KIMIA

112
KIMIA DASAR 2012 KIMIA DASAR 2012 MATERI MID TEST MATERI MID TEST I. STRUKTUR ATOM I. STRUKTUR ATOM II. SISTIM II. SISTIM PERIODIK PERIODIK III. IKATAN KIMIA III. IKATAN KIMIA IV. STOKHIOMETRI IV. STOKHIOMETRI V. LARUTAN V. LARUTAN VI. KESETIMBANGAN VI. KESETIMBANGAN KIMIA KIMIA VII. KESETIMBANGAN VII. KESETIMBANGAN ASAM BASA ASAM BASA MATERI FINAL TEST MATERI FINAL TEST VIII. THERMODINAMIKA VIII. THERMODINAMIKA KIMIA KIMIA IX. KINETIKA KIMIA IX. KINETIKA KIMIA X. ELEKTROKIMIA X. ELEKTROKIMIA XI. HIDROKARBON XI. HIDROKARBON XII. GUGUS XII. GUGUS FUNGSIONAL FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK SENYAWA ORGANIK XIII. ASAM BASA XIII. ASAM BASA ORGANIK ORGANIK DAN DAN TURUNAN TURUNAN XIV. BIOMOLEKULER XIV. BIOMOLEKULER

description

KIMIA DASAR

Transcript of KIMIA

Page 1: KIMIA

KIMIA DASAR 2012KIMIA DASAR 2012MATERI MID TESTMATERI MID TEST I. STRUKTUR ATOMI. STRUKTUR ATOM II. SISTIM PERIODIKII. SISTIM PERIODIK III. IKATAN KIMIAIII. IKATAN KIMIA IV. STOKHIOMETRIIV. STOKHIOMETRI V. LARUTANV. LARUTAN VI. KESETIMBANGAN VI. KESETIMBANGAN

KIMIA KIMIA VII. KESETIMBANGAN VII. KESETIMBANGAN

ASAM BASA ASAM BASA

MATERI FINAL TESTMATERI FINAL TEST VIII. THERMODINAMIKA VIII. THERMODINAMIKA

KIMIA KIMIA IX. KINETIKA KIMIAIX. KINETIKA KIMIA X. ELEKTROKIMIAX. ELEKTROKIMIA XI. HIDROKARBONXI. HIDROKARBON XII. GUGUS XII. GUGUS

FUNGSIONAL FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIKSENYAWA ORGANIK

XIII. ASAM BASA XIII. ASAM BASA ORGANIK ORGANIK DAN DAN TURUNANTURUNAN

XIV. BIOMOLEKULERXIV. BIOMOLEKULER

Page 2: KIMIA

IIII. . KELAS KECIL KELAS KECIL (PENDALAMAN)(PENDALAMAN)

Minggu 2, 3, dan 4: Diskusi dan Latihan Minggu 2, 3, dan 4: Diskusi dan Latihan soalsoal SAP II, III dan IV SAP II, III dan IV

Minggu 6, dan 7 : Diskusi dan Latihan Minggu 6, dan 7 : Diskusi dan Latihan soalsoal SAP VI dan VII SAP VI dan VII

Minggu 8 : Ujian Tengah SemesterMinggu 8 : Ujian Tengah Semester Minggu 10, dan 11: Diskusi dan Latihan Minggu 10, dan 11: Diskusi dan Latihan

soal soal SAP IX dan X SAP IX dan X Minggu 13, 14, dan 15: Diskusi dan Minggu 13, 14, dan 15: Diskusi dan

Latihan soal Latihan soal SAP XII, XIII dan XIVSAP XII, XIII dan XIV

Minggu 16 : Ujian Akhir SemesterMinggu 16 : Ujian Akhir Semester

Page 3: KIMIA

SISTIM PERKULIAHANSISTIM PERKULIAHAN

II. KELAS BESAR (KULIAH . KELAS BESAR (KULIAH PERDANA)PERDANA)

IIII. KELAS KECIL (SCL). KELAS KECIL (SCL)

1. Minggu 2 s/d 7: 1. Minggu 2 s/d 7: SAP II s/d VIISAP II s/d VII

2. Minggu 8 : 2. Minggu 8 : Mid Test Mid Test

3. Minggu 9 s/d 15 : 3. Minggu 9 s/d 15 : SAP VIII dan SAP VIII dan XIVXIV

4. Minggu 16: 4. Minggu 16: Final TestFinal Test

Page 4: KIMIA

Kontrak PerkuliahanKontrak Perkuliahan Terlambat 15 menit tidak boleh masukTerlambat 15 menit tidak boleh masuk Kehadiran minimal 80% (Mid + Fnl + 11 x Kehadiran minimal 80% (Mid + Fnl + 11 x

Kuliah).Kuliah). Kegiatan non akademik tdk boleh mengganggu Kegiatan non akademik tdk boleh mengganggu

perkuliahan. perkuliahan. Memakai baju kemeja. Memakai baju kemeja. Pakai sepatu.Pakai sepatu. HP harus off.HP harus off. Kimia Dasar 3 SKS, Harus ikut praktikum.Kimia Dasar 3 SKS, Harus ikut praktikum. Tidak ada pengulangan ujian MID dan FINAL.Tidak ada pengulangan ujian MID dan FINAL. Tidak boleh merokok saat mengikuti kuliah.Tidak boleh merokok saat mengikuti kuliah.

Page 5: KIMIA

Kontrak Perkuliahan Kontrak Perkuliahan Kimia Dasar UITKimia Dasar UIT

Terlambat 15 menit tidak boleh masukTerlambat 15 menit tidak boleh masuk Kehadiran minimal 80% (Mid + Fnl + 11 x Kehadiran minimal 80% (Mid + Fnl + 11 x

Kuliah).Kuliah). Kegiatan non akademik tdk boleh mengganggu Kegiatan non akademik tdk boleh mengganggu

perkuliahan. perkuliahan. Memakai baju kemeja. Memakai baju kemeja. Pakai sepatu.Pakai sepatu. HP harus off.HP harus off. Kimia Dasar 3 SKS, Harus ikut praktikum.Kimia Dasar 3 SKS, Harus ikut praktikum. Tidak ada pengulangan ujian MID dan FINAL.Tidak ada pengulangan ujian MID dan FINAL. Tidak boleh merokok saat mengikuti kuliah.Tidak boleh merokok saat mengikuti kuliah.

Page 6: KIMIA

PENILAIANPENILAIAN Ujian Tengah Semester : 20 %.Ujian Tengah Semester : 20 %. 30%30% Ujian Akhir Semester : 25 %.Ujian Akhir Semester : 25 %. 30%30% Tugas Modul I s/d XIV : 10 %.Tugas Modul I s/d XIV : 10 %. 10%10% Keaktifan dan Soft Skill : 20 %.Keaktifan dan Soft Skill : 20 %. 30%30% Praktikum : 25 %.Praktikum : 25 %.

Catatan : Catatan :

1. Tugas Modul dikumpul di MKU 1. Tugas Modul dikumpul di MKU selambatnya JUMAT setiap minggu selambatnya JUMAT setiap minggu kecuali Modul satu pada minggu ke 2.kecuali Modul satu pada minggu ke 2.

2. Soft Skill : Nilai moral, etika, dan sosial.2. Soft Skill : Nilai moral, etika, dan sosial.

Page 7: KIMIA

Penilaian Kimia Dasar Penilaian Kimia Dasar UITUIT

Ujian Tengah Semester : 25 %.Ujian Tengah Semester : 25 %. Ujian Akhir Semester : 25 %.Ujian Akhir Semester : 25 %. Tugas Modul I s/d XIV : 10 %.Tugas Modul I s/d XIV : 10 %. Kehadiran, kaktifan dan Soft Skill : 20 %.Kehadiran, kaktifan dan Soft Skill : 20 %.

Praktikum : 20 %.Praktikum : 20 %.

Catatan : Catatan :

1. Tugas Modul 1 dikumpul sebelum MID 1. Tugas Modul 1 dikumpul sebelum MID dan Tugas Modul 2 sebelum Final.dan Tugas Modul 2 sebelum Final.

2. Soft Skill : Nilai moral, etika, dan sosial.2. Soft Skill : Nilai moral, etika, dan sosial.

Page 8: KIMIA

LiteraturLiteratur Semua literatur Kimia dasar dan Kimia Organik Semua literatur Kimia dasar dan Kimia Organik

termasuk lewat internet.termasuk lewat internet. Buku wajib : DIKTAT KULIAH KIMIA DASAR UPT MKU Buku wajib : DIKTAT KULIAH KIMIA DASAR UPT MKU

UNHAS EDISI 2008.UNHAS EDISI 2008. Buku Penunjang : Metode Praktis Belajar KIMIA Buku Penunjang : Metode Praktis Belajar KIMIA

DASAR dan KIMIA ORGANIK UPT MKU UNHAS 2008. DASAR dan KIMIA ORGANIK UPT MKU UNHAS 2008. Buku Rujukan utama: Buku Rujukan utama:

1. Kimia Dasar (Petrucci, Suminar) 2 JILID1. Kimia Dasar (Petrucci, Suminar) 2 JILID2. Kimia Organik (Fessenden) 2 JILID2. Kimia Organik (Fessenden) 2 JILID3. Kimia Anorganik (Cotton)3. Kimia Anorganik (Cotton)4. Kimia Dasar dan Larutan (Hiskiah Ahmad)4. Kimia Dasar dan Larutan (Hiskiah Ahmad)5. Kimia Dasar untuk Perguruan Tinggi (Erdawati), 5. Kimia Dasar untuk Perguruan Tinggi (Erdawati), dll. dll.

Page 9: KIMIA

PENILAIANPENILAIAN Ujian Tengah Semester : 20 %.Ujian Tengah Semester : 20 %. 30%30% Ujian Akhir Semester : 25 %.Ujian Akhir Semester : 25 %. 30%30% Tugas Modul I s/d XIV : 10 %.Tugas Modul I s/d XIV : 10 %. 10%10% Keaktifan dan Soft Skill : 20 %.Keaktifan dan Soft Skill : 20 %. 30%30% Praktikum : 25 %.Praktikum : 25 %.

Catatan : Catatan :

1. Tugas Modul dikumpul di MKU 1. Tugas Modul dikumpul di MKU selambatnya JUMAT setiap minggu selambatnya JUMAT setiap minggu kecuali Modul satu pada minggu ke 2.kecuali Modul satu pada minggu ke 2.

2. Soft Skill : Nilai moral, etika, dan sosial.2. Soft Skill : Nilai moral, etika, dan sosial.

Page 10: KIMIA

BAB I. STRUKTUR ATOMBAB I. STRUKTUR ATOM

Partikel Dasar Penyusun Atom : Partikel Dasar Penyusun Atom : Elektron, Proton, dan Neutron.Elektron, Proton, dan Neutron.

Teori Atom : Dalton, Thomson, Teori Atom : Dalton, Thomson, Rutherford, Bohr, de-Brouglie, dan Rutherford, Bohr, de-Brouglie, dan Heisenberg.Heisenberg.

Orbital atom.Orbital atom. Bilangan Kuantum.Bilangan Kuantum.

Page 11: KIMIA

Partikel Dasar Penyusun Partikel Dasar Penyusun AtomAtom

ElektronElektron : : - Faraday (1834) : - Faraday (1834) : Materi dan listrik adalah Materi dan listrik adalah ekivalenekivalen. .

- J. Plucker (1855) : Penemu awal pembuatan - J. Plucker (1855) : Penemu awal pembuatan sinar katoda, dan dipelajari lebih lanjut oleh sinar katoda, dan dipelajari lebih lanjut oleh W. Crookers, (1975) dan J.J Thomson, (1879). W. Crookers, (1975) dan J.J Thomson, (1879).

- Sebagai sumber elektron J.J. Thomson - Sebagai sumber elektron J.J. Thomson menggunakan :menggunakan :

(a) Sinar katoda yg berasal dari katoda Al, Pt (a) Sinar katoda yg berasal dari katoda Al, Pt dan Fe.dan Fe.

(b) Emisi fotoelektrik dari Zn.(b) Emisi fotoelektrik dari Zn.

(c) Emisi termionik dari filamen karbon.(c) Emisi termionik dari filamen karbon.

Page 12: KIMIA

Tabung KatodaTabung Katoda

Page 13: KIMIA

Tabung KatodaTabung Katoda

katodaanoda

-

+

padel

katodaanoda

-

+S Nanoda+

katoda

-

+

-

katodaanoda

-

+

Layar fluoresen

kolimator

Page 14: KIMIA

Sifat Sinar KatodaSifat Sinar Katoda 1. Berasal dari katoda. 1. Berasal dari katoda. 2. Bergerak menurut garis lurus.2. Bergerak menurut garis lurus. 3. Bermuatan negatif. 3. Bermuatan negatif. 4. Dibelokkan oleh medan magnet.4. Dibelokkan oleh medan magnet. 5. Memiliki momentum karena 5. Memiliki momentum karena

mempunyai mempunyai massa. massa. 6. Sifat-sifat di atas tidak bergantung 6. Sifat-sifat di atas tidak bergantung

pada bahan yang digunakan untuk pada bahan yang digunakan untuk membuat katoda, sisa gas yang terdapat membuat katoda, sisa gas yang terdapat dalam tabung, maupun kawat dalam tabung, maupun kawat penghubung katoda dan bahan alat penghubung katoda dan bahan alat penghasil arus.penghasil arus.

Page 15: KIMIA

Muatan dan Massa Muatan dan Massa ElektronElektron

Tahun 1891, Stoney mengusulkan nama Tahun 1891, Stoney mengusulkan nama elektron untuk satuan listrik dan elektron untuk satuan listrik dan sekarang partikel sinar katoda ini disebut sekarang partikel sinar katoda ini disebut elektronelektron. .

e/m = 1,76 x 10e/m = 1,76 x 1088 C/g C/g Tahun 1960, Robert A. Millikan Tahun 1960, Robert A. Millikan

menentukan menentukan muatan elektronmuatan elektron (e) = (e) = 1,602 x 101,602 x 10-19-19 C C

Massa ElektronMassa Elektron g10x9,11C/g10x1,76

C10x1,6

e/m

em 28

8

19

Page 16: KIMIA

Percobaan Tetes minyak Percobaan Tetes minyak MillikanMillikan

Plat bermuatan (+)

Plat bermuatan (-)

Sinar X

Lubang kecil

Tetesan minyak yang diamati

Tetesan minyak

Atomizer

Mikroskop

Page 17: KIMIA

ProtonProton Goldstein (1886) : Menemukan sinar positif dalam Goldstein (1886) : Menemukan sinar positif dalam

tabung sinar katoda dibalik katoda berlubang yang tabung sinar katoda dibalik katoda berlubang yang disebut sinar terusan.disebut sinar terusan.

Percobaan dengan gas hidrogen : e/m untuk sinar Percobaan dengan gas hidrogen : e/m untuk sinar terusan hidrogen lebih besar dari e/m untuk terusan hidrogen lebih besar dari e/m untuk elektron. elektron.

Dipostulatkan : HDipostulatkan : H++ adalah partikel dasar dari atom. adalah partikel dasar dari atom. Besar muatannya sama dengan muatan elektron Besar muatannya sama dengan muatan elektron

tetapi dengan tanda yang berlawanan. tetapi dengan tanda yang berlawanan. Massa HMassa H++ : 1837 kali lebih besar dari massa : 1837 kali lebih besar dari massa

elektron. elektron. Partikel ini disebut Partikel ini disebut ProtonProton.. e/m elektrone/m elektron == 1,76 x 101,76 x 1088 Coulomb/g Coulomb/g e/m ion He/m ion H++ == 96520/1,008 Coulomb/g96520/1,008 Coulomb/g

1837

1

C/g10x1,76

C/g896520/1,00

elektrone/m

hidrogenione/m

hidrogenionmassa

elektron massa8

Page 18: KIMIA

Katoda BerlubangKatoda Berlubang dan dan ProtonProton

katoda

anoda-

+

+

+ +

++

+

+

1886 Eugen Goldstein mengamati bahwa muatan positif juga dihasilkan dalam tabung sinar katoda- canal rays.

atom kation+ + e- X X+ + e-atau

Page 19: KIMIA

NeutronNeutron Rutherford (1920) : Meramalkan bahwa Rutherford (1920) : Meramalkan bahwa

kemungkinan besar dalam inti terdapat kemungkinan besar dalam inti terdapat partikel dasar yang tidak bermuatan. partikel dasar yang tidak bermuatan.

Karena netralnya maka partikel ini Karena netralnya maka partikel ini sukar dideteksi. sukar dideteksi.

Baru pada tahun 1932, J. Chadwick Baru pada tahun 1932, J. Chadwick dapat menemukan netron. dapat menemukan netron.

Reaksinya :Reaksinya :

nNBHe 10

147

115

42

Page 20: KIMIA

Alat Spektroskopi Massa Alat Spektroskopi Massa Pendeteksi NeutronPendeteksi Neutron

Spektrometer massa : Instrumen yang Spektrometer massa : Instrumen yang mengukur rasio muatan-massa suatu partikel mengukur rasio muatan-massa suatu partikel bermuatan untuk mendeteksi bermuatan untuk mendeteksi neutronneutron..

Accelerating plates

+ -

MagnetElectron

gun

Gas inlet

Ion 42He+

Ion 126C+

Detektor

kolektor

Slit

Page 21: KIMIA

Energi RadiasiEnergi Radiasi Cahaya adalah radiasi gelombang Cahaya adalah radiasi gelombang

elektromagnetik dengan energi sebesar :elektromagnetik dengan energi sebesar :

E = energi (Joule), E = energi (Joule), νν = frekuensi (Hz, 1/det)= frekuensi (Hz, 1/det) = panjang gelombang (m), = panjang gelombang (m), h = tetapan Planck(6,62 x 10h = tetapan Planck(6,62 x 10-34-34 J.det) J.det) c = kecepatan cahaya (2,9979 x 10c = kecepatan cahaya (2,9979 x 108 8

m/det)m/det)

λ

chEatau

λ

cνν;hE

Page 22: KIMIA

Spektrum Atom HidrogenSpektrum Atom Hidrogen

Pancaran energi cahaya yang disebabkan Pancaran energi cahaya yang disebabkan oleh perpindahan elektron dari suatu tingkat oleh perpindahan elektron dari suatu tingkat energi lebih tinggi ke tingkat energi lebih energi lebih tinggi ke tingkat energi lebih rendah = rendah = radiasi elektromagnetikradiasi elektromagnetik. .

BALMER (1885) dapat menghitung frekuensi BALMER (1885) dapat menghitung frekuensi pancaran gelombang cahaya selama pancaran gelombang cahaya selama perpindahan elektron atom hidrogen dari n2 perpindahan elektron atom hidrogen dari n2 ke n1 dengan rumus :ke n1 dengan rumus :

n

1

n

1det10x3,288ν

22

21

115

Page 23: KIMIA

Deret Spektrum Deret Spektrum HidrogenHidrogen

Deret spektrum hidrogen dapat dibagi atas : Deret spektrum hidrogen dapat dibagi atas :

1. Deret Lyman : Terjadi perpindahan elektron 1. Deret Lyman : Terjadi perpindahan elektron dari dari tingkatan n2 = 2, 3, 4 … ~ ke n1 = 1tingkatan n2 = 2, 3, 4 … ~ ke n1 = 1

2. Deret Balmer : n2 = 3, 4, 5 … ~ ke n1 = 22. Deret Balmer : n2 = 3, 4, 5 … ~ ke n1 = 2

3. Deret Paschen : n2 = 4, 5, 6 … ~ ke n1 = 33. Deret Paschen : n2 = 4, 5, 6 … ~ ke n1 = 3

4. Deret Brackett : n2 = 5, 6, 7 … ~ ke n1 = 44. Deret Brackett : n2 = 5, 6, 7 … ~ ke n1 = 4

5. Deret Pfund : n2 = 6, 7, 8 … ~ ke n1 = 5.5. Deret Pfund : n2 = 6, 7, 8 … ~ ke n1 = 5.

Page 24: KIMIA

Model AtomModel Atom J.J. ThomsonJ.J. Thomson (1904) : Atom menyerupai agar-agar (1904) : Atom menyerupai agar-agar

yang tersusun atas muatan positif dan negatif. yang tersusun atas muatan positif dan negatif. Muatan positif tersebar secara merata dalam Muatan positif tersebar secara merata dalam bulatan yang merupakan atom dan elektron bulatan yang merupakan atom dan elektron (muatan negatif) terdapat di dalamnya.(muatan negatif) terdapat di dalamnya.

Atom Thomson dapat diumpamakan sebagai roti Atom Thomson dapat diumpamakan sebagai roti kismis dimana roti merupakan muatan positif dan kismis dimana roti merupakan muatan positif dan kismis adalah muatan negatif. kismis adalah muatan negatif.

Bagian positif dari atom Thomson mempunyai Bagian positif dari atom Thomson mempunyai diameter 10diameter 10-10-10 m (1A m (1Aoo). Percobaan penghamburan ). Percobaan penghamburan sinar alfa oleh Rutherford menunjukkan bahwa sinar alfa oleh Rutherford menunjukkan bahwa model atom ini tidak dapat dipertahankan lagi.model atom ini tidak dapat dipertahankan lagi.

Page 25: KIMIA

Model Atom RutherfordModel Atom Rutherford Menurut Rutherford : Seluruh muatan positif Menurut Rutherford : Seluruh muatan positif

atom dianggap terpusat pada suatu inti yang atom dianggap terpusat pada suatu inti yang sangat kecil dengan muatan listrik +Ze dan sangat kecil dengan muatan listrik +Ze dan elektron sebanyak Z (Z = nomor atom)yang elektron sebanyak Z (Z = nomor atom)yang bergerak mengelilingi inti.bergerak mengelilingi inti.

Gambarkan model atom Rutherford :Gambarkan model atom Rutherford :

a) Inti lain bermuatana) Inti lain bermuatan

(+) berdampingan(+) berdampingan

dgn model atom dgn model atom

RutherfordRutherford

b) Model Atomb) Model Atom

RutherfordRutherford

Page 26: KIMIA

Alat Eksperimen Alat Eksperimen RutherfordRutherford

Page 27: KIMIA

Teori BohrTeori Bohr Bertitik tolak dari Teori Rutherford dan Bertitik tolak dari Teori Rutherford dan

kuantum Planck, Bohr merumuskan :kuantum Planck, Bohr merumuskan : 1.1.

2. mv2. mv22/r (gaya sentrifugal) = e/r (gaya sentrifugal) = e22/r/r2 2 (gaya (gaya tarik menarik inti dengan elektron).tarik menarik inti dengan elektron).

Energi elektron dalam suatu lintasan Energi elektron dalam suatu lintasan tertentu : E = -1/2mvtertentu : E = -1/2mv22

Energi elektron yang bergerak dari satu Energi elektron yang bergerak dari satu lintasan ke lintasan lain : Elintasan ke lintasan lain : E22-E-E11= h= hνν

..).......... 1,2,3,(nπ2

hnrvm

Page 28: KIMIA

Model Atom BohrModel Atom Bohr Model atom Bohr Model atom Bohr

merupakan merupakan model tata suryamodel tata surya

Tiap bilangan Tiap bilangan kuantum utama kuantum utama mewakili suatu mewakili suatu orbit atau kulitorbit atau kulit

Inti atom terletak Inti atom terletak ditengah-tengahditengah-tengah

Page 29: KIMIA

Teori Bohr pada Atom Teori Bohr pada Atom HidrogenHidrogen

Jari-jari lintasan :Jari-jari lintasan :

Energi pada lintasan tertentu :Energi pada lintasan tertentu :

Energi elektron yang berpindah Energi elektron yang berpindah dari satu lintasan ke lintasan dari satu lintasan ke lintasan yang lain :yang lain :

Frekuensi (Frekuensi (νν))νν = C/ = C/λλ, dimana :, dimana :Untuk deret BalmerUntuk deret Balmer

........)3,2,1,(nem4π

hnr

4

22

......) 1,2,3,(nhn

em2πE

22

4

n

νhEE 21

,......5,3,2

1

2

110097,1

122

17

n

nm

Page 30: KIMIA

Sifat Gelombang ElektronSifat Gelombang Elektron

Tahun 1942, Louis de-Broglie Tahun 1942, Louis de-Broglie merumuskan panjang gelombangmerumuskan panjang gelombang

Jika elektron bergerak dalam orbit Jika elektron bergerak dalam orbit Bohr, maka :Bohr, maka :

akan sama dengan : akan sama dengan : λ=h/m.v

Sehingga diperoleh : nSehingga diperoleh : nλλ = 2 = 2 ππ r r

λ=h/m.v

..).......... 1,2,3,(nπ2

hnrvm

Page 31: KIMIA

Teori Ketidakpastian Teori Ketidakpastian HeisenbergHeisenberg

Werner Heisenberg (1925) Werner Heisenberg (1925) mengemukakan prinsip mengemukakan prinsip ketidakpastianketidakpastian yang menyatakan bahwa tidak yang menyatakan bahwa tidak mungkin untuk dapat mengetahui pada mungkin untuk dapat mengetahui pada waktu yang bersamaan baik waktu yang bersamaan baik momentum maupun kedudukan suatu momentum maupun kedudukan suatu partikel seperti elektron dengan tepat. partikel seperti elektron dengan tepat.

Rumus :Rumus :

π4

h)x)(p( x

Page 32: KIMIA

Bilangan KuantumBilangan Kuantum 1. Bilangan kuantum utama (n)1. Bilangan kuantum utama (n)

Nilai n = 1, 2, 3, …., dst. Nilai n = 1, 2, 3, …., dst. 2. Bilangan kuantum Azimuth (l)2. Bilangan kuantum Azimuth (l)

Nilai l = n-1Nilai l = n-1 3. Bilangan kuantum magnetik 3. Bilangan kuantum magnetik

(m)(m)nilai m = - l s/d + lnilai m = - l s/d + l

4. Bilangan kuantum spin (s)4. Bilangan kuantum spin (s)Nilai s = Nilai s = ±1/2±1/2

Page 33: KIMIA

Distribusi Bilangan KuantumDistribusi Bilangan Kuantum

Page 34: KIMIA

Bentuk Orbital AtomBentuk Orbital Atom

Orbital s :Orbital s :

Orbital p :Orbital p :

Orbital d :Orbital d :

Orbital f : Orbital ini untuk unsur-unsur Orbital f : Orbital ini untuk unsur-unsur Lantanida dan Actinida tidak Lantanida dan Actinida tidak

dibahas.dibahas.

Page 35: KIMIA

Bentuk Orbital (Gambar Bentuk Orbital (Gambar Lain)Lain)

Orbital s (hanya 1) Orbital p (ada 3)

Orbital d (ada 5) Orbital f (ada 7)

Page 36: KIMIA

Spin ElektronSpin Elektron

Pauli menambahkan satu bilangan kuantum Pauli menambahkan satu bilangan kuantum yang akan mengizinkan dua buah elektron yang akan mengizinkan dua buah elektron berada dalam satu orbitalberada dalam satu orbital

Bilangan Kuantum Spin, mBilangan Kuantum Spin, mss

Dapat bernilai +1/2 dan -1/2Dapat bernilai +1/2 dan -1/2 Pauli juga mengusulkan bahwa tidak ada Pauli juga mengusulkan bahwa tidak ada

dua elektron dalam atom yang dapat dua elektron dalam atom yang dapat memiliki suatu set (empat) bilangan memiliki suatu set (empat) bilangan kuantum yang sama- kuantum yang sama- Prinsip Larangan PauliPrinsip Larangan Pauli

Page 37: KIMIA

Prinsip Aufbau

Aufbau : menyusun

•Digunakan untuk menyusun konfigurasi elektron

•Untuk suatu unsur, jumlah elektron dalam atom netral sama dengan nomor atomnya

•Penyusunan dimulai dari tingkat energi yang rendah ke yang lebih tinggi

•Jika dua atau lebih orbital berada pada tingkat energi yang sama, maka orbital tersebut akan ter “degenarate”. Jangan memasangkan elektron sampai benar-benar tidak ada jalan lain untuk memasangkannya

Page 38: KIMIA

Aturan Hund

Ketika meletakkan elektron ke dalam orbital pada tingkat energi yang sama, letakkan satu elektron pada tiap orbital sebelum memasangkannya pada orbital yang sama

Keberadaan elektron yang tidak berpasangan dapat dibuktikan dengan sifat elektromagnetiknya

Paramagnetik – tertarik pada medan magnet. Mengindikasikan adanya elektron tidak berpasangan

Diamagnetik – menolak medan magnet. Mengindikasikan semua elektron berpasangan

Page 39: KIMIA

Cara pengisian elektron

Page 40: KIMIA

Penulisan Konfigurasi Elektron

ContohContoh

Penulisan lain

Page 41: KIMIA

BAB II. SISTIM PERIODIK BAB II. SISTIM PERIODIK UNSURUNSUR

Pandangan ahli Kimia tentang Pandangan ahli Kimia tentang Klasifikasi UnsurKlasifikasi Unsur : Triade Dobereiner, : Triade Dobereiner, Oktaf Newlands, Lothar Meyer, dan Dimitri Oktaf Newlands, Lothar Meyer, dan Dimitri Mendeleev.Mendeleev.

Sifat Fisika UnsurSifat Fisika Unsur : Muatan inti efektif, : Muatan inti efektif, energi ionisasi, afinitas elektron, jari-jari energi ionisasi, afinitas elektron, jari-jari atom, kelektronegatifat, dan kepolaran.atom, kelektronegatifat, dan kepolaran.

Sifat Kimia UnsurSifat Kimia Unsur : Hidrogen, gol alkali, : Hidrogen, gol alkali, alkali tanah, IIIA s/d VIIIA, unsur-unsur alkali tanah, IIIA s/d VIIIA, unsur-unsur periode ke tiga, dan perbandingan unsur periode ke tiga, dan perbandingan unsur gol IA dan IB.gol IA dan IB.

Page 42: KIMIA

Triade DobereinerTriade Dobereiner

Tahun 1817, Johann W. Dobereiner : Tahun 1817, Johann W. Dobereiner : Orang pertama yang menemukan Orang pertama yang menemukan adanya adanya hubungan antara sifat unsur dan hubungan antara sifat unsur dan massa atom relatifmassa atom relatif.. ia menemukan ia menemukan beberapa kelompok beberapa kelompok tiga unsurtiga unsur yang yang mempunyai kemiripan sifat yang ada mempunyai kemiripan sifat yang ada hubungannya dengan massa atom hubungannya dengan massa atom relatif, seperti :relatif, seperti :

LiLi Ca Ca ClCl

NaNa Sr Sr BrBr

KK BaBa II

Page 43: KIMIA

Hukum Oktaf NewlandsHukum Oktaf Newlands

Tahun 1865, John NewlandsTahun 1865, John Newlands menemukan menemukan hubungan lain antara sifat unsur dan massa hubungan lain antara sifat unsur dan massa atom relatif, sesuai dengan hukum yang atom relatif, sesuai dengan hukum yang disebutnya disebutnya Hukum OktafHukum Oktaf..

LiLi BeBe BB CC NN OO FFNaNa MgMg AlAl SiSi PP SS ClClKK CaCa CrCr TiTi MnMn FeFe

Hal yang belum dapat diterimaHal yang belum dapat diterima adalah : Cr adalah : Cr tidak mirip dengan Al, Mn tidak mirip dengan tidak mirip dengan Al, Mn tidak mirip dengan P, Fe tidak mirip dengan S, tetapi usahanya P, Fe tidak mirip dengan S, tetapi usahanya telah menuju ke arah yang tepat untuk telah menuju ke arah yang tepat untuk menyusun suatu daftar unsur.menyusun suatu daftar unsur.

Page 44: KIMIA

Daftar MendeleevDaftar Mendeleev Tahun 1869, Mendeleev berhasil menyusun Tahun 1869, Mendeleev berhasil menyusun

suatu daftar 65 unsur yang dikenal sebagai suatu daftar 65 unsur yang dikenal sebagai hukum periodik, berbunyi : hukum periodik, berbunyi : sifat unsur-unsur sifat unsur-unsur merupakan fungsi berkala massa atom relatifmerupakan fungsi berkala massa atom relatif. .

Perbaikan yang dilakukan Mendeleev adalah :Perbaikan yang dilakukan Mendeleev adalah :1. Jalur khusus disediakan untuk unsur-unsur 1. Jalur khusus disediakan untuk unsur-unsur yang yang dikenal sebagai unsur transisi.dikenal sebagai unsur transisi.2. Dikosongkan tempat untuk unsur yang 2. Dikosongkan tempat untuk unsur yang belum belum ditemukan (44, 68, 72 dan 100).ditemukan (44, 68, 72 dan 100).3. Koreksi massa atom relatif unsur seperti : 3. Koreksi massa atom relatif unsur seperti : Cr Cr bukan 43,3 tetapi 52,0.bukan 43,3 tetapi 52,0.4. Unsur yang belum dikenal telah diramalkan 4. Unsur yang belum dikenal telah diramalkan

misalnya sifat-sifat ekasilikon (Ge). misalnya sifat-sifat ekasilikon (Ge).

Page 45: KIMIA

Keuntungan Daftar Keuntungan Daftar MendeleevMendeleev

1. Sifat fisika dan kimia unsur berubah 1. Sifat fisika dan kimia unsur berubah secara teratur dalam satu golongan.secara teratur dalam satu golongan.

2. Valensi tertinggi unsur dalam golongan 2. Valensi tertinggi unsur dalam golongan sama dengan nomor golongannya.sama dengan nomor golongannya.

3. Adanya sekelompok unsur yang tidak 3. Adanya sekelompok unsur yang tidak bersifat elektronegatif maupun bersifat elektronegatif maupun

elektropositif.elektropositif. 4. Mendeleev meramalkan sifat unsur 4. Mendeleev meramalkan sifat unsur

yang yang belum ditemukan, yang akan belum ditemukan, yang akan mengisi mengisi tempat yang kosong dalam tempat yang kosong dalam daftar.daftar.

Page 46: KIMIA

Sistim Periodik ModernSistim Periodik Modern Daftar unsur disusun berdasarkan konfigurasi Daftar unsur disusun berdasarkan konfigurasi

elektronnya.elektronnya. KESIMPULANNYA SEBAGAI BERIKUT:KESIMPULANNYA SEBAGAI BERIKUT:

a. a. Elektron-elektron tersusun dalam orbital.Elektron-elektron tersusun dalam orbital.

b. b. Hanya dua elektron dapat mengisi setiap Hanya dua elektron dapat mengisi setiap orbital.orbital.

c.   Orbital-orbital dikelompokkan dalam kulit.c.   Orbital-orbital dikelompokkan dalam kulit.

d.   Hanya n2 orbital yang dapat mengisi kulit d.   Hanya n2 orbital yang dapat mengisi kulit ke-n.ke-n.

e.   Elektron terluar menentukan sifat kimia. e.   Elektron terluar menentukan sifat kimia.

f.    Unsur jalur vertikal disebut f.    Unsur jalur vertikal disebut golongangolongan..

g.   Unsur jalur horisontal disebut g.   Unsur jalur horisontal disebut periodeperiode..

Page 47: KIMIA

Tabel PeriodikTabel Periodik

Page 48: KIMIA

Sifat Fisika UnsurSifat Fisika Unsur

1. Muatan inti efektif : Z1. Muatan inti efektif : Zeffeff = Z - = Z - σσ

2. Energi ionisasi2. Energi ionisasi 3. Afinitas elektron3. Afinitas elektron 4. Jari-jari atom4. Jari-jari atom 5. Kelektronegatifan5. Kelektronegatifan

Page 49: KIMIA

Energi Ionisasi Pertama

Page 50: KIMIA

Energi Ionisasi Pertama

Page 51: KIMIA

Afinitas Elektron

Page 52: KIMIA

Afinitas Elektron

Page 53: KIMIA

Jari-jari Atom

Page 54: KIMIA

Jari-jari atom untuk golongan utama

Page 55: KIMIA

Jari-jari Atom (pm)

Page 56: KIMIA

Keelektronegativan

Page 57: KIMIA

Keelektronegativan

Page 58: KIMIA

Sifat Kimia UnsurSifat Kimia Unsur

Reaktifitasnya dengan HReaktifitasnya dengan H22O, OO, O22, , asam & basaasam & basa

Sifat kelogamanSifat kelogaman Bentuk dan sifat oksidanyaBentuk dan sifat oksidanya Jenis ikatan dan senyawanyaJenis ikatan dan senyawanya Kestabilan muatan.Kestabilan muatan.

Page 59: KIMIA

HidrogenHidrogen

Berbentuk molekularBerbentuk molekular Gas yang tdk berwarna dan berbauGas yang tdk berwarna dan berbau Non logamNon logam Dapat membentuk hidrida berikatan Dapat membentuk hidrida berikatan

ionikionik Dapat berikatan kovalen contoh : HDapat berikatan kovalen contoh : H22OO Jika teroksidasi/terbakar jadi HJika teroksidasi/terbakar jadi H22O.O.

Page 60: KIMIA

Unsur Gol Alkali s/d VIIIAUnsur Gol Alkali s/d VIIIA Alkali : Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr.Alkali : Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr. Alkali Tanah : Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba.Alkali Tanah : Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba. Gol IIIA : Gol IIIA : BB, Al, Ga, In, dan Tl., Al, Ga, In, dan Tl. Gol IVA : C, Gol IVA : C, SiSi, , GeGe, Sn, dan Pb., Sn, dan Pb. Gol VA : Gol VA : N, P, N, P, AsAs, Sb, dan Bi, , Sb, dan Bi, (ns(ns22,np,np33,,

….,n….,n≥2≥2)) Gol VIA : O, S, Se, Gol VIA : O, S, Se, TeTe, dan Po., dan Po. Gol VIIA : F, Cl, Br, I, dan At.Gol VIIA : F, Cl, Br, I, dan At. Gol VIIIA : He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn.Gol VIIIA : He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn.

Page 61: KIMIA

Unsur Perioda TigaUnsur Perioda Tiga

Bentuk oksida unsur perioda tiga ternyata Bentuk oksida unsur perioda tiga ternyata memiliki perbedaan sifat yaitu :memiliki perbedaan sifat yaitu :

1. Na1. Na22O, NaO, Na22OO22, dan NaO, dan NaO2 2 = = BasaBasa

2. MgO = ………?2. MgO = ………?

3. Al3. Al22OO3 3 = = Amfoter, Amfoter, bagaimana dgnbagaimana dgn BeO BeO

4. SiO4. SiO2 2 = = AsamAsam

5. P5. P22OO5 5 = ……….?= ……….?

6. SO6. SO3 3 = ……….? = ……….?

7. Cl7. Cl22OO7 7 = ………..?= ………..?

Page 62: KIMIA

BAB III. IKATAN KIMIABAB III. IKATAN KIMIA

Ikatan Ionik dan Hukum HessIkatan Ionik dan Hukum Hess Ikatan KovalenIkatan Kovalen Ikatan Kovalen KoordinasiIkatan Kovalen Koordinasi Ikatan LogamIkatan Logam Ikatan HidrogenIkatan Hidrogen Ikatan van der WallsIkatan van der Walls Perluasan Ikatan Kovalen ;Perluasan Ikatan Kovalen ;

1. Teori ikatan valensi1. Teori ikatan valensi

2. Teori orbital molekul2. Teori orbital molekul

Page 63: KIMIA

Ikatan Ionik

Terbentuk karena adanya dua buah gaya tarik-menarik elektrostatik antara ion bermuatan positif dan ion bermuatan negatif

Ikatan ionik umumnya terbentuk dari unsur logam dengan unsur non logam

Cl- Na+

Page 64: KIMIA

Energi dan Pembentukan Ikatan Ionik

Page 65: KIMIA

Sifat Senyawa Ionik

Umumnya adalah padatan dengan titik leleh yang tinggi (> 400 oC)

Kebanyakan larut dalam pelarut polar (air) dan tidak larut dalam pelarut non polar (heksan)

Lelehannya dapat menghantarkan listrik

Larutannya menghantarkan listrik sangat baik

Page 66: KIMIA

Ikatan Kovalen

Oktet …….??

Page 67: KIMIA

Pengecualian Kaidah Oktet

Tiga jenis pengecualian:

1.Spesies dengan elektron lebih dari 8 elektron yang mengelilingi atom : SF6

2.Spesies dengan elektron kurang dari 8 elektron : AlCl3

3.Spesies dengan total elektron yang ganjil : NO

Page 68: KIMIA

Kovalen Polar dan Non Polar

Elektron dipakai secara merata. Tidak ada beda keelektronegatifan

Elektron tidak dipakai secara merata. Ada beda keelektronegatifan

Garis dapat menyatakan adanya elektron yang dipakai bersama

H Cl

H H ClCl

Non-Polar

Polar

+ -

Page 69: KIMIA

Keelektronegatifan

Beda kelektronegatifan dalam suatu senyawa menjadi dasar penentu sifat ikatan :

Kovalen < 1,5 ≤ Ionik

Page 70: KIMIA

Sifat Senyawa KovalenSifat Senyawa Kovalen

Berwujud gas, cairan atau padatan Berwujud gas, cairan atau padatan dengan titik leleh rendah (<300 dengan titik leleh rendah (<300 ooC).C).

Banyak yang tidak larut dalam pelarut Banyak yang tidak larut dalam pelarut polar tetapi larut dalam pelarut non polar.polar tetapi larut dalam pelarut non polar.

Baik bentuk cairan dan lelehannya tidak Baik bentuk cairan dan lelehannya tidak menghantar listrik.menghantar listrik.

Larutannya menghantar listrik sangat Larutannya menghantar listrik sangat lemah karena tidak memiliki partikel lemah karena tidak memiliki partikel bermuatan.bermuatan.

Page 71: KIMIA

Ikatan kovalen Ikatan kovalen KoordinasiKoordinasi

Elektron ikatan dikoordinir oleh satu Elektron ikatan dikoordinir oleh satu fihak saja.fihak saja.

HH33N: AlClN: AlCl33

Ikatan HidrogenIkatan Hidrogen Ikatan yang terbentuk dimana H Ikatan yang terbentuk dimana H

menjadi jembatan yang menjadi jembatan yang menghubungkan dua unsur yang menghubungkan dua unsur yang memiliki keelektronegatifan tinggi.memiliki keelektronegatifan tinggi.

H-F…H-F…H-F (tanda … = ikatan H-F…H-F…H-F (tanda … = ikatan Hidrogen yg hanya satu elektron).Hidrogen yg hanya satu elektron).

Page 72: KIMIA

Ikatan LogamIkatan Logam Gaya yang terjadi dimana atom mengadakan Gaya yang terjadi dimana atom mengadakan

penataan ulang elektron yang tidak penataan ulang elektron yang tidak berpasangan sehingga menjadi ion dan berpasangan sehingga menjadi ion dan membentuk jarak tertentu pada sisi kristal membentuk jarak tertentu pada sisi kristal yang dihubungkan oleh elektron yang yang dihubungkan oleh elektron yang bergerak dengan bebas pada bidang kristal.bergerak dengan bebas pada bidang kristal.

Ikatan van der WaalsIkatan van der Waals

Gaya yg timbul antara atom atau molekul Gaya yg timbul antara atom atau molekul pada jarak tertentu sehingga seolah-olah pada jarak tertentu sehingga seolah-olah terjadi senyawa baru, jika menjauh saling tarik terjadi senyawa baru, jika menjauh saling tarik dan jika mendekat saling tolak menolak.dan jika mendekat saling tolak menolak.

Page 73: KIMIA

Pengembangan Teori Pengembangan Teori Ikatan KovalenIkatan Kovalen

1. Teori Ikatan Valensi1. Teori Ikatan Valensi

a. Hibridisasia. Hibridisasi

b. Resonansib. Resonansi 2. Teori Orbital Molekul2. Teori Orbital Molekul

a. Orbital molekul bondinga. Orbital molekul bonding

b. Orbital molekul anti-bondingb. Orbital molekul anti-bonding

Page 74: KIMIA

Teori Ikatan Valensi

Menurut teori ini, ikatan H-H terbentuk sebagai hasil dari overlap orbital 1s dari tiap atom H

Page 75: KIMIA

Metode Teori Ikatan Valensi

Orbital hibrid dibutuhkan untuk membentuk geometri molekul

Contoh: Karbon

Konfigurasi elektron valensi: 2s2 2px1 2py

1

Diketahui bahwa karbon akan membentuk empat ikatan yang serupa- CH4, CH3Cl2, CCl4

Konfigurasi elektronnya menunjukkan bahwa hanya dua ikatan yang dpt terbentuk, bukan tetrahedral tapi tidak stabil. Agar stabil harus berhibridisasi.

Page 76: KIMIA

Hibridisasi

Untuk menjelaskan mengapa karbon membentuk 4 ikatan tunggal identik, kita asumsikan bahwa orbital-orbital asalnya melebur bersama (terhibridisasi)

Page 77: KIMIA

Beberapa Contoh Hibridisasi

Btk Hibridisasi Pasangan e- atom pusat Contoh

Linear 2 BeH2

Planar Trigonal 3 BF3

Tetrahedral 4 CH4

Trigonal piramida 4 NH3

Bengkok (Bent) 4 H2O

Page 78: KIMIA

Bent, H2O

Linier, CO2Segitiga Planar, BeCl3

Piramid, NH3

Tetrahedral, CH4

Page 79: KIMIA

Geometri Molekul dengan Dasar Tetrahedral

N

H

HHC

H

HH H

O

HH

Tetrahedral Piramid Bent

Bent dan piramid sebenarnya adalah tertrahedral tetapi ada pasangan elektron yang tidak berikatan

Page 80: KIMIA

Geometri Lainnya

5 5 0 AB5 Trigonal Piramid

4 1 AB4O SeeSaw

3 2 AB3O2 Bentuk T

2 3 AB2O3 Linear

6 6 0 AB6 Oktahedral

5 1 AB5O2 Piramid Segi-4

4 2 AB4O2 Segi-4 planar

Bilangan Koordinasi

Pasangan elektron Ikatan Bebas

Formula Umum

Bentuk Geometri

Page 81: KIMIA

Geometri Molekul

Untuk molekul yang lebih besar, aturan geometri molekul masih berlaku

Etana

Page 82: KIMIA

Momen Dipol

Dapat dilihat dengan meletakkan molekul dalam medan listrik. Molekul polar akan terorientasi sedangkan molekul non-polar akan sebaliknya

Page 83: KIMIA

Hibridisasi sp3

Dalam kasus ini, semua orbital s dan p berhibridisasi.

sp3

dimana 25% karakter s dan 73% karakter p

Page 84: KIMIA

Etana, CH3CH3Ikatan terbentuk melalui overlaping secara membujur (dari ujung ke ujung)

Molekul dapat bebas berotasi disepanjang ikatan tunggal

Page 85: KIMIA

Hibridisasi sp2

Ini menunjukan adanya ikatan rangkap, hibridisasi tipe kedua. Hibridisasi sp2 terbentuk dari kombinasi satu orbital s dan 2 orbital p. satu orbital p tersisa

Page 86: KIMIA

Orbital Hibridisasi sp2

Orbital p yang tidak terhibridisasi dapat ber-overlap, membentuk ikatan kedua-

Ikatan terbentuk melalui overlaping baik dari atas maupun bawah dari struktur planar molekul

Bagian dari molekul tidak dapat bebas berotasi

Page 87: KIMIA
Page 88: KIMIA

Orbital Hibridisasi spHibridisasi ini membentuk ikatan rangkap 3 yang menghasilkan 2 orbital p yang tidak terhibridisasi

Page 89: KIMIA
Page 90: KIMIA

Orbital Hibridisasi Lainnya

Orbotal d juga dapat terlibat dalam pembetukan orbital hibridisasi

Page 91: KIMIA

Metode Orbital Molekul

• Orbital-orbital atom berkombinasi membentuk orbital molekul, jumlah orbital molekul yang terbentuk harus sama dengan jumlah orbital atom yang secara matematis berkombinasi.

Contoh: H2

Dua buah orbital 1s akan berkombinasi membentuk dua orbital molekul. Hasil akhir dari energi yang baru terbentuk sama dengan orbital asalnya, dua 1s. Walaupun demikian, mereka berada pada tingkat energi yang berbeda.

Page 92: KIMIA

Diagram Orbital Molekul H2

Page 93: KIMIA

Orbital Molekul

Ketika dua orbital atom bergabung, ada tiga kemungkinan orbital molekul yang terbentuk.

Orbital ikatan (bonding): atau Energinya lebih rendah dibandingkan orbital atom dan terdapat overlapkerapatan elektron

Orbital antiikatan (antibonding): * atau * Energinya lebih tinggi daripada orbital atomnya dan kerapan elektron tidak saling overlap

Nonikatan (nonbonding) : n Pasangan elektron yang tidak terlibat pada ikatan

Page 94: KIMIA

Molekul Diatomik Homonuklir

Molekul ini merupakan molekul sederhana diatomik dimana kedua atom merupakan atom yang sama

Diagram energinya serupa dengan diagram energi molekul H2

Kita dapat mengembangkan diagram energi untuk molekul2 lainnya atau molekul yang mungkin untuk melihat bagaimana mereka membentuk ikatan

Page 95: KIMIA

Diagram OM untuk He2

Terlihat bahwa baik orbital ikatan maupun orbital antiikatan terisi penuh

Hasilnya adalah molekul ini tidak stabil dibandingkan bentuk tidak terikatnya. Sehingga mereka tidak berikatan

Page 96: KIMIA

Orbital Molekul Ikatan

Untuk molekul yang stabil, harus terdapat lebih banyak elektron yang berada pada orbital ikatan dibandingkan dengan pada orbital antiikatan

Bentuk terikatnya (bonded form) harus berada pada tingkat energi yang lebih rendah, sehingga mereka stabil

Orbital ikatan dan antiikatan baik atau harus diperhitungkan

Lihat OM untuk O2

Page 97: KIMIA

Orbital Molekul O2

Page 98: KIMIA

Orbital Molekul O2

Tiap atom oksigen memiliki 8 elektron sehingga jumlahnya 16

Kita dapat meletakkan 16 elektron kedalam diagram OM dan lihat!

Ingat, jangan memasangkan elektron kecuali memang harus dan isi pada tingkat energi yang lebih rendah dahulu sebelum ke yang lebih tingi

Molekul O2 akan terbentuk bila terdapat lebih banyak elektron ikatan dibandingkan antiikatan

Page 99: KIMIA

Orbital Molekul O2

Page 100: KIMIA

Diagram OM untuk NO

Page 101: KIMIA

Elektron Terdelokalisasi

Diagram OM untuk spesies poliatomik seringkali disederhanakan dengan mengasumsikan semua orbital sdan p adalah terlokalisasi: terbagi diantara 2 atom spesifik.

Struktur resonansi menggambarkan bahwa elektron pada beberapa orbital p dapat terdelokalisasi

Delokalisasi : bebas untuk berpindah-pindah pada tiga atau lebih atom.

Page 102: KIMIA

Elektron Terdelokalisasi/Resonansi

Page 103: KIMIA
Page 104: KIMIA

BAB IV. STOKHIOMETRIBAB IV. STOKHIOMETRI Hukum Dasar Ilmu Kimia : Hukum Hukum Dasar Ilmu Kimia : Hukum

Kekekalan Massa, Perbandingan Tetap, Kekekalan Massa, Perbandingan Tetap, Perbandingan Berganda, Perbandingan Perbandingan Berganda, Perbandingan Volume, dan Hukum Avogadro.Volume, dan Hukum Avogadro.

Massa Atom dan Massa Molekul Relatif.Massa Atom dan Massa Molekul Relatif. Konsep Mol : Bilangan Avogadro, Massa Konsep Mol : Bilangan Avogadro, Massa

dan Volume Satu Mol.dan Volume Satu Mol. Bilangan Oksidasi.Bilangan Oksidasi. Reaksi Kimia dan Penyetaraan : Sintesis, Reaksi Kimia dan Penyetaraan : Sintesis,

Metatesis, Netralisasi, dan Redoks.Metatesis, Netralisasi, dan Redoks.

Page 105: KIMIA

a)a) Hukum Kekekalan massa : Hukum Kekekalan massa : Antonie Lavoiser (1774)Antonie Lavoiser (1774)b) Hukum Perbandingan b) Hukum Perbandingan

Tetap : Tetap : Josep Louis Proust (1799)Josep Louis Proust (1799)c) Hukum Perbandingan c) Hukum Perbandingan

berganda :berganda : John Dalton (1804)John Dalton (1804)d) Hukum Perbandingan d) Hukum Perbandingan

Volume : Joseph Louis Gay Volume : Joseph Louis Gay Lussac (1905)Lussac (1905)

e) Hukum Avogadro : e) Hukum Avogadro : Amadeo Avogadro (1911)Amadeo Avogadro (1911)

Page 106: KIMIA

Konsep MolKonsep Mol

Bilangan Avogadro = 6,023 x 10Bilangan Avogadro = 6,023 x 102323

Massa satu mol = 1 mol isotop C-12= 12 gMassa satu mol = 1 mol isotop C-12= 12 g

= 6,023 x 10= 6,023 x 102323 atom.atom.

Volume satu mol = 22,4 dmVolume satu mol = 22,4 dm33 pada STP. pada STP. Bilangan oksidasi = Daya ikat suatu unsur Bilangan oksidasi = Daya ikat suatu unsur

dengan unsur lain.dengan unsur lain. Valensi = Daya ikat unsur dengan Valensi = Daya ikat unsur dengan

hidrogenhidrogen

Page 107: KIMIA

Pedoman Penentuan Bilangan Pedoman Penentuan Bilangan OksidasiOksidasi

Atom bebas atau dalam molekulnya mempunyai bilangan Atom bebas atau dalam molekulnya mempunyai bilangan oksidasi nol. oksidasi nol.

Jumlah bilangan oksidasi semua atom dalam molekul Jumlah bilangan oksidasi semua atom dalam molekul netral adalah nol.netral adalah nol.

Bilangan oksidasi ion beratom tunggal sama dengan Bilangan oksidasi ion beratom tunggal sama dengan muatan ionnya. muatan ionnya.

Jumlah bilangan oksidasi semua atom yang membentuk Jumlah bilangan oksidasi semua atom yang membentuk ion poliatom sama dengan muatan pada ion tersebut.ion poliatom sama dengan muatan pada ion tersebut.

Bilangan oksidasi fluor, unsur yang paling elektronegatif Bilangan oksidasi fluor, unsur yang paling elektronegatif adalah –1. adalah –1.

Bilangan oksidasi oksigen dalam senyawa oksida –2, pada Bilangan oksidasi oksigen dalam senyawa oksida –2, pada peroksida –1, dalam super oksidasi ( Operoksida –1, dalam super oksidasi ( O22

--) tiap atom ) tiap atom oksigen mempunyai bilangan oksidasi –1/2. oksigen mempunyai bilangan oksidasi –1/2.

Dalam senyawa FDalam senyawa F22O oksigen mempunyai bilangan oksidasi O oksigen mempunyai bilangan oksidasi +2.+2.

Bilangan oksidasi hidrogen dalam semua senyawa +1, Bilangan oksidasi hidrogen dalam semua senyawa +1, kecuali hidrida logam –1.kecuali hidrida logam –1.

Page 108: KIMIA

1. Reaksi sintetis.

Contoh:Fe + S → FeS

  Fe3+ + 6 SCN- → Fe(SCN)63-

3. Reaksi netralisasi asam-basaContoh:

H3O+ + OH- HOH + HOH

2. Reaksi penguraian berganda / metatesis Contoh:

AlCl3 + 3 NaOH → Al(OH)3 + 3 NaCl

4.  Reaksi redoks Contoh:

MnO2 + 4H+ + 2 Br- → Br2 + Mn2+ + 2 H2O

TIPE REAKSI KIMIA

Page 109: KIMIA

a. Cara reaksi setengah

1.Reaksi redoks merupakan penjumlahan dua reaksi setengah reduksi dan oksidasi.

2. Jika reaksi sudah setara, samakan jumlah elektronnya.

3.Ada tiga tahap penyetaraan reaksi yakni :

- Pengimbangan setiap reaksi setengah

- Penambahan elektron untuk mengimbangkan muatan

- Penjumlahan kedua reaksi setengah

Penyetaraan Reaksi Redoks

Page 110: KIMIA

b. Cara perubahan bilangan oksidasi

1.Tuliskan pereaksi dan hasil reaksi

2.Tandai unsur yang berubah bilangan oksidasinya

3.Setarakan jumlah unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi di ruas kiri dan ruas kanan persamaan reaksi

4.Hitung dan samakan jumlah berkurang dan bertambahnya bilangan oksidasi

5.Samakan jumlah muatan di ruas kiri dan ruas kanan dengan menambahkan H+ bila larutan bersifat asam atau OH- bila larutan bersifat basa

6.Tambahkan H2O untuk menyamakan jumlah atom H di ruas kiri dan ruas kanan.

Page 111: KIMIA

Contoh :

Penyetaraan reaksi redoks cara perubahan bilngan oksidasi.

FeSO4 + KMnO4 + H2SO4 → Fe2(SO4)3 + MnSO4 + H2O + K2SO4

Tahap 2,3,4: Menandai, menyetarakan dan menghitung perubahan bilangan oksidasi

Fe2+ + MnO4- → Fe3+ + Mn2+

+2 +7 +3 +2(+1)(-5)

Tahap 1: Penulisan pereaksi dan hasil reaksi

Fe2+ + MnO4- → Fe3+ + Mn2+

Tahap 5: Penyeimbangan reaksi

Fe2+ + MnO4- → Fe3+ + Mn2+

x 5 x 1

5 5

Page 112: KIMIA

Soal Pra Tes KimiaSoal Pra Tes Kimia1.Jelaskan dengan singkat dari : Atom, Unsur, 1.Jelaskan dengan singkat dari : Atom, Unsur,

Orbital, Bilangan Kuantum dan Partikel.Orbital, Bilangan Kuantum dan Partikel.

2. Buatlah konfigurasi elektron dari : 2. Buatlah konfigurasi elektron dari : 44Be, Be, 88O, O,

1616OO22, , 1717Cl dan Cl dan 2626Fe.Fe.

3. Jelaskan pengertian dari : Valensi, Elektron 3. Jelaskan pengertian dari : Valensi, Elektron valensi, Senyawa amfoter, Metaloid, valensi, Senyawa amfoter, Metaloid, Hibridisasi, Ikatan ionik, Ikatan kovalen, Mol, Hibridisasi, Ikatan ionik, Ikatan kovalen, Mol, Molaritas dan Senyawa asam. Molaritas dan Senyawa asam.

Catatan : Toleransi keterlambatan 10 menit.Catatan : Toleransi keterlambatan 10 menit.