Konsep Negara Menurut Ali Abd Al Raziq
-
Upload
insan-fakir -
Category
Documents
-
view
563 -
download
3
Transcript of Konsep Negara Menurut Ali Abd Al Raziq
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan pemahaman untuk menerapkan nilai-nilai Al-Qur’an
dalam setiap aspek semakin berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu
pegetahuan ,teknologi dan perubahan social yang terjadi. Hal ini tidak terlepas
dari situasi dan kondisi yang berlangsung. Nilai-nilai yang di terapkan tersebut
merupakan suatu kekuatan yang dinamis dan kreatif. Karena sesuai dengan
sosio kultur dan sosio politik yang sedang terjadi saat itu (Taufik Adnan
Amal, 1989: 33)
Salah satu perkembangan pemahaman yang sampai saat ini terjadi
topik hangat adalah penegasan dari sebuah konsepsi mengenai sistem politik
Islam, yang dalam ini adalah pencarian tentang konsep negara. Masalah ini
kian makin komplek karena tatkala konsep negara bangsa ( nation state ) yang
berasal dari barat berpengaruh di praktekan dalam lingkungan Islam.
Menurut Ali Abdul Raziq tentang konsep negara ialah sekuler yaitu :
kejayaan dan kemakmuran dunia islam dapat terwujud bukan dengan kembali
keajaran Islam yang lama dan bukan dengan mengadakan reformasi atau
pembaharuan ajaran Islam tetapi dengan perubahan total yang bernapaskan
sekuleristik, bahwa negara yang diperlukan oleh umat manusia bukanlah
negara agama melainkan negara duniawi.
Sekularisme Ali Abdul Razik yang lebih menekankan totalitas
ajarannya. Merupakan pemikiran politik yang sangat patut untuk di kaji lebih
lanjut untuk mengetahui letak kekuatan dan kelemahan argumentasi yang di
kemukakan oleh pemikir politik Islam tersebut.
Untuk itulah penulis merasa perlu untuk lebih mengetahui kerangka
acuan atau argumentasi dalam upaya mewujudkan kerangka ideal masyarakat
yang di lakukan oleh pemikir tersebut.
BAB II
KONSEP NEGARA MENURUT ALI ABD AL RAZIQ
A. Biografi Ali Abd al-Raziq
Ali Abd Al -Raziq nama lengkapnya syeikh Ali Abd al - RAziq salah
satu seorang keluarga yang terkenal yang berdiam di as’Said yang termasuk
wilayah al Mania, suatu keluarga hartawan dengan tanah – tanah pertanian
yang luas atau meminjam istilah yang berlaku sekarang ini , keluarga feodal
ayahnya yang bernama Hasan Pasha atau Abdul Raziq Pasha Sr, adalah
seorang pembesar yang terpandang di daerah pinggiran dan Ali Abd Raziq di
lahir di pedalaman propinsi Menia pada tahun 1888 ia keluarga feodal yang
aktif dalam kegiatan politik. ayah yang berkicinpung dalam dunia politik
bahkan ia pernah menjadi wakil ketua Partai Rakyat (Hizbu al- Ummah) pada
tahun 1907. setelah revolusi tahun 1919, al Asharar al- Dusturiyah partai ini
adalah partai kelanjutan Hizbu al Ashrar al Ummah yang mempunyai
dukungan yang rapat dengan Inggris. Pendiri partai ini antara lain ialah
Hassan (Hasan kecil pasha) Ali Abd al Raziq saudara Ali Syaikh Abd al
Raziq. Hasan saudara Ali ini menjadi pejabat pada Kantor Dewan sultan
Hasan Husein yang merupakan agen Inggris pada massa perang dunia I .
hassan terbunuh ketikaia keluar dari Rapat Dewan Kantor di partai surat kabar
pada partai tersebut pada bulan oktober tahun 1922 Ali mempunyai seorang
kakak yang bernama Mustofa.
Pendidikan Ali Abd al Raziq ia penganut Abduh meskipun ia tidak
sempat belajar banyak secara langsung darinya, oleh karena pada Abduh wafat
pada tahun 1905 Ali baru berusia tujuh belas tahun kemudian dia belajar di
Al- Azhar pada umur masih amat muda sepuluh tahun ia mempelajari hukum
pada Seyikh Ahmmad Abu Thatwah, sahabat Abduh, Khatwah sebagai Iman
Abduh adalah murid Jamal al Din al –Afgani, Ali selama satu tahun atau dua
tahun mengikuti perkuliahan di al janni ‘ah al- Mishiyyah (kini menjadi
Jami’ah al Qahriyah di antara dosen asing di universitas itulah Prof Santillana
yang memberikan perkuliahan sejarah filsafat setelah Ali Abd al Raziq
memperoleh izasah Aumyyah dari Al Azhar tahun 1911 ia mulai mengajar di
universitas tapi itu tak lama pada bagian kedua tahun 1912 ia berangkat ke
Inggris untuk belajar di unversitas Oxford, disitu ia banyak mempelajari ilmu
ekonomi dan politik juga banyak membaca dan mempelajari ide- ide Barat
sehingga pikiran dia banyak terpengaruh oleh pikiran Barat.
Guru –guru yang Ali Abd al Raziq ia terpengaruh oleh pandangan
Abduh bahwa dalam Islam tidak ada kekuasaan agama dan bahwa semua
rakyat Mesir mempunyai tanggung jawab yang sama dan mempunyai ha-hak
yang sama baik dalam bidang politik, ekonomi dan di muka hukum tampa
mempertimbangkan perbedaan agama dan keyakinan seperti yang tertera
dalam Partai nasionalime Mesir yang di rumuskan dan sifatnya yang reseptif
dan akomodatif terhadap peradaban barat. Maka dari kalangan sementara
sahabat murid dan pengikut Abduh berkembang lah kecenderungan ke arah
nasionalisme Ali Abd al Raziq pun sama dengan Abduh atau faham
sekularisme yang memang telah berkembang. Di kalangan cendikiawan mesir
dan yang telah mengeyam pendidikan barat yaitu Ali Abd al Raziq penganut
Muhammad Abduh mungkian ia tidak pernah belajar banyak karena pada
tahun 1905 Abduh wafat dan ali masih kecil pada waktu itu tapi ia
mempelajari karya –karya Abduh dan kemudian ia berguru pada teman abduh
yaitu pada Syeikh Ahmmad Abu Khatwah dan guru lainnya ialah Prof
Santillana.
Pengalaman Ali Abd al Raziq Pada tahun 1915 ia mau kembali dari
Inggris ke Mesir setelah ia kembali kemudian ia di angkat menjadi hakim
mahkammah sar’iyyah dalam kedudukan ia sebagai hak kemudian ia
mengadakan penelitian dan hasilnya bukunya yang berjudul al Islam wa Ushul
al Hukm karena buku itu ia dikutuk dan di kucil kan oleh majlis uulama Al-
Azhar kemudian ia di berhentikan dari jabatanya sebagai hakim dan di larang
nenduduki jabatan dalam pemerintahan.
Abdul Raziq kakak Ali Abd al Raziq yang pernah menjabat menteri
wakaf dan setelah itu menerima gelar Pasya. Akan tetapi ia lebih menyuakai
ilmu kelembagaan ketimbang politik dan memperoleh setatus sosial yang
terhormat di mata bangsa mesir dan di akhir hayatnya diangkat atau di tunjuk
sebagai Syeikh al Azhar sementara itu Syeik Ali Abd al Raziq di tunjuk pula
sebagi menteri wakaf untuk menggantikan kakak itu dan di beri gelar Pasya
juga. kemudian dia di pilih menjadi anggota lembaga bahasa (Majma al-
Lugawi)serta pada jabatan lain dan pada tahun 1966 bulan September ia
meninggal dunia.
Peristiwa yang paling penting yang terjadi dalam kehidupannya, yang
menjadikan namanya demikian termasyuhur adalah penerbitan bukunya itu
yang dalam pendahuluan ia mengemukakan bahwa untuk menyusun bukunya
itu ia telah menghabiskan waktu beberapa tahun lamanya dan karya itu baru
rampung pada bulan april 1925. dengan demikian buku itu terbit pda
pertengahan bulan itu pula dan pada. Sampulnya tertera judul yang berbunyi
al Islam wa Ushul al Hukmu lalu di bawah judul itu kita dapat baca sub judul
yang berbunyi Raths Fi al Khilafah wal Al- Hukummah al – Islam dan baru
sesudah itu di ikuti oleh kalimat yag berbunyi Ali Abd al Raziq ulama Al
Azhar universitay dan hakim mahkammah syar’ah
B. Pengertian Negara Menurut Ali Abd Al Razi
Negara adalah suatu entinitas suatu yang ada atau suatu kenyataan
yang bersifat politik dan yuridis yang terdiri dari suatu masyarakat manusia
yang merupakan suatu golongan yang bebas dalam suatu daerah bersama yang
kompak (bersatu padu dan yang tunduk pada suatu penguasa yang tertinggi).
Pada dasarnya Ali Abd al Raziq tidak menjelaskan tentang pengertian
negara tapi kita dapat mengutip peryataan Muhammad Tafsir dalam bukunya
karangan Ali Abd al Raziq yaitu: negara yang mementingkan agama dalam
negara ini agama di pentingkan negara hanya urusan dunuawi tidak
menyangkut urusan berkepentingan. (Ali Abd al Raziq 1925: V-VI). Kita
dapat melihat hubungan antara Negara dan agama pada berbagai negara
terdapat empat macam, yaitu:
a. Negara yang anti agama contohnya ialah negara komunis negara ini anti
agama sebab ajaran pokok komunis antara lain ialah perlunya dianut
pandangan bahwa agama adalah candu bagi masyarakat. Jadi harus di
basmi program partai komunis Uni Sovyet menyatakan antara lain: bahwa
untuk secara teratur mengadakan propaganda ateis.
b. Negara sekuler menghendaki pemisahan sama sekali antara negara dari
agama: Negara tideak mengurusi agama dan agama tidak mengurusi
negara. Didalam negara model kedua ini tidak ada uang negara yang
digunakan untuk membiayai kegiatan atau kepentungan agama contohnya:
Amerika Serikat.
c. Negara sekuler yang mementingkan negara dalam model ini agama
dipentingkan dipelihara dan dikembangkan. Hal itu dilakukan negara
melihat berkembangnya agama akan memperkuat negara: contohnya
Negara Indonesia.
d. Negara agama yaitu negara yang berdasarkan syariat Islam contohnya
negara Islam Pakistan sebagaimana yang dimaksud oleh Al-Maududi
dalam bukunya Islamic Law and Constitution (Ali Abd Al Raziq 1925: vi).
C. Prinsip Dasar Kekuasaan Negara Menurut Ali Abd Al Raziq
1. Kekuasaan syara (kedaulatan Tuhan)
Manusia menurut fitrahnya itu adalah di takdirkan untuk berkuasa,
jadi setiap individu mempunyai kekuasan atas dirinya. Kekeasan ini tidak
boleh di rampas oleh siapapun juga mengigat kekuasaan untuk
menentukan tujuan dirinya.kalau sudah lenyap berarti maka berarti ia itu
ada dalam perbudakan individu atau orang lain karena sebagai manusia
medeka human dignity derazat atau harkat martabat manusia mempunyai
kekuasaan yang ada pada dirinya adalah untuk mempertahankan dan
memelihara dirinya human dignity masing-masing.
Oleh karena itu kekuasaa dalam Negara tidak bersumber pad negar
atau penguasa tertinggi atas penguasa negar atau dictator monarch.
Absolute melainkan bersumberpada individu dalam masyarakat atau
bersumber kepada rakyat.
Dengan demikian yang harus memegang supreme kekuasan atas
Negara baik kekuasaan logis yudikatif bahkan untuk memperkasa human
dignity rakyat melainkan untuk memjujung tingginya. Karena rakyat
sebagai pemegang yang suci dari pad kekuasaan yang berhak menentukan
kekuasan itu adalah tuhan.
Kekuasan yang ada pada setiap individu adalah kekuasaan yang
ada pada tuhan itu sebenarnya kekuasan yang di berikan oleh tuhan kepada
manusia sebagai khalifah atau penguasa di muka bumi untuk mengatur
kehidupan nya.
Kekuasaan ini adalah kekuasasn kehadiratulloh atau nuraniah oleh
karena itu setiap penyimpangan dari pada kekuasaan rakyat. Sama dengan
menentang kodratnya sendiri atau atau menentang alam kodrat atau nurani
atau menentang alam adalah sama dengan menentang tuhan.
Dalam fahan ini kekuasan dalam masyarakat atau negara berasal
dari tuhan. Tuhan yang memegang supremasi kekuasan atas Negara (baik
legislative,eksekutif maupun yudikatif)oleh karena itu segala perbuatan
para penguasa dalam negara harus sesuai dengn peraturan undang-undang
tuhan merupakan suatu dosa besar. agar supaya Negara medapatkan
karunia tuhan maka Negara haurs di perintah olh wakil-wakil tuhan di
dunia. Negara yang di perintah oleh wakil tuhan menurut undang-undang
tuhan, menurut Thomas Aquino civitus del sedangkan negara yang tidak di
atur oleh undang-undang tuhan di sebut civitas diabalis- Negara setan
(kerajaan setan) (Drs Sukarna, 1981:3)
2. Kekuasaan di Tangan Rakyat (demokrasi)
Pengertian tentang demokrasi dapat di lihat dari tinjauan bahasa
(etmologis) dan istilah (terminologis) secara etologi demokrasi terdiri dari
dua kata yang berasal dari bahasa yunani demosyang berarti rakyat
sedangkan crots yang berarti kekuasaan jadi demokrasi adalah keadaan
Negara dimana system pemerintahannya kedaulatan ad di tangan rakyat
kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan ada di tangan rakyat,rakyat
kuasa, pemerintah rakyat dan kuasa oleh rakyat.
Menurut Hendry B menyatakan bahwa demokrasi sebagai system
politik merupakan suatu sistem yang menunjukan bahwa kebijakan umum
di tentukan atas dasar mayoritas oleh wakil –wakil yang di awasi secara
efektif oleh rakyat dalam pemilihan berkala yang di dasrkan atas prinsip
kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya
kebebasan politik sedangkan Affan Gafar (2000) memakai demokrasi
dalam dua bentuk yaitu pemaknaan secara normative (demokrasi
normative) dan empirit adalah demakrasi yang secara ideal hendak di
lakukan oleh sebuah Negara, sedangkan demokrasi empiric demokrasi
dalam perwujudannya pada dunia politik priktis.
Dengan demikian makna demokrasi sebagai dasar hidup
bermasyarakat dan bernegara mengadung pengertian bahwa rakyatlah yang
memberikan ketentuan dalam masalah-masalah mengenai kehidupanya,
termasuk dalam nilai kebijakan bernegara Karen kebijakan tersebut akan
menentukan kebijakn untuk rakyat.
Bahwa hakikatnay demokrasi sebagai suatu system bermasyrakat
dan bernegara serta pemerintah memberikan penekana pada keberadan
kekuasaan di tangan rakyat baik dalam penyelengaraan Negara maupun
kekuasaan pemerintah ada di tangan rakyat.
Norma-norma yang menjadi pandangan hidup demokrasi:
- Pentingnya kesadarn akan pluralisme. Tidak sekedar pengakuan pasif
akan kenyatan masyarakat yang majemuk
- Musyawarah.
Saling memberi syata internalisasi makna dan semangat musyawarah
menghendaki atau mengharuskan,
- Pertimbangan moral
- Pemupukan yang jujur dan sehat
- Pemenuhan segi-segi ekonomi
- Kerja samantar warga masyrakat dan sikap mempercayai itikad baik
masing-masing
- Pandangan hidup demokratis harus di jadikasn unsure yang menyatu
dalam pendidikan (Azumardy Azra, 2003:110-115)
Kekuasan yang ada di tangan rakyat suatu pemerinthan yang ada di
tangan rakyat oleh rakyat untuk rakyat atau gaverment of the people by the
people and for the people berlainan dengan kediktatoran oleh karena itu
dalam demokrasi, rakyat yang membuat undang-undang yang tidak
melindungi kepentingan rakyat bukan untuk undang-undang yang tidak
melindungi kepentingan rakyat, baik politik, social ekonomi dan
kebudayaan harus dig anti dengan undang-undang yang sesuai
dengankehedak rakyat, undang-undang harus sama dan membangun
dengan suara rakyat atau the low must be the veoci of the people dan
pemerintahan harus mendapatkan persetujuan rakyat atau the gavermannt
must be the consent of the people.
Pada dasarnya Ali Abd al Raziq dalam prinsif dasar kekuasaan
Negara menurut dia adalah demokrasi karena masyarkat yang akan
memilih pemimpin mereka dan kekuasaanya ada di tangan rakyat tidak ada
di tangan tuhan. Karena Negara hanya urusan duniawi saja tidak
menyangkut urusan agama. Jadi hanya rakyatlah yang mempunyai
kekuasaan yang absolut pemimpin hanya melaksanakan tugas-tugas yang
di amanatkan oleh rakyat karena Negara kebutuhan duniawi jadi menurut
Ali Abd al Raziq demokrasilah yang paling pantas untuk prinsip dasar
kekuasaan.
Dalam buku Ali Abd al Raziq tidak menyatakan tentang suktur
kekuasaan negara mungkin Ali Abd al Raziq mengabaikan tentang stuktur
kekuasaan tiadak mengupas, kurang prinsip mengenai pemerintahan dan
tidak tertarik terhadap stuktur kekuasan negara mungkin ali abd al raziq
dalam mengartikan Negara hanya secara global tidak terperinci atau hanya
universal beda dengan para ulama lainnya mereka menjelaskan tentang
stuktur kekuasaan Negara.]
D. Hakekat Negara Menurut Ali Abd al Raziq
Pada hakekatnya negara menurut Ali Abd al Raziq merupakan
sekumpulan manusia atau sekelompok manusia yang dibutuhkan untuk
mengatur kehidupan sehari-hari supaya lebih teratur dan terdapat fungsi
hakekat negara adalah sebagai berikut.
a. sifatnya, memaksa yang berarti bahwa negara mempunyai kekuasaan
untuk memakai kekerasan fisik secara legal. Untuk mengefektifitaskanya
sifat negara memiliki alat-alat seperti polisi dan tentara. Harold j laski
berpendapat bahwa sifat dari hakekat dari negara dari negra terletak dari
kekuasaan memaksa kaidah-kaidah yang melekat pada setiap orang yang
hidup dalam lingkungan pembatasanya.
b. Sifat monopoli yang artinya bahwa negara mempunyai monopoli dalam
menetapkan tujuan bersama itu, negara dapat melarang suatu organisasi
politik tertentu berkembang atau menyebar di wilayah tertentu.
c. Sifat mencakup semua yang berarti bahwa seluruh peraturan perundang-
undang dalan sutau wilayah negara untuk semua orang yang terlibat di
dalamnya tampa kecuali. Hal ini berarti semua orang dan semua anggota
negara harus taat dan patuh pada peraturan perundang-undang yang
berlaku. Misalnya negara yang memerintah semua orang untuk tidak
mencuri atau membunuh dan negara akan menghukum orang yang
melangggar perintahnya.
E. Negara yang Ideal Menurut Ali Abd al Raziq
Negara yang ideal menurut ali abd al raziq ialah negara yang
berasaskan humanisme universal yang memperjuangkan rakyatnya, demokrasi
dan keadilan sosial dalam pemikiran Ali Abd al Raziq pandangannya yang
sekuler tampa segan dan lantangnya mendeklarasikan suatu negara bagi kaum
muslimin dan non muslim yang hidup di negara itu. Negara yang bersasakan
humanisme universal dan sistem demokrasi di tunjang oleh rakyat yang
berdaulat dalam rangka mencapai kemajuan dan keadilan sosial tampa
melibatkan agama.
Sesungguhnya negara didekralarasikan oleh Ali Abd al Raziq jauh dari
tuntunan Allah SWT. Pada dasarnya tidak beda dengan undang-undang 45
yang sekuler. Walaupun di janji-janjikan muluk seperti melaksanakan sistem
demokrasi, tidak totaliter, berdiri sendiri mengembangkan kepribadiannya
secara bebas tampa aturan agama boleh aktif dalam politik, ekonomi, budaya
dan mengembangkan usaha-usaha lain kemanusiaan.
Karena organ untuk melayani masyarakat yang mendorng
kemajemukan. Negara yang mendorong kediktatoran dan totalisme karena
berlaeanan dengan martabat manusia, memasung kebebasan dan
menghancurkan hukum. Negara dan individu menjungjung tinggi masyarakat
madani dan mengawasi kekuasaan, dimana pihak berkuasa mempunyai
tangung jawab.
Aristoteles menyatakan negara yang ideal adalah negara yang
memanusiakan manusi. sistem pemerintahan yang di tawarkan Aristoteles
untuk mewujudkan negarayang memanusiakan manusia adalah monarki
(kerajaan) dalam sistem pemerintahan monarki ini Aristoteles menghendaki
yang menjadi pemimpin negara adalah seorang raja. Rajalah yang paling ideal
untuk meminpin karena mempunyai kebajikan yang berada di atas hukum.
Sistem pemerintahan yang sangat hebat dari sistem yang di tawarkan
Aristoteles terbentuk saat negara Madinah di bawah pimpimnan nabi saw.
negara Madinah dengan piagam Madinah yang merupakan aturan hidup yang
di gali dalam al Qur’an dan assunnah adalah cikal bakal berdirinya daulah
Islam yang berkuasa selama kurang lebih 14 abad dengan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat yang terpenuhi dengan baik.
Dalam sistem pemerintahan yang di bentuk oleh nabi di lanjutkan pada
massa khalifah ada empat pilar utama negara yang pertama: kekuasan banyak
di tangan banyak orang (demokrasi) kedua: di tangan Allah (syariah) yang
ketiga: kekuasaan hanya ada di tangan satu orang yang keempat: yang berhak
dan mengesahkan dan mengadopsi aturan dalam al Qur’an dan khalifah hanya
khalifah.
Dan kita dapat membandingkan antara Ali Abd al Raziq dengan orang
muslin apa yang di cita-citakan oleh kaum muslimin dalam membangun
Daulah Islam Rasulullah yaitu daulah yang memiliki stuktur masyarakat
muslim dan non muslim di dalam satu kekuasaan pemerintahan Islam di mana
Allah yang berdaulat.
Yang menerapkan musyawarah dan menjalankan hukum-hukum Islam
dengan adil dalam naungan daulah Islamiyah Rasulullah dengan undang-
undang Madinah, yang berdasarkan akidah Islam yang mengenal nasionalitas,
kebangsaan, kesukuan dan ras dengan tujuan untuk beribadah dan takwa
kepada Allah swt. Dimana dalam undang-undang Madinah telah terjamin
dalam hal yang terbaik dengan hak asasi manusia, persatuan seagama,
persatuan segenap warga negara, golongan minoritas, tugas warga negara
melindungi warga negara lain.
BAB III
KESIMPULAN
Hakekat negara menurut Ali Abd al Raziq adalah merupakan sekumpulan
manusia atau sekelompok yang di butuhkan dalam suatu organisasi yang baik
untuk mengatur kehidupanya supaya lebih teratur dan terdapat tentang sifat dan
hakekat negara (!) sifatnya memaksa yaitu negara mempunyai kekuasaan untuk
memakai secara fisik secara legal (2) sifat monopoli yaitu negara mempunyai
kekuasaan untuk tujuan bersama (3) sifat mencakup semua yaitu seluruh
peraturan perundang-undangan dalam suatu negara berlaku untuk semua orang
yang tyerlibat di dalanya tampa kecuali.
Negara yang ideal menurut Ali Abd al Raziq adalah negara yang
berasaskan humanisme universal yang memperjuangkan kedaulatan rakyat
demokrasi dan keadilan sosial. Dalam pemikiran dan pandangan Ali Abd al Raziq
yang sekuler dengan segan dan lantangnya menyatakan bahwa negara hanya
urusan duniawi saja tidak ada sangkut pautnya dengan agama berbeda dengan
negara ideal menurut Nabi Muhammad saw. Bahwa negara adalah daulah
Islamiyah yang merupakan aturannya di ambil dari al Qur’an dan sunnah dan
aturan perundang-undangnya telah terjamin dalam semua aspek kehidupan
manusia dan itu tetrcantum dalam piagam madinahdi massa Rosulullah.
DAFTAR PUSTAKA
A Dzajuli. 2003. Fiqih Siyasah. Bandung: Prenada Media
Adnan amal taufik. 1989. Islam dan Tantangan Modernitas. Bandung: Mizan
Ali Abd al Raziq. 1925. Al Islam Al Ushul Al Hukmu. Mesir: Math Ba’ah.
________. 1925. Khilafah dan Pemerintahan Dalam Islam. Mesir Math Ba’ah
Al Maududi. 2006. Al Ahkam Al Sulthoniyyah. Bandung: Darul Falah
Al Bana Gamal. 2006. Relasi Agama dan Negara. Jakarta: Mata Air Publishing
Bayu Suryaninrat. 1992. Mengenal Ilmu Pemerintahan. Jakarta: Rineka Cipta
Dedy Ismatullah dan A.A.Sahid Gatara 2006. Ilmu Negara Muthir. Bandung: Pustaka Atabir
Dhiya ad-Din ar- Rais 1985. Islam dan Khilafah. Bandung: Pustaka
Fuad Pachrudin. Pemikiran Politik Islam. Bandung: Pedoman Ilmu Jaya
Harun Nasution 1982. Pembaharuan Dalam Islam. Jakarta: PT Bulan Bintang
Ibrahim Jidan Khalid. 1995. Teori Politik Islam. Surabaya: Risalah Gusti
Miriam Bidiarjo. 1992. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia
Sazjali Munawir. 1992. Islam dan Tata Negara. Jakarta: UI
Sukarna. 1993. Kekuasaan Kediktatoran dan Demokrasi. Bandung: Alummni Offset
Soelistyawati Ismail Gani. 1982.Pengantar Ilmu Politik. Jakarta:Ghalia Indonesia
KONSEP NEGARA MENURUT ALI ABD AL RAZIQ
MAKALAHDiajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Hukum Tata Negara Islam”
Disusun Oleh:Peni Wulandari
C03208051
Dosen Pembimbing :Drs. H. Imam Mawardi, M.H
FAKULTAS SYARIAHJURUSAN SIYASAH JINAYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPELSURABAYA
2010