Ketuban Pecah Dini

4
KETUBAN PECAH DINI Selaput ketuban yang membatasi rongga amion terdiri atas amnion dan korion yang sangat erat ikatannya. Lapisan ini terdiri atas beberapa sel seperti sel epitel, sel mesenkim dan sel trofoblas yang terikat erat dalam matriks kolagen. Selaput ketuban berfungsi menghasilkan air ketuban dan melindungi janin terhadap infeksi (Sarwono, 2014) Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan pecahnya ketuban sebelum dimulainya persalinan, tanpa memperhatikan usia gestasi (Varney, 2004). Sarwono dalam bukunya mendefinisikan Ketuban Pecah Dini merupakan keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila Ketuban Pecah Dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut Ketuban Pecah Dini pada kehamilan prematur. (Sarwono, 2014) Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut. Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda. Pada trimester ketiga selaput ketuban mudah pecah. Melemahnya kekuatan selaput ketuban ada hubungannya dengan pembesaran uterus, kontraksi Rahim dan gerakan janin. Pada trimester terakhir terjadi karena perubahan biokimia pada selaput ketuban. Pecahnya ketuban pada kehamilan aterm merupakan hal fisiologis. Ketuban Pecah Dini, pada kehmilan prematur disebabkan oleh adanya faktor-faktor eksternal, misalnya infeksi yang menjalar dari vagina. Ketuban Pecah Dini premature sering terjadi pada polihidramnion, inkompeten serviks dan solusio plasenta. Ketuban pecah lebih dari 24 jam sebelum proses persalinan dimulai disebut pecah ketuban memanjang.

description

ketuban pecah dini

Transcript of Ketuban Pecah Dini

KETUBAN PECAH DINISelaput ketuban yang membatasi rongga amion terdiri atas amnion dan korion yang sangat erat ikatannya. Lapisan ini terdiri atas beberapa sel seperti sel epitel, sel mesenkim dan sel trofoblas yang terikat erat dalam matriks kolagen. Selaput ketuban berfungsi menghasilkan air ketuban dan melindungi janin terhadap infeksi (Sarwono, 2014)Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan pecahnya ketuban sebelum dimulainya persalinan, tanpa memperhatikan usia gestasi (Varney, 2004).Sarwono dalam bukunya mendefinisikan Ketuban Pecah Dini merupakan keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila Ketuban Pecah Dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut Ketuban Pecah Dini pada kehamilan prematur. (Sarwono, 2014)Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut. Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda. Pada trimester ketiga selaput ketuban mudah pecah. Melemahnya kekuatan selaput ketuban ada hubungannya dengan pembesaran uterus, kontraksi Rahim dan gerakan janin. Pada trimester terakhir terjadi karena perubahan biokimia pada selaput ketuban. Pecahnya ketuban pada kehamilan aterm merupakan hal fisiologis. Ketuban Pecah Dini, pada kehmilan prematur disebabkan oleh adanya faktor-faktor eksternal, misalnya infeksi yang menjalar dari vagina. Ketuban Pecah Dini premature sering terjadi pada polihidramnion, inkompeten serviks dan solusio plasenta. Ketuban pecah lebih dari 24 jam sebelum proses persalinan dimulai disebut pecah ketuban memanjang.KOMPLIKASI Komplikasi yang timul akibat Ketuban Pecah Dini bergantung pada usia kehamilan. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi karena Ketuban Pecah Dini antara lain:1. Terjadi infeksi maternal ataupun neonatal.Risiko infeksi ibu dan anak meningkat pada Ketuban Pecah Dini. Pada ibu terjadi koriamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia, omfalitis. Umumnya terjadi koriomnionitis sebelum janin terinfeksi. Secara umum insiden infeksi sekunder pada ketuban pecah dini meningkat sebanding dengan lamanya periode laten.2. Persalinan PrematurSetelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan. Periode laten tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam setelah ketuban pecah. Pada kehamilan antar 28-34 minggu 50% persalinan dalam 24 jam.3. Hipoksia dan AsfiksiaDengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat hingga terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara terjadinya gawat janin dan derajat oligohidamnion, semakin sedikit air ketuban, janin semakin gawat.DIAGNOSIS1. Pastikan DiagnosisTentukan pecahnya selaput ketuban, dengan adanya cairan ketuban di vagina. Jika tidak ada dapat dicoba dengan menggerakan sedikit bagian terbawah janin atau meminta pasien batuk atau mengedan. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus merah (Nitrazin test) menjadi biru. 2. Tentukan umur kehamilanMenentukan usia kehamilan, bila perlu dengan pemeriksaan USG.3. Evaluasi ada tidaknya infeksi maternal ataupun infeksi janinTanda-tanda infeksi : bila suhu ibu 38oC, air ketuban yang keruh dan berbau. Leukosit darah > 15.000/mm3 . Janin yang mengalami takikardia, mungkin mengalami infeksi intrauterin.4. Tentukan apakah dalam keadaan inpartu, terdapat kegawatdaruratan janin.Tentukan adanya kontraksi yang teratur, periksa dalam dilakukan bila akan dilakukan penanganan aktif (terminasi kehamilan). PENANGANANKonservatif1. Rawat di rumah sakit.2. Berikan antibiotika (ampisilin 4 x 500 mg atau eritromisin ila tak tahan ampisilin) dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari.3. Jika umur kehamilan < 32-34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi. 4. Jika umur kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes buta negatif: beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi, dan kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu.5. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah in partu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik (sulbutamol), deksametason, dan induksi sesudah 24 jam.6. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan lakukan induksi.7. Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intrauterin).8. Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan steroid, untuk memacu kematangan paru janin dan kalau memungkinkan periksa kadar lesitin dan spingomielin tiap minggu. Dosis betametason 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari, deksametason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.Aktif1. Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio sesarea. 2. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi, dan persalinan diakhiri:a. Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian induksi. Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea.b. Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus pervaginam.