Kinerja bank dan asuransi

76
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional di segala bidang memerlukan pembiayaan dan investasi yang cukup besar. Di Indonesia peranan lembaga keuangan sangat penting dan strategis agar peran masyarakat dalam pembiayaan pembangunan dapat ditingkatkan. Untuk itu maka upaya pengembangan pasar modal, lembaga perbankan dan lembaga keuangan bukan bank terutama perusahaan asuransi menjadi tuntutan penting bagi pembangunan pada saat ini maupun pada masa yang akan datang. Bank dan perusahaan asuransi memiliki fungsi yang sama yaitu menarik uang dari dan menyalurkan kepada masyarakat (Thomas Suyanto, 1998:1). Kedua badan usaha tersebut berfungsi sebagai penghimpun dana masyarakat untuk disalurkan kepada masyarakat

Transcript of Kinerja bank dan asuransi

Page 1: Kinerja bank dan asuransi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional di segala bidang memerlukan pembiayaan dan

investasi yang cukup besar. Di Indonesia peranan lembaga keuangan sangat

penting dan strategis agar peran masyarakat dalam pembiayaan pembangunan

dapat ditingkatkan. Untuk itu maka upaya pengembangan pasar modal,

lembaga perbankan dan lembaga keuangan bukan bank terutama perusahaan

asuransi menjadi tuntutan penting bagi pembangunan pada saat ini maupun

pada masa yang akan datang.

Bank dan perusahaan asuransi memiliki fungsi yang sama yaitu

menarik uang dari dan menyalurkan kepada masyarakat (Thomas Suyanto,

1998:1). Kedua badan usaha tersebut berfungsi sebagai penghimpun dana

masyarakat untuk disalurkan kepada masyarakat terutama masyarakat bisnis

sebagai badan usaha. Kedua jenis lembaga keuangan tersebut harus memiliki

kinerja yang baik yang dicapai dari semua aktifitas usahanya. Kinerja

merupakan terjemahan dari performance. Performance berdasarkan kamus

bisnis dan manajemen adalah hasil nyata yang dicapai, kadang-kadang

dipergunakan untuk menunjukkan dicapainya hasil yang positif (Amin

Wijaya, 1995:63). Oleh karena itu setiap unit usaha akan selalu mengukur dan

menilai kinerja usahanya agar diketahui tingkat hasil nyata yang dapat

dicapai dalam unit tersebut dalam kurun waktu tertentu.

Page 2: Kinerja bank dan asuransi

2

Kinerja perusahaan yang sudah go public akan sangat diperlukan dan

bahkan diwajibkan untuk melaporkan kinerja keuangannya secara periodik,

termasuk dalam hal ini adalah perusahaan bank dan perusahaan asuransi yang

telah menjadi perusahaan publik dan listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

Penilaian dan pengukuran kinerja terhadap sebuah badan usaha yang telah go

public sangat penting bagi para manajer (manajemen), para investor atau

calon investor, pemerintah, masyarakat bisnis maupun lembaga-lembaga lain

yang terkait. Manajemen sangat memerlukan hasil pengukuran dan penilaian

terhadap kinerja unit bisnisnya, untuk memastikan tingkat keberhasilan para

manajer dan sekaligus sebagai evaluasi penyusunan perencanaan strategik

maupun operasional pada masa selanjutnya. Para investor sangat

berkepentingan atas hasil pengukuran dan penilaian kinerja suatu badan usaha.

Setelah mengetahui hasil pengukuran dan penilaian kinerja tersebut,

maka mereka akan mampu untuk mengambil keputusan, apakah akan tetap

bertahan sebagai pemilik badan usaha tersebut atau harus menjualnya kepada

investor lain. Berapa tingkat keuntungan yang bisa dicapai dan bagaimana

prospek usaha pada masa yang akan datang merupakan sebagian informasi

penting bagi para investor maupun calon investor. Calon investor sangat

berkepentingan terhadap kinerja suatu badan usaha untuk menentukan akan

menjadi investor atau tidak dalam bidang usaha tersebut. Pemerintah sangat

berkepentingan terhadap pengukuran dan penilaian kinerja suatu lembaga

keuangan sebab mempunyai fungsi yang strategis dalam rangka memajukan

dan meningkatkan perekonomian negara. Sedangkan masyarakat bisnis sangat

Page 3: Kinerja bank dan asuransi

3

menginginkan agar badan usaha pada sektor lembaga keuangan ini sehat dan

maju sehingga dapat dicapai efisiensi dan, berupa biaya yang murah dan

efisien.

Data keuangan perusahaan akan dapat bermanfaat bagi para pihak

yang memerlukan apabila data tersebut dianalisis lebih lanjut. Dalam

mengadakan analisis laporan keuangan suatu perusahaan memerlukan adanya

alat tertentu. Alat yang paling umum digunakan adalah analisis rasio

keuangan. Pengertian rasio itu sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan

dalam “arithmatical term” yang dapat digunakan untuk menjelaskan

hubungan antara dua macam data finansiil (Bambang Riyanto, 1995:329).

Apabila rasio-rasio yang dihitung diinterpretasikan secara tepat, maka akan

mampu menunjukkan kondisi keuangan dan hasil-hasil usaha yang telah

dicapai.

Berdasarkan fungsi strategis, serta manfaat dari pengukuran dan

penilaian kinerja kedua lembaga tersebut diatas, maka perlu dilakukan

penelitian ini. Penelitian mengenai komparasi kinerja perusahaan bank dan

asuransi juga telah dilakukan oleh Hadi Wahyono. Dalam penelitian tersebut

Hadi Wahyono menggunakan variabel pengukur kinerja yang terdiri dari

rentabilitas ekonomi, net profit margin, debt ratio, struktur modal, laba per

lembar saham dan equity per share. Hasil dari penelitian tersebut adalah net

profit margin, debt ratio, struktur modal, dan earning per share dari bank

lebih baik daripada asuransi, tetapi rentabilitas ekonomi dan equity per share

dar bank lebih jelek dari asuransi. Bertitik tolak dari penelitian tersebut, maka

Page 4: Kinerja bank dan asuransi

4

penulis mereplikasikannya dengan meneliti kembali penelitian Hadi Wahyono

yang berjudul “Komparasi Kinerja Perusahaan Bank dan Asuransi Studi

Empiris di Bursa Efek Jakarta”. Dalam penelitian ini, penulis menambahkan

Sistem Pelaksanaan penelitian kesehatan bank dengan standar Bank Indonesia

(Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia tanggal 30 April 1997 tentang Tata

Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, disempurnakan dengan SK

Direksi Bank Indonesia No. 30/227/KEP/DIR tanggal 19 Maret 1998 tentang

Perubahan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/11/KEP/DIR

tanggal 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Umum) (Selamet Riyadi, 2006:169), yang meliputi faktor-faktor CAMEL

yang terdiri atas capital (permodalan), assets quality (kualitas aktiva

produktif), management (manajemen), earning (rentabilitas) dan liquidity

(likuiditas). Sistem penilaian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan

perkembangan bank.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas,

permasalahan yang dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah keadaan kinerja keuangan perusahaan bank dan asuransi

yang listed di BEJ?

2. Bagaimanakah fungsi Return On Assets (ROA), Quick Ratio (QR), Debt

Ratio (DR), Struktur Modal (SM), Earning Per Share (EPS), Equity Per

Page 5: Kinerja bank dan asuransi

5

Share (EQPS), Return on Investment (ROI), yang terkandung dalam

CAMEL sebagai alat pengukur kinerja keuangan bank dan asuransi?

1. Apakah terdapat perbedaan yang berarti antara kinerja keuangan

perusahaan bank dan asuransi yang listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

tahun 2005?

2. Kinerja keuangan manakah yang lebih baik antara perusahaan bank dan

asuransi?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, serta dengan

mempertimbangkan berbagai keterbatasan, maka penelitian ini dibatasi pada

penilaian keberhasilan dan perkembangan usaha bank dan asuransi dilihat dari

posisi finansial yang tercermin dari gambaran kapitalisasi dan keadaan

keuangan sampel penelitian yang disajikan dan dibatasi pada periode 2005.

Teknik yang dipakai meliputi analisis berbagai alat pengukur kinerja

keuangan bank dan asuransi menurut SK Menteri Keuangan Nomor

KEP.792/MK/IV/12/1970 tanggal 7 Desember 1970 tentang Lembaga

Keuangan yang telah diubah dan ditambah terakhir dengan Keputusan

Menteri Keuangan No.280/KMK.01/1989 tanggal 25 Maret 1989 tentang

pengawasan dan pembinaan lembaga keuangan selain bank, disebutkan bahwa

pembinaan dan pengawasan perusahaan bank dan lembaga keuangan selain

bank termasuk asuransi memiliki ukuran dan penilaian yang sama. sehingga

dari hasil analisis tersebut dapat digunakan sebagai dasar informasi bagi bank

Page 6: Kinerja bank dan asuransi

6

dan asuransi dalam menilai kinerja keuangan atau perkembangan finansial

bank dan asuransi.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan utama penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui keadaan kinerja keuangan perusahaan bank dan

asuransi yang listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2005.

2. Untuk mengetahui adakah perbedaan yang berarti antara kinerja

keuangan perusahaan bank dan asuransi yang listed di Bursa Efek

Jakarta (BEJ) tahun 2005.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Bank dan Asuransi yang listed di BEJ, penelitian ini diharapkan

dapat dipergunakan untuk menambah informasi kuantitatif mengenai

kinerja keuangan bank dan asuransi tesebut pada suatu periode.

2. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan

pengetahuan dalam menerapkan disiplin ilmu yang didapat dari

bangku kuliah.

Page 7: Kinerja bank dan asuransi

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang kinerja bank dan selain bank pernah dilakukan oleh:

a. Supardi (1995), dalam penelitian yang berjudul “Analisis

Perbedaan Kinerja Perusahaan Bank dan LKBB di BEJ”, dianalisis

perbedaan kinerja bank dan lembaga keuangan bukan bank dengan

sampel penelitian 10 perusahaan bank dan 10 lembaga keuangan

bukan bank yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Persoalan

yang dipertanyakan adalah apakah ada perusahaan yang bergerak

di lembaga keuangan terutama yang go public dan listing di BEJ

memiliki kinerja yang sama atau berbeda. Jika terjadi perbedaan

apakah perbedaan itu signifikan. Dengan pendekatan analisis

inferensial ( dengan uji beda rata-rata) diperoleh hasil bahwa ada

perbedaan yang signifikan antara kinerja bank dan lembaga

keuangan bukan bank ditinjau dari variable-variabel : struktur

modal, jumlah kapitalisasi dana, volume usaha, nilai buku per

lembar saham, laba per lembar saham dan rentabilitas aktiva.

b. Hadi Wahyono (2002) yang meneliti mengenai Komparasi Kinerja

Bank dan Asuransi Yang Terdaftar di BEJ pada tahun 2000.

Variabel-variabel yang digunakan yaitu Rentabilitas Ekonomi, Net

Page 8: Kinerja bank dan asuransi

8

Profit Margin(NPM), Debt Ratio, Struktur Modal, Earning Per

Share dan Equity Per share. Tehnik sampling yang digunakan

yaitu purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak sepuluh

untuk masing-masing lembaga. Berdasarkan rasio-rasio keuangan

dan uji hipotesis statistik dengan menggunakan t-test (two tail)

pada tingkat signifikansi 95% terbukti bahwa Net Profit Margin,

Debt Ratio, Struktur Modal,dan Earning Per Share bank lebih baik

daripada asuransi, tetapi Rentabilitas Ekonomi dan Equity Per

Share bank lebih jelek daripada asuransi.

2. Landasan Teori

a. Pasar Modal

Untuk keperluan operasi dan ekspansi, perusahaan memerlukan

dana. Kebutuhan dana ini dipenuhi dari modal sendiri atau sumber dana dari

luar perusahaan. Dana dari luar perusahaan bisa didapat melalui berbagai

pihak antara lain oleh lembaga keuangan bank dan lembaga non bank. Pasar

modal sebagai salah satu alternatif pendanaan selain bank diartikan sebagai

pasar yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana jangka

menengah dan dana jangka panjang dengan pihak yang memiliki kelebihan

dana.Husnan dan Pujiastuti (1993:1) menyatakan bahwa secara formal pasar

modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau

sekuritas jangka panjang yang diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang

Page 9: Kinerja bank dan asuransi

9

ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public

authorities, maupun perusahaan swasta.

Pasar modal di satu pihak merupakan salah satu alternatif

pembelanjaan bagi perusahaan yang membutuhkan dana jangka panjang,

di pihak lain sebagai alternatif investasi bagi masyarakat (individu atau

lembaga) yang mempunyai kelebihan dana. Melalui mekanisme

kegiatan pasar modal dapat diharapkan dana yang ada di masyarakat

bisa disalurkan untuk membiayai kegiatan yang bersifat produktif yang

dilaksanakan oleh dunia usaha.

Pasar modal sebagai lembaga pendanaan mempunyai peranan

yang cukup besar dalam mendukung proses pembangunan. Dengan

adanya perdagangan efek baik itu saham, obligasi, maupun surat warkat

yang lain kegiatan perekonomian diharapkan terus berlangsung.

Secara implisit bisa dikatakan bahwa pasar modal memberikan

peran makro dan peran mikro yakni berperan bagi kelangsungan

pembangunan negara Indonesia dan bermanfaat bagi perusahaan publik

baik itu industri maupun perusahaan jenis lain yang memerlukan dana

untuk pengembangan usaha. Disamping itu memberikan tempat bagi

investor untuk melakukan investasinya melalui pasar modal.

Harga dari efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal terjadi

berdasarkan kekuatan tarik menarik antara permintaan dan penawaran,

dimana kekuatan tersebut mencerminkan penilaian investor atau calon

Page 10: Kinerja bank dan asuransi

10

investor terhadap saham. Sehingga harga-harga dari surat berharga yang

diperdagangkan di pasar modal juga mencerminkan nilai dari

perusahaan yang bersangkutan.

Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan pasar modal

seperti halnya jumlah perusahaan yang memasyarakatkan saham atau

instrumen lain di pasar modal, jumlah efek perusahaan yang ditawarkan,

serta kegiatan transaksi jual beli instrumen efek pasar modal yang

dilakukan. Secara umum syarat-syarat yang diperlukan agar pasar modal

bisa berkembang antara lain; adanya ketersediaan informasi yang akurat,

relevan dan tepat waktu baik informasi historis atau ramalan, adnya

likuiditas yang menunjukkan kemampuan untuk membeli atau menjual

sekuritas tertentu secara cepat dan pada harga yang terlampau berbeda

dengan harga sebelumnya, dengan asumsi tidak ada informasi baru yang

timbul, adanya efisiensi internal yang terjadi apabila biaya transaksi

semakin rendah, adanya efisiensi eksternal yakni berkaitan dengan

adaptasi harga saham.

a. Pengertian bank

Pengertian bank yang terdapat dalam Undang-Undang RI

Nomor 7 tahun 1992 adalah: “Badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup rakyat”.

Page 11: Kinerja bank dan asuransi

11

Perbankan di Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan,

pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan

kesejahteraan rakyat Indonesia.

Bank menurut jenisnya terdiri dari Bank Umum dan Bank

Perkreditan Rakyat. Usaha yang dilakukan oleh Bank Umum meliputi

UU RI No 7 tahun 1992 tentang perbankan, (1992: 11):

a. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa giro,

deposito berjangka, sertifikat, tabungan, atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu

b. Menerbitkan kredit

c. Menerbitkan surat pengakuan hutang

d. Membeli dan menjual atau menjamin atas resiko sendiri

maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabah

Selain melakukan kegiatan tersebut diatas Bank Umum juga

melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan

yang ditetapkan oleh Bank Indonesia juga melakukan kegiatan

penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan,

seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta

lembaga kliring penyelesaian, penyimpangan dan masih banyak

kegiatan lainnya.

BPR mempunyai usaha-usaha seperti (UU RI 7 tahun 1992

tentaang perbankan, 1992:19-20);

Page 12: Kinerja bank dan asuransi

12

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

berupa deposito berjangka, tabungan, dana atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu.

b. Memberikan kredit.

c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan

prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam

peraturan pemerintah.

d. Menetapkan dananya dalam bentuk SBI, deposito

berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank.

b. Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina

Untuk memajukan perkembangan yang sehat dari urusan kredit

dan perbankan, maka Bank Indonesia melaksanakan pembinaan:

a. Di bidang perbankan

1). Memperluas, memperlancar, dan mengatur lalu

lintas pembayaran giral, serta menyelenggarakan kliring antar

bank.

2). Menetapkan ketentua-ketentuan umum tentang

permodalan likuiditas bank.

3). Memberikan bimbingan kepada bank-bank guna

penatalaksaan bank secara sehat.

4). Meminta laporan yang dianggap perlu dan

mengadakan pemeriksaan segala aktivitas.

Page 13: Kinerja bank dan asuransi

13

b. Di bidang perkreditan

1). Menyusun rencana kredit untuk suatu jangka

waktu tertentu untuk diajukan kepada pemerintah meliputi

dewan moneter.

2). Menetapkan tingkat dan struktur bunga.

3). Menetapkan pembatasan kualitatif dan kuantitatif

atas pemberian kredit perbankan.

4). Bank Indonesia dapat memberikan kredit

likuiditas kepada bank-bank dengan cara:

a) Menerima penggadaian uang

b) Menerima sebagai jaminan surat-surat berharga

c) Menerima askep, dengan syarat-syarat yang telah

ditetapkan oleh BI

5). Memberikan kredit likuiditas pada bank-bank

untuk mengatasi kesulitan likuiditas dalam keadaan darurat.

6). Pemberian kredit bank dibatasi oleh rencana kredit

yang bersangkutan.

7). Bank tidak diperkenankan melakukan penyertaan

modal dalam perusahaan kecuali dalam lembaga keuangan

dimana penyertaan hanya dapat dilakukan dengan cadangan.

c. Fungsi Lembaga perbankan

Page 14: Kinerja bank dan asuransi

14

Bank mempunyai fungsi dan peranan yang strategis, terutama

dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif

dan efisien dalam rangka mendukung pelaksanaan pembangunan

nasional.

Memperhatikan peranan tersebut, maka perbankan perlu

mendapatkan pembinaan dan pengawasan yang efektif, agar perbankan

berfungsi secara efisien, sehat dan wajar, sehingga mampu untuk :

a. Menghadapi persoalan

b. Melindungi dana yang dititipkan masyarakat kepadanya

c. Menyalurkan dana masyarakat dalam bentuk pemberian

kredit ke bidang-bidang produktif bagi pencapaian sasaran

pembangunan

d. Pengertian Asuransi

Pengertian asuransi terdapat dalam Pasal 1 angka (1) Undang-

undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian, asuransi atau

pertanggungan disefinisikan sebagai berikut:

Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua)

pihak atau lebih, dengan mana penanggung mengikatkan diri

kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk

memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,

kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau

tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan

Page 15: Kinerja bank dan asuransi

15

diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak

pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasrkan

atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Rumusan Pasal 1 angka (1) Undang-undang Nomor 2

Tahun 1992 ini ternyata lebih luas lingkupnya, yaitu meliputi:

a. Asuransi Kerugian (Loss Insurance), yaitu perlindungan terhadap

harta seseorang atau badan hukum, yang meliputi benda asuransi,

risiko yang ditanggung, premi asuransi, ganti kerugian.

b. Asuransi Jiwa (Life Insurance), yaitu perlindungan terhadap

keselamatan seseorang, yang meliputi jiwa seseorang, risiko yang

ditanggung, premi asuransi, dan santunan sejumlah uang dalam hal

terjadi evenemen, atau pengembalian (refund) bila asuransi jiwa

berakhir tanpa terjadi evenemen.

c. Asuransi Sosial (Social Security Insurance), yaitu perlindungan

terhadap keselamatan seseorang, yang meliputi jiwa dan raga

seseorang, risiko yang ditanggung, iuran asuransi, dan santunan

sejumlah uang dalam hal terjadi evenemen.

e. Pengertian dan arti penting laporan keuangan

Laporan keuangan bank pada umumnya terdiri atas neraca dan

laporan rugi laba. Laporan keuangan bank, terutama bagi analisis

Page 16: Kinerja bank dan asuransi

16

ekstern merupakan sumber informasi penting untuk mengetahui dan

menganalisa keadaan keuangan suatu bank.

Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang

dapat dipercaya dan mendukung dalam usaha untuk menganalisa

tingkat kesehatan bank. Laporan keuangan pada pokoknya merupakan

laporan pertanggungjawaban direksi dalam satu periode tertentu atau

hasil usaha periode tertentu atau hasil usaha bank yang dipimpinnya.

Oleh karena itu disini akan dikemukakan mengenai laporan

keuangan, yaitu bahwa:

Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk

suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah pendapatan atau daftar

rugi laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan

bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga

yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan/ laba

ditahan (Drs. S. Munawir, 1995: 5).

Jadi untuk mengetahui posisi keuangan bank serta hasil /

perkembangan bank perlu adanya analisa terhadap laporan keuangan

bank yang bersangkutan.

f. Fungsi laporan keuangan

Dari penyajian laporan keuangan secara rutin manajer

memperoleh banyak sekali manfaat:

Page 17: Kinerja bank dan asuransi

17

a. Merumuskan, melaksanakan, dan mengadakan penilaian terhadap

kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianggap perlu.

b. Mengorganisasi dan mengkoordinasi kegiatan-kegiatan atau aktifitas

dalam perusahaan.

c. Merencanakan dalam mengendalikan kegiatan atau aktifitas dalam

perusahaan.

d. Mempelajari aspek, tahap-tahap kegiatan tertentu dalam perusahaan.

e. Menilai keadaan atau posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.

f. Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang

menentukan dan mempercayakan pengelolaan dananya dalam

perusahaan tersebut.

g. Kinerja Keuangan

Sebagai wujud yang dicapai perusahaan dalam periode waktu

usaha, tidak lepas dari kinerja yang dilakukan oleh pihak perusahaan.

Apabila kinerja perusahaan bagus, akan menghasilkan prestasi yang

bagus pula, begitu juga sebaliknya. Menurut menteri keuangan RI

berdasarkan Keputusan No 740/KMK.00/1989, bahwa yang dimaksud

dengan kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam

periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan

tersebut (Singgih, 2001:1)

Untuk mengetahui prestasi yang dicapai oleh perusahaan perlu

dilakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan dalam kurun waktu

Page 18: Kinerja bank dan asuransi

18

tertentu. Herfert (1999:68) mengemukakan bahwa dalam

mengevaluasi/menilai kinerja perusahaan yang paling berkepentingan

adalah pemilik perusahaan adalah investor, para manajer, kreditor,

pemerintah dan masyarakat, dalam hal ini investor. Mereka akan menilai

perusahaan dengan ukuran keuangan tertentu sesuai dengan tujuannya.

Pihak yang terikat dengan kegiatan sehari-hari perusahaan

adalah manajemen perusahaan. Para manajer bertanggung jawab

terhadap efisiensi dan efektifitas penggunaan dana dan sumber-sumber

ekonomi lainnya dalam pengelolaan perusahaan yang tercermin dalam

pertumbuhan laba dan deviden perusahaan, yang pada gilirannya akan

nampak dalam kenaikan nilai perusahaan. Di sisi lain para kreditor dan

pemberi pinjaman, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka

panjang, berkepentingan dengan pembayaran bunga serta pengembalian

pinjaman pokok yang mantap, baik tentang jumlah maupun waktu

pembayaran. Kemampuan memenuhi kewajiban ini ditandai oleh aktiva

yang dimiliki perusahaan sebagai jaminan atas investasinya serta

jaminan terhadap resiko yang dihadapi oleh kreditor tersebut. Pihak

pemerintah juga berkepentingan terhadap kinerja karena dapat dijadikan

sebagai dasar untuk penetapan beban pajak, pembuatan berbagai

kebijakan, regulasi, pemberian fasilitas terhadap kondisi ekonomi dan

moneter negara. Begitu pula pihak lain seperti underwriter dan analis

sekuritas karena bagi underwriter informasi kinerja perusahaan bisa

digunakan dasar penetapan harga saham pada penawaran umum perdana

Page 19: Kinerja bank dan asuransi

19

(IPO), analis sekuritas memerlukannya guna pemberian masukan kepada

para pelaku pasar modal.

Penilaian kinerja perusahaan dapat diketahui melalui

perhitungan rasio finansial dari semua laporan keuangan perusahaan.

Dalam hal ini Weston dan Copeland (1992) mengelompokkan dalam 35

rasio. Namun demikian, umumnya ukuran yang lazim dipakai dalam

lima kategori utama:

a. Rasio keuntungan, ditujukan untuk menilai seberapa bagus tingkat

laba suatu perusahaan.

b. Rasio aktivitas, ditujukan untuk mengukur efisiensi dari kegiatan

operasional perusahaan dan untuk mengungkapkan masalah-masalah

yang selama ini tersembunyi.

c. Rasio leverage, ditujukan untuk mengukur seberapa bagus struktur

permodalan perusahaan.

d. Rasio likuiditas, ditujukan untuk mengukur seberapa likuid

perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dalam jangka

pendek.

e. Rasio pertumbuhan, ditujukan untuk mengukur kemampuan

perusahaan untuk mempertahankan posisi ekonominya dalam

pertumbuhan ekonomi dan industri.

h. Variabel Pengukur Kinerja Bank dan Asuransi

Page 20: Kinerja bank dan asuransi

20

Rasio pengukur kinerja dalam penelitian ini ditetapkan

berdasarkan atas pengukur kinerja lembaga keuangan yang dimuat pada

SK. Menteri Keuangan Nomor KEP. 792/MK/IV/12/1970 tentang

Lembaga Keuangan yang telah diubah dan ditambah terakhir dengan

Keputusan Menteri Keuangan No. 280/KMK.01/1989 tanggal 25 Maret

1989 tentang pengawasan dan pembinaan lembaga keuangan selain

bank, seperti pada penelitian Hadi Wahyono, Fakultas Ekonomi,

Universitas Jember. Rasio-rasio keuangan tersebut adalah:

a. Return On Asset (ROA) yaitu perbandingan laba sebelum pajak

terhadap total asset ,hal ini mengindikasikan seberapa besar

kemampuan asset yang dimiliki untuk menghasilkan tingkat

pengembalian atau pendapatan.

b. Quick Ratio (QR), yaitu perbandingan antara alat liquid dengan

hutang lancar.

c. Debt Ratio (DR), yaitu membandingkan total hutang dengan total

harta. Hal ini menunjukkan kemampuan keseluruhan harta untuk

menutup total hutang yang menjadi tanggungan perusahaan.

Page 21: Kinerja bank dan asuransi

21

d. Struktur Modal (SM), yaitu alat penilaian perusahaan dalam

menyelesaikan kewajiban-kewajibannya dengan menggunakan

modal sendiri.

e. Equity Per Share (EQPS), yaitu perbandingan antara total ekuitas

dengan jumlah lembar saham biasa dengan jumlah modal sendiri

pada setiap lembar saham (equity per share).

f. Return on Investment (ROI), yaitu kemampuan dari modal yang

diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan

keuntungan neto.

d. CAMEL, yang terdiri dari:

1. Capital (Permodalan)

Dalam penilaiannya menggunakan pendekatan kuantitatif dan

kualitatif yang meliputi :

Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal

Minimum (KPMM).

Page 22: Kinerja bank dan asuransi

22

Komposisi permodalan.

Trend ke depan yaitu proyeksi KPMM.

Perbandingan proyeksi produktif yang diklasifikasikan

dengan modal.

Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan

modal dari laba yang ditahan.

Rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan

usaha.

Akses kepada sumber permodalan.

Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan

permodalan.

1. Assets Quality (Kualitas Aktiva Produktif)

Dalam penilaiannya menggunakan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif yang meliputi komponen-komponen sebagai

berikut:

Perbandingan aktiva produktif yang diklasifikasikan

dengan total aktiva produktif.

Perbandingan debitur inti di luar pihak terkait dengan total

kredit.

Perbandingan perkembangan aktiva produktif

bermasalah/non performing asset dengan aktiva produktif.

Tingakat kecukupan pembentukan Penyisihan Penyusutan

Aktiva Produktif (PPAP).

Page 23: Kinerja bank dan asuransi

23

Kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif.

Dokumentasi aktiva produktif.

Kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.

2. Management (Manajemen)

Dalam penilaiannya terdapat 3 faktor manajemen yang dinilai

meliputi:

Manajemen Umum.

Penerapan sistem manajemen resiko.

Kepatuhan terhadap kepatuhan (Bank Indonesia dan atau

pihak lainnya).

3. Earning (Rentabilitas)

Faktor-faktor rentabilitas:

Return On Assets (ROA).

Return On Equity (ROE).

Net Interest Margin (NIM).

Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan

Operasional (BOPO).

Perkembangan laba operasional.

Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan

dan biaya.

Prospek laba operasional.

4. Liquidity (Likuiditas)

Page 24: Kinerja bank dan asuransi

24

Dalam penilaiannya digunakan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif terhadap faktor-faktor likuiditas yang meliputi:

Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan pasiva

likuid kurang dari 1 bulan.

1-month matuary mismatch ratio.

Loan to Deposit Ratio (LDR).

Proyeksi Cash flow 3 bulan mendatang.

Ketergantungan pada dana antar bank dan deposan inti.

Kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liabilities

management atau ALMA).

Kemampuan bank untuk masuk ke pasar uang, pasar modal

atau mendapatkan sumber-sumber pendanan lainnya.

Stabilitas dana pihak ketiga (DPK).

3. Kerangka Berpikir

Kinerja keuangan perusahaan merupakan kemampuan kerja

manajemen keuangan dalam mencapai prestasi kerjanya sehingga dapat

menghasilkan keuntungan yang diinginkan. Penilaian kinerja perusahaan

merupakan penilaian atas efisiensi dan produktivitas dalam usaha secara

berkala atas dasar laporan keuangan.

Dalam mengukur kinerja perusahaan digunakan analisis laporan

keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan proses penilaian laporan

keuangan untuk mengevaluasi keberhasilan perusahaan di masa lalu dengan

Page 25: Kinerja bank dan asuransi

25

melihat aktivitas perusahaan dan untuk memperkirakan kinerja perusahaan

di masa yang akan datang.

Dalam penelitian ini untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan

bank dan asuransi digunakan analisis laporan keuangan berdasarkan SK

Menteri Keuangan Nomor KEP.792/MK/IV/12/1970 tanggal 7 Desember

1970 tentang Lembaga Keuangan yang telah diubah dan ditambah terakhir

dengan Keputusan Menteri Keuangan No.280/KMK.01/1989 tanggal 25

Maret 1989 tentang pengawasan dan pembinaan lembaga keuangan selain

bank seperti yang ditulis oleh Hadi Wahyono (2002) yang meneliti

mengenai komparasi kinerja bank dan asuransi yang terdaftar di BEJ pada

tahun 2000.

4. Hipotesis

Formulasi Hipotesis alternatif dalam penelitian ini adalah:

H1: Kinerja keuangan bank lebih baik daripada asuransi

H2 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank dan asuransi

Page 26: Kinerja bank dan asuransi

26

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan ex post facto, karena di

dalam penelitian ini tidak dibuat perlakuan atau manipulasi pada variabel

penelitian, melainkan hanya pengungkapan fakta berdasarkan pengukuran

yang telah ada pada obyek penelitian sebelum penelitian ini dilakukan.

Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini merupakan penelitian

komparatif karena penelitian ini bersifat membandingkan antara 2 obyek

yang berbeda yaitu perusahaan bank dan asuransi.

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Bursa Efek Jakarta dimana datanya

diambil di Pojok Bursa Efek Jakarta MM UII, Condong Catur, Depok,

Sleman Yogyakarta.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dari variabel yang diteliti adalah sebagai

berikut:

1. Return On Asset (ROA)

Page 27: Kinerja bank dan asuransi

27

Merupakan perbandingan antara laba bersih sebelum pajak dengan total

asset. Hal ini menunjukkan kemampuan total asset dalam menghasilkan

laba.

2. Quick Ratio (QR)

Merupakan alat penilaian kinerja perusahaan yang membandingkan

antara alat liquid perusahaan dengan hutang lancar perusahaan.

3. Debt Ratio (DR)

Alat penilaian kinerja perusahaan ini membandingkan total hutang

dengan total harta. Hal ini menunjukkan kemampuan keseluruhan harta

untuk menutup total hutang yang menjadi tanggungan perusahaan.

4. Struktur Modal

Struktur modal merupakan alat penilaian perusahaan atas kemampuan

perusahaan dalam menyelesaikan kewajibannya dengan menggunakan

modal sendiri.

5. Earning Per Share

Earning per share atau laba per lembar saham adalah laba untuk setiap

lembar saham biasa perusahaan yang beredar.

6. Equity Per Share

Equity per share adalah jumlah modal sendiri pada setiap lembar saham

yang beredar.

7. Return on Investment (ROI)

Page 28: Kinerja bank dan asuransi

28

ROI merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam

keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto.

8. CAMEL, yang terdiri:

Capital ( Permodalan )

Pada aspek permodalan ini yang dinilai adalah permodalan yang

didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank.

Titik lemah dari penelitian ini adalah bahwa tidak adanya Aktiva

Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) pada perusahaan asuransi,

maka Capital Adequaty Ratio (CAR) dalam perhitungan ini telah

dimodifikasi sehingga menjadi perbandingan antara Ekiutas

dengan Total Asset.

Assets Quality ( Kualitas Aktiva )

Pada aspek kualitas asset ini merupakan penilaian jenis-jenis asset

yang dimiliki oleh bank.

Management ( Manajemen )

Kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam

bekerja. Juga dapat dilihat dari pendidikan serta pengalaman

karyawannya dalam menangani berbagai kasus yang terjadi.

Earning ( Rentabilitas )

Pada aspek rentabilitas ini penilaian didasarkan atas kemampuan

bank dalam meningkatkan laba dan efisiansi usaha yang dicapai.

Page 29: Kinerja bank dan asuransi

29

Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang

terus meningkat. Metode penilaiannya dapat juga dilakukan

dengan: - perbandingan laba terhadap total asset (ROA).

Liquidity ( Likuiditas )

Pada aspek ini penilaian didasarkan atas kemampuan bank dalam

membayar semua hutang-hutangnya terutama simpanan tabungan,

giro dan deposito pada saat ditagih dan dapat memenuhi semua

permohonan kredit yang layak untuk disetujui1.

3. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan Bank

dan Asuransi yang terdaftar di Bursa efek Jakarta yaitu sebanyak 26

perusahaan. Banyaknya populasi yang terdaftar di BEJ dan adanya kriteria-

kriteria tertentu, maka dalam penelitian ini diambil beberapa perusahaan

untuk masing-masing kelompok sebagai sampel penelitian. Pengambilan

sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu sampel diambil

berdasarkan kriteria-kriteria tertentu (Masri Sangaribuan dan Sofian Efendi,

1981:122), diantaranya :

1. Perusahaan bank dan asuransi yang sudah go public sebelum 31

Desember 2005.

1 Martono, Bank & Lembaga Keuangan Lain (hal 88-89)

Page 30: Kinerja bank dan asuransi

30

2. Emiten yang sudah menyertakan laporan keuangan per 31 Desember

2005 yang telah diaudit, sehingga laporan keuangan tersebut dapat

dipercaya.

3. Frekuensi terbesar, yaitu perusahaan-perusahaan dalam kelompok

bank dan asuransi yang aktif melakukan transaksi di bursa.

4. Tingkat kapitalisasi pasar (market Capitalization) terbesar, yaitu

perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kelompok bank maupun

swasta yang mampu menyerap modal besar dalam perdagangan di

bursa.

5. Kecukupan data, yaitu perusahaan-perusahaan yang mempunyai data

yang cukup untuk keperluan analisis data.

Page 31: Kinerja bank dan asuransi

31

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut di atas sampel pada penelitian

ini sebanyak 20 perusahaan yakni 10 perusahaan bank dan 10 perusahaan

asuransi yaitu terlihat pada table berikut ini:

No. Perusahaan Bank Perusahaan Asuransi

1. Bank Mayapada Asuransi Dayin Mitra

2. Bank Panin Asuransi Panin Life

3. Bank Danamon Asuransi Bintang

4. Bank BRI Asuransi Bina Dana Artha

5. Bank Mega Asuransi Harta Aman Pratama

6. Bank Bumi Putera Lippo General Insurance

7. Bank BCA Panin Insurance

8. Bank Mandiri Asuransi Ramayana

9. Bank Niaga Asuransi Multi Artha Guna

10. Bank BNI Asuransi Jasa Tania

4. Instrumen atau Alat Pengumpulan Data

1. Instrumen / Jenis data

a. Data primer, merupakan data yang diperoleh secara

langsung dari sumbernya. Untuk Komparasi Kinerja Keuangan

Perusahaan Bank dan Asuransi Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta

Page 32: Kinerja bank dan asuransi

32

(BEJ) diperlukan data kapitalisasi dan keadaan keuangan sampel

penelitian pada perusahaan bank dan asuransi yang terdaftar di

Bursa Efek Jakarta.

b. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh tidak

secara langsung dari obyek yang diteliti tetapi dengan

mengumpulkan data dari perpustakaan sebagai landasan pemikiran

yang meliputi literature, catatan atau bacaan lain yang berhubungan

dengan obyek yang diteliti agar diperoleh suatu penelitian yang

benar.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian diperlukan metode-metode tertentu untuk

mendapatkan hasil yang baik sesuai yang diharapkan. Dalam penelitian

ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode

dokumentasi, yaitu suatu cara pengumpulan data yang berasal dari

catatan-catatan atau dokumen tertulis.

5. Teknik Analisis

Langkah pengujian kinerja perusahaan dan pembuktian statistik

perbedaan kinerja keuangan bank dan asuransi dilakukan dengan cara:

(a). Analisis untuk menghitung kinerja perusahaan

1.

Page 33: Kinerja bank dan asuransi

33

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Hasil dari perhitungan masing – masing rasio akan digunakan untuk

menentukan kinerja keuangan manakah yang lebih baik antara bank dan

asuransi. Formulasi hipotesis untuk setiap variabel adalah:

H1 : Kinerja keuangan bank lebih baik daripada asuransi

(b). Analisis Perbedaan

1. Menyusun formulasi Hipotesis untuk setiap variabel, digunakan

pengujian dua sisi:

H2 : terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank dan asuransi.

2. Menentukan Level of Significant (α), dalam hal ini digunakan α = 0,05

Page 34: Kinerja bank dan asuransi

34

3. Menentukan kriteria pengujian (Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo,

1985:173):

daerah daerah

ditolak diterima

-1,645

H2 ditolak apabila z hitung > z table ( -1,645)

H2 diterima apabila z hitung < z table (-1,645)

4. Dari sampel yang dimbil dihitung nilai z nya untuk setiap variabel

dengan rumus pengujian (Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo,

1985:173):

dimana:

X1 : Mean kinerja bankX2 : Mean kinerja asuransin1 : banyaknya perusahaan bank yang diamatin2 : banyaknya perusahaan asuransi yang diamatiS1 : deviasi standar kinerja bankS2 : deviasi standar kinerja asuransi (Djarwanto, 1985:188)

Adapun formula untuk deviasi standar adalah (Sudjana, 1991:160):

Σ (X1-X)2

Page 35: Kinerja bank dan asuransi

35

S = n-1

dan formula untuk mean adalah:

n ΣX1 t=1

X = n

dimana:

nΣX1 = jumlah nilai kinerja bank atau asuransi

t=1

n = banyak bank atau asuransi

Kesimpulan: H2 diterima atau ditolak.

Guna membantu perhitungan stasistik nonparametrik dan uji z maka

digunakan alat bantu perangkat lunak computer program SPSS (Statistical

Program for Social Science).

Page 36: Kinerja bank dan asuransi

36

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Keadaan Keuangan Sampel Penelitian

Dari dua puluh (20) sampel penelitian yaitu sepuluh perusahaan bank

dan sepuluh perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ),

dengan kriteria-kriteria yaitu mampu menyerap modal yang besar dalam

perdagangan di bursa, frekuensi terbesar yaitu perusahaan bank dan asuransi

yang aktif melakukan transaksi di bursa dan kecukupan data, terlihat pada

tabel 1 berikut ini:

Tabel 1 Ringkasan Kondisi Keuangan Perusahaan Bank Tahun 2005

(dalam jutaan Rp)

PERBANKAN Total Aset EAT EBT Total HutangTotal Modal

SendiriEPS

Bank Mayapada 3.155.554 16.945 23.831 2.828.343 317.211 13

Bank Panin 36.919.444 505.799 673.499 32.102.803 4.384.651 31

Bank Danamon 67.803.454 2.003.198 2.998.243 59.043.170 8.588.953 407

Bank Rakyat Indonesia 122.775.579 3.808.587 5.607.952 109.422.597 13.352.982 316

Bank Mega 25.109.428 179.353 263.691 23.832.803 1.276.625 126

Bank Bumi Putera 4.317.058 -48.104 -48.104 4.112.943 204.115 -24

Bank Central Asia 150.180.206 3.597.681 5.123.618 134.332.330 15.847.154 292

Bank Mandiri 263.383.348 603.369 1.232.553 240.164.245 23.214.722 30

Bank Niaga 41.579.861 546.921 746.329 37.610.301 3.966.113 46,07

Bank Negara Indonesia 147.812.206 1.417.104 2.255.782 135.890.987 11.894.914 106,75

RATA-RATA 86.303.613,8 1.263.085,4 1.887.739,4 100.659.023,8 8.304.744 134,382

Page 37: Kinerja bank dan asuransi

37

Sumber : Indonesian Capital Market Directory, 2006 Pojok BEJ FE UIISecara rata-rata, kondisi keuangan perusahaan bank dapat dilihat

pada tabel 1. Total aset tertinggi dimiliki oleh Bank Mandiri, sedangkan

terendah dimiliki oleh Bank Mayapada. Total aset rata perusahaan bank

adalah Rp. 86.303.613.800.000,00. Laba bersih perusahaan tertinggi dimiliki

oleh Bank Rakyat Indonesia, sedangkan terendah dimiliki oleh Bank Bumi

Putera. Perusahaan bank yang paling banyak total hutangnya adalah Bank

Mandiri, sedangkan yang paling sedikit hutangnya adalah Bank Mayapada.

Total modal sendiri yang paling tinggi dimiliki oleh Bank Mandiri, sedangkan

yang paling rendah adalah Bank Bumi Putera. Earning per share tertinggi

diperoleh Bank Danamon, sedangkan yang terendah diperoleh Bank Bumi

Putera.

Page 38: Kinerja bank dan asuransi

38

Tabel 2 Ringkasan Kondisi Keuangan Perusahaan Asuransi Tahun 2005

(dalam jutaan Rp)

ASURANSI Total Aset EAT EBTTotal

Hutang

Total Modal

SendiriEPS

Asuransi Dayin Mitra 239.212 8.527 9.873 134.021 105.191 44

Panin Life 2.582.197 196.752 185.820 824.218 1.757.979 16

Asuransi Bintang 174.682 3.206 2.221 100.212 74.470 40

Asuransi Bina Dana Artha 217.519 -8.396 -12.172 111.183 106.335 -30

Asuransi Harta Aman Pratama 42.255 2.720 2.911 15.273 26.982 10

Lippo General Insurance 449.281 20.952 21.395 111.897 337.384 140

Panin Insurance 3.656.440 40.561 129.774 1.030.488 1.427.881 17

Asuransi Ramayana 204.318 15.042 20.937 120.573 83.732 264

Asuransi Multi Artha Guna 289.078 13.685 14.339 134.507 154.571 11

Asuransi Jasa Tania 151.477 7.080 9.791 56.222 95.256 24

RATA-RATA 800.645,9 30.012,9 36.353 263.859,4 416.978,1 53,6

Sumber : Indonesian Capital Market Directory, 2006 Pojok BEJ FE UII

Secara rata-rata kondisi keuangan perusahaan asuransi dapat dilihat

pada tabel 2. Total aset tertinggi dimiliki oleh Panin Insurance, sedangkan

terendah dimiliki oleh Asuransi Harta Aman Pratama. Total aset rata-rata

perusahaan asuransi adalah Rp 800.645.900.000,00. Laba bersih perusahaan

asuransi tertinggi diperoleh oleh Panin Life, sedangkan terendah diperoleh

oleh Asuransi Bina Dana Artha. Perusahaan asuransi yang paling banyak total

hutangnya adalah Panin Insurance, sedangkan yang paling sedikit total

hutangnya adalah Asuransi Harta Aman Pratama. Earning per share tertinggi

Page 39: Kinerja bank dan asuransi

39

diperoleh oleh Asuransi Ramayana, sedangkan yang terendah diperoleh oleh

Asuransi Bina Dana Artha.

B. Kinerja Keuangan Perusahaan Bank dan Asuransi

Gambaran kinerja keuangan perusahaan bank dan asuransi yang

terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) adalah sebagai berikut:

Bank\

Kinerja CAR ROA DR EPS EQPS SM ROI QR

Bank Mayapada 0,1 0,008 0,897 13,15 257,805 8,499 0,005 0,14324

Bank Panin 0,119 0,018 0,87 31 273 7,321 0,014 0,22253

Bank Danamon 0,127 0,044 0,871 407,71 1748,103 6,874 0,03 0,24185

Bank Rakyat

Indonesia

0,109 0,046 0,891 321,7 1127,887 8,195 0,031 0,24438

Bank Mega 0,051 0,011 0,953 126 896,859 18,669 0,07 0,18205

Bank Bumi Putera 0,047 -0,015 0,953 -24 101,84 20,15 -0,011 0,21899

Bank Central Asia 0,106 0,034 0,895 292 1286,211 8,477 0,024 0,26465

Bank Mandiri 0,088 0,005 0,912 29,9 1150,407 10,345 0,002 0,24817

Bank Niaga 0,095 0,018 0,904 60,07 435,61 9,429 0,013 0,16508

Bank Negara

Indonesia

0,08 0,015 0,919 106,75 896,06 11,424 0,01 0,28687

RATA-RATA 0,092 0,018 0,906 136,428 1144,06 10,938 0,0125 0,221781

Tabel 3 Kinerja Keuangan Perusahaan Bank Tahun 2005

Sumber: Tabel 1 diolah

Page 40: Kinerja bank dan asuransi

40

Asuransi\

Kinerja CAR ROA DR EPS EQPS SM ROI QR

Asuransi Dayin Mitra 0,44 0,041 0,56 44 542,814 1,274 0,036 0,0397

Panin Life 0,681 0,072 0,319 16,62 146,712 0,469 0,076 1,05577

Asuransi Bintang 0,426 0,013 0,323 40 929,097 1,345 0,018 0,05654

Asuransi Bina Dana

Artha

0,489 -0,056 0,054 -30 379,945 1,046 -0,039 0,16579

Asuransi Harta Aman

Pratama

0,639 0,069 0,361 10,45 103,747 0,566 0,064 0,53535

Lippo General Insurance 0,751 0,048 0,249 140 2254,4 0,332 0,047 0,22935

Panin Insurance 0,391 0,036 0,026 17,13 603,041 0,667 0,011 0,23055

Asuransi Ramayana 0,41 0,103 0,59 264 1469,53 1,448 0,074 0,23387

Asuransi Multi Artha

Guna

0,535 0,05 0,465 14,03 158,474 0,87 0,047 0,00076

Asuransi Jasa Tania 0,629 0,065 0,371 24 318 0,59 0,0467 0,01282

RATA-RATA 0,651 0,044 0,426 54,003 690,576 1,034 0,0381 0,2560485

Tabel 4 Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Tahun 2005

Sumber: Tabel 2 diolah

Berdasarkan tabel 3 dan tabel 4 di atas, maka diketahui secara rata-

rata:

a. CAR bank Sebesar 0,092 lebih kecil dari CAR asuransi yang

sebesar 0,651. H1 ditolak artinya kemampuan bank dalam memenuhi

kecukupan modal tidak lebih baik dari asuransi.

b. Return On Asset (ROA) bank sebesar 0,018 lebih kecil daripada

ROA asuransi sebesar. 0,044 atau H1 ditolak artinya bahwa kinerja bank

Page 41: Kinerja bank dan asuransi

41

dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak dengan menggunakan

seluruh kekayaan yang dimiliki tidak lebih baik dari asuransi.

c. Debt Ratio (DR) bank sebesar 0,906 lebih besar dari DR asuransi

sebesar 0,426 atau H1 ditolak artinya kemampuan bank dalam menjamin

semua hutangnya dengan total asetnya tidak lebih baik daripada asuransi.

d. Earning Per Share (EPS) bank sebesar 136,428 lebih besar dari

EPS asuransi sebesar 54,003 atau H1 diterima artinya kinerja bank dalam

menghasilkan laba untuk setiap lembar saham biasa perusahaan yang

beredar lebih baik dari asuransi.

e. Struktur Modal (SM) bank sebesar 10,938 lebih besar daripada SM

asuransi sebesar 1,034 atau H1 ditolak artinya kemampuan bank dalam

menyelesaikan kewajiban-kewajibannya dengan menggunakan modal

sendiri yang dimilikinya tidak lebih baik dari asuransi.

f. Equity Per Share (EQPS) bank sebesar 1.144,06 lebih besar

daripada EQPS asuransi sebesar 690,576 atau H1 diterima artinya modal

sendiri untuk setiap lembar saham bank yang beredar lebih baik dari

asuransi.

g. Return On Investment (ROI) bank sebesar 0,0125 lebih kecil dari

pada ROI asuransi sebesar 0,0381 atau H1 ditolak artinya kemampuan

bank dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak dari total assetnya

tidak lebih baik daripada asuransi.

Page 42: Kinerja bank dan asuransi

42

h. QR (Quick Ratio) bank sebesar 0,221781kecil dari pada QR

asuransi yang sebesar 0,2560485, atau H1 ditolak yang artinya kemampuan

asuransi dalam memenuhi aspek likuiditas lebih baik dari pada bank.

C. Pengujian Hipotesis Menggunakan Statistik Nonparametrik

Untuk membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

mengenai kinerja keuangan bank dan kinerja keuangan asuransi yang terdaftar

di Bursa Efek Jakarta, maka perlu diadakan pengujian hipotesis dengan

menggunakan Statistik nonparametric Uji Wilcoxon.

Hasil perhitungan nonparametric uji Wilcoxon masing-masing

kinerja antara bank dan asuransi terdapat pada lampiran. Pengambilan

Keputusan pada uji Wilcoxon bisa didapat menggunakan uji z, dengan α =

5%, maka luas kurva normal adalah 50% - 5% = 45% atau 0,45. Pada table z,

untuk luas 0,45 didapat angka z table sekitar -1,645 (tanda “-“ menyesuaikan

dengan angka z output)2.

Berdasarkan Angka Z

Dasar pengambilan keputusan sama dengan uji z:

Jika Statistik Hitung (angka z output) > Statistik Tabel (table z), maka Ho

ditolak.

2 Singgih Santoso, Menguasai STATISTIK di era informasi dengan SPSS 14, (hal 275-279)

Page 43: Kinerja bank dan asuransi

43

Jika Statistik Hitung (angka z output) < Statistik Tabel (table z), maka Ho

diterima.

Tabel 5 Hasil Uji Hipotesis Rata-rata Variabel Penelitian

VARIABEL PENELITIAN Z tabel

Uji Z (Z output)

Asymp. Sig. (2-tailed)

KET

CAR -1,645 -2,803 0,005 H2 ditolak

ROA -1,645 -1,580 0,114 H2 diterima

DR -1,645 -2,805 0,005 H2 ditolak

EPS -1,645 -1,274 0,203 H2 diterima

EQPS -1,645 -1,070 0,285 H2 diterima

SM -1,645 -2,803 0,005 H2 ditolak

ROI -1,645 -1,274 0,203 H2 diterima

QR-1,645 -0,764 0,445 H2 diterima

Keterangan * : Kriteria pengujian : H2 ditolak apabila : Z output > table Z (-1,645) H2 diterima apabila : Z output < table Z (-1,645)

Kinerja Perusahaan Bank dan Asuransi

Dari tabel 5 dapat diuraikan penjelasan sebagai berikut:

a. CAR, dari hasil uji hipotesis di atas didapat

bahwa H2 ditolak, atau terdapat perbedaan yang signifikan mengenai rata-

rata CAR antara bank dan asuransi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai z

hitung yang lebih besar dari z tabel. Dengan demikian kinerja bank dalam

Page 44: Kinerja bank dan asuransi

44

kemampuan memenuhi kecukupan modal berbeda secara signifikan dari

kinerja asuransi.

b. ROA, dari hasil uji hipotesis di atas didapat

bahwa H2 diterima, atau tidak terdapat perbedaan yang signifikan

mengenai rata-rata ROA antara bank dan asuransi. Hal ini ditunjukkan

dengan nilai z hitung yang lebih kecil dari z table. Dengan demikian

kinerja bank dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak dengan

menggunakan seluruh kekayaan yang dimiliki tidak berbeda secara

signifikan dari kinerja asuransi.

c. Debt Ratio (DR), hasil uji statistik H2 ditolak

yaitu menunjukkan bahwa memang terdapat perbedaan yang signifikan

mengenai rata-rata DR antara bank dan asuransi. Fenomena ini

ditunjukkan dengan nilai z hitung yang lebih besar dari z tabel, maka

dapat dinyatakan bahwa kemampuan bank untuk menutup hutang

keseluruhan yang dimilikinya dengan total asset berbeda secara signifikan

dengan kemampuan asuransi dalam menutup total hutangnya dengan total

harta yang dimiliki.

d. Earning Per Share (EPS), dari hasil

pengujian hipotesis penelitian secara statistik bahwa H2 diterima, hal ini

menunjukan bahwa ternyata menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara rata-rata kinerja bank yang diukur dengan EPS dengan

rata-rata EPS asuransi. Kondisi ini ditunjukkan dengan nilai z hitung yang

lebih kecil dari z table.

Page 45: Kinerja bank dan asuransi

45

e. Equity Per Share (EQPS), hasil pengujian

hipotesis penelitian secara statistik, ternyata menunjukkan tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara rata-rata kinerja bank yang diukur

dengan EQPS dengan rata-rata EQPS asuransi. Kondisi ini ditunjukkan

dengan nilai z hitung yang lebih kecil dari z table. Maka H2 diterima.

f. Struktur Modal (SM), hasil uji hipotesis

secara statistik menunjukkan bahwa H2 ditolak maka terdapat perbedaan

yang signifikan antara rata-rata kinerja bank yang diukur dengan SM dari

asuransi. Hal ini ditunjukkan nilai z hitung yang lebih besar dari z tabel.

Dengan demikian kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih

sebelum pajak atas total assetnya berbeda secara signifikan dengan

kemampuan asuransi.

g. Return On Investment (ROI), dari hasil uji

hipotesis di atas H2 diterima, secara statistik menunjukkan bahwa tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata kinerja bank yang

diukur dengan ROI dengan rata-rata ROI asuransi. Hal ini ditunjukkan

dengan nilai z hitung yang lebih kecil dari z tabel, maka dapat dinyatakan

bahwa kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan neto dari modal

yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva tidak berbeda secara

signifikan dengan kemampuan asuransi.

h. Quick Ratio (QR), dari hasil uji statistic di

atas H2 diterima, secara statistic menunjukan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara rata-rata kinerja bank yang diukur

Page 46: Kinerja bank dan asuransi

46

dengan QR dengan rata-rata kinerja QR asuransi. Hal tersebut ditunjukan

dengan nilai z hitung yang lebih kecil dari z tabel. Dengan demikian maka

dapat dinyatakan bahwa kemampuan bank dalam memenuhi

kewajibannya tidak berbeda secara signifikan dengan kemampuan

asuransi.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS 14 maka

diketahui bahwa secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan yang signifikan

antara kinerja total antara Bank dengan kinerja total Asuransi.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Keadaan kinerja bank dan asuransi yang listed di Bursa Efek

Jakarta (BEJ) pada tahun 2005 adalah :

a. Rata-rata ROA asuransi sebesar 0,044 dan rata-rata ROA

asuransi sebesar 0,018. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa ROA

asuransi secara rata-rata lebih baik dari bank.

Page 47: Kinerja bank dan asuransi

47

b. Rata-rata QR bank sebesar 0,221781 dan rata-rata QR

asuransi sebesar 0,2560485. Keadaan tersebut menunjukan bahwa QR

asuransi secara rata-rata lebih baik dari pada QR bank.

c. Rata-rata Debt Ratio (DR) bank sebesar 0,906 dan rata-

rata DR asuransi sebesar 0,426, keadaan tersebut menunjukkan bahwa

DR asuransi lebih baik dari pada bank..

d. Rata-rata Earning Per Share (EPS) bank sebesar 136,428

dan rata EPS asuransi sebesar 54,003 keadaan tersebut menunjukkan

bahwa EPS rata-rata bank lebih baik dari kinerja asuransi.

e. Rata-rata Struktur Modal (SM) bank sebesar 10,938 dan

rata-rata SM asuransi sebesar 1,034, keadaan tersebut menunjukkan

bahwa SM asuransi lebih baik dari pada SM bank.

f. Rata-rata Equity Per Share (EQPS) sebesar 1.144,06 dan

rata-rata EQPS asuransi sebesar 690,576 keadaan tersebut

menunjukkan bahwa EQPS bank lebih baik dari kinerja.

g. Rata-rata Return On Investment (ROI) bank sebesar

0,0125 dan ROI asuransi sebesar 0,0381, keadaan tersebut

menunjukkan bahwa kinerja ROI asuransi lebih baik dari bank.

h. Rata-rata CAR bank sebesar 0,092 dan CAR asuransi

sebesar 0,651, keadaan tersebut menunjukan bahwa kinerja asuransi

lebih baik dari bank.

2. Secara keseluruhan kinerja perusahaan asuransi lebih baik dari

pada perusahaan bank.

Page 48: Kinerja bank dan asuransi

48

3. Hasil uji statistik nonparametric dan uji z menunjukan bahwa

secara statistik tidak terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara

perusahaan bank dengan perusahaan asuransi.

B. Saran

Beberapa saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini

adalah :

1. Bank harus meningkatkan kinerjanya dalam beberapa indikator

penilaian. Hal ini dikarenakan dalam beberapa indikator penilaian tersebut

walaupun kinerjanya positif tetapi secara rata-rata masih lebih rendah dari

asuransi, yaitu Return On Asset (ROA), Return On Investment (ROI)

dengan cara meningkatkan laba perusahaan, DR, QR dan SM dengan cara

mengurangi hutang perusahaan dan CAR dengan cara meningkatkan

modal perusahaan. Sedangkan asuransi harus meningkatkan kinerjanya

Page 49: Kinerja bank dan asuransi

49

dalam indikator penilaian ROE (Return On Equity) ,Earning Per Share

(EPS), Equity Per Share (EQPS) dengan meningkatkan modal perusahaan.

2. Kebijakan struktur modal harus benar-benar diperhatikan oleh

manajer kedua jenis perusahaan mengingat posisi struktur modal memiliki

peran untuk meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham.

Dibenarkan memperbesar penggunaan modal asing selama rentabilitas

modal sendiri atau laba per lembar saham dapat ditingkatkan pula.

DAFTAR PUSTAKA

Amin Widjaya Tunggal, 1995, Kamus Bisnis dan Manajemen, Rineka Cipta, Jakarta.

Bambang Riyanto, 1999, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE, Yogyakarta.

Fred J Weston dan Thomas E. Copeland, 1992, Managerial Finance, Ninth Edition, The Dryden Press, Florida., Bumi Aksara, Jakarta.

Hadi Wahyono, 2002, Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen, Universitas Jember.

Helfert, 1999, Teknik Analisis Keuangan, Erlangga, Jakarta.

Lembaran Negara Republik Indonesia, 1992, Undang-undang Republik Indonesia No 2 Tahun 1992, Jakarta.

Page 50: Kinerja bank dan asuransi

50

, 1992, Undang-undang Republik Indonesia No 7 Tahun 1992, Jakarta.

, 1995, Undang-undang Republik Indonesia No 8 Tahun 1995, Jakarta.

Martono, 2002, Bank & Lembaga Keuangan Lain, EKONISIA, Yogyakarta.

Munawir S, 1993, Analisa laporan keuangan, Edisi ke-4, Liberty, Yogyakarta

Ps Djarwanto dan Pangestu Subagyo, 1985, Statistik Induktif, edisi ketiga, Yogyakarta, BPFE.

Riyadi, Selamet, 2006, Banking Assets and Liability Management, edisi ketiga, FE UI, Jakarta.

Suad Husnan dan Enny Pujiastuti, 1993, Teori Portofolio dan Implikasinya terhadap Manajemen Keuangan, BPFE, Yogyakarta.

Santoso Singgih, 2006, Menguasai STATISTIK di Era Informasi dengan SPSS 14, Elex Media Komputindo, Gramedia, Jakarta.

Suad Husnan dan Enny Pujiastuti, 1994, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Sudjana, 1984, Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Supardi, 1995, Analisis Perbedaan Kinerja Perusahaan Bank dan LKBB di BEJ, Jurnal Kajian Bisnis, Yogyakarta.

Thomas Suyatno, 1998, Kelembagaan Perbankan, STIE Perbankan dan PT Gramedia, Jakarta.

Page 51: Kinerja bank dan asuransi

51