Kompetensi Kepribadian Guru

download Kompetensi Kepribadian Guru

of 8

description

kkg

Transcript of Kompetensi Kepribadian Guru

  • Kompetensi Kepribadian Guru

    Faktor terpenting bagi seorang guru adalah kepribadiannya. Kepribadiannya itulah

    yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan Pembina yang baik bagi anak

    didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan anak didik

    terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat sekolah dasar) dan mereka yang sedang

    mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah) (Yamin, 2006).

    Seorang guru harus memiliki sikap yang mempribadi sehingga dapat dibedakan ia

    dengan guru yang lain. Memang, kepribadian menurut Zakiah Darajat disebut sebagai

    sesuatu yang abstrak, sukar dilihat secara nyata, hanya dapat diketahui lewat penampilan,

    tindakan, dan atau ucapan ketika menghadapi suatu persoalan, atau melalui atasannya saja

    (Mulyasa, 2008).

    Guru adalah seorang yang bukan hanya memberikan pengetahuan dan ketrampilan

    saja, teetapi guru juga adalah seoraang yang patut dicontoh. Oleh karena itu, guru haarus

    mempunyai kepribadian yang baik, tingkah laku, moral yang baik, emosi dan sikap guru

    merupakan penampilan kepribaadian yang dapat mempengaruhi anak didiknya (Hawi, 2013:

    56).

    Menurut Zaskia daradjat, ada dua macam kepribadian guru, yaitu:

    1. Guru yangg menempatkan dirinya sebagai pemimpin yang memerintah dan

    menyuruh. Hal seperti ini kurang menyenangkan dalam pendidikan.

    2. Guru yang menempatkan dirinya sebagai pembimbing bagi anak didiknya. Biasanya

    guru seperti ini menarik dan mennyenangkan, ia akaan dihormati dan disayangi oleh

    anak didiknya (Daradjat, 1978 : 20).

    Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis. Sehingga dapat

    diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang merupakan cerminan dari

    kepribadian seseorang, selama hal tersebut dilakukan dengan penuh kesadaran. Setiap

    perkataan, tindakan, dan tingkah laku positif akan meningkatkan citra diri dan kepribadian

    seseorang. Begitu naik kepribadian seseorang maka akan naik pula wibawa orang tersebut

    (Mulyasa, 2008: 76).

    Secara psikologis, kepribadian lebih diposisikan pada perbedaan individual yaitu

    karakteristik yang membedakan indivdu dengan individu lain. Kepribadian merupakan pola

    perilaku dan cara berfikir yang khas, yang menentukan penyesuaian diri seseorang terhadap

  • lingkungan yang mengisyaratkan adanya perilaku yang konsisten yang diakukan oleh

    individu dalam berbagai situasi sebagai hasil interaksi antara karakteristik kepribadian

    seseorang dengan kondisi social dan fisik material lingkungannya yang mungkin perilaku

    tersebut dikendalikan secara internal atau secara eksternal (Muslich, 2007).

    Dalam Standar Nasional Pendidikan, pasal 28 ayat (3) butir b dikemukakan bahwa

    kompetensi kepribadian adalah kemampuan yang mencerminkan kepribadian yang mantap,

    stabil, dewasa, arif dan berwibawa, serta menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak

    mulia.

    Kompetensi Kepribadian yang Harus Dimiliki Guru

    Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki karakteristik

    kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan peserta didik.

    Guru harus mempunyai kemampuan yang berkaitan dengan kemantapan dan integritas

    kepribadian seorang guru. Dalam kenyataannya untuk saat ini kondisi guru belum seperti

    yang diharapkan. Seperti dikatakan oleh Wardiman Djoyonegoro (dalam Mulyasa, 2006),

    pada tahun 2004 hanya 43 % guru memenuhi syarat, artinya sebagian besar guru (57 %)

    tidak memenuhi syarat, tidak kompeten, dan tidak professional. Lebih lanjut dikatakan bahwa

    sedikitnya ada tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam peningkatan kualitas

    sumberdaya manusia, yakni: sarana gedung, buku yang berkualitas, guru dan tenaga

    kependidikan yang profesional. Dari pernyataan tersebut nyatalah bahwa masih terdapat

    kesenjangan antara kondisi ideal yang diinginkan untuk meningkatkan sumberdaya manusia

    Indonesia. Melihat kondisi tenaga guru dan tenaga kependidikan lain yang masih

    memprihatinkan, perlu dilakukan penanganan, karena guru merupakan salah satu sisi dari

    tiga syarat utama pengembangan sumberdaya manusia (Mulyasa, 2006: 17).

    Jabatan guru adalah jabatan profesional, oleh karena itu guru harus memiliki

    kompetensi yang ditentukan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 14/2005

    tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah No. 19/2005 tentang Standar Nasional

    Pendidikan (SNP), seorang guru harus memiliki empat kompetensi dasar, yakni kompetensi

    kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial

    (Hamzah, 2008).

  • Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan

    kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik,

    dan berakhlak mulia. Kompetensi profesional, meliputi penguasaan materi pembelajaran

    secara luas dan mendalam, penguasaan landasan dan wawasan kependidikan, dan penguasaan

    proses belajar mengajar. Kompetensi pedagogi meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

    perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan

    peserta didik. Sedangkan kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk

    berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

    kependidikan, orang tua/wali murid, dan masyarakat sekitar (Hamzah, 2008).

    2.4.1 Kompetensi Kepribadian yang Harus Dimiliki Guru SD/MI

    Segenap guru hendaknya mengetahui dan menyadari betul bahwa

    kepribadiannya yang tercermin dalam berbagai penampilan itu ikut menentukan

    tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan pada sebuah lembaga pendidikan itu sendiri

    pada umumnya dan pada tempat ia mengajar pada umumnya. Kepribadian guru

    tersebut akan diserap dan diambil oleh anak didik menjadi unsur dalam

    kepribadiannya yang sedang tumbuh dan berkembang. Maka dari itu, guru harus

    benar-benar memahami penampilan kepribadiannya. (Daradjat, 1978:54-55)

    2.4.2 Kompetensi Kepribadian yang Harus Dimiliki Guru SMP/MTs

    Syarat kepribadian bagi guru SD/MI tidak banyak berbeda dengan guru

    SMP/MTs. Artinya setiap guru yang mengajar di SMP/MTs harus memahami tujuan

    dari SMP/MTs tersebut dan selanjutnya harus tercermin dalam kepribadiannya.

    Hubungan yang tercermin dalam antara guru dan peserta didik hendaknya dekat

    seperti kakak dan adik, yang bersifat membimbing dengan penuh pengertian karena

    para peserta didik sedang berada dalam umur goncang akibat pertumbuhan jasmani

    yang sedang dialaminya. Dalam pertumbuhan pribadinya, peserta didik memerlukan

    tokoh identifikasi atau pribadi yang akan dicontohnya. Maka kepribadian guru sangat

    diperlukan agar dapat menjadi contoh yang diteladani dan diserap oleh peserta didik

    dalam perkembangnya (Hawi, 2013:59).

    2.4.3 Kompetensi Kepribadian yang Harus Dimiliki Guru SMA/MA

    Guru SMA/MA memerlukan persyaratan kepribadian yang hampir sama

    dengan kepribadian guru SD/MI dan SMP/MTs, walaupun bidang studi dan

  • keahliannya semakin banyak dan bermacam-macam sesuai dengan jurusannya masing-

    masing. Kepribadian guru SMA/MA harus dapat menjamin tercapainya tujuan

    pendidikan pada SMA/MA tersebut secara khusus dan tujuan pendidikan secara umum

    (Hawi, 2013:59).

    Dalam mencapai tujuan yang terpijak kepada dasar yang telah ditentukan dalam

    kurikulum SMA/MA sangat diperlukan persyaratan kepribadian guru yang akan

    melaksanakan kurikulum itu. Betapapun baiknya kurikulum itu dan banyaknya buku

    dan alat pelajaran, namun tujuan kurikulum itu tidak akan tercapai, jika guru yang

    melaksanakan kurikulum tersebut tidak memahami, tidak menghayati dan tidak

    berusaha mencapainya dengan keseluruhan pribadi dan tenaga yang ada pada guru

    tersebut (Hawi, 2013:59).

    Adapun kemampuan pribadi guru dalam proses belajar mengajar secara rinci sebagai

    berikut (Wijaya dan Rusyan, 1991:12)

    a. Kemantapan integritas pribadi

    b. Peka terhadap perubahan dan pembaruan

    c. Berpikir alternative

    d. Adil, jujur dan objektif

    e. Ulet dan tekun bekerja

    f. Berusaha memperoleh hasil kerja yang sebaik-baiknya

    g. Simpatik, lues, bijaksana, sederhana dalam bertindak

    h. Bersifat terbuka

    i. Kreatif

    j. Berwibawa

    Dalam Standar Kompetensi Guru Kelas SD/MI Lulusan S1 PGSD, dijelaskan

    mengenai Sosok Utuh Kompetensi Profesional Guru yang terdiri atas kompetensi akademik

    dan kompetensi profesional. Kompetensi akademik terdiri dari empat rumpun kompetensi,

    yaitu: (Mulyasa, 2008).

    1. Kemampuan mengenal peserta didik secara mendalam, yang meliputi pemahaman secara

    mendalam tentang karakteristik intelektual, sosial emosional, dan fisik, serta latar

    belakang peserta didik sebagai landasan bagi guru/calon guru agar mampu

    memgembangkan potensi peserta didik secara optimal.

  • 2. Kemampuan menguasai bidang studi, yang meliputi penguasaan sustansi dan metodologi

    bidang ilmu (disciplinary content knowledge) yang bersangkutan, serta kemampuan

    memilih dan mengemas bidang ilmu tersebut menjadi bahan ajar sesuai dengan konteks

    kurikuler dan kebutuhan peserta didik (pedagogical content knowledge).

    3. Kemampuan menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, yang meliputi kemampuan

    merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, kemampuan mengases (menilai) proses

    dan hasil pembelajaran, serta kemampuan menindaklanjuti hasil asesmen untuk perbaikan

    pembelajaran secara berkelanjutan.

    4. Kemampuan mengembangkan kemampuan profesional secara berkelanjutan, yang

    menekankan kemempuan guru dalam memanfaatkan setiap peluang untuk belajar

    meningkatkan profesionalitas, sehingga pembelajaran yang dikelolanya selalu

    mengedepankan kemaslahatan peserta didik.

    Selain itu dalam Peraturan Pemerintah Nomer 19 Tahun 2005 Tentang Standar

    Nasional Pendidikan dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian

    adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian. Adapun kompetensi yang

    harus dimiliki oleh seorang guru adalah sebagai berikut: (Daradjat, 2005).

    1. Kepribadian yang mantap

    Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan memberikan teladan yang

    baik terhadap anak didik maupun masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai

    sosok yang patut digugu (ditaati nasehat/ucapan/perintahnya) dan ditiru (di

    contoh sikap dan perilakunya). Oleh sebab itu, sebagai seorang guru, seharusnya kita:

    a. Bertindak sesuai dengan norma hukum

    b. Bertindak sesuai dengan norma sosial

    c. Bangga sebagai guru

    d. Memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma

    Dalam kaitan ini, Zakiah Darajat dalam Syah (2000: 225-226) menegaskan bahwa

    kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina

    yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi

    masa depan anak didiknya terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat dasar)

    dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah).

    2. Kepribadian yang dewasa

  • Sebagai seorang guru, kita harus memiliki kepribadian yang dewasa karena

    terkadang banyak masalah pendidikan yang muncul yang disebabkan oleh kurang

    dewasanya seorang guru. Kondisi kepribadian yang demikian sering membuat guru

    melakukan tindakan-tindakan yang tidak profesional, tidak terpuji, bahkan tindakan-

    tindakan tidak senonoh yang merusak citra dan martabat guru. Sehingga, sebagai

    seorang guru, seharusnya kita:

    a. Menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik. Artinya,

    kepribadian akan turut menetukan apakah para guru dapat disebut sebagai

    pendidik yang baik atau sebaliknya, justru menjadi perusak anak didiknya. Sikap

    dan citra negative seorang guru dan berbagai penyebabnya seharusnya dihindari

    jauh-jauh agar tidak mencemarkan nama baik guru.

    b. Memiliki etos kerja sebagai guru.

    3. Kepribadian yang arif

    Sebagai seorang guru kita harus memiliki pribadi yang disiplin dan arif. Hal ini

    penting, karena masih sering kita melihat dan mendengar peserta didik yang

    perilakunya tidak sesuai bahkan bertentangan dengan sikap moral yang baik. Oleh

    karena itu peserta didik harus belajar disiplin, dan gurulah yang harus memulainya.

    Dalam menanamkan disiplin, guru bertanggung jawab mengarahkan, berbuat baik,

    menjadi contoh sabar dan penuh pengertian. Mendisiplinkan peserta didik harus

    dilakukan dengan rasa kasih sayang dan tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas

    pada penyampaian materi, tetapi guru harus dapat membentuk kompetensi dan

    pribadi peserta didik. Sehingga, sebagai seorang guru kita harus:

    a. Menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah,

    dan masyarakat. Artinya, sebagai seorang guru, kita juga bertindak sebagai

    pendidik dan murid sebagai anak didik sehingga dapat saja dipisahkan

    kedudukannya, akan tetapi mereka tidak dapat dipisahkan dalam mengembangkan

    diri murid dalam mencapai cita-citanya. Disinilah kemanfaatan guru bagi orang

    lain atau murid benar-benar dituntut, seperti hadits Nabi :Khoirunnaasi

    anfauhum linnaas, artinya adalah sebaik-baiknya manusia adalah yang paling

    besar memberikan manfaat bagi orang lain. (Al Hadits).

    b. Menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

  • 4. Kepribadian yang berwibawa

    Berwibawa mengandung makna bahwa seorang guru harus:

    a. Memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik. Artinya, guru

    harus selalu berusaha memilih dan melakukan perbuatan yang positif agar dapat

    mengangkat citra baik dan kewibawaannya, terutama di depan murid-muridnya.

    Disamping itu guru juga harus mengimplementasikan nilai-nilai tinggi terutama

    yang diambilkan dari ajaran agama, misalnya jujur dalam perbuatan dan

    perkataan, tidak munafik. Sekali saja guru didapati berbohong, apalagi langsung

    kepada muridnya, niscaya hal tersebut akan menghancurkan nama baik dan

    kewibawaan sang guru, yang pada gilirannya akan berakibat fatal dalam

    melanjutkan tugas proses belajar mengajar

    b. Memiliki perilaku yang disegani.

    5. Menjadi berakhlak mulia dan teladan bagi peserta didik

    Kompetensi kepribadian guru yang dilandasi dengan akhlak mulia tentu saja

    tidak tumbuh dengan sendirinya, tetapi memerlukan ijtihad, yakni usaha sungguh-

    sungguh, kerja keras, tanpa mengenal lelah dan dengan niat ibadah tentunya. Dalam

    hal ini, guru harus merapatkan kembali barisannya, meluruskan niatnya, bahkan

    menjadi guru bukan semata-mata untuk kepentingan duniawi. Memperbaiki ikhtiar

    terutama berkaitan dengan kompetensi pribadinya, dengan tetap bertawakkal kepada

    Allah. Melalui guru yang demikianlah, kita berharap pendidikan menjadi ajang

    pembentukan karakter bangsa.

    Untuk menjadi teladan bagi peserta didik, tentu saja pribadi dan apa yang

    dilakukan oleh seorang guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang

    disekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru.

    a. Bertindak sesuai dengan norma religius (iman, taqwa, jujur, ikhlas, suka

    menolong).

    b. Memiliki perilaku yang diteladani peserta didik. Artinya, guru sebagai teladan

    bagi murid-muridnya harus memiliki sikap dan kepribadian utuh yang dapat

    dijadikan tokoh panutan idola dalam seluruh segi kehidupannya.

    Gumelar dan Dahyat (2002: 127) merujuk pada pendapat Asian Institut for

    Teacher Education, mengemukakan kompetensi pribadi meliputi:

  • a. Pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama

    b. pengetahuan tentang budaya dan tradisi

    c. pengetahuan tentang inti demokrasi

    d. pengetahuan tentang estetika

    e. memiliki apresiasi dan kesadaran sosial

    f. memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan

    g. setia terhadap harkat dan martabat manusia. Sedangkan kompetensi guru secara

    lebih khusus lagi adalah bersikap empati, terbuka, berwibawa, bertanggung jawab

    dan mampu menilai diri pribadi.

    Johnson sebagaimana dikutip Anwar (2004:63) mengemukakan kemampuan

    personal guru, mencakup:

    a. Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan

    terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.

    b. Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dianut oleh

    seorang guru.

    c. Kepribadian, nilai, sikap hidup ditampilkan dalam upaya untuk menjadikan

    dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya.