KONSEP KELUARGA SAKINAH DALAM KELOMPOK PENGAJIAN...
Transcript of KONSEP KELUARGA SAKINAH DALAM KELOMPOK PENGAJIAN...
i
KONSEP KELUARGA SAKINAH
DALAM KELOMPOK PENGAJIAN MANAKIB JAWAHIRUL
MA’ANI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM
(Studi dalam Kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma’ani
Di Desa Semawung Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam
Oleh:
Susanto
NIM : 21113031
JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017
ii
iii
iv
v
MOTTO
خير الناس أنفعهم للناس
(khoirunnas anfa'uhum linnas).
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia
lain"
”Wong Urip kui mung ibarat mampir ngombe
Mulo uripo kang migunani kanggo wong liyo”
Hidup sekali maka hiduplah yang berarti
Nikmati, Syukuri
dan jangan lupa kemana engkau akan kembali
vi
PERSEMBAHAN
Sebagai Ungkapan Rasa Syukur Dan Tanda Bakti
Skripsi Ini Saya Persembahkan Kepada
PERTAMA
Kedua orang tuaku tercinta Bapakku Sunardi dan Ibuku Suwarti yang senantiasa tak
pernah lelah bekerja untuk kebahagiaan anak – anaknya
Kesabaran dan keiklasan
Dalam Membimbing, memotifasi dan tidak henti – hentinya mendo’akan anak – anaknya
Supaya jadi orang yang sukses dan anak yang sholeh
yang bermanfaat bagi Agama, Nusa dan bangsa.
KEDUA
Kepada kakak – kakakku yang tak perlah lelah menasehatiku
adikku dan Orang yang paling Spesial dalam Hidupku Dek Desi Wijiyanti yang selalu
memberikan motifasi dan do’anya, semoga cepat menyusul wisudanya.
Amiin Ya Rabbalalamiin.
KETIGA
Kepada Almamaterku Fakultas Syari’ah Jurusan Hukum Keluarga Islam
Institut Agama Islam Negeri(IAIN) Salatiga
Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan banyak pengalaman dan Ilmu.
KEEMPAT
Kepada rekan – rekan satu angkatan HKI 2013, Sahabat-Sahabati PMII Kota Salatiga
Rekan rekan di Dema Fakultas dan Institut
anak – anak GGS yang selalu menjadi tempat diskusi ngobrol dan bercanda.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
atas segala limpahan nikmat, karunia, serta hidayah-nya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa
terhaturkan dan tercurahkan kepada Khatamul Anbiya‟ wal Mursalin (penutup
para Nabi dan Rasul) baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, shahabat
dan pengikutnya serta orang-orang yang mencintainya, hingga yaumil qiyamah.
Semoga kita semua, orang tua kita, keluarga kita, guru-guru kita diberi tetap Iman,
Islam, Ihsan, istiqamah dalam beribadah dan dibimbing oleh Allah SWT dan
pada akhirnya jika kita di panggil menghadap Allah SWT menetapi „ala ar-Ridha
wa khusnil khatimah. Amin yaa Rabbal „Alamiin.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana dalam Hukum Islam pada Fakultas Syari‟ah Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga. Berawal dari keterbatasan, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul ”KONSEP KELUARGA SAKINAH
DALAM KELOMPOK PENGAJIAN MANAKIB JAWAHIRUL MA‟ANI (Studi
dalam Kelompok pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani di Desa Semawung,
Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali)” dengan baik. Sebagai hamba yang
lemah dan banyak kesalahan, penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan
skripsi ini banyak pihak yang ikut serta memberikan bantuan moril maupun
materil. Oleh karenanya dengan kerendahan hati perkenankan penulis untuk
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
viii
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi. M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag.selaku Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga.
3. Bapak Sukron Ma‟mun, S.HI., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ahwal Al-
Syakhshiyyah IAIN Salatiga.
4. Bapak Drs. Badwan M.Ag. yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kesantunan, kesabaran, keikhlasan
dan kebijakan.
5. Bapak Sukron Ma‟mun, S.Hi.,M.Si. selaku dosen Pembimbing Akademik
selama kuliah di jurusan Hukum Keluarga Islam IAIN Salatiga yang selalu
memberi motivasi belajar bagi penulis.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh civitas akademika IAIN Salatiga terlebih
kepada dosen-dosen di jurusan Hukum Keluarga Islam IAIN Salatiga yang
banyak berjasa kepada penulis.
7. Ustad Ahmad dan Jama‟ah kelompok pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani
Desa Semawung yang telah berkenan menjadi obyek penelitian untuk
penulisan skripsi ini.
8. Para Staff Perpustakaan IAIN Salatiga, terima kasih atas bantuan penyediaan
buku-buku kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
9. Secara khusus penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tulus kepada
Ibundaku tercinta beliau ibu Suwarti dan bapakku beliau bapak Sunardi yang
penulis mulyakan dan banggakan. Berkat kesabaran dan ketulusan beliau
dalam membimbing, memberi dukungan, pengorbanannya serta tidak henti-
hentinya selalu mendoakan setiap hari untuk anak-anaknya. Penulis berharap
ix
semoga seluruh amal dan jerih payah beliau tercatat sebagai amal sholih yang
bisa mendapatkan ridho dari Allah SWT, dan bisa menghantarkan keharibaan
Allah SWT. Teruntuk kepada kakak - kakakku, adikku dan dek desi wijiyanti
tersayang, yang telah memberikan motifasi dan do‟anya semoga tahun depan
cepat nyusul . Amiin.
10. Mbah wagimen dan keluarganya yang telah menyediakan kontrakan untuk
ditempati dan sebagai tempat proses terselesaikannya skripsi ini. Semoga
amal baik panjenengan di terima dan mendapat ridho dari Allah SWT. Amiin
11. Sahabat-sahabati keluarga besar PMII Kota Salatiga yang menemani belajar
di IAIN Salatiga yang berada di Kota yang sejuk ini. Kota Salatiga yang
penuh suka-duka dan penuh kenangan indah ini sebagai kebanggaan
tersendiri.
12. Semua teman-teman satu angkatan 2013 Jurusan Ahwal Al-Syakhshiyyah
yang telah bersama-sama berjuang dan belajar bersama selama kuliah di IAIN
Salatiga dengan didukung oleh Kota yang sejuk nan indah ini.
13. Yang terkhir teruntuk siapapun yang belum penulis sebutkan satu persatu.
Teruntuk semuanya Jazakumullahu ahsanal jazaa‟ syukran katsiraan.
semoga skripsi ini bermanfaat. Amiin
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya saran dan kritik yang konstruktif dari
semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan. Penulis
berharap skripsi ini dapat dijadikan acuan dan bahan referensi oleh pihak
x
siapapun. Maka dari itu penulis minta dukungan dan sarannya kepada siapapun
yang membaca skripsi ini untuk berkelajutan yang lebih baik lagi nantinya.
Pada akhirnya semua usaha dan upaya penulis dari Allah SWT. Tanpa
adanya kekuatan dan pertolongan dari Allah SWT, skripsi ini tidak mungkin
terselesaikan dengan baik dan hanya kepada Allah-lah semua urusan di
kembalikan. Oleh karena itu penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca yang budiman
pada umumnya. Iyyakana‟budu waiyyaka nasta‟iin. Amiin.
Salatiga, Oktober 2017
Penulis
Susanto
NIM: 21113031
xi
ABSTRAK
Susanto. 2017.Konsep Keluarga Sakinah dalam Kelompok Pengajian Manakib
Jawahirul Ma‟ani (Studi Dalam Kelompok Pengajian Manakib Jawahirul
Ma‟ani di Desa Semawung Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali).
Skripsi. Fakultas Syari‟ah Jurusan Hukum Keluarga Islam. Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Kata Kunci : Konsep, Keluarga Sakinah, Manakib Jawahirul Ma‟ani.
Dalam setiap perkawinan atau berumah tangga tentunya setiap pasangan
ingin mendapatkan gelar yang bernama keluarga sakinah, mawaddah, warahmah.
Akan tetapi banyak sekali persoalan yang terjadi dalam keluarga, seperti
permasalahan ekonomi, hubungan intern antar keluarga yang kurang baik, dan
permasalahan dalam bermasyarakat. Kurangnya persiapan mental yang kuat dan
kurangnya pengetahuan agama dalam berumah tangga juga dapat mempengaruhi
emosional jiwa seseorang terhadap bertemunya permasalahan baru yang
sebelumnya tidak terfikirkan. Dari faktor tersebut akan berdampak pada ketidak
harmonisan dalam keluarga. Salah satu upaya untuk mengatasinya adalah dengan
ikut kelompok pengajian dan menambah wawasan keagamaan tentang keluarga
kepada para ustad dan kyai.
Kelompok pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani merupakan salah satu
jalan keluar untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. dan menambah
wawasan keagamaan dalam membangun ketenangan, kedamaian dan
kesejahteraan keluarga. Untuk mewujudkannya tentu perlunya arahan dan
bimbingan dari seorang ustad dan kyai yang di sampaikan dalam bentuk ceramah,
khutbah dan siraman rohani lainya. Hal tersebut selaras dengan tujuan utama
didirikanya kelompok pengajian di desa semawung yaitu untuk menyatukan umat,
membuka hati para jama‟ahnya dan yang pasti adalah tercapainya keluarga yang
sakinah, mawaddah, waramoh. Atas dasar tersebut penulis ingin meneliti dan
mendeskripsikan bagaimana materi-materi keluarga sakinah yang diberikan dalam
kelompok pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani. Penulis juga menjelaskan konsep
pembentukan keluarga sakinah dan tinjauan hukum Islam terhadap materi
keluarga sakinah.
Atas dasar latar belakang di atas penulis melakukan penelitian tentang
konsep keluarga sakinah dalam kelompok penajian Manakib Jawahirul Ma‟ani
ditinjau dari hukum Islam, dengan menggunakan metode penelitian kualitatif yang
bersifat deskriptif analisis dan menggunakan pendekatan sosiologis. Kemudian
mengumpulkan data dengan melakukan observasi, wawancara langsung dan
dokumentasi. Kemudian menganalis data dengan menggunakan analisa kualitatif.
Hasil penelitian bahwa tugas dan kewajiban seorang istri yaitu mengurus
rumah tangga, mendidik anak, bertanggung jawab dalam ketentram dan bisa
menjaga kehormatan rumah tangga. Sedangkan tugas dan kewajiban suami adalah
melindungi, menafkahi, mendidik dan bisa menjadi suritauladan bagi keluarga.
Semua itu bisa terpenuhi melalui pendidikan ruh dan keimanan serta melalui
mauidhoh hasanah. Materi-materi dalam kelompok pengajian sesuai dengan
hukum islam karena bersumber dari Al-Qur‟an dan As-Sunnah.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
NOTA PEMBIMBING ......................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................... iv
MOTTO ................................................................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................ xi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8
E. Penegasan Istilah ................................................................................. 9
F. Kajian Pustaka ..................................................................................... 10
G. Metode Penelitian ................................................................................ 13
1. Jenis Penelitian ............................................................................. 13
2. Pendekatan .................................................................................... 13
3. Sifat Penelitian .............................................................................. 14
4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 14
5. Subjek Penelitian .......................................................................... 16
xiii
6. Analisa Data ................................................................................. 16
H. Kerangka Teori .................................................................................... 16
I. Sistematika Penulisan Penelitian......................................................... 17
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KELUARGA SAKINAH MENURUT
HUKUM ISLAM .................................................................................. 20
A. Pengertian Keluarga Sakinah .............................................................. 20
B. Hak dan Kewajiban Suami-istri dalam hukum Islam ......................... 22
C. Pentingnya Pembinaan Keluarga Sakinah .......................................... 29
D. Kriteria Keluarga Sakinah ................................................................... 31
BAB III PROFIL KELOMPOK PENGAJIAN LOKASI YANG DITELITI ....... 37
A. Profil Wilayah ..................................................................................... 37
1. Kondisi Geografis ......................................................................... 37
2. Kondisi Demografi ....................................................................... 38
B. Sejarah Umum Tentang Jawahirul Ma‟ani dan Sejarah kelompok
Pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani di Desa Semawung ................. 40
C. Kegiatan dan Amaliyah Kelompok Pengajian Manakib Jawahirul
Ma‟ani ................................................................................................. 45
1. Kegiatan Kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani ......... 45
2. Amaliyah Kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani ....... 47
D. Konsep Kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani dalam
Membentuk Keluarga Sakinah ............................................................ 49
1. Membentuk Keluarga Sakinah Melalui Pendidikan Ruh dan
Pendidikan Keimanan ................................................................... 49
xiv
2. Membentuk Keluarga Sakinah Melalui Mauidhoh Hasanah ........ 51
E. Materi-materi tentang Keluarga Sakinah dalam Kelompok Pengajian
Manakib Jawahirul Ma‟ani ................................................................. 51
1. Tugas dan Kewajiban Istri ............................................................ 51
2. Tugas dan Kewajiban Suami ......................................................... 52
3. Tugas dan kewajiban Bersama antara Suami-Istri ........................ 53
F. Pandangan dan Pengalaman Para Jama‟ah Kelompok Pengajian
Manakib Jawahirul Ma‟ani. ................................................................ 54
1. Bapak Aris Sarmito ....................................................................... 55
2. Bapak Lasmin ................................................................................ 56
3. Ibu warsiyanti ................................................................................ 57
4. Ibu Nyamiasih ............................................................................... 58
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN EFEKTIFITAS TERHADAP
MATERI-MATERI DAN KONSEP KELOMPOK PENGAJIAN
DALAM MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH ........................... 60
A. Tinjauan Hukum Islam terhadap Konsep dan Materi-Materi Keluarga
Sakinah di Kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani ............. 60
B. Efektifitas konsep dan Materi kelompok Pengajian Manakib Jawahirul
Ma‟ani dalam membentuk Keluarga Sakinah ..................................... 62
C. Membentuk Keluarga Sakinah Melalui Kegiatan dan Amaliyah ....... 67
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 70
A. Kesimpulan ......................................................................................... 70
B. Saran – Saran ....................................................................................... 72
xv
1. Kepada Pengurus dan Ustad Pemimpin Kelompok pengajian ...... 73
2. Kepada Jama‟ah ............................................................................ 73
3. Kepada Pemerintah desa ............................................................... 74
4. Kepada Masyarakat ....................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 76
Lampiran - Lampiran
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga adalah masyarakat terkecil dalam lingkup bermasyarakat
yang terdiri dari pasangan suami-istri sebagai sumber intinya dan anak-anak
yang lahir dari mereka. Jadi setidak-tidaknya keluarga adalah pasangan
suami-istri, baik mempunyai anak atau tidak mempunyai anak. Keluarga yang
dimaksud adalah suami-istri yang terbentuk melalui perkawinan yang sah,
baik sah secara agama ataupun sah secara Negara yaitu dicatatkan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 1 Tahun 1974 pasal 2
ayat 2 Cet.6 2015 : 2).
Dalam islam, perkawinan bukan hanya sebatas akad antara kedua
belah pihak, seperti halnya perkawinan dalam kebudayaan modern atau pada
sejumlah kebudayaan barat. Baik akad itu di tulis, dicatat atau diucapkan.
Perkawinan dalam islam adalah kesepakatan antara dua keluarga. Disaksikan
oleh segenap kaum muslimin yang hadir dan orang yang hadir menyampaikan
kepada yang tidak hadir.
Perkawinan adalah ikatan suci yang dilakukan oleh seorang laki – laki
dan seorang perempuan dimana mereka bersatu untuk membangun keluarga
yang sakinah mawaddah warahmah. Sesuai dalam pasal 1 Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, bahwa Perkawinan adalah ikatan
lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita dengan tujuan
membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan
2
Ketuhanan Yang Maha Esa (Undang undang Nomor 1 Tahun 1974 pasal 1
Cet. 6 2015 : 2).
Dalam ikatan perkawinan atau berumah tangga tentunya setiap
pasangan ingin mendapatkan gelar yang bernama keluarga sakinah,
mawaddah, warahmah. Keluarga sakinah merupakan keluarga yang
menghasilkan generasi yang kuat, baik secara keimanan, ketaqwaan serta
akhlak yang baik (Kementrian Agama Cet. I 2011: 4). Akan tetapi banyak
juga permasalahan yang terjadi dalam keluarga seperti permasalahan
ekonomi, hubungan intern antar keluarga yang kurang baik, dan permasalahan
dalam kehidupan bermasyarakat. Karena keluarga juga termasuk bagian dari
masyarakat dimana terbentuknya fondasi masyarakat yang baik berawal dari
munculnya fondasi rumah tangga dan keluarga-keluarga yang terdidik secara
baik pula.
Tujuan utama dalam perkawinan adalah mendapatkan rasa ketenangan
jiwa, cinta dan kasih sayang yang sering disebut dengan sakinah mawaddah
warahmah. Tetapi juga tidak di ragukan lagi permasalahan setelah perkawinan
pasti akan selalu ada karena kurangnya persiapan mental dan kurangnya
pengetahuan agama dalam berumah tangga juga dapat mempengaruhi
emosional jiwa seseorang terhadap bertemunya permasalahan baru yang
sebelumnya tidak difikirkan. Dari faktor-faktor tersebut akan berdampak pada
ketidak harmonisan dalam berkeluarga. Didalam Al-Qur‟an terdapat
penjelasan tentang tujuan perkawinan yaitu untuk memenuhi kebutuhan fitrah
manusia yang cenderung terhadap pasanganya, agar manusia memperoleh
3
ketenangan dan kebahagiaan. Selain itu, untuk beribadah kepada Allah,
menjaga kehormatan dan untuk memperoleh keturunan. Sesuai dengan firman
Allah SWT.
نكم مودة ورحة ومن آيتو أن خلق لكم من أن ف ها وجعل ب ي لك إن ف ذ سكم أزواجا لتسكنوا إلي ليت لقوم ي ت فكرون
Artinya : dan diantara tanda – tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih saying.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar – benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir (QS. Ar-Ruum:21)(Departeman Agama RI 2004 :
406).
هما رجالا ي أي ها الن ها زوجها وبث من اس ات قوا ربكم الذي خلقكم من ن فس واحدة وخلق من الذي تساءلون بو والأرحام إن الل كان عليكم رقيبا كثيرا ونساء وات قوا الل
Artinya : hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya[263] Allah
menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang
biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada
Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu
sama lain[264], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu (QS. An-Nisa‟:1)(Departemen
Agama RI 2004 : 77).
Dalam menuju keluarga sakinah tentunya ada beberapa aspek yang
harus dipersiapkan, baik aspek persiapan secara aspek keagamaan, kesehatan,
ekonomi maupun hubungan fungsional intern dan antar keluarga serta
lingkungan (Kementrian Agama cet. II 2013 : 89-90) Menyiapakan mental
yang kuat juga perlu dalam berumah tangga, karena hal ini dapat mengatasi
emosional jiwa seorang terhadap bertemunya permasalahan baru yang
sebelumnya tidak pernah terfikirkan. Banyak pasangan yang berawal dengan
komitmen yang kuat untuk berumah tangga dan tidak akan berpisah namun
4
karena banyak aspek yang tidak difikirkan dan dipersiapkan sebelumnya,
sehingga mereka gagal dalam membina keluarga yang di cita-citakan
sebelumnya.
Pengaruh ajaran islam tidak dapat dipungkiri dapat memberikan jalan
keluar dalam membangun kesejahteraan umat. Baik kehidupan didunia
maupun diakhirat. Dalam mewujudkan kesejahteraan umat tentu perlu
bimbingan dan arahan dari seorang yang memahami ajaran agama (tokoh
agama) seperti Ustad atau ustadzah, Kyai dan penyuluh agama yang
disampaikan dalam bentuk ceramah, khutbah dan siraman rohani lainya,
termasuk dalam membangun kesejahteraan keluarga, agar pasangan suami-
istri dapat hidup bahagia, tentram dan sejahtera.
Seorang Ustad dan Kyai pemimpin kelompok pengajian adalah sosok
yang dapat dipercaya dalam membantu menyalurkan pengetahuan agamanya
agar terbentuk keluarga sakinah. Dimana secara sosial ustad dan kyai menjadi
sentral figure yang dapat diteladani dan termasuk orang yang dapat didengar
dalam memberikan pendididkan baik berupa nasehat, ceramah maupun
khutbah. Pendidikan agama pada dasarnya kewajiban kita semua baik setiap
warga Negara, masyarakat, orang tua ataupun muda. Sama halnya pendidikan
agama mengenai perkawinan, disinilah letak peran pentingnya pengajian
ataupun tausiah yang diberikan ustad dan kyai dalam pembentukan keluarga
sakinah.
Dalam buku yang diterbitkan oleh Pusat Studi Wanita Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta memaparkan bahwa tujuan dan
5
hakekat suatu perkawinan harus dipahami secara baik dan maksimal, sehingga
pasangan suami-istri mampu mengaplikasikan dalam kehidupan berumah
tangga (Mochamad sodik cet. III 2009: 34). Suatu ilmu pengetahuan dapat
dipahami dan diaplikasikan secara baik dan maksimal perlu adanya seseorang
yang dapat mengontrol dan membibing sesuai apa yang dibutuhkan, termasuk
juga dalam hal pembentukan keluarga sakinah.
Kelurahan Semawung Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali
merupakan daerah terpinggir dari Kecamatan Andong yang berada diutara
kecamatan Andong. Yang sebagaian masyarakatnya masih suka mabuk-
mabukan dan berjudi, sehingga dengan sangat sadar bahwa seorang tokoh
agama dan kelompok pengajian telah memberikan pengaruh besar dalam
pembentukan keluarga sakinah, dimana peran tokoh agama dan kelompok
pengajian di kelurahan semawung ini tidak hanya aktif pada saat pengajian
rutinan malam Senin dan selapanan malem Sabtu kliwon, tetapi diluar dari
pengajian rutinan seperti adanya simpati dengan memberikan nasihat dan
bimbingan keagamaan dalam menuju awal pembentukan keluarga sakinah.
Oleh karena itu, akhirnya pada tahun 2016 kelompok pengajian didesa
semawung ini jamaahnya semakin bertambah banyak.
Di desa semawung tokoh agama selalu menjadi referensi atau rujukan
bagi masyarakat dalam upaya pembentukan keluarga (pasangan yang hendak
menikah) maupun pemecahan masalah keluarga bagi keluarga yang
bermasalah yang diposisikan sebagai penengah dan bisa juga dijadikan
6
sebagai pengawas dan pendamping dalam membekali keluarga secara khusus
dan masyarakat secara umum mengenai kehidupan menuju keluarga sakinah.
Desa Semawung merupkan salah satu desa di Kecamatan Andong yang
memiliki Kelompok Pengajian Manakib yang diberi nama Manakib Jawahirul
Ma‟ani. Dengan adanya kelompok pengajian di desa Semawung sangat
berperan dalam pembentukan keluarga Sakinah, terbukti dengan adanya
kelompok pengajian angka talaq dan cerai di desa Semawung menurun dari
tahun 2014 sampai tahun 2016. Berdasarkan data yang diperoleh dari KUA
Kecamatan Andong pada tahun 2014 angka cerai dan talaq berjumlah 9, pada
tahun 2015 angka talaq dan cerai di desa Semawung berjumlah 6 dan pada
tahun 2016 berjumlah 4. Dibandingkan dengan tetangga desa Semawung
yaitu desa Kadipaten yang belum ada kelompok pengajian Manakib,
berdasarkan data yang penulis peroleh dari KUA Kecamatan Andong angka
talaq dan cerai di desa Kadipaten sangat tinggi. Pada tahun 2014 angka cerai
dan talaq berjumlah 15, pada tahun 2015 angka talaq dan cerai di desa
Kadipaten berjumlah 16 dan pada tahun 2016 berjumlah 7.
Berdasarkan uraian di atas, secara umum tujuan hidup berumah tangga
yang diimpikan setiap pasangan yakni keluarga yang sakinah mawaddah wa
rahmah yang sangat diperlukan adanya persiapan dan bimbingan baik dari diri
sendri maupun dari seorang Ustad dan Kyai yang memahami hukum
perkawinan khususnya dalam pembentukan keluarga sakinah. Melihat sikap,
peran, dan perilaku dari kejadian di atas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian Konsep Keluarga Sakinah dalam Kelompok Pengajian
7
Manakib Jawahirul Ma‟ani Di Desa Semawung, Kecamatan Andong,
Kabupaten Boyolali Ditinjau dari Hukum Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana materi-materi keluarga sakinah yang diberikan dalam
kelompok pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani?
2. Bagaimana konsep kelompok pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani dalam
pembentukan keluarga sakinah?
3. Apakah materi keluarga sakinah di kelompok pengajian Manakib
Jawahirul Ma‟ani sesuai dengan hukum Islam?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, dapat dijelaskan tujuan umum dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep keluarga sakinah dalam
kelompok pengajian manakib jawahirul ma‟an. Tujuan khusus yang
diharapkan tercapai adalah terwujudnya rumusan :
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan materi-materi keluarga sakinah yang
diberikan dalam kelompok pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani.
2. Untuk Mengetahui konsep kelomok pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani
dalam pembentukan keluarga sakinah.
3. Untuk mengetahui materi keluarga sakinah di kelompok pengajian
Manakib Jawahirul Ma‟ani di Desa Semawung sudah sesuai dengan
hukum islam.
8
D. Manfaat Penelitian
Adapun dalam penelitian ini ada dua manfaat yang dapat diperoleh,
yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan sumbangsih dan kontribusi pada Fakultas Syari‟ah
khususnya Jurusan Hukum Keluarga Islam di Bidang fikih munakahat
dan akhlak tasawuf.
b. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam menerapkan
konsep-konsep dan mengembangkan pemikiran tentang keluarga
sakinah.
c. Menambah wawasan khasanah keilmuan sekaligus bisa dijadikan
bahan acuan dalam penulisan lebih lanjut yang kritis dan
representative.
d. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber bahan referensi bagi para
peneliti di bidang akhlak tasawuf, fikih munakahat dan pendidikan
keagamaan.
2. Manfaat Praktis
a. Mengetahui konsep keluarga sakinah melalui kelmpok pengajian
Manakib Jawahirul Ma‟ani.
b. Penelitian ini memberikan kontribusi kajian dan pengetahuan tentang
pembentukan keluarga sakinah.
c. Mengetahui materi-materi dan konsep pembentukan keluarga sakinah
dalam kelompok pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani.
9
d. Bagi para anggota kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani,
hasil penelitian ini dapat membantu dan menciptakan keluarga
sakinah, mawaddah, warohmah.
e. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk
memberikan pendidikan Hukum Islam bagi lembaga dan mahaiswa
IAIN Salatiga.
f. Bagi peneliti, untuk memotifasi diri dan menjadikanbekal hidup
dalam bermasyarakat, beribadah kepada Allah SWT dan berharap
menjadi hamba yang beruntung di dunia dan di akhirat.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahfahaman dan penafsiran makna pada skripsi
ini, maka penulis menjelaskan terlebih dahulu maksud dari istilah-istilah yang
ada dalam judul skripsi. Dalam memberikan beberapa pengertian dan
gambaran pada judul skripsi ini yang nantinya mudah dipahami secara konkrit
dan lebih operasional. Penegasan istilah yang penulis ingin jelakan yaitu
1. Konsep
Menurut Soedjadi (2000:14) memberikan Pengertian Konsep
adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi
atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah
atau rangkaian kata (lambang bahasa). Sedangkan dalam kamus besar
bahasa Indonesia konsep diartikan sebagai rancangan, ide dan gambaran.
10
2. Keluarga Sakinah
Keluarga sakinah adalah dambaan setiap orang yang hidup
berumah tangga. Yaitu rumah tangga yang damai dan bahagia, karena
kata sakinah itu berarti damai bahagia (Ulfatmi, 2011: 8). Jadi maksud
dari keluarga sakinah adalah keluarga yang setiap anggota keluarganya
senantiasa merasa aman, tentram, damai dan bahagia. Dalam keluarganya
merasakan cinta kasih, keamanan, ketentraman, perlindungan,
keberkahan, kehormatan dan dirahmati oleh Allah SWT.
3. Manakib Jawahirul Ma‟ani.
Manaqib yaitu biografi atau riwayat hidupnya orang-orang yang
sholeh. Manaqib berasal dari bahasa Arab adalah bentuk jamak dari
mufrod manqobah, yang di antara artinya adalah cerita kebaikan amal dan
akhlak perangai terpuji seseorang. Jadi manakib Jawahirul Ma‟ani adalah
kitab yang menceritakan sejarah para Auliya‟ terutama Syaikh Abdul
Qodir Al-Jailani.
F. Kajian Pustaka
Keluarga sakinah adalah dambaan bagi seluruh pasangan suami istri
dan seluruh anggota keluarga, baik tua maupun muda sangat menginginkan
kelaurga sakinah dapat tercipta ditengah hiruk pikuk masyarakat. Sehingga
banyak sekali buku, artikel, majalah, jurnal dan karya-karya tulis lainya yang
membahas mengenai keluraga sakinah .Diantaranya adalah bergabai
penelitian yang telah dilakukan oleh Khusnul Chotimah, Skripsi karya
Mahasiswa STAIN Salatiga Progdi Ahwal Al-Syakhshiyyah dengan judul
11
“Peran Badan Penasihat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan “ yang
diterbitkan tahun 2009. serta karya Khoirul Anam Mahasiswa IAIN Salatiga
dengan judul skripsi “Keluarga Sakinah dan Dzikir (Studi atas Peran Majelis
Dzikir Al-Khidmah dalam Pembentukan Keluarga Sakinah di Kabupaten
Semarang) yang terbit pada tahun 2015. Penelitian yang ketiga yang
dilakukan oleh Kemas M. Gemilang mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta yang berjudul ”Peran Tokoh Agama dalam Pembentukan
Keluarga Sakinah di Kelurahan Kricak Kec. Tegalrejo Kota Yogyakarta”
diterbitkan tahun 2015.
Penelitian pertama yakni penilitaian karya Khusnul Chotimah
menitikberatkan pada peran BP4 (Penasihat Pembinaan dan Pelestarian
Perkawinan) sebagai lembaga resmi pemerintah dalam membantu
Dapartemen Agama kota Salatiga dalam meningkatkan kualitas perkawinan
dengan mewujudkan keluarga sakinah. BP4 memberikan penataran sebelum
perkawinan kepada calon pengantin sebagai bekal dalam berumahtangga agar
mereka mengerti pentingnya membina keluarga sakinah dalam rumah tangga,
serta sejahtera lahir dan batin menurut ajaran Islam demi mencapai
masyarakat dan bangsa indonesia yang maju, mandiri, bahagia dan sejahtera.
Penataran yang diberikan berupa pemberian materi Agama Islam, Munakahat
keluarga Muslim, Penyuluhan Kesehatan, Penyuluhan KB, dan Undang-
Undang Perkawinan. Selain penyuluhan BP4 juga memberikan layanan
bantuan bantuan dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam
12
rumah tangga. Menyelenggarakan Pendidikan Keluarga dan berperan Aktif
dalam kegiatan lintas sektoral.
Penelitian kedua yakni penelitian karya Khoirul Anam mengenai
keluarga sakinah dan peran Majlis Dzikir Al-Khidmah Kabupaten Semarang
dalam mengupayakan jamaahnya mengimplementasikan keluarga sakinah,
Penelitian ini menjelaskan bagaimana rasa kasih sayang antar pasangan, orang
tua ke anak dan sebaliknya dapat timbul dengan senantiasa berdzikir kepada
Allah. Dzikir yang dilakukan oleh jamaah Al-Khidmah Kabupaten Semarang
mampu meningkatkan kualitas beribadah dan dapat menciptakan nuansa
sakinah dalam keluarga.
Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Kemas Muhammad Gemilang
yang berjudul peran tokoh agama dalam pembentukan keluarga sakinah yang
dilakukan di keluarhan kricak. Penelitian ini menitikberatkan pada peran yang
dilakukan tokoh agama kelurahan kricak bahwa apa yang telah dilakukan para
tokoh agama telah memberikan manfaat sebagaimana yang ada di Al-Qur‟an
dan perundang undangan serta telah membantu pemerintah Indonesia dalam
mewujudkan masyarakat yang melestarikan ikatan perkawinan.
ketiga penelitian diatas memberikan keterangan bahwa bayak sekali
forum atau lembaga yang mampu memberikan dorongan dan bantuan kepada
masyarakat untuk dapat mewujudkan keluarga sakinah. Baik lembaga dari
pemeritah maupun non pemerintah. Akan tetapi dari ketiga lembaga tersebut,
memilki karakteristik dan cara-cara yang berbeda dalam membantu
mengupayakan terciptanya keluarga sakinah di masyarakat. Oleh karena itu
13
dalam penelitian ini penulis berusaha menyajikan forum/lembaga/kelompok
pengajian yang lain yang dinilai mampu memberikan kontribusi
mengimplementasikan keluarga sakinah yakni melalui kelompok Pengajian
Manakib Jawahirul Ma‟ani.
G. Metode Penelitian
Metode merupakan suatu tindakan yang dapat membantu
terlaksananya penelitian dengan hasil yang lebih baik. Penelitian yang
penyusun gunakan adalah metode kualitatif, yaitu penelitian yang tidak
mengadakan perhitungan atau tidak berwujud angka tetapi dalam bentuk kata-
kata.
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah penelitian kualitatif atau penelitian lapangan, karena dalam
memperoleh data penyusun harus datang langsung kelapangan untuk
melakukan pengamatan dan memperoleh data melalui wawancara. Dalam
hal ini mencakup hal – hal yang berkaitan dengan konsep dan materi-
materi keluarga sakinah yang diberikan di kelompok Pengajian Manakib
Jawahirul Ma‟ani di Desa Semawung.
2. Pendekatan
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan
sosiologi, yaitu dengan menggambarkan keadaan masyarakat secara utuh,
lengkap dengan struktur lapisan serta gejala sosial lainya yang saling
berkaitan satu sama lain. Sehingga secara sosiologi akan dapat diketahui
14
bentuk keluarga sakinah serta materi-materi yang mendorong
terbentuknya keluarga sakinah di kelompok pengajian Jawahirul Ma‟ani
di desa Semawung.
3. Sifat penelitian
Sifat penelitian yang penyusun gunakan adalah deskriptif analisis
yaitu menggambarkan data yang ada kemudian dikupas atau dianalisis
dengan pendekatan-pendekatan teori sehingga mendapatkan kesimpulan
data yang dapat diterima secara obyektif.
4. Teknik pengumpulan data
a. Observasi
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling
efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko
pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item-item
tentang kejadian dan tingkah laku yang digambarkan akan terjadi
(Arikunto,2006:229).
Obervasi adalah Sebuah pengumpulan data dengan jalan
pengamatan secara langsung mengenai objek penelitian. Dalam
metode ini penulis gunakan sebagai langkah awal untuk mengetahui
kondisi objek penelitian.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengamatan baik
dalam melihat, memperhatikan, mendengar atau sebagainya tentang
hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam
obervasi ini peneliti menggunakan metode observasi terkendali
15
dimana peneliti tidak perlu berbaur dengan objek penelitian dan
mengikuti aktifitas yang mereka lakukan. Dalam hal ini peneliti
menempatkan objek yang akan diteliti dalam satu lingkup.
b. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara
(Arikunto,1998:145).
Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan Kyai
pemimpin kelompok pengajian dan jamaah pengajian Jawahirul
Ma‟ani desa Semawung untuk memperoleh informasi sebanyak-
banyaknya sesuai dengan rumusan masalah.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen-notulen, lengger, agenda sebagainya
(Arikunto,1998:236).
Dalam penelitian ini dokumentasi yang dimaksud adalah
pengambilan beberapa data tentang berbagai dokumen terkait
aktifitas-aktifitas yang dilakukan kelompok pengajian Manakib
Jawahirul Ma‟ani.
16
5. Subjek penelitian
Adapun subjek penelitian adalah ustad dan para jama‟ah manakib
Jawahirul Ma‟ani di Desa Semawung, Kecamatan Andong, Kabupaten
Boyolali.
6. Analisa Data
Setelah data terkumpul kemudian data tersebut dianalisis
seperlunya agar diperoleh data yang matang dan akurat. Dalam
penganalisaan data tersebut penulis menggunakan analisa kualitatif yaitu
analisis untuk meneliti kasus setelah terkumpul kemudian disajikan dalam
bentuk uraian (Moeloeng,2011:288).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis data
model Miles dan Huberman (1984) atau yang sering disebut dengan
analisis alur (Flow) dimana aktifitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan
tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru (Emzir,2011 :128).
Aktifitas dalam analisis ini meliputi tiga tahap yaitu tahap reduksi
data (data reduction), tahap penyajian data (data display) serta tahap
penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing / verification).
H. Kerangka Teori
Berbicara mengenai keluarga dalam islam tidak terlepas dari cita-cita
semua pasangan suami istri yakni terciptanya keluarga sakinah, mawaddah
dan warahmah. Dalam islam keluarga sakinah terbentuk melalui perkawinan
17
yang sah yang sesuai dengan syariat agama. Sedangkan dalam undang-undang
positif yang berlaku di Indonesia di atur dalam Undang – undang No. 1 tahun
1974 tentang perkawinan yaitu pasal 2 ayat (1) dan (2), perkawinan yang sah
apabila dilakukan secara agama yang di anut dan dicatatkan dalam buku akta
nikah oleh pejabat yang berwenang.
Dalam penelitian ini konsep dan materi-materi keluarga sakinah,
mawaddah dan warahmah yaitu kelompok pengajian yang didalamnya
terdapat tokoh ulama atau kyai yang aktif dalam memberikan ceramah
ataupun penyuluhan ataupun cotoh langsung mengenai perkawinan dalam
membangun keluarga sakinah, mawaddah, warahmah baik didalam forum
pengajian maupun diluar forum. Karena dengan aktifnya ustad ataupun kyai
dalam suatu pengajian maka semakin membantu pemerintah dalam
mewujudkan keluarga – keluarga yang kekal dan sejahtera tanpa adanya
permasalahan – permasalahan yang bisa berujung pada suatu perceraian atau
perpecahan.
Kedepannya nanti akan dilakukan penelitian dan wawancara secara
langsung kepada ustad dan para pengikut atau jamaahnya bagaimana konsep
membangun keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah.
I. Sistematika Penulisan Penelitian
Untuk memberikan kejelasan dan ketetapan pembahasan dalam
menyusun skripsi ini, maka penulis menyusun sitematika penulisan penelitian
yang terdiri dari 5 bab, yaitu :
18
1. Bab I Pendahuluan ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode
penelitian, kerangka teori dan sistematika penulisan penelitian.
2. Bab II yaitu tinjauan umum tentang keluarga sakinah menurut hukum
Islam. Bab ini di bagi menjadi beberapa sub bab yaitu : pengertian
keluarga sakinah, serta hak dan kewajiban suami-istri , pentingnya
pembinaan keluarga sakinah, konsep keluarga sakinah dalam Islam dan
Kriteria Keluarga Sakinah.
3. Bab III hasil penelitian terdiri dari profil wilayah yang terdiri dari letak
geografis, jumlah penduduk, mata pencaharian serta tingkat pendidikan,
agama, sosial dan budaya yang ada. Sehingga dengan penyajian tersebut
penyusun mengetahui bagaimana latar belakang masyarakat Kelurahan
Semawung Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali. Kemudian penyusun
juga memaparkan bagaimana sejarah umum tentang jawahirul ma‟ani dan
sejarah berdirinya kelompok pengajian di Desa Semawung, konsep dan
materi-materi yang diberikan ustad pemimpin kelompok pengajian dalam
pembentukan keluarga sakinah . Tidak hanya itu, penyusun juga
memaparkan terkait kegiatan dan amaliyah kelompok pengajian manakib
jawahirul ma‟ani dan yang terakhir pandangan dan pengalaman para
pengikut atau jama‟ah kelompok pengajian di desa semawung untuk
melihat sejauhmana konsep dan materi-materi tentang keluarga sakinah
diterapkan oleh para jamaah.
19
4. Bab IV merupakan analisis yang diperoleh dari lapangan tentang
efektifitas konsep dan materi-materi keluarga sakinah dan tinjauan hukum
Islam terhadap materi-materi yang disampaikan dalam kelompok
pengajian manakib Jawahirul Ma‟ani.
5. Bab V penutup ini berisi kesimpulan dan saran – saran yang diperoleh
dari hasil penelitian untuk kemajuan objek penelitian.
20
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG KELUARGA SAKINAH
MENURUT HUKUM ISLAM
A. Pengertian Keluarga Sakinah
Di dalam buku yang berjudul Bimbingan Keluarga dan Wanita Islam
mengungkap Rahasia Isu Emansipasi karya Husain „Ali Turkamani (1992:30)
terjemahan dari buku ”The Center of Stability” menjelaskan yang dimaksud
keluarga adalah unit dasar dan unsur fundamental masyarakat, yang dengan
itu kekuatan – kekuatan yang tertib dalam komunitas sosial dirancang dalam
masyarakat. Ikatan perkawinan adalah indikasi tahap awal yuridiksi hukum
dalam masyarakat. Perpaduan mental dan spiritual antara pria dan wanita
membentuk sebuah organisme yang bagian-bagiannya saling melengkapi satu
sama lain. Tujuan organisme ini adalah menegakkan keadilan dan
menciptakan peradaban.
Pengertian keluarga menurut etimologi berasal dari dua kata yakni
Kawulan dan warga, kawulan berarti hamba dan warga berarti anggota.
Sedangkan menurut terminologi keluarga adalah satu kesatuan (unit) dimana
anggota-anggotanya mengabdikan diri kepada kepentingan dan tujuan unit
tersebut. Keluarga juga terdiri dari beberapa pengertian antara lain menurut
Hurlock (1999:220) keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama dan
utama bagi anak. Keluarga juga berfungsi sebagai transmeter budaya atau
mediator sosial anak.
21
Menurut Sayekti, keluarga suatu ikatan persekutuan hidup atas dasar
perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama
atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian atau
tanpa anak-anak, baik anak sendiri atau anak adopsi, dan tinggal dalam
sebuah rumah tangga (Ulfatmi, 2011:19). Keluarga merupakan suatu unit,
terdiri dari beberapa orang masing-masing mempunyai kedudukan dan
peranan tertentu. Keluarga itu dibina oleh sepasang suami dan istri yang telah
sepakat untuk mengarungi hidup bersama dengan tulus dan setia, didasari
keyakinan yang dikukuhkan melalui perkawinan, dipateri dengan kasih
sayang, ditujukan untuk saling melengkapi dan meningkatkan diri dalam
menuju ridha Allah SWT.
Dalam kamus Arab Indonesia keluarga diterjemahkan dangan kata
yang berarti kawin atau nikah (Mahmud Yunus,2007:52). Sedangkan (اهل)
keluarga secara istilah adalah masyarakat terkecil sekurang-kurangnya terdiri
dari pasangan suami istri sebagai sumber intinya berikut anak-anaknya yang
lahir dari mereka. Jadi, setidak-tidaknya keluarga adalah pasangan suami istri,
baik mempunyai anak atau tidak mempunyai anak (Erwin Nofiyanto,2011:
34-35).
Sakinah (ساكنة) berasal dari kata (سكن) yang berarti tenang, tidak
bergerak, diam (Mahmud Yunus,2007:174). Kata sakinah berasal dari bahasa
Arab, adapun mengenai akar kata sakinah menurut Muhammad Quraish
Shihab berpendapat bahwa sakinah berasal dari kata sakana, yang berarti
tenang, tentram (Quraish Shihab, 1996 :192). Dalam kamus besar bahasa
22
Indonesia kata sakinah diartikan sebagai kedamaian, ketentraman dan
kebahagiaan (Departeman Pendidikan Nasional,1976: 796).
Berdasarkan keterangan diatas, maka dapat didefinisikan bahwa
keluarga sakinah adalah keluarga yang hidup dengan penuh ketenangan,
ketentraman, kebahagiaan dan penuh dengan aktifitas hidup yang dinamis
serta masing-masing anggota keluarga berperan sesuai dengan fungsinya.
B. Hak dan Kewajiban Suami-Istri dalam Hukum Islam.
Islam telah menetapkan ketentuan yang seimbang antara hak dan
kewajiban, bukan hanya dalam rumah tangga, tetapi juga dalam setiap
permasalahan dan ketentuan yang ada. Hukum islam mampu mengatur hal-hal
yang berkenaan dengan umatnya pada penempatan masalah secara adil dan
proporsional, tidak ditambah dan dikurangi, karena setiap hamba memiliki
hak dan kewajiban yang sama (Abdul Hamid,2005 : 120).
Setelah akad nikah berlangsung dan telah memenuhi syarat rukunnya,
maka menimbulkan akibat hukum. Dengan demikian akad tersebut
menimbulkan juga hak serta kewajiban selaku suami istri dalam kehidupan
berkeluarga, meliputi hak suami istri bersama, hak suami atas istri, dan hak
istri atas suami (Tihami dan Sohari sahrani, 2009 :153).
1. Hak dan Kewajiban Suami Istri
Jika suami istri sama-sama menjalankan tanggung jawabnya
masing-masing, maka akan terwujudlah ketentraman dan ketenangan hati
sehingga sempurnalah kebahagian hidup rumah tangga. Maka dari itu
23
tujuan hidup berkeluarga akan terwujud sesuai tuntunan agama, yaitu
sakinah, mawaddah, wa rahmah (Tihami dan Sohari sahrani, 2009 :153).
Menurut Tihami dan Sohari Sahrani (2009 :154) hak dan
kewajiban suami istri secara bersama meliputi :
a. Suami istri dihalalkan mengadakan hubungan seksual. Perbuatan ini
merupakan kebutuhan suami istri yang dihalalkan secara timbal balik.
Suami halal melakukan apa saja terhadap istrinya, demikian pula istri
halal melakukan apa saja terhadap suaminya. Mengadakan
kenikmatan hubungan merupakan hak bagi suami istri yang dilakukan
secara bersama.
b. Haram melakukan perkawinan, artinya baik suami maupun istri tidak
boleh melakukan perkawinan dengan saudaranya masing-masing.
c. Dengan adanya ikatan perkawinan, kedua belah pihak saling
mewarisi apabila salah seorang di antara keduanya telah meninggal
dunia meskipun belum bersetubuh.
d. Anak mempunyai nasab yang jelas.
e. Kedua belah pihak wajib bertingkah laku dengan baik sehingga dapat
melahirkan kemesraan dalam kedamaian hidup. Hal ini berdasarkan
dengan firman Allah dalam QS. An-Nisa ayat 19 :
وعاشروىن بلمعروف ….. Artinya : ……dan bergaulah dengan mereka (istri) secara patut
(Departeman agama RI,2004 :80)
24
f. Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah
tangga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah yang menjadi sendi
dasar dari susunan masyarakat.
g. Suami istri wajib saling mencintai, menghormati, setia, dan memberi
bantuan lahir batin.
h. Suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memelihara
anak mereka, baik mengenai pertumbuhan jasmani, rohani, maupun
kecerdasanya, serta pendidikan agamanya.
i. Suami istri wajib memelihara kehormatan.
j. Jika suami atau istri melalaikan kewajiban, masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke pengadilan Agama (KHI cet.VI, 2015:346).
2. Hak dan Kewajiban Suami
Hak suami atas istri yang paling pokok diantaranya, suami harus
ditaati dalam hal-hal yang tidak maksiat, istri menjaga dirinya sendiri dan
harta suami, menjauhkan diri dari mencampuri sesuatu yang dapat
menyusahkan suami, tidak bermuka kasam di hadapan suami dan tidak
menunjukkan keadaan yang tidak disenangi suami (Tihami dan Sohari
sahrani, 2009 :158).
Kewajiban suami terhadap istri mencakup kewajiban materi
berupa kebendaan sesuai penghasilanya yaitu memberikan mahar, nafkah
lahir dan batin, pakaian dan tempat tinggal yang layak, biaya rumah
tangga, biaya perawatan istri, biaya pengobatan bagi istri dan anak dan
biaya pendidikan. Selain itu suami wajib memberikan non materi berupa
25
cinta dan kasih sayang, melindungi dan menjaga istrinya, suami harus
bisa menjadi suritauladan bagi istrinya, dan memberikan pendidikan
agama kepada istrinya (KHI cet.VI, 2015: 347).
3. Hak dan Kewajiban Istri terhadap Suami
Hak istri atas suami diantaranya:
a. Mahar
Mahar merupakan pemberian dari calon mempelai laki-laki
kepada calon mempelai perempuan baik berbentuk barang, uang
maupun jasa yang tidak bertentangan dengan agama Islam (Djaman,
1993:81). Bentuk dan mahar tidak ditentukan dalam hukum
perkawinan Islam, tetapi kedua mempelai dianjurkan untuk
melakukan musyawarah terlebih dahulu untuk menyepakati mahar
yang di tawarkan oleh pihak laki-laki kepada mempelai perempuan,
baik bentuk maupun jenisnya (Saebani, 2001 : 261).
Pemberian mahar pada dasarnya bertujuan untuk mengangkat
harkat dan derajat kaum perempuan. Didalam Al-Qur‟an dan hadis
tidak ada ketentuan mengenai jumlah maksimal dan minimal
pemberian mahar dari calon mempelai laki laki. Oleh karena itu,
diserahkan kepada kedua pihak mengenai jumlah mahar yang
disepakati sehingga persoalan mahar dalam perkawinan antara suku
satu dengan lainya berbeda. Namun prinsipnya adalah yang
bermanfaat bagi pihak mempelai perempuan (Zainuddin, 2006:25).
26
b. Nafkah
Menurut Sayyid Sabiq (1997:115) bahwa yang dimaksud
dengan nafkah adalah memenuhi kebutuhan makan, tempat tinggal
dan kalau ia seorang yang kaya maka pembantu rumah tangga dan
pengobatan istri juga termasuk nafkah. Nafkah merupakan kewajiban
suami terhadap istrinya dalam bentuk materi.
Hal ini berdasarkan firman Allah SWT. dalam surat Al-
Baqarah ayat 233 :
دىن حو ل ن أو ضع ت ي ر لد و ل ٱو لي ۥلود لو مو ل ٱوعلى لرضاعة ٱأراد أن يتم لمن كاملي
روف مع ل ٱوت هن ب ق هن وكس رز
Artinya: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua
tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan
kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu
dengan cara ma´ruf (Al-Baqarah ayat 233)( Departemen Agama RI
2004 :37 ).
Jadi tegaslah bahwasanya membelanjakan sebagian harta
untuk menafkahi istri dan keluarganya adalah merupakan kewajiban
mutlak bagi suami dan sekaligus sebagai hak istri dari suami. Adapun
berapa dan bagaimana suami memberikan nafkah kepada istrinya
adalah dengan cara yang ma‟ruf (Aqil,tt: 53)
Ukuran bil ma‟ruf adalah tahu sama tahu, bukan takaran yang
pasti. Istri sejatinya tahu akan kemampuan suami dalam memberikan
nafkah. Tidak sepatutnya istri menuntut nafkah melebihi kesanggupan
suami. Begitupun suami hendaknya ia bersikap bijak dalam
27
memberikan nafkah, bijak dalam arti tidak kikir dan tidak boros, tapi
pertengahan antara keduanya.
Bil ma‟ruf juga berarti keharusan mendapat rezeki yang halal,
baik zat maupun „aradhi. Kehalalan ini angat penting bagi
pembentukan keluarga sakinah (Al Farisi, 2008:66). Karena itu, para
ulama menetapkan hukum melakukan ”muayarah bil ma‟ruf” sebagai
kewajiban yang harus dilakukan oleh para suami agar mendapatkan
kebaikan dalam rumah tangga. Karena itu, para suami yang
mendambakan kebaikan dalam rumah tangganya perlu mendalami
tabiat perempuan secara umum dan tabi‟at istrinya secara khusus
(Bugi,2010: 20).
c. Memperlakukan dan menjaga istri dengan baik.
Suami wajib menghormati, bergaul dan memperlakukan
istrinya dengan baik dan juga bersabar dalam menghadapinya (Sayyid
Sabiq,1997: 126). Bergaul dengan baik berarti menjadikan
menjadikan suasana pergaulan selalu indah dan selalu diwarnai
dengan kegembiraan yang timbul dari hati kehati sehingga
keseimbangan rumah tangga tetap terjaga dan terkendali
(Abdul,1990: 65). Allah SWT. berfirman dalam surat An-Nisa‟ ayat
19 :
28
هء كر لنسا ٱأن ترثوا لذين ءامنوا لا يل لكم ٱي ها ي ض ىبوا بب ع ضلوىن لتذ ولا ت ع ا
تموىن إلا ءات ي ما حشةتي بف أن ي ب ينةم فإن روف مع ل ٱوعاشروىن ب
رىوا شي أن تك تموىن ف عسى كرى فيو خير ٱعل ا وي لل ا كثير ٩١ا
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu
mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu
menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian
dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka
melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan
mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka,
(maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu,
padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak (An-Nisa
ayat 19)(Departemen Agama RI 2004 : 80).
Ayat ini menjelaskan kewajiban suami kepada istrinya supaya
menghormati istri tersebut, bergaul kepadanya dengan cara yang baik,
memperlakukan dengan cara yang wajar, mendahulukan kepentingan
dalam hal sesuatu yang perlu didahulukan, berikap lemah lembut dan
menahan diri dari hal-hal yang tidak menyenangkan istri. Suami juga
berkewajiban menjaga istrinya, memelihara istri dari segala sesuatu
yang menodai kehormatanya, menjaga harga dirinya, sehingga
citranya menjadi baik.
Menurut Tihami dan Sohari sahrani (2009 :161-162) kewajiban
istri terhadap suami diantaranya :
a. Taat dan patuh kepada suami.
b. Pandai mengambil hati suami melalui makanan dan minuman.
c. Mengatur rumah dengan baik.
d. Menghormati keluarga suami.
29
e. Bersikap sopan santun, penuh senyum kepada suami.
f. Tidak mempersulit suami dan selalu mendorong suami untuk maju.
g. Ridha dan bersyukur terhadap apa yang diberikan suami.
h. Selalu berhemat dan suka menabung.
i. Selalu berhias, bersolek untuk atau dihadapan suami.
j. Jangan mudah cemburu buta dan berprasangka baik kepada suami.
C. Pentingnya Pembinaan Kelurga Sakinah
Pembinaan atau tarbiyah adalah sebuah kebutuhan mendasar dalam
pembentukan keluarga. Rasulullah SAW. Telah memberikan keteladanan
dalam membina para istri, anak – anak, menantu, bahkan cucu-cucu. Beliau
mengajarkan kepada kaum muslimin bahwa dalam rumah tangga harus terjadi
proses tarbiyah yang terus menerus (Erwin Nofiyanto,2011: 37) sebagaimana
firman Allah dalam ssurat At-Tahrim ayat 6 :
ها ملئكة ل ي أي ها الذين آمنوا قوا أن فسكم وأىليكم نرا وقودىا الناس والجارة علي لا ي عصون الل ما أمرىم وي فعلون ما ي ؤمرون شداد
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka, dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan(At-Tahrim ayat 6)(Departeman Agama
RI,2004:560).
Didalam konteks pembinaan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera
mempunyai arti kekekalan atau tidak pecah di tengah jalan. Keluarga sebagai
lembaga perwujudan cinta, kasih sayang, kerukunan serta kebahagiaan
jasmani dan rohani antara makhluk laki-laki dan perempuan sebagai lembaga
30
pengadaan keturunan demi kelangungan kehidupan agama, bangsa dan negara
(Erwin Nofiyanto,2011: 38).
Apabila kita perluas dalam pendidikan maka pembinaan dimulai bukan
saja ketika bayi lahir atau ketika masih dalam kandungan si ibu. Akan tetapi,
proses pembinaan keluarga itu dimulai sejak seorang laki-laki memilih calon
ibu untuk calon anak-anaknya dan ketika seorang perempuan menentukan dan
memilih calon bapak bagi anak-anaknya. Ikatan perkawinan merupakan awal
mula terjadinya pendidikan dan awal mula pendiriian sebuah calon keluarga
yang sakinah. Dengan demikian pembinaan dimulai dari awal pembentukan
pribadi muslim, yakni dimulai ketika membentuk ikatan perkawinan menuju
sebuah keluarga yang sakinah.
Agar cita – cita dan tujuan tersebut dapat terlaksana dengan sebaik-
baiknya, maka suami istri yang memegang peranan utama dalam mewujudkan
keluarga sakinah, perlu meningkatkan pengetahuan dan pengertian tentang
bagaimana membina kehidupan keluarga sesuai dengan ajaran islam dan
ketentuan hidup bermasyarakat.
Dengan berpedoman ajaran islam serta ketentuan – ketentuan hidup
bermasyarakat, diharapkan setiap anggota keluarga, khususnya suami istri
mampu menciptakan stabilitas kehidupan rumah tangga yang penuh dengan
ketentraman dan kedamaian. Stabilitas kehidupan rumah tangga inilah yang
merupakan modal dasar bagi berbagai upaya pembinaan keluarga sakinah
(Erwin Nofiyanto,2011: 39).
31
Adapun tujuan dari proses pembinaan keluarga sakinah menurut Omar
Mohammad al-Toumy al-Syaibani, biasa dirumuskan dengan beberapa
rumusan sebagai berikut : perwujudan diri, persiapan untuk kewarganegaraan
yang baik, pertumbuhan yang menyeluruh dan terpadu, serta kehidupan dunia
dan akhirat. Proses pembinaan hendaknya ditujukan kepada seluruh anggota
keluarga tanpa terkecuali. Bagaimanapun, kebaikan sebuah keluarga tidak
bisa dilepaskan dari setiap anggota yang ada di dalamnya.
D. Kriteria Keluarga Sakinah
Islam telah menjadikan rumah tangga sebagai biduk untuk berlayar
dengan nama-nama (Asma) Allah yang akan melewati jalur dan kebiasaan,
yakni melalui panasnya gelombang kehidupan yang bergelora. Dengan
ketinggian jalan iman, mereka tidak akan tenggelam, bahkan mengantarkanya
kepuncak kemuliaan membawa amanah dan mendatangkan sebuah misi,
sehingga mengeluarkan mereka dari kesempitan dunia dan membimbingnya
menuju akhirat yang penuh dengan keadilan.
Membina rumah tangga Islami adalah kewajiban setiap muslim.
Kewajiban suami istri untuk memperbaiki kehidupannya, kewajiban ibu
bapak untuk mendidik anak-anaknya agar taat kepada Allah dan Rasul-Nya
agar menjadi belahan jiwa dan tumpuan harapan (Kisyik, 2015:8). Sangat
diperlukan sekali adanya saling mengerti antara suami istri dan diharapkan
juga bisa timbulnya cinta kasih dan sayang.
Syahrin Harahap (1996:164) merumuskan kriteria keluarga bahagia
(sakinah) setidaknya memiliki sepuluh ciri yaitu :
32
a. Saling menghormati dan saling menghargai antara suami istri, sehingga
terbina kehidupan yang rukun dan damai.
b. Setia dan saling mencintai sehingga dapat dicapai ketenangan dan
keamanan lahir batin yang menjadi pokok kekalnya hubungan.
c. Mampu menghadapi segala persoalan dan segala kesukaran dengan arif
dan bijaksana, tidak terburu-buru, tidak saling menyalahkan dan mencari
jalan keluar dengan kepala dingin,
d. Saling mempercayai, tidak melakukan hal yang menimbulkan kecurigaan
dan kegelisahan.
e. Saling memahami kelebihan dan kekurangan.
f. Konsultatif dan musyawarah, tidak segan minta maaf jika bersalah.
g. Tidak menyulitkan dan menyiksa pikiran tetapi secara lapang dada dan
terbuka.
h. Dapat mengusahakan sumber penghasilan yang layak bagi seluruh
keluarga.
i. Semua anggota keluarga memenuhi kebahagiaannya.
j. Menikmati hiburan layak.
Menurut Dadang Hawari (1996:117) mengutip pemikiran Nick Stinnet
dan John De Prain dari Univeritas Nabraska, AS. dalam studinya berjudul The
National Study of Family Strenght, ada enam kriteria untuk mewujudkan
keluarga sakinah, yaitu :
33
a. Ciptakan kehidupan religious dalam keluarga. Sebab dalam agama
terdapat nilai-nilai moral atau etika kehidupan yaitu antara lain kasih
sayang, cinta mencintai, dan kasih mengasihi dalam arti yang baik.
b. Tersedianya waktu untuk bersama-sama keluarga. Harus ada acara
keluarga, tidak ingin diganggu urusan kantor, organisasi dan lain-lain.
c. Keluarga harus menciptakan hubungan yang baik antar anggota. Artinya,
terjadi segitiga interaksi, komunikasi yang baik, demokratis dan timbal
balik antara ayah, ibu dan anak.
d. Saling menghargai dalam interaksi ayah, ibu dan anak.
e. Jika mengalami masalah, prioritas utama adalah keutuhan keluarga, maka
disini diperlukan kesadaran masing-masing anggota keluarga untuk saling
pengertian, lebih mengutamakan kebersamaan dan tidak egois.
f. Keluarga sebagai unit terkecil antara ayah, ibu dan anak adanya hubungan
yang erat dan kuat.
Sedangkan menurut Ditjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji
dalam Petunjuk Teknis Pembinaan Gerakan Keluarga Sakinah (Departemen
Agama RI,2005:23-25). disusun kriteria – kriteria umum keluarga sakinah
yang terdiri dari keluarga Pra Sakinah, Keluarga Sakinah I, Keluarga Sakinah
II, Keluarga Sakinah III, dan Keluarga Sakinah III plus yang dapat
dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan kondisi masing-masing daerah.
Uraian masing-masing kriteria sebagai berikut :
34
a. Keluarga Pra Sakinah
Keluarga pra sakinah yaitu keluarga-keluarga yang dibentuk bukan
melalui ketentuan perkawinan yang sah, tidak dapat memenuhi kebutuhan
dasar spiritual dan material secara minimal, seperti keimanan, shalat,
zakat fitrah, puasa, sandang, pangan, papan dan kesehatan.
b. Keluarga Sakinah I
Keluarga sakinah I yaitu keluarga-keluarga yang dibangun atas
perkawinan yang sah dan telah dapat memenuhi kebutuhan secara
spiritual dan material secara minimal tetapi masih belum dapat memenuhi
kebutuhan sosial psikologinya seperti kebutuhan akan pendidikan,
bimbingan keagamaan dalam keluarganya, mengikuti interaksi sosial
keagamaan dengan lingkunganya.
c. Keluarga Sakinah II
Keluarga sakinah II yaitu keluarga-keluarga yang dibangun atas
perkawinan yang sah dan disamping telah dapat memenuhi kebutuhan
kehidupannya juga telah mampu memahami pentingnya pelaksanaan
ajaran agama serta bimbingan keagamaan dalam keluarga serta mampu
mengadakan interaksi sosial keagamaan dengan lingkungannya, tetapi
belum mampu menghayati serta mengembangkan nilai-nilai keimanan,
ketaqwaan dan akhlaqul karimah, infaq, zakat, amal jariyah, menabung
dan sebagainya.
35
d. Keluarga Sakinah III
Keluarga sakinah III yaitu keluarga-keluarga yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan keimanan, ketaqwaan, akhlaqul karimah,
sosial psikologi dan pengembangan keluarganya, tetapi belum mampu
menjadi suri tauladan bagi lingkunganya.
e. Keluarga Sakinah III Plus
Keluarga sakinah III plus yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat
memenuhi seluruh kebutuhan keimanan, ketaqwaan dan akhlaqul karimah
secara sempurna, kebutuhan sosial psikologis dan pengembanganya serta
dapat menjadi suri tauladan bagi lingkungannya.
Dari penjelasan diatas bahwa untuk mewujudkan keluarga sakinah
maka perlu adanya kerja sama yang baik antara suami dan istri yaitu terutama
dalam hal akhlak al-karimah. Karena untuk mewujudkan keluarga sakinah
maka peran dan pengetahuan tentang agama menjadi penting. Ajaran agama
itu tidak cukup dengan diketahui dan dipahami, akan tetapi harus dihayati dan
diamalkan oleh setiap anggota keluarga. Maka dengan hal tersebut akan lebih
mudah dalam mewujudkan dan mencerminkan kehidupan yang penuh dengan
ketentraman, keamanan, dan kedamaian yang dilandasi oleh ketaqwaan.
Ketaqwaan menjadi hal penting dalam kehidupan demi mewujudkan
kesakinahan sebuah keluarga. Setiap anggota keluarga harus senantiasa
mendekatkan diri dan selalu ingat kepada Allah SWT. dengan menjalankan
perintah-Nya dan menjahui larangan-Nya. Karena dengan mendekatkan diri
kepada Allah SWT akan tumbuh dan terwujudnya nilai-nilai keimanan dan
36
ketaqwaan yang dapat mempermudah penyelesaian urusan atau permasalahan
dalam rumah tangga. Salah satu upaya untuk menjadikan kehidupan dan
keluarga yang sakinah adalah dengan cara mengingat Allah SWT. karena inti
dari kebahagiaan dalam kehidupan seseorang adalah dengan cara banyak-
banyak berdzikir dan mendekatkan diri pada Allah SWT.
37
BAB III
PROFIL KELOMPOK PENGAJIAN
LOKASI YANG DITELITI
A. Profil Wilayah
Di bawah ini akan diungkapkan gambaran umum tentang keadaan
wilayah Desa Semawung Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali dimana
penulis melakukan Penelitian,
1. Kondisi Geografis
Semawung merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Boyolali
yang mana Kabupaten tersebut dibagi menjadi beberapa kecamatan, Desa
Semawung masuk dalam wilayah Kecamatan Andong dan masuk bagian
paling utara yang mana memiliki batas-batas wilayah yaitu :
a. Sebelah Utara : Kecamatan Kemusu
b. Sebelah Selatan : Kelurahan Pakang
c. Sebelah Barat : Kelurahan Kadipaten
d. Sebelah Timur : Kelurahan Pelemrejo
Jarak dan lama tempuh kantor Desa / Kelurahan dengan :
a. Pusat Pemerintahan Kecamtan : 10 km dan 30 menit
b. Pusat Pemerintahan Kabupaten : 47 km dan 1 jam 20 menit
c. Pusat Pemerintahan Provinsi : 86 km dan 2 jam 30 menit
Luas wilayah Desa Semawung adalah 277,6358 Ha. Adapun iklim
di desa Semawung terdiri dari iklim tropis dan memiliki dua musim yaitu
musim penghujan dan musim kemarau seperti daerah-daerah di Indonesia
38
pada umumnya dengan suhu udara rata-rata kurang lebih 300C sedangkan
ketinggian desa Semawung dari permukaan laut adalah 300mdpl. (data
diperoleh dari Kelurahan Semawung,pada tanggal 16 agustus 2017)
2. Kondisi Demografi
a. Jumlah Penduduk
Menurut data laporan monografi tahun 2016, bahwa penduduk
di Desa Semawung terdiri dari :
1) Jumlah Kepala Keluarga : 698 KK
2) Penduduk menurut jenis kelamin
a) Jumlah laki-laki : 1449 orang
b) Jumlah perempuan : 1446 orang
3) Penduduk menurut kewarganegaraan
a) WNI laki-laki : 1449 orang
b) WNI perempuan : 1446 orang
4) Jumlah penduduk menurut agama
a) Islam : 2891 orang
b) Katholik : 4 orang
c) Protestan : -
d) Hindu : -
e) Budha : -
Mengenai sarana peribadahan dapat dilihat sebagai berikut :
1) Jumlah masjid : 5 buah
2) Jumlah mushala : 11 buah
39
3) Jumlah gereja : -
4) Jumlah pura/ kuil : -
Apabila kita lihat data di atas, maka dapat diketahui bahwa
penduduk di Desa Semawung Kecamatan Andong Kabupaten
Boyolali adalah mayoritas beragama islam bisa dikatakan hampir
semuanya, kecuali 1 kepala keluarga yang merupakan pendatang dan
sudah menetap di desa Semawung. Masjid sebagai sarana beribadah
bagi umat islam disamping itu juga digunakan sebagai tempat
pendidikan TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur‟an) bagi anak-anak,
remaja maupun orang tua dan sebagai tempat untuk majelis
manakiban setiap bulanya yang dilakukan secara bergantian dari satu
masjid ke masjid lainya.
b. Mata Pencaharian
1) Petani : 689 orang
2) Pengusaha sedang : 3 orang
3) Pengrajin / insdustri kecil : 3 orang
4) Buruh insdustri : 97 orang
5) Buruh bangunan : 138 orang
6) Pedagang : 56 orang
7) Pengangkutan : 6 orang
8) Pegawai Negeri Sipil : 12 orang
9) TNI/ POLRI : 1 orang
10) Pensiunan : 22 orang
40
11) Peternak : 375 orang
Melihat tingkat mata pencaharian penduduk desa Semawung
yang hampir sebagian besar sebagai petani dan peternak maka dapat
dikatakan sebagian penduduk berada di desa dan hanya anak mudalah
yang kebanyakan merantau, maka peran kelompok pengajian
sangatlah penting untuk membentuk keluarga sakinah.
c. Tingkat Pendidikan
1) Belum sekolah : 310 orang
2) Tidak tamat Sekolah Dasar : 497 orang
3) Tamat SD / Sederajat : 1098 orang
4) Tamat SMP / Sederajat : 496 orang
5) Tamat SMA / Sederajat : 387 orang
6) Tamat Akademi / Sederajat : 24 orang
7) Tamat Perguruan Tinggi : 26 orang
8) Buta huruf : 58 orang
B. Sejarah Umum tentang Jawahirul Ma’ani dan Sejarah Kelompok
Pengajian Manakib Jawahirul Ma’ani di Desa Semawung.
Kitab Manakib Jawahirul Ma‟ani adalah manakib yang menceritakan
tentang riwayat hidup Sulthonul Auliya‟ Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani.
Mulai dari Kelahirannya, perjalanan beliau menuntut ilmu, karomah-
karomahnya sampai pada wafatnya. Kitab Manakib ini di susun oleh
Almarhum Almagfurillah KH. Ahmad Jauhari Umar. Dulu beliau pemimpin
Pondok Pesantren Darus Salam, Pasuruan Jawa Timur.
41
KH. Ahmad jauhari umar mengajarkan dan „mengijazahkan‟ manakib
ini kepada para murid-murid beliau. Dari murid-murid beliau inilah manakib
ini akhirnya tersebar luas ke seluruh nusantara bahkan mungkin sampai ke
negara tetangga juga.
Di dalam kitab manakib (pada halaman belakang) tersebut juga di
jelaskan manfaat dari manakib tersebut dan cara pengamalannya. Misalnya :
Supaya bisa mendapatkan ilmu Laduni , luas rezki maka setiap hari membaca
wirid Ya Badii‟ 946x di lanjutkan membaca manakib Jawahirul Ma‟ani
tersebut.
Syaikh Ahmad Jauhari Umar dilahirkan pada hari Jum‟at legi tanggal
17 Agustus 1945 jam 02.00 malam, yang keesokan harinya bertepatan dengan
hari kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang diproklamirkan oleh
Presiden Soekarno dan Dr. Muhammad Hatta. Tempat kelahiran beliau adalah
di Dukuh Nepen Desa Krecek kecamatan Pare Kediri Jawa Timur. Sebelum
berangkat ibadah haji, nama beliau adalah Muhammad Bahri, putra bungsu
dari bapak Muhammad Ishaq. Meskipun dilahirkan dalam keadaan miskin
harta benda, namun mulia dalam hal keturunan. Dari sang ayah, beliau
mengaku masih keturunan Sultan Hasanudin bin Sunan Gunung Jati, dan dari
sang ibu beliau mengaku masih keturunan KH Hasan Besari Tegal Sari
Ponorogo Jawa Timur yang juga masih keturunan Sunan Kalijogo.
Dalam menghadapi setiap cobaan yang menimpa, Syaikh Ahmad
Jauhari Umar memilih satu jalan yaitu mendatangi ulama. Adapun beberapa
ulama yang dimintai do‟a dan barokah oleh beliau diantaranya adalah :
42
1. KH. Syufa‟at Blokagung Banyuwangi.
2. KH. Hayatul Maki Bendo Pare Kediri.
3. KH. Marzuki Lirboyo Kediri.
4. KH. Dalhar Watucongol Magelang.
5. KH. Khudlori Tegalrejo Magelang.
6. KH. Ru‟yat Kaliwungu.
7. KH. Ma‟sum Lasem.
8. KH. Baidhawi Lasem.
9. KH. Masduqi Lasem.
10. KH. Imam Sarang.
11. KH. Kholil Sidogiri.
12. KH Abdul Hamid Abdillah Pasuruan.
13. KH. Hasan Mangli Magelang
Selesai beliau mendatangi para ulama, maka ilmu yang didapat dari
mereka beliau kumpulkan dalam sebuah kitab “Jawahirul Hikmah”.
Kemudian beliau mengembara ke makam-makam para wali mulai dari
Banyuwangi sampai Banten hingga Madura. Sewaktu beliau berziarah ke
makam Syaikh Kholil Bangkalan Madura, Syaikh Ahmad Jauhari Umar
bertemu dengan Sayyid Syarifuddin yang mengaku masih keturunan Syaikh
Abdul Qadir Al-Jailani RA. Kemudian Sayyid Syarifuddin memberikan ijazah
kepada Syaikh Ahmad Jauhari Umar berupa amalan „Manakib Jawahirul
Ma‟ani‟ dimana amalan manakib Jawahirul Ma‟ani tersebut saat ini tersebar
luas di seluruh Indonesia karena banyak Fadhilahnya, bahkan sampai ke
43
negara asing seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Pakistan,
tanzania, Afrika, Nederland, dll.
Di Desa Semawung sendiri pengamalan kitab Manakib jawahirul
Ma‟ani di amalkan banyak orang akan tetapi tokoh yang menjadi pelopornya
adalah Ustad Ahmad Mufatah. Beliau mulai mengamalkan sejak tahun 2011
dan mendirikan kelompok pengajian di desa Semawung sejak tahun 2014.
Pada awal mula mendirikan kelompok pengajian ini banyak sekali tokoh-
tokoh masyarakat yang menentang akan tetapi lambat tahun kini jamaahnya
semakin banyak sekarang total jamaah yang sudah mengikuti kurang lebih
250 keluarga.
Awal mula sejarah pembentukan kelompok pengajian di desa
semawung ustad Ahmad melihat keprihatinan yang terjadi di masyarakat yaitu
masih banyaknya masyarakat yang suka berjudi dan minum-minuman keras,
dari faktor itulah Ustad Ahmad prihatin dengan apa yang terjadi di
masyarakat bahkah gejolak yang di timbulkan dari masyarakat yang suka
berjudi dan minum-minuman keras, seperti pertengkaran dalam keluarga,
perselisihan antara suami istri masalah ekonomi dan perselisihan antar warga
masyarakat sendiri. Maka dari itulah di awal tahun 2014 Ustad Ahmad
tergugah hatinya untuk mendirikan kelompok pengajian yang tujuanya untuk
menyatukan masyarakat, membuka hati para jamaahnya, dan yang pasti
adalah tercapainya keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah.
Pada awal mula pendirian kelompok pengajian karena banyak
masyarakat yang masih awam akan pengetahuan agama, maka Ustad Ahmad
44
mengajak masyarakat untuk yasinan dan tahlilan untuk mendo‟akan para ahli
qubur para jama‟ah yang sudah meninggal dan kalau sudah selesai baru
melakukan ajakan-ajakan membaca dan mengamalkan kitab Jawahirul
Ma‟ani. Seiring berjalannya waktu banyak yang mengundang Ustad Ahmad
untuk mengisi di acara khitanan, 4 bulanan, 7 bulanan, aqiqah, dan pernikahan
jadi semakin memperluas dan membenarkan apa yang selama ini salah di
masyarakat. Dengan seperti itu apa yang menjadi gejolak dan permasalahan di
masyarakat dapat teratasi seperti tujuan utama pengamalan jawahirul Ma‟ani
adalah untuk mempermudah rezeki dalam keluarga dan tercapainya keluarga
yang sakinah, mawaddah warahmah. Selain itu pengamalan Manaqib
Jawahirul Ma‟ani juga bisa beliau jadikan sebagai perantara untuk
menyembuhkan orang sakit, kesurupan dan lain sebagainya (wawancara
dengan Ustad Ahmad, pada hari Selasa tanggal 5 september 2017).
Dalam setiap pengajian rutin yang di lakukan pada malam Senin yang
dilakukan secara bergilir ke rumah-rumah jama‟ah dan malam Sabtu kliwon
yang dilakukan di sentral yaitu tepatnya rumah Ustad Ahmad, amalan yang di
baca adalah
1. Al-Fatihah 101x
2. Yasin 7x
3. Ayat Kursi 41x
4. Jawahirul Ma‟ani 1x khataman (sejarah auliya‟ Syaikh Abdul Qodir Al-
Jailani)
5. Jawahirul Sani‟ah 1x khataman (do‟a dan shalawat)
45
6. Shalawat 313x
C. Kegiatan dan Amaliyah Kelompok Pengajian Manakib Jawahirul
Ma’ani.
Berdasarkan wawancara dengan Ustad Ahmad Mufatah kegiatan dan
amaliyah kelompok pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani meliputi beberapa
bindang diantaranya :
1. Kegiatan Kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani
a. Bidang Agama
1) Menyelenggarakan kegiatan rutin manakib malam senin untuk
ibu-ibu yang dilakukan secara berkeliling ke rumah-rumah
jamaah dan malam sabtu kliwon untuk semua Jama‟ah yang di
lakukan di central rumah Ustad Ahmad, serta kirim do‟a kepada
ahli kubur dan do‟a untuk yang masih hidup.
2) Menyelengarakan gerekan shalat berjamaah dan tadarus Al-
Qur‟an.
3) Menyelenggarakan Majelis Ta‟lim.
4) Menyelenggarakan majelis Khitanan.
5) Menyelenggarakan majelis walimatul hamli/ 7 bulanan
kehamilan.
6) Menyelenggarakan majelis Walimatut Tasmiyah/pemberian nama
dan potong rambut bayi.
7) Menyelenggarakan majelis Maulid Nabi.
8) Menyelenggarakan majelis Walimatul Ursy.
46
b. Bidang Pendidikan
1) Menyelenggarakan pendidikan TPQ/TPA untuk anak-anak di
desa semawung.
2) Menyelengarakan pelatihan berjanjen untuk ibu-ibu.
c. Bidang Sosial Kemasyarakatan yaitu membantu dan saling gotong
royong dalam setiap kegiatan.
d. Bidang Ekonimi
1) Menyupayakan tumbuh kembangnya ekonomi kerakyatan.
2) Mendorong tumbuhnya kembangnya koperasi masyarakat.
e. Kegiatan kelompok pengajian atas undangan pribadi meliputi
1) Haul
2) Tahlil
3) Tasyakuran
4) Walimatul ursy
5) Khitanan
6) Walimatul hamli/7 bulanan kandungan
7) Walimatut tasmiyah
8) Dan kegiatan keagamaan lainya.
Kegiatan di atas di laksanakan berdasarkan undangan pribadi
para jama‟ah atau masyarakat dan di ikuti oleh jama‟ah yang bisa
hadir.
47
2. Amaliyah Kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani
Rangkaian amaliyah yang dilakukan oleh jama‟ah kelompok
pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani sangatlah banyak. Majelis tersebut
dilakukan sesuai peringatan-peringatan hari besar Islam yang di ikuti
seluruh jama‟ah dan masyarakat yang dilakukan di masjid-masjid secara
bergantian setiap tahunnya di seluruh masjid desa Semawung. Sedangkan
amaliyah yang rutin di lakukan adalah manakiban setiap malam Senin
yang di lakukan secara berkeliling ke rumah-rumah jama‟ah dan malam
Sabtu kliwon di sentral rumah ustad Ahmad. Amaliyah kelompok
pengajian manakib Jawahirul Ma‟ani di antaranya meliputi :
a. Majelis Manakib dan ta‟lim
Adapun urutan acaranya adalah membaca Al-Fatihah
(hadharah), membaca istighasah, membaca surat yasin, membaca
jawahirul ma‟ani, membaca jawahirul sani‟ah, doa manakib, tahlil
dan do‟a tahlil, mauidzoh hasanah dan yang terakhir do‟a dan
penutup.
b. Majelis khotmil Qur‟an
Adapun urutan acaranya adalah membaca Al-Fatihah
(hadharah), membaca istighasah, membaca Al-Qur‟an bersama-sama
setiap orang 1 juz dan di akhiri dengan surat Al-fatihah 1x dan Al-
Ikhlas 7x dan jama‟ah yang tidak membawa Al-Qur‟an dimohon
untuk membaca surat Al-Ikhlas sebanyak-banyaknya, Do‟a khotmil
48
Qur‟an, tahlil dan dzikir bersama, do‟a tahlil, mauidzoh hasanah dan
yang terakhir do‟a dan penutup.
c. Majelis tahlil
Adapun urutan acaranya adalah membaca Al-Fatihah
(hadharah), membaca istighasah, membaca surat yasin, tahlil dan
do‟a tahlil, mauidzoh hasanah dan yang terakhir do‟a dan penutup.
d. Majelis walimatul Ursy
Adapun urutan acaranya adalah pembukaan membaca Al-
Fatihah, pembacaan ayat suci Al-Qur‟an, diba‟an atau al-barjanji,
mauidzoh hasanah dan yang terakhir do‟a dan penutup.
e. Majelis walimatul Hamli/ 7 bulanan kehamilan.
Adapun urutan acaranya adalah membaca Al-Fatihah,
membaca istighasah, pembacaan surat Muhammad, surat Thoha,
surat Yusuf, dan surat Maryam (dibaca secara bersama-sama) doa,
mauidzoh hasanah dan yang terakhir do‟a dan penutup.
f. Acara majelis maulid Nabi Muhammad SAW.
Adapun urutan acaranya adalah membaca Al-Fatihah
(hadharah), membaca istighasah (tidak memakai dzikir dan tahlil,
setelah membaca Yaa Arhamarrahimin langsung membaca maulid),
Maulidurrasul SAW, Do‟a Maulidurrasul SAW, mauidzoh hasanah,
membaca shalawat Fii Hubby Sayyidina Muhammad dan yang
terakhir do‟a dan penutup.
49
D. Konsep kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma’ani dalam
Membentuk Keluarga Sakinah.
1. Membentuk Keluarga Sakinah Melalui Pendidikan Ruh dan Pendidikan
Keimanan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis pada
kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani di Desa Semawung,
bahwa dengan kegiatan dan amaliyah yang dilakukan itu mengarahkan
dan memberikan pendidikan bagi jama‟ahnya. Melalui pendidikan ruh
dan pendidikan keimanan jama‟ah manakib Jawahirul Ma‟ani di Desa
Semawung mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui pendidikan ruh dan pendidikan keimanan Ustad Ahmad
menuturkan ”diharapkan para jama‟ahnya mendapatkan ketenangan jiwa,
ketentraman, semakin meningkat keimananya dan tentunya adanya ikatan
batin antara jama‟ah manakib Jawahirul Ma‟ani dengan para Ustad dan
Kyai, maka para jama‟ah akan merasa selalu mendapat bimbingan dan
arahan supaya menjadi orang yang beruntung baik dirinya sendiri maupun
keluarganya. Dengan cara mencontoh kehidupan Rasulullah SAW, para
Ustad dan Kyai di dalam majelis Manakib.”
Manfaat bimbingan dari seorang Ustad dan Kyai di atas bahwa
kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani membantu dalam
pembentukan keluarga sakinah. Karena dengan kelapangan dada dan
mengaplikasikan kehidupan sehari-hari, lebih-lebih bisa mencontoh
perilaku Rasulullah dengan membiasakan perilaku dan mengucapkan
50
perkataan yang santun. Hal tersebut dapat dimulai dari seorang suami
sebagai kepala rumah tangga dengan memberikan contoh kepada istri dan
anak-anaknya.
Demi terbentuknya keluarga yang sakinah kata ustad Ahmad
menuturkan”seorang suami harus pandai memelihara dan menjaga
istrinya secara lahir dan batin. Sehingga suami dapat menjadikan istrinya
sebagai istri idaman dan ideal, ibu rumah tangga yang baik dan
bertanggung jawab. Jika seorang suami bertanggung jawab memberikan
nafkah kepada istri maka istri bertanggung jawab mengelola hasil nafkah
dari suami dengan baik dan benar. Tentunya suami istri mempunyai
kewajiban yang sama yaitu sama-sama mampu menciptakan keadaan
rumah seperti taman surga yaitu suasana yang harmonis, aman, tentram
dan suasana yang kondusif.”
Setiap orang yang sudah berkeluarga dan berumah tangga di tuntut
untuk berperilaku sesuai dengan syariat Islam. Karena perilaku seseorang
dapat menentukan baik dan buruknya suatu perbuatan. Dengan demikian
setiap anggota keluarga diharapkan mempunyai akhlak yang baik dan
berbudi pekerti yang luhur. Hal tersebut akan memberikan dampak yang
positif dalam kehidupan berkeluarga dan umumnya kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa. Tentu hal tersebut tidaklah mudah, akan
tetapi bukan berarti tidak bisa mewujudkannya.
51
2. Membentuk Keluarga Sakinah Melalui Mauidhoh Hasanah.
Seseorang jika melakukan sesuatu dengan kemauan sendiri akan
merasa berat. Akan tetapi jika sesuatu itu didasari dengan saran dan
dorongan dari seseorang Ustad dan Kyai maka akan terasa lebih
diperhatikan. Melalui mauidhoh hasanah para jama‟ah manakib
Jawahirul Ma‟ani mendapatkan ilmu yang lebih. Nasihat dan arahan dari
seorang ustad dan kyai selalu dinanti-nantikan bagi para jama‟ah yang
pengetahuan agamanya masih kurang. Ketidakmampuan untuk belajar
dan mengkaji suatu ayat atau kitab-kitab peninggalan para salafuna as-
Sholih maka jama‟ah lebih memilih untuk mendengarkan mauidhoh
hasanah dari seorang ustad dan Kyai.
E. Materi-Materi tentang Keluarga Sakinah dalam Kelompok Pengajian
Manakib Jawahirul Ma’ani di Desa Semawung.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ustad Ahmad Mufatah pada hari
Selasa pada tanggal 5 September 2017, beliau menjelaskan tugas seorang
suami istri atau yang sering disebut dengan hak dan kewajiban suami istri
dalam berumah tangga secara inti pokoknya diantaranya :
1. Tugas dan Kewajiban Istri.
a. Mengurus rumah tangga diantaranya adalah memasakkan makanan
untuk anak suami, mencuci pakaian, membuatkan teh atau kopi untuk
suami, menyapu, membersihkan rumah dan lain-lain.
b. Mendidik anak dengan baik, mengajarkan sopan santun, mengajarkan
kepada anak untuk membaca Al-Qur‟an apabila tidak bisa membaca
52
Al-Qur‟an dengan baik maka menyuruh anak untuk belajar di
TPA/TPQ, membaca Al-Qur‟an dan banyak-banyak berdzikir supaya
rumah seperti taman surga yang indah dan damai.
c. Menyambut suami dengan baik dan murah senyum. Setiap suami
pulang kerja maka sambutlah suami dengan keadaan bersih, cantik
dan muka ceria.
d. Bertanggung jawab dalam ketemtraman rumah tangga.
e. Menjaga kehormatan seorang diri disaat suami mencari nafkah atau
dalam artian secara luas adalah menjaga keutuhan rumah tangga.
2. Tugas dan Kewajiban Suami.
a. Melindungi dan menjaga anak dan istri dari hal apapun.
b. Memberikan nafkah kepada istri baik nafkah lahir dan batin.
c. Harus bisa menjadi imam dan kepala rumah tangga yang baik dan
amanah.
d. Harus bisa menjadi suritauladan untuk anak dan istri.
e. Mendidik dan mengajarkan ilmu agama.
Untuk itulah, kewajiban sang suami untuk membekali dirinya
dengan menuntut ilmu syar‟i dengan menghadiri majelis-majelis
ta‟lim yang mengajarkan Al-Qur‟an dan As-Sunnah. Dengan bekal
ilmu itulah sang suami wajib mengajarkan kepada anak dan istrinya.
Jika ia tidak sanggup mengajarkan kepada anak dan istri, maka
seorang suami harus mengajak istrinya menuntut ilmu syar‟i dan
53
menghadiri majelis-majelis ta‟lim yang mengajarkan tentang aqidah,
ibadah dan akhlak yang benar dan mulia.
3. Tugas dan Kewajiban Bersama antara Suami Istri.
a. Wajib menegakkan ketaatan dan semakin meningkatkan keimanan
kepada Allah SWT. mengajarkan kepada anak-anaknya untuk rutin
shalat lima waktu, untuk suami mengajak anaknya untuk shalat
berjama‟ah di masjid.
b. Suami dan istri wajib sama-sama merasakan kepuasan dalam
berhubungan di dalam ranjang.
c. Suami dan istri wajib saling mencintai, menyayangi, dan setia.
d. Terus-menerus berintrospeksi diri antara suami dan istri, saling
menasehati, saling membantu satu sama lain, saling memaafkan dan
tidak egois. Agar kerukunan rumah tangga selalu terjaga.
e. Mendidik anak-anak agar menjadi anak yang sholih dan sholihah.
f. Karna sebagian besar jama‟ah adalah petani dan peternak, maka
saling bahu-membahu dalam bercocok tanam, artinya istri juga harus
ikut membantu suami dalam mencari nafkah.
g. Menjaga dan memperhatikan anak-anaknya karena di era yang
modern ini perkembangan teknologi sangatlah pesat, awasi anak-anak
kita jangan sampai anak kita terjerumus ke jalan yang salah.
h. Merubah pola hidup jangan menjadi keluarga yang konsumtif tapi
jadilah keluarga yang mandiri dan produktif yang mampu
menghasilkan dan menambah pemasukan keluarga.
54
F. Pandangan dan Pengalaman Para Jama’ah Kelompok Pengajian
Manakib Jawahirul Ma’ani
Jama‟ah kelompok pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani di Desa
Semawung Kecamatan Andong mempunyai motivasi dan pengalaman
spriritual yang berbeda-beda dalam mengikuti Manakib Jawahirul Ma‟ani.
Setelah penulis melakukan wawancara terhadap para jama‟ah peran yang di
harapkan dan hendak dicapai bagi jama‟ah adalah terciptanya keluarga yang
sholih sholihah, aman, damai, sejahtera lahir batin dan tentunya keluarga yang
sakinah, mawaddah, warahmah. Jika menginginkan kelarga yang sakinah
maka harus didasari dengan kesabaran, niat yang sungguh-sungguh, tekun
atau istikhamah dan perlu diingat bahwa keharmonisan keluarga tidak hanya
di picu dari ikut dalam kelompok pengajian akan tetapi harus di imbangi
dengan kerja yang sungguh-sungguh pula.
Tawasulan dan tabarukan kepada Syekh Abdul Qodir al-Jaelani r.a
melalui pembacaan manaqibnya itu juga merupakan kunci untuk mewujudkan
keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Selain itu jama‟ah manakib
Jawahirul Ma‟ani berharap akan mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW
dengan melantunkan shalawat Nabi Muhammmad SAW, kirim do‟a kepada
masyayikh, kirim do‟a kepada kedua orang tua dan muslimin muslimat.
Para jama‟ah merasakan dan mengakui bahwa dari kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani
sangatlah besar. Salah satu dari mengikuti kelompok pengajian Manakib
Jawahirul Ma‟ani yaitu untuk mewujudkan pribadi yang bertaqwa kepada
55
Allah SWT. mencari ridha Allah SWT dengan wasilah dari barokah Manakib
Jawahirul Ma‟ani dan mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah
warahmah serta suka mendo‟akan kepada kedua orang tua, guru-guru
sehingga dengan harapan bisa mencontoh akhlak para Salafuna as-Shalih
lebih-lebih dapat mencontoh akhlak Rasulillah SAW. Kemudian manfaat dari
mengikuti dan mengamalkan manakib Jawahirul Ma‟ani yakni hati menjadi
tenang tidak tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu, beban berat menjadi
terasa ringan dan menjadi salah satu sebab supaya diberikan berkah rizkinya
dunia akhirat.
Berikut paparan dari beberapa jamaa‟ah yaitu :
1. Bapak Aris Sarmito
Bapak Aris Sarmito adalah pekerja swasta yang juga termasuk
tokoh yang membantu Ustad Ahmad dan ikut membantu dalam
pembentukan kelompok pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani di Desa
semawung karna beliau juga sudah mendapatkan ijazah untuk
pengamalan kitab Manakib Jawahirul Ma‟ani. Motifasi beliau untuk
mengamalkan Jawahirul Ma‟ani adalah untuk mencari ridha Allah dari
barokah manaqib jawahirul ma‟ani dan dengan mengharapkan
mendapatkan ketenangan dalam rumah tangga supaya diberi kecukupan
dan keberkahan dunia akhirat. Beliau juga mengamalkan jawahirul
ma‟ani sudah lama yaitu mulai 2011. Manfaat dalam mengamalkan
jawahirul ma‟ani yang beliau rasakan adalah keluarga merasa damai,
56
ayem tentrem seakan-akan diberikan keberkahan rizki yang bertambah.
Berikut kutipan hasil wawancara dengan beliau
“Dahulu saya sebelum mengamalkan jawahirul ma‟ani yang saya
kejar hanya duniawi akan tetapi juga masih kekurangan, tetapi setelah
mengamalkan dan mengikuti jawahirul ma‟ani Alhamdulillah kalau
urusan rezki merasa tercukupi, dengan adanya bukti setiap selapan sekali
saya mengudang para jama‟ah manakib jawahirul ma‟ani kerumah
dengan biaya diangkat dari keluarga sendiri.”
Kaitanya dengan pembentukan keluarga sakinah manakib
jawahirul ma‟ani penting sekali, ”sekarang saya kalau berbicara dengan
istri lebih lembut dan lebih saling menyayangi lagi. Intinya kita lebih
tekun dan istiqomah dalam mengamalkan Jawahirul Ma‟ani, karena
kuncinya kalau kehidupan kita itu diberikan kecukupan oleh Allah SWT.
maka pasti keluarga sakinah itu bisa tercapai. Saya juga kalau berbicara
di masyarakat perkataan saya bisa diterima berbeda dengan dahulu
mas” (wawancara dengan Bapak Aris Sarmito, pada hari Sabtu tanggal 9
September 2017).
2. Bapak Lasmin
Bapak Lasmin adalah petani yang juga termasuk tokoh yang
membantu Ustad Ahmad dan ikut membantu dalam pembentukan
kelompok pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani di Desa semawung karna
beliau juga sudah mendapatkan ijazah untuk pengamalan kitab Manakib
Jawahirul Ma‟ani. Berikut motifasi beliau mengikuti dan mengamalkan
57
Jawahirul Ma‟ani ”Motifasi saya ikut mengamalkan dan ikut jawahirul
ma‟ani adalah karena jawahirul ma‟ani adalah suatu jalan untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT. dengan jalan atau wasilah lantaran
barokah para Auliya‟ dan para ulama terdahulu.” Beliau mengamalkan
jawahirul ma‟ani sejak tahun 2011. Manfaat dalam mengamalkan dan ikut
jawahirul ma‟ani yang beliau rasakan adalah kedamaian dalam keluarga,
ketenangan jiwa dan kesabaran yang lebih.
Kaitanya dengan pembentukan keluarga sakinah dahulu ”saya
sebelum mengamalkan dan ikut manakib jawahirul ma‟ani emosi tidak
terkontrol dan mudah mengucapkan kata-kata kasar terhadap istri akan
tetapi setelah mengamalkan manakib jawahirul ma‟ani sekarang kalau
berbicara kepada istri lebih sopan dan lemah lembut, menghargai
pendapat dan masukan istri dalam hal bertani” (wawancara dengan
Bapak Lasmin, pada hari Sabtu tanggal 9 September 2017).
3. Ibu Warsiyanti
Ibu warsi adalah seorang ibu rumah tangga yang merupakan
bagian dari jama‟ah kelompok pengajian manakib jawahirul ma‟ani sejak
tahun 2014. Awal mula yang memotivasi beliau ikut manakib jawahirul
ma‟ani karena keluarganya merasa kurang harmonis dan sering terjadi
percecokan dengan suami. Beranjak dari situlah ketika beliau
mendengarkan ceramah ustad Ahmad saat dalam acara khitanan dan
walimatu ursy yang menurutnya dirasa pas dan enak di dengar, dengan
tutur bahasa yang santun dan ceramahnya mengena ke hati. Berawal dari
58
situlah beliau mulai mencari informasi dan mulai ikut dalam muslimatan
yang diadakan setiap malam senin yang diadakan secara berkeliling ke
rumah – rumah para jama‟ah dan majelis selapanan. Sekarang beliau juga
termasuk pengurus muslimatan ibu-ibu karena di rasa yang usianya masih
muda dan mempunyai semangat yang tinggi.
Kaitanya dengan pembentukan keluarga sakinah ”sekarang saya
lebih sopan santun dalam berbicara kepada suami, lebih memakai
bahasa yang halus, taat dan menghormati suami dan menerima
berapapun pemberian rizki dari suami dan membelanjakanya dengan
bijak dan benar. Sekarang saya juga menekankan kepada anak-anaknya
untuk lebih rajin dan giat dalam belajar agama suapaya bisa menjadi
anak yang sholeh dan solekhah yang mau mendo‟akan kedua orang tua”
(wawancara dengan ibu Warsiyanti, pada hari Sabtu tanggal 9 September
2017).
4. Ibu Nyamiasih
Ibu Nyamiasih adalah seorang pekerja wiraswasta beliau termasuk
jama‟ah manakib yang mulai mengikuti sejak awal pendiriin kelompok
manakib jawahirul ma‟ani di desa semawung. Motivasi beliau mengikuti
pengajian manakib jawahirul ma‟ani adalah untuk semakin meningkatkan
iman dan taqwa kepada Allah SWT dan saling mempererat tali
persaudaraan antar warga di desa semawung dan lebih bisa berbagi antar
sesama warga bagi yang belum mampu dan kekurangan.
59
Kaitanya dengan pembentukan keluarga sakinah ”sekarang saya
lebih berbakti dan mengabdi kepada suami mas, karena saya semakin
tahu apa tugas dan kewajiban seorang istri kepada suami. Lebih
menerima berapapun rizki yang diberikan suami, dan tetap bersyukur
karna kunci utamanya adalah mensyukuri semua nikmat-Nya, rezeki dari
suami untuk di tabung untuk masa depan anak dan untuk kebutuhan
sehari-hari bisa dari hasil bekerja sendiri” (wawancara dengan ibu
Nyamiasih, pada hari Sabtu tanggal 9 September 2017).
60
BAB IV
TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN EFEKTIFITAS TERHADAP
MATERI-MATERI DAN KONSEP KELOMPOK PENGAJIAN
DALAM MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH
A. Tinjauan Hukum Islam terhadap Konsep dan Materi Keluarga Sakinah
di Kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma’ani
Ditinjau dari hukum Islam maka dapat dikatakan bahwa materi-materi
keluarga sakinah yang diberikan dalam kelompok pengajian manakib
Jawahirul Ma‟ani sesuai dengan hukum islam. Karena ustad Ahmad dalam
menjelaskan dan menerangkan tugas, hak dan kewajiban suami istri juga
bersumber dari Al-Qur‟an dan As-Sunnah. Untuk lebih rincinya tugas dan
kewajiban suami istri beliau jelaskan dari kitab peninggalan para salafuna as-
Shalih yaitu kitab Qurrotul‟uyun, Akhlakunnisa‟, Mar‟atushsholihah.
Akan tetapi terdapat berbedaan dalam pemenuhan nafkah dalam
keluarga, karena sebagian besar jama‟ah adalah seorang petani dan peternak.
Maka beliau mengatakan bahwa seorang istri itu wajib membantu suaminya
dalam mencari nafkah, dalam hal ini tujuanya untuk membantu suami dalam
pemenuhan nafkah sehari-hari dan membantu kerepotan-kerepotan suami
dalam bertani dan berternak. Karena di Indonesia sendiri martabat seorang
istri atau seorang perempuan sudah diangkat berbeda dengan perempuan di
Arab yang hanya mengurusi rumah tangga dan anak di rumah.
Meskipun ada perbadaan antara hukum Islam dengan kelompok
pengajajian Manakib Jawahirul Ma‟ani dalam hal pemenuhan nafkah dalam
61
keluarga yaitu dalam hukum Islam kewajiban memberikan nafkah dalam
keluarga merupakan kewajiban seorang suami, tetapi dalam kelompok
pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani mewajibkan bagi seorang istri untuk
saling membantu suami dalam hal mencari nafkah. Ustad Ahmad mewajibkan
bagi para istri untuk membantu suami dalam hal bertani, bekerja dan
berternak tidak lain supaya kebutuhan nafkah dalam keluarga itu bisa
terpenuhi dan adanya kemaslangatan dalam keluarga supaya tidak ada
percecokan karna masalah ekonomi. Jika hanya mengandalkan hasil dari
bertani dan berternak maka tidak akan cukup untuk kebutuhan sehari-hari,
yang terpenting suami dan istri itu saling memahami bahwa mereka juga
punya hak dan kewajiban masing-masing dan juga punya hak bersama.
Sedangkan konsep dalam pembentukan keluarga sakinah kelompok
pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani juga sudah sesuai dengan hukum Islam
karena dalam Islam menuntut ilmu itu sampai akhir hayat dan tak ada batasan
usia. Dalam hal mencari ilmu agama tentang keluarga kita bisa mencarinya
dengan banyak cara, seperti yang ada di dalam kelompok pengajian Manakib
Jawahirul Ma‟ani yaitu dengan pendidikan ruh, pendidikan keimanan dan
mauidhoh hasanah dari seorang ustad dan ulama.
Jadi dapat disimpulkan bahwa konsep dan materi tentang keluarga
sakinah dalam kelompok pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani itu sudah
sesuai dengan yang ada didalam hukum Islam dan hanya ada perbedaan
sedikit dalam pemenuhan nafkah. Hal terpenting Untuk mewujudkan
62
ketentraman dan ketenangan dalam keluarga adalah suami istri sama-sama
menjalankan tanggung jawabnya dengan baik dan benar.
B. Efektifitas Konsep dan Materi Kelompok Pengajian Manakib Jawahirul
Ma’ani Dalam Membentuk Keluarga Sakinah
Setiap orang yang memasuki pintu gerbang kehidupan berkeluarga
harus melalui pintu perkawinan. Mereka tentu menginginkan terciptanya
suatu keluarga atau rumah tangga yang bahagia sejahtera lahir dan batin serta
memperoleh keselamatan hidup dunia dan akhirat (Departeman Agama RI,
2005:1). Suami-istri mempunyai hak dan kewajiban masing-masing, jika
suami dan istri sama-sama menjalankan hak dan kewajibanya, maka akan
terwujud ketentraman dan ketenangan hati, sehingga sempurnalah
kebahagiaan hidup berumah tangga. Dengan demikian, tujuan hidup
berkeluarga akan terwujud sesuai dengan tuntunan agama yaitu sakinah,
mawaddah, warahmah.
Materi dan konsep kelompok pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani di
Desa Semawung dalam membentuk keluarga sakinah sangat penting terbukti
angka perceraian di Desa Semawung dari tahun 2014 sampai tahun 2016
mengalami penurunan yaitu pada tahun 2014 angka cerai dan talaq berjumlah
9, pada tahun 2015 berjumlah 6 dan pada tahun 2016 berjumlah 4 (observasi
di KUA kecamatan Andong). Tidak hanya itu sekarang masyarakat yang ikut
kelompok pengajian manakib semakin bertambah, berdasarkan hasil
wawancara dengan Ustad Ahmad Mufatah jumlah anggota kelompok
pengajian sudah mencapai 250 keluarga.
63
Materi keagamaan dan kegiatan kelompok pengajian manakib sangat
penting dalam membentuk keluarga sakinah di desa Semawung. Dimana
Dalam bidang keagamaan hal yang sudah dapat dilihat dalam kehidupan
bermasyarakat berdasarkan pengamatan dan observasi penulis yaitu adanya
peningkatan dalam shalat berjamaah di masjid. Dahulu ibaratkan hanya imam
dan satu makmum sekarang setidaknya sudah lebih baik. Tadarusan Al-
Qur‟an atau sima‟an, yasinan rutin setiap malam jum‟at yang dilakukan secara
berkeliling. Peringatan hari-hari besar Islam, seperti tahun baru Islam, Maulid
Nabi, takbir keliling saat Idul Fitri dan Idul Adha dan lainya.
Dalam bidang pendidikan dengan semakin banyaknya jama‟ah yang
ikut kelompok pengajian Ustad Ahmad juga berpesan dan mengajak kepada
para jamaahnya untuk benar-benar memperhatikan pendidikan agama anak-
anaknya. Dari kecil untuk belajar ilmu agama melalui TPA/TPQ, untuk anak-
anak yang sudah masuk SD/MI dan SMP/MTS kalau bisa dimasukan ke
pondok pesantren agar lebih paham lagi wawasan dan pengetahuan agamanya
dan tentunya bisa menjadi anak yang sholih dan sholihah, kalaupun tidak
bersedia jangan dipaksakan, terus didik anak kita agar anak itu tahu dan
memahami ilmu agama, sopan santun, menghargai orang tua dan mau
mendo‟akan orang tuanya. Dengan seperti itu keharmonisan keluarga bisa
tercapai.
Dalam bidang ekonomi karena sebagian besar jama‟ah adalah seorang
petani dan peternak Ustad Ahmad juga berpesan dan mengajak kepada para
jama‟ahnya untuk menjadi petani yang kreatif dan peternak yang handal.
64
Terbukti para petani sekarang tidak hanya menanam padi, jagung, dan kedelai
tetapi memaksimalkan lahan yang ada untuk menanam cabai, sayur-sayuran,
bawang merah dan bawah putih, melon dan lain-lainya dan para peternak
tidak hanya beternak saja akan tetapi bisa memanfaatkan kotoranya, karena
pupuk kompos dan pupuk organik yang baik juga melalui proses yang baik
dan benar. Dengan begitu masyarakat sebenarnya tidak perlu membeli pupuk
kimia karena pupuk organikpun hasilnya lebih baik dan juga lebih bagus.
Dengan menjadi petani yang kreatif dan peternak yang handal maka akan
mampu menambah pendapatan keluarga dan yang pastinya ketentrataman
keluarga akan tercapai tidak ada lagi pertengkaran yang hebat karena masalah
ekonomi.
Dalam bidang ekonomi lainya yaitu terciptanya koperasi masyrakat.
Koperasi yang dijadikan dasar untuk mensejahterakan khususnya para
jama‟ah dan masyarakat pada umumnya. Bila suatu saat ada jama‟ah yang
sedang mengalami kesusahan atau memebutuhkan dana pijaman bisa
memijam kepada koperasi yang tanpa membebani bunga, hanya memberikan
dana seiklanya untuk peningkatan dan kemajuan koperasi.
Konsep dari mauidhoh hasanah diantaranya juga menyangkut masalah
kekeluargaan. Seperti yang di sampaikan Ibu warsi adalah seorang ibu rumah
tangga yang merupakan bagian dari jama‟ah kelompok pengajian manakib
jawahirul ma‟ani sejak tahun 2014. Awal mula yang memotivasi beliau ikut
manakib jawahirul ma‟ani karena keluarganya merasa kurang harmonis dan
sering terjadi percecokan dengan suami. Beranjak dari situlah ketika beliau
65
mendengarkan ceramah ustad Ahmad dan Kyai saat dalam acara khitanan dan
walimatul ursy yang menurutnya dirasa pas dan enak di dengar, dengan tutur
bahasa yang santun dan ceramahnya mengena ke hati. Berawal dari situlah
beliau mulai mencari informasi dan mulai ikut dalam muslimatan yang
diadakan setiap malam senin yang diadakan secara berkeliling ke rumah-
rumah para jama‟ah dan majelis selapanan. Sekarang beliau juga termasuk
pengurus muslimatan ibu-ibu karena di rasa yang usianya masih muda dan
mempunyai semangat yang tinggi.
Kaitanya dengan pembentukan keluarga sakinah sekarang beliau lebih
sopan santun dalam berbicara kepada suami, lebih memakai bahasa yang
halus, taat dan menghormati suami dan menerima berapapun pemberian rizki
dari suami dan membelanjakanya dengan bijak dan benar. Sekarang juga
menekankan kepada anak-anaknya untuk lebih rajin dan giat dalam belajar
agama suapaya bisa menjadi anak yang sholeh dan solekhah yang mau
mendo‟akan kedua orang tua.
Dapat dipahami bahwa mauidhoh hasanah dari para ustad dan kyai
mampu memberikan dorongan dan perubahan individu dan keluarga menjadi
lebih baik. Membentuk keluarga yang sholih dan sholihah, aman, tentram,
damai dan sejahtera lahir dan bathin. Tidak hanya itu mauidhah hasanah dari
kelompok pengajian yang rutin dilakukan tujuan utamanya adalah tercapainya
keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah sesuai dengan cita-cita setiap
para jama‟ah manakib Jawahirul Ma‟ani di desa Semawung.
66
Dalam hal pendidikan ruh dan keimanan kelompok pengajian berhasil
menciptakan ketenangan hati, fikiran dan jiwa para jamaahnya. Hal ini dapat
diperkuat dari hasil wawancara penulis dengan jama‟ah Manakib Jawahirul
Ma‟ani yaitu bapak Lasmin manfaat beliau ikut dan mengamalkan manakib
Jawahirul Ma‟ani adalah untuk semakin meningkatkan ketaqwaan diri kepada
Allah SWT dengan jalan atau wasilah lantaran barokah para Auliya‟ dan para
ulama terdahulu. Manfaat yang sudah beliau rasakan dalam mengamalkan dan
ikut manakib Jawahirul Ma‟ani adalah kedamaian dalam keluarga, ketenangan
jiwa dan kesabaran yang lebih. Kaitanya dalam membentuk keluarga sakinah
sekarang bapak Lasmin jikalau berbicara kepada istri lebih sopan dan lemah
lembut, menghargai pendapat dan masukan istri.
Hal senada juga di sampaikan Bapak Aris Sarmito. Beliau menjelaskan
manakib jawahirul ma‟ani mampu dan sangat penting dalam mendidik ruh
dan keimanan, sekarang beliau jikalau berbicara dengan istri lebih lembut dan
lebih saling menyayangi lagi. Intinya kita lebih tekun dan istiqomah dalam
mengamalkan Jawahirul Ma‟ani, karena kuncinya jikalau kehidupan kita itu
diberikan kecukupan oleh Allah SWT. maka pasti keluarga sakinah itu bisa
tercapai. Beliau juga mengatakan jika berbicara di masyarakat perkataannya
bisa diterima berbeda dengan dahulu.
Ibu Nyamiasih mengikuti pengajian manakib jawahirul ma‟ani sejak
tahun 2011. Manfaat yang dapat beliau rasakan adalah semakin meningkatkan
iman dan taqwa kepada Allah SWT dan saling mempererat tali persaudaraan
antar warga di desa semawung dan lebih bisa berbagi antar sesama warga bagi
67
yang belum mampu dan kekurangan. Kaitanya dalam membentuk keluarga
sakinah ibu Nyamiasih sekarang lebih berbakti dan mengabdi kepada suami,
dan menerima berapapun rezki yang diberikan suami.
Dari penjelasan di atas menjelaskan bahwa kelompok Pengajian
Manakib Jawahirul Ma‟ani berpengaruh dalam membentuk keluarga sakinah.
Karena tidak hanya bidang keagamaan saja melainkan bidang ekonomi dan
pendidikan anak juga ustad Ahmad sampaikan. Intinya materi dan konsep
kelompok pengajian manakib Jawahirul Ma‟ani mampu membawa kekeluarga
sakinah. Karena tujuan utama Ustad Ahmad mendirikan kelompok pengajian
di Desa Semawung adalah untuk menyatukan umat, membuka hati para
jamaahnya dan tentunya terciptanya keluarga yang sakinah, mawaddah,
warahmah.
C. Membentuk Keluarga Sakinah Melalui Kegiatan dan Amaliyah
Rangkaian kegitan dan amaliyah yang dilakukan oleh kelompok
pengajian manakib Jawahirul Ma‟ani sangatlah banyak. Seperti yang di
jelaskan dalam BAB ke III rangkain amaliyah kelompok pengajian Manakib
Jawahirul Ma‟ani diantaranya meliputi, majelis manakib, maulid Nabi
Muhammad SAW dan ta‟lim, majelis khotmil Qur‟an, tahlil, walimatul ursy,
walimatul hamli/7 bulanan kehamilan dan lain – lainya.
Jika seseorang membaca manakib jawahirul Ma‟ani (Syeh Abdul
Qodir al-Jailani r.a) dan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW maka di
harapkan bisa meneladani kehidupanya. Maka hal tersebut sangat didambakan
bagi pasangan suami istri supaya dapat mencontoh kehidupan Rasulullah
68
SAW. Dengan begitu kehidupan dan pembentukan keluarga sakinah sedikit
demi sedikit akan menjadi lebih baik dan lebih harmonis.
Dari serangkaian kegiatan dan amaliyah yang dilakukan oleh
kelompok pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani mampu memberikan motivasi
untuk meningkatkan keharmonisan keluarga dan meningkatkan kualitas
hidup. Dari berbagai kegiatan dan amaliyah tersebut mampu membawa pada
perubahan yang positif, baik pada pelakunya, keluarga dan masyarakat.
Hal tersebut dapat di perkuat dengan hasil wawancara dengan Ustad
Ahmad bahwa beliau mendirikan kelompok pengajian Manakib Jawahirul
Ma‟ani di Desa semawung dengan maksud dan tujuan untuk menyatukan
masyarakat, membuka hati para jamaahnya agar peduli dan peka terhadap
sesama, tidak berjudi dan minum-minuman keras dan yang pasti adalah
terciptanya keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah.
Bapak Aris Sarmito menuturkan Dahulu beliau sebelum mengamalkan
jawahirul ma‟ani yang beliau kejar hanya duniawi akan tetapi juga masih
kekurangan, tetapi setelah mengamalkan dan mengikuti jawahirul ma‟ani
beliau Alhamdulillah kalau urusan rezki merasa tercukupi. Dengan adanya
bukti setiap selapan sekali beliau mengudang para jama‟ah manakib jawahirul
ma‟ani dirumah dengan biaya diangkat dari keluarga sendiri. Selain itu
manfaat beliau ikut dan mengamalkan manakib Jawahirul Ma‟ani yang beliau
rasakan keluarga merasa damai, ayem tentrem seakan-akan diberikan
keberkahan rizki yang bertambah.
69
Maka dari penjelasan diatas bahwa kegiatan dan amaliyah kelompok
pengajian manakib Jawahirul Ma‟ani mampu dijadikan sebagai media
ketenangan jiwa, hati dan pikiran. Ketika jiwa, hati dan pikiran tenang dan
tentram maka kehidupan sejahtera bisa tercapai. Sejahtera bukan di ukur dari
materi akan tetapi dari ketenangan jiwa, hati dan pikiran yang menjadikanya
bersikap sabar dan bersyukur. Dengan seperti itu maka secara otomatis akan
memberikan dampak bagi keluarga dalam membentuk keluarga yang sakinah.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelitian dan observasi terhadap kelompok
pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani di desa Semawung, Kecamatan
Andong, Kabupaten Boyolali, maka dari pembahasan dan analisis dalam
skripsi ini, penulis menyimpulkan sebagai berikut :
1. Materi-materi keluarga sakinah yang diberikan dalam kelompok
pengajian manakib Jawahirul Ma‟ani diantaranya:
a. Tugas dan Kewajiban Istri.
1) Mengurus rumah tangga diantaranya adalah memasakkan
makanan untuk anak suami, mencuci pakaian, membuatkan teh
atau kopi untuk suami, menyapu, membersihkan rumah dan lain-
lain.
2) Mendidik anak dengan baik, mengajarkan sopan santun,
mengajarkan kepada anak untuk membaca Al-Qur‟an apabila
tidak bisa membaca Al-Qur‟an dengan baik maka menyuruh anak
untuk belajar di TPA/TPQ, membaca Al-Qur‟an dan banyak-
banyak berdzikir supaya rumah seperti taman surga yang indah
dan damai.
3) Menyambut suami dengan baik dan murah senyum. Setiap suami
pulang kerja maka sambutlah suami dengan keadaan bersih,
cantik dan muka ceria.
71
4) Bertanggung jawab dalam ketentraman rumah tangga.
5) Menjaga kehormatan seorang diri disaat suami mencari nafkah
atau dalam artian secara luas adalah menjaga keutuhan rumah
tangga.
b. Tugas dan Kewajiban Suami.
1) Melindungi dan menjaga anak dan istri dari hal apapun.
2) Memberikan nafkah kepada istri baik nafkah lahir dan batin.
3) Harus bisa menjadi imam dan kepala rumah tangga yang baik dan
amanah.
4) Harus bisa menjadi suritauladan untuk anak dan istri.
5) Mendidik dan mengajarkan ilmu agama.
c. Tugas dan Kewajiban Bersama antara Suami Istri.
1) Wajib menegakkan ketaatan dan semakin meningkatkan
keimanan kepada Allah SWT. mengajarkan kepada anak-anaknya
untuk rutin shalat lima waktu, untuk suami mengajak anaknya
untuk shalat berjama‟ah di masjid.
2) Suami dan istri wajib sama-sama merasakan kepuasan dalam
berhubungan di dalam ranjang.
3) Suami dan istri wajib saling mencintai, menyayangi, dan setia.
4) Terus-menerus berintrospeksi diri antara suami dan istri, saling
menasehati, saling membantu satu sama lain, saling memaafkan
dan tidak egois. Agar kerukunan rumah tangga selalu terjaga.
5) Mendidik anak-anak agar menjadi anak yang sholih dan sholihah.
72
6) Karna sebagian besar jama‟ah adalah petani dan peternak, maka
saling bahu-membahu dalam bercocok tanam, artinya istri juga
harus ikut membantu suami dalam mencari nafkah.
7) Menjaga dan memperhatikan anak-anaknya karena di era yang
modern ini perkembangan teknologi sangatlah pesat, awasi anak-
anak kita jangan sampai anak kita terjerumus ke jalan yang salah.
8) Merubah pola hidup jangan menjadi keluarga yang konsumtif tapi
jadilah keluarga yang mandiri dan produktif yang mampu
menghasilkan dan menambah pemasukan keluarga.
2. Konsep kelompok pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani dalam
membentuk keluarga sakinah yaitu ada dua:
a. Membentuk keluarga akinah melalui pendidikan ruh dan pendidikan
keimanan.
b. Membentuk keluarga sakinah melalui mauidhaoh hasanah.
3. Materi-materi keluarga sakinah di kelompok pengajian Manakib
Jawahirul Ma‟ani sesuai dengan hukum islam, karena materi-materi
tersebut juga bersumber dari Al-Qur‟an dan As-Sunnah. Atau lebih
detailnya dari kitab Qurrotul‟uyun, Akhlakunnisa‟, Mar‟atushsholihah.
B. Saran – Saran
Setelah penulis mengetahui dan melakukan observasi, yang kaitanya
dengan kelompok pengajian manakib Jawahirul Ma‟ani di desa Semawung,
Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali. Menurut penulis masih ada
hambatan dan kekurangan yang sekiranya perlu dibenahi dan diperbaiki.
73
Karena dengan adanya saran dari penulis ini, bertujuan demi mewujudkan
suatu kelompok pengajian yang hebat kuat dan semakin bertambah
jama‟ahnya. Oleh itu penulis memberikan saran ebagai berikut :
1. Kepada Pengurus dan Pak Ustad
a. Untuk lebih menggiatkan dalam setiap kegiatan dan mengajak para
masyarakat yang belum ikut kelompok pengajian untuk mengikuti
kelompok pengajian supaya terciptanya desa yang aman, tentram,
nyaman dan sejahtera.
b. Kedepanya kalau bisa adakan kegiatan bimbingan untuk anak muda
yang sudah siap menikah dan pasangan pra nikah supaya setelah
menikah bisa terciptanya keluarga yang sakinah.
c. Lebih meningkatkan lagi keharmonisan antara pengurus, jamaah, pak
Ustad pemimpin kelompok pengajian dan pemerintahan desa.
d. Untuk selalu sabar dan tawakal apabila mengalami cobaan dan
tatangan dari salah seorang masyarakat yang tidak suka terhadap
kelompok pengajian.
e. Untuk selalu bisa menjadi benteng pertama apabila ada perselisihan
dalam masyarakat dan tetap memposisikan sebagai penengah.
f. Lebih kreatif lagi dalam mengadakan kegiatan-kegiatan hari-hari
besar islam.
2. Kepada Jama‟ah
a. Untuk lebih istiqomah dan iklas dalam mengikuti kelompok
pengajian manakib Jawahirul Ma‟ani.
74
b. Untuk bisa mengajak sanak saudara yang belum ikut kelompok
pengajian untuk mengikuti kelompok pengajian.
c. Di niatkan dalam mengikuti dan mengamalkan manakib jawahirul
ma‟ani semata-mata untuk lebih meningkatkan ketaqwaan kepada
Allah SWT.
d. Untuk selalu menjaga keharmonisan dalam masyarakat dan bisa
menjadi contoh yang baik dalam bermasyarakat dan bernegara.
3. Kepada Pemerintah Desa
a. Untuk bisa memberikan bantuan secara materiil agar kelompok
pengajian di desa Semawung lebih baik dan lebih maju lagi.
b. Untuk bisa mendirikan madrasah diniyah agar kegiatan belajar
mengajar agama bisa terfokus dalam satu tempat.
c. Untuk selalu menjaga keharmonisan desa semawung, supaya desa
semawung selalu aman, nyaman, sejuk, damai dan indah.
d. Untuk tidak memanfaatkan kelompok pengajian sebagai sarana
kampanye politik.
4. Kepada Masyarakat
a. Senantiasa menjaga keharmonisan dalam hidup bermasyarakat.
b. Ikut mendukung dan kalau bisa ikut dalam kelompok pengajian,
supaya desa Semawung kelompok pengajianya semakin maju dan
jaya.
75
c. Kalaupun tidak ikut kelompok pengajian tidak menyebar fitnah dan
tidak membuat isu-isu yang bisa menimbulkan perpecahan dalam
masyarakat.
76
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Slamet dan Aminudin. 1999. Fiqh Munakahat. Bandung: CV.
Pustaka Setia.
Abdul, Rs., Azis. 1990. Rumah Tangga Bahagia Sejahtera. Semarang:
CV. Wicaksana. Cet ke-1.
Ahmad, Beni, Saebani. 2001. Fiqh Munakahat 1. Bandung: Pustaka Setia.
Ali, Zainuddin. 2006. Hukum Perdata Islam Di Indonesia. Jakarta: Sinar
Grafika.
Anam, Khoirul. 2015. Keluarga Sakinah dan Dzikir (Studi atas peran
Majelis Dzikir Al Khidmah dalam Pembentukan Keluarga Sakinah
di Kabupaten Semarang). Salatiga : IAIN Salatiga.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Bil, Aqil, Qisthi. Tt. Menuju Keluarga Sakinah Mardhotillah. Surabaya:
Mulia Jaya.
Bugi, Mochammad. 2010. Pendidikan Pra Nikah. jakarta: Badan
Penasehatan Pembinaan Pelestarian Perkawinan (Bp4) Pusat.
Dapertemen Pendidikan Nasional.1976. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka.
Data Monografi dari Pemerintah Desa Semawung, Kecamatan Andong,
Kabupaten Boyolali. Pada tanggal 5 September 2017.
77
Departemen Agama RI. 2004. Al-Qur‟an dan Terjemahannya. Bandung:
CV Penerbit J-ART.
Depertemen Agama RI. 2005. Membina Keluarga Sakinah, Jakarta:
Ditjen Bimas Islam dan Penyelenggara Haji.
Djaman, Nur. 1993. Fiqh Munakahat. Semarang: CV. Toha Putra.
Erwin Nofiyanto, Muhammad. Efektifitas program desa binaan keluarga
sakinah dalam mengurangi angka perceraian(Studi kasus di
Kelurahan Bandarjo Kec. Semarang Utara). IAIN
Walisongo.Skripsi ini tidak di terbitkan.
Gilang, M. Kemas. 2015. Peran tokoh agama dalam pembentukan
keluarga sakinah di kelurahan kricak kecamatan tegalrejo kota
Yogyakarta. UIN Sunan Kalijaga .Skripsi ini tidak diterbitkan.
Hamid Kisyik, Abdul. 2005. Bimbingan Islam Untuk Mencapai Keluarga
Sakinah. Bandung : Al-bayan.
Harahap, Shahrin. 1996. Islam Dinamis Menegakkan Nilai-Nilai Ajaran
al-Qur‟an dalam Kehidupan Modern di Indonesia. Yogyakarta:
Tiara Wacana.
https://ziadah.wordpress.com/karomah-ulama/riwayat-syeh-ahmad-
jauhari-umar-penyebar-kitab-manakib-jawahirul-maani(diakses
pada tanggal 6 september 2017)
Hurlock, Elizabeth, B. 1999. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Ruang Kehidupan, Edisi 5. Jakarta: Erlangga.
78
Moleong, L.J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Edesi Revisi.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Quraish, Shihab M. 1996. wawasan Alquran, Bandung: Mizan.
Sabiq, Sayyid.1997. Fiqh Al-Sunnah, Jilid 2. Kairo: Dar Al-Fath Li Al-
A‟lam Al-Araby.
Tihami, Sahroni, Sohari. 2009. Fikih Munakahat (kajian fikih nikah
lengkap). Jakarta : Rajawali Pers.
Ulfatmi. 2011. Keluarga sakinah dalam perspektif islam (studi
terhadap pasangan yang berhasil mempertahankan keutuhan
perkawinan di kota padang). Jakarta: Kemenag RI.
Undang – undang RI Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan
Kompilasi Hukum Islam. 2015. Bandung: Citra Umbara.
Wawancara dengan Bapak Aris Sarmito pengurus kelompok pengajian
Manakib Jawahirul Ma‟ani desa Semawung.
Wawancara dengan Bapak Lasmin jama‟ah kelompok pengajian
Manakib Jawahirul Ma‟ani desa Semawung.
Wawancara dengan Ibu Nyamiasih Jama‟ah kelompok pengajian
Manakib Jawahirul Ma‟ani desa Semawung.
Wawancara dengan Ibu Warsiyanti pengurus dan Jama‟ah kelompok
pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani desa Semawung.
Wawancara dengan Ustad Ahmat Mufatah pemimpin kelompok pengajian
Manakib Jawahirul Ma‟ani desa Semawung.
79
Yunus,Mahmud. 2007. Kamu Arab Indonesia. Jakarta : PT. Mahmud
Yunus Wa Dzurriyyah.
Zakia, Mohammad, al Farisi. 2008. When I Love You. Jakarta: Gema
Insani.
1
LAMPIRAN – LAMPIRAN
2
(Foto Bersama Ustad Ahmad Mufatah)
(Foto Saat Wawancara dengan Ustad Ahmad Mufatah)
3
(Foto saat wawancara dengan Bapak Aris Sarmito)
(Foto saat wawancara dengan Bapak Aris Sarmito)
4
(Foto saat wawancara dengan Bapak Lasmin)