kajian penggunaan adsorben untuk pengolahan limbah- proseding ...
KOMPOSIT GRAFIT NANOMAGNETIT SEBAGAI ADSORBEN … · teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di...
Transcript of KOMPOSIT GRAFIT NANOMAGNETIT SEBAGAI ADSORBEN … · teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di...
KOMPOSIT GRAFIT NANOMAGNETIT SEBAGAI
ADSORBEN PERMANGANAT
ERWEIN WIJAYANTO
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Komposit Grafit Nanomagnetit sebagai Adsorben Permanganat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2018
Erwein Wijayanto
NIM G44110061
ABSTRAK
ERWEIN WIJAYANTO. Komposit Grafit Nanomagnetit sebagai Adsorben Permanganat. Dibimbing oleh DEDEN SAPRUDIN dan ZULHAN ARIF.
Komposit grafit-nanomagnetit disintesis dengan metode hidrotermal dengan bahan grafit, FeCl3.6H2O, natrium sitrat, dan urea. Proses aglomerasi dapat dikurangi dengan mendispersikan magnetit pada matriks padat seperti grafit. Komposit dibuat dengan mencampurkan secara in situ antara grafit dan nanomagnetit dengan nisbah 6 : 4 kemudian produknya dicirikan dengan difraksi sinar-X. Kristal komposit yang dihasilkan berukuran 85 nm. Pengujian daya adsorbsi komposit grafit-nanomagnetit terhadap kalium permanganat ditentukan dengan spektrofotometri ultraviolet-tampak dan dibandingkan dengan daya adsorbsi grafit, nanomagnetit, dan campuran secara fisik grafit nanomagnetit 6 : 4. Komposit memiliki kapasitas adsorbsi yang lebih tinggi, yaitu mendekati 200% terhadap grafit, 110% terhadap nanomagnetit, dan 140% terhadap campuran.
Kata kunci: adsorbsi, hidrotermal, komposit, magnetit, spektrofotometri
ABSTRACT
ERWEIN WIJAYANTO. Composite of Graphite Magnetite as Adsorbent for Permanganate. Supervised by DEDEN SAPRUDIN and ZULHAN ARIF.
Composite of graphite-nanomagnetite was synthesized using hydrothermal method with graphite, FeCl3.6H2O, sodium citrate, and urea. Agglomeration can be minimized by dispersing the magnetite on solid matrix such as graphite. A composite were prepared by in situ mixing of the graphite and the nanomagnetite with a ratio of 6 : 4 and the powder was characterized using X-ray diffraction. The crystallite size of the composite was 85 nm. Adsorbtion of the composite of graphite-nanomagnetite for Permanganat was analyzed using ultraviolet-visible spectrophotometer and compared with the adsorbtion of graphite, nanomangnetit, and the mixture of both (6 : 4). The composite exhibite higher adsorbtion capacity that was close to 200% for the graphite, 110% for the nanomagnetite, and 140% for the mixture.
Key words: adsorbtion, composite, hydrothermal, magnetite, spectrophotometry
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Kimia
KOMPOSIT GRAFIT NANOMAGNETIT SEBAGAI
ADSORBEN PERMANGANAT
ERWEIN WIJAYANTO
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
Judul Skripsi: Komposit Grafit Nanomagnetit sebagai Adsorben Permanganat Nama : Erwein Wijayanto NIM : 044110061
Tanggal Lulus: '3 l) 2018
Disetujui oleh
Zu an n , SSi MSi Pembimbing II
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah dapat diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah penjerapan limbah, dengan judul Komposit Grafit Nanomagnetit sebagai Adsorben Permanganat.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr Deden Saprudin, MSi selaku dosen pembimbing I dan Bapak Zulhan Arif, SSi MSi selaku pembimbing II, juga kepada seluruh staf Laboratorium Kimia Analitik (Bapak Kosasih, Bapak Eman, Bapak Dede, dan Ibu Nunung) yang telah banyak memberikan saran dan bantuan kepada penulis selama penelitian. Selain itu terima kasih penulis sampaikan kepada keluarga Kimia Analitik, dan keluarga besar Departemen Kimia yang telah memberikan semangat, masukan, dan dukungan kepada penulis.
Penulis juga berterima kasih kepada keluarga, sahabat, dan keluarga besar Institut Pertanian Bogor, atas doa dan dukungan dan yang telah diberikan. Semoga karya tulis ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2018
Erwein Wijayanto
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i PENDAHULUAN 1
Tujuan Penelitian 2
BAHAN DAN METODE 2
Alat dan Bahan 2
Prosedur 2
HASIL DAN PEMBAHASAN 4
Sintesis Komposit Grafit Nanomagnetit 4
Penentuan Panjang Gelombang Maksimum KMnO4 6
Penentuan Kurva Standar KMnO4 6 Pengaruh pH terhadap Kapasitas Adsorbsi KMnO4 8 Pengaruh Waktu terhadap Kapasitas Adsorbsi KMnO4 8 Perbandingan Kapasitas Adsorbsi Adsorben pada Kondisi Optimum 9
SIMPULAN 10
DAFTAR PUSTAKA 10
LAMPIRAN 12 RIWAYAT HIDUP 21
DAFTAR TABEL
1 Pola nilai hkl magnetit 5 2 Data absorbansi larutan standar KMnO4 7
DAFTAR GAMBAR
1 Komposit grafit nanomagnetit hasil sintesis 4 2 Difraktogram nanomagnetit hasil sintesis (a) standar JCPDS No.19-0629 (b) 5 3 Kurva serapan larutan KMnO4 6 4 Deret standar larutan KMnO4 7 5 Kurva standar KMnO4 7 6 Pengaruh pH terhadap kapasitas adsorbsi KMnO4 8 7 Pengaruh waktu terhadap kapasitas adsorbsi KMnO4 9 8 Perbandingan kapasitas adsorbsi KMnO4 oleh berbagai adsorben 9
DAFTAR LAMPIRAN
1 Nanomagnetit Standar magnetit JCPDS No.19-0629 12 2 Penentuan ukuran kristal rata-rata 12 3 Perhitungan rendemen komposit grafit nanomagnetit 14 4 Penentuan panjang gelombang maksimal 14 5 Data pengukuran absorbansi variasi pH 15 6 Kapasitas adsorbsi KMnO4 dengan variasi pH 16 7 Data pengukuran absorbansi variasi waktu 18 8 Kapasitas adsorbsi KMnO4 dengan variasi waktu 19 9 Perbandingan kapasitas adsorbsi KMnO4 oleh berbagai adsorben 20
1
PENDAHULUAN
Senyawa kalium permanganat banyak digunakan dalam berbagai penelitian dan industri. Senyawa ini memiliki rumus molekul KMnO4 dan merupakan agen pengoksidasi yang kuat, berlabel harmful pada Material Safety Data Sheet atau MSDS senyawa kimia. KMnO4 tidak memiliki bahaya yang signifikan terhadap lingkungan, akan tetapi berbahaya bagi kesehatan makhluk hidup apabila jumlahnya yang berlebihan. Senyawa ini berbahaya bagi kesehatan, korosif untuk kulit dan mata bahkan dapat mengakibatkan kebutaan. Apabila terhirup secara berlebihan, dapat merusak paru-paru, shock, ketidaksadaran bahkan kematian. Mengingat banyaknya penggunaan senyawa ini, perlu adanya pengolahan limbah yang murah dan mudah baik dalam skala kecil maupun besar, salah satunya dengan menggunakan adsorben. Proses adsorbsi digambarkan sebagai proses di mana molekul meninggalkan larutan dan menempel pada permukaan zat penjerap akibat ikatan fisika dan kimia, yang kapasitasnya bergantung pada sifat analit, sifat adsorben, waktu kontak, pH, dan lain-lain. Pada penelitian ini, digunakan komposit grafit-nanomagnetit dari hasil sintesis untuk menjerap senyawa KMnO4.
Nanomagnetit merupakan nanopartikel senyawa besi oksida yang tersusun atas Fe2+ dan Fe3+. Atom Fe2+ dan salah satu Fe3+ berikatan oktahedral sedangkan Fe3+ lainnya berikatan tetrahedral membentuk kristal spinel kubus terpusat muka (Roonasi 2007). Nanomagnetit tidak beracun, hidrofilik, dan stabil, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang medis (Kumari et al. 2014). Efisiensi katalis nanomagnetit dipengaruhi oleh luas permukaan dan kristalinitas nanomagnetit (Saprudin et al. 2013). Nanomagnetit memiliki beberapa kelengkapan sifat di antaranya sifat kemagnetan, katalitik, konduktivitas, dan luas permukaan yang besar. Oleh karena itu, nanomagnetit digunakan sebagai pemodifikasi adsorben karbon aktif guna meningkatkan kapasitas adsorbsi (Atta et al. 2012). Nanomagnetit dapat disintesis dengan teknik pemanasan hidrotermal atau solvotermal (Kumari et al. 2014). Teknik pemanasan hidrotermal memiliki kelebihan di antaranya menghasilkan partikel murni yang tinggi, kristalinitas yang baik, serta ukuran dan bentuk yang seragam (Keerthana 2014). Magnetit terbentuk melalui reaksi reduksi FeCl3 oleh sitrat. Ion sitrat dapat mengkompleks Fe sehingga terjadi reaksi lambat yang baik untuk pembentukan kristal. Sitrat akan mereduksi sebagian Fe3+ menjadi Fe2+ yang selanjutnya berubah menjadi Fe3O4. Namun, tidak adanya penambahan stabilizer ketika proses sintesis menyebabkan magnetit mengalami aglomerasi (Hidayat 2016).
Penambahan grafit dalam sintesis nanomagnetit diharapkan memiliki kapasitas adsorbsi yang lebih baik dibandingkan nanomagnetit dan grafit dalam menjerap limbah. Menurut Wen et al. (2015), proses aglomerasi dapat diturunkan dengan melakukan pendispersian magnetit pada suatu matrik padat, salah satu matrik padat yang dapat digunakan sebagai pendispersi magnetit adalah karbon (Alfe et al. 2015). Karbon akan mendispersi partikel-partikel nanomagnetit sehingga memiliki luas permukaan yang lebih besar. Luas permukaan yang besar akan dapat menjerap limbah dengan lebih efektif dan memiliki kapasitas adsorbsi yang besar pula. Kapasitas adsorbsi ditentukan berdasarkan jumlah analit yang terserap dalam setiap satuan bobot adsorben. Adapun metode yang digunakan
2
dalam penentuan kapasitas adsorbsi KMnO4 menggunakan Spektrofotometri UV-Vis.
X-Ray Diffraction atau XRD adalah suatu teknik analisis instrumen yang digunakan untuk menetapkan karakter kristal suatu bahan (Maleh et al. 2013). X-ray difraktometer terdiri atas tiga elemen dasar, yaitu tabung X-ray, pemegang sampel, dan detektor X-ray. Sinar-X dihasilkan dalam tabung sinar katoda dengan memanaskan filamen untuk menghasilkan elektron dan mempercepat elektron dengan menerapkan tegangan. Ketika elektron memiliki energi yang cukup maka elektron akan tereksitasi dan dihasilkan sinar-X. Sinar-X yang terbentuk kemudian akan menuju sampel. Ketika sampel dan detektor diputar, intensitas sinar-X yang dipantulkan akan terekam oleh detektor lalu sinyal sinar-X akan diolah dan dikonversi ke dalam perhitungan yang kemudian ditampilkan pada output seperti pada monitor komputer atau printer (Cullity 1978).
Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan menentukan kapasitas adsorbsi komposit grafit-nanomagnetit terhadap KMnO4 dalam berbagai parameter dan membandingkannya dengan kapasitas adsorbsi grafit dan nanomagnetit.
BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah FeCl3∙6H2O (Nacalai Tesque), urea (Merck), natrium sitrat (Merck), karbon aktif, akuabidestilata, dan KMnO4. Alat-alat yang digunakan selama proses penelitian antara lain alat gelas, bejana hidrotermal, oven, pH meter, X-Ray Diffraction (XRD), Shimadzu AA-7000, dan spektrofotometer Shimadzu UV-Vis Pharmaspec 1700.
Prosedur
Penelitian ini terdiri atas tiga tahap, yaitu sintesis komposit grafit-nanomagnetit, pencirian dengan X-Ray Diffraction (XRD), dan pengujian kapasitas adsorbsi komposit grafit nanomagnetit. Sintesis komposit grafit nanomagnetit diawali dengan reaksi reduksi Fe3+
dalam FeCl3 dengan natrium sitrat dalam suasana basa menggunakan metode pemanasan hidrotermal selama 12 jam dengan penambahan grafit. Hasil sintesis kemudian dilakukan karakterisasi dengan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD). Pengujian kapasitas adsorbsi nanomagnetit dilakukan terhadap larutan KMnO4 menggunakan Spektrofotometer UV-Vis.
Sintesis Komposit Grafit Nanomagnetit (Cheng et al. 2010 dengan
modifikasi)
Komposit grafit nanomagnetit disintesis menggunakan metode hidrotermal. Sebanyak 0.5406 g FeCl3∙6H2O (2 mmol/0.05 M), 0.2320 g grafit, 1.1764 g
3
natrium sitrat (4 mmol/0.10 M), dan 0.3604 g urea (6 mmol/0.15 M) dilarutkan dalam 40 mL akuades, diaduk hingga larut sempurna, lalu dimasukkan ke dalam wadah teflon. Wadah tersebut dimasukkan ke dalam oven dan diatur pada suhu 200 °C selama 12 jam. Setelah itu, wadah didinginkan pada suhu ruang. Endapan hitam yang terbentuk dipisahkan, dicuci dengan air dan etanol, lalu dikeringkan pada oven suhu 40 °C.
Penentuan Panjang Gelombang Maksimum KMnO4
Panjang gelombang pada pengukuran senyawa KMnO4 ditentukan dengan pencarian nilai panjang gelombang yang memberikan absorbansi tertinggi. Absorbansi larutan standar konsentrasi tertinggi diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 500 – 600 nm.
Penentuan Kurva Standar KMnO4
Deret standar larutan KMnO4 dibuat pada konsentrasi 1, 2, 4, 8, dan 12 ppm pada labu takar 25 mL. Instrumen dikondisikan pada panjang gelombang maksimum. Kuvet mula-mula diisi blanko, kemudian secara bergantian masing-masing konsentrasi diukur nilai absorbansinya. Data yang didapat kemudian dibuat kurva dan ditentukan persamaan garis untuk mendapatkan nilai konsentrasi analit pada sampel.
Pengaruh pH terhadap Kapasitas Adsorbsi KMnO4
Adsorbsi komposit grafit nanomagnetit terhadap KMnO4 ditentukan dengan metode Spektrofotometri UV-Vis. Sampel KMnO4 10 ppm disiapkan ke dalam 7 buah Erlenmeyer masing-masing sebanyak 25 mL. Sampel pada Erlenmeyer 1 disaring dan disiapkan sebagai kontrol. Erlenmeyer 2 hingga 6 ditambahkan 0.01 g komposit grafit-nanomagnetit dan dikocok menggunakan shaker selama 60 menit dengan pH berturut-turut pada pH 1, 3, dan 5. Pengukuran menggunakan Spektrofotometer UV-Vis dilakukan dengan pembuatan deret standar KMnO4 dengan konsentrasi 1, 2, 4, 8, dan 12 ppm dengan penentuan panjang gelombang maksimum terlebih dahulu. Berdasarkan kurva linear yang didapat, akan ditentukan konsentrasi larutan kontrol dan larutan sampel setelah perlakukan adsorbsi.
Pengaruh Waktu terhadap Kapasitas Adsorbsi KMnO4
Adsorbsi komposit grafit nanomagnetit terhadap KMnO4 ditentukan dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Sampel KMnO4 10 ppm disiapkan ke dalam 7 buah Erlenmeyer masing-masing sebanyak 25 mL. Sampel pada Erlenmeyer 1 disaring dan disiapkan sebagai kontrol. Erlenmeyer 2 hingga 7 ditambahkan 0.01 g komposit grafit nanomagnetit dan dikocok menggunakan shaker dengan waktu berturut-turut selama 30 menit, 60 menit, dan 90 menit. Pengukuran menggunakan Spektrofotometer UV-VIS dilakukan dengan pembuatan deret standar KMnO4 dengan konsentrasi 1, 2, 4, 8, dan 12 ppm dengan penentuan panjang gelombang maksimum terlebih dahulu. Berdasarkan kurva linear yang didapat, akan ditentukan konsentrasi larutan kontrol dan larutan sampel setelah perlakukan adsorbsi. Perlakuan yang sama dengan grafit dan nanomagnetit untuk mendapatkan perbandingan satu dengan yang lain.
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sintesis Komposit Grafit Nanomagnetit
Sintesis grafit nanomagnetit dilakukan dengan metode pemanasan hidrotermal menggunakan oven pada suhu 200 °C selama 12 jam. Natrium sitrat berperan dalam pembentukan fase murni Fe3O4. Gugus hidroksil (-OH) pada sitrat menyebabkan sitrat dapat digunakan sebagai agen pereduksi. Sintesis magnetit tanpa sitrat hanya akan menghasilkan α-Fe2O3 atau hematit. Ketika suhu meningkat sitrat akan mereduksi sebagian Fe3+ menjadi Fe2+. Pada waktu yang bersamaan, urea akan terdekomposisi menjadi NH3 dan CO2 sehingga menyebabkan suasana lingkungan menjadi basa. Suasana basa ini memicu terbentuknya Fe(OH)3 dan Fe(OH)2 yang akan terdehidrasi membentuk Fe3O4 (Cheng et al. 2013). Grafit yang ditambahkan, yaitu sebesar 0.2320 g sehingga perbandingan dengan magnetit sebesar 6 : 4.
Sintesis dilakukan menghasilkan serbuk berwarna hitam seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Serbuk dapat ditarik magnet dengan bobot yang didapat yaitu sebesar 0.1348 g dengan nilai rendemen 34.86 %. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan sintesis, yaitu bejana hidrotermal yang tertutup rapat (tidak bocor).
Gambar 1 Komposit grafit nanomagnetit hasil sintesis Keunggulan sintesis secara hidrotermal ialah tidak terbentuknya kristal lain
selain magnetit (Fauziah 2012). Byrappa dan Adschiri (2007) juga menyatakan bahwa sintesis magnetit dengan cara pemanasan hidrotermal mampu menghasilkan partikel dengan kemurnian dan homogenitas yang tinggi. Selain itu 99 % logam Fe akan diubah menjadi produk yang memiliki kristalinitas tinggi. Hasil sintesis kemudian dilakukan pencirian dengan teknik difraksi sinar-x. Gambar 2 menunjukkan pola difraksi padatan hasil sintesis dibandingkan dengan pola standar magnetit (JCPDS No. 19-0629). Difraktogram menunjukkan kesesuaian posisi 2 tetha: 35.5587 dengan puncak standar magnetit (Fe3O4). Namun terdapat puncak lain yaitu pada nilai 2 tetha: 26.5006 yang sesuai dengan pola standar hematit (α-Fe2O3). Terbentuknya hematit diduga karena suhu pemanasan yang kurang stabil dan mudah teroksidasinya Fe3O4.
5
(a)
(b)
Gambar 2 Difraktogram nanomagnetit hasil sintesis (a) dan standar JCPDS No.19-0629 (b)
Derajat kristalinitas dapat diketahui dari perbandingan antara luas daerah kristalin dan luas daerah total (kristalin dan amorf) magnetit hasil sintesis. Menurut Cheng et al. (2013), padatan magnetit yang berbentuk amorf akan berubah menjadi kristal seiring dengan bertambahnya diameter. Pengolahan data analisis XRD menggunakan persamaan Debye Scherrer dapat memberikan informasi mengenai ukuran kristal (Zakaria et al. 2009). Nanomagnetit yang telah disintesis memiliki kristalinitas sebesar 82.02 % dengan ukuran rata-rata kristal sebesar 84.49 nm. Kristal hasil sintesis dapat dikategorikan sebagai nanokristal karena ukurannya kurang dari 100 nm (Laurent et al. 2008). Bentuk kristal magnetit dapat diketahui berdasarkan pola nilai h
2 + k2 + l2 pada Tabel 1, yaitu berbentuk kubus berpusat muka.
Tabel 1 Pola nilai hkl magnetit standar
2θ h k l h2 + k2 + l2 18.3081 1 1 1 3 30.1788 2 2 0 8 35.5512 3 1 1 11 37.1025 2 2 2 12 43.1138 4 0 0 16 53.5343 4 2 2 24 62.6314 4 4 0 32
6
Panjang Gelombang Maksimum KMnO4
Spektrofotometri UV-Vis merupakan teknik spektrofotometri pada daerah sinar ultraviolet dan sinar tampak. Pengukuran absorbansi senyawa analit dilakukan pada panjang gelombang yang memberikan nilai absorbansi yang paling tinggi atau panjang gelombang maksimum. Nilai panjang gelombang maksimum bersifat spesifik untuk setiap senyawa yang berbeda, bergantung pada seberapa kuat elektron terikat dalam suatu molekul. Elektron dalam suatu ikatan kovalen tunggal terikat dengan kuat dan diperlukan radiasi berenergi tinggi.
Gambar 3 Kurva serapan larutan KMnO4
Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan pada 500 – 600 nm,
kemudian dilakukan pengukuran absorbansi tiap nanometer panjang gelombang yang mendekati nilai absorbansi maksimum. Gambar 3 menunjukkan serapan larutan KMnO4 memiliki nilai absorbansi paling tinggi pada panjang gelombang 545 nm, dengan data terlampir. Oleh karena itu pengukuran kapasitas adsorbsi KMnO4 dengan komposit grafit-nanomagnetit sebagai adsorben dilakukan pada panjang gelombang 545 nm.
Kurva Standar KMnO4
Larutan standar dibuat dengan berbagai konsentrasi, yang secara jelas terlihat pada Gambar 4 intensitas warna larutan berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Tabel 2 menunjukkan nilai absorbansi larutan standar KMnO4 yang dibuat dengan konsentrasi 1, 2, 4, 8, dan 12 ppm dan menghasilkan grafik yang ditunjukkan pada Gambar 5 dengan persamaan garis y = 0.0195x – 0.0079 dengan nilai koefisien determinasi R2 = 0.9971. Dengan persamaan ini dapat ditentukan konsentrasi analit yang terdapat dalam sampel berdasarkan nilai absorbansinya.
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
515 520 525 530 535 540 545 550 555 560 565
Abs
orba
nsi
Panjang Gelombang (nm)
7
Gambar 4 Deret standar larutan KMnO4
Tabel 2 Data absorbansi larutan standar KMnO4
Konsentrasi (ppm) Absorbansi 1 0.0146 2 0.0334 4 0.066 8 0.1418
12 0.2307
Gambar 5 Kurva standar KMnO4
8
Pengaruh pH terhadap Kapasitas Adsorbsi KMnO4
Nilai pH merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap proses adsorbsi. Pengujian adsorbsi KMnO4 dilakukan pada pH 1, 3, dan 5. Nilai pH awal sampel adalah 5. Penyesuaian pH dilakukan dengan penambahan H2SO4. Proses adsorbsi kemudian dilakukan selama 60 menit. Gambar 6 menunjukkan perbandingan kapasitas adsorbsi adsorben grafit, nanomagnetit, campuran, dan komposit dalam menjerap sampel KMnO4.
Gambar 6 Pengaruh pH terhadap kapasitas adsorbsi KMnO4
Permukaan oksida logam akan mengalami perubahan muatan ketika berada
di dalam kondisi medium yang berbeda (Kumala 2005). Pada suasana asam, permukaan Fe-OH pada magnetit yang berinteraksi dengan ion H+ akan menghasilkan Fe-OH2
+ yang bermuatan positif, sedangkan pada suasana basa Fe-OH direaksikan dengan OH- menghasilkan Fe-O- yang bermuatan negatif (Illés dan Tombácz 2004).
Pengaruh Waktu terhadap Kapasitas Adsorbsi KMnO4
Waktu kontak antara adsorben dengan analit sangat berpengaruh terhadap proses adsorbsi. Waktu yang terlalu sebentar akan mengakibatkan proses adsorbsi belum maksimal, demikian pula waktu yang terlalu lama memungkinkan terjadinya desorbsi akibat kejenuhan adsorben sehingga melepaskan kembali analit yang telah dijerap. Berdasarkan hasil yang didapat, waktu kontak adsorben komposit grafit-nanomagnetit selama 60 menit memiliki tingkat kapasitas adsorbsi yang lebih tinggi dibandingkan waktu kontak 30 menit dan 90 menit, yaitu sebesar 22.6789 mg/g. Perlakuan dilakukan juga pada adsorben yaitu grafit, nanomagnetit, dan campuran grafit nanomagnetit 60 : 40 untuk perbandingan. Gambar 7 menunjukkan perbandingan kapasitas adsorbsi adsorben grafit, nanomagnetit, campuran, dan komposit dalam menjerap sampel KMnO4.
5
10
15
20
25
0 1 3 5
Ka
pa
sit
as
ad
so
rbsi
(mg
/g
)
Komposit (40:60)NanomagnetitCampuran (40:60)Grafit
Kap
asita
s ads
orbs
i (m
g/g)
pH
9
Gambar 7 Pengaruh waktu terhadap kapasitas adsorbsi KMnO4
Perbandingan Kapasitas Adsorbsi Adsorben pada Kondisi Optimum
Komposit grafit-nanomagnetit memiliki kapasitas adsorbsi yang paling
tinggi, yaitu dengan persentase sebesar 198.54% terhadap grafit, 141.44% terhadap campuran, dan 111.28% terhadap nanomagnetit, dan pada kondisi yang sama. Nilai kapasitas adsorbsi masing-masing adsorben terlampir beserta contoh perhitungannya. Gambar 8 menggambarkan perbandingan kapasitas adsorbsi berbagai adsorben.
Gambar 8 Perbandingan kapasitas adsorbsi KMnO4 oleh berbagai adsorben
5
10
15
20
25
0 30 60 90
WaktuKontak (menit)
Komposit (40:60)NanomagnetitCampuran (40:60)Grafit
Kap
asita
s ads
orbs
i (m
g/g)
Waktu (menit)
5
10
15
20
25
Grafit Campuran Nanomagnetit Komposit
Kap
asita
s ads
orbs
i (m
g/g)
WaktuKontak (menit)Adsorben
10
SIMPULAN
Komposit grafit-nanomagnetit memiliki kapasitas adsorbansi yang lebih tinggi dibandingkan grafit, nanomagnetit, dan campuran dalam menjerap senyawa KMnO4. Komposit grafit nanomagnetit memiliki kapasitas adsorbsi sebesar 23.3521 mg/g pada pH 5 dengan waktu kontak 60 menit, dan memiliki persentase kapasitas adsorbsi sebesar 198.55% terhadap grafit, 141.45% terhadap campuran, dan 111.28% terhadap nanomagnetit.
DAFTAR PUSTAKA
Alfe M, Ammendola P, Gargiuola V, Raganati F, Chirone F. 2015. Magnetite loaded carbon fine particles as low-cost CO2 adsorbent in a sound assisted fluidized bed. Proccedings of the Combustion Institute. 35:2801-2809. doi: 10.1016/j.proci.2014.06.037.
Atta NF, Galal A, A Anwar, Wassel, Ibrahim AH. 2012. Sensitive electrochemical determination of morphine using gold nanoparticles–ferrocene modified carbon paste electrode. International Journal of Electrochemical Science. 7:10501-10518.
Byrappa K dan Adschiri T. 2007. Progress in Crystal Growth and Characterization of Materials. Journal of Chemistry. 53:117-166.
Cheng W, Gellings T, Tang K, Qi Y, Sheng J, Liu Z. 2010. One –step sunthesis of superparamagnetic monodisperse porous Fe3O4 hollow and core-shell spheres. Journal of Mater Chemistry. 20:1799-1805. doi:10.1039/b919164j.
Culitty BD, Stock SR. 2001. Elements of X-Ray Diffraction. New Jersey: Prentice Hall.
Fauziah H. 2012. Nanomagnetit sebagai peningkat sensitivitas elektrode pasta karbon untuk analisis iodida secara voltammetri siklik [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Harvey D. 2000. Modern Analytical Chemistry. New York (US): Mc Graw Hill. Hidayat, M Arif. 2016. Uji kinerja komposit grafit nanomagnetit sebagai bahan
modifikasi elektrode pasta karbon untuk analisis iodida [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Illés E, Tombácz E. 2004. The role of variable surface charge and surface complexation in the adsorption on humic acid on magnetite. Colloids and
Surface A: Physicochemistry Aspects. 230:99-109. doi:10.1016/j.colsurfa.2003.09.017.
Keerthana S H. 2014. Simulation of a highly nonlinear photonic crystal fiber using COMSOL multiphysics for supercontinuum generation. Conference: International Workshop on Optical Networking Technologies and Data
Security. 978-1-4799. Kumala F. 2015. Deteksi iodida dan iodin secara simultan menggunakan elektrode
pasta karbon termodifikasi nanomagnetit [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
11
Kumari M, Pittman CUJ, Mohan D. 2014. Heavy metals [Chromium (VI) dan Lead (II)] removal from water using mesoporous magnetit (F3O4) Nanospheres. Journal of Colloid and Interface Science. 1:42. doi: 10.1016/j.jcis.2014.09012.
Laurent S, Forge D, Port M, Roch A, Robic C, Elst LV, Muller RN. 2008. Magnetic iron oxide nanoparticles: synthesis, stabilization, vectorization, physicochemical characterizations, and biological applications. Chemical Reviews. 108: 2069-2070. doi:10.1021/cr068445e.
Maleh EK, Elyasi M, Khalilzadeh MA. 2013. High sensitive voltammetric sensor based on Pt/CNTs nanocomposite modified ionic liquid carbon paste electrode for determination of Sudan I in food samples. Food Chemistry. 1-32.
Roonasi P. 2007. Adsorption and surface reaction properties of synthesized magnetite nanoparticles [tesis]. Luleå (SE): Luleå University of Technology.
Saprudin D, Noviandri I, Buchari, Abdullah M. 2013. Nanomagnetik sebagai pemodifikasi elektrode pasta karbon untuk analisis iodida. Didalam: Musryahrim, Alimuddin, Panggabean S, Erwin, Gunawan R, Kartika R, Pasaribu S, editor. Inovasi Pendidikan dan Penelitian Kimia Dalam
Menyongsong Era Industrialisasi di Kalimantan Timur [Internet]. [Ballroom Hotel Radja]. Samarinda (ID): ISBN. Hlm 36-46; [diunduh 2015 Mar 11]. Tersedia pada: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/66220
Wen S, Wang Y, Dong S. 2015. Performance and characteristic of fluoride adsorption using nanomagnetit graphite-La adsorbent. Journal Royal Society of Chemistry
Advances. 5: 89594-89602. doi: 10.1039/c5ra15215a. Zakaria FZ, Wajir J, Aziz FA. 2009. Crystallite sizes of porites species. Journal of
Nuclear and Technology. 6: 11-18.
12
LAMPIRAN
Lampiran 1 Standar magnetit JCPDS No.19-0629
Lampiran 2 Penentuan ukuran kristal rata-rata
Peak No. 2θ d FWHM (deg) W (rad) cosθ Ukuran (nm) 7 30.2337 2.9537 0.19 0.0033 0.8303 50.3820 10 35.3339 2.5381 0.12 0.0021 0.3785 174.9894 11 35.5587 2.5226 0.41 0.0072 0.4799 40.3925 12 35.8735 2.5012 0.18 0.0031 0.6115 72.2081
Rata - Rata 84.4931 Contoh perhitungan: Ukuran kristal pada ulangan 1 berdasarkan persamaan Scherrer (λ=0.15406 nm)
D =
=
= 174.99 nm Keterangan: D : ukuran kristal (mm) K : konstanta (0.9) λ : panjang gelombang sinar-X (0.15406 nm) W : lebar puncak pada setengah intensitas puncak maksimum
14
Lampiran 3 Perhitungan rendemen komposit grafit nanomagnetit
Lampiran 4 Penentuan panjang gelombang maksimal Panjang Gelombang (nm) Absorbansi
500 0.1113 520 0.1502 540 0.2298 560 0.1801 580 0.1398 600 0.0987
521 0.1572
541 0.2295
522 0.1634
542 0.2301 523 0.1701
543 0.2307
524 0.1784
544 0.2310 525 0.1842
545 0.2311
526 0.1903
546 0.2309 527 0.1963
547 0.2307
528 0.2002
548 0.2305 529 0.2053
549 0.2302
530 0.2089
550 0.2299 531 0.2121
551 0.2293
532 0.2162
552 0.2285 533 0.2189
553 0.2278
534 0.2211
554 0.2267 535 0.2234
555 0.2252
536 0.2250
556 0.2235 537 0.2262
557 0.2167
538 0.2271
558 0.2078 539 0.2280
559 0.1917
540 0.2288
560 0.1801
Bobot teoritis = Bobot nanomagnetit + Bobot grafit = 0.1546 g + 0.2320 g = 0.3866 g
Rendemen
34.87 %
Bobot yang didapatBobot teoritis=
=
=
0.3866 g0.1348 g
15
Lampiran 5 Data pengukuran absorbansi variasi pH KMnO4 - Nanomagnetit
KMnO4 - Grafit
Larutan Absorbansi
Larutan Absorbansi
1 0.0146
1 0.0146 2 0.0334
2 0.0334
4 0.0660
4 0.0660 8 0.1418
8 0.1418
12 0.2307
12 0.2307 Kontrol 0.1901
Kontrol 0.1901
pH 1 - 1 0.0398
pH 1 - 1 0.1241 pH 1 - 2 0.0405
pH 1 - 2 0.1291
pH 1 - 3 0.0399
pH 1 - 3 0.1256 pH 3 - 1 0.0333
pH 3 - 1 0.1189
pH 3 - 2 0.0346
pH 3 - 2 0.1175 pH 3 - 3 0.0341
pH 3 - 3 0.1172
pH 5 - 1 0.0189
pH 5 - 1 0.0811 pH 5 - 2 0.0179
pH 5 - 2 0.0841
pH 5 - 3 0.0184
pH 5 - 3 0.0899
KMnO4 - Komposit KMnO4 - Campuran
Larutan Absorbansi
Larutan Absorbansi
1 0.0146
1 0.0146 2 0.0334
2 0.0334
4 0.0660
4 0.0660 8 0.1418
8 0.1418
12 0.2307
12 0.2307 Kontrol 0.1901
Kontrol 0.1901
pH 1 - 1 0.0304
pH 1 - 1 0.0683 pH 1 - 2 0.0299
pH 1 - 2 0.0658
pH 1 - 3 0.0289
pH 1 - 3 0.0671 pH 3 - 1 0.0264
pH 3 - 1 0.0677
pH 3 - 2 0.0249
pH 3 - 2 0.0655 pH 3 - 3 0.0255
pH 3 - 3 0.0673
pH 5 - 1 0.0142
pH 5 - 1 0.0499 pH 5 - 2 0.0138
pH 5 - 2 0.0481
pH 5 - 3 0.0146
pH 5 - 3 0.0478
16
Lampiran 6 Kapasitas adsorbsi KMnO4 dengan variasi pH
Nanomagnetit
pH Cawal (ppm)
Cakhir (ppm) V (L) Bobot
(g) NANO
MAGNETIT RERATA
(mg/g) pH 1 - 1 10.1538 2.4461 0.0250 0.0113 17.0523
17.4032 pH 1 - 2 10.1538 2.4820 0.0250 0.0105 18.2660 pH 1 - 3 10.1538 2.4512 0.0250 0.0114 16.8914 pH 3 - 1 10.1538 2.1128 0.0250 0.0105 19.1451
18.9156 pH 3 - 2 10.1538 2.1794 0.0250 0.0112 17.7998 pH 3 - 3 10.1538 2.1538 0.0250 0.0101 19.8018 pH 5 - 1 10.1538 1.3743 0.0250 0.0101 21.7312
20.9674 pH 5 - 2 10.1538 1.3230 0.0250 0.0118 18.7091 pH 5 - 3 10.1538 1.3487 0.0250 0.0098 22.4619 Grafit
pH Cawal
(ppm) Cakhir (ppm) V (L) Bobot
(g) GRAFIT RERATA (mg/g)
pH 1 - 1 10.1538 6.7692 0.0250 0.0106 7.9824 7.5584 pH 1 - 2 10.1538 7.0256 0.0250 0.0116 6.7417
pH 1 - 3 10.1538 6.8461 0.0250 0.0104 7.9510 pH 3 - 1 10.1538 6.5025 0.0250 0.0111 8.2235
8.2442 pH 3 - 2 10.1538 6.4307 0.0250 0.0114 8.1645 pH 3 - 3 10.1538 6.4153 0.0250 0.0112 8.3446 pH 5 - 1 10.1538 4.5641 0.0250 0.0118 11.8425
11.7632 pH 5 - 2 10.1538 4.7179 0.0250 0.0109 12.4675 pH 5 - 3 10.1538 5.01535 0.0250 0.0117 10.9795
Campuran
pH Cawal (ppm)
Cakhir (ppm) V (L) Bobot
(g) CAMPURAN RERATA (mg/g)
pH 1 - 1 10.1538 3.9895 0.0250 0.0108 14.2691 14.9188 pH 1 - 2 10.1538 3.8586 0.0250 0.0091 17.2944
pH 1 - 3 10.1538 3.9267 0.0250 0.0118 13.1930 pH 3 - 1 10.1538 3.9581 0.0250 0.0101 15.3358
14.9215 pH 3 - 2 10.1538 3.8429 0.0250 0.0104 15.1703 pH 3 - 3 10.1538 3.9371 0.0250 0.0109 14.2583 pH 5 - 1 10.1538 3.0261 0.0250 0.0097 18.3701
17.5569 pH 5 - 2 10.1538 2.9319 0.0250 0.0114 15.8374 pH 5 - 3 10.1538 2.9162 0.0250 0.0098 18.4631
17
Komposit
pH Cawal (ppm)
Cakhir (ppm) V (L) Bobot
(g) KOMPOSIT RERATA (mg/g)
pH 1 - 1 10.1538 2.0052 0.0250 0.0113 18.0277 19.6911 pH 1 - 2 10.1538 1.9790 0.0250 0.0103 19.8416
pH 1 - 3 10.1538 1.9267 0.0250 0.0097 21.2038 pH 3 - 1 10.1538 1.7958 0.0250 0.0109 19.1696
19.5362 pH 3 - 2 10.1538 1.7172 0.0250 0.0102 20.6777 pH 3 - 3 10.1538 1.7486 0.0250 0.0112 18.7614 pH 5 - 1 10.1538 1.1570 0.0250 0.0101 22.2691
22.2797 pH 5 - 2 10.1538 1.1361 0.0250 0.0094 23.9831 pH 5 - 3 10.1538 1.1780 0.0250 0.0109 20.5866
Contoh Perhitungan:
Kapasitas Adsorbsi
17.0520 mg/g
(Cawal - Cakhir) x Volume
Bobot Adsorben=
=
=
(10.1538 - 2.4461) x 0.0250
0.0113
18
Lampiran 7 Data pengukuran absorbansi variasi waktu
KMnO4 - Nanomagnetit
KMnO4 - Grafit
Larutan Absorbansi
Larutan Absorbansi
1 0.0146
1 0.0146 2 0.0334
2 0.0334
4 0.0660
4 0.0660 8 0.1418
8 0.1418
12 0.2307
12 0.2307 Kontrol 0.1892
Kontrol 0.1892
30 - 1 0.0294
30 - 1 0.1107 30 - 2 0.0293
30 - 2 0.1093
30 - 3 0.0299
30 - 3 0.1099 60 - 1 0.0156
60 - 1 0.1004
60 - 2 0.0149
60 - 2 0.0978 60 - 3 0.0156
60 - 3 0.0995
90 - 1 0.016
90 - 1 0.1016 90 - 2 0.0165
90 - 2 0.1001
90 - 3 0.0166
90 - 3 0.0999
KMnO4 - Komposit KMnO4 - Campuran
Larutan Absorbansi
Larutan Absorbansi
1 0.0146
1 0.0146 2 0.0334
2 0.0334
4 0.0660
4 0.0660 8 0.1418
8 0.1418
12 0.2307
12 0.2307 Kontrol 0.1904
Kontrol 0.1843
30 - 1 0.0304
30 - 1 0.0626 30 - 2 0.0298
30 - 2 0.0641
30 - 3 0.0279
30 - 3 0.0646 60 - 1 0.0154
60 - 1 0.0577
60 - 2 0.0168
60 - 2 0.0591 60 - 3 0.0154
60 - 3 0.0583
90 - 1 0.0158
90 - 1 0.0590 90 - 2 0.0169
90 - 2 0.0592
90 - 3 0.0163
90 - 3 0.0589
19
Lampiran 8 Kapasitas adsorbsi KMnO4 dengan variasi waktu
Nanomagnetit
Waktu Cawal (ppm)
Cakhir (ppm) V (L) Bobot
(g) NANO
MAGNETIT RERATA
(mg/g) 30 - 1 10.1076 1.9128 0.0250 0.0104 19.6992
19.8155 30 - 2 10.1076 1.9076 0.0250 0.0101 20.2970 30 - 3 10.1076 1.9384 0.0250 0.0105 19.4505 60 - 1 10.1076 1.2051 0.0250 0.0102 21.8200
20.9840 60 - 2 10.1076 1.1692 0.0250 0.0106 21.0812 60 - 3 10.1076 1.2051 0.0250 0.0111 20.0508 90 - 1 10.1076 1.2256 0.0250 0.0104 21.3510
20.4715 90 - 2 10.1076 1.2512 0.0250 0.0110 20.1281 90 - 3 10.1076 1.2564 0.0250 0.0111 19.9353
Grafit
Waktu Cawal (ppm)
Cakhir (ppm) V (L) Bobot
(g) GRAFIT RERATA (mg/g)
30 - 1 10.1076 6.0820 0.0250 0.0103 9.7709 9.7383 30 - 2 10.1076 6.0102 0.0250 0.0107 9.5734
30 - 3 10.1076 6.04102 0.0250 0.0103 9.8705 60 - 1 10.1076 5.55384 0.0250 0.0102 11.1613
11.7614 60 - 2 10.1076 5.42051 0.0250 0.0092 12.7368 60 - 3 10.1076 5.50769 0.0250 0.0101 11.3861 90 - 1 10.1076 5.61538 0.0250 0.0099 11.3442
11.3763 90 - 2 10.1076 5.53846 0.0250 0.0097 11.7763 90 - 3 10.1076 5.52820 0.0250 0.0104 11.0083
Komposit
Waktu Cawal (ppm)
Cakhir (ppm) V (L) Bobot
(g) KOMPOSIT RERATA (mg/g)
30 - 1 10.3822 2.0052 0.0250 0.0105 19.9451 20.6892 30 - 2 10.3822 1.9738 0.0250 0.0097 21.6710
30 - 3 10.3822 1.8743 0.0250 0.0104 20.4515 60 - 1 10.3822 1.2198 0.0250 0.0101 22.6789
23.3521 60 - 2 10.3822 1.2931 0.0250 0.0092 24.6983 60 - 3 10.3822 1.2198 0.0250 0.0101 22.6789 90 - 1 10.3822 1.2408 0.0250 0.0103 22.1877
21.1843 90 - 2 10.3822 1.2984 0.0250 0.0111 20.4589 90 - 3 10.3822 1.2670 0.0250 0.0109 20.9063
20
Campuran
Waktu Cawal (ppm)
Cakhir (ppm) V (L) Bobot
(g) CAMPURAN RERATA (mg/g)
30 - 1 10.0628 3.6911 0.0250 0.0101 15.7715 14.6753 30 - 2 10.0628 3.7696 0.0250 0.0118 13.3329
30 - 3 10.0628 3.7958 0.0250 0.0105 14.9214 60 - 1 10.0628 3.4345 0.0250 0.0098 16.9087
16.5092 60 - 2 10.0628 3.5078 0.0250 0.0101 16.2251 60 - 3 10.0628 3.4659 0.0250 0.0106 16.3937 90 - 1 10.0628 3.5026 0.0250 0.0104 15.7696
15.0632 90 - 2 10.0628 3.5130 0.0250 0.0109 15.0222 90 - 3 10.0628 3.4973 0.0250 0.0114 14.3978
Contoh Perhitungan:
Lampiran 9 Perbandingan kapasitas adsorbsi berbagai adsorben
Adsorben Kapasitas Ads Komposit (mg/g)
Kapasitas Ads Adsorben (mg/g)
Persentase (%)
Grafit 23.3521 11.7615 198.55 Campuran 23.3521 16.5092 141.45
Nanomagnetit 23.3521 20.984 111.28
Contoh Perhitungan:
Kapasitas Adsorbsi
19.6992 mg/g
(Cawal - Cakhir) x Volume
Bobot Adsorben=
=
=
(10.1076 - 1.9128) x 0.0250
0.0113
x 100 %
x 100 %
Persentase
198.55 %
Kapasitas Ads KOMPOSIT
Kapasitas Ads GRAFIT=
=
=
23.3521
11.7615
21
RIWAYAT HIDUP Penulis bernama lengkap Erwein Wijayanto dilahirkan di Jakarta, pada
tanggal 14 Oktober 1993. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Suwandi dan Ibu Yoyok Teresa. Penulis memulai jenjang pendidikan formal di SD Yos Sudarso Karawang lulus pada tahun 2004, SMP Yos Sudarso Karawang lulus pada tahun 2007, dan Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor lulus pada tahun 2011.
Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor melalui jalur undangan pada tahun 2011. Penulis telah melakukan praktik lapangan di Pusat Laboratorium Forensik Bareskrim Polri pada tahun 2010 dan 2015. Penulis juga merupakan atlet nasional cabang olahraga Wushu pada tahun 2008 hingga 2017 dan meraih beberapa prestasi nasional dan internasional. Penulis saat ini dalam tahap pengembangan bisnis pakaian olahraga dan semacamnya dengan merk Mark Indonesia.