Kom.terapeutik Pd Sasaran Lansia
-
Upload
lya-ragill-djoyodiningrat -
Category
Documents
-
view
76 -
download
7
Transcript of Kom.terapeutik Pd Sasaran Lansia
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA SASARAN LANSIA
HETI A
Apa Yang Kita Pelajari ?
• Proses komunikasi• Perubahan sensori pada lansia• Metode komunikasi pada lansia• Identifikasi sumber u/ meningkaktkan
keefektifan komunikasi lansia
Apa Pendapat Anda Tentang
komunikasi Lansia
Apa Pendapat Anda Tentang
komunikasi Lansia
??
PROSES KOMUNIKASI• Komunikasi yang baik akan sangat membantu
dalam keterbatasan kapasitas fungsional, sosial, ekonomi, perilaku emosi yang labil pada pasien lanjut usia.
– Komunikasi efektif dapat mengikutsertakan partisipasi pasien dalam pengambilan keputusan sehingga membantu proses mengingat, berpengaruh terhadap ketaatan & kepuasan serta berpengaruh terhadap emosional bahkan fisik pasien lanjut usia
Perubahan sensori pada lansia
• Gangguan neurology sering menyebabkan gangguan bicara dan berkomunikasi dapat juga karena pengobatan medis, mulut yang kering dan lain-lain.
• Penurunan daya pikir sering menyebabkan gangguan dalam mendengarkan, mengingat dan respon pada pertanyaan seseorang.
• Perawat sering memanggil dengan “nenek”, “sayang”, dan lain-lain. Hal tersebut membuat tersinggung harga dirinya dianjurkan memanggil nama panggilannya. Dianjurkan menegur dan mendengarkan dengan penuh perhatian.
• Perbedaan budaya hambatan komunikasi, dan sulit menjalin hubungan saling percaya. Gangguan sensoris dalam pendengarannya. Gangguan penglihatan sehingga sulit menginterprestasikan pesan-pesan non-verbal.
• “Overload” dari sensoris : terlalu banyak informasi dalam satu waktu atau banyak orang berkomunikasi dalam yang sama sehingga kognitif berkurang.
• Gangguan fisik yang menyebabkan sulit berfokus dalam pembicaraan misalnya focus pada rasa sakit, haus, lapar, capek, kandung kemih penuh, udara yang tidak enak, dan lain-lain. Hambatan pada pribadi : penurunan sensoris, ketidaknyamanan fisik, efek pengobatan dan kondisi patologi, gangguan fungsi psikososial, karena depresi atau dimensia, gangguan kontak dengan realita.
• Hambatan dalam suasana/lingkungan tempat wawancara : ribut/berisik, terlalu banyak informasi dalam waktu yang sama, terlalu banyak orang yang ikut bicara, perbedaan budaya, perbedaan bahasa
• Hambatan pada orang yang mewawancarai : tidak sensitive, tidak mampu menjadi pendengar yang baik, menggunakan symbol-simbol yang menggangu.
• Berperilaku yang menghakimi (prejudice) misal “orang sudah tua tidak bisa mikir lagi, jadi tidak perlu diberi informasi. Tidak memanggil dengan nama dan lain-lain.
Konseling Kesehatan Lansia
• Suatu proses tatap muka dimana seorang konselor membantu kliennya untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan kesehatan lansia
• Didalam proses konseling, harus terjadi – Hubungan saling percaya– Komunikasi yang terbuka– Pemberdayaan klien agar mampu mengambil
keputusannya sendiri
Ketrampilan dalam Konseling
• Membina suasana yang aman, nyaman, dan saling percaya
• Komunikasi interpersonal yang baik :– Komunikasi dua arah– Perhatian aspek verbal dan non verbal– Penggunaan pertanyaan untuk menggali
informasi, perasaan, dan pikiran– Sikap mendengar yang efektif
Komunikasi Verbal
• Komunikasi dengan menggunakan kata-kata• Ciri yang baik :– Menggunakan kata2 sederhana& mudah dipahami– Menghindari kata2 yang menyinggung, kritik– Mengulang kata-kata dan memperjelas pernyataan klien– Menyimpulkan– Menyemangati “ Saya mengerti, Ya teruskan, Saya setuju,
Saya menghargai “– Berikan informasi yang dibutuhkan
Komunikasi Verbal
• Perilaku yang tidak mendukung :– Menasehati– Berkhotbah dan menilai secara moral– Meng hakimi– Memaksa– Pertanyaan “mengapa”, interogasi– Keluar dari topik– Berlebihan
Komunikasi Non Verbal
• Bentuk : – Ekspresi wajah– Nada suara– Gerakan anggota tubuh– Kontak mata
Komunikasi Non Verbal
• Perilaku yang tidak mendukung :– Sering melihat jauh, kosong/melotot– Jarak dengan klien yang jauh– Mengorok– Mengerutkan alis, bibir– Nada suara dibuat-buat– Bicara terlalu cepat, atau terlalu lembut– Banyak bergerak
Metode komunikasi pd lansia• Menunjukkan Hormat dan Keprihatinan • Memastikan bahwa PasienDidengar dan
Dipahami• Mengenal Kultur dan Budaya
Menunjukkan Hormat dan Keprihatinan
• Didasari pada rasa hormat kepada pasien dan memahami serta mengapresiasi setiap pasien sebagai sosok manusia yang unik
• Rasa hormat ditunjukkan dgn sapaan formal, Pandangan mata menunjukkan apresiasi, Sentuhan lembut di tangan, lengan, atau pundak menunjukkan rasa turut prihatin dan perhatian
Memastikan bahwa Pasien Didengar dan Dipahami
• beberapa menit tentang masalahnya tanpa interupsi akan memberikan lebih banyak informasi
• Mempertahankan langkah yang tidak tergesa-gesa dan mendengarkan adalah kunci komunikasi efektifantara pasien lanjut usia dan dokter.
• Membiarkan pasien lanjut usia untuk berbicara
• Berbicara pelan, jelas, dan keras tanpa berteriak, menggunakan bahasa dan kalimat yang singkat dan sederhana. Karena pasien lanjut usia umumnya lebih sedikit bertanya dan menunggu untuk ditanya
Mengenal Kultur dan Budaya• Mengenal latar belakang kultur dan budaya
pasien akan mempengaruhi persepsi pasien terhadap baik dan berkualitasnya pelayanan kesehatan yangdiberikan dokter
Strategi umum tambahan untuk memperbaiki komunikasi pada lansia
• Pelajari data sebelum perjanjian untuk bertemu, karena pasien lanjut usia khas memiliki berbagai masalah kesehatan yang kompleks• Meminta pasien menceritakan keluhannya
hanya sekali (yaitu tidak bercerita dulu kepada perawat atau asisten kemudian baru kepada anda) untuk meminimalkan frustasi & kelelahan
• Menggunakan diagram, model, dan gambar.
• Menjadwalkan pasien lanjut usia terlebih dahulu, karena mereka umumnya lebih siap dari segi waktu
• Menggunakan diagram, model, dan gambar.
• Menjadwalkan pasien lanjut usia terlebih dahulu, karena mereka umumnya lebih siap dari segi waktu
Hambatan Komunikasi pada Lansia
• Pasien denganDefisit Sensorik• Pasien denganDemensia• Pasien yangDitemani oleh orang ketiga
Pasien dengan Defisit Sensorik Pendengaran
• 16% - 24% individu berusia lebih dari 65 tahun mengalami pengurangan pendengaran yang mempengaruhi komunikasi(Crews & Campbell)
• Sedangkan pasien yang berusia diatas 80 tahun, jumlah gangguan sensorik akan meningkat menjadi lebih dari 60%(Chia et al., 2006)
• Penurunan fungsi pendengaran yang dikenal sebagai presbyacussis
• Berhubungan dengan suara berfrekuensi tinggi. Suara berfrekuensi tinggi adalah suara konsonan yang berdampak pada pemahaman pasien diawal dan akhir kata
Contohnya :“Mbah, obat ini diminum sehari tiga kali, pagi
satu, siang satu dan malam satu saja ya”… yang
terdengar • “Mbah, obat ini diminum malam satu saja
ya..”
• Kebanyakan pasien lanjut usia mengalami penyakit mata yang menurunkan ketajaman penglihatan (mis. katarak, degenerasi macular, glaucoma, komplikasi ocular pada diabetes)
• Lebih dari 15% orang tua berusia lebih dari 70 tahun melaporkan penglihatannya yang buruk, dan 22% lagi melaporkan penglihatannya hanya cukup untuk jarak tertentu(Crews & Campbell, 2004)
Pendekatan berkomunikasi pada gangguan Sensorik Pendengaran
• Tataplah pasien sehingga pasien dapat membaca bibir dan anda dapat menggunakan isyarat mata
• Meminimalkan kebisingan • Berbicara perlahan, jelas, dan dalam nada yang
normal. Berteriak akan menghambat komunikasi,mengubah nada berfrekuensi tinggi, dan mempersulit pasien untuk memahami kata-kata anda.
• Banyak obat yang berwarna putih, biru muda, hijau muda, yang akan terlihat berwarna abu-abu oleh mata yang telah menua
• Warna merah, oranye, dan kuning paling baik dilihat dan dapat dipilih sebagai warna pembeda
Pasien dengan Demensia
• Demensia memiliki efek yang merugikan pada penerimaan dan ekspresi komunikasi pasien • Pasien mengalami kehilangan memori,
Kesulitan mengingat kejadian yang baru terjadi, Memiliki rentang konsentrasi yang sangat singkat, Sulit untuk tetap berada dalam satu topik tertentu
• Ada banyak tingkatan demensia, yang memiliki berbagai kesulitan komunikasi • Pada stadium awal sering mengalami
masalah untuk menemukan kata yang ingin disampaikan • Pada demensia parah, pasien dapat
menggunakan jargon yang tidak dapat dipahami atau bisa hanya berdiam diri
Tehnik tambahan berkomunikasi pada Demensia
• Perkenalkan diri anda • Mengobrol sejenak, ini akan
membangkitkan memori& kilas balik, serta mengurangi ketegangan
• Isyarat tubuh yang sederhana dapat membantu
• Ketika melakukan pemeriksaan fisik, lebih disukai untuk memberikan instruksi satu persatu
Pasien dengan orang ketiga (Caregiver)
• Karakteristik utama kunjungan poliklinik geriatri adalah adanya orang ketiga, berupa anggota keluarga ataucaregiver informal lainnya yang hadir sedikitnya pada sepertiga kunjungan geriatrik
• Caregiver memudahkan komunikasi antaradokter & pasien serta mempertinggi keterlibatan pasien dalam perawatan mereka sendiri
• Penting untuk memperlakukan pasien lanjut usia dalam konteks atau sudut pandang caregiver-nya agar didapatkan hasil terbaik bagi keduanya
Pendekatan berkomunikasi• Pada kunjungan I, untuk privacy pasien,
paling baik untuk menemui pasien sendirian dan kemudian meminta ijin kepada pasien untuk berbicara dengan caregiver sendirian
• Pada kunjungan berikutnya, jika disetujui pasien, caregiver dapat bergabung dengan pasien selama perjanjian
• Ketikacaregiver hadir, komunikasi menjadi interaksi 3 arah.Maka duduklah dalam satu posisi berbentuk segitiga
• Lalu berikan pertanyaan kepada pasien dan kemudian meminta masukan dari caregiver
• Penting bagi anda untuk selalu mencoba melibatkan pasien sepenuhnya dalam semua keputusan
• Caregiverterlibat sepenuhnya padakeadaan pasien, sehingga: Penting untuk mewaspadai tanda fisik verbal dan nonverbal atau stress emosionalcaregiver
• Pujian akan memberikan dorongan kepada pasien dan caregiver untuk hasil yang lebih baik bagi keduanya
Terima Kasih
• Amal yang disertai hati penuh dengan ikhlas maka tak bisa dianggap sedikit,
• Sedangkan amal yang berasal dari hati penuh ketamakan tak dapat dianggap banyak
• (Ibnu Atha’illah)
Sumber : Intisari Kitab Al Hikam oleh Ibnu Atha’illah