KONSEP BERTUHAN TANPA AGAMA DALAM PEMIKIRAN …
Transcript of KONSEP BERTUHAN TANPA AGAMA DALAM PEMIKIRAN …
KONSEP BERTUHAN TANPA AGAMA DALAM
PEMIKIRAN BERTRAND RUSSELL (1872 - 1970 M)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran IslamUniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syaratMemperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Disusun Oleh :Za’im AchmadNIM.09523009
Pembimbing:Dr. Ustadi Hamsah, M.Ag.
NIP. 19741106200003 1 001
JURUSAN PERBANDINGAN AGAMAFAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAMUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA2016
KONSEP BERTUHAN TANPA AGAMA DALAM
PEMIKIRAN BERTRAND RUSSELL (1872 - 1970 M)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran IslamUniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syaratMemperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Disusun Oleh :Za’im AchmadNIM.09523009
Pembimbing:Dr. Ustadi Hamsah, M.Ag.
NIP. 19741106200003 1 001
JURUSAN PERBANDINGAN AGAMAFAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAMUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA2016
KONSEP BERTUHAN TANPA AGAMA DALAM
PEMIKIRAN BERTRAND RUSSELL (1872 - 1970 M)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran IslamUniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syaratMemperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Disusun Oleh :Za’im AchmadNIM.09523009
Pembimbing:Dr. Ustadi Hamsah, M.Ag.
NIP. 19741106200003 1 001
JURUSAN PERBANDINGAN AGAMAFAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAMUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA2016
KONSEP BERTUHAN TANPA AGAMA DALAM
PEMIKIRAN BERTRAND RUSSELL (1872 - 1970 M)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran IslamUniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syaratMemperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Disusun Oleh :Za’im AchmadNIM.09523009
Pembimbing:Dr. Ustadi Hamsah, M.Ag.
NIP. 19741106200003 1 001
JURUSAN PERBANDINGAN AGAMAFAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAMUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA2016
KONSEP BERTUHAN TANPA AGAMA DALAM
PEMIKIRAN BERTRAND RUSSELL (1872 - 1970 M)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran IslamUniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syaratMemperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Disusun Oleh :Za’im AchmadNIM.09523009
Pembimbing:Dr. Ustadi Hamsah, M.Ag.
NIP. 19741106200003 1 001
JURUSAN PERBANDINGAN AGAMAFAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAMUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA2016
KONSEP BERTUHAN TANPA AGAMA DALAM
PEMIKIRAN BERTRAND RUSSELL (1872 - 1970 M)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran IslamUniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syaratMemperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Disusun Oleh :Za’im AchmadNIM.09523009
Pembimbing:Dr. Ustadi Hamsah, M.Ag.
NIP. 19741106200003 1 001
JURUSAN PERBANDINGAN AGAMAFAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAMUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA2016
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Kedua orang tuaku, Niken Susiawati dan Achmad Afief
Kalian adalah semestaku
Kakak-kakak dan adikku, Nur Mujaddidah Habibatillah, Faiza Nurul Falacy danMaulida Adawiyah
Musim dingin akan selalu hangat jika bersama dengan kalian
Dan Almamaterku UIN SUNAN KALIJAGA
vi
MOTTO
I would never die for my beliefs because I might bewrong
Bertrand Russell
We are Co-Pilgrim in Pursuit of God
Syafa’atun Al-Mirzanah-Padasalahsaturuangkuliahnya-
Salah satu yang saya takutkan dari menjadi manusiaadalah jika ternyata ia bisa menjadi pribadi yang baikterhadap sesama tanpa harus mengenal Tuhan danAgamanya
Za’im Achmad
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah yang telah memberikan hidayah,
taufiq dan inayah-Nya, sehingga kami masih bisa bersyukur atas segala karunia dan
rahmatnya. Tidak lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan
Nabi Agung Nabi Muhammad Saw, keluarga, serta para sahabatnya.
Penulis menyadari kekurangan yang dimiliki, bahkan jauh dari yang
sempurna, untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis membuka kritik dan
saran agar menjadikan skripsi ini lebih baik. Tidak lupa, penulis mengucapkan rasa
terima kasih dan penulisan ini takkan pernah terwujud tanpa adanya bantuan,
inspirasi, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Drs. YudianWahyudi, Ma, Ph.D sebagai Rektor Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Alim Ruswantoro, M.Ag. sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Bapak Dr. Ahmad Muttaqin S.Ag. M.Ag. MA PhD. sebagai Ketua Program
Studi Perbandingan Agama, yang memberikan dorongannya.
viii
4. Bapak Dr. Ustadi Hamsah M.Ag. sebagai Pembimbing skripsi, terima kasih atas
kritik dan saran serta luangan waktunya.
5. Bapak Khairullah Zikri S.Ag. M.A. S.T.Rel sebagai pembimbing akademik,
terimakasih untuk kesabarannya.
6. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, terima kasih atas
pelayanan yang Panjenengan Sedoyo berikan.
7. Ibu bapakku, Niken Susiawati dan Achmad Afief, terimakasih karena menjadi
sebab terlahirnya diriku.
8. Untuk kakak-kakakku Nur Mujaddidah Habibatillah dan Faiza Nurul Falacy,
adek kecilku Maulida Adawiyah, kalian adalah saudara terbaik yang pernah ada
di dunia. Terimakasih karena memberikan semangat dan harapan untuk terus
maju.
9. Sahabat-sahabat senasib tidak seperjuangan, Saiful Umam, Khoirul Fuad,
Hakam, At-tabik, Gus Abdi, Enjang, Gunawan, Uwax, Hasib, Hamid, adek Aris,
“bapak” Afif Umi Kalsum, Valentine, Pakde, Amin, Adib, David, Topik,
terimakasih atas segala bantuan sekaligus gojlokannya.
10. Untuk orang yang menemani penulisan skripsi ini yang tidak mau disebutkan
namanya, kamu bilang “ketekunan dirayakan dengan cinta”, terimakasih.
11. Untuk teman-teman Corel angkatan 2009, terimakasih telah menjadi teman
dalam makan bangku perkuliahan.
ix
12. Penulis juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu selesainya
skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Yogyakarta, 26 Agustus 2016Penulis
Za’im Achmad09523009
x
ABSTRAK
Agama disinyalir sebagai pemicu kejadian-kejadian di luarkemanusiaan. Seorang pemikir bebas yang agnostik-menunda untukmengiyakan atau menolak akan keberadaan Tuhan- sampai ditemukan buktiyang konkret tentang keberadaannya. Pemikiran-pemikiran Bertrand Russeldiharapkan mampu menjadi doronganbagi kehidupan beragama saat ini. Tuhantelah menjadi sesuai dengan gambaran masing-masing pemeluk. Sementara,makna Tuhan yang lain adalah Tuhan yang tak mampu difikirkan. Sampaisekarang bertuhan telah menjadi kebutuhan akan eksistensi manusia. Padabeberapa kondisi agama telah dijadikan sebagai institusi yang mendukungtimbulnya bermacam-macam diskriminasi. Konsep bertuhan tanpa agamamerupakan penolakan terhadap keberadaan agama yang cenderung tidakmendamaikan.
Penelitian ini menganalisis tentang bagaimana konsep Tuhan tanpaagama atas pemikiran Bertrand Russell, dengan secara khusus menelusuri akar-akar dari agnostiknya Russell. Atas dasar tersebut, penelitian ini menggunakanpendekatan deskriptif-interpretatif, peneliti mencoba membedah secara kritisbagaimana pandangan Russell tentang konsep bertuhan tanpa agama. Karena,konsep ini melawan akan keberadaan agama, namun dengan bertuhan yangmenghasilkan kemanusiaan. Di sinilah agama perlu adanya rasionalitas dalampraktik beragama. Bertuhan tanpa agama barangkali menjadi solusi atas apa-apayang terjadi dalam permasalahan atas kasus yang disebabkan oleh alasanpolitis manusia beragama.
Penelitian ini secara khusus membahas satu rumusan masalah, yaitubagaimana pandangan Russell terhadap konsep bertuhan tanpa agama. Denganberpijak pada satu rumusan masalah di atas, penelitian ini menyimpulkan tigahal, sebagai berikut : Pertama, dua kutub yang berlawanan. Munculnyapandangan manusia bertuhan tanpa agama yang dicetuskan oleh BertrandRussell menjadi salah satu kutub diantara kutub-kutub manusia bertuhan jugaberagama (theis). Kedua, menghadirkan eksistensi tuhan. Walau bagaimanapunkeadaannya, baik dalam ruang waktu yang berbeda maupun sama, eksistensiTuhan sekalipun tidak mungkin, namun tidak mustahil. Ketiga, resistensiterhadap agama-membuahkan kemanusiaan. Beberapa manusia beragama yangmenjadikan dogma sebagai alasan untuk saling menindas menjadi hal pentingyang harus diperhatikan dan dipahami gejala kemunculannya agar dapatditemukan manusia yang memanusiakan manusia dengan harapan hubunganharmonis antara garis vertikal dan horizontal.
katakunci : KonsepBertuhan, Resistensi Agama, Bertrand Russell.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.......................................... ii
SURAT KELAYAKAN SKRIPSI ................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
MOTTO .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .................................. 5
D. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 5
E. Kerangka Teori............................................................................ 8
F. Metodologi Penelitian ................................................................. 13
G. Sistematika Penulisan ................................................................. 15
BAB II BIOGRAFI INTELEKTUAL BERTRAND RUSSELL DAN
PERKEMBANGAN SPIRITUALITASNYA ............................... 17
A. Riwayat Hidup Bertrand Russell................................................. 17
B. Genealogi karya-karya Bertrand Russell .................................... 24
xii
C. Tema-tema Pemikiran Bertrand Russell ..................................... 36
BAB III KONSEP BERTUHAN TANPA AGAMA DALAM
PEMIKIRAN BERTRAND RUSSELL ........................................ 40
A. Di Antara Dua Kutub Yang Berlawanan .................................... 42
B. Mempertanyakan Eksistensi Tuhan ............................................ 48
C. Resistensi Terhadap Agama Membuahkan Kemanusiaan .......... 49
BAB IV TEKS DAN TEORI INTERPRETASI: DALAM KONSEP
BERTUHAN TANPA AGAMA............................................... 57
A. Teks dan Teori Interpretasi ......................................................... 57
B. Agama dan Moralitas .................................................................. 62
C. Kehendak Bebas Manusia ........................................................... 69
BAB V PENUTUP .................................................................................. 72
A. Kesimpulan ................................................................................. 72
B. Saran............................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 74
LAMPIRAN – LAMPIRAN
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Kedua orang tuaku, Niken Susiawati dan Achmad Afief
Kalian adalah semestaku
Kakak-kakak dan adikku, Nur Mujaddidah Habibatillah, Faiza Nurul Falacy danMaulida Adawiyah
Musim dingin akan selalu hangat jika bersama dengan kalian
Dan Almamaterku UIN SUNAN KALIJAGA
vi
MOTTO
I would never die for my beliefs because I might bewrong
Bertrand Russell
We are Co-Pilgrim in Pursuit of God
Syafa’atun Al-Mirzanah-Padasalahsaturuangkuliahnya-
Salah satu yang saya takutkan dari menjadi manusiaadalah jika ternyata ia bisa menjadi pribadi yang baikterhadap sesama tanpa harus mengenal Tuhan danAgamanya
Za’im Achmad
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah yang telah memberikan hidayah,
taufiq dan inayah-Nya, sehingga kami masih bisa bersyukur atas segala karunia dan
rahmatnya. Tidak lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan
Nabi Agung Nabi Muhammad Saw, keluarga, serta para sahabatnya.
Penulis menyadari kekurangan yang dimiliki, bahkan jauh dari yang
sempurna, untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis membuka kritik dan
saran agar menjadikan skripsi ini lebih baik. Tidak lupa, penulis mengucapkan rasa
terima kasih dan penulisan ini takkan pernah terwujud tanpa adanya bantuan,
inspirasi, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Drs. YudianWahyudi, Ma, Ph.D sebagai Rektor Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Alim Ruswantoro, M.Ag. sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Bapak Dr. Ahmad Muttaqin S.Ag. M.Ag. MA PhD. sebagai Ketua Program
Studi Perbandingan Agama, yang memberikan dorongannya.
viii
4. Bapak Dr. Ustadi Hamsah M.Ag. sebagai Pembimbing skripsi, terima kasih atas
kritik dan saran serta luangan waktunya.
5. Bapak Khairullah Zikri S.Ag. M.A. S.T.Rel sebagai pembimbing akademik,
terimakasih untuk kesabarannya.
6. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, terima kasih atas
pelayanan yang Panjenengan Sedoyo berikan.
7. Ibu bapakku, Niken Susiawati dan Achmad Afief, terimakasih karena menjadi
sebab terlahirnya diriku.
8. Untuk kakak-kakakku Nur Mujaddidah Habibatillah dan Faiza Nurul Falacy,
adek kecilku Maulida Adawiyah, kalian adalah saudara terbaik yang pernah ada
di dunia. Terimakasih karena memberikan semangat dan harapan untuk terus
maju.
9. Sahabat-sahabat senasib tidak seperjuangan, Saiful Umam, Khoirul Fuad,
Hakam, At-tabik, Gus Abdi, Enjang, Gunawan, Uwax, Hasib, Hamid, adek Aris,
“bapak” Afif Umi Kalsum, Valentine, Pakde, Amin, Adib, David, Topik,
terimakasih atas segala bantuan sekaligus gojlokannya.
10. Untuk orang yang menemani penulisan skripsi ini yang tidak mau disebutkan
namanya, kamu bilang “ketekunan dirayakan dengan cinta”, terimakasih.
11. Untuk teman-teman Corel angkatan 2009, terimakasih telah menjadi teman
dalam makan bangku perkuliahan.
ix
12. Penulis juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu selesainya
skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Yogyakarta, 26 Agustus 2016Penulis
Za’im Achmad09523009
x
ABSTRAK
Agama disinyalir sebagai pemicu kejadian-kejadian di luarkemanusiaan. Seorang pemikir bebas yang agnostik-menunda untukmengiyakan atau menolak akan keberadaan Tuhan- sampai ditemukan buktiyang konkret tentang keberadaannya. Pemikiran-pemikiran Bertrand Russeldiharapkan mampu menjadi doronganbagi kehidupan beragama saat ini. Tuhantelah menjadi sesuai dengan gambaran masing-masing pemeluk. Sementara,makna Tuhan yang lain adalah Tuhan yang tak mampu difikirkan. Sampaisekarang bertuhan telah menjadi kebutuhan akan eksistensi manusia. Padabeberapa kondisi agama telah dijadikan sebagai institusi yang mendukungtimbulnya bermacam-macam diskriminasi. Konsep bertuhan tanpa agamamerupakan penolakan terhadap keberadaan agama yang cenderung tidakmendamaikan.
Penelitian ini menganalisis tentang bagaimana konsep Tuhan tanpaagama atas pemikiran Bertrand Russell, dengan secara khusus menelusuri akar-akar dari agnostiknya Russell. Atas dasar tersebut, penelitian ini menggunakanpendekatan deskriptif-interpretatif, peneliti mencoba membedah secara kritisbagaimana pandangan Russell tentang konsep bertuhan tanpa agama. Karena,konsep ini melawan akan keberadaan agama, namun dengan bertuhan yangmenghasilkan kemanusiaan. Di sinilah agama perlu adanya rasionalitas dalampraktik beragama. Bertuhan tanpa agama barangkali menjadi solusi atas apa-apayang terjadi dalam permasalahan atas kasus yang disebabkan oleh alasanpolitis manusia beragama.
Penelitian ini secara khusus membahas satu rumusan masalah, yaitubagaimana pandangan Russell terhadap konsep bertuhan tanpa agama. Denganberpijak pada satu rumusan masalah di atas, penelitian ini menyimpulkan tigahal, sebagai berikut : Pertama, dua kutub yang berlawanan. Munculnyapandangan manusia bertuhan tanpa agama yang dicetuskan oleh BertrandRussell menjadi salah satu kutub diantara kutub-kutub manusia bertuhan jugaberagama (theis). Kedua, menghadirkan eksistensi tuhan. Walau bagaimanapunkeadaannya, baik dalam ruang waktu yang berbeda maupun sama, eksistensiTuhan sekalipun tidak mungkin, namun tidak mustahil. Ketiga, resistensiterhadap agama-membuahkan kemanusiaan. Beberapa manusia beragama yangmenjadikan dogma sebagai alasan untuk saling menindas menjadi hal pentingyang harus diperhatikan dan dipahami gejala kemunculannya agar dapatditemukan manusia yang memanusiakan manusia dengan harapan hubunganharmonis antara garis vertikal dan horizontal.
katakunci : KonsepBertuhan, Resistensi Agama, Bertrand Russell.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.......................................... ii
SURAT KELAYAKAN SKRIPSI ................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
MOTTO .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .................................. 5
D. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 5
E. Kerangka Teori............................................................................ 8
F. Metodologi Penelitian ................................................................. 13
G. Sistematika Penulisan ................................................................. 15
BAB II BIOGRAFI INTELEKTUAL BERTRAND RUSSELL DAN
PERKEMBANGAN SPIRITUALITASNYA ............................... 17
A. Riwayat Hidup Bertrand Russell................................................. 17
B. Genealogi karya-karya Bertrand Russell .................................... 24
xii
C. Tema-tema Pemikiran Bertrand Russell ..................................... 36
BAB III KONSEP BERTUHAN TANPA AGAMA DALAM
PEMIKIRAN BERTRAND RUSSELL ........................................ 40
A. Di Antara Dua Kutub Yang Berlawanan .................................... 42
B. Mempertanyakan Eksistensi Tuhan ............................................ 48
C. Resistensi Terhadap Agama Membuahkan Kemanusiaan .......... 49
BAB IV TEKS DAN TEORI INTERPRETASI: DALAM KONSEP
BERTUHAN TANPA AGAMA............................................... 57
A. Teks dan Teori Interpretasi ......................................................... 57
B. Agama dan Moralitas .................................................................. 62
C. Kehendak Bebas Manusia ........................................................... 69
BAB V PENUTUP .................................................................................. 72
A. Kesimpulan ................................................................................. 72
B. Saran............................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 74
LAMPIRAN – LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap keyakinan memiliki paham tersendiri tentang konsep Tuhan dalam
sistem persembahannya. Agama-agama disebut sebagai agama langit, yang
diyakini keseluruhannya merupakan kemauan Tuhan. Kemudian agama-agama
tersebut juga menjadi agama budaya. Pembagian antara agama langit dan agama
budaya pun sering menimbulkan diskusi yang tak bertitik. Pengelompokan
agama langit dan agama budaya masih menyisakan kesan mendalam karena
suatu anggapan, yaitu apa pun nama Tuhan mereka, pada hakikatnya Tuhan
hanya ada satu.
Tuhan adalah wujud dari kesadaran supranatural bagi mereka yang
meyakininya. Eksistensi Tuhan sulit untuk ditampik keberadaannya. Termasuk
oleh mereka yang selama ini menyatakan dirinya seorang atheis. Tapi ternyata
mereka -orang yang anti Tuhan, tidak menolak eksistensi Tuhan. Seperti
pandangan Karl Marx, Friedrich Nietszche, Ernst Bloch, dan Friedrich Hegel
terhadap agama. Ungkapan Marx bahwa agama adalah produk alienasi atau
agama sebagai sumber alienasi yang dipaparkan Hegel, tidak berarti bahwa
mereka menolak keberadaan Tuhan dan Agama. Ini menumbuhkan suatu
pandangan bahwa manusia yang tidak perlu merasa beragama untuk berjumpa
dengan Tuhan. Argumen ontologis menunjukkan bahwa Tuhan berarti perfect
2
being, wujud yang sempurna. Kesempurnaan itu merupakan kombinasi dari
kekuasaan, kebaikan dan realitas yang sempurna pula. Kemudian muncul
pertanyaan yang mendasar, tentang kemungkinan manusia bisa mengenal
Tuhannya tanpa melalui lembaga keagamaan.
Manusia memiliki bagian yang paling fundamental yaitu intelegensi,
perasaan dan kehendak.1 Intelegensi ditempatkan dalam bagian yang paling
penting. Karena dengan memahami intelegensi sebagai sesuatu yang ada dalam
diri kita, maka akan ditemukan realitas absolut yang maha baik dan berkuasa.
Walaupun tidak dapat dicapai melalui kehendak Tuhan tetapi kita harus
menyadari hal tersebut bisa dicapai melalui cinta dan kebajikan Tuhan. Inilah
yang diyakini sebagai “iman”. Iman merupakan proses dialektis antara duniawi
dan transenden, yang sifatnya mendasar dan individual sehingga tidak dapat
diukur secara kuantitatif.
Iman secara personal bisa dipahami sebagai pengalaman religius yang
mendalam dari seseorang, pengaruh dan akibat-akibat dari yang transenden
terhadap seseorang. Jadi, dapat disepakati bahwa fenomena bertuhan tanpa
agama, bukanlah sesuatu yang aneh. Karena fenomena ini muncul sebagai bentuk
perlawanan terhadap institusi agama yang kerap mendukung tercipta dan
berkembangnya diskriminasi. Apalagi manusia, secara lahiriah memiliki kapasitas
untuk langsung berkomunikasi dengan Tuhan tanpa melalui institusi agama. Dan
1 Frithjof Schuon, Transfigurasi Manusia: Refleksi Antrosophia Perennialis terj.Fahkruddin Faiz (Yogyakarta: Qalam, 2002), hlm.73.
3
fenomena munculnya manusia yang bertuhan tanpa agama harus dimaknai
sebagai bentuk kritik terhadap tereduksinya peran agama oleh kepentingan pribadi
pemuka agama.
Bertrand Russell, seorang filosof yang memiliki figur pemikir bebas ini
menulis esai yang provokatif tentang filsafat, sains dan agama yang dikumpulkan
oleh Louis Greenspan dan Steefan Anderson menjadi sebuah buku yang diberi
judul Russell on Religion. Buku ini memaparkan wujud penolakan keras terhadap
akar-akar fundamentalisme, dogmatisme irasionalisme yang ada dalam agama.
Dalam buku ini Russell secara tegas dan jelas mengkritik agama, namun
bukan berarti ia adalah orang yang anti agama secara keseluruhan. Justru, ia
merupakan seorang yang sangat memperhatikan agama, memiliki keprihatinan
terhadap agama, dan memiliki harapan serta dorongan yang kuat terhadap
berfungsinya agama-agama bagi kehidupan manusia dan kemanusiaan. Dalam
kritiknya ia meyakini dua hal yang utama, yaitu kecenderungan besar agama-
agama untuk lebih mengedepankan dogma yang seringkali menjadi penghalang
bagi pertumbuhan akal budi, dan kedua, kecenderungan praksis sosial agama
yang lebih banyak menimbulkan pertentangan, perpecahan, perang dan
penderitaan manusia sebagai akibat dari upaya mempertahankan dogma beserta
klaim-klaim akan satu-satunya kebenaran yang mengungguli serta meniadakan
kebenaran yang lain.
Penelitian ini merupakan pengkajian atas pemikiran Bertrand Russell
dalam bukunya yang judul aslinya adalah “Russell on Religion”, namun dalam
4
terjemahan di Indonesia bertuliskan “Bertuhan Tanpa Agama Bertrand Russell”.
Bagi penulis hal inilah yang menjadikan ketertarikan untuk mengangkat konsep
ini, yang juga telah tersajikan dalam judul yang cukup spektakuler. Selain itu, ada
semacam pertanyaan dalam benak penulis, apakah memang benar ada konsep
bertuhan tanpa agama menurut Bertrand Russell atau tidak. Kemudian, jika
memang ada, bagaimana konsep yang digunakan oleh Russell.
Penelitian ini menjadi urgent ketika ditemui banyak kejadian di luar
kemanusiaan yang merusak, terutama sekali disebabkan oleh agama. Agama yang
seharusnya mampu menjadi norma tertinggi dari asal muasal kebaikan telah
ternodai oleh pemeluk agama. Agama tidak dihayati dengan sebenar-benarnya
seperti yang telah diajarkan Tuhan berupa kebenaran dan kebaikan. Agama yang
diposisikan sebagai alat untuk menguasai pada suatu kurun waktu dan tempat.
Tuhan dalam kebermaknaan yang telah bergeser menjadi pemaknaan masing-
masing penyembah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah tersebut diatas, maka rumusan
masalah yang dapat diambil adalah “Bagaimana konsep bertuhan tanpa agama
menurut Bertrand Russell?”
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
konsep Bertuhan tanpa Agama menurut Bertrand Russell.
Manfaat Penelitian
Setiap penelitian pasti memiliki manfaat, begitu pula dengan penelitian
ini, yang mana manfaat tersebut antara lain:
1) Manfaat Teoritis diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan untuk
memberi sumbangan bagi pemahaman dan pengertian secara ilmiah tentang
konsep ber-Tuhan Bertrand Russell.
2) Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa dimanfaatkan bagi :
a. Para aktivis lembaga masyarakat , pemuka agama juga pemerintah dapat
memahami konsep ber-Tuhan dan memberi masukan yang berguna dalam
hidup bersmasyarakat.
b. Sebagai bahan pembelajaran bagi masyarakat dan mahasiswa tentang
konsep ber-Tuhan Bertrand Russell dalam kehidupan sehari-hari.
D. Tinjauan Pustaka
Sejauh pengamatan penulis, penelitian-penelitian yang mengambil
pemikiran Bertrand Russell sebagai objek kajian utama belum pernah dilakukan
di lingkungan akademik UIN Sunan Kalijaga dalam penulisan skripsi, namun
6
terdapat beberapa penelitian yang membahas konsep bertuhan yang dijadikan
sebagai rujukan, diantaranya adalah sebagai berikut.
Pertama, skripsi dengan judul “Konsep Tuhan dalam Agama-agama:
Kajian Buku A History Of God Karya Karen Amstrong” oleh Sri Suwartiningsih2
tentang "konsep tuhan". Dalam Penelitian ini, Suwartiningsih menyinggung
tentang bagaimana konsep bertuhan menurut Yahudi, Kristen dan Islam.
Demikian dalam skripsi ini tidak menjelaskan tentang sejarah dari realitas
tentang Tuhan itu sendiri, melainkan hanya dalam perspektif sejarah manusia
tentang Tuhan sejak era Ibrahim.
Kedua, penelitian tentang filsafat ketuhanan, skripsi berjudul “Kritik Atas
Ateisme (Kajian Filsafat Ketuhanan Franz Magnis-Suseno)” oleh Masykur Arif
tentang “filsafat ketuhanan”. Dalam penelitian ini, Masykur membahas tentang
pemikiran Franz Magnis-Suseno yang membuktikan bahwa Tuhan itu ada dan
dapat dibuktikan melalui jalan-jalan klasik, yaitu secara ontologis, kosmologis
dan fisikoteologis. Dan mengkritik Ateisme yang menolak keyakinan akan
keberadaan Tuhan.3
Selain skripsi di atas, terdapat beberapa buku yang menjadi rujukan
primer dalam penulisan skripsi ini. Di antaranya, penulis sebutkan penelitian
2 Sri Suwartiningsih, Konsep Tuhan dalam Agama-agama: Kajian Buku A History OfGod Karya Karen Amstrong, (Skripsi, Jurusan Perbandingan Agama, Fakultas Ushuluddindan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005).
3 Masykur Arif, Kritik Atas Ateisme (Kajian Filsafat Ketuhanan Franz Magnis-Suseno), (Skripsi, Jurusan Perbandingan Agama, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam,UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010).
7
yang telah ada tentang Bertrand Russell dalam bentuk buku untuk otentifikasi
penelitian ini, yang juga menjadi bagian dari tinjauan pustaka dalam bentuk
buku.
Ketiga, Buku yang berjudul asli Russell on Religion tulisan Louis
Greenspan dan Steefan Andersson.4 Sebagaimana ditegaskan dalam judul buku,
buku ini adalah semacam bunga rampai yang menelaah tentang pemikiran
Russell dalam ruang lingkup Agama, Filsafat, moralitas dan Sains. Buku tersebut
telah ada dalam bentuk bahasa Indonesia berjudul “Bertuhan Tanpa Agama
Bertrand Russell”. Dalam buku tersebut telah memaparkan secara sistematis dan
jelas mengenai perjalanan spiritualitas Russell tentang penelitiannya terhadap
agama sepanjang kehidupannya.
Keempat, Buku dengan judul “Serpih-serpih Pemikiran Bertrand Russell”
karya Robert E. Egner5 yang memiliki judul asli Bertrand Russsell’s Best
Silhouettes in Satire yang berisi tentang cuplikan-cuplikan pemikiran Russell
yang tercecer. Setidaknya dalam buku ini, oleh penulis memberikan banyak
gambaran jika Russell memiliki tahapan dalam pemikiranya yang tidak muncul
dalam ruang kosong. Tulisan dalam buku ini menjadi acuan penulis untuk
membahas penelitian skripsi ini, hingga diharap mampu menarik kesimpulan
baru sesuai dengan yang diharap penulis.
4Louis Greenspan dan Steefan Anderson, Bertuhan Tanpa Agama Bertrand Russellterj. Imam Baehaqi (Yogyakarta: Resist Book, 2008).
5Robert E. Egner, Serpih-serpih Pemikiran Bertrand Russell (Yogyakarta: Sadasiva,2003).
8
Oleh karena itu, perlu ditegaskan oleh penulis bahwa penelitian ini
merupakan lanjutan dari penelitian-penelitian yang telah ada. Beberapa peneliti
di atas telah mengungkapkan konsep ketuhanan berdasarkan pemikiran Karen
Amstrong. Yang mana Amstrong meneliti konsep ketuhanan yang terdapat dalam
agama Yahudi, Kristen dan Islam dari perspektif sejarah manusia. Kemudian,
dilanjutkan filsafat ketuhanan dalam pemikiran Frans Magnis Suseno. Dalam
penelitian Magnis Suseno juga membahas pendapatnya mengenai ateisme yang
menolak keberadaan Tuhan. Kedua referensi di atas dijadikan sebagai rujukan
penulisan skripsi ini karena masih terkait mengenai pembahasan konse Tuhan
dan Ateisme.
Selain yang telah tersebut di atas terdapat dua sumber referensi primer,
Russell on Religion dan Bertrand Russell’s Best Silhouettes in Satire. Keduanya
merupakan sebagian sumber data primer mengenai Russell dalam penelitian
“Konsep Bertuhan Tanpa Agama Dalam Pemikiran Bertrand Russell (1872-1970
M). Posisi peneliti adalah untuk membedah karya Bertrand Russell yang berjudul
konsep bertuhan tanpa agama, sehingga peneliti mencari jawaban tentang
bertuhan tanpa agama berdasarkan pemikiran Russell dengan data-data yang
telah tersaji.
E. Kerangka Teori
Peneliti di sini mengangkat pemikiran tokoh Bertrand Russell tentang
bertuhan tanpa agama. Pemikiran ini berbeda dengan pemikiran-pemikiran
9
sebelumnya tentang Tuhan dan Agama. Para filosof dan psikolog seperti Karl
Marx, Friedrich Nietzsche, Ludwig Feurbach, Sigmund Freud dan Jean-Paul
Sartre mengikuti jalur ateisme, mereka menolak eksistensi akan adanya Tuhan.
Sigmund freud misalnya, memandang bahwa Tuhan adalah hasil rekayasa
manusia saja untuk memenuhi ketakutan-ketakutan manusia dalam menjalani
kehidupan. Sedangkan Karl Marx menganggap bahwa agama adalah candu, yang
mengungkapkan bahwa penderitaan manusia adalah tempat kehadiran Tuhan.
Berbeda dengan Sigmund Freud dan Karl Marx, Franz Magnis-Suseno
beranggapan bahwa Tuhan bisa dibuktikan melalui jalur-jalur klasik, yaitu
ontologis, kosmologis dan fisikoteologis.
Menurut Franz Magnis-Suseno, iman harus mampu dipertanggung
jawabkan dan harus rasional. Karena iman kepada Tuhan bukan kepercayaan
yang subjektif, dan bukan hanya hobbi religious serta iman harus disampaikan
pada orang lain. Jadi iman bukan asal sekedar percaya tapi bisa dipertanggung
jawabkan.6
Jacques Derrida memandang agama dari sudut pandang lain, ia berbicara
tentang iman akan yang tak mungkin. Dari sini Derrida merasakan hasrat dan
gairah relegius yang melampaui dogma. Sebuah pengalaman relegius Derrida
dengan agama Yahudi, agama yang dianutnya sejak kecil. Dan pada saat ia
melampaui agama itu dan masuk ke dalam “agama tanpa agama”, yaitu agama
yang lahir dari kegairahan total akan Yang ilahi, Yang Tak Mungkin.
6 Franz Magnis-Suseno, Menalar Tuhan (Yogyakarta: Kanisius, 2006), hlm. 21.
10
“Agama tanpa agama” tentu bukanlah agama dalam pengertiannya yang
konvensional. “Agama” ini lebih merupakan pengalaman religius dan cara-
pandang manusia dalam mendekati Yang Ilahi sebagai Yang Tak Mungkin,
perbedaan yang membuat “agama” ini unik adalah penekanannya pada gairah
total akan Yang Ilahi sebagai Yang Lain yang tidak mungkin dibahasakan,
melampaui pengetahuan dan tidak terjemahkan (untranslatable), gairah inilah
yang membutakan iman, membuat manusia hanya dapat berkata “je ne sais pas,
il faut croire” (saya tidak tahu apa-apa, saya hanya bisa beriman).7
Konsep bertuhan tanpa agama adalah mengakui akan eksistensi Tuhan
namun tanpa beragama. Russell telah menemukan agama sekarang sudah tidak
mendamaikan, menimbulkan perpecahan. Sehingga, dia melakukan kritik
terhadap institusi agama yang justru menjadi pemicu berbagai perselisihan.
Belakangan ini para intelektual mencoba mencari penyelesaian atas masalah-
masalah yang ditimbulkan oleh agama. Mislanya, Intelektual asal Inggris Russell
menawarkan konsep yang seperti ada dalam bukunya “Russell on Religion”.
Selanjutnya, untuk membedah pemikiran Russell diperlukan pisau bedah
berupa teori untuk menajamkan analisis terhadap wacana dalam buku Russell on
Religion. Belakangan ini telah dikenal filsuf Perancis bernama Paul Ricoeur. Dia
dilahirkan di Valence, Paris Selatan, pada tanggal 27 Februari 1913. Selain
karya-karyanya yang monumental, Ricoeur juga mengajar di pelbagai perguruan
tinggi; tahun 1948-1957 sebagai profesor sejarah filsafsat di Universitas
7Muhammad Al-Fayyadl, Derrida (Yogyakarta: LKiS, 2012), hlm. 186.
11
Strasbourg, tahun 1957-1967 sebagai profesor filsafat umumdi Universitas Paris
Sorbonne. Tahun 1967-1987 mengajar di fakultas sastra Universitas Paris
Nanterre sekaligus menjadi Dekan pada tahun 1969-1970, Universitas Paris-X
(Nanterre), dan Universitas Chicago. Ricouer memperoleh licence de philosophie
pada tahun 1933 dan agregation de philosophie pada tahun 1935 di Sorbonne.
Pengertian kata hermeneutik secara etimologis berasal dari bahasa
Yunani hermeneu yang dalam bahasa Inggris menjadi hermeneutics (to interpret)
yang berarti meninterpretasikan, menjelaskan, menafsirkan atau
menterjemahkan. Kata hermeneutik pada mulanya merujuk pada nama dewa
Yunani kuno yaitu Hermes, yang bertugas menyampaikan berita (pesan) dari
sang maha Dewa kepada manusia. Dalam versi lain disebutkan bahwa Hermes
adalah seorang utusan yang bertugas menyampaikan pesan Yupiter kepada
manusia. Hermes bersayap, dan lebih dikenal dengan sebutan Mercurius. Tugas
utama Hermes adalah menterjemahkan pesan-pesan dari gunung Olimpus ke
manusia.
Menurut sebagian ulama, Hermes tak lain adalah Nabi Idris AS, yang
disebut dalam al-Qur’an yang dalam filsafat Yunani dikenal sebagai father of
philoshipers (Abdul Hukama). Sedangkan menurut riwayat yang beredar di
kalangan pesantren, pekerjaan Nabi Idris AS, adalah tukang tenun. Jika profesi
tukang tenun dikaitkan dengan mitos dewa Hermes, ternyata ada korelasi positif.
Kata kerja “memintal” padanannya dalam bahasa latin adalah tegere, sedangkan
12
produknya disebut textus atau text, yang merupakan isu sentral dalam kajian
hermenutik.8
Hermeneutika merupakan ilmu yang perlu dikaji bagi manusia, bahkan
dimodernisasi oleh para hermeneut, salah satu tokohnya dan sekaligus sedang
penulis kaji adalah Paul Ricoeur. Di antara konsep yang digunakan oleh Paul
Ricoeur adalah konsep wacana. Hal ini bermula dari Plato yang telah
memperlihatkan bahwa problem dari kata-kata atau nama-nama dari sebuah
pembicaraan tidak dapat dipastikan kebenarannya.
Adapun, teori yang diambil dalam penelitian konsep bertuhan tanpa
agama berdasarkan pemikiran Bertrand Russell adalah interpretasi milik Paul
Ricoeur. Interpretasi yang dimaksud adalah kasus partikular pemahaman. Ia
adalah pemahaman yang diaplikasikan ke dalam ekspresi kehidupan yang
tertulis. Dalam suatu teori tanda yang tidak menekankan perbedaan antara
berbicara dan menulis, dan di atas segalanya yang tidak menekankan dialektika
peristiwa dan makna, dapatlah diharapkan bahwa interpretasi hanya muncul
sebagai satu wilayah dalam kerajaan perluasan makna atau pemahaman.9
Interpretasi digunakan sebagai dialektika eksplanasi dan pemahaman atau
perluasan makna dapat ditelusuri balik kepada tahapan-tahapan tertentu sikap
interpretatif yang sudah berproses dalam pembicaraan. Interpretasi tidak
8 Imam Chanafie al-Jauhari, Hermeneutika Islam Membangun Peradaban Tuhan diPentas Global (Yogyakarta: ITAQA Press, 1999), hlm. 21-22.
9 Paul Ricoeur, Teori Interpretasi terj. Musnur Hery (Yogyakarta: IRCiSoD, 2012),hlm. 153 .
13
diartikan sebagai satu objek –tanda ‘tertulis’ dalam makna yang paling umum
dari terma tersebut- namun sebagai sejenis proses; dinamika pembacaan
interpretatif.
F. Metodologi Penelitian
1) Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode dari jenis
penelitian kajian pustaka (library research) dengan pendekatan deskriptif-
kualitatif, dimana peneliti akan melakukan pengumpulan data untuk
kemudian dideskripsikan. Karena penelitian ini bersifat kualitatif-deskriptif,
yaitu data yang menunjukkan kualitas atau mutu dari sesuatu yang ada,
berupa keadaan proses, kejadian atau peristiwa dan lain-lain yang dinyatakan
dalam bentuk perkataan.10
2) Objek Penelitian
Yang menjadi objek untuk penelitian ini adalah konsep ber-Tuhan
Bertrand Russell.
3) Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode
dokumentasi, yaitu metode pengambilan data yang diperoleh dari dokumen-
dokumen untuk mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku,
10Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu SosialHumaniora Pada Umumnya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 21.
14
surat kabar (majalah), prasasti, notulen, leger dan sebagainya.11 Penggunaan
metode dokumentasi ini maksudnya untuk dapat mengumpulkan bahan-
bahan atau data-data yang ada pada sumber data. Sebagai sumber data
primer adalah buku-buku atau esai-esai yang berkaitan dengan pemikiran
Bertrand Russell, serta arsip-arsip, buku-buku pustaka sebagai sumber data
sekunder. Alasan mengapa teknik ini yang dipilih yaitu karena penelitian ini
bersifat field research dan juga bersifat kualitatif, jadi sudah seharusnya
metode pengumpulan data yang dipakai adalah yang tertulis di atas.
4) Analisis Data
Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, memilah-milah data menjadi satu kesatuan yang dapat dikelola
kemudian mengidentifikasikannya, mencari menemukan pola atau bagian-
bagian apa yang penting dan apa yang dapat dipelajari serta memutuskan apa
yang dapat diceritakan pada orang lain.12
Pengelolaan dan analisis data dalam penulisan skripsi ini adalah
dengan menggunakan:
a) Deskripsi; yaitu mencoba menguraikan pembahasan secara deskriptif
tentang objek-objek yang sedang diteliti. Dengan demikian, seluruh
hasil penelitian harus dibahasakan. Pemahaman baru menjadi mantab,
ketika ia telah dibahasakan. Hanya dengan dieksplisitkan, suatu
11 Sutrisno Hadi, Metodology Research (Yogyakarta: Andi Ofset, 1989), hlm. 131.12Lexi J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002), hlm. 248.
15
pengalaman yang tak sadar dapat mulai berfungsi dalam pemahaman.
Menurut Husserl, suatu deskripsi merupakan salah satu unsur hakiki
untuk memahami eidos pada suatu fenomena tertentu.13 Dengan
demikian, peneliti bertujuan agar dalam penulisan skripsi ini dapat
membahas secara holistik hasil penelitian.
b) Interpretasi; dalam metode ini diharapkan peneliti dapat menangkap
pemahaman berupa arti, nilai, dan mampu memahami maksud dari
seorang pemikir yang sedang diteliti. Menurut P. Ricoeur fakta atau
produk itu dibaca sebagai sesuatu naskah.14 Dalam konteks ini, peneliti
berusaha menyelami dan memahami pemikiran Bertrand Russell melalui
naskah-naskah atau produk yang dihasilkannya. Serta menganalisis
secara mendalam pokok-pokok pemikiran Bertrand Russell tentang
konsep bertuhan tanpa agama.
G. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan pemahaman dalam penyusunan skripsi ini, maka
penulis akan merancang sistematika pembahasan yang tediri dari empat bab
yaitu:
Bab pertama berisi tentang pendahuluan. Sebagaimana bab pendahuluan
pada umumnya, bab ini berisi tentang penegasan judul, latar belakang masalah,
13 Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair, Metode Penelitian Filsafat (Yogyakarta:Kanisius, 1990), hlm. 54.
14 Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair, Metode Penelitian Filsafat, hlm. 42.
16
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, kerangka
teoritik, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab kedua berisi tentang biografi Bertrand Russell. Pada bagian ini akan
diungkap tentang siapakah Bertrand Russell dan pemikiran-pemikiranya yang
dituangkan dalam buku-buku karyannya, khususnya yang berkaitan dengan
pemikirannya yang berhubungan dengan Bertuhan Tanpa Agama. Dalam bab ini,
oleh penulis digunakan sebagai acuan untuk menelaah lebih lanjut pada bab
selanjutnya.
Bab ketiga berisi tentang deskripsi konsep bertuhan tanpa agama dalam
pemikiran Bertrand Russell.
Bab keempat berisi tentang analisis konsep bertuhan tanpa agama dalam
pemikiran Bertrand Russell dengan menggunakan teori interpretasi Paul Ricouer.
Pada pembahasan ini penulis akan memaparkan inti dari pemikiran Bertrand
Russel mengenai konsep bertuhan tanpa agama dengan menggunakan analisis
secara mendalam dan komprehensif.
Bab kelima, penutup, yang berisi kesimpulan, saran-saran dan kata
penutup. Adapun bagian akhir adalah daftar pustaka serta lampiran-lampiran
yang berkaitan dengan penyusunan skripsi.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertama-tama harus dilihat bahwa konsep bertuhan tanpa agama
dalam pemikiran Russell adalah suatu cara pandang berpikir, bernalar dan
berbuat dengan pemahaman yang masih baru. Pencarian akan kebenaran
terhadap eksistensi Tuhan dan praktik pada keagamaannya. Adapun
munculnya konsep bertuhan tanpa agama didasari pada dogma yang lebih
diutamakan dari akal budi, praksis sosial agama yang lebih banyak karena
mempertahankan dogma sehingga meniadakan kebenaran yang lain.
Sebagai makhluk bertuhan dan beragama semestinya menjadikan
bumi lebih damai dan tenang, namun realitasnya banyak perpecahan justru
terjadi karena perbuatan manusia yang beragama. Berlandaskan dogma
yang ditelan mentah-mentah tanpa adanya rasionalitas dalam praktik
keberagamaan menjadikan manusia beragama melakukan suatu kekejaman
yang dilakukan atas dasar agama.
B. Saran
Semua umat manusia memahami bahwa dinamika pemikiran dalam
arus globalisasi saat ini banyak menumbuhkan kebingungan, khususnya
terkait dengan bentuk pemikiran seperti apa yang hendak menjadi
pedoman. Maka, pada titik inilah, satu-satunya cara yang paling tepat
adalah bagaimana umat manusia baik yang beragama maupun tidak
73
beragama, memiliki Tuhan atau memilih tidak mempercayai Tuhan, harus
selalu mengevaluasi pemikiran-pemikirannya dan bersikap bijak terhadap
sisi positif dari modernitas. Dengan demikian, menjadi keharusan bagi
umat manusia untuk terus menerus mengkaji khazanah keilmuan secara
luas agar keilmuan tersebut relevan sepanjang zaman. Hal ini tentu saja,
tidak bisa tidak dilakukan tanpa adanya penelitian terus-menerus agar
menghasilkan produk-produk baru dan kesadaran-kesadaran baru yang
lebih luas bagi tercapainya tatanan kehidupan yang harmonis dan damai.
Demikian sedikit saran penting yang perlu dipahami, karena
penulis yakin bahwa penelitian ini baru sebuah usaha kecil dan
membutuhkan cara-cara yang besar dan sistematis untuk melihat
kebenaran yang hakiki. Sehingga, umat manusia dapat secara tepat
merumuskan nilai-nilai instrumental dalam menghadapi tantangan zaman.
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan lebih memperkaya bahan dengan
mebaca dan memahami pemikiran-pemikiran para ahli yang berkaitan
dengan tema, karena penelitian ini masih jauh dari sempurna.
74
DAFTAR PUSTAKA
Bakker, Anton dan Achmad Charris Zubair, Metode Penelitian Filsafat. Yogyakarta:
Kanisius, 1990.
Collected Papers of Bertrand Russell Psychology Press, 2005.
Egner, Robert E. “Serpih-serpih Pemikiran Bertrand Russell”. Yogyakarta: Sadasiva,
2003.
Fayyadl, Muhammad Al-. Derrida. Yogyakarta: LkiS, 2012.
Gay and Lesbian Humanist Association (2 November 1997). “Lesbian and Gay Rights:
The Humanist and Religious Stances” 1954.
Greenspan, Louis dan Steefan Anderson, “Bertuhan Tanpa Agama: Esai-esai Bertrand
Russell Tentang Agama, Fisafaat, dan Sains”. Yogyakarta: Resist Book, 2008.
Hadi, Sutrisno. Metodology Research. Yogyakarta: Andi Ofset, 1989.
Kutha Ratna Su, Nyoman. Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial
Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Magnis-Suseno, Franz. “Menalar Tuhan”. Yogyakarta: Kanisius, 2006.
Masykur Arif, Kritik Atas Ateisme (Kajian Filsafat Ketuhanan Franz Magnis-Suseno),
Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010.
Moeloeng, Lexi J., Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002.
75
Rakhmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1985.
Ricoeur, Paul. Teori Interpretasi. Yogyakarta: IRCiSoD, 2012.
Russell, Bertrand. “Conclusions”. The Impact of Science on Society, 1952.
--------------------- “A Summer of Hope”. Pacifism and Revolution. Routledge. 1995.
--------------------- “Am I An Atheist or an Agnostic?”. Encyclopedia of Things
--------------------- 1967. The Autobiography of Bertrand Russell, Vol. 3., New York:
Little Brown.
--------------------- and Ray Perkins (ed.) Yours faithfully, Bertrand Russell. Illinois:
Open Court Publishing, 2001
--------------------- “An Essay on the Foundations of Geometry. Dicetak ulang Dover
Books pada 1956.
--------------------- “The Practice and Theory of Bolshevism by Bertrand Russell, 1920
---------------------, Last Message The Life of Bertrand Russell. New York: Knopf. 1976
---------------------. Autobiography. UK: Psychology Press, 1998.
---------------------. Human Society in Ethics and Politics. London: G. Allen & Unwin
dalam https://probatesearch.service.gov.uk/ Diakses pada Juli 2016
---------------------. The Autobiography of Bertrand Russell: 1944–1969. New York:
Little Brown. 1968.
76
Scharfenburger, Paul. Musicand History.com. diakses pada Juli 2016.
Schuon, Frithjof. “The Transfiguration of Man” (terj.) Fahkruddin Faiz, Transfigurasi
Manusia: Refleksi Antrosophia Perennialis. Yogyakarta: Qalam, 2002.
Sri Suwartiningsih, “Konsep Tuhan dalam Agama-agama: Kajian Buku A History Of
God Karya Karen Amstrong” Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2005.
Uschanov, T. P., The Strange Death of Ordinary Language Philosophy. Kontroversinya
dideskripsikan oleh Ved Mehta dalam Fly and the Fly Bottle, 1963.
Russell, Bertrand; Albert Einstein (9 July 1955). “Russell Einstein
Manifesto”http://www.ppu.org.uk/learn/texts/doc_russelleinstein_manif.html.
Diunduh pada Juli 2016.
---------------------. 2006. Diarsipkan dari aslinya pada 12 February
2008.https://web.archive.org/web/20080212100048/http://www.philosophypro
fessor.com:80/philosophers/bertrand-russell.php Diakses pada 20 Juli 2016
http://www.suaramerdeka.com/harian/0710/05/opi05.htm
O'Connor , J.J., E.F. Robertson (October 2003). “Alfred North Whitehead”.http://www-
gap.dcs.st-and.ac.uk/history/Printonly/Whitehead.html. Diakses pada 21 Juli
2016
Paul, Ashley. “Bertrand Russell: The Man and His Ideas”.
http://www.oocities.org/vu3ash/. Diambil pada 20 Juli 2016
77
Hochschild, Adam. “'I Tried to Stop the Bloody Thing'“. 2011.
https://theamericanscholar.org/i-tried-to-stop-the-bloody-
thing/#.V5T2HdJ97IU.Diakses pada Juli 2016.
Russell on Wittgenstein. http://www.rbjones.com/rbjpub/philos/history/rvw001.htm
Diakses pada 21 juli 2016.
Mind , Bertrand Russell Memorial.1980. https://manwithoutqualities.com/2012/07/30
/speaking-of-russell/ diakses pada Juli 2016.
Bloy, Marjie. “Lord John Russell (1792–1878)”http://www.victorianweb.org/history/
pms/russell.html. Diambil pada 20 Juli 2016
Einstein quotations and sources. http://www.asl-associates.com/einsteinquotes.htm
Diakses pada Juli 2016
LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
Nama : Za’im Achmad
Nama Panggilan : Jack
Tempat, TanggalLahir : Magelang, 19 Desember 1990
Agama : Islam
Alamat : Krajan I Rt 06 Rw 02 Grabag Magelang
Ayah : Achmad Afief
Ibu : Niken Susiawati
Email : [email protected]
Nomor Hp : 085878781636
Riwayat Pendidikan
TK RA. Perwanida Grabag Magelang 1995-1996
MI Tahfidhul Qur’an TBS Kudus 1997-2002
MTS Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan 2003-2005
MA Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan 2006-2008
CURICULUM VITAE
Nama : Za’im Achmad
Nama Panggilan : Jack
Tempat, TanggalLahir : Magelang, 19 Desember 1990
Agama : Islam
Alamat : Krajan I Rt 06 Rw 02 Grabag Magelang
Ayah : Achmad Afief
Ibu : Niken Susiawati
Email : [email protected]
Nomor Hp : 085878781636
Riwayat Pendidikan
TK RA. Perwanida Grabag Magelang 1995-1996
MI Tahfidhul Qur’an TBS Kudus 1997-2002
MTS Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan 2003-2005
MA Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan 2006-2008
CURICULUM VITAE
Nama : Za’im Achmad
Nama Panggilan : Jack
Tempat, TanggalLahir : Magelang, 19 Desember 1990
Agama : Islam
Alamat : Krajan I Rt 06 Rw 02 Grabag Magelang
Ayah : Achmad Afief
Ibu : Niken Susiawati
Email : [email protected]
Nomor Hp : 085878781636
Riwayat Pendidikan
TK RA. Perwanida Grabag Magelang 1995-1996
MI Tahfidhul Qur’an TBS Kudus 1997-2002
MTS Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan 2003-2005
MA Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan 2006-2008