KISTA PARU
-
Upload
ratia-resti-yunita -
Category
Documents
-
view
186 -
download
3
Transcript of KISTA PARU
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Paru adalah organ tubuh yang berperan dalam sistem pernapasan (respirasi)
yaitu proses pengambilan oksigen (O2) dari udara bebas saat menarik napas, melalui
saluran napas (bronkus) dan sampai di dinding alveoli (kantong udara), O2 akan
ditransfer ke pembuluh darah yang di dalamnya mengalir antara lain sel sel darah
merah untuk dibawa ke sel-sel di berbagai organ tubuh lain sebagai energi dalam
proses metabolisme. Pada tahap berikutnya setelah metabolisme maka sisa-sisa
metabolisme itu terutama karbondioksida (CO2) akan dibawa darah untuk dibuang
kembali ke udara bebas melalui paru pada saat membuang napas. Karena fungsinya
itu dapat dipahami bahwa paru paling terbuka dengan polusi udara yang diisap
termasuk asap rokok yang dihisap dengan penuh kesengajaan itu. Berbagai kelainan
dapat menganggu sistem pernapasan itu, antara lain udara berpolusi sehingga kadar
O2 sedikit, gangguan di saluran napas/paru, jantung atau gangguan pada darah.
Secara umum gangguan pada saluran napas dapat berupa sumbatan pada jalan napas
(obstruksi) atau gangguan yang menyebabkan paru tidak dapat kembang secara
sempurna (restriktif). Tumor yang besar di paru dapat menyebabkan sebagian paru
dan/saluran napas kolaps, sedangkan tumor yang terdapat dalam saluran napas dapat
menyebabkan sumbatan pada saluran napas. Tumor yang menekan dinding dada
1
2
dapat menyebabkan kerusakan/destruksi tulang dinding dada dan menimbulkan
nyeri.1
Tumor jinak yang tersering adalah kista paru, kista paru ditandai oleh adanya
pertumbuhan jaringan abnormal pada paru-paru. Kista paru adalah pertumbuhan
abnormal berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh abnormal di paru-paru.
Kista ada yang berisi udara, cairan, nanah, atau bahan-bahan lain. Para dokter
memperkirakan adanya hubungan antara gen dengan kista paru.2
Kelainan kongenital kista paru sering dijumpai secara tidak sengaja.
Biasanya pada janin kelainan ini ditemukan pada pemeriksaan ultrasonografi.
Insiden secara pasti tidak diketahui, di duga sebesar 25% dari keseluruhan kelainan
kongenital paru janin.
Faktor pemicu kista saat ini banyak sekali, di antaranya pencemaran udara
akibat debu dan asap pembakaran kendaraan atau pabrik. Asap kendaraan, misalnya,
mengandung dioksin yang dapat memperlemah daya tahan tubuh, termasuk daya
tahan seluruh selnya. Kondisi ini merupakan pemicu munculnya kista. Kalau dalam
satu keluarga ada kerabat dekat, seperti adik ibu, yang mengidap kista paru, maka
gampang ditebak bahwa yang bersangkutan punya bakat kista di parunya. Makanan
yang mengandung lemak tinggi pun bisa menjadi zat penyubur tumbuhnya kista.
“Itu terjadi karena adanya zat-zat lemak dalam makanan tersebut yang tidak dipecah
dalam proses metabolisme tubuh.3
3
Prognosis untuk tumor jinak paru cukup baik bila tumor tersebut telah
diketahui sedini mungkin. Maka dari itu perlu dilakukan pemeriksaan yang berkala
pada pasien yang dengan gangguan paru.2
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi
Pulmo atau yang disebut dengan Paru-paru merupakan organ yang
terletak di cavum thoraks. Pulmo memiliki selaput pembungkus pulmo
yg disebut dengan pleura. Dimana pulmo didalam terdapat saluran nafas
yg disebut dengan bronchus.
4
Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster)
yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri
atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut
pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru
disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi
rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar.
Lobus dan fissure
• Pulmo dextra
Terdapat 3 lobus (lobus superior, medius et inferior) yg dipisahkan oleh
adanya 2 fissure (fissure horizontalis et obliqua)
• Pulmo sinistra
Terdapat 2 lobus (lobus superior, et inferior) yg dipisahkan oleh adanya
1 fissure (fissure obliqua)
4
5
Gambar 1. Anatomi paru normal
6
Gambar 2. Anatomi paru-paru
Segmentasi pulmo
Untuk pembagian segmentasi dari pulmo sama seperti pembagian
segmentasi dari bronchus.
Gambar 3. Lobus-Lobus paru
7
Vaskularisasi Pulmo
Untuk bronchi, jaringan ikat paru dan pleura visceralis divaskularisasi oleh
Aa. Bronchiales. Untuk Aa. Bronchiales sinistra cabang dr aorta thoracalis,
sedangkan Aa. Bronchiales dextra cabang dr a.intercostales atau Aa.
Bronchiales sinistra.
Untuk vena nya melalui Vv. Bronchiales yg terdiri atas vv. Bronchiales
superficial dan profunda. Vv. Bronchiales Superficial mendapatkan aliran
darah dari bronchi extrapulmonar, pleura visceralis, limponodi sekitar hilus
pulmo. Vv. Bronchiales dextra bermuara ke v. azygos, sedangkan Vv.
Bronchiales sinistra nya bermuara ke v. hemiazygos accessoria atau v.
intercostales supreme. Sedangkan untuk alveoli mendapatkan vaskularisasi
dari ujung terminal dari a. pulmonales.
Innervasi Pulmo
Pulmo diinnervasi oleh plexus pulmonalis pada radix pulmo dextra et
sinistra. Dimana plexus ini terdiri atas saraf simpatis oleh truncus
sympaticus -> ganglia sympatis 1-5 dan parasimpatis oleh cabang2 dr n.
vagus
B. Definisi
Kista paru adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung (pocket, pouch)
yang tumbuh abnormal di paru-paru. Kista ada yang berisi udara, cairan,
8
nanah, atau bahan-bahan lain. Para dokter memperkirakan adanya hubungan
antara gen dengan kista paru. Untuk membuktikannya, kemudian dilakukan
berbagai penelitian baik berupa riset epidemiologi sampai percobaan binatang.2
C. Etiologi
Meskipun etiologi sebenarnya dari tumor jinak pada paru belum
diketahui dengan pasti, namun kemungkinan penyebabnya adalah suatu
respon hipersensitivitas, keturunan, infeksi maupun bahan kimia. Biasanya
muncul pada usia 30-50 tahun dan sangat jarang ditemukan pada anak.2
D. Patofisiologi
Kista paru biasanya dialami oleh para lelaki yang merokok. Seperti
yang kita ketahui, para perokok memiliki paru-paru yang abnormal. Kondisi
nya sudah tidak lagi sama dengan keadaan semula.
Terbentuknya kista paru merupakan hiperinflasi udara kedalam
parenkim paru melalui suatu celah berupa klep akibat suatu peradangan
kronis. Kista paru dapat pula disebabkan kelainan congenital yamg secara
radiologic tidak dapat dibedakan dengan kista paru didapat ( akibat
peradangan ).4
E. Klasifikasi
1. Soliter :
9
a. Kista kongenital
b. Kista infeksi
c. Kista neoplastik
Gambar 4 : Kista Kongenital
2. Multiple a. Letak di apex :
Bleb
Bulla
d. Letak di basal :
10
Kista bronchiectasis
Kista pneumatocoele
e. Letak tidak menentu :
Komplikasi Tuberculosa
Komplikasi infiltrasi proses yang lain
F. Manifestasi Klinis
Banyak penderita yang tidak menunjukkan gejala dan penyakitnya
ditemukan pada saat menjalani pemeriksaan foto dada untuk keperluan
lain. Jarang sampai terjadi gejala yang serus. Gejala kista paru
tergantung kepada luas dan cara penyebarannya. Biasanya gejala utama
adalah batuk yang menetap. Penderita kista paru seringkali menyadari
bahwa batuknya semakin memburuk.
Jika kista tumbuh ke dalam dinding dada, bisa menyebabkan nyeri
dada yang menetap. Gejala yang timbul kemudian adalah hilangnya
nafsu makan, penurunan berat badan dan kelemahan. Kanker paru
seringkali menyebabkan penimbunan cairan di sekitar paru-paru (efusi
pleura), sehingga penderita mengalami sesak nafas. Jika kista menyebar
di dalam paru-paru, bisa terjadi sesak nafas yang hebat, kadar oksigen
darah yang rendah dan gagal jantung.
11
G. Diagnosa
Alat utama untuk mendiagnosa kista paru adalah radiology. Jika
seseorang mengalami batuk yang menetap atau semakin memburuk atau
gejala paru-paru lainnya, maka terdapat kemungkinan terjadinya kista paru-
paru. Kadang petunjuk awalnya berupa ditemukannya bayangan pada
rontgen dada dari seseorang yang tidak menunjukkan gejala. Rontgen dada
bisa menemukan sebagian besar kista paru, meskipun tidak semua bayangan
yang terlihat merupakan kista.
Pengambilan foto dada serial setiap 6 bulan ternyata dapat
mendiagnosa secara dini adanya kista paru. Tomografi yang dilengkapi
dengan computer membantu untuk membedakan lebih lanjut lesi yang
dicurigai.
Gambaran radiologis berupa Gambaran bulat berdinding tipis dengan
ukuran yang bervariasi.
CT scan bisa menunjukkan bayangan kecil yang tidak tampak pada
foto rontgen dada dan bisa menunjukkan adanya pembesaran kelenjar getah
12
bening dan penyebarannya. Prinsipnya adalah : Menggunakan berkas tipis
sinar X untuk membuat potongan axial dari tubuh.
Sinar X menembus tubuh, ditangkap detector. Detektor bersifat
sebagai scintillation counter, menangkap data-data koefisien attenuasi tubuh.
Ada 2 macam detector: Xenon dan Solid state Data-data ini diubah oleh
komputer menjadi gambar. Penegakan diagnosis dilakukan melalui
pemeriksaan USG.
Gambaran radiologik yang ditemukan :
1. Bayangan rongga spheris dalam semua proyeksi kecuali karena letaknya
sehingga harus terjepit menjadi pipih, misalnya dekat diafragma atau dinding
thorax.
2. Bila berisi air dan penuh akan tampak bayangan radio-opaque spheris dan
circumscript. Bila ruptur ke bronchus, sebagian terisi udara yang pada foto
berdiri tampak sebagai bayangan bulat spheris dan circumscript dengan fluid
level.
13
3. Bila ada infeksi, dinding menjadi lebih tebal, batas tegas menghilang dan
bergabung dalam paru.
4. Komunikasi yang intermiten dengan bronchus memberikan Crescentik
Airshadow.
5. Letak sering di dekat carina, trachea atau bronchus utama.
6. Lesi kistik Multipel
7. Mendesak struktur sekitar
Ada juga Penyakit hidatid paru adalah penyakit yang disebabkan infeksi oleh
bentuk larva (kista hidatid) cacing pita genus Echinococcus dan ditandai dengan
berkembangnya kista yang meluas. Infeksi ini terjadi pada manusia dan hewan
mamalia seperti sapi, domba, babi, kuda dan mamalia lainnya. Dua tipe dari
infeksinya adalah alveolar dan unilocular. Nama lain dari penyakit kista hidatid
adalah hidatidosis, echinococcus disesase dan echinococcosis (3).
Kista hidatid paru adalah stadium kista larva cacing pita Echinococcus
granulosus dan Echinococcus multilocularis
14
Gambar 5 : Kista Hydatid
Pemeriksaan Roentgen, foto toraks PA dan lateral. Gambaran foto toraks yang menunjang diagnosis hidatidosis yaitu:
- Adanya densitas bulat radioopaque dengan batas yang halus pada paru tanpa adanya reaksi paru disekitarnya.
- Adanya bayangan bulat radioopaque dengan densitas yang homogen.
- Adanya bayangan bulat dengan air-fluid level pada kista yang pecah pada bronkus .5
15
H. Diagnosis Banding
1. Bronchiectasis
Bronkiektasis adalah suatu perusakan dan pelebaran (dilatasi)
abnormal dari saluran pernafasan yang besar. Bronkiektasis
bukan merupakan penyakit tunggal, dapat terjadi melalui
berbagai cara dan merupakan akibat dari beberapa keadaan yang
mengenai dinding bronkial, baik secara langsung maupun tidak,
yang mengganggu sistem pertahanannya. Keadaan ini mungkin
menyebar luas, atau mungkin muncul di satu atau dua tempat.
Pada bronkiektasis, daerah dinding bronkus rusak dan mengalami
peradangan kronis, dimana sel bersilia rusak dan pembentukan
lendir meningkat. ketegangan dinding bronkus yang normal juga
hilang. Area yang terkena menjadi lebar dan lemas dan
membentuk kantung yang menyerupai balon kecil.
16
Gambar 6. Tampak cincin-cincin lusen pada kedua lapangan paru
yang memberikan gambaran “honeycomb appearance”
I. Penatalaksanaan
Kista biasanya diangkat melalui pembedahan karena bisa menyumbat
bronki dan lama-lama bisa menjadi ganas. Kadang dilakukan
pembedahan pada kanker selain karsinoma sel kecil yang belum
menyebar. Sekitar 10-35% kanker bisa diangkat melalui pembedahan,
tetapi pembedahan tidak selalu membawa kesembuhan. Sekitar 25-40%
penderita tumor yang terisolasi dan tumbuh secara perlahan, memiliki
harapan hidup sampai 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis.
17
Penderita ini harus melakukan pemeriksaan rutin karena kanker paru-
paru kambuh kembali pada 6-12% penderita yang telah menjalani
pembedahan.
18
BAB III
KESIMPULAN
Kista paru adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung (pocket, pouch)
yang tumbuh abnormal di paru-paru. Kista ada yang berisi udara, cairan,
nanah, atau bahan-bahan lain. Meskipun etiologi sebenarnya dari tumor jinak
pada paru belum diketahui dengan pasti, namun kemungkinan penyebabnya
adalah suatu respon hipersensitivitas, keturunan, infeksi maupun bahan
kimia. Biasanya muncul pada usia 30-50 tahun dan sangat jarang ditemukan
pada anak.2
Terbentuknya kista paru merupakan hiperinflasi udara kedalam parenkim
paru melalui suatu celah berupa klep akibat suatu peradangan kronis. Kista
paru dapat pula disebabkan kelainan congenital yamg secara radiologic tidak
dapat dibedakan dengan kista paru didapat ( akibat peradangan ).4
Alat utama untuk mendiagnosa kista paru adalah radiology,
Gambaran radiologis berupa Gambaran bulat berdinding tipis dengan ukuran
yang bervariasi.
Kista biasanya diangkat melalui pembedahan karena bisa menyumbat
bronki dan lama-lama bisa menjadi ganas. Kadang dilakukan pembedahan
19
19
pada kanker selain karsinoma sel kecil yang belum menyebar. Sekitar 10-
35% kanker bisa diangkat melalui pembedahan, tetapi pembedahan tidak
selalu membawa kesembuhan