KOMA SOP1

6
KOMA Koma Definisi Keadaan tidak sadar, di mana pasien tidak bisa dibangunkan Dengan rangsang apapun tidak ada reaksi sama sekali (unarousable unresponsiveness) Penyebab Koma S : Sirkulasi (stroke, penyakit jantung) E : Ensefalitis (dengan tetap mempertimbangkan adanya infeksi sistemik atau sepsis yang mungkin melatarbelakanginya atau muncul secara bersamaan) M : Metabolik (hiperglikemia, hipoglikemia, hipoksia, uremia, dan koma hepatikum) E : Elektrolit (diare dan muntah) N : Neoplasma (tumor otak baik primer ataupun metastasis) I : Intoksikasi (berbagai macam obat atau bahan kimia) T :Trauma (terutama trauma kapitis : kontusio, komosio, perdarahan epidural, perdarahan subdural, dan dapat pula trauma andomen dan dada) E : Epilepsi (pasca serangan grand mal atau pada status epileptikus ) Kriteria Diagnostik Koma Penilaian derajat kesadaran secara objektif, dengan GCS (Glasgow coma scale)

description

SOP koma untuk tatalaksana koma di setiap aspek

Transcript of KOMA SOP1

KOMA

KomaDefinisi Keadaan tidak sadar, di mana pasien tidak bisa dibangunkan Dengan rangsang apapun tidak ada reaksi sama sekali (unarousable unresponsiveness)Penyebab Koma S : Sirkulasi (stroke, penyakit jantung) E : Ensefalitis (dengan tetap mempertimbangkan adanya infeksi sistemik atau sepsis yang mungkin melatarbelakanginya atau muncul secara bersamaan) M : Metabolik (hiperglikemia, hipoglikemia, hipoksia, uremia, dan koma hepatikum) E : Elektrolit (diare dan muntah) N : Neoplasma (tumor otak baik primer ataupun metastasis) I : Intoksikasi (berbagai macam obat atau bahan kimia) T :Trauma (terutama trauma kapitis : kontusio, komosio, perdarahan epidural, perdarahan subdural, dan dapat pula trauma andomen dan dada) E : Epilepsi (pasca serangan grand mal atau pada status epileptikus ) Kriteria Diagnostik KomaPenilaian derajat kesadaran secara objektif, dengan GCS (Glasgow coma scale) interpretasi:-Nilai 13 Kategori ringan / somnolenPenggunaan GCS memiliki keterbatasan untuk diaplikasikan terhadap anak-anak terutama dibawah 36 bulan dikarenakan penilaian verbal pada anak usia tersebut memang belum sempurna meskipun pada anak dalam keadaan sehat

PemeriksaanAnamnesis untuk mengetahui 1. Kejadian terakhir 2. Trauma 3. Riwayat medis pasien 4. Riwayat psikiatrik 5. Obat-obatatan 6. Penyalah gunaan obat-obatan atau alkohol Pemeriksaan FisikLakukakn Pemeriksaan tanda vital termasuk suhu Tanda vital : hipertensi berat dapat disebabkan oleh lesi intrakranial dengan peningkatan TIK atau ensefalopati karena hipertensi. Kulit : Tanda trauma,Turgor, neddle track, rash pada meningitis, cherry redness ( keracunan CO), sianosis, atau kuning Nafas : bau alkohol, ketosis, uremia, atau fetor hepaticus dapat menjadi petunjuk Kepala : tanda fraktur, hematoma, dan laserasi, Panda Eyes,bocornya CSF yang keluar melalui telinga dan hidung serta tanda gigitan lidah, Pupil Leher : Cedera Vertebra cervikalis (jangan manipulasi bila ada kecurigaan fraktur dari cervival spine) kekakuan disebabkan oleh meningitis, meningoensefalitis atau perdarahan subarakhnoid. Opistotonus untuk khas tetanus Paru-paru : apakah ada collapse atau edema pulmo atau wheezing menandakan asma serta pola pernafasan cheyne stoke, hiperventilasi ataupun apneu Abdomen : Periksa apakah ada ascites tanda hati yang rusak, organomegali, peritonism Tanda Infeksi seperti abses, OMA yang bisa merupakan sumber awal penyebaran infeksi ke meningens Pemeriksaan refleks patologis penting untuk mengetahui adanya kelainan struktur otak Pemeriksaan Neurologi pada koma Mata Pupil : Reflek dan kesamaan ukuran mata kanan dan kiri Reflek (-) + ukuran irregular = lesi midbrain Refleks (-) + Midriasis unilateral =kompresi saraf ke 3 Refleks (+) + ukuran mengecil = lesi pontine/ karena obat-obatan

Gerakan Ekstaokular refleks okulosefalik Saat kepala digerakan lateral secara cepat,normalnya mata akan berdiam di tempat semula sebelum kepala digerakan

Tes kalori Saat air dingin diteteskan ke satu sisi telinga, norlanbya mata akan melirik ke arah air diteteskan

Jika tes positif, maka ada gangguan pada Medula sampai ke otak tengah

Fundus Papiloedema, hipertensive retinopathy dan sebagainya Periksa apakah ada asimetri pada SSP yait tonus, gerakan spontan, reflex dan kekuatan otot Refleks Pathology Babinski, Chaddock ,Gonda, Openheim ,Bing ,Rossolimo,Gordon , Schaefer,Mendel, Patrick, kontra Patrick, Jika refleks patologi positif maka curiga ada kelainan pada struktur otak Ingat 5BBrain : beri neuroprotektan untuk mencegah kerusakan lebih lanjutBladder : Pasang DC catheter dan pantau urine outputBowel : Perhatikan nutrisi pasien kalau perlu pasang NGT sebagai jalur nutrisiBlood : Perhatikan sirkulasi darah pasien apakah kekurangan cairan, kekurangan darah, anemia, apakah perlu penambahan darah melalui transfuseBreathing : Perhatikan Jalan nafas pasien, upayakan pasien bernafas adekuat dan perhatikan apakah ada komlikasi pernafasan dari kejadian yang baru saja terjadi pada pasien

Reasses kondisi pasien dan memberikan planning sesuai temuan penunjang dan pemeriksaan fisik serta neurologis Pemeriksaan penunjang, Rontgen,AGD, Darah Lengkap,Ureum, Creatinin, Elektrolit,Fungsi Hati, Ethanol, NarkobaKultur darah, kultur urin, pertimbangan malariaAnamnesis singkat padat dan pemeriksaan fisikObati penyebab potensial misalkan IV glucose, thiamine, nalokson, ruang hiperbarik, gastric lavage.dsb Kontrol KejangPeriksa Gula DarahStabilisasi cervical spineIV AccessABC of life suport

INGAT 5B :Brain, Bladder, Bowel, Blood, Breathing