
2. Kelengkapan
berita
5W + 1H
(What, Who, When,
Where, Why + How)
Tematik
Cara wartawan
menulis fakta
3. Detil
4. Maksud
5. Nominalisasi
6. Koheresi
7. Bentuk kalimat
8. Kata ganti
Paragraf, proporsi
kalimat, hubungan
antar kalimat
Retoris
Cara wartawan
menekankan fakta
9. Leksikon
10. Gaya
11. Grafis
12. Pengandaian
Kata, idiom,
gambar/foto
Grafik
Sumber: Eriyanto, 2004
41
Eriyanto, Analisis Framing : Konstruksi, Ideologi, dan Politik
Media, h, 255-256
43
Dalam berita yang disajikan oleh media massa,
terdapat teks-teks berita yang pada dasarnya merupakan
hasil konstruksi yang dilakukan oleh wartawan media.
Teks media merupakan second hand realita yang hanya
menyajikan “potongan-potongan” realitas, bukan
keseluruhan realitas. Oleh sebab itu media lebih
merupakan alat transformasi daripada menjadi semacam
cermin bagi realitas itu sendiri. Berkenaan dengan hal
tersebut, media massa khususnya komunikator massa
selaku pelakunya akan melakukan berbagai tindakan
dalam konstruksi realitas dimana hasil akhirnya
memiliki pengaruh yang kuat dalam pembentukan
makna atau citra tentang suatu realitas. Salah satu
tindakan itu adalah dalam hal pemilihan lesikal atau
simbol (bahasa).42
Biasanya wartawan menggunakan perangkat
wacana untuk membantu dirinya mengungkapkan
pemaknaan mereka sehinggga dapat dipahami oleh
pembaca. Perangkat wacana tersebut berupa bagaimana
wartawan menulis berita dengan memakai strategis kata,
kalimat, lead, hubungan antar kalimat, foto, grafik dan
perangkat lainnya. Perangkat wacana ini dapat menjadi
alat bagi peneliti untuk memudahkan dalam memahami
bagaimana media mengemas suatu berita.43
42
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h, 92 43
Alex Sobur, Analisis Teks Media,, h, 293
44
Wartawan bukanlah agen tunggal yang
menafsirkan peristiwa, sebab paling tidak ada 3 pihak
yang saling berhubungan: wartawan, sumber, dan
khalayak. Setiap pihak menafsirkan dan mengkonstruksi
realitas dengan penafsiran sendiri dan berusaha agar
penafsirannya yang paling dominan dan menonjol.
Namun dalam mengkonstruksi suatu realitas, wartawan
tidak hanya menggunakan konsepsi yang ada di dalam
pikirannya semata.
Dalam hal ini Alex Sobur memandang proses
konstruksi atas 3 hal: Pertama, proses konstruksi itu
juga melibatkan nilai sosial yang melekat dalam diri
wartawan. Nilai-nilai sosial yang tertanam
mempengaruhi bagaimana realitas dipahami. Kedua,
ketika menulis dan mengkonstruksi berita wartawan
bukanlah berhadapan dengan publik yang kosong.
Bahkan ketika peristiwa ditulis, dan kata mulai disusun,
khalayak menjadi pertimbangan dari wartawan. Hal ini
karena wartawan bukan menulis untuk dirinya sendiri
melainkan untuk dinikmati dan dipahami oleh pembaca.
Melalui proses inilah nilai-nilai sosial yang dominan yang
ada dalam masyarakat ikut mempengaruhi pemaknaan.
Ketiga, proses konstruksi itu juga ditentukan oleh proses
produksi yang selalu melibatkan standar kerja, profesi
jurnalistik, dan standar profesional dari wartawan.44
44
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h, 291-293
45
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Profil Republika Online
1. Sejarah Singkat Republika Online
Sejarah kelahiran Republika Online (ROL) adalah
bagian tak terpisahkan dari perjalanan panjang Republika
Koran. Republika adalah koran nasional yang dilahirkan oleh
kalangan komunitas Muslim bagi masyarakat di Indonesia.
Penerbitan tersebut merupakan puncak dari upaya panjang
kalangan umat, khususnya para wartawan profesional muda
yang telah menempuh berbagai langkah. Kehadiran Ikatan
Cendekiawan Muslim se - Indonesia (ICMI) yang dapat
menembus pembatasan ketat pemerintah untuk izin
penerbitan saat itu memungkinkan upaya-upaya tersebut
berbuah. Republika terbit perdana pada 4 Januari 1993.45
Penerbitan Republika menjadi berkah bagi umat.
Sebelum masa itu, aspirasi umat tidak mendapat tempat
dalam wacana nasional. Kehadiran media ini bukan hanya
memberi saluran bagi aspirasi umat, namun juga
menumbuhkan pluralitas informasi di masyarakat. Karena itu
kalangan umat antusias memberi dukungan, antara lain
dengan membeli saham sebanyak satu lembar saham per
orang. PT Abdi Bangsa Tbk sebagai penerbit Republika pun
45
Company Profile, Data Resmi Republika Online Tanggal 2
Mei 2018
46
menjadi perusahaan media pertama yang menjadi perusahaan
publik.46
Pada 1995, Republika memyajikan layanan berita di
situs web internet, dengan alamat www.Republika.co.id. Ini
adalah Koran pertama di Indonesia yang tampil di dunia
internet, situs itu kemudian kita namakan Republika Online.
Republika Online yang biasa disebut ROL muncul pertama
kali di internet pada awal 1995 atau sekitar dua tahun setelah
surat kabar Republika terbit. Sebagai situs berita, pada saat
itu, muatan ROL hanya menduplikasi materi berita-berita
koran Republika secara lengkap. Tujuan utama penerbitan
Republika versi internet adalah untuk melayani pembaca yang
tidak terjangkau distribusi koran cetak dan untuk pembaca
yang berada di luar negeri.47
Pada fase berikutnya ROL secara bertahap mulai
berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi, khususnya
teknologi informasi. Desain dan berbagai layanan web dan
materi beritanya pun lebih diperkaya. Sejak pertengahan 2008
ROL mengalami perubahan besar, dari sekadar situs berita
sederhana menjadi web portal multimedia. Perubahan tersebut
terjadi sebagai jawaban atas munculnya tantangan industri
media yang mulai memasuki era konvergensi media. Dalam
hal ini, Republika sebagai institusi industri media dituntut
46
Company Profile, Data Resmi Republika Online Tanggal 2
Mei 2018 47
Company Profile, Data Resmi Republika Online Tanggal 2
Mei 2018
47
untuk memiliki dan mendistribusikan content medianya
dalam format cetak, Online, dan mobile. Sesuai dengan
falsafah dasar Republika, muatan ROL tetap mengedepankan
komunitas Muslim sebagai basis pengunjungnya. Tampilan
ROL terbaru inilah yang diluncurkan kembali (relaunching)
pada 6 Februari 2008. Tema launchingnya kami namakan
RELOAD. Segala kreativitas dicurahkan untuk sedapat
mungkin membuat Republika Online selalu dekat dan
meladeni keinginan publik. Memang, upaya itu jelas tak
mudah. Namun, kami menikmatinya selama ini.48
ROL hadir di masyarakat dengan visi sebagai media
Online yang terintegrasi dan unggul. Keberadaan ROL
diarahkan untuk mengusung misi membangun umat Islam
yang moderat, cerdas, dan berdaya; Menyuarakan aspirasi,
gagasan, dan suara masyarakat bagi terbangunnya demokrasi
yang sehat dan berkesejahteraan; serta menciptakan
manajemen yang sehat dan efektif. ROL akan tampil menjadi
kekuatan baru media Online yang menyinergikan berbagai
kebutuhan umat. Tidak hanya kebutuhan informasi, tetapi
juga ruang berekspresi bagi umat, hiburan, bahkan berbelanja.
Untuk itulah ROL hadir sebagai 'One Stop Portal Berbasis
Komunitas'. Ada news, video, komunitas, sosial media,
Digital newspaper, hingga ecommerce, yang menjadi muatan
ROL.
48
Company Profile, Data Resmi Republika Online Tanggal 2 Mei
2018
48
Republika membuka situs web di internet. Republika
menjadi yang pertama mengoperasikan Sistem Cetak Jarak
Jauh (SCJJ) pada tahun 1997. Pendekatan juga dilakukan
kepada komunitas pembaca lokal. Republika menjadi salah
satu koran pertama yang menerbitkan halaman khusus daerah.
Selalu dekat dengan publik pembaca adalah komitmen
Republika untuk maju. Mulai tahun 2004, Republika dikelola
oleh PT Republika Media Mandiri (RMM). Sementara PT
Abdi Bangsa naik menjadi perusahaan induk (Holding
Company). Di bawah PT RMM, Republika terus melakukan
inovasi penyajian untuk kepuasan pelanggan.49
Pada 4 Mei 2010, nama PT Abdi Bangsa Tbk berubah
menjadi PT Mahaka Media Tbk dan telah memperoleh
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
berdasarkan keputusan No. AHU-24811.AH.01.02 Tahun
2010, pada tanggal 17 Mei 2010. Lalu dengan perkembangan
usahanya, kini PT Mahaka Media Tbk telah menjadi Induk
Perusahaan Multi Media dengan banyak unit usaha, seperti
surat kabar, majalah, penerbit buku, televisi, radio, media luar
ruang (billboard), animasi dan teater 4D, serta media digital.
Setiap unit bisnis tersebut berhasil membangun kekuatan dari
masing-masing karakter produk, seperti Harian Republika
sebagai surat kabar muslim terbesar di Indonesia, Golf Digest
Indonesia sebagai Majalah Golf No.1 di Indonesia, Jak TV
sebagai stasiun TV lokal Jakarta, serta Gen FM sebagai radio
49
Company Profile, Data Resmi Republika Online Tanggal 2
Mei 2018
49
No. 1 di Jakarta dengan pendengar terbanyak. Seluruh
pencapaian yang telah dicapai oleh PT Mahaka Media Tbk
melengkapi Mahaka Media sebagai Induk Perusahaan Multi
Media terintegrasi yang kuat dan terus berkembang.50
Republika Online kini hadir dengan berbagai fitur
baru yang merupakan percampuran komunikasi media digital.
Informasi yang disampaikan diperbaharui secara
berkelanjutan yang terangkum dalam sejumlah kanal, dan
menjadikannya sebuah portal berita yang bisa dipercaya.
Adapun kanal-kanal tersebut antara lain:51
a) Kanal News, pada kanal news ini memuat informasi
seputar berita-berita seputar berita Nasional,
Internasional, Olahraga, Pendidikan, Intan, dan Beacukai.
b) Kanal Khazanah, pada kanal Khazanah ini sendiri
memuat informasi berita-berita islami, seperti berita
Cahaya Islam, Hikmah, Islam Digest, Mualaf, Fatwa, Zis
Wakaf, Mozaik, Empowering Indonesia, Rumah Zakat.
c) Kanal Sepak Bola, pada kanal ini memuat informasi
seputar berita tim dan pertandingan sepak bola seperti
Liga Inggris, Liga Spanyol, Liga Dunia, Internasional,
Bola Nasional, Liga Italia, dan Freekick.
50
http://www.mahakamedia.com/tentang_kami/mahaka_media,
artikel diakses tanggal 12 Mei 2018 pukul 21.32 WIB 51
Company Profile, Data Resmi Republika Online Tanggal 2
Mei 2018
50
d) Kanal Oto Tek, pada kanal ini memuat informasi seputar
berita Otomotif, Trendtek, Bina Sarana Informatika, Fun
Science & Math,YPI Al-Azhar.
e) Leisure, pada kanal ini memuat informasi seputar berita
Gaya Hidup, dan Senggang.
f) Inpicture, pada kanal ini memuat informasi seputar berita
Nasional, Internasional, Jabodetabek, dan Rana.52
2. Filosofi Republika Online
Sebagai media Online yang telah berdiri belasan tahun
silam, Republika Online memilki tagline yaitu Jendela Umat.
Tagline tersebut memiliki arti bahwa Republika Online
berkeinginan untuk mengantarkan masyarakat Indonesia
memasuki era baru media konvergen yang akan
mempengaruhi berbagai perubahan di segala aspek,
menjadikan Republika Online sebagai media umat yang
terpercaya dan mengedepankan nilai-niai universal yang sejuk,
toleran,damai, cerdas, dan profesional, namun mempunyai
prinsip dalam keterlibatannya menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa dan kepentingan umat islam berdasarkan pemahaman
rahmatan lil „aalamiin (rahmat bagi seluruh alam). Jendela
umat disini memiliki arti bahwa media ini dikhususkan untuk
komunitas muslim agar memiliki pegangan kebenaran seputar
berita keislaman dan umum.
Tagline Republika tersebut sejalan dengan prinsip-
prinsip dasar Republika Online itu sendiri yakni :53
52
Company Profile, Data Resmi Republika Online Tanggal 2
Mei 2018
51
1) Mengutamakan berita dan informasi interaktif dalam
fotmat citizen journalism.
2) Memberi ruang luas bagi content how to, tips, people, dan
services.
3) Santun, ramah dan akrab dengan keluarga.
4) Dekat dengan semua komunitas.
5) Mengutamakan berita dan informasi keislaman.
6) Menyeimbangkan good news dan bad news.
7) Menyajikan berita secara ringkas dan cepat, mudah
diakses.
3. Visi dan Misi Republika Online
VISI54
1) Menegakkan amar ma‟ruf nahi munkar
2) Membela, melindungi dan melayani kepentingan umat
3) Mengritisi tanpa menyakiti
4) Mencerdaskan, menyelidik, dan mencerahkan
5) Berwawasan kebangsaan
MISI55
1) Bidang Politik
Mengembangkan demokrasi
Optimalisasi peran lembaga negara
53
Company Profile, Data Resmi Republika Online Tanggal 2
Mei 2018
54
Company Profile, Data Resmi Republika Online Tanggal 2
Mei 2018 55
Company Profile, Data Resmi Republika Online Tanggal 2 Mei
2018
52
Mendorong partisipasi politik semua lapisan
masyarakat
Penghargaan kepada hak-hak sipil
Mendorong terbentuknya pemerintahan yang
bersih
2) Bidang Ekonomi
Mendukung keterbukaan dan demokrasi
ekonomi
Berpihak pada ekonomi domestik dari
pengaruh globalisasi
Mempromosikan etika dan moral dalam
berbisnis
Mengembangkan ekonomi syariah
Berpihak pada usaha kecil, menengah dan
koperasi.
3) Bidang Budaya
Mengembangkan bentuk-bentuk kesenian dan
hiburan yang sehat, mencerdaskan,
menghaluskan perasaan dan mempertajam
kepekaan nurani.
Menolak bentuk-bentuk kebudayaan atau
kesenian yang merusak moral dan aqidah.
Menolak aksi pornogradi dan pornoaksi dalam
pemberitaannya.
53
4) Bidang Agama
Menyiarkan agama Islam
Mempromosikan semangat toleransi
Mewujudkan agama Islam sebagai agama yang
cinta damai
Membela, melindungi, dan melayani
kepentingan umat
5) Bidang Hukum
Mendorong terwujudnya masyarakat sadar
hukum
Menjunjung tinggi supremasi hukum
Menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM)
4. Logo Republika Online
Gambar 3.1
Logo Republika.co.id
54
B. Profil Kompas.com
1. Sejarah Singkat Kompas.com
Kompas.com adalah salah satu pionir media online di
Indonesia ketika pertama kali hadir di Internet pada 14
September 1995 dengan nama Kompas Online. Mulanya,
Kompas Online atau KOL yang diakses dengan alamat
Kompas.co.id hanya menampilkan replika dari berita-berita
harian Kompas yang terbit hari itu. Tujuannya adalah
memberikan layanan kepada para pembaca harian Kompas di
tempat-tempat yang sulit dijangkau oleh jaringan distribusi
Kompas. Dengan hadirnya Kompas Online, para pembaca
harian Kompas terutama di Indonesia bagian timur dan di
luar negeri dapat menikmati harian Kompas hari itu juga,
tidak perlu menunggu beberapa hari seperti biasanya.
Selanjutnya, demi memberikan layanan yang
maksimal, di awal tahun 1996 alamat Kompas Online
berubah menjadi www.Kompas.com. Dengan alamat baru,
Kompas Online menjadi semakin populer buat para pembaca
setia harian Kompas di luar negeri. Melihat potensi dunia
digital yang besar, Kompas Online kemudian dikembangkan
menjadi sebuah unit bisnis tersendiri di bawah bendera PT
Kompas Cyber Media (KCM) pada 6 Agustus 1998. Sejak
saat itu, Kompas Online lebih dikenal dengan sebutan KCM.
Di era ini, para pengunjung KCM tidak lagi hanya
mendapatkan replika harian Kompas, tapi juga mendapatkan
55
update perkembangan berita-berita terbaru yang terjadi
sepanjang hari.56
Pengunjung KCM meningkat pesat seiring dengan
tumbuhnya pengguna Internet di Indonesia. Mengakses
informasi dari Internet kini telah menjadi bagian tak
terpisahkan dari hidup kita sehari-hari. Dunia digital pun
terus berubah dari waktu ke waktu. KCM pun berbenah diri.
Pada 29 Mei 2008, portal berita ini me-rebranding dirinya
menjadi Kompas.com, merujuk kembali pada brand Kompas
yang selama ini dikenal selalu menghadirkan jurnalisme
yang memberi makna. Kanal-kanal berita ditambah.
Produktivitas sajian berita ditingkatkan demi memberikan
sajian informasi yang update dan aktual kepada para
pembaca. Rebranding Kompas.com ingin menegaskan bahwa
portal berita ini ingin hadir di tengah pembaca sebagai acuan
bagi jurnalisme yang baik di tengah derasnya aliran
informasi yang tak jelas kebenarannya.57
Pada tahun tesebut pula ditampilkan juga channel-
channel atau kanal-kanal di halaman Kompas.com. Kanal-
kanal tersebut didesain sesuai denga tema berita dan
56
www.inside.Kompas.com/about-us diakses tanggal 21 Maret
2018 pukul 23.18 WIB 57
www.inside.Kompas.com/about-us diakses tanggal 21 Maret
2018 pukul 23.18 WIB
56
membuat setiap pengelompokan berita memiliki karakter.
Kanal-kanal berita tersebut antara lain:58
a) Kompas Female, memuat informasi seputar dunia
wanita, tips-tips seputar karier, kehamilan, trik
keuangan serta informasi belanja.
b) Kompas Bola, tempat akurat untuk mengetahui update
skor, berita seputar tim dan pertandingan sepak bola.
c) Kompas Health, berisi tips-tips dan artikel tentang
kesehatan, informasi medis terbaru, beserta fitur
informasi kesehatan interaktif.
d) Kompas Tekno, mengulas gadget-gadget terbaru di
pasaran, menampilakn review produk dan beragam
berita teknologi.
e) Kompas Entertainment, menyajikan berita-berita
selebriti, ulasan film, musik dan hiburan dalam dan luar
negeri
f) Kompas Otomotif, menampilkan berita-berita seputar
kendaraan, trend mobil dan motor terbaru serta tips-tips
merawat kendaraan.
g) Kompas Properti, memuat direktori lengkap properti
dan artikel tentang rumah, apartemen serta tempat
tinggal.
58
Company Profile, Data resmi PT. Kompas Cyber Media,
Kompas Gramedia Group of Digital
57
h) Kompas Images, menyajikan foto-foto berita
berkualitas dalam resolusi tinggi hasil pilihan editor foto
Kompas.com.
i) Kompas Karier, kanal yang tak hanya berfungsi
sebagai direktori lowongan kerja, namun juga sebagai
one-stop career solution bagi para pencari kerja maupun
karyawan.
Kompas.com telah menciptakan komunitas menulis
dengan konsep citizen journalism dalam Kompasiana. Setiap
anggota Kompasiana. Setiap anggota Kompasiana dapat
mewartakan peristiwa, menyampaikan pendapat dan gagasan
serta menyalurkan aspirasi dalam bentuk tulisan, gambar
ataupun rekaman audio dan video. Kompasiana juga
melibatkan kalangan jurnalis Kompas Gramedia dan para
tokoh masyarakat, pengamat serta pakar dari berbagai
bidang, keahlian dan disiplin ilmu untuk ikut berbagi
informasi, pendapat dan gagasan. Kompasiana, yang setiap
harinya menampilkan 300 hingga 400 tulisan telah berhasil
membangun komunitas jurnalisme warga yang mencapai
50.000 anggota.59
2. Visi dan Misi Kompas.com
Kompas.com mempunya visi misi sebagai agen
perubahan dalam membangun komunitas Indonesia yang
lebih harmonis, toleran, aman, dan sejahtera. Dengan
59
Company Profile, Data resmi PT. Kompas Cyber Media,
Kompas Gramedia Group of Digital
58
mempertahankan Kompas sebagai market leader secara
nasional melalui optimalisasi sumber daya dan sinergi
bersama mitra strategis.60
3. Logo dan Tagline
Tahun 2013 merupakan tahun perubahan identitas bagi
Kompas.com. Perubahan tidak hanya bisa dinikmati pada
halaman muka Kompas.com, tetapi juga logo.61
Gambar 3.2
Logo Kompas.com
1) Logo Mark
Kompas.com mengambil simbol 2 (dua) segitiga
yang tumpang tindih sebagai bentuk representasi panah
penunjuk arah yang sejalan dengan value Kompas.com
sebagai pedoman berita bagi pembacanya. Perbedaan
sudut rotasi di antara kedua segitiga diartikan sebagai
kebebasan dalam memilih pandangan & pendapat bagi
pembacanya. Sementara, 3 (tiga) warna dasar & masing-
60
Company Profile, Data resmi PT. Kompas Cyber Media,
Kompas Gramedia Group of Digital 61
Company Profile, Data resmi PT. Kompas Cyber Media,
Kompas Gramedia Group of Digital
59
masing turunannya dimaksudkan untuk menggambarkan
beragamnya individu pembaca Kompas.com.
2) Logo Type
Logo Type pada "Kompas.com", merupakan
perpaduan dari dua unsur, yaitu tulisan "Kompas" yang
menjadi simbol historis serta merupakan bagian dari grup
Kompas Gramedia dan ".com" yang merupakan identitas
bisnis perusahaan sekaligus alamat URL dari portal berita
digital ini.
3) Tagline
Dengan tagline Jernih Melihat Dunia,
Kompas.com ingin memosisikan diri sebagai media yang
selalu menyajikan informasi dalam perspektif yang
obyektif, utuh, independen, tidak bias oleh berbagai
kepetingan politik, ekonomi, dan kekuasaan. Karena itu,
Kompas.com tidak hanya menyajikan informasi terkini
dalam bentuk berita hardnews yang update mengikuti
nature-nya media Online, tapi juga berita utuh dalam
berbagai perspektif untuk menjelaskan duduknya perkara
sebuah persoalan yang kerap simpang siur.
60
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Analisis Hasil Temuan Teks Berita Republika.co.id
1. Berita pada Republika.co.id 4 September 2017
1.1 Sintaksis
Skema pemberitaan Republika.co.id 4 September
2017 dapat dilihat dari headline, lead, latar informasi,
kutipan narasumber, pernyataan, dan penutup. Struktur
sintaksis ini menyusun pemberitaan dengan struktur piramida
terbalik, yaitu menempatkan bagian terpenting di atas.62
Skema pemberitaan yang ditampilkan oleh Republika.co.id
menggiring pembaca bahwa terjadi kekerasan dan
pembantaian pada etnis muslim Rohingya di Rakhine. Hal ini
terlihat dari bagaimana Republika.co.id, menyusun berita
yang digunakan, dari lead yang menjadi bagian terpenting
menampilkan pernyataan Moh. Taufik sebagai ketua
KAHMI JAYA yang menjelaskan telah terjadi aksi
kekerasan dan pembantaian pada muslim Rohingya di
Rakhine. Kemudian narasumber yang digunakan menyatakan
mengecam aksi pembantaian dan penyiksaan yang dilakukan
militer Myanmar terhadap muslim Rohingya. Bahkan hingga
akhir teks pemberitaan, Republika.co.id menutup berita
dengan mengutip pernyataan dari Moh. Taufik, Ketua
62
Eriyanto, Analisis Framing, Kontruksi Ideologi dan Politik
Media. h. 296
61
KAHMI yang berharap agar minoritas muslim dan etnis
Rohingya terbebas dari aksi kekerasan dan pembantaian.
a. Headline
Headline pada Republika.co.id “KAHMI: Pembantaian
Etnis Rohingya Mengoyak Rasa Kemanusiaan” dapat diartikan
bahwa ada penilaian dari KAHMI tentang kekerasan dan
pembantaian yang terjadi pada etnis muslim Rohingya.
Republika.co.id mengemasnya menggunakan pemilihan kata
“pembantaian” yang artinya dalam KBBI adalah pembunuhan
secara kejam dengan korban lebih dari seorang.63
Dengan
menggunakan kata “pembantaian” Republika.co.id
menggambarkan bahwasanya telah terjadi pembunuhan massal
yang sangat kejam pada etnis muslim Rohingya. Menurut penulis,
pemilihan kata pembantaian pada judul berita terkesan tendensius
dan dianggap berlebihan.
Selain itu, Headline “KAHMI: Pembantaian Etnis
Rohingya Mengoyak Rasa Kemanusiaan” Headline tersebut
dapat disimpulkan sebagai sikap ketidaksetujuan Republika.co.id
terhadap pembantaian etnis muslim Rohingya serta mengecam
apa yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar karena judul
memberikan tingkat kemenonjolan yang tinggi yang
menunjukkan kecenderungan berita. Hal ini karena latar belakang
63
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/pembantaian 3 Agustus
2018 pukul 21:50 WIB
62
sejarah Harian Umum Republika.co.id yang didirikan oleh Ikatan
Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI).
b. Lead
Lead adalah kalimat yang menjadi bagian yang terpenting
dari sebuah berita sehingga menempati alenia pertama dari
sebuah berita64
. Lead pada teks Republika.co.id adalah:
“Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Jakarta Raya
(KAHMI JAYA) mengecam aksi kekerasan dan
pembantaian umat Islam etnis Rohingya yang terjadi di
wilayah provinsi Rakhine, Myanmar Aksi kekerasan dan
pembantaian tersebut tergolong ke dalam tragedi
kemanusiaan yang sadis dan keji, ujar Ketua KAHMI
JAYA Moh. Taufik, Ahad (3/9).”65
Lead pada teks berita tidak hanya menggunakan what lead
tetapi juga memasukkan unsur why lead. Why lead menjadi
penguat pernyataan KAHMI bahwa aksi kekerasan dan
pembantaian tersebut tergolong kedalam tragedi kemanusiaan
yang sadis dan keji. Lead ini menunjukkan pada pemahaman
aspek kemanusiaan yaitu terkait pembantaian dan kekerasan yang
dialami etnis muslim Rohingya. Dengan mengusung penyataan
dari Moh, Taufik, ketua KAHMI, Republika.co.id meletakan
kasus pembantaian dan kekerasan yang dialami etnis muslim
Rohingya sebagai kasus sebuah pelanggaran hak asasi manusia.
64
Husnun N Djuraid. 2012. Panduan Menulis Berita (Malang
UPT Penerbit Universitas Muhammadiyah) h. 76 65
“KAHMI: Pembantaian Etnis Rohingya Mengoyak Rasa
Kemanusiaan”, Republika.co.id, 4 September 2017, Paragraf 1.
63
c. Latar Informasi
Latar informasi yang digunakan pada pemberitaan ini
sebenarnya ingin menjelaskan apa yang telah terjadi di Myanmar.
Latar informasi pada Republika.co.id ialah:
“Menurut Taufik, Myanmar terkesan melakukan politik
pembiaran terjadinya aksi kekerasan dan pembantaian ini.
Ia menambahkan, hal itu terbukti secara meyakinkan
Myanmar tidak bersedia menghentikan aksi kekerasan,
pembantaian dan praktik Genosida etnis Rohingya.”66
Pernyataan dari Moh, Taufik, Ketua KAHMI,
menguatkan bahwa telah terjadi kekerasan dan pembantaian pada
muslim Rohingya. Dengan latar informasi tersebut
Republika.co.id ingin menunjukkan bahwa Myanmar telah
melakukan aksi kekerasan dan pembantaian pada etnis muslim
Rohingya. Hal ini tampak pada latar tersebut memberikan kesan
negatif terhadap pemerintah Myanmar yang secara meyakinkan
bahwa pemerintah Myanmar tidak bersedia menghentikan aksi
kekerasan, pembantaian dan praktik Genosida (pemusnahan
etnis) pada etnis muslim Rohingya, sehingga seolah-olah telah
terjadi pembantaian dan kekerasan terhadap muslim Rohingya.
d. Kutipan Narasumber
Dari kutipan narasumber jelas terlihat keberpihakan
Republika.co.id atas kasus tragedi kekerasan dan pembantaian
pada etnis muslim Rohingya. Republika.co.id hanya memberikan
ruang untuk narasumber yang memang mengecam aksi kekerasan
66
“KAHMI: Pembantaian Etnis Rohingya Mengoyak Rasa
Kemanusiaan”, Republika.co.id, 4 September 2017, Paragraf 4.
64
dan pembantaian yang terjadi pada etnis muslim Rohingya yang
dilakukan oleh pemerintah Myanmar. Narasumber yang
ditampilkan oleh Republika.co.id berasal dari pihak muslim atau
organisasi muslim yaitu Moh. Taufik, Ketua KAHMI Jakarta.
Seperti yang dikatakan Ketua KAHMI:
"Oleh karena itu, berdasarkan penilaian tersebut, KAHMI
JAYA menyatakan sikap bahwa kami mengutuk keras
tindakan biadab negara Myanmar yang telah melakukan
pembantaian etnis Rohingnya, juga menuntut tindakan
biadab tersebut segera diakhiri untuk selama-lamanya,"
tegasnya.67
Kalimat tersebut menunjukkan seakan-akan membenarkan
bahwa Myanmar telah melalukan pembersihan etnis terhadap
etnis Rohingya. Republika.co.id tidak menyediakan ruang bagi
narasumber lain seperti dari pihak pemerintah Myanmar atau
pihak tokoh/organisasi Buddha di Indonesia. Tidak ada cover
bothside yang seharusnya dilakukan Republika.co.id sebagai
aturan dalam memuat berita. Pada teks beritanya Republika.co.id
lima kali mengutip pernyataan Moh. Taufik. Terjadi
keberpihakan yang dilakukan oleh Republika.co.id dengan
menggunakan narasumber-narasumber yang memang mengecam
atas tindakan kekerasan dan pembantaian etnis muslim Rohingya
oleh pemerintah Myanmar.
67
“KAHMI: Pembantaian Etnis Rohingya Mengoyak Rasa
Kemanusiaan”, Republika.co.id, 4 September 2017, Paragraf 5.
65
e. Pernyataan
Untuk memperkuat pernyataannya yang tidak meyetujui
aksi kekerasan dan pembantaian terhadap muslim Rohingya,
Moh, Taufik, Ketua KAHMI menyatakan mengutuk keras yang
telah dilakukan pemerintah Myanmar terhadap etnis muslim
Rohingya dan berharap agar tindakan tersebut segera diakhiri.
Pernyataan Republika.co.id ialah:
"Oleh karena itu, berdasarkan penilaian tersebut, KAHMI
JAYA menyatakan sikap bahwa kami mengutuk keras
tindakan biadab negara Myanmar yang telah melakukan
pembantaian etnis Rohingnya, juga menuntut tindakan
biadab tersebut segera diakhiri untuk selama-lamanya,"68
Pernyataan yang selalu diulang-ulang oleh
Republika.co.id merupakan salah satu cara untuk menunjukkan
sikap ketidaksetujuan terhadap aksi pembantaian etnis muslim
Rohingya, karena terlihat dari Republika.co.id hanya mengutip
penyataan Moh, Taufik, selaku ketua KAHMI. Hal tersebut
menandakan bahwa pernyataan ini sangat penting sehingga
diulangi dan ingin mempertegas bahwa ketua KAHMI mengecam
tindakan yang dilakukan pemerintah Myanma”.
f. Penutup
Dalam pemberitaan diakhiri dengan kutipan pernyataan
dari Moh. Taufik selaku ketua KAHMI yang mengharapkan agar
etnis muslim Rohingya terbebas dari aksi kekerasan dan
pembantaian serta praktik genosida (pemusnahan etnis) yang
dilakukan pemerintah Myanmar. Penutup Republika.co.id ialah:
68
“KAHMI: Pembantaian Etnis Rohingya Mengoyak Rasa
Kemanusiaan”, Republika.co.id, 4 September 2017, Paragraf 5.
66
"Yakni minoritas Muslim dan etnis Rohingya terbebas
dari aksi kekerasan, pembantaian dan praktik Genosida
untuk selama-lamanya," ujarnya lagi.”69
Pada paragraf penutup, Republika.co.id berperan sebagai
conflict resolution yaitu mengarahkan pihak yang bertikai pada
penyelesaian konflik. Hal ini tampak sesuai dengan pernyataan
Ketua KAHMI agar etnis Rohingya terbebas dari aksi kekerasan,
pembantaian dan praktik Genosida untuk selama-lamanya.
1.2 Skrip
Skrip berhubungan dengan bagaimana wartawan
mengisahkan atau menceritakan peristiwa ke dalam bentuk
berita. Struktur ini melihat bagaimana strategi cara bercerita atau
bertutur yang dipakai oleh wartawan dalam mengemas peristiwa
ke dalam bentuk berita.
Analisis skrip pada Republika.co.id memenuhi unsur
5W+1H. Dalam teks Republika.co.id unsur how lebih
ditekankan. Berikut kutipan teks berita Republika.co.id yang
menekankan unsur how:
“Taufik mengatakan aksi kekerasan dan pembantaian
tersebut telah menelan korban jiwa penyiksaan dan
pembantaian ribuan anak-anak dan balita, dan juga
Genoside etnis minoritas disamping itu pula anak
perempuan Rohingya diperkosa, rumah-rumah dan
masjid-masjid dibakar rata dengan tanah. Tidak kurang
tiga ribu orang melarikan diri ke perbatasan Bangladesh.
69
“KAHMI: Pembantaian Etnis Rohingya Mengoyak Rasa
Kemanusiaan”, Republika.co.id, 4 September 2017, Paragraf 11.
67
Belakangan ini jumlah korban mencapai kurang lebih
800-an orang, termasuk perempuan dan anak-anak.”70
Pada teks tersebut, Republika.co.id menonjolkan berita
mengenai telah terjadinya kekerasan, pembantaian, dan
pembersihan etnis terhadap kaum etnis muslim Rohingya. Teks
yang ditampilkan Republika.co.id tampaknya menjelaskan
bagaimana penderitaan yang dialami pada etnis Rohingya dengan
menguraikan peristiwa yang terjadi seperti pembantaian ribuan
anak-anak, perempuan diperkosa hingga pembakaran rumah-
rumah dan masjid.
1.3 Tematik
a. Detail
Detail yang dipaparkan oleh Republika.co.id menyatakan
bahwa menurut Moh. Taufik, ketua KAHMI JAYA telah terjadi
kekerasan, pembantaian dan pembersihan etnis muslim Rohingya.
Keseluruhan detail yang digunakan menyatakan sikap tidak
setuju dan mengecam. Detail pertama, Republika.co.id seolah
menguraikan fakta apa yang telah terjadi di Myanmar. Berikut
kutipannya:
“Taufik mengatakan aksi kekerasan dan pembantaian
tersebut telah menelan korban jiwa penyiksaan dan
pembantaian ribuan anak-anak dan balita, dan juga
Genoside etnis minoritasdisamping itu pula anak
perempuan Rohingya diperkosa, rumah-rumah dan
masjid-masjid dibakar rata dengan tanah. Tidak kurang
tiga ribu orang melarikan diri ke perbatasan Bangladesh.
70
“KAHMI: Pembantaian Etnis Rohingya Mengoyak Rasa
Kemanusiaan”, Republika.co.id, 4 September 2017, Paragraf 3.
68
Belakangan ini jumlah korban mencapai kurang lebih
800-an orang, termasuk perempuan dan anak-anak.”71
Detail kedua, Republika.co.id melakukan penonjolan yang
disengaja untuk menciptakan citra negatif tertentu pada
masyarakat mengenai sikap pemerintah Myanmar. Berikut
kutipannya:
“Menurut Taufik, Myanmar terkesan melakukan politik
pembiaran terjadinya aksi kekerasan dan pembantaian ini.
Ia menambahkan, hal itu terbukti secara meyakinkan
Myanmar tidak bersedia menghentikan aksi kekerasan,
pembantaian dan praktik Genosida etnis Rohingya.”72
Dengan detail tersebut Republika.co.id jelas menyatakan
sikap ketidaksetujuan dan mengecam aksi kekerasan dan
pembantaian yang dilakukan pemerintah Myanmar terhadap etnis
muslim Rohingya, karena keseluruhan detail yang dijabarkan
menyatakan ketidaksetujuan dan pengecaman.
b. Koherensi
Koherensi pada teks berita Republika.co.id ialah:
“Selain itu, KAHMI JAYA mendesak Presiden Jokowi
agar mengusir Dubes Myanmar dari Indonesia sebagai
bentuk aksi konkret atas aksi kekerasan dan pembantaian
minoritas umat Islam di Myanmar.”73
71
“KAHMI: Pembantaian Etnis Rohingya Mengoyak Rasa
Kemanusiaan”, Republika.co.id, 4 September 2017, Paragraf 3. 72
“KAHMI: Pembantaian Etnis Rohingya Mengoyak Rasa
Kemanusiaan”, Republika.co.id, 4 September 2017, Paragraf 4. 73
“KAHMI: Pembantaian Etnis Rohingya Mengoyak Rasa
Kemanusiaan”, Republika.co.id, 4 September 2017, Paragraf 6.
69
Merupakan koherensi yang mengandung makna sebab-
akibat. Kata “sebagai” dalam kalimat ini bahwa KAHMI JAYA
memprotes aksi kekerasan dan pembantaian minoritas umat Islam
di Myanmar, sehingga mendesak Presiden Jokowi agar mengusir
Dubes Myanmar dari Indonesia. Dalam hal ini, Republika.co.id
ingin menunjukkan bahwa ada aksi kecaman terhadap Myanmar
mengenai kekerasan dan pembantaian pada etnis muslim
Rohingya.
c. Bentuk Kalimat
Bentuk kalimat yang digunakan Republika.co.id ialah:
“Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Jakarta Raya
(KAHMI JAYA) mengecam aksi kekerasan dan
pembantaian umat Islam etnis Rohingya yang terjadi di
wilayah provinsi Rakhine, Myanmar. KAHMI JAYA
menilai aksi kekerasan dan pembantaian tersebut
tergolong ke dalam tragedi kemanusiaan yang sadis dan
keji.”74
Bentuk kalimat tersebut berpola kalimat Deduktif, dimana
inti kalimat (umum) ditempatkan dibagian muka yaitu
“mengecam aksi kekerasan dan pembantaian umat Islam etnis
Rohingya”, kemudian disusul dengan keterangan tambahan
(khusus) yaitu “aksi kekerasan dan pembantaian tersebut
tergolong ke dalam tragedi kemanusiaan yang sadis dan keji”.
Kutipan bentuk kalimat pada Republika.co.id diambil dari bagian
lead. Hal ini menekankan Republika.co.id mengecam aksi
kekerasan yang dilakukan pemerintah Myanmar.
74
“KAHMI: Pembantaian Etnis Rohingya Mengoyak Rasa
Kemanusiaan”, Republika.co.id, 4 September 2017, Paragraf 1.
70
1.4 Retoris
a. Leksikon
Pemilihan kata yang digunakan Republika.co.id ialah
“sadis dan keji”. Arti sadis dalam KBBI adalah tidak mengenal
belas kasihan; kejam; buas; ganas; kasar.75
Sedangkan Keji dalam
KBBI adalah sangat rendah (kotor, tidak sopan, dan sebagainya);
hina.76
Makna sadis dan keji yang dipakai Republika.co.id dari
teks tersebut memiliki arti menekankan apa yang telah
pemerintah Myanmar lakukan terhadap etnis muslim Rohingya
adalah perbuatan yang kejam dan melanggar hak asasi manusia.
Selanjutnya kata “genosida” dalam KBBI adalah
pembunuhan besar-besaran secara berencana terhadap suatu
bangsa atau ras.77
Dengan demikian Republika.co.id menekankan
bahwa telah terjadinya pemusnahan suatu etnis atau genosida
pada muslim Rohingya di Myanmar.
b. Grafis
Dari segi grafis, Republika.co.id mencoba memberikan
penekanan dengan menempatkan kata mengoyak rasa
kemanusiaan. “KAHMI: Pembantaian Etnis Rohingya
Mengoyak Rasa Kemanusiaan” Judul diberi ketebalan yang
berbeda dari isi teks berita. Penggunaan huruf tebal yang terdapat
75
https://kbbi.web.id/sadis diakses tanggal 3 Agustus 2018,
pukul 23:42 WIB 76
https://kbbi.web.id/keji diakses tanggal 3 Agustus 2018, pukul
23:45 WIB 77
https://kbbi.web.id/genosida diakses tanggal 3 Agustus 2018,
pukul 23:51WIB
71
pada judul merupakan bagian yang sengaja dibuat mencolok,
karena ini untuk mendukung arti penting suatu pesan
bahwasannya telah terjadi pembantaian etnis muslim Rohingya di
Myanmar.
Disamping itu, penggunaan foto pada Republika.co.id
dimana terdapat tiga anak yang sedang melintasi rawa dengan
caption Bocah pengungsi Rohingya melintasi rawa dalam
upayanya mengungsi ke wilayah Bangladesh. Republika.co.id
ingin menekankan bahwasannya pembantaian dan kekerasan
yang terjadi pada etnis muslim Rohingya melibatkan anak-anak
kecil dan membuat mereka harus mengungsi ke wilayah
Bangladesh.
2. Berita pada Republika.co.id 5 September 2017
2.1 Sintaksis
Struktur sintaksi Republika.co.id 5 September 2017
memiliki bentuk piramida terbalik, dimana aspek yang
dianggap penting diletakkan di awal teks (lead). Skema
pemberitaan yang ditampilkan oleh Republika.co.id
menggiring pembaca bahwa bukan faktor agama yang
menjadi faktor utama konflik yang terjadi di Myanmar. Hal
ini terlihat dari bagaimana Republika.co.id, menyusun
berita yang digunakan, dari lead yang menjadi bagian
terpenting menampilkan pernyataan Jusuf Kalla sebagai
Wakil Presiden Republik Indonesia yang menjelaskan
bahwa faktor agama bukan menjadi pemicu utama konflik,
72
sebab di Kota Yangoon terdapat sekitar 100 masjid dan
umat Islam serta budha hidup berdampingan secara damai.
a. Headline
Headline berita Republika.co.id “JK Sebut Ada Empat
Pemicu Konflik Rohingya” membahas tema faktor utama konflik
yang terjadi di negara bagian Rakhine, Myanmar. Headline berita
Republika.co.id sudah sangat jelas menunjukan pandangan bahwa
ada empat pemicu terjadinya konflik di Rohingya. Hal ini
dilakukan Republika.co.id agar pembaca menggambarkan kepada
khalayak bahwa ada selain faktor agama yang menjadi konflik di
Rohingya.
b. Lead
Lead pada teks berita Republika.co.id ialah:
“Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla
mengatakan, konflik yang terjadi di Rakhine Myanmar
tidak hanya disebabkan oleh faktor agama namun juga
terdapat beberapa faktor lainnya seperti latar belakang
sejarah, ekonomi, dan politik”78
Lead berita yang digunakan merupakan what lead. Dalam
lead ini ingin menjelaskan bahwa tidak hanya faktor agama yang
menjadi pemicu konflik yang terjadi di Rakhine, Myanmar.
Selain penjelasnya bukan hanya faktor agama, Wakil Presiden
Jusuf Kalla mengatakan bahwa ada beberapa faktor lainnya
seperti latar belakang sejarah, ekonomi dan politik. Hal ini
diperkuat dengan pernyataan Jusuf Kalla yaitu:
78
JK Sebut Ada Empat Pemicu Konflik Rohingya,
Republika.co.id, 5 September 2017, Paragraf 1
73
Dalam Lead tersebut, pernyataan Jusuf Kalla digunakan
oleh Republika.co.id pada bagian lead karena Jusuf Kalla
merupakan Wakil Presiden Republik Indonesia dan sudah
beberapa kali mengunjungi Rakhine, Myanmar. Berikut
pernyataannya:
"Ada masalah sejarah ketika Inggris menjajah di daerah-
daerah situ sampai India, kemudian masalah politik juga,
karena masing-masing pimpinan membutuhkan
konstituen, masalah agama pasti ada, juga ekonomi
berkumpul semua itu masalah," ujar Jusuf Kalla ketika
ditemui di kantornya, Selasa (5/9). Jusuf Kalla mengaku
sudah tiga kali berkunjung ke negara Rakhine atas nama
Palang Merah Indonesia (PMI) sekitar 2012 lalu. Ketika
itu dia membantu para pengungsi yang beragama islam
maupun budha.79
Dalam lead tersebut, Republika.co.id ingin mengajak
pembaca bahwa konflik yang terjadi pada etnis muslim Rohingya
bukan hanya faktor agama.
c. Latar Informasi
Latar informasi pada teks Republika.co.id adalah:
“Faktor agama bukan menjadi pemicu utama konflik. Sebab
di Kota Yangoon terdapat sekitar 100 masjid dan umat
Islam serta budha hidup berdampingan secara damai.”80
Latar Informasi yang digunakan pada pemberitaan ini
menyatakan bahwa Faktor agama bukan menjadi pemicu utama
79
JK Sebut Ada Empat Pemicu Konflik Rohingya,
Republika.co.id, 5 September 2017, Paragraf 3&4. 80
JK Sebut Ada Empat Pemicu Konflik Rohingya,
Republika.co.id, 5 September 2017, Paragraf 2.
74
konflik. Seperti yang dikatakan Wakil Presiden Republik
Indonesia, Jusuf Kalla Berikut kutipan pernyataan:
"Ada masalah sejarah ketika Inggris menjajah di daerah-
daerah situ sampai India, kemudian masalah politik juga,
karena masing-masing pimpinan membutuhkan
konstituen, masalah agama pasti ada, juga ekonomi
berkumpul semua itu masalah," ujar Jusuf Kalla ketika
ditemui di kantornya, Selasa (5/9).81
Sikap Jusuf Kalla ini mempertegas dalam posisi petinggi
negara mengenai persoalan yang menimpa etnis muslim
Rohingya di Myanmar, beliau menghimbau kepada seluruh
masyarakat Indonesia agar tidak terpicu dengan konflik-konflik
yang mengatasnamakan agama. Sebab, di Indonesia umat Islam
dan buddha hidup berdampingan secara damai. Dengan demikian,
Republika.co.id menggunakan latar tersebut sebagai strategi
untuk mengajak pembaca untuk berfikir bukan faktor agama yang
menjadi utama pemicu konflik.
d. Kutipan Narasumber
Kutipan narasumber pada teks Republika.co.id hanya ada
satu narasumber yaitu wakil presiden Jusuf Kalla mengatakan
bahwa:
"Rumah sakit itu ada di perbatasan antara kampung Islam
dan Buddha, artinya supaya melayani dua kelompok di
situ, sehingga mudah-mudahan dapat memperbaiki
hubungan," kata Jusuf Kalla.82
81
JK Sebut Ada Empat Pemicu Konflik Rohingya,
Republika.co.id, 5 September 2017, Paragraf 3. 82
JK Sebut Ada Empat Pemicu Konflik Rohingya,
Republika.co.id, 5 September 2017, Paragraf 6.
75
Pemilihan narasumber yang dilakukan oleh
Republika.co.id tidak cover bothside dalam pemberitaan tersebut,
karena Republika.co.id hanya mewawancarai satu narasumber
yaitu Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla. Pendapatnya Jusuf
Kalla pada berita Republika.co.id lebih pada komentarnya yang
mengingatkan untuk perdamaian antar kelompok yang berkonflik
dan harapannya semoga kondisi di Myanmar bisa membaik.
e. Pernyataan
Dalam pernyataan yang diungkapkan wakil presiden
Republik Indonesia, Jusuf Kalla bahwa faktor agama bukan
pemicu utama konflik, sebab ada tempat ibadah umat Islam dan
Buddha yang hidup berdampingan. Hal tersebut membuktikan
bahwa faktor agama bukanlah sebagai pemicu utama konflik
yang terjadi di Rohingya. Dan menurut Jusuf Kalla, masyakarat
indonesia jangan terpancing mengenai konflik yang
mengatasnamakan agama. Seperti pada teks berita di bawah ini:
“Jusuf Kalla mengimbau kepada seluruh masyarakat
Indonesia agar tidak terpicu dengan konflik-konflik yang
mengatasnamakan agama. Sebab, di Indonesia umat Islam
dan buddha hidup berdampingan secara damai. Bahkan
umat Buddah yang ada di Indonesia juga mengutuk
konflik yang terjadi di Rakhine State, Myanmar.”83
Dalam hal ini, Republika.co.id mengajak pembaca untuk
memahami bahwasannya bukan hanya faktor agama dan jangan
terpancing isu-isu yang mengatasnamakan agama.
83
JK Sebut Ada Empat Pemicu Konflik Rohingya,
Republika.co.id, 5 September 2017, Paragraf 10.
76
f. Penutup
Penutup teks pada berita Republika.co.id ialah:
“Jusuf Kalla mengimbau kepada seluruh masyarakat
Indonesia agar tidak terpicu dengan konflik-konflik yang
mengatasnamakan agama. Sebab, di Indonesia umat Islam
dan buddha hidup berdampingan secara damai. Bahkan
umat Buddah yang ada di Indonesia juga mengutuk
konflik yang terjadi di Rakhine State, Myanmar.”84
Kalimat tersebut menggambarkan pentingnya masyarakat
Indonesia agar tidak terpicu konflik yang mengatasnamakan
agama. Karena di Indonesia umat Islam dan Buddha hidup
berdampingan secara damai. Penutup ini semakin memperjelas
arah Republika.co.id yang lebih menekankan pada faktor agama
bukanlah pemicu dari konflik Rohingya. Tetapi pada beritanya
Republika.co.id tetap menjelaskan tentang konflik atau
pertempuran antara militer Myanmar dan etnis muslim Rohingya.
2.2 Skrip
Analisis skrip pada Republika.co.id memenuhi unsur
5W+1H. Dalam teks Republika.co.id unsur “why” lebih
ditekankan. Berikut teks yang mengandung unsur why:
“Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla
mengatakan, konflik yang terjadi di Rakhine, Myanmar
tidak hanya disebabkan oleh faktor agama namun juga
terdapat beberapa faktor lainnya seperti latar belakang
sejarah, ekonomi, dan politik.”85
84
JK Sebut Ada Empat Pemicu Konflik Rohingya,
Republika.co.id, 5 September 2017, Paragraf 10. 85
JK Sebut Ada Empat Pemicu Konflik Rohingya,
Republika.co.id, 5 September 2017, Paragraf 1
77
Pada teks tersebut menguatkan pendapat Republika.co.id
dengan mengutip pernyataan Jusuf kalla, bahwa pembantaian
etnis muslim Rohingya ini bukan hanya faktor agama melainkan
ada faktor-faktor lainnya. Dalam hal ini, Republika.co.id ingin
menunjukkan sikap netral dengan mengutip pernyataan Jusuf
Kalla bahwa jangan terpancing isu konflik agama, tetapi harus
melihat juga ada faktor-faktor lainnya seperti Sejarah, ekonomi
dan politik.
2.3 Tematik
a. Detail
Detail pada teks Republika.co.id menjelaskan bahwa
menurut wakil presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla, bukan
faktor agama yang menjadi pemicu konflik, sebagai contoh ada
rumah sakit di perbatasan desa Islam dan Buddha yang bisa
memperbaiki hubungan. Berikut teks beritanya:
"Rumah sakit itu ada di perbatasan antara kampung Islam
dan Buddha, artinya supaya melayani dua kelompok di
situ, sehingga mudah-mudahan dapat memperbaiki
hubungan," kata Jusuf Kalla.86
Keseluruhan detail yang diungkapkan wakil presiden
Republik Indonesia Jusuf Kalla menampilkan agar tidak terpicu
konflik yang mengatasnamakan agama. Dengan detail ini,
Republika.co.id ingin menunjukkan sikap agar tidak terpicu
konflik mengatasnamakan agama.
86
JK Sebut Ada Empat Pemicu Konflik Rohingya,
Republika.co.id, 5 September 2017, Paragraf 6.
78
Republika.co.id berperan sebagai conflict resolution yaitu
mengarahkan pihak yang bertikai pada penyelesaian konflik. Hal
ini tampak sesuai dengan pernyataan Jusuf Kalla agar tidak
terpicu konflik yang mengatasnamakan agama.
b. Koherensi
Koherensi pada teks Republika.co.id ialah:
“Menurutnya, faktor agama bukan menjadi pemicu utama
konflik. Sebab di Kota Yangoon terdapat sekitar 100
masjid dan umat Islam serta buddha hidup berdampingan
secara damai.”87
Hal ini Kata „sebab‟ pada teks berita Republika.co.id ini
merupakan jenis Koherensi yang mengandung makna Sebab-
akibat bahwa menurut Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla
bukan agama yang menjadi faktor pemicu konflik di Myanmar
dan terdapat 100 Masjid di kota Yangoon, serta umat Islam dan
Buddha hidup damai berdampingan. Sedangkan Myanmar
merupakan negara mayoritasnya beragama Buddha.
c. Bentuk Kalimat
Bentuk kalimat yang digunakan pada teks berita
Republika.co.id ialah :
“Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla
mengatakan, konflik yang terjadi di Rakhine, Myanmar
tidak hanya disebabkan oleh faktor agama namun juga
87
JK Sebut Ada Empat Pemicu Konflik Rohingya,
Republika.co.id, 5 September 2017, Paragraf 2.
79
terdapat beberapa faktor lainnya seperti latar belakang
sejarah, ekonomi, dan politik”. 88
Kalimat tersebut berpola kalimat Dedukif, dimana inti
kalimat (umum) ditempatkan dibagian muka, kemudian disusul
dengan keterangan tambahan (khusus) yang diposisikan
kemudian. Kutipan bentuk kalimat pada Republika.co.id diambil
dari bagian lead. Hal ini menekankan Republika.co.id melalui
pernyataan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla, bahwa konflik
yang terjadi bukan hanya faktor agama saja namun juga terdapat
beberapa faktor lainnya seperti latar belakang sejarah, ekonomi,
dan politik.
2.4 Retoris
a. Leksikon
Pemilihan kata Leksikon yang digunakan Republika.co.id
adalah:
"Ada masalah sejarah ketika Inggris menjajah di daerah-
daerah situ sampai India, kemudian masalah politik juga,
karena masing-masing pimpinan membutuhkan
konstituen, masalah agama pasti ada, juga ekonomi
berkumpul semua itu masalah," ujar Jusuf Kalla ketika
ditemui di kantornya, Selasa (5/9).”89
Makna ekonomi dan politik yang dipakai Republika.co.id
dari teks tersebut memiliki arti faktor tersebutlah yang juga
menjadi pemicu konflik yang terjadi di Myanmar. Ekonomi
88
JK Sebut Ada Empat Pemicu Konflik Rohingya,
Republika.co.id, 5 September 2017, Paragraf 1. 89
JK Sebut Ada Empat Pemicu Konflik Rohingya,
Republika.co.id, 5 September 2017, Paragraf 3.
80
merujuk pada sumber daya alam dan manusia yang ada di
Myanmar dan politik merujuk pada kebijakan pemerintah
Myanmar.
b. Grafis
Dari segi grafis, Republika.co.id mencoba memberikan
penekanan dengan menempatkankan kata pemicu konflik
Rohingya. “JK Sebut Ada Empat Pemicu Konflik Rohingya”
Judul diberi ketebalan yang berbeda dari isi teks berita.
Penggunaan huruf tebal yang terdapat pada judul merupakan
bagian yang sengaja dibuat mencolok, karena ini untuk
mendukung arti penting suatu pesan bahwasannya ada empat
faktor yang menjadi pemicu konflik di Rohingya.
Disamping itu, penggunaan foto pada Republika.co.id
dimana wakil presiden Republika.co.id Indonesia, Jusuf Kalla
yang menjadi cover pada artikel ini. Pemilihan foto dengan cover
Jusuf Kalla karena pada artikel inilah Jusuf Kalla menyampaikan
pendapat mengenai konflik pemicu yang terjadi di Rohingya.
Pada foto cover berita tersebut juga terlihat gesture Jusuf Kalla
sedang menjelaskan suatu masalah.
3. Berita pada Republika.co.id 12 September 2017
3.1 Sintaksis
Skema pemberitaan yang ditampilkan oleh
Republika.co.id menampilkan kepada pembaca bahwa PBB
telah memberikan pernyataan agar Myanmar segera
mengakhiri operasi militer di negara bagian Rakhine.
81
Republika.co.id membangun skema dengan struktur
piramida terbalik yang menempatkan bagian terpenting di
atas. Sesuai judul yang digunakan Republika.co.id yakni
“PBB Kecam Tindakan Pembersihan Etnis Di Myanmar”.
Hal ini terlihat dari bagaimana Republika.co.id, menyusun
berita yang digunakan, dari lead yang menjadi bagian
terpenting menampilkan pernyataan Zeid Ra'ad al-Hussein
sebagai Pejabat tinggi hak asasi manusia PBB yang
mendesak agar pemerintah Myanmar segera menghentikan
operasi militer di negara bagian Rakhine. Kemudian semua
narasumber yang digunakan menyatakan mengecam aksi
pembantaian dan penyiksaan yang dilakukan militer
Myanmar terhadap muslim Rohingya.
Selanjutnya latar informasi, kutipan narasumber,
pernyataan, dan penutup dikemas dengan skema yang
seluruhnya mengkonstruk pembaca untuk mengambil
kesimpulan bahwa PBB mengecam dan pemerintah
Myanmar bisa diadili karena perbuatannya terhadap muslim
Rohingya.
a. Headline
Dalam Headline berita Republika.co.id menggunakan
kalimat “PBB Kecam Tindakan Pembersihan Etnis Di
Myanmar”. Hal ini dilakukan Republika.co.id ingin menunjukkan
sikap ketidaksetujuan dengan tindakan pemerintah Myanmar
terhadap etnis muslim Rohingya sama halnya PBB juga tidak
82
mendukung dan mengecam tindakan yang dilakukan Myanmar
dalam pembersihan etnis Muslim Rohingya.
b. Lead
Lead pada teks berita Republika.co.id ialah:
“Pejabat tinggi hak asasi manusia PBB, Zeid Ra'ad al-
Hussein mendesak Myanmar untuk mengakhiri operasi
keamanan terhadap Rohingya di negara bagian Rakhine.
Menurutnya apa yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar
merupakan contoh tindakan pembersihan etnis.” 90
Lead berita yang digunakan merupakan what lead. Dalam
lead ini Republika.co.id ingin menjelaskan bahwa PBB mendesak
pemerintah Myanmar untuk segera mengakhiri operasi militer
terhadap etnis muslim Rohingya. Selain penjelas apa yang telah
dilakukan militer Myanmar, pejabat tinggi hak asasi manusia
PBB,Zeid Ra‟ad al-Hussein yang mempertegas bahwa Myanmar
harus sudahi operasi militer terhadap etnis Muslim Rohingya
karena ini merupakan tindakan pembersihan etnis.
Dalam Lead tersebut pernyataan Zeid Ra‟ad al-Hussein
digunakan oleh Republika.co.id pada bagian lead karena Zeid
Ra‟ad al-Hussein merupakan pejabat tinggi hak asasi manusia
PBB. Berikut pernyataannya:
"Saya meminta pemerintah untuk mengakhiri operasi
militernya yang kejam, dengan pertanggungjawaban atas
semua pelanggaran yang telah terjadi, dan untuk
mengehentikan pola diskriminasi yang parah dan meluas
90
PBB Kecam Tindakan Pembersihan Etnis Di Myanmar,
Republika.co.id, 12 September 2017, Paragraf 1.
83
terhadap populasi Rohingya," kata Zeid seperti dilansir
Aljazirah, Selasa (12/9).91
Lead pada teks beritanya Republika.co.id ingin
menyatakan sikap bahwa tindakan yang dilakukan pemerintah
Myanmar terhadap kaum muslim Rohingya untuk segera
mengakhiri operasi militernya dan PBB sudah mengecam
perbuatan itu.
c. Latar Informasi
Latar informasi yang digunakan pada pemberitaan ini
menyatakan bahwa PBB mengecam untuk segera mengakhiri
operasi militer Myanmar yang dilakukan kepada muslim
Rohingya serta mempertanggung jawabkan apa yang telah
dilakukannya. Berikut kutipan pernyataan:
"Saya meminta pemerintah untuk mengakhiri operasi
militernya yang kejam, dengan pertanggungjawaban atas
semua pelanggaran yang telah terjadi, dan untuk
mengehntikan pola diskriminasi yang parah dan meluas
terhadap populasi Rohingya," kata Zeid seperti dilansir
Aljazirah, Selasa (12/9).92
Sikap PBB yang dinyatakan Zeid Ra‟ad al‟Hussein ini
mempertegas dalam posisi organisasi internasional mengenai
persoalan yang menimpa etnis muslim Rohingya di Myanmar,
mereka mengecam tindakan militer Myanmar dan harus segera
dihentikan operasi militer yang dilakukannya. Teks berita
Republika.co.id menggunakan latar tersebut sebagai bentuk
91
PBB Kecam Tindakan Pembersihan Etnis Di Myanmar,
Republika.co.id, 12 September 2017, Paragraf 3. 92
PBB Kecam Tindakan Pembersihan Etnis Di Myanmar,
Republika.co.id, 12 September 2017, Paragraf 3.
84
kecaman mengenai tindakan operasi militer Myanmar terhadap
etnis muslim Rohingya.
d. Kutipan Narasumber
Kutipan narasumber pada teks berita Republika.co.id
mengatakan:
"Komunitas internasional mengatakan bahwa ini adalah
genosida. Kami juga mengatakan bahwa ini adalah
genosida," ujar Menlu Bangladesh AH Mahmood Ali
mengatakan kepada wartawan setelah memberikan
keterangan kepada para diplomat di Dhaka pada hari
Ahad.”93
Teks tersebut menunjukkan bahwa apa yang telah
dilakukan militer Myanmar merupakan genosida atau
pembersihan etnis dan mereka mendesak serta mengecam militer
Myanmar agar segera menghentikan operasi militernya.
Pemilihan narasumber yang dilakukan oleh Republika.co.id
merupakan setting yang sengaja dilakukan untuk menonjolkan
sikap ketidaksetujuan kepada pemerintah Myanmar terhadap
pembersihan etnis muslim Rohingya.
e. Pernyataan
Dalam pernyataan yang diungkapkan Menteri Luar Negeri
Bangladesh AH Mahmood Ali menjelaskan bahwa tindakan yang
dilakukan pemerintah Myanmar adalah Genosida. Menlu
Bangladesh AH Mahmood Ali menjelaskan bahwa tokoh-tokoh
terkemuka di Myanmar dapat diadili karena tindakan genosida di
93
PBB Kecam Tindakan Pembersihan Etnis Di Myanmar,
Republika.co.id, 12 September 2017, Paragraf 5.
85
sebuah pengadilan internasional. Seperti teks dalam berita
Republika.co.id:
“Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Bangladesh
mengatakan bahwa tokoh-tokoh terkemuka di Myanmar
dapat diadili karena tindakan genosida di sebuah
pengadilan internasional.”94
Melalui penggunaan pernyataan tersebut sebagai strategi
untuk menyatakan sikap Republika.co.id mendukung untuk
mengadili tokoh-tokoh terkemuka di Myanmar atas tindakan
genosida pada etnis muslim Rohingya.
f. Penutup
Penutup teks berita Republika.co.id.co.id adalah:
“Ia menjelaskan, keputusan akan diambil setelah menilai
langkah-langkah apa yang perlu dilakukan. Ia juga
mendesak masyarakat internasional untuk menunjukan
kepedulian mereka kepada Rohingya.” 95
Kalimat tersebut menggambarkan pentingnya masyarakat
internasional untuk menunjukan kepedulian mereka terhadap
muslim Rohingya. Teks berita Republika.co.id ini diwujudkan
dengan menampilkan pernyataan narasumber dari komunitas
internasional sebagai pendukung gagasannya tersebut. Penutup
ini semakin memperjelas arah Republika.co.id yang lebih
menenkankan pada penindakan atau hukuman yang akan diambil
untuk mengadili pemerintah Myanmar.
94
PBB Kecam Tindakan Pembersihan Etnis Di Myanmar,
Republika.co.id, 12 September 2017, Paragraf 7. 95
PBB Kecam Tindakan Pembersihan Etnis Di Myanmar,
Republika.co.id, 12 September 2017, Paragraf 10.
86
3.2 Skrip
Analisis skrip pada Republika.co.id memenuhi unsur
5W+1H. Hanya saja struktur skripnya lebih menekankan unsur
“how”. Pada Republika.co.id mengutip pernyataan pejabat tinggi
hak asasi manusia Bangladesh. Berikut kutipannya:
Kazi Reazul Hoque menyatakan “bahwa genosida telah
dilakukan di Myanmar, orang-orang dibunuh dalam
serangan pembakaran, kita berpikir untuk mendesak
persidangan melawan Myanmar, dan melawan tentara
Myanmar, di sebuah pengadilan internasional."
Republika.co.id ingin menunjukkan pernyataan yang
dibuat oleh para petinggi organisasi internasional terkait
permasalahan genosida etnis muslim Rohingya bahwa pemerintah
Myanmar telah melanggar hukum hak asasi manusia dan dapat
diadili karena pembantaian etnis muslim Rohingya.
3.3 Tematik
a. Detail
Detail pada teks Republika.co.id menjelaskan bahwa
organisasi internasional mengecam perbuatan genosida yang
dilakukan pemerintah Myanmar dan tindakannya dapat diadili di
pengadilan internasional. Seperti pada teks berikut ini:
"Saya meminta pemerintah untuk mengakhiri operasi
militernya yang kejam, dengan pertanggungjawaban atas
semua pelanggaran yang telah terjadi, dan untuk
mengehntikan pola diskriminasi yang parah dan meluas
87
terhadap populasi Rohingya," kata Zeid seperti dilansir
Aljazirah, Selasa (12/9).”96
Republika.co.id jelas menyatakan ketidaksetujuannya
terhadap pemerintah Myanmar yang melakukan genosida
terhadap etnis muslim Rohingya pada pemberitaan ini karena
seluruh detail dari 9 paragraf menjelaskan pengecaman terhadap
sikap pemerintah Myanmar. Keseluruhan detail yang
diungkapkan Pejabat tinggi PBB Zeid Ra‟ad al-Hussein, AH
Mahmood Ali Menlu Bangladesh, dan Kazi Reazul Hoque
Komisi Nasional HAM Bangladesh. Tidak ada detail yang
menjabarkan sikap penolakan pemberitaan genosida yang
dilakukan pemerintah Myanmar terhadap etnis muslim Rohingya.
Dengan detail ini, Republika.co.id sikap setuju dengan
para petinggi internasional untuk mengambil sikap mengecam
dan mengadili pemerintah Myanmar yang telah melakukan
genosida terhadap etnis muslim Rohingya.
b. Koherensi
Koherensi pada teks Republika.co.id adalah:
"Cara genosida telah dilakukan di Myanmar, cara orang-
orang terbunuh dalam serangan pembakaran, kita berpikir
untuk mendesak persidangan melawan Myanmar, dan
melawan tentara Myanmar, di sebuah pengadilan
internasional".97
96
PBB Kecam Tindakan Pembersihan Etnis Di Myanmar,
Republika.co.id, 12 September 2017, Paragraf 9. 97
PBB Kecam Tindakan Pembersihan Etnis Di Myanmar,
Republika.co.id, 12 September 2017, Paragraf 9.
88
Kata „untuk‟ pada teks berita Republika.co.id ini
merupakan jenis koherensi penjelas yang mengandung makna
bahwa Ketua Komisi HAM Bangladesh, Kazi Reazul Hoque,
agar segera menindaklanjuti tindakan yang dilakukan oleh militer
Myanmar terhadap kaum etnis Rohingya. Dengan demikian,
Republika.co.id menggunakan kata untuk yang berarti penjelas
apa yang harus dilakukan kepada pemerintah Myanmar.
c. Bentuk Kalimat
Bentuk kalimat yang digunakan Republika.co.id ialah:
“Pejabat tinggi hak asasi manusia PBB, Zeid Ra'ad al-
Hussein mendesak Myanmar untuk mengakhiri operasi
keamanan terhadap Rohingya di negara bagian Rakhine.
Menurutnya apa yang dilakukan oleh pemerintah
Myanmar merupakan contoh tindakan pembersihan
etnis.”98
Kalimat tersebut berpola kalimat Dedukif, dimana inti
kalimat (umum) ditempatkan dibagian muka, kemudian disusul
dengan keterangan tambahan (khusus) yang diposisikan
kemudian. Kutipan bentuk kalimat pada Republika.co.id diambil
dari bagian lead. Tema inti dari teks tersebut memaparkan bahwa
organisasi internasional mengecam aksi kekerasan yang
dilakukan pemerintah Myanmar agar segera dihentikan operasi
militer yang dilakukan tentara Myanmar terhadap muslim
Rohingya. Selanjutnya menerangkan kalimat keterangan bahwa
apa yang pemerintah lakukan terhadap etnis muslim Rohingya
adalah contoh tindakan pembersihan etnis atau genosida. Dengan
98
PBB Kecam Tindakan Pembersihan Etnis Di Myanmar,
Republika.co.id, 12 September 2017, Paragraf 1.
89
menggunakan bentuk deduksi, maka dapat terlihat materi
konstruksi apa yang ingin dibangun Republika.co.id kepada
pembaca, yaitu dengan menempatkan hal yang dipandang penting
dalam berita pada bagian lead.
d. Kata Ganti
Kata ganti pada teks Republika.co.id adalah:
“Ia menjelaskan, keputusan akan diambil setelah menilai
langkah-langkah apa yang perlu dilakukan. Ia juga
mendesak masyarakat internasional untuk menunjukan
kepedulian mereka kepada Rohingya.”99
Kata yang digunakan adalah “mereka” dalam pernyataan
Kazi Reazul Hoque menunjukan representasi dari sikap bersama
untuk menunjukan kepedulian terhadap etnis muslim Rohingya.
Hal ini, Republika.co.id menunjukkan agar masyarakat
memberikan kepeduliannya terhadap etnis muslim Rohingya.
3.4 Retoris
a. Leksikon
Pemilihan kata yang digunakan Republika.co.id ada lah
kata “kejam”. Menurut KBBI, arti kejam adalah tidak menaruh
belas kasihan; bengis; zalim.100
Makna kejam yang dipakai
Republika.co.id dari teks tersebut memiliki arti menekankan apa
yang telah pemerintah Myanmar lakukan terhadap etnis muslim
99
PBB Kecam Tindakan Pembersihan Etnis Di Myanmar,
Republika.co.id, 12 September 2017, Paragraf 8. 100
https://kbbi.web.id/kejam, diakses pada tanggal 4 Agustus
2018, pukul 10:27 WIB
90
Rohingya adalah perbuatan yang bengis dan melanggar hak asasi
manusia.
Selanjutnya kata “genosida” dalam KBBI adalah
pembunuhan besar-besaran secara berencana terhadap suatu
bangsa atau ras.101
Dengan demikian Republika.co.id
menekankan bahwa telah terjadinya pemusnahan suatu etnis atau
genosida pada muslim Rohingya di Myanmar.
b. Grafis
Dari segi grafis, Republika.co.id mencoba memberikan
penekanan dengan menempatkan kata kecaman PBB kepada
Myanmar. “PBB Kecam Tindakan Pembersihan Etnis Di
Myanmar” Judul diberi ketebalan yang berbeda dari isi teks
berita. Penggunaan huruf tebal yang terdapat pada judul
merupakan bagian yang sengaja dibuat mencolok, karena ini
untuk mendukung arti penting suatu pesan bahwasannya PBB
mengecam pembersihan etnis muslim Rohingya di Myanmar.
Disamping itu, penggunaan foto pada Republika.co.id
dimana terdapat anak-anak dan para pengungsi lainnya yang
sedang berteduh di sebuah pengungsian dengan caption Bocah
Rohingya di pengungsian bersama pengungsi lainnya berteduh di
sebuah pohon di Ukhiya, Cox Bazaar, Bangladesh.
Republika.co.id ingin menekankan bahwasannya pembantaian
dan kekerasan yang terjadi pada etnis muslim Rohingya
101
https://kbbi.web.id/genosida diakses tanggal 3 Agustus 2018,
pukul 23:51 WIB
91
melibatkan anak-anak kecil dan perempuan membuat mereka
harus mengungsi.
B. Analisis Hasil Temuan Teks Berita Kompas.com
1. Analisis Hasil Temuan Berita Kompas.com 3 September
2017
1.1 Sintaksis
Skema pemberitaan Kompas.com 3 September 2017
dapat dilihat dari headline, lead, latar informasi, kutipan
narasumber, pernyataan, dan penutup. Struktur sintaksis ini
menyusun pemberitaan dengan struktur piramida terbalik,
yaitu menempatkan bagian terpenting di atas.102
Skema
pemberitaan yang ditampilkan oleh Kompas.com
menggiring pembaca bahwa konflik ekonomi dan politiklah
yang menjadi faktor konflik di Myanmar. Hal ini terlihat
dari bagaimana Kompas.com, menyusun berita yang
digunakan, dari lead yang menjadi bagian terpenting
menampilkan pernyataan Wakil Sekjen Partai Kebangkitan
Bangsa (PKB) Daniel Johan bahwa kekerasan yang
dialami warga Rohingya di negara bagian Rakhine,
Myanmar bukan merupakan konflik agama melainkan
kepentingan ekonomi yang dibungkus agar seolah-olah
yang terjadi merupakan konflik agama. Bahkan hingga
akhir teks pemberitaan, Kompas.com menutup berita
102
Eriyanto,.Analisis Framing, Kontruksi Ideologi dan Politik
Media, h. 296
92
dengan pernyataan kepala bidang penelitian pada South
Asia Democratic Forum (SADF) Siegfried O Wolf bahwa
konflik yang terjadi didorong masalah ekonomi dan politis.
a. Headline
Headline berita Kompas.com ialah “Konflik Politik dan
Ekonomi di Balik Tragedi Kemanusiaan Rohingya” dapat
diartikan bahwa bukan faktor agama lah yang menjadi faktor
utama dalam konflik yang terjadi di Rohingya, melainkan konflik
ekonomi dan politik lah yang menjadi faktor pemicu konflik.
Selain itu, judul “Konflik Politik dan Ekonomi di Balik
Tragedi Kemanusiaan Rohingya” dapat dinilai pembaca sebagai
sikap yang diambil oleh Kompas.com dalam pemberitaan
pembantaian yang terjadi pada etnis muslim Rohingya. Dalam hal
ini, Kompas.com ingin menunjukkan bahwa bukan faktor agama
yang menjadi pemicu konflik.
b. Lead
Lead pada teks berita pada Kompas.com adalah
“Wakil Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel
Johan menuturkan, kekerasan yang dialami warga
Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar bukan
merupakan konflik agama.Menurut Daniel, terdapat konflik
kepentingan ekonomi yang melatarbelakangi peristiwa
kekerasan tersebut.Tak hanya itu, kepentingan ekonomi itu
dibungkus agar seolah-olah yang terjadi merupakan konflik
antar-agama”.103
103
Konflik Politik dan Ekonomi di Balik Tragedi Kemanusiaan
Rohingya, Kompas.com.com, 3 September 2017, Paragraf 1.
93
Lead pada teks menggunakan what lead. What lead menjadi
penguat pernyataan Wakil Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa
(PKB) Daniel Johan bahwa pemicu terjadinya konflik di
Myanmar bukanlah karena faktor agama tapi ada faktor ekonomi
dan politik yang menjadi penyebabnya. Lead ini menonjolkan
pada pemahaman bahwa ada dua faktor utama yang menjadi
pemicu konflik yaitu ekonomi dan politik. Dengan mengusung
penyataan dari Wakil Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
Daniel Johan selaku politisi yang beragama Buddha.
Kompas.com meletakan kasus pembantaian dan kekerasan yang
dialami etnis muslim Rohingya sebagai kasus yang bukan
merupakan faktor karena agama.
c. Latar Informasi
Latar informasi yang digunakan pada pemberitaan ini
merupakan konflik antar etnis yang sudah ada sejak masa
penjajahan Inggris. Pernyataan dari Wakil Sekjen Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan menguatkan bahwa
konflik yang terjadi di Myanmar bukan hanya karena faktor
agama melainkan sudah ada sejak masa penjajahan Inggris dan
faktor utamanya adalah faktor ekonomi dan politik. Seperti pada
kutipan teks di bawah ini:
"Sama sekali ini bukan persoalan agama. Ada konflik
kepentingan ekonomi di balik persoalan Rohingya. Di situ
ada jalur sumber energi, minyak dan gas. Saya rasa itu
yang utama di sana. Kepentingan itu dibungkus dengan
konflik agama dan dipelihara oleh militer Myanmar," ujar
Daniel saat ditemui usai menghadiri dialog dengan para
94
Bhiksu dan pemuka agama Budha di Wihara Dharma
Bakti, Glodok, Jakarta Barat, Minggu (3/9/2017).104
Dengan latar informasi tersebut Kompas.com ingin
menunjukkan bahwa faktor ekonomi dan politik lah yang menjadi
pemicu terjadinya konflik pada etnis muslim Rohingya dan
memang bukan karena faktor agama.
d. Kutipan Narasumber
Dari kutipan narasumber Kompas.com memberitakan
mengenai faktor pemicu konflik di Myanmar. Bahwa bukan
faktor agama yang menjadi pemicu konflik melainkan faktor
ekonomi dan politik. Seperti dalam teks berita narasumber yang
ditampilkan oleh Kompas.com berasal dari politisi PKB, Daniel
Johan yang beragama Buddha.:
"Sama sekali ini bukan persoalan agama. Ada konflik
kepentingan ekonomi di balik persoalan Rohingya. Di situ
ada jalur sumber energi, minyak dan gas. Saya rasa itu
yang utama di sana. Kepentingan itu dibungkus dengan
konflik agama dan dipelihara oleh militer Myanmar," ujar
Daniel saat ditemui usai menghadiri dialog dengan para
Bhiksu dan pemuka agama Budha di Wihara Dharma
Bakti, Glodok, Jakarta Barat, Minggu (3/9/2017).”105
Serta kepala bidang penelitian pada South Asia
Democratic Forum (SADF) Siegfried O Wolf mengatakan:
"Ini menyebabkan tambah runcingnya ketegangan.
Sementara itu, pemerintah tidak mendorong rekonsiliasi,
melainkan mendukung fundamentalis Buddha dengan
104
Konflik Politik dan Ekonomi di Balik Tragedi Kemanusiaan
Rohingya, Kompas.com.com, 3 September 2017, Paragraf 2. 105
Konflik Politik dan Ekonomi di Balik Tragedi Kemanusiaan
Rohingya, Kompas.com.com, 3 September 2017, Paragraf 2.
95
tujuan menjaga kepentingannya di kawasan yang kaya
sumber alam tersebut," ujar Siegfried.106
Kompas.com mengutip dari dua narasumber yang
berpendapat pokok pikiran yang sama, yaitu bukan faktor agama
yang menjadi pemicu konflik tetapi faktor ekonomi dan politik
yang menjadi faktor utamanya.
e. Pernyataan
Untuk memperkuat pernyataannya Kompas.com.com
mengutip pernyataan dari Daniel Johan, Wasekjen PKB, berikut
kutipannya:
“Sama sekali ini bukan persoalan agama. Ada konflik
kepentingan ekonomi di balik persoalan Rohingya. Di situ
ada jalur sumber energi, minyak dan gas. Saya rasa itu
yang utama di sana. Kepentingan itu dibungkus dengan
konflik agama dan dipelihara oleh militer Myanmar," ujar
Daniel saat ditemui usai menghadiri dialog dengan para
Bhiksu dan pemuka agama Budha di Wihara Dharma
Bakti, Glodok, Jakarta Barat, Minggu (3/9/2017).”107
Tragedi kemanusiaan yang terjadi di Myanmar tidak bisa
dilihat sebagai konflik antara pemeluk agama Islam dan Buddha.
Pernyataan yang selalu diulang-ulang oleh Kompas.com
merupakan salah satu cara untuk menunjukkan konflik yang
terjadi bukan sama sekali persoalan agama. Hal tersebut
menandakan bahwa pernyataan ini sangat penting sehingga
diulangi dan ingin mempertegas bahwa faktor penyebab
106
Konflik Politik dan Ekonomi di Balik Tragedi Kemanusiaan
Rohingya, Kompas.com.com, 3 September 2017, Paragraf 2. 107
Konflik Politik dan Ekonomi di Balik Tragedi Kemanusiaan
Rohingya, Kompas.com.com, 3 September 2017, Paragraf 2.
96
terjadinya konflik bukanlah karena faktor agama melainkan
faktor ekonomi dan politik.
f. Penutup
Dalam pemberitaan diakhiri dengan kutipan pernyataan
dari Kepala Bidang Penelitian pada South Asia Democratic
Forum (SADF) Siegfried O Wolf.
"Jadi bisa dibilang, rasa tidak suka warga Buddha
terhadap Rohingya bukan saja masalah agama, melainkan
didorong masalah politis dan ekonomis," ucapnya.
Melalui pernyataan Siegfried O Wolf pada bagian
penutup berita, Kompas.com menunjukan sikap yang setuju jika
konflik yang terjadi bukan saja masalah agama, melainkan
didorong masalah politis dan ekonomis.
1.2 Skrip
Analisis skrip pada Kompas.com memenuhi unsur
5W+1H. Dalam teks berita Kompas.com unsur what lebih
ditekankan, karena pada teks beritanya Kompas.com
menjelaskan hal apa saja yang menyebabkan konflik selain
faktor agama. Berikut kutipan teks berita Kompas.com:
"Sama sekali ini bukan persoalan agama. Ada konflik
kepentingan ekonomi di balik persoalan Rohingya. Di situ
ada jalur sumber energi, minyak dan gas. Saya rasa itu
yang utama di sana. Kepentingan itu dibungkus dengan
konflik agama dan dipelihara oleh militer Myanmar," ujar
Daniel saat ditemui usai menghadiri dialog dengan para
97
Bhiksu dan pemuka agama Budha di Wihara Dharma
Bakti, Glodok, Jakarta Barat, Minggu (3/9/2017).108
Pada kutipan teks berita Kompas.com menunjukkan konflik
yang terjadi di Myanmar sama sekali bukan faktor agama. Ada
kepentingan ekonomi dan politik yang berkepanjangan sehingga
terjadinya diskriminasi etnis muslim Rohingya.
1.3 Tematik
a. Detail
Detail yang dipaparkan oleh Kompas.com menyatakan
bahwa:
“Daniel menegaskan, tragedi kemanusiaan terhadap warga
Rohingya tidak bisa dilihat sebagai konflik antara
pemeluk agama Budha dan warga Rohingya yang
mayoritas memeluk Islam.”109
Keseluruhan detail yang digunakan Kompas.com
menyatakan bahwa politik dan ekonomi lah yang menjadi faktor
pemicu konflik. Dengan detail tersebut terlihat Kompas.com
menyatakan bahwa buka faktor agama yang menjadi pemicu
konflik karena keseluruhan detail yang dijabarkan menyatakan
berita tersebut dipicu bukan karena faktor agama melainkan ada
faktor ekonomi dan politik.
108
Konflik Politik dan Ekonomi di Balik Tragedi Kemanusiaan
Rohingya, Kompas.com.com, 3 September 2017, Paragraf 2. 109
Konflik Politik dan Ekonomi di Balik Tragedi Kemanusiaan
Rohingya, Kompas.com.com, 3 September 2017, Paragraf 9.
98
b. Koherensi
Koheresi pada teks berita Kompas.com adalah:
“Di sisi lain etnis Rohingya dianggap sebagian warga
Rakhine sebagai pesaing tambahan dan ancaman bagi
identitas mereka sendiri.”
Kata “sebagai” merupakan koherensi yang mengandung
makna sebab-akibat. Kompas.com ingin menonjolkan bagaimana
dua fakta diabstraksikan dan dihubungkan melalui koherensi.
Kata “sebagai” pada kalimat terssebut ingin menekankan bahwa
sebagian warga Rakhine pesaing dan ancaman bagi masyarakat
Myanmar.
Dalam teks paragraf 11 terdapat koheresi, berikut teks
berita Kompas.com:
"Ini menyebabkan tambah runcingnya ketegangan.
Sementara itu, pemerintah tidak mendorong rekonsiliasi,
melainkan mendukung fundamentalis Buddha dengan
tujuan menjaga kepentingannya di kawasan yang kaya
sumber alam tersebut," ujar Siegfried.110
Kata “melainkan” yang merupakan koherensi
pertentangan. Kata “melainkan” dalam kalimat ini
menghubungkan fakta dari dua proposisi yang bertentangan.
Proporsi pertama pemerintah tidak mendorong rekonsiliasi.
Proporsi kedua, mendukung fundamentalisme Buddha. Dua fakta
ini bertentangan, namun keduanya dihubungkan dengan kata
“melainkan”. Kutipan dalam teks Kompas.com menggambarkan
110
Konflik Politik dan Ekonomi di Balik Tragedi Kemanusiaan
Rohingya, Kompas.com.com, 3 September 2017, Paragraf 11.
99
bahwa pemerintah Myanmar hanya mendukung pemahaman
Buddha dengan tujuan menjaga kepentingannya di kawasan yang
kaya sumber alam tersebut.
c. Bentuk Kalimat
Bentuk kalimat Kompas.com adalah:
“Wakil Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel
Johan menuturkan, kekerasan yang dialami warga
Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar bukan
merupakan konflik agama.Menurut Daniel, terdapat konflik
kepentingan ekonomi yang melatarbelakangi peristiwa
kekerasan tersebut.Tak hanya itu, kepentingan ekonomi itu
dibungkus agar seolah-olah yang terjadi merupakan konflik
antar-agama.”111
Kalimat yang digunakan Kompas.com berpola kalimat
Deduktif, dimana inti kalimat (umum) ditempatkan dibagian
muka, kemudian disusul dengan keterangan tambahan (khusus)
yang diposisikan kemudian. Tema inti dari teks tersebut
memaparkan bahwa faktor agama bukanlah pemicu konflik di
Myanmar. Tetapi, terdapat konflik kepentingan ekonomi dan
politik yang menjadi faktor pemicu konflik.
Kutipan bentuk kalimat pada Kompas.com diambil dari
bagian lead. Hal ini menekankan Kompas.com bahwa faktor
agama bukanlah pemicu konflik, terdapat konflik kepentingan
ekonomi yang melatarbelakangi peristiwa kekerasan tersebut.Tak
hanya itu, kepentingan ekonomi itu dibungkus agar seolah-olah
yang terjadi merupakan konflik antar-agama.
111
Konflik Politik dan Ekonomi di Balik Tragedi Kemanusiaan
Rohingya, Kompas.com.com, 3 September 2017, Paragraf 1.
100
1.4 Retoris
a. Leksikon
Pemilihan kata Leksikon yang digunakan Kompas.com
ialah ”konflik”. Arti “konflik” menurut KBBI adalah
percekcokan; perselisihan; pertentangan.112
Makna konflik yang
digunakan Kompas.com dari teks tersebut memiliki arti bahwa
adanya perselisihan dan pertentangan yang terjadi antara muslim
Rohingya dengan militer Myanmar. Dalam hal ini, Kompas.com
menunjukkan bahwa telah terjadi perselisihan antara muslim
Rohingya dengan militer Myanmar.
b. Grafis
Dari segi grafis, Kompas.com mencoba memberikan
penekanan dengan membubuhkan kata mengoyak rasa
kemanusiaan. “Konflik Politik dan Ekonomi di Balik Tragedi
Kemanusiaan Rohingya” Judul diberi ketebalan yang berbeda
dari isi teks berita. Penggunaan huruf tebal yang terdapat pada
judul merupakan bagian yang sengaja dibuat mencolok, karena
ini untuk mendukung arti penting suatu pesan bahwasannya
faktor pemicu konflik bukanlah konflik agama melainkan konflik
ekonomi dan politik.
Disamping itu, penggunaan foto pada Kompas.com
dimana foto sekelompok pengungsi Rohingya berjalan di jalan
berlumpur dengan caption Sekelompok pengungsi Rohingya
berjalan di jalan berlumpur setelah melewati perbatasan
112
https://kbbi.web.id/konflik diakses tanggal 5 Agustus 2018,
pukul 19:42 WIB
101
Bangladesh-Myanmar di Teknaf, Bangladesh, Jumat (1/9/2017).
Dalam hal ini Kompas.com ingin menekankan bahwasannya
konflik yang terjadi melibatkan anak-anak dan wanita sehingga
mereka harus mengungsi dan melewati medan lumpur.
2 Analisis Hasil Temuan Berita Kompas.com 6 September
2017
2.1 Sintaksis
Skema pemberitaan Kompas.com 6 September 2017
dapat dilihat dari headline, lead, latar informasi, kutipan
narasumber, pernyataan, dan penutup. Struktur sintaksis ini
menyusun pemberitaan dengan struktur piramida terbalik,
yaitu menempatkan bagian terpenting di atas.113
Skema
pemberitaan yang ditampilkan oleh Kompas.com
menggiring pembaca bahwa berita mengenai minoritas
muslim Rohingya adalah kabar bohong atau hoax. Hal ini
terlihat dari bagaimana Kompas.com, menyusun berita yang
digunakan, dari lead yang menjadi bagian terpenting
menampilkan pernyataan Aung San Suu Kyi yang
menjelaskan bahwa kampanye kabar bohong tersebut
sengaja dibuat untuk mempromosikan kepentingan teroris
dan militer Myanmar justru melindungi semua penduduk.
Kemudian narasumber yang digunakan menyatakan bahwa
kabar yang beredar di media-media mengenai foto korban
Rohingya adalah kabar hoax. Bahkan hingga akhir teks
113
Eriyanto, Analisis Framing, Kontruksi Ideologi dan Politik
Media, h. 296
102
pemberitaan, Kompas.com menutup berita dengan Aung
San Suu Kyi menuding PBB bekerja sama dengan teroris
untuk membuat masyarakat anti dengan pemerintah
Myanmar.
a. Headline
Headline berita Kompas.com “Suu Kyi: Simpati terhadap
Rohingya Lahir dari Kampanye “Hoax”” kata tersebut dapat
diartikan bahwa penolakan terhadap berita yang beredar di
media-media yang memberitakan kekejaman militer Myanmar
terhadap muslim Rohingya di Myanmar.
Selain itu, judul “Suu Kyi: Simpati terhadap Rohingya
Lahir dari Kampanye “Hoax”” hal ini menunjukkan sebagai
sikap yang diambil oleh Kompas.com dalam pemberitaan
pembantaian yang terjadi pada etnis muslim Rohingya. Pada teks
beritanya menunjukkan sikap pro Kompas.com terhadap
pemerintah Myanmar karena judul memberikan tingkat
kemenonjolan yang tinggi yang menunjukkan kecenderungan
berita.
b. Lead
Lead pada teks berita Kompas.com adalah:
“Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, menilai,
sentimen anti-Myanmar yang berkembang di berbagai
negara merupakan buah dari kampanye kabar bohong
103
(hoax) yang dibuat "untuk mempromosikan kepentingan
teroris”.114
Lead pada teks menggunakan what lead. What lead menjadi
penguat pernyataan Aung San Suu Kyi bahwa berita yang telah
beredar mengenai foto-foto yang beredar karena kekejaman
militer Myanmar terhadap muslim Rohingya adalah kabar hoax
dan berita tersebut dibuat untuk kepentingan teroris. Lead ini
ingin menonjolkan pada pemahaman bahwa kabar mengenai
kekejaman militer Myanmar terhadap muslim Rohingya yang
beredar adalah hoax. Dengan mengusung penyataan dari Aung
San Suu Kyi, pemimpin de facto Myanmar. Kompas.com
meletakan kasus pembantaian dan kekerasan yang dialami etnis
muslim Rohingya sebagai kasus yang tidak benar atau hoax.
c. Latar Informasi
Latar informasi yang digunakan pada pemberitaan ini
merupakan penolakan kabar berita yang beredar di media bahwa
militer Myanmar telah membantai muslim Rohingya adalah kabar
hoax. Seperti Pernyataan dari Aung San Suu Kyi, pemimpin de
facto Myanmar yang dikutip oleh Kompas.com:
“Menurutnya, kampanye kabar bohong tersebut "sengaja
dibuat untuk mempromosikan kepentingan teroris.".115
Hal ini menguatkan bahwa kabar dan foto-foto yang
beredar di media mengenai korban Rohingya adalah hoax dan
114
Suu Kyi: Simpati terhadap Rohingya Lahir dari Kampanye
“Hoax”, Kompas.com.com, 6 September 2017, Paragraf 1. 115
Suu Kyi: Simpati terhadap Rohingya Lahir dari Kampanye
“Hoax”, Kompas.com.com, 6 September 2017, Paragraf 3.
104
Aung San Suu Kyi mengecam yang memposting foto-foto korban
Rohingya tanpa dicari tahu kebenarannya.
Dengan latar informasi tersebut Kompas.com ingin
menunjukkan bahwa Myanmar tidak melakukan aksi kekerasan
dan pembantaian pada etnis muslim Rohingya justru sebaliknya,
militer Myanmar melindungi semua penduduk. Latar tersebut
memberikan kesan positif terhadap pemerintah Myanmar yang
secara meyakinkan bahwa pemerintah Myanmar tidak melakukan
pembantaian terhadap muslim Rohingya.
d. Kutipan Narasumber
Dari kutipan narasumber jelas terlihat keberpihakan
Kompas.com atas kasus tragedi kekerasan dan pembantaian pada
etnis muslim Rohingya. Berikut teks berita pada Kompas.com:
“Menurutnya, kampanye kabar bohong tersebut "sengaja
dibuat untuk mempromosikan kepentingan teroris."116
Kompas.com memberikan ruang untuk narasumber yang
menolak berita bahwa telah terjadi kekerasan dan pembantaian
yang terjadi pada etnis muslim Rohingya yang dilakukan oleh
pemerintah Myanmar. Narasumber yang ditampilkan oleh
Kompas.com berasal dari pihak pemerintah Myanmar, Aung San
Suu Kyi, pemimpin de facto Myanmar.
Kutipan selanjutnya adalah dari Tiffatul Sembiring,
berikut teksnya:
116
Suu Kyi: Simpati terhadap Rohingya Lahir dari Kampanye
“Hoax”, Kompas.com.com, 6 September 2017, Paragraf 3.
105
“Bahkan mantan Menteri Komunikasi dan Informasi
(Menkominfo) Tifatul Sembiring sempat mengunggah
foto korban pembantaian etnis muslim Rohingya di
Rakhine State, Myanmar, di akun Twitter pribadinya.”117
Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Tifatul
Sembiring sempat mengunggah foto korban pembantaian etnis
muslim Rohingya yang ternyata foto tersebut bukan foto korban
pembantaian etnis muslim Rohingya. Sedangkan dari pihak
Myanmar menyatakan bahwa kabar tersebut adalah hoax.
e. Pernyataan
Pernyataan pada teks berita Kompas.com adalah:
“Suu Kyi mengecam penyebaran kabar hoax seputar
korban Rohingya seperti ulah Wakil Perdana Menteri
Turki, Mehmet Simsek, yang memuat foto jenazah korban
bencana dan perang di tempat lain, tapi mengklaimnya
sebagai korban Rohingya.”118
Untuk memperkuat pernyataannya pihak Myanmar
menolak kabar yang beredar bahwa tidak terjadi pembantaian
muslim Rohingya dan mengecam para penyebar foto-foto hoax
korban Rohingya, Aung San Suu Kyi, pemimpin de facto
Myanmar, menyatakan mengecam penyebaran kabar hoax
seputar korban Rohingya seperti ulah Wakil Perdana Menteri
Turki, Mehmet Simsek, yang memuat foto jenazah korban
bencana dan perang di tempat lain, tapi mengklaimnya sebagai
korban Rohingya. Pernyataan yang selalu diulang-ulang oleh
117
Suu Kyi: Simpati terhadap Rohingya Lahir dari Kampanye
“Hoax”, Kompas.com.com, 6 September 2017, Paragraf 9. 118
Suu Kyi: Simpati terhadap Rohingya Lahir dari Kampanye
“Hoax”, Kompas.com.com, 6 September 2017, Paragraf 7.
106
Kompas.com merupakan salah satu cara untuk menonjolkan hal
penting apa yang ingin disampaikan oleh Kompas.com. Terlihat
dari Kompas.com mengutip penyataan Aung San Suu Kyi,
pemimpin de facto Myanmar. Hal tersebut menandakan bahwa
pernyataan ini sangat penting sehingga diulangi dan ingin
mempertegas bahwa pemerintah Myanmar mengecam tindakan
yang dilakukan para penyebar kabar hoax.
f. Penutup
Dalam pemberitaan diakhiri dengan kutipan pernyataan
dari Aung San Suu Kyi, pemimpin de facto Myanmar, yaitu:
“Pemerintahan Suu Kyi menepis tudingan tersebut dan
menolak memberikan visa bagi pejabat PBB yang
berkaitan dengan laporan tersebut. Dia malah balik
menuding PBB bekerjasama dengan teroris untuk
membibit sikap antipati terhadap pemerintahan resmi
Myanmar”119
Pada teks berita Kompas.com, Aung San Suu Kyi
mengecam dan balik menuding PBB telah bekerjasama dengan
teroris. Dan mengatakan sikap PBB sebagai antipati terhadap
pemerintah Myanmar. Hal tersebut menandakan bahwa
Kompas.com menolak pemberitaan buruk terhadap pemerintah
Myanmar yang terjadi pada etnis muslim Rohingya.
119
Suu Kyi: Simpati terhadap Rohingya Lahir dari Kampanye
“Hoax”, Kompas.com.com, 6 September 2017, Paragraf 13&14.
107
2.2 Skrip
Analisis skrip pada Kompas.com memenuhi unsur
5W+1H. Dalam teks Kompas.com unsur why lebih ditekankan.
Berikut teks beritanya:
“Gelombang simpati masyarakat internasional terhadap
etnis Rohingnya dibidani oleh "gunung es raksasa berupa
informasi palsu," kata Suu Kyi seperti
dilaporkan Deutsche Welle, Rabu (6/9/2017).
Menurutnya, kampanye kabar bohong tersebut "sengaja
dibuat untuk mempromosikan kepentingan teroris." Suu
Kyi mengatakan, militer justru "melindungi semua
penduduk" di negara bagian Rakhine. Suu Kyi menuding
PBB bekerjasama dengan teroris untuk membibit sikap
antipati terhadap pemerintahan resmi Myanmar.120
Kompas.com mengajak ingin menonjolkan bahwa kabar
yang diberitakan di media-media merupakan kabar hoax,
pemerintah Myanmar melindungi semua warganya dan
pemerintah Myanmar menganggap PBB membibit sikap antipati
terhadap pemerintah Myanmar Seperti yang dikatakan oleh
Aung San Suu Kyi, pemimpin de facto Myanmar.
2.3 Tematik
a. Detail
Detail pertama yang dipaparkan oleh Kompas.com adalah:
“Suu Kyi mengatakan, militer justru "melindungi semua
penduduk" di negara bagian Rakhine.”121
120
Suu Kyi: Simpati terhadap Rohingya Lahir dari Kampanye
“Hoax”, Kompas.com.com, 6 September 2017, Paragraf 3,4 dan 14. 121
Suu Kyi: Simpati terhadap Rohingya Lahir dari Kampanye
“Hoax”, Kompas.com.com, 6 September 2017, Paragraf 4.
108
Kompas.com menyatakan bahwa menurut Aung San Suu
Kyi, pemimpin de facto Myanmar menepis semua kabar
mengenai korban Rohingya adalah kabar bohong yang dibuat
untuk kepentingan teroris. Keseluruhan detail yang digunakan
menyatakan sikap tidak setuju dan mengecam. Detail pertama,
Kompas.com seolah menguraikan fakta apa yang telah terjadi di
Myanmar.
Detail kedua, berikut teks berita Kompas.com:
“Pemerintahan Suu Kyi menepis tudingan tersebut dan
menolak memberikan visa bagi pejabat PBB yang
berkaitan dengan laporan tersebut.”122
Kompas.com melakukan penonjolan yang disengaja
seperti ada yang ditutup-tutupi dari pihak Myanmar bahwa
siapapun yang memberikan dan ingin memberitakan terkait
Rohingya, pihak Myanmar tidak memberi akses masuk untuk ke
negaranya. Dan pemerintah Myanmar justru balik menuding
mengenai berita yang telah tersebar bahwa PBB menjalin
kerjasama dengan teroris dan membuat masyarakat menjadi
antipati terhadap pemerintah Myanmar.
Dengan detail tersebut terlihat Kompas.com ingin
menunjukkan sikap pro terhadap pemerintah Myanmar karena
keseluruhan detail yang dijabarkan menyatakan berita tersebut
adalah kabar bohong yang dibuat kepentingan teroris.
122
Suu Kyi: Simpati terhadap Rohingya Lahir dari Kampanye
“Hoax”, Kompas.com.com, 6 September 2017, Paragraf 13.
109
b. Koherensi
Koherensi pada teks berita Kompas.com adalah:
“Suu Kyi mengecam penyebaran kabar hoax seputar
korban Rohingya seperti ulah Wakil Perdana Menteri
Turki, Mehmet Simsek, yang memuat foto jenazah korban
bencana dan perang di tempat lain, tapi mengklaimnya
sebagai korban Rohingya.”123
Kata “tapi” dalam kalimat ini menghubungkan fakta dari
dua proposisi yang bertentangan. Proporsi pertama foto yang
diunggah oleh wakil perdana menteri Turki Mehmet Simsek
adalah foto korban jenazah bencana dan perang di tempat lain.
Proporsi kedua adalah diklaim sebagai korban Rohingya. Dua
fakta ini bertentangan, namun keduanya dihubungkan dengan
kata “tapi”. Kutipan dalam teks Kompas.com menunjukkan
bahwa foto korban yang diunggah wakil perdana menteri Turki
Mehmet Simsek merupakan bukan foto korban Rohingya. Posisi
kata “tapi mengklaimnya sebagai korban Rohingya”
mempertegas bahwa foto tersebut foto korban Rohingya.
c. Bentuk Kalimat
Bentuk kalimat yang digunakan Kompas.com adalah:
“Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi,
menilai, sentimen anti-Myanmar yang berkembang di
berbagai negara merupakan buah dari kampanye kabar
bohong (hoax) yang dibuat "untuk mempromosikan
kepentingan teroris”.124
123
Suu Kyi: Simpati terhadap Rohingya Lahir dari Kampanye
“Hoax”, Kompas.com.com, 6 September 2017, Paragraf 7. 124
Suu Kyi: Simpati terhadap Rohingya Lahir dari Kampanye
“Hoax”, Kompas.com.com, 6 September 2017, Paragraf 1.
110
Bentuk kalimat tersebut berpola kalimat Deduktif, dimana
inti kalimat (umum) ditempatkan dibagian muka, kemudian
disusul dengan keterangan tambahan (khusus) yang diposisikan
kemudian. Tema inti dari teks tersebut memaparkan bahwa kabar
yang beredar mengenai korban Rohingya adalah kabar hoax yang
dibuat untuk kepentingan teroris. Selanjutnya Suu Kyi juga
mengecam para penyebar berita dan foto-foto hoax korban
Rohingya yang yang dilakukan Wakil Perdana Menteri Turki,
Mehmet Simsek.
Kutipan bentuk kalimat pada Kompas.com diambil dari
bagian lead. Hal ini menekankan Kompas.com mengecam aksi
para penyebar berita dan foto hoax korban Rohingya.
d. Kata Ganti
Kata ganti yang digunakan Kompas.com adalah:
“Pemerintahan Suu Kyi menepis tudingan tersebut dan
menolak memberikan visa bagi pejabat PBB yang
berkaitan dengan laporan tersebut. Dia malah balik
menuding PBB....”125
Kata “dia” yang digunakan Kompas.com menyatakan
pernyataan Aung San Suu Kyi, pemimpin de facto Myanmar.
Dengan kata ganti “dia”, Kompas.com ingin memberikan kesan
objektif bahwa pernyataan tersebut merupakan pernyataan
narasumber, bukan pernyataan subjektif media.
125
Suu Kyi: Simpati terhadap Rohingya Lahir dari Kampanye
“Hoax”, Kompas.com.com, 6 September 2017, Paragraf 13.
111
2.4 Retoris
a. Leksikon
Pemilihan kata yang digunakan Republika.co.id ialah
”hoax”. Arti “hoax” menurut google translate adalah cerita
bohong, membohongi.126
Makna hoax yang digunakan
Kompas.com dari teks tersebut memiliki arti bahwa berita yang
beredar mengenai korban Rohingya adalah kabar bohong. Dalam
hal ini, Kompas.com ingin menonjolkan bahwa berita mengenai
korban Rohingya adalah kabar bohong.
b. Grafis
Dari segi grafis, Kompas.com mencoba memberikan
penekanan dengan membubuhkan kata mengoyak rasa
kemanusiaan. “Suu Kyi: Simpati terhadap Rohingya Lahir
dari Kampanye “Hoax” Judul diberi ketebalan yang berbeda
dari isi teks berita. Penggunaan huruf tebal yang terdapat pada
judul merupakan bagian yang sengaja dibuat mencolok, karena
ini untuk mendukung arti penting suatu pesan bahwasannya berita
yang telah beredar mengenai korban Rohingya adalah berita
hoax.
Disamping itu, penggunaan foto pada Kompas.com
dimana foto Aung San Suu Kyi, pemimpin de facto Myanmar
dengan caption Aung San Suu Kyi. Dalam hal ini Kompas.com
ingin menekankan bahwasannya Aung San Suu Kyi, pemimpin
126
https://translate.google.co.id/?hl=id#en/id/hoax diakses
tanggal 5 Agustus 2018 pukul 11:45
112
de facto Myanmar yang memberikan pernyataan kabar hoax pada
berita 6 September 2017.
c. Metafora
Dalam paragraf 2, Kompas.com menggunakan pepatah
“gunung es raksasa” sebagai metafora. Pepatah ini berarti Bagian
yang tak terlihat dari gunung es jauh lebih besar daripada bagian
yang terlihat di atas air. Sedangkan makna kata tersebut dalam
konteks kalimat yang digunakan Kompas.com berarti masalah
yang terlihat sangat dibesar-besarkan bersumber dari informasi
palsu.
3 Analisis Hasil Temuan Berita Kompas.com 13
September 2017
3.1 Sintaksis
Dari analisis sintaksis, pandangan Kompas.com
ditunjukkan dalam skema atau bagan dalam berita. Judul
berita Kompas.com sangat jelas menunjukkan pandangan
Kompas.com yang menjelaskan bahwa pemerintah
Myanmar menolak klaim PBB tentang pembersihan etnis.
Judul merupakan aspek yang sangat menonjol dalam
pemberitaan, maka dengan judul Myanmar Tolak Klaim
Komisioner HAM PBB soal “Pembersihan Etnis” dapat
membuat pembaca menganggap tidak terjadinya
pembersihan etnis di Myanmar.
Hal ini terlihat dari bagaimana Kompas.com,
menyusun berita yang digunakan, dari lead yang menjadi
bagian terpenting menampilkan pernyataan Htin Lynn yang
113
menjelaskan bahwa mereka menyalahkan geriliyawan
Rohingya sebagai pemicu kekerasan di negara bagian
Rakhine. Kemudian narasumber yang digunakan
menyatakan bahwa Militer Myanmar memerangi
gerilyawan Rohingya dan membantah menargetkan warga
sipil. Bahkan hingga akhir teks pemberitaan, Kompas.com
menutup berita dengan pernyataan Htin Lyyn yang
mengajukan keberatan kuat Myanmar atas penggunaan
istilah pembersihan etnis.
a. Headline
Headline berita Kompas.com “Myanmar Tolak Klaim
Komisioner HAM PBB soal “Pembersihan Etnis” dapat diartikan
bahwa penolakan terhadap berita yang beredar di media-media
yang memberitakan kekejaman militer Myanmar terhadap
muslim Rohingya di Myanmar.
Selain itu, judul “Myanmar Tolak Klaim Komisioner
HAM PBB soal “Pembersihan Etnis” menunjukkan sebagai sikap
yang diambil oleh Kompas.com dalam pemberitaan pembantaian
yang terjadi pada etnis muslim Rohingya. Dengan demikian dapat
menyimpulkan sikap pro Kompas.com terhadap pemerintah
Myanmar karena judul memberikan tingkat kemenonjolan yang
tinggi yang menunjukkan kecenderungan berita.
114
b. Lead
Lead pada teks berita Kompas.com ialah:
“Myanmar mengecam usulan Komisaris Tinggi PBB untuk
HAM (UNHRC) yang menyebut perlakuan negara itu
terhadap Muslim Rohingnya sebagai "pembersihan
etnis"”.127
Lead pada teks menggunakan what lead. What lead menjadi
penguat pernyataan Htin Lynn bahwa pemerintah Myanmar
mengecam usulan PBB yang menyebut militer Myanmar
melakukan pembersihan etnis terhadap muslim Rohingya. Lead
ini jelas menunjukkan pada pemahaman bahwa tidak ada yang
namanya pembersihan etnis pada muslim Rohingya. Hal ini
diperkuat dengan mengusung penyataan dari Htin Lyyn, Duta
Besar Myanmar untuk PBB. Kompas.com meletakan kasus
pembantaian dan kekerasan yang dialami etnis muslim Rohingya
bukan sebagai kasus pembersihan etnis.
c. Latar Informasi
Latar informasi yang digunakan pada pemberitaan ini
adalah:
“Utusan Myanmar untuk PBB menyalahkan gerilyawan
Rohingnya sebagai pemicu kekerasan di negara bagian
127
Myanmar Tolak Klaim Komisioner HAM PBB soal
“Pembersihan Etnis”, Kompas.com.com, 13 September 2017, Paragraf
1
115
Rakhine, sehingga mereka tidak mentolerir aksi kelompok
tersebut.”128
Latar Informasi ini merupakan pemicu kekerasan yang
dialami muslim Rohingya. Pernyataan dari Htin Lyyn, Duta
Besar Myanmar untuk PBB menguatkan bahwa geriliyawan
Rohingya lah sebagai pemicu kekerasan sehingga militer
Myanmar tidak mentolerir aksi kelompok tersebut.
Dengan latar informasi tersebut Kompas.com
menggunakan latar informasi bahwa militer Myanmar hanya
memerangi geriliyawan Rohingya dan tidak menargetkan warga
sipil. Sebagai strategi konstruksi untuk menunjukkan bahwa
pemicu kekerasan yang terjadi dari geriliyawan Rohingya.
d. Kutipan Narasumber
Dari kutipan narasumber Kompas.com atas kasus tragedi
kekerasan dan pembantaian pada etnis muslim Rohingya adalah:
“Duta Besar Myanmar untuk PBB, Htin Lynn,
mengatakan tuduhan tersebut tidak membantu dan salah.
"Istilah kejahatan terhadap kemanusiaan dan pembersihan
etnis membawa konotasi yang sangat serius,” katanya.129
Dalam hal ini Kompas.com memberikan ruang untuk
narasumber yang menolak berita bahwa telah terjadi pembersihan
etnis pada etnis muslim Rohingya yang dilakukan oleh
pemerintah Myanmar. Narasumber yang ditampilkan oleh
128
Myanmar Tolak Klaim Komisioner HAM PBB soal
“Pembersihan Etnis”, Kompas.com.com, 13 September 2017, Paragraf
2 129
Myanmar Tolak Klaim Komisioner HAM PBB soal
“Pembersihan Etnis”, Kompas.com.com, 13 September 2017, Paragraf
9
116
Kompas.com berasal dari pihak pemerintah Myanmar, Aung San
Suu Kyi, pemimpin de facto Myanmar. Berdasarkan teks berita di
atas, alasan Kompas.com memilih narasumber dari pihak
Myanmar karena Kompas.com beranggapan bahwa yang
mengetahui kondisi sebenarnya di Myanmar adalah pihak
pemerintah Myanmar itu sendiri.
e. Pernyataan
Untuk memperkuat pernyataannya pihak Myanmar yang
membantah terjadi pembersihan etnis dan geriliyawan Rohingya
lah yang menjadi pemicu kekerasan di Myanmar, berikut teksnya:
“Utusan Myanmar untuk PBB menyalahkan gerilyawan
Rohingnya sebagai pemicu kekerasan di negara bagian
Rakhine, sehingga mereka tidak mentolerir aksi kelompok
tersebut”130
Pernyataan yang selalu diulang-ulang oleh Kompas.com
merupakan salah satu cara untuk menunjukkan hal yang ingin
disampaikan oleh Kompas.com. Terlihat dari Kompas.com
mengutip penyataan Htin Lynn, Duta Besar Myanmar untuk
PBB. Hal tersebut menandakan bahwa pernyataan ini sangat
penting sehingga diulangi dan ingin mempertegas bahwa
pemerintah Myanmar menolak klaim PBB bahwa telah terjadinya
pembersihan etnis.
130
Myanmar Tolak Klaim Komisioner HAM PBB soal
“Pembersihan Etnis”, Kompas.com.com, 13 September 2017, Paragraf
2
117
f. Penutup
Dalam pemberitaan diakhiri dengan kutipan pernyataan
dari Htin Lynn, Duta Besar Myanmar untuk PBB adalah:
"Myanmar yang demokratis takkan pernah mentoleransi
kekejaman semacam itu. Saya ingin mengajukan
keberatan kuat Myanmar atas penggunaan istilah tersebut
oleh komisaris tinggi."131
Htin Lynn, Duta Besar Myanmar untuk PBB menolak
klaim bahwa telah terjadi pembersihan etnis muslim Rohingya.
Hal tersebut menandakan bahwa Kompas.com ingin menonjolkan
bahwa konflik ini bukan pembersihan etnis.
3.2 Skrip
Analisis skrip pada Kompas.com memenuhi unsur
5W+1H. Dalam teks Kompas.com unsur how lebih ditekankan.
Berikut teksnya:
“Myanmar yang demokratis takkan pernah mentoleransi
kekejaman semacam itu. Saya ingin mengajukan
keberatan kuat Myanmar atas penggunaan istilah tersebut
oleh komisaris tinggi.”132
Dalam hal ini, Kompas.com menunjukkan bahwa tidak
terjadi pembersihan etnis pada etnis Rohingya, bahkan
menyalahkan gerilyawan Rohingnya sebagai pemicu kekerasan
131
Myanmar Tolak Klaim Komisioner HAM PBB soal
“Pembersihan Etnis”, Kompas.com.com, 13 September 2017, Paragraf
11 132
Myanmar Tolak Klaim Komisioner HAM PBB soal
“Pembersihan Etnis”, Kompas.com.com, 13 September 2017, Paragraf
11
118
di negara bagian Rakhine, sehingga mereka tidak mentolerir aksi
kelompok tersebut.
3.3 Tematik
a. Detail
Detail yang dipaparkan oleh Kompas.com adalah:
“Utusan Myanmar untuk PBB menyalahkan gerilyawan
Rohingnya sebagai pemicu kekerasan di negara bagian
Rakhine, sehingga mereka tidak mentolerir aksi kelompok
tersebut.”133
Kompas.com menyatakan bahwa menurut Htin Lyyn,
Duta Besar Myanmar untuk PBB menyalahkan geriliyawan
Rohingya sebagai pemicu kekerasan yang terjadi. Keseluruhan
detail yang digunakan menyatakan sikap menyalahkan dari pihak
muslim rohingya. Kompas.com seolah menguraikan fakta apa
yang telah terjadi di Myanmar.
Dengan detail tersebut Kompas.com jelas menyatakan
sikap pro terhadap pemerintah Myanmar karena keseluruhan
detail yang dijabarkan menyatakan bahwa berita tersebut tidak
ada unsur pembersihan etnis.
b. Koherensi
Koherensi pada teks berita Kompas.com adalah:
“Utusan Myanmar untuk PBB menyalahkan gerilyawan
Rohingnya sebagai pemicu kekerasan di negara bagian
133
Myanmar Tolak Klaim Komisioner HAM PBB soal
“Pembersihan Etnis”, Kompas.com.com, 13 September 2017, Paragraf
2.
119
Rakhine, sehingga mereka tidak mentolerir aksi
kelompok tersebut.”134
Kata “sehingga” merupakan koherensi yang mengandung
makna sebab-akibat. Kompas.com ingin menunjukkan bagaimana
dua fakta diabstraksikan dan dihubungkan melalui koherensi.
Kata sehingga pada kalimat tersebut ingin menekankan kepada
pembaca bahwa geriliyawan Rohingya lah penyebab aksi
kekerasan yang dilakukan militer Myanmar.
c. Bentuk Kalimat
Bentuk kalimat yang digunakan Kompas.com adalah:
"Myanmar yang demokratis takkan pernah mentoleransi
kekejaman semacam itu. Saya ingin mengajukan
keberatan kuat Myanmar atas penggunaan istilah tersebut
oleh komisaris tinggi." 135
Kalimat tersebut berpola kalimat Deduktif, dimana inti
kalimat (umum) ditempatkan dibagian muka, kemudian disusul
dengan keterangan tambahan (khusus) yang diposisikan
kemudian. Tema inti dari teks tersebut memaparkan bahwa
pemerintah Myanmar menolak dan mengajukan keberatan atas
penggunakan kata pembersihan etnis yang dikatakan komisaris
tinggi PBB.
134
Myanmar Tolak Klaim Komisioner HAM PBB soal
“Pembersihan Etnis”, Kompas.com.com, 13 September 2017, Paragraf
2. 135
Myanmar Tolak Klaim Komisioner HAM PBB soal
“Pembersihan Etnis”, Kompas.com.com, 13 September 2017, Paragraf
11.
120
Kutipan bentuk kalimat pada Kompas.com diambil dari
bagian penutup. Hal ini menekankan Kompas.com menolak dan
mengajukan keberatan atas penggunakan kata pembersihan etnis.
d. Kata Ganti
Kata ganti Kompas.com ialah pada kalimat:
“Utusan Myanmar untuk PBB menyalahkan gerilyawan
Rohingnya sebagai pemicu kekerasan di negara bagian
Rakhine, sehingga mereka tidak mentolerir aksi
kelompok tersebut.”136
Kata ganti “mereka” yang digunakan Kompas.com
menyatakan pernyataan Htin Lynn, Duta besar Myanmar untuk
PBB. Dengan kata ganti “mereka”, Kompas.com ingin
memberikan kesan objektif bahwa pernyataan tersebut
merupakan pernyataan narasumber, bukan pernyataan subjektif
media.
3.4 Retoris
a. Leksikon
Pemilihan kata yang digunakan Kompas.com ialah
”geriliyawan”. Arti “geriliyawan” dengan kata dasar “geriliya”
menurut KBBI adalah cara berperang yang tidak terikat secara
resmi pada ketentuan perang (biasanya dilakukan dengan
sembunyi-sembunyi dan secara tiba-tiba); perang secara kecil-
136
Myanmar Tolak Klaim Komisioner HAM PBB soal
“Pembersihan Etnis”, Kompas.com.com, 13 September 2017, Paragraf
2
121
kecilan dan tidak terbuka;137
Makna geriliyawan yang digunakan
Kompas.com dari teks tersebut memiliki arti bahwa geriliyawan
Rohingya lah pemicu awal terjadinya konflik.
b. Grafis
Dari segi grafis, Kompas.com mencoba memberikan
penekanan dengan membubuhkan kata mengoyak rasa
kemanusiaan. “Myanmar Tolak Klaim Komisioner HAM PBB
soal “Pembersihan Etnis” Judul diberi ketebalan yang berbeda
dari isi teks berita. Penggunaan huruf tebal yang terdapat pada
judul merupakan bagian yang sengaja dibuat mencolok, karena
ini untuk mendukung arti penting suatu pesan bahwasannya berita
yang telah beredar mengenai keberatan pemerintah Myanmar atas
penggunaan istilah pembersihan etnis.
Disamping itu, penggunaan foto pada Kompas.com
dimana foto Seorang perempuan pengungsi Rohingya yang
kelelahan menyentuh pantai dengan caption Seorang perempuan
pengungsi Rohingya yang kelelahan menyentuh pantai setelah
menyebrangi perbatasan Bangladesh-Myanmar dengan kapal
melalui Teluk Bengal, di Shah Porir Dwip, Bangladesh, Senin
(11/9). Kata kelelahan menyentuh pantai memiliki arti penting
bahwa banyaknya etnis muslim Rohingya yang mengungsi atau
menyelamatkan diri ke negara lain agar selamat dari serangan
militer Myanmar.
137
https://kbbi.web.id/gerilya diakses tanggl 5 Agustus 2018,
pukul 16:34
122
C. Interpretasi
Dalam proses analisis, penelitian ini menggunakan analisis
teks berita dengan model framing Zhongdang Pan Gerald dan M.
Kosicki. Peneliti menemukan adanya perbedaan yang digunakan
oleh Republika.co.id dan Kompas.com dalam membingkai berita
tragedi pembantaian muslim Rohingya di Myanmar.
Dari keseluruhan analisis teks berita, Republika.co.id dan
Kompas.com mengembangkan bingkai dan kontruksi yang
berbeda mengenai pemberitaan tragedi pembantaian muslim
Rohingya di Myanmar, dalam pemberitaan ini Kompas.com
memberitakan tanggapan pihak Myanmar mengenai pembantaian
muslim Rohingya di Myanmar. Sedangkan Republika.co.id
dengan tegas memberitakan telah terjadi kekerasan dan
pembantaian yang terjadi pada etnis muslim Rohingya yang
dilakukan oleh militer Myanmar dan banyak pihak yang
mengecam tindakan pemerintah Myanmar.
Banyaknya etnis yang terdapat di Myanmar telah
menimbulkan konflik antara etnis mayoritas dan minoritas di
dalam negaranya. Etnis Rakhine dan etnis Rohingya yang hidup
di satu wilayah telah lama terlibat konflik yang mana etnis
Rohingya merupakan etnis muslim dan minoritas, sedangkan
etnis Rakhine merupakan etnis Buddha yang merupakan
mayoritas. Peran pemerintah kemudian dibutuhkan dalam
penanganan konflik yang semakin memperpanjang krisis
kemanusiaan yang terjadi di Myanmar. Namun, pada
kenyataannya Rohingya tidak mendapat perhatian dari
123
pemerintah Myanmar malah mendapat perlakuan diskriminasi
dan menambah penderitaan etnis Rohingya.
Terkait framing berita tragedi pembantaian etnis muslim
Rohingya di Myanmar dari pemilihan narasumber.
Republika.co.id memilih mewawancarai narasumber Korps
Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Jakarta Raya (KAHMI
JAYA), yaitu Moh. Taufik. Beliau mengecam aksi kekerasan dan
pembantaian umat Islam etnis Rohingya yang terjadi di wilayah
provinsi Rakhine Myanmar, aksi kekerasan dan pembantaian
tersebut tergolong ke dalam tragedi kemanusiaan yang sadis dan
keji. Aksi kekerasan dan pembantaian tersebut telah menelan
korban jiwa penyiksaan dan pembantaian ribuan anak-anak dan
balita, dan juga genoside etnis minoritas disamping itu pula anak
perempuan Rohingya diperkosa, rumah-rumah dan masjid-masjid
dibakar rata dengan tanah. Tidak kurang tiga ribu orang
melarikan diri ke perbatasan Bangladesh. Belakangan ini jumlah
korban mencapai kurang lebih 800-an orang, termasuk
perempuan dan anak-anak. Di sini Republika.co.id memilih
mewawancarai dengan organisasi berlatar-belakang muslim,
dalam hal tersebut Republika.co.id terlihat ingin menggiring opini
masyarakat bahwa benar adanya terjadi pembantaian etnis
muslim rohingya seperti yang dikatakan Moh. Taufik. Sementara
Kompas.com memiliki kontruksi yang berbeda atas peristiwa
yang terjadi di Myanmar. Kompas.com memilih mengutip
pernyataan dari narasumber peraih nobel perdamaian yaitu Aung
San Suu Kyi, ia adalah pemimpin de facto Myanmar. Ia
menyatakan berita tragedi kemanusiaan terhadap muslim
124
Rohingya buah dari kampanye kabar bohong (hoax) yang dibuat
untuk mempromosikan kepentingan teroris. Aung San Suu Kyi
mengecam penyebaran kabar hoax seputar korban Rohingya
seperti ulah Wakil Perdana Menteri Turki, Mehmet Simsek yang
memuat foto jenazah korban bencana dan perang di tempat lain,
tapi mengklaimnya sebagai korban Rohingya. Menurut
Kompas.com bahwa berita mengenai pembantaian yang terjadi
pada etnis muslim Rohingya ialah kabar bohong (hoax), ini
merupakan strategi Kompas.com yang ingin menunjukkan bahwa
tidak terjadi adanya pembantaian yang dilakukan militer
Myanmar terhadap etnis muslim Rohingya seperti yang dikatakan
Aung San Suu Kyi selaku pemimpin de facto Myanmar.
Kompas.com menggunakan strategi dari sisi pengutipan
narasumber pada beritanya. Terlihat pada berita Kompas tanggal
6 September 2017 dan 13 September 2017 sama sama memiliki
unsur coverboth side. Dimana berita tersebut tidak hanya
mengutip dari narasumber yang pro terhadap pemerintah
Myanmar, tetapi juga mengutip narasumber yang kontra terhadap
pemerimtah Myanmar. Tetapi, coverboth side Kompas.com hanya
sebagai pembanding yang menguatkan pernyataan dari
pemerintah Myanmar. Republika.co.id lebih menggunakan
strategi penekanan yang lebih menjelaskan kronologi dan secara
detail menjelaskan kekerasan apa saja yang terjadi di Myanmar
yang dirasakan oleh etnis muslim Rohingya. Republika.co.id pada
beritanya selalu menyinggung bahwa praktek genosida
(pemusnahan etnis) sudah dilakukan oleh militer Myanmar
terhadap etnis muslim Rohingya. Detail ini penting untuk
125
ditampilkan oleh Republika.co.id karena hal ini bertujuan untuk
bersimpati merasakan apa yang dirasakan oleh etnis muslim
Rohingya.
Terkait framing berita tragedi pembantaian etnis muslim
Rohingya di Myanmar dari pemilihan pendapat Organisai
Internasional PBB. Kasus yang terjadi pada etnis muslim
Rohingya menyita perhatian internasional, tidak terkecuali
organisasi PBB yang sudah memberikan pernyataan terkait
permasalahan yang terjadi pada etnis muslim Rohingya sebagai
kaum minoritas dengan militer Myanmar. Menurut isi berita dari
Republika.co.id mengenai pendapat PBB yang mereka kutip dari
pernyataan narasumber Dewan Hak Asasi Manusia PBB yaitu
Zeid Ra'ad al-Hussein. Ia mendesak Myanmar untuk mengakhiri
operasi keamanan terhadap Rohingya di negara bagian Rakhine.
Menurutnya apa yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar
merupakan contoh tindakan pembersihan etnis. Hal tersebut
Republika.co.id dalam beritanya membenarkan adanya
pembantaian dan Dewan HAM PBB menyatakan untuk segera
mengakhiri operasi militer. Masih dalam berita Republika.co.id
menurut ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Bangladesh
mengatakan bahwa tokoh-tokoh terkemuka di Myanmar dapat
diadili karena tindakan genosida di sebuah pengadilan
internasional. Berdasarkan hasil wawancara pribadi dengan
Teguh Firmansyah selaku Redaktur Republika Online
mengatakan:
“Ini sudah pelanggaran HAM dan PBB sudah menyoroti
itu. Yang saya lihat ini sudah menjadi pelanggaran HAM
126
dan insiden yang sudah ribuan orang yang tidak
mendapatkan akses yang layak. Mereka disengaja
dibiarkan seperti itu agar mereka pergi dari Myanmar.
Kalau laporan PBB terjadi semacam pengusiran dan
upaya untuk pembantaian, kriminal.”138
Dengan demikian Republika.co.id ingin menunjukkan
sikap setuju bahwa operasi militer Myanmar adalah suatu
kejahatan yang patut diadili. Tentunya ini memiliki efek
penyudutan dan penilaian negatif terhadap pihak Myanmar.
Sedangkan Kompas.com dengan mengutip pernyataan
narasumber utusan Myanmar untuk PBB Htin Lynn memiliki
kontruksi yang bertentangan dengan Republika.co.id yaitu,
Myanmar menolak klaim komisioner HAM PBB soal
pembersihan etnis. Militer Myanmar mengatakan bahwa mereka
memerangi gerilyawan Rohingya dan membantah menargetkan
warga sipil yang mengakibatkan genosida dan menyalahkan
gerilyawan Rohingnya sebagai pemicu kekerasan di negara
bagian Rakhine. Myanmar mengecam usulan Komisaris Tinggi
PBB untuk HAM yang menyebut perlakuan negara itu terhadap
Muslim Rohingnya sebagai pembersihan etnis. Utusan Myanmar
untuk PBB menyalahkan gerilyawan Rohingnya sebagai pemicu
kekerasan di negara bagian Rakhine Myanmar. Dalam hal ini,
Kompas.com mencoba untuk menunjukkan bahwa pihak
Myanmar membantah pernyataan petinggi HAM PBB Zeid Raad
Al Hussein tentang terjadinya pembersihan etnis. Sedangkan
dalam beritanya Kompas.com mengatakan Utusan Myanmar
138
Wawancara pribadi dengan Teguh Firmansyah, Redaktur
Republika Online, Jakarta, 24 April 2018.
127
untuk PBB yang menyalahkan gerilyawan Rohingnya sebagai
pemicu kekerasan di negara bagian Rakhine, sehingga mereka
tidak mentolerir aksi kelompok tersebut. Dalam hal ini tentunya
Kompas.com ingin menyampaikan konstruksi berita untuk
masyarakat bahwa ada penolakan dari pihak Myanmar mengenai
pernyataan Dewan HAM PBB.
Selanjutnya pembingkaian berita mengenai pemicu
pembantaian Rohingya di Myanmar, Republika.co.id dengan
narasumber Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla
memaparkan, konflik yang terjadi di Rakhine Myanmar tidak
hanya disebabkan oleh faktor agama namun juga terdapat
beberapa faktor lainnya seperti latar belakang sejarah, ekonomi,
dan politik. Sedangakan Kompas.com dengan narasumber Wakil
Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan ada
perbedaan atas pemicu kerusuhan dengan yang dipaparkan Jusuf
Kalla, Daniel Johan menuturkan, kekerasan yang dialami warga
Rohingya di negara bagian Rakhine Myanmar bukan merupakan
konflik agama, terdapat konflik kepentingan ekonomi yang
melatarbelakangi peristiwa kekerasan tersebut. Tak hanya itu,
kepentingan ekonomi itu dibungkus agar seolah-olah yang terjadi
merupakan konflik antar-agama. Dalam hal ini, dalam isi berita
Kompas.com dan Republika.co.id sama-sama mengatakan bahwa
faktor terjadinya konflik bukan hanya antar agama saja, tetapi
karena faktor ekonomi, latar belakang sejarah dan politik. Tetapi,
Kompas.com lebih menekankan faktor kepentingan ekonomi dan
politik yang menjadi faktor utama konflik. Berdasarkan hasil
128
wawancara pribadi, analisa diatas sejalan dengan pernyataan
Bapak Ervan Handoko, selaku Redaktur Internasional
Kompas.com:
“Kita melihat itu sebagai konflik, kami tidak pernah
mengatakan ini sebagai konflik agama, karena siapapun
yang melakukan ketidakadilan kita berusaha
mengungkapkan itu. Karena kita juga tidak bisa langsung
ke sana melainkan melalui sumber kedua dan kita
berusaha lebih seimbang. Kami berusaha pembaca
memahami bahwa konflik-konflik di negara islam tidak
melulu soal agama.”139
Media mengkonstruksi berita dengan cara tertentu
sehingga masyarakat melihat sebuah realitas dari pandangan yang
berbeda-beda sesuai dengan cara pandang media. Republika.co.id
dan Kompas.com memandang tragedi pembantaian etnis muslim
Rohingya di Myanmar dengan cara yang berbeda,
mengkontruksinya dengan cara mereka masing-masing sehingga
menghasilkan pemaknaan yang berbeda. Berita di media massa
tidak sepenuhnya menggambarkan realitas yang sesungguhnya,
karena berita ada melalui proses panjang yang didalamnya
terdapat pertarungan kepentingan dan ideologi. Posisi dilematis
media inilah yang seharusnya menjadi alasan pembaca untuk
kritis terhadap isi pemberitaan di media massa.
Pembingkaian kedua media ini juga nampak dari
pernyataan narasumber yang ditampilkan. Baik Republika.co.id
maupun Kompas.com keduanya terindikasi adanya ketidak-
139
Wawancara pribadi dengan Ervan Hardoko, Redaktur
Internasional Kompas.com, Solo, 1 Juni 2018.
129
berimbangan dalam pemberian ruang kepada masing-masing
pihak secara proporsional. Republika.co.id mengambil
narasumber yang membela kaum muslim Rohingya sedangkan
Kompas.com dari pihak pemerintah Myanmar dan kalangan yang
berkeyakinan Buddha.
130
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menganalisa teks berita Republika.co.id dan
Kompas.com maka dapat disimpulkan hasil analisis konstruksi
pembantaian etnis muslim Rohingya di Myanmar pada media
online Republika.co.id dan Kompas.com edisi September 2017
dengan menggunakan model analisis Zhongdang Pan dan Gerald
M. Kosicki.
Republika.co.id dan Kompas.com memandang tragedi
pembantaian etnis muslim Rohingya di Myanmar dengan cara
yang berbeda, mengkontruksinya dengan cara mereka masing-
masing sehingga menghasilkan pemaknaan yang berbeda.
Framing Republika.co.id dalam pemberitaannya lebih
menekankan pada aspek kasus kemanusiaan, kekerasan dan
pelanggaran HAM sebagai pemicu utama terjadinya pembersihan
etnis muslim Rohingya. Sedangkan framing Kompas.com dalam
cenderung menyoroti dari aspek politik, ekonomi dan kebijakan
pemerintah Myanmar. Dan Kompas.com membingkai kekerasan
dan kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada etnis
muslim Rohingya ialah berita hoax.
131
B. Saran
1. Republika.co.id dan Kompas.com diharapkan dapat
meningkatkan kualitas berita yang berlandaskan asas kode
etik jurnalistik, obyektif serta menitik beratkan pada
realitas yang ada dalam membuat suatu berita sehingga
tidak menimbulkan anggapan negatif oleh para pembaca.
2. Khalayak juga dituntut lebih selektif dan kritis dalam
melihat dan memahami sebuah berita. Hal ini agar
masyarakat tidak mudah terprovokasi dan tidak
menimbulkan aksi spontan akibat pemahaman yang
dangkal terhadap suatu berita.
132
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Agus Salim. 2001. Teori dan Paradigma Sosial dari Denzin
Guba dan Penerapannya. Yogyakarta: PT Tiara Wacana
Yogya.
Alo Liliweri,M,S. 2009. Prasangka & Konflik: Komunikasi
Lintas Budaya Masyarakat Multikultural. Yogyakarta:
LkiS.
Asep Syamsul, M. Romli. 2008. Kamus Jurnalistik. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media Cet. Ke-1.
Burhan Bungin, 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana
Pranada Media Group.
Burhan Bungin. 2008. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta:
Prenada Media Group.
Drs. Alex Sobur, M.Si. 2012. Analisis Teks Media. Bandung
Penerbit: PT Remaja Rosdakarya.
Engkus Kuswanto, M.S, 2008. Etnografi Komunikasi: Suatu
Pengantar dan Contoh Penelitiannya.
Eni Setiati, 2005. Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan.
Yogyakarta: Andi Publisher.
Eriyanto. 2002. Analisa Wacana dengan Analisis teks Media.
Yogyakarta :LKIS.
Eriyanto. 2002. Analisis Framing : Konstruksi, Idiologi dan
politik media. Yogyakarta:Lkis.
Husnun N Djuraid. 2009. Panduan Menulis Berita. Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang.
Ishak dkk. 2011. Metodologi dalam Penelitian Komunikasi.
Yogyakarta: Aspikom.
133
John M. Echols dan Hasan Shadily. 2005. English Indonesia
Dictionary. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kusumaningrat. 2006. Jurnalistik, Teori, dan Praktek. Bandung :
Rosdakarya
Luckman, Thomas dan Berger, Peter L. The Social Construction
of Reality, A Treatise in The Sosiological of Knowledge.
Jakarta: LP3ES.1990.
Maria Assumpta Rumanti. 2005. Dasar-Dasar Publik Relation
Teori dan Praktik. Jakarta: Grasindo
Moleong , Lexy J. 1997. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Mondry. 2008. Pemahaman Teori dan Praktek Jurnalistik.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nugroho Bimo, Eriyanto dan Frans Surdiasis. 1999. Politik
Media Mengemas Berita. Yogyakarta; Institut Study
Arus Informasi.
Nurudin. 2004. Komunikasi massa. Malang: CESPUR 2004.
Rusmin Tumanggor, dkk., 2010. Panduan Pengelolaan Konflik
Etnoreligius: Dengan Pendekatan Riset Aksi
Partisipatori. Kemenag.
Septiawan Santana K. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Totok Djuroto. 2000. Manejemen Penerbitan Pers. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
134
Website
http://www.bbc.com/indonesia/dunia-41149698
https://beritagar.id/artikel/berita/catatan-catatan-penting-krisis-
rohingya
https://www.kompas.com
http://www.republika.co.id
https://kbbi.web.id/
https://translate.google.co.id/
http://www.fauzanalrasyid.com/2011/05/peran-media-dalam-
memberitakan-konflik.html
135
Transkip Wawancara
Dengan : Teguh Firmansyah
Jabatan : Redaktur Republika Online
Hari / Tanggal : Selasa, 24 April 2018
Lokasi Wawancara : Kantor Republika – Jakarta Selatan
1. Apakah Karakter Penulisan berita Republika.co.id dengan
Media Cetaknya?
Jawab: ROL itu merupakan bagian dari holding republika secara
keseluruhan, saya jelaskan dulu, kita punya yang namanya
newsroom yaitu kantong beritanya republika. newsroom itu ada
newsroom republika online dan republika Koran. Reporter itu
dibawah newsroom. Khusus di online kita mempunyai TIM
BUSER yaitu khusus wartawan online dan TIM BUser dibawah
naungan ROL langsung, bukan newsroom. Tujuannya agar cepat.
Karakter penulisan online untuk yang sekarang masih bisa satu
narasumber, satu background. Beda dengan Koran, Koran harus 2
narasumber atau lebih. Ini yang membedakan di online dan di
Koran saat ini. Ke depannya nanti akan dibuat perubahan seperti di
koran yaitu 2 narasumber atau lebih dan Cover Both Side. Sehingga
beritanya bisa lebih panjang. Itulah yang membedakan secara
teknik. Dan online memburu kecepatan dalam menyebarkan berita.
Paling tidak 2000 karakter sudah bisa dijadikan satu berita.
2. Adakah ciri khas mengenai gaya penulisan yang dimiliki
Republika.co.id?
Jawab: Republika.co.id mempunyai Buku Gaya. jadi modelnya
straight news (berita keras atau hard news seperti kebakaran,
pembunuhan dll) sedangkan untuk featured bersifat kemanusiaan,
leadnya itu bisa seperti tulisan sastra. Untuk gaya bahasa hard news
model straight news. Biasanya 2 kalimat langsung kutipan.
Misalnya “Militer Myanmar membakar camp Rohingya pada
sabtu. Pembakaran itu dilandasi oleh....” setelah itu baru kutipan.
Itulah yang membedakan kami dengan media asing seperti routers.
Berita straight news lalu dia memberikan background yang banyak.
Kasih framing banyak di atas baru kutipan di bawah. Media-media
lain kayak Kompas ataupun Tempo mempunyai gaya bahasa
masing masing. Untuk gaya bahasa kita, Jelas, tegas, langsung dan
bisa dimengerti oleh pembaca.
3. Bagaimana kebijakan redaksinya dan apa perbedaan
kebijakan redaksi pada Republika.co.id dengan media
cetaknya?
Jawab: ROL sama Koran itu memang beda struktur dalam
kepemimpinan. Tapi biasanya secara otoriter masih dalam satu
redaksi yaitu pemimpin redaksi Republika. Jadi, kebijakan ROL itu
kadang kadang sedikit berbeda tetapi secara garis besar khusus
Rohingya itu adalah sama didasari 2 hal, kemanusiaan dan
solidaritas muslim. Boleh dibilang untuk isu isu muslim tidak jauh
beda dan sama. Kalau politik lebih selektif di Koran. Sedangkan di
ROL tidak sepadat di Koran karena memburu kecepatan berita.
Kalau di online bisa membuat berita banyak sedangkan di Koran
spacenya sedikit jadi lebih selektif.
4. Bagaimana proses pembuatan berita dari ide awal berita
sampai menjadi sebuah berita di Republika.co.id khususnya
terkait isu internasional?
Jawab: Punya group sendiri di whatsapp dan redaktur sudah
melisting berita apa saja yang akan diliput oleh reporter. Dan
malam hari sudah ada penugasan. Yang menugasi redaktur.
Redaktur Koran bisa menambahkan issue. Baru diberikan ke
newsroom lalu disampaikan langsung ke reporter. Jika issuenya
penting langsung menggunakan TIM BUSER.
5. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam proses pembuatan
berita hingga ditampilkan di situs?
Jawab: Repoter pagi menerjemahkan biasa hanya 30 menit sudah
menjadi tulisan dan setelahnya di edit oleh saya. Total 40 menit
sudah siap untuk dipublish di web. 2000 sampai 2500 karakter.
Berbeda dengan Koran. Jika terjadi kesalahan dalam ROL bisa
diedit. Dan kita mempunyai tools sendiri jika terjadi kesalahan
langsung bisa diedit.
6. Berapa jumlah pengakses Republika.co.id perharinya?
Jawab: Range hampir 800-1juta viewrs. Jika ada issue tertentu atau
viral 1 berita bisa 3-5juta viewrs.
7. Bagaimana Republika.co.id mengolah dan mengemas berita
terkait isu internasional?
Jawab: Kami mengolah dan mengemas tentunya berita tentang
Negara islam seperti di timur tengah, Negara muslim sebagai
pattern kita. Pokoknya yang terkait dengan islam. Kadang berita
unik bahkan viewersnya lebih banyak dibanding berita formal
lainnya.
8. Bagaimana Republika.co.id memandang isu internasional
yang terkait dengan negara-negara islam?
Jawab: Masalah Rohingya sudah lama yang tidak bisa dilihat
sekedar agama tetapi juga ras. Orang orang Myanmar tidak mau
menerima dan tidak menganggap bahwa etnis muslim Rohingya
bagian dari Myanmar melainkan mereka adalah pendatang.
Kesalahan dari pemerintah Myanmar tidak mampu
mengakomodasi etnis yang berbeda. Dan di Myanmar bukan hanya
etnis Rohingya saja tetapi masih banyak lagi etnis dan hingga kini
bertikai. Maka dari itulah sering terjadi konflik. Mereka tidak
mensupport secara ekonomi dan infrastruktur di daerah-daerah
Rohingya. Kemudian pembantaian yang terjadi di Rohingya,
memang kebanyakan saksi dari pembantaian tersebut ialah korban
korban yang mengalami penyiksaan. Sedangkan dari pemerintah
Myanmar masih sangat tertutup dengan media media luar dan
sangat tertutup menerima bantuan dari luar, maka dari itu kami juga
sangat kesulitan untuk menkonfirmasi kebenaran berita dari cerita
yang ada. Pernah ada wartawan BBC mengungkapkan bagaimana
militer Myanmar merekayasa upaya agar mereka tidak terpojok dan
itu diungkap oleh BBC. Dari sisi kemanusiaan inilah yang ingin
kita kritisi, bukan hanya asia saja yang mengkritisi tetapi PBB juga
ikut mengkritisi.
9. Sebagai media yang dianggap berideologikan islam, apa yang
sudah Republika.co.id lakukan terkait isu internasional
konflik etnis muslim Rohingya di Myanmar ?
Jawab: Mengirim bantuan, peliputan, ikut dalam kegiatan seminar
sebagai moderator dalam acara aksi Rohingya. Kita suppport dalam
hal peliputan.
10. Menurut anda, hal penting apa yang dapat disampaikan
kepada masyarakat terkait isu konflik etnis muslim Rohingya
di Myanmar ?
Jawab: Pertama bahwa muslim Rohingya mereka menderita. Dan
secara pendidikan mereka sangat perlu dibantu. Di sisi kehidupan
sosial mereka hidup sangat tidak layak karena di diskriminasi
seperti sulitnya mendapat bantuan dari luar. Tindakan paksa oleh
militer dengan alasan ada kelompok Rohingya yang menyerang
camp militer di Myanmar , alasan ini milter Myanmar sampaikan.
Tapi pertanyaannya sampai sekarang, mana milisinya? Tidak ada
milisinya hingga saat ini. Masyarakat Rohingya secara pendidikan
sangat minim, jika ada terjadi perlawanan sangat susah mungkin
hanya 1-2 orang aja. Inilah yang memang terjadi adanya
diskriminasi dan kekerasan atau hampir seperti genosida. Tetapi
bukan genosida.
11. Berdasarkan kriteria apa Republika.co.id memilih
narasumber berita yang ingin diangkat?
Jawab: Yang mempunyai otoritas, Auu San su kyi lah yang
mempunyai otoritas. Dari PBB ada pihak PBB yang meliput
langsung seperti Kofi Annan. Mereka berhak berbicara tentang
Rohingya. Untuk sisi kemanusiaan bisa menggunakan narasumber
dari ACT seperti berapa pengungsi dan lain lain. Jika di Indonesia
bisa langsung tanya dengan kemenlu dan pihak istana apa
tanggapan dan bantuan apa saja yang dilakukan untuk muslim
Rohingya, itulah yang ditanyakan ke Kemenlu.
12. Bagaimana Republika.co.id menyikapi atau menilai sebuah isu
konflik sosial ataupun SARA, terutama terkait konflik etnis
muslim Rohingya di Myanmar ?
Jawab: Kita tidak ingin apa yang terjadi isu sara yang ada di sana,
masuk ke sini. Maka dari itu kami Cover Both Side dengan
beberapa narasumber. Seperti ketua perhimpunan Buddha dan kita
juga minta tanggapan Romo dan kita minta tanggapan dengan para
lintas agama. Dan mereka menanggapi bahwa ini adalah persoalan
kemanusiaan yang harus ditanggapi oleh pemerintah. Karena
pengusiran yang sudah sangat besar-besaran. Dan kita tidak ingin
membawa isue di luar sana sehingga umat buddha di sini dilakukan
diskriminatif. Kita arahkan tidak ingin membawa isu sara di luar
masuk ke sini dengan memberi judul yang tidak mengkronfotasi
warga. Dan yang penting adalah Cover Both Side.
13. Mengapa dalam teks berita Republika.co.id, lebih banyak
menempatkan informasi tentang pelaku penyerangan atau
aktor penyebab konflik etnis muslim Rohingya di Myanmar ?
Jawab: Karena memang fokus kita kan di pelaku si militer. Inilah
yang harus dikritisi sikap militer dan peran Aung San Suu Kyi
sebagai peraih nobel perdamaian dan lebih banyak menyoroti dan
mengkritisi si Aung San Suu Kyi karena dia hanya diam. Dan saya
tidak bisa mempresentasekan berapa banyak berita yang saya
angkat mengenai pemerintah dan masyarakat Rohingya. Tapi
paling tidak kami sangat concern apa yang sudah dilakukan militer
Myanmar terhadap masyarakan Rohingya.
14. Mengapa seolah Republika.co.id justru terkesan memberikan
penilaian positif kepada masyarakan etnis muslim Rohingya,
dengan menjabarkan informasi bahwa telah terjadi genosida
dan kekerasan pada etnis muslim Rohingya?
Jawab: Karena untuk Genosida sendiri kita mendapatkan laporan
dari PBB. Jika genosida resikonya banyak dan harus ada tim PBB
khusus yang dikeluarkan.
15. Bagaimana tanggapan Republika.co.id jika ada media yang
menilai bahwa konflik etnis muslim Rohingya ini merupakan
tindak pidana kriminal bukan pelanggaran terhadap HAM?
Jawab: Ini sudah pelanggaran HAM dan PBB sudah menyoroti itu.
Jika media lain kebijakan redaksional masing-masing saya tidak
bisa mencampurinya. Tapi yang saya lihat ini sudah menjadi
pelanggaran HAM dan insiden yang sudah ribuan orang yang tidak
mendapatkan akses yang layak. Mereka disengaja dibiarkan seperti
itu agar mereka pergi dari Myanmar. Kalau laporan PBB terjadi
semacam pengusiran dan upaya untuk pembantaian, kriminal.
16. Mengapa Republika.co.id menempatkan narasumber dari
organisasi atau tokoh islam lebih dominan dari pihak non
Islam ketika membahas konflik yang terjadi di Myanmar
terkait pembantaian etnis muslim?
Jawab: Sebetulnya kita komunitas muslim tetapi kita Cover Both
Side. Kita kan punya frame maka dari itu kita Cover Both Side dan
itu penting.
17. Apa harapan penulis tentang pemberitaan konflik etnis
muslim Rohingya di Myanmar ?
Jawab: Proses yang paling memungkinkan ialah memulangkan
kembali masyarakan Rohingya dari bangladesh dan negara-negara
lain untuk pulang ke Myanmar . Dan Myanmar mau menerima
mereka juga memberikan akses yang layak, kesehatan, pendidikan
dan infrastruktur di daerah Rakhine sehingga tidak terjadi
diskriminasi. Dan proses Asimilasi antara masyarkat, pemerintah
juga bantu itu sebagai mediator bukan memanasi. Karena
pemerintah punya tanggung jawab.
18. Bagaimana cara Republika.co.id dalam menjaga objektivitas
suatu berita yang dibuat?
Jawab: Berdasarkan fakta dan Cover Both Side, jika ada berita
yang menyudutkan seseorang atau kelompok tertentu. Dan jika isu
SARA sangat hati hati karena sangat sensitif.
Transkip Wawancara
Dengan : Ervan Hardoko
Jabatan : Editor Internasional
Hari/Tanggal : Jumat, 1 Juni 2018
Lokasi Wawancara : Kantor Tribun News Solo – Jawa
Tengah
1. Apakah Karakter Penulisan berita Kompas.com?
dengan Media Cetaknya?
Jawab: Membuat judul semenarik mungkin dan
menghindari bahkan dilarang untuk mengambil judul berita
yang click bait.
2. Adakah ciri khas mengenai gaya penulisan yang dimiliki
Kompas.com?
Jawab: Kita menyampaikan berita aktual, dan menarik
untuk dibaca oleh masyarakat indonesia. Tidak harus politik
terus.
3. Bagaimana proses pembuatan berita dari ide awal berita
sampai menjadi sebuah berita di Kompas.com
khususnya terkait isu internasional?
Jawab: Prosesnya melalui menerjemahkan berita dari pihak
kedua dan harus mengerti konteksnya, jika tidak mengerti
konteksnya berbahaya. Maka dari itu kami tidak berpendapat
apa-apa karena kami mendapatkan berita mentah dari pihak
kedua.
4. Berapa jumlah pengakses Kompas.com perharinya?
Jawab: Real time 20ribu pembaca Kompas.com, kalau tidak
salah dalam sebulan 30 juta pembaca, tetapi untuk bisa lebih
jelasnya lagi bisa kroscek lagi.
5. Bagaimana Kompas.com memandang isu internasional
yang terkait dengan negara-negara islam?
Jawab: Kita melihat itu sebagai konflik, kami tidak pernah
mengatakan ini sebagai konflik agama, karena siapapun
yang melakukan ketidakadilan kita berusaha
mengungkapkan itu. Karena kita juga tidak bisa langsung ke
sana melainkan melalui sumber kedua dan kita berusaha
lebih seimbang. Bahkan kita juga tidak mendukung
kebijakan donald trump. kita juga memberitakan orang
orang yang mengkritik kebijakan donald trump. Kami
berusaha pembaca memahami bahwa konflik-konflik di
negara islam tidak melulu soal agama.
6. Menurut anda, hal penting apa yang dapat disampaikan
kepada masyarakat terkait isu konflik etnis muslim
Rohingya di Myanmar?
Jawab: Bahwa itu bukanlah konflik agama.
7. Mengapa dalam teks berita Kompas.com, lebih banyak
menempatkan informasi tentang menepis penyebab
terjadinya pembantaian etnis muslim Rohingya di
Myanmar?
Jawab: Ya karena saat bulan September itu memberitakan
fakta yang terjadi seperti itu.
8. Mengapa seolah Kompas.com justru terkesan
memberikan penilaian negatif kepada masyarakat etnis
muslim Rohingya, dengan menjabarkan informasi
bahwa geriliyawan Rohingya sebagai pemicu konflik?
Jawab: Kami tidak memberikan penilaian negatif, karena
kami mengungkapkan sesuai fakta yang kita dapatkan.
Kalau beritanya kami menganggap rohingya yaitu negatif,
kami tidak akan mengangkat isu dari sumber pemerintah.
Kalau kami benci tidak akan kami muat.
9. Bagaimana Kompas.com memilih narasumber terkait
konflik etnis muslim di Myanmar?
Jawab: Yang memiliki kredibilitas yang baik seperti dari
kedutaan, OKI, NU dan Muhammadiyah sebagai Organisasi
Islam yang terpercaya.
10. Bagaimana cara Kompas.com dalam menjaga
objektivitas suatu berita yang dibuat?
Jawab: Kami mewawancara sumber-sumber yang memiliki
kredibilitas tinggi dan terpercaya
11. Apakah Kompas.com menerjunkan langsung Reporter
ke Rohingya?
Jawab: Kita tidak menerjunkan reporter kesana, karena
biayanya sangat mahal biarpun hanya menugaskan 1 orang.
Maka dari itu kami mengambil dari sumber kedua dan
berlangganan yang mana itu berbayar ke kantor berita
internasional