Kisah tukang kayu
Click here to load reader
-
Upload
afriliyanto-agus -
Category
Education
-
view
81 -
download
5
Transcript of Kisah tukang kayu
Assalamu’allaikum, Wr. Wb
Agus Afriliyanto
Seorang tukang kayu tua
sudah siap untuk pensiun.
Dia memberitahukan
rencananya pada kontraktor
majikannya. Dia telah
bertekad mengundurkan diri
dari pekerjaannya sebagai
pembangun rumah agar dapat
menikmati hari tuanya dengan
lebih menyenangkan, bersama
isteri dan keluarga besarnya.
Memang dia sepenuhnya
sadar bahwa dia akan
kehilangan penghasilannya,
tetapi dia sudah lelah, dia
perlu istirahat.
Sang kontraktor sangatmenyayangkan kepergiankaryawannya yang baik ini, tetapi tidak berhasilmembujuk agar orang tuaini tetap bekerja padanya.
Akhirnya sang kontraktor meminta agar dia bersediamembangunkan sebuahrumah lagi sebagai perekathubungan baik yang sudahterjalin demikian lama.
Tukang kayu itudengan berat hati
terpaksamenyanggupinya, tetapi
nampak jelas bahwahatinya tidak lagi ada
pada tugasnya, diamengerjakannya denganasal jadi saja dan bahkan
bahan yang digunakannyapun
bermutu sangat rendah. Itu adalah cara yang
kurang baik dalammengakhiri karirnya.
Ketika tukang kayu itutelah menyelesaikantugasnya dan kontraktoratasannya telahmemeriksa rumah itu, diserahkannya kuncirumah kepada orang tuaitu dan berkata: “Rumahini milikmu, ini sebagaihadiah dan tanda terimakasihku padamu!”
Dia terperanjat! Sungguh memalukan!
Kalau saja dia tahubahwa dia sedang
membangunrumahnya sendiri,
tentu dia akanmengerjakannya
dengan cara yang sangat berbeda.
Sekarang dia terpaksatinggal bersama
keluarga dalam rumahbermutu rendah yang
dibangun asal jadi.
Demikian pula dengan kita, kitapun membangunkehidupan kita dengan asal jadi, lebih banyakberreaksi negatif dari pada bertindak benar, selalumelakukan sesuatu bukan dengan cara yangterbaik. Dalam hal yang penting sekalipun kitatidak melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.Kemudian dengan terkejut kita terpaksamenghadapi situasi yang kita ciptakan sendiri, danbaru menyadari bahwa sekarang kita tinggal didalam rumah yang tidak kita bangun dengan baik,kalau saja kita menyadarinya dari dahulu, kita pastiakan bertindak dengan cara yang sangat berbeda.
Sekarang anggaplah diri anda sebagai tukangkayu, pikirkan rumah anda, setiap kali andamenancapkan paku, memasang papan ataumendirikan tembok, bangunlah dengan bijak. Iniadalah satu-satunya kehidupan yang sedanganda bangun, kalaupun hanya tersisa satu harisaja lagi untuk anda jalani, seharusnya hari ituanda jalani dengan penuh syukur dan denganperasaan bahagia.
Kehidupan anda hari ini merupakan hasil darisikap dan pilihan anda di masa lalu. Kehidupananda esok hari merupakan hasil dari sikap danpilihan yang anda buat hari ini.