Komunikasi Kedokteran Bram

7
KOMUNIKASI KEDOKTERAN KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER – PASIEN Oleh:IB. Gede Brahmasta Adnyana I. PENDAHULUAN Di zaman sekarang hubungan dokter dan pasien akhir – akhir ini banyak yang kurang baik, karena kurangnya keterampilan komunikasi yang efektif pada dokter – dokter saat ini. Karena itulah masalah – masalah banyak timbul antara dokter dan pasien,terutama pada pasien yang kecewa pada dokter, karena akhir – akhir ini cara dokter menyampaikan informasi yang membuat pasien susah mengerti sehingga menyebabkan hubungan mereka menjadi kurang baik. Jadi dokter yang kurang memahami komunikasi yang efektif membuat pasien tidak mengerti tentang apa yang di sampaikan dokter dan bagai mana penyakit yang di deritanya. Oleh karena itu, seorang dokter seharusnya lebih banyak mengetahui dan mengerti tentang pentingnya komunikasi yang efektif. Karena dari itu seorang dokter tidak bisa meremehkan pentingnya arti komunikasi. Karena pasien sangat membutuhkan komunikasi yang baik agar bisa mengerti bagaimana keadaannya. Jika komunikasi sudah berjalan dengan baik maka dengan otomatis hubungan dokter dengan pasien menjadi lebih nyaman.

description

komunikasi

Transcript of Komunikasi Kedokteran Bram

KOMUNIKASI KEDOKTERANKOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER PASIENOleh:IB. Gede Brahmasta AdnyanaI. PENDAHULUANDi zaman sekarang hubungan dokter dan pasien akhir akhir ini banyak yang kurang baik, karena kurangnya keterampilan komunikasi yang efektif pada dokter dokter saat ini. Karena itulah masalah masalah banyak timbul antara dokter dan pasien,terutama pada pasien yang kecewa pada dokter, karena akhir akhir ini cara dokter menyampaikan informasi yang membuat pasien susah mengerti sehingga menyebabkan hubungan mereka menjadi kurang baik. Jadi dokter yang kurang memahami komunikasi yang efektif membuat pasien tidak mengerti tentang apa yang di sampaikan dokter dan bagai mana penyakit yang di deritanya.Oleh karena itu, seorang dokter seharusnya lebih banyak mengetahui dan mengerti tentang pentingnya komunikasi yang efektif. Karena dari itu seorang dokter tidak bisa meremehkan pentingnya arti komunikasi. Karena pasien sangat membutuhkan komunikasi yang baik agar bisa mengerti bagaimana keadaannya. Jika komunikasi sudah berjalan dengan baik maka dengan otomatis hubungan dokter dengan pasien menjadi lebih nyaman.

ii. PEMBAHASANKomunikasi sangat penting dalam kehidupan sosial, oleh karena itu pada zaman sekarang dengan seiringnya kemajuan teknologi dan pengetahuan, kita di tuntut untuk bisa lebih baik dalam hal berkomunikasi dan mengetahui ragam bahasa. Secara umum, definisi komunikasi adalah Sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi. Komunikasi dapat di bagi menjadi dua berdasarkan caranya yaitu komunikasi secara verbal dan non verbal. Yang pertama komunikasi verbal yaitu komunikasi yang dilakukan secara langsung tanpa menggunakan perantara, contoh nya ketika kita berkomunikasi secara langsung. Sedangkan komunikasi non verbal adalah berkomunikasi dengan cara yang tidak langsung, contohnya dengan cara mengirim surat, menggunakan media elektronik, atau menggunakan isyarat.Terdapat elemen elemen penting dalam komunikasi seperti komunikan, komunikator, pesan dan media. Komunikator adalah orang yang memberi pesan atau informasi ke komunikan atau penerima informasi. Proses perjalanan pesan dari komunikator ke komunikan memerlukan suatu perantara. Umpan balik (feedback) sangat penting agar tidak terjadi kesalahan interpretasi. Jika salah satu elemen tersebut tidak ada pada komunikasi, maka komunikasi tidak akan berjalan dengan baik.Sejak anamnesis hingga pengobatan berakhir komunikasi antara dokter pasien terus di lakukan. Dalam penegakan diagnosis, komunikasi antar dokter dengan pasien sangat berperan. Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam proses anamnesis yaitu, isi komunikasi (content skills), keterampilan proses (process skills), dan keterampilan perseptif (perceptive skills).Isi informasi meliputi aspek fundamental four dan sacred seven. Aspek fundamental four meliputi Present Illness (keluhan utama saat ini), Past health history (riwayat kesehatan sebelumnya), Family health history (riwayat kesehatan keluarga), dan Social history (riwayat sosial pasien). Keluhan utama saat ini dijabarkan lebih jauh dalam susunan sacred seven. Adapun bagian-bagian dari sacred seven meliputi location (lokasi keluhan), quality (macam apa keluhannya, dan apa sifat khasnya), timing/chronology (perjalanan penyakit sejak keluhan pertama), severity (sejauh mana hebat keluhannya), setting/onset (bagaimana mulainya timbul keluhan pertama kali), modifying factor (apakah ada faktor yang memperberat atau memperingan keluhannya), dan associated symptoms (keluhan yang menyertai keluhan utama).Ada lima tahapan wawancara dalam proses penyampaian informasi kepada pasien, antara lain: initiating the session, gathering information, physical examination, explanation and planning, dan clossing the session. Langkah pertama adalah initiating the session atau yang bisa di sebut juga langkah pendekatan kepada pasien. Contohnya seperti menyapa pasien, memberi salam, menyampaikan tujuan yang jelas sebagai dokter kepada pasien, menyebutkan nama pasien disetiap perbincangan, dan menujukan rasa kepedulian terhadap pasien.Langkah kedua gathering information atau langkah tahap pengumpulan informasi penyakit yang dilakukan oleh dokter kepada pasien. Di tahap pengumpulan informasi penyakit terhadap pasien dilakukan dengan mewawancarai pasien dengan open question. Open question adalah pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang tidak singkat dan tidak bisa dijawab dengan satu kata. Pertanyaan pada open question biasanya menggunakan 5W+1H yaitu what, where, where, where, when, who, whay, dan how. Pada saat mewawancarai pasien, hendaknya dokter menyimak dan mendengarkan apa keluhan dari pasien dan memberikan respon yang baik. Setelah selesai dengan tahap open question, di lanjutkan atau diakhiri dengan closed question, yaitu dokter memastikan kembali apa keluhan yang telah di sampaikan oleh pasien. Closed question adalah kebalikan dari open question, dimana jawaban dari pertanyaan dengan open question hanya dengan 1 kata atau kalimat yang singkat.Langkah ketiga adalah physical examination yang artinya pemeriksaan fisik. Terdapat empat langkah dalam pemeriksaan fisik yaitu, inspeksi (melihat), palpasi (meraba), perkusi (mengetuk), dan austkultasi (mendengar). Tahap ini sangat penting untuk lebih memperjelas keadaan pasien dan mendapatkan diagnosis yang tepat.Langkah ke4 yaitu explanation and planning. Pada tahapan ini, dokter sudah memiliki diagnosis yang tepat kepada pasien dan menjelaskannya kepada pasien. Setelah dokter menjelaskan diagnosis kepada pasien, dokter selanjutnya memberikan rencana pengobatan yang baik kepad pasien. keputusan tindakan selanjutnya diputuskan oleh pasien sesuai dengan otonomi pasien. Pada langkah yang terakhir yaitu closing the session setelah langkah ke empat tadi terlaksana, tibalah dokter pada tahap akhir dari wawancara. Di tahap ini, dokter merangkum kembali apa yang dikatakan pasien dan memastikan bahwa pasien mengerti mengenai keadaannya dan rencana penanggulangannya.II. KESIMPULANKomunikasi sangatlah penting dalam kehidupan sosial, khususnya hubungan dokter dengan pasien. Dengan komunikasi seorang dokter dapat mengetahui dan memahami informasi yang disampaikan oleh pasien. Dalam melakukan wawancara medis ada 5 tahapan yang harus dipahami betul oleh seorang dokter yaitu initiating the session, gathering information, physical examination, explanation and planning, dan clossing the session hal tersebut berguna dalam mendapatkan informasi dan dalam mengakkan diagnosis yang tepat. Dan tujuan terpenting dari komunikasi ialah membuat suatu hubungan dokter-pasien yang baik. Walaupun demikian , teori dan praktik sangatlah berbeda dalam mengaplikasikannya, tetaplah harus memiliki sikap profesional dalam menghadapi segala persoalan yang ada.

III. DAFTAR PUSTAKA1. Boediardja, Siti Aisah. 2009. Komunikasi dengan Empati, Informasi dan Edukasi:Citra profesionalisme Kedokteran. Jakarta: IDI2. Konsil Kedokteran Indonesia. 2005. Kemitraan dalam Hubungan Dokter-Pasien.Jakarta: KKI.