KONDISI PEREMPUAN DAN ANAK DI … 5.2 Rata-rata Anak Lahir Hidup menurut Daerah Tempat Tinggal 53...
Transcript of KONDISI PEREMPUAN DAN ANAK DI … 5.2 Rata-rata Anak Lahir Hidup menurut Daerah Tempat Tinggal 53...
KERJASAMA
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK
DENGAN
BADAN PUSAT STATISTIK
KONDISI
PEREMPUAN DAN ANAK
DI INDONESIA, 2010
ISSN 2087-7633
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
iii
KONDISI PEREMPUAN DAN ANAK DI INDONESIA, 2010
ISSN : 2087 – 7633 Ukuran Buku: 17 Cm x 24 Cm Naskah: Badan Pusat Statistik (BPS) Gambar Kulit: Badan Pusat Statistik (BPS) Diterbitkan oleh: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP dan PA) Dicetak oleh: CV. Asprindo Pelangi Nusa Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
iv
SAMBUTAN
______________________________________________________________
Perkembangan yang terjadi selama beberapa dasawarsa ini, ditandai
dengan semakin pentingnya informasi dan pengelolaan data di dalam banyak aspek
kehidupan manusia. Tuntutan publik terhadap peningkatan kinerja pemerintah juga
semakin tinggi, sehingga pada akhirnya pengelolaan data dan informasi yang baik
menjadi suatu keharusan bagi pemerintah.
Para pengambil keputusan atau perencana memerlukan data dan informasi
dalam menyusun perencanaan untuk pencapaian tujuan organisasi. Minimnya data
baik secara kuantitas maupun kualitas, tidak akan menghasilkan analisa yang
mendalam tentang suatu masalah dan tidak akan cukup kuat bila dijadikan sebagai
bahan pengambilan keputusan atau perencanaan.
Dalam upaya penyediaan informasi gender dan anak, maka disusunlah
publikasi ini, yang merupakan hasil kerjasama antara KPP dan PA dengan BPS.
Melalui publikasi ini dapat diketahui kondisi perempuan dan anak di berbagai bidang
pembangunan. Publikasi ini sangat bermanfaat sebagai bahan perencanaan dan
penyusunan kebijakan, program dan kegiatan yang responsif gender dan peduli
anak.
Dengan tersusunnya publikasi ini, disampaikan apresiasi dan penghargaan
kepada tim penyusun atas upaya dan kerjasamanya. Diharapkan publikasi ini dapat
diterbitkan secara rutin untuk mengetahui perkembangan atau perubahan yang
terjadi pada perempuan dan anak di Indonesia.
Jakarta, 3 Desember 2010
Menteri Negara PP dan PA
Republik Indonesia
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
v
KATA PENGANTAR
______________________________________________________________
Publikasi Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 menyajikan
informasi tentang berbagai indikator sosial di Indonesia tahun 2010 yang telah
terpilah antara perempuan dan laki-laki. Sebagian besar data yang digunakan dalam
publikasi ini adalah bersumber dari sensus atau survei yang dilaksanakan oleh
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, yaitu antara lain hasil Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2009, hasil Survei Angkatan Kerja Nasional
(Sakernas) tahun 2009, dan dari Proyeksi Penduduk hasil Sensus Penduduk tahun
2000.
Upaya penyediaan informasi ini merupakan kerja sama antara Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Badan Pusat Statistik
Republik Indonesia. Data yang disajikan mencakup beberapa aspek kehidupan
perempuan dan anak di Indonesia pada tahun 2009, diharapkan dapat digunakan
sebagai dasar evaluasi keberhasilan pelaksanaan pembangunan sumber daya
manusia yang dibedakan antara perempuan dan laki-laki, utamanya yang berkaitan
dengan masalah kependudukan, kerumah tanggaan, pendidikan, kesehatan,
ketenagakerjaan, sektor publik, perumahan dan lingkungan, serta anak terlantar dan
anak cacat.
Penghargaan yang tinggi disampaikan kepada tim yang telah
menyelesaikan publikasi ini dan diharapkan tanggapan, kritik, dan saran dari semua
pihak untuk lebih mendayagunakan publikasi ini.
Jakarta, 3 Desember 2010
KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK
REPUBLIK INDONESIA
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
vi
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
vii
ORGANISASI PENULISAN
______________________________________________________________
Penanggung Jawab:
S Happy Hardjo, M Ec
Ir. Lies Rosdianty, M.Si
Editor:
Gantjang Amannullah, MA
Ir. FB. Didiek Santosa
Ida Eridawaty H, S.Si
Nona Iriana, S.Si, M.Si
Penulis:
Nona Iriana, S.Si, M.Si
Ida Eridawaty H, S.Si
Yaya Setiadi, SST, MM
Gaib Hakiki, SE
Tini Suhartini, S.Si
Koriatun, M.Stat
Pengolah Data:
Ahmad Azhari, S.Si
Dhani Arief Hartanto, SST
Setting:
Maria Ulfa, SST
Gaib Hakiki, SE
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
viii
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
ix
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
x
DAFTAR ISI
______________________________________________________________
SAMBUTAN iv KATA PENGANTAR v ORGANISASI PENULISAN vii DAFTAR ISI ix DAFTAR GAMBAR xi DAFTAR TABEL xv BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1 1.2 Tujuan 3 1.3 Sistematika Penyajian 3
BAB II. KEPENDUDUKAN 7
2.1 Penduduk Indonesia 8 2.2 Penduduk Golongan Muda (0-17 Tahun) 11 2.3 Penduduk Golongan Dewasa 12 2.3.1 Penduduk Pra Lansia (45-59 Tahun) 12 2.3.2 Penduduk Lansia (60+ Tahun) 12 2.3.3 Penduduk Produktif 13 2.4 Rasio Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah 14
BAB III. RUMAH TANGGA 17
3.1 Kepala Rumah Tangga 17 3.2 Anggota Rumah Tangga 19 3.2. Status Perkawinan 21 3.3. Status Pekerjaan 24
BAB IV. PENDIDIKAN 29 4.1 Angka Melek Huruf 30 4.2 Penduduk yang Tidak/Belum Pernah Sekolah 34 4.3 Angka Partisipasi Sekolah (APS) 35 4.4 Angka Partisipasi Murni (APM) 38 4.5 Angka Partisipasi Kasar (APK) 40 4.6 Putus Sekolah 41 4.7 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 43
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
xi
4.8 Pendidikan bagi Anak-Anak Usia 0-6 Tahun (PAUD) 44 4.9 Akte Kelahiran 46
BAB V. KESEHATAN 49 5.1 Derajat Kesehatan Penduduk 49 5.2 Fertilitas (Tingkat Kelahiran) 51 5.3 Pemberian ASI dan Imunisasi 53 5.4 Status Kesehatan Penduduk 58 5.5 Pelayanan Kesehatan 62
BAB VI. KETENAGAKERJAAN 65 6.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 66 6.2 Tingkat Pengangguran 67 6.3 Penduduk yang Bekerja 70 6.4 Lapangan Pekerjaan 71 6.5 Status Pekerjaan 73 6.6 Tingkat Pendidikan Penduduk yang Bekerja 74 6.7 Pekerja Anak 75
BAB VII. SEKTOR PUBLIK 79 7.1 Politik dan Legislatif 79 7.2 Eksekutif 80 7.3 Yudikatif 82 7.4 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 83
BAB VIII. PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN 85 8.1 Kualitas Rumah Tinggal 86 8.2 Kelengkapan Fasilitas Pokok Rumah 89 8.3 Akses pada Informasi 91
BAB IX. ANAK PENYANDANG CACAT DAN ANAK TELANTAR 95 9.1 Anak Penyandang Cacat 95 9.2 Anak Telantar 99
LAMPIRAN TABEL 109
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
xii
DAFTAR GAMBAR
______________________________________________________________
Gambar 2.1 Piramida Penduduk Indonesia, 2009 (Perkotaan) 9
Gambar 2.2 Piramida Penduduk Indonesia, 2009 (Perdesaan) 10
Gambar 2.3 Piramida Penduduk Indonesia, 2009 (Perkotaan + Perdesaan) 10
Gambar 2.4 Persentase Luas Wilayah dan Penduduk menurut Pulau/ 15 Kepulauan, 2009
Gambar 3.1 Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin Kepala 18 Rumah Tangga dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
Gambar 3.2 Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin 20 Kepala Rumah Tangga dan Rata-Rata Jumlah, Anggota RumahTangga 2009
Gambar 3.3 Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin Kepala 22 Rumah Tangga dan Status Perkawinan, 2009
Gambar 3.4 Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin Kepala 25 Rumah Tangga yang Bekerja dan Daerah
Tempat Tinggal, 2009
Gambar 3.5 Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin Kepala 26 Rumah Tangga yang Bekerja dan Status Pekerjaan, 2009
Gambar 4.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas dan 31 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Jenis Kelamin, 2009
Gambar 4.2 Persentase Penduduk Berumur 7-17 Tahun yang Melek Huruf 33 menurut Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
Gambar 4.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas yang 35 Belum/Tidak Pernah Sekolah menurut Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
Gambar 4.4 Angka Partisipasi Sekolah (APS) 7-12 Tahun, 13-15 Tahun 37 dan 16-18 Tahun menurut Jenis Kelamin, 2009
Gambar 4.5 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A, SMP/MTs/ 38 Paket B dan SM/MA/Paket C menurut Jenis Kelamin, 2009
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
xiii
Gambar 4.6 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A, SMP/MTs/ 40 Paket B dan SM/MA/Paket C menurut Jenis Kelamin, 2009
Gambar 5.1 Angka Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup menurut 50 Jenis Kelamin, 2009
Gambar 5.2 Rata-rata Anak Lahir Hidup menurut Daerah Tempat Tinggal 53 dan Kelompok Umur, 2009
Gambar 5.3 Persentase Balita Berumur 2-4 Tahun yang Pernah Diberi ASI 54 menurut Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
Gambar 5.4 Rata-rata Lama Pemberian ASI tanpa Makanan Tambahan 56 dan ASI dengan Makanan Tambahan menurut Daerah Tempat Tinggal, 2009
Gambar 5.5 Persentase Balita yang Pernah Diimunisasi menurut 57 Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
Gambar 5.6 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan 60 dan Mengobati Sendiri menurut Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, 2009
Gambar 5.7 Persentase Penduduk yang Mengobati Sendiri menurut 61 Jenis Kelamin dan Jenis Obat yang Digunakan, 2009
Gambar 6.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Penduduk 66 Berumur 15+ menurut Jenis Kelamin, 2009
Gambar 6.2 TPT Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas menurut 69 Jenis Kelamin dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2009
Gambar 6.3 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja 72 Seminggu yang Lalu menurut Jenis Kelamin dan Lapangan Pekerjaan Utama, 2009
Gambar 6.4 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja 73 Seminggu yang Lalu menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, 2009
Gambar 6.5 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja 75 Selama Seminggu yang Lalu menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2009
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
xiv
Gambar 7.1 Persentase Anggota MPR, DPR, dan DPD menurut 80 Jenis Kelamin, 2009
Gambar 7.2 Banyaknya Menteri pada Kementerian di Kabinet Indonesia 81 Bersatu Jilid II menurut Jenis Kelamin, 2009-2014
Gambar 7.3 Banyaknya Pimpinan pada Mahkamah Agung menurut 82 Jenis Kelamin, 2009
Gambar 7.4 Banyaknya Pimpinan KPK menurut Jenis Kelamin, 2009 82
Gambar 7.5 Banyaknya Pimpinan Mahkamah Konstitusi menurut 82 Jenis Kelamin, 2009
Gambar 7.6 Banyaknya Pimpinan Komisi Yudisial menurut 83 Jenis Kelamin, 2009
Gambar 7.7 Jumlah PNS yang Menduduki Jabatan Eselon 1-5 84 menurut Jenis Kelamin, 2010
Gambar 8.1 Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin 88 Kepala Rumah Tangga dan Beberapa Indikator Kualitas Perumahan,2009
Gambar 8.2 Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin Kepala 91 Rumah Tangga dan Beberapa Fasilitas Perumahan, 2009
Gambar 8.3 Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Fasilitas 92 Teknologi Informasi menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga dan Jenis Fasilitas, 2009
Gambar 8.4 Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Fasilitas 93 Internet menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga dan Lokasi/Media Akses Internet, 2009
Gambar 9.1 Persentase Penyandang Cacat Berumur 5 Tahun ke Atas 99 menurut Partisipasi Sekolah dan Kelompok Umur, 2009
Gambar 9.2 Persentase Anak Berumur 5-17 Tahun menurut 103
Kategori Ketelantaran, 2009
Gambar 9.3 Persentase Anak Telantar Berumur 10-17 Tahun menurut 105 Kegiatan Seminggu yang Lalu, 2009
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
xv
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
xvi
DAFTAR TABEL
______________________________________________________________
Tabel 2.1 Distribusi Persentase Penduduk menurut Kelompok Umur, 11 Daerah Tempat Tinggal, dan Jenis Kelamin, 2009
Tabel 2.2 Persentase Penduduk menurut Kelompok Umur Sekolah, 16 Daerah Tempat Tinggal, dan Jenis Kelamin, 2009
Tabel 3.1 Persentase Rumah Tangga menurut Daerah Tempat Tinggal, 23 Kelompok Umur, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga dan Status Perkawinan, 2009
Tabel 4.1 Angka Putus Sekolah Tingkat SD, SMP dan SM menurut Daerah 42 Tempat Tinggal, Jenis Kelamin, dan Kelompok Umur, 2009
Tabel 4.2 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas menurut 44 Daerah Tempat Tinggal, Jenis Kelamin dan Jenjang
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2009
Tabel 4.3 Persentase Anak Berumur 0-6 Tahun yang Mengikuti Pendidikan 45 Pra Sekolah menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2009
Tabel 4.4 Persentase Anak Berumur 0-6 Tahun menurut Daerah Tempat 47
Tinggal, Jenis Kelamin, dan Apakah Mempunyai Akte Kelahiran,
2009
Tabel 5.1 Jumlah Penduduk Perempuan dan Anak Lahir Hidup menurut 52 Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
Tabel 5.2 Persentase Balita 12-23 Bulan yang Pernah Mendapat ASI Saja 55
6 Bulan atau Lebih menurut Daerah Tempat Tinggal dan
Jenis Kelamin, 2009
Tabel 5.3 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan 58 Terganggu Aktivitasnya Sehari-hari menurut Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, 2009
Tabel 5.4 Persentase Anak Berumur 17 Tahun ke Bawah yang Mempunyai 59 Keluhan Kesehatan dan Terganggu Aktifitas Sehari-hari menurut Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, 2009
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
xvii
Tabel 5.5 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan di Fasilitas Kesehatan 62 menurut Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, 2009
Tabel 5.6 Persentase Balita menurut Penolong Kelahiran Terakhir, Daerah 63 Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, 2009
Tabel 6.1 Tingkat Pengangguran Terbuka Penduduk Berumur 15 Tahun 68 Ke Atas menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2009
Tabel 6.2 Persentase Penduduk Berumur 15+ menurut Jenis Kegiatan 71 Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin, 2009
Tabel 6.3 Persentase Penduduk Berumur 10-17 Tahun yang Bekerja 77 Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2009
Tabel 9.1 Perkiraan Jumlah (ribuan) dan Persentase Penyandang 97 Cacat menurut Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
Tabel 9.2 Perkiraan Jumlah (ribuan) dan Persentase Penyandang 98
Cacat menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal,
2009
Tabel 9.3 Variabel-variabel untuk Menentukan Derajat Ketelantaran 101
Tabel 9.4 Perkiraan Jumlah dalam (ribuan) dan Persentase Anak 101 menurut Daerah Tempat Tinggal, Jenis Kelamin dan Kategori Ketelantaran, 2009
Tabel 9.5 Persentase Anak Berumur 7-17 Tahun menurut Kategori 104 Ketelantaran,Daerah Tempat Tinggal dan Partisipasi Sekolah, 2009
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan pada dasarnya harus memberikan keadilan dan kemakmuran
kepada semua masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, kepada yang kaya
maupun yang miskin. Namun disadari bahwa keterlibatan perempuan dalam proses
pembangunan, sebagian masih belum maksimal, sebagai contoh dari 30 orang menteri
yang memimpin kementerian pada periode 2009-2014, sebanyak 26 orang adalah laki-
laki dan hanya 4 orang perempuan. Kemudian dari setiap 100 orang kepala desa,
sebanyak 96 orang adalah laki-laki dan hanya 4 orang perempuan (Statistik Podes,
2008). Padahal dari sebanyak 231,4 juta penduduk Indonesia pada tahun 2009,
sekitar 50 persennya adalah perempuan atau sex ratio-nya 100,2 (Statistik Indonesia,
2009).
Gambaran di atas mengindikasikan masih adanya pembedaan peran antara
laki-laki dan perempuan. Pembedaan peran, status tanggung jawab, dan pembagian
kerja antara laki-laki dan perempuan seperti ini sering menciptakan ketidakadilan,
misalnya rata-rata upah pekerja perempuan di sektor industri pengolahan dengan
pendidikan lulusan universitas hanya 2,56 juta rupiah, jauh lebih rendah dibandingkan
laki-laki, 3,99 juta rupiah (BPS, Sakernas Februari 2009). Sehingga hal ini dapat
dikatakan terdapat ketidakadilan gender.
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 2
Istilah “Gender” digunakan untuk menjelaskan perbedaan peran perempuan
dan laki-laki yang bersifat bawaan sebagai ciptaan Tuhan. Gender adalah
pembedaan peran, kedudukan, tanggung jawab, dan pembagian kerja antara laki-laki
dan perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat perempuan dan
laki-laki yang dianggap pantas menurut norma, adat istiadat, kepercayaan atau
kebiasaan masyarakat. Contoh laki-laki lebih pantas menjadi pemimpin masyarakat,
sementara perempuan lebih pas melakukan pekerjaan rumah tangga. Namun
“Gender” tidak sama dengan kodrat. Kodrat adalah sesuatu yang ditetapkan oleh
Tuhan YME, sehingga manusia tidak mampu untuk merubah atau menolak.
Sementara itu, kodrat bersifat universal, misalnya melahirkan, menstruasi dan
menyusui adalah kodrat bagi perempuan, sementara mempunyai sperma adalah
kodrat bagi laki-laki.
Ketidakadilan gender merupakan kondisi tidak adil akibat dari sistem dan
struktur sosial, sehingga perempuan maupun laki-laki menjadi korban dari pada sistem
tersebut. Laki-laki dan perempuan berbeda hanya karena kodrat antara laki-laki dan
perempuan berbeda. Keadilan gender akan dapat terjadi jika tercipta suatu kondisi di
mana porsi dan siklus sosial perempuan dan laki-laki setara, serasi, seimbang dan
harmonis.
Pengarus Utamaan Gender (PUG) adalah strategi yang dibangun untuk
mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program
pembangunan nasional. PUG ditujukan untuk mencapai kesetaraan dan keadilan
gender yang merupakan upaya untuk menegakkan hak-hak perempuan dan laki-laki
atas kesempatan yang sama, pengakuan yang sama dan penghargaan yang sama di
masyarakat. Karenanya perlu dibentuk mekanisme untuk formulasi kebijakan dan
program yang responsif gender, yaitu program yang dilakukan untuk mengakomodir
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 3
kebutuhan laki-laki dan perempuan dengan ketersediaan DATA TERPILAH sehingga
intervensi yang dilakukan dapat tepat sasaran.
1.2 Tujuan
Menyimak latar belakang penyusunan publikasi ini, maka tujuan disusunnya
publikasi ini adalah untuk menyajikan data terpilah yang dapat menginformasikan lebih
jelas kondisi perempuan dibanding laki-laki yang terkait dengan masalah
kependudukan, masalah kerumahtanggaan, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan,
sektor publik, serta perumahan dan lingkungan. Data tentang anak yang berkaitan
dengan hak anak seperti pendidikan, kesehatan dan dilengkapi dengan anak terlantar
dan penyandang cacat.
1.3 Sistematika Penyajian
Secara sistematis publikasi ini disajikan dalam sembilan bab, pada masing-
masing bab menerangkan bahasan yang berbeda. Bab pertama disajikan
pendahuluan, yang berisi latar belakang penyusunan publikasi, maksud dan tujuan,
serta sistematika penyajiannya. Delapan bab berikutnya secara berturut-turut
menyajikan gambaran mengenai kondisi perempuan dibandingkan laki-laki, dan anak-
anak umur 0-17 tahun di Indonesia, pada beberapa bab dapat disajikan sampai
dengan level provinsi.
Bab kedua menerangkan hal-hal yang berkaitan dengan masalah
kependudukan, yang terdiri dari potret kependudukan Indonesia hasil proyeksi
penduduk berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2000, yang dirinci menurut provinsi
dan jenis kelamin. Pada bab ini juga diterangkan struktur umur penduduk menurut jenis
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 4
kelamin yang disajikan dalam bentuk piramida penduduk dan dibedakan menurut
daerah perkotaan maupun pedesaan. Dalam bab ini juga diterangkan secara khusus
penduduk golongan muda, yaitu umur 0-17 tahun yang juga dibedakan menurut
kelompok umur, diantaranya umur 0-4 tahun, 5-6 tahun, 7-12 tahun, 13-15 tahun, dan
16-17 tahun, serta menurut jenis kelamin dan daerah tempat tinggal. Pada bab ini,
bahasan khusus untuk penduduk golongan dewasa juga disajikan menurut kelompok
umur lima tahunan dan jenis kelamin. Penyajian lainnya adalah penduduk laki-laki
maupun perempuan yang dibedakan menurut kelompok umur produktif (15-64 tahun),
kelompok umur anak-anak (0-14 tahun), dan kelompok umur lansia (65 tahun atau
lebih). Secara umum juga dijelaskan bahwa Pulau Jawa, yang luas wilayahnya terdiri
dari 6,8 persen atas keseluruhan luas wilayah Indonesia, namun ternyata mempunyai
jumlah penduduk sebanyak 57,7 persen dari keseluruhan jumlah penduduk Indonesia.
Bab ketiga membahas karakteristik kepala rumah tangga berdasarkan jenis
kelamin perempuan dan laki-laki. Berdasarkan hasil Susenas 2009, secara nasional
persentase kepala rumah tangga perempuan ada sebanyak 14,17 persen. Pada
umumnya jumlah anggota rumah tangga dengan kepala rumah tangga laki-laki lebih
banyak daripada kepala rumah tangga perempuan dengan perbandingan 4 berbanding
3. Dilihat dari status perkawinan kepala rumah tangga, sebagian besar kepala rumah
tangga perempuan berstatus cerai, baik cerai hidup (14,08 persen) ataupun cerai mati
(69,70 persen). Sedangkan kepala rumah tangga laki-laki sebagian besar berstatus
kawin (94,64 persen). Ada sebanyak 60,54 persen kepala rumah tangga perempuan
yang bekerja, lebih rendah dari persentase kepala rumah tangga laki-laki yang bekerja
(lebih dari 90 persen)
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 5
Pada bab keempat diterangkan masalah pendidikan penduduk Indonesia,
yang meliputi angka melek huruf penduduk laki-laki dibandingkan penduduk
perempuan, untuk kelompok umur 10 tahun ke atas maupun 15 tahun ke atas.
Selanjutnya diterangkan tentang penduduk umur 10 tahun ke atas yang tidak atau
pernah bersekolah, dimana untuk laki-laki hanya 3,84 persen sementara untuk
perempuan mencapai 9,41 persen. Bahasan berikutnya adalah menerangkan tentang
angka partisipasi sekolah untuk umur 7-12 tahun, 13-15 tahun, dan 16-18 tahun.
Untuk kelompok umur 7-12 tahun dan 13-15 tahun menunjukkan partisipasi sekolah
perempuan yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki, sementara untuk kelompok umur
16-18 tahun menunjukkan hal yang sebaliknya. Pada bab ini juga dibahas angka
partisipasi murni dan angka partisipasi kasar, serta angka putus sekolah, di mana
diterangkan bahwa angka putus sekolah menunjukkan angka yang makin tinggi
sejalan dengan tingginya jenjang pendidikan. Salah satu hal penting ditunjukkan pada
bahasan pada bab ini adalah bahwa angka putus sekolah penduduk umur 16-18 tahun
adalah lebih tinggi laki-laki dibandingkan perempuan, sedangkan untuk mereka yang
tinggal di daerah pedesaan menunjukkan angka yang lebih tinggi dibandingkan di
daerah perkotaan. Selain itu, ditunjukkan pula pendidikan tertinggi yang ditamatkan
oleh penduduk umur 15 tahun ke atas dan pendidikan usia dini untuk anak umur 0-6
tahun.
Bab kelima membahas masalah kesehatan penduduk Indonesia, meliputi
angka kematian bayi, angka harapan hidup, tingkat kelahiran, pemberian ASI dan
imunisasi, serta status kesehatan penduduk yang diukur dengan ada tidaknya keluhan
kesehatan selama sebulan yang lalu meliputi beberapa jenis penyakit, seperti panas,
batuk, pilek, asma/napas sesak, diare, sakit kepala, sakit gigi, dan keluhan kesehatan
lainnya. Bahasan juga meliputi tingkat kesakitan, yaitu bagi mereka yang mengalami
keluhan kesehatan dan terganggu kegiatan sehari-harinya, yang secara
umum diterangkan bahwa persentase penduduk yang sakit lebih banyak laki-laki
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 6
dibandingkan perempuan. Bahasan pada bab ini diakhiri dengan menerangkan
tentang persentase balita menurut penolong kelahiran terakhir, di mana untuk daerah
pedesaan masih cukup marak kejadian balita yang kelahirannya ditolong oleh dukun,
yaitu mencapai lebih dari 31 persen.
Bab keenam membahas masalah ketenagakerjaan, di mana sumber data
utamanya adalah dari hasil Survei Angkatan Kerja Nasional. Pada bab ini diterangkan
tentang tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK), di mana secara umum TPAK laki-laki
(83,65 persen) jauh lebih tinggi dibandingkan TPAK perempuan (hanya 50,99 persen),
hal ini karena adanya peran ganda perempuan, selain bekerja juga harus mengasuh
dan membesarkan anak-anak. Bahasan dilanjutkan dengan menerangkan tentang
penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja, lapangan pekerjaan serta status
pekerjaannya. Selain itu, diterangkan pula tentang tingkat pendidikan penduduk umur
15 tahun ke atas yang bekerja dan juga tentang tingkat pengangguran.
Pada bab ketujuh dibahas tentang sektor publik, yaitu menerangkan peranan
perempuan dibandingkan laki-laki berkaitan dengan masalah politik, legislatif, dan
eksekutif, serta yudikatif. Juga diterangkan tentang keterlibatan mereka sebagai
pegawai negeri sipil.
Pada bab delapan diterangkan tentang perumahan dan lingkungan, yang
meliputi kualitas rumah tinggal dan kelengkapan fasilitas pokok rumah yang ditempati
oleh rumah tangga yang dikepalai oleh laki-laki maupun rumah tangga yang dikepalai
oleh perempuan.
Pada bab terakhir diuraikan tentang anak penyandang cacat dan anak
telantar, yang meliputi jumlah penyandang cacat menurut kelompok umur dan
partisipasi sekolah juga jumlah anak telantar menurut kelompok umur dan partisipasi
sekolah.
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 7
KEPENDUDUKAN
Dalam setiap pelaksanaan kegiatan pembangunan, penduduk merupakan
faktor penentu, karena tidak hanya berperan sebagai perilaku tetapi juga sebagai
sasaran pembangunan. Oleh karena itu, pengelolaan penduduk perlu diarahkan pada
pengendalian kuantitas, peningkatan kualitas, serta pengarahan mobilitas sehingga
mempunyai ciri-ciri dan karakteristik yang menunjang kegiatan pembangunan.
Permasalahan kependudukan seperti jumlah, komposisi, dan distribusi penduduk
menurut umur dan jenis kelamin harus selalu dipantau perkembangannya. Informasi
yang dipilah berdasarkan jenis kelamin dapat memberikan gambaran yang jelas
mengenai seberapa besar jumlah penduduk perempuan dan laki-laki. Di sisi lain,
informasi mengenai jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dapat memberikan
gambaran berapa jumlah penduduk yang termasuk dalam penduduk golongan muda
atau golongan tua.
Perkiraan jumlah penduduk Indonesia tahun 2009 yang digunakan sebagai
dasar untuk penyusunan tabulasi hasil Susenas 2009 adalah sebesar 230,87 juta jiwa.
Perkiraan jumlah penduduk ini dihitung berdasarkan Proyeksi Penduduk hasil Sensus
Penduduk (SP) 2000.
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 8
2.1 Penduduk Indonesia
Salah satu cara yang biasa digunakan untuk menggambarkan komposisi
penduduk menurut jenis kelamin dan golongan umur adalah dengan piramida
penduduk, Piramida penduduk menunjukkan dengan jelas distribusi penduduk menurut
umur dan jenis kelamin, nampak pada Gambar 2.1 - 2.3 bahwa penduduk Indonesia
selain dipengaruhi oleh kelahiran dan kematian juga dipengaruhi oleh adanya migrasi
masuk dan keluar.
Secara umum penduduk perempuan lebih banyak dibanding laki-laki, hal yang
sama terjadi baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Namun untuk kelompok
umur 0-19 tahun dan kelompok umur 50-59 tahun jumlah penduduk laki-laki sedikit
lebih banyak dibandingkan dengan penduduk perempuan. Secara nasional sex ratio
penduduk Indonesia adalah 98,15. Ini berarti bahwa dari setiap 100 penduduk
perempuan terdapat 98 penduduk laki-laki.
Bagi sebagian penduduk utamanya penduduk usia produktif, masih
beranggapan bahwa daerah perkotaan jauh lebih menarik dibandingkan daerah
perdesaan, terbukti dari Gambar 2.1 dan 2.2 yang memperlihatkan bahwa penduduk
umur 20-24 dan 25-29 tahun lebih banyak berada di daerah perkotaan baik penduduk
laki-laki (17,41 persen) maupun perempuan (17,71 persen) dibandingkan di daerah
perdesaan yang hanya 14,56 persen penduduk laki-laki dan 15,22 persen penduduk
perempuan. Hal ini sejalan dengan anggapan bahwa kesempatan kerja di daerah
perkotaan jauh lebih banyak dibandingkan dengan kesempatan kerja di daerah
perdesaan sehingga penduduk usia kerja lebih banyak berada di daerah perkotaan.
Sementara itu komposisi penduduk Indonesia berdasarkan kelompok umur
dan jenis kelamin, yang digambarkan dalam bentuk piramida penduduk menunjukkan
bahwa frekuensi terbesar untuk penduduk laki-laki maupun perempuan berada pada
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 9
kelompok umur 5-9 dan 10-14 tahun (Gambar 2.3). Hal ini mengindikasikan bahwa
tingkat kelahiran pada periode 5 dan 10 tahun yang lalu cukup tinggi.
Berdasarkan angka mutlaknya diperoleh angka ketergantungan (dependency
ratio) penduduk Indonesia sebesar 52,92. Artinya, setiap 100 penduduk usia produktif
(15-64 tahun) menanggung sekitar 53 orang penduduk usia tidak produktif (0-14 tahun
dan 65 tahun ke atas). Semakin besar angka ketergantungan, maka semakin besar
pula beban yang ditanggung oleh penduduk usia produktif, hal ini dapat menjadi
hambatan dalam upaya perkembangan daerah.
Gambar 2.1 Piramida Penduduk Indonesia, 2009 (Perkotaan)
9,38
9,81
9,49
9,06
8,40
9,01
7,89
7,80
6,90
6,09
5,31
3,93
2,52
1,80
1,28
1,34
8,60
9,15
8,71
8,76
8,59
9,12
8,26
8,22
7,21
6,39
5,26
3,73
2,63
2,04
1,57
1,78
12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
+75
Kel
om
pok
Um
ur
Persentase/Percentage
Laki-laki Perempuan
Persentase
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 10
Gambar 2.2 Piramida Penduduk Indonesia, 2009 (Perdesaan)
9,74
10,96
11,16
9,11
6,95
7,61
6,98
7,39
6,53
5,97
5,16
3,91
2,93
2,15
1,62
1,84
9,03
10,17
9,89
8,16
7,05
8,17
7,67
7,96
6,82
6,40
5,04
3,81
3,15
2,49
1,98
2,22
12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
+75
Kel
omp
ok U
mu
r
Persentase/Percentage
Laki-laki Perempuan
Persentase
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Gambar 2.3 Piramida Penduduk Indonesia, 2009 (Perkotaan + Perdesaan)
9,56
10,40
10,35
9,09
7,65
8,28
7,42
7,59
6,71
6,03
5,23
3,92
2,73
1,98
1,46
1,60
8,82
9,67
9,32
8,45
7,79
8,63
7,95
8,08
7,00
6,39
5,15
3,77
2,90
2,27
1,78
2,01
12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
+75
Kel
omp
ok U
mu
r
Persentase/Percentage
Laki-laki Perempuan
Persentase
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 11
2.2 Penduduk Golongan Muda (0-17 Tahun)
Penduduk golongan usia muda, yaitu penduduk yang berumur 17 tahun ke
bawah. Di Indonesia jumlahnya mencapai 34,53 persen atau sepertiga lebih dari total
penduduk Indonesia. Jika dirinci menurut jenis kelamin, nampak bahwa penduduk usia
muda laki-laki lebih banyak dibandingkan penduduk usia muda perempuan yaitu 36.00
persen untuk laki-laki dan 33,09 persen untuk perempuan, atau sex ratio-nya adalah
106,85 yaitu dari setiap 100 penduduk usia muda perempuan terdapat 107 penduduk
usia muda laki-laki.
Tabel 2.1 Distribusi Persentase Penduduk menurut Kelompok Umur, Daerah Tempat Tinggal, dan Jenis Kelamin, 2009
Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan Kelompok
umur
(tahun) L P L+P L P L+P L P L+P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
0-4
5-6
7-12
13-15
16-17
9,38
3,64
11,77
5,66
3,79
8,60
3,42
10,84
5,35
3,61
8,99
3,53
11,30
5,51
3,70
9,74
4,03
13,66
6,43
3,81
9,03
3,79
12,32
5,71
3,41
9,38
3,91
12,99
6,07
3,61
9,56
3,84
12,74
6,06
3,80
8,82
3,61
11,61
5,54
3,51
9,19
3,73
12,17
5,80
3,65
Jumlah
(0-17 tahun) 34,24 31,82 33,03 37,67 34,26 35,95 36,00 33,09 34,53
18-44
45-59
≥60
43,47
15,34
6,94
44,77
15,37
8,03
44,13
15,35
7,49
38,75
15,05
8,53
40,66
15,26
9,83
39,71
15,15
9,19
41,04
15,19
7,76
42,65
15,31
8,96
41,85
15,25
8,37
Jumlah
(18+ tahun) 65,76 68,18 66,97 62,33 65,74 64,05 64,00 66,91 65,47
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Jumlah 55 281 295 56 337 821 111 619 116 59 076 876 60 172 437 119 249 313 114 358 171 116 510 258 230 868 429
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 12
2.3 Penduduk Golongan Dewasa
Penduduk golongan dewasa adalah penduduk yang berumur 18 tahun ke
atas. Di Indonesia persentasenya mencapai 65,47 persen dari total seluruh penduduk
Indonesia. Sedangkan jika dirinci menurut jenis kelamin penduduk dewasa perempuan
lebih banyak dibandingkan laki-laki yaitu 66,91 persen berbanding 64,00 persen.
Penduduk dewasa perempuan di perkotaan persentasenya mencapai 68,18 persen
sedangkan laki-laki hanya 65,76 persen, sementara jumlah penduduk dewasa
perempuan di perdesaan jumlahnya mencapai 65,74 persen sedangkan laki-laki hanya
62,33 persen.
2.3.1 Penduduk Pra Lansia (45-59 Tahun)
Penduduk pra lansia adalah penduduk yang berumur 45-59 tahun. Pada
kelompok ini tidak ada perbedaan yang berarti antara laki-laki dan perempuan baik di
daerah perkotaan maupun di perdesaan, semuanya berkisar di angka 15 persen.
2.3.2 Penduduk Lansia (60+ Tahun)
Penduduk Lansia adalah penduduk yang berumur 60 tahun ke atas.
Pada golongan umur ini jumlahnya tidak lagi sebanyak golongan umur di bawahnya.
Hal menarik yang dapat dilihat dari penduduk golongan ini adalah bahwa semua
penduduk lansia baik di perkotaan maupun di perdesaan, jumlah penduduk
perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki. Penduduk perempuan di
perkotaan ada sebanyak 8,03 persen sedangkan penduduk laki-laki hanya
6,94 persen, demikian pula dengan keadaan di perdesaan dimana penduduk
perempuan ada sebanyak 9,83 persen dan laki-laki hanya 8,53 persen.
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 13
2.3.3 Penduduk Produktif
Komposisi penduduk yang dipilah menurut golongan usia produktif (15-64
tahun) dan tidak produktif (0-14 tahun dan 65 tahun ke atas), terlihat bahwa 29,06
persen penduduk Indonesia berusia muda (umur 0-14 tahun), 65,39 persen yang
termasuk usia produktif (umur 15-64 tahun), dan hanya 5,55 persen yang berumur 65
tahun lebih.
Proporsi penduduk usia produktif tertinggi terdapat di Provinsi DKI Jakarta
(71,47 persen) dan terendah di Nusa Tenggara Timur (57,38 persen). Hal ini
menunjukkan bahwa angka ketergantungan di DKI Jakarta lebih rendah dibandingkan
di Nusa Tenggara Timur.
Proporsi penduduk usia muda tidak produktif tertinggi berada di Nusa
Tenggara Timur (37,25 persen) dan terendah di DI Yogyakarta (21,64 persen).
Sebaliknya penduduk usia tua tidak produktif tertinggi di Provinsi DI Yogyakarta
(10,50 persen) dan terendah di Papua (1,09 persen). Tingginya persentase
penduduk usia muda tidak produktif di Nusa Tenggara Timur menunjukkan bahwa
provinsi tersebut didominasi penduduk usia muda, sehingga kebijakan dan program-
program pembangunan seyogyanya difokuskan pada aspek-aspek yang berkaitan
bagi penduduk usia muda. Sebaliknya sedikit penduduk usia tua di Provinsi Papua
mengindikasikan program-program kesehatan dan pendidikan di provinsi ini masih
harus lebih ditingkatkan lagi.
Dilihat menurut jenis kelamin, komposisi penduduk produktif ternyata lebih
banyak penduduk perempuannya dibandingkan penduduk laki-laki yaitu 66,12 persen
berbanding 64,55 persen.
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 14
2.4 Rasio Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah
Salah satu indikator (petunjuk) pertumbuhan suatu bangsa tercermin dari
peningkatan persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Di negara maju
sebagian besar penduduknya tinggal di daerah perkotaan. Keadaan di Indonesia
merupakan kebalikannya, yaitu sebagian besar penduduknya tinggal di perdesaan.
Namun demikian, penduduk yang tinggal di daerah perkotaan semakin meningkat dari
tahun ke tahun. Pada tahun 1980 penduduk perkotaan sebesar 22,4 persen
meningkat menjadi 30,9 persen pada tahun 1990 dan 48,3 persen pada tahun 2009.
Jumlah penduduk Indonesia menurut Susenas 2009 adalah 230 868 429
orang. Dengan luas wilayah sekitar 1,9 juta kilometer persegi maka untuk setiap luas
wilayah 1 kilometer persegi rata-rata dihuni oleh 121 orang penduduk. Pada tahun
1999, rata-rata banyaknya (kepadatan) penduduk per kilometer persegi masih 108
orang, sedangkan tahun 1980 dan 1990 (Sensus Penduduk), kepadatannya masih
sebesar 77 dan 93 orang.
Persebaran penduduk pada tahun 2009, baik antar pulau maupun antar
daerah tampaknya masih timpang walaupun program transmigrasi masih terus
berlangsung. Pulau Jawa yang luas wilayahnya hanya 129,4 ribu kilometer persegi
dihuni oleh 133,1 juta penduduk. Sebaliknya Maluku dan Papua yang luasnya
495,0 ribu kilometer persegi hanya dihuni oleh 5,1 juta penduduk. Namun demikian,
tingkat ketimpangannya sudah jauh menurun dibandingkan keadaan pada periode
1971-1980.
Dilihat dari kepadatan penduduknya (Gambar 2.4), ada indikasi bahwa
kawasan Indonesia bagian timur pertumbuhannya relatif lamban dibandingkan
kawasan Indonesia bagian barat, terutama bila dibandingkan dengan pulau Jawa.
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 15
Lain lagi halnya dengan komposisi penduduk dilihat menurut luas wilayah
(pulau), maka terlihat suatu ketimpangan yang sangat besar antara penduduk yang
mendiami pulau Jawa dengan penduduk yang mendiami pulau Papua. Pulau Jawa
yang luasnya hanya 6,9 persen dari keseluruhan luas Indonesia didiami oleh 58,9
persen dari seluruh penduduk Indonesia, hal ini terjadi karena sejak dahulu Pulau Jawa
terkenal karena kesuburannya, selain itu semua fasilitas (pendidikan, kesehatan,
industri, dan lainnya) ada di Pulau Jawa sehingga menarik banyak penduduk dari
manapun untuk datang ke Pulau Jawa.
Gambar 2.4 Persentase Luas Wilayah dan Penduduk menurut Pulau/Kepulauan, 2009
25,221,4
6,8
57,7
3,85,4
28,5
5,9
9,97,3
25,9
2,2
0
10
20
30
40
50
60
Per
sen
Sumatera Jawa Nusa
Tenggara
Kalimantan Sulawesi Maluku &
Papua
Wilayah Penduduk
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Jika dilihat menurut banyaknya penduduk yang mendiami provinsi-provinsi di
Indonesia, maka akan terlihat bahwa provinsi yang paling banyak penduduknya adalah
Provinsi Jawa Barat (18,15 persen) kemudian Jawa Timur (15,65 persen) dan Jawa
Tengah (14,01 persen) sementara provinsi yang penduduknya paling sedikit adalah
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 16
Papua Barat (0,31 persen), Gorontalo (0,39 persen), dan Maluku Utara (0,42 persen),
Banyaknya penduduk yang mendiami provinsi Jawa barat kemungkinan besar
disebabkan Jawa Barat adalah daerah penyangga ibukota DKI Jakarta dimana banyak
sekali penduduk yang bekerja di DKI Jakarta berdomisili di sekitar Jakarta yaitu Jawa
Barat dan Banten.
Jika dilihat menurut kelompok umur pada jenjang pendidikan SD (7-12 tahun),
SMP (13-15 tahun), dan SMA (16-18 tahun) tidak terlihat adanya perbedaan yang
cukup berarti antara laki-laki dan perempuan dimana laki-laki lebih banyak sekitar 1
persen dibandingkan perempuan. Demikian pula halnya jika dilihat menurut daerah
tempat tinggal, dimana di daerah perkotaan penduduk laki-laki lebih banyak dibanding
perempuan walaupun bedanya hanya 1 persen untuk masing-masing kelompok umur.
Namun, tidak demikian halnya dengan di daerah perdesaan dimana perbedaannya
cukup banyak antara laki-laki dan perempuan yaitu di atas 2 persen untuk semua
kelompok umur.
Tabel 2.2 Persentase Penduduk menurut Kelompok Umur Sekolah, Daerah Tempat Tinggal, dan Jenis Kelamin, 2009
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
7-12 51,58 48,42 52,11 47,89 51,87 48,13
13-15 50,95 49,05 52,51 47,49 51,79 48,21
16-18 50,63 49,37 52,13 47,87 51,39 48,61
Perkotaan + PerdesaanPerdesaanKelompok
Umur
Perkotaan
Sumber : BPS RI – Susenas, 2009
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 17
RUMAH TANGGA
Dalam bab ini akan dibahas mengenai karakteristik kepala rumah tangga laki-
laki dan perempuan, mulai dari persentase kepala rumah tangga, jumlah anggota
rumah tangga, status perkawinan dan status pekerjaan. Definisi rumah tangga yang
biasa digunakan adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian
atau seluruh bangunan tempat tinggal dan biasa tinggal bersama serta pengelolaan
kebutuhan sehari-hari menjadi satu. Definisi rumah tangga berbeda dengan definisi
keluarga, dalam masyarakat umum keluarga identik dengan kartu keluarga dan dalam
satu keluarga biasanya terdiri dari bapak, ibu dan anak. Dalam satu rumah tangga
bisa terdiri dari lebih satu keluarga.
3.1 Kepala Rumah Tangga
Di dalam rumah tangga biasanya ditunjuk seorang yang bertanggungjawab
sebagai kepala rumah tangga. Umumnya di masyarakat kepala rumah tangga atau
keluarga adalah laki-laki, namun ada juga kepala rumah tangga perempuan.
Kepala rumah tangga adalah seseorang/penduduk berumur 10 tahun ke atas
dari sekelompok anggota rumah tangga yang bertanggung jawab atas kebutuhan
sehari-hari dari rumah tangga tersebut atau orang yang dianggap/ditunjuk sebagai
kepala rumah tangga.
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 18
Berdasarkan data Susenas 2009 kepala rumah tangga laki-laki sebanyak
85,83 persen dan perempuan yang menjadi kepala rumah tangga hanya 14,17 persen.
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa kepala rumah tangga laki-laki jauh lebih
tinggi persentasenya dibandingkan dengan kepala rumah tangga perempuan. Hal ini
terjadi baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Jika kita bandingkan antara
daerah perkotaan dan perdesaan persentase kepala rumah tangga perempuan, di
daerah perkotaan lebih tinggi satu persen dibandingkan daerah perdesaan.
Gambar 3.1 Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah
Tangga dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
85,11
14,89
86,51
13,49
85,83
14,17
0
20
40
60
80
100
Pe
rse
n
Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
Laki-laki Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 19
Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan provinsi dengan persentase kepala
rumah tangga perempuan yang paling tertinggi yaitu 21,59 persen dibandingkan
dengan provinsi lainnya. Sedangkan perempuan yang menjadi kepala rumah tangga di
Provinsi Riau hanya 9,79 persen, merupakan persentase paling rendah dibandingkan
provinsi lainnya. (Lampiran Tabel 3.1)
Untuk daerah perdesaan, persentase kepala rumah tangga perempuan
dengan persentase tertinggi yaitu 21,51 persen adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat,
sedangkan daerah perkotaan adalah Provinsi DI Yogyakarta sebesar 22,09 persen.
3.2. Anggota Rumah Tangga
Pada umumnya dalam satu rumah tangga akan mempunyai kepala rumah
tangga dan anggota rumah tangga bila anggota rumah tangga terdiri lebih dari satu
orang. Jika dalam satu rumah tangga hanya ada satu orang anggota rumah tangga
maka anggota rumah tangga tersebut merangkap sebagai kepala rumah tangga.
Hasil Susenas 2009 menunjukkan bahwa rata-rata banyaknya anggota rumah
tangga adalah 3,92 atau 4 orang. Jumlah anggota rumah tangga dengan kepala rumah
tangga laki-laki lebih banyak dibandingkan kepala rumah tangga perempuan. Rata-rata
anggota rumah tangga kepala rumah tangga laki-laki adalah 4 orang, sedangkan
kepala rumah tangga perempuan adalah 3 orang.
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 20
Gambar 3.2 Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah
Tangga dan Rata-Rata Jumlah Anggota Rumah Tangga, 2009
2,61
30,59
6,58
36,86
42,71
37,69
45,03
20,29
41,52
15,50
6,40
14,21
0
10
20
30
40
50
Pe
rse
n
1 2-3 4-5 6+
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Rumah tangga dengan kepala rumah tangga laki-laki yang anggota rumah
tangganya sebanyak 4-5 orang ada sebanyak 46,00 persen, sedangkan kepala rumah
tangga perempuan sebanyak 20,28 persen. Pada rumah tangga dengan anggota
rumah tangga sebanyak 2-3 orang terlihat bahwa rumah tangga dengan kepala rumah
tangga perempuan lebih tinggi persentasenya dibandingkan laki-laki.
Pada gambar tersebut juga terlihat bahwa kepala rumah tangga laki-laki
dengan anggota rumah tangganya lebih dari 5 orang persentasenya jauh lebih tinggi
dibandingkan kepala rumah tangga perempuan yaitu 15,50 persen berbanding 6,40
persen. Pola yang berbeda terjadi pada rumah tangga yang anggotanya hanya satu,
yaitu dirinya sendiri. Pada rumah tangga tersebut, persentase kepala rumah tangga
perempuan jauh lebih tinggi dibanding kepala rumah tangga laki-laki. Kepala rumah
tangga perempuan yang tinggal sendiri 30,59 persen, sedankan kepala rumah tangga
laki-laki hanya 2,61 persen.
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 21
Tingginya persentase perempuan yang menjadi kepala rumah tangga
kemungkinan karena kemandiriannya. Di daerah perkotaan terdapat 28,55 persen
kepala rumah tangga perempuan yang tinggal sendiri, hal ini kemungkinan karena
mereka adalah perempuan muda yang bekerja atau sekolah. Sementara itu di daerah
perdesaan, kepala rumah tangga perempuan yang tinggal sendiri ada sebanyak 32,71
persen yang kemungkinan mereka adalah perempuan tua.
3.2. Status Perkawinan
Status perkawinan untuk penduduk berumur 10 tahun ke atas yang menjadi
kepala rumah tangga menunjukkan 2,87 persen berstatus belum kawin, 82,41 persen
berstatus kawin, 2,65 persen berstatus cerai hidup dan 12,07 persen berstatus cerai
mati. Dari hasil Susenas 2009, persentase tertinggi status perkawinan kepala rumah
tangga adalah berstatus kawin. Persentase tertinggi kepala rumah tangga dengan
status kawin sebagian besar adalah kepala rumah tangga laki-laki yang mencapai
94,64 persen.
Perempuan yang menjadi kepala rumah tangga bila dilihat menurut status
perkawinan sebagian besar adalah berstatus cerai, baik cerai hidup (14,08 persen)
maupun cerai mati (69,70 persen). Fenomena ini menunjukkan bahwa perempuan
menjadi kepala rumah tangga jika sudah tidak mempunyai suami atau berstatus cerai.
Hal ini menunjukkan, bila perempuan masih bersuami, sangat kecil kemungkinannya
menjadi kepala rumah tangga. Keadaan ini berhubungan erat dengan budaya
patrialisme yang ada di negeri ini, yaitu suami merupakan kepala rumah tangga,
meskipun yang menopang biaya hidup sehari-hari rumah tangga adalah isteri.
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 22
Gambar 3.3 Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga dan Status Perkawinan, 2009
2,04
7,90
2,87
94,64
8,32
82,41
0,76
14,08
2,65 2,56
69,70
12,07
0
20
40
60
80
100
Pe
rse
n
Belum kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Perbandingan menurut kelompok umur memperlihatkan bahwa kepala rumah
tangga laki-laki pada semua kelompok umur umumnya berstatus kawin, sedangkan
kepala rumah tangga perempuan terdapat perbedaan status perkawinan per kelompok
umur. Pada kepala rumah tangga yang berumur 10-24 tahun terdapat 45,69 berstatus
belum kawin. Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan yang berstatus kawin
(52,44 persen). Pada kelompok ini, perempuan yang menjadi kepala rumah tangga
jauh lebih tinggi persentasenya dibandingkan kepala rumah tangga laki-laki, 83,53
persen berbanding 33,79 persen. Pada kelompok umur 25-44 tahun, perempuan yang
menjadi kepala rumah tangga paling banyak berstatus cerai mati (31,73 persen).
Persentase kepala rumah tangga perempuan yang berstatus cerai hidup sedikit lebih
rendah dari cerai mati, yaitu 29,69 persen. Pada kelompok umur yang lebih tua, yaitu
45-59 tahun dan 60 tahun ke atas, persentase kepala rumah tangga perempuan yang
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 23
berstatus cerai mati semakin tinggi, yaitu 73,59 persen dan 91,47 persen. Pola ini
sama pada daerah perkotaan dan perdesaan.
Tabel 3.1 Persentase Rumah Tangga menurut Daerah Tempat Tinggal, Kelompok Umur, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga dan Status Perkawinan, 2009
Daerah Kelompok
Tempat Tinggal Umur Belum kawin Kawin Cerai hidup Cerai mati Belum kawin Kawin Cerai hidup Cerai mati
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Perkotaan 10-24 52,43 47,39 0,08 0,10 100,00 91,63 4,11 3,30 0,97 100,00
25-44 3,03 95,89 0,72 0,36 100,00 21,24 20,57 30,22 27,97 100,00
45-59 0,63 96,22 0,91 2,23 100,00 3,23 6,52 17,38 72,88 100,00
60+ 0,31 88,37 0,84 10,48 100,00 1,35 2,08 5,04 91,52 100,00
Total 3,15 93,62 0,79 2,45 100,00 12,58 7,45 14,25 65,72 100,00
Perdesaan 10-24 11,15 88,38 0,29 0,18 100,00 42,37 37,71 15,46 4,46 100,00
25-44 1,28 97,49 0,69 0,54 100,00 5,73 29,32 29,11 35,83 100,00
45-59 0,40 96,47 0,78 2,36 100,00 2,30 6,72 16,62 74,36 100,00
60+ 0,28 89,56 0,82 9,34 100,00 1,18 1,85 5,55 91,43 100,00
Total 1,02 95,59 0,73 2,66 100,00 3,03 9,23 13,91 73,83 100,00
Perkotaan + 10-24 33,79 65,89 0,18 0,14 100,00 83,53 9,63 5,29 1,55 100,00
Perdesaan 25-44 2,13 96,71 0,70 0,45 100,00 13,82 24,75 29,69 31,73 100,00
45-59 0,51 96,35 0,84 2,30 100,00 2,78 6,62 17,01 73,59 100,00
60+ 0,29 89,04 0,83 9,84 100,00 1,26 1,96 5,32 91,47 100,00
Total 2,04 94,64 0,76 2,56 100,00 7,90 8,32 14,08 69,70 100,00
Laki-lakiTotal
PerempuanTotal
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Hal yang menarik untuk dilihat adalah perbandingan kepala rumah tangga
perempuan antar daerah pada kelompok umur 10-24. Di daerah perkotaan, mayoritas
(91,63 persen) mereka berstatus belum kawin, sedangkan di daerah perdesaan hanya
setengahnya (42,37 persen) berstatus belum kawin. Sebaliknya, mereka yang
berstatus kawin, cerai hidup ataupun cerai mati di perdesaan jauh lebih banyak
dibandingkan di daerah perkotaan.
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 24
3.3 Status Pekerjaan
Pada umumnya dalam sebuah rumah tangga yang bertanggung jawab untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga adalah kepala rumah tangga. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut kepala rumah tangga harus mempunyai pendapatan, yang
diperoleh dengan bekerja. Dari hasil Susenas 2009, kepala rumah tangga yang
bekerja ada sebanyak 87,74 persen. Lebih dari 90 persen kepala rumah tangga laki-
laki bekerja, sedangkan kepala rumah tangga perempuan yang bekerja hanya 60,54
persen. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga kepala rumah tangga
perempuan yang tidak bekerja menggantungkan hidupnya kepada orang lain (39,46
persen).
Gambar 3.4 Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga yang Bekerja dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
89,46
55,24
84,36
94,80
66,03
90,92 92,23
60,54
87,74
0
20
40
60
80
100
Pe
rse
n
Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 25
Persentase kepala rumah tangga perempuan yang tidak bekerja di daerah
perkotaan lebih tinggi dibandingkan daerah perdesaan. Keadaan ini dapat disebabkan
karena kepala rumah tangga perempuan yang bekerja di daerah perkotaan dengan
status belum kawin persentasenya lebih tinggi (12,58 persen) dibandingkan dengan
yang di perdesaan (3,03 persen). Pada umumnya sebagian besar perempuan tersebut
masih sekolah dan tinggal sendiri.
Pada sebagian besar provinsi, kepala rumah tangga perempuan yang bekerja
berkisar antara 40 sampai dengan 70 persen. Provinsi Papua Barat dan Papua
merupakan provinsi dengan persentase paling tinggi yaitu 78,61 persen dan 78,27
persen untuk kepala rumah tangga perempuan yang bekerja. Persentase yang
terendah diantara provinsi lainnya untuk kepala rumah tangga perempuan yang
bekerja adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu 48,19 persen.
Kepala rumah tangga perempuan yang bekerja di daerah perdesaan
mencapai 80 persen, Provinsi Papua Barat (86,79 persen) dan Papua (87,95 persen)
merupakan provinsi dengan persentase paling tinggi dibandingkan provinsi lainnya,
sedangkan provinsi dengan persentase paling rendah adalah Provinsi Kepulauan Riau
(28,29 persen). Untuk daerah perkotaan, Provinsi Bali merupakan provinsi dengan
persentase paling tinggi kepala rumah tangga perempuan yang bekerja dibandingkan
dengan provinsi lainnya yaitu 73,93 persen, dan yang paling rendah adalah Provinsi
Kalimantan Barat (44,42 persen).
Status pekerjaan menunjukkan kedudukan dalam bekerja. Status pekerjaan
secara umum terbagi menjadi dua, yaitu pengusaha dan pekerja. Pengusaha dibagi
menjadi 3 kategori, yaitu berusaha sendiri, berusaha dibantu pekerja tidak dibayar, dan
berusaha dibantu pekerja dibayar. Sementara itu pekerja dibagi menjadi 3 kategori,
pekerja tidak dibayar, pekerja bebas, dan buruh/karyawan. Status pekerjaan dapat juga
memperlihatkan tingkat pendapatan. Pekerja yang berusaha dengan dibantu oleh
pekerja/buruh dibayar umumnya adalah pengusaha yang pendapatannya lebih stabil
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 26
dibandingkan dengan status pekerjaan berusaha sendiri dan berusaha dengan dibantu
oleh pekerja/buruh tidak dibayar. Sementara itu, buruh/karyawan pendapatannya lebih
baik dibanding pekerja bebas.
Kepala rumah tangga perempuan yang bekerja paling banyak berstatus
berusaha sendiri (38,14 persen), sedangkan kepala rumah tangga laki-laki paling
banyak bekerja berstatus sebagai buruh/karyawan (32,45 persen). Artinya kepala
rumah tangga perempuan ini bekerja sendiri tanpa dibantu orang lain, baik anggota
rumah tangga ataupun orang lain. Biasanya pendapatan yang diperoleh tidak tetap dan
hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja.
Gambar 3.5 Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah
Tangga yang Bekerja dan Status Pekerjaan, 2009
0
10
20
30
40
24.77 25.38
4.78
32.45
11.66
0.96
38.14
21.35
3.59
21.74
13.39
1.78
Pe
rse
n
Laki-laki Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 27
Bila melihat antara kepala rumah tangga perempuan dan laki-laki yang
bekerja, kepala rumah tangga perempuan persentasenya lebih tinggi dibandingkan
dengan kepala rumah tangga laki-laki hanya pada status berusaha sendiri, pekerja
bebas dan pekerja keluarga. Pada status pekerjaan berusaha dibantu buruh tetap,
berusaha dibantu buruh tidak tetap dan status buruh/karyawan, kepala rumah tangga
laki-laki persentasenya lebih tinggi dari perempuan. Pola ini terjadi baik di daerah
perkotaan maupun perdesaan. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum kepala
rumah tangga laki-laki yang bekerja lebih baik status pekerjaannya dibandingkan
kepala rumah tangga perempuan yang bekerja.
Kepala rumah tangga perempuan yang bekerja dengan status berusaha
sendiri di Provinsi Sulawesi Barat mencapai 51,42 persen dan merupakan persentase
tertinggi dibandingkan provinsi lainnya. Status pekerjaan buruh/karyawan di Provinsi
Riau dengan persentase sebesar 53,56 merupakan persentase paling tinggi dari
provinsi lainnya untuk kepala rumah tangga perempuan yang bekerja. Untuk pekerja
bebas yang paling tinggi persentasenya dibandingkan provinsi lain adalah pada
Provinsi NTB dengan persentase sebesar 33,54 persen dan untuk pekerja keluarga/
pekerja tak dibayar persentase tertinggi adalah Provinsi Papua (5,59 persen).
Provinsi yang paling tinggi persentase status pekerjaan berusaha dengan
buruh tidak tetap dari kepala rumah tangga perempuan persentase paling tinggi adalah
Nusa Tenggara Timur (44,44 persen), sedangkan yang berusaha dengan buruh tetap
adalah Gorontalo dengan persentase sebesar 5,91.
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 28
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 29
PENDIDIKAN
Salah satu keberhasilan pembangunan suatu negara, tidak terlepas dari
dukungan sumber daya manusia yang berkualitas. SDM yang berkualitas salah
satunya dapat diukur dari kualitas pendidikan masyarakatnya.
Indikator pendidikan seperti kemampuan membaca dan menulis, partisipasi
sekolah, angka putus sekolah dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan merupakan
angka yang dapat menunjukkan tingkat kualitas sumber daya manusia. Semakin
meningkatnya pendidikan masyarakat semakin berkualitas masyarakatnya dan akan
semakin baik tingkat kesejahteraannya, karena dengan memiliki sumber daya manusia
yang berkualitas akan lebih optimal berpartisipasi dalam pembangunan menuju
kesejahteraan bangsa.
Meningkatkan pendidikan masyarakat telah dicanangkan oleh pemerintah
dalam berbagai program dengan membuka kesempatan dan memberikan akses serta
menyediakan sarana dan prasarana dalam bidang pendidikan kepada masyarakat
untuk memperoleh pendidikan. Program GNOTA, wajib belajar 6 tahun yang diikuti
wajib belajar 9 tahun, serta program BOS merupakan usaha pemerintah untuk
mendukung semakin baik dan meningkatnya kualitas SDM di tanah air.
Kesempatan memperoleh pendidikan diberikan kepada seluruh masyarakat
baik laki-laki maupun perempuan, karena pembangunan yang akan dilaksanakan oleh
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 30
SDM yang berkualitas tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan. Dengan
jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari laki-laki, maka peran perempuan tidak
bisa dipandang sebelah mata. Tanpa mengesampingkan peran laki-laki dalam rumah
tangga sebagai kepala rumahtangga dan yang bertanggung jawab terhadap keluarga,
maka peran perempuan dalam keluarga untuk menciptakan kader-kader bangsa
memegang peranan yang sangat penting sebagai ibu dari anak-anak. Ibu yang
berkualitas diharapkan akan menghasilkan anak-anak yang lebih berkualitas.
Bagaimana peran dan kedudukan perempuan dalam memperoleh akses, juga
peran serta dalam pembangunan khususnya dalam bidang pendidikan serta sampai
seberapa jauh pendidikan telah diakses oleh perempuan dan anak akan diulas pada
bab ini. Data dan informasi ini diharapkan dapat mengidentifikasi kondisi dan
perkembangan keadaan perempuan dan laki-laki serta anak yang akan lebih memberi
informasi dan membantu para pengambil keputusan untuk kebijakan pemerintah agar
tepat sasaran dalam memberdaya peran perempuan dalam pembangunan juga dalam
mengevaluasi dampak intervensi pembangunan terhadap perempuan dan laki-laki
termasuk anak.
4.1 Angka Melek Huruf
Kemampuan membaca dan menulis merupakan kemampuan dasar dari
penduduk dalam upaya meningkatkan kualitas dan hidup yang lebih sejahtera. Dengan
kemampuan membaca dan menulis semakin terbuka kesempatan untuk menambah
pengetahuan dan mendapatkan informasi. Tingkat kemampuan membaca dan menulis
dari penduduk dapat dilihat dari angka melek huruf.
Program pemerintah yang mendukung peningkatan kesejahteraan
masyarakat melalui program pendidikan untuk mengurangi bahkan menghilangkan
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 31
penduduk yang buta huruf antara lain dengan diadakan program pembinaan
perpustakaan dan pengembangan budaya bangsa untuk menumbuhkan minat dan
kegemaran membaca, yaitu dengan mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
dengan tujuan memelihara kemampuan membaca masyarakat yang telah terbebas
dari buta huruf sehingga tidak kembali buta huruf. Program lainnya yang sudah
berjalan dalam upaya pemberantasan buta huruf adalah program pemberantasan buta
aksara dan program keaksaraan fungsional.
Kemampuan membaca dan menulis penduduk perempuan dan laki-laki dapat
dilihat dari angka melek huruf atau kebalikannya yaitu angka buta huruf. Tahun 2009,
angka melek huruf secara nasional sudah mencapai 93,41 persen untuk penduduk
berumur 10 tahun ke atas dan 92,58 persen untuk penduduk berumur 15 tahun ke
atas.
Gambar 4.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas dan 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Jenis Kelamin, 2009
96,12
90,8093,41
95,65
89,68 92,58
0
20
40
60
80
100
Pe
rse
n
10 tahun ke atas 15 tahun ke atas
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 32
Angka melek huruf laki-laki lebih tinggi dibandingkan angka melek huruf
perempuan baik pada penduduk umur 10 tahun ke atas maupun umur 15 tahun ke
atas. Persentase penduduk laki-laki berumur 10 tahun ke atas sudah mampu
membaca dan menulis sebesar 96,12 persen sedangkan penduduk perempuan
persentasenya masih lebih rendah yaitu hanya sebesar 90,80 persen. Hal yang sama
terjadi pada penduduk berumur 15 tahun ke atas. Gambaran tersebut menunjukkan
bahwa tingkat kemampuan membaca dan menulis laki-laki masih lebih baik
dibandingkan perempuan walaupun perbedaan tersebut tidak terlalu besar.
Bila melihat kemampuan membaca dan menulis antar provinsi baik untuk
penduduk berumur 10 tahun ke atas maupun 15 tahun ke atas, penduduk laki-laki
persentasenya masih lebih tinggi dibandingkan penduduk perempuan. Pada Provinsi
Sulawesi Barat walaupun persentasenya relatif hampir sama, tetapi penduduk
perempuan berumur 15 tahun ke atas yang melek huruf lebih tinggi persentasenya
dibandingkan dengan laki-laki yaitu 95,77 persen berbanding 95,66 persen (Lampiran
Tabel 4.2).
Provinsi Sulawesi Utara merupakan provinsi yang persentasenya penduduk
melek hurufnya paling tinggi dibandingkan dengan provinsi lainnya. Sedangkan
provinsi dengan persentase penduduk yang melek hurufnya paling rendah adalah
Provinsi Papua.
Persentase penduduk di daerah perkotaan sudah lebih banyak yang melek
huruf dibandingkan dengan penduduk daerah perdesaan akan tetapi perbedaan
antara penduduk laki-laki dan perempuan secara umum polanya sama, angka melek
huruf laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan angka melek huruf perempuan.
Masih rendahnya angka melek huruf perempuan dibandingkan dengan
angka melek huruf laki-laki menunjukkan bahwa masih perlu ditingkatkannya program
pemberantasan buta huruf untuk perempuan agar semakin menurun perempuan yang
masih buta huruf. Semakin meningkatnya perempuan yang melek huruf akan semakin
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 33
membuka peluang perempuan untuk memperoleh wawasan dan informasi yang lebih
luas sehingga menciptakan semakin banyaknya perempuan yang berkualitas. Semakin
banyaknya perempuan yang berkualitas diharapkan akan dapat menghasilkan
generasi yang lebih baik. Dari perempuan yang berkualitas akan lahir anak-anak
generasi penerus bangsa yang lebih baik dan berkualitas.
Anak merupakan aset bangsa yang akan menjadi modal dan sumber
pembangunan yang akan datang. Dengan kualitas yang baik anak-anak generasi
penerus akan menjadi SDM yang baik dan berkualitas dalam pembangunan bangsa.
Kemampuan membaca dan menulis penduduk berumur 7-17 tahun atau penduduk
yang tergolong anak pada tahun 2009 adalah sebesar 96,94 persen. Kemampuan
membaca dan menulis anak perempuan lebih baik dibandingkan dengan anak laki-laki,
hal ini dapat dilihat dari persentase melek huruf anak perempuan sebesar 97,27 persen
dan anak laki-laki sebesar 96,64 persen.
Gambar 4.2 Persentase Penduduk Berumur 7-17 Tahun yang Melek Huruf menurut Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
98,24 98,69 98,4695,31 96,05 95,66 96,64 97,27 96,94
0
20
40
60
80
100
Pe
rse
n
Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 34
Pola yang sama terjadi baik di perkotaan maupun perdesaan dimana
persentase penduduk perempuan berumur 7-17 tahun yang melek huruf lebih tinggi
dibandingkan penduduk laki-laki berumur 7-17 tahun. Di daerah perkotaan penduduk
berumur 7-17 tahun yang melek huruf lebih baik bila dibandingkan dengan yang di
perdesaan. Hasil Susenas 2009 menunjukkan bahwa penduduk berumur 7-17 tahun
yang melek huruf pada semua provinsi telah mencapai lebih dari 90 persen, hanya
Provinsi Papua Barat yang baru mencapai 88,60 persen dan Papua 75 persen.
Secara umum penduduk perempuan berumur 7-17 tahun yang melek huruf
persentasenya lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki, namun pada Provinsi
Kepulauan Riau, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua persentase penduduk
laki-laki yang melek huruf lebih tinggi dibanding perempuan.
4.2 Penduduk yang Tidak/Belum Pernah Sekolah
Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang belum atau tidak
pernah sekolah menunjukkan bahwa masih adanya penduduk yang belum
memperoleh kesempatan pendidikan. Ada sebanyak 6,67 persen penduduk berumur
10 tahun ke atas yang tidak/belum pernah sekolah dengan 9,41 persen penduduk
perempuan dan 3,84 persen penduduk laki-laki. Tingginya persentase penduduk
perempuan yang tidak dan belum pernah sekolah dibandingkan dengan penduduk laki-
laki menunjukkan bahwa masih banyak penduduk perempuan yang belum atau tidak
menikmati pendidikan yang seharusnya menjadi hak setiap warga.
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 35
Gambar 4.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas yang Belum/ Tidak Pernah Sekolah menurut Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
1,96
5,88
3,96
5,63
12,77
9,26
3,84
9,41
6,67
0
2
4
6
8
10
12
14
Pe
rse
n
Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Pada semua provinsi penduduk perempuan yang belum/tidak pernah sekolah
lebih tinggi persentasenya dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Persentase paling
tinggi penduduk perempuan maupun laki-laki yang belum/tidak pernah sekolah adalah
Provinsi Papua dan Nusa Tenggara Barat dengan persentase sebesar 25,72 persen
untuk laki-laki dan 36,01 persen untuk perempuan di Provinsi Papua, serta 9,75 persen
untuk laki-laki dan 20,06 persen untuk perempuan di Provinsi Nusa Tenggara Barat
(Lampiran Tabel 4.4).
4.3 Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Penduduk usia sekolah yang telah mendapat kesempatan untuk mengecap
pendidikan dapat dilihat dari persentase penduduk yang masih bersekolah atau tingkat
partisipasi sekolah.
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 36
Tingginya angka partisipasi sekolah menunjukkan keberhasilan pembangunan
di bidang pendidikan sekolah khususnya dalam melihat jangkauan pelayanan
pendidikan kepada masyarakat. Angka partisipasi sekolah memberikan gambaran
secara umum tentang persentase anak kelompok umur tertentu yang sedang
bersekolah, tanpa memperhatikan jenjang pendidikan yang sedang diikuti.
APS biasanya diterapkan untuk kelompok umur sekolah mulai dari jenjang
pendidikan SD (7-12 tahun), SLTP (13-15 tahun), dan SLTA (16-18 tahun). Angka
partisipasi sekolah anak-anak pada kelompok umur 7-12 tahun pada umumnya sudah
diatas 95 persen, hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.4 dimana angka partisipasi
sekolah perempuan lebih tinggi (98,24 persen) dibandingkan angka partisipasi sekolah
laki-laki (97,68 persen).
Pada kelompok 13-15 tahun angka partisipasi sekolah masih berkisar 80
persen. Pada kelompok umur ini walaupun persentasenya tidak jauh berbeda akan
tetapi angka partisipasi sekolah perempuan masih lebih tinggi yaitu 86,65 persen
dibandingkan dengan angka partisipasi laki-laki sebesar 84,38 persen.
Angka partisipasi sekolah pada kelompok umur 16-18 tahun atau pada tingkat
sekolah menengah berkisar 50 persen dimana angka partisipasi sekolah laki-laki lebih
tinggi dibandingkan dengan perempuan yaitu 55,90 persen berbanding 54,37 persen.
Tingkat partisipasi sekolah perempuan pada pendidikan dasar yaitu umur
7-12 tahun dan 13-15 tahun lebih tinggi dibandingkan laki-laki, sedangkan pada
umur 16-1 tahun atau tingkat sekolah menengah yaitu SMA/SMK angka partisipasi
sekolah laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa
pada tingkat pendidikan dasar atau pada era satu dasa warsa kebelakang dan pada
saat program pendidikan wajib belajar 9 tahun mulai dicanangkan kesempatan untuk
memperoleh pendidikan antara laki-laki dan perempuan tidak ada perbedaan.
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 37
Gambar 4.4 Angka Partisipasi Sekolah (APS) 7-12 Tahun, 13-15 Tahun dan 16-18 Tahun menurut Jenis Kelamin, 2009
97,68 98,24 97,95
84,3886,65
85,47
55,9054,37 55,16
0
20
40
60
80
100
Pe
rse
n
7-12 13-15 16-18
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Secara umum Angka Partisipasi Sekolah umur 7-12 tahun perempuan lebih
tinggi dibandingkan laki-laki, namun ada beberapa provinsi yang mempunyai pola
berbeda dimana APS 7-12 tahun laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan yaitu
pada Provinsi Bali, Kalimantan Barat , Kalimantan Tengah, Maluku Utara, Papua dan
Papua Barat (Lampiran Tabel 4.5).
APS umur 13-15 tahun laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan hanya
terdapat pada 6 provinsi yaitu DKI Jakarta, Banten, Bali, Kalimantan Barat, Papua dan
Papua Barat. Sedangkan APS umur 16-18 tahun walaupun secara umum persentase
laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan, akan tetapi provinsi yang APS
perempuannya lebih tinggi dari APS laki-laki ada sebanyak 17 provinsi dari 33
provinsi.
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 38
4.4 Angka Partisipasi Murni (APM)
Salah satu tujuan dari program MDGs yang menyangkut program pendidikan
adalah mencapai pendidikan dasar untuk semua. Target ini dilihat melalui APM pada
tingkat pendidikan dasar yaitu SD/MI/Paket A dan SMP/MTs/Paket B .
Angka partisipasi murni merupakan proporsi jumlah anak pada kelompok usia
sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada jenjang pedidikan yang sesuai dengan
usianya terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia sekolah yang
bersangkutan. Angka ini dapat digunakan untuk melihat penduduk usia sekolah yang
dapat bersekolah tepat waktu.
Gambar 4.5 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B dan SM/MA/Paket C menurut Jenis Kelamin, 2009
94,49 94,24 94,37
66,79 68,12 67,43
45,9744,20 45,11
0
20
40
60
80
100
Pe
rse
n
SD/MI/Paket A SMP/MTs/Paket B SM/MA/Paket C
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 39
Penduduk perempuan umur 7-12 tahun yang bersekolah tepat waktu di
jenjang SD sebesar 94,24 persen dan penduduk laki-lakinya sebesar 94,49 persen.
Persentase antara perempuan dan laki-laki pada jenjang pendidikan dasar ini relatif
tidak berbeda. Sedangkan pada tingkat SMP, walaupun persentasenya masih sekitar
60 persen akan tetapi APM perempuan yaitu 68,12 persen lebih tinggi dibandingkan
APM laki-laki (66,79 persen).
Pada Gambar 4.5. dapat dilihat bahwa pada pendidikan dasar, perempuan
dan laki-laki memperoleh dan memanfaatkan kesempatan yang sama dalam
pendidikan. Hanya pada tingkat sekolah menengah persentase laki-laki lebih tinggi
dibandingkan dengan perempuan yaitu 45,97 persen berbanding 44,20 persen
APM pada tingkat SD antara laki-laki dan perempuan relatif hampir sama,
keadaan ini juga terjadi pada semua provinsi. Provinsi Aceh merupakan provinsi
dengan APM tertinggi yaitu 96,95 dimana APM perempuan (96,96) sedikit lebih tinggi
dibandingkan APM laki-laki (96,95). Provinsi dengan APM terendah dibandingkan
dengan provinsi lainnya adalah Provinsi Papua yaitu 76,09 (laki-laki 76,67 dan
perempuan 75,39) (Lampiran tabel 4.6)
Pada tingkat SMP, APM perempuan lebih tinggi dari APM laki-laki, kecuali
pada 12 provinsi yang berbeda dimana APM laki-laki lebih tinggi dibandingkan APM
perempuan.
Provinsi yang APM perempuannya lebih tinggi dibandingkan dengan APM
laki-laki pada tingkat SM hanya ada sebanyak 14 provinsi.
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 40
4.5 Angka Partisipasi Kasar (APK)
Jika seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah tepat waktu maka nilai APM
akan mencapai 100 persen. Nilai APK bisa lebih tinggi dari nilai APM, maka nilai APK
dapat melebihi angka 100 persen, karena nilai APK menyangkut anak di luar usia
sekolah pada jenjang pendidikan yang bersangkutan.
APK dapat digunakan untuk melihat tingkat partisipasi masyarakat dalam
mengenyam pendidikan pada jenjang pendidikan yang sesuai. Pada jenjang SD, APK
sudah lebih dari 100 persen yaitu mencapai 110,42 persen. Ini menunjukkan bahwa
penduduk yang bersekolah di SD lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk
usia sekolah dasar (7-12 tahun). Persentase APK ini dapat digunakan untuk mengukur
keberhasilan program pembangunan dalam memperluas kesempatan bagi penduduk
untuk mengenyam pendidikan. APK pada tingkat SD antara penduduk perempuan dan
laki-laki hampir sama yaitu 110,45 persen dan 110,38 persen.
Gambar 4.6 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B dan SM/MA/Paket C menurut Jenis Kelamin, 2009
110,38 110,45 110,42
80,02 82,57 81,25
62,47 62,63 62,55
0
20
40
60
80
100
120
Pe
rse
n
SD/MI/Paket A SMP/MTs/Paket B SM/MA/Paket C
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 41
Pada jenjang SMP, angka partisipasi kasar mencapai 81,25 persen, dengan
APK penduduk perempuan sebesar 82,57 persen dan untuk penduduk laki-laki hanya
80,02 persen. Pada Gambar 4.6 terlihat bahwa angka partisipasi kasar perempuan
sedikit lebih tinggi dibandingkan laki-laki, pada semua jenjang pendidikan.
APK pada tingkat SD pada semua provinsi telah mencapai lebih dari 100
persen hanya pada Provinsi Papua persentasenya baru mencapai 90 persen. Pada
tingkat SD maupun SMP sebagian besar provinsi APK perempuannya lebih tinggi
dibandingak dengan APK laki-laki. Pada tingkat SM, APK laki-laki lebih tinggi
dibandingkan APK perempuan akan tetapi hal ini terjadi hanya pada beberapa provinsi
(11 provinsi), sebagian besar provinsi APK perempuannya lebih tinggi dari APK laki-
laki (Lampiran Tabel 4.7).
4.6 Putus Sekolah
Putus sekolah salah satunya disebabkan karena penduduk yang seharusnya
masih bersekolah dan harus menamatkan pendidikan tidak mampu atau tidak
meneruskan pendidikan hingga tamat sampai jenjang pendidikan tertentu. Keadaan ini
dapat terjadi karena berbagai masalah. Angka putus sekolah atau penduduk yang tidak
menamatkan sekolah dapat disebabkan karena berbagai alasan. Angka putus sekolah
dapat dijadikan indikator yang menunjukkan tingkat kegagalan sistem pendidikan
menurut jenjangnya, yaitu mulai tingkat SD, SMP dan SM.
Untuk penduduk umur 7-12 tahun, tingkat putus sekolahnya adalah sebesar
0,43 persen artinya setiap 10 000 orang penduduk umur 7-12 tahun ada sebanyak
43 orang yang putus sekolah. Angka putus sekolah semakin tinggi seiring dengan
semakin naiknya usia yaitu sebesar 3,19 persen untuk penduduk umur 13-15 tahun
dan 8,44 persen untuk penduduk umur 16-18 tahun.
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 42
Tabel 4.1 Angka Putus Sekolah Tingkat SD, SMP dan SM menurut Daerah Tempat Tinggal, Jenis Kelamin, dan Kelompok Umur, 2009
Daerah Tempat
Tinggal 7-12 13-15 16-18
(1) (2) (3) (4) (5)
Perkotaan Laki-laki 0,42 3,12 6,28
Perempuan 0,38 3,14 5,36
Laki-laki + Perempuan 0,40 3,13 5,82
Perdesaan Laki-laki 0,41 3,35 12,29
Perempuan 0,49 3,14 9,26
Laki-laki + Perempuan 0,45 3,25 11,05
Perkotaan + Perdesaan Laki-laki 0,42 3,25 9,38
Perempuan 0,44 3,14 7,44
Laki-laki + Perempuan 0,43 3,19 8,44
Jenis KelaminKelompok Umur (Tahun)
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Pada kelompok umur 7-12 tahun atau penduduk usia sekolah dasar, angka
putus sekolah antara perempuan dan laki-laki adalah 0.44 persen dan 0,42 persen.
Terlihat bahwa pada kelompok umur 7-12 tahun angka putus sekolah penduduk
perempuan lebih tinggi dibandingkan penduduk laki-laki. Pola yang sama terjadi pada
daerah perdesaan, sedangkan di daerah perkotaan polanya berbeda dimana penduduk
laki-laki lebih tinggi angka putus sekolahnya dibandingkan penduduk perempuan.
Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka angka putus sekolah juga lebih
tinggi. Pada kelompok umur 13-15 tahun angka putus sekolah sebesar 3,19 persen.
Secara umum angka putus sekolah laki-laki pada kelompok umur 13-15 lebih tinggi
dibandingkan dengan perempuan. Bila dilihat menurut daerah tempat tinggal pola
antara daerah perkotaan dan perdesan berbeda, di daerah perkotaan angka putus
sekolah perempuan lebih tinggi dari laki-laki sedangkan di daerah perdesaan angka
putus sekolah laki-laki yang lebih tinggi.
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 43
Angka putus sekolah pada kelompok umur 16-18 tahun adalah sebesar 8,44
persen, pada kelompok umur ini angka putus sekolah semakin tinggi dibandingkan
dengan kelompok umur 7-12 tahun dan 13-15 tahun. Angka putus sekolah penduduk
laki-laki (9,3 persen) lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan (7,44 persen). Di
daerah perkotaan maupun perdesaan angka putus sekolah mempunyai pola yang
sama dimana angka putus sekolah laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan angka
putus sekolah perempuan.
4.7 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Gambaran mengenai kualitas sumber daya manusia salah satunya dapat
dilihat dari tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Semakin tinggi tingkat
pendidikan penduduknya semakin baik tingkat kesejahteraannya. Pendidikan tertinggi
yang ditamatkan oleh penduduk dapat menggambarkan tingkat kualitas sumber daya
manusia baik penduduk perempuan maupun penduduk laki-laki, selengkapnya
disajikan pada Tabel 4.2.
Pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh penduduk berumur 15 tahun ke
atas dengan persentase paling tinggi pada jenjang SD yaitu 29,31 persen dan
persentase yang paling rendah adalah pada jenjang perguruan tinggi yaitu 6,40
persen. Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa penduduk perempuan yang menamatkan
pendidikan dari jenjang pendidikan dasar (SD) hingga jenjang pendidikan tertinggi yaitu
PT, persentasenya masih lebih rendah dibandingkan dengan penduduk laki-laki.
Keadaan ini menunjukkan bahwa pendidikan penduduk laki-laki masih lebih baik
dibandingkan pendidikan penduduk perempuan khususnya pada jenjang pendidikan
tinggi. Hal ini juga menggambarkan bahwa kualitas penduduk laki-laki masih lebih baik
dibandingkan dengan perempuan.
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 44
Tabel 4.2 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas menurut Daerah Tempat Tinggal, Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2009.
Tidak/ Belum SD/ SMP/ SM/
Belum Sekolah Tamat SD Sederajat Sederajat Sederajat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Perkotaan Laki-laki 2,15 9,02 21,73 21,50 34,95 10,64 100,00
Perempuan 6,54 10,99 23,48 21,24 27,96 9,79 100,00
Laki-laki + Perempuan 4,40 10,03 22,63 21,37 31,37 10,20 100,00
Perdesaan Laki-laki 6,38 19,07 36,85 19,73 15,18 2,79 100,00
Perempuan 14,42 20,05 34,85 17,07 11,02 2,59 100,00
Laki-laki + Perempuan 10,52 19,57 35,82 18,36 13,04 2,69 100,00
Perkotaan + Perdesaan Laki-laki 4,29 14,10 29,37 20,61 24,96 6,67 100,00
Perempuan 10,54 15,59 29,25 19,12 19,37 6,13 100,00
Laki-laki + Perempuan 7,50 14,86 29,31 19,85 22,09 6,40 100,00
Jumlah
Jenjang Pendidikan
PTJenis KelaminDaerah Tempat Tinggal
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
4.8 Pendidikan bagi Anak-Anak Usia 0-6 Tahun (PAUD)
Memperoleh pendidikan merupakan salah satu hak azasi manusia yang telah
menjadi komitmen global. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidikan yang
sangat mendasar dan strategis dalam pembangunan sumber daya manusia. PAUD
diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan
merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar.
Pendidikan PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar melalui
jalur pendidikan formal. nonformal dan informal seperti, Taman Kanak-Kanak (TK),
Raudhatul Athfal (RA), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA)
dan lainnya. Pendidikan anak pra sekolah dilakukan melalui pemberian rangsangan
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 45
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan Anak Usia Dini dikelompokkan menurut umur dimana umur 0-2
tahun adalah pendidikan pra sekolah seperti Pos PAUD, pada kelompok 3-4 tahun
pendidikan pra sekolah yang tergolong pada kelompok umur ini adalah play group dan
sejenisnya. Untuk kelompok umur 5-6 tahun, Taman Kanak-kanak dan RA termasuk
dalam kelompok ini.
Tabel 4.3. menunjukkan bahwa anak umur 0-6 tahun yang mengikuti
pendidikan pra sekolah ada sebanyak 13,07 persen, anak perempuan lebih tinggi
persentasenya yaitu 13,58 persen dibandingkan dengan anak laki-laki 12,59 persen.
hal ini terjadi pada semua kelompok umur. Pada kelompok umur 5-6 tahun ada
sebanyak 27,22 persen yang mengikuti pendidikan pra sekolah sedangkan pada
kelompok 0-2 tahun hanya ada sebanyak 0,89 persen.
Tabel 4.3 Persentase Anak Berumur 0-6 Tahun yang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Daerah Tempat Tinggal, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2009
0 – 2 3 – 4 5 – 6 3 – 6 0 – 6
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Perkotaan Laki-laki 0,91 20,58 33,24 26,66 15,41
Perempuan 1,43 22,15 33,77 27,78 16,45
Laki-laki + Perempuan 1,16 21,34 33,5 27,21 15,91
Perdesaan Laki-laki 0,59 12,33 21,73 16,91 10,1
Perempuan 0,72 14,76 22,15 18,38 11,06
Laki-laki + Perempuan 0,65 13,51 21,93 17,63 10,57
Perkotaan + Perdesaan Laki-laki 0,75 16,16 26,99 21,4 12,59
Perempuan 1,05 18,19 27,46 22,71 13,58
Laki-laki + Perempuan 0,89 17,15 27,22 22,04 13,07
Daerah Tempat Tinggal Jenis KelaminKelompok Umur (Tahun)
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 46
Semakin tinggi angka PAUD menunjukkan semakin banyak anak yang
menikmati pendidikan pra sekolah, menggambarkan semakin banyak keluarga yang
mampu dan sadar pentingnya pendidikan pra sekolah. Bagi anak umur 3-6 tahun
dimaksudkan untuk belajar bersosialisasi dan mengenal lingkungan sambil bermain.
Pada umur 0-6 tahun untuk anak yang mengecap pendidikan antara laki-laki dan
perempuan tidak terdapat perbedaan.
Pada sebagian besar provinsi penduduk yang mengikuti pendidikan pra
sekolah pada kelompok umur 5-6 tahun mempunyai persentase paling tinggi
dibandingkan dengan kelompok umur lainnya, hanya pada 5 (lima) provinsi yang
persentase penduduk yang mengikuti pendidikan pra sekolah mempunyai persentase
paling tinggi di kelompok umur 3-4 tahun. Dari 5 (lima) provinsi tersebut yang
mempunyai persentase paling tinggi adalah Provinsi DI Yogyakarta sebesar 51,36
persen (Lampiran Tabel 4.9)
Provinsi Bangka Belitung, DI Yogyakarta dan Maluku mempunyai persentase
paling tinggi pada kelompok umur 3-4 tahun dibandingkan kelompok umur lainnya
untuk penduduk laki-laki yang mengikuti pendidikan pra sekolah. Sedangkan penduduk
perempuan yang mengikuti pendidikan pra sekolah pada kelompok umur 3-4 tahun
dengan persentase paling tinggi dibandingkan kelompok umur lainnya adalah Provinsi
Sumatera Selatan, Banten, DI Yogyakarta, Sulawesi Utara dan Sulawesi Barat.
4.9 Akte Kelahiran
Pada UU Perlindungan Anak (No 23 tahun 2002) tercantum bahwa setiap
anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan.
Identitas diri setiap anak harus diberikan sejak kelahirannya yang dituangkan dalam
akte kelahiran. Data mengenai akte kelahiran untuk penduduk berumur 0-6 tahun
diperoleh dari hasil Susenas 2009 modul pendidikan dan sosial budaya.
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 47
Persentase penduduk berumur 0-6 tahun yang mempunyai akte kelahiran
sebanyak 55,65 persen, persentase ini tidak berbeda antara laki-laki dan perempuan.
Keadaan yang sama terjadi pada daerah perkotaan maupun perdesaan. Hanya
persentase penduduk berumur 0-6 tahun yang mempunyai akte kelahiran di daerah
perkotaan lebih tinggi dibandingkan di daerah perdesaan
Masih tingginya anak umur 0-6 tahun yang belum mempunyai akte kelahiran
yaitu 44,35 persen menunjukkan masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk
memberikan perlindungan kepada anak dengan memberikan identitas dan
kewarganegaraan secara hukum.
Tabel 4.4 Persentase Anak Berumur 0-6 Tahun menurut Daerah Tempat Tinggal, Jenis Kelamin, dan Apakah Mempunyai Akte Kelahiran, 2009
Dapat
Ditunjukkan
Tidak Dapat
DitunjukkanTidak Punya Tidak Tahu
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Perkotaan Laki-laki 44,31 23,58 30,48 1,63 100,00
Perempuan 44,32 24,49 29,41 1,78 100,00
Laki-laki + Perempuan 44,31 24,02 29,96 1,70 100,00
Perdesaan Laki-laki 26,99 13,66 56,78 2,56 100,00
Perempuan 26,33 13,76 57,30 2,61 100,00
Laki-laki + Perempuan 26,67 13,71 57,03 2,58 100,00
Perkotaan + Perdesaan Laki-laki 35,13 18,32 44,43 2,13 100,00
Perempuan 34,74 18,78 44,26 2,22 100,00
Laki-laki + Perempuan 34,94 18,54 44,35 2,17 100,00
Daerah Tempat Tinggal Jenis Kelamin
Akte Kelahiran
Jumlah
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 48
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 49
KESEHATAN
Pembangunan bidang kesehatan antara lain bertujuan agar semua lapisan
masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata.
Melalui upaya tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang
lebih baik. Upaya-upaya yang telah dilakukan tersebut dapat dilihat dari beberapa
indikator antara lain: angka kematian bayi, angka harapan hidup, tingkat kelahiran
(fertilitas), pemberian ASI dan imunisasi, status kesehatan penduduk, dan pelayanan
kesehatan.
5.1 Derajat Kesehatan Penduduk
Berdasarkan hasil proyeksi penduduk Indonesia 2005-2025, angka kematian
bayi pada tahun 2009 adalah 26, ini artinya ada sebanyak 26 kematian bayi per 1000
kelahiran hidup. Jika dibedakan menurut jenis kelamin, angka kematian bayi laki-laki
lebih tinggi dibandingkan bayi perempuan, yaitu 30 kematian bayi laki-laki per 1000
kelahiran hidup bayi laki-laki berbanding 22 kematian bayi perempuan per 1000
kelahiran hidup bayi perempuan.
Angka harapan hidup penduduk Indonesia pada tahun 2009 adalah 70,7
tahun. Ini berarti bahwa bayi yang lahir pada tahun 2009 diperkirakan rata-rata akan
dapat hidup selama 70,7 tahun dengan asumsi besarnya angka kematian atau kondisi
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 50
kesehatan menurut umur tidak berubah. Jika dirinci menurut jenis kelamin, ternyata
angka harapan hidup pada waktu lahir dari penduduk perempuan jauh lebih tinggi
dibandingkan penduduk laki-laki. Angka harapan hidup dari penduduk perempuan
Indonesia pada tahun 2009 adalah 72,7 tahun sedangkan angka harapan hidup dari
penduduk laki-laki adalah 68,8 tahun.
Gambar 5.1 Angka Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup menurut Jenis Kelamin, 2009
30,00
22,1026,20
68,8072,70 70,70
0
20
40
60
80
100
Pe
rse
n
Angka Kematian Bayi Angka Harapan Hidup
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Proyeksi Penduduk 2005-2025
Sementara itu, angka kematian bayi dan angka harapan hidup menurut
provinsi, dapat dilihat pada lampiran Tabel 5.1. Dari hasil proyeksi, provinsi dengan
angka kematian bayi tertinggi pada tahun 2009 adalah Nusa Tenggara Barat
sebesar 41,9 kematian per 1 000 kelahiran hidup, sedangkan yang terendah di DKI
Jakarta yaitu 8,1 kematian per 1 000 kelahiran hidup. Sedangkan untuk angka harapan
hidup, provinsi dengan angka harapan hidup tertinggi pada tahun 2009 adalah DKI
Jakarta yaitu 76 tahun dan terendah yaitu Nusa Tenggara Barat yaitu 66,7 tahun.
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 51
5.2. Fertilitas (Tingkat Kelahiran)
Anak Lahir Hidup (ALH) atau paritas yang paling mudah digunakan adalah
paritas menurut umur ibu. Paritas adalah ukuran fertilitas dari suatu kohor yang
mengukur fertilitas yang telah dicapai oleh wanita dari kelompok umur yang
berbeda-beda sampai dengan waktu pencacahan, misalnya wanita yang pada tahun
1999 berumur 20-24 tahun, akan berumur 30-34 tahun pada tahun 2009 maka
perbedaan paritas rata-rata wanita umur 20-24 tahun pada tahun 1999 dengan paritas
rata-rata wanita umur 30-34 tahun pada tahun 2009 merupakan rata-rata jumlah anak
yang dilahirkan pada periode tahun 1999-2009 oleh wanita berumur 20-24 tahun pada
tahun 1999.
Jika fertilitas konstan, maka paritas rata-rata dari wanita pada akhir masa
reproduksinya biasanya pada umur 49 tahun, sama dengan angka kelahiran total
(TFR). Dengan kata lain, jumlah anak paripurna (completed family size) sama dengan
jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita yang mengikuti angka fertilitas
menurut umur yang ada pada saat ini selama masa reproduksinya. Jika fertilitas
menurun, maka jumlah anak paripurna akan lebih besar daripada angka fertilitas total
pada saat tertentu.
Ada dua ukuran yang dapat dipakai untuk menganalisis paritas, yaitu rata-rata
ALH dan rata-rata paritas lengkap (rata-rata paritas wanita umur 45-49 tahun). Analisis
untuk ukuran pertama adalah melihat rata-rata paritas menurut kelompok umur ibu
sebagai pendekatan untuk melihat perbandingan tingkat fertilitas.
Dari data pada Tabel 5.1 tampak bahwa rata-rata ALH pada kelompok umur
muda (15-19 tahun) adalah yang terendah, mengingat peristiwa kelahiran pada wanita
kelompok umur tersebut masih rendah. Hal ini disebabkan kebanyakan dari mereka
belum lama melangsungkan perkawinan.
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 52
Tabel 5.1 Jumlah Penduduk Perempuan dan Anak Lahir Hidup menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
Kelompok
Umur Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
15-19 4 933 254 4 910 447 9 843 701 127 974 365 093 493 067
20-24 4 837 836 4 243 235 9 081 071 1 816 630 2 754 904 4 571 534
25-29 5 136 207 4 916 019 10 052 226 5 463 462 6 887 302 12 350 764
30-34 4 652 754 4 614 214 9 264 968 8 209 327 9 963 271 18 172 598
35-39 4 629 905 4 786 965 9 416 870 10 908 742 13 300 011 24 208 753
40-44 4 059 585 4 101 935 8 161 520 11 497 583 13 430 244 24 927 827
45-49 3 597 208 3 852 278 7 449 486 11 877 391 14 411 066 26 288 457
Jumlah Penduduk Perempuan Anak Lahir Hidup (ALH)
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Asumsinya, semakin tua umur seorang wanita, semakin tinggi rata-rata ALH
karena semakin mendekati masa akhir reproduksinya. Selain itu, dari data pada Tabel
5.1 dapat juga diketahui besarnya rata-rata paritas lengkap, yaitu banyaknya ALH dari
wanita umur 45-49 tahun dibagi dengan banyaknya wanita umur 45-49 tahun dan
diperoleh rata-rata paritas lengkap sebesar 3,53 (Gambar 5.2). Hal ini dapat dikatakan
bahwa pada tahun 2009 tingkat kelahiran total (TFR) di Indonesia adalah sekitar 3,53
anak per wanita. Rata-rata anak lahir hidup wanita pernah kawin 15-49 tahun dapat
dilihat pada lampiran Tabel 5.2.
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 53
Gambar 5.2 Rata-rata Anak Lahir Hidup menurut Daerah Tempat Tinggal dan Kelompok Umur, 2009
0,03
0,07
0,05
0,38
0,65
0,50
1,06
1,40
1,23
1,77
2,16
1,96
2,36
2,78
2,57
2,83
3,27
3,05
3,30
3,74
3,53
0
1
2
3
4
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49
Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
5.3. Pemberian ASI dan Imunisasi
Salah satu faktor penting pertumbuhan dan perkembangan balita adalah
pemberian air susu ibu (ASI), karena ASI merupakan zat makanan yang paling
dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi, selain itu ASI juga mengandung zat pembentuk
kekebalan tubuh terhadap penyakit.
Hasil Susenas tahun 2009 menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat
13 184 199 balita umur 2-4 tahun, hampir 94 persen diantaranya pernah diberi ASI.
Ini artinya masih ada sebanyak 6 persen balita umur 2-4 tahun yang tidak pernah diberi
ASI. Jika dirinci menurut jenis kelamin ternyata balita perempuan umur 2-4 tahun yang
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 54
paling banyak menerima asupan ASI dibandingkan balita laki-laki. Sedangkan menurut
daerah tempat tinggal, balita umur 2-4 tahun yang tinggal di perdesaan menerima
asupan ASI lebih tinggi persentasenya dibandingkan dengan balita yang tinggal di
perkotaan (95,20 persen berbanding 92,42 persen).
Gambar 5.3 Persentase Balita Berumur 2-4 Tahun yang Pernah Diberi ASI menurut Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
92,11 92,76 92,4294,86 95,56 95,20 93,57 94,25 93,90
0
20
40
60
80
100
Pe
rse
n
Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Bila dilihat menurut provinsi, persentase balita 2-4 tahun yang pernah diberi
ASI baik balita laki-laki maupun perempuan yang terendah terdapat di Provinsi
Kepulauan Riau, sedangkan yang tertinggi di Provinsi DI Yogyakarta untuk balita laki-
laki (96,85 persen) dan di Provinsi Sulawesi Barat (98,45 persen). Untuk lebih
lengkapnya dapat dilihat pada lampiran Tabel 5.3.
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 55
Pemberian ASI eksklusif (diberi ASI saja 6 bulan atau lebih) pada kelompok
balita 12-23 bulan secara nasional mencapai 31,67 persen. Lamanya pemberian ASI
eksklusif balita perempuan lebih tinggi dibandingkan balita laki-laki. (33,18 persen
berbanding 30,29 persen). Sedangkan menurut daerah tempat tinggal, balita di
perdesaan lebih tinggi dibandingkan balita di perkotaan (32,81 persen berbanding
30,45 persen) (Tabel 5.2).
Tabel 5.2 Persentase Balita 12-23 Bulan yang Pernah Mendapat ASI Saja 6 Bulan atau Lebih menurut Daerah Tempat Tinggal dan
Jenis Kelamin, 2009
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
(1) (2) (3) (4)
Perkotaan 29,34 31,67 30,45
Perdesaan 31,19 34,57 32,81
Perkotaan + Perdesaan 30,29 33,18 31,67
Jenis KelaminDaerah Tempat Tinggal
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Jika dilihat menurut provinsi, pemberian ASI eksklusif tertinggi terdapat di
Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 50,18 persen untuk balita laki-laki dan di
Provinsi Nusa Tenggara Barat 55,45 persen untuk balita perempuan. Sedangkan
pemberian ASI eksklusif terendah terdapat di Provinsi Lampung untuk balita laki-laki
(17,01 persen) dan di Provinsi Banten untuk balita perempuan (20,98 persen).
(Lampiran Tabel 5.3).
Secara rata-rata balita yang memperoleh ASI di Indonesia selama 16,16
bulan. Menurut jenis kelamin tidak ada perbedaan lamanya pemberian ASI antara
balita laki-laki dan perempuan, sedangkan menurut daerah tempat tinggal, balita yang
mendapatkan ASI di perdesaan lebih lama sebulan dibandingkan dengan di perkotaan
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 56
(Lampiran Tabel 5.5). Lamanya pemberian ASI yang lebih dari setahun menunjukkan
tingginya tingkat kesadaran ibu-ibu akan pentingnya ASI, namun demikian pola
pemberian ASI saja (tanpa makanan tambahan) belum memenuhi kategori ASI
eksklusif, dimana pemberian ASI tanpa makanan tambahan hanya mencapai 4,03
bulan dari yang seharusnya 6 bulan (Gambar 5.4).
Gambar 5.4 Rata-rata Lama Pemberian ASI tanpa Makanan Tambahan dan ASI dengan Makanan Tambahan menurut Daerah Tempat Tinggal, 2009
3,91
11,56
4,13
12,63
4,03
12,13
0
5
10
15
Bu
lan
Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
ASI tanpa Makanan Tambahan ASI dengan Makanan Tambahan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Pada lampiran Tabel 5.3 terlihat bahwa rata-rata lama pemberian ASI tertinggi
baik balita laki-laki dan balita perempuan terdapat di Provinsi Kalimantan Barat,
sedangkan yang terendah untuk balita laki-laki terdapat di Provinsi Lampung (13,38
persen) dan untuk balita perempuan terdapat di Provinsi Maluku (13,39 persen).
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 57
Untuk mencegah berbagai penyakit menular, pemerintah memberikan
beberapa antigen untuk balita dan anak-anak. Adapun antigen yang dianggap penting
adalah BCG, DPT, Polio, dan Campak untuk mencegah penyakit yang biasanya
menyerang anak-anak yang diduga dapat menyebabkan kematian. Dari data Susenas
2009, diketahui bahwa 93,78 persen balita pernah diberi imunisasi. Menurut jenis
kelamin angka persentasenya tidak jauh berbeda antara laki-laki dan perempuan,
sedangkan menurut daerah tempat tinggal balita yang pernah diimunisasi lebih tinggi
angka persentase di perkotaan dibandingkan dengan di perdesaan (Gambar 5.5).
Persentase balita yang pernah diimunisasi per provinsi dapat dilihat pada Lampiran
Tabel 5.4.
Gambar 5.5 Persentase Balita yang Pernah Diimunisasi menurut Jenis
Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
96,44 96,0792,26 91,59 91,53 91,56
93,89 93,67 93,78
0
20
40
60
80
100
Pe
rse
n
Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 58
5.4. Status Kesehatan Penduduk
Status kesehatan penduduk memberikan gambaran mengenai kondisi
kesehatan penduduk dan biasanya dapat dilihat melalui indikator angka kesakitan,
yaitu persentase penduduk yang mengalami gangguan kesehatan hingga mengganggu
aktifitas sehari-harinya. Dari hasil Susenas 2009 menunjukkan bahwa dari 77 756 290
penduduk Indonesia yang mempunyai keluhan kesehatan, sebanyak 18,63 persen
diantaranya terganggu aktifitas sehari-hari. Persentase angka kesakitan lebih tinggi
laki-laki (18,89 persen) dibandingkan perempuan (18,38 persen). Menurut daerah
tempat tinggal terdapat perbedaan yang cukup jauh antara daerah perkotaan dan
perdesaan, angka kesakitan di daerah perdesaan lebih besar yaitu 19,99 persen
dibandingkan daerah perkotaan sebesar 17,18 persen (Tabel 5.3). Persentase
penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan dan terganggu aktifitas sehari-hari
menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran Tabel 5.5.
Tabel 5.3 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Terganggu Aktivitasnya Sehari-hari menurut Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, 2009
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
(1) (2) (3) (4)
Perkotaan 17,48 16,89 17,18
Perdesaan 20,21 19,78 19,99
Perkotaan + Perdesaan 18,89 18,38 18,63
Daerah Tempat TinggalJenis Kelamin
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 59
Pada kelompok anak (penduduk berumur 17 tahun ke bawah) secara nasional
angka kesakitan mencapai 20,17 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan angka
kesakitan penduduk Indonesia. Menurut jenis kelamin angka kesakitan anak laki-laki
berumur 17 tahun ke bawah lebih tinggi dibandingkan anak perempuan, sedangkan
menurut daerah tempat tinggal angka kesakitan anak berumur 17 tahun ke bawah di
perkotaan tidak jauh berbeda dengan di perdesaan. Untuk angka kesakitan per
provinsi dapat dilihat pada Lampiran Tabel 5.6.
Tabel 5.4 Persentase Anak Berumur 17 Tahun ke Bawah yang Mempunyai
Keluhan Kesehatan dan Terganggu Aktifitas Sehari-hari menurut Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, 2009
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
(1) (2) (3) (4)
Perkotaan 20,43 20,01 20,22
Perdesaan 20,13 20,11 20,12
Perkotaan + Perdesaan 20,27 20,06 20,17
Jenis KelaminDaerah Tempat Tinggal
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Tiga jenis keluhan kesehatan terbesar persentasenya adalah batuk (49,56
persen), pilek (47,86 persen), dan panas (38,65 persen), sedangkan keluhan lainnya
menempati urutan keempat yaitu sebesar 31,67 persen. Menurut jenis kelamin
penduduk laki-laki lebih tinggi persentasenya dibandingkan perempuan untuk ketiga
jenis keluhan. Persentase penduduk menurut jenis keluhan terbesar dapat dilihat pada
Lampiran Tabel 5.9.
Jika dilihat menurut komposisi jenis kelamin, persentase penduduk
yang mengobati sendiri saat mengalami keluhan kesehatan, laki-laki lebih tinggi
persentasenya dibandingkan dengan perempuan, yaitu 69,34 persen berbanding 67,52
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 60
persen. Ini mengindikasikan bahwa saat mengalami keluhan kesehatan laki-laki lebih
banyak mengobati dirinya sendiri dibandingkan dengan perempuan. Jika dilihat
menurut daerah tempat tinggal, penduduk di perdesaan lebih tinggi persentase
mengobati sendiri dibandingkan dengan di perkotaan saat mengalami keluhan
kesehatan (69,74 persen berbanding 66,93 persen). Tabel persentase penduduk yang
mengobati sendiri menurut provinsi, daerah tempat tinggal, dan jenis kelamin dapat
dilihat pada Lampiran Tabel 5.7.
Gambar 5.6 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan
Mengobati Sendiri menurut Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, 2009
68,1070,46
69,3465,81
69,0667,52 66,93
69,7468,41
0
20
40
60
80
100
Pe
rse
n
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Dari penduduk yang mengobati sendiri baik laki-laki maupun perempuan lebih
tinggi persentase yang menggunakan obat modern dibandingkan obat tradisional yaitu
sekitar 91 persen untuk obat modern dan sekitar 24 persen untuk obat tradisional.
Lampiran Tabel 5.8 menunjukkan angka persentase penduduk yang mempunyai
keluhan kesehatan dan penggunaan obat menurut provinsi.
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 61
Gambar 5.7 Persentase Penduduk yang Mengobati Sendiri menurut Jenis Kelamin dan Jenis Obat yang Digunakan, 2009
24.05 24.44 24.24
91.12 91.15 91.13
5.46 5.27 5.36
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Pe
rse
n
Obat Tradisional Obat Modern Lainnya
Laki-Laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Fasilitas kesehatan bagi yang berobat jalan, persentase tertinggi berturut-turut
adalah puskesmas (34,00 persen), praktek dokter (27,20 persen), dan petugas tenaga
kesehatan (24,47 persen) (Tabel 5.5). Bila dilihat menurut daerah tempat tinggal,
penduduk di perdesaan paling banyak berobat jalan ke puskesmas (36,57 persen),
kemudian ke praktek petugas kesehatan (32,18 persen), dan praktek dokter (19,09
persen). Sedangkan penduduk di perkotaan paling banyak berobat jalan ke praktek
dokter (35,86 persen), lalu ke puskesmas (31,25 persen) dan praktek petugas
kesehatan (16,22 persen).
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 62
Tabel 5.5 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan di Fasilitas Kesehatan menurut Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, 2009
Tempat
Fasilitas
Kesehatan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Rumah Sakit Pemerintah 7,13 6,76 6,94 5,04 4,58 4,80 6,05 5,64 5,84
Rumah Sakit Swasta 5,24 4,92 5,07 1,98 1,99 1,98 3,55 3,41 3,48
Praktek Dokter 37,23 34,61 35,86 19,32 18,88 19,09 27,93 26,52 27,20
Puskesmas 29,90 32,48 31,25 35,74 37,35 36,57 32,93 34,99 34,00
Petugas Tenaga Kesehatan 15,87 16,54 16,22 32,45 31,92 32,18 24,48 24,46 24,47
Praktek Batra 1,83 1,70 1,76 2,07 2,00 2,04 1,95 1,86 1,90
Dukun Bersalin 0,30 0,24 0,27 0,24 0,59 0,42 0,27 0,42 0,35
Lainnya 2,49 2,74 2,62 3,17 2,67 2,91 2,84 2,71 2,77
Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 100
L P L + PL P L + P L P L + P
Perkotaan + PerdesaanPerkotaan Perdesaan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Keterangan : L = Laki-laki
P = Perempuan
5.5. Pelayanan Kesehatan
Ketersediaan pelayanan kesehatan reproduksi diupayakan agar persalinan di
tolong oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya). Pada
tahun 2009 jumlah balita yang dilahirkan sebanyak 21 217 507 jiwa, 61,24 persen
diantaranya ditolong oleh bidan, dan yang ditolong oleh dokter hanya mencapai 15,28
persen. Bila dilihat menurut daerah tempat tinggal, penolong kelahiran baik di daerah
perkotaan maupun di perdesaan, bidan menduduki urutan pertama sebagai penolong
kelahiran, yaitu 66,04 persen di perkotaan dan 56,94 persen di perdesaan. Dan urutan
kedua penolong kelahiran bayi di perkotaan ditangani oleh dokter (23,25 persen)
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 63
sedangkan di perdesaan ditangani oleh dukun (31,70 persen). Untuk lebih lengkapnya
dapat dilihat di Tabel 5.6. Persentase balita menurut provinsi dapat dilihat pada
lampiran Tabel 9.
Tabel 5.6 Persentase Balita menurut Penolong Kelahiran, Daerah Tempat
Tinggal dan Jenis Kelamin, 2009
L P L + P L P L + P L P L + P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Dokter 23,89 22,58 23,25 8,33 7,91 8,12 15,70 14,82 15,28
Bidan 65,73 66,37 66,04 57,04 56,83 56,94 61,16 61,33 61,24
Tenaga Paramedis 0,70 0,63 0,66 0,94 0,97 0,96 0,83 0,81 0,82
Dukun 9,32 10,07 9,68 31,45 31,95 31,70 20,96 21,64 21,29
Famili/Keluarga 0,30 0,26 0,28 2,00 2,12 2,06 1,19 1,24 1,29
Lainnya 0,06 0,11 0,08 0,24 0,21 0,22 0,15 0,16 0,16
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
(N) 5 184 870 4 845 701 10 030 571 5 752 955 5 433 981 11 186 936 10 937 825 10 279 682 21 217 507
Penolong Kelahiran
Terakhir
Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Keterangan : L = Laki-laki
P = Perempuan
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 64
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 65
KETENAGAKERJAAN
Ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek penting untuk menggambarkan
kesejahteraan masyarakat, tidak hanya untuk mencapai kepuasan individu, tetapi juga
untuk memenuhi perekonomian rumah tangga dan kesejahteraan seluruh masyarakat.
Pada suatu kelompok masyarakat, sebagian besar dari mereka, utamanya yang telah
memasuki usia kerja, diharapkan terlibat di lapangan kerja tertentu atau aktif dalam
kegiatan perekonomian. Penduduk yang telah memasuki usia kerja dapat
dikelompokkan menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Kelompok angkatan
kerja terdiri dari penduduk yang bekerja dan penduduk yang menganggur/
pengangguran. Banyaknya penduduk yang bekerja manunjukkan banyaknya penduduk
yang mampu secara ekonomi untuk menghasilkan barang dan jasa, yang secara tidak
langsung menunjukkan juga banyaknya penduduk yang mampu memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari.
Di Indonesia, data ketenagakerjaan yang dikumpulkan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) melalui Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) adalah keterangan
perorangan dari setiap anggota rumah tangga yang berumur 10 tahun ke atas.
Meskipun demikian, informasi yang disajikan dalam publikasi ini hanya informasi dari
penduduk berumur 15 tahun ke atas.
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 66
6.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah proporsi penduduk yang
termasuk angkatan kerja, yakni mereka yang bekerja dan pengangguran terhadap
penduduk usia kerja (15 tahun ke atas).
Secara nasional terlihat bahwa pada tahun 2009 TPAK laki-laki (83,65
persen) lebih tinggi dibandingkan TPAK perempuan (50,99 persen). Fenomena ini
umum terjadi, karena pada umumnya perempuan menyandang peran ganda, yaitu
selain aktif dalam kegiatan perekonomian mereka juga dituntut untuk berperan
didalam mengasuh anak-anak mereka. Namun apabila diklasifikasikan menurut
daerah tempat tinggal, TPAK untuk daerah perdesaan lebih tinggi (69,32 persen)
dibandingkan TPAK daerah perkotaan (64,58 persen). Hal ini umumnya terjadi pada
sektor informal, dimana di daerah perdesaan pada umumnya anggota rumah tangga
membantu kepala keluarga dalam melakukan pekerjaan pokoknya sebagai pekerja
keluarga baik dibayar/tidak dibayar.
Gambar 6.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Penduduk Berumur 15+ menurut Jenis Kelamin, 2009
83,65
50,99
67,23
0
20
40
60
80
100
Pe
rse
n
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Sakernas, 2009
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 67
6.2 Tingkat Pengangguran
Merupakan suatu hal yang umum terjadi di hampir setiap daerah, bahwa
peningkatan penawaran tenaga kerja tidak selalu diikuti peningkatan yang memadai
pada permintaan tenaga kerja atau kesempatan kerja. Dengan demikian mereka yang
tidak mendapatkan penawaran bekerja akan menjadi pengangguran.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan persentase penduduk
berumur 15 tahun ke atas yang termasuk ke dalam kelompok pengangguran terbuka.
Yang dikategorikan dalam pengangguran terbuka adalah mereka yang sedang mencari
pekerjaan, atau sedang mempersiapkan usaha, atau mereka yang sudah diterima
bekerja tetapi belum mulai bekerja walaupun sudah mempunyai pekerjaan, dan
mereka yang tidak mencari pekerjaan karena sudah tidak mungkin mendapatkan
pekerjaan.
Secara Nasional, pada tahun 2009 terdapat 8 962 617 orang yang termasuk
Pengangguran Terbuka, dengan TPT sebesar 7,87 persen. Jika dibedakan menurut
jenis kelamin, ternyata TPT perempuan (8,47 persen) lebih besar dan TPT laki-laki
(7,51 persen). Begitu juga apabila dibedakan menurut daerah tempat tinggal, ternyata
TPT di daerah perkotaan (10,66 persen) lebih besar daripada TPT daerah perdesaan
(5,82 persen).
Tingkat pengangguran selain berbeda menurut jenis kelamin dan daerah
tempat tinggal, ternyata juga berbeda menurut kelompok umur. Tabel 6.1. berikut
menunjukkan bahwa dengan berjalannya usia, semakin tua kelompok umur maka TPT
akan semakin kecil.
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 68
Tabel 6.1 Tingkat Pengangguran Terbuka Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2009
Laki-laki +
Perempuan
(1) (2) (3) (4)
15-19 26,64 28,88 27,54
20-24 18,56 19,31 18,85
25-29 9,35 11,12 10,00
30-34 4,89 6,43 5,46
35-39 3,62 4,60 4,00
40-44 3,12 3,60 3,31
45-49 3,01 3,06 3,03
50-54 2,76 2,27 2,58
55-59 2,85 1,88 2,49
60-64 0,90 0,79 0,86
Jumlah 7,51 8,47 7,87
PerempuanLaki-laki
Jenis KelaminKelompok
Umur
Sumber : BPS RI - Sakernas, 2009
TPT ternyata juga berbeda menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan,
TPT tertinggi adalah mereka yang memiliki pendidikan tertinggi SMTA kejuruan, yaitu
mencapai 14,59 persen pada tahun 2009, kemudian disusul oleh SMTA umum (14,50
persen), dan akademi/diploma I, II, III sebesar 13,66 persen.
Hal menarik yang juga perlu disimak adalah kaitannya antara TPT dengan
tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan dibedakan antara laki-laki dan perempuan.
Untuk laki-laki dominasi TPT adalah mereka yang tamat SMTA kejuruan,
yaitu sebesar 13,50 persen. Hal berbeda terdapat pada TPT tertinggi perempuan yaitu
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 69
didominasi oleh mereka yang tamat SMTA umum (18,26 persen), diikuti oleh mereka
yang tamat SMTA kejuruan (17,06 persen) dan tamat universitas (S1, S2, S3) sebesar
16,98 persen.
Gambar 6.2 TPT Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2009
1,5 1,43
3,022,34
5,054,67
7,92
9,23
12,59
18,26
13,50
17,06
10,52
16,28
10,24
16,98
0
5
10
15
20
Pe
rse
n
0 1 2 3 4 5 6 7
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Laki-laki Perempuan
Sumber : BPS RI - Sakernas, 2009
Keterangan : 0 = Tidak/belum pernah sekolah 4 = SMTA Umum 1 = Tidak/belum tamat SD 5 = SMTA Kejuruan
2 = Sekolah Dasar 6 = Diploma I/II/III 3 = SLTP 7 = Universitas
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 70
6.3 Penduduk yang Bekerja
Jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas pada tahun 2009 berjumlah
169 328 208 jiwa, dari jumlah tersebut sebesar 113 833 280 jiwa (67,23 persen) adalah
termasuk angkatan kerja. Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan
atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu.
Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam
suatu usaha/kegiatan ekonomi. Apabila dibedakan menurut daerah tempat tinggal,
ternyata penduduk berumur 15 tahun ke atas di daerah perdesaan yang bekerja
sebanyak 61 671 806 jiwa (65,29 persen), sedangkan untuk daerah perkotaan sebesar
43 198 667 jiwa (57,70 persen).
Penduduk laki-laki berumur 15 tahun ke atas yang bekerja sebanyak 77,37
persen, sedangkan untuk penduduk perempuan hanya sebanyak 46,68 persen.
Penduduk laki-laki berumur 15 tahun ke atas yang menganggur lebih besar (6,28
persen) daripada perempuan (4,32 persen). Hal serupa juga terjadi pada penduduk
berumur 15 tahun ke atas yang mempunyai kegiatan utama seminggu yang lalu
bersekolah, yaitu sebesar 8,37 persen untuk laki-laki dan sebesar 7,94 persen untuk
perempuan, sedangkan untuk penduduk berumur 15 tahun ke atas yang mempunyai
kegiatan utama seminggu yang lalu mengurus rumah tangga didominasi perempuan
(sebesar 37,35 persen) dibandingkan laki-laki (sebesar 1,82 persen) hal yang umum
terjadi dimana pada umumnya perempuan sebagai pekerja domestik.
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 71
Tabel 6.2 Persentase Penduduk Berumur 15+ menurut Jenis Kegiatan Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin, 2009
Penduduk Kegiatan Seminggu
Usia Kerja yang Lalu Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
Angkatan Kerja Bekerja 77,37 46,68
Pengangguran 6,28 4,32
Bukan Angkatan Kerja Sekolah 8,37 7,94
Mengurus Rumah Tangga 1,83 37,35
Lainnya 6,15 3,71
Jenis Kelamin
Sumber : BPS RI - Sakernas, 2009
6.4 Lapangan Pekerjaan
Komposisi penyebaran jumlah pekerja di suatu wilayah menurut lapangan
pekerjaannya menunjukkan pada sisi mana kegiatan ekonomi wilayah tersebut
bertumpu. Pada tahun 2009 secara nasional, terlihat bahwa sebagian besar penduduk
yang tinggal di daerah perkotaan, yaitu 70,35 persen (dibandingkan yang tinggal di
daerah pedesaan hanya 29,84 persen) bertumpu pada sektor industri, sektor
perdagangan, serta sektor jasa-jasa. Sektor pertanian masih merupakan sektor yang
sangat dominan bagi lapangan pekerjaan utama di daerah perdesaan, yaitu sebesar
60,08 persen, apabila dibandingkan daerah perkotaan (sebesar 10,55 persen) yang
bertumpu pada sektor industri, perdagangan, dan sektor jasa kemasyarakatan.
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 72
Secara nasional, peran perempuan pada sektor Industri pengolahan,
perdagangan, serta sektor jasa kemasyarakatan tersebut cukup besar yaitu masing-
masing sebesar 14,14 persen, 28,18 persen, dan 15,59 persen, dibandingkan dengan
laki-laki yang masing-masing sebesar 11,09 persen, 16,50 persen, dan 11,99 persen.
Gambar 6.3 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Seminggu yang Lalu menurut Jenis Kelamin dan Lapangan Pekerjaan Utama, 2009
40,22
45,68
1,560,41
11,09
16,65
0,31 0,06
8,22
0,39
16,50
33,19
8,49
1,74 1,61 1,29
11,99
0,58
0
10
20
30
40
50
Pe
rse
n
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lapangan Pekerjaan Utama
Laki-laki Perempuan
Sumber : BPS RI – Sakernas 2009
Keterangan : 1 = Pertanian, kehutanan, perburuan, dan perikanan 2 = Pertambangan dan Penggalian 3 = Industri Pengolahan 4 = Listrik, Gas, dan Air 5 = Bangunan/konstruksi 6 = Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel 7 = Angkutan, pergudangan, dan Komunikasi 8 = Keuangnan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan 9 = Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 73
6.5 Status Pekerjaan
Secara nasional, pada tahun 2009 penduduk perempuan berumur 15 tahun
ke atas yang mempunyai pekerjaan sebagai ”Pekerja Keluarga” menempati posisi
tertinggi, yaitu sebesar 32,43 persen, sedangkan laki-laki hanya sebesar 8,14 persen.
Untuk pekerja yang berstatus ”Buruh/Karyawan/Pegawai” penduduk perempuan
berumur 15 tahun ke atas menempati posisi kedua yaitu sebesar 26,36 persen,
sedangkan untuk laki-laki sebesar 28,62 persen. Status pekerjaan ”Berusaha Dibantu
Buruh Tetap/Buruh Dibayar” menempati posisi terendah, yaitu hanya sebesar 1,30
persen untuk penduduk perempuan berumur 15 tahun ke atas, sedangkan untuk laki-
laki sebesar 3,86 persen.
Gambar 6.4 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Seminggu yang Lalu menurut Status Pekerjaan Utama dan
Jenis Kelamin, 2009
21,13
18,33
25,25
13,82
3,86
1,30
28,62
26,36
5,74 5,38
7,25
2,38
8,14
32,43
0
10
20
30
40
Per
sen
1 2 3 4 5 6 7
Status Pekerjaan Utama
Laki-laki Perempuan
Sumber : BPS RI - Sakernas, 2009
Keterangan : 1 = Berusaha sendiri 5 = Pekerja bebas di pertanian 2 = Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar 6 = Pekerja bebas di non pertanian 3 = Berusaha dibantu buruh tetap 7 = Pekerja keluarga 4 = Buruh/Karyawan/Pegawai
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 74
Kondisi ini merupakan gambaran dari keadaan ketenagakerjaan di Indonesia,
dimana kaum perempuan berumur 15 tahun ke atas pada umumnya memiliki kegiatan
mengurus rumah tangga (37,35 persen), dan untuk membantu menambah penghasilan
biasanya para anggota rumah tangga ikut serta bekerja membantu kepala rumah
tangga sebagai ”Pekerja Keluarga” .
6.6 Tingkat Pendidikan Penduduk yang Bekerja
Pendidikan tertinggi yang ditamatkan penduduk berumur 15 tahun ke atas
yang bekerja selama seminggu yang lalu sangat penting diketahui untuk melihat
seberapa jauh mutu pekerja di suatu daerah.
Secara Nasional, pada tahun 2009 sebagian besar (28,27 persen) penduduk
berumur 15 tahun ke atas yang bekerja selama seminggu yang lalu hanya
berpendidikan tamat SD. Untuk perempuan angkanya mencapai 27,61 persen,
sedangkan untuk laki-laki angkanya mencapai 28,67 persen.
Mutu pekerja yang berpendidikan universitas (S1, S2, S3) mencapai angka
4,44 persen, dimana untuk perempuan 4,72 persen dan laki-laki mencapai angka
sebesar 4,27 persen. Persentase terendah untuk penduduk berumur 15 tahun ke atas
yang bekerja selama seminggu yang lalu adalah pekerja yang berpendidikan tertinggi
tamat Akademi/Diploma I, II, II yang hanya mencapai angka 2,66 persen, terdiri 3,71
persen perempuan dan 2,02 persen laki-laki.
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 75
Gambar 6.5 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2009
4,07
8,71
17,23
20,69
28,6727,61
19,63
16,62
15,19
11,8
8,91
6,14
2,02
3,714,27
4,72
0
10
20
30
Per
sen
0 1 2 3 4 5 6 7
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Laki-laki Perempuan
6.7. Pekerja Anak
Dalam perkembangan ketenagakerjaan di Indonesia, pekerja anak
merupakan salah satu fenomena sosial yang eksistensi permasalahannya masih terus
berlangsung bahkan menjadi semakin kompleks. Keterlibatan anak-anak dalam
kegiatan ekonomi sebagai pekerja anak disebabkan antara lain oleh kemiskinan yang
terjadi di dalam keluarga. Secara langsung maupun tidak langsung keterlibatan pekerja
anak telah memberikan kontribusi di dalam ekonomi keluarga. Namun, kondisi yang
demikian justru membatasi hak-hak anak itu sendiri karena bekerja bukanlah kewajiban
seorang anak.
Sumber : BPS RI - Sakernas, 2009
Keterangan: 0 = Tidak/belum pernah sekolah 4 = SMTA Umum 1 = Tidak/belum tamat SD 5 = SMTA Kejuruan 2 = Sekolah Dasar 6 = Diploma I/II/III 3 = SLTP 7 = Universitas
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 76
Konsep pekerja anak yang digunakan adalah penduduk umur 10-17 tahun
yang melakukan kegiatan/pekerjaan dengan maksud untuk memperoleh atau
membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling
sedikit satu jam secara terus menerus dalam seminggu yang lalu (termasuk pekerja
keluarga tanpa upah yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi).
Pada Tabel 6.3. dapat diketahui bahwa pada tahun 2009 sebagian besar
pekerja anak di Indonesia adalah pekerja anak laki-laki yakni sebesar 60,88 persen,
sedangkan pekerja anak perempuan sebesar 39,12 persen.
Jika dilihat menurut provinsi, pada tahun 2009 terdapat 5 provinsi yang
memiliki persentase pekerja anak perempuan di atas 44 persen, yaitu Provinsi DKI
Jakarta (65,37 persen), Bali (48,78 persen), Jawa Barat (46,38 persen), Banten (45,85
persen), dan DI Yogyakarta (44,26 persen). Khusus untuk DKI Jakarta merupakan
satu-satunya provinsi dengan proporsi pekerja anak perempuan (65,37 persen) lebih
tinggi dari pekerja anak laki-laki (34,63 persen). Untuk pekerja anak laki-laki terdapat 5
provinsi yang persentasenya di atas 71 persen, yaitu Gorontalo (79,80 persen),
Lampung ( 74,24 persen), Sulawesi Utara ( 73,35 persen), Jambi (71,76 persen), dan
Sulawesi Tengah (71,66 persen).
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 77
Tabel 6.3 Persentase Penduduk Berumur 10-17 Tahun yang Bekerja menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2009
Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
Aceh 66,18 33,82 100,00
Sumatera Utara 59,01 40,99 100,00
Sumatera Barat 66,68 33,32 100,00
Riau 69,86 30,14 100,00
Kepulauan Riau 65,45 34,55 100,00
Jambi 71,76 28,24 100,00
Sumatera Selatan 66,62 33,38 100,00
Kepulauan Bangka Belitung 70,89 29,11 100,00
Bengkulu 65,60 34,40 100,00
Lampung 74,24 25,76 100,00
DKI Jakarta 34,63 65,37 100,00
Jawa Barat 53,62 46,38 100,00
Banten 54,15 45,85 100,00
Jawa Tengah 60,33 39,67 100,00
DI Yogyakarta 55,74 44,26 100,00
Jawa Timur 62,06 37,94 100,00
Bali 51,22 48,78 100,00
Nusa Tenggara Barat 59,59 40,41 100,00
Nusa Tenggara Timur 61,84 38,16 100,00
Kalimantan Barat 57,82 42,18 100,00
Kalimantan Tengah 64,35 35,65 100,00
Kalimantan Selatan 58,84 41,16 100,00
Kalimantan Timur 60,11 39,89 100,00
Sulawesi Utara 73,35 26,65 100,00
Gorontalo 79,80 20,20 100,00
Sulawesi Tengah 71,66 28,34 100,00
Sulawesi Selatan 67,36 32,64 100,00
Sulawesi Barat 68,65 31,35 100,00
Sulawesi Tenggara 67,34 32,66 100,00
Maluku 60,95 39,05 100,00
Maluku Utara 67,15 32,85 100,00
Papua Barat 59,69 40,31 100,00
Papua 56,01 43,99 100,00
Indonesia 60,88 39,12 100,00
JumlahProvinsiJenis Kelamin
Sumber : BPS RI - Sakernas, 2009
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 78
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 79
SEKTOR PUBLIK
Negara Indonesia mengatur hak dan kewajiban yang sama antara laki-laki
dan perempuan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu, persamaan kedudukan
antara laki-laki dan perempuan juga ditegaskan dalam Undang-Undang No. 7 Tahun
1984 tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap wanita. Dengan
demikian, perempuan diberikan kebebasan dan kesempatan yang sama dengan laki
laki dalam berperan di semua bidang dan sektor. Tidak hanya di ranah domestik,
peranan perempuan juga telah diakui di sektor publik. Hal itu tampak pada partisipasi
perempuan yang menjadi anggota di badan legislatif, eksekutif maupun yudikatif serta
partai politik.
7.1 Politik dan Legislatif
Kesadaran berpolitik kaum perempuan ditandai dengan banyaknya
perempuan yang menjadi anggota legislatif, baik sebagai anggota DPR, MPR maupun
sebagai anggota DPD. Pada periode 2009-2014, perempuan yang menjadi anggota
DPR sebanyak 100 orang dari 560 anggota DPR (sekitar 18 persen). Sementara itu
perempuan yang menjadi anggota MPR ada sebanyak 136 orang atau sekitar 20
persen terhadap total anggota MPR (692 orang).
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 80
Di partai politik, perempuan banyak berasal dari Partai Demokrat (34 orang),
hal ini bisa dimaklumi karena partai ini merupakan partai pemenang pemilu. Secara
persentase, perempuan dari partai PKB paling tinggi persentasenya (25 persen),
sedangkan yang terendah pada partai PKS, hanya 3 persen. Dari perwakian daerah,
terdapat 27 persen perempuan dan 73 persen laki-laki. Nilai persentase perempuan di
badan legislatif ini paling tinggi dibandingkan badan legislatif lainnya.
Gambar 7.1 Persentase Anggota MPR, DPR, dan DPD menurut Jenis Kelamin,
2009
20
80
18
82
27
73
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Anggota MPR Anggota DPR Anggota DPD
Perempuan Laki-laki Sumber : Website DPR – RI
7.2 Eksekutif
Menteri merupakan orang pilihan Presiden yang mempunyai keahlian khusus
dapat membantu Presiden menjalani roda pemerintahan. Dari 30 kementerian yang
dibentuk presiden, terdapat satu kementerian yang khusus menangani perempuan,
yaitu Kementerian Pemberdayaan Perempuan yang dipimpin oleh Menteri Perempuan.
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 81
Dari 29 kementerian sisanya, hanya 3 kementerian yang dipimpin oleh
Menteri Perempuan, yaitu Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, Kementerian
Perencanaan Pembangunan (Ketua Bappenas), dan Kementerian Kesehatan.
Gambar 7.2 Banyaknya Menteri pada Kementerian di Kabinet Indonesia
Bersatu Jilid II menurut Jenis Kelamin, 2009-2014
Sumber : Website DPR – RI
Pada tahun 2007, telah terjadi sejarah baru dengan lahirnya gubernur
perempuan di Provinsi Banten, dan hanya satu-satunya perempuan yang menjadi
gubernur. Di tingkat kabupaten/kota, hanya terdapat 8 orang bupati atau walikota
perempuan dari 400 kabupaten/kota yang ada di Indonesia. Jumlah ini terlihat lebih
banyak dibandingkan dengan perempuan yang menjadi gubernur. Namun secara
persentase, perempuan yang menjadi gubernur lebih besar dibandingkan perempuan
yang menjadi bupati/walikota, yaitu 3 persen berbanding 1,8 persen.
Di tingkat desa/kelurahan, umumnya kepala desa/lurah adalah laki-laki.
Perempuan yang menjadi kepala desa/lurah hanya sebesar 4 persen. Tingkat
pendidikan tidak mempengaruhi seseorang menjadi kepala desa/lurah. Namun
demikian sebagian besar kepala desa/lurah, baik laki-laki maupun perempuan
berpendidikan minimal SMA atau SMTA.
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 82
7.3 Yudikatif
Lembaga yudikatif yang terdiri dari Mahkamah Agung (MA), Mahkamah
Konstitusi (MK), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Komisi Yudisial (KY)
merupakan lembaga yang belum responsif gender. Di 4 (empat) lembaga ini, hanya 1
(satu) yang mempunyai pemimpin perempuan, yaitu MK. Dari 9 pimpinan MK hanya 1
perempuan.
Gambar 7.3 Banyaknya Pimpinan pada Mahkamah Agung menurut Jenis Kelamin, 2009
Sumber : Website DPR – RI
Gambar 7.4 Banyaknya Pimpinan KPK menurut Jenis Kelamin, 2009
Sumber : Website DPR – RI
Gambar 7.5 Banyaknya Pimpinan Mahkamah Konstitusi menurut Jenis Kelamin, 2009
Sumber : Website DPR – RI
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 83
Gambar 7.6 Banyaknya Pimpinan Komisi Yudisial menurut Jenis Kelamin, 2009
Sumber : Website DPR – RI
7.4 Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Peran perempuan dalam pemerintahan terlihat dari banyak perempuan yang
menjadi pejabat struktural mulai dari eselon V (terendah) sampai dengan eselon I
(tertinggi). Pada Mei 2010 jumlah PNS sebanyak 4 732 472 orang, 46 persen
diantaranya adalah perempuan. Dilihat berdasarkan tingkat pendidikannya, persentase
perempuan yang bependidikan tinggi (S1 ke atas) tidak jauh berbeda dengan PNS laki-
laki, yaitu 31,2 persen berbanding 33,14 persen. Begitu pula bila dilihat dari kelompok
umur. Bila diasumsikan bahwa kelompok umur 29-60 tahun merupakan umur yang
mungkin menjadi pejabat struktural, persentase pada kelompok umur tersebut tidak
berbeda jauh yaitu persentase perempuan sebesar 95,31 persen, sedangkan laki-laki
sebesar 96,83 persen. Namun demikian, jumlah yang hampir seimbang tersebut tidak
memudahkan perempuan untuk menduduki jabatan struktural.
Secara umum pejabat struktural di lingkungan PNS hanya 5 persen (236 582
orang), baik laki-laki maupun perempuan. Sebagian besar pejabat struktural didominasi
oleh kaum laki-laki. Perempuan yang menjadi pejabat struktural hanya 22 persen.
Semakin tinggi jabatan semakin kecil persentase perempuan yang menduduki jabatan
tersebut. Dari 554 pejabat eselon I hanya 49 orang perempuan (8,8 persen), untuk
pejabat eselon II, III, IV dan V perempuan masing-masing sebanyak 539 (7,5 persen),
6 123 (15,2 persen), 43 067 (24,3 persen) dan 2 759 (23,8 persen).
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 84
Gambar 7.7 Jumlah PNS yang Menduduki Jabatan Eselon 1-5 menurut Jenis Kelamin, 2010
8.8
91.2
7.5
92.5
15.2
84.8
24.3
75.7
23.8
76.2
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Eselon 1 Eselon 2 Eselon 3 Eselon 4 Eselon 5
Perempuan Laki-laki Sumber : Website DPR – RI
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 85
PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN
Manusia dan alam lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial,
merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Lingkungan fisik dapat berupa alam
sekitar yang alamiah, maupun buatan manusia. Alam sekitar yang kelihatannya sangat
alamiah, kadang sewaktu-waktu dapat menjadi sangat ganas. Untuk itu, manusia
menciptakan tempat perlindungan berupa rumah atau tempat tinggal. Manusia sebagai
makhluk sosial, secara alamiah pula mempunyai keinginan untuk hidup bersama
dengan orang Iain sehingga berkumpul pula beberapa bangunan rumah tinggal dan
terbentuklah suatu pemukiman rumah penduduk.
Sejalan dengan pertumbuhan penduduk, permintaan terhadap rumah akan
terus meningkat karena rumah merupakan kebutuhan dasar bagi manusia disamping
pakaian dan makanan. Meningkatnya permintaan rumah harus diimbangi dengan
penyediaan akan kebutuhan perumahan bagi penduduk. Informasi tentang perumahan
menjadi penting untuk melihat sejauh mana masyarakat telah menikmati rumah.
Rumah tinggal merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sepanjang
hidupnya selain kebutuhan sandang dan pangan. Sehingga rumah dapat dikatakan
sebagai kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh manusia agar dapat terus
bertahan hidup. Jika kebutuhan primer tersebut tidak dapat dipenuhi, maka mereka
akan sangat sulit untuk dapat hidup secara layak.
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 86
Rumah, selain sebagai tempat untuk berteduh dan berlindung, baik disaat
hujan maupun panas, juga diperlukan untuk memberi rasa aman bagi penghuninya dari
gangguan yang tidak diinginkan. Selain itu, rumah juga merupakan tempat berkumpul
bagi para penghuninya, dan biasanya mereka merupakan suatu ikatan keluarga. Lebih
jauh lagi, rumah juga dapat dijadikan sebagai salah satu indikator kesejahteraan
pemiliknya. Semakin baik fasilitas yang dimiliki, dapat diasumsikan semakin baik pula
tingkat kesejahteraan penghuninya. Beberapa fasilitas perumahan yang dapat
menggambarkan tingkat kesejahteraan rumah tangga adalah luas lantai rumah,
sumber air minum, fasilitas tempat buang air besar, dan tempat pembuangan kotoran
(tinja).
8.1 Kualitas Rumah Tinggal
Rumah merupakan tempat berkumpul bagi semua anggota keluarga serta
sebagai tempat untuk menghabiskan sebagian besar waktunya. Karenanya, kondisi
rumah sangat berperan dalam menentukan tingkat kesejahteraan para penghuninya.
Rumah yang tidak sehat dapat menjadi media penularan penyakit bagi anggota rumah
tangga yang menghuninya atau bahkan para tetangga di sekitarnya. Salah satu ukuran
yang digunakan untuk menilai kondisi kesehatan perumahan diantaranya adalah luas
lantai rumah atau tempat tinggal (dalam meter persegi). Luas lantai rumah tempat
tinggal selain digunakan sebagai indikator untuk menilai kemampuan sosial
masyarakat, secara tidak langsung juga dapat dikaitkan dengan sistem kesehatan
lingkungan keluarga atau tempat tinggal (perumahan).
Selain luas lantai, jenis lantai juga dapat digunakan sebagai indikator untuk
melihat kualitas perumahan. Semakin baik kualitas lantai perumahan dapat
diasumsikan semakin membaik pula tingkat kesejahteraan penghuninya. Rumah
tangga dengan jenis lantai keramik atau marmer menggambarkan bahwa penghuninya
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 87
mempunyai tingkat kesejahteraan yang lebih baik dari pada rumah tangga yang
menggunakan jenis lantai semen, ubin, atau tanah. Selain itu, jenis lantai rumah juga
dapat mempengaruhi kondisi kesehatan penghuninya. Semakin banyak rumah tangga
yang mendiami rumah dengan jenis lantai tanah, maka akan terpengaruh pada
rendahnya derajat kesehatan masyarakat, karena lantai tanah dapat menjadi media
yang subur bagi timbulnya kuman penyakit dan media penularan bagi jenis penyakit
tertentu, seperti diare, cacingan dan penyakit kulit.
Pada tahun 2009 ada sebanyak 17,38 persen rumah tangga yang menempati
rumah tinggal dengan luas lantai per kapita kurang dari 9 m2, untuk rumah tangga yang
dikepalai laki-laki sebesar 18,58 persen diantaranya memiliki luas lantai kurang dari 9
m2, sementara rumah tangga yang dikepalai perempuan sebesar 10,14 persen.
Propinsi Papua merupakan daerah dengan persentase terbesar (57,39 persen), hal
ini berarti bahwa sebanyak 57,39 persen rumah tangga di Papua menempati rumah
tinggal dengan luas lantai kurang dari 9 m2, dimana untuk rumah tangga yang dikepalai
laki-laki sebesar 59,08 persen diantaranya memiliki luas lantai kurang dari 9 m2,
sementara rumah tangga yang dikepalai perempuan sebesar 39,09 persen.
Selain itu, pada tahun 2009 terdapat sebanyak 11,95 persen rumah tangga
yang mendiami rumah tinggal dengan lantai tanah, dimana sebesar 11,5 persen
adalah rumah tangga yang dikepalai laki-laki dan sebesar 14,64 persen adalah rumah
tangga yang dikepalai perempuan. Propinsi Nusa Tenggara Timur merupakan daerah
dengan persentase rumah tangga yang berlantai tanah terbesar (40,39 persen),
dimana untuk rumah tangga yang dikepalai laki-laki sebesar 39,45 persen diantaranya
dengan lantai tanah, sementara rumah tangga yang dikepalai perempuan sebesar
45,94 persen.
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 88
Gambar 8.1 Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga dan Beberapa Indikator Kualitas Perumahan, 2009
18,58
10,14
17,38
11,5014,64
11,95
96,41 96,28 96,38
67,40
63,7366,88
0
20
40
60
80
100
Pe
rse
n
Luas Lantai < 9 m2 Lantai Tanah Atap Layak Dinding Permanen
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Rumah tangga yang menempati rumah dengan atap yang layak, yaitu terbuat
dari beton, genteng, sirap, seng, dan asbes sebanyak 96,38 persen, dimana sebesar
96,41 persen adalah rumah tangga yang dikepalai laki-laki dan sebesar 96,28 persen
adalah rumah tangga yang dikepalai perempuan. Propinsi Yogyakarta merupakan
daerah dengan persentase rumah tangga yang menggunakan atap yang layak terbesar
(99,92 persen) , dimana untuk rumah tangga yang dikepalai laki-laki hampir semuanya
(99,90 persen) diantaranya dengan atap yang layak, sementara rumah tangga yang
dikepalai perempuan semuanya (100 persen) menggunakan atap yang layak.
Sementara itu rumah tangga yang menempati rumah dengan dinding
permanen, yaitu dinding yang terbuat dari tembok sebanyak 66,88 persen, dimana
sebesar 67,40 persen adalah rumah tangga yang dikepalai laki-laki dan sebesar 63,73
persen adalah rumah tangga yang dikepalai perempuan. Propinsi DKI Jakarta
merupakan daerah dengan persentase rumah tangga yang menggunakan dinding
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 89
permanen terbesar (91,92 persen) , dimana untuk rumah tangga yang dikepalai laki-
laki sebesar 91,87 persen diantaranya dengan dinding permanen, sementara rumah
tangga yang dikepalai perempuan sebesar 92,20 persen.
8.2. Kelengkapan Fasilitas Pokok Rumah
Kelengkapan fasilitas pokok suatu rumah akan menentukan nyaman atau
tidaknya suatu rumah tinggal, yang juga menentukan kualitas suatu rumah tinggal.
Fasilitas pokok yang penting agar suatu rumah menjadi nyaman dan sehat untuk
dijadikan tempat tinggal antara lain adalah tersedianya sarana penerangan listrik, air
bersih, serta jamban dengan tangki septik.
Secara Nasional, pada tahun 2009 ada sebanyak 93,54 persen rumah tangga
yang menggunakan listrik sebagai sumber penerangannya, untuk rumah tangga yang
dikepalai laki-laki sebesar 93,61 persen di antaranya menggunakan listrik sebagai
sumber penerangannya, sementara rumah tangga yang dikepalai perempuan sebesar
93,11 persen. Propinsi DKI Jakarta merupakan daerah dengan persentase terbesar
(99,57 persen) hal ini berarti bahwa hampir semua rumah tangga di DKI Jakarta
menempati rumah tinggal dengan menggunakan listrik sebagai sumber
penerangannya, dimana untuk rumah tangga yang dikepalai laki-laki sebesar 99,55
persen diantaranya menggunakan listrik sebagai sumber penerangan, sementara
rumah tangga yang dikepalai perempuan sebesar 99,70 persen.
Air bersih (yaitu air yang sumbernya berasal dari air sumur bor/pompa, sumur
terlindung, mata air terlindung yang jarak ke tempat penampungan kotoran/tinja
terdekat 10 meter atau lebih) merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi rumah
tangga dalam kehidupan sehari-hari. Ketersediaan dalam jumlah yang cukup, terutama
untuk keperluan minum dan masak, merupakan tujuan dari program penyediaan air
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 90
bersih yang terus menerus diupayakan pemerintah. Pada tahun 2009, secara Nasional
ada sebanyak 53,70 persen rumah tangga yang dapat menikmati air minum bersih,
untuk rumah tangga yang dikepalai laki-laki sebesar 53,68 persen diantaranya dapat
menikmati air minum bersih, sementara rumah tangga yang dikepalai perempuan
sebesar 53,83 persen.
Sistem pembuangan kotoran atau air besar manusia sangat erat kaitannya
dengan kondisi lingkungan dan resiko penularan suatu penyakit, khususnya penyakit
saluran pencernaan. Klasifikasi sarana pembuangan kotoran dilakukan berdasarkan
atas tingkat resiko pencemaran yang mungkin ditimbulkan. Masalah kondisi lingkungan
tempat pembuangan kotoran manusia tidak terlepas dari aspek kepemilikan terhadap
sarana yang digunakan, terutama dikaitkan dengan tanggung jawab dalam
pemeliharaan dan kebersihan sarana.
Fasilitas rumah tinggal yang berkaitan dengan hal tersebut adalah
ketersediaan jamban sendiri dengan tangki septik. Pada tahun 2009, secara nasional
ada sebanyak 73,56 persen rumah tangga yang menggunakan jamban sendiri dengan
tangki septik. Rumah tangga yang menggunakan jamban sendiri dengan tangki septic
antara yang dikepalai oleh laki-laki dan perempuan persentasenya tidak jauh berbeda
yaitu 73,44 persen dan 74,34 persen. Persentase ini menunjukkan cukup banyak
rumah tangga diluar kondisi tersebut dapat disebabkan karena tinggalnya di pulau-
pulau atau di bantaran sungai, yang langsung membuang kotoran ke laut atau ke
sungai.
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 91
Gambar 8.2 Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga dan Beberapa Fasilitas Perumahan, 2009
93,61 93,11 93,54
53,68 53,83 53,70
73,44 74,34 73,56
0
20
40
60
80
100
Pe
rse
n
Penerangan Listrik Air Minum Bersih Jamban Sendiri dengan Tangki
Septik
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
8.3. Akses pada Informasi
Seiring dengan semakin majunya perkembangan teknologi, alat komunikasi
seperti telepon, telepon selular (handphone), dan komputer menjadi salah satu fasilitas
perumahan yang sangat pesat pertumbuhannya.
Berdasarkan data Susenas 2009, hanya sekitar 10,36 persen rumah tangga
di Indonesia yang memiliki telepon rumah, dimana untuk rumah tangga yang dikepalai
laki-laki sebesar 10,48 persen diantaranya menggunakan telepon rumah, sementara
rumah tangga yang dikepalai perempuan sebesar 9,62 persen. Untuk rumah tangga
yang memiliki telepon selular ada sebesar 61,84 persen rumah tangga yang
memilikinya, sebesar 63,99 persen rumah tangga diantaranya dikepalai laki-laki,
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 92
sedangkan rumah tangga yang dikepalai perempuan sebesar 48,75 persen. Secara
nasional rumah tangga yang memiliki Desktop/PC sebesar 8,40 persen, dimana untuk
rumah tangga yang dikepalai laki-laki sebesar 8,76 persen diantaranya memiliki
Desktop/PC, sementara rumah tangga yang dikepalai perempuan sebesar 6,18
persen. Untuk rumah tangga yang memiliki Laptop/Notebook sebesar 5,27 persen,
sebesar 5,40 persen rumah tangga diantaranya dikepalai laki-laki, sedangkan rumah
tangga yang dikepalai perempuan sebesar 4,49 persen.
Gambar 8.3 Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Fasilitas
Teknologi Informasi menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga dan Jenis Fasilitas, 2009
10,48 9,62 10,36
63,99
48,75
61,84
8,766,18
8,405,40 4,49 5,27
0
20
40
60
80
Pe
rse
n
Telepon Rumah Telepon Seluler Desktop/PC Laptop/Notebook
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Persentase rumah tangga yang paling sedikit satu anggota rumah tangganya
mengakses internet tertinggi melalui warnet yaitu sebesar 6,69 persen, sebesar 6,68
persen rumah tangga diantaranya dikepalai laki-laki, sedangkan rumah tangga yang
dikepalai perempuan sebesar 6,79 persen. Penggunaan internet di kantor menempati
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 93
urutan kedua setelah warnet yaitu sebesar 3,41 persen, dimana sebesar 3,55 persen
rumah tangga diantaranya dikepalai laki-laki, sedangkan rumah tangga yang dikepalai
perempuan sebesar 2,55 persen. Akses internet rumah tangga melalui sekolah
menempati urutan ketiga yaitu sebesar 2,86 persen, untuk rumah tangga yang
dikepalai laki-laki sebesar 2,89 persen, sedangkan rumah tangga yang dikepalai
perempuan sebesar 2,70 persen.
Akses internet melalui komputer di rumah masih cukup rendah, yaitu 2,74
persen, dimana untuk rumah tangga yang dikepalai laki-laki sebesar 2,83 persen,
sementara rumah tangga yang dikepalai perempuan sebesar 2,21 persen. Untuk
akses internet melalui media lainnya (kafe, hotel, dsb) merupakan yang terendah yaitu
sebesar 0,94 persen, dimana rumah tangga yang dikepalai laki-laki sebesar 0,95
persen dan rumah tangga yang dikepalai perempuan sebesar 0,92 persen.
Gambar 8.4 Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Fasilitas Internet
menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga dan Lokasi/Media Akses Internet, 2009
2,83
2,21
2,74
6,68 6,79 6,69
3,55
2,55
3,41
2,892,70
2,86
0,95 0,92 0,94
0
2
4
6
8
Pe
rse
n
Rumah Warnet Kantor Sekolah Lainnya
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 94
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 95
ANAK PENYANDANG CACAT DAN ANAK TELANTAR
9.1 Anak Penyandang Cacat
Dalam UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, pasal 1 ayat (1)
didefinisikan bahwa anak adalah seseorang yang belum berumur 18 tahun, termasuk
anak yang masih dalam kandungan. Untuk data anak penyandang cacat, dalam bab ini
anak datanya dibagi dalam 2 kelompok umur, yaitu balita (0 - 4 tahun) yang
selanjutnya masuk kelompok balita dan kelompok umur 5-17 tahun. Khusus pengertian
anak adalah penduduk berumur 5 -17 tahun yang belum kawin.
Dengan demikian, anak penyandang cacat dapat didefinisikan sebagai
penduduk berumur 5-17 tahun yang belum kawin dan mempunyai kelainan fisik
dan/atau mental, yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan
baginya untuk melakukan kegiatan secara selayaknya.
Setiap anak penyandang cacat berhak mendapat hak kehidupan yang layak
dan fasilitas yang sama dimanapun dia bertempat tinggal. sebagaimana tertuang
dalam DEKLARASI HAK PENYANDANG CACAT yang dicetuskan oleh Majelis
Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan resolusi 3447 tanggal 9 Desember 1975
di New York, yang menyebutkan bahwa ”Penyandang cacat berhak untuk hidup
dengan keluarga atau orang tua angkat mereka dan untuk berpartisipasi dalam semua
kegiatan sosial, kreatif, atau rekreasi”.
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 96
Kecacatan (disabilitas) dapat dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu: 1) Kecacatan
akibat kecelakaan, meliputi korban peperangan, kerusuhan, kecelakaan kerja/industri,
kecelakaan lalu lintas serta kecelakaan lainnya; 2) Cacat sejak lahir atau ketika dalam
kandungan, termasuk golongan ini adalah mereka yang menderita cacat akibat
penyakit keturunan; 3) Cacat yang disebabkan oleh penyakit, seperti penyakit polio,
penyakit kelamin, penyakit TBC, penyakit kusta, diabetes, dan lain-lain.
Pada Tabel 9.1 memperlihatkan bahwa secara umum perkiraan jumlah
penyandang cacat untuk penduduk laki-laki lebih banyak daripada perempuan, baik di
daerah perkotaan maupun di perdesaan. Penyandang cacat penduduk laki-laki
diperkirakan sebesar 0,99 persen dari jumlah penduduk di Indonesia, sedangkan
penyandang cacat penduduk perempuan diperkirakan sebesar 0,85 persen. Apabila
diperhatikan berdasarkan tipe daerah, sebagian besar penyandang cacat berada di
perdesaan baik untuk penduduk laki-laki maupun perempuan. Penyandang cacat
penduduk perempuan di perdesaan sekitar 0,94 persen, sedangkan di perkotaan
hanya sebesar 0,76 persen. Sementara itu penyandang cacat penduduk laki-laki di
perdesaan sekitar 1,07 persen, sedangkan di perkotaan hanya sebesar 0,90 persen.
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 97
Tabel 9.1 Perkiraan Jumlah (Ribuan) dan Persentase Penyandang Cacat
menurut Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
Jenis Kelamin Perkotaan PerdesaanPerkotaan +
Perdesaan
(1) (2) (3) (4)
Laki-laki (L)
Jumlah Penyandang Cacat (000) 500,30 630,50 1 130,80
Jumlah Penduduk (000) 55 281,30 59 076,90 114 358,20
% Penyandang Cacat Terhadap
Jumlah Penduduk 0,90 1,07 0,99
Perempuan (P)
Jumlah Penyandang Cacat (000) 428,30 567,70 996,00
Jumlah Penduduk (000) 56 337,80 60 172,40 116 510,30
% Penyandang Cacat Terhadap
Jumlah Penduduk 0,76 0,94 0,85
L + P
Jumlah Penyandang Cacat (000) 928,60 1 198,20 2 126,80
Jumlah Penduduk (000) 111 619,10 119 249,30 230 868,40
% Penyandang Cacat Terhadap
Jumlah Penduduk 0,83 1,00 0,92
Sumber : BPS RI - Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan, 2009
Penyandang cacat pada kelompok umur balita (0-4 tahun) dan anak-anak
(5-17 tahun) mempunyai persentase yang lebih rendah bila dibandingkan pada
kelompok umur lainnya (Tabel 9.2). Namun demikian persentase anak umur 5-17
tahun penyandang cacat lebih tinggi dibandingkan balita (0-4 tahun), yaitu 18,16
persen berbanding 2,48 persen. Hal ini kemungkinan kecacatan pada anak berumur 5-
17 tahun lebih disebabkan akibat kecelakaan atau penyakit yang diderita (seperti
polio), disamping kecacatan akibat bawaan sejak lahir.
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 98
Secara absolut anak penyandang cacat lebih banyak ditemukan di perdesaan
(sekitar 210,0 ribu) daripada di perkotaan (sekitar 176,2 ribu), walaupun secara
persentase di perkotaan lebih besar (18,97 persen) daripada di perdesaan (17,53
persen).
Tabel 9.2 Perkiraan Jumlah (dalam ribuan) dan Persentase Penyandang Cacat menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
Kelompok Umur
(Tahun) Jumlah Jumlah Jumlah
(000) (000) (000)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
0 – 4 20,5 2,21 32,3 2,7 52,7 2,48
5 – 17 176,2 18,97 210 17,53 386,2 18,16
18 – 30 191,2 20,59 242,1 20,21 433,3 20,37
31 – 59 336,3 36,22 382,1 31,89 718,4 33,78
60 + 204,4 22,01 331,8 27,69 536,2 25,21
Jumlah 928,60 100,00 1 198,20 100,00 2 126,80 100,00
% % %
Perkotaan (K) Perdesaan (D) K + D
Sumber : BPS RI - Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan, 2009
Pada Gambar 9.1 memperlihatkan persentase penyandang cacat berumur 5
tahun ke atas menurut partisipasi sekolah dan kelompok umur. Berdasarkan gambar
tersebut persentase anak penyandang cacat pada kelompok umur 5-6 tahun yang
tidak/belum pernah sekolah sangat mendominasi, yaitu mencapai 82,68 persen,
sedangkan yang masih sekolah hanya 16,82 persen dan sudah tidak sekolah lagi
relatif kecil, yaitu hanya 0,50 persen. Sementara itu persentase anak penyandang
cacat pada kelompok umur 7 – 24 tahun yang tidak/belum pernah sekolah dan tidak
sekolah lagi hampir seimbang, yaitu sekitar 39,47 persen dan 36,15 persen,
sedangkan anak penyandang cacat yang masih sekolah pada kelompok umur yang
sama hanya sekitar 24,38 persen.
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 99
Gambar 9.1 Persentase Penyandang Cacat Berumur 5 Tahun ke Atas menurut Partisipasi Sekolah dan Kelompok Umur, 2009
82,68
16,82
0,50
39,47
24,38
36,15 34,88
0,09
65,03
0
20
40
60
80
100
Pe
rse
n
5-6 7-24 25+
Tidak/Belum Pernah Sekolah Masih Sekolah Tidak Sekolah Lagi
Sumber : BPS RI - Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan, 2009
9.2 Anak Telantar
Anak merupakan generasi penerus dalam upaya mewujudkan cita-cita
bangsa yang mempunyai peranan untuk menjamin kelangsungan eksistensi bangsa
dan negara pada masa depan. Agar setiap anak kelak mampu memikul tanggung
jawab tersebut, maka perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh
dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial, dan berakhlak
mulia, serta upaya perlindungan dalam mewujudkan kesejahteraan anak dengan
memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya tanpa diskriminasi.
Sejalan dengan hal tersebut, maka pemerintah telah berupaya mencanangkan
berbagai program dan kebijakan yang mendukung pemenuhan hak-hak anak tanpa
diskriminasi dalam prioritas nasional di bidang Kesejahteraan Rakyat. Keberadaan
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 100
orang tua, kondisi ekonomi dan lingkungan mempengaruhi perkembangan anak dalam
proses pertumbuhannya. Salah satu permasalahan anak berkaitan dengan
kurang/tidak terpenuhinya kebutuhan anak secara wajar, baik kebutuhan fisik, mental
spiritual dan sosial dikenal dengan istilah anak telantar (UU No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak). Keterbatasan yang dimiliki seorang anak dalam proses tumbuh
kembangnya berdampak pada perlunya perlindungan anak. Perlindungan anak
didefinisikan sebagai segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak atas hak-
haknya agar dapat hidup, tumbuh kembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi. Berbagai problematika anak menjadi perhatian serius dari
pemerintah, dalam hal ini ditunjukkan dengan adanya UU Perlindungan Anak dan
Lembaga Komisi Perlindungan Anak. Secara struktural, penanganan anak terintegrasi
di berbagai lembaga pemerintahan negara diantaranya Kementerian Koordinator
Kesejahteraan Rakyat, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, Kementerian Sosial (Kemensos) dan Kementerian Pendidikan
Nasional.
Dalam rangka mengidentifikasi apakah seorang anak dapat dikategorikan sebagai
anak telantar atau tidak telantar, maka digunakan kriteria ketelantaran berdasarkan
variabel-variabel pokok yang berkaitan dengan tingkat pemenuhan kebutuhan dasar, yaitu
mencakup tingkat pemenuhan kebutuhan akan makanan pokok, lauk pauk yang
berprotein tinggi, pakaian dan kebutuhan sosial yang meliputi pendidikan dasar, tempat
tetap untuk tidur, keluhan kesehatan dan keberadaan ayah/bapak kandung.
Pemilihan jenis variabel kriteria ketelantaran tersebut berdasarkan kriteria hasil uji
validitas variabel Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) pada tahun 2002
yang merupakan kegiatan Studi Identifikasi Variabel Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial. Hasil studi tersebut mengidentifikasi beberapa kriteria untuk indikator anak telantar,
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 101
lansia telantar maupun rumah tidak layak huni. Dari hasil kesepakatan antara BPS RI dan
Kemensos dibuat kriteria baru berdasarkan kriteria lama yang disempurnakan dan
penggunaan kriteria baru dimulai sejak Susenas 2003. Berikut ini disajikan tabel yang
berisi variabel-variabel untuk menentukan derajat ketelantaran.
Tabel 9.3. Variabel-variabel untuk Menentukan Derajat Ketelantaran
Jenis Indikator Jenis Variabel
(1) (2)
1. Tidak pernah diberi Air Susu Ibu (ASI)
2. Tidak mempunyai Bapak dan ibu kandung lagi 3. Makan makanan pokok kurang dari 14 kali dalam seminggu
4. Makan lauk pauk berprotein tinggi (nabati atau hewani); nabati 3 kali, hewani
2 kali atau kombinasi 4,2 dalam seminggu 5. Ibu balita yang bertanggung jawab terhadap anak ini bekerja selama seminggu
terakhir
1. Balita Telantar (Balita : penduduk
usia 0 – 4 tahun) Note: Kriteria 3 dan 4
tidak berlaku bagi balita usia 0-1 tahun
6. Bila balita sakit tidak diobati 7. Anak dititipkan/diasuh oleh orang lain (tetangga, lainnya atau ditinggal sendiri)
selama seminggu terakhir
1. Tidak/belum pernah sekolah atau tdk sekolah lagi dan
tidak tamat pendidikan dasar (wajar 9 tahun), sesuaikan dengan umur
2. Makan makanan pokok kurang dari 14 kali dalam seminggu
3. Makan lauk pauk berprotein tinggi (nabati atau hewani); nabati 3 kali,
hewani 2 kali atau kombinasi 4,2 dalam seminggu 4. Memiliki pakaian kurang dari 4 stel
5. Tidak mempunyai tempat tetap untuk tidur (BV R7a=2 atau R7a=1, R7b=2 atau R7a=1, R7b=1 dan R7c=1)
6. Bila sakit tidak di obati
7. Yatim piatu atau bapak kandung bukan art (BIV kol(12)=3 dan kol (13)=3 atau kol (12) Bpk=2 atau 3)
2. Anak Telantar (Anak : penduduk usia 5-17 thn dan belum
kawin) Note: Kriteria 1 tidak berlaku bagi anak usia 5-6 tahun
8. Bekerja/membantu memperoleh penghasilan (penduduk < 15 tahun)
1. Luas lantai per kapita - perkotaan : < 4 m2
- perdesaan : < 10 m2
2. Jenis atap rumah terbuat dari daun/lainnya 3. Jenis dinding rumah terbuat dari bambu/lainnya
4. Jenis lantai tanah
5. Tidak mempunyai fasilitas buang air besar (WC sendiri)
6. Sumber penerangan bukan listrik
7. Jarak sumber air minum utama ke tempat pembuangan
kotoran/tinja kurang dari 10 m
3. Rumah Tidak Layak Huni
Jika memenuhi : 1 (satu) kriteria : Tidak telantar
2 (dua) kriteria : Hampir telantar
Lebih dari 2 kriteria : Telantar
Sumber : BPS RI - Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan, 2009
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 102
Pada Tabel 9.4 terlihat bahwa persentase anak hampir telantar dua kali lebih
tinggi dibandingkan anak telantar. Keadaan ini terjadi baik di daerah perkotaan maupun
perdesaan. Dari jumlah sekitar 3,1 juta anak telantar, mayoritas anak telantar
terkonsentrasi di daerah perdesaan yaitu sebesar 76,2 persen (sekitar 2,4 juta anak)
dan sisanya di daerah perkotaan sebesar 26,9 persen (sekitar 720 ribu anak).
Tabel 9.4 Perkiraan Jumlah (ribuan) dan Persentase Anak menurut Daerah Tempat Tinggal, Jenis Kelamin dan Kategori Ketelantaran, 2009
Jumlah
(000)%
Jumlah
(000)%
Jumlah
(000)%
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
K L 414,90 3,02 1 344,60 9,8 11 966,60 87,18 13 726,20 100,00
P 305,10 2,34 1 216,90 9,35 11 499,40 88,31 13 021,40 100,00
L + P 720,10 2,69 2 561,50 9,58 23 466,00 87,73 26 747,60 100,00
D L 1 343,30 8,16 2 520,40 15,31 12 596,30 76,53 16 460,00 100,00
P 1 052,40 7,03 2 093,20 13,99 11 818,50 78,98 14 964,20 100,00
L + P 2 395,70 7,62 4 613,70 14,68 24 414,80 77,69 31 424,20 100,00
K + D L 1 758,20 5,82 3 865,00 12,8 24 562,90 81,37 30 186,20 100,00
P 1 357,60 4,85 3 310,10 11,83 23 317,80 83,32 27 985,50 100,00
L + P 3 115,80 5,36 7 175,20 12,33 47 880,80 82,31 58 171,70 100,00
Daerah
Tempat
Tinggal
Jenis
Kelamin
Telantar Tidak TelantarJumlah Anak
(000)%
Hampir Telantar
Sumber : BPS RI - Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan, 2009
Keterangan : K = Perkotaan D = Perdesaan L = Laki-laki P = Perempuan
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 103
Gambar 9.2 Persentase Anak Berumur 5-17 Tahun menurut Kategori Ketelantaran, 2006 dan 2009
6,08 5,36
11,82 12,33
82,09 82,31
0
20
40
60
80
100
Pe
rse
n
Telantar Hampir Telantar Tidak Telantar
2006 2009
Sumber : BPS RI - Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan, 2009
Pada tahun 2009 diperkiraan anak telantar sebesar 58,2 juta anak, dimana
sekitar 3,1 juta anak (5,36 persen) termasuk kategori anak telantar, selanjutnya sekitar
7,2 juta anak atau 12,33 persen dikategorikan anak hampir telantar dan 47,9 juta anak
(82,31 persen) termasuk kategori anak tidak telantar. Persentase anak telantar pada
tahun 2009 ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2006.
Meskipun persentase anak telantar mengalami penurunan, namun persentase
anak yang termasuk kategori hampir telantar mengalami kenaikan selama tahun 2006-
2009, yaitu dari 11,82 persen pada 2006 menjadi 12,33 persen pada 2009. Hal ini perlu
mendapat perhatian serius dari pemerintah karena anak hampir telantar sangat
berpotensi untuk menjadi anak telantar.
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 104
Tabel 9.5 Persentase Anak Berumur 7-17 Tahun menurut Kategori
Ketelantaran, Daerah Tempat Tinggal dan Partisipasi Sekolah, 2009
Tidak/Belum Masih Tidak
Pernah Sekolah Bersekolah Bersekolah Lagi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Telantar Perkotaan (K) 4,18 66,36 29,46 100,00
Perdesaan (D) 10,47 65,95 23,58 100,00
K + D 8,99 66,05 24,96 100,00
Hampir Telantar Perkotaan (K) 1,80 80,88 17,32 100,00
Perdesaan (D) 2,44 81,15 16,41 100,00
K + D 2,21 81,05 16,74 100,00
Tidak Telantar Perkotaan (K) 0,26 93,96 5,78 100,00
Perdesaan (D) 0,35 90,65 9,00 100,00
K + D 0,31 92,27 7,42 100,00
Jumlah Anak Perkotaan (K) 0,51 91,94 7,55 100,00
Perdesaan (D) 1,43 87,36 11,20 100,00
K + D 1,01 89,47 9,52 100,00
Daerah Tempat
Tinggal
Kategori
KetelantaranJumlah
Sumber : BPS RI - Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan, 2009
Anak telantar berumur 7-17 tahun yang menikmati pendidikan masih sangat
terbatas. Berdasarkan tipe daerah, persentase anak telantar dan anak hampir telantar
yang tidak/belum pernah sekolah di perdesaan sekitar dua kali lipat lebih tinggi bila
dibandingkan di perkotaan. Namun demikian, tidak terdapat perbedaan yang berarti
mengenai persentase anak tidak telantar antara daerah perkotaan dan perdesaan
(Tabel 9.5).
Apabila diperhatikan berdasarkan provinsi, ternyata persentase tertinggi anak
telantar berumur 7-17 tahun tidak/belum pernah sekolah terdapat di provinsi Papua
(42,13 persen) dan persentase terendah di provinsi Kepulauan Riau (2,17 persen).
Sementara itu, persentase tertinggi anak telantar yang tidak bersekolah terdapat
di Kepulauan Bangka Belitung, yaitu 70,99 persen. Jika dilihat pada setiap provinsi
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 105
ternyata Aceh mempunyai sebaran yang cukup baik untuk partisipasi sekolah bagi
anak telantar karena sebagian besar anak telantar masih bersekolah (82,72 persen),
sedangkan yang tidak/belum sekolah hanya sekitar 3,07 persen dan yang sudah tidak
bersekolah lagi sebesar 14,22 persen.
Dilihat menurut kegiatan seminggu terakhir, terdapat 46,17 persen anak
telantar sekolah, 34,45 persen bekerja, 4,95 persen mengurus rumah tangga dan
14,43 persen melakukan kegiatan lainnya. Dalam data ini apabila seminggu yang lalu
melakukan bekerja dikategorikan dalam bekerja. Anak telantar yang sekolah mungkin
saja juga bekerja sehingga cukup banyak anak yang bekerja meskipun anak yang
masih sekolah cukup tinggi.
Gambar 9.3 Persentase Anak Telantar Berumur 10-17 Tahun menurut Kegiatan Seminggu yang Lalu, 2009
34,45
46,17
4,95
14,43
Bekerja Sekolah Mengurus Rumah Tangga Lainnya
Sumber : BPS RI - Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan, 2009
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 106
Sementara itu, persentase anak telantar berumur 10-17 tahun yang bekerja
selama seminggu terakhir banyak ditemui di provinsi Bali. Hal ini kemungkinan
disebabkan Bali merupakan obyek wisata yang dominan, sehingga banyak anak
telantar yang mencari rezeki di tempat-tempat obyek wisata tersebut kemudian disusul
oleh Sulawesi Tenggara (53,36 persen) dan Papua (52,20 persen). Di provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, sebaran untuk kegiatan utama bagi anak telantar tidak
cukup baik karena hampir 63,98 persen anak telantar bekerja, sedangkan yang
sekolah relatif cukup kecil, yaitu 9,55 persen. Sementara itu di DI Yogyakarta sekitar
65,04 persen anak telantar masih bersekolah dan hanya 18,96 persen saja yang
bekerja.
_____________________________________________________________________________________
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------ 107
LAMPIRAN TABEL
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 108
(2) (3) (4)
1. Aceh 48,73 51,27 100,00
2. Sumatera Utara 49,36 50,64 100,00
3. Sumatera Barat 48,98 51,02 100,00
4. R i a u 51,39 48,61 100,00
5. Kepulauan Riau 51,27 48,73 100,00
6. J a m b i 50,18 49,82 100,00
7. Sumatera Selatan 49,94 50,06 100,00
8. Kepulauan Bangka Belitung 50,74 49,26 100,00
9. Bengkulu 50,78 49,22 100,00
10. Lampung 50,67 49,33 100,00
11. DKI Jakarta 49,05 50,95 100,00
12. Jawa Barat 49,96 50,04 100,00
13. Banten 50,72 49,28 100,00
14. Jawa Tengah 49,06 50,94 100,00
15. DI Yogyakarta 48,59 51,41 100,00
16. Jawa Timur 48,63 51,37 100,00
17. B a l i 49,97 50,03 100,00
18. Nusa Tenggara Barat 47,40 52,60 100,00
19. Nusa Tenggara Timur 49,50 50,50 100,00
20. Kalimantan Barat 49,95 50,05 100,00
21. Kalimantan Tengah 50,11 49,89 100,00
22. Kalimantan Selatan 49,25 50,75 100,00
23. Kalimantan Timur 51,43 48,57 100,00
24. Sulawesi Utara 50,52 49,48 100,00
25. Gorontalo 50,40 49,60 100,00
26. Sulawesi Tengah 50,84 49,16 100,00
27. Sulawesi Selatan 48,12 51,88 100,00
28. Sulawesi Barat 50,46 49,54 100,00
29. Sulawesi Tenggara 49,43 50,57 100,00
30. Maluku 50,14 49,86 100,00
31. Maluku Utara 50,70 49,30 100,00
32. P a p u a 51,72 48,28 100,00
33. Papua Barat 50,96 49,04 100,00
49,53 50,47 100,00Indonesia
Tabel 2.1. Persentase Penduduk menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2009
(1)
Provinsi L P L+P
L P L+P L P L+P L P L+P
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Aceh 51,22 48,78 100,00 53,98 46,02 100,00 53,27 46,73 100,00Sumatera Utara 52,14 47,86 100,00 51,66 48,34 100,00 51,86 48,14 100,00Sumatera Barat 49,33 50,67 100,00 51,82 48,18 100,00 51,07 48,93 100,00R i a u 53,85 46,15 100,00 52,94 47,06 100,00 53,39 46,61 100,00Kepulauan Riau 49,16 50,84 100,00 51,60 48,40 100,00 50,86 49,14 100,00J a m b i 51,02 48,98 100,00 53,60 46,40 100,00 52,70 47,30 100,00Sumatera Selatan 52,10 47,90 100,00 53,30 46,70 100,00 52,87 47,13 100,00Kepulauan Bangka Belitung 51,42 48,58 100,00 50,97 49,03 100,00 51,09 48,91 100,00Bengkulu 53,25 46,75 100,00 53,14 46,86 100,00 53,19 46,81 100,00Lampung 50,30 49,70 100,00 49,89 50,11 100,00 50,11 49,89 100,00DKI Jakarta 51,23 48,77 100,00 - - - 51,23 48,77 100,00Jawa Barat 51,37 48,63 100,00 52,31 47,69 100,00 51,78 48,22 100,00Banten 51,95 48,05 100,00 52,23 47,77 100,00 52,10 47,90 100,00Jawa Tengah 51,62 48,38 100,00 54,79 45,21 100,00 52,73 47,27 100,00DI Yogyakarta 51,26 48,74 100,00 50,90 49,10 100,00 51,07 48,93 100,00Jawa Timur 53,17 46,83 100,00 52,33 47,67 100,00 52,80 47,20 100,00B a l i 53,93 46,07 100,00 52,22 47,78 100,00 53,20 46,80 100,00Nusa Tenggara Barat 53,40 46,60 100,00 53,47 46,53 100,00 53,45 46,55 100,00Nusa Tenggara Timur 51,78 48,22 100,00 51,65 48,35 100,00 51,67 48,33 100,00Kalimantan Barat 50,52 49,48 100,00 50,85 49,15 100,00 50,77 49,23 100,00Kalimantan Tengah 49,02 50,98 100,00 51,26 48,74 100,00 50,56 49,44 100,00Kalimantan Selatan 49,88 50,12 100,00 51,50 48,50 100,00 50,85 49,15 100,00Kalimantan Timur 50,05 49,95 100,00 52,59 47,41 100,00 51,09 48,91 100,00Sulawesi Utara 51,48 48,52 100,00 52,02 47,98 100,00 51,79 48,21 100,00Gorontalo 49,87 50,13 100,00 51,29 48,71 100,00 51,04 48,96 100,00Sulawesi Tengah 49,21 50,79 100,00 53,58 46,42 100,00 52,38 47,62 100,00Sulawesi Selatan 51,22 48,78 100,00 52,60 47,40 100,00 52,33 47,67 100,00Sulawesi Barat 49,64 50,36 100,00 48,88 51,12 100,00 49,10 50,90 100,00Sulawesi Tenggara 52,67 47,33 100,00 52,26 47,74 100,00 52,37 47,63 100,00Maluku 51,01 48,99 100,00 53,11 46,89 100,00 52,66 47,34 100,00Maluku Utara 54,90 45,10 100,00 52,57 47,43 100,00 53,16 46,84 100,00P a p u a 57,62 42,38 100,00 46,57 53,43 100,00 49,64 50,36 100,00Papua Barat 52,57 47,43 100,00 55,66 44,34 100,00 55,12 44,88 100,00
INDONESIA 51,58 48,42 100,00 52,11 47,89 100,00 51,87 48,13 100,00
Tabel 2.2. Persentase Penduduk 7-12 Tahun menurut Provinsi dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
(1)
Perkotaan+PerdesaanProvinsi
PerdesaanPerkotaan
L P L+P L P L+P L P L+P
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Aceh 53,05 46,95 100,00 52,05 47,95 100,00 52,30 47,70 100,00Sumatera Utara 50,93 49,07 100,00 52,26 47,74 100,00 51,69 48,31 100,00Sumatera Barat 48,27 51,73 100,00 48,33 51,67 100,00 48,31 51,69 100,00R i a u 50,88 49,12 100,00 53,83 46,17 100,00 52,47 47,53 100,00Kepulauan Riau 48,13 51,87 100,00 49,87 50,13 100,00 49,34 50,66 100,00J a m b i 49,42 50,58 100,00 51,32 48,68 100,00 50,57 49,43 100,00Sumatera Selatan 48,75 51,25 100,00 51,32 48,68 100,00 50,38 49,62 100,00Kepulauan Bangka Belitung 50,66 49,34 100,00 52,27 47,73 100,00 51,86 48,14 100,00Bengkulu 50,11 49,89 100,00 50,63 49,37 100,00 50,40 49,60 100,00Lampung 51,55 48,45 100,00 67,57 32,43 100,00 60,73 39,27 100,00DKI Jakarta 51,46 48,54 100,00 - - - 51,46 48,54 100,00Jawa Barat 50,12 49,88 100,00 52,66 47,34 100,00 51,22 48,78 100,00Banten 52,33 47,67 100,00 52,26 47,74 100,00 52,30 47,70 100,00Jawa Tengah 53,29 46,71 100,00 52,77 47,23 100,00 53,10 46,90 100,00DI Yogyakarta 52,02 47,98 100,00 54,70 45,30 100,00 53,42 46,58 100,00Jawa Timur 49,81 50,19 100,00 51,80 48,20 100,00 50,75 49,25 100,00B a l i 52,92 47,08 100,00 54,54 45,46 100,00 53,65 46,35 100,00Nusa Tenggara Barat 49,33 50,67 100,00 51,23 48,77 100,00 50,45 49,55 100,00Nusa Tenggara Timur 50,55 49,45 100,00 53,66 46,34 100,00 53,11 46,89 100,00Kalimantan Barat 51,52 48,48 100,00 50,96 49,04 100,00 51,12 48,88 100,00Kalimantan Tengah 49,14 50,86 100,00 50,42 49,58 100,00 49,99 50,01 100,00Kalimantan Selatan 53,49 46,51 100,00 49,84 50,16 100,00 51,31 48,69 100,00Kalimantan Timur 51,20 48,80 100,00 53,21 46,79 100,00 52,00 48,00 100,00Sulawesi Utara 48,48 51,52 100,00 54,88 45,12 100,00 52,21 47,79 100,00Gorontalo 53,63 46,37 100,00 52,22 47,78 100,00 52,48 47,52 100,00Sulawesi Tengah 47,09 52,91 100,00 50,47 49,53 100,00 49,42 50,58 100,00Sulawesi Selatan 44,54 55,46 100,00 53,12 46,88 100,00 51,34 48,66 100,00Sulawesi Barat 53,50 46,50 100,00 53,90 46,10 100,00 53,78 46,22 100,00Sulawesi Tenggara 59,74 40,26 100,00 52,65 47,35 100,00 55,11 44,89 100,00Maluku 51,91 48,09 100,00 51,41 48,59 100,00 51,55 48,45 100,00Maluku Utara 47,72 52,28 100,00 53,87 46,13 100,00 52,28 47,72 100,00P a p u a 57,33 42,67 100,00 53,00 47,00 100,00 54,24 45,76 100,00Papua Barat 50,88 49,12 100,00 54,15 45,85 100,00 53,53 46,47 100,00
INDONESIA 50,95 49,05 100,00 52,51 47,49 100,00 51,79 48,21 100,00
Tabel 2.3. Persentase Penduduk 13-15 Tahun menurut Provinsi dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
ProvinsiPerkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan
(1)
L P L+P L P L+P L P L+P
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Aceh 50,07 49,93 100,00 49,54 50,46 100,00 49,68 50,32 100,00Sumatera Utara 52,59 47,41 100,00 49,87 50,13 100,00 51,13 48,87 100,00Sumatera Barat 47,20 52,80 100,00 48,74 51,26 100,00 48,20 51,80 100,00R i a u 52,39 47,61 100,00 52,39 47,61 100,00 52,39 47,61 100,00Kepulauan Riau 46,77 53,23 100,00 50,12 49,88 100,00 48,96 51,04 100,00J a m b i 47,98 52,02 100,00 52,45 47,55 100,00 50,61 49,39 100,00Sumatera Selatan 52,53 47,47 100,00 54,60 45,40 100,00 53,77 46,23 100,00Kepulauan Bangka Belitung 50,48 49,52 100,00 55,14 44,86 100,00 53,79 46,21 100,00Bengkulu 50,22 49,78 100,00 52,66 47,34 100,00 51,57 48,43 100,00Lampung 50,57 49,43 100,00 56,61 43,39 100,00 54,13 45,87 100,00DKI Jakarta 45,68 54,32 100,00 - - - 45,68 54,32 100,00Jawa Barat 53,44 46,56 100,00 52,08 47,92 100,00 52,89 47,11 100,00Banten 50,95 49,05 100,00 52,68 47,32 100,00 51,77 48,23 100,00Jawa Tengah 46,16 53,84 100,00 55,50 44,50 100,00 49,42 50,58 100,00DI Yogyakarta 50,63 49,37 100,00 52,37 47,63 100,00 51,50 48,50 100,00Jawa Timur 52,24 47,76 100,00 56,07 43,93 100,00 53,88 46,12 100,00B a l i 49,85 50,15 100,00 54,51 45,49 100,00 51,68 48,32 100,00Nusa Tenggara Barat 48,21 51,79 100,00 49,49 50,51 100,00 48,91 51,09 100,00Nusa Tenggara Timur 50,50 49,50 100,00 53,01 46,99 100,00 52,41 47,59 100,00Kalimantan Barat 47,57 52,43 100,00 50,93 49,07 100,00 49,89 50,11 100,00Kalimantan Tengah 52,88 47,12 100,00 53,27 46,73 100,00 53,15 46,85 100,00Kalimantan Selatan 45,67 54,33 100,00 53,92 46,08 100,00 50,60 49,40 100,00Kalimantan Timur 48,65 51,35 100,00 51,29 48,71 100,00 49,73 50,27 100,00Sulawesi Utara 51,24 48,76 100,00 52,25 47,75 100,00 51,80 48,20 100,00Gorontalo 48,20 51,80 100,00 52,31 47,69 100,00 51,23 48,77 100,00Sulawesi Tengah 46,89 53,11 100,00 49,78 50,22 100,00 48,79 51,21 100,00Sulawesi Selatan 50,99 49,01 100,00 51,71 48,29 100,00 51,52 48,48 100,00Sulawesi Barat 46,84 53,16 100,00 48,71 51,29 100,00 48,11 51,89 100,00Sulawesi Tenggara 47,19 52,81 100,00 54,17 45,83 100,00 51,43 48,57 100,00Maluku 41,28 58,72 100,00 46,80 53,20 100,00 45,06 54,94 100,00Maluku Utara 43,64 56,36 100,00 51,41 48,59 100,00 49,08 50,92 100,00P a p u a 52,52 47,48 100,00 54,14 45,86 100,00 53,66 46,34 100,00Papua Barat 57,17 42,83 100,00 53,32 46,68 100,00 54,27 45,73 100,00
INDONESIA 50,63 49,37 100,00 52,13 47,87 100,00 51,39 48,61 100,00
Perdesaan Perkotaan+Perdesaan
(1)
Tabel 2.4. Persentase Penduduk 16-18 Tahun menurut Provinsi dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
ProvinsiPerkotaan
(2) (3) (4)
1. Aceh 97,48 72.981,23 179
2. Sumatera Utara 96,00 42.012,89 107
3. Sumatera Barat 105,74 87.023,66 65
4. R i a u 100,73 8.201,72 191
5. Kepulauan Riau 99,76 50.058,16 57
6. J a m b i 103,17 91.592,43 79
7. Sumatera Selatan 102,72 16.424,06 63
8. Kepulauan Bangka Belitung 103,02 19.919,33 88
9. Bengkulu 105,21 34.623,80 224
10. Lampung 96,26 664,01 13.454
11. DKI Jakarta 99,83 35.377,76 1.184
12. Jawa Barat 96,31 9.662,92 1.076
13. Banten 94,50 32.800,69 986
14. Jawa Tengah 94,68 3.133,15 1.088
15. DI Yogyakarta 102,93 47.799,75 756
16. Jawa Timur 99,88 5.780,06 615
17. B a l i 90,11 18.572,32 250
18. Nusa Tenggara Barat 98,00 48.718,10 90
19. Nusa Tenggara Timur 99,80 147.307,00 32
20. Kalimantan Barat 100,43 153.564,50 16
21. Kalimantan Tengah 97,03 38.744,23 89
22. Kalimantan Selatan 105,88 204.534,34 15
23. Kalimantan Timur 102,10 13.851,64 163
24. Sulawesi Utara 103,41 11.257,07 80
25. Gorontalo 92,74 61.841,29 42
26. Sulawesi Tengah 97,75 46.717,48 168
27. Sulawesi Selatan 101,62 16.787,18 62
28. Sulawesi Barat 101,86 38.067,70 61
29. Sulawesi Tenggara 100,56 46.914,03 29
30. Maluku 102,84 31.982,50 30
31. Maluku Utara 103,93 319.036,05 6
32. P a p u a 107,13 97.024,27 7
33. Papua Barat 98,15 1.910.931,32 121
49,53 50,47 100
Keterangan:
*) Sumber dari Ditjen PUM Kemendagri kondisi Mei 2010
Indonesia
Tabel 2.5. Sex Ratio, Luas Wilayah, dan Kepadatan Penduduk per KM2, 2009
(1)
Provinsi Sex Ratio Luas WilayahKepadatan per
KM2
L P L+P L P L+P L P L+P
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Aceh 83,08 16,92 100,00 78,12 21,88 100,00 79,51 20,49 100,00Sumatera Utara 84,35 15,65 100,00 84,96 15,04 100,00 84,68 15,32 100,00Sumatera Barat 83,43 16,57 100,00 84,06 15,94 100,00 83,84 16,16 100,00R i a u 90,23 9,77 100,00 90,18 9,82 100,00 90,21 9,79 100,00Kepulauan Riau 85,65 14,35 100,00 84,94 15,06 100,00 85,32 14,68 100,00J a m b i 88,65 11,35 100,00 89,76 10,24 100,00 89,41 10,59 100,00Sumatera Selatan 87,12 12,88 100,00 91,21 8,79 100,00 89,68 10,32 100,00Kepulauan Bangka Belitung 85,12 14,88 100,00 89,84 10,16 100,00 87,57 12,43 100,00Bengkulu 86,66 13,34 100,00 90,76 9,24 100,00 89,33 10,67 100,00Lampung 85,85 14,15 100,00 91,20 8,80 100,00 89,81 10,19 100,00DKI Jakarta 84,84 15,16 100,00 - - - 84,84 15,16 100,00Jawa Barat 87,30 12,70 100,00 87,14 12,86 100,00 87,23 12,77 100,00Banten 88,10 11,90 100,00 87,51 12,49 100,00 87,87 12,13 100,00Jawa Tengah 83,13 16,87 100,00 86,20 13,80 100,00 84,72 15,28 100,00DI Yogyakarta 77,91 22,09 100,00 85,23 14,77 100,00 80,36 19,64 100,00Jawa Timur 82,84 17,16 100,00 83,82 16,18 100,00 83,34 16,66 100,00B a l i 90,55 9,45 100,00 92,94 7,06 100,00 91,56 8,44 100,00Nusa Tenggara Barat 78,30 21,70 100,00 78,49 21,51 100,00 78,41 21,59 100,00Nusa Tenggara Timur 84,80 15,20 100,00 85,96 14,04 100,00 85,76 14,24 100,00Kalimantan Barat 88,56 11,44 100,00 90,39 9,61 100,00 89,89 10,11 100,00Kalimantan Tengah 90,27 9,73 100,00 90,86 9,14 100,00 90,66 9,34 100,00Kalimantan Selatan 85,35 14,65 100,00 85,56 14,44 100,00 85,47 14,53 100,00Kalimantan Timur 91,07 8,93 100,00 92,22 7,78 100,00 91,51 8,49 100,00Sulawesi Utara 85,06 14,94 100,00 90,02 9,98 100,00 87,87 12,13 100,00Gorontalo 87,48 12,52 100,00 91,20 8,80 100,00 90,03 9,97 100,00Sulawesi Tengah 86,28 13,72 100,00 90,57 9,43 100,00 89,67 10,33 100,00Sulawesi Selatan 81,23 18,77 100,00 82,44 17,56 100,00 82,04 17,96 100,00Sulawesi Barat 80,54 19,46 100,00 87,90 12,10 100,00 85,51 14,49 100,00Sulawesi Tenggara 83,45 16,55 100,00 83,45 16,55 100,00 83,45 16,55 100,00Maluku 84,43 15,57 100,00 89,08 10,92 100,00 87,85 12,15 100,00Maluku Utara 83,46 16,54 100,00 92,16 7,84 100,00 89,58 10,42 100,00P a p u a 88,53 11,47 100,00 92,38 7,62 100,00 91,52 8,48 100,00Papua Barat 86,70 13,30 100,00 92,10 7,90 100,00 90,51 9,49 100,00
INDONESIA 85,11 14,89 100,00 86,51 13,49 100,00 85,83 14,17 100,00
Tabel 3.1. Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi, Daerah Tempat Tinggal, dan Jenis Kelamin KRT, 2009
(1)
Perkotaan+PerdesaanProvinsi
PerdesaanPerkotaan
1 2-3 4-5 6 Total 1 2-3 4-5 6 Total 1 2-3 4-5 6 Total
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Aceh 2,43 30,07 44,94 22,56 100,00 27,58 42,91 22,57 6,94 100,00 7,58 32,70 40,36 19,36 100,00Sumatera Utara 1,59 29,02 45,20 24,19 100,00 23,61 43,60 24,70 8,09 100,00 4,96 31,25 42,06 21,73 100,00Sumatera Barat 2,48 30,13 43,26 24,14 100,00 28,22 42,00 20,96 8,83 100,00 6,64 32,04 39,65 21,66 100,00R i a u 2,09 31,82 47,07 19,02 100,00 18,94 40,92 28,89 11,25 100,00 3,74 32,71 45,29 18,25 100,00Kepulauan Riau 3,59 38,89 44,39 13,14 100,00 21,01 40,23 27,84 10,92 100,00 6,15 39,09 41,96 12,81 100,00J a m b i 2,06 34,84 47,69 15,42 100,00 23,37 46,12 23,54 6,98 100,00 4,31 36,03 45,13 14,52 100,00Sumatera Selatan 1,66 32,65 48,22 17,47 100,00 18,54 46,66 25,71 9,09 100,00 3,40 34,09 45,90 16,61 100,00Kepulauan Bangka Belitung 3,30 36,14 45,75 14,81 100,00 30,40 42,15 19,90 7,55 100,00 6,67 36,89 42,54 13,90 100,00Bengkulu 2,41 30,96 52,05 14,58 100,00 30,56 40,98 23,53 4,93 100,00 5,42 32,03 49,00 13,55 100,00Lampung 1,92 36,65 47,18 14,25 100,00 26,73 43,84 23,29 6,13 100,00 4,44 37,38 44,75 13,42 100,00DKI Jakarta 4,28 35,98 43,95 15,79 100,00 22,07 40,63 24,56 12,75 100,00 6,97 36,68 41,01 15,33 100,00Jawa Barat 2,15 39,93 45,72 12,20 100,00 34,64 41,65 18,37 5,33 100,00 6,30 40,15 42,23 11,33 100,00Banten 3,22 31,16 45,49 20,13 100,00 23,82 40,69 25,93 9,55 100,00 5,72 32,31 43,12 18,85 100,00Jawa Tengah 2,58 39,69 45,84 11,89 100,00 35,93 42,93 16,97 4,17 100,00 7,67 40,18 41,43 10,71 100,00DI Yogyakarta 9,29 40,94 40,69 9,08 100,00 51,62 32,03 12,75 3,60 100,00 17,61 39,19 35,20 8,01 100,00Jawa Timur 2,53 42,35 43,78 11,34 100,00 34,65 42,20 18,95 4,19 100,00 7,88 42,33 39,64 10,15 100,00B a l i 3,72 37,36 43,10 15,82 100,00 47,87 38,06 10,57 3,50 100,00 7,44 37,42 40,35 14,78 100,00Nusa Tenggara Barat 2,63 40,26 43,23 13,88 100,00 23,15 54,56 19,71 2,58 100,00 7,06 43,35 38,15 11,44 100,00Nusa Tenggara Timur 2,72 24,87 40,34 32,07 100,00 18,17 44,68 25,67 11,47 100,00 4,92 27,69 38,25 29,14 100,00Kalimantan Barat 2,44 31,71 46,09 19,76 100,00 21,38 43,52 24,94 10,17 100,00 4,35 32,90 43,95 18,79 100,00Kalimantan Tengah 2,74 38,74 45,62 12,90 100,00 26,94 50,57 17,57 4,92 100,00 5,00 39,85 43,00 12,16 100,00Kalimantan Selatan 3,40 39,42 45,14 12,03 100,00 31,78 42,98 19,11 6,14 100,00 7,53 39,94 41,36 11,18 100,00Kalimantan Timur 3,38 34,47 44,37 17,79 100,00 23,05 42,99 23,45 10,50 100,00 5,05 35,19 42,59 17,17 100,00Sulawesi Utara 3,03 39,42 45,13 12,42 100,00 30,90 47,80 14,95 6,36 100,00 6,41 40,43 41,47 11,69 100,00Gorontalo 0,71 32,35 47,82 19,12 100,00 15,76 52,20 25,18 6,87 100,00 2,21 34,33 45,56 17,90 100,00Sulawesi Tengah 2,65 30,43 45,66 21,26 100,00 25,49 45,44 21,51 7,55 100,00 5,01 31,98 43,17 19,84 100,00Sulawesi Selatan 2,62 28,59 43,78 25,00 100,00 25,01 42,40 21,52 11,07 100,00 6,64 31,07 39,79 22,50 100,00Sulawesi Barat 2,59 26,05 41,61 29,74 100,00 17,80 45,29 24,59 12,32 100,00 4,80 28,84 39,14 27,22 100,00Sulawesi Tenggara 1,92 25,56 45,57 26,95 100,00 19,20 43,09 26,31 11,40 100,00 4,78 28,46 42,38 24,37 100,00Maluku 2,30 23,63 40,77 33,31 100,00 20,30 40,93 24,64 14,14 100,00 4,48 25,73 38,81 30,98 100,00Maluku Utara 2,08 25,57 42,04 30,31 100,00 18,33 39,00 26,35 16,32 100,00 3,77 26,97 40,41 28,85 100,00P a p u a 2,44 38,03 40,99 18,54 100,00 16,97 48,48 26,45 8,10 100,00 3,67 38,92 39,76 17,65 100,00Papua Barat 3,11 33,53 40,07 23,29 100,00 23,56 46,89 16,90 12,65 100,00 5,05 34,80 37,87 22,28 100,00
INDONESIA 2,61 36,86 45,03 15,50 100,00 30,59 42,71 20,29 6,40 100,00 6,58 37,69 41,52 14,21 100,00
Tabel 3.2. Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan Banyaknya Anggota Rumah Tangga,
2009
(1)
Laki-laki+PerempuanProvinsi
PerempuanLaki-laki
L P L+P L P L+P L P L+P
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Aceh 91,30 53,54 84,91 95,48 62,79 88,33 94,26 60,65 87,37Sumatera Utara 90,23 58,05 85,19 95,11 78,25 92,57 92,88 68,76 89,18Sumatera Barat 88,21 52,11 82,23 93,57 63,94 88,85 91,73 59,74 86,56R i a u 91,82 57,87 88,51 96,38 66,29 93,43 94,11 62,10 90,97Kepulauan Riau 92,06 71,36 89,09 97,91 28,29 87,43 94,80 50,63 88,31J a m b i 91,97 58,74 88,20 96,33 70,18 93,65 94,96 66,30 91,93Sumatera Selatan 89,22 56,01 84,94 96,55 80,01 95,09 93,89 68,85 91,31Kepulauan Bangka Belitung 90,64 47,35 84,20 94,66 49,33 90,05 92,78 48,19 87,24Bengkulu 91,55 60,10 87,35 96,63 75,36 94,66 94,91 68,71 92,12Lampung 90,44 56,25 85,60 95,52 64,48 92,79 94,26 61,51 90,92DKI Jakarta 88,10 56,35 83,28 - - - 88,10 56,35 83,28Jawa Barat 89,12 48,24 83,93 93,65 53,40 88,47 91,02 50,42 85,84Banten 92,26 60,49 88,47 94,77 59,41 90,36 93,23 60,06 89,21Jawa Tengah 89,02 56,87 83,59 94,42 65,64 90,45 91,86 60,96 87,13DI Yogyakarta 81,04 57,07 75,75 94,41 79,72 92,24 85,80 62,79 81,28Jawa Timur 89,87 57,41 84,30 93,94 66,91 89,56 91,97 62,15 87,01B a l i 93,14 73,92 91,32 94,57 79,91 93,54 93,75 76,04 92,26Nusa Tenggara Barat 87,82 58,02 81,35 93,39 68,70 88,08 91,06 64,21 85,27Nusa Tenggara Timur 89,39 52,58 83,79 95,42 83,31 93,72 94,41 77,73 92,03Kalimantan Barat 87,26 44,42 82,36 95,86 79,07 94,25 93,56 68,41 91,02Kalimantan Tengah 92,40 58,39 89,09 97,80 82,08 96,37 95,97 73,68 93,89Kalimantan Selatan 90,69 51,75 84,98 95,85 70,72 92,22 93,73 62,87 89,25Kalimantan Timur 91,35 58,22 88,39 96,18 65,97 93,83 93,21 60,93 90,47Sulawesi Utara 88,01 50,68 82,43 94,34 54,93 90,40 91,68 52,65 86,94Gorontalo 92,45 64,39 88,93 96,06 69,69 93,74 94,95 67,59 92,22Sulawesi Tengah 91,62 56,65 86,82 96,85 74,61 94,75 95,80 69,61 93,09Sulawesi Selatan 85,75 45,66 78,22 93,73 55,56 87,03 91,16 52,19 84,16Sulawesi Barat 91,33 61,74 85,57 95,40 75,50 93,00 94,16 69,50 90,58Sulawesi Tenggara 91,82 59,61 86,49 96,19 79,50 93,43 95,18 74,89 91,82Maluku 86,24 55,07 81,39 94,87 74,41 92,64 92,68 67,87 89,66Maluku Utara 90,91 53,39 84,70 97,21 78,90 95,78 95,48 66,92 92,50P a p u a 91,91 55,64 87,75 98,80 87,95 97,97 97,32 78,27 95,71Papua Barat 90,21 66,92 87,11 97,79 86,79 96,92 95,65 78,61 94,04
INDONESIA 89,46 55,24 84,36 94,80 66,03 90,92 92,23 60,54 87,74
Tabel 3.4. Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi, Jenis Kelamin KRT yang Bekerja, dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
(1)
Perkotaan+PerdesaanProvinsi
PerdesaanPerkotaan
Laki-laki
ProvinsiBerusaha
sendiri
Berusaha dibantu
buruh tdk tetap/
buruh tdk bayar
Berusaha dibantu
buruh tetap/buruh
dibayar
Buruh/karyawan/
pegawaiPekerja bebas
Pekerja tdk
dibayar
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Aceh 33,73 23,65 6,96 27,50 7,32 0,84Sumatera Utara 23,97 25,23 5,49 37,04 7,60 0,67Sumatera Barat 31,42 22,44 5,93 26,75 12,61 0,86R i a u 32,37 11,56 7,31 41,35 6,32 1,09Kepulauan Riau 30,36 25,58 5,93 30,74 6,92 0,47J a m b i 25,29 35,31 3,83 30,07 4,76 0,73Sumatera Selatan 25,89 34,59 4,96 26,00 7,90 0,66Kepulauan Bangka Belitung 23,51 36,19 4,14 24,16 11,08 0,92Bengkulu 29,48 13,83 7,80 39,91 8,54 0,43Lampung 44,60 2,78 2,73 42,94 6,76 0,19DKI Jakarta 24,02 6,91 6,49 57,41 4,53 0,64Jawa Barat 26,59 16,83 4,49 35,24 16,14 0,71Banten 20,03 30,08 4,56 27,16 17,10 1,06Jawa Tengah 14,96 30,89 5,26 33,68 12,87 2,34DI Yogyakarta 20,84 28,56 5,08 29,96 14,35 1,21Jawa Timur 27,83 14,53 4,22 44,12 8,90 0,40B a l i 14,80 28,99 4,02 40,05 10,74 1,41Nusa Tenggara Barat 20,23 32,29 4,22 22,55 19,33 1,38Nusa Tenggara Timur 21,87 52,35 2,71 18,64 2,59 1,83Kalimantan Barat 24,80 36,39 3,82 28,79 4,78 1,42Kalimantan Tengah 30,69 27,84 4,35 29,50 6,57 1,05Kalimantan Selatan 27,82 25,81 5,15 33,72 7,01 0,49Kalimantan Timur 29,83 12,60 3,73 48,30 5,11 0,42Sulawesi Utara 38,65 11,24 4,86 32,32 12,47 0,45Gorontalo 29,30 35,86 4,83 23,15 6,15 0,70Sulawesi Tengah 29,46 34,89 4,89 26,34 3,27 1,15Sulawesi Selatan 28,30 37,52 4,58 24,47 4,60 0,52Sulawesi Barat 34,49 19,99 5,86 29,52 9,83 0,31Sulawesi Tenggara 29,19 37,76 5,24 22,76 4,15 0,88Maluku 33,10 36,06 2,64 24,75 3,07 0,38Maluku Utara 30,67 32,88 5,64 23,00 6,44 1,37P a p u a 28,86 30,03 2,40 33,83 4,36 0,51Papua Barat 26,41 44,91 1,87 20,04 2,40 4,36
INDONESIA 24,77 25,38 4,78 32,45 11,66 0,96
Tabel 3.5.1. Persentase Rumahtangga menurut Provinsi, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan Status Pekerjaan KRT, 2009
Perempuan
ProvinsiBerusaha
sendiri
Berusaha dibantu
buruh tdk tetap/
buruh tdk bayar
Berusaha dibantu
buruh tetap/buruh
dibayar
Buruh/karyawan/
pegawaiPekerja bebas
Pekerja tdk
dibayar
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Aceh 43,29 23,59 4,34 16,95 10,82 1,01Sumatera Utara 43,13 27,34 3,96 17,87 6,69 1,01Sumatera Barat 45,89 19,90 2,87 17,52 11,88 1,95R i a u 49,46 12,80 3,83 25,85 5,94 2,12Kepulauan Riau 49,24 17,64 3,48 18,71 10,23 0,70J a m b i 41,96 26,26 2,45 23,51 4,38 1,43Sumatera Selatan 34,06 30,72 2,99 21,06 9,33 1,83Kepulauan Bangka Belitung 39,39 29,12 3,20 18,74 7,60 1,95Bengkulu 45,02 10,94 3,82 27,74 9,14 3,35Lampung 36,50 2,07 1,83 53,56 5,93 0,11DKI Jakarta 34,95 8,59 4,77 47,22 4,38 0,09Jawa Barat 35,15 14,03 3,22 25,83 20,40 1,38Banten 36,59 21,67 3,53 19,28 17,16 1,77Jawa Tengah 31,44 26,45 3,66 28,17 7,28 2,99DI Yogyakarta 37,26 21,39 5,23 17,56 16,40 2,17Jawa Timur 36,51 11,95 2,06 34,67 13,30 1,51B a l i 31,74 15,85 5,59 36,06 8,98 1,77Nusa Tenggara Barat 29,69 22,61 2,14 10,27 33,54 1,75Nusa Tenggara Timur 37,64 44,44 1,07 9,86 3,64 3,35Kalimantan Barat 46,01 30,03 2,45 15,11 4,28 2,12Kalimantan Tengah 44,65 27,47 2,79 17,68 4,99 2,42Kalimantan Selatan 43,81 26,84 2,82 18,49 6,95 1,09Kalimantan Timur 49,86 11,20 1,56 32,85 3,47 1,07Sulawesi Utara 43,57 10,49 3,42 30,70 10,82 1,01Gorontalo 42,52 26,04 1,82 20,37 8,31 0,94Sulawesi Tengah 35,17 30,88 2,27 20,93 6,76 4,00Sulawesi Selatan 45,57 34,90 1,81 13,15 3,75 0,82Sulawesi Barat 46,46 12,85 5,91 27,97 6,80 0,00Sulawesi Tenggara 51,42 25,22 1,09 12,49 7,20 2,59Maluku 43,47 30,19 1,89 19,65 2,73 2,08Maluku Utara 35,47 25,57 5,67 24,32 7,05 1,93P a p u a 44,69 27,27 0,57 23,20 2,66 1,60Papua Barat 41,50 34,09 2,14 13,59 3,09 5,59
INDONESIA 38,14 21,35 3,59 21,74 13,39 1,78
Tabel 3.5.2. Persentase Rumahtangga menurut Provinsi, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan Status Pekerjaan KRT, 2009
L P L+P L P L+P L P L+P
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)Aceh 99,40 98,71 99,05 97,76 94,37 95,99 98,24 95,62 96,87Sumatera Utara 99,37 98,03 98,68 98,28 94,80 96,50 98,79 96,32 97,53Sumatera Barat 99,36 98,78 99,06 97,92 94,62 96,21 98,42 96,07 97,21Riau 99,29 98,38 98,85 98,76 96,74 97,77 99,03 97,56 98,31Kepulauan Riau 98,86 96,00 97,41 98,08 92,80 95,43 98,34 93,85 96,07Jambi 99,19 97,95 98,55 98,20 95,54 96,88 98,58 96,51 97,53Sumatera Selatan 99,24 97,46 98,33 96,95 90,95 94,00 97,74 93,33 95,54Kepulauan Bangka Belitung 98,94 95,29 97,09 97,07 91,37 94,29 97,56 92,46 95,05Bengkulu 98,51 95,75 97,11 97,28 92,00 94,73 97,85 93,85 95,87Lampung 99,07 97,66 98,37 98,57 89,68 94,41 98,82 93,97 96,46DKI Jakarta 99,56 98,48 99,01 - - - 99,56 98,48 99,01Jawa Barat 98,69 96,25 97,47 97,04 92,92 94,95 98,02 94,88 96,44Banten 96,59 90,33 93,38 92,90 83,48 88,02 94,71 86,82 90,64Jawa Tengah 97,35 91,26 94,22 92,62 78,23 85,17 95,67 86,58 90,98DI Yogyakarta 97,00 91,36 94,09 90,52 78,30 84,17 93,69 84,65 89,01Jawa Timur 98,93 96,48 97,71 96,48 92,44 94,49 97,96 94,89 96,44Bali 96,48 88,42 92,36 89,89 76,58 83,18 93,67 83,46 88,48Nusa Tenggara Barat 91,22 80,64 85,50 87,35 75,17 80,77 89,01 77,51 82,80Nusa Tenggara Timur 98,44 96,78 97,60 90,13 85,78 87,90 91,66 87,76 89,66Kalimantan Barat 97,48 91,66 94,59 93,74 85,33 89,50 94,81 87,10 90,94Kalimantan Tengah 99,22 97,15 98,17 98,33 96,52 97,43 98,63 96,74 97,68Kalimantan Selatan 99,17 97,87 98,50 96,70 91,46 94,04 97,72 94,15 95,90Kalimantan Timur 99,19 97,37 98,30 96,87 93,76 95,37 98,30 96,00 97,18Sulawesi Utara 99,67 99,44 99,55 99,25 98,85 99,05 99,43 99,11 99,27Gorontalo 99,67 98,60 99,13 96,68 94,16 95,45 97,32 95,15 96,25Sulawesi Tengah 96,94 93,93 95,35 88,96 82,33 85,45 91,56 86,10 88,67Sulawesi Selatan 98,83 96,16 97,44 94,67 87,75 91,15 95,66 89,81 92,66Sulawesi Barat 97,92 97,88 97,90 95,28 95,45 95,36 96,11 96,25 96,18Sulawesi Tenggara 95,65 91,65 93,63 90,19 83,55 86,87 92,04 86,35 89,19Maluku 99,43 99,17 99,29 98,15 96,23 97,19 98,49 97,08 97,77Maluku Utara 99,59 97,47 98,50 97,13 93,17 95,20 97,86 94,54 96,22Papua 98,67 96,87 97,80 70,22 58,09 64,33 76,93 67,24 72,23Papua Barat 99,45 97,46 98,47 94,39 88,37 91,49 95,90 91,17 93,60
INDONESIA 98,08 94,48 96,25 94,26 87,29 90,71 96,12 90,80 93,41
Perkotaan + Perdesaan
(1)
PerdesaanPerkotaan
Tabel 4.1. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas yang Melek Huruf menurut Provinsi, Daerah Tempat Tinggal, dan Jenis Kelamin, 2009
Provinsi
L P L+P L P L+P L P L+P
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)Aceh 99,34 98,55 98,93 97,36 93,53 95,33 97,95 94,99 96,39Sumatera Utara 99,33 97,80 98,54 97,95 93,94 95,88 98,61 95,79 97,15Sumatera Barat 99,39 98,64 99,01 97,58 93,77 95,59 98,24 95,50 96,81Riau 99,34 98,19 98,78 98,56 96,29 97,43 98,95 97,25 98,11Kepulauan Riau 98,71 95,49 97,07 97,79 91,71 94,73 98,09 92,97 95,51Jambi 99,11 97,69 98,38 97,96 94,92 96,44 98,41 96,04 97,21Sumatera Selatan 99,23 97,08 98,12 96,54 89,63 93,14 97,46 92,35 94,90Kepulauan Bangka Belitung 98,85 94,69 96,73 96,70 90,13 93,49 97,27 91,41 94,37Bengkulu 98,36 95,35 96,82 97,01 90,98 94,09 97,65 93,16 95,41Lampung 98,97 97,43 98,19 98,39 88,65 93,74 98,68 93,38 96,08DKI Jakarta 99,59 98,34 98,94 - - - 99,59 98,34 98,94Jawa Barat 98,54 95,82 97,18 96,59 91,97 94,22 97,76 94,25 95,98Banten 96,18 89,25 92,59 91,91 81,43 86,43 94,02 85,26 89,46Jawa Tengah 97,13 90,59 93,73 91,84 76,47 83,76 95,26 85,53 90,18DI Yogyakarta 96,70 90,48 93,46 89,34 76,10 82,38 92,96 83,09 87,80Jawa Timur 98,87 96,02 97,45 95,95 91,13 93,55 97,74 94,14 95,95Bali 96,07 87,35 91,56 88,66 74,01 81,23 92,92 81,80 87,22Nusa Tenggara Barat 89,90 78,43 83,61 84,87 71,61 77,54 87,07 74,56 80,18Nusa Tenggara Timur 98,29 96,37 97,31 88,35 83,47 85,81 90,24 85,85 87,96Kalimantan Barat 97,15 90,71 93,93 92,90 83,22 88,00 94,13 85,35 89,70Kalimantan Tengah 99,10 96,81 97,95 98,18 96,01 97,09 98,50 96,29 97,39Kalimantan Selatan 99,14 97,64 98,36 96,32 90,39 93,28 97,49 93,45 95,41Kalimantan Timur 99,15 97,08 98,14 96,64 92,92 94,84 98,19 95,51 96,89Sulawesi Utara 99,66 99,37 99,51 99,25 98,73 99,00 99,43 99,02 99,22Gorontalo 99,67 98,44 99,05 96,30 93,31 94,84 97,04 94,50 95,78Sulawesi Tengah 96,68 93,16 94,82 87,05 79,80 83,15 90,29 84,19 87,02Sulawesi Selatan 98,77 95,81 97,23 93,74 85,78 89,63 94,97 88,28 91,51Sulawesi Barat 97,77 97,66 97,71 94,67 94,82 94,75 95,66 95,77 95,71Sulawesi Tenggara 94,95 90,90 92,87 88,72 80,85 84,75 90,87 84,41 87,59Maluku 99,33 99,06 99,18 97,86 95,61 96,72 98,26 96,63 97,42Maluku Utara 99,53 97,15 98,30 96,77 92,29 94,56 97,62 93,88 95,74Papua 98,55 96,68 97,64 67,88 54,63 61,34 75,52 64,89 70,29Papua Barat 99,36 97,25 98,31 93,94 86,80 90,53 95,57 90,13 92,94
INDONESIA 97,88 93,86 95,82 93,46 85,62 89,42 95,65 89,68 92,58
ProvinsiPerkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
(1)
Tabel 4.2. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Melek Huruf menurut Provinsi, Daerah Tempat Tinggal, dan Jenis Kelamin
L P L+P L P L+P L P L+P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)Aceh 97,91 98,38 98,14 95,31 95,68 95,49 95,98 96,40 96,18Sumatera Utara 98,39 98,84 98,61 96,12 97,08 96,58 97,10 97,83 97,45Sumatera Barat 96,53 98,11 97,35 93,90 95,88 94,88 94,72 96,60 95,66Riau 97,47 98,94 98,17 96,54 97,09 96,80 96,99 97,99 97,46Kepulauan Riau 99,20 99,58 99,39 98,11 97,36 97,78 98,59 98,49 98,54Jambi 96,13 98,48 97,34 94,16 96,35 95,25 94,76 97,04 95,90Sumatera Selatan 97,00 99,14 98,08 95,34 97,09 96,17 95,94 97,89 96,89Kepulauan Bangka Belitung 98,25 98,70 98,47 96,02 97,04 96,50 97,05 97,83 97,42Bengkulu 98,58 99,16 98,86 94,78 96,73 95,69 96,16 97,65 96,87Lampung 98,62 99,24 98,93 96,09 96,79 96,43 96,76 97,45 97,09DKI Jakarta 99,05 99,65 99,35 - - - 99,05 99,65 99,35Jawa Barat 98,43 98,27 98,35 96,30 96,80 96,54 97,51 97,65 97,58Banten 97,57 98,24 97,90 94,40 95,24 94,80 96,13 96,90 96,50Jawa Tengah 98,68 99,13 98,89 97,59 98,11 97,84 98,11 98,60 98,35DI Yogyakarta 98,70 100,00 99,33 98,38 99,37 98,83 98,58 99,78 99,15Jawa Timur 98,60 99,28 98,93 97,83 98,01 97,92 98,20 98,62 98,41Bali 98,80 98,82 98,81 96,52 96,96 96,73 97,82 98,03 97,92Nusa Tenggara Barat 95,17 94,95 95,06 93,24 95,00 94,08 94,01 94,98 94,48Nusa Tenggara Timur 98,44 98,47 98,46 90,76 91,77 91,24 91,93 92,83 92,36Kalimantan Barat 97,90 97,31 97,61 94,00 94,45 94,22 95,04 95,22 95,13Kalimantan Tengah 98,98 99,00 98,99 95,83 96,67 96,24 96,82 97,44 97,12Kalimantan Selatan 97,99 98,70 98,34 96,00 97,45 96,70 96,78 97,96 97,35Kalimantan Timur 99,12 99,15 99,13 96,33 96,95 96,63 97,96 98,29 98,12Sulawesi Utara 99,13 99,93 99,52 96,74 98,22 97,43 97,73 98,96 98,32Gorontalo 96,30 99,38 97,84 93,57 94,26 93,91 94,37 95,76 95,06Sulawesi Tengah 97,82 98,74 98,28 93,79 94,87 94,31 94,54 95,62 95,07Sulawesi Selatan 95,38 97,15 96,29 92,97 94,72 93,80 93,64 95,48 94,54Sulawesi Barat 95,26 95,62 95,43 90,82 91,91 91,34 92,19 93,03 92,59Sulawesi Tenggara 98,24 97,86 98,05 93,51 94,47 93,97 94,46 95,22 94,83Maluku 98,87 98,00 98,44 95,25 95,22 95,23 96,12 95,90 96,01Maluku Utara 96,78 98,56 97,66 93,04 92,03 92,56 93,99 93,78 93,89Papua 98,65 96,37 97,57 70,85 68,24 69,68 75,96 73,85 75,00Papua Barat 97,96 92,33 95,56 88,02 83,47 85,73 91,23 85,76 88,60
INDONESIA 98,24 98,69 98,46 95,31 96,05 95,66 96,64 97,27 96,94
Tabel 4.3. Persentase Penduduk Berumur 7-17 Tahun yang Melek Huruf menurut Provinsi, Daerah Tempat Tinggal, dan Jenis Kelamin, 2009
ProvinsiPerkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
L P L+P L P L+P L P L+P
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)Aceh 0,91 2,12 1,53 2,96 7,22 5,19 2,36 5,76 4,13Sumatera Utara 0,54 1,81 1,19 1,86 5,44 3,69 1,24 3,73 2,51Sumatera Barat 0,44 1,11 0,78 1,72 4,17 2,98 1,27 3,1 2,21Riau 0,85 2,19 1,51 2,69 5,84 4,24 1,77 4,03 2,87Kepulauan Riau 1,76 3,89 2,83 2,94 13,4 7,83 2,34 8,29 5,23Jambi 1,25 4,99 3,15 2,89 8,9 5,91 2,36 7,62 5,01Sumatera Selatan 0,83 2,56 1,72 2,9 6,27 4,57 2,11 4,78 3,45Kepulauan Bangka Belitung 1,69 4,84 3,29 5,06 11,09 7,97 3,49 8,01 5,73Bengkulu 0,61 2,46 1,56 3,27 8,35 5,77 2,36 6,2 4,28Lampung 1,82 5,14 3,5 3,46 9,38 6,35 3,03 8,2 5,58DKI Jakarta 0,91 3,09 2,03 - - - 0,91 3,09 2,03Jawa Barat 1,68 5,06 3,37 3,77 9,74 6,8 2,53 6,99 4,77Banten 2,19 6,35 4,25 4,32 11,11 7,67 3,03 8,22 5,61Jawa Tengah 3,02 9,28 6,23 5,83 14,68 10,41 4,45 12,05 8,37DI Yogyakarta 2,24 8,46 5,44 7,34 21,79 14,83 4,05 13,25 8,79Jawa Timur 2,4 7,69 5,13 8,33 19,8 14,29 5,43 13,92 9,82Bali 3,44 11,57 7,6 9,83 23,75 16,85 6,17 16,67 11,51Nusa Tenggara Barat 7,6 17,09 12,72 11,37 22,29 17,27 9,75 20,06 15,32Nusa Tenggara Timur 1,32 2,88 2,11 7,85 12,02 9,99 6,65 10,38 8,56Kalimantan Barat 3,45 9,99 6,69 7,99 16,97 12,51 6,7 15,01 10,87Kalimantan Tengah 1,2 3,17 2,19 2,03 4,64 3,34 1,74 4,13 2,94Kalimantan Selatan 1,23 2,02 1,64 2,66 7,9 5,33 2,07 5,43 3,79Kalimantan Timur 1,15 3,19 2,15 4,27 7,94 6,04 2,35 5 3,64Sulawesi Utara 0,47 0,58 0,52 0,98 1,31 1,14 0,76 0,98 0,87Gorontalo 0,88 1,14 1,01 2,46 2,73 2,59 1,97 2,2 2,08Sulawesi Tengah 0,19 1,36 0,78 2,96 5,59 4,25 2,37 4,65 3,49Sulawesi Selatan 2,67 5,21 4,01 9,98 15,73 13,02 7,6 12,31 10,09Sulawesi Barat 3,44 6,82 5,15 7,73 13,92 10,82 6,27 11,47 8,87Sulawesi Tenggara 1,78 4,69 3,3 4,73 10,84 7,84 4,04 9,33 6,75Maluku 0,31 0,98 0,66 3,65 6,44 5,05 2,76 4,87 3,84Maluku Utara 0,33 2,54 1,46 3,56 7,39 5,43 2,6 5,84 4,21Papua 1,59 3,49 2,51 33,17 46,06 39,43 25,72 36,01 30,72Papua Barat 0,46 1,05 0,75 4,74 10,86 7,69 3,46 7,84 5,59
INDONESIA 1,96 5,88 3,96 5,63 12,77 9,26 3,84 9,41 6,67
Tabel 4.4. Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas yang Tidak/Belum Pernah Sekolah menurut Provinsi, Daerah Tempat Tinggal, dan Jenis
Kelamin, 2009
ProvinsiPerkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
(1)
L P L+P L P L+P L P L+P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)Aceh 98,83 99,35 99,07 93,15 95,57 94,31 70,53 74,92 72,74Sumatera Utara 98,51 98,92 98,70 90,30 92,64 91,43 65,13 67,60 66,34Sumatera Barat 97,54 98,52 98,02 86,13 91,28 88,79 61,87 68,38 65,25Riau 98,03 99,15 98,55 90,84 92,40 91,58 62,48 65,50 63,92Kepulauan Riau 98,66 99,23 98,95 90,52 92,41 91,26 53,41 77,85 64,62Jambi 97,41 98,84 98,11 83,41 86,74 85,10 53,77 56,43 55,13Sumatera Selatan 97,26 98,41 97,80 81,35 88,02 84,65 53,01 55,27 54,12Kepulauan Bangka Belitung 96,56 97,29 96,90 76,36 83,65 79,98 44,54 48,99 46,70Bengkulu 97,96 99,17 98,53 86,29 88,67 87,47 57,40 60,42 58,80Lampung 98,35 98,73 98,53 83,71 88,30 85,92 50,79 50,04 50,44DKI Jakarta 98,68 99,47 99,06 91,43 90,04 90,75 69,13 55,14 61,53Jawa Barat 98,05 98,39 98,22 80,81 82,96 81,85 48,76 45,15 47,06Banten 97,69 98,04 97,85 81,08 80,63 80,86 53,91 45,35 49,96Jawa Tengah 98,61 99,02 98,80 82,84 86,50 84,59 53,53 52,09 52,84DI Yogyakarta 99,51 99,81 99,65 91,50 95,59 93,42 74,23 70,34 72,26Jawa Timur 98,30 98,86 98,57 87,40 88,69 88,00 61,15 55,57 58,44Bali 98,55 98,48 98,52 90,40 86,15 88,43 66,76 62,28 64,59Nusa Tenggara Barat 97,78 98,52 98,12 85,38 86,24 85,81 60,57 53,42 56,92Nusa Tenggara Timur 95,28 96,74 95,99 77,17 81,67 79,28 45,22 50,97 47,95Kalimantan Barat 97,01 96,87 96,94 84,55 83,27 83,92 49,01 50,65 49,83Kalimantan Tengah 98,71 98,28 98,50 84,49 88,79 86,64 53,41 53,93 53,65Kalimantan Selatan 97,15 98,04 97,59 79,34 80,35 79,83 49,96 48,88 49,43Kalimantan Timur 98,19 98,66 98,42 90,41 92,78 91,55 62,61 65,51 64,07Sulawesi Utara 97,51 98,17 97,82 84,41 92,77 88,40 53,06 60,31 56,56Gorontalo 95,59 97,46 96,55 77,63 84,80 80,94 47,73 49,73 48,77Sulawesi Tengah 97,10 97,34 97,22 80,43 86,69 83,41 47,36 51,35 49,30Sulawesi Selatan 95,93 97,19 96,53 79,86 82,04 80,96 51,34 51,98 51,67Sulawesi Barat 95,26 96,20 95,71 77,06 77,12 77,09 39,93 47,44 43,58Sulawesi Tenggara 97,37 98,04 97,69 84,22 90,35 87,20 59,33 59,04 59,19Maluku 97,73 98,04 97,87 90,77 93,28 91,98 67,78 75,96 72,28Maluku Utara 97,00 96,68 96,85 89,95 90,10 90,02 65,70 61,15 63,38Papua 76,67 75,39 76,09 75,47 71,63 73,68 51,77 42,46 47,51Papua Barat 94,37 92,34 93,35 88,77 88,37 88,59 61,79 53,50 57,95
INDONESIA 97,68 98,24 97,95 84,38 86,65 85,47 55,90 54,37 55,16
Provinsi7-12 13-15 16-18
Tabel 4.5. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Pendidikan Formal dan Non Formal 7-12 Tahun, 13-15 Tahun, dan 16-18 Tahun menurut Provinsi,
Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2009
L P L+P L P L+P L P L+P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)Aceh 96,95 96,96 96,95 77,53 77,25 77,40 61,13 63,08 62,12Sumatera Utara 94,36 94,58 94,46 73,54 74,94 74,21 55,08 55,53 55,30Sumatera Barat 94,57 94,93 94,75 65,24 69,83 67,61 50,11 58,59 54,50Riau 95,08 96,03 95,52 71,79 69,22 70,57 49,20 54,62 51,78Kepulauan Riau 92,77 95,08 93,92 72,82 72,08 72,53 44,58 63,85 53,42Jambi 94,75 95,36 95,05 64,59 68,19 66,42 42,54 46,80 44,71Sumatera Selatan 93,71 93,49 93,61 63,10 68,68 65,86 40,67 45,40 43,01Kepulauan Bangka Belitung 92,28 92,78 92,52 50,87 55,36 53,10 36,00 40,39 38,13Bengkulu 94,79 95,20 94,98 67,85 71,86 69,84 47,92 50,25 48,99Lampung 95,52 94,04 94,79 70,25 68,01 69,17 42,51 40,17 41,43DKI Jakarta 94,30 93,82 94,07 73,56 70,38 72,02 56,98 44,93 50,43Jawa Barat 94,73 94,38 94,56 67,26 68,60 67,91 41,16 35,70 38,59Banten 94,04 94,10 94,07 60,09 59,28 59,69 40,25 37,03 38,77Jawa Tengah 95,94 95,28 95,63 67,87 71,63 69,67 44,95 44,08 44,53DI Yogyakarta 93,41 95,45 94,38 70,60 80,71 75,34 60,31 57,11 58,69Jawa Timur 95,45 95,08 95,27 69,95 69,83 69,90 51,25 45,09 48,26Bali 95,98 93,86 94,99 69,11 65,37 67,38 58,79 54,00 56,48Nusa Tenggara Barat 94,92 94,57 94,75 70,29 72,37 71,32 52,94 44,28 48,51Nusa Tenggara Timur 92,15 92,80 92,46 47,58 53,19 50,21 31,43 37,15 34,15Kalimantan Barat 94,26 93,66 93,96 55,07 55,86 55,45 36,21 36,59 36,40Kalimantan Tengah 96,76 95,52 96,14 59,15 62,02 60,59 39,51 39,00 39,27Kalimantan Selatan 94,77 94,19 94,49 59,40 61,77 60,56 35,53 35,88 35,71Kalimantan Timur 93,82 93,67 93,74 70,63 73,62 72,06 50,70 55,47 53,10Sulawesi Utara 91,90 91,91 91,90 65,21 68,31 66,69 48,18 52,90 50,46Gorontalo 90,31 90,48 90,40 49,36 57,34 53,05 36,85 39,96 38,47Sulawesi Tengah 93,27 92,67 92,98 57,93 62,74 60,22 38,65 40,44 39,52Sulawesi Selatan 92,37 92,15 92,27 62,02 61,46 61,74 42,58 41,50 42,03Sulawesi Barat 92,62 92,94 92,77 52,14 54,84 53,35 29,92 37,12 33,41Sulawesi Tenggara 94,98 94,40 94,71 65,24 67,72 66,45 47,57 48,26 47,90Maluku 93,58 95,27 94,38 70,07 72,99 71,48 57,28 61,48 59,58Maluku Utara 93,99 92,72 93,39 67,55 63,23 65,49 53,19 50,34 51,74Papua 76,67 75,39 76,09 51,59 46,19 49,08 37,70 33,49 35,77Papua Barat 92,94 89,59 91,25 49,55 48,41 49,03 50,96 34,96 43,55
INDONESIA 94,49 94,24 94,37 66,79 68,12 67,43 45,97 44,20 45,11
Tabel 4.6. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B, dan SM menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2009
ProvinsiSD/MI/Paket A SMP/MTs/Paket B SM/MA/Paket C
L P L+P L P L+P L P L+P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)Aceh 110,50 113,20 111,77 88,15 89,19 88,65 81,42 84,24 82,84Sumatera Utara 112,51 113,29 112,89 89,30 90,20 89,74 73,08 73,65 73,36Sumatera Barat 110,61 110,00 110,31 79,19 82,93 81,13 67,17 81,06 74,37Riau 110,21 111,38 110,76 88,20 81,98 85,24 68,70 76,60 72,46Kepulauan Riau 111,32 115,58 113,44 89,60 96,09 92,15 61,27 81,94 70,75Jambi 111,93 112,76 112,34 78,28 80,94 79,63 58,82 64,10 61,51Sumatera Selatan 115,55 115,97 115,75 77,15 84,50 80,78 57,52 65,10 61,27Kepulauan Bangka Belitung 112,82 114,89 113,79 70,64 71,89 71,26 53,82 63,61 58,56Bengkulu 109,24 111,83 110,46 83,43 85,50 84,45 64,84 70,06 67,25Lampung 109,36 108,80 109,09 82,01 83,52 82,74 57,18 64,61 60,62DKI Jakarta 107,75 109,70 108,70 89,09 86,12 87,65 76,80 61,31 68,38Jawa Barat 106,94 108,51 107,69 79,02 82,04 80,49 53,09 50,25 51,75Banten 112,57 111,81 112,21 74,62 70,66 72,67 56,79 58,67 57,66Jawa Tengah 112,52 111,47 112,02 77,83 83,26 80,42 61,17 60,50 60,85DI Yogyakarta 109,93 112,40 111,10 89,91 95,36 92,47 82,93 73,84 78,33Jawa Timur 109,19 108,51 108,86 82,83 86,25 84,42 68,65 64,15 66,47Bali 110,43 111,33 110,85 77,27 78,62 77,90 88,44 78,39 83,59Nusa Tenggara Barat 108,53 107,51 108,06 83,31 88,62 85,94 64,88 56,88 60,79Nusa Tenggara Timur 115,68 113,14 114,45 66,39 73,94 69,93 48,11 55,98 51,85Kalimantan Barat 115,13 113,09 114,13 71,33 74,48 72,87 52,48 55,12 53,80Kalimantan Tengah 115,30 114,22 114,77 75,89 78,58 77,24 50,90 55,79 53,19Kalimantan Selatan 113,96 111,04 112,53 74,86 78,64 76,70 52,86 56,01 54,42Kalimantan Timur 111,60 109,25 110,45 87,36 90,29 88,77 75,25 77,82 76,54Sulawesi Utara 117,81 115,78 116,83 80,15 84,46 82,21 65,63 78,15 71,67Gorontalo 109,18 106,90 108,02 63,95 78,99 70,90 57,41 61,06 59,30Sulawesi Tengah 115,34 112,18 113,79 73,00 80,76 76,69 56,65 62,19 59,35Sulawesi Selatan 107,25 107,87 107,54 75,93 77,13 76,54 61,34 64,14 62,78Sulawesi Barat 111,63 113,74 112,63 65,53 71,02 68,00 50,60 53,29 51,91Sulawesi Tenggara 113,61 113,74 113,67 80,40 83,72 82,02 66,51 72,79 69,55Maluku 114,61 114,44 114,53 85,29 83,73 84,53 88,74 90,80 89,87Maluku Utara 112,16 115,34 113,65 84,00 79,28 81,75 74,14 71,37 72,73Papua 90,98 91,66 91,28 63,88 51,98 58,35 55,91 48,62 52,57Papua Barat 121,00 114,05 117,50 64,97 67,86 66,29 69,34 53,60 62,04
INDONESIA 110,38 110,45 110,42 80,02 82,57 81,25 62,47 62,63 62,55
Tabel 4.7. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B, dan SM/MA/Paket C menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2009
ProvinsiSD/MI/Paket A SMP/MTs/Paket B SM/MA/Paket C
Tabel 4.8
0-2 3-4 5-6 3-6 0-6 0-2 3-4 5-6 3-6 0-6 0-2 3-4 5-6 3-6 0-6
(2) (3) (4) (5) (6) (2) (3) (4) (5) (6) (2) (3) (4) (5) (6)
Aceh 0,70 10,15 20,15 14,99 9,05 0,52 12,68 18,53 15,51 9,39 0,61 11,40 19,35 15,25 9,22Sumatera Utara 0,55 8,91 16,44 12,50 7,44 0,68 10,08 15,27 12,48 7,50 0,62 9,49 15,87 12,49 7,47Sumatera Barat 0,41 8,48 24,64 16,02 9,34 0,76 7,63 24,34 15,58 9,29 0,57 8,07 24,50 15,81 9,31R i a u 0,75 6,72 23,15 14,40 8,39 0,44 9,19 25,45 17,06 10,40 0,61 7,90 24,29 15,69 9,34Kepulauan Riau 0,29 12,50 25,74 18,30 8,71 0,73 12,58 28,84 20,65 12,20 0,48 12,54 27,53 19,58 10,43J a m b i 0,58 12,28 20,84 16,15 9,45 0,84 13,66 20,68 17,08 10,11 0,70 12,90 20,76 16,58 9,76Sumatera Selatan 0,22 9,11 10,25 9,71 5,72 0,96 16,92 10,68 13,75 8,49 0,58 13,04 10,46 11,70 7,07Kepulauan Bangka Belitung 0,73 20,28 19,90 20,10 11,63 2,12 15,25 23,59 19,29 11,72 1,40 17,90 21,69 19,71 11,67Bengkulu 1,38 9,29 22,00 15,31 9,23 0,29 13,77 19,00 16,24 9,90 0,90 11,45 20,56 15,76 9,54Lampung 0,30 12,27 23,44 17,61 9,83 0,25 11,78 23,04 17,14 9,66 0,27 12,02 23,24 17,38 9,74DKI Jakarta 1,28 24,03 39,74 31,43 17,69 1,93 22,49 38,38 30,22 17,20 1,61 23,28 39,06 30,83 17,44Jawa Barat 0,52 12,33 27,13 19,45 11,50 0,68 15,25 26,57 20,84 12,25 0,60 13,74 26,85 20,13 11,87Banten 0,67 13,52 15,77 14,58 8,80 1,47 15,83 15,08 15,49 9,57 1,06 14,65 15,44 15,02 9,17Jawa Tengah 0,82 22,68 32,62 27,47 15,84 0,81 24,57 34,07 29,29 17,22 0,82 23,58 33,33 28,35 16,51DI Yogyakarta 10,04 52,60 44,29 48,76 32,40 11,17 50,08 43,88 47,15 31,25 10,62 51,36 44,08 47,96 31,82Jawa Timur 0,98 30,30 49,28 39,63 22,31 1,90 34,32 51,32 42,79 25,07 1,42 32,29 50,30 41,20 23,66B a l i 0,00 8,78 33,71 21,01 12,28 0,00 10,80 27,25 18,96 10,96 0,00 9,71 30,71 20,07 11,67Nusa Tenggara Barat 0,35 18,99 26,60 22,51 12,83 0,23 18,18 26,44 21,84 12,28 0,29 18,60 26,53 22,19 12,57Nusa Tenggara Timur 0,47 9,64 15,11 12,49 7,67 0,58 11,12 13,75 12,40 7,58 0,53 10,39 14,48 12,44 7,63Kalimantan Barat 0,11 6,89 9,23 8,02 4,95 0,12 4,87 6,86 5,88 3,62 0,12 5,92 8,03 6,97 4,29Kalimantan Tengah 0,62 7,98 23,21 15,45 9,83 0,51 8,48 19,78 14,08 9,33 0,57 8,23 21,49 14,77 9,58Kalimantan Selatan 0,60 21,56 33,09 27,02 16,12 0,42 19,41 33,35 26,00 15,14 0,51 20,51 33,22 26,52 15,64Kalimantan Timur 0,02 13,28 21,04 17,04 9,86 0,31 15,57 27,40 21,30 12,33 0,16 14,37 24,08 19,08 11,05Sulawesi Utara 2,03 14,87 14,62 14,73 9,66 4,48 20,71 16,84 18,78 13,57 3,13 17,80 15,66 16,69 11,50Gorontalo 1,59 27,29 38,62 33,03 19,92 4,02 31,33 40,51 35,82 22,54 2,78 29,30 39,53 34,39 21,20Sulawesi Tengah 0,20 9,93 22,32 15,97 9,54 0,62 12,96 23,89 18,37 11,53 0,40 11,42 23,10 17,16 10,50Sulawesi Selatan 0,47 13,84 22,00 17,93 10,63 0,47 14,95 23,18 18,99 11,35 0,47 14,38 22,57 18,45 10,98Sulawesi Barat 0,57 18,05 22,06 19,96 11,85 1,59 22,72 15,52 19,09 12,20 1,04 20,23 18,83 19,54 12,01Sulawesi Tenggara 0,21 9,31 16,85 12,96 7,75 0,03 13,68 16,04 14,77 8,56 0,12 11,46 16,47 13,83 8,14Maluku 0,53 10,58 7,06 8,70 5,51 0,59 9,37 9,73 9,55 5,89 0,56 10,02 8,24 9,09 5,69Maluku Utara 0,73 9,51 9,24 9,38 6,01 0,59 9,60 12,46 11,04 6,99 0,66 9,56 10,88 10,20 6,49P a p u a 0,85 5,47 7,54 6,50 4,49 0,17 6,58 6,62 6,60 4,28 0,52 6,00 7,09 6,55 4,39Papua Barat 0,09 6,31 7,53 6,91 4,29 0,00 3,89 12,19 8,43 5,13 0,04 5,18 9,98 7,67 4,71
INDONESIA 0,75 16,16 26,99 21,40 12,59 1,05 18,19 27,46 22,71 13,58 0,89 17,15 27,22 22,04 13,07
(1)
Laki-laki+Perempuan
Persentase Penduduk Berumur 0-6 Tahun yang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Provinsi, Jenis Kelamin, dan Kelompok
Umur, 2009
ProvinsiPerempuanLaki-laki
ProvinsiAngka Kematian
Bayi
Angka Harapan
Hidup
(1) (2) (3)
Aceh 31,7 69,2
Sumatera Utara 22,1 71,9
Sumatera Barat 25,5 70,9
Riau 21,3 72,1
Kepulauan Riau 20,1 72,5
Jambi 26,3 70,7
Sumatera Selatan 24,4 71,2
Kepulauan Bangka Belitung 25,5 70,9
Bengkulu 27,7 70,3
Lampung 23,9 71,3
DKI Jakarta 8,1 76,0
Jawa Barat 26,3 70,7
Banten 30,7 69,5
Jawa Tengah 19,9 72,5
DI Yogyakarta 8,3 75,8
Jawa Timur 23,6 71,4
Bali 12,7 74,2
Nusa Tenggara Barat 41,9 66,7
Nusa Tenggara Timur 30,1 69,6
Kalimantan Barat 26,9 70,5
Kalimantan Tengah 22,0 71,9
Kalimantan Selatan 32,9 68,9
Kalimantan Timur 17,8 73,0
Sulawesi Utara 10,9 74,8
Gorontalo 29,7 69,8
Sulawesi Tengah 33,9 68,6
Sulawesi Selatan 26,6 70,6
Sulawesi Barat 26,6 70,6
Sulawesi Tenggara 28,2 70,2
Maluku 30,9 69,4
Maluku Utara 33,1 68,9
Papua 29,7 69,8
Papua Barat 30,5 69,5
INDONESIA 26,2 70,7
Tabel 5.1. Angka Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup menurut
Provinsi, 2009
Perkotaan PerdesaanPerkotaan +
Perdesaan
(1) (5) (6) (7)
Aceh 2,54 2,79 2,72
Sumatera Utara 2,61 3,15 2,90
Sumatera Barat 2,37 2,88 2,71
Riau 2,35 2,60 2,48
Kepulauan Riau 2,05 2,63 2,32
Jambi 2,29 2,45 2,40
Sumatera Selatan 2,49 2,56 2,54
Kepulauan Bangka Belitung 2,11 2,42 2,27
Bengkulu 2,43 2,47 2,46
Lampung 2,36 2,42 2,40
DKI Jakarta 2,00 - 2,00
Jawa Barat 2,29 2,41 2,34
Banten 2,34 2,84 2,54
Jawa Tengah 2,22 2,24 2,23
DI Yogyakarta 1,89 1,85 1,88
Jawa Timur 2,00 2,01 2,01
Bali 1,97 2,22 2,08
Nusa Tenggara Barat 2,34 2,56 2,47
Nusa Tenggara Timur 2,52 3,16 3,05
Kalimantan Barat 2,46 2,51 2,50
Kalimantan Tengah 2,14 2,33 2,27
Kalimantan Selatan 2,17 2,34 2,27
Kalimantan Timur 2,20 2,34 2,25
Sulawesi Utara 2,10 2,16 2,14
Gorontalo 2,27 2,62 2,51
Sulawesi Tengah 2,28 2,67 2,59
Sulawesi Selatan 2,43 2,64 2,57
Sulawesi Barat 2,97 3,08 3,05
Sulawesi Tenggara 2,64 2,90 2,84
Maluku 2,55 3,25 3,06
Maluku Utara 2,44 2,96 2,81
Papua 2,24 2,53 2,47
Papua Barat 2,68 2,63 2,64
INDONESIA 2,23 2,45 2,34
Provinsi
Rata-rata ALH Wanita pernah kawin 15-49
Tabel 5.2. Rata-rata Angka Lahir Hidup Wanita Pernah Kawin 15-49 Tahun
menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2009
L P L+P L P L+P L P L+P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Aceh 95,30 95,87 95,58 24,64 28,14 26,25 16,02 15,96 15,99Sumatera Utara 92,87 92,05 92,47 27,61 31,53 29,56 13,93 14,13 14,03
Sumatera Barat 96,09 96,60 96,33 44,98 41,10 42,98 16,15 16,09 16,12Riau 92,85 92,54 92,71 34,13 31,56 32,93 15,57 15,74 15,65Kepulauan Riau 75,04 85,64 80,62 31,87 25,64 29,03 16,62 16,53 16,58Jambi 94,23 95,36 94,74 37,32 34,44 35,91 16,32 16,99 16,65Sumatera Selatan 92,74 92,94 92,84 40,55 48,99 44,10 16,23 15,88 16,07Kepulauan Bangka Belitung 87,84 88,07 87,95 32,63 42,02 37,16 15,69 16,14 15,91Bengkulu 95,75 97,11 96,39 25,70 37,46 31,60 14,23 15,01 14,61Lampung 94,04 95,50 94,77 17,01 26,87 20,53 13,38 17,35 15,47DKI Jakarta 92,80 91,36 92,09 31,54 30,07 30,87 13,65 13,73 13,69Jawa Barat 94,09 95,25 94,66 28,36 34,63 31,40 16,83 16,84 16,83Banten 93,19 92,17 92,69 21,92 20,98 21,49 17,43 17,49 17,46Jawa Tengah 95,40 96,87 96,11 43,14 33,49 38,35 16,97 16,92 16,94DI Yogyakarta 96,85 97,79 97,31 26,57 30,03 28,24 15,76 16,12 15,94Jawa Timur 92,09 92,73 92,40 23,79 26,46 25,09 15,08 15,02 15,05Bali 92,55 96,35 94,33 17,67 29,06 22,95 15,70 16,12 15,90Nusa Tenggara Barat 95,97 97,69 96,77 47,70 55,45 51,49 17,18 17,01 17,10Nusa Tenggara Timur 95,77 96,00 95,88 50,18 47,85 49,11 15,94 15,85 15,90Kalimantan Barat 90,16 91,65 90,88 25,63 34,88 30,07 19,08 18,60 18,85Kalimantan Tengah 93,00 92,31 92,66 34,67 35,23 34,92 17,57 18,44 17,98Kalimantan Selatan 93,93 95,92 94,91 36,40 32,85 34,62 17,11 17,07 17,09Kalimantan Timur 92,72 91,85 92,31 36,32 38,70 37,51 15,94 15,78 15,86
Sulawesi Utara 87,72 90,17 88,92 31,88 30,23 31,15 14,04 15,39 14,69Gorontalo 93,22 91,87 92,54 26,41 28,43 27,40 16,53 17,09 16,80Sulawesi Tengah 92,35 91,92 92,15 48,36 53,98 51,21 15,24 15,68 15,45Sulawesi Selatan 94,84 96,26 95,52 36,73 41,98 39,18 16,22 16,34 16,28Sulawesi Barat 95,08 98,45 96,65 27,01 24,28 25,64 16,44 16,59 16,51Sulawesi Tenggara 95,98 95,79 95,88 49,75 55,21 52,04 17,12 17,16 17,14Maluku 95,87 94,13 95,06 44,14 42,75 43,48 13,69 13,39 13,55Maluku Utara 93,55 94,36 93,94 26,62 33,82 30,14 14,16 13,66 13,92Papua 91,61 91,04 91,33 44,06 30,81 37,37 15,61 15,42 15,52Papua Barat 94,20 95,10 94,64 31,35 32,86 32,06 15,95 15,90 15,92
INDONESIA 93,57 94,25 93,90 30,29 33,18 31,67 16,08 16,24 16,16
Tabel 5.3. Persentase Balita 2-4 Tahun Pernaqh Mendapat ASI, Balita 12-23 Bulan Pernah Mendapat ASI 6 Bulan atau Lebih, Rata-
rata Lama Pemberian ASI (Bulan) menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2009
Provinsi
Balita 2-4 Tahun Pernah
Mendapat ASI
Balita 12-23 Bulan Pernah
Mendapat ASI 6 Bulan atau
Lebih
Rata-rata Lama Pemberian ASI
(Bulan)
BCG DPT Polio Campak BCG DPT Polio Campak BCG DPT Polio Campak
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Aceh 85,32 83,87 85,98 74,93 85,32 82,44 85,00 73,19 85,32 83,17 85,50 74,08Sumatera Utara 83,17 80,11 83,98 69,31 82,07 80,30 84,93 69,26 82,63 80,21 84,45 69,28Sumatera Barat 89,80 87,10 87,00 72,74 87,62 83,97 83,93 71,08 88,76 85,60 85,53 71,94Riau 89,48 86,39 87,58 75,44 88,77 87,39 87,44 75,14 89,15 86,85 87,52 75,30
Kepulauan Riau 91,60 89,34 90,24 76,90 90,53 87,24 89,30 79,66 91,10 88,36 89,80 78,19Jambi 89,17 86,26 85,93 76,74 88,14 85,09 86,23 74,03 88,70 85,72 86,07 75,50Sumatera Selatan 93,39 90,46 89,38 77,23 92,33 90,08 90,24 77,12 92,87 90,27 89,80 77,18Kepulauan Bangka Belitung 91,10 88,40 87,61 78,18 89,70 87,24 86,97 75,40 90,43 87,85 87,30 76,85Bengkulu 93,60 90,84 91,04 79,38 93,81 90,60 89,43 79,89 93,70 90,73 90,30 79,61Lampung 94,60 92,07 90,91 79,37 94,25 90,71 90,66 78,87 94,42 91,40 90,79 79,12DKI Jakarta 97,17 94,46 93,51 79,02 97,05 94,40 93,76 79,04 97,11 94,43 93,63 79,03Jawa Barat 93,83 91,26 92,00 79,25 93,67 90,96 91,99 79,37 93,75 91,11 92,00 79,31Banten 90,50 88,19 90,30 70,86 92,71 89,35 90,93 76,25 91,58 88,75 90,61 73,49Jawa Tengah 97,28 94,26 94,63 81,38 96,50 93,33 93,43 81,43 96,91 93,82 94,06 81,40DI Yogyakarta 99,42 97,07 97,30 84,45 99,00 96,18 96,73 82,79 99,21 96,62 97,01 83,61Jawa Timur 93,13 90,12 91,32 77,61 93,74 90,49 91,06 78,61 93,43 90,30 91,19 78,10Bali 98,08 94,60 94,62 83,69 97,65 95,46 95,68 82,12 97,88 95,00 95,12 82,96Nusa Tenggara Barat 96,33 91,65 92,49 80,78 97,26 93,48 92,35 81,28 96,77 92,52 92,42 81,02Nusa Tenggara Timur 90,51 88,23 88,34 78,75 90,83 88,53 88,67 78,77 90,67 88,38 88,51 78,76Kalimantan Barat 84,32 81,22 81,54 72,43 83,90 81,06 82,40 70,70 84,12 81,14 81,96 71,58Kalimantan Tengah 90,18 88,00 88,34 78,89 90,42 88,45 89,53 79,64 90,30 88,21 88,91 79,25Kalimantan Selatan 87,17 84,06 83,90 71,13 87,54 83,71 84,18 71,80 87,36 83,88 84,04 71,46Kalimantan Timur 96,13 94,06 94,21 83,52 95,62 92,03 91,58 81,13 95,88 93,08 92,95 82,37Sulawesi Utara 97,13 93,33 92,83 81,47 96,39 93,89 92,91 81,00 96,78 93,59 92,87 81,25Gorontalo 92,94 89,76 89,84 77,72 92,96 89,29 88,92 79,23 92,95 89,53 89,39 78,46
Sulawesi Tengah 86,75 83,86 84,65 72,43 85,59 82,88 84,41 73,14 86,19 83,39 84,53 72,77Sulawesi Selatan 90,36 86,94 87,24 75,01 90,19 87,41 87,41 77,04 90,28 87,17 87,32 75,99Sulawesi Barat 80,67 77,74 80,12 70,75 76,56 74,91 75,93 67,90 78,78 76,44 78,19 69,44Sulawesi Tenggara 89,69 86,98 87,26 78,58 90,33 87,42 87,55 78,65 90,01 87,20 87,40 78,62Maluku 79,43 77,64 80,46 70,32 79,46 77,01 80,31 68,79 79,45 77,34 80,39 69,60Maluku Utara 81,42 79,10 83,40 73,52 81,86 79,73 83,89 73,63 81,63 79,41 83,64 73,57Papua 74,11 72,26 73,97 63,43 69,98 68,22 70,75 61,78 72,11 70,30 72,41 62,63Papua Barat 90,56 89,59 89,47 78,73 86,47 84,89 85,47 75,80 88,56 87,29 87,52 77,29
INDONESIA 92,03 89,22 90,01 77,15 91,77 88,94 89,78 77,37 91,90 89,08 89,90 77,26
Tabel 5.4. Persentase Balita yang Pernah Diberi Imunisasi menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2009
Provinsi
(1)
Laki-laki + PerempuanPerempuanLaki-Laki
Laki-laki PerempuanLaki-laki +
PerempuanLaki-laki Perempuan
Laki-laki +
Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Aceh 20,26 22,37 21,34 20,26 21,34 20,78Sumatera Utara 17,96 17,12 17,53 16,76 15,87 16,33Sumatera Barat 19,95 18,41 19,17 18,46 17,69 18,08Riau 17,53 17,33 17,43 18,03 17,55 17,81Kepulauan Riau 21,05 21,70 21,36 15,49 14,72 15,12Jambi 17,16 16,09 16,63 14,27 15,19 14,72Sumatera Selatan 15,33 15,26 15,30 17,83 17,82 17,82Kepulauan Bangka Belitung 24,12 24,08 24,10 19,19 18,09 18,65Bengkulu 19,02 18,65 18,84 24,31 24,84 24,56Lampung 18,84 18,14 18,49 23,49 26,03 24,71DKI Jakarta 18,52 16,94 17,71 23,17 23,19 23,18Jawa Barat 18,29 17,00 17,65 19,64 19,34 19,50Banten 19,69 19,41 19,55 19,82 19,28 19,56Jawa Tengah 16,60 16,48 16,54 21,56 22,31 21,92DI Yogyakarta 17,69 17,77 17,73 21,77 21,46 21,62Jawa Timur 18,43 17,91 18,16 21,01 21,62 21,30Bali 23,34 23,57 23,46 23,28 22,29 22,81Nusa Tenggara Barat 20,76 21,17 20,98 18,75 19,54 19,13Nusa Tenggara Timur 31,73 32,52 32,13 30,68 30,75 30,72Kalimantan Barat 19,61 19,65 19,63 19,21 18,94 19,08Kalimantan Tengah 17,07 17,27 17,17 18,60 17,97 18,29Kalimantan Selatan 19,57 18,81 19,18 21,37 21,10 21,24Kalimantan Timur 17,24 17,41 17,32 21,10 20,84 20,97Sulawesi Utara 24,85 24,04 24,45 25,35 26,00 25,66Gorontalo 29,43 27,74 28,59 26,50 26,65 26,57Sulawesi Tengah 26,08 25,98 26,03 19,56 19,15 19,36Sulawesi Selatan 19,32 18,85 19,08 21,73 22,51 22,11Sulawesi Barat 23,34 23,14 23,24 31,73 31,13 31,43Sulawesi Tenggara 22,90 23,66 23,28 23,57 21,60 22,64Maluku 24,34 24,25 24,30 25,12 25,09 25,11Maluku Utara 21,13 21,98 21,55 21,82 22,15 21,98Papua 18,46 17,17 17,84 19,59 21,22 20,39Papua Barat 19,82 19,42 19,62 16,47 17,10 16,76INDONESIA 18,89 18,38 18,63 20,27 20,06 20,17
Tabel 5.5. Persentase Penduduk dan Anak Berumur 17 Tahun ke Bawah yang Mempunyai Keluhan Kesehatan dan Terganggu Aktivitas Sehari-
hari menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2009
Provinsi
Penduduk Anak Berumur 17 tahun ke Bawah
Batuk Pilek Panas Lainnya Batuk Pilek Panas Lainnya Batuk Pilek Panas Lainnya
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)Aceh 47,40 42,07 44,53 30,03 42,41 40,59 39,68 36,15 44,67 41,26 41,88 33,37Sumatera Utara 46,38 40,59 47,69 32,44 42,43 39,30 43,41 34,85 44,36 39,93 45,50 33,67Sumatera Barat 46,48 42,70 46,89 32,69 40,34 39,64 44,43 37,87 43,35 41,14 45,64 35,33Riau 53,87 51,68 45,25 21,77 50,25 48,79 42,32 24,40 52,10 50,27 43,82 23,05
Kepulauan Riau 60,95 60,30 57,36 18,30 54,37 51,73 51,68 25,13 57,61 55,95 54,48 21,77Jambi 45,79 39,82 39,58 30,81 40,16 37,39 35,47 32,19 43,00 38,62 37,54 31,49Sumatera Selatan 49,40 47,95 34,17 28,94 43,39 43,40 31,38 34,15 46,36 45,65 32,76 31,58Kepulauan Bangka Belitung 48,29 44,62 39,84 37,66 43,96 41,28 35,42 39,38 46,12 42,94 37,62 38,52Bengkulu 45,69 46,29 33,48 32,51 40,69 42,90 31,15 33,91 43,21 44,61 32,32 33,20Lampung 57,21 56,34 36,69 29,61 51,91 50,01 32,97 35,10 54,58 53,20 34,85 32,33DKI Jakarta 62,04 57,12 42,67 23,54 57,02 52,83 37,63 28,84 59,44 54,90 40,06 26,28Jawa Barat 51,64 51,16 41,99 30,66 46,61 46,55 37,45 35,42 49,13 48,85 39,72 33,04Banten 53,91 50,98 41,67 27,96 49,05 47,46 38,10 33,46 51,47 49,21 39,87 30,72Jawa Tengah 53,90 54,19 34,42 31,75 48,98 51,01 31,04 35,63 51,34 52,54 32,66 33,77DI Yogyakarta 59,13 59,10 26,32 30,83 52,52 53,95 23,64 35,82 55,68 56,42 24,92 33,43Jawa Timur 53,21 50,52 37,42 29,23 47,46 45,84 33,26 34,39 50,21 48,08 35,25 31,92Bali 50,12 49,37 49,90 30,91 45,00 45,12 45,94 35,59 47,53 47,22 47,90 33,28Nusa Tenggara Barat 49,25 50,61 46,80 36,60 41,66 43,57 41,11 41,29 45,21 46,86 43,76 39,10Nusa Tenggara Timur 66,04 62,15 51,60 27,09 64,71 61,67 50,98 28,62 65,35 61,90 51,28 27,88Kalimantan Barat 50,11 45,56 39,97 26,57 43,43 43,17 36,35 29,17 46,68 44,33 38,11 27,90Kalimantan Tengah 48,69 48,67 38,82 18,35 46,31 47,92 37,05 21,54 47,48 48,29 37,92 19,97Kalimantan Selatan 53,68 47,92 40,57 24,49 48,04 42,83 36,20 29,89 50,76 45,28 38,31 27,28Kalimantan Timur 52,01 50,82 38,87 24,71 47,60 46,61 34,67 28,00 49,80 48,71 36,76 26,36Sulawesi Utara 53,05 50,58 42,83 26,41 49,49 48,49 39,15 29,91 51,27 49,53 40,98 28,16Gorontalo 47,99 34,42 65,85 23,31 44,03 31,92 61,70 24,01 46,02 33,18 63,79 23,66
Sulawesi Tengah 42,35 35,49 44,47 31,76 38,37 32,50 40,68 34,76 40,36 33,99 42,57 33,26Sulawesi Selatan 38,19 34,37 39,91 30,54 32,21 29,89 34,30 33,62 35,04 32,01 36,96 32,16Sulawesi Barat 41,66 39,87 42,16 27,65 36,93 36,38 35,42 32,58 39,29 38,12 38,78 30,12Sulawesi Tenggara 40,49 35,54 45,80 24,19 33,95 30,29 40,93 29,36 37,05 32,77 43,24 26,91Maluku 57,91 45,48 48,54 28,67 51,11 43,02 42,72 34,11 54,40 44,21 45,54 31,48Maluku Utara 44,77 24,49 44,81 26,77 41,47 25,17 41,96 27,83 43,09 24,83 43,35 27,31Papua 54,35 50,66 41,31 29,04 51,70 49,55 38,23 29,73 53,07 50,12 39,82 29,37Papua Barat 54,36 45,68 48,11 36,69 47,10 45,92 42,92 42,60 50,68 45,80 45,48 39,69
INDONESIA 52,18 49,85 40,71 29,44 47,05 45,96 36,69 33,79 49,56 47,86 38,65 31,67
Provinsi
Tabel 5.6. Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan dan Jenis Keluhan Terbesar menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2009
(1)
Laki-laki + PerempuanPerempuanLaki-laki
L P L+P L P L+P L P L+P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Aceh 71,24 71,05 71,14 72,24 71,93 72,07 71,99 71,72 71,84Sumatera Utara 66,72 66,07 66,39 72,99 74,00 73,51 70,43 70,80 70,62Sumatera Barat 54,75 52,67 53,69 65,45 63,21 64,30 62,31 60,14 61,20Riau 75,68 72,65 74,22 75,89 74,30 75,11 75,79 73,56 74,70
Kepulauan Riau 70,55 66,01 68,22 57,52 67,02 62,29 64,00 66,51 65,27Jambi 65,00 64,30 64,64 77,31 79,08 78,17 73,95 74,67 74,31Sumatera Selatan 80,68 78,71 79,67 75,19 74,39 74,79 77,54 76,29 76,91Kepulauan Bangka Belitung 66,63 65,98 66,29 72,20 71,78 71,99 69,51 68,87 69,19Bengkulu 70,89 68,66 69,82 69,36 71,05 70,20 69,88 70,27 70,07Lampung 66,96 66,26 66,61 72,87 70,40 71,65 71,32 69,28 70,31DKI Jakarta 62,31 61,26 61,76 - - - 62,31 61,26 61,76Jawa Barat 69,53 66,38 67,97 73,30 70,20 71,73 71,11 68,02 69,57Banten 72,22 68,00 70,14 80,82 82,47 81,67 75,54 73,94 74,74Jawa Tengah 65,31 62,83 64,01 63,99 63,36 63,66 64,64 63,10 63,84DI Yogyakarta 64,87 59,09 61,86 64,96 62,60 63,73 64,90 60,39 62,55Jawa Timur 66,10 64,40 65,21 65,53 63,56 64,51 65,82 63,98 64,86Bali 62,17 60,91 61,53 57,03 53,91 55,45 59,76 57,65 58,69Nusa Tenggara Barat 68,36 65,87 67,05 70,18 67,09 68,52 69,38 66,57 67,88Nusa Tenggara Timur 71,66 68,10 69,90 62,52 59,93 61,17 64,01 61,15 62,53Kalimantan Barat 69,05 72,28 70,71 79,92 77,97 78,92 77,15 76,53 76,83Kalimantan Tengah 78,85 77,21 78,02 77,94 77,62 77,78 78,24 77,49 77,86Kalimantan Selatan 83,50 80,48 81,92 84,40 82,77 83,56 84,02 81,80 82,87Kalimantan Timur 69,67 69,10 69,38 68,52 69,20 68,86 69,24 69,14 69,19Sulawesi Utara 68,29 67,05 67,65 72,65 73,46 73,05 70,87 70,70 70,79
Gorontalo 76,69 73,76 75,25 87,83 87,31 87,57 84,81 83,77 84,29
Sulawesi Tengah 77,32 76,32 76,81 77,85 76,97 77,41 77,74 76,84 77,29Sulawesi Selatan 65,05 64,43 64,73 69,56 68,79 69,15 68,15 67,47 67,79Sulawesi Barat 69,01 72,11 70,61 72,91 71,32 72,12 71,84 71,55 71,69Sulawesi Tenggara 75,77 75,24 75,48 74,80 71,46 73,05 75,02 72,34 73,61Maluku 85,76 83,76 84,78 80,96 79,15 80,01 82,11 80,13 81,09Maluku Utara 83,81 82,99 83,37 83,39 85,07 84,23 83,51 84,41 83,97Papua 65,52 63,17 64,40 52,89 52,55 52,73 55,55 54,73 55,16Papua Barat 65,45 65,12 65,28 67,19 59,88 63,53 66,58 61,78 64,15
INDONESIA 68,10 65,81 66,93 70,46 69,06 69,74 69,34 67,52 68,41
Tabel 5.7. Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan dan Mengobati Sendiri menurut Provinsi, Daerah
Tempat Tinggal, dan Jenis Kelamin, 2009
ProvinsiPerkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
Obat
Modern
Obat
TradisionalLainnya
Obat
Modern
Obat
TradisionalLainnya
Obat
Modern
Obat
TradisionalLainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Aceh 89,81 33,52 5,37 89,39 34,21 6,10 89,58 33,90 5,77Sumatera Utara 90,31 24,55 5,25 89,83 24,77 5,03 90,06 24,66 5,14Sumatera Barat 79,87 41,65 5,81 79,98 41,23 4,92 79,93 41,44 5,36
Riau 91,51 29,04 6,04 90,41 30,23 7,10 90,98 29,61 6,55
Kepulauan Riau 91,60 23,37 5,12 87,70 25,77 4,75 89,58 24,61 4,93Jambi 91,03 27,95 6,35 91,85 27,74 4,84 91,44 27,85 5,60Sumatera Selatan 90,43 30,78 8,13 90,28 31,24 7,39 90,36 31,01 7,76Kepulauan Bangka Belitung 93,96 22,63 7,33 94,30 23,08 7,78 94,13 22,86 7,55Bengkulu 87,69 32,02 6,77 89,35 31,42 5,28 88,51 31,72 6,03Lampung 89,86 22,97 8,40 89,61 23,40 9,51 89,74 23,18 8,94DKI Jakarta 93,37 14,75 4,93 92,39 16,63 4,79 92,87 15,71 4,86Jawa Barat 94,59 17,74 3,44 94,99 17,34 3,21 94,79 17,55 3,33Banten 93,30 20,53 5,12 94,99 19,46 4,68 94,14 20,00 4,90Jawa Tengah 92,30 20,40 5,88 91,79 22,78 6,40 92,04 21,63 6,15DI Yogyakarta 88,66 18,74 7,66 86,75 24,51 7,57 87,70 21,64 7,61Jawa Timur 89,84 29,42 6,28 90,35 27,95 5,22 90,11 28,66 5,73Bali 81,38 42,92 4,93 80,21 47,35 4,56 80,80 45,12 4,75Nusa Tenggara Barat 89,23 24,99 3,18 89,69 24,22 2,21 89,47 24,58 2,67Nusa Tenggara Timur 83,82 33,63 7,28 85,15 32,93 7,49 84,49 33,28 7,39Kalimantan Barat 91,24 25,64 7,72 91,47 26,97 7,13 91,36 26,32 7,42Kalimantan Tengah 91,05 22,14 7,91 91,87 22,33 6,92 91,47 22,24 7,41Kalimantan Selatan 96,41 17,90 2,83 96,64 17,98 2,98 96,53 17,94 2,91Kalimantan Timur 91,29 20,94 4,78 91,56 19,56 4,85 91,43 20,25 4,82Sulawesi Utara 92,70 12,80 5,10 93,58 12,85 5,60 93,14 12,82 5,35
Gorontalo 96,93 18,63 5,29 97,19 18,10 4,40 97,06 18,36 4,85Sulawesi Tengah 93,16 20,50 4,72 92,57 20,70 4,51 92,87 20,60 4,61Sulawesi Selatan 89,86 25,46 3,74 89,97 26,88 3,79 89,92 26,20 3,77Sulawesi Barat 88,90 26,46 8,63 88,73 26,93 9,02 88,82 26,69 8,83Sulawesi Tenggara 89,89 22,84 4,14 88,70 24,00 4,63 89,28 23,44 4,39Maluku 87,53 32,11 5,99 87,72 30,90 5,72 87,62 31,49 5,85Maluku Utara 85,00 43,01 5,10 86,37 40,78 5,16 85,70 41,87 5,13Papua 72,25 50,17 9,05 70,89 51,02 8,79 71,60 50,58 8,92Papua Barat 84,58 33,24 7,08 85,07 33,76 5,70 84,82 33,49 6,41
INDONESIA 91,12 24,05 5,46 91,15 24,44 5,27 91,13 24,24 5,36
Tabel 5.8. Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan dan Penggunaan Obat menurut Provinsi dan Jenis Kelamin,
2009
Provinsi
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
Perkotaan
Dokter BidanTenaga Paramedis
LainDukun
Famili/
KeluargaLainnya TT
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (8)Aceh 16,50 79,46 0,64 3,15 0,24 - - 100,00Sumatera Utara 20,35 77,32 0,21 1,96 0,14 0,02 - 100,00Sumatera Barat 24,90 71,66 1,01 1,72 0,51 0,18 - 100,00Riau 22,40 71,95 0,35 4,57 0,35 0,38 - 100,00Kepulauan Riau 34,60 61,59 0,48 3,33 - - - 100,00Jambi 14,79 72,04 0,33 12,48 0,21 0,15 - 100,00Sumatera Selatan 24,97 68,65 0,48 5,51 0,38 - - 100,00Kepulauan Bangka Belitung 22,60 72,87 1,22 3,20 0,11 - - 100,00Bengkulu 23,81 72,18 0,57 2,75 0,69 - - 100,00Lampung 14,56 75,30 0,76 9,06 0,16 0,16 - 100,00DKI Jakarta 35,44 62,00 0,69 1,70 0,11 0,05 - 100,00Jawa Barat 18,75 61,01 0,69 19,28 0,17 0,09 - 100,00Banten 23,53 64,07 0,55 11,76 0,02 0,08 - 100,00Jawa Tengah 21,06 70,12 0,50 8,25 0,07 0,01 - 100,00DI Yogyakarta 44,78 53,60 - 1,62 - - - 100,00Jawa Timur 25,05 69,32 0,37 5,08 0,04 0,13 - 100,00Bali 46,39 52,67 0,31 0,64 - - - 100,00Nusa Tenggara Barat 13,04 66,49 0,73 18,87 0,84 0,04 - 100,00Nusa Tenggara Timur 19,19 58,43 1,11 14,98 5,44 0,85 - 100,00Kalimantan Barat 13,61 71,27 0,81 14,21 0,06 0,03 - 100,00Kalimantan Tengah 8,80 67,36 4,99 18,38 0,47 - - 100,00Kalimantan Selatan 20,23 69,58 0,65 9,01 0,44 0,08 - 100,00Kalimantan Timur 27,22 65,05 0,62 6,41 0,62 0,08 - 100,00Sulawesi Utara 44,63 43,63 1,00 10,38 0,14 0,23 - 100,00Gorontalo 27,60 57,90 2,54 11,21 0,74 - - 100,00Sulawesi Tengah 21,48 54,45 6,39 15,38 2,29 - - 100,00Sulawesi Selatan 21,18 67,68 1,12 9,42 0,61 - - 100,00Sulawesi Barat 8,59 54,96 0,96 35,50 - - - 100,00Sulawesi Tenggara 14,85 59,67 0,34 24,14 1,00 - - 100,00Maluku 21,04 51,74 1,33 23,98 1,91 - - 100,00Maluku Utara 25,53 53,57 0,25 20,08 0,56 - - 100,00Papua 32,04 53,46 4,73 3,22 6,32 0,23 - 100,00Papua Barat 22,25 58,92 2,47 15,28 0,74 0,34 - 100,00
INDONESIA 23,25 66,04 0,66 9,68 0,28 0,08 - 100,00
Tabel 5.9.a. Persentase Balita menurut Provinsi, Daerah Tempat Tinggal, dan Penolong Kelahiran, 2009
Provinsi Jumlah
Penolong Kelahiran
Perdesaan
Dokter BidanTenaga Paramedis
LainDukun
Famili/
KeluargaLainnya TT
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)Aceh 5,80 75,37 0,55 17,20 1,04 0,03 - 100,00Sumatera Utara 6,96 73,95 0,79 14,59 3,19 0,51 - 100,00Sumatera Barat 13,54 70,05 0,97 14,73 0,54 0,13 0,04 100,00Riau 8,09 60,22 0,90 30,01 0,18 0,60 - 100,00Kepulauan Riau 4,90 69,86 1,07 23,92 0,24 - - 100,00Jambi 5,92 55,55 0,80 37,38 0,27 0,08 - 100,00Sumatera Selatan 6,39 61,38 0,98 30,28 0,77 0,21 - 100,00Kepulauan Bangka Belitung 9,88 65,10 0,36 23,69 0,68 0,29 - 100,00Bengkulu 7,63 71,13 1,00 19,54 0,63 0,08 - 100,00Lampung 6,89 63,28 1,19 27,96 0,53 0,15 - 100,00DKI Jakarta - - - - - - - -Jawa Barat 7,08 47,63 0,63 44,53 0,06 0,06 - 100,00Banten 3,19 35,28 0,23 60,87 0,12 0,31 - 100,00Jawa Tengah 10,65 66,87 0,27 21,97 0,18 0,07 - 100,00DI Yogyakarta 21,15 72,93 - 5,59 - 0,34 - 100,00Jawa Timur 12,60 64,69 0,59 21,66 0,33 0,14 - 100,00Bali 25,90 65,69 0,37 4,89 3,10 0,05 - 100,00Nusa Tenggara Barat 4,87 60,36 0,33 33,40 0,96 0,07 - 100,00Nusa Tenggara Timur 4,74 38,27 1,54 45,19 9,70 0,55 - 100,00Kalimantan Barat 4,23 42,37 2,94 48,74 1,54 0,18 - 100,00Kalimantan Tengah 3,75 47,32 2,39 45,91 0,54 0,09 - 100,00Kalimantan Selatan 6,74 57,99 0,59 34,16 0,33 0,19 - 100,00Kalimantan Timur 8,85 59,75 2,59 27,88 0,87 0,06 - 100,00Sulawesi Utara 21,16 54,19 2,47 21,07 0,82 0,25 0,04 100,00Gorontalo 7,70 42,85 1,64 46,35 1,39 0,07 - 100,00Sulawesi Tengah 5,57 49,24 3,00 37,90 4,08 0,20 - 100,00Sulawesi Selatan 5,87 53,02 0,73 36,42 3,54 0,43 - 100,00Sulawesi Barat 4,01 34,50 1,13 54,98 4,81 0,58 - 100,00Sulawesi Tenggara 3,25 37,75 1,03 57,37 0,50 0,10 - 100,00Maluku 3,20 28,16 1,42 65,14 1,81 0,29 - 100,00Maluku Utara 3,07 30,12 2,06 60,29 4,34 0,12 - 100,00Papua 6,03 26,45 3,50 18,47 44,05 1,50 - 100,00Papua Barat 8,80 36,89 6,75 31,39 14,80 1,37 - 100,00
INDONESIA 8,12 56,94 0,96 31,70 2,06 0,22 0,00 100,00
Jumlah
Tabel 5.9.b. Persentase Balita menurut Provinsi, Daerah Tempat Tinggal, dan Penolong Kelahiran, 2009
Provinsi
Penolong Kelahiran
Perkotaan + Perdesaan
Dokter BidanTenaga Paramedis
LainDukun
Famili/
KeluargaLainnya TT
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)Aceh 8,77 76,51 0,58 13,30 0,82 0,02 - 100,00Sumatera Utara 12,74 75,41 0,54 9,14 1,87 0,30 - 100,00Sumatera Barat 17,29 70,58 0,99 10,44 0,53 0,14 0,02 100,00Riau 15,67 66,43 0,61 16,53 0,27 0,48 - 100,00Kepulauan Riau 21,46 65,25 0,74 12,44 0,11 - - 100,00Jambi 8,86 61,00 0,65 29,15 0,25 0,10 - 100,00Sumatera Selatan 13,70 64,24 0,78 20,53 0,62 0,13 - 100,00Kepulauan Bangka Belitung 15,86 68,75 0,76 14,06 0,41 0,15 - 100,00Bengkulu 12,88 71,47 0,86 14,10 0,65 0,05 - 100,00Lampung 8,88 66,40 1,08 23,05 0,43 0,15 - 100,00DKI Jakarta 35,44 62,00 0,69 1,70 0,11 0,05 - 100,00Jawa Barat 13,97 55,54 0,67 29,62 0,13 0,08 - 100,00Banten 15,60 52,84 0,42 30,91 0,06 0,17 - 100,00Jawa Tengah 15,53 68,39 0,38 15,53 0,13 0,04 - 100,00DI Yogyakarta 36,86 60,08 - 2,95 - 0,11 - 100,00Jawa Timur 18,84 67,01 0,48 13,35 0,18 0,14 - 100,00Bali 37,70 58,19 0,33 2,44 1,32 0,02 - 100,00Nusa Tenggara Barat 8,07 62,76 0,49 27,71 0,91 0,06 - 100,00Nusa Tenggara Timur 6,98 41,40 1,47 40,51 9,04 0,60 - 100,00Kalimantan Barat 6,70 49,98 2,38 39,65 1,15 0,14 - 100,00Kalimantan Tengah 5,59 54,62 3,34 35,88 0,51 0,06 - 100,00Kalimantan Selatan 12,48 62,92 0,61 23,47 0,38 0,15 - 100,00Kalimantan Timur 20,75 63,18 1,31 13,98 0,71 0,08 - 100,00Sulawesi Utara 31,40 49,58 1,83 16,41 0,52 0,24 0,02 100,00Gorontalo 13,79 47,46 1,92 35,59 1,19 0,05 - 100,00Sulawesi Tengah 8,60 50,23 3,64 33,63 3,74 0,16 - 100,00Sulawesi Selatan 10,84 57,78 0,86 27,64 2,59 0,29 - 100,00Sulawesi Barat 5,45 40,93 1,07 48,85 3,30 0,40 - 100,00Sulawesi Tenggara 5,61 42,22 0,89 50,60 0,61 0,08 - 100,00Maluku 7,39 33,69 1,40 55,48 1,83 0,22 - 100,00Maluku Utara 9,16 36,48 1,57 49,39 3,32 0,09 - 100,00Papua 12,31 32,97 3,80 14,79 34,94 1,19 - 100,00Papua Barat 12,25 42,53 5,65 27,26 11,20 1,11 - 100,00
INDONESIA 15,28 61,24 0,82 21,29 1,22 0,16 0,00 100,00
Provinsi
Penolong Kelahiran
Jumlah
Tabel 5.9.c. Persentase Balita menurut Provinsi, Daerah Tempat Tinggal, dan Penolong Kelahiran, 2009
L P L+P Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Aceh 79,79 45,70 62,50 60,85 63,26
Sumatera Utara 83,36 55,32 69,14 64,37 73,15
Sumatera Barat 79,53 49,70 64,19 59,41 66,48
Riau 84,55 37,22 62,08 60,19 62,98
Kepulauan Riau 84,04 46,54 64,58 69,01 47,63
Jambi 84,48 48,10 66,65 61,95 68,61
Sumatera Selatan 84,58 51,88 68,31 62,01 71,71
Kepulauan Bangka Belitung 84,53 43,17 65,06 63,65 66,18
Bengkulu 84,73 55,27 70,18 64,21 72,69
Lampung 85,68 49,06 67,77 64,05 68,88
DKI Jakarta 82,90 51,21 66,60 66,60 -
Jawa Barat 83,15 42,43 62,89 62,15 63,71
Banten 83,04 44,16 63,74 64,52 62,62
Jawa Tengah 82,69 56,29 69,27 67,12 70,79
DI Yogyakarta 80,26 60,19 70,23 66,48 75,82
Jawa Timur 84,69 54,31 69,25 65,87 71,63
Bali 85,11 70,47 77,82 75,40 80,33
Nusa Tenggara Barat 82,62 56,38 68,66 66,92 69,77
Nusa Tenggara Timur 84,16 60,46 72,09 59,57 74,67
Kalimantan Barat 87,28 59,34 73,45 62,90 77,58
Kalimantan Tengah 87,70 53,08 71,22 64,08 74,41
Kalimantan Selatan 87,43 55,93 71,61 66,02 75,22
Kalimantan Timur 85,03 41,38 64,41 63,26 65,78
Sulawesi Utara 83,51 39,84 62,05 63,94 60,82
Gorontalo 84,62 42,80 63,77 62,43 64,30
Sulawesi Tengah 86,57 51,27 69,27 61,43 71,47
Sulawesi Selatan 81,97 44,94 62,48 61,00 63,27
Sulawesi Barat 84,32 51,91 68,07 60,79 69,90
Sulawesi Tenggara 85,25 56,10 70,39 60,84 73,19
Maluku 79,20 51,44 65,44 59,04 68,18
Maluku Utara 80,57 47,48 64,19 59,69 66,06
Papua 86,91 67,73 77,75 61,38 82,16
Papua Barat 84,14 50,96 68,52 61,80 71,49
INDONESIA 83,65 50,99 67,23 64,58 69,32
Tabel 6.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Penduduk Berumur 15 +
menurut Propinsi, Jenis Kelamin, dan Daerah Tempat Tinggal, Sakernas Agustus 2009
Jenis Kelamin Daerah Tempat TinggalProvinsi
L P L+P Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Aceh 7,52 10,74 8,71 9,50 8,36
Sumatera Utara 7,04 10,52 8,45 12,20 5,69
Sumatera Barat 7,43 8,79 7,97 11,92 6,28
Riau 6,87 12,80 8,56 12,44 6,80
Kepulauan Riau 7,56 9,03 8,11 8,38 6,63
Jambi 5,18 6,18 5,54 6,97 5,00
Sumatera Selatan 7,68 7,50 7,61 14,02 4,62
Kepulauan Bangka Belitung 4,93 8,81 6,14 8,06 4,68
Bengkulu 4,33 6,25 5,08 8,97 3,63
Lampung 5,29 9,03 6,62 10,20 5,62
DKI Jakarta 11,31 13,42 12,15 12,15 -
Jawa Barat 10,13 12,60 10,96 12,59 9,17
Banten 13,80 17,21 14,97 15,56 14,12
Jawa Tengah 7,75 6,74 7,33 9,31 6,00
DI Yogyakarta 6,72 5,05 6,00 7,48 4,07
Jawa Timur 5,34 4,70 5,08 7,69 3,39
Bali 3,66 2,49 3,13 4,04 2,24
Nusa Tenggara Barat 6,58 5,84 6,25 8,71 4,74
Nusa Tenggara Timur 2,85 5,48 3,97 10,21 2,95
Kalimantan Barat 5,80 4,89 5,44 9,44 4,17
Kalimantan Tengah 4,22 5,35 4,62 8,53 3,12
Kalimantan Selatan 5,85 7,14 6,36 8,22 5,31
Kalimantan Timur 11,54 9,20 10,83 12,82 8,55
Sulawesi Utara 6,52 19,31 10,56 12,94 8,94
Gorontalo 3,62 10,40 5,89 7,52 5,26
Sulawesi Tengah 3,61 8,63 5,43 8,82 4,61
Sulawesi Selatan 7,80 10,70 8,90 11,40 7,62
Sulawesi Barat 3,91 5,49 4,51 6,17 4,15
Sulawesi Tenggara 3,45 6,62 4,74 10,86 3,25
Maluku 8,62 13,63 10,57 15,99 8,56
Maluku Utara 4,94 9,92 6,76 11,47 5,00
Papua 3,81 4,46 4,08 12,29 2,43
Papua Barat 6,95 8,69 7,56 14,91 4,75
INDONESIA 7,51 8,47 7,87 10,66 5,82
Tabel 6.2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Berumur 15 + menurut
Propinsi, Jenis Kelamin, dan Daerah Tempat Tinggal, Sakernas Agustus 2009
Jenis Kelamin Daerah Tempat TinggalProvinsi
L P L+P Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Aceh 73,79 40,79 57,05 55,07 57,97
Sumatera Utara 77,49 49,50 63,30 56,52 68,99
Sumatera Barat 73,62 45,34 59,08 52,33 62,31
Riau 78,74 32,46 56,77 52,71 58,69
Kepulauan Riau 77,68 42,34 59,34 63,23 44,47
Jambi 80,10 45,12 62,96 57,63 65,19
Sumatera Selatan 78,08 47,99 63,11 53,31 68,39
Kepulauan Bangka Belitung 80,36 39,37 61,06 58,53 63,08
Bengkulu 81,06 51,82 66,61 58,45 70,04
Lampung 81,15 44,63 63,29 57,51 65,01
DKI Jakarta 73,52 44,34 58,51 58,51 -
Jawa Barat 74,73 37,08 56,00 54,33 57,87
Banten 71,58 36,56 54,19 54,49 53,78
Jawa Tengah 76,29 52,50 64,19 60,87 66,54
DI Yogyakarta 74,87 57,15 66,01 61,51 72,74
Jawa Timur 80,17 51,76 65,73 60,81 69,20
Bali 81,99 68,72 75,39 72,35 78,52
Nusa Tenggara Barat 77,19 53,09 64,36 61,09 66,46
Nusa Tenggara Timur 81,76 57,15 69,22 53,49 72,47
Kalimantan Barat 82,21 56,44 69,45 56,96 74,34
Kalimantan Tengah 84,00 50,24 67,92 58,61 72,09
Kalimantan Selatan 82,32 51,93 67,06 60,59 71,22
Kalimantan Timur 75,22 37,57 57,44 55,15 60,16
Sulawesi Utara 78,06 32,15 55,50 55,66 55,39
Gorontalo 81,56 38,35 60,01 57,74 60,92
Sulawesi Tengah 83,45 46,85 65,51 56,01 68,18
Sulawesi Selatan 75,58 40,13 56,92 54,04 58,44
Sulawesi Barat 81,03 49,06 65,00 57,04 67,00
Sulawesi Tenggara 82,31 52,39 67,05 54,23 70,81
Maluku 72,38 44,42 58,52 49,60 62,35
Maluku Utara 76,59 42,77 59,85 52,85 62,75
Papua 83,60 64,71 74,58 53,84 80,16
Papua Barat 78,30 46,53 63,34 52,58 68,10
INDONESIA 77,37 46,68 61,93 57,70 65,29
Tabel 6.3. Persentase Penduduk Berumur 15 + Yang Bekerja Selama seminggu yang
Lalu menurut Propinsi, Jenis Kelamin, dan Daerah Tempat Tinggal, Sakernas
Jenis Kelamin Daerah Tempat TinggalProvinsi
Laki-laki
1 2 3 4 5 6 7 8 9
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Aceh 48,10 0,83 3,57 0,30 9,36 14,56 6,53 0,67 16,08 100,00Sumatera Utara 46,00 0,60 8,81 0,26 8,45 15,93 8,77 1,31 9,88 100,00Sumatera Barat 46,32 1,77 5,32 0,30 7,07 17,49 8,67 1,37 11,69 100,00R i a u 51,61 2,82 6,26 0,57 6,58 13,56 6,26 1,40 10,93 100,00Kepulauan Riau 16,45 2,15 20,60 0,86 9,49 18,52 13,12 3,26 15,56 100,00J a m b i 56,47 2,23 3,72 0,18 5,99 12,29 7,00 0,98 11,15 100,00Sumatera Selatan 61,64 1,17 4,57 0,22 5,83 10,50 7,44 0,62 8,00 100,00Kepulauan Bangka Belitung 30,26 27,53 4,08 0,23 6,84 13,88 3,90 1,45 11,83 100,00Bengkulu 58,69 1,22 3,25 0,31 6,21 10,72 6,35 0,87 12,38 100,00Lampung 55,42 0,99 8,83 0,12 6,78 12,53 5,70 0,68 8,95 100,00DKI Jakarta 0,89 0,55 15,60 0,38 6,99 33,95 13,67 7,38 20,58 100,00Jawa Barat 25,23 0,81 16,31 0,37 8,43 21,80 11,55 1,85 13,64 100,00Banten 20,51 1,05 21,19 0,61 6,50 21,90 12,22 3,01 13,01 100,00Jawa Tengah 38,85 1,10 14,43 0,24 10,97 16,14 6,68 1,10 10,49 100,00DI Yogyakarta 28,37 1,32 11,85 0,16 13,07 19,64 6,49 3,20 15,89 100,00Jawa Timur 43,97 1,04 11,29 0,24 8,25 15,35 7,48 1,23 11,14 100,00B a l i 32,71 0,49 13,18 0,49 10,62 19,01 6,57 2,55 14,39 100,00Nusa Tenggara Barat 45,34 1,98 7,96 0,55 8,14 10,89 10,53 1,06 13,55 100,00Nusa Tenggara Timur 67,92 1,79 2,64 0,20 4,46 5,01 7,11 0,75 10,13 100,00Kalimantan Barat 59,90 4,50 3,94 0,16 6,27 10,77 4,41 0,63 9,43 100,00Kalimantan Tengah 59,39 6,89 2,71 0,19 6,08 7,94 5,79 0,83 10,19 100,00Kalimantan Selatan 42,95 5,34 5,82 0,24 7,09 16,61 7,69 0,98 13,28 100,00Kalimantan Timur 37,18 7,96 6,07 0,46 9,08 15,70 7,43 1,90 14,21 100,00Sulawesi Utara 42,01 2,66 6,47 0,53 10,09 10,53 12,95 1,63 13,12 100,00Gorontalo 46,88 2,27 6,37 0,18 9,70 10,53 12,05 0,85 11,16 100,00Sulawesi Tengah 63,40 1,59 3,78 0,13 5,59 8,01 5,92 0,70 10,87 100,00Sulawesi Selatan 51,71 0,77 6,05 0,39 7,97 14,29 8,44 1,38 8,99 100,00Sulawesi Barat 66,43 0,44 4,75 0,22 5,49 6,98 4,99 0,42 10,28 100,00Sulawesi Tenggara 52,96 3,72 4,73 0,30 6,53 9,01 8,16 0,89 13,71 100,00Maluku 56,68 0,46 6,58 0,36 6,98 8,04 7,92 0,90 12,09 100,00Maluku Utara 59,03 2,19 2,17 0,97 6,01 5,54 9,56 0,56 13,97 100,00P a p u a 70,71 1,77 2,09 0,21 3,07 5,84 5,53 0,62 10,16 100,00Papua Barat 54,69 4,50 4,27 0,32 6,99 6,39 6,99 0,75 15,11 100,00
INDONESIA 40,22 1,56 11,09 0,31 8,22 16,50 8,49 1,61 11,99 100,00
Tabel 6.4.1. Persentase Penduduk Berumur 15 + Yang Bekerja Selama seminggu yang Lalu menurut Propinsi, Jenis Kelamin, dan Lapangan
Pekerjaan Utama, Sakernas Agustus 2009
ProvinsiLapangan Pekerjaan Utama
Total
*) 1. Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air 5. Bangunan 6. Perdagangan Besar, Eceran, Rumah
Makan dan Hotel 7. Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi 8. Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan 9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan
Perorangan
Perempuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Aceh 50,29 0,24 6,58 0,09 0,36 16,49 0,92 0,52 24,50 100,00Sumatera Utara 47,81 0,09 8,50 0,03 0,19 26,31 0,86 0,66 15,54 100,00Sumatera Barat 43,95 0,49 8,46 0,08 0,32 25,78 1,24 1,27 18,41 100,00R i a u 39,75 0,31 4,40 0,20 0,17 30,51 0,88 1,82 21,95 100,00Kepulauan Riau 7,71 0,48 32,91 0,17 0,28 28,72 4,63 1,03 24,06 100,00J a m b i 52,86 0,64 2,54 0,07 0,24 22,79 1,41 0,87 18,59 100,00Sumatera Selatan 56,25 0,15 5,38 0,02 0,25 20,52 1,91 0,78 14,74 100,00Kepulauan Bangka Belitung 33,61 5,23 6,91 0,18 0,51 30,65 1,21 1,09 20,60 100,00Bengkulu 63,73 0,82 2,63 0,02 0,15 17,74 0,70 0,63 13,58 100,00Lampung 51,35 0,05 8,80 0,03 0,05 27,61 0,60 0,60 10,92 100,00DKI Jakarta 0,19 0,19 17,18 0,12 0,95 41,34 3,58 5,76 30,69 100,00Jawa Barat 25,07 0,09 22,01 0,03 0,22 32,91 2,30 1,01 16,37 100,00Banten 19,34 0,01 25,92 0,08 0,19 34,67 2,09 1,49 16,22 100,00Jawa Tengah 34,49 0,31 20,07 0,04 0,21 29,91 1,00 0,80 13,17 100,00DI Yogyakarta 32,37 0,46 13,39 0,10 0,59 29,76 1,57 1,71 20,05 100,00Jawa Timur 41,38 0,28 13,96 0,02 0,24 27,90 1,65 0,89 13,69 100,00B a l i 36,08 0,29 15,62 0,14 2,47 29,50 1,30 1,88 12,72 100,00Nusa Tenggara Barat 44,44 1,29 14,50 0,04 0,48 26,30 1,33 0,30 11,33 100,00Nusa Tenggara Timur 68,48 1,45 11,18 0,01 0,08 9,52 0,33 0,38 8,57 100,00Kalimantan Barat 67,95 0,66 3,18 0,02 0,20 15,22 0,52 0,57 11,68 100,00Kalimantan Tengah 60,36 0,66 3,46 0,05 0,25 19,92 0,79 0,56 13,95 100,00Kalimantan Selatan 42,21 0,66 8,05 0,07 0,17 30,56 0,98 0,86 16,44 100,00Kalimantan Timur 30,15 1,40 5,23 0,08 0,68 35,15 1,61 1,91 23,79 100,00Sulawesi Utara 23,55 0,15 5,23 0,18 0,37 38,34 2,21 2,08 27,88 100,00Gorontalo 28,08 0,13 10,55 0,03 0,40 29,15 0,55 1,25 29,85 100,00Sulawesi Tengah 51,19 0,31 3,89 0,05 0,41 25,22 0,22 0,37 18,33 100,00Sulawesi Selatan 45,21 0,16 7,69 0,08 0,56 29,03 1,34 0,85 15,07 100,00Sulawesi Barat 53,51 0,21 9,01 0,09 0,04 22,62 0,39 0,22 13,91 100,00Sulawesi Tenggara 52,77 1,40 6,11 0,08 0,23 22,16 0,89 0,45 15,91 100,00Maluku 55,62 0,38 6,33 0,09 0,38 20,24 0,33 0,60 16,02 100,00Maluku Utara 58,17 0,85 2,22 0,60 0,61 18,53 1,30 0,24 17,48 100,00P a p u a 79,35 0,26 1,30 0,00 0,18 11,61 0,22 0,59 6,49 100,00Papua Barat 60,20 0,24 2,72 0,11 0,57 17,96 0,73 0,12 17,36 100,00
INDONESIA 38,79 0,35 14,14 0,05 0,33 28,18 1,48 1,10 15,59 100,00
*) 1. Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air 5. Bangunan 6. Perdagangan Besar, Eceran, Rumah
Makan dan Hotel 7. Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi 8. Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan 9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan
Perorangan
Lapangan Pekerjaan UtamaTotal
Tabel 6.4.2. Persentase Penduduk Berumur 15 + Yang Bekerja Selama seminggu yang Lalu menurut Propinsi, Jenis Kelamin, dan Lapangan
Pekerjaan Utama, Sakernas Agustus 2009
Provinsi
Laki-laki+Perempuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Aceh 48,89 0,62 4,66 0,23 6,09 15,26 4,50 0,62 19,13 100,00Sumatera Utara 46,72 0,40 8,69 0,17 5,18 20,04 5,64 1,05 12,12 100,00Sumatera Barat 45,39 1,27 6,56 0,21 4,41 20,76 5,74 1,33 14,34 100,00R i a u 48,39 2,14 5,75 0,47 4,84 18,16 4,80 1,52 13,92 100,00Kepulauan Riau 13,21 1,53 25,16 0,60 6,08 22,30 9,97 2,44 18,71 100,00J a m b i 55,20 1,67 3,31 0,14 3,97 15,97 5,03 0,94 13,76 100,00Sumatera Selatan 59,60 0,79 4,87 0,15 3,72 14,29 5,35 0,68 10,55 100,00Kepulauan Bangka Belitung 31,28 20,76 4,94 0,22 4,92 18,97 3,09 1,34 14,49 100,00Bengkulu 60,63 1,06 3,01 0,20 3,88 13,42 4,18 0,78 12,84 100,00Lampung 54,02 0,66 8,82 0,09 4,46 17,73 3,94 0,65 9,63 100,00DKI Jakarta 0,62 0,41 16,22 0,28 4,64 36,83 9,73 6,75 24,52 100,00Jawa Barat 25,18 0,58 18,18 0,26 5,73 25,46 8,50 1,58 14,54 100,00Banten 20,12 0,70 22,77 0,43 4,39 26,18 8,83 2,50 14,08 100,00Jawa Tengah 37,04 0,77 16,78 0,16 6,49 21,86 4,32 0,98 11,60 100,00DI Yogyakarta 30,10 0,95 12,51 0,14 7,67 24,02 4,36 2,56 17,69 100,00Jawa Timur 42,93 0,74 12,36 0,15 5,05 20,37 5,15 1,09 12,16 100,00B a l i 34,24 0,40 14,28 0,33 6,92 23,77 4,18 2,25 13,63 100,00Nusa Tenggara Barat 44,94 1,68 10,83 0,33 4,78 17,65 6,50 0,72 12,57 100,00Nusa Tenggara Timur 68,15 1,65 6,23 0,12 2,62 6,90 4,26 0,60 9,48 100,00Kalimantan Barat 63,14 2,96 3,63 0,10 3,83 12,56 2,85 0,61 10,34 100,00Kalimantan Tengah 59,73 4,70 2,98 0,14 4,03 12,16 4,03 0,74 11,51 100,00Kalimantan Selatan 42,66 3,52 6,69 0,18 4,40 22,04 5,08 0,93 14,51 100,00Kalimantan Timur 35,01 5,93 5,81 0,34 6,49 21,71 5,63 1,90 17,17 100,00Sulawesi Utara 36,76 1,95 6,12 0,43 7,32 18,45 9,89 1,76 17,32 100,00Gorontalo 40,89 1,59 7,70 0,13 6,74 16,47 8,39 0,98 17,12 100,00Sulawesi Tengah 59,12 1,14 3,82 0,10 3,78 14,04 3,92 0,58 13,49 100,00Sulawesi Selatan 49,30 0,54 6,66 0,27 5,22 19,76 5,80 1,18 11,25 100,00Sulawesi Barat 61,54 0,35 6,36 0,17 3,43 12,90 3,25 0,34 11,65 100,00Sulawesi Tenggara 52,89 2,80 5,28 0,21 4,02 14,25 5,26 0,71 14,59 100,00Maluku 56,28 0,43 6,49 0,26 4,50 12,63 5,06 0,79 13,57 100,00Maluku Utara 58,73 1,71 2,19 0,84 4,10 10,13 6,64 0,45 15,21 100,00P a p u a 74,29 1,14 1,76 0,12 1,87 8,23 3,33 0,61 8,64 100,00Papua Barat 56,60 3,02 3,74 0,25 4,77 10,39 4,82 0,53 15,89 100,00
INDONESIA 39,68 1,10 12,24 0,21 5,23 20,93 5,83 1,42 13,35 100,00
*) 1. Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air 5. Bangunan 6. Perdagangan Besar, Eceran, Rumah
Makan dan Hotel 7. Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi 8. Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan 9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan
Perorangan
Tabel 6.4.3. Persentase Penduduk Berumur 15 + Yang Bekerja Selama seminggu yang Lalu menurut Propinsi, Jenis Kelamin, dan Lapangan
Pekerjaan Utama, Sakernas Agustus 2009
ProvinsiLapangan Pekerjaan Utama
Total
Perkotaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Aceh 17,74 0,51 6,04 0,52 7,41 23,43 6,28 1,40 36,68 100,00Sumatera Utara 11,94 0,31 14,19 0,30 8,37 33,75 9,37 2,12 19,65 100,00Sumatera Barat 10,66 0,55 7,19 0,54 6,43 34,69 10,07 3,14 26,73 100,00R i a u 8,58 4,08 8,70 0,96 8,71 32,63 7,31 4,26 24,77 100,00Kepulauan Riau 5,50 1,44 28,98 0,71 6,35 23,44 11,29 2,83 19,45 100,00J a m b i 14,09 1,20 5,25 0,27 7,38 29,61 10,44 2,46 29,30 100,00Sumatera Selatan 12,28 1,09 8,62 0,38 8,31 31,67 11,75 2,03 23,86 100,00Kepulauan Bangka Belitung 10,28 15,31 6,53 0,39 8,39 27,52 5,00 2,47 24,11 100,00Bengkulu 15,45 1,29 3,85 0,56 7,91 29,13 9,05 2,46 30,30 100,00Lampung 11,89 0,09 8,66 0,18 7,51 36,18 8,84 2,23 24,42 100,00DKI Jakarta 0,62 0,41 16,22 0,28 4,64 36,83 9,73 6,75 24,52 100,00Jawa Barat 8,04 0,46 22,11 0,34 5,57 30,24 10,46 2,56 20,23 100,00Banten 3,21 0,46 29,16 0,60 3,67 30,02 10,48 3,85 18,56 100,00Jawa Tengah 13,48 0,39 22,13 0,28 6,08 30,99 6,42 1,80 18,43 100,00DI Yogyakarta 13,35 0,93 14,62 0,25 7,35 31,74 5,41 3,33 23,03 100,00Jawa Timur 15,58 0,35 17,20 0,30 5,47 30,44 8,38 2,18 20,11 100,00B a l i 12,92 0,18 15,80 0,56 7,72 33,41 5,94 3,39 20,09 100,00Nusa Tenggara Barat 21,33 0,99 12,00 0,62 6,70 26,50 9,16 1,56 21,15 100,00Nusa Tenggara Timur 10,49 0,51 5,50 0,45 6,11 27,67 11,66 2,93 34,69 100,00Kalimantan Barat 15,10 1,22 7,11 0,25 9,07 31,07 7,14 1,89 27,16 100,00Kalimantan Tengah 16,95 2,61 4,30 0,35 7,73 28,15 8,38 2,29 29,24 100,00Kalimantan Selatan 8,16 3,76 7,85 0,35 5,58 36,68 8,88 2,29 26,45 100,00Kalimantan Timur 9,94 6,39 8,35 0,54 8,69 31,48 8,12 3,19 23,31 100,00Sulawesi Utara 12,18 1,32 7,01 0,61 9,03 26,95 14,07 2,89 25,95 100,00Gorontalo 8,97 0,66 8,75 0,11 8,49 27,58 13,57 1,92 29,95 100,00Sulawesi Tengah 9,06 0,78 3,96 0,17 6,19 29,54 8,47 1,78 40,04 100,00Sulawesi Selatan 10,07 0,54 9,12 0,67 8,12 36,40 8,77 3,08 23,23 100,00Sulawesi Barat 24,30 0,24 8,45 0,50 7,99 24,76 6,72 0,82 26,24 100,00Sulawesi Tenggara 8,93 2,81 5,10 0,52 6,14 28,38 10,56 2,71 34,86 100,00Maluku 8,85 0,78 3,09 0,62 7,83 27,81 10,76 2,82 37,43 100,00Maluku Utara 14,64 1,50 2,22 2,19 7,12 21,19 14,58 1,11 35,45 100,00P a p u a 6,19 2,46 3,10 0,54 6,27 30,58 13,40 3,37 34,09 100,00Papua Barat 12,01 7,31 3,50 0,50 7,25 19,01 11,72 1,56 37,13 100,00
INDONESIA 10,55 0,80 17,13 0,37 6,16 31,40 8,93 2,85 21,81 100,00
ProvinsiLapangan Pekerjaan Utama
Total
*) 1. Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air 5. Bangunan 6. Perdagangan Besar, Eceran, Rumah
Makan dan Hotel 7. Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi 8. Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan 9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan
Perorangan
Tabel 6.4.4. Persentase Penduduk Berumur 15 + Yang Bekerja Selama seminggu yang Lalu menurut Propinsi, Jenis Kelamin, dan Lapangan
Pekerjaan Utama, Sakernas Agustus 2009
Perdesaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Aceh 62,59 0,66 4,06 0,10 5,51 11,68 3,71 0,27 11,42 100,00Sumatera Utara 70,63 0,45 4,91 0,08 2,98 10,62 3,07 0,32 6,95 100,00Sumatera Barat 59,33 1,55 6,30 0,08 3,60 15,17 4,00 0,60 9,37 100,00R i a u 65,37 1,31 4,49 0,26 3,20 12,00 3,73 0,35 9,30 100,00Kepulauan Riau 55,09 2,01 4,39 - 4,60 16,08 2,85 0,29 14,67 100,00J a m b i 70,42 1,84 2,59 0,09 2,71 10,93 3,03 0,38 8,01 100,00Sumatera Selatan 79,50 0,66 3,30 0,05 1,78 6,98 2,66 0,11 4,95 100,00Kepulauan Bangka Belitung 46,77 24,79 3,77 0,09 2,35 12,66 1,67 0,51 7,40 100,00Bengkulu 76,50 0,98 2,72 0,07 2,47 7,90 2,47 0,19 6,71 100,00Lampung 65,10 0,81 8,86 0,07 3,66 12,88 2,65 0,23 5,73 100,00DKI Jakarta - - - - - - - - - -Jawa Barat 43,19 0,70 14,06 0,17 5,89 20,44 6,45 0,54 8,56 100,00Banten 44,40 1,04 13,60 0,20 5,42 20,66 6,45 0,57 7,66 100,00Jawa Tengah 52,32 1,02 13,31 0,08 6,76 15,94 2,96 0,44 7,17 100,00DI Yogyakarta 51,24 0,98 9,86 - 8,07 14,28 3,03 1,58 10,96 100,00Jawa Timur 59,88 0,98 9,36 0,06 4,78 14,13 3,15 0,42 7,24 100,00B a l i 54,54 0,60 12,84 0,12 6,16 14,59 2,51 1,16 7,49 100,00Nusa Tenggara Barat 58,87 2,09 10,15 0,15 3,64 12,43 4,92 0,23 7,51 100,00Nusa Tenggara Timur 76,94 1,82 6,34 0,07 2,09 3,74 3,13 0,24 5,64 100,00Kalimantan Barat 77,55 3,48 2,59 0,06 2,25 7,00 1,56 0,22 5,29 100,00Kalimantan Tengah 75,28 5,45 2,50 0,06 2,68 6,34 2,45 0,17 5,07 100,00Kalimantan Selatan 61,56 3,39 6,06 0,08 3,75 14,02 3,00 0,19 7,96 100,00Kalimantan Timur 62,44 5,43 3,04 0,13 4,08 11,02 2,91 0,50 10,45 100,00Sulawesi Utara 52,73 2,35 5,54 0,31 6,21 12,92 7,18 1,03 11,72 100,00Gorontalo 53,04 1,95 7,31 0,14 6,07 12,23 6,41 0,62 12,23 100,00Sulawesi Tengah 70,65 1,23 3,79 0,09 3,22 10,47 2,88 0,31 7,38 100,00Sulawesi Selatan 68,42 0,54 5,46 0,08 3,81 11,65 4,36 0,26 5,41 100,00Sulawesi Barat 69,51 0,37 5,92 0,10 2,45 10,37 2,50 0,24 8,53 100,00Sulawesi Tenggara 62,76 2,79 5,32 0,15 3,54 11,07 4,08 0,26 10,03 100,00Maluku 72,48 0,31 7,64 0,13 3,36 7,45 3,12 0,09 5,42 100,00Maluku Utara 74,09 1,79 2,17 0,37 3,05 6,28 3,87 0,22 8,16 100,00P a p u a 86,60 0,90 1,52 0,05 1,08 4,19 1,51 0,11 4,04 100,00Papua Barat 71,81 1,56 3,82 0,16 3,92 7,44 2,47 0,17 8,64 100,00
INDONESIA 60,08 1,32 8,82 0,10 4,58 13,59 3,67 0,41 7,43 100,00
*) 1. Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air 5. Bangunan 6. Perdagangan Besar, Eceran, Rumah
Makan dan Hotel 7. Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi 8. Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan 9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan
Perorangan
Tabel 6.4.5. Persentase Penduduk Berumur 15 + Yang Bekerja Selama seminggu yang Lalu menurut Propinsi, Jenis Kelamin, dan Lapangan
Pekerjaan Utama, Sakernas Agustus 2009
ProvinsiLapangan Pekerjaan Utama
Total
Perkotaan
Berusaha
sendiri
Berusaha dibantu
buruh tidak tetap/
Buruh tidak
Berusaha dibantu
buruh tetap/
buruh dibayar
Buruh/
Karyawan/
Pegawai
Pekerja
bebas di
pertanian
Pekerja bebas
di non
pertanian
Pekerja
keluargaTotal
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Aceh 21,87 11,83 5,61 45,33 0,78 3,15 11,44 100,00Sumatera Utara 23,91 10,97 4,60 43,70 1,53 5,02 10,27 100,00Sumatera Barat 25,22 13,78 4,69 38,46 1,35 6,69 9,82 100,00R i a u 26,98 8,23 5,80 47,54 0,77 4,06 6,62 100,00Kepulauan Riau 20,62 7,06 3,29 62,09 0,43 3,30 3,21 100,00J a m b i 24,70 10,22 4,55 46,33 1,29 4,87 8,04 100,00Sumatera Selatan 29,40 9,83 3,05 44,11 0,63 3,45 9,54 100,00Kepulauan Bangka Belitung 28,26 8,48 6,53 46,24 0,32 4,67 5,50 100,00Bengkulu 18,33 13,31 5,94 43,89 1,64 6,23 10,66 100,00Lampung 27,48 11,52 3,40 39,52 1,75 6,96 9,37 100,00DKI Jakarta 23,81 7,47 4,20 57,72 0,04 2,01 4,75 100,00Jawa Barat 24,33 10,57 3,59 46,16 2,51 7,10 5,74 100,00Banten 24,61 7,17 3,26 57,00 0,33 2,83 4,79 100,00Jawa Tengah 22,46 14,75 3,85 38,05 3,36 8,04 9,50 100,00DI Yogyakarta 17,76 15,12 4,16 42,76 2,81 7,44 9,95 100,00Jawa Timur 22,25 14,03 3,43 40,03 4,11 5,56 10,59 100,00B a l i 23,04 13,88 4,06 41,87 1,17 5,57 10,41 100,00Nusa Tenggara Barat 25,22 14,77 3,07 28,20 6,63 9,80 12,31 100,00Nusa Tenggara Timur 19,56 11,81 4,08 50,60 0,37 3,07 10,51 100,00Kalimantan Barat 24,10 10,24 3,62 47,03 0,78 4,42 9,81 100,00Kalimantan Tengah 20,90 10,59 3,44 50,83 0,75 2,73 10,76 100,00Kalimantan Selatan 26,15 10,67 5,04 41,91 0,57 4,51 11,14 100,00Kalimantan Timur 18,17 9,16 3,69 58,62 0,94 3,40 6,02 100,00Sulawesi Utara 31,22 7,65 3,33 45,33 1,49 5,81 5,18 100,00Gorontalo 30,20 7,38 5,33 44,73 1,45 5,34 5,57 100,00Sulawesi Tengah 23,15 11,35 4,52 48,69 0,56 3,06 8,66 100,00Sulawesi Selatan 18,83 12,90 3,46 48,29 1,07 4,92 10,53 100,00Sulawesi Barat 27,86 12,04 4,62 43,07 1,29 2,40 8,72 100,00Sulawesi Tenggara 21,10 11,20 3,54 50,17 0,81 3,25 9,93 100,00Maluku 30,60 7,62 4,46 47,33 0,04 2,48 7,48 100,00Maluku Utara 25,64 11,44 2,71 49,62 0,15 1,23 9,21 100,00P a p u a 19,33 5,55 4,11 59,60 0,39 2,69 8,33 100,00Papua Barat 25,77 4,80 2,77 58,97 0,17 2,05 5,48 100,00
INDONESIA 23,41 11,54 3,83 45,27 2,20 5,57 8,19 100,00
Tabel 6.5.1. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu menurut Provinsi dan Status Pekerjaan Utama, (Agustus
2009)
(1)
Provinsi
Status Pekerjaan Utama
Perdesaan
Berusaha
sendiri
Berusaha dibantu
buruh tidak tetap/
Buruh tidak
Berusaha dibantu
buruh tetap/
buruh dibayar
Buruh/
Karyawan/
Pegawai
Pekerja
bebas di
pertanian
Pekerja bebas
di non
pertanian
Pekerja
keluargaTotal
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Aceh 19,96 22,35 3,48 25,34 3,96 2,39 22,53 100,00Sumatera Utara 17,59 25,39 2,28 16,69 7,01 3,21 27,82 100,00Sumatera Barat 21,84 24,32 3,34 15,02 10,42 4,70 20,37 100,00R i a u 27,86 17,07 3,53 25,17 8,24 2,55 15,58 100,00Kepulauan Riau 45,17 7,52 1,60 24,65 6,83 3,72 10,50 100,00J a m b i 21,89 23,98 3,28 20,15 6,27 1,81 22,62 100,00Sumatera Selatan 15,81 29,86 1,52 13,74 4,79 1,40 32,88 100,00Kepulauan Bangka Belitung 28,36 14,68 4,95 24,62 5,16 8,29 13,94 100,00Bengkulu 15,25 30,71 1,71 11,52 5,72 2,72 32,37 100,00Lampung 14,52 29,91 1,72 12,58 6,99 5,27 29,00 100,00DKI Jakarta - - - - - - - -Jawa Barat 21,71 23,63 2,53 17,10 12,87 9,22 12,93 100,00Banten 22,07 23,80 2,13 22,85 9,25 7,29 12,60 100,00Jawa Tengah 16,06 28,43 1,73 14,32 8,70 8,36 22,39 100,00DI Yogyakarta 10,00 34,78 1,46 19,41 2,99 7,94 23,41 100,00Jawa Timur 14,89 28,73 2,51 14,09 10,14 5,25 24,38 100,00B a l i 14,82 28,47 1,79 16,62 5,69 5,48 27,13 100,00Nusa Tenggara Barat 17,24 26,35 2,52 10,40 14,09 7,73 21,67 100,00Nusa Tenggara Timur 12,51 37,21 1,01 8,19 1,15 1,43 38,50 100,00Kalimantan Barat 16,79 30,26 1,63 14,44 2,31 1,25 33,32 100,00Kalimantan Tengah 16,50 29,55 1,74 18,91 2,62 1,54 29,14 100,00Kalimantan Selatan 20,98 24,51 2,21 18,56 5,89 3,64 24,21 100,00Kalimantan Timur 22,27 25,06 1,57 26,47 2,49 1,45 20,69 100,00Sulawesi Utara 30,03 17,73 5,37 20,52 7,46 5,89 13,01 100,00Gorontalo 24,23 21,56 2,43 17,87 8,88 8,57 16,45 100,00Sulawesi Tengah 18,75 31,06 2,60 12,05 5,29 2,10 28,16 100,00Sulawesi Selatan 16,82 32,80 2,63 12,34 6,00 2,07 27,35 100,00Sulawesi Barat 18,64 30,97 1,92 15,56 3,88 1,68 27,35 100,00Sulawesi Tenggara 17,30 28,37 2,08 15,52 1,42 2,16 33,16 100,00Maluku 21,45 27,99 1,48 10,99 0,60 0,72 36,77 100,00Maluku Utara 23,89 27,92 1,99 12,63 3,95 1,39 28,22 100,00P a p u a 14,91 32,87 0,49 9,22 0,81 0,28 41,42 100,00Papua Barat 16,31 33,65 1,39 16,14 1,95 1,59 28,98 100,00
INDONESIA 17,73 27,48 2,24 15,50 7,99 5,29 23,77 100,00
(1)
Tabel 6.5.2. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu menurut Provinsi dan Status Pekerjaan Utama, (Agustus
2009)
Provinsi
Status Pekerjaan Utama
Laki-laki
Berusaha
sendiri
Berusaha dibantu
buruh tidak tetap/
Buruh tidak
Berusaha dibantu
buruh tetap/
buruh dibayar
Buruh/
Karyawan/
Pegawai
Pekerja
bebas di
pertanian
Pekerja bebas
di non
pertanian
Pekerja
keluargaTotal
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Aceh 23,12 22,79 5,70 32,87 3,04 3,22 9,25 100,00Sumatera Utara 20,97 22,76 4,30 31,36 5,33 5,07 10,22 100,00Sumatera Barat 24,81 24,97 5,04 21,86 8,27 6,62 8,44 100,00R i a u 28,84 16,76 5,17 32,11 7,00 3,65 6,48 100,00Kepulauan Riau 26,45 7,35 4,08 54,64 1,70 4,05 1,71 100,00J a m b i 25,30 24,97 5,00 28,46 5,06 3,40 7,81 100,00Sumatera Selatan 21,58 31,99 2,66 23,58 4,01 2,61 13,56 100,00Kepulauan Bangka Belitung 28,41 13,27 7,49 35,69 3,10 8,42 3,63 100,00Bengkulu 18,98 35,06 3,85 21,44 4,60 5,27 10,80 100,00Lampung 18,34 32,16 2,72 19,01 6,63 7,56 13,58 100,00DKI Jakarta 26,21 7,35 5,50 56,15 0,06 2,42 2,29 100,00Jawa Barat 25,06 19,19 3,84 31,40 7,56 9,97 2,97 100,00Banten 25,53 14,80 3,58 42,65 4,22 6,23 2,99 100,00Jawa Tengah 17,68 28,48 3,49 23,23 6,85 11,97 8,30 100,00DI Yogyakarta 13,67 27,10 3,88 34,07 2,64 12,01 6,64 100,00Jawa Timur 17,79 28,31 3,90 24,80 7,97 7,70 9,53 100,00B a l i 17,54 26,87 4,01 32,73 3,38 7,56 7,91 100,00Nusa Tenggara Barat 19,74 29,01 4,06 20,13 7,84 10,24 8,97 100,00Nusa Tenggara Timur 13,51 44,46 2,11 16,45 1,05 2,57 19,86 100,00Kalimantan Barat 20,86 33,30 3,00 25,71 2,32 2,72 12,08 100,00Kalimantan Tengah 19,40 31,88 2,90 30,14 2,35 2,60 10,72 100,00Kalimantan Selatan 23,88 23,66 4,23 29,96 4,19 5,21 8,88 100,00Kalimantan Timur 21,05 19,80 3,28 45,23 1,99 3,08 5,58 100,00Sulawesi Utara 31,09 15,47 5,84 28,59 6,25 7,26 5,51 100,00Gorontalo 28,65 21,72 4,00 22,18 8,75 8,50 6,19 100,00Sulawesi Tengah 21,67 34,16 3,99 18,58 5,12 3,07 13,41 100,00Sulawesi Selatan 18,55 32,83 4,02 24,80 3,50 3,89 12,42 100,00Sulawesi Barat 21,02 35,09 3,52 22,45 3,24 2,57 12,11 100,00Sulawesi Tenggara 19,76 31,57 3,39 23,64 1,37 3,38 16,89 100,00Maluku 26,43 30,78 3,36 21,64 0,53 1,66 15,60 100,00Maluku Utara 27,64 28,05 3,11 23,42 4,24 1,76 11,78 100,00P a p u a 18,29 42,80 1,58 21,04 0,89 0,85 14,55 100,00Papua Barat 21,56 34,15 2,35 30,07 2,10 2,31 7,46 100,00
INDONESIA 21,13 25,25 3,86 28,62 5,74 7,25 8,14 100,00
Tabel 6.5.3. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu menurut Provinsi dan Status Pekerjaan Utama, (Agustus
2009)
Provinsi
Status Pekerjaan Utama
(1)
Perempuan
Berusaha
sendiri
Berusaha dibantu
buruh tidak tetap/
Buruh tidak
Berusaha dibantu
buruh tetap/
buruh dibayar
Buruh/
Karyawan/
Pegawai
Pekerja
bebas di
pertanian
Pekerja bebas
di non
pertanian
Pekerja
keluargaTotal
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Aceh 16,00 12,72 1,37 28,93 2,89 1,56 36,52 100,00Sumatera Utara 18,95 14,57 1,59 22,12 3,95 2,24 36,58 100,00Sumatera Barat 19,73 15,67 1,72 21,55 7,13 3,19 31,00 100,00R i a u 24,26 8,18 1,65 31,18 3,34 1,24 30,15 100,00Kepulauan Riau 21,01 6,75 1,23 59,03 0,97 2,19 8,82 100,00J a m b i 17,75 11,57 1,10 24,93 4,67 1,23 38,74 100,00Sumatera Selatan 16,94 10,69 0,86 21,33 2,81 1,00 46,36 100,00Kepulauan Bangka Belitung 28,10 9,25 1,32 29,47 3,12 2,94 25,80 100,00Bengkulu 11,35 11,98 1,13 17,52 4,76 1,02 52,24 100,00Lampung 15,10 14,54 0,84 16,64 4,50 1,94 46,44 100,00DKI Jakarta 20,06 7,65 2,16 60,18 0,00 1,37 8,59 100,00Jawa Barat 18,97 12,36 1,52 33,19 7,56 4,40 22,00 100,00Banten 19,68 12,41 1,24 43,65 3,53 1,54 17,95 100,00Jawa Tengah 19,85 15,42 1,25 24,24 6,25 3,00 29,99 100,00DI Yogyakarta 15,21 19,50 1,76 30,29 3,22 1,98 28,04 100,00Jawa Timur 17,57 15,31 1,32 22,83 7,64 1,88 33,45 100,00B a l i 20,38 14,71 1,56 24,37 3,61 3,07 32,30 100,00Nusa Tenggara Barat 20,78 13,15 1,01 13,00 15,79 6,28 30,00 100,00Nusa Tenggara Timur 13,34 19,25 0,46 10,13 1,04 0,38 55,39 100,00Kalimantan Barat 14,94 14,26 0,73 16,39 1,42 0,89 51,38 100,00Kalimantan Tengah 14,49 10,90 0,90 22,42 1,69 0,50 49,10 100,00Kalimantan Selatan 21,13 13,26 1,62 21,90 3,71 1,96 36,42 100,00Kalimantan Timur 18,07 9,94 1,34 38,87 0,99 1,12 29,67 100,00Sulawesi Utara 29,01 9,47 1,34 34,58 2,24 2,32 21,04 100,00Gorontalo 19,95 8,95 1,59 31,89 2,73 5,93 28,97 100,00Sulawesi Tengah 15,68 14,79 1,05 19,52 3,07 0,82 45,07 100,00Sulawesi Selatan 15,67 15,18 1,01 22,96 5,88 1,49 37,81 100,00Sulawesi Barat 19,03 15,39 0,55 17,06 3,74 0,54 43,69 100,00Sulawesi Tenggara 15,33 15,63 0,78 19,20 1,20 0,82 47,03 100,00Maluku 19,39 9,60 0,38 17,91 0,34 0,35 52,03 100,00Maluku Utara 18,31 15,65 0,49 19,92 0,64 0,61 44,38 100,00P a p u a 11,77 8,75 0,28 11,12 0,54 0,35 67,19 100,00Papua Barat 13,34 11,47 0,59 21,30 0,36 0,55 52,39 100,00
INDONESIA 18,33 13,82 1,30 26,36 5,38 2,38 32,43 100,00
Tabel 6.5.4. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu menurut Provinsi dan Status Pekerjaan Utama, (Agustus
2009)
Provinsi
Status Pekerjaan Utama
(1)
Laki-laki+Perempuan
Berusaha
sendiri
Berusaha dibantu
buruh tidak tetap/
Buruh tidak
Berusaha dibantu
buruh tetap/
buruh dibayar
Buruh/
Karyawan/
Pegawai
Pekerja
bebas di
pertanian
Pekerja bebas
di non
pertanian
Pekerja
keluargaTotal
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Aceh 20,54 19,14 4,13 31,44 2,99 2,62 19,14 100,00Sumatera Utara 20,17 19,51 3,23 27,70 4,78 3,95 20,67 100,00Sumatera Barat 22,81 21,30 3,73 21,74 7,82 5,27 17,34 100,00R i a u 27,60 14,43 4,21 31,86 6,01 3,00 12,90 100,00Kepulauan Riau 24,44 7,13 3,03 56,27 1,43 3,36 4,34 100,00J a m b i 22,65 20,26 3,63 27,22 4,92 2,64 18,68 100,00Sumatera Selatan 19,83 23,93 1,98 22,73 3,56 2,00 25,97 100,00Kepulauan Bangka Belitung 28,31 12,05 5,62 33,80 3,11 6,76 10,36 100,00Bengkulu 16,05 26,19 2,81 19,94 4,66 3,64 26,73 100,00Lampung 17,22 26,08 2,07 18,19 5,90 5,62 24,91 100,00DKI Jakarta 23,81 7,47 4,20 57,72 0,04 2,01 4,75 100,00Jawa Barat 23,05 16,94 3,08 31,99 7,56 8,14 9,24 100,00Banten 23,57 14,00 2,80 42,99 3,99 4,66 8,00 100,00Jawa Tengah 18,58 23,05 2,56 23,65 6,60 8,24 17,32 100,00DI Yogyakarta 14,33 23,81 2,96 32,44 2,89 7,67 15,90 100,00Jawa Timur 17,70 23,10 2,86 24,01 7,84 5,37 19,11 100,00B a l i 18,83 21,35 2,90 28,94 3,48 5,52 18,97 100,00Nusa Tenggara Barat 20,20 22,05 2,72 17,00 11,33 8,50 18,20 100,00Nusa Tenggara Timur 13,44 33,86 1,42 13,79 1,04 1,65 34,80 100,00Kalimantan Barat 18,48 25,64 2,09 21,96 1,96 1,98 27,90 100,00Kalimantan Tengah 17,67 24,50 2,19 27,43 2,12 1,86 24,24 100,00Kalimantan Selatan 22,81 19,61 3,22 26,82 4,01 3,95 19,59 100,00Kalimantan Timur 20,13 16,75 2,68 43,27 1,68 2,47 13,02 100,00Sulawesi Utara 30,50 13,76 4,56 30,29 5,11 5,86 9,93 100,00Gorontalo 25,88 17,65 3,23 25,28 6,83 7,68 13,45 100,00Sulawesi Tengah 19,57 27,37 2,96 18,91 4,40 2,28 24,51 100,00Sulawesi Selatan 17,48 26,28 2,90 24,11 4,38 3,00 21,84 100,00Sulawesi Barat 20,27 27,63 2,39 20,41 3,43 1,80 24,07 100,00Sulawesi Tenggara 18,00 25,22 2,35 21,87 1,30 2,36 28,90 100,00Maluku 23,78 22,81 2,24 20,24 0,46 1,17 29,31 100,00Maluku Utara 24,34 23,66 2,18 22,18 2,97 1,35 23,31 100,00P a p u a 15,59 28,69 1,04 16,93 0,75 0,65 36,36 100,00Papua Barat 18,72 26,31 1,74 27,03 1,49 1,71 23,00 100,00
INDONESIA 20,07 20,91 2,89 27,76 5,61 5,41 17,35 100,00
Tabel 6.5.5. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu menurut Provinsi dan Status Pekerjaan Utama, (Agustus
2009)
Provinsi
Status Pekerjaan Utama
(1)
Laki-laki
Umum Kejuruan
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)Aceh 2,25 12,64 23,79 23,66 25,48 4,41 2,46 5,31 100,00
Sumatera Utara 1,15 13,48 22,67 25,61 20,70 11,52 1,43 3,44 100,00
Sumatera Barat 1,28 22,49 21,49 22,18 17,12 9,77 2,24 3,44 100,00
R i a u 1,46 15,87 26,55 22,76 19,08 8,28 2,06 3,93 100,00
Kepulauan Riau 2,29 12,14 17,07 16,36 24,05 16,44 4,90 6,75 100,00
J a m b i 2,89 18,37 27,90 21,92 15,78 7,08 2,06 4,00 100,00
Sumatera Selatan 1,52 21,30 30,59 19,52 16,76 6,26 1,51 2,54 100,00
Kepulauan Bangka Belitung 2,74 23,21 28,64 17,71 13,69 8,92 2,13 2,96 100,00
Bengkulu 2,27 18,79 23,76 22,82 17,63 8,03 1,80 4,90 100,00
Lampung 2,30 21,97 27,55 23,21 13,16 7,19 1,72 2,89 100,00
DKI Jakarta 0,45 5,06 13,04 19,81 25,70 19,73 4,54 11,67 100,00
Jawa Barat 2,26 14,12 36,45 17,49 13,64 9,18 2,28 4,59 100,00
Banten 2,65 17,13 25,14 18,82 16,72 12,29 2,37 4,89 100,00
Jawa Tengah 4,60 17,50 35,08 19,67 10,48 7,84 1,86 2,96 100,00
DI Yogyakarta 3,92 12,41 18,90 20,28 15,94 16,10 4,31 8,15 100,00
Jawa Timur 6,19 18,41 29,36 19,18 12,62 9,08 1,28 3,88 100,00
B a l i 6,22 13,13 20,24 17,19 23,43 9,46 4,07 6,25 100,00
Nusa Tenggara Barat 12,04 22,52 20,73 17,59 16,74 4,25 1,58 4,56 100,00
Nusa Tenggara Timur 7,78 28,82 29,60 14,51 10,01 4,90 1,75 2,63 100,00
Kalimantan Barat 5,71 26,74 25,63 19,56 13,57 4,88 1,94 1,97 100,00
Kalimantan Tengah 1,61 15,20 35,42 22,80 15,49 4,38 1,94 3,15 100,00
Kalimantan Selatan 1,60 22,86 30,10 19,85 14,50 5,90 1,88 3,30 100,00
Kalimantan Timur 2,13 14,73 21,74 19,39 21,36 12,74 2,54 5,36 100,00
Sulawesi Utara 0,31 17,36 23,25 22,90 21,46 7,70 1,62 5,41 100,00
Gorontalo 1,12 42,82 24,15 14,66 9,11 4,49 1,02 2,64 100,00
Sulawesi Tengah 2,32 18,44 32,42 21,17 14,23 5,70 1,73 3,99 100,00
Sulawesi Selatan 7,77 21,18 23,58 18,88 16,66 5,96 1,24 4,73 100,00
Sulawesi Barat 6,73 28,51 25,45 16,44 11,79 5,70 1,83 3,55 100,00
Sulawesi Tenggara 4,65 19,20 21,84 21,16 20,64 4,95 2,27 5,31 100,00
Maluku 2,13 18,44 25,00 19,72 21,15 7,57 1,78 4,21 100,00
Maluku Utara 2,48 18,96 24,51 20,65 21,10 4,74 2,04 5,51 100,00
P a p u a 34,43 12,91 13,46 14,49 14,46 5,32 1,76 3,18 100,00
Papua Barat 8,00 16,43 20,49 18,94 18,29 9,45 2,34 6,07 100,00
INDONESIA 4,07 17,23 28,67 19,63 15,19 8,91 2,02 4,27 100,00
Sekolah
DasarSLTP
SMU
(1)
Universitas Total
Tabel 6.6.1. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang lalu Menurut Provinsi dan Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan (Agustus 2009)
ProvinsiTidak/Belum
pernah
bersekolah
Tidak/Belum
tamat SD
Diploma I, II,
III, /Akademi
Perempuan
Umum Kejuruan
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Aceh 5,00 16,09 25,15 18,18 17,45 3,06 8,15 6,92 100,00
Sumatera Utara 3,16 18,29 23,19 21,02 18,29 8,41 3,64 3,99 100,00
Sumatera Barat 2,18 25,77 19,37 18,82 14,20 7,57 6,18 5,91 100,00
R i a u 3,41 19,31 22,55 18,02 17,62 5,50 7,04 6,56 100,00
Kepulauan Riau 1,78 11,00 11,30 12,30 27,66 24,73 5,99 5,24 100,00
J a m b i 6,39 25,51 25,01 14,82 12,47 6,10 4,91 4,78 100,00
Sumatera Selatan 2,90 24,79 31,65 15,12 12,59 4,43 4,05 4,47 100,00
Kepulauan Bangka Belitung 5,99 27,49 24,11 13,58 12,76 7,71 5,30 3,08 100,00
Bengkulu 4,56 26,80 23,47 18,66 12,95 4,53 4,37 4,65 100,00
Lampung 4,80 28,01 27,18 19,97 9,31 5,09 3,12 2,53 100,00
DKI Jakarta 1,21 8,15 18,57 20,02 17,98 15,13 7,21 11,74 100,00
Jawa Barat 4,70 17,32 34,68 17,00 11,33 6,10 4,10 4,76 100,00
Banten 4,61 19,73 25,24 20,08 14,20 8,26 3,69 4,19 100,00
Jawa Tengah 10,12 21,13 32,06 16,31 8,68 5,21 3,00 3,50 100,00
DI Yogyakarta 10,07 14,80 19,89 17,67 12,20 12,53 5,15 7,69 100,00
Jawa Timur 13,38 22,04 28,11 14,91 9,76 4,99 2,27 4,54 100,00
B a l i 14,66 17,95 22,55 15,37 13,81 7,09 4,03 4,54 100,00
Nusa Tenggara Barat 23,66 22,45 21,80 14,67 9,57 2,32 2,65 2,87 100,00
Nusa Tenggara Timur 10,58 28,26 34,34 12,22 7,20 3,19 2,27 1,94 100,00
Kalimantan Barat 13,10 30,50 23,31 15,78 8,92 3,51 2,84 2,04 100,00
Kalimantan Tengah 2,14 21,21 34,65 18,35 11,61 2,95 4,14 4,95 100,00
Kalimantan Selatan 3,56 28,44 27,91 16,30 11,82 4,87 3,06 4,03 100,00
Kalimantan Timur 4,34 19,01 21,21 15,41 16,99 9,89 5,64 7,50 100,00
Sulawesi Utara 0,35 14,66 19,18 19,10 20,93 11,21 4,21 10,36 100,00
Gorontalo 1,25 31,71 23,71 13,40 13,97 6,73 3,98 5,24 100,00
Sulawesi Tengah 3,54 21,11 32,59 16,21 11,27 4,77 4,97 5,53 100,00
Sulawesi Selatan 9,76 21,59 22,69 16,57 14,10 4,53 3,88 6,88 100,00
Sulawesi Barat 11,80 29,24 24,52 13,70 9,26 4,44 3,46 3,58 100,00
Sulawesi Tenggara 9,54 22,52 22,52 17,62 13,64 3,79 6,22 4,15 100,00
Maluku 3,54 22,01 27,04 16,33 16,35 5,13 4,67 4,93 100,00
Maluku Utara 2,68 26,88 26,72 15,04 13,66 3,35 5,36 6,32 100,00
P a p u a 51,84 14,79 10,08 9,94 6,15 3,10 1,46 2,64 100,00
Papua Barat 22,16 20,57 20,11 12,23 11,01 4,95 4,28 4,70 100,00
INDONESIA 8,71 20,69 27,61 16,62 11,80 6,14 3,71 4,72 100,00
(1)
SLTPSMU
Tabel 6.6.2. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang lalu Menurut Provinsi dan Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan (Agustus 2009)
Universitas TotalProvinsi
Tidak/Belum
pernah
bersekolah
Tidak/Belum
tamat SD
Sekolah
Dasar
Diploma I, II,
III, /Akademi
Laki-laki+Perempuan
Umum Kejuruan
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Aceh 3,25 13,89 24,28 21,67 22,57 3,92 4,52 5,90 100,00
Sumatera Utara 1,95 15,39 22,87 23,79 19,74 10,29 2,31 3,66 100,00
Sumatera Barat 1,63 23,78 20,65 20,85 15,97 8,90 3,79 4,41 100,00
R i a u 1,99 16,80 25,46 21,47 18,69 7,53 3,41 4,64 100,00
Kepulauan Riau 2,10 11,72 14,93 14,86 25,39 19,51 5,30 6,19 100,00
J a m b i 4,12 20,88 26,89 19,42 14,62 6,74 3,06 4,28 100,00
Sumatera Selatan 2,04 22,62 30,99 17,86 15,18 5,57 2,47 3,27 100,00
Kepulauan Bangka Belitung 3,72 24,51 27,27 16,45 13,41 8,55 3,09 2,99 100,00
Bengkulu 3,15 21,87 23,65 21,22 15,83 6,68 2,79 4,81 100,00
Lampung 3,16 24,05 27,42 22,10 11,83 6,46 2,20 2,77 100,00
DKI Jakarta 0,74 6,27 15,20 19,89 22,69 17,94 5,58 11,70 100,00
Jawa Barat 3,06 15,17 35,87 17,33 12,88 8,16 2,88 4,64 100,00
Banten 3,31 18,00 25,17 19,24 15,88 10,94 2,81 4,65 100,00
Jawa Tengah 6,89 19,01 33,82 18,27 9,73 6,75 2,33 3,18 100,00
DI Yogyakarta 6,58 13,44 19,33 19,15 14,32 14,55 4,67 7,95 100,00
Jawa Timur 9,07 19,86 28,86 17,47 11,48 7,44 1,68 4,14 100,00
B a l i 10,05 15,32 21,29 16,37 19,07 8,39 4,05 5,47 100,00
Nusa Tenggara Barat 17,14 22,49 21,20 16,31 13,59 3,40 2,05 3,82 100,00
Nusa Tenggara Timur 8,96 28,58 31,59 13,55 8,83 4,18 1,97 2,34 100,00
Kalimantan Barat 8,68 28,25 24,70 18,04 11,70 4,33 2,30 2,00 100,00
Kalimantan Tengah 1,80 17,32 35,15 21,23 14,13 3,88 2,72 3,78 100,00
Kalimantan Selatan 2,36 25,03 29,25 18,47 13,46 5,50 2,34 3,58 100,00
Kalimantan Timur 2,81 16,06 21,58 18,16 20,01 11,86 3,50 6,02 100,00
Sulawesi Utara 0,32 16,59 22,09 21,82 21,31 8,70 2,36 6,82 100,00
Gorontalo 1,16 39,28 24,01 14,26 10,66 5,20 1,96 3,47 100,00
Sulawesi Tengah 2,75 19,37 32,48 19,43 13,19 5,38 2,87 4,53 100,00
Sulawesi Selatan 8,51 21,33 23,25 18,02 15,71 5,43 2,22 5,53 100,00
Sulawesi Barat 8,65 28,79 25,09 15,41 10,83 5,22 2,45 3,56 100,00
Sulawesi Tenggara 6,60 20,52 22,11 19,75 17,85 4,49 3,84 4,84 100,00
Maluku 2,66 19,79 25,77 18,45 19,34 6,65 2,87 4,48 100,00
Maluku Utara 2,55 21,76 25,29 18,67 18,47 4,25 3,21 5,80 100,00
P a p u a 41,64 13,69 12,06 12,60 11,02 4,40 1,64 2,96 100,00
Papua Barat 12,90 17,86 20,36 16,62 15,77 7,89 3,01 5,60 100,00
INDONESIA 5,83 18,54 28,27 18,49 13,90 7,86 2,66 4,44 100,00
Tabel 6.6.3. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang lalu Menurut Provinsi dan Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan (Agustus 2009)
(1)
ProvinsiTidak/Belum
pernah
bersekolah
Tidak/Belum
tamat SD
Sekolah
DasarSLTP
Diploma I, II,
III, /AkademiUniversitas Total
SMU
< 9 M2 per
Kapita
> 9 M2
per
KapitaTotal < 9 M
2 per
Kapita
> 9 M2
per
KapitaTotal < 9 M
2 per
Kapita
> 9 M2
per
KapitaTotal
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Aceh 24,88 75,12 100,00 11,38 88,62 100,00 22,11 77,89 100,00Sumatera Utara 24,00 76,00 100,00 10,12 89,88 100,00 21,88 78,12 100,00Sumatera Barat 21,87 78,13 100,00 9,59 90,41 100,00 19,89 80,11 100,00R i a u 19,68 80,32 100,00 13,67 86,33 100,00 19,09 80,91 100,00Kepulauan Riau 25,71 74,29 100,00 23,38 76,62 100,00 25,36 74,64 100,00J a m b i 17,89 82,11 100,00 9,59 90,41 100,00 17,01 82,99 100,00Sumatera Selatan 28,08 71,92 100,00 19,30 80,70 100,00 27,17 72,83 100,00Kepulauan Bangka Belitung 15,04 84,96 100,00 6,79 93,21 100,00 14,01 85,99 100,00Bengkulu 22,01 77,99 100,00 13,04 86,96 100,00 21,05 78,95 100,00Lampung 12,06 87,94 100,00 5,87 94,13 100,00 11,43 88,57 100,00DKI Jakarta 41,30 58,70 100,00 27,21 72,79 100,00 39,17 60,83 100,00Jawa Barat 19,49 80,51 100,00 9,57 90,43 100,00 18,22 81,78 100,00Banten 21,67 78,33 100,00 12,16 87,84 100,00 20,52 79,48 100,00Jawa Tengah 5,27 94,73 100,00 3,12 96,88 100,00 4,94 95,06 100,00DI Yogyakarta 7,48 92,52 100,00 4,88 95,12 100,00 6,97 93,03 100,00Jawa Timur 9,37 90,63 100,00 5,24 94,76 100,00 8,68 91,32 100,00B a l i 22,52 77,48 100,00 12,66 87,34 100,00 21,69 78,31 100,00Nusa Tenggara Barat 34,27 65,73 100,00 24,88 75,12 100,00 32,24 67,76 100,00Nusa Tenggara Timur 44,43 55,57 100,00 27,64 72,36 100,00 42,04 57,96 100,00Kalimantan Barat 24,93 75,07 100,00 13,81 86,19 100,00 23,80 76,20 100,00Kalimantan Tengah 22,34 77,66 100,00 10,39 89,61 100,00 21,23 78,77 100,00Kalimantan Selatan 21,41 78,59 100,00 11,88 88,12 100,00 20,03 79,97 100,00Kalimantan Timur 23,11 76,89 100,00 18,06 81,94 100,00 22,68 77,32 100,00Sulawesi Utara 30,43 69,57 100,00 13,21 86,79 100,00 28,34 71,66 100,00Gorontalo 32,40 67,60 100,00 16,00 84,00 100,00 30,77 69,23 100,00Sulawesi Tengah 26,78 73,22 100,00 14,32 85,68 100,00 25,49 74,51 100,00Sulawesi Selatan 18,04 81,96 100,00 9,64 90,36 100,00 16,53 83,47 100,00Sulawesi Barat 30,65 69,35 100,00 16,02 83,98 100,00 28,53 71,47 100,00Sulawesi Tenggara 23,22 76,78 100,00 15,54 84,46 100,00 21,95 78,05 100,00Maluku 32,67 67,33 100,00 22,64 77,36 100,00 31,46 68,54 100,00Maluku Utara 22,15 77,85 100,00 12,60 87,40 100,00 21,15 78,85 100,00P a p u a 59,08 40,92 100,00 39,09 60,91 100,00 57,39 42,61 100,00Papua Barat 28,45 71,55 100,00 15,70 84,30 100,00 27,25 72,75 100,00
INDONESIA 18,58 81,42 100,00 10,14 89,86 100,00 17,38 82,62 100,00
Tabel 8.1. Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi, Jenis Kelamin KRT, dan Luas Lantai per Meter Persegi Perkapita, 2009
(1)
Laki-laki+Perempuan
Provinsi
PerempuanLaki-laki
Lantai Bukan
Tanah
Lantai
TanahTotal
Lantai Bukan
Tanah
Lantai
TanahTotal
Lantai Bukan
Tanah
Lantai
TanahTotal
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Aceh 90,86 9,14 100,00 88,91 11,09 100,00 90,46 9,54 100,00Sumatera Utara 95,07 4,93 100,00 95,48 4,52 100,00 95,13 4,87 100,00Sumatera Barat 97,29 2,71 100,00 97,31 2,69 100,00 97,30 2,70 100,00R i a u 94,76 5,24 100,00 96,12 3,88 100,00 94,89 5,11 100,00Kepulauan Riau 97,72 2,28 100,00 98,76 1,24 100,00 97,87 2,13 100,00J a m b i 93,50 6,50 100,00 94,08 5,92 100,00 93,56 6,44 100,00Sumatera Selatan 90,77 9,23 100,00 92,78 7,22 100,00 90,98 9,02 100,00Kepulauan Bangka Belitung 97,82 2,18 100,00 98,06 1,94 100,00 97,85 2,15 100,00Bengkulu 92,89 7,11 100,00 95,89 4,11 100,00 93,21 6,79 100,00Lampung 83,21 16,79 100,00 83,77 16,23 100,00 83,27 16,73 100,00DKI Jakarta 97,05 2,95 100,00 96,57 3,43 100,00 96,98 3,02 100,00Jawa Barat 94,60 5,40 100,00 93,07 6,93 100,00 94,40 5,60 100,00Banten 90,57 9,43 100,00 86,19 13,81 100,00 90,04 9,96 100,00Jawa Tengah 75,96 24,04 100,00 69,04 30,96 100,00 74,90 25,10 100,00DI Yogyakarta 91,31 8,69 100,00 88,30 11,70 100,00 90,72 9,28 100,00Jawa Timur 82,79 17,21 100,00 77,17 22,83 100,00 81,85 18,15 100,00B a l i 95,05 4,95 100,00 94,07 5,93 100,00 94,96 5,04 100,00Nusa Tenggara Barat 91,93 8,07 100,00 86,93 13,07 100,00 90,85 9,15 100,00Nusa Tenggara Timur 60,54 39,46 100,00 54,06 45,94 100,00 59,61 40,39 100,00Kalimantan Barat 97,26 2,74 100,00 98,20 1,80 100,00 97,36 2,64 100,00Kalimantan Tengah 96,26 3,74 100,00 96,68 3,32 100,00 96,30 3,70 100,00Kalimantan Selatan 98,12 1,88 100,00 98,92 1,08 100,00 98,24 1,76 100,00Kalimantan Timur 97,00 3,00 100,00 96,81 3,19 100,00 96,98 3,02 100,00Sulawesi Utara 91,31 8,69 100,00 92,38 7,62 100,00 91,44 8,56 100,00Gorontalo 92,76 7,24 100,00 94,12 5,88 100,00 92,89 7,11 100,00Sulawesi Tengah 91,65 8,35 100,00 92,19 7,81 100,00 91,71 8,29 100,00Sulawesi Selatan 96,57 3,43 100,00 96,88 3,12 100,00 96,62 3,38 100,00Sulawesi Barat 92,96 7,04 100,00 94,51 5,49 100,00 93,18 6,82 100,00Sulawesi Tenggara 89,45 10,55 100,00 93,26 6,74 100,00 90,08 9,92 100,00Maluku 81,96 18,04 100,00 83,78 16,22 100,00 82,18 17,82 100,00Maluku Utara 77,79 22,21 100,00 82,31 17,69 100,00 78,26 21,74 100,00P a p u a 68,37 31,63 100,00 77,75 22,25 100,00 69,17 30,83 100,00Papua Barat 91,31 8,69 100,00 94,38 5,62 100,00 91,60 8,40 100,00
INDONESIA 88,50 11,50 100,00 85,36 14,64 100,00 88,05 11,95 100,00
Tabel 8.2. Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan Jenis Lantai Terluas, 2009
(1)
Laki-laki+Perempuan
Provinsi
PerempuanLaki-laki
Atap LayakAtap Tidak
LayakTotal Atap Layak
Atap Tidak
LayakTotal Atap Layak
Atap Tidak
LayakTotal
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Aceh 87,33 12,69 100,00 78,37 21,63 100,00 85,48 14,52 100,00Sumatera Utara 94,36 5,65 100,00 95,18 4,81 100,00 94,48 5,51 100,00Sumatera Barat 97,71 2,30 100,00 98,65 1,34 100,00 97,86 2,14 100,00R i a u 96,75 3,25 100,00 97,28 2,72 100,00 96,79 3,21 100,00Kepulauan Riau 91,40 8,60 100,00 94,23 5,76 100,00 91,82 8,18 100,00J a m b i 96,58 3,42 100,00 98,28 1,72 100,00 96,77 3,24 100,00Sumatera Selatan 95,13 4,87 100,00 93,92 6,09 100,00 95,00 5,00 100,00Kepulauan Bangka Belitung 97,10 2,89 100,00 97,92 2,09 100,00 97,21 2,79 100,00Bengkulu 99,36 0,64 100,00 99,63 0,37 100,00 99,39 0,61 100,00Lampung 99,59 0,41 100,00 99,32 0,68 100,00 99,56 0,43 100,00DKI Jakarta 99,76 0,23 100,00 99,56 0,42 100,00 99,75 0,26 100,00Jawa Barat 99,74 0,26 100,00 99,36 0,65 100,00 99,69 0,31 100,00Banten 97,47 2,52 100,00 96,63 3,36 100,00 97,38 2,63 100,00Jawa Tengah 99,89 0,11 100,00 99,81 0,18 100,00 99,89 0,12 100,00DI Yogyakarta 99,90 0,10 100,00 100,01 0,00 100,00 99,92 0,08 100,00Jawa Timur 99,87 0,12 100,00 99,80 0,20 100,00 99,86 0,14 100,00B a l i 99,42 0,58 100,00 98,87 1,13 100,00 99,38 0,62 100,00Nusa Tenggara Barat 95,35 4,66 100,00 93,99 6,02 100,00 95,05 4,95 100,00Nusa Tenggara Timur 75,77 24,23 100,00 74,27 25,73 100,00 75,54 24,45 100,00Kalimantan Barat 90,06 9,94 100,00 85,95 14,05 100,00 89,65 10,36 100,00Kalimantan Tengah 94,18 5,82 100,00 90,10 9,90 100,00 93,79 6,20 100,00Kalimantan Selatan 82,25 17,75 100,00 75,77 24,23 100,00 81,30 18,70 100,00Kalimantan Timur 97,95 2,05 100,00 97,16 2,84 100,00 97,89 2,12 100,00Sulawesi Utara 93,84 6,16 100,00 96,20 3,80 100,00 94,12 5,87 100,00Gorontalo 84,72 15,27 100,00 88,51 11,49 100,00 85,11 14,89 100,00Sulawesi Tengah 78,31 21,68 100,00 81,15 18,85 100,00 78,62 21,39 100,00Sulawesi Selatan 92,26 7,74 100,00 93,21 6,78 100,00 92,43 7,56 100,00Sulawesi Barat 75,19 24,81 100,00 73,92 26,08 100,00 75,01 24,99 100,00Sulawesi Tenggara 76,43 23,57 100,00 77,21 22,79 100,00 76,56 23,44 100,00Maluku 77,85 22,15 100,00 78,56 21,44 100,00 77,93 22,06 100,00Maluku Utara 84,80 15,20 100,00 88,96 11,04 100,00 85,24 14,77 100,00P a p u a 58,16 41,84 100,00 72,81 27,19 100,00 59,41 40,60 100,00Papua Barat 93,54 6,45 100,00 92,23 7,77 100,00 93,42 6,58 100,00
INDONESIA 96,41 3,58 100,00 96,28 3,73 100,00 96,38 3,61 100,00
Laki-laki+Perempuan
Tabel 8.3. Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan Jenis Atap Terluas, 2009
(1)
Provinsi
Laki-laki Perempuan
Tembok Kayu Bambu Lainnya Total Tembok Kayu Bambu Lainnya Total Tembok Kayu Bambu Lainnya Total
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Aceh 41,72 56,14 1,52 0,61 100,00 31,18 65,33 2,53 0,96 100,00 39,56 58,02 1,73 0,69 100,00Sumatera Utara 51,73 42,08 5,50 0,69 100,00 46,45 47,66 5,16 0,73 100,00 50,92 42,94 5,45 0,69 100,00Sumatera Barat 70,25 28,11 1,31 0,33 100,00 68,55 29,58 1,52 0,36 100,00 69,97 28,35 1,35 0,33 100,00R i a u 50,31 48,33 0,22 1,14 100,00 48,24 50,26 0,09 1,41 100,00 50,11 48,52 0,20 1,17 100,00Kepulauan Riau 50,15 47,70 0,11 2,03 100,00 50,43 47,84 0,05 1,68 100,00 50,19 47,72 0,10 1,98 100,00J a m b i 50,97 48,01 0,75 0,28 100,00 50,04 48,89 0,83 0,24 100,00 50,87 48,10 0,76 0,28 100,00Sumatera Selatan 48,84 48,54 1,92 0,69 100,00 43,58 53,00 2,17 1,25 100,00 48,30 49,00 1,95 0,75 100,00Kepulauan Bangka Belitung 65,36 33,71 0,35 0,59 100,00 59,29 39,36 0,12 1,23 100,00 64,60 34,41 0,32 0,67 100,00Bengkulu 59,87 35,84 4,01 0,28 100,00 59,37 36,46 3,86 0,31 100,00 59,82 35,91 3,99 0,28 100,00Lampung 64,93 22,24 11,80 1,02 100,00 66,64 20,20 12,98 0,18 100,00 65,11 22,03 11,92 0,93 100,00DKI Jakarta 91,87 7,28 0,20 0,64 100,00 92,20 7,34 0,12 0,34 100,00 91,92 7,29 0,19 0,60 100,00Jawa Barat 80,05 2,78 17,04 0,13 100,00 73,33 2,92 23,65 0,10 100,00 79,19 2,80 17,88 0,13 100,00Banten 81,01 3,32 15,42 0,25 100,00 76,72 3,25 19,74 0,29 100,00 80,49 3,31 15,94 0,26 100,00Jawa Tengah 71,06 21,25 7,33 0,36 100,00 63,87 24,09 11,65 0,40 100,00 69,96 21,68 7,99 0,36 100,00DI Yogyakarta 88,57 4,41 6,86 0,15 100,00 83,78 5,28 10,70 0,24 100,00 87,63 4,58 7,62 0,17 100,00Jawa Timur 80,31 10,65 8,52 0,52 100,00 75,40 10,71 13,34 0,55 100,00 79,49 10,66 9,32 0,53 100,00B a l i 94,03 2,14 3,50 0,33 100,00 93,62 2,74 3,30 0,35 100,00 94,00 2,19 3,48 0,33 100,00Nusa Tenggara Barat 69,17 10,80 19,62 0,41 100,00 68,72 6,46 24,12 0,69 100,00 69,07 9,86 20,59 0,47 100,00Nusa Tenggara Timur 28,72 11,87 35,87 23,55 100,00 28,92 8,82 37,00 25,26 100,00 28,75 11,43 36,03 23,79 100,00Kalimantan Barat 52,84 43,74 0,59 2,82 100,00 50,45 46,92 0,47 2,15 100,00 52,60 44,06 0,58 2,76 100,00Kalimantan Tengah 18,29 80,98 0,42 0,32 100,00 17,46 81,35 0,47 0,72 100,00 18,21 81,01 0,42 0,35 100,00Kalimantan Selatan 15,67 83,68 0,44 0,21 100,00 11,52 87,56 0,36 0,56 100,00 15,07 84,24 0,43 0,26 100,00Kalimantan Timur 30,23 69,30 0,23 0,23 100,00 27,14 72,21 0,40 0,25 100,00 29,97 69,55 0,25 0,23 100,00Sulawesi Utara 63,79 30,08 4,94 1,19 100,00 67,47 28,01 3,06 1,45 100,00 64,24 29,83 4,71 1,22 100,00Gorontalo 60,05 21,13 18,28 0,55 100,00 68,59 13,66 17,33 0,42 100,00 60,90 20,38 18,18 0,53 100,00Sulawesi Tengah 45,03 51,88 2,71 0,38 100,00 49,98 46,87 2,12 1,03 100,00 45,54 51,36 2,65 0,45 100,00Sulawesi Selatan 35,81 45,03 9,30 9,86 100,00 32,25 47,03 10,37 10,34 100,00 35,17 45,39 9,49 9,94 100,00Sulawesi Barat 27,91 61,04 5,21 5,85 100,00 25,20 60,03 5,93 8,84 100,00 27,52 60,89 5,31 6,28 100,00Sulawesi Tenggara 36,35 59,30 3,31 1,04 100,00 31,97 60,17 6,32 1,55 100,00 35,62 59,45 3,81 1,12 100,00Maluku 68,57 25,15 2,50 3,78 100,00 68,08 25,08 2,14 4,71 100,00 68,51 25,14 2,46 3,89 100,00Maluku Utara 67,00 27,75 3,82 1,43 100,00 72,84 23,16 2,15 1,85 100,00 67,61 27,28 3,64 1,48 100,00P a p u a 24,00 71,97 0,65 3,38 100,00 31,50 63,00 1,35 4,15 100,00 24,64 71,21 0,71 3,44 100,00Papua Barat 52,02 43,61 1,38 2,99 100,00 54,68 40,79 0,72 3,81 100,00 52,27 43,34 1,32 3,07 100,00
INDONESIA 67,40 22,50 8,89 1,22 100,00 63,73 22,65 12,25 1,37 100,00 66,88 22,52 9,36 1,24 100,00
Tabel 8.4. Persentase Rumahtangga menurut Provinsi, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan Jenis Dinding Terluas, 2009
(1)
Laki-laki+PerempuanProvinsi
PerempuanLaki-laki
Menggunakan
Listrik
Menggunakan Air
Bersih
Menggunakan
Listrik
Menggunakan Air
Bersih
Menggunakan
Listrik
Menggunakan Air
Bersih
(2) (3) (4) (5) (6) (7)
Aceh 92,56 32,80 87,38 31,04 91,49 32,44Sumatera Utara 93,31 58,30 92,06 58,65 93,11 58,35Sumatera Barat 90,47 48,69 86,46 46,87 89,83 48,39R i a u 89,05 25,23 84,96 24,10 88,65 25,12Kepulauan Riau 94,78 47,81 83,93 47,66 93,19 47,79J a m b i 86,06 40,09 84,05 40,39 85,85 40,13Sumatera Selatan 88,14 43,75 87,14 46,75 88,04 44,06Kepulauan Bangka Belitung 94,42 39,52 90,90 41,23 93,99 39,73Bengkulu 87,32 35,09 84,68 31,72 87,04 34,73Lampung 88,46 42,54 86,26 40,49 88,24 42,33DKI Jakarta 99,55 44,83 99,70 46,85 99,57 45,14Jawa Barat 98,83 54,98 97,94 56,45 98,72 55,17Banten 97,46 47,95 95,65 46,55 97,24 47,78Jawa Tengah 98,96 65,40 97,92 62,31 98,80 64,93DI Yogyakarta 99,30 62,64 99,04 51,78 99,26 60,51Jawa Timur 98,73 64,73 98,07 62,21 98,61 64,31B a l i 97,69 59,30 96,90 50,48 97,63 58,56Nusa Tenggara Barat 90,58 50,91 86,32 44,62 89,65 49,55Nusa Tenggara Timur 46,14 44,64 46,36 42,33 46,17 44,32Kalimantan Barat 74,94 15,41 79,10 10,11 75,36 14,87Kalimantan Tengah 77,81 38,69 74,45 33,11 77,49 38,16Kalimantan Selatan 94,22 55,99 91,07 57,95 93,76 56,27Kalimantan Timur 94,61 51,50 95,10 57,87 94,65 52,04Sulawesi Utara 95,70 46,29 95,32 46,65 95,66 46,34Gorontalo 79,89 46,95 82,90 56,30 80,20 47,88Sulawesi Tengah 78,08 52,11 81,25 54,33 78,41 52,34Sulawesi Selatan 90,66 57,18 89,10 55,50 90,38 56,88Sulawesi Barat 82,53 44,68 80,74 55,74 82,27 46,29Sulawesi Tenggara 81,70 59,54 76,23 58,39 80,79 59,35Maluku 73,09 57,70 74,52 60,65 73,25 58,06Maluku Utara 72,00 41,51 76,70 54,54 72,49 42,86P a p u a 41,79 22,07 53,47 31,31 42,78 22,85Papua Barat 69,34 28,30 65,61 31,13 68,98 28,57
INDONESIA 93,61 53,68 93,11 53,83 93,54 53,70
Laki-laki+Perempuan
Tabel 8.5. Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan Menggunakan Listrik dan Air Bersih, 2009
(1)
Provinsi
Laki-laki Perempuan
Tangki/
SPAL
Kolam/
sawah
Sungai/
danau/
laut
Lobang
tanahTotal
Tangki/
SPAL
Kolam/
sawah
Sungai/
danau/
laut
Lobang
tanahTotal
Tangki/
SPAL
Kolam/
sawah
Sungai
/
danau/
Lobang
tanahTotal
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Aceh 41,72 56,14 1,52 0,61 100,00 31,18 65,33 2,53 0,96 100,00 39,56 58,02 1,73 0,69 100,00Sumatera Utara 51,73 42,08 5,50 0,69 100,00 46,45 47,66 5,16 0,73 100,00 50,92 42,94 5,45 0,69 100,00Sumatera Barat 70,25 28,11 1,31 0,33 100,00 68,55 29,58 1,52 0,36 100,00 69,97 28,35 1,35 0,33 100,00R i a u 50,31 48,33 0,22 1,14 100,00 48,24 50,26 0,09 1,41 100,00 50,11 48,52 0,20 1,17 100,00Kepulauan Riau 50,15 47,70 0,11 2,03 100,00 50,43 47,84 0,05 1,68 100,00 50,19 47,72 0,10 1,98 100,00J a m b i 50,97 48,01 0,75 0,28 100,00 50,04 48,89 0,83 0,24 100,00 50,87 48,10 0,76 0,28 100,00Sumatera Selatan 48,84 48,54 1,92 0,69 100,00 43,58 53,00 2,17 1,25 100,00 48,30 49,00 1,95 0,75 100,00Kepulauan Bangka Belitung 65,36 33,71 0,35 0,59 100,00 59,29 39,36 0,12 1,23 100,00 64,60 34,41 0,32 0,67 100,00Bengkulu 59,87 35,84 4,01 0,28 100,00 59,37 36,46 3,86 0,31 100,00 59,82 35,91 3,99 0,28 100,00Lampung 64,93 22,24 11,80 1,02 100,00 66,64 20,20 12,98 0,18 100,00 65,11 22,03 11,92 0,93 100,00DKI Jakarta 91,87 7,28 0,20 0,64 100,00 92,20 7,34 0,12 0,34 100,00 91,92 7,29 0,19 0,60 100,00Jawa Barat 80,05 2,78 17,04 0,13 100,00 73,33 2,92 23,65 0,10 100,00 79,19 2,80 17,88 0,13 100,00Banten 81,01 3,32 15,42 0,25 100,00 76,72 3,25 19,74 0,29 100,00 80,49 3,31 15,94 0,26 100,00Jawa Tengah 71,06 21,25 7,33 0,36 100,00 63,87 24,09 11,65 0,40 100,00 69,96 21,68 7,99 0,36 100,00DI Yogyakarta 88,57 4,41 6,86 0,15 100,00 83,78 5,28 10,70 0,24 100,00 87,63 4,58 7,62 0,17 100,00Jawa Timur 80,31 10,65 8,52 0,52 100,00 75,40 10,71 13,34 0,55 100,00 79,49 10,66 9,32 0,53 100,00B a l i 94,03 2,14 3,50 0,33 100,00 93,62 2,74 3,30 0,35 100,00 94,00 2,19 3,48 0,33 100,00Nusa Tenggara Barat 69,17 10,80 19,62 0,41 100,00 68,72 6,46 24,12 0,69 100,00 69,07 9,86 20,59 0,47 100,00Nusa Tenggara Timur 28,72 11,87 35,87 23,55 100,00 28,92 8,82 37,00 25,26 100,00 28,75 11,43 36,03 23,79 100,00Kalimantan Barat 52,84 43,74 0,59 2,82 100,00 50,45 46,92 0,47 2,15 100,00 52,60 44,06 0,58 2,76 100,00Kalimantan Tengah 18,29 80,98 0,42 0,32 100,00 17,46 81,35 0,47 0,72 100,00 18,21 81,01 0,42 0,35 100,00Kalimantan Selatan 15,67 83,68 0,44 0,21 100,00 11,52 87,56 0,36 0,56 100,00 15,07 84,24 0,43 0,26 100,00Kalimantan Timur 30,23 69,30 0,23 0,23 100,00 27,14 72,21 0,40 0,25 100,00 29,97 69,55 0,25 0,23 100,00Sulawesi Utara 63,79 30,08 4,94 1,19 100,00 67,47 28,01 3,06 1,45 100,00 64,24 29,83 4,71 1,22 100,00Gorontalo 60,05 21,13 18,28 0,55 100,00 68,59 13,66 17,33 0,42 100,00 60,90 20,38 18,18 0,53 100,00Sulawesi Tengah 45,03 51,88 2,71 0,38 100,00 49,98 46,87 2,12 1,03 100,00 45,54 51,36 2,65 0,45 100,00Sulawesi Selatan 35,81 45,03 9,30 9,86 100,00 32,25 47,03 10,37 10,34 100,00 35,17 45,39 9,49 9,94 100,00Sulawesi Barat 27,91 61,04 5,21 5,85 100,00 25,20 60,03 5,93 8,84 100,00 27,52 60,89 5,31 6,28 100,00Sulawesi Tenggara 36,35 59,30 3,31 1,04 100,00 31,97 60,17 6,32 1,55 100,00 35,62 59,45 3,81 1,12 100,00Maluku 68,57 25,15 2,50 3,78 100,00 68,08 25,08 2,14 4,71 100,00 68,51 25,14 2,46 3,89 100,00Maluku Utara 67,00 27,75 3,82 1,43 100,00 72,84 23,16 2,15 1,85 100,00 67,61 27,28 3,64 1,48 100,00P a p u a 24,00 71,97 0,65 3,38 100,00 31,50 63,00 1,35 4,15 100,00 24,64 71,21 0,71 3,44 100,00Papua Barat 52,02 43,61 1,38 2,99 100,00 54,68 40,79 0,72 3,81 100,00 52,27 43,34 1,32 3,07 100,00
INDONESIA 67,40 22,50 8,89 1,22 100,00 63,73 22,65 12,25 1,37 100,00 66,88 22,52 9,36 1,24 100,00
Tabel 8.6. Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Jamban Sendiri menurut Provinsi, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan Tempat
Pembuangan Akhir, 2009
(1)
Laki-laki+Perempuan
Provinsi
PerempuanLaki-laki
Ada Telepon RumahAda Telepon
Seluler
Ada Telepon
Rumah
Ada Telepon
Seluler
Ada Telepon
Rumah
Ada Telepon
Seluler
(2) (3) (4) (5) (6) (7)
Aceh 5,15 64,57 2,20 43,52 4,54 60,25Sumatera Utara 9,23 68,83 11,27 53,85 9,54 66,53Sumatera Barat 10,69 67,77 8,62 54,78 10,36 65,67R i a u 8,78 80,95 8,17 66,77 8,72 79,56Kepulauan Riau 10,64 85,69 6,64 80,51 10,05 84,93J a m b i 5,60 67,66 4,98 49,21 5,54 65,71Sumatera Selatan 8,08 59,80 9,81 49,86 8,26 58,78Kepulauan Bangka Belitung 6,79 76,98 6,85 54,27 6,80 74,16Bengkulu 6,88 67,23 5,69 52,11 6,75 65,62Lampung 6,31 60,85 6,58 48,44 6,34 59,59DKI Jakarta 32,15 89,82 35,68 81,29 32,68 88,52Jawa Barat 12,58 63,52 9,88 44,06 12,24 61,04Banten 12,53 67,21 9,59 51,22 12,17 65,27Jawa Tengah 7,11 60,22 6,26 42,56 6,98 57,53DI Yogyakarta 12,99 73,44 13,30 59,29 13,05 70,66Jawa Timur 10,90 61,28 10,07 44,72 10,76 58,52B a l i 14,67 75,65 11,73 59,40 14,42 74,27Nusa Tenggara Barat 4,59 48,46 2,18 39,84 4,07 46,60Nusa Tenggara Timur 3,75 37,02 3,60 33,62 3,72 36,54Kalimantan Barat 6,35 55,60 5,58 48,09 6,27 54,84Kalimantan Tengah 7,79 63,13 6,38 43,56 7,65 61,30Kalimantan Selatan 8,47 74,42 7,68 54,35 8,35 71,50Kalimantan Timur 15,64 84,56 12,52 71,14 15,38 83,42Sulawesi Utara 10,13 61,60 10,86 52,98 10,22 60,55Gorontalo 6,64 55,01 12,16 48,96 7,19 54,41Sulawesi Tengah 4,29 50,61 4,91 47,59 4,35 50,29Sulawesi Selatan 11,79 67,79 10,48 56,40 11,56 65,74Sulawesi Barat 3,78 55,55 5,89 50,41 4,08 54,81Sulawesi Tenggara 5,19 59,53 4,90 49,87 5,14 57,93Maluku 6,32 41,53 7,94 38,66 6,52 41,18Maluku Utara 4,88 41,53 5,50 48,44 4,95 42,25P a p u a 4,91 30,91 5,75 35,90 4,98 31,33Papua Barat 7,80 48,03 8,91 40,30 7,90 47,30
INDONESIA 10,48 63,99 9,62 48,75 10,36 61,84
Laki-laki+Perempuan
Tabel 8.7. Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan Keberaadan Telepon di Rumah dan HP, 2009
(1)
Provinsi
Laki-laki Perempuan
Ada Komputer
Desktop/PC
Ada Laptop/
Notebook
Ada Komputer
Desktop/PC
Ada Laptop/
Notebook
Ada Komputer
Desktop/PC
Ada Laptop/
Notebook
(2) (3) (4) (5) (6) (7)
Aceh 6,74 5,78 3,83 2,81 6,15 5,17Sumatera Utara 7,40 4,63 5,65 3,99 7,13 4,54Sumatera Barat 8,81 5,94 6,29 5,42 8,40 5,86R i a u 10,66 8,20 8,66 8,00 10,47 8,18Kepulauan Riau 11,57 7,65 8,01 5,53 11,04 7,34J a m b i 6,66 4,47 4,03 3,88 6,38 4,40Sumatera Selatan 7,44 4,30 7,10 3,71 7,41 4,24Kepulauan Bangka Belitung 9,72 7,66 4,42 4,43 9,06 7,26Bengkulu 10,30 7,77 12,12 8,88 10,50 7,89Lampung 4,22 1,98 4,59 3,12 4,26 2,10DKI Jakarta 20,72 15,80 18,59 15,18 20,39 15,71Jawa Barat 9,87 5,13 6,17 3,64 9,40 4,94Banten 12,57 7,22 8,16 3,63 12,04 6,79Jawa Tengah 6,73 2,76 3,68 2,10 6,26 2,66DI Yogyakarta 19,01 12,81 19,11 16,77 19,03 13,59Jawa Timur 8,16 4,52 5,38 3,79 7,69 4,40B a l i 11,83 7,68 8,89 7,50 11,58 7,66Nusa Tenggara Barat 4,30 3,33 2,80 1,67 3,97 2,97Nusa Tenggara Timur 4,50 3,52 3,79 2,81 4,40 3,42Kalimantan Barat 5,27 4,45 3,59 3,10 5,10 4,31Kalimantan Tengah 6,72 5,01 4,44 2,71 6,51 4,79Kalimantan Selatan 6,91 4,45 4,20 4,30 6,52 4,43Kalimantan Timur 14,53 11,94 9,73 7,41 14,12 11,56Sulawesi Utara 8,28 7,79 5,70 6,57 7,97 7,65Gorontalo 7,85 7,41 8,67 9,71 7,93 7,64Sulawesi Tengah 4,67 3,70 4,87 3,48 4,69 3,68Sulawesi Selatan 5,87 5,23 3,16 4,38 5,38 5,07Sulawesi Barat 4,77 5,14 4,83 3,81 4,77 4,95Sulawesi Tenggara 5,62 5,50 4,63 5,46 5,46 5,50Maluku 5,16 4,56 5,32 2,89 5,18 4,35Maluku Utara 5,80 5,28 5,21 5,39 5,74 5,29P a p u a 7,82 8,01 10,03 10,21 8,01 8,20Papua Barat 5,85 6,82 6,40 9,50 5,90 7,08
INDONESIA 8,76 5,40 6,18 4,49 8,40 5,27
Laki-laki+Perempuan
Tabel 8.8. Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan Keberaadan Komputer Desktop/PC dan
Laptop/Notebook, 2009
(1)
Provinsi
Laki-laki Perempuan
Warnet Kantor Sekolah Rumah Lainnya Warnet Kantor Sekolah Rumah Lainnya Warnet Kantor Sekolah Rumah Lainnya
(2) (3) (4) (5) (6) (8) (9) (10) (11) (12) (14) (15) (16) (17) (18)
Aceh 4,58 3,21 1,63 1,54 0,54 4,58 1,05 1,38 0,37 0,15 4,58 2,77 1,58 1,30 0,46
Sumatera Utara 5,38 1,78 1,83 1,45 0,20 4,25 1,76 0,99 1,63 0,15 5,21 1,78 1,70 1,48 0,19
Sumatera Barat 8,48 3,90 3,28 2,71 0,31 10,36 2,03 3,30 2,71 0,20 8,78 3,59 3,29 2,71 0,29
R i a u 5,88 4,40 3,24 3,44 0,48 7,91 2,51 6,01 1,47 1,22 6,08 4,22 3,51 3,25 0,55
Kepulauan Riau 5,92 5,75 2,54 3,32 1,01 4,57 4,58 1,28 3,15 0,38 5,72 5,58 2,35 3,30 0,91
J a m b i 4,00 2,06 1,26 1,37 0,38 5,19 1,22 1,43 0,94 0,25 4,13 1,97 1,28 1,33 0,36
Sumatera Selatan 5,84 2,35 1,91 1,68 0,45 7,31 2,19 2,95 2,09 0,37 5,99 2,33 2,02 1,72 0,44
Kepulauan Bangka Belitung 5,71 2,68 2,59 2,10 0,48 3,95 1,73 1,13 2,50 0,42 5,49 2,56 2,41 2,15 0,48
Bengkulu 6,14 2,55 2,02 2,43 0,84 9,02 1,13 1,72 1,17 2,00 6,45 2,40 1,99 2,30 0,97
Lampung 2,62 1,20 1,39 0,91 0,31 6,30 1,41 1,27 3,55 0,45 2,99 1,22 1,37 1,18 0,32
DKI Jakarta 15,75 15,20 6,54 11,88 8,43 13,31 16,29 6,90 11,67 9,51 15,38 15,36 6,59 11,85 8,59
Jawa Barat 7,15 4,05 3,40 3,58 0,61 6,65 2,73 2,54 2,28 0,49 7,08 3,88 3,29 3,41 0,59
Banten 5,55 5,16 2,46 3,79 3,26 5,18 1,67 1,48 1,67 1,66 5,51 4,74 2,34 3,53 3,07
Jawa Tengah 6,41 2,01 3,35 1,50 0,51 5,64 1,20 2,68 0,90 0,51 6,29 1,88 3,25 1,40 0,51
DI Yogyakarta 20,04 6,97 9,04 5,91 1,41 21,43 5,60 11,18 5,96 2,16 20,31 6,70 9,46 5,92 1,56
Jawa Timur 7,39 2,96 3,22 2,37 0,42 6,66 1,77 2,75 1,65 0,31 7,27 2,76 3,14 2,25 0,40
B a l i 6,52 3,94 2,57 3,24 0,59 6,73 3,29 2,28 3,79 0,31 6,54 3,89 2,55 3,29 0,57
Nusa Tenggara Barat 3,64 1,85 1,46 1,48 0,37 5,29 0,58 1,75 0,93 0,24 4,00 1,57 1,52 1,36 0,34
Nusa Tenggara Timur 1,95 1,74 0,62 1,00 0,10 3,17 1,30 0,55 0,88 0,08 2,12 1,67 0,61 0,98 0,09
Kalimantan Barat 4,45 2,10 1,27 1,59 0,35 4,75 1,47 0,89 1,54 0,34 4,48 2,03 1,23 1,58 0,35
Kalimantan Tengah 2,93 2,08 0,64 1,92 0,36 4,63 0,64 0,35 0,85 0,49 3,08 1,94 0,61 1,82 0,37
Kalimantan Selatan 6,11 3,08 1,50 3,09 0,60 6,12 2,17 1,08 2,16 0,80 6,11 2,95 1,44 2,95 0,63
Kalimantan Timur 8,37 8,15 3,79 6,09 1,02 8,08 4,23 1,72 3,39 0,71 8,35 7,82 3,62 5,86 0,99
Sulawesi Utara 6,27 3,30 2,16 3,28 1,08 9,67 2,81 3,87 2,56 1,70 6,68 3,24 2,37 3,19 1,16
Gorontalo 5,72 3,03 1,88 1,22 0,49 8,55 4,06 2,30 3,25 0,14 6,00 3,13 1,92 1,43 0,45
Sulawesi Tengah 3,34 1,35 0,90 0,92 0,37 5,75 1,81 1,20 0,71 0,20 3,59 1,40 0,93 0,90 0,35
Sulawesi Selatan 6,20 2,38 1,66 2,39 0,55 6,94 1,67 2,35 1,97 0,68 6,34 2,25 1,78 2,32 0,58
Sulawesi Barat 1,01 1,01 1,49 1,33 0,23 1,08 0,95 1,85 0,54 1,35 1,02 1,00 1,54 1,22 0,39
Sulawesi Tenggara 3,70 2,28 0,77 1,95 0,52 3,94 2,22 0,97 1,61 0,63 3,74 2,27 0,80 1,89 0,54
Maluku 4,91 1,58 0,47 0,98 1,59 6,27 0,78 0,70 0,78 2,13 5,08 1,48 0,50 0,95 1,65
Maluku Utara 3,28 2,34 0,82 1,10 0,21 6,78 1,57 2,26 0,45 0,09 3,64 2,26 0,97 1,03 0,20
P a p u a 1,94 2,83 0,83 1,57 2,37 1,51 2,76 1,65 1,06 2,94 1,90 2,83 0,90 1,53 2,42
Papua Barat 1,72 5,12 1,68 2,01 0,53 4,87 5,51 0,45 0,95 2,95 2,02 5,16 1,57 1,91 0,76
INDONESIA 6,68 3,55 2,89 2,83 0,95 6,79 2,55 2,70 2,21 0,92 6,69 3,41 2,86 2,74 0,94
Tabel 8.9. Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan Keberadaan Art yang
Mengakses Internet, 2009
(1)
Laki-laki+Perempuan
Provinsi
PerempuanLaki-laki
ProvinsiTidak/blm
pernah sekolah
Masih
Bersekolah
Tidak
Bersekolah
Lagi
Total
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 3,07 82,72 14,22 100,00
Sumatera Utara 3,91 77,05 19,04 100,00
Sumatera Barat 5,99 64,82 29,19 100,00
Riau 3,89 72,72 23,38 100,00
Kepulauan Riau 2,17 53,07 44,77 100,00
Jambi 4,65 64,72 30,63 100,00
Sumatera Selatan 6,05 64,60 29,35 100,00
Kepulauan Bangka Belitung 4,96 24,05 70,99 100,00
Bengkulu 8,53 60,72 30,75 100,00
Lampung 3,44 61,84 34,72 100,00
DKI Jakarta 4,58 61,95 33,47 100,00
Jawa Barat 5,56 65,93 28,51 100,00
Banten 8,05 55,72 36,23 100,00
Jawa Tengah 11,67 74,49 13,84 100,00
DI Yogyakarta 8,35 64,09 27,56 100,00
Jawa Timur 16,47 65,39 18,14 100,00
Bali 3,14 70,95 25,92 100,00
Nusa Tenggara Barat 5,58 74,13 20,29 100,00
Nusa Tenggara Timur 11,10 65,33 23,58 100,00
Kalimantan Barat 5,96 72,09 21,95 100,00
Kalimantan Tengah 3,77 51,91 44,32 100,00
Kalimantan Selatan 6,77 72,92 20,31 100,00
Kalimantan Timur 2,98 66,16 30,86 100,00
Sulawesi Utara 5,31 53,43 41,26 100,00
Gorontalo 8,23 60,90 30,87 100,00
Sulawesi Tengah 7,29 58,12 34,59 100,00
Sulawesi Selatan 7,51 59,81 32,67 100,00
Sulawesi Barat 5,48 71,77 22,75 100,00
Sulawesi Tenggara 7,27 72,52 20,20 100,00
Maluku 6,15 76,39 17,46 100,00
Maluku Utara 42,13 51,24 6,63 100,00
Papua 13,89 69,03 17,08 100,00
Papua Barat 8,99 66,05 24,96 100,00
INDONESIA 8,99 66,05 24,96 100,00
Tabel 9.1. Persentase Anak Telantar Berumur 7-17 Tahun menurut Provinsi dan
Partisipasi Sekolah, 2009
Provinsi Bekerja SekolahMengurus
RutaLainnya Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Aceh 23,71 64,61 2,92 8,76 100,00
Sumatera Utara 45,37 42,75 2,63 9,26 100,00
Sumatera Barat 33,60 43,89 6,19 16,32 100,00
Riau 26,07 54,30 4,05 15,58 100,00
Kepulauan Riau 46,92 42,55 3,05 7,48 100,00
Jambi 33,59 50,55 3,72 12,13 100,00
Sumatera Selatan 31,19 48,52 9,58 10,71 100,00
Kepulauan Bangka Belitung 63,98 9,55 4,11 22,36 100,00
Bengkulu 25,32 51,92 6,67 16,09 100,00
Lampung 42,77 39,23 7,71 10,29 100,00
DKI Jakarta 21,28 51,53 0,86 26,33 100,00
Jawa Barat 18,42 49,70 6,05 25,83 100,00
Banten 19,49 52,24 4,37 23,90 100,00
Jawa Tengah 34,85 34,80 6,63 23,73 100,00
DI Yogyakarta 18,96 65,04 0,00 16,00 100,00
Jawa Timur 31,83 45,42 4,18 18,58 100,00
Bali 72,94 25,59 0,00 1,47 100,00
Nusa Tenggara Barat 45,59 43,13 1,49 9,79 100,00
Nusa Tenggara Timur 28,78 56,82 6,89 7,52 100,00
Kalimantan Barat 36,84 43,91 5,10 14,15 100,00
Kalimantan Tengah 36,97 49,55 2,12 11,37 100,00
Kalimantan Selatan 49,98 32,91 2,86 14,25 100,00
Kalimantan Timur 16,90 60,75 5,25 17,10 100,00
Sulawesi Utara 21,37 51,80 8,64 18,19 100,00
Gorontalo 31,37 42,74 10,02 15,87 100,00
Sulawesi Tengah 39,83 41,63 8,75 9,79 100,00
Sulawesi Selatan 49,39 33,55 6,11 10,96 100,00
Sulawesi Barat 43,26 37,77 4,21 14,76 100,00
Sulawesi Tenggara 53,36 33,46 4,56 8,62 100,00
Maluku 30,88 52,84 7,78 8,50 100,00
Maluku Utara 27,79 56,43 5,30 10,48 100,00
Papua 52,20 35,36 2,00 10,44 100,00
Papua Barat 26,17 50,62 3,70 19,52 100,00
INDONESIA 34,45 46,17 4,95 14,43 100,00
Tabel 9.2. Persentase Anak Telantar Berumur 7-17 Tahun menurut Provinsi dan
Kegiatan Utama Seminggu Terakhir, 2009