Kiat Bangkit Mengatasi Kesenjangan

28
Kiat Bangkit Mengatasi Kesenjangan Oleh Musni Umar, Ph.D Sosiolog, Direktur Institute for Social Empowerment and Democracy

description

Untuk bangkit dari keterpurukan yang mengakibatkan terjadi kesenjangan di segala bidang, diperlukan kiat. Kiat itu untuk memandu dan memberi semangat serta motivasi supaya bangkit dan maju mengejar ketertinggalan.

Transcript of Kiat Bangkit Mengatasi Kesenjangan

Page 1: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Kiat Bangkit Mengatasi KesenjanganOleh Musni Umar, Ph.D

Sosiolog, Direktur Institute for Social Empowerment and Democracy

Page 2: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Pengantar Kesenjangan merupakan sunnatullah (natural law). Manusia diberi tenaga,

fikiran dan akal sehat untuk mengatasi kesenjangan. Bukan menyerah apalagi pasrah terhadap kesenjangan yang terjadi.

Kesenjangan berasal dari kata senjang, yang padanan maknanya ialah ketimpangan, kontradiktif, gap, divergen, jurang, ketidakseimbangan, dan ketidaksimetrian.

Bentuk kesenjangan banyak sekali seperti kesenjangan sosial, kesenjangan ekonomi, kesenjangan sosial budaya, kesenjangan gender, kesenjangan pendapatan, kesenjangan informasi, kesenjangan harga dan lain sebagainya.

Pembangunan sejatinya untuk mengurangi dan bahkan untuk menghilangkan kesenjangan. Akan tetapi dalam banyak hal, justeru pembangunan melahirkan kesenjangan antar orang dan kelompok masyarakat, kesenjangan antar kota dan desa, kesenjangan antar kawasan atau wilayah dan lain sebagainya.

Page 3: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Kesenjangan sosial

Page 4: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Kesenjangan Sosial Ekonomi

Page 5: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Kesenjangan Ekonomi

Page 6: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Pembangunan Ekonomi Pembanguna di masa Orde Baru telah menciptakan

kemajuan dan ketidakadilan. Melalui UU Penanaman Modal Asing (PMA) dan UU Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), ekonomi Indonesia dibangun.

Dengan menggunakan teori "membangun kue besar" untuk mewujudkan "trickle down" (menetes ke bawah) ke masyarakat luas hasil-hasil pembangunan, pemerintah membangun ekonomi Indonesia dengan menggunakan paling tidak lima strategi.

Page 7: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Pertama, investasi asing. Pemerintah mengundang para penanam Modal asing (investors) untuk menanamkan modalnya di Indonesia dengan memberi kemudahan serta berbagai fasilitas dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Kedua, investasi dalam negeri. Pemerintah membuka kesempatan seluas-luasnya kepada pengusaha di dalam negeri dengan berbagai kemudahan dan fasilitas untuk menanamkan modalnya di dalam negeri.

Page 8: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Investasi asing

Page 9: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Freeport contoh Investasi Asing

Page 10: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Investasi dalam negeri

Page 11: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Penanaman modal asing dan dalam negeri digenjot habis-habisan untuk mendorong pertumuhan ekonomi yang tinggi. Konsekuensinya, pembangunan ekonomi semacam itu, hanya semakin memperkaya orang yang sudah kaya dengan memberi tetesan ekonomi sedikit kepada masyarakat bawah.

Mereka yang bisa berpartisipasi (ikut serta) dalam pembangunan, hanya mereka yang sudah siap. Siapa mereka itu? Ialah orang-orang China yang sejak zaman penjajahan sudah digolongkan sebagai "Timur Asing" yang diberi peluang bergerak di dunia bisnis. Selain itu, para penjajah yang diundang ke Indonesia untuk menanamkan modalnya.

Page 12: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Ketiga, berutang. Strategi yang dipergunakan untuk bisa membangun ialah dengan berutang. Sejak Orde Baru mulai berkuasa tahun 1967, Indonesia sudah berutang. Utang itu terus berlanjut hingga sekarang di era Orde Reformasi. Maka tidak heran jika utang Indonesia, sampai saat ini telah mencapai Rp 1.803,49 triliun.Keempat, stabilitas. Untuk mengamankan jalannya pembangunan ekonomi, maka stabilitas nasional dijadikan sebagai salah satu trilogi pembangunan. Dengan strategi semacam itu, maka TNI mengamalkan dwifungsi yaitu selain mengabdi dikesatuannya di TNI, juga dikaryakan di birokrasi dan BUMN. Keamanan mendapat prioritas utama dan siapa yang menciptakan instabilitas, maka akan dihadapi TNI. Setelah reformasi, stabilitas keamanan diserahkan kepada polisi.

Page 13: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Membangun dengan Berutang

Page 14: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Kelima, pemerataan. Strategi pembangunan yang mementingkan pemerataan disamping pertumbuhan dan stabilitas, gagal diwujudkan karena yang dapat maju dan bisa menikmati pertumbuhan ekonomi yang tinggi, adalah mereka yang mempunyai pendidikan yang baik dan memadai, memiliki skill (kepakaran), modal, jaringan dan ketrampilan berusaha.

Golongan masyarakat bawah tidak dapat memanfaatkan momentum pembangunan karena tidak memiliki berbagai persyaratan yang diperlukan untuk bisa berpartisipasi dalam pembangunan. Akibatnya mereka terus terpuruk, seolah Tuhan telah menakdirkan mereka menjadi kurang berpendidikan, miskin dan terkebelakang (tertinggal).

Page 15: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Dampak Pembangunan Pembangunan yang dilaksanakan di masa Orde Baru telah

membawa kemajuan ekonomi bangsa dan negara, dan kekayaan yang luar biasa kepada segentir orang.

Sebagai contoh aktual kasus Lim Sioe Liong, yang meninggal di Singapura beberapa hari lalu. Wartawan memberitakan bahwa rumah tempat tinggalnya seluas 8.000 meter persegi dengan nilai Rp 1 triliun rupiah. Peti mati untuk Lim Sioe Liong seharga 9.000 dollar Singapura atau 67,5 juta. Sedangkan untuk menjamu para politisi, pengusaha serta diplomat dan handai tolan yang datang dari China dan Jakarta, untuk memberi penghormatan terakhir kepada beliau, perhari Rp 1,2 milyar perhari

Para konglomerat yang dibesarkan Presiden Soeharto dan rezim Orde Baru, setelah terjadi reformasi mereka lari keluar negeri dengan membawa uang dan harta yang dimiliki serta hasil jarahan dari BLBI sekitar 650 trilun.

Page 16: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Dampak Positif Pembangunan

Page 17: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Pemerintah Indonesia kemudian menyehatkan perbankan dan perusahaan yang dijarah uangnya dan ditinggal lari pemiliknya serta pemimpinnya keluar negeri. Setelah bank dan perusahaan itu sehat, pemerintah menjualnya dengan harga murah kepada pihak asing yang tidak jarang adalah bekas pemilik lama yang masuk ke Indonesia dengan memakai bendera asing (investor asing).

Krisis ekonomi yang dialami Indonesia tahun 1997 telah memberi berkah kepada orang-orang kaya dari keturunan China karena uang mereka dibawa lari ke Singapura dan mereka tinggal di negeri itu. Pelanggaran hukum yang mereka lakukan tidak tersentuh sedikitpun, begitu juga perbuatan korupsi, karena pemerintah Singapura melindungi mereka.

Dampaknya setelah terjadi reformasi, mereka semakin kaya, sementara Indonesia harus menanggung beban yang luar biasa besar, dan masyarakat bawah Indonesia terus terpuruk dalam kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan.

Page 18: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Banjir dampak negatif pembangunan

Page 19: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Kemiskinan dampak Negatif pembangunan

Page 20: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Kiat Bangkit Masyarakat Indonesia yang selama ini masih terpuruk, tidak

ada pilihan lain kecuali bangkit dan maju. Untuk bisa bangkit dan maju, maka kiatnya.

Pertama, menumbuhkan harapan. Harapan itu masih ada walaupun kesulitan menghimpit.

Kedua, harus ada kemauan keras untuk berubah dan maju.

Ketiga, beri beasiswa penuh kepada anak-anak miskin. Mereka yang diberi beasiswa harus berhijrah ke provinsi lain dan memasuki pendidikan berasrama. Ini penting untuk merubah budaya miskin yang dihinggapi orang-orang miskin. Ini adalah strategi untuk memotong pewarisan kemiskinan.

Page 21: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Harapan

Page 22: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Keuletan dan Usaha Keras

Page 23: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Keempat, bentuk komisi beasiswa. Pembentukan komisi beasiswa di tiap provinsi sangat penting karena untuk memutus lingkaran kemiskinan hanya melalui pendidikan. Untuk itu perlu ada komisi beasiswa yang dipimpin para tokoh dari kalangan pendidikan, sosiolog, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Sumber dananya dari APBD, CSR dari perusahaan BUMN, BUMD dan perusahaan swasta, , donatur dalam dan luar negeri.

Kelima, beri special treatment (perlakuan istimewa) kepada masyarakat bawah dalam pembangunan ekonomi. Mereka harus diberi tempat berusaha di mal-mal, ditempat berusaha yang strategis, diberi izin usaha, dilatih berbisnis dan mengelola bisnis,, diberi dorongan dan harapan, diberi modal usaha dan modal kerja, dibina manajemen, dan dikontrol perkembangan usaha mereka.

Page 24: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Komisi Beasiswa

Page 25: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Perlakuan Istimewa

Page 26: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Kesimpulan Kesenjangan adalah persoalan yang harus dihadapi dan

dipecahkan. Tidak boleh dibiarkan karena akan membawa negeri ini menjadi negara gagal.

Pemecahan masalah kesenjangan harus dipelopori oleh diseluruh jajaran pemerintah dan partisipasi seluruh masyarakat. Partispasi sangat penting karena pada akhirnya yang menentukan berhasil tidaknya mengatasi kesenjangan adalah masyarakat sebagai subyek pembangunan.

Kiat untuk bangkit mengatasi kesenjangan harus bermula dari masyarakat yang memiliki harapan. Pemerintah kemudian mengapresiasi harapan itu dengan menyediakan sarana dan prasana. Pemberian beasiswa penuh kepada anak-anak miskin merupakan kiat untuk memecahkan kesenjangan pendidikan dan sosial.

Page 27: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Kesenjangan diatasi

Page 28: Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan

Kiat untuk mengatasi kesenjangan ekonomi harus ada special treatment (perlakuan istimewa) terhadap masyakarat bawah yang berprofesi usaha kecil dan mikro. Mereka harus diberi tempat berusaha yang strategis seperti di mal, digedung-gedung atau jalan yang ramai didatangi pembeli, mereka dibina, diberi modal kerja dan modal usaha, izin usaha, dilatih kepakaran berusaha dan dilakukan kontrol secara rutin untuk mengetahui perkembangan kemajuan usaha mereka. Jangan seperti sekarang dilepas untuk bersaing dengan para konglomerat dan perusahaan asing.

* Makalah ini dipresentasikan dalam program Pemberdayaan Masyarakat Jakarta Pusat, pada 22 Juni 2012, di Gedung Teja Buana, Jalan Menteng Raya 26 Menteng, Jakarta Pusat.