kompilasi 4
-
Upload
rinda-andreandita -
Category
Documents
-
view
177 -
download
12
Transcript of kompilasi 4
Kompilasi 4
CEMAS
1. Gangguan Kepribadian
Paranoid Personality
Skizoid Personality
Skizotypal Personality
Anti sosial Personality
Borderline Personality
Histerionic Personality
Dependent Personality
Avoidance Personality
Pasiv agresiv Personality
Narsistic Personality
2. Anxietas
Panik
Obsesiv kompulsif
Sosial fobia
Cemas menyeluruh
Spesifik fobia
Histerical neurosis
Neurastenia
Gangguan penyesuaian
Post-traumatic stress disorder
3. Ganguan Terkait Stres
Stress akut
Stress pasca trauma
Gangguan penyesuaian
4. Sleeping Disorder
Disomnia
Insomnia
Hypersomnia
Gangguan jadwal tidur jaga
Parasomnia
1
Kompilasi 4
Nightmares
Night terrors
Sleep walking
5. Gangguan Somatoform
Hipokondriasis
Gangguan somatisasi
Gangguan somatoform tak terinci
Disfungsi autonomic somatoform
6. Eating Disorder
Anorexia
Bulimia
Binge
Pica
Rumination in infanc
7. Sexual Disorder
Paraphilia
Sexual disfunction
Other sexual disorder
Gangguan identitas jenis kelamin
Gangguan prevrensi sexual
Gangguan psikologis & prilaku
Gangguan jalinan sexual
8. Gangguan disosiatif
a. Multiple personality
b. Fugu state
c. Amnesia disosiatif
d. Gangguan depersonalisasi
1. Gangguan Kepribadian
Paranoid Personality
2
Kompilasi 4
Pedoman Diagnostik
Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri :
a) Kepekaan berlebihan terhadap kegagalan dan penolakan;
b) Kecenderungan untuk tetap menyimpan dendam. Misalnya menolak untuk
memaafkan suatu penghinaan dan luka hati atau masalah kecil;
c) Kecurigaan dan kecenderungan yang mendalam untuk mendistorsikan
pengalaman dengan menyalah artikan tindakan orang lain yang netral atau
bersahabat sebagai suatu sikap permusuhan atau penghinaan;
d) Perasaan bermusuhan dan ngotot tentang hak pribadi tanpa memperhatikan
situasi yang ada (actual situation);
e) Kecurigaan yang berulang, tanpa dasar (justification), tentang kesetiaan seksual
dari pasangannya;
f) Kecenderungan untuk merasa dirinya penting secara berlebihan, yang
bermanfestasi dalam sikap yang selalu merujuk ki diri sendiri ;
g) Preokupasi dengan penjelasan-penjelasan yang bersekongkol dan tidak
substantive dari suatu peristiwa, baik yang menyangkut diri pasien sendiri
maupun dunia pada umumnya.
Untuk diagnosis di butuhkan paling sedikit 3 dari yang diatas.
Skizoid Personality
Gangguan kepribadian skizoid merupakan suatu karakter yang sifatnya menetap
dalam diri individu yang menghindari (withdrawal) kontak dari hubungan sosial. Individu
dengan gangguan kepribadian skizoid (SPD) digambarkan sebagai individu yang tidak
memiliki emosi dalam merespon pelbagai situasi. Kondisi ini seperti ketidakmampuan
dalam menikmati pelbagai pengalaman-pengalaman hidup dalam pelbagai situasi yang
terjadi.
Individu dengan SPD dalam hubungan sosial cenderung tidak menunjukkan ekspresi
emosi, ia tidak tertarik pada hal-hal tertentu yang terjadi di sekelilingnya. Bermuram dan
menjauhkan diri dari yang lain sehingga ia kadang terlihat seperti menyendiri dalam
keterasingan.
Meskipun demikian individu dengan gangguan kepribadian SPD yang lebih menyukai
menyendiri, akan tetapi tetap menyukai kehidupan sosial, artinya individu tersebut tidak
3
Kompilasi 4
mengurung dirinya dengan menghindari orang lain semata, ia masih tetap keluar ruangan
dan tidak bersembunyi ―beda halnya dengan gangguan kepribadian menghindar
(Avoidant Personality Disorder; APD) [Dobbert, D. (2007) Understanding Personality
Disorders: An Introduction. Greenwood Press]
Beberapa perilaku pada individu dengan gangguan SPD adalah minimnya ekspresi emosi,
kebanyakan orang normal akan menganggap bahwa ia tidak tertarik dengan sesuatu hal
yang sedang terjadi, kurangnya perhatian dan tidak sensitif. Individu tersebut juga
kesulitan untuk menunjukkan ekspresi amarah atau permusuhan dengan orang lain.
Gangguan kepribadian ini (skizoid) tidaklah sama dengan gangguan skizofrenia
(schizophrenia) walaupun ada kemiripan pada nama, skizofrenia dikategorikan sebagai
gangguan psikotik. Namun demikian SPD sering disebut sebagai gangguan mental
"spektrum dari skizofrenia", beberapa simtom yang ada pada SPD seperti menghindari
kontak pribadi dengan orang lain, minimnya ekspresi emosi merupakan simtom yang
terdapat pada skizofrenia pula. Bedanya, pada SPD tidak terjadinya penyimpangan
persepsi, paranoia dan ilusi dibandingan dengan kepribadian schizotypal maupun pada
gangguan psikotik episode dari skizofrenia.
Untuk bekerja, individu dengan gangguan SPD dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan
baik, kesulitan akan dialami bila individu terlibat dalam hubungan interpersonal dengan
rekan kerja atau orang lain. Individu dengan gangguan SPD juga dapat menikah, namun
kesulitan akan ditemui dalam penciptaan hubungan lekat (intimacy) dengan pasangannya
disamping itu, individu dengan tipe ini menunjukkan ketidaktertarikan pada hubungan
seksual.
SIMTOM
Individu dengan gangguan SPD sangat jarang menikah, mereka kadang tergantung pada
orangtuanya dan menghindari kontak personal dengan orang lain. Gangguan kepribadian
SPD didiagnosa berdasarkan beberapa kriteria berikut;
1. Pola perilaku menetap yang tidak berpengaruh dari bentuk hubungan sosial dan
keterbatasan pengungkapan ekspresi emosi dalam pelbagai hubungan antar pribadi pada
awal masa dewasa;
a. Tidak pernah tertarik atau menikmati dalam berhubungan dengan orang lain termasuk
untuk menjadi bagian dalam keluarga
b. Hampir selalu memilih aktivitas untuk menyendiri
4
Kompilasi 4
c. Sangat sedikit diantaranya yang tertarik pada aktivitas seksual
d. Sangat jarang untuk memilih waktu untuk bersenang-senang
e. Sedikit mempunyai teman akrab
f. Tidak terpengaruh pada pujian dan kritik dari orang lain
g. Perilaku "dingin", emosi datar
2. Gangguan kepribadian skizoid tidak muncul yang disebabkan oleh skizofrenia,
gangguan mood dengan gejala psikotik dikemudian hari, gangguan psikotik lainnya atau
disebbkan oleh gangguan perkembangan termasuk fungsi fisiologis dari dampak langsung
pengobatan medis.
TREATMENT
Medikasi
Pengobatan untuk individu dengan gangguan kepribadian skizoid (SPD) tidak begitu
diperlukan, kecuali bila dokter beranggapan perlunya obat-obatan bila pasien disertai
dengan gangguan kecemasan.
Psikoterapi
Individu dengan gangguan kepribadian skizoid sangat sulit untuk mendapatkan treatment,
hal ini disebabkan bahwa individu dengan gangguan SPD beranggapan bahwa dirinya
dalam keadaan baik-baik saja, bahkan individu tersebut tidak peduli sama sekali dengan
terapi. Ini menjadi alasan treatment dianggap tidak diperlukan bagi individu dengan
gangguan kepribadian skizoid. kecuali dalam beberapa kasus dimana individu senagaja
datang pada terapis yang diakibatkan adanya gangguan lainnya seperti ketergantungan
pada kebiasaan-kebiasaan buruk yang disadari oleh indivdu bersangkutan.
Test Psikologi
Beberapa test psikologi yang dapat mendiagnosa adanya gangguan kepribadian skizoid;
―Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI-2)
―Millon Clinical Multiaxial Inventory (MCMI-II)
― Rorschach Psychodiagnostic Test
― Thematic Apperception Test (TAT)
Psikoterapi yang sering digunakan untuk gangguan kepribadian skizoid adalah cognitive-
behavioral therapy (CBT), terapi keluarga dan terapi psikodinamika. Bila individu
5
Kompilasi 4
mempunyai pasangan hidup, terapi pasangan (couples therapy) dapat digunakan untuk
membentuk komunikasi antar pasangan.
Terapi Individu.
Berhasilnya terapi pada individu dengan gangguan SPD membutuhkan waktu yang relatif
lama, dibutuhkan kesabaran untuk mengubah persepsi yang salah terhadap cara
memandang persahabatan untuk menciptakan hubungan interpersonal yang baik. Pada
awal terapi, terapis akan menyuruh pasien/klien untuk mengungkapkan apa yang
dibayangkan oleh individu menyangkut sebuah hubungan persahabatan dan ketakutan-
ketakutan yang dirasakan oleh individu dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
Selanjutnya terapis akan menyusun langkah-langkah kedepan secara bersama dengan klien
untuk penyembuhannya.
Terapi Kelompok
Terapi kelompok merupakan salah satu treatment yang paling cepat dan efektif, meskipun
demikian terapi kelompok tetap menemui kesulitan ketika individu SPD ikut dalam
partisipasi kelompok tersebut. Oleh karenanya individu diberikan kenyamanan dalam
grupnya, terapis juga harus menjaga dari kritikan anggota lainnya. Terciptanya keakraban
antar sesama anggota merupakan salah satu harapan dari terapi ini dengan menciptakan
hubungan-hubungan sosial yang saling mendukung. Terapi kelompok akan memberi
pengalaman-pengalaman sosial yang bermanfaat, saling mengerti sesama anggota,
berkomunikasi sampai pada memahami orang lain.
Skizotypal Personality
DEFINISI
Penderita gangguan ini sama seperti penderita kepribadian skizoid, secara sosial dan
emosi memisahkan diri. Ditambah, mereka berkomunikasi, merasa, dan berpikir yang aneh.
Sementara itu keanehan tersebut mirip dengan penderita skizoprenia, dan kadang-kadang
kepribadian ini ditemukan pada penderita skizoprenia. Sebelum mereka sakit. Beberapa
penderita menunjukkan tanda berupa pemikiran magis- berkeyakinan bahwa aksi tertentu
dapat mengontrol sesuatu yang jelas-jelas tidak ada hubungannya. Sebagai contoh, penderita
mungkin percaya bahwa nasib jelek akan benar-benar terjadi jika mereka berjalan di bawah
tangga atau dia dapat menyebabkan bahaya bagi orang lain dengan berpikir untuk marah.
Penderita gangguan ini mungkin juga memiliki pemikiran paranoid.
6
Kompilasi 4
DIAGNOSA
Untuk diagnosis, tiga atau empat gejala khas berikut ini harus sudah ada, secara terus
menerus atau secara episodic, sedikitnya untuk 2 tahun lamanya :
Afek yang tidak wajar atau yang menyempit / “constricted” (individu tampak dingin
dan acuh tak acuh)
Perilaku atau penampilan yang aneh, eksentrik atau ganjil
Hubungan social yang buruk dengan orang lain dan tendensi menarik diri dari
pergaulan social
Kepercayaan yang aneh atau bersifat magik yang mempengaruhi perilaku dan tidak
serasi dengan norma-norma budaya setempat
Kecurigaan atau ide-ide paranoid
Pikiran obsesif berulang-ulang yang tak terkendali, sering dengan isi yang bersifat
“dysmorphophobic” (keyakinan tentang bentuk tubuh yang tidak normal / buruk dan
tidak terlihat secara objectif oleh orang lain), seksual atau agresif
Persepsi-persepsi pancaindera yang tidak lazim termasuk mengenai tubuh
(somatosensory) atau ilusi-ilusi lain, depersonalisasi atau derealisasi
Pikiran yang bersifat samar-samar (vague), berputar-putar (circumstansial), penuh
kiasan (metaphorical), sangat terinci dan ruwet (overelaborate), atau stereotipik, yang
bermanifestasi dalam pembicaraan yang aneh atau cara lain, tanpa inkoherensi yang
jelas dan nyata
Sewaktu-waktu ada episode menyerupai keadaan psikotik yang bersifat sementara
dengan ilusi, halusinasi auditorik atau yang lainnya yang bertubi-tubi, dan gagasan
yang mirip waham, biasanya terjadi tanpa provokasi dari luar.
Individu harus tidak pernah memenuhi kriteria skizophrenia dalam stadium manapun.
Suatu riwayat skizophrenia pada salah seorang anggota keluarga terdekat memberikan
bobot tambahan untuk diagnosis ini, tetapi bukan merupakan suatu prasyarat.
PENGOBATAN
Meskipun perbedaan pengobatan berdasarkan jenis gangguan kepribadian, beberapa
prinsip umum dapat digunakan untuk semuanya. Karena hampir semua orang dengan
gangguan kepribadian tidak melihat perlunya terapi, motivasi sering kali datangnya dari
orang lain. Namun demikian, penderita dapat merespon mendukung tetapi penuh dengan
konfrontasi terhadap akibat dari pemikiran dan pola prilaku mereka yang tidak tepat. Hal ini
7
Kompilasi 4
biasanya efektif bila datangnya dari teman sebaya atau psikoterapis. Terapis berulang-ulang
menunjukkan konsekwensi yang tidak diinginkan karena pola pikir dan prilaku penderita,
kadang-kadang membuat batas tingkah laku, dan berulang-ulang mengkonfrontasi penderita
dengan kenyataan yang ada.
Keterlibatan keluarga penderita sangat membantu dan sering penting, dorongan dari
keompok dapat efektif juga. Pengobatan kelompok dan keluarga, kelompok tinggal dalam
area yang dibuat, dan partisipasi dalam kelompok sosial terapetik atau dalam kelompok itu
sendiri dapat menjadi hal yang berharga dalam pengobatan.
Orang dengan gangguan kepribadian terkadang mengalami kecemasan dan depresi,
sehingga mereka berharap dapat disembuhkan dengan obat. Namun demikian, kecemasan dan
depresi karena gangguan kepribadian jarang disebutkan secara memuaskan oleh obat, dan
gejala tersebut tampak pada orang yang menjalankan beberapa pemeriksaan kesehatan. Lagi
pula, terapi obat seringkali tercampur aduk dengan penyalahgunaan obat atau percobaan
bunuh diri.
Jika orang memiliki gangguan kepribadian lainnya, seperti depresi mayor, fobia, atau
gangguan panik, penggunaan obat adalah tepat, meskipun mereka kemungkinan besar akan
memberikan kesembuhan yang terbatas.
Perubahan kepribadian memakan waktu yang lama. Tidak ada pengobatan yang
singkat dapat berhasil menyembuhkan gangguan kepribadian, tetapi perubahan tertentu
mungkin terjadi lebih cepat dibanding yang lain.
Sembrono, isolasi sosial, kurang tegas atau kemarahan yang meledak dapat merespon
pada terapi modifikasi prilaku. Namun demikian, psikoterapi jangka panjang (terapi wicara),
dimaksudkan untuk membantu penderita mengerti penyebab kecemasan dan mengenal
prilakunya yang tidak pantas, sebagai landasan untuk pengobatan lainnya.
Terkadang gangguan kepribadian, seperti narsis atau obsesif kompulsif dapat diobati
dengan baik dengan psikoanalisi. Yang lain seperti jenis antisosial atau paranoid jarang cocok
untuk segala terapi.
Anti sosial Personality
Pedoman Diagnostik
Gangguan kepribadian ini biasanya menjadi perhatian disebabkan adanya perbedaan
yang besar antara perilaku dan norma social yang berlaku, an ditandai oleh:
a) Bersikap tidak peduli dengan perasaan orang lain;
8
Kompilasi 4
b) Sikap yang amat tidak bertanggung jawabdan berlangsung terus menerus,
serta tidak peduli terhadap norma, peraturan, dan kewajiban social;
c) Tidak mampu memelihara suatu hubungan agar berlangsung lama, meskipun
tidak ada kesulitan untuk mengembangkannya;
d) Toleransi terhadap frustasi sangat rendah dan ambang yang rendah untuk
melampiaskan agresi, termasuk tindakan kekerasan;
e) Tidak mampu mengalami rasa salah dan menarik manfaat dari pengalaman,
khususnya dari hukuman;
f) Sangat cenderung menyalahkan orang lain, atau menawarkan rasionalisasi
yang masuk akal untuk perilaku yang membuat pasien konflik dengan
masyarakat.
Untuk diagnosis di butuhkan paling sedikit 3 dari yang diatas.
Penderita gangguan kepribadian dissosial/asocial umumnya sejak usia dini sudah
menunjukkan tanda-tanda sering membangkang orang tua, tidak mematuhi peraturan, dan
bersikap semaunya sendiri. Banyak para ahli mengatakan, lebih dari separuh penghuni
penjara adalah penderita gangguan kepribadian asocial.
Tipe gangguan kepribadian ini diterapi dengan psikoterapi (memberi pengertian dan berusaha
mendapatkan kepercayaan dari pasien karena tipe pasien ini sangat sulit untuk percaya pada
orang lain, apalagi petugas medis)
Borderline Personality
Pedoman diagnostic
- Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:
a. Berupaya keras untuk mencegah agar tidak diabaikan, terlepas dari benar-benar
diabaikan atau hanya dalam bayangannya.
b. Ketidakstabilan dan intensitas ekstrem dalam hubungan interpersonal, ditandai
dengan perpecahan, yaitu mengidealkan orang lain dalam satu waktu dan
beberapa waktu kemudian menistakannya.
c. Rasa diri (sense of self) yang tidak stabil
d. Perilaku impulsif termasuk sangat boros dan perilaku seksual yang tidak pantas.
e. Perilaku bunuh diri (baik hanya berupa sinyal maupun sungguh-sungguh
mencoba) dan mutilasi diri yang berulang
f. Kelabilan emosional yang ekstrim
9
Kompilasi 4
g. Perasaan kosong yang kronis
h. Sangat sulit mengendalikan kemarahan
i. Pikiran paranoid dan simtom-simtom disosiatif yang dipicu stress
- Untuk diagnosis minimal terdapat 5 dari gejala di atas.
Histerionic Personality
Pedoman diagnostic
Ekspresi emosi yang dibuat-buat (self-dramatization), seperti bersandiwara
(theatricality),yang dibesar-besarkan
Bersifat sugestif, mudah dipengaruhi oleh seseorang atau keadaan
Keadaan afektif yang dangkal dan labil
Terus – menerus mencari kegairahan dan penghargaan dari orang lain, dan
keadaan dimana pasien menjadi pusat perhatian.
Penampilan atau perilaku merangsang yang tidak memadai
Terlalu peduli dengan daya tarik fisik.
Untuk diagnosis di butuhkan paling sedikit 3 dari yang diatas.
Dependent Personality
Pedoman diagnostik
- Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:
a. Mendorong ata membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar
keputusan penting untuk dirinya;
b. Meletakan kebutuhan sendiri lebih rendah dari orang lain kepada siapa dia
bergantung, dan kepatuhan yang tidak semestinya terhadap keinginan mereka;
c. Keengganan untuk mengajukan permintaan yang layak kepada orang dimana
tempat dia bergantung;
d. Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena ketakutan yang
dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri.
e. Preokupasi dengan ketakutan akan ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya,
dan dibiarkan untuk mengurus dirinya sendiri;
f. Terbatasnya kemampuan untuk membuat keputusan sehari-hari tanpa mendapat
nasehat yang berlebihan dan dukungan dari orang lain.
- Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari di atas.
10
Kompilasi 4
Avoidance Personality
Adalah suatu gangguan kepribadian dimana cenderung menghindari interaksi sosial
GEJALA DAN TANDA :
Hipersensitif terhadap kritik dan penolakan
Menghindari kontak fisik
Menhindari hubungan interpersonal
Perasaan tidak mampu
Membenci diri sendiri
Ketidakpercayaan orang lain
Memanfaatkan fantasi sebagai pelarian
DIAGNOSIS (WHO) >> sedikitnya ada 4 gejala yang tampak
Gigih dan meluas perasaan ketegangan dan ketakutan
Keyakinan secara sosial bahwa satu secara sosial tidak layak,tidak menarik secara pribadi,atau lebih rendah dari orang lain
Keengganan untuk terlibat dengan orang-orang kecuali disukai
Perbatasan dalam gaya hidup
Menghindari aktivitas sosial atau pekerjaan
TERAPI
Pelatihan ketrampilan sosial,terapi kognitif
Terapi kelompok dan terapi obat
Pasiv agresiv Personality
Gangguan kepribadian Pasif-agresif adalah suatu kondisi kronis di mana seseorang
menerima keinginan dan kebutuhan orang lain, tapi sebenarnya pasif menolak mereka,
menjadi semakin bermusuhan dan marah. Ini adalah cara penderita untuk mengatasi stress,
tetapi secara tidak langsung itu dapat menyerang orang lain. Gangguan ini dapat mewujudkan
11
Kompilasi 4
dirinya sebagai kebencian, keras kepala, penundaan, sullenness, atau kegagalan yang
disengaja dalam melakukan tugas-tugas yang diminta.
Perilaku ini menciptakan banyak masalah dalam pekerjaan seseorang dan kehidupan
sosial. Sayangnya, gangguan kepribadian pasif-agresif berlangsung selama hidup dan pasien
memerlukan monitoring sering oleh profesional kesehatan. Tidak ada didirikan faktor risiko
gangguan kepribadian pasif-agresif, tapi genetika mungkin memainkan peran.
Gejala dan tanda-tanda gangguan kepribadian pasif-agresif
Orang yang didiagnosis dengan gangguan ini membenci tanggung jawab secara pasif
bukan dengan ekspresi terbuka perasaan mereka. Dalam kebanyakan kasus penundaan,
inefisiensi, dan pelupa adalah perilaku yang biasa digunakan untuk menghindari
melakukan apa yang mereka perlu lakukan. Seseorang dengan gangguan ini mungkin
muncul untuk memenuhi keinginan orang lain, namun tindakan yang diminta adalah
baik dilakukan terlambat atau dilakukan dengan cara yang tidak berguna.
Narsistic Personality
Gangguan kepribadian narsisistik adalah gangguan mental di mana orang-orang
memiliki perasaan ego yang tinggi dan kebutuhan yang mendalam akan kekaguman.
Penderita narsistik percaya bahwa mereka lebih unggul daripada orang lain dan kurang
memperhatikan perasaan orang lain. Tetapi di balik topeng tersebut terdapat harga diri yang
rapuh, rentan terhadap kritik sedikit.
GejalaGejala gangguan kepribadian narsistik meliputi:
* Percaya bahwa lebih baik daripada yang lain
* Khayalan tentang kekuasaan, kesuksesan dan daya tarik
* Lebihkan prestasi atau bakat
* Terus-menerus mengharapkan pujian dan kekaguman
* Percaya bahwa penderita istimewa
* Gagal untuk mengenali emosi orang lain dan perasaan
12
Kompilasi 4
* Mengharapkan orang lain untuk pergi bersama dengan ide-ide dan rencana penderita
* Mengambil keuntungan dari orang lain
* Mengekspresikan penghinaan bagi mereka yang merasa lebih rendah
* Menjadi iri terhadap orang lain
* Percaya bahwa orang lain iri
* Kesulitan menjaga hubungan yang sehat
* Menetapkan tujuan yang tidak realistis
* Menjadi mudah tersinggung dan ditolak
* Memiliki harga diri yang rapuh
* Keras hati atau emosional
Meskipun gangguan kepribadian narsistik mungkin tampak seperti memiliki
kepercayaan diri atau harga diri yang kuat, itu tidak sama. Gangguan kepribadian narsisistik
melintasi batas normal kepercayaan dan harga diri dengan berpikir begitu tinggi dari diri
sendiri. Sebaliknya, orang yang memiliki keyakinan yang sehat dan harga diri tidak
menghargai diri mereka sendiri lebih dari mereka menghargai orang lain.
Bila seseorang memiliki gangguan kepribadian narsisistik, kemungkinan tampil
sombong, sering memonopoli percakapan, meremehkan atau memandang rendah orang-orang
yang dianggap lebih rendah, merasa paling berhak. Dan ketika tidak menerima perlakuan
khusus yang dirasa berhak diperoleh penderita, penderita menjadi sangat tidak sabar atau
marah. Penderita juga mencari orang lain yang dipikir memiliki bakat khusus yang sama,
kekuasaan dan sifat – orang yang penderita lihat setara. Penderita mungkin berusaha keras
untuk memiliki “yang terbaik” dari segala sesuatu – mobil terbaik, klub olahraga, perawatan
medis atau lingkungan sosial, misalnya.
Tapi di balik semua “kemegahan” ini seringkali terdapat harga diri yang rapuh.
Penderita kesulitan menangani apa pun yang dapat dianggap sebagai kritik. Jika penderita
dikritik ia merasa malu dan terhina dan seolah rahasianya dibuka. Dan dalam rangka untuk
membuat diri penderita merasa lebih baik, penderita biasanya bereaksi dengan marah atau
penghinaan dan upaya untuk meremehkan orang lain untuk membuat diri tampak lebih baik.
13
Kompilasi 4
Penyebab dari narsistik ini sampai kini belum diketahui. Seperti gangguan mental
lain, penyebabnya mungkin kompleks. Bukti yang berkait adalah penyebab disfungsional di
masa kanak-kanak, seperti memanjakan diri berlebihan, harapan yang sangat tinggi,
penyalahgunaan atau kelalaian. Bukti lain menunjukkan genetika atau psychobiology –
hubungan antara otak dan perilaku dan berpikir.
Pengobatan
Pengobatan gangguan kepribadian narsisistik ini berpusat di sekitar psikoterapi. Tidak
ada pengobatan khusus yang digunakan untuk mengobati gangguan kepribadian
narsisistik. Namun, jika penderita mengalami gejala depresi, gelisah atau kondisi lain,
obat-obatan seperti antidepresan atau obat anti-cemas, dapat membantu.
Jenis terapi yang dapat membantu untuk gangguan kepribadian narsistik meliputi:
* Terapi perilaku kognitif. Secara umum, terapi perilaku kognitif membantu mengidentifikasi
kondisi kesehatan penderita, keyakinan dan perilaku negatif dan menggantikannya dengan
sehat, positif.
* Terapi keluarga biasanya membawa seluruh keluarga bersama-sama dalam sesi terapi.
Penderita dan keluarganya menjelajahi konflik, komunikasi dan pemecahan masalah untuk
membantu mengatasi masalah-masalah hubungan di antara mereka.
* Terapi kelompok yang memungkinkan penderita bertemu dengan sekelompok orang
dengan kondisi yang sama, dapat membantu dengan mengajar untuk berhubungan lebih baik
dengan orang lain. Ini mungkin cara yang baik untuk belajar tentang sungguh-sungguh
mendengarkan orang lain, belajar tentang perasaan mereka dan menawarkan dukungan.
Karena ciri-ciri kepribadian bisa sulit untuk mengubah, terapi dapat memakan waktu
beberapa tahun. Tujuan psikoterapi jangka pendek adalah untuk mengatasi masalah-masalah
seperti penggunaan narkoba, depresi, rendah diri atau malu. Tujuan jangka panjang adalah
untuk membentuk kembali kepribadian penderita, setidaknya untuk beberapa perubahan kecil
yang signifikan, sehingga penderita dapat mengubah pola berpikir yang mendistorsi citra diri
dan menciptakan citra diri yang realistis. Psikoterapi juga dapat membantu penderita belajar
untuk berhubungan lebih baik dengan orang lain sehingga hubungan lebih intim,
menyenangkan dan bermanfaat. Hal ini dapat membantu penderita memahami penyebab
14
Kompilasi 4
emosi penderita dan apa yang mendorong penderita untuk bersaing, untuk tidak percaya
orang lain dan mungkin untuk membenci diri sendiri dan orang lain.
2. Anxietas
Panik
Gangguan ini ditandai oleh serangan anxietas atau teror berkala. Setiap episode
berlangsung sekitar 15-30 menit.
Gambaran klinisnya:
Terdapat periode yang intens dengan minimal 4 gejala atau lebih yang terjadi secara
meningkat dalam 10 menit;
1. palpitasi, denyut jantung meningkat
2. berkeringat
3. trembling atau shaking
4. nafas pendek atau smothering
5. rasa tercekik
6. mual atau distres abdominal
7. rasa dizzy, unsteady, kepala ringan atau faint
8. nyeri dada
9. derealisasi atau depersonalisasi
10. takut lepas kendali atau merasa mau gila (going crazy)
11. merasa mati
12. parestesi
13. rasa panas dan dingin (chills)
Gangguan panik baru ditegakkansebagai diagnosis utama bila tidak ditemukan adanya
gangguan anxietas fobik
Untuk diagnosis pasti harus ditemukan adanya beberapa kali serangan anxietas berat
(severe attacks of autonomic anxiety) dalam masa kira-kira satu bulan:
(a) Pada keadaan-keadaan di mana sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya
(b) Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga sebelumnya
(c) Dengan keadaan yang relative bebas dari gejala-gejala anxietas pada periode diantara
serangan-serangan panic (meskipun demikian umumnya dapat terjadi juga anxietas
15
Kompilasi 4
antisipatorik yaitu anxietas yang terjadi setelah membayangkan sesuatu yang
mengkhawatirkan akan terjadi)
Obsesiv kompulsif
Istilah obsesi menunjukkan pada suatu idea atau bayangan mental yang mendesak ke
dalam pikiran secara berulang.Pikiran atau bayangan obsesif dapat berupa kekhawatiran yang
biasa tentang apakah pintu sudah dikunci atau belum,sampai fantasi yang aneh dan
menakutkan tentang bertindak kejam terhadap orang yang disayangi.
Istilah kompulsi menunjukkan pada dorongan atau impuls yang tidak dapat ditahan
untuk melakukan sesuatu.Sering suatu pikiran obsesif mengakibatkan suatu tindakan
kompulsif.Tindakan kompulsif dapat berupa berulang kali memeriksa pintu yang sudah
terkunci,kompor yang sudah mati atau menelepon orang yang dicintai untuk memastikan
keselamatannya.Sebagian orang sangat terdorong untuk berulang kali mencuci tangan setiap
beberapa menit atau menghabiskan sangat banyak waktu untuk membersihkan sekelilingnya
dengan tujuan untuk mengurangi rasa takut akan kontaminasi.
Terdapat beberapa persamaan antara obsesi dan kompulsi
1. Suatu pikiran atau dorongan mendesak ke alam sadar secara gigih dan terus menerus
2. Timbul perasaan takut yang hebat dan penderita berusaha untuk menghilangkan
pikiran atau dorongan itu
3. Obsesi dan kompulsi itu dirasakan sebagai asing,tidak disukai,tidak dapat
diterima,tetapi tidak dapat ditekan.
4. Pasien tetap sadar akan gangguan ini,ia tetap mengenal bahwa hal ini tidak wajar dan
tidak rasional,biarpun obsesi atau kompulsi itu sangat hebat.
5. Pasien merasakn suatu kebutuhan yang besar untuk melawan obsesi dan kompulsi itu
Individu menghilangkan kecemasannya dengan perbuatan atau buah pikiran yang
berulang-ulang.Pasien mengetahui bahwa perbuatan dan pikirannya itu tidak masuk
akal,tidak pada tempatnya atau tidak sesuai dengan keadaan,tetapi ia tidak dapat
menghilangkannya dan ia juga tidak mengerti mengapa ia mempunyai dorongan yang begitu
kuat untuk berbuat dan berpikir demikian.Bila ia tidak menurutinya,maka akan timbul
kecemasan yang hebat.
Lebih dari separuh pasien GOK ini mempunyai pikiran obsesif tanpa perilaku
kompulsif yang ritualistik.GOK sering menyertai depresi atau gangguan anxietas lain.Ada
16
Kompilasi 4
bukti-bukti yang menunjukkan bahwa gejala akan membaik dengan waktu dan hampir
separuhnya akan pulih atau hanya menderita gejala yang ringan.
Terdapat juga beberapa gangguan yang bisa merupakan bagian dari,atau dengan kuat
dihubungkan dengan,spektrum GOK,termasuk:
Gangguan dismorfik tubuh (Body dysmorphic Disorder).Pada gangguan ini
orang terobsesi dengan keyakinan bahwa mereka buruk rupa atau bagian
tubuh mereka berbentuk tidak normal
Trikhotilomania.Orang ini terus menerus mencabuti rambut mereka sehingga
timbul daerah-daerah botak.
Sindrom Tourettes.Gejala sindrom ini meliputi gerakan yang pendek dan
cepat,tik dan ucapan kata-kata kotor yang tak terkontrol.
Pengobatan dan prognosa
Bila penderita datang berobat pertama kali pada dokter,sebagian besar sudah
menderita nerosa ini beberapa tahun lamanya.Hal ini membuat prognosa bertambah
jelek,tetapi memang GOK ini sukar diobati.
Dapat dipakai psikoterapi suportif,penerangan dan pendidikan.Obat psikotropik
berguna untuk mengurangi ketakutan secara simtomatik (misalnya kombinasi medazepam
dan perfenazin;dan antidepresan bila perlu).Terapi perilaku juga dapat diusahakan dengan
berbagai macam teknik.Ada 3 cara yaitu:
1. Perilaku dapat diubah dengan mengubah peristiwa-peristiwa yang
mendahuluinya,yang membangkitkan bentuk perilaku khusus itu.
2. Suatu jenis perilaku yang timbul dalam suatu keadaan tertentu dapat diubah atau
dimodifikasi.
3. Akibatnya suatu perilaku tertentu dapat diubah dan dengan demikian perilaku itu
dapat dimodifikasi.
Sosial fobia
Fobia sosial adalah adanya rasa takut yang berlebihan akan rasa malu di berbagai lingkungan
sosial, seperti bicara di depan umum dan buang air kecil di WC umum.
Etiologi : teori adrenergik pelepasan norepinefrin dan epinefrin yang berlebihan
Faktor genetik
Diagnosis
Semua kriterua dibawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti :
17
Kompilasi 4
a) Gejala psikosis,perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan
manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala-
gejala lain seperti misalnya waham atau pikiran obsesif.
b) Anxietas harus mendominasi atau terbatas pada situasi social tertentu
(outside the family circle); dan
c) Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala yang
menonjol.
d) Bila terlalu sulit membedakan antara fibia social dengan
agoraphobia,hendaknya diutamakan diagnosis agoraphobia
DD: gangguan depresi berat dan gangguan kepribadian skizoid
Terapi: terapi perilaku, psikoterapi, dan farmakoterapi (SSRI, benzodiazepin, venlafaksin,
buspiron, MAOI irreversible, atenolol, dan propanolol)
Cemas menyeluruh
Penderita harus menunjukan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hamper
setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan,yang tidak terbatas atau
hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya “free floating”
atau “mengambang”)
Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsure-unsur berikut :a) Kecemasan (khawatir akan nasib buruk,karena seperti di ujung
tanduk,sulit konsentrasi, sbb.);
b) Ketegangan motorik (gelisah,sakit kepala,gemetaran,tidak dapat
santai); dan
c) Overaktifitas otonomik (kepala terasa ringan,berkeringat,jantung
berdebar-debar,sesak nafas,keluhan lambung,pusing kepala,mulut
kering,dsb.).
Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan
(reassurance) serta keluhan-keluhan somatic berulang yang menonjol.
Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari),khususnya
depresi,tidak membatalkan diagnosis utama gangguan anxietas menyeluruh,selama
hal tersebut tidak memenuhi criteria lengkap dari episode depresif (F32.-),gangguan
18
Kompilasi 4
anxietas fobik (F40.-),gangguan panik (F41.0)atau gangguan obsesif-kompulsif
(F42.-)
Spesifik fobia
rasa takut yang menetap dan tidak masuk akal yang ditandai dengan antisipasi yang
berlebihan terhadap situasi tertentu.
19
Kompilasi 4
Specify type:
- Animal Type
- Natural Environment Type
- Blood-injection-injury Type
- Situational Type
Contoh :
- Anakanak yang menolak untuk datang ke sekolah karena depresi atau karena
cemasnya.
- Untuk anak yang tidak cemas, eafek negatif, sperti kesedihan, self esteem
yang rendah.
- Anakanak yang takut dipisahkan biasanya wanita, usia kurang dari 10 tahun,
dari sosiaoekonomi yang rendah.
Histerical neurosis
a. Gejala-gejala histeria
20
Kompilasi 4
Histeria merupakan neurosis yang ditandai dengan reaksi-reaksi emosional yang tidak
terkendali sebagai cara untuk mempertahankan diri dari kepekaannya terhadap
rangsang-rangsang emosional. Pada neurosis jenis ini fungsi mental dan jasmaniah
dapat hilang tanpa dikehendaki oleh penderita. Gejala-gejala sering timbul dan hilang
secara tiba-tiba, teruma bila penderita menghadapi situasi yang menimbulkan reaksi
emosional yang hebat.
b. Jenis-jenis histeria
Histeria digolongkan menjadi 2, yaitu reaksi konversi atau histeria minor dan reaksi
disosiasi atau histeria mayor.
1) Histeria minor atau reaksi konversi
Pada histeria minor kecemasan diubah atau dikonversikan (sehingga disebut reaksi
konversi) menjadi gangguan fungsional susunan saraf somatomotorik atau
somatosensorik, dengan gejala : lumpuh, kejang-kejang, mati raba, buta, tuli, dst.
2) Histeria mayor atau reaksi disosiasi
Histeria jenis ini dapat terjadi bila kecemasan yang yang alami penderita demikian
hebat, sehingga dapat memisahkan beberapa fungsi kepribadian satu dengan lainnya
sehingga bagian yang terpisah tersebut berfungsi secara otonom, sehingga timbul
gejala-gejala : amnesia, somnabulisme, fugue, dan kepribadian ganda.
c. Faktor penyebab histeria
Menurut Sigmund Freud, histeria terjadi karena pengalaman traumatis (pengalaman
menyakitkan) yang kemudian direpresi atau ditekan ke dalam alam tidak sadar.
Maksudnya adalah untuk melupakan atau menghilangkan pengalaman tersebut. Namun
pengalaman traumatis tersebut tidak dapat dihilangkan begitu saja, melainkan ada
dalam alam tidak sadar (uncociousness) dan suatu saat muncul kedalam sadar tetapi
dalam bentuk gannguan jiwa.
d. Terapi terhadap penderita histeria
Ada beberapa teknik terapi yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan hysteria yaitu :
1) Teknik hipnosis (pernah diterapkan oleh dr. Joseph Breuer);
2) Teknik asosiasi bebas (dikembangkan oleh Sigmund Freud);
3) Psikoterapi suportif.
4) Farmakoterapi.
21
Kompilasi 4
Neurastenia
Diagnosis pasti dari neurastenia adalah :
Adanya keluhan-keluhan yang menetap dan mengganggu berupa meningkatnya
rasa lelah setelah kegiatan mental atau keluhan badaniah setelah kegiatan ringan
saja.
Paling sedikit ada 2 ciri dari hal-hal dibawah ini :
a. Perasaan sakit dan nyeri otot.
b. Pusing
c. Sakit kepala
d. Gangguan tidur
e. Tidak dapat santai
f. Peka
g. Dispepsia
Bila ditemukan gejala otonomik ataupun depresif, keadaan tersebut tidak cukup
menetap dan berat untuk dapat memenuhi kriteria ganggua tersebut agar dapat
didiagnosis secara tersendiri.
3. Gangguan Terkait Stres
Stress akut
Definisi
Gangguan stres akut (ASD) adalah suatu gangguan kecemasan dicirikan oleh sekelompok
disosiasi dan kecemasan gejala yang terjadi di dalam satu bulan dari traumatis. (Disosiasi
adalah reaksi terhadap trauma psikologis di mana pikiran mencoba mengatasi dengan
"sealing off" beberapa fitur dari trauma dari kesadaran).
Deskripsi
gangguan stres akut adalah kategori diagnostik baru yang diperkenalkan pada tahun 1994
untuk membedakan waktu terbatas reaksi terhadap trauma dari gangguan stres pasca-
trauma (PTSD).
Penyebab dan gejala
22
Kompilasi 4
Gangguan stres akut disebabkan oleh paparan terhadap trauma, yang didefinisikan sebagai
stressor yang menyebabkan ketakutan intens dan, biasanya, melibatkan ancaman terhadap
jiwa atau cedera serius diri sendiri atau orang lain. Contohnya adalah pemerkosaan,
penjambretan, tempur, bencana alam, dll
Gejala-gejala gangguan stres termasuk menggabungkan dari satu atau lebih gejala
disosiatif dan kecemasan dengan menghindari pengingat peristiwa traumatik. Yg
memisahkan gejala termasuk detasemen emosional, sementara kehilangan memori,
depersonalization, dan derealization.
Kegelisahan berhubungan dengan gejala gangguan stres akut termasuk lekas marah,
kegelisahan fisik, masalah tidur, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, dan yang mudah
terkejut.
Diagnosa
Diagnosis gangguan stres akut didasarkan pada kombinasi sejarah pasien dan pemeriksaan
fisik untuk menyingkirkan penyakit yang dapat menyebabkan kecemasan. Itu fitur penting
adalah peristiwa traumatis dalam satu bulan timbulnya gejala. kriteria diagnostik lainnya
termasuk:
• Gejala-gejala secara signifikan mengganggu normal sosial atau kejuruan berfungsi
• Gejala-gejala terakhir antara dua hari dan empat minggu.
Pengobatan
Pengobatan untuk Artikel gangguan stres Akut biasanya mencakup Kombinasi obat-
obatan antidepresan jangka pendek Dan psikoterapi.
Pengobatan Alternatif
Akupunktur telah direkomendasikan sebagai pengobatan gangguan untuk Artikel stres
Akut. Beberapa alternatif berbaring, Termasuk pendekatan meditasi, latihan pernapasan,
Dan yoga mungkin, bermanfaat jika dikombinasikan jangka pendek Artikel Baru
psikoterapi. Dan Homoeopati perawatan menggunakan esens obat herbal Dan bunga juga
dapat membantu Artikel Baru Orang gangguan stres Akut PADA menyeimbangkan fisik,
tingkat mental, Dan tingkat emosional.
23
Kompilasi 4
Prognosa
Prognosis untuk pemulihan dipengaruhi oleh beratnya dan durasi trauma, kedekatan pasien
untuk itu, dan tingkat sebelumnya pasien fungsi. Baik tanda-tanda termasuk periode waktu
yang singkat antara trauma dan timbulnya gejala, pengobatan langsung, dan tepat
dukungan sosial. Jika gejala pasien yang parah cukup untuk mengganggu kehidupan
normal dan telah berlangsung lama dari satu bulan, diagnosis dapat berubah menjadi
PTSD. Jika gejala sudah berlangsung lebih dari satu bulan tetapi parah tidak cukup untuk
memenuhi definisi PTSD, yang diagnosis dapat diubah untuk gangguan penyesuaian.
Pasien yang tidak menerima pengobatan untuk akut gangguan stres akan meningkatkan
risiko untuk penyalahgunaan zat atau gangguan depresi besar.
Pencegahan
Trauma peristiwa umumnya tidak dapat diramalkan dan, dengan demikian, tidak dapat
dicegah. Namun, secara teori, profesional intervensi segera setelah trauma besar bisa
mengurangi kemungkinan atau keparahan ASD. Selain itu, beberapa gejala gangguan stres
akut hasil dari biokimia perubahan dalam sistem saraf pusat, otot, dan saluran pencernaan
yang tidak tunduk pada kendali kesadaran.
Stress pasca trauma
Merupakan suatu keadaan yang timbul akibat peristiwa eksternal (misal musibah
alam, kecelakaan berat) yang traumatik di luar batas kelayakan kemanusiaan pada diri
seseorang yang mempunyai respon berkepanjangan dan atau tertunda yang mengakibatkan
sequele psikologik, sosial, dan biologik.
GSPT biasanya timbul dalam waktu enam bulan setelah terjadinya peristiwa traumatik
atau merupakan kelanjutan dari gangguan stres akut yang per definisi berlangsung maksimal
satu bulan.
Terdapat 3 gambaran klinis, yaitu:
1. re-experiencing gejala pengulangan kembali trauma yang pernah menimpanya.
2. avoidance gejala atau perilaku penghindaran
seperti: perilaku menghindari aktivitas atau pikiran yang berhubungan dengan
trauma
24
Kompilasi 4
3. hypervigilance gejala peningkatan bangkitan otonomik yaitu gangguan tidur,
iritabel, dan waspada berlebihan.
Diagnosis
Diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini timbul dalam kurun waktu 6
bulansetelah kejadian traumatik berat. Kemungkinan diagnosis masih dapat
ditegakkan apabila tertundanya waktu mulai saat kejadian dan onset dan gangguan
melebihi waktu 6 bulan, asal saja manifestasi klinisnya adalah khas dan tidak didapat
alternatif kategori gangguan lainnya.
Sebagai bukti tambahan selain trauma, harus didapatkan bayang-bayang atau mimpi-
mimpi dari kejadian traumatik tersebut secara berulang-ulang kembali (flashbacks)
Gangguan otonomik, gangguan afek dan kelainan tingkah laku semnuanya dapat
mewarnai diagnosis tapi tidak khas.
Suatu “sequelae” menahun yang terjadi lambat setelah stres yang luar biasa, misalnya
saja beberapa puluh tahun setelah trauma
Penatalaksanaan
1. terapi utama
terapi kognitif perilaku yang mencakup unsur-unsur: pendidikan tentang GSPT, swa-
pantau gejala-gejala, manajemen anxietas, pemaparan terhadap rangsangan yang
mengakibatkan anxietas dalam suasana yang mendukung, penataan kembali kognisi
terutama trauma komplex, dan manajemen kemarahan.
2. Eye movement desensitiation and reprocessing (EMDR)
Terapi baru yang menggunakan gerakan bola mata bolak-balik secara volunter untuk
menguran gi anxietas yang berhubungan dengan prilaku yang mengganggu.
3. Terapi psikodinamik
Bertujuan untuk memahami arti peristiwa traumatik bagi individu dan untuk
menggarap dan menyelesaikan konflik tak sadar yang memprovokasi GSPT
Untuk pemulihannya dapat dibantu dengan: dukungan sosial yang baik, tidak ada
tanggapan negatif dari orang lain, tidak ada mekanisme coping yang maladaptif, serta tidak
adanya peristiwa traumatik berikutnya, termasuk kesehatan fisik, disabilitas, kecacatan.
Gangguan penyesuaian
25
Kompilasi 4
Diagnosis tergantung pada evaluasi terhadap hubungan antara :
a. Bentuk,isi,dan beratnya gejala
b. Riwayat sebelumnya dan corak kepribadian
c. Kejadian,situasi yang stressfull atau krisis kehidupan
Adanya faktor ketiga di atas harus jelas dan bukti yang kuat bahwa gangguan tersebut tidak
akan terjadi seandainya tidak mengalami hal tersebut
Manifestasi dari gangguan bervariasi dan mencangkup afek depresif,anxietas,campuran
ansietas-depresif,gangguan tingkah laku,disertai adanya disabilitas dala kegiatan rutin sehari-
hari
Onset biasanya terjadi dalam 1 bulan setelah terjadinta kejadian yang streesfull,dan gejala-
gejala biasanya tidak bertahan melebihi 6 bulan,kecuali dalam reaksi depresif
berkepanjangan.
4. Sleeping Disorder
Disomnia
Dyssomnia = kondisi psikogenik primer dimana gangguan utamanya adalah
jumlah,kualitas,kualitas,atau waktutidur yang disebabkan oleh hal-hal
emosional misalnya insomnia,hiperinsomnia,gangguan jadwal tidur-jaga.
Insomnia Non-organic
Pedoman diagnostic
1. Hal tersebut dibawah ini diperlukan untuk membuat diagnosis pasti :
a. Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur atau
kualitas tidur yang buruk.
b. Gangguan terjadi minimal tiga kali dalam seminggu dalam satu bulan.
c. Adanya pre-okupasi dengan tidak bias tidur (sleeplessness) dan peduli yang
berlebihan terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari.
d. Ketidak puasan terhadap kuantitas dan kualitas tidur menyebabkan
penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam social dan
pekerjaan.
2. Adanya gejala gangguan jiwa seperti depresi ansietas atau obsesi tidak menyebabkan
diagnosis insomnia diabaikan.
26
Kompilasi 4
3. Kriteria lama tidur (kuantitas tidak digunakan untuk menentukan adanya gangguan
oleh karena luasnya variasi individual. Lama gangguan yang tidak memenuhi krteria
diatas ( seperti pada transien insomnia) tidak didiagnosis disini, dapat dimasukkan
dalam reaksi stress akut atau gangguan penyesuaian.
Hipersomnia Non-organic
Pedoman diagnostic
1. Gambaran klinis dibawah ini adalah essensial untuk diagnostic pasti:
a. Rasa kantuk pada siang hari yang berlebihan atau adanya serangan tidur atau
sleep attack (tidak disebabkan oleh jumlah tidur yang sangat kurang) dan atau
transisi yang sangat memanjang mulai bangun tidur sampai sadar sepenuhnya
( sleep drunkenness).
b. Gangguan tidur terjadi setiap hari selama lebih dari satu bulan atau berulang
dengan kurun waktu yang lebih pendek, menyebabkan penderitaan yang cukup
berat dan mempengaruhi fungsi dalam social dan pekerjaaan.
c. Tidak ada gejala tambahan narkolepsi (chataplexy, sleep paralysis,
hyponagogic hallucination) atau bukti klinis untuk sleep apnoe (nocturnal
breath cessation), typical intermittens snoring sounds, etc.
d. Tidak ada kondisi neurologis atau medis yang menunjukkan gejala rasa kantuk
pada siang hari
2. Bila hypersomnia merupakan hanya salah satu gejala dari gangguan jiwa lainnya,
misalnya gangguan afektif maka diagnosis harus sesuai dengan gangguan yang
mendasarinya. Diagnosis hypersomnia psikogenik harus ditambahkan bila
hypersomnia merupakan keluahan yang dominan dari penderita dengan gangguan
jiwa lainnya.
Gangguan Jadwal Tidur-jaga Non-organic
Pedoman diagnostic
1. Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti:
a. Pola tidur jaga dari individu tidak seirama (out of synchrony) dengan pola
tidur jaga yang normal pada masyarakat setempat.
b. Insomnia pada waktu orang-orang tidur dan hipersomnia pada waktu
kebanyakan orang jaga,yang dialami hamper setiap hari untuk sedikitnya 1
bulan atau berulang dengan kurun waktu yang lebih pendek.
27
Kompilasi 4
c. Ketidakpuasan dalam kualitas,kuantitas,dan waktu tidur menyebabkan
penderitaan yang cukup berat,dan mempengaruhi fungsi dalam social dan
pekerjaan.
2. Adanya gangguan jiwa lain,seperti anxyetas,depresi,hipomania,tidak menutup
kemungkinan diagnosis gangguan tidur jaga anorganik, yang penting adanya dominasi
gambaran klinis gangguan ini pada penderita.Apabila gejala gangguan jiwa lain cukup
jelas dan menetap harus dibuat diagnosis gangguan jiwa yang spesifik secara terpisah.
Parasomnia
Definisi
Parasomnia adalah mimpi yang hidup dan aktivitas fisik yang terjadi selama tidur.
Sejumlah gerakan diluar kesadaran dan tidak dapat diingat kembali, bisa terjadi selama
tidur. Hal ini lebih sering terjadi pada anak-anak.
Sesaat sebelum tidur, hampir semua orang kadang mengalami sentakan tunggal, singkat
dan diluar kesadaran pada seluruh tubuh. Kadang mereka juga mengalami kelumpuhan
tidur atau halusinasi ringan.
Selama tidur, secara normal orang kadang mengalami sentakan kaki; orang dewasa bisa
mengalami gerakan periodik, mimpi buruk dan giginya mengatup dengan kuat.
Berjalan dalam keadaan tidur, teror malam dan mimpi buruk sering terjadi pada anak-
anak dan membuat mereka ketakutan. Kejang epileptik bisa terjadi pada usia berapa
saja.
Akatisia (kaki yang tidak bisa diam) merupakan kelainan yang relatif sering
ditemukan, yang sering terjadi sesaat sebelum tertidur, terutama pada usia diatas 50
tahun. Penderita akatisia, terutama ketika sedang mengalami stres, merasakan sensasi
tidak nyaman yang samar-samar pada tungkainya, yang disertai dengan gerakan kaki
spontan dan tak terkendali. Penyebabnya tidak diketahui. Benzodiazepin yang
diminum sebelum tidur, kadang bisa mengurangi gejala yang terjadi.
Teror malam merupakan episode menakutkan, dimana penderita menjerit, memukul
dan seringkali berjalan dalam tidurnya. Episode ini biasanya timbul selama fase tidur
28
Kompilasi 4
non-REM. Pemberian benzodiazepin (misalnya diazepam) bisa membantu
meringankan gejala.
Mimpi buruk merupakan mimpi nyata yang menakutkan, yang bisa terjadi pada anak-
anak dan dewasa. Setelah mimpi, biasanya penderita akan terbangun secara tiba-tiba.
Mimpi buruk terjadi selama tidur REM dan lebih sering terjadi pada saat penderita
mengalami stres, demam atau kelelahan yang luar biasa atau setelah minum alkohol.
Tidak ada pengobatan khusus.
Somnambulisme (berjalan sambil tidur) adalah berjalan dalam keadaan setengah sadar
dan diluar kesadaran penderita. Hal ini paling sering terjadi pada masa akhir kanak-
kanak dan remaja. Ketika berjalan sambil tidur, mulut penderita bergumam dan jika
berjalan ke daerah yang berbahaya bisa mencelakakan dirinya. Sebagian besar
penderita tidak dapat mengingat bahwa dirinya pernah berjalan sambil tidur. Penderita
sebaiknya dituntun kembali ke tempat tidur dan lampu kamar tidur atau ruangan di
sekitarnya sebaiknya dibiarkan menyala untuk mengurangi kecenderungan berjalan
sambil tidur. Membangungkan penderita dengan paksa bisa menimbulkan reaksi
kemarahan dan sebaiknya hal ini tidak dilakukan. Benda-benda yang berbahaya atau
mudah pecah sebaiknya dijauhkan dari penderita dan jendela harus selalu tertutup dan
terkunci.
5. Gangguan Somatoform
Hipokondriasis
Hipokondriasis adalah keterpakuan pada ketakutan menderita, atau keyakinan bahwa
seseorang memiliki penyakit medis yang serius, meski tidak ada dasar medis untuk
keluhan yang dapat ditemukan.
Ciri-ciri dari Hipokondriasis ini adalah:
Orang tersebut terpaku pada ketakutan memiliki penyakit serius atau pada keyakinan
bahwa dirinya memiliki penyakit serius. Ketakutan terhadap suatu penyakit fisik, atau
keyakinan memiliki suatu penyakit fisik, yang tetap ada meski telah diyakinkan secara
medis.
29
Kompilasi 4
Keterpakuan tidak pada intensitas khayalan dan tidak terbatas pada kekhawatiran akan
penampilan.
Gangguan telah bertahan selama 6 bulan atau lebih. Keterpakuan tidak muncul secara
eksklusif dalam konteks gangguan mental lainnya.
EPIDEMIOLOGI
Satu penelitian terakhir melaporkan pravalensi enam bulan sebesar 4-6% pada populasi
klinik medis umum. Laki-laki dan wanita memiliki perbandingan yang sama. Onset
gejala dapat terjadi pada setiap usia, onset paling sering antara usia 20 dan 30 tahun.
Beberapa bukti menyatakan bahwa diagnosis adalah lebih sering diantara kelompok
kulit hitam dibandingkan kulit putih, tetapi posisi social, tingkat pendidikan, dan status
perkawinan tampaknya tidak mempengaruhi diagnosis.
ETIOLOGI
•Misinterpretasi gejala-gejala tubuh Orang hipokondriakal meningkatkan dan
membesarkan sensasi somatiknya. Mereka memiliki ambang dan toleransi yang lebih
rendah dari umumnya terhadap gangguan fisik, dan menjadi tersinyal oleh hal tersebut
karena skema kognitif yang keliru.
•Model belajar social Gejala hipokondriasis dipandang sebagai keinginan untuk
mendapatkan peranan sakit oleh seseorang untuk menghadapi masalah yang tampaknya
berat dan tidak dapat dipecahkan.
•Varian dari gangguan mental lain Gangguan yang paling sering dihipotesiskan
berhubungan dengan hipokondriasis adalah gangguan depresif dan gangguan
kecemasan.
•Psikodinamika
Menyatakan bahwa harapan agresif dan permusuhan terhadap oranglain dipindahkan
(melalui represi dan pengalihan) kepada keluhan fisik. Hipokondriasis juga dipandang
sebagai pertahanan dan rasa bersalah, rasa keburukan yang melekat, suatu ekspresi
harga diri yang rendah, dan tanda perhatian terhadap diri sendiri (self-concern) yang
berlebihan.
30
Kompilasi 4
DIAGNOSIS
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder IV, simtom
hipokondriasis meliputi:
A. Preokupasi dengan ketakutan menderita, atau ide bahwa ia menderita, suatu penyakit
serius didasarkan pada interpretasi keliru orang tersebut terhadap gejala¬gejala tubuh.
B. Preokupasi menetap walaupun telah dilakukan pemeriksaan medis yang tepat dan
penentraman.
C. Keyakinan dalam kriteria A tidak memiliki intensitas waham (seperti gangguan
delusional, tipe somatik) dan tidakterbatas pada kekhawatiran tentang penampilan
(seperti pada gangguan dismorfik tubuh).
D. Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara kilnis atau gangguan
dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.
E. Lama gangguan sekurangnya 6 bulan.
F. Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan kecemasan umum,
gangguan obsesif-kompulsif, gangguan panik, gangguan depresif berat, cemas
perpisahan, atau gangguan somatoform lain.
GAMBARAN KLINIS
Penderita percaya bahwa mereka menderita penyakit yang parah yang belum dapat
dideteksi, dan mereka dapat mempertahankan suatu keyakinan bahwa mereka memiliki
penyakit tertentu, atau dengan berjalnanya waktu, mereka mungkin mengubah
keyakinan tentang penyakit tertentu. Keyakinan tersebut menetap walaupun hasil
laboratorium adalah negatif. Tetapi keyakinan tersebut tidak sangat terpaku sehingga
merupakan suatu waham. Hipokondriasis seringkali disertai oleh gejala depresi dan
kecemasan, dan seringkali ditemukan bersama-sama dengan gangguan depresif atau
kecemasan.
DIAGNOSIS BANDING
Kondisi medis nonpsikiatrik
31
Kompilasi 4
Khususnya gangguan yang tampak dengan gejala yang tidak mudah didiagnosis. Penyakit-penyakit tersebut adalah AIDS, endokrinopati, miastenia gravis, skerosis multiple, penyakit degeneratif pada system saraf, lupus eritematosus sistemik, dan gangguan neoplastik yang tidak jelas
Gangguan somatisasi
Perbedaan yang tidak jelas adalah bahwa penderita hipokondriasis biasanya mengeluh tentang sedikit gejala diabandingkan penderita dengan gangguan somatisasi Gangguan somatoform lainnya
Penderita hipokondrial biasanya mencari perhatian untuk anggapan penyakitnya Gangguan depresi dan gangguan kecemasan
Gangguan buatan dengan gejala fisik berpura-pura
Penderita hipokondiakal sesungguhnya mengalami dan tidak mensimulasi gejala yang mereka laporkan
TERAPI
Psikoterapi kelompok
Cara ini memberikan dukungan sosial dan interaksi sosial yang dapat menurunkan kecemasan pasien
FarmakoterapiMenghilangkan gejala hipokondrial hanya jika penderita memiliki suatu kondisi dasar yang responsif terhadap obat, seperti gangguan kecemasan dan gangguan depresi berat
Gangguan Somatisasi
Menurut DSM-IV-TR kriteria dari somatization disorder adalah memiliki
sejarah dari banyak keluhan fisik selama bertahun-tahun, memiliki 4 gejala nyeri: 2
gejala gastrointestinal, 1gejala sexual, dan 1 gejala pseudoneurogical. Gejala-gejala
yang timbul tidak disebabkan oleh kondisi medis atau berlebihan dalam memberikan
kondisi medis yang dialami.
Diagnosis pasti memerlukan semua hal berikut:
a) Adanya banyak keluhan-keluhan fisik yang bermacam-macam yang tidak dapat
dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yang sudah berlangsung sedikitnya 2
tahun;
b) Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak ada
kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhan-keluhannya;
32
Kompilasi 4
c) Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan keluarga, yang berkaitan
denga sifat keluhan-keluhannya dan tampak dalam perilakunya.
Keluhan-keluhan fisik bersifat multiple, bervariasi dan menetap, akan tetapi gambaran
klinis yang khas dan lengkap dari gangguan somatisasi tidak terpenuhi. Kemungkinan
ada ataupun tidak factor penyebab psikologis belum jelas, akan tetapi tidak boleh ada
penyebab fisik dari keluhan-keluhannya.
Gangguan Somatoform Tak terinci
Pedoman diagnostik
Keluhan-keluhan fisik bersifat multipel, bervariasi, dan menetap, akan tetapi
gambaran klinis yang khas dan lengkap dari gangguan somatisasi tidak terpenuhi.
Kemungkinan ada ataupun tidak faktor penyebab psikologis belum jelas, akan tetapi
tidak boleh ada penyebab fisik dari keluhan-keluhannya.
Disfungsi Otonomik Somatoform
Diagnosis pasti memerlukan semua hal berikut:
a) Adanya gejala-gejala bangkitan otonomik, seperti palpitasi, berkeringat, tremor,
muka panas/flushing, yang menetap dan mengganggu;
b) Gejala subjektif tambahan mengacu pada system atau organ tertentu (gejala
tidak khas);
c) Preokupasi dengan dan penderitaan (distress) mengenai kemungkinan adanya
gangguan yang serius (sering tidak begitu khas) dari system atau organ tertentu,
yang tidak terpengaruh oleh hasil pemeriksaan-pemeriksaan berulang, maupun
penjelasan-penjelasan dari para dokter.
Tidak terbukti adanya gangguan yang cukup berarti pada struktur/fungsi dari system
atau organ yang dimaksud.
6. Eating Disorder
Anorexia
33
Kompilasi 4
Definisi
Definisi anorexia nervosa menurut DSM-IV adalah :
1. Menolak mempertahankan berat badan pada atau diatas berat badan normal minimal
menurut usia dan tinggi badan (misalnya, menurunkan berat badan untuk
mempertahankan berat badan kurang dari 85% yang diharapkan; atau kegagalan untuk
menaikan berat badan yang diharapkan selama periode pertumbuhan, menyebabkan
berat badan kurang dari 85% dari yang diharapkan).
2. Ketakutan yang kuat mengalami kenaikan berat badan atau menjadi gemuk, walaupun
sesungguhnya memiliki berat badan kurang.
3. Gangguan dalam cara memandang berat atau bentuk badannya sendiri; berat badan
atau bentuk badan yang tidak pantas atas dasar pemeriksaan sendiri, atau menyangkal
keseriusan berat badannya yang rendah.
4. Pada wanita pascamenarki, amenore yaitu tidak ada sekurangnya tiga siklus
menstruasi berturut-turut (seorang wanita dianggap mengalami amenore jika
periodenya timbul hanya setelah pemberian hormon, misalnya, estrogen).
EPIDEMIOLOGI
Gangguan makan dalam berbagi bentuk telah dilaporkan pada sampai 4% pelajar remaja
dan dewasa muda. Sekitar 95% penderita adalah wanita, kelainan ini biasanya terjadi pada
masa remaja dan terkadang pada masa dewasa. Anoreksia nervosa diperkirakan terjadi pada
kira-kira 0,5 sampai 1% gadis remaja. Biasanya menyerang orang-orang golongan sosial
ekonomi menengah ke atas. Gangguan ini terjadi 10 sampai 20 kali lebih sering pada wanita
dibandingkan laki-laki. Lebih sering pada Negara yang maju, dan mungkin ditemukan
dengan frekuensi tertinggi pada wanita muda yang profesinya memerlukan kekurusan ,
seperti model dan penari balet.
ETIOLOGI
Faktor biologis, sosial, dan psikologis adalah terlibat dalam penyebab anoreksia nervosa.
1. Faktor biologis
34
Kompilasi 4
Kelaparan menyebabkan banyak perubahan biokimia, beberapa diantaranya juga
ditemukan pada depresi, seperti hiperkortisolemia dan nonsupresi oleh deksametason. Terjadi
penekanan fungsi tiroid, amenore, yang mencerminkan penurunan kadar hormonal. Kelainan
tersebut dapat dikoreksi dengan pemberian makanan kembali.
2. Faktor sosial
Penderita menemukan dukungan untuk tindakan mereka dalam masyarakat yang
menekankan kekurusan dan latihan. Tidak berkumpul dengan keluarga adalah spesifik pada
anoreksia nervosa. Pasien dengan anoreksia nervosa kemungkinan memiliki riwayat keluarga
depresi, ketergantungan alcohol, atau suatu gangguan makan.
3. Faktor psikologis dan psikodinamis
Anoreksia nervosa tampaknya merupakan suatu reaksi terhadap kebutuhan pada remaja
untuk menjadi lebih mandiri dan meningkatkan fungsi sosial dan seksual. Biasanya mereka
tidak mempunyai rasa otonomi dan kemandirian, biasanya tumbuh di bawah kendali orang
tua. Kelaparan yang diciptakan sendiri (self starvation) mungkin merupakan usaha untuk
meraih pengakuan sebgai orang yang unik dan khusus. Hanya melalui tindakan disiplin diri
yang tidak lazim pasien anoreksia dapat mengembangkan rasa otonomi dan kemandirian.
GAMBARAN KLINIK
Ada 2 macam subtype dari anoreksia nervosa yang didasarkan atas metode-metode
yang digunakan untuk mengkontrol berat badan, yaitu :
1. Mengkontrol pengurangan berat badan dengan mengkonsumsi kalori
yang sangat rendah dan olah raga.
2. Terkadang terjadi bulimia diantara jarak makan, dan kelaparan dengan
mempunyai kebiasaan memuntahkan dan penggunaan laksan dan diuretic daripada
menggunakan obat penurun berat badan.
3. Gejala klinis/symptom :
a. Gejala yang predominan adalah ketakutan yang sangat akan kenaikan berat badan,
sampai terjadi phobia terhadap makanan. Ketakutan terhadap makanan disertai
dengan penyalahartian dari body image; banyak pasien merasa diri mereka sangat
gendut, walaupun sebenarnya mereka sangat kurus.
35
Kompilasi 4
b. Banyak penderita anoreksia nervosa mempunyai obsessive compulsive behavior,
misalnya mereka sering sekali mencuci tangan berulang-ulang, pasien cenderung
kaku dan perfeksionis yang mengarahkan pada diagnosis gangguan kepribadian,
seperti narcissisme, atau riwayat gangguan kepribadian.
c. Penyesuaian seksual yang buruk
d. Penderita anoreksia nervosa biasanya menunjukan perilaku yang aneh tentang
makanan, seperti menyembunyikan makanan, membawa makanan dalam kantong,
saat makan mereka membuang makanan, memotong makanan menjadi potongan
kecil-kecil.
e. Gangguan tidur dan gangguan depresi pada umumnya.
f. Muntah yang dipaksakan
g. Biasanya aktifitas dan program olah raga yang berlebihan
Tanda Anoreksia nervosa
1. Menyamarkan kekurusan mereka dengan baju dan make-up
2. Kulit kering dan kering, rambut halus, dan alopesia ringan.
3. Subtype bulimia berat, seperti kehilangan enamel gigi karena asam lambung,
ketika penderita muntah. Bahkan terdapat scar pada dorsum akibat jari-jari yang
dimasukan ke mulut untuk memaksakan muntah.
4. Hypokalemi dan kelainan EKG
5. Kelainan neurology (seperti seizure dan neuropaty) dan anemia yang
berhubungan dengan kekurangan gizi dan kelaparan.
DIAGNOSIS
Pedoman diagnostic Anoreksia Nervosa menurut PPDGJ-III adalah :
1. Mempunyai ciri khas gangguan adalah mengurangi berat badan dengan sengaja,
dipacu dan atau dipertahankan oleh penderita.
2. Untuk suatu diagnosis yang pasti dibutuhkan semua hal seperti di bawah ini, yaitu:
Berat badan tetap dipertahankan 15% di bawah yang seharusnya ( baik yang
berkurang maupun yang tidak tercapai) atau Quetelet’s body mass index adalah
17,5% atau kurang.
36
Kompilasi 4
Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan menghindari makanan yang
mengandung lemak dan salah satu hal di bawah ini :
o Merangsang muntah oleh dirinya sendiri
o Menggunakan pencahar
o Olah raga berlebihan
o Menggunakan obat penahan nafsu makan dan atau diuretika.
o Terdapat distorsi body image dalam psikopatologi yang spesifik dimana
ketakutan gemuk terus menerus menyerang penderita, penilaian yang
berlebihan terhadap berat badan yang rendah.
o Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkan hypothalamic-piyuitary-
gonadal aksis, dengan manifestasi pada wanita sebagai amenore dan pada pria
suatu kehilangan minat dan potensi seksual. Juga dapat terjadi kenaikan
hormon pertumbuhan, kortisol, perubahan metabolisme peripheral dari
hormone tiroid, dan sekresi insulin abnormal.
o Jika onset terjadinya pada masa prubertas, perkembangan prubertas tertunda
atau dapat juga tertahan. Pada penyembuhan, prubertas kembali normal, tetapi
menarche terlambat.
3. Pemeriksaan patologi dan laboratorium, tidak ada tes laboratorium tunggal yang
mutlak mambantu menegakan diagnosa anoreksia nervosa. Urutan uji saring
laboratorium adalah diperlukan pada orang yang memenuhi criteria anoreksia
nervosa. Tes tersebut dapat berupa elektrolit serum dan tes fungsi ginjal, tes glukosa,
EKG, kadar kolesterol, test supresi deksametason, dan kadar karoten. Klinisi mungkin
menemukan penurunan hormon tiroid, penurunan glukosa serum, nonsupresi kortisol
setelah deksametason, hipokalemia, peningkatan nitrogen urea darah, dan
hiperkolesterolemia.
KOMPLIKASI MEDIS DARI GANGGUAN MAKAN
Berhubungan dengan penurunan berat badan :
Kaheksia : hilangnya lemak, massa otot, penurunan metabolisme tiroid (sindrom T3
rendah), intoleransi dingin, dan sulit mempertahankan temperatur inti tubuh.
37
Kompilasi 4
Jantung : hilangnya otot jantung, jantung kecil, aritmia jantung, termasuk kontraksi
premature atrium dan ventrikel, perpanjangan transmisi berkas HIS (perpanjangan
interval QT, bradikardia, takikardia ventricular, kematian mendadak.
Pencernaan-gastrointestinal: perlambatan pengosongan lambung, kembunng,
konstiopasi, nyeri abdomen.
Reproduktif : Amenore, kadar leutenizing hormone (LH) dan follicle stimulating
hormone (FSH) yang rendah.
Dermatologis: lanugo (rambut halus tumbuh di seluruh tubuh), edema.
Hematologys : leucopenia
Neuropsikiatri : sensasi kecap yng abnormal ( mungkin karena defesiensi dari seng ),
depresi apatetik, gangguan kognitif ringan.
Rangka osteoporosis.
Berhubungan dengan mencahar ( muntah dan penyalahgunaan laksatif)
Metabolisme : kelainan elektrolit, terutama alkalosis hipokalemik, hipokloremik, dan
hipomagnesimia.
Pencernaan-gastrointestinal : peradangan dan pembesaran kelenjar liur dan
pancreas, dengan peningkatan amylase serum, erosi esophagus dan lambung, usus
disfungsional dengan dilatasi haustra.
Gigi: erosi enamel gigi, terutama bagian depan, dengan dengan kerusakan gigi yang
bersanngkutan.
Neuropsikiatrik : kejang (berhubungan dengan pergeseran cairan yang besar dan
gangguan elektrolit), neuropati ringan, kelelahan, dan kelemahan, gangguan kognitif
lainnya.
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding anoreksia nervosa adalah dipersulit oleh penyangkalan pasien tentang
gejalanya, kerahasiaan di sekitar ritual makan pasien yang aneh dan penolakan pasien untuk
mencari pengobatan. dibawah ini adalah diagnosis banding untuk anoreksia nervosa.
1. Anoreksia nervosa harus dibedakan dengan dengan kekurusan pada umumnya, terlalu
kurus, tetapi penurunan berat badannya kurang dari 15% berat badan normal.
Pemikiran sekarang diperkirakan, bahwa anoreksia nervosa adalah gangguan yang
khusus, dan tidak mencerminkan penurunan berat badan yang berlanjut.
38
Kompilasi 4
2. Gangguan organic, seperti tumor otak yang melibatkan jaras hypothalamus-pituitary,
penyakit Addison, Diabetes Mellitus, dan gangguan gastrointestinal.
3. Gangguan psikologi, pada umumnya pasien depresi mengalami suatu penurunan nafsu
makan, sedangkan pada anoreksia nervosa mengaku memiliki nafsu makan yang
normal dan merasa lapar. Pada agitasi depresif, hiperaktifitas yang ditemukan pada
anoreksia nervosa adalah direncanakan dan merupakan ritual. Preokupasi dengan
makanan yang mengandung kalori, resep makanan dan persiapan pesta pencicipan
makanan adalah tipikal pada pasien anoreksia nervosa dan tidak ditemukan pada
penderita gangguan depresif. Dan pada pasien dengan gangguan depresif tidak
memiliki ketakutan yang kuat akan kegemukan atau gangguan citra tubuh, seperti
yang dimiliki oleh pasien anoreksia nervosa.
4. Sekitar 50% penderita anoreksia nervosa ditemui ktiteria untuk diagnosis tersangka
bulimia, dinamakan bullimarexia atau bulimia nervosa sebagai variasi dari penyakit.
PROGNOSIS
Pada umumnya prognosis adalah tidak baik. Pada mereka yang telah mencapai berat
badan ideal kembali, preokupasi dengan makanan dan berat badan sering kali terus terjadi,
hubungan sosial sering kali buruk, dan banyak pasien mengalami depresi. Namun respon
jangka pendek pasien terhadap hampir semua program pengobatan rumh sakit adalah baik.
indikator suatu hasil yang baik adalah pengakuan rasa lapar, sedikit penyangkalan, kurangnya
imaturitas, dan peningkatan harga diri.
TERAPI
Mengingat implikasi psikologi dan medis anoreksia nervosa yang sulit, suatu rencana
pengobatan harus menyeluruh, termasuk perawatan di rumah sakit jika diperlukan dan terapi
individual serta keluarga adalah dianjurkan. Pendekatan perilaku, interpersonal, dan kognitif
pada beberapa kasus medikasi harus dipertimbangkan. Perawatan di rumah sakit. Clinical
harus memutuskan pasien mana yang harus diberi perawatan di rumah sakit, dan yang tidak
harus.
1. Kehilangan energi yang banyak, pada umumnya, pasien anoreksia nervosa
yang berada 20% di bawah berat badan yang diharapkan untuk tinggi badannya adalah
dianjurkan untuk program rawat inap, dan pasien yang berada 30% di bawah berat
39
Kompilasi 4
badan yang diharapkan memerlukan perawatan rumah sakit psikiatrik yang terentang
dari dua sampai 6 bulan..
2. Hypokalemi (<3 meg/L) atau EKG mengalami perubahan akibat
meningkatnya potassium.
3. Lingkaran muntah, dan pengurangan makanan yang tidak dapat diputuskan.
4. Assessment yang berhati-hati dan penatalaksanaan masalah kesehatan dan
gangguan kejiwaan lainnya.
5. Modifikasi perilaku lainnya untuk usaha peningkatan berat badan, seperti :
a. Tirah baring dengan pengawasan konsumsi makanan sebagai langkah awal untuk
setiap pasien. Frekuensi pemberian makan 5-6 kali, dengan kalori 1500 – 2000
kalori yang ditingkatkan secara bertahap, biasanya diberikan makanan yang
sama selama sehari sehingga pasien tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah
yang besar sekali makan.
b. Keinginan untuk menaikan berat badan harus disesuaikan dengan pendidikan
pasien
c. Setiap pagi pasien harus ditimbang setiap pagi, setelah mengosongkan kandung
kemihnya dan sebelum sarapan
d. Mengkuatkan kembali keinginan pasien untuk meningkatkan berat badannya.
e. Jika pasien tidak lagi tirah baring, pasien harus diawasi selama 2 jam setelah
makan. Hal ini dilakukan agar pasien tidak memuntahkan makanannya.
f. Pemberian makan secara paksa dilakukan jika pasien mengalami penurunan berat
badan yang drastic, dan membahayakan jiwa pasien.
g. Cyproheptadine hydrochloride, merupakan antagonis antihistamine dan
serotonin, telah terbukti efektif sebagai stimulus untuk pasien anoreksia nervosa
yang mempunyai sedikit efek samping. Dosis harian adalah 8mg peroral dan
dinaikan 32mg/hari pada akhir minggu kedua.
h. Amitrypline, dimulai dengan dosis 50mg/hari dan dinaikan perlahan-lahan
sampai 150mh/hari. Obat ini terbukti bermanfaat untuk pasien anoreksia nervosa,
biasanya pasien mengalami panaikan berat badan, biasanya digunakan untuk
pasien dengan gangguan depresi.
i. Alprazolam, 0,25mg, setiap 1 jam sebelum makan, diperuntukan untuk pasien
yang mengalami anxietas yang berat.
Kriteria untuk perawatan di rumah sakit, apabila terdapat satu tanda di bawah ini:
40
Kompilasi 4
1. Dasar perawatan di rumah sakit berdasarkan :
a. Farmakoterapi diberikan jika ada gangguan jiwa, seperti depresi, atau
kecemasan
b. Keikutsertaan keluarga diberikan untuk pasien yang dengan perawatan di
rumah, digunakan untuk memeriksa interaksi di antara anggota keluarga dan
kemungkinan tujuan sekunder dari gangguan tersebut bagi pasien.
2. Perawatan setelah rumah sakit
a. Gabungan psikoterapi individu dan keluarga
b. Menggunakan pendekatan terapi kognitif yang difokuskan pada pasien yang
terobsesi menjadi kurus, kepercayaan diri yang rendah, dan dichotomous
thinking, seperti gendut lawan kurus, benar lawan salah, otonomi lawan
independent.
c. Farmakoterapi, banyak diberikan oleh physician jika pasien telah mengalami
perbaikan setelah 6 bulan, setelah pasien di rawat.
Bulimia
Definisi
Bulimia Nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan binge eating (makan
yang banyak) namun kemudian dikeluarkan melalui misalnya muntah, puasa, olahraga
berlebihan dan menggunakan laxative (FKM-UI 2007). Bulimia Nervosa adalah gangguan
makan yang ditandai denan episode binge eating disertai tingkah laku untuk menurunkan
berat badan seperti merangsang muntah, gerak berlebihan puasa berkepanjangan,
penyalagunaan laksan dan diuretic. Kata bulimia berasal dari bahasa latin yang artinya lembu
kelaparan. Bulimia Nervosa baru dikenal sebagai gangguan tersendiri sejak tahun 1970-an,
meskipun sudah diuraikan pada deskripsi Gull tahun 1874. Pada tahun 1979, Russel
melaporkan bahwa Bulimia Nervosa dengan Anoreksia Nervosa. Pada Bulimia Nervosa
badan yang kurus bukan disebabkan karena anoreksia dan bahkan beberapa individu
mempunyai berat badan yang normal. Para penderita bulimia biasanya menyadari bahwa pola
makannya abnormal.
INSIDENSI
41
Kompilasi 4
Bulimia Nervosa biasanya terjadi pada masa remaja akhir atau dewasa muda, namun
mempunyai rentang umur yang lebar yaitu antara 13-58 tahun. Sekitar 90-95% Bulimia
Nervosa mengenai kelompok masyarakat dengan status social ekonomi tinggi, namun
belakangan dilaporkan dapat mengenai semua kelompok masyarakat.
DIAGNOSIS
Kriteria diagnosis Bulimia Nervosa menurut DSM-IV adalah sebagai berikut:
1. Epidode binge eating berulang. Episode binge eating ditandai dengan 2 hal berikut:
a. Makan dengan periode waktu tertentu (misalnya setiap 2 jam sekali) dengan porsi yang
banyak melebihi biasanya
b. Perasaan tidak mampu mengontrol kelebihan makan selama episode binge (misalnya
perasaan tidak mampu menghentikan makan atau seberapa banyak harus makan)
2. Pengulangan tingkah laku untuk menurunkan berat badan seperti membuat muntah,
penyalahan laksan, diuretik, atau enema, puasa atau latihan berlebihan.
3. Episode binge atau tingkah laku menurunkan berat badan minimal 2 kali seminggu selama
3 bulan.
4. Evaluasi diri sangat dipengaruhi oleh bentuk dan berat badan.
5. Gangguan tidak terjadi selama episode Anoreksi Nervosa
Bulimia Nervosa dibagi menjadi 2 tipe yaitu:
1. Purging : mencoba memuntahkan kembali apa yang telah dimakan atau
menggunakan obat pencahar, diuretik dan suntikan.
2. Non-purging : melakukan kebiasaan menjaga barat badan dengan berpuasa atau
berolah raga terlalu berat, tetapi tidak selalu memuntahkan kembali apa yang
telah dimakan.
ETIOLOGI
Penyebab Bulimia nevosa dapat dijelaskan dengan pendekatan beberapa jenis model yaitu :
1. Model adikasi
Bulimia Nervosa diyakini sebagai adiksi terhadap makanan dan tingkah laku. Hal ini
berhubungan dengan pengobatan Bulimia Nervosa yang menekan kan pada penghentian,
dukungan sosial dan mencegah kekambuhan, dimana metode ini mirip dengan
pengobatan adiksi terhadap alcohol maupun obat-obatan.
42
Kompilasi 4
2. Model keluarga
Gangguan makan pada remaja berhubungan dengan system interaksi antara keluarga.
Oleh karena itu fokus pengobatan penderita Bulimia Nervosa adalah disfungsi interaksi
dalam keluarga. Penderita Bulimia Nervosa pada umumnya memiliki riwayat kekerasan
fisik maupun seksual semasa kanak-kanak.
3. Model sosial budaya
Publikasi media tentang hubungan antara tubuh yang langsing dengan karier yang
sukses telah merangsang para remaja untuk melakukan diet supaya tubuhnya menjadi
langsing. Banyak remaja yang gagal mencapai keaadaan ini dan akhirnya menjadi
penderita Bulimia Nervosa.
4. Model kognitif dan tingkah laku
Bulimia Nervosa merupakan implementasi tingkah laku yang irasional tentang bentuk
tubuh, berat badan, diet dan kepercayaan diri.fokus pengobatan adalah mengidentifikasi
disfungsi ini dan membantu menumbuhkan keyakinan yang rasional. Penderita diberikan
jadwal makan yang jelas dan teratur.
5. Model psikodinamik
Bulimia Nervosa merupakan usaha untuk mengendalikan atau menghindari dampak
perasaan yang tertekan, implusif dan kecemasan. Pengobatan psikodinamik adalah
mencari proses yang mendasari penderita Bulimia Nervosa terutama gambaran
psikososialnya.
GEJALA DAN TANDA KLINIS
Gejala-gejala dan tanda klinis Bulimia Nervosa adalah sebagai berikut:
1. Gejala-gejala Bulimia Nervosa:
a. Rasa lelah dan lemah.
b. Pembengkakan pada tangan dan kaki
43
Kompilasi 4
c. Sakit kepala
d. Perut teras penuh
e. Mual-mual
f. Haid tidak teratur
g. Kram otot
h. Nyeri dada dan ras terbakar
i. Rambut rontok
j. Mudah mengalami perdarahan (karena hipokalemia atau disfungsi platelet)
k. Diare berdarah (pada penyalahgunaan laksan)
2. Tanda-tanda lain dari Bulimia Nervosa
a. Perubahan kulit: terutama bagian dorsum jari berhubungan dengan penggunaan jari
untuk membuat muntah meliputi hiperpigmentasi, kalus atau luka parut.
b. Pembesaran kelenjar ludah, terutama kelenjar parotis bilateral tanpa nyeri
c. Erosi email gigi (perimolisis), biasanya pada permukaan gigi bagian lingual, palatal
dan posterior.
PENCEGAHAN
Pencegahan terjadinya Bulimia Nevosa terdiri atas dua bagian:
Program pencegahan primer
Pencegahan ini langsung ditujukan pada populasi berisiko tinggi seperti murid wanita
SMP untuk mencegah timbulnya gangguan makan pada mereka yang asimtomatik.
Pencegahan yang dilakukan dapat berupa program pendidikan mengenai sikap dan prilaku
terhadap remaja.
Program pencegahan sekunder
44
Kompilasi 4
Pencegahan ini bertujuan untuk deteksi dan intervensi dini, dengan memberikan
pendidikan pada petugas kesehatan di pusat pelayanan kesehatan primer.
Selain diatas untuk mencegah terjadinya gangguan makan berupa Bulimia Nervosa
dapat juga dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:
- Rajin berkonsultasi dengan dokter
- Tingkatkan rasa percaya diri
- Tingkatkan dinamika lingkungan. Usahakan agar tercipta suasana yang nyaman dan
kondusif di lingkungan keluarga atau pekerjaan.
- Bersikap realistis. Jangan mudah percaya pada apa yang digambarkan oleh media
tentang berat dan bentuk badan ideal.
PENGOBATAN
Sebagian besar penderita bulimia dapat diobati tanpa harus masuk ke rumah sakit,
kecuali jika telah terjadi komplikasi fisik yang berat. Pengobatan di rumah sakit biasanya
dilakukan jika telah terjadi gangguan elektrolit dan kekurangan cairan. Asupan zat gizi yang
diberikan per infus juga dapat diberikan selama perawatan.
Pengobatan dini sangat penting, karena semakin lama kebiasaan ini akan semakin
melekat dan sulit untuk diubah. Penderita bulimia yang diobati saat gangguan ini mulai
timbul mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk sembuh sempurna dibanding
penderita yang mulai berobat setelah bertahun-tahun menderita bulimia.
Terdapat 2 pendekatan yang dilakukan untuk mengobati bulimia:
1. Terapi psikis
Terapi bulimia biasanya meliputi konseling dan terapi tingkah laku. Sebagian
besar gangguan makan permasalahannya bukanlah pada makanan itu sendiri, tetapi
pada kepercayaan diri dan persepsi diri. Terapi akan efektif jika ditujukan pada
penyebabnya, bukan pada gangguan makannya. Terapi individu, dikombinasikan
dengan terapi kelompok dan terapi keluarga seringkali sangat membantu. Terapi
kelompok adalah terapi dimana penderita penyakit yang sama saling membagi
pengalaman mereka. Terapi konseling seringkali harus dikombinasikan dengan obat
antidepresan.
2. Obat-obatan.
Untuk penderita bulimia umumnya diberikan obat-obatan jenis antidepresan
bersama dengan pengobatan psikoterapi. Obat yang diberikan umumnya dari jenis
trisiklik seperti imipramine (dengan merek dagang Tofranil) dan desipramine
hydrochloride (Norpramin); atau jenis selective serotonin reuptake inhibitors
45
Kompilasi 4
(SSRIs) seperti fluoxetine (Antiprestin, Courage, Kalxetin, Nopres, dan Prozac),
sertraline (Zoloft), dan paroxetine (Seroxat).
TREATMENT
Penanggulangan penderita Bulimia Nervosa memerlukan pendekatan psikologis maupun
farmakologis. Pendekatan psikologis secara individual, keluarga maupun berkelompok yang
dikombinasikan dengan pendekatan farmakologis memberikan kesembuhan yang baik.
Menurut Kaplan (1992), terapi bulimia nervosa terdiri dari berbagai intervensi, termasuk
psikoterapi individual dengan pandekatan kognitif perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga
dan farmakoterapi.
Terapi nutrisi
Ahli gizi dapat mengatur jadwal makan, memberikan penjelasan mengenai
tujuan terapi nutrisi, pentingnya diet sehat dan akibat buruk dari pola makan yang
salah terhadap kesehatan.
Konseling
Terapi ini untuk membantu pasien yang depresi, terganggu secara emosional,
atau adanya faktor sosial sehingga mendorong terjadinya gangguan makan. Terapi
dilaksanakan agar pasien mampu mengeluarkan perasaan dan permasalahannya
sehingga terapis dapat membantu penderita menghadapi perubahan hidup dan
memperkuat rasa percaya diri.
Psikoterapi
Umumnya dokter melakukan terapi kognitif, yang bertujuan merubah persepsi
dan cara berpikir pasien mengenai tubuhnya. Dokter mendorong pasien untuk berpikir
secara benar terhadap dirinya sehingga menjadi lebih obyektif melihat suatu masalah,
dan menghilangkan sikap serta reaksi yang salah terhadap makanan.
Farmakoterapi
Antidepresan, termasuk tetrasiklik (Tofranil), serotonin spesipik re–uptake
inhibitor (SSRI) yaitu fluoksetin (prozac) dan penghambat monoamin oksidase
(MAOI) yaitu fenelzin (Nardil) bermanfaat untuk mengobati depresi pada bulimia
nervosa. Semua obat itu digunakan sebagai bagian dari suatu program terapi yang
menyeluruh dengan psikotherapi. Khusus bagi pasien dengan cemas dan agitasi dapat
diberikan lorazepam (Ativan) 1-2 mg per oral atau IM.
46
Kompilasi 4
Prinsip penatalaksanaan Bulimia nervosa adalah:
1. Fokus utama pengobatan adalah menurunkan pola makan ala bulimik
2. Hindari makanan yang merangsang pola makan binge seperti es krim
3. Obati depresi yang niasanya menyertai bulimia
4. Libatkan para remaja dalam psikoterapi individu dengan atau tanpa melibatkan keluarga
5. Latihan olahraga yang ringan samapi sedang diberikan obat antidepresan
6. Terapi kelompok sangat membantu penyembuhan
7. Bila penderita menggunakan diuretik, berikan diet rendah garam karena terjadi retensi
cairan bila diuretik dihentikan
8. Konsultasi ke dokter gigi untuk menangani kerusakan pada gigi
Binge
Binge eating artinya mengkonsumsi makanan yang banyak dalam periode waktu yang
singkat. Pada saat episode binge terjadi kehilangan kendali terhadap makanan. Penderita
bulimia nervosa dapat mengkonsumsi makanan sekitar 3000-7000 kkal per episode binge.
Epidode binge sering timbul pada waktu yang sama setiap hari atau timbul sebagai akibat
rangsangan emosional seperti depresi, jemu atau marah dan kemudian diikuti oleh periode
puasa berkepanjangan.
Pica
Definisi
Pica adalah sebuah istilah yang menunjuk pada keinginan kuat untuk memakan
benda-benda yang bukan merupakan makanan. Benda-benda yang dimakan oleh
pasien penderita pica mencakup lumpur, batu es, tanah liat, lem, pasir, kapur, lilin
tawon lebah, permen karet, kanji laundry, dan rambut.
47
Kompilasi 4
Deskripsi
Pica merupakan keinginan kuat terhadap barang-barang yang bukan makanan atau
menelan benda-bedan bukan makanan. Keinginan kuat yang ditemukan pada pasien
yang didiagnosa dengan pica bisa terkait dengan keadaan kekurangan gizi, seperti
anemia defisiensi zat besi; juga bisa terkait dengan kehamilan; atau dengan
keterbelakangan mental atau penyakit jiwa. Kata pica berasal dari bahasa latin yang
berarti sejenis burung Gagak (burung Magpie) yang memakan benda apa saja yang
ditemuinya.
Buku penuntun profesional kesehatan jiwa, the Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders, edisi keempat, revisi naskah (2000), yang disingkat sebagai DSM-
IV-TR, mengelompokkan pica dalam kategori “Gangguan Makan dan Pemberian
Makan Bayi atau Anak Kecil.” Seorang pasien yang dapat didiagnosa dengan pica
harus terus menerus memiliki keigninan kuat untuk memakan benda-benda bukan
makanan selama sekurang-kurangnya satu bulan. Perilaku ini tidak pantas untuk tahap
pertumbuhan anak. Lebih jauh, perilaku ini tidak boleh disetujui atau didorong oleh
lingkungan sekitar anak.
Penyebab
Penyebab pica belum diketahui. Banyak hipotesis yang telah dibuat untuk
menjelaskan perilaku ini. Hipotesis ini mencakup berbagai faktor seperti pengaruh
kultural; status sosial-ekonomi rendah; penyakit defisiensi; dan gangguan psikologis.
Malnutrisi sering didiagnosa bersama dengan pica. Hubungan sebab-akibat belum
ditemukan. Memakan tanah liat ditemukan terkait dengan kekurangan zat besi; akan
tetapi, apakah absorpsi zat besi yang berkurang disebabkan oleh memakan tanah liat
atau apakah kekurangan zat besi mendorong orang memakan tanah liat, masih belum
diketahui. Beberapa kelompok kultural disebutkan mengajari anak-anaknya memakan
tanah liat. Orang-orang yang menderita anemia defisiensi zat besi juga telah
dilaporkan mengunyah batu es. Namun lagi-lagi mekanisme atau hubungan sebab
akibatnya tidak diketahui.
Memakan cat paling umum diantara anak-anak yang berasal dari keluarga berstatus
sosial-ekonomi rendah. Ini sering terkait dengan kurangnya pengawasan dari orang
tua. Kelaparan juga bisa menimbulkan pica.
48
Kompilasi 4
Pada orang-orang yang mengalami keterbelakangan mental, pica dianggap sebagai
akibat dari ketidakmampuan untuk membedakan antara benda yang termasuk
makanan dan yang bukan makanan. Akan tetapi, pendapat ini tidak didukung karena
orang yang mengalami gangguan jiwa tidak sembarangan dalam memilih dan
memakan benda-benda yang bukan makanan.
Pica, kekurangan zat besi, dan beberapa gangguan fisiologis lainnya pada
manusia telah ditemukan terkait dengan aktivitas sistem dopamin yang
menurun dalam otak. Dopamin merupakan sebuah neurotransmitter, atau zat
kimia yang membantu menyalurkan transmisi impuls-impuls saraf dari satu sel
saraf ke sel saraf lainnya. Hubungan ini telah menyebabkan beberapa peneliti
berpendapat bahwa kemungkinan ada hubungan antara kadar dopamin yang
rendah dalam otak dengan terjadinya pica. Akan tetapi, tidak ada gangguan
biokimia bersangkutan yang telah diidentifikasi.
Faktor-faktor risiko untuk pica mencakup hal-hal berikut:
psikopatologi orang tua/anak
ketidakteraturan rumah tangga
keterkucilan dari lingkungan
kehamilan
epilepsi
kerusakan otak
keterbelakangan mental
gangguan-gangguan pertumbuhan yang pervasive
Gejala-gejala
Bayi dan anak yang didiagnosa dengan pica umumnya memakan cat, plaster, benang, rambut,
dan kain. Anak-anak yang lebih besar bisa memakan kotoran hewan, pasir, serangga, daun,
batu kerikil dan puntung rokok. Remaja dan dewasa paling sering memakan lempung atau
tanah.
Gejala-gejala pica berbeda-beda menurut benda yang dimakan.
Pasir atau tanah terkait dengan nyeri lambung dan perdarahan sesekali.
Mengunyah batu es bisa menyebabkan kenampakan yang abnormal pada gigi.
Memakan tanah liat bisa menyebabkan sembelit (konstipasi)
49
Kompilasi 4
Menelan benda-benda logam bisa menyebabkan perforasi usus
Memakan benda kotoran sering mengarah pada penyakit infeksi seperti toksocariasis,
toksoplasmosis, dan trichuriasis.
Memakan timah bisa menyebabkan kerusakan ginjal dan keterbelakangan mental.
Pica lebih umum pada anak-anak dibanding dewasa. Anak-anak antara usia 2 sampai 6 tahun
telah diketahui mengalami Pica. Bayi dan anak-anak sampai usia 18 bulan tidak dianggap
mengalami Pica utamanya karena bayi selama usia ini akan sering memasukkan apa saja ke
dalam mulutnya, dan kebiasaan ini adalah kebiasaan normal bagi bayi. Beberapa anak-anak
yang mengalami Pica dikatakan karena meniru hewan piaraan keluarga (seperti anjing dan
kucing) yang mereka lihat memakan benda tertentu. Anak-anak perlu diawasi dan setiap
benda berbahaya harus dijauhkan dari jangkauan mereka.
Untuk didiagnosa mengalami Pica, seseorang harus memperlihatkan tanda-tanda selama
sekurang-kurangnya satu bulan. Tidak ada tes medis khusus yang bisa menguatkan Pica.
Cukup sering, Pica hanya terlihat dan diketahui ketika telah menghasilkan komplikasi yang
menyebabkan seseorang mendapatkan perhatian medis. Tidak ada pencegahan khusus untuk
Pica. Individu didorong untuk memakan makanan bergizi yang sesuai dan mengikuti
panduan-panduan kesehatan yang diperlukan untuk kesehatan yang optimum.
Rumination in infanc
Deskripsi
Gangguan Ruminasi adalah suatu kondisi di mana seseorang terus mengambil makanan tapi
berulangkali pula memuntahkannya. Gangguan ini biasanya dimulai setelah usia bayi 3
bulan. Gangguan ini terjadi pada bayi dan jarang terjadi pada anak-anak dan remaja.
Penyebabnya sering tidak diketahui. Masalah-masalah tertentu, seperti kurangnya stimulasi
bayi, kelalaian, situasi tekanan dalam keluarga, diduga berkaitan dengan gangguan ini.
Gejala
Baru bisa disebut dengam Gangguan Ruminasi jika gejala berlangsung sekurang-kurangnya 1
bulan. Orang tidak muncul untuk menjadi marah, muntah-muntah, atau jijik ketika mereka
mengambil makanan. Mungkin muncul untuk menimbulkan kesenangan. Gejalanya yaitu:
* Berulang kali muntah
* Berulang kali mengunyah makanan
50
Kompilasi 4
Perawatan
Gangguan Ruminasi dirawat dengan teknik-teknik perilaku. Teknik lain termasuk
meningkatkan lingkungan yang baik untuk anak (jika ada penyalahgunaan atau kelalaian)
serta konseling degan orangtua bayi.
7. Sexual Disorder
Paraphilia
Paraphilia adalah istilah klinis yang digunakan untuk menggambarkan
penyimpang seksual. Paraphilia merupakan permasalahan menyangkut kontrol
terhadap impuls, baik secara langsung dan intens terhadap fantasi seksual, mendesak,
dan perilaku yang melibat objek, aktivitas dan situasi tertentu yang tidak lazim.
Objek, aktivitas dan situasi merupakan suatu kebutuhan bagi individu sebagai
pemenuhan kebutuhan seksualnya.
Penyimpangan seksual berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders (DSM);
dorongan seksual secara berulang-ulang, dorongan seks yang mendesak, atau
perilaku yang melibatkan; 1) objek bukan manusia, 2) menimbulkan penderitaan dan
nyeri pada seseorang atau pasangannya, atau 3) anak-anak atau orang-orang yang
tidak menginginkannya. Gangguan ini setidaknya lebih atau sekurang-kurang 6 bulan.
Paraphilia merupakan penyimpang seksual, dimana individu melakukan aktivitas
seksual yang tidak biasa dilakukan oleh orang-orang pada umumnya, melanggar batas norma-
norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.
GEJALA UMUM
Perilaku-perilaku tersebut (berdasarkan kriteria DSM diatas) dapat berupa;
1) Objek bukan manusia seperti sepatu, baju dalam, bahan kulit atau karet, binatang, parfum
(aroma tertentu), air, cat dan sebagainya.
2) Menimbulkan penderitaan seperti perilaku mencekik, memukul, menyiksa, tetesan lilin
51
Kompilasi 4
dan sebagainya. Perilaku tersebut bertujuan menyakiti pasangannya sehingga individu
mendapatkan kepuasan.
3) Anak-anak atau orang yang tidak menginginkan seperti anak-anak kecil, orang yang tidak
berdaya atau orang yang tidak mengetahui bahwa dirinya sedang diintip dan sebagainya.
4) Aktivitas dan situasi seperti; bertingkah atau berperilaku menyerupai profesi tertentu,
memakai kostum seragam tertentu
Beberapa jenis paraphilia dikategorikan sebagai kejahatan seksual. Beberapa agama
(terutama Islam) seks sangat dilarang, secara umumnya orang berpendapat paraphilia juga
merupakan dosa.
Seiringan perkembangan psikologi, paraphilia menjadi etiologi penting yang masih terus
dipelajari dampak-dampak paraphilia yang mempengaruhi fungsi pribadi individu terhadap
fungsi dan situasi sosial. Beberapa jenis paraphilia juga kadang menjadi kontroversi dan
perdebatan dalam suatu komunitas tertentu atau masyarakat. Perbedaan pendapat berupa
sebagai bentuk penyimpangan seksual atau variasi seksual, atau menjadi hak-hak privasi
individu dalam penyaluran seksual. Contoh; perilaku homoseksual dan masturbasi
Pada awalnya perilaku homoseksual tertera sebagai bagian dari paraphilia dalam DSM I dan
II, namun pada DSM III dan IV homoseksual sudah tidak ada dalam terdaftar dan sudah tidak
dianggap lagi sebagai bentuk penyimpangan seksual.
Masturbasi merupakan hal yang paling sering menjadi pembicaraan, beberapa penelitian
menunjukkan bahwa mayoritas pria dan wanita pernah melakukan masturbasi. Secara
psikologis masturbasi memberi pengaruhi yang tidak baik terhadap beberapa orang,
masturbasi memberi pengaruh adiktif yang berakibatkan pada gangguan seperti kesulitan
berkonsentrasi, kompulsi, dan perasaan bersalah (dosa).
Hanya sembilan kategori paraphilia yang disebutkan oleh DSM yakni; eksibisionisme,
fetishisme, frotteurism, pedofillia, masokisme seksual, sadisme seksualisme, fetishisme
transvestik, veyourisme dan yang terakhir digolongkan paraphilia yang tidak digolongkan,
tidak terdefinisi, lainnya. Jenis-jenis paraphilia lainnya kadang disebutkan oleh beberapa
media dengan pengertian yang berbeda-beda, bahkan beberapa diantaranya sengaja
52
Kompilasi 4
diciptakan sebagai bentuk pengungkapan media yang positif.
Mengenai jumlah jenis paraphilia yang ada masih dalam perdebatan para ahli, beberapa jenis
paraphilia diantaranya disebutkan dan disebarkan oleh pecandu pornografi yang
menyebutkan tingkah-lakunya sebagai bentuk lain dari paraphilia.
FAKTOR PENYEBAB
Faktor penyebab langsung terbentuknya penyimpangan seksual paraphilia tidak diketahui
secara pasti, beberapa dugaan kemunculan gangguan ini;
1) Pengalaman pelecehan dan kekerasan seksual dimasa kanak-kanak
2) Keterdekatan dengan situasi atau objek tertentu secara berulang kali dengan aktivitas
seksual
3) Hambatan perkembangan dan kesulitan dalam menjalin hubungan dengan beda jenis
4) Kecanduan pornografi, beberapa tayangan nyeleneh (aneh) akan memberikan daya tarik
seperti magnet yang dapat mempengaruhi psikologis ketergantungan
5) Pengaruh dari pasangan seksual
6) Pelampiasan stress yang tidak tepat sehingga menimbulkan kebiasaan dan pengulangan
secara terus-menerus.
7) Rasa ingin mencoba yang diakibat penyampaian informasi atau persepsi yang salah
TREATMENT
Langkah-langkah yang dapat ditempuh;
• Psikoterapi
Teknik yang dapat dipakai adalah Cognitive Behavioral Therapy (CBT), terapi dapat
dilakukan secara individual dan terapi kelompok, latihan yang diberikan adalah
meningkatkan ketrampilan sosial, latihan fisik, latihan konsentrasi, mengatasi depresi, dan
treatmen hormon
• Medikasi
53
Kompilasi 4
Pemberian obat antiandrogen yang bertujuan untuk menormalkan level hormon testeron.
Obat-obat yang digunakan seperti medroxyprogesterone dan cyproterone
Bila individu juga disertai gangguan kecemasan dan depresi jenis SSRIs (selective serotonin
reuptake inhibitors) menjadi obat pilihan dokter; fluoxetine atau fluvoxamine
PENCEGAHAN SENDIRI
• Stress reduction secara tepat. Tidak melakukan aktivitas seksual yang aneh-aneh sebagai
pelampiasan stres. Lakukan hal-hal positif agar penyaluran stres tidak merusak perilaku dan
kebiasaan lainnya, perilaku menyimpang dapat teradiktif bila penyaluran stres dengan
aktivitas seksual setiap kali dilakukan bila stress menimpa.
• Perkuatkan iman, bagaimanapun iman merupakan benteng terbaik sebagai pencegahan
penyimpangan perilaku.
• Self control. Mengontrol dorongan rasa ingin tahu, mencoba atau pengaruh teman ―dengan
penuh kesadaran dan pengetahuan akan dampak-dampak buruk dari perilaku tersebut
• Tidak surfing atau melihat pornografi yang bebas bisa di dapat dari internet atau media
lainnya.
• Membiasakan hidup sehat untuk mengurang stres, termasuk olahraga teratur, nutrisi yang
seimbang dan pengalaman spiritual dan religius.
Sexual disfunction
Disfungsi orgasme
Disfungsi orgasme mengandung pengertian terganggunya fungsi orgasme.Ada tiga
macam disfungsi orgasme yang dapat dialami pria,yaitu :
1. Disfungsi orgasme primer,yang berarti tidak pernah mencapai orgasme dengan cara
apapun sejak semula.
54
Kompilasi 4
2. Disfungsi orgasme sekunder,yang berarti sebelumnya pernah mencapai
orgasme,tetapi kemudian tidak mampu lagi karena sesuatu sebab.
3. Disfungsi orgasme situasional,yang berarti tidak dapat mencapai orgasme pada situasi
atau keadaan tertentu.
Berdasarkan pengalaman klinis, tidak banyak pria yang mengalami disfungsi
orgasme. Kenyataan ini sesuai dengan pengalaman klinis di negara lain. Bertolak belakang
dengan pada wanita yang banyak mengalami disfungsi orgasme, pada pria, disfungsi orgasme
jarang terjadi. Dalam pengalaman menangani pasien disfungsi seksual selama 11 tahun
terakhir, saya hanya menerima 5 pasien dengan keluhan disfungsi orgasme.
Disfungsi orgasme dapat terjadi karena penyebab fisik, yaitu penyakit saraf pusat
seperti multipel sklerosis, parkinson, huntington’s chorea, dan akibat operasi di bagian tulang
belakang bawah. Termasuk juga akibat penggunaan obat anticemas dan penenang. Penyebab
lain yang bersifat psikis juga bisa terjadi, seperti kecemasan, perasaan takut menghamili, dan
kejemuan terhadap pasangan.
Untuk mengatasi hambatan orgasme karena penyakit, penyebab yang ada harus
diatasi dulu. Kalau obat tertentu yang menjadi penyebabnya, penggunaannya harus
dihentikan. Pada disfungsi orgasme karena penyebab psikis, diperlukan terapi perilaku
(behavioral therapy).
Vaginismus non-organik
Vaginismus adalah gangguan individu wanita yang merasa tidak mampu berperan
serta dalam hubungan seksual seperti yang diharapkan. Sang istri selalu merasa ketakutan
dalam berhubungan intim, takut akan rasa sakit. Meskipun mereka tidak mengalami
gangguan dalam gairah seksual. Wanita yang menderita vaginismus secara sadar
mengharapkan dapat melakukan hubungan seksual. Tetapi di bawah sadarnya menghalangi
terjadinya penetrasi.
Dan akhirnya menyebabkan ketakutan yang sangat hebat, wajah menjadi pucat,
tubuhnya gemetar dan vaginanya tertutup rapat. Salah satu akibat dari masalah ini terjadi
karena akibat perkawinan yang tidak di inginkan dan mitos-mitos yang banyak di dengar
sebelum menikah.
Menurut salah satu ahli psikologis, vaginismus merupakan reaksi yang tersimpan
dalam memori. Seperti merasa sakit saat berhubungan intim pertama kali, akibat gangguan
55
Kompilasi 4
psikologis yang pernah terjadi seperti sewaktu kecil hampir diperkosa atau melihat orang tua
melakukan hubungan seksual, yang akhirnya menciptakan persepsi ibu dianiaya suami.
Wanita yang mengalami konflik seperti itu bisa terkena problem vaginismus. Ada
juga penyebab vaginismus konflik psikoseksual yang akhirnya mereka menganggap penis
adalah suatu alat yang berbahaya karena dapat menimbulkan kerusakan dan luka pada
dirinya.
Untuk mengatasi masalah gangguan seperti ini, diperlukan adanya upaya komunikasi
yang baik kepada istri anda yang mengalami vaginismus. Menjelaskan bahwa aktivitas
seksual tidak menyakitkan. Jika cara ini tidak berhasil anda bisa konsultasikan kepada
ahlinya
Kecanduan seks berlebihan
Kecanduan seks dapat diartikan sebagai tingkah laku akibat dorongan seksual yang
luar biasa intens atau terobsesi akan seks. Pikiran orang yang bersangkutan didominasi oleh
seks sehingga pekerjaan atau kehidupan kehidupan sosial dan hubungan cintanya terganggu.
Bagi Pria hal ini dapat mendatangkan ´malapetaka´ bagi dirinya sendiri, apalagi
bila tidak disertai pikiran yang dewasa.
Masalahnya pecandu seks umumnya merasa tidak ada yang salah dengan dirinya.
Kebanyakan dari Pecandu seks akan menyangkal jika ada yang mengatakan dirinya
bermasalah. Alasan yang ´pintar´pun kerap terucap dari pecandu seks, jika pada
mereka ditanyakan alasan mengapa baginya seks adalah segalanya. Ada beberapa gejala yang
mungkin bisa dijadikan penanda jika seseorang mengalami kecanduan terhadap seks. Gejala
tersebut bisa berupa
Masturbasi berlebihan.
Menjalin hubungan dengan banyak pasangan.
Terobsesi dengan materi pornografi.
Melakukan seks lewat telepon atau komputer (cybersex) secara intensif.
Terlibat mendalam dengan prostitusi.
Suka pamer genital (exhibitionism).
Suka mengintip orang berhubungan seks.
Suka melakukan pelecehan seksual.
Pemerkosaan atau kekerasan seksual lainnya.
Pedophilia.
56
Kompilasi 4
Bedanya pecandu seks dan penikmat seks, pecandu seringkali tidak peduli jika dirinya
dalam bahaya saat ingin melakukan aksi seksualnya. Penikmat seks masih bisa berpikir dan
mundur jika aksi seksualnya akan mendatangkan bahaya atau malu, baik pada dirinya
ataupun pada pasangannya. Sedangkan pecandu akan jalan terus dan tidak peduli dengan
konsekuensinya. Seringkali pecandu merasa malu atau bersalah setelah melakukan aksinya,
tapi tetap saja ia tak bisa mengontrol hasratnya. Umumnya mereka tidak mendapatkan
kepuasan berarti dari aksinya, hanya kesenangan sesaat seperti jika orang kecanduan narkoba
sedang high.
Banyak orang yang berpikir kecanduan seks seharusnya lebih mudah untuk berhenti
dibandingkan kecanduan narkoba, alkohol atau merokok, sebab tidak melibatkan zat kimia
pecandu. Dalam kecanduan seks, dan juga kecanduan judi, kita memang tidak memasukkan
zat kimia dalam tubuh. Sebenarnya zat kimia yang membuat kita kecanduan diproduksi oleh
otak kita, dengan konsumsi bahan kimia dari luar maupun tidak.
Mengobati kecanduan seks, seperti kecanduan lainnya, sangat tergantung dari orang
bersangkutan. Jika ia bisa menyadari bahwa perbuatannya salah dan ada kemauan untuk
mengubahnya, pengobatan menjadi lebih mudah. Proses pengobatan bisa berupa serangkaian
terapi mengenai kesehatan seksual, hubungan cinta yang sehat, pernikahan, atau mengikuti
program support group. Terkadang obat-obatan tertentu, seperti Prozac atau Anafranil,
diperlukan untuk menahan dorongan seksual yang berlebihan
Other sexual disorder
Gangguan identitas jenis kelamin
Transeksualisme
Adanya hasrat untuk hidup dan diterima sebagai anggota dari kelompok lawan
jenisnya,biasanya disertai perasaan risih,atau ketidakserasian dengan anatomi
seksualnya
Adanya keinginan untuk mendapatkan terapi hormonal dan pembedahan untuk
membuat tubuhnya semirip mungkin dengan jenis kelamin yang diinginkan
Transvertisme Peran Ganda
Mengenakan pakaian dari lawan jenisnya sebagai eksistensi dirinya untuk menikmati
sejenak pengalaman sebagai anggota lawan jenisnya
Tanpa hasrat untuk mengubah jenis kelamin secara lebih permanen atau berkaitan
dengan tindakan bedah
57
Kompilasi 4
Tidak ada perangsangan seksual yang menyertai pemakaian pakaian lawan jenis
Gangguan Identitas Jenis Kelamin Masa Kanak
Keinginan anak yang mendalam (pervasive) dan menetap (persistent) untuk menjadi
jenis kelamin lawan jenis
Manifestasi pertama timbul pada usia prasekolah.Gangguan harus sudah tampak
sebelum pubertas
Pada kedua jenis kelamin,kemungkinan ada penyangkalan jenis kelaminnya
sendiri,tetapi jarang terjadi
Menyangkal bahwa dirinya terganggu meskipun mereka mungki tertekan oleh konflik
dengan keinginan orang tua atau kawan sebayanya dan oleh ejekan dan atau
penolakan orang-orang yang berhubungan dengan dirinya
Gangguan preverensi sexual
Frotteurism : merupakan salah satu jenis paraphilia, istilah ini digunakan
untuk menggambarkan dorongan seksual yang kuat untuk menyentuh, meraba-raba,
memeluk, atau menggesekan anggota badan atau genitalnya ke tubuh orang lain yang
tidak dikenalnya
Eksibisionisme : (exhibitionism atau sering disebut dengan istilah
flashing) merupakan dorongan fantasi seksual secara terus-menerus dan mendesak
yang melibatkan perilaku dimana individu untuk memamerkan bagian genitalnya
sendiri kepada orang asing yang tidak mau melihatnya. Dorongan tersebut bertujuan
untuk mengejutkan, menakuti, dikagumi, atau menimbulkan rasa jijik pada orang
yang menjadi sasaran
Fetishisme : menggambarkan bentuk penyimpangan seksual dimana
individu dalam melakukan aktivitas seksual melibatkan barang-barang tertentu. Bila
benda-benda yang menyertai aktivitas tersebut tidak ada, maka individu tidak
bergairah atau kehilangan libido seksualnya
Pedofillia : adalah fantasi, dorongan atau perilaku seksual yang dilarang
terhadap anak-anak yang dilakukan oleh orang dewasa
58
Kompilasi 4
Masokisme : seksual merupakan gangguan fantasi seksual yang melibatkan
dorongan-dorongan seksual dan perilaku nyata untuk dihina, digigit, disakiti atau
pelbagai tindakan lainnya untuk mendapatkan kepuasan seksual
Sadisme : Individu dengan gangguan ini secara konsisten memiliki
gangguan fantasi seksual dengan cara menyakiti pasangannya dengan teror baik
secara fisik ataupun psikologis
fetishisme transvestik : adalah penyimpangan seksual yang dialami oleh
individu heteroseksual (pada pria) untuk menggunakan pakaian wanita (cross-
dressing) untuk meningkatkan atau mendapatkan gairah seksualnya
Voyeurisms : merupakan perilaku penyimpangan seksual dengan cara
mengintip orang lain yang sedang mengganti atau menanggalkan pakaiannya,
telanjang atau sedang melakukan aktivitas seksual
Gangguan psikologis & prilaku
1. Gangguan maturitas sexual
Gangguan ini karena ketidakpastian tentang identitas jenis kelaminnya atau
orientasi sexualnya sehingga dapat menimbulkan anxietas atau depresi.
Biasanya terjadi pada remaja yang tidak tahu pasti apakah mereka
homoseksual, heteroseksual atau biseksual dalam orientasi sexualnya.
2. Gangguan orientasi sexual egodistonik
Gangguan ini tidak meragukan identitas jenis kelamin atau preferensi
sexualnya, tetapi ia mengharapkan orientasi lain.
Disebabkan oleh gangguan psikologis dan perilaku.
Termasuk homosexualitas yang egodistonik, yaitu keadaan seseorang yang
menunjukkan perilaku sexual yang terarah kepada orang-orang dengan sex
yang sama, ia merasa risi atau cemas dan mencari pengobatan. Bila ia tidak
terganggu karena keadaannya itu, maka disebut gangguan orientasi sexual atau
homosexualitas yang egosintonik.
Istilah homosexualitas biasanya dipakai untuk pria dan lesbianisme untuk
wanita.
Bila seseorang homosexual yang egodistonik datang berobat, maka kira-kira
30% dapat ditolong dan menjadi hetorosexual tetap.
Tidak boleh diberi hormon-hormon atau terapi elektrokonvulsi
Dapat diberi SSRI atau tranquilaizer bila terdapat gangguan emosional.
59
Kompilasi 4
3. Gangguan jalinan sexual
Gangguan ini kesulitan dalam membentuk dan memelihara jalinan atau relasi
sexual karena ia mempunyai gangguan identitas jenis kelamin atau gangguan
preferensi sexual.
DISSOSIATIVE DISORDER
Multiple Personality
Disebut juga gangguan identitas disosiatif adalah bentuk disosiatif yang
dramatis dimana penderita mengembangkan dua atau lebih kepribadian yang terpisah
dan biasanya jelas perbedaannya. Berbagai macam kepribadian tersebut
mengendalikan tingkah laku individu secara sempurna pada waktu yang berbeda.
Jika pribadi yang satu sedang berfungsi, maka pribadi yang lain terdesak ke
alam bawah sadar, di sebut coconcious personality (namun keadaan yang terdesak
kadang masih dapat menunjukkan diri meski dalam keadaan tidak wajar. Lawannya
conscious personality adalah kepribadian yang sadar dan berkuasa.
Gangguan ini diikuti oleh gangguan mengingat informasi personal yang
penting.
Fugu State
Perilaku seseorang dengan fuga disosiatif adalah lebih bertujuan dan
terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan dengan pasien dengan amnesia
disosiatif. Pasien tersebut seringkali, tidak selalu mengambil identitas dan pekerjaan
yang sepenuhnya baru, walaupun identitas dan pekerjaan yang sepenuhnya baru,
walaupaun identitas baru biasanya kurang lengkap dibandingkan kepribadian
berganti-ganti yang terlihat pada gangguan identitas disosiatif.
Epidemiologi
Jarang, terjadi biasanya selam waktu peperangan, setelah bencan alam, dan
sebagai akibat dari krisi pribadi deangan konflik internal yang kuat ( hubungan gelap
ekstramarital).
Etiologi
Penyalah gunaan alkohol berat dapat mempredisposisikan seseorang dengan
fuga disosiatif, penyebab gangguan diperkirakan didasarkan secara psikologis. Pasien
dengan gangguan mood dan gangguan kepribadian tertentu( gangguan kepribadian
60
Kompilasi 4
ambang, histrionic, schizoid) adalah terdisposisi deangan perkembangan fuga
disosiatif.
Berbagai stressor dan factor pribadi memprediposisikan seseorang dengan
perkembangan fuga disosiatif.
Terapi:
Wawancara psikiatrik, wawancara dengan bantuan obat, hypnosis dapat
membantu mengungkapkan bagi ahli terapi dan pasien tentang stersor psikologis yang
mencetuskan episode fuga.
Amnesia Disosiatif
Pedoman Diagnostik
Ciri utama adalah hilangnya daya ingat, biasanya mengenai kejadian penting yang
baru terjadi (selective), yang bukan disebabkan oleh gangguan mental organik dan
terlalu luas untuk dapat dijelaskan atas dasar kelupaan yang umum terjadi atas
dasar kelelahan.
Diagnosis pasti memerlukan:
1. Amnesia, baik total maupun parsial, mengenai kejadian yang
stressful atau traumatik yang baru terjadi (hal ini mungkin hanya dapat
dinyatakan bila ada saksi yang memberi informasi);
61
Kompilasi 4
2. Tidak ada gangguan mental organik, intoksikasi, atau kelelahan
berlebihan (sindrom amnesik organik)
Yang paling sulit dibedakan adalah amnesia buatan, yang disebabkan oleh
simulasi secara sadar. Untuk itu penilaian secara rinci dan berulang mengenai
kepribadian premorbid dan motivasi diperlukan. Amnesia buatan biasanya
berkaitan dengan problema yang jelas mengenai keuangan, bahaya kematian
dalam peperangan, atau kemungkinan hukuman penjara atau mati.
Gangguan Depersonalisasi
Depersonalisasi mencakup kehilangan atau perubahan temporer dalam perasan yang
biasa mengenai realitas diri sendiri. Dalam suatu tahap depersonalisasi, orang merasa
terpisah dari dirinya sendiri dan lingkungan disekitarnya. Mereka mungkin merasa
seperti sedang bermimpi atau bertingkah laku seperti robot.
Pada gangguan ini dapat juga muncul derealisasi. Derealisasi merupakan suatu
perasaan tidak nyata mengenai dunia luar yang mencakup perubahan yang aneh dalam
persepsi mengenai lingkungan sekitar, atau dalam perasaan mengenai periode waktu.
Orang dan objek dapat tampak berubah ukuran atau bentuk dan dapat pula
mengeluarkan suara yang berbeda. Semua perasaan ini dapat diasosiasikan dengan
kecemasan, termasuk pusing dan ketakutan akan menjadi gila, atau dengan depresi.
Meski sensasi–sensasi ini asing, orang dengan depersonalisasi tetap memiliki kontak
dengan realitas. Mereka dapat membedakan kenyataan dari yang tidak nyata, bahkan
pada episode depersonalisasinya. Berbeda dengan amnesia menyeluruh dan figue,
mereka tahu siapa diri mereka. Ingatan mereka baik dan mereka tahu dimana mereka
berada—bahkan bila mereka tidak menyukai kondisi mereka saat itu. Perasaan
depersonalisasi biasanya datang tiba-tiba dan menghilang secara bertahap.
Gangguan depersonalisasi didiagnosis hanya bila pengalaman seperti itu persisten
atau berulang kali terjadi dan menimbulkan distres yang jelas. Ciri-ciri diagnostik dari
gangguan depersonalisasi antara lain:
a. Pengalaman yang berulang-ulang atau persisten dari depersonalisasi, yang ditandai
oleh perasaan terpisah dari proses mental atau tubuh seseorang, seolah-olah seseorang
menjadi pengamat luar dari dirinya sendiri. Pengalaman ini dapat memiliki
karakteristik seperti mimpi.
b. Individu tersebut mampu mempertahankan pengujian realitas (contohnya,
membedakan kenyataan dan ketidaknyataan) saat keadaan depersonalisasi.
62
Kompilasi 4
c. Pengalaman depersonalisasi menyebabkan distres atau hendaya pribadi yang
signifikan pada satu atau lebih area fungsi yang penting, seperti fungsi sosial dan
pekerjaan.
d. Pengalaman depersonalisasi tidak dapat dimasukkan ke dalam gangguan lain atau
tidak merupakan efek langsung dari obat-obatan, alkohol, atau kondisi medis.
Dalam wawancara tingkah laku yang dapat diobservasi dan ciri-ciri yang terkait,
depersonalisasi mungkin lebih erat hubungannya dengan gangguan seperti fobia dan
panik dari pada gangguan disosiatif. Tidak seperti bentuk lain dari gangguan disosiatif
yang seperti melindungi self dari kecemasan, depersonalisasi dapat menimbulkan
kecemasan dan selanjutnya menimbulkan perilaku menghindar.
63