Konservasi Orangutan
-
Upload
putri-abas -
Category
Environment
-
view
82 -
download
3
Transcript of Konservasi Orangutan
KONSERVASI
ORANGUTA
N
Bukit lawangSumatera Utara-Indonesia
Species :
Pongo abelii
Kingdom :
AnimaliaPhylum :
ChordateSubphylum :
VertebtraeKelas : Mamalia
Ordo : Primate
Family :
HomonidaeSubfamily :
PongoninaeGenus : Pongo
Klasifikasi
No Kategori Kisaran umur Ciri-ciri1. Bayi (Infant) 0 – 2,5 tahun a. Berat badan 2-6 kg a. Warna tubuh lebih pucat dari orangutan
dewasa dengan bercak-bercak putih di seluruh tubuh
a. Mempunyai rambut panjang-panjang dan berdiri di sekita muka
a. Kulit di sekitar muka berwarna pucat a. Seluruh tingkah lakunya masih tergantung
induk dan tidur bersama-sama induk di dalam sarang
2. Kanak-kanak (Juvenil) 2,5 – 7 tahun a. Berat badan 6-15 kg a. Warna tubuh lebih gelap dari pada bayi dan
bercak-bercak putih hamper pudar, tetapi wajah masih menyerupai bayi
a. Sudah dapat melakukan aktivitas sendiri tetapi masih bersama induk
a. Tidur masih berada dalam satu sarang bersama induk tetapi kemudian membuat sarang sendiri di dekat sarang induk
3. Remaja (Adolescent) 7 – 10 tahun a. Berat badan 15-30 kg a. Warna tubuh lebih pucat dari orangutan
dewasa
a. Ukuran tubuh lebih kecil dari orangutan dewasa
a. Rambut disekitar muka masih panjang dan berdiri
4. Betina pra-dewasa 10-12 tahun a. Berat badan 30-40 kg a. Warna tubuh agak gelap5. Betina dewasa 12-35 tahun a. Berat badan 30-50 kg a. Warna tubuh sangat gelap, kadang-kadang
berjenggot
Morfologi
pH : 6
Kelembaban 55
Kecepatan angin 0 km/jam
Ketinggian 228,7 m
Kelembaban udara (RH) = 82,4%
Jenis flora yang teridentifikasi di transek area Pohon Damar laut dengan diameter 310 cm Pohon Meranti merah dengan diameter 55 cm
TRANSEK KUADRAN VEGETASI YANG HIDUP BERDAMPINGAN DENGAN ORANGUTAN
JENIS POHON PAKAN DAN NON PAKAN
Orangutan termasuk hewan pelahap buah-buahan (frugivora). Disamping itu juga
memakan daun, bunga dan kambium, serta
rayap dan semut guna mendapatkan protein.
Sedangkan untuk mendapatkan
kandungan mineral, kadang-kadang orangutan juga
memakan tanah.
Tipe dan posisi sarang
orangutan
Pohon yang digunakan untuk sarang
umumnya pohon meranti dan pohon
damar
1. Prioritas kawasan merupakan hutan negara.
2. Lokasi habitat merupakan habitat baru bagi orangutan.
3. Penutupan lahan masih berupa hutan primer.
4. Luasan habitat yang cukup ideal. Satu individu orangutan diperkirakan membutuhkan
luasan 100 Ha atau 1 Km2. Pada habitat alaminya, orangutan dapat hidup dengan normal
antara 5 – 6 individu dalam luasan 1 Km2
5. Kerapatan Vegetasi Tinggi. Kerapatan vegetasi pada habitat untuk reintroduksi diharapkan
mencapai 400 -550 pohon/Ha.
6. Persentase pohon sumber pakan orangutan. Habitat yang akan dipilih sebaiknya habitat
yang paling sedikitnya 60 – 80 % jenis pohonnya teridentifikasi sebagai sumber pakan
orangutan.
7. Sebaran pohon sarang yang cukup. Lokasi pelepasliaran orangutan sebaiknya telah
teridentifikasi paling sedikit 30 – 40 % dari seluruh jumlah pohon dalam kawasan.
8. Menyediakan tumbuhan obat bagi orangutan. Habitat sebaiknya teridentifikasi paling
sedikit 30 – 40 % dari jumlah tumbuhan sumber pakan yang berfungsi sebagai tanaman
obat bagi orangutan.
Kriteria habitat yang sesuai dengan
reintroduksi orangutan
Orangutan yang diliarkan kembali adalah satwa peliharaan hasil sitaan yang akan dikembalikan ke
hutan, namun harus menjalani karantina terlebih dahulu dan pengobatan terhadap berbagai penyakit
yang mungkin dideritanya. Selanjutnya secara bertahap diperkenalkan kembali dengan kehidupan di
hutan, yaitu dengan memberi makan biasa.
Proses Rehabilitasi Orangutan
Proses Rehabilitasi OrangutanKarantina (orangutan yang datang diperiksa serta diobati penyakitnya)
Sosialisasi (orangutan yang sehat yang dulunya sudah terbiasa berhubungan dengan manusia, kini di-orientasikan kembali ke orangutan, dengan cara menempatkan mereka dalam kelompok-kelompok dalam kandang sosialisasi yang besar atau hutan latihan)
Pelepasliaran (kelompok-kelompok orangutan yang sudah di-resosialisasi, dilepas di hutan yang dilindungi)
Pada proses Karantina dipertahankan paling tidak selama 2 (dua) minggu sampai pemeriksaan penyakit dan pengobatan menunjukkan bahwa orangutan pendatang baru tersebut bebas dari penyakit.
Sosialisasi berakhir paling cepat 6 (enam) bulan, untuk memberikan kesempatan untuk perkembangan ketrampilan dan hubungan sosial orangutan, serta menunggu hingga orangutan memiliki umur dan kemampuan yang cukup untuk dapat hidup mandiri di hutan. Sebagai tambahan untuk bayi-bayi orangutan yang memiliki kebutuhan emosional yang lebih banyak akan mendapatkan perawatan penuh yang mirip dengan induknya dari para perawat bayi.
Pelepasliaran adalah permanen, tetapi bantuan atau dukungan manusia masih diberikan dan dikurangi, serta dihilangkan secara bertahap hingga saat orangutan yang dilepaskan dapat hidup mandiri di hutan.
Lembaga yang memberi bantuan PPOS
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH