KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
Transcript of KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
i
KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
Etnografi Masyarakat Adat Rejang di
Kabupaten Lebong
(Studi Pemetaan Situs Keramat dan Pengetahuan Asli
Pengobatan Masyarakat)
@2021
ii
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang
Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ketentuan pidana Pasal 72 1. Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
iii
KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
Etnografi Masyarakat Adat Rejang di
Kabupaten Lebong
(Studi Pemetaan Situs Keramat dan Pengetahuan Asli
Pengobatan Masyarakat)
Dhanurseto Hadiprashada, Fahmi Arisandi, Arafik Trisno
iv
KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
Etnografi Masyarakat Adat Rejang di Kabupaten Lebong (Studi Pemetaan Situs Keramat dan Pengetahuan Asli
Pengobatan Masyarakat)
Penulis : Dhanurseto Hadiprashada, Fahmi Arisandi, Arafik Trisno
Editor : Arono
Bayu Risdiyanto
Tata Letak : ElMarkazi
Desain Cover : R Arif Hidayat
Ukuran : x, 128 hlm, Uk: 15,5 cm x 23 cm
ISBN : 978-623-331-153-3
Cetakan Pertama :
September 2021
Diterbitkan oleh : PENERBIT ELMARKAZI
Anggota IKAPI Jl.RE.Martadinata RT.26/05 No.43 Pagar Dewa,
Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu 38211 Website: www.elmarkazi.com dan www.elmarkazistore.com
E-mail: [email protected]
Dicetak oleh Percetakan ElMarkazi Isi diluar tanggung jawab percetakan
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari Penerbit.
v
PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa, Gusti
Murbening JAGAD, Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya buku ini dapat diselesaikan dengan segala
keterbatasannya. Buku “KOMUNIKASI PEMBANGUNAN:
Etnografi Masyarakat Adat Rejang di Kabupaten Lebong
(Studi Pemetaan Situs Keramat dan Pengetahuan Asli
Pengobatan Masyarakat)” merupakan bagian dari hasil
penelitian kolaborasi antara akademisi, dan masyarakat adat
yang ada di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. Tulisan
dalam buku ini merupakan hasil penggalian secara
berkelanjutan dalam pendokumentasian situs keramat/ wisata
religi terbatas masyarakat adat Rejang Kabupaten Lebong
dan pengidentifikasian, pengobatan masyarakat adat Rejang
Kabupaten Lebong. Walaupun banyak data dan fakta yang
tidak dapat penulis paparkan dalam tulisan ini, penulis
berharap para pemangku kepentingan, masyarakat dan
akademisi dapat memahami kekurangan dan kelebihan dari
karya ini. Penulis melihat masih banyak kekurangan dalam
berbagai hal tidak terkecuali keterbatasan ilmu pengetahuan
yang penulis miliki.
Tentunya hal ini menjadikan hambatan tersendiri bagi
penulis. Berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya
kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala
bentuk bantuannya penulis haturkan terima kasih kepada
TIM Masyarakat Adat Tanah Rejang terkhusus
FIRMANSYAH dan ROZI AMAN JAYA yang sangat
membantu di lapangan dan narasumber yang telah
memberikan bimbingan dan pengetahuan budaya. Selain itu,
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dekan FISIP
Universitas Bengkulu Periode 2017-2021 Dr. Achmad
Aminuddin yang memberikan izin kepada salah satu penulis
dalam menyelesaikan karya ini, Bu Dekan FISIP UNIB Dr.
Yunilisiah, M.Si yang saat ini tetap konsen dalam aktivitas
masyarakat adat di Provinsi Bengkulu. Selanjutnya kami
vi
juga mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan Wilayah
Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Bengkulu,
saudara Def Tri atas kontribusi nyata sehingga Buku
Referensi ini bisa terbit dan hadir di tengah masyarakat adat
di Provinsi Bengkulu.
Harapan penulis, semoga karya sederhana ini dapat
memberikan tambahan informasi dan manfaat bagi
keanekaragaman budaya, keluhuran, dan rasa penghormatan
bagi karya generasi sebelum kita khususnya yang ada di
Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. Bagian akhir dari
pengantar ini, kami mengajak generasi muda untuk dapat
berkontribusi nyata dalam pembangunan khususnya nilai-
nilai budaya yang ada di wilayah kita semua.
Bengkulu, 17 Agustus 2021
Tim Penulis
vii
KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
Etnografi Masyarakat Adat Rejang di
Kabupaten Lebong
(Studi Pemetaan Situs Keramat dan Pengetahuan Asli
Pengobatan Masyarakat)
ABSTRAK
Secara kesejarahan, Kabupaten Lebong memiliki nilai-nilai
kearifan yang dimiliki oleh suku rejang. Hal ini secara
khusus telah di tuangkan dalam Peraturan Daerah No 4
Tahun 2017 tentang Pengakuan dan Perlindungan
Masyarakat Hukum Adat Rejang. Kondisi ini berbanding
lurus dengan visi misi kepala daerah di Kabupaten Lebong
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Tahun 2016-2021. Berdasar atas fungsi wilayah, tentunya
akan memberikan banyak peluang bagi masyarakat adat
Rejang untuk dapat memetakan lebih lanjut kearifan budaya
dan pengetahuan yang dimilikinya. Secara khusus,
berdasarkan Undang-Undang (UU) No 5 Tahun 2017 tentang
Pemajuan Kebudayaan daerah. Masyarakat adat Rejang di
Kebupaten Lebong, Provinsi Bengkulu dapat mulai untuk
mengembangkan konsep komunikasi pembangunan
masyarakat dalam memetakan dan mendeskripsikan potensi
budaya yang telah dimiliki. Akan tetapi, pada proses
pembangunan yang dilakukan justru potensi nilai-nilai
budaya dan pengetahuan asli yang dimiliki oleh masyarakat
adat Rejang dalam kehidupan mereka sehari hari cenderung
belum terakomodasi dengan baik. Penelitian ini secara
khusus bertujuan untuk menggali, mendata dan
mendokumentasikan situs keramat / wisata religi terbatas
masyarakat adat Rejang Kabupaten Lebong dan
mengidentifikasi, mendata dan mendokumentasikan
pengobatan masyarakat adat Rejang Kabupaten Lebong.
Pendekatan penelitian dilakukan dengan menggunakan jenis
viii
penelitian etnografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat 9 objek fisik yang layak untuk dilakukan rencana
tindak lanjut pengembangan situs keramat/ wisata religi
terbatas meliputi, Keramat Bukit Resam “Tuan Rajo Bitang”,
Ajai Malang (Petulai Selupuh Lebong), Tepat Taukem Tes
(Tuan Tahta Tunggal Terguling Sakti), Keramat Ulau Du’es,
Keramat Lebong (Kyai Haji Ki Pandan), Keramat Bingin
Kuning (Petulai Tubei Suku VII), Makam Keramat Tuan Ki
Diwo, Makam Keramat Rio Stanggei Panjang, dan Keramat
“Tuan Rajo Bitang” Plabai. Selanjutnya, diperlukan riset
lanjutan dalam menggali pengetahuan pengobatan tradisional
yang dijalankan oleh T’wan Anok Langia dengan berbagai
metode yang tentunya butuh pendokumentasian lebih empiris
terkait jenis tanaman yang digunakan.
Kata kunci : Komunikasi, pembangunan, situs, adat, rejang,
pengetahuan
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................... i
PENGANTAR ............................................................... v
ABSTRAK .................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................. ix
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................. 5
1.3. Tujuan Penelitian ............................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian ............................................. 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Masyarakat Adat dalam Komunikasi
Pembangunan .................................................... 7
2.2. Model Pesan Komunikasi ................................. 9
2.3. Teori Pertukaran pada Masyarakat Adat ......... 14
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Metode Dasar .................................................. 16
3.2. Pendekatan Penelitian ..................................... 17
3.3. Lokasi dan Informan Penelitian ...................... 22
3.4. Sumber dan Jenis Data .................................... 25
3.5. Operasionalisasi Penelitian ............................. 27
3.6. Teknik Pengumpulan Data .............................. 28
3.7. Teknik Keabsahan Data .................................. 31
3.8. Analisis Data ................................................... 32
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Deskripsi Suku Rejang di Kabupaten Lebong 37
4.1.1 Sejarah Suku Rejang di Kabupaten Lebong 37
4.1.2 Letak Geografis dan Pemerintahan ............... 41
4.1.3 Objek Komunitas Adat Tik Tebing .............. 43
4.1.3. 1 Letak Geografis ......................................... 43
4.1.3. 2 Sejarah Kutai Tik Tebing .......................... 44
x
4.1.3. 3 Pengetahuan Asli Terkait Pengelolaan Wilayah
................................................................................ 47
4.1.3. 4 Kelembagaan Adat .................................... 48
4.1.3. 5 Contoh Pengelolaan dan Sistem Hukum Adat
................................................................................ 50
4.2 Pemetaan Potensi Sumber Daya Fisik Masyarakat
Adat Rejang ............................................................ 54
4.3 Pemetaan dan Deskripsi Pengetahuan Tradisional
dalam Pengobatan ................................................. 68
4.3.1 Deskripsi Lokasi Pengamatan ........................ 68
4.3.2 Informan Penelitian........................................ 68
4.3.3 Karakteristik Informan Terpilih .................... 72
4.4 Analisis Sosio Budaya Masyarakat Adat Rejang dan
Pemerintah dalam Pelestarian Pengetahuan Asli .. 82
4.5 Pesan Budaya dalam Komunikasi Pembangunan
Masyarakat Adat Rejang ..................................... 102
BAB V. KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan ................................................... 106
5.2. Rekomendasi ................................................. 108
DAFTAR PUSTAKA ................................................ 109
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................... 113
Lampiran 1. Foto Kegiatan ......................................... 113
Lampiran 2. Potensi Situs Keramat/Wisata Religi
Terbatas .................................................. 114
Lampiran 3. Foto Tanaman Obat ................................ 115
Lampiran 4. Instrumen Model Pesan Komunikasi HP 1-3
................................................................ 116
TIM PENULIS .......................................................... 126
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu merupakan
Kabupaten pemekaran yang dibentuk berdasarkan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2003
Tentang Pembentukan Kabupaten Lebong dan Kabupaten
Kepahiang di Provinsi Bengkulu. Kondisi ini didasarkan
pada kemampuan ekonomi, potensi daerah, kondisi sosial
budaya, politik, jumlah penduduk, dan luas daerah yang
ada di Kabupaten Lebong. Berdasarkan letak geografis,
Kabupaten lebong terletak pada 105º-108º Bujur Timur
dan 02º,65’-03º,60’ Lintang Selatan, dengan tipologi
perbukitan. Selain itu, aspek kesejarahan yang dimiliki
Kabupaten Lebong menjadi latar belakang dalam
penelitian ini.
Secara kesejarahan, Kabupaten Lebong memiliki
nilai-nilai kearifan yang dimiliki oleh suku rejang. Hal ini
secara khusus telah di tuangkan dalam Peraturan Daerah
No 4 Tahun 2017 tentang Pengakuan dan Perlindungan
Masyarakat Hukum Adat Rejang. Kondisi ini berbanding
lurus dengan visi misi kepala daerah di Kabupaten Lebong
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Tahun 2016-2021. Salah satu tujuan dari rencana ini
2
adalah untuk meningkatkan derajat SDM yang berbudaya,
berilmu, berketerampilan dan berdaya saing. Tentunya hal
ini agar dapat mencapai sasaran dalam meningkatkan
implementasi kehidupan masyarakat berbasis budaya dan
kearifan lokal.
Implementasi ini tentunya menarik untuk di telaah
lebih lanjut. Berdasarkan data yang didapat, hampir 70 %
wilayah Kabupaten Lebong masuk dalam kawasan hutan
negara yang ditetapkan oleh Pemerintah dengan fungsi
konservasi, lindung, dan cagar alam. Berdasar atas fungsi
wilayah, tentunya akan memberikan banyak peluang bagi
masyarakat adat Rejang untuk dapat memetakan lebih
lanjut kearifan budaya dan pengetahuan yang dimilikinya.
Secara khusus, berdasarkan Undang-Undang (UU) No 5
Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan daerah.
Masyarakat adat Rejang di Kebupaten Lebong, Provinsi
Bengkulu dapat mulai untuk memetakan dan
mendeskripsikan potensi budaya yang telah dimiliki.
Kebudayaan dan kearifan masyarakat ini tentunya
memiliki daya dorong untuk dapat dikembangkan menjadi
haluan pembangunan nasional yang diimplementasikan di
seluruh daerah.
Berdasarkan aspek kesejarahan yang dimiliki oleh
kabupaten Lebong melalui cerita tutur dan kebiasaan
3
masyarakat adat rejang. Masyarakat adat rejang tentunya
memiliki banyak nilai-nilai kearifan dan pengetahuan asli
yang sampai sekarang masih mereka lestarikan. Nilai ini
tentunya dapat berupa warisan tak benda dan warisan
benda budaya tetapi juga dalam bentuk artefak, prasasti,
makanan tradisional, pakaian, alat musik, tradisi dan
ekspresi lisan, seni pertunjukan, ritual dan festival.
Pengetahuan dan praktek mengenai alam dan semesta, dan
kriya tradisional menjadi kajian yang unik. Dokumentasi
nilai-nilai budaya masyarakat Rejang saat ini justru
menjadi pekerjaan penting bagi masyarakat adat Rejang di
Kabupaten Lebong. Hasil pemetaan, penggaliaan data
sosial budaya, inventarisasi bangunan cagar budaya dan
kearifan masyarakat sekitar justru dapat digunakan
masyarakat dalam merencanakan dan mengembangkan
arah pembangunan bagi masyarakat setempat.
Proses ini yang kemudian menjadi jembatan dalam
memberikan definisi yang nyata terkait komunikasi
pembangunan. Kesadaran masyarakat dalam proses
komunikasi pembangunan memungkinkan kemunculan
daya ketika mereka merencanakan, melaksanakan, dan
melakukan evaluasi atas kondisi yang sedang dialami. Fase
kesadaran ini tentunya akan memberikan interaksi dalam
proses perubahan yang dialami. Secara kontekstual,
4
kondisi sosial dan budaya masyarakat memberikan ruang
dalam percakapan yang efektif. Efektivitas ini merupakan
bentuk dari partisipasi dalam proses yang sedang dijalani
oleh individu dalam masyarakat.
Indikasi yang muncul terkait kondisi sosial
budaya masyarakat yang terjadi pada saat ini menjadi
sesuatu yang menarik untuk dipublikasikan secara ilmiah.
Fokus permasalahan ini secara khusus berusaha untuk
menjawab beberapa tantangan dan permasalahan yang
dihadapi oleh para stakeholder (masyarakat adat Rejang
dan pemerintah daerah Kabupaten Lebong). Permasalahan
ini terkait dengan belum adanya pemetaan potensi sumber
daya fisik yang dilakukan dengan memfokuskan pada situs
situs keramat / wisata religi terbatas di beberapa wilayah
yang diyakini masyarakat sebagai wilayah yang pernah
didiami leluhur masyarakat adat Rejang di Kabupaten
Lebong. Selanjutnya, belum terdokumentasinya
pengetahuan masyarakat adat dalam penggunaan
pengobatan tradisional. Masyarakat adat secara khusus
belum memberikan informasi terkait latar belakang sosial
budaya yang dimiliki sehingga menjadikan pemetaan
potensi penting dilakukan.
Beberapa kajian ilmiah terkait program
pembangunan masyarakat, pembangunan fisik dan
5
pengembangan pengetahuan budaya asli menjadi pilihan
utama dalam proses kemajuan sebuah daerah. Kondisi
budaya dan geografis yang sangat unik dan menarik dalam
pengembangan nilai-nilai budaya masyarakat adat di
Kabupaten lebong menjadi dasar dalam penulisan buku
hasil penelitian ini. Berdasarkan latar belakang tersebut,
referensi yang ingin disajikan penulis dalam karya ini
terkait dengan potensi situs keramat /wisata religi terbatas
khususnya lokasi keramat yang diyakini masyarakat adat
rejang dan pengetahuan asli yang dimiliki oleh masyarakat
adat Rejang dalam pengobatan yang secara tersirat
membentuk pola komunikasi pembangunan masyarakat
adat yang mengarah pada pemberdayaan budaya asli
masyarakat adat rejang dalam kehidupan mereka sehari
hari.
1.2 Rumusan Masalah
Isu penting dan strategis yang akan dikaji dalam
proses ini adalah,
1. Bagaimana Potensi sumber daya fisik yang meliputi
situs keramat/ wisata religi terbatas yang dimiliki oleh
masyarakat adat Rejang di Kabupaten Lebong
2. Bagaimana pengetahuan asli masyarakat adat Rejang
dalam pengelolaan pengetahuan pengobatan tradisional
6
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. menggali, mendata dan mendokumentasikan situs
keramat / wisata religi terbatas masyarakat adat Rejang
Kabupaten Lebong
2. mengidentifikasi, mendata dan mendokumentasikan
cara pengobatan tradisional masyarakat adat Rejang
Kabupaten Lebong
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan memberikan
manfaat sebagai berikut :
1. Sebagai referensi bagi pemerintah Kabupaten Lebong
dalam rangka memberdayakan masyarakat adat secara
aktif dalam pembangunan potensi sumber daya fisik dan
budaya.
2. Dapat dijadikan sebagai strategi dalam
mengkomunikasikan pesan komunikasi pembangunan
dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan
untuk secara bersama mengembangkan misi
pembangunan budaya masyarakat.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Masyarakat Adat dalam Komunikasi Pembangunan
Kajian teoritis terkait konsep masyarakat adat
sangat erat kaitannya dengan kebudayaan. Kebudayaan
yang dijelaskan oleh Koentjaraningrat (1987: 5) mengenai
wujud kebudayaan, pertama sebagai suatu kompleks dari
ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan.
Wujud kebudayaan yang kedua, sebagai suatu kompleks
aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat
dan yang ketiga wujud kebudayaan sebagai benda-benda
hasil karya manusia yang mengarah pada proses aktivitas
sosial dan budaya. Aktivitas sosial dan budaya ini
kemudian merujuk pada perhimpunan berdasarkan norma
yang berlaku. Soejono soekanto (2001) melihat bahwa
hasil akhir dari aktivitas sosial budaya masyarakat akan
membentuk lembaga kemasyarakatan yang merupakan
himpunan daripada norma-norma dari segala tingkatan
(struktur) yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok
dalam kehidupan masyarakat. Struktur ini yang kemudian
disebut sebagai “rules and resources” yakni tata aturan
dan sumber daya, yang selalu diproduksi dan direproduksi,
serta memiliki hubungan dualitas dengan agensi, serta
melahirkan berbagai praktik sosial sebagaimana tindakan
8
sosial (Ritzer, 2014). Tindakan sosial inilah yang
kemudian menciptakan formulasi konsep struktur, sistem,
dan strukturasi. Formulasi ini kemudian tercermin dalam
struktur penandaan, pemaknaan, penyebutan, dan wacana
yang kemudian menciptakan struktur pembenaran
(legitimation) yang menyangkut skema peraturan normatif,
yang terungkap dalam tata hukum (Giddens, 2010: 25).
Skema peraturan ini kemudian yang membentuk
konsep tentang masyarakat hukum adat (dalam kajian ini
kemudian arah pemaknaan di lakukan dengan
menggunakan pilihan kata Masyarakat Adat). Masyarakat
hukum adat yang selanjutnya disebut Masyarakat adat
adalah sekelompok orang yang secara turun temurun
bermukim di wilayah geografis tertentu di Negara
Kesatuan Republik Indonesia karena adanya ikatan pada
asal usul leluhur, hubungan yang kuat dengan tanah,
wilayah, sumber daya alam, memiliki pranata
pemerintahan adat, dan tatanan hukum adat di wilayah
adatnya. Masyarakat Adat Rejang dapat didefinisikan
sebagai sekelompok masyarakat yang secara turun
temurun bermukim di wilayah geografis berdasarkan adat
istiadat, sistem nilai budaya, dan sistem hukum adat di
Kabupaten Lebong yang memiliki ikatan asal usul leluhur,
adanya hubungan yang kuat dengan tanah, wilayah,
9
sumber daya alam, serta adanya sistem nilai yang
menentukan pranata ekonomi, politik, sosial dan hukum
yang berbeda, baik sebagian maupun seluruhnya dari
masyarakat pada umumnya.
Hubungan yang kuat dengan tanah, wilayah,
sumber daya alam, serta adanya sistem nilai yang
menentukan pranata ekonomi, politik, sosial dan hukum
ini menjadi perhatikan khusus dalam konsep komunikasi
pembangunan. Masyarakat adat yang memberikan
kontribusi nyata dalam hubungan tersebut memberikan
solusi komunikasi atas pesan yang berlangsung dua arah
memberikan terbukanya akses dalam pelaksanaan
pembangunan budaya asli yang memperkuat akar
pembangunan daerah. Proses ini yang kemudian menjadi
benang merah dalam pengembangan konsep pesan dalam
komunikasi.
2.2 Model Pesan Komunikasi
Model pesan komunikasi yang digunakan dalam
memberikan penelaahan masyarakat adat dalam
komunikasi pembangunan ini didasarkan pada
pengembangan model yang disampaikan oleh Grunig dan
Hunt. Prinsip dasar Grunig dan Hunt (1984:6) terkait
model assymetrical telah dikembangkan oleh
109
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Sidik, Hukum Adat Rejang, Jakarta: Balai Pustaka,
1980.
Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, et. al., Naskah Akademik
untuk Penyusunan Rancangan Undang-undang tentang
Pengakuan dan Perlindungan Hak-Hak Masyarakat
Adat, Jakarta: AMAN, Epistema Institute, Pusaka,
HuMA, Telapak, 2011.
Anderson, Foster. (1986). Antropologi Kesehatan. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia.
Ayu Meiza Ite et. al., 2016. Ethnobotany Knowledge on
Medicinal Plants of Rejang Descent Studen in Bengkulu,
Prosiding International Confrence on Education, Program
Pascasarjana Universitas Negeri Malang
Bhasin, V. (2007). Medical Anthropology: A Review.
Ethno.Med., 1(1), 1-20.
Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong. Profil Kesehatan Lebong
Tahun 2017. file:///D:/materi%20tugas/lebong/1707_Beng
kulu_Kab_Lebong_2017.pdf. Diakses pada tanggal 18
Oktober 2019.
Emzir, 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
Giddens, Anthony. 2010. Teori Strukturasi: Dasar-dasar
Pembentukan Struktur Sosial Masyarakat. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
110
Grunig E. James., and Hunt, Todd. (1984). Managing Public
Relations. Austin, United States: Halt, Rinehart and
Winston.
Hadiprashada, D., Budiman, D. (2019). Komunikasi
Lingkungan dalam Budaya Masyarakat (Analisis Model
Pesan Two Way Asymmetrical pada Lembaga
Adat). Jurnal Komunikasi, 11(2), 213-222.
doi:http://dx.doi.org/10.24912/jk.v11i2.5920
Hadiprashada, D., Arisandi, F., Firmansyah., Trisno, A., dan
Rozi., 2019. Catatan Etnografi Masyarakat Adat Rejang
dalam Pengembangan Potensi Wisata Religi Terbatas dan
Pengobatan Tradisional. Laporan Penelitian. Kabupaten
Lebong
Hadiprashada, D., Guntoro, B., Mudiyono, dan Subejo., 2016,
Catatan Etnografi Masyarakat Napal Hijau Dalam
Melestarikan Kawasan Bukit Kumbang, Muara Sahung,
Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu)
Koentjaraningrat. 1987. Kebudayaan Mentalitas dan
Pembangunan. Jakarta. Gramedia
Meliono, Irmayanti (2011). Ethnocracy and Thnocracy and
Multiculturalism : A Preliminary Study Of The Cultural
Aspects Of The Basemah People at Pagar Alam,
Palembang. Publikasi : MAKARA, SOSIAL
HUMANIORA, VOL. 15, NO. 1, JULI 2011: 59-66.
Neuwman, W. Lawrence., 2013, Social Research Methods:
Qualitative, Quatitative, Approaches, (7th ed),
diterjemahkan oleh Edina T. Sofia, Jakarta: PT Indeks.
111
Noor, Muhammad, 2013. Kajian Teoritis Tentang Pola
Kerjasama Birokrasi Pemerintah dan Lembaga Adat
dalam Pelaksanaan Pembangunan Daerah. Samarinda.
Makalah. Universitas Mulawarman
Permata, Dyah. 2018. “Perlindungan Hukum Terhadap
Kebudayaan Melalui World Heritage Centre UNESCO”.
Yogyakarta: Universitas Janabadra.
Pemerintah Daerah Kabupaten Lebong, 2017. Peraturan
Daerah No 4 Tahun 2017 tentang Pengakuan dan
Perlindungan Masyarakat Hukum Adat Rejang
Pemerintah Daerah Kabupaten Lebong, Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instantsi (LAKIP) Kabupaten Lebong Tahun
Anggaran 2018, Maret 2019.
Ritzer, George dan Douglas J. Goodman, (2014). Teori
Sosiologi: Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai
Perkembangan Mutakhir, edisi kesepuluh, terjemahan
Nurhadi. Kreasi Wacana. Yogyakarta
Setyowati, Y. (2019). Komunikasi Pemberdayaan sebagai
Perspektif Baru Pengembangan Pendidikan Komunikasi
Pembangunan di Indonesia. Jurnal Komunikasi
Pembangunan, 17(2), 188-199. https://doi.org/10.46937/
17201926849
Soekanto, Soerjono, 2001. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta :
Raja Grafindo Persada.
Spradley, James P, (2007), Metode Etnografi. Tiara Wacana.
Yogyakarta.
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed
Methods), Bandung: Alfabeta.
112
Suminar, Panji, 2012. Wanatani Repong Damar Menurut
Perspektif Bourdieu: Studi Konstruktivisme Strukturalis
tentang Praktik Pengelolaan Hutan Rakyat pada Petani
Damar di Pesisir Krui Lampung Barat, Surabaya:
Program Doktor Ilmu Sosial Universitas Airlangga.
Undang-Undang (UU) No 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan
Kebudayaan daerah
Yamani, M., 2011. Strategi Perlindungan Hutan Berbasis
Hukum Lokal di Enam Komunitas Adat Daerah
Bengkulu. Jurnal Hukum 18(2): 175-192