Komp Lemen
-
Upload
jauharlatifarba -
Category
Documents
-
view
224 -
download
0
Transcript of Komp Lemen
7/23/2019 Komp Lemen
http://slidepdf.com/reader/full/komp-lemen 1/10
SISTEM KOMPLEMEN
Oleh :
Jauhar Latif Arba
1302101010031
Kelas/ Ruang : 05 / Seminar
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2015
7/23/2019 Komp Lemen
http://slidepdf.com/reader/full/komp-lemen 2/10
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Imunitas adalah kekebalan yang dikaitkan dengan adanya antibodi atau sel
yang mempunyai tanggap kebal terhadap mikroorganisme dari penyakit infeksi
tertentu atau terhadap toksinnya (Kadri, 2010). Begitu antibodi tanggap pada
permukaan mikroorganisme yang menyerang, serangkaian protein plasma yang
disebut komplemen akan teraktivasi. Protein komplemen ini mampu
menghancurkan penyerang tersebut (Ripani, 2010).
Komplemen adalah bahan larut humoral yang berperanan dalam imunitas
nonspesifik. Komplemen termasuk salah satu sistem enzim serum yang
berfungsi dalam inflamasi, opsonisasi dan kerusakan (lisis) membran patogen.
Dewasa ini, ada sekitar 20 jenis protein yang berperang dalam sistem
komplemen (Baratawidjaja, 2004).
Komplemen berupa molekul dari sistem imun nonspesifik larut dalam
keadaan tidak aktif yang dapat diaktifkan berbagai bahan seperti toksin (LPS)
bakteri. Komplemen dapat juga berperan dalam sistem imun spesifik yang
setiap waktu dapat diaktifkan kompleks imun. Hasil aktivasi tersebut
menghasilkan berbagai mediator yang mempunyai sifat biologik aktif dan
beberapa diantaranya merupakan enzim untuk reaksi berikutnya. Produk
lainnya berupa protein pengontrol dan beberapa lainnya tidak mempunyai
aktivitas enzim. Aktivasi komplemen merupakan usaha tubuh untuk
menghancurkan antigen asing (proteksi), namun sering pula menimbulkan
kerusakan jaringan sehingga merugikan tubuh sendiri (Baratawidjaya, 2004).
7/23/2019 Komp Lemen
http://slidepdf.com/reader/full/komp-lemen 3/10
BAB II
PEMBAHASAN
A. SISTEM KOMPLEMEN
Sistem komplemen adalah suatu sistem yang terdiri dari seperangkat
kompleks proteiin yang satu dengan yang lainnya sangat berbeda. Ada
sembilan komponen dasar komplemen ; C1 sampai C9 yang bila diaktifkan,
dipecah menjadi bagian-bagian yang besar dan kecil (C3a, C4a dan
sebagainya). Fragmen yang besar dapat berupa enzim tersendiri dan mengikat
serta mengaktifkan molekul lain. Fragmen tersebut juga dapat berinteraksi
dengan inhibitor yang menghentikan reaksi selanjutnya. Komplemen sangat
sensitif terhadap sinyal kecil, misalnya jumlah bakteri yang sangat sedikit
sudah dapat menimbulkan reaksi beruntun yang biasanya menimbulkan reaksi
lokal (Baratawidjaya, 2004).
Unsur pokok sistem komplemen diwujudkan oleh sekumpulan komponen
protein yang terdapat di dalam serum. Protein-protein ini dibagi menjadi
protein fungsional yang menggambarkan elemen dari berbagai jalur, dan
protein pengatur yang bmenunjukkan fungsi pengendalian. Komponen
sebagian besar disintesis di dalam hepar oleh sel hepatosit, dan juga oleh sel
fagosit mononuklear yang berada dalam sirkulasi darah. Komplemen C1 juga
dapat disintesis oleh sel epitel lain di luar hepar. Komplemen yang dihasilkan
oleh sel komplemen merupakan usaha tubuh untuk menghancurkan antigen
asing (proteksi), namun sering pula menimbulkan kerusakan jaringan
sehingga merugikan tubuh sendiri (Baratawidjaya, 2004).
7/23/2019 Komp Lemen
http://slidepdf.com/reader/full/komp-lemen 4/10
Komplemen yang dihasilkan oleh sel fagosit mononuklear terutama akan
disintesis ditempat dan waktu terjadinya aktivasi. Komponen C3 mempunyai
fungsi sangat penting pada aktivasi komplemen, baik melalui jalur klasik
maupun jalur alternatif. Konsentrasi C3 jauh lebih besar dibandingkan dengan
fraksi lainnya, hal ini menempatkan C3 pada kedudukan yang penting dalam
pengukuran kadar komplemen di dalam serum. Penurunan kadar C3 di dalam
serum dapat dianggap menggambarkan keadaan konsentrasi komplemen yang
menurun. Juga penurunan kadar C3 saja dapat dipakai sebagai gambaran
adanya aktivasi pada sistem komplemen (Judarwanto, 2009).
Aktivasi komplemen menghasilkan sejumlah molekul efektor antara lain
anafilaktoisin, kemotaksin, adherens imun, opsonin dan membrane attack
complex yang mempunyai efek biologik (Baratawidjaja, 2004).
B. AKTIVASI KOMPLEMEN
a. aktivasi komplemen melalui jalur klasik
Jalur ini diawali dengan stimulasi dari kompleks antigen-antibodi
yang kemudian mengaktivasi C1q, C1r, C1s, ketiga komponen ini
menghasilkan komponen enzimatik yang menstimulasi C4, C4
menghasilkan komponen enzimatik yang menstimulasi C2, komponen C2
ini kemudian menghasilkan komponen enzimatik dan menstimulasi C3
Convertase (pusat katalitik sistem komplemen).
b. aktivasi komplemen melalui jalur alternatif
Jalur ini diawali oleh stimulasi dari permukaan patogen yang
mengandung LPS (Lipopolisakarida) yang kemudian langsung
7/23/2019 Komp Lemen
http://slidepdf.com/reader/full/komp-lemen 5/10
menstimulasi C3, C3 menghasilkan komponen enzimatik yang
menstimulasi faktor B, faktor B menghasilkan komponen enzimatik yang
menstimulasi faktor D, faktor D kemudian menghasilkan komponen
enzimatik yang akhirnya mensimulasi C3 convertase.
c. aktivasi komplemen melalui jalur lektin
Jalur ini diawali oleh stimulasi dari kompleks manosa binding
protein pada permukaan patogen yang kemudian menstimulasi MBL,
MASP-1, MASP-2. Ketiga komponen ini kemudian mnghasilkan
komponen enzimatik yang menstimulasi C4, (seperti halnya pada jalur
klasik) C4, C4 menghasilkan komponen enzimatik yang menstimulasi C2,
komponen C2 ini kemudian menghasilkan komponen enzimatik dan
menstimulasi C3 convertase (pusat katalitik sistem komplemen). Setelah
ketiga jalur tersebut mengaktivasi C3 Convertase, C3 convertase ini
kemudian menghasilkan C3a, C5a dan C3b. C3a, C5a kemudian
menstimulasi peptida mediator untuk inflamasi dan menstimulasi
rekrutmen sel fagositik. C3b kemudian berikatan dengan reseptor
komplemen pada sel fagositik dan kemudian menstimulasi opsonisasi dan
penghilangan kompleks imun. Selain itu, C3b juga menstimulasi
komponen terminal komplemen yang kemudian terjadi reaksi cascade :
menstimulasi C5b, C6, C7, C8, C9 dan akhirnyam membentuk Membran
attack complex dan menyebabkan lisis pada patogen.
7/23/2019 Komp Lemen
http://slidepdf.com/reader/full/komp-lemen 6/10
C. RESEPTOR KOMPLEMEN
Ada beberapa reseptor spesifik yang berikatan dengan komponen
komplemen dan fragmen pada komplemen. CR1 dan CR3 adalah komponen
penting dalam menginduksi proses fagositosis bakteri. CR2 terutaman
ditemukan pada sel B yaitu kompleks sel B-koreseptor dan menjadi reseptor
terhadap virus Epstein-Barr yang menyebabkan infeksi mononukleusis. CR1
dan CR2 saling membagi struktur komplemen-regulatory protein yang
mengikat C3b dan C4b. CR3 dan CR4 saling berintegrasi, CR3 untuk proses
migrasi dan adesi leukosit, sedangkan CR4 untuk respon fagositosis. Reseptor
C5a dan C3a adalah bagian dari tujuh pasang pada untaian G protein. FDC
sebagai sel folikular dendritik tidak terlibat dalam imunitas bawaan (innate
immunity) (Janeway et all, 2001).
Anafilaksis dan kemotaksis C3a, C4a dan C5a disebut anafilatoksin oleh
karena dapat memacu sel mast dan sel basofil untuk melepaskan mediator
kimia yang dapat meningkatkan permeabilitas dan kontraksi otot polos
vaskular. Reseptor C3a dan C4a terdapat pada permukaan sel mast, sel
basofil, otot polos dan limfosit. Reseptor C5a terdapat pada permukaan sel
mast, basofil, netrofil, monosit, makrofag, dan sel endotelium. Melekatnya
anafilatoksin pada reseptor yang terdapat pada otot polos menyebabkan
kontraksi otot polos tersebut. Untuk mekanisme ini C5a adalah yang paling
poten dan C4a adalah yang paling lemah. C5a juga mempunyai sifat yang
tidak dimiliki oleh C3a dan C4a; oleh karena C5a juga mempunyai reseptor
yang spesifik pada permukaan sel-sel fagosit maka C5a dapat menarik sel-sel
fagosit tersebut bergerak ke tempat mikroorganisme, benda asing atau
7/23/2019 Komp Lemen
http://slidepdf.com/reader/full/komp-lemen 7/10
jaringan yang rusak; proses ini disebut kemotaksis. Juga setelah melekat C5a
dapat merangsang metabolisme oksidatif dari sel fagosit tersebut sehingga
dapat meningkatkan daya untuk memusnahkan mikroorganisme atau benda
asing tersebut (Judarwanto, 2009).
Opsonisasi dan peningkatan fungsi fagositosis yang diperkuat oleh proses
opsonisasi C3b dan iC3b yang dibantu oleh IgG atau IgM mungkin
merupakan mekanisme pertahanan utama terhadap infeksi bakteri dan jamur
secara sistemik.
a. Proses peradangan
Kombinasi dari semua fungsi yang tersebut diatas mengakibatkan
terkumpulnya sel-sel dan serum protein yang diperlukan untuk terjadinya
proses dalam rangka memusnahkan mikroorganisme atau benda asing
tersebut.
b. Pelarutan dan eliminasi kompleks imun
Kompleks imun yang beredar mengaktifkan komplemen dan mengaktifkan
fragmen C3b yang menempel pada antigen. Kompleks tersebut akan
berikatan dengan reseptor pada permukaan eritrosit. Pada waktu sirkulasi
eritrosit melewati hati dan limpa, maka sel fagosit dalam limpa dan hati
(sel Kuffer) dapat membersihkan kompleks imun yang terdapat pada
permukaan sel eritrosit tersebut.
D. REGULATOR
Aktivasi komplemen dikontrol melalui tiga mekanisme utama, yaitu 1)
komponen komplemen yang sudah diaktifkan biasanya ada dalam bentuk
yang tidak stabil sehingga bila tidak berikatan dengan komplemen berikutnya
7/23/2019 Komp Lemen
http://slidepdf.com/reader/full/komp-lemen 8/10
akan rusak, 2) adanya beberapa inhibitor yang spesifik misalnya C1 esterase
inhibitor, faktor I dan faktor H, 3) pada permukaan membran sel terdapat
protein yang dapat merusak fragmen komplemen yang melekat.
7/23/2019 Komp Lemen
http://slidepdf.com/reader/full/komp-lemen 9/10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem komplemen adalah salah satu mekanisme penting pada pengenalan
infeksi patogen dan menjadi pertahanan awal yang efektif bagi tubuh saat
infeksi awal patogen. Komplemen adalah sistem protein plasma yang dapat
aktif secara langsung oleh ikatan patogen atau tidak langsung oleh ikatan
antibodi-patogen, menyebabkan suatu reaksi kaskade pada permukaan patogen
dan menghasilkan komponen yang aktif dengan berbagai fungsi efektor.
Ada 3 macam jalur aktivasi komplemen yaitu jalur klasik, jalur alternatif
dan jalur lektin. Ketiga jalur tersebut dapat menginduksi antibodi secara
independen dalam imunitas bawaan (innate immunity). Ketiga jalur akan
mengaktifkan enzim C3 convertase, yang akan menghasilkan komponen C3b.
Pengikatan C3b dengan molekul patogen menjadi pusat aktivasi komplemen
yang akhirnya membentuk Membran attack complex dan menyebabkan lisis
pada patogen.
B. SARAN
Pada akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada pembaca yang
budiman dan kiranya dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
guna kesempurnaan dari makalah ini.
7/23/2019 Komp Lemen
http://slidepdf.com/reader/full/komp-lemen 10/10
Daftar Pustaka
Baratawidjaja,K.G. 2004. Imunologi Dasar Edisi Ke-6. Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Judarwanto, W. 2009. Sistem Komplemen. http://childrenallergyclinic.
wordpress.com. Diakses tanggal 7 November 2015.
Kadri. 2010. Pengertian Imunitas. http://kadri-blog.blogspot.com/2010/12/
pengertian-imunitas.html. Diakses tanggal 7 November 2015.
Ripani. 2010. Komplemen Sistem Imun. http://ripanimusyaffalab.blogspot.com/
2010/02/komplemen-sistem-imun.html. Diakses tanggal 7 November 2015.